Anda di halaman 1dari 3

 Bauksit

Data Kementerian ESDM tahun 2010, menyatakan bahwa sumber daya


bauksit di Indonesia sebanyak 726.585.010 juta ton bijih dan cadangan 111.791.676
juta ton bijih. Penyebaran daerah tambang bauksit salah satunya adalah daerah
Kalimantan Barat yng didukung dengan batuan dasar yang bersifat asamintermediet
(seperti Sienit, Diorit kuarsa, Granodiorit dan Nefelin) sehingga kaya dengan
komposisi unsur Al berumur Pratersier (kapur) yang didukung dengan iklim tropis,
curah hujan yang tinggi dan mekanisme proses pelapukan untuk terjadinya proses
lateritisasi pembentukan endapan dan karakterisitik bauksit yang dihasilkan.
Sumber : GEOLOGI, KARAKTERISTIK DAN GENESA ENDAPAN LATERIT BAUKSIT PT. ANTAM (Persero) Tbk,
UNIT GEOMIN, DAERAH KENCO, KABUPATEN LANDAK, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Bauksit merupakan mineral bijih alumina yang dimanfaatkan sebagai bahan


galian industri, sebagai bahan dasar pembuatan jenis logam aluminium. Bauksit
berasal dari endapan residual dari proses lateritisasi batuan asal. Bauksit adalah bahan
mineral yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari
oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit
(Al2O3 H20). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65 %, SiO2 1-
12 %, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3 % dan H2O 14-36 %. (Tim Analisa dan Evaluasi
Komoditi Mineral Internasional Proyek Pengembangan Pusat Informasi Mineral,
1984).

Bauksit adalah endapan yang memiliki kandungan mineral utama alumunium


hidroksida, yaitu berupa gibbsite (AL(OH)3), bohmite (γ-AlO(OH)), dan diaspore (α-
AlO(OH)). Selain itu terdapat beberapa mineral pengotor lain seperti silika (SiO2),
oksida besi (Fe2O3), dan titanium (TiO2). Bijih bauksit ini kemudian diolah menjadi
aluminium. Sebagian besar alumunium yang dihasilkan digunakan untuk pabrik
peleburan alumunium, aluminium juga digunakan untuk industri gelas, keramik,
bahan penggosok, dan industri kimia (Tim Analisa dan Evaluasi Komoditi Mineral
Internasional Proyek Pengembangan Pusat Informasi Mineral, 1984).

 Komoditas tambang
Menurut UU No 11 Tahun 1967 ketentuan-ketentuan pokok pertambangan BAB II
PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN PENGUSAHAAN BAHAN GALIAN

Pasal 3

(1) Bahan-bahan galian dibagi atas tiga golongan:

a. golongan bahan galian strategis;

b. golongan bahan galian vital;

c. golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam golongan a atau b.

Peraturan mengenai penggolongan bahan galian pada UU No. 4/2009 dijelaskan pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara di Pasal 2 ayat 2:
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dikelompokkan ke dalam
5 (lima) golongan komoditas tambang:
Mineral radioaktif meliputi: radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan
galian radioaktif lainnya
Mineral logam meliputi: litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,
emas,tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina,
bismuth,molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium,
kromit,antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium,
magnetit, besi,galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,
ytterbium,dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium,neodymium,
hafnium,scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium,
iridium,selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin.

Mineral bukan logam meliputi: intan, korundum, grafit, arsen, pasir


kuarsa,fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk,
mika,magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin,
feldspar, bentonit,gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon,
wolastonit, tawas, batukuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping
untuk semen
Batuan meliputi: pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah
diatome,tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro,
peridotit,basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal,
kalsedon, chert,kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet,
giok, agat, diorit, topas,batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit,
kerikil sungai, batu kali, kerikilsungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir
pasang, kerikil berpasir alami (sirtu),bahan timbunan pilihan (tanah), urukan
tanah setempat, tanah merah (laterit),batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir
yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam
dalam jumlah yang berarti ditinjau darisegi ekonomi pertambangan
Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut

Menurut Peraturan menteri energi dan sumber daya mineral di republik indonesia no 5
tahun 2017 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan
pemurnian mineral didalam negri TATA CARA PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL Pasal 2 (1)
Golongan komoditas tambang Mineral yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya terdiri atas: a.
Mineral Logam; b. Mineral Bukan Logam; dan c. Batuan.

Menurut peraturan mentri energi dan sumber daya mineral republik indonesia No 25 Tahun
2018 Tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara

BAB II USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Pasal 2 (1) Usaha pertambangan
dikelompokkan atas: a. pertambangan Mineral; dan b. pertambangan Batubara. (2) Pertambangan
Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas: a. pertambangan Mineral
radioaktif; b. pertambangan Mineral logam; c. pertambangan Mineral bukan logam; dan d.
pertambangan batuan.uh

Bauksit pertama kali dikenalkan oleh pierre berthier pada sebuah desa yaitu Lex Baux
diperancis selatan pada perkembangannya bauksit bukan hanya sebagai endapan alumunium tetapi
menjadi sumber alumunium bijih bauksit secara ekonomis dapat ditambang pada kadar alumunium
al2o3 45%, fe2o3<20% dan sio2 <5 %

Secara genetik yang dikenal itu ada 2 jenis bauksit yaitu karst bauksit dan lateritic bauksit

Karst bauksit adalah bauksit yang berasosiasi dengan batu gamping

Lateritic bauksit dia akibat proses wethering/pelapukan tapi dalam proses yang sangat lama

Diindonesia sebagian besar itu laterit bauksit

Anda mungkin juga menyukai