Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

“IBU NIFAS”

Oleh :

ADE ARIANI FAUZI

2041312001

Dosen Pembimbing :

Ns. Yelly Herien, S.Kep, M.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang terpenting

dalam nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin, 2006 ). Periode postpartum adalah

waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta

penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009). Masa nifas

(puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6

minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2005). Wanita yang melalui periode

puerperium disebut puerpura.

Masa nifas disebut juga masa post partum atau peurperium adalah masa atau

waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam

minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan

dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya

yang berkaitan saat melahirkan (Suherni dkk, 2009 : 1). Jadi masa nifas (puerperium)

adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti

sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40

hari.

B. Tahapan masa nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Periode immediate postpartum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering

terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena

itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,

pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada

perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan

makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari

serta konseling KB (Saleha, 2009).

C. Tujuan perawatan masa nifas

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang

dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah

sakit.

Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.

2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga

berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.

4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi. (Bari Abdul, 2006).


D. Periode masa nifas

Nifas dibagi menjadi 3 periode

1. Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan

2. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya

6-8 minggu

3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi ( bisa dalam

berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun )

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia intena maupun eksterna akan berangsur-

angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat

genetalia ini dalam keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain yang

penting yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena

pengaruh hormon laktogenik dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar

mamma.

E. Perubahan masa nifas

Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi post

partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah melahirkan antara

lain (Anggraeni, 2010) :

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil.

Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba

dimana Tinggi Fundus Uterinya (TFU).


2) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis

atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang

berbau

a) Lokhea rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum. Cairan

yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

b) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari

hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

c) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit,

dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.

d) Lokhea alba

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks,

dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6

minggu post partum

Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya

tanda-tanda perdarahan sekunder yang mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa

atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan

adanya endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen dan demam.

Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan

“lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”
3) Perubahan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar

selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses

tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.

4) Perubahan Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,

perinium sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya, sekalipun tetap lebih

kendur daripada keadaan sebelum hamil.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan

karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan, kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas

tubuh.

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air

kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasme

sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi (tekanan)

antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. Kadar hormon

estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.

Keadaan tersebut disebut “diuresis”.


d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh darah yang berada

di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit, sehingga akan menghentikan

perdarahan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada

waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali.

Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.

e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, shunt akan hilang tiba-tiba. Volume darah bertambah,

sehingga akan menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vitum cordia. Hal

ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi

sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Pada umumnya, hal ini terjadi

pada hari ketiga sampai kelima postpartum.

f. Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :

1) Suhu badan

Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 – 38◦

C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan.

Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada hari

ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI). Bila suhu

tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada endometrium.

2) Nadi Denyut

Nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi sehabis

melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/ menit,

harus waspada kemungkinan dehidrasi, infeksi atau perdarahan post partum.


3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah akan lebih

rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada

saat post partum menandakan terjadinya preeklampsi post partum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.

Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila

ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum

menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

F. Perubahan psikologi
tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna

dan volume karena adanya proses involusi.

Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap
yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan
sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis,
masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang
baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi.Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan
post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

G. Pathway

H. Pemeriksaan penunjang

a. Kondisi uterus: palpasi fundus, kontraksi, TFU.

b. Jumlah perdarahan: inspeksi perineum, laserasi, hematoma.

c. Pengeluaran lochea.

d. Kandung kemih: distensi bladder.

e. Tanda-tanda vital: Suhu 1 jam pertama setelah partus, TD dan Nadi terhadap

penyimpangan cardiovaskuler.
I. Penatalaksanaan

Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan khusus.

Pemberian obat obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan dengan penyulit,

terutama pada ibu anemia dan resiko infeksi dengan pemberian anti biotic dan obat-

obat roboransia seperti suplemen vitamin, demikian juga pada bayi obat-obatan

biasanya diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vit K untuk mencegah

perdarahan, antibiotik untuk mencegah infeksi.

J. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)

2. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;

diuresis; keringat berlebihan.

3. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.

4. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet yang

tidak seimbang; trauma persalinan.

5. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.

6. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.

7. Resiko gangguan proses parenting b/d kurangnya pengetahuan tentang cara

merawat bayi.

K. Intervensi keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)

a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (PQRST)

b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri

pasien
d. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

e. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

f. Motivasi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang bergizi.

g. Tingkatkan istirahat

h. Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai membaik

i. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.

j. Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air hangat sebelum

berkemih.

k. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur.

l. Jelaskan pada ibu tetang teknik merawat luka perineum dan mengganti PAD

secara teratur setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.

m. Kolaborasi dokter tentang pemberian analgesik.

2. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;

diuresis; keringat berlebihan.

a. Obs Tanda-tanda vital setiap 4 jam.

b. Obs Warna urine.

c. Status umum setiap 8 jam.

d. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

e. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan

darah ortostatik ), jika diperlukan

f. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

g. Lakukan terapi IV

h. Dorong masukan oral

i. Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, takikardia, gelisah, TD

di bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap.


j. Konsultasi dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.

k. Pantau: cairan masuk dan cairan keluar setiap 8 jam.

3. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.

a. Kaji haluaran urine, keluhan serta keteraturan pola berkemih.

b. Anjurkan pasien melakukan ambulasi dini.

c. Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air hangat sebelum

berkemih.

d. Anjurkan pasien untuk berkemih secara teratur.

e. Anjurkan pasien untuk minum 2500-3000 ml/24 jam.

f. Kolaborasi untuk melakukan kateterisasi bila pasien kesulitan berkemih.

4. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet yang

tidak seimbang; trauma persalinan.

a. Kaji pola BAB, kesulitan BAB, warna, bau, konsistensi dan jumlah.

b. Anjurkan ambulasi dini.

c. Anjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/24 jam.

d. Kaji bising usus setiap 8 jam.

e. Pantau berat badan setiap hari.

f. Anjurkan pasien makan banyak serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran

hijau.

5. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.

a. Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas menggunakan parameter berikut: nadi

20/mnt di atas frek nadi istirahat, catat peningaktan TD, dispnea, nyeri dada,

kelelahan berat, kelemahan, berkeringat, pusing atau pinsan.

b. Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas pada dasar nyeri/respon hemodinamik,

berikan aktifitas senggang yang tidak berat.


c. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: penurunan

kelemahan/kelelahan, TD stabil/frek nadi, peningaktan perhatian pada aktifitas

dan perawatan diri.

d. Dorong memajukan aktifitas/toleransi perawatan diri.

e. Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien.

f. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh: posisi duduk

ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur,

belajar berdiri.

6. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.

a. Pantau: vital sign, tanda infeksi.

b. Kaji pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlah.

c. Kaji luka perineum, keadaan jahitan.

d. Anjurkan pasien membasuh vulva setiap habis berkemih dengan cara yang

benar dan mengganti PAD setiap 3 kali perhari atau setiap kali pengeluaran

lochea banyak.

e. Pertahnakan teknik septik aseptik dalam merawat pasien (merawat luka

perineum, merawat payudara, merawat bayi).

7. Resiko gangguan proses parenting b/d kurangnya pengetahuan tentang cara

merawat bayi.

a. Beri kesempatan ibu untuk melakuakn perawatan bayi secara mandiri.

b. Libatkan suami dalam perawatan bayi.

c. Latih ibu untuk perawatan payudara secara mandiri dan teratur.

d. Motivasi ibu untuk meningkatkan intake cairan dan diet TKTP.

e. Lakukan rawat gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada

ibu atau bayi.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

I. PENGKAJIAN

Hari/ tanggal : 6 Januari 2021

Oleh : Ade ariani fauzi

A. Identitas

Pasien Penanggung Jawab

Nama :Ny.R

Umur : 26 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Gnag bendi, bukit apit puhun, Bukittinggi

Tanggal Partus : 7 Desember 2020

Jenis Partus : Normal

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama : Ny.R mengatakan ia terkadang sering pusing

2. Riwayat Kesehatan Sekarang :Ny.R mengatakan bahwa ia sering

merasakan pusing, saat dilakukan pengkajian Ny.R tampak pucat dan lemah.

Pasien mengatakan merasa nyeri dibawah lutut ketika dilakukan pemeriksaan

tanda homan

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ny.R mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit. Ny.R juga mengatakan

tidak memiliki riwayat penyakit tertentu

C. Riwayat Obstetri P2A0H2

No Umur Jenis Kelamin BBL Cara Lahir Penolong nifas lalu

1 2 Tahun Perempuan 2,6 kg Spontan, bidan

2 29 hari Laki-laki 3,5 kg Spontan, bidan

D. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. Gangguan pada hamil muda

Ny.R mengatakan tidak memiliki gangguan saat hamil muda.

2. Tempat memeriksakan kehamilan

Ny.R mengatakan ia memeriksakan kehamilannya ke puskesmas dan ke dokter

spesialis kandungan

3. Obat yang diberikan saat melakukan pemeriksaan kehamilan Ny.R diberikan

vitamin dan suplemen

4. Nutrisi selama hamil

Selama hamil Ny.R menkonsumsi makanan seperti biasa hanya saja minggu

pertama kehamilan ia merasakan mual sehingga pada saat itu kurang makan,

namun untuk minggu selanjutnya tidak ada masalah lagi. Ny.R mengatakan berat

badannya bertambah sebanyak 7 kg.

E. Riwayat persalinan

1. Jenis persalinan

Ny.R melahirkan secara spontan dan dibantu oleh bidan.


2. Lama persalinan

Kala 1 : Ny.R mengatakan pembukaan yang ia rasakan saaat melahirkan adalah

12 jam

Kala 2 : Ny.R mengatakan anaknya lahir sekitar 10 menit

Kala 3 : Ny.R mengatakan saat plasenta lahir sekitar 5 menit

3. Jumlah perdarahan

Saat melahirkan Ny.R megatakan darah yang keluar sekitar satu ember

4. Keadaan umum :-

F. Riwayat Kontrasepsi

Klien mengatakan tidak menggunakan alat KB sebelumnya.

G. Data Psikologis

1. Empati Sensitivitas terhadap Isyarat Bayi :

Ny.R mengerti dan memahami isyarat bayi dan dapat berespon dengan cepat

dan tepat ketika bayi haus dan ingin menyusu atau ketika popok basah.

2. Respon ibu ketika bayi menangis

Ketika bayi menangis, Ny.R berespon cepat dengan cara mencoba

menenangkan, menggendong, menimang, mengajak bicara dan menyusui

bayi.

3.Konsep diri

a. Kepuasan ibu terhadap kelahiran :

Ny.R merasa puas dengan kelahiran anak keduanya ini yang dalam keadaan

sehat.

b. Penerimaan diri ibu :


Ny.R menerima dirinya yang saat ini berperan sebagai istri dan ibu dari

kedua orang anaknya.

c. Harga diri :

Ny.R mengatakan bersyukur dapat melahirkan anak kedua dalam keadaan

sehat. Ny.R berharap nutrisi anaknya dapat tercukupi dengan baik sehingga

anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan selalu sehat dan

terhindar dari penyakit.

4. Pengalaman Melahirkan

Ny. R mengatakan ini pengalaman keempatnya melahirkan secara normal.

Klien mengungkapkan melahirkan anak keempatnya pengalaman yang

menegangkan dan sangat berharga.

5. Kecemasan

Ny.R mengatakan apabila anakya sakit akan langsung dibawa berobat ke

pukesmas.

6. Depresi

Ibu tidak tampak diam ataupun menarik diri dan ibu tidak tampak menangis.

7. Konflik Peran

Ny. Y mengatakan menerima perannya sebagai istri dan juga sebagai ibu dari

keempat anaknya. Saat ini pekerjaan rumah tangga klien dilakukan sendiri

tidak ada yang membantu. Klien berusaha menjalankan tugasnya sebagai istri

dan ibu yang baik untuk memenuhi kebutuhan suami dan anak-anaknya.

8. Dukungan Sosial (Suami dan Keluarga)


Ny.R mengatakan mendapat dukungan dan bantuan dari suami dan

keluarganya. Seperti suami membantu ibu mencuci pakaiannya dan pakaian

bayi

H. Pemenuhan kebutuhan dasar

a. Nutrisi

Ny.R mengatakan setelah melahirkan tidak ada mengalami penurunanan nafsu

makan. Ny.R makan 3 kali sehari dengan 1 porsi piring yang berisi nasi, lauk, dan

jarang makan sayur. Klien mengakan sedikit minum air putih.

b. Eliminasi

Ny.R mengatakan Klien mengeluhkan sulit BAB dan BAB keras, klien mengeluh

BAB setaip 3-4 hari sekali atau bahkan kadangkadang 1 minggu sekali dengan

warna kuning kecoklatan . Untuk BAK klien kurang lebih 5-6 kali perhari dengan

wana urin kuning.

c. Aktivitas dan Istirahat

Ny.R mengatakan sudah bisa beraktivitas seperti biasa, untuk aktivitas pekerjaan

rumah tangga sudah bias dikerjakan sendiri.

d. Pola Tidur

Ny.R tidur sekitar 4-5 jam sehari. Ny.R mengatakan tidur malam biasanya sekitar

pukul 11 malam. Klien suka terbangun di malam hari dikarenakan anaknya rewel

dan menangis. Klien mengatakan terkadang butuh sampe satu jam untuk

menemani anaknya agar tidur kembali. Ny.R mengatakan tidak bisa tidur siang

karena telah terbiasa.

I. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum :
Kesadaran: Compos Mentis

TTV :

- TD: 110/80 mmhg

- Suhu : 36,5 oc

- Nadi : 88x / menit

-RR : 21 x/ menit

2 . Pemeriksaan head to toe

a. Kepala : bentuk normal, lesi (-), edema (-), rambut rontok (-).

b. Muka : tidak pucat, lesi (-), edema (-).

c. Mata : Inspeksi : simetris kiri kanan, konjungtiva ananemis, sclera tidak

ikterik. Palpasi : tidak teraba adanya massa.

d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

e. Dada :

Kebersihan: Payudara terlihat bersih

Kesimetrisan: Payudara terlihat simetris kiri dan kanan

Hiperpigmentasi: Terdapat hiperpigmentasi pada payudara bagian bawah

Bentuk papila: Bentuk papila sama kiri dan kanan, tidaka ada luka

Pembengkakan: Tidak terdapat pembengkakan

Kolostrom: Ibu mengatakan tidak membuang asi pertamanya dan langsung

menyusui bayinya

ASI: Saat menyusui asi ibu banyak keluar dan tidak terasa sakit saat menyusui

f. Abdomen : Inspeksi : linea nigra (+), striae gravidaeum (-), hiperpigmentasi

abdomen (+).
Palpasi : nyeri tekan (-), TFU tidak teraba, diatasis recti abdomen melebar 1

jari.

g. Ekstremitas : Inspeksi : edema (-), lesi (-), varises (-)

Palpasi : tanda Hooman (+), edema (-)

h. Genetalia

a. Vagina :

Jenis lokhea: Merah kehitaman

Jumlah: 2 pembalut dalam sehari

Konsistensi : Kental

b. Perineum : episiotomi

1) Episiotomi : tipe : Mediolateral, jumlah jahitan : 2

3) Keadaan jahitan : Luka jahitan kadang terasa gatal, Tidak terasa panas di

area jahitan, luka tidak merah

i. Pemeriksaan Penunjang : (-)

j. Terapi obat

J. PEMERIKSAAN BAYI NEONATUS

a. Penilaian Apgar Score

1. A: Apperence/kulit : kulit tampak kemerahan : 2

2. P: Pulse/frekuensi jantung : 110 x/menit : 2

3. G: Grimace/respon/reflek : ada reaksi melawan : 2

4. A: Activity/tonus otot : Gerak aktif : 2

5. R: Respiration/usaha nafas : tampak menangis kuat : 2

nilai APGAR 7-10

b. Pengukuran antropometri
1. Berat badan bayi : 3700 gram (normal: 2500-3500gram)

2. Panjang badan : 53 Cm (normal 48-53 cm)

3. Lingkar kepala : 36 Cm (diameter fronto oksipital N: 33-35 cm)

4. Lila : 10 Cm 5. Lingkar dada : 33 Cm (lingkar yang melewati putting susu

N: 30-33 cm)

c. . Tanda-tanda vital

1. Suhu : -

2. Tekanan darah : -

Normal 60 – 90/ 62 – 78 mmHg

3. Nadi : 126x/menit Normal 120 – 160x/menit

4. Nafas : 47x/menit Normal 40 – 60 x/menit

II. ANALISA DATA

No Data Masalah Keperawatan

1 Ds: Gangguan pola tidur

- Klien mengatakan tidur sekitas 4-5

jam

- Klien mengatakan bahwa ia sering

terjaga karena bayinya ingin menyusui

dan rewel

-Klien mengatakan semenjak

melahirkan ia sering merasa pusing

Do:

- Klien tampak pucat

- TD 110/80 mmhg
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pola tidur berhubungan dengan periode pasca partum


IV. INTERVENSI

No Diagnosa Noc Nic

1. Gangguan pola tidur berhubungan Kriteria hasil : 1. Sleep Enhancement

dengan hambatan lingkungan 1. Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam a. Kaji kebutuhan tidur pasien setiap

perhari hari

2. Pola tidur, kualitas dalam batas normal b. Ciptakan lingkungan yang nyaman

3. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat c. Fasilitas untuk mempertahankan

4. Mampu mengidentifikasi halhal yang aktivitas sebelum tidur

meningkatkan tidur d. Anjurkan pasien untuk beristirahat

e. Jelaskan pentingnya tidur yang

adekuat

f. Diskusikan dengan pasien dan

keluarga tentang dukungan untuk


memenuhi tidur pasien

g. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam

pemberian makanan mengandung

tinggi protein

V. IMPLEMENTASI dan EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Gangguan pola tidur berhubungan 1.Mengkaji pola tidur: S : Ibu mengatakan terganggu tidur

dengan hambatan lingkungan - Penyebab gangguan tidur. karena bayi nya rewel dan proses

-Jumlah waktu tidur,malam dan siang. menyusui. ibu mengatakan lama tidur

-Persiapan untuk memulai tidur. sekitar 5 jam.

2.Menciptakan kondisi aman mengupayakan Ibu mengatakan persiapan tidur

kebisingan saat beristirahat,tidur mengecilkan bunyi dimulai pukul 22:30.

handpone/alaram. O : Ibu tampak lemah konjungtiva


3.Berupaya memberi kenyamanan menjelang tidur . pucat, lingkaran mata hitam, sering

-Membuat tempat tidur yang bersih menguap.

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi.

1. Memonitor pola tidur pasien S:Pasien mengatakan sudah bisa

2.Mengajarkan pasien mengenai teknik untuk memulai tidur lebih awal

peningkatan tidur yaitu teknik nafas dalam dan O: Ibu tampak segar

terapi musik sesuai dengan genre musik yang A: Masalah teratasi sebagian

disukai pasien yaitu musik klasik P: Intervensi

Anda mungkin juga menyukai