Komoditas tambang
Menurut UU No 11 Tahun 1967 ketentuan-ketentuan pokok pertambangan BAB II
PENGGOLONGAN DAN PELAKSANAAN PENGUSAHAAN BAHAN GALIAN
Pasal 3
Peraturan mengenai penggolongan bahan galian pada UU No. 4/2009 dijelaskan pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara di Pasal 2 ayat 2:
Pertambangan mineral dan batubara sebagaimana dimaksud dikelompokkan ke dalam
5 (lima) golongan komoditas tambang:
Mineral radioaktif meliputi: radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan
galian radioaktif lainnya
Mineral logam meliputi: litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium,
emas,tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina,
bismuth,molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium,
kromit,antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium,
magnetit, besi,galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium,
ytterbium,dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium,neodymium,
hafnium,scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium,
iridium,selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin.
Menurut Peraturan menteri energi dan sumber daya mineral di republik indonesia no 5
tahun 2017 tentang peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan
pemurnian mineral didalam negri TATA CARA PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL Pasal 2 (1)
Golongan komoditas tambang Mineral yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya terdiri atas: a.
Mineral Logam; b. Mineral Bukan Logam; dan c. Batuan.
Menurut peraturan mentri energi dan sumber daya mineral republik indonesia No 25 Tahun
2018 Tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara
BAB II USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Pasal 2 (1) Usaha pertambangan
dikelompokkan atas: a. pertambangan Mineral; dan b. pertambangan Batubara. (2) Pertambangan
Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas: a. pertambangan Mineral
radioaktif; b. pertambangan Mineral logam; c. pertambangan Mineral bukan logam; dan d.
pertambangan batuan.uh
Bauksit pertama kali dikenalkan oleh pierre berthier pada sebuah desa yaitu Lex Baux
diperancis selatan pada perkembangannya bauksit bukan hanya sebagai endapan alumunium tetapi
menjadi sumber alumunium bijih bauksit secara ekonomis dapat ditambang pada kadar alumunium
al2o3 45%, fe2o3<20% dan sio2 <5 %
Secara genetik yang dikenal itu ada 2 jenis bauksit yaitu karst bauksit dan lateritic bauksit
Lateritic bauksit dia akibat proses wethering/pelapukan tapi dalam proses yang sangat lama