KOMUNIKASI EFEKTIF
“PERINSIP-PERINSIP KOMUNIKASI”
Dosen Pengampu MK : Ni Komang Wijiyani Yanti.SS,.T.M.Kes
Disusun Oleh :
KURNIA FRANSISCA
NIM : 19.10.05.0002
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas ridhon-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Makalah ini kami susun untuk sebagai pemenuhan tugas pada salah satu mata kuliah
kami, Ilmu Komunikasi.Efektif
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Komang Wijiyani Yanti.SS.T M.Kes.
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi Efektif
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu kami memohon saran dan kritik agar kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih
baik lagi.
Mataram, 5 Mei 2020
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................................ii
Bab I : Pendahuluan
1. Latar Belakang..............................................................................................................1
2. Tujuan...........................................................................................................................1
3. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
Bab II : Pembahasan
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Daftar Pustaka.......................................................................................................................iv
ii
11
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain melalui media dan metode
tertentu dengan harapan adanya persamaan perspektif atau pemahaman akan pesan
tersebut, kendatinya sudah dilakukan manusia sejak lahir bahkan sejak masih dalam
kandungan.Komunikasi yang awalnya tidak diperhatikan karena sudah dilakukan
sejak manusia baru saja dilahirkan, kini menuai kemajuan yang begitu pesat dimana
kesalahan komunikasi akhirnya meruntuhkan dunia. Kesalahan komunikasi ini terjadi
karena tidak adanya prinsip-prinsip yang diterapkan dalam kegiatan berkomunikasi.
Komunikasi seharusnya tidak berjalan begitu saja, tapi setiap yang berilmu memaknai
komunikasi haruslah memiliki prinsip-prinsip nyata demi baiknya komunikasi yang
sedang berlangsung dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Apa saja prinsip-prinsip dalam Komunikasi?
C. Tujuan
Untuk memahami lebih dalam prinsip-prinsip komunikasi
1
Bab II
Pembahasan
A. Prinsip-prinsip Komunikasi
2
b. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna : kitalah yang memberi
makna pada lambang.
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu
sendiri. Persolan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi
makna yang sama pada suatu kata. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang
alami antara lambang dengan referent (objek yang ditujunya).
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke
tempat lain, dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juga
lambang yang kita berikan pada lambang tersebut. Makna yang di berikan
kepada sesuatu lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun
berubahan makna itu berjalan lambat. Misalnya, panggilan Bung yang pada
zaman revolusi lazim di gunakan dan berkonotasi positif karena menunjukan
kesederajatan kini tidak pouler lagi, kecuali di gunakan oleh penyaji acara olah
raga ketika berbicaranya dengan nara sumbernya di studio TV.
3
3. Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan
disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu
apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh,
kalimat ‘aku benci kamu’ yang di ucapkan nada menggoda mungkin sekali jutru
berarti sebaliknya.
Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan
berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi
isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-
unsur lain termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang
berbeda.Cerita yang penuh dengan kekerasan dan sensualitas yangdisajikan televisi
boleh jadi menimbulkan pengaruh lebih hebat, misalnya dalam bentuk peniruan oleh
anak anak atau remaja, bila di bandingkan dengan penyajian cerita yang sama lewat
majalah atau radio, karena televisi memiliki sifat audio visual, sedangkan majalah
mempunyai sifat visual saja, dan radio mempunyai sifat audio saja.
4
sehari-hari. Akan tetapi kita juga akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang
lebih tinggi dengan teman sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan
berita yang sangat menarik bagi kita.
5
dan psikologis. Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan dengan ruang
adalah akan dianggap “kurang sopan” apabila menghadiri acara protokoler dengan
memakai kaos oblong. Adapun waktu dapat mempengaruhi makna komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut seoarang yang berlangganan koran Republika dan
koran itu selalu datang jam 05.30 kemudian dengan tiba-tiba datang jam 09.00
tentunya pelanggan tersebut akan mempunyai persepsi-persepsi tertentu.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,
suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik
yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti
“lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang
sopan bila dikemukakan dimasjid.
Seperti juga waktu dan eksitensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (Continous).
Bahkan kejadian yang sangat sederhanapun, seperti “Tolong ambil garam”
melibatkan rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi permintaan
tersebut. Untuk lebih memudahkan pengertian, kita dapat megatakan bahwa peristiwa
itu dimulai kEtika orang A meminta garam dan berakhir ketika orang B membirikan
garam itu. Namun kita tidak dapat mengukur peristiwa itu hanya berdasarkan apa
yang terjadi antara permintaan akan garam dan pemberian garam itu. Baik A atau B
telah merujuk pada pengalaman masa lalu mereka untuk merumuskan dan
menafsirkan pesan serta menanggapinya secara layak.
Suatu prilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena itu merupakan peristiwa,
perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali”. Misalnya para
pemimpin negara yang menyalahgunakan kekuasaan dan kemudian jatuh dari
9
kekuasaan akibat ulah mereka, seperti Ferdinand Marcosdan soeharto, dan
menimbulkan efek tertentu berupa perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap
para pemimpin itu, pengaruh itu tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita
berupaya meralatnya.
Apa lagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya.
ketika anda tempil pertama kali untuk melakukan presentasi atau pidato, anda harus
mempersiapkannya secara lebih hati hati, karna kesan halayak terhadap kinerja anda
akan cenderung sulit dihilangkan sama sekali berdasarkan prinsip ini. Curtis et al
mengatakan bahwa kesan pertama itu cenderung abadi. Dalam kaitan ini, kita bisa
memahami pribahasa “sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”.
Pesan yang menyinggung perasaan orang lain mungkin bisa dimaafkan tapi
tidak bisa dilupakan (to forgive but not to forget). Sifat irreversible ini adalah
implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini seyogyanya
menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada
orang lain sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali meskipun kita berusaha
meralatnya.
Komunikasi antara berbagai etnik, baik antara warga tionghoa dengan warga
pribumi, antara suku madura dengan suku dayak di sambas (kalimantan) atau antara
warga pendatang (bugis makassar) dan warga pribumi di ambon, juga tidak akan
efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar diantara pihak pihak tersebut,
juga bila pihak pihak tertentu tidak memperoleh akses atau mengalami diskriminasi
dalam lapangan pekerjaan yang seharusnya juga terbuka bagi mereka. Hubungan
antara warga tionghoa dan warga pribumi akan semakin efektif bila warga tionghoa
pun diperbolehkan menjadi pegawai negeri dan anggota TNI, tidak hanya sebagai
pedagang atau pegawai bank swasta seperti yang terjadi selama ini
BAB III
Penutup
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
http://expresikomunity.blogspot.com/2012/12/makalah-prinsip-prinsip-
komunikasi.html
http://nurfatimahbintitokhari.blogspot.com/2012/12/prinsip-prinsip-
komunikasi_3896.html
http://setiadarmawan.blogspot.com/2013/07/12-prinsip-prinsip-komunikasi-
menurut.html
http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/03-prinsip-prinsip-
komunikasi/)
http://bukunnq.wordpress.com/2012/04/01/prinsip-prinsip-umum-komunikasi/
www. Gudang Materi.com/2010/II/prinsip – prinsip – komunikasi.
Htmlhttp://mejikubirubiru.wordpress.com/2012/12/07/prinsip-prinsip-komunikasi/
iv