Anda di halaman 1dari 5

Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L) 52

Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L)

Isolation of steroids from Methanol Extracts of Bluntas leaves (Plucea Indica L)

Taty Sulastry dan Nilam Kurniawati


Dosen dan Alumni Jurusan Kimia FMIPA UNM

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi steroid
dari ekstrak methanol daun bluntas (Plucea Indica L). Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan sampel penelitian diambil dari Kecamatan
Bontonompo Kabupaten Gowa. Senyawa Steroid diperoleh dengan cara
maserasi, Fraksinasi, Pemurnian dan identifikasi. Identifikasi senyawa dilakukan
dengan Uji pereaksi Liebermann-Buchard, Uji Titik Leleh dan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh
dari daun Bluntas berupa Kristal putih berbentuk jarum dengan trayak titik leleh
120-1220C, Uji KLT dengan tiga system eluen yaitu eluen Kloroform: n-Heksan
( 9:1 ) Rf = 0,3 ; n-Heksan: etilacetat ( 7:3 ), Rf = 0,5 ; Kloroform ; etiacetat
(5;5 ), Rf = 0,7 dan Kristal bereaksi positif dengan pereaksi Liebermann-Buchard
memberikan warna hijau. Jadi senyawa yang diperoleh dari ektraks motenol daun
bluntas diduga adalah senyawa sterol.
Kata Kunci : Steroid, bluntas

ABSTRACT
This study aimed to isolate and identify the steroids from the methanol
extract of bluntas leave (Plucea Indica L). This research is experimental research
with research samples taken from the District Bontonompo Gowa. Steroid
compounds were obtained by maceration, fractionation, purification and
identification. Identification of compounds was done by Liebermann-Buchard
test reagent, the melting point test and Thin Layer Chromatography (TLC of).
The results showed that the compound obtained from the leaves Bluntas form of
white needle-shaped crystals with a melting point trayak 120-1220C, Test TLC
with eluent system tida ie Chloroform eluent: n-hexane (9:1) Rf = 0.3, n-hexane :
etilacetat (7:3), Rf = 0.5; Chloroform; etiacetat (5,5), Rf = 0.7 and Crystal
positive reaction with Liebermann-Buchard reagent gives a green color. These
compounds can be predicted as sterol compounds.So Coumpound that obtaind
from the methanol ekstraks of leafes is a coumpuon suspected of sterol
Key Word: steroid, bluntas

PENDAHULUAN Nama tumbuhan ini mungkin jarang kita


Indonesia dikenal dengan daerah dengar, tetapi sebetulnya kita sering lihat
tropis bahkan terbesar untuk skala dunia sebagai tanaman yang biasa digunakan
dengan beraneka ragam jenis tumbuhan sebagai tanaman pagar. Secara tradisional
yang bernilai tinggi bagi masyarakat daun Beluntas biasa digunakan sebagai
yaitu tumbuhan yang berhasiat sebagai obat penghilang bau badan, menurunkan
obat. Salah satu diantaranya adalah panas, gangguan pencernaan pada anak-
tanaman Beluntas (Pluchea indica l). anak, penambah nafsu makan, TBC,

Jurnal Chemica Vo/. 11 Nomor 1 Juni 2010, 52 - 56


Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L) 53

Kelenjar lehar, obat diare dan nyeri pada METODE PENELTIAN


reumatik atau sakit pinggang. A. Sampel Penelitian
Penggunaan seperti ini hanya Dalam penelitian ini, yang
berdasarkan pengalaman, sehingga perlu menjadi objek penelitian adalah daun
diteliti kandungan senyawa aktif kimia tumbuhan berluntas yang tua dan berasal
apa yang terdapat pada daun Beluntas dari Kecamatan Bontonompo Kabupaten
tersebut. Dari khasiat-khasiat obat daun Gowa.
Beluntas tersebut peneliti menduga B. Waktu dan Tempat
bahwa pada daun Belutas mengandung Penelitian ini berlangsung kurang
Steroid, oleh Karena itu dalam penelitian lebih tiga bulan yang dilaksanakan di
ini daun Beluntas diekstraksi dengan Laboratorium Kimia Jurusan Kimia
pelarut methanol. Secara teoritis Fakultas Matematika dan Ilmu
umumnya senyawa nonpolar akan larut Pengetahuan Alam Universitas Negeri
pada senyawa nonpolar, begitupun Makassar.
sebaliknya. Jadi diharapkan steroid akan C. Alat dan Bahan
larut dalam methanol. Pertimbangan lain Alat; alat yang digunakan dalam
mengunakan methanol adalah karena penelitian ini adalah blender, evaporator,
methanol mempunyai titik didih yang chamber, pelat KLT, kolom kromatografi
rendah yaitu 65 C, sehingga mudah cair vakum, kolom flash, crong biasa labu
untuk menguap kembali. erlenmeyer berbagai ukuran, gelas ukur
Dari uraian tersebut dapat diambil suau berbagai ukuran, timbangan listrik,
rumasan masalah ialah senyawa steroid penangas air, oven, bejana maserasi,
apa yang terkandung dalam daun tabung reasi, pipet tets, botol vial, alat
Beluntas ( Pluchea indicha L ) penetuan titik leleh elektroternal. Batang
Struktur senyawa Steroid sangat pengaduk cawan petrik dan alat penontol
beragam, akan tetapi sebagian besar (pipa kapiler)
senyawanya bersifat nonpolar, sehingga Bahan; bahan yang digunakan dalam
untuk mengisolasinya menggunakan penelitian ini adalah serbuk daun
senyawa yang bersifat non polar. Isolasi berluntas, metanol, n-heksan, kloroform,
adalah proses pemisahan komponen- H2SO4(p), asam Asesat glasial, etilasesat,
omponen kimia yang terdapat pada suatu asam sulfat 10 % silia gel G 60, silika gel
bahan. Isolasi meliputi empat tahap G.60 (230-400 mesh), silika gel G 60
penting yaitu maserasi,pemisahan, GF254, pelat KLT aliminium berlapis
pemurnian dan identifikasi. silica gel GF254, aluminium foil dan
kertas saring biasa.
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja penelitian
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Jurnal Chemica Vo/. 11 Nomor 1 Juni 2010, 52 - 56


Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L) 54

Gambar 1. Skema Prosedur Kerja Penalitian

HASIL PENELITIAN selama 3 X 24 jam, yang bertujuan untuk


Serbuk halus daun berluntas (500 melarutkan semua komponen –
gram) dimaserasi dengan pelarut metanol komponen kimianya baik yang polar

Jurnal Chemica Vo/. 11 Nomor 1 Juni 2010, 52 - 56


Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L) 55

maupun yang non polar. Maserat menunjukan warna hijau kebiruan.


metanol yang diperoleh dievaporasi Kemudian difraksinasi dengan
hingga diperoleh residu berwarna hijau kromatografi kolom flesh (tekan)
pekat seberat 206,10 gram. Setelah itu menggunakan silika gel G F254 (230 –
dilakukan uji kromatografi lapis Tipis 400 mesh) sebagai fasa diam
(KLT) dengan eluen etilasetat/n-heksan kloroform/n-heksan 3:7 sebagai fasa
(1 : 9), etilasetat/n-heksan (2 : 8), gerak. Hasil fraksinasi diperoleh 58
etilasesat/n-heksan (9 : 1), fraksi. Setelah pelarut diuapkan tampak
Anlisis KLT bertujuan untuk bahwa Fraksi F8-42,F8-44, F8-45,F8-46,F8-47
menentukan pelarut atau eluen yang mengkristal Tabel 2. dan hasil analisis
digunakan pada proses fraksinasi KLT memilki kromatogram yang sama.
kromatografi kolom cair vakum. Eluen Kelima fraksi ini digabungkan dan dicuci
yang baik terdapat pada eluen dengan dengan n-heksan, dan diperoleh kristal
perbandingan n-heksan/etilasesat (8 : 2) putih berbentuk jarum sebanyak 0,01
yang memberikan pemisahan noda yang gram.
baik. Ekstrak kental yangf diperoleh (5
gram) difraksinasi kromatografi kolom Tabel 2. Fraksi Hasil fraksinasi Fraksi
cair vakum menggunakan adsorben silika gabungan 8 yang terdapat kristal
gel G 60 F242 fasa diam dan eluen n- No Fraksi Berat (gram)
heksan sebagai fasa gerak yang 1 F8-42 0,001
kepolarannya ditingkatkan secara 2 F8-44 0,015
bergradien. Dengan perbandingan antara 3 F8-4 0,026
n-heksan dengan etilasetat yang terus 4 F8-46 0,039
ditingkatkan kepolarannya. Fraksi-fraksi 5 F8-47 0,022
yang dihasilkan secara KLT dengan eluen Krital yang diperoleh diuji
etilasetat/n-heksan (2 : 8), Kromatogram kemurniaanya dengan kromatografi lapis
hasil analisis keseluruhan fraksi. tipis dan ditentukan titik lelehnya.
Fraksi – fraksi yang mempunyai Analisis KLT menunjukan satu noda
kromatogram yang sama digabung dengan eluen n-heksan/etilasesat dengan
hingga diperoleh tujuh fraksi utama perbandingan 7 : 3. Kemudian
seperti pada Tabel 1. dilanjutkan dengan uji tiga sistem eluen,
dengan eluen (A) kloroform/n-heksan
Tabel 1. Fraksi Gabungan Hasil fraksi 9:1, Rf = 0,3; (B) kloroform/etilasetat
kromatografi kolom cair vakum 7:3, Rf = 0,5; (C) kloroform/etilasetat
Komponen Gabungan Berat 5:5, Rf = 0,7. Kristal atau senyawa yang
Fraksi (gram) diperoleh mempunyai titik leleh 120-
F1 1-4 1,233 1220C dan hasil uji liebermann-Buchard
E2 5-7 0,419 menunjukan warna hijau. Kristal atau
F3 8 0,117 senyawa yang diperoleh mempunyai titik
F4 9 – 15 1,398 leleh 120-1220C dan hasil uji pereaksi
F5 16 – 19 0,798 liebermann-Buchard menunjukan warna
F6 20 – 22 0,558 hijau.
F7 23 - 27 0,505

Fraksi 8 berupa padatan sebanyak


0.117 gram diuji liebermann-Buchard

Jurnal Chemica Vo/. 11 Nomor 1 Juni 2010, 52 - 56


Isolasi Steroid dari Ekstrak Metanol daun Bluntas (Plucea Indica L) 56

KESIMPULAN Gitter, J, R, dkk. 1991.Pengantar


Hasil peneliian ini menunjukan Kramatografi.Institut Teknologi
bahwa senyawa yang diperoleh dari Bandung, Bandung
ekstrak metanol daun beluntas adalah Harbone, J.B 1996. Metode Fotokimia
salah satu senyawa bahan alam yang Penuntun Vara Modern Menganalisis
tergolong sterol. Hal ini didukung oleh Tumbuhan, ITB: Bandung
adanya reaksi positif antara snyawa yang Kumanireng.H.A.S. 1996. Teknik
diperoleh dengan reaksi liebermann- Laboratorium Kimia Orhganik.
Buchard yakni memberikan warna hijau. LaboratoriumKimia Organik Jurusan
Kristal yang diperoleh berbentuk jarum Kimia FMIPA Universitas
berwarna putih ini memiliki titik leleh Hasanudin. Makassar
120-1220C. struktur senyawa ini belum Markham, K. R 1988, Cara
dapat ditentukan, untuk menentukan Mengidenfikasi Flavonoid. Institut
strukturnya diperlukan data spektroskopi Teknologi Bandung, Bandung
seperti spektroskopi UV-vis, Matsjeh, Sastrohamidjojo, H.
spektroskopi IR, spektroskopi Massa dan Sastrosajono R. 1996, Kimia Organik
NMR. II. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Dikrektorat Jedral
SARAN Pendidikan Tinggi, Proyek
Dalam usaha penyempurnaan Pembinaan Tenaga Akademik
hasil penelitian ini, disarankan kepada Morsito. 202. Ramuan Tradisional untuk
peneliti selanjutnya yang judul Penyakit Malaria. Penebar Swadaya.
penelitiannya isolasi senyawa kimia Jakarta
bahan alam,diharapkan unntuk meneliti Robinson. T 1995. Kandungan Organik
kandungan senyawa kimia dalam Tumbuhan Tinggi. Institut Teknologi
beluntas ini, karena ada kemungkinan Bandung. Bandung
masih ada senyawa metabolit sekunder Sastrohamidjojo, H, 1996. Sintesis Bahan
lain yang dapat ditemukan dari daun Alam. Gadjah Mada University Press
beluntas ini dan sebaiknya dilanjutkan : Yogyakarta
sampai penentuan strukturnya. Sudjaji. 1988 Metode Pemisahan.
Kanisius: Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA __________,2005 Beluntas (Pluchea
Ardiansyah, 2005, Daun Beluntas indica (l) Less). Http/www. LPPSDM
Sebagai Bahan Antibakteri dan pule.3.com
Antioksidan.
Http/www.beritaiptek.com
Syamsul, A.A. 1985. Kimia Organik
Bahan Alam. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Universityas
Terbuka
Atun Sri. 2005. Pengembangan Potensi
Bahan Alam disampaikan dalam
Seminar Nasional Kimia Tanggal 24
September 2005, makalah

Jurnal Chemica Vo/. 11 Nomor 1 Juni 2010, 52 - 56

Anda mungkin juga menyukai