Anda di halaman 1dari 67

Praktek Profesi Keperawatan Keluarga

Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2021

LAPORAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.I (47 TAHUN)
DENGAN SINUSITIS
PROFESI NERS KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh
Genna Meylia
2041312040
Kelompok J

PRAKTIK PROFESI
KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
ANDALAS
2021

GENNA MEYLIA
2041312040
DATA UMUM

1. Nama Keluarga : Tn.A


2. Alamat dan Telepon : Jalan Datuk Bandar No.11, Tembilahan / 082210986657
3. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub dg Umur Pendidikan Status Imunisasi Riwayat


KK Penyakit
1 Tn.A L KK 50 th S2 - Tidak ada
riwayat
penyakit
2 Ny.I P Istri 47 th D3 - Sinusitis
3 Nn.GM P Anak 23 th S1 Imunisasi Dasar Tidak ada
Lengkap riwayat
penyakit
4 Nn.Gan P Anak 21 th S1 Imunisasi Dasar Gastritis
Lengkap
5 Nn.GB P Anak 15 th SMP Imunisasi Dasar Tidak ada
Lengkap riwayat
penyakit
6 Nn.GAl P Anak 10 th SD Imunisasi Dasar Tidak ada
Lengkap riwayat
penyakit
Genogram
Laki-laki Perempuan Identifikasi Klien Meninggal Menikah Pisah

Cerai Cerai Anak angkat Aborsi Kembar

Ket:

Ny.I mengatakan ayahnya meninggal tidak tahu penyebabnya apa, karena sebelumnya
tidak pernah sakit, meninggal saat ayahnya mengatakan capek dan ingin tidur siang,
setelah itu saat dibangunkan sudah tidak ada lagi. Ny.I juga mengatakan ia memiliki 8
bersaudara yang mana 2 diantaranya sudah meninggal dengan penyakit yang sama yaitu
kelainan pada paru-paru yang tidak tahu apa diagnosa yang ditegakkan dokter. Ny.I
mengatakan ibu Tn.A meninggal karena sakit kepala. Ny.I dan Tn.A tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan keluarganya. Ny.I juga mengatakan anak-anaknya
tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya.
Tipe bentuk keluarga

4. Latar belakang kebudayaan (etnik)


Keluarga merupakan warga negara indonesia yang mana menganut agama islam.
Semua anggota keluarga adalah oranag indonesia yang berbicara bahasa
indonedia dan bahasa daerah. Jaringan sosial keluarga dari etnik yang sama.
Aktivitas keagaan dlakukan dirumah karena adanya pandemi yang membuat
keluarga tidak bisa melakukan ibadah di masjid atau musholla, keluarga
biasanya melakukan rekreasi 6 bulan sekali dengan berkunjung keluar kota.
Anggota keluarga ada yang sudah sarjana dan ada yang masih sekolah.
Kebiasaan diet pada umumnya memakan makanan yang bergizi dan tidak
banyak mengandung lemak seperti santan.
Pada saat sakit, Tn.A dan anggota keluarga nya berobat ke klinik, puskesmas
atau rumah sakit.
Latar belakang dari budaya yang dimiliki keluarga tidak ada kaitannya atau tidak
ada yang bertentangan dengan kehidupan sehari-hari. Keluarga berpakaian
seperti pada umumnya, mengonsumsi makanan yang sehat, jika sakit keluarga
berobat ke pelayanan kesehatan dan tidak membawa kedukun.

5. Identifikasi religius
Semua anggota keluarga Tn.A menganut agama islam. Anggota keluarga berada
dalam keyakinan dan praktik religius. Tn.A dan anggota keluarga lainnya
melakukan ibadah wajib 5 waktu, puasa pada bulan ramadhan dan melakukan
ibadah sunnah lainnya. Biasanya Tn.A aktif ke masjid dan selalu ke masjid pada
hari jum’at tetapi pada saat pandemi seperti ini, Tn.A dan keluarga melakukan
ibadah di rumah.

6. Status kelas sosial


Status ekonomi keluarga yaitu menengah dan mampu menghidupi keluarga.
Yang mencari nafkah didalam keluarga dalah Tn.A dengan pendapatan
>Rp.2.500.000 dengan jumlah tanggungan 6 orang. Keluarga tidak menerima
bantuan, tetapi Ny.I mmembantu keluarga untuk menghidupi anaknya dengan
berjualan dirumah.
Keluarga menganggap pendapatan mereka memadai dan cukup, keluarga juga
melihat diri mereka sendiri dalam mengelola keuangan karena memiliki
tabungan di masa depan.

7. Mobilitas kelas sosial


Keluarga tidak mengalami mobilitas kelas sosial, karena keuangan dan
pendapatan masih stabil dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
Tahap perkembangan dan Riwayat keluarga

8. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga
dewasa yang mana anak pertama dari keluarga Ny.I adalah sudha masuk pada
tahap dewasa.
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman keluarga
 Membantu orangtua, suami dan istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
 Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
 Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
 Berperan sebagai suami, istri, kakek dan nenek
 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak
anaknya
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

9. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangan


Keluarga Tn.A sudah memenuhi tugas perkembangannya, tugas perkembangan
yang belum terpenuhi adalah mempersiapkan untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anak dan berperan sebagai kakek dan nenek. Tugas
perkembangan belum tercapai karena anak Tn.A dan Ny.I belum menikah tau
berkeluarga.

10. Riwayat keluarga dari lahir


Saat dilakukan pengkajian, tidak ada riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan seperti perceraian,
kematian dan kehilangan

11. Keluarga asal kedua orangtua


Tn.I hidup bersama keluarganya sebelum menikah, Tn.A kehilangan ibunya
pada tahun 2005, sedangkan Ny.I kehilangan ayahnya pada saat masih duduk di
bangku SMP.
Ayah dan Ibu Tn.A berasal dari Sumatera Barat (Batusangkar) sedangkan Ayah
Ny.I berasal dari Jawa Timur dan Ibu Ny.I berasal dari Kalimantan Selatan.
Yang mana semua keluarga baik Tn.A maupun Ny.I merantau ke Riau (Indragiri
Hilir)
Data lingkungan

12. Karakteristik rumah


Ny.I dan anggota keluarag tinggal di rumah permanen dengan hak kepemilikan
yaitu rumah sendiri. rumah Tn.A merupakan tipe rumah toko yang mana
memiliki 3 tingkat dengan 3 pintu. Lantai 1 terdiri dair 2 kamar mandi dan 3
ruangan luas untuk berdagang. Lantai 2 terdiri dari 5 kamar tidur, 2 kamar
mandi, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, dan 1 gudang.
Perabotan yang dimiliki adalah 3 set kursi tamu, 1 set meja makan, dan kamar
yang disertai dengan ksur tidur. Penghubung antara lantai 1 dan lantai 2
dilengkapi dengan tangga . penerangan dan ventilasi yang baik karena terdapat
jendela yang mana menerangi rumah pada siang hari, sinar matahri yang masuk
serta udara yang dapat bertukar sehingga didapatkan sirkulasi udara yang baik.
Sumber air minum berasal dari galon, terdapat lemari es untuk penyimpanan
makanan.
Ny.I memebersihkan bak mandi setiap hari hingga mencegah adanya jentik-
jentik, sumber air PDAM, toilet yang sudah menggunakan jamban, ada handuk
dan sabun yang memadai. Anggota keluarga tidak menggunakan handuk yang
sama. Tn.A dan Ny.I tidur di satu kamar yang sama, anak-anak tidur dikamar
masing- masing karena sudah memiliki kamar sendiri.
Keadaan rumah bersih, sanitasi rumah baik. Terdapat tanda cat yang sudah
mengelupas id beberapa bagian ruangan. Pembuangan sampah dikumpulkan dan
diangkut oleh mobil sampah.

13. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar


Tipe lingkungannya adalah desa, tipe tempat tinggal hunian. Kondisi hunian dan
jalan terpelihara. Sanitasi jalan raya dan rumah kebersihannya terjaga karena
adanya gotong royong yang dilakukan setiap bulan.
Tidak ada masalah yang berkaitan dengan kemacetan lalu lintas karena keluarga
Tn.A tidak tinggal di jalan raya. Didaerah rumah Tn.A tidak ada jenis industri
dilingkungannyam dan tidak ada polusi udara, suara dan air yang mengganggu.
Tn.A bekerja sebagai pegawai swasta di suara univeristas yang ada di riau. Tn.A
dan anggota keluarganya suka berlibur disaat anak anaknya libur sekolah, tetapi
untuk keadan saat sekarang ini terhambat karena adanya pandemi yang
mengharuskan untuk mengurangi kunjungan keluar kota. Kepadatan populasi di
daerah rumah Tn.A tergolong padat karena jarak rumah yang berdekatan.
Perubahan geografis yang terjadi didaerah rumah Tn.A yaitu adanya rumah yang
baru dibangun disebelah rumah Tn.A
Pelayanan kesehatan didaerah tempat tinggal Tn.A terdapat puskesmas yang
jaraknya tidak jauh dari rumah Tn.A. selain puskesmas juga terdapat Klinik
praktek dokter.
Fasilitas pemasaran juga tidak jauh dari tempat tinggal, seperti adanya warung,
toko baju, dan apotek. Institusi kesehatan seperti klinik, rumah sakit, fasilitas
gawat darurat tidak jauh jaraknya dari rumah. Lembaga pelayanan sosial seperti
kantor tempat Tn.A jaraknya jauh dari rumah yang memerlukan waktu sekitar 30
menit untuk sampai ketempat tujuan. Didaerah rumah Tn.A terdapat banyak
masjid dan musholla yang berjarak dekat hingga dapat ditempuh dengan jalan
kaki. Akses sekolah dilingkungan rumah Tn.A dekat dan dapat ditempuh dengan
jarak 5 menit. Tidak terdapat transportasi umum didaerah tempat tinggal Tn.A.

14. Mobilitas geografis keluarga


Tn.A dan anggota keluarganya tinggal di wilayah ini dari tahun 2011 yang mana
sudah terhitung 10 tahun. Keluarga sudah pindah sebanyak 4 kali pindah rumah.
Keluarga hanya pindah daerah tidak antar kota maupun provinsi

15. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas


Keluarga memanfaatkan pelayanan yang ada disekitar rumah seperti puskesmas
untuk pergi berobat jika ada yang sakit dan mesjid untuk beribadah. Serta pasar
dan toko-toko untuk membeli kebutuhan sehari-hari
Struktur keluarga

16. Pola komunikasi


Keluarga saling terbuka dalam komunikasi. Anggota keluarga mengutarakan
kebutuhan dan perasaannya dan anggota kelurga lain merespon dengan baik.
Jika ada suatu isu yang dibicarakan anggota keluarga memberi respon dan
umpan baik terhadap isu yang dibicarakan. Anggota keluarga menjadi pendengar
yang baik dalam berkomunikasi. Tidak ada saling menghakimi dalam keluarga
saat berinteraksi. Jika terdapat masalah keluarga menyelesaikan dengan baik
dengan menceritakan dan meminta solusi dan saran pada anggota keluarga yang
lain. Tidak ada anggota keluarga yang dalam berinteraksi memiliki sikap
menyerang. Pesan emosional sering disampaikan Ny. I dan Tn.A untuk keempat
anaknya yaitu, tentang ibadah sholatnya dan mengenai pendidikan yang
berkaitan. Emosi yang disampaikan keluarga bersifat positif. Biasanya anak
berbicara kepada Ny. I terlebih dahulu lalu Ny. I menyampai kepada Tn.A.
Terkadang anak menyampaikan langsung kepada Tn.A. Pesan yang disampaikan
sesuai dengan usia perkembangan anggota keluarga. Kebanyakan pesan yang
sampaikan keluarga sesuai dengan konteks dan instruksi termasuk pesan
nonverbal. Tidak ada proses disfungsional terlihat dalam komunikasi. Tidak ada
isu isu yang tertutup bagi diskusi yang merupakan isu penting bagi kesejahteraan
dan fungsi keluarga yang adekuat. Yang mempengaruhi pola komunikasi
keluarga adalah jarak yang menjadi hambat bagi Tn.A dan Ny.I karena dua
anaknya yang tinggal diluar kota dan tidak dapat berkomunikasi secara
langsung.

17. Struktur kekuasaan


Hasil akhir kekuasaan
Ny. I mengatakan yang membuat keputusan adalah kepala keluarga dan
memegang kata akhir adalah kepala keluarga yaitu Tn.A. Yang mengatur
keuangan adalah Ny. I yang kemudian di diskusikan kembali dengan Tn.A.
Yang memutuskan perpindahan dalam pekerjaan dan tempat tinggal adalah Ny. I
dengan mendiskusikan kepada keluarga dan yang mengatur disiplin dirumah
adalah Ny. I dan Tn.A
Proses pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan pada keluarga Ny. I menggunakan cara
kompromi, yaitu semua anggota keluarga berkumpul dan diminta pendapat
masing-masing untuk membuat keputusan
Dasar-dasar kekuasaan
Dasar keluarga mengambil keputusan adalah dengan melakukan musyawarah
dan mufakat untuk mencapai suatu pengambilan keputusan
Variabel yang memengaruhi kekuasaan keluarga
Variabel yang mempengaruhi kekuasaan keluarga adalah gender, dimana Tn.A
sebagai lelaki dan kepala keluarga mempunyai jiwa pemimpin dalam memimpin
keluarganya. Selain itu kekuasaan keluarga Ny. I juga dipengaruhi yaitu dalam
mengambil keputusan suatu kegiatan dan masalah tetap melibatkan pemimpin
keluarga serta keluarga besar
Keseluruhan kekuasaan sistem dan subsistem keluarga
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga Tn.A
merupakan kekuasaan legitimasi berkenaan dengan keyakinan dan persepsi
bersama dari anggota keluarga dan ditandai dengan adanya satu orang yang
mempunyai hak mengendalikan perilaku anggota keluarga. Sesuai dengan
hakikat peran dan posisi yang dimiliki seseorang, maka mendapatkan hak-hak
istimewa terkait dengan peran dari posisinya (Friedman, 2014). Ny. I
mengatakan jika dalam keluarga ada masalah dan dapat diselesaikan cukup
dengan keluarga inti saja, maka keputusan akhir ada pada Tn.A sebagai kepala
keluarga.
Kontinum kekuasaan keluarga
Tn.A sebagai ayah dan kepala keluarga biasanya berkata terakhir atau membuat
keputusan setelah dibicarakan dengan anggota keluarga. Pendapat yang
digunakan jika tidak sepakat adalah pendapat ayah dan anggota keluarga lain
menerima hasil keputusan yang diambil

18. Struktur peran


Struktur peran formal
 Tn.A adalah seorang kepala keluarga, seorang suami dan seorang ayah dari
anaknya yang berperan sebagai pencari nafkah dan pemimpin keluarga,
mendidik dan mengasuh anaknya
 Ny. I merupakan seorang istri dan seorang ibu yang memiliki peran provider
yaitu mengurus rumah tangga, mendidik dan mengasuh anak dan memelihara
hubungan yang baik antara kelurga pihak Tn.A dan Ny.I sendiri.
 Nn. GM, Nn. Gan, Nn GB, dan Nn.Gal berperan sebagai anak yang
melakukan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial dan spiritual serta merupakan anak yang berbakti kepada
orang tuanya Semua peran dijalani dengan baik oleh keluarga dan tidak ada yang
mengalami konflik dalam peran yang dijalaninya, anak-anak dan orangtua saling
membantu dalam mengurus rumah sehari-hari.
Struktur peran nonformal
 Selain sebagai seorang kepala keluarga Tn.A juga berperan sebagai mediator
yang mencari kompromi saat keluarga lain mengalami masalah
 Ny. I memiliki peran pendorong dalam keluarga yaitu menyetujui dan
menerima konstribusi dari anggota lain jika mengalami masalah
 Anak-anak berperan sebagi pengikut yang mendengar dan mengikuti dalam
diskusi keluarga
Analisis model peran
 Tn.A sebagai kepala keluarga mencontoh gaya memimpin dari orangtuanya.
Ny. I mengatakan juga menjalani peran sebagai ibu mencontoh gaya pola asuh
ibunya. Ny. I mengatakan kedua orang tuanya saat mereka kecil mendidiknya
dengan baik, Selain itu, Ny. I mengatakan kedua orang tuanya tidak otoriter
dalam mengasuh anak-anaknya. Orang tua Ny. Umengedepankan demokrasi
dalam mengasuh anak-anaknya
 Dalam keluarga Ny. I tidak ada masalah peran yang muncul. Ny. I mengatakan
masing-masing anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya masing-
masing dengan baik, tidak ada anggota keluarga yang merasa peran anggota
keluarga lain tidak sesuai. Dalam pengkajian tidak didapatkan peran informal
yang disfungsional
Variabel yang memengaruhi struktur peran
 Latar belakang kelas sosial tidak begitu mempengaruhi struktur peran informal
dan formal diadalam keluarga.
 Pengaruh agama sangat besar terhadap struktur peran dalam keluarga Ny. I
dimana suami bertanggung jawab penuh terhadap istri dan anak anakmya

19. Nilai keluarga


Keluarga Ny. I dalam keluarganya merujuk pada nilai ajaran agama islam.
Pencapaian individu Ny. I adalah ketika kebutuhan sehari-hari terpenuhi dan
anak-anaknya bisa sukses dalam pekerjaan. Dalam pekerjaannya Ny. I dibantu
oleh anggota keluarga seperti anak-anak dan suaminya. Dalam pendidikan Ny. I
menyuruh anaknya untuk sekolah setingginya. Untuk pemeriliharaan kesehatan
keluarga Ny. I dengan mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok dan tidak
minum alkohol, waktu istirahat yang cukup, dan jaga kebersihan lingkungan.
Perbedaan dalam sistem nilai
Kesesuaian nilai keluarga dengan komunitas berdasarkan kelas sosial, etnik,
pekerjaan, jenis kelamin, dan agama, nilai keluarga sesuai dengan komunitas.
Sehingga penyesuaian nilai keluarga semakin mudah dengan komunitas. Karena
nilai yang berlaku di komunitas tidak bertentangan dengan nilai keluarga. Dalam
keluarga Ny. I tidak tampak adanya konflik. Pola komunikasi terbuka dan
mendiskusikan masalah yang terjadi membuat keluarga jarang sekali memiliki
konflik.
Nilai keluarga
Dalam keluarga Ny. I nilai keluarga merupakan nilai ajaran agama Islam.
Aturan- aturan yang berlaku di keluarga Ny. I merujuk pada norma di
masyarakat. Ny. I mengatakan pencapaian dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari merupakan salah satu nilai utama dalam keluarga. Ny. I mengatakan hasil
dari pekerjaan suaminya dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Fungsi keluarga

20. Fungsi afektif


Saling asuh, keakraban, dan identifikasi
Dalam keluarga Ny. I dan Tn.A saling asuh dan mendukung antar anggota
keluarga. Ny.I memberikan emosi yang baik, kasih sayang, dukungan, dan
penerimaan terhadap anak-anaknya dan anak-anak menerima emosi tersebut dan
membalas dengan baik kepada orangtuanya. Keakraban hubungan keluarga
antara orang tua dan anak terjalin dalam keluarga Ny. I. Anggota keluarga
bergaul satu sama lain dan saling menunjukkan kasih sayang nya. Terdapat
adanya ikatan dan kedekatan dalam keluarga Ny. I
Keterpisahan dan keterkaitan
Dalam menghadapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatan, keluarga
menanggapinya dengan baik. Dalam memeliharan keterkaitan Ny. I selalu
memberi dukungan positif terhadap apa yang dipilih oleh anak-anak,
memberikan kebebasan individu terhadap pilihannya sehingga tidak terlalu
terikat dengan pilihan Ny. I dan Tn. A. Dalam keluarga Ny. I tersedia
kesempakatan untuk mengembangkan keterpisahan dan dan kesempatan tersebut
sesuai dengan usia dan kebutuhan setiap anggota keluarga
Pola kebutuhan-respon keluarga
Seluruh anggota keluarga Ny. I merasakan kebutuhan individu lain dalam
meminta bantuan sesama anggota keluarga. Anggota keluarga memahami
kebutuhan anggota lain, anggota keluarga saling mendengar dan mencurahkan
kebutuhannya. Perbedaan kebutuhan masing-masing anggota keluarga dihormati
oleh anggota keluarga lain. Terdapat keseimbangan dalam hal hormat-
menghormati dalm keluarga Anggota keluarga peka terhadap tindakan an
persoalan individu karena saling menceritakan masalah dan persoalannya.
Keluarga mengenali kebutuhan yang telah terpenuhi dengan menanyakan kepada
anggota keluarga
21. Fungsional sosialisasi
Dalam membesarkan anak Ny. I dan Tn.A sesuai dengan nilai sosial, moral,
agama, adat budaya masyarakat setempat. Ny. I dan Tn.A mengajarkan anak
untuk disiplin seperti pulang malam harus sebelum jam 10, setelah makan piring
diletakkan di tempat piring kotor, dan sebagainya. Penghargaan yang diberikan
Ny. I dan Tn.A ketika anak mendapatkan nilai yang bagus dalam pendidikannya
seperti memberikan pujian. Orangtua jarang memberikan hukuman karena anak-
anak tidak pernah melanggar aturan yang ada, jika ada orangtua hanya
menasehati anak agar tidak mengulanginya lagi. Anggota keluarga saling
mengasihi satu sama lain memberi dan menerima cinta. Ny. I mendidik anak
sesuai dengan perkembangan usia anak. Ketika anak sudah beranjak besar anak
sudah bisa membuat keputusan untuk dirinya sendiri dengan berdiskusi dengan
orang tua. Ny. I dan Tn.A memberikan kasih sayang dan disiplin kepada
anaknya. Dalam peran membesarkan anak menjadi tanggung jawab Ny. I dan
Tn.A. Hal ini diatur dengan siapa yang mempunyai waktu di rumah lebih
banyak. Anak-anak dihargai oleh keluarga seperti anak memiliki pilihan sendiri
terhadap dirinya dengan mengkomunikasikan kepada orang tua terlebih dahulu.
Keluarga juga membesarkan anak sesuai keyakinan agama yaitu agam islam
seperti menunaikan sholat dan berpuasa di bulan ramadhan serta bersedekah.
Faktor sosial tidak mempengaruhi pola pengasuhan anak. Keluarga tidak
berisiko tinggi mengalami masalah membesarkan anak. Dengan demikian tidak
ada faktor yang menyebabkan keluarga berisiko. Lingkungan rumah memadai
bagi anak untuk bermain sesuai dengan tahap perkembangan anak. Peralatan
permainan yang sesuai dengan usia anak.

22. Fungsi perawatan kesehatan


Keyakinan, nilai dan perilaku kesehatan
Kesehatan paling penting dalam keluarga Ny. I. Ny. I melaksanakan pencegahan
kesehatan dengan makan makanan bergizi, tidak merokok, berolahrarga, dan
sebagainya. Jika ada yang sakit keluarga memanfaatkan layanan medis untuk
pengobatan seperti puskesmas di dekat rumah. Ny. I dan mengharapkan semua
anggota keluarganya sehat semuanya.
Ny.I melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan saat ia merasa sakit dan
mengikuti anjuran, tetapi ada beberapa yang tidak dapat dipenuhi yaitu untuk
banyak beristirahat dan tidak terpapar debu, Ny.I tidak dapat mengikuti anjuran
dokter tersebut karena ia harus melakukan pekerjaan rumah sendiri dan harus
membersihkan rumahnya yang mana sudah pasti terpapar debu.
Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
Menurut Ny. I sehat adalah ketika kita bisa beraktifitas melakukan kegiatan
sehari-hari tanda ada gangguan pada tubuhnya seperti ia dapat melakukan semua
aktivitas tanpa merasakan sakit pada tangannya, tidak bersin bersin dan tidak flu.
Sedangkan sakit adalah ketika tubuh merasa kurang berenergi dalam melakukan
aktifitas sehari-hari seperti terasa pusing saat melakukan banyak aktivitas, bersin
pada pagi hari dan saat terpapar debu, serta flu hingga batuk saat penyakit
kambuh. Untuk gejala penyakit Ny. I sendiri bisa merasakannya. Ny. I memiliki
penyakit Sinusitis dan gejala yang dirasakan adalah kepala nya terasa sakit,
terdapat sekret pada hidung dan diserati dengan bersin bersin.
Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa
Ny. I mengatakan mengetahui kondisi kesehatan anggota keluarganya dengan
memeriksakan ke pelayanan kesehatan. Ny. I mengetahui dirinya mengidap
penyakit sinusitis setelah memeriksakannya ke klinik dokter praktek. Masalah
kesehatan yang rentan dialami keluarga adalah sinusitis.
Praktek diet keluarga
1 2 3

Pagi : nasi goreng Pagi : nasi uduk, telur, Pagi : sate, the panas
bihun
Siang : nasi, daging, Siang : nasi, ikan, sayur Siang : nasi, aam, sayur,
sayur buah

Malam : nasi, daging, Malam : nasi, ikan, sayur Malam : nasi, ikan,
sayur sayur, buah

Dalam perencanaan makanan, belanja, dan persiapan makanan adalah tanggung


jawab Ny. I. Rata-rata anggota keluarga mengonsumsi makanan 2 porsi perhari.
Kebiasaan keluarga mengonsumsi makanan yaitu ketika makan siang makan
bersama dan setelah magrib. Kebiasaan keluarga mengonsumsi makanan
kudapan ketika sore hari.
Menurut Ny.I makanan yang dikonsumsinya tidak ada pantangan dari dokter,
tetapi Ny.I hanya membatasi porsi makannya saja karena tubuhnya yang sudah
mulai melebihi normal, maka Ny.I melakukan pencegahan dengan makan
secukupnya sesuai dengan kebutuhannya.
Kebiasaan tidur dan istirahat
Anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur masing-masing. Kebutuhan tidur
anggota keluarga ada yang terpenuhi dan ada yang kurang. Anggota keluarga
mempunyai jam tidur masing-masing dan tidak ada aturan untuk jam tidur pada
keluarga Ny. I. Anggota keluarga memiliki cara sendiri beristirahat dan tidur di
kamar masing-masing yang telah disiapkan.
Ny.I tidur bersama Tn.A, Ny.I mengatakan saat sinusitisnya kambuh, ia tidak
bisaa tidur menggunakan AC karena sudah pasti terbangun pada malam hari dan
bersin bersin hingga besok harinya, yang membuat mata berait, hidung
tersumbat, hidung tidak dapat bernafass dengan paten.
Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
Anggota keluarga mengatakan mengetahui bahwa olahraga penting bagi
kesehatan. Ny. I mengatakan tidak melakukan olahraga secara rutin. Ny. I juga
jarang melakukan aktifitas fisik secara teratur minimal 30 menit. Anggota
keluarga yang lain juga tidak memiliki jadwal olahrga khusus. Ny. I mengatakan
tidak ada jadwal khusus untuk berekreasi. Tiap akhir pekan Ny. I dan keluarga
hanya menghabiskan waktu dirumah, menonton TV, atau membuat cemilan
bersama-sama.
Ny.I mengatakan dulu ia sering pergi jalan-jalan keluar negeri tetapi penyakit
sinusitisnya tidak pernah kambuh karena menurutnya, saat melakukan rekreasi
hatinya terasa senang dan menghilangkan penyakitnya, sedangkan pada masa
pandemi sekarang ini, Ny.I selalu bersin bersin pada pagi hari hingga tidak bisa
melakukan rekreasi keluarga daan hanya berdiam dirumah, bermain bersama
anak dan melakukan aktivitas yang positif.
Praktik penggunaan obat terapeutik dan penenang, alkohol serta tembakau di
keluarga
Keluarga mengonsumsi kopi dan teh. Anggota keluarga tidak mengonsumsi obat
penenang. Keluarga menyimpan paracetamol, paratusin, untuk persediaan di
rumah dan di simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Ny.I mengatakan setiap pagi ia minum teh dan kadang-kadang minum kopi,
menurutnya tidak ada pantangan khusus untu penyakit sinusitisnya
Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
Untuk mencegah penyakit keluarga tidak ada yang mengkonsumsi alkohol tetapi
Tn.A adalah perokok. Keluarga juga mampu mengenali penyakit yang diderita
oleh anggota keluarga dan tidak ada yang bertentangan dengan nilai budaya
yang dianut oleh keluarga. Jika ada anggota keluarga yg sakit dirumah Tn.A dan
Ny.I bergantian menjaga dan memberikan perawatan jika masih bisa ditangani
dan jika tidak bisa ditangani segera dibawa ke pelayanan terdekat.
Ny.I mengatakan suaminya adalah perokok aktif tetapi jarang merokok didalam
rumah karena anak-anaknya tidak menyukai asap rokok
Tindakan pencegahan secara medis
Tindakan pencegahan secara medis: Status imunisai keluarga lengkap.
Pemeriksaan kesehatan keluarga dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit.
Oral hygiene dilakukan 2 kali sehari. Ny. I dan Tn. A terakhir kali pemeriksaan
mata 3 bulan yang lalu. Untuk pendengaran Ny. I dan Tn. A masih dalam batas
normal. Tidak ada pengaturan mengasup gula dan tepung dalam keluarga. Ada
anggota keluarga yang menerima perawatan gigi untuk membersihkan karang
gigi 6 bulan sekali.
Ny.I mengatakan biasanya ia berkunjung ke pelayanan kesehatan saat merasa
ada keluhan dan sudah tidak bisa ditangani lagi dengan sendirinya. Ny.I juga
mengatakan biasanya keluarganya berobat ke dokter umum yang membuka
praktek. Biasanya Ny.I selalu menghabiskan obat yang diberikan oleh dokter.
Ny.I juga memiliki alergi, yaitu alergi debu yang mana setiap pagi dan malam
hari selalu bersin bersin yang menyebabkan Ny.I menjadi sinusitis
Riwayat kesehatan keluarga
Ayah Ny. I sudah meninggal dunia. Ny tidak tahu tentang riwayat penyakit yang
diderita ayahnya. Ny.I mengatakan ibunya menderita tubercolosis yang sedang
menjalani terapi OAT. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki masalah
emosi, bunuh diri, dan riwayat penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
dalam keluarga. Anggota keluarga Ny. I mendapatkan pelayanan kesehatan dari
rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh keluarga cukup
membantu dalam mengurangi gejala sakit yang dialami.
Layanan perawatan kesehatan yang diterima
Layanan kesehatan yang diterima keluarga dari puskesmas dan klinik dokter
praktek terdekat
Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di dalam masyarakat yang
dimanfaatkan keluarga adalah puskesmas dan klinik dokter praktek. Ny.I merasa
nyaman dan puas dengan pelayanan kesehatan yang tersedia karena ia dapat
mengakeses kesehatan dengan baik dan menjalani pengobatan dengan teratur
Pelayanan kesehatan darurat
Puskesmas di wilayah keluarga Ny. I memiliki layanan gawat darurat dan
tersedia tenaga medis. Keluarga memiliki nomor telpon ambulans jika
diperlukan.
Sumber pembayaran
Keluarga memiliki BPJS untuk membayar pelayanan kesehatan yang diterima.
Keluarga mendapatkan informasi tentang manfaat BPJS yang mereka miliki
Logistik yang mendapatkan perawatan
Jarak fasilitas perawatan dari rumah sekitar kurang lebih 2 km atau 10-15 menit
dari rumah yang dapat ditempuh dengan sepeda motor. Untuk transportasi ke
unit pelayanan kesehatan keluarga menggunakan kendaraan pribadi seperti
motor atau mobil

23. Stres, koping, dan adaptasi keluarga


Stresor, kekuatan, dan persepsi keluarga
Ny. I mengatakan stressor jangka pendek adalah pandemic covid 19 karena Ny. I
masih ada kegiatan di luar rumah seperti belanja ke pasar. Stressor jangka
panjang Ny. I saat ini yaitu penyakit sinusitis. Ny. I khawatir jika ia sudah
minum obat
namun setiap pagi selalu bersin bersin dan hidung tersumbat. Anggota keluarga
mampu mengatasi stress karena pandemik ini dengan mengikuti protokol
kesehatan pake masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
Strategi koping keluarga
Keluarga menggunakan koping yang adaptif dalam keluarga yaitu dengan
bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada di keluarga. Dalam hal
penyelesaian masalah, keluarga menyelesaikan dengan cara bermusyawarah dan
berdiskusi bersama anggota keluarga yang lainnya hingga mendapatkan solusi.
Ny. I mengatakan menggunakan strategi koping internal dalam pemecahan
masalah bersama dan mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dalam startegi
koping eksternal keluarga lebih menggunakan dukungan spritual dimana
keluarga yakin akan keputusan Tuhan adalah yang terbaik bagi keluarga, dimana
keluarga senantiasa berdoa buat kebaikan keluarga dimasa saat ini dan yg akan
datang. Tidak ada strategi koping disfungsional yg digunakan keluarga
Adaptasi keluarga
Ny. I mengatakan jika ada masalah dalam keluarga, maka semua anggota
keluarga terlibat dan ikut memikirkan masalah tersebut dengan
membicarakannya bersama-sama.
Melacak stresor, koping, adaptasi sepanjang waktu
Sebelum perawat keluarga mengkaji keluarga stress, koping dan adaptasi
keluarga sudah baik. Namun Ny. I mengatakan ketika masalah dibicarakan
bersama maka semuanya akan kembali membaik lagi.
Praktek Profesi Keperawatan Keluarga
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2021

PEMERIKSAAN FISIK

No Pemeriksaan Tn.A Ny.I Nn.GM Nn.GAn Nn.GB Nn.GAl


fisik
1 Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Umum
2 Kesadaran CM CM CM CM CM CM
3 Tanda-tanda TD: 130/70 TD: 120/70 TD: 120/80 TD:120/70 TD: 110/80 TD: 110/70
Vital
4 Kepala Simetris, tidak ada Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
lesi, tidak ada ada lesi, tidak ada ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
kelainan kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
5 Rambut lurus, bersih, tidak Ikal, bersih, tidak Lurus, bersih, Lurus, bersih, Lurus, bersih, Lurus, bersih,
rontok, tidak rontok, tidak rontok, tidak tidak rontok, tidak rontok, tidak rontok,
mudah tercabut, mudah tercabut, mudah tercabut, tidak mudah tidak mudah tidak mudah
terdapat uban terdapat uban tidak terdapat tercabut, tidak tercabut, tidak tercabut, tidak
uban terdapat uban terdapat uban terdapat uban
6 Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
anemis, sclera anemis, sclera tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,

GENNA MEYLIA
2041312040
tidak ikterik, mata tidak ikterik, mata sclera tidak sclera tidak sclera tidak sclera tidak
minus dan minus dan ikterik, mata ikterik, mata, ikterik, mata ikterik, mata,
memakai kacamata memakai minus dan penglihatan minus dan penglihatan
kacamata memakai normal memakai normal
kacamata kacamata
7 Telinga Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri
kanan, tidak kanan, tidak kanan, tidak dan kanan, dan kanan, dan kanan, tidak
terdapat terdapat terdapat tidak terdapat tidak terdapat terdapat
cairan/nanah, cairan/nanah, cairan/nanah, cairan/nanah, cairan/nanah, cairan/nanah,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
normal normal normal normal normal normal
8 Hidung Tidak ada polip, Tidak ada polip, Tidak ada polip, Tidak ada polip, Tidak ada polip, Tidak ada polip,
tidak ada sinusitis, terdapat sinusitis, tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
penciuman normal penciuman sinusitis, sinusitis, sinusitis, sinusitis,
normal penciuman penciuman penciuman penciuman
normal normal normal normal
9 Mulut Membran mukosa Membran mukosa Membran Membran Membran Membran
lembab, lidah lembab, lidah mukosa lembab, mukosa lembab, mukosa lembab, mukosa lembab,
bersih, tidak ada bersih, tidak ada lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih, lidah bersih,
sariawan, gigi sariawan, gigi tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
lengkap lengkap sariawan, gigi sariawan, gigi sariawan, gigi sariawan, gigi
ada yang lengkap lengkap ada yang
berlubang berlubang
10 Kulit Bersih, turgor kulit Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor
baik, tidak ada lesi kulit baik, tidak kulit baik, tidak kulit baik, tidak kulit baik, tidak kulit baik, tidak
ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi
11 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening/kelenjar bening/kelenjar bening/kelenjar bening/kelenjar bening/kelenjar bening/kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid
12 thoraks Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
lesi, tidak ada lesi, tidak ada ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak
retraksi dinding retraksi dinding ada retraksi ada retraksi ada retraksi ada retraksi
dada, tidak ada dada, tidak ada dinding dada, dinding dada, dinding dada, dinding dada,
penggunaan otot penggunaan otot tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
bantu nafas, bantu nafas, penggunaan otot penggunaan penggunaan penggunaan
fremitus kiri dan fremitus kiri dan bantu nafas, otot bantu otot bantu otot bantu
kanan, kanan, fremitus kiri dan nafas, fremitus nafas, fremitus nafas, fremitus
bronkovesikuler bronkovesikuler kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan, kiri dan kanan,
bronkovesikuler bronkovesikuler bronkovesikuler bronkovesikuler
13 Abdomen Tidak da lesi, tidak Tidak da lesi, Tidak da lesi, Tidak da lesi, Tidak da lesi, Tidak da lesi,
asites, tidak ada tidak asites, tidak tidak asites, tidak asites, tidak asites, tidak asites,
nyeri tekan, bising ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
usus normal, bising usus tekan, bising tekan, bising tekan, bising tekan, bising
tympani normal, tympani usus normal, usus normal, usus normal, usus normal,
tympani tympani tympani tympani
14 Ekstremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tidak ada varises, tidak ada varises, edema, tidak ada edema, tidak edema, tidak edema, tidak
tidak ada lesi tidak ada lesi varises, tidak ada varises, ada varises, ada varises,
ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi
ANALISA DATA

No Data Mayor Keterangan Data minor Keterangan Diagnosa


1 Data subjektif :  Ny.I mengatakan saat Data subjetif :  Ny.I mengatakan Defisit pengetahuan
 Menanyakan saya sakit, saya  - apabila ia merasa Sinusitis b.d kurang
masalah yang memeriksakan ke flu, bersin terpapar informasi
dihadapi dokter dan menjalani bersin dan sakit
pengobatan, tetapi saat kepala, ia tidak
berobat tidak diberitahu terlalu
bagaimana penanganan memikirkannya,
saat kambuh, apa yang Ny.I mengatakan hal
terjadi jika tidak Data Objektif : itu terjadi karena ia
diobati, dan berapa  menunjukan kecapekan
lama sembuhnya perilaku apatis  Ny.I tampak bersin-
 Ny.I mengatakan saya berssin, flu tapi tidak
melakukan pekerjaan memeriksakan ke
rumah sendiri, kata pelayanan kesehatan
dokter saya harus karena menurutnya
menghindari debu, penyakitnya belum
parah dan bisa
bulu-buluan, tidak diobati secara
boleh capek dan mandiri
istirahat yang cukup.
Tetapi saya harus
melakukan pekerjaan
rumah sendiri karena
saya tidak memiliki
Data objektif : asisten rumah tangga.
 Menunjukan  Ny.I tampak
perilaku tidak melakukan pekerjaan
sesuai anjuran sendiri
(berjualan dan
 Menunjukan mengurus rumah)
persepsi yang  Ny.I tampak bersin-
keliru terhadap bersin pada pagi dan
masalah kadang mengeluh sakit
kepala tetapi tidak
berobat karena
menganggap flu biasa
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

No SDKI SLKI SIKI


1 Defisit pengetahuan sinusitis b.d Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
kurang terpapar informasi  Kecukupan informasi kognitif yang Observasi
Definisi : definisi ketiadaan atau berkaitan dengan topik tertentu  Identifikasi kesiapan dan
kurangnya informasi kognitif  Perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima informasi
yang berkaitan dengan topik  Bervalisasi minat dalam belajar  Identifikasi faktor-faktor yang dapat
tertentu  Kemampuan menjelaskan pengetahuan meningkatkan dan menurunkan
tentang suatu topik motivasi perilaku hidup sehat dan
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan bersih.

 Pertanyaan tentang masalah yang Terapeutik

dihadapi  Sediakan materi dan media

 Persepsi yang keliru terhadap masalah pendidikan kesehatan sinusitis

 perilaku  Jadwalkan pendidikan kesehatan


dan berikan kesempatan bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
RENCANA KEGIATAN

No Intervensi Keterangan
1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Menurut Notoatmodjo (2012), terdapat beberapa faktor yang
informasi dapat mempengaruhi pengetahuan, yaitu faktor internal dan
 Melihat latar belakang pendidikan eksternal
 Melihat umur pasien a. Faktor internal antara lain pendidikan, pekerjaan, dan umur
 Keadaan lingkungan yang mempengaruhi 1) Pendidikan
perkembangan dan perilaku (penggunaan gadget, Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
sumber informasi, dll) terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah menerima informasi
2) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan cara mencari nafkah yang menyita
waktu, berulang, dan banyak tantangan.
3) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b. Faktor eksternal antara lain lingkungan dan sosial budaya
1) Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku seseorang
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi
2 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan Indikator PHBS
menurunkan motivasi perilaku hidup sehat dan bersih.  Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
 Menanyakan bagaimana perilaku dalam kehidupan Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga
sehari-hari, apakah memenuhi perilaku hidup sehat dan kesehatan baik itu dokter, bidan ataupun paramedis
bersih memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih,
steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah
infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan
ibu dan bayi yang dilahirkan.
 Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0
hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator
keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pada tingkat rumah tangga.
 Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan
pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan di
Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun.
Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan
anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan
deteksi dini kasus gizi buruk.
 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan
kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan penularan
berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan
bebas dari kuman.
 Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani
hidup sehat.
 Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang
berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk
keperluan pembersihan.
 Memberantas jentik nyamuk
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam
pencegahan berbagai penyakit.
 Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan
mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh
optimal dan sehat.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun
aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya
tenaga.
 Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan
masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok
atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan
(Kemenkes, 2016)
3 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan sinusitis Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal.
 Materi tentang sinusitis (apa itu sinusitis, apa saja tanda Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang
dan gejala, bagaimana penanganan dirumah, apa biasanya didahului oleh infeksi saiuran napas atas. Sinusitis
komplikasi) dibedakan menjadi sinusitis akut yaitu infeksi pada sinus
 Media yang digunakan adalah powerpoint dan poster paranasal sampai dengan selama 30 hari baik dengan gejaia
yang menetap maupun berat. Gejala yang menetap yang
dimaksud adalah gejala seperti adanya keluaran dari hidung,
batuk di slang hari yang akan bertambah parah pada malam
hari yang bertahan selama 10-14 hari, yang dimaksud dengan
gejala yang berat adalah di samping adanya sekret yang
purulen juga disertai demam (bisa sampai SO^C) selama 3-4
hari. Sinusitis berikutnya adalah sinusitis subakut dengan
gejala yang menetap selama 30-90 hari. Sinusitis berulang
adalah sinusitis yang terjadi minimal sebanyak 3 episode
dalam kurun waktu 6 bulan atau 4 episode dalam 12 bulan
Sinusitis kronik didiagnosis bila gejala sinusitis terus berlanjut
hingga lebih dari 6 minggu Sinusitis bakteri dapat pula terjadi
sepanjang tahun oieh karena sebab selain virus, yaitu
adanya obstruksi oleh
polip, alergi, berenang, benda asing, tumor dan infeksi gigi.
Sebab lain adalah immunodefisiensi, abnormalitas sel darah
putih dan bibir sumbing (Depkes, 2006)
Tanda lokal sinusitis adalah hidung tersumbat, sekret hidung
yang kental berwarna hijau kekuningan atau jernih, dapat pula
disertai bau, nyeri tekan pada wajah di area pipi, di antara
kedua mata dan di dahi. Tanda umum terdiri dari batuk,
demam tinggi, sakit kepaia/migraine, serta menurunnya nafsu
makan, malaise (Depkes, 2006)
Penularan sinusitis adalah melalui kontak langsung dengan
penderita melalui udara. Oleh karena itu untuk mencegah
penyebaran sinusitis, dianjurkan untuk memakai masker
(penutup hidung), cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan penderita.
Faktor predisposisi sinusitis adalah sebagai berikut 2;
• ISPA yang disebabkan oleh virus
• Rhinitis oleh karena alergi maupun non-alergi
• Obstruksi nasal
• Pemakaian "nasogastric tube"
Komplikasi yang timbul akibat sinusitis yang tidak tertangani
dengan balk adalah: Meningitis, Septikemia, sedangkan pada
sinusitis kronik dapat terjadi kerusakan mukosa sinus,
sehingga memerlukan tindakan operatif untuk menumbuhkan
kembali mukosa yang sehat (depkes, 2006)
Penanganan di Rumah
 Menggunakan uap air panas dan menutup muka dengan
handuk
 Cuci hidung
( Dan Brennan, 2020)
4 Jadwalkan pendidikan kesehatan dan berikan kesempatan Minyak kayu putih diproduksi dari daun tumbuhan Melaleuca
bertanya leucadendra dengan kandungan terbesarnya adalah eucalyptol
 Membuat kesepakatan untuk waktu penyuluhan dengan (cineole). Hasil penelitian tentang khasiat cineole menjelaskan
pasien bahwa cineole memberikan efek mukolitik (mengencerkan
 Saat melakukan pendidikan kesehatan, berikan dahak), bronchodilating (Melegakan pernafasan), anti
kesempatan pasien untuk bertanya mengenai apa yang inflamasi dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru
belum dipahami obstruktif kronis dengan baik seperti pada kasus pasien
dengan asma dan rhinosinusitis. Selain itu efek penggunaan
eucalyptus untuk terapi bronkhitis akut terukur dengan baik
setelah penggunaan terapi selama empat hari. Nadjib dkk
(2014) dalam
penelitiannya menyebutkan terdapat bukti yang menunjukan
bahwa uap minyakdari esensial dari Eucalyptus globulus
efektif sebagai anti bakteri dan layak dipertimbangkan
penggunaannya dalam pengobatan atau pencegahan pasien
dengan infeksi saluran pernapasan (Zulfa Aulia Agustina,
2016). Infeksi saluran pernapasan atas secara klinis sering
ditemukan sebagai influensa. Kondisi ini ditandai oleh
inflamasi akut yang menyerang hidung, sinus paranasal,
tenggorokan atau laring. Infeksi saluran pernapasan atas
mempunyai kecenderungan meluas hingga trakhea dan
bronkhi, kondisi dapat diperburuk oleh pneumonia. Infeksi
saluran pernapasan atas secara khas timbul dengan hidung
tersumbat dan terus mengeluarkan sekret dari hidung (silvi
dkk, 2020)
Minyak atsiri eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai
obat herbal diantaranya untuk mengurangi sesak nafas karena
flu atau asma dengan cara mengoleskan pada dada,
mengobati sinus dengan cara menghirup uap air hangat yang
telah diteteskan minyak eucalyptus serta melegakan hidung
tersumbat dengan cara menghirup aroma minyak eucalyptus
(siska dkk, 2019)
(737) Terapi Inhalasi Sederhana untuk Melegakan
Pernapasan - YouTube
5 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan Faktor predisposisi sinusitis adalah sebagai berikut 2;
 Apa faktor resiko yang mempengaruhi sinusitis • ISPA yang disebabkan oleh virus
 Apa saja komplikasinya • Rhinitis oleh karena alergi maupun non-alergi
• Obstruksi nasal
• Pemakaian "nasogastric tube"

Komplikasi yang timbul akibat sinusitis yang tidak tertangani


dengan balk adalah: Meningitis, Septikemia, sedangkan pada
sinusitis kronik dapat terjadi kerusakan mukosa sinus,
sehingga memerlukan tindakan operatif untuk menumbuhkan
kembali
mukosa yang sehat (depkes, 2006)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa : Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi

Tanggal Implementasi Evaluasi


Selasa,  Melakukan pengkajian keluarga dengan menggunakan S/O:
13 Juli pengkajian keluarga friedman  Pasien mengatahui penyakit yang dideritanya
2021  Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga  Pasien mengetahui defisini sehat-sakit
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
 Melengkapi pengkajian keluarga dengan menggunakan
pengkajian keluarga friedman
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
infromasi
Kamis,  Melengkapi pengkajian keluarga dengan S/O:
15 Juli menggunakan pengkajian keluarga friedman  Pasien mengatahui perilaku yang dilakukannya tidak
2021  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima sesuai dengan anjuran
infromasi  Pasien kurang terpapar informasi
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup sehat dan bersih
 Sediakan materi dan media perilaku hidup sehat dan bersih
 Berikan kesempatan bertanya
Rabu, 21  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S/O:
Juli informasi tentang perilaku hidup sehat dan bersih  Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
2021 secara umum tertentu (4/4 – cukup meningkat)
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan  Perilaku sesuai anjuran (4/4 – cukup meningkat)
dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat dan Hasil : keluarga melakukannya sesuai dengan anjuran dan
bersih perilaku hidup sehat yang sudah dijelaskan
 Sediakan materi dan media perilaku hidup sehat dan  Bervalisasi minat dalam belajar (4/4 – cukup meningkat)
bersih  Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik (4
 Berikan kesempatan bertanya – cukup meningkat)
Hasil : keluarga mmapu menjelaskan apa saja phbs
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan (4/4 – cukup meningkat)
Hasil : keluarga sudah mengetahui mengenai indikator phbs
 Persepsi yang keliru terhadap masalah (4 – cukup meningkat)
 Perilaku (4 – cukup meningkat)
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan sinusitis
 Berikan kesempatan bertanya
Sabtu,  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S/O:
24 Juli informasi tentang sinusitis (pengertian, tanda dan  Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
2021 gejala, penularan dan penangaa) tertentu (3/4 – sedang)
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Hasil : keluarga mampu mengulangi kembali apa iti sinusitis
sinusitis dan apa tanda dan gejalanya
 Berikan kesempatan bertanya  Perilaku sesuai anjuran (3/4 – sedang)
Hasil : keluarga mengatakan masih terpapar penyebab sinusitis
dan belum bisa sepenuhnya menghindari
 Bervalisasi minat dalam belajar (3/4 – sedang)
Hasil : keluarga tampak antusias dalam mendapatkan informasi
tentang sinusitis
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
(3/4 – sedang)
Hasil : keluarga mampu menjelaskan apa yang sudah
diketahuinya dari penyuluhan yang diberikan
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan (3/4 – sedang)
Hasil : keluarga beristirahat cuku seperti tidur 7-8 jam/hati dan
mengonsumsi makanan yang sehat
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi (3/4 – sedang)
 Persepsi yang keliru terhadap masalah (3/4 – sedang)
 Perilaku (34 – sedang)
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
 Mengidentifikasi kes iapan dan kemampuan menerima
informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
penanganan sinusitis dirumah
 Berikan kesempatan bertanya
Jum’at,  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima S/O:
22 Juli informasi penanganan sinusitis dengan menggunakan  Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
2021 terapi inhalasi minyak kayu putih tertentu (3/4 – sedang)
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan  Perilaku sesuai anjuran (3/4 – sedang)
penanganan sinusitis dirumah Hasil : keluarga mengatakan akan rutin melakukannya
 Berikan kesempatan bertanya  Bervalisasi minat dalam belajar (3 – sedang)
Hasil : keluarga tampak antusias dalam mengikuti penyuluhan
yang diberikan
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik (3
– sedang)
Hasil : keluarga mampu menjelaskan dan mempraktekan
kembali bagaimana cara melakukan inhalasi minyak kayu
putih
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan (3/4 – sedang)
Hasil : dievaluasi pada pertemuan selanjutnya
A: Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
yang berhubungan dengan sinusitis
 Berikan kesempatan bertanya
Jum’at,  Mengevaluasi kegiatan pada pertemuan sebelumnya S/O:
30 Juli yaitu terapi inhalasi uap minyak kayu putih Hasil : keluarga mengatakan melakukan dan mempraktekan terapi
2021  Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima inhalasi uap minyak kayu putih, keluarga mengatakan ia
informasi melakukannya 2 kali sehari dan penciumannya kembali dalam waktu
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi 4 hari
kesehatan yang berhubungan dengan sinusitis  Kecukupan informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
 Berikan kesempatan bertanya tertentu (4/4 – cukup meningkat)
 Perilaku sesuai anjuran (4/4 – cukup meningkat)
 Bervalisasi minat dalam belajar (4/4– cukup meningkat)
 Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
(4/4– cukup meningkat)
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan (4/4 – cukup meningkat)
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi (4/4 – cukup
meningkat)
 Persepsi yang keliru terhadap masalah (4/4 – cukup
meningkat)
 Perilaku (4/4 – cukup meningkat)
A: masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan mengevaluasi pertemuan yang sudah
dilakukan
Praktek Profesi Keperawatan Keluarga
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2021

LAPORAN PENDAHULUAN

KUNJUNGAN KE 1
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ny.I dengan masalah kesehatan sinusitis
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data umum berdasarkan pengkajian friedman
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakan
 Membina hubungan saling percaya
 Menjelaskan tujuan kunjungan kesehatan
 Membuat kontrak waktu
 Melakukan pengkajian keluarga dengan menggunakan pengkajian
keluarga friedman
 Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga
III. Impelentasi Tindakan Keperawatan
a. Metode
 Wawancara
 Observasi
 Pemeriksaan fisik
b. Media dan Alat
 Format pengkajian, alat tulis
 Nursing kit
c. Waktu dan Tempat
Selasa, 13 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi

GENNA MEYLIA
2041312040
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan seacar langsung di rumah Ny.i
b. Kriteria Proses
 Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana
 Keluarga menerima kedatangan perawat
 Keluarga menyetujui kontrak yang telah dibuat
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif
c. Kriteria Hasil
 Didapatkan hasil pengkajian tentang data pengkajian pasien dan
keluarga
 Didapatkan hasil tentang pemeriksaan fisik pada pasien dan keluarga
V. Materi
Format pengkajian Friedman
Pemeriksaan head to toe
KUNJUNGAN KE 2
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Keluarga Ny.I dengan masalah kesehatan sinustits
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
 Data lingkungan
 Data fungsi perawatan kesehahan
 Stress, koping, dan adaptasi keluarga
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakanu
 Melengkapi pengkajian keluarga dengan menggunakan pengkajian
keluarga friedman
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima infromasi
 Membuat kontrak yang akan datang
III. Impelentasi Tindakan Keperawatan
a. Metode
 Wawancara
 Observasi
b. Media dan Alat
 Format pengkajian, alat tulis
c. Waktu dan Tempat
Kamis, 15 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan secara langsung di rumah Ny.I
b. Kriteria Proses
 Waktu dan tempat sesuai dengan yang direncanakan
 Proses interaksi berjalan dengan lancar
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif dan dapat bekerja sama
c. Kriteria Hasil
 Didapatkan hasil pengkajian tentang data pengkajian pasien dan
keluarga
V. Materi
Format pengkajian Keluarga Friedman
KUNJUNGAN KE 3
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Menurut Ny. I sehat adalah ketika kita bisa beraktifitas melakukan
kegiatan sehari-hari tanda ada gangguan pada tubuhnya seperti ia dapat
melakukan semua aktivitas tanpa merasakan sakit pada tangannya, tidak
bersin bersin dan tidak flu. Sedangkan sakit adalah ketika tubuh merasa
kurang berenergi dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti terasa
pusing saat melakukan banyak aktivitas, bersin pada pagi hari dan saat
terpapar debu, serta flu hingga batuk saat penyakit kambuh. Untuk gejala
penyakit Ny. I sendiri bisa merasakannya. Ny. I memiliki penyakit
Sinusitis dan gejala yang dirasakan adalah kepala nya terasa sakit,
terdapat sekret pada hidung dan diserati dengan bersin bersin
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Mengenali perilaku hidup bersih dan sehat
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup sehat dan bersih
 Sediakan materi dan media perilaku hidup sehat dan bersih
 Berikan kesempatan bertanya

III. Impelentasi Tindakan Keperawatan


a. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
b. Media dan Alat
 Alat tulis
 SAP
 Poster
 PPT
c. Waktu dan Tempat
Rabu, 21 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan secara langsung dan sesuai dengan perannya
yaitu pemateri dan penerima informasi
b. Kriteria Proses
 Waktu dan tempat sesuai dengan yang direncanakan
 Proses interaksi berjalan dengan lancar
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif dan dapat bekerja sama
c. Kriteria Hasil
Pasien memahami tentang bagaiamana perilaku hidup sehat dan bersih
V. Materi

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sasaran : Ny.I

Tempat : Rumah Ny.I

Hari/Tanggal : Rabu, 12 Juli 2021

Waktu : 25 Menit

A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti, tahu, dan menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
B. Materi
Terlampir
C. Media
1. Media SAP
2. Poster
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Setting Tempat

: Ny.I

: Pemateri

F. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan: Menjawab salam


1.
 Memberi salam Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan kontrak
penyuluhan
 Menyebutkan materi atau
pokok
10 menit Fase kerja: Menyimak dan
2
menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara menyeluruh dan teratur
Materi:
 Pengertian perilaku hidup
bersih dan sehat
3 menit Terminasi: Merespon dan
3.
Evaluasi menjawab
pertanyaan

2 menit Penutup Menjawab salam


4.

G. Materi
1. Pengertian PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

2. Tujuan PHBS
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau
dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta
memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama
dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah tercapainya rumah tangga
yang sehat
3. Indikator PHBS
 Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik
itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan
peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat
mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu
dan bayi yang dilahirkan.
 Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan
menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
 Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.
Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan
hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan
anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara
teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri
sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat
tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
 Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
 Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan
unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
 Memberantas jentik nyamuk
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai
penyakit.
 Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta
serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja
yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
 Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah
kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak
merokok di dalam rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai
masalah kesehatan
KUNJUNGAN KE 4
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Ny. I mengatakan stressor jangka pendek adalah pandemic covid 19
karena Ny. I masih ada kegiatan di luar rumah seperti belanja ke pasar.
Stressor jangka panjang Ny. I saat ini yaitu penyakit sinusitis. Ny. I
khawatir jika ia sudah minum obat namun setiap pagi selalu bersin bersin
dan hidung tersumbat. Anggota keluarga mampu mengatasi stress karena
pandemik ini dengan mengikuti protokol kesehatan pake masker, jaga
jarak, dan cuci tangan.

b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut


 Mengenali masalah yang sedang dialami pasien lebih lanjut
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan sinusitis
 Berikan kesempatan bertanya

III. Impelentasi Tindakan Keperawatan


a. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
b. Media dan Alat
 Alat tulis
 SAP
 Poster
 PPT
c. Waktu dan Tempat
Sabtu, 24 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan secara langsung dan sesuai dengan perannya
yaitu pemateri dan penerima informasi
b. Kriteria Proses
 Waktu dan tempat sesuai dengan yang direncanakan
 Proses interaksi berjalan dengan lancar
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif dan dapat bekerja sama
c. Kriteria Hasil
 Pasien memahami tentang dinusitis
 Pasien mengatahui apa penanganan di rumah pada pasien sinustis
V. Materi

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Sinusitis dan Penanganan sinusitis di rumah

Sasaran : Ny.I

Tempat : Rumah Ny.I

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Juli 2021

Waktu : 25 Menit

A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan Sinusitis dan Penanganan sinusitis di
rumah semua pasien dapat mengerti, tahu, dan menerapkan penanganan
sinusitis di rumah
B. Materi
Terlampir
C. Media
1. Media SAP
2. Poster
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Setting Tempat

: Ny.I

: Pemateri

F. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan: Menjawab salam


1.
 Memberi salam Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan kontrak
penyuluhan
 Menyebutkan materi atau
pokok
10 menit Fase kerja: Menyimak dan
2
menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara menyeluruh dan teratur
Materi:
 Pengertian sinusitis
 Tanda dan gejala sinusitis
 Penularan sinusitis
 Penanganan sinusitis di rumah
3 menit Terminasi: Merespon dan
3.
Evaluasi menjawab
pertanyaan

2 menit Penutup Menjawab salam


4.

a. Pengertian
Sinusitis merupakan peradangan pada mukosa sinus paranasal.
Peradangan ini banyak dijumpai pada anak dan dewasa yang biasanya
didahului oleh infeksi saiuran napas atas
b. Tanda dan Gejala

 hidung tersumbat
 sekret hidung yang kental berwarna hijau kekuningan atau jernih
 dapat pula disertai bau
 nyeri tekan pada wajah area pipi, diantara kedua mata dan dahi
 batuk, demam tingga, sakit kepala/migraine
 menurunnya nafsu makan
 malaise

c. Penularan
Penularan sinusitis adalah melalui kontak langsung dengan penderita
melalui udara. Oleh karena itu untuk mencegah penyebaran sinusitis,
dianjurkan untuk memakai masker (penutup hidung), cuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan penderita
d. Penanganan di Rumah

 Menggunakan uap air panas dengan minyak kayu putih dan menutup
muka dengan handuk
 Cuci hidung (Dan Brennan, 2020)
KUNJUNGAN KE 5
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Ny.I mengatakan saat saya sakit, saya memeriksakan ke dokter dan
menjalani pengobatan, tetapi saat berobat tidak diberitahu bagaimana
penanganan saat kambuh, apa yang terjadi jika tidak diobati, dan berapa
lama sembuhnya
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Penanganan yang dilakukan selanjutnya ketika penyakit kambuh
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan penanganan
sinusitis dirumah
 Berikan kesempatan bertanya

III. Impelentasi Tindakan Keperawatan


a. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi
b. Media dan Alat
 Alat tulis
 Laptop
 Video
 Poster
 PPT
 Perlengkapan inhalasi uap minyak kayu putih (handuk, mangkok,
minyak kayu putih, air hangat)
c. Waktu dan Tempat
Jum’at, 22 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan secara langsung dan sesuai dengan perannya
yaitu pemateri dan penerima informasi
b. Kriteria Proses
 Waktu dan tempat sesuai dengan yang direncanakan
 Proses interaksi berjalan dengan lancar
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif dan dapat bekerja sama
c. Kriteria Hasil
 Pasien mengetahui penanganan sinusistis di rumah
 Pasien dapat melakukan terapi inhalasi uap minyak kayu putih
 Pasien dapat menerapkan terapi inhalasi uap minyak kayu putih
V. Materi

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih

Sasaran : Ny.I

Tempat : Rumah Ny.I

Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Juli 2021

Waktu : 25 Menit

A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih untuk
menghilangkan anosmia pada pasien sinustis diharapkan pasien dapat mengerti,
tahu, dan menerapkan terapi inhalasi uap minyak kayu putih.
B. Materi
Terlampir
C. Media
1. Media SAP
2. Poster
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Setting Tempat

: Ny.I

: Pemateri

F. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

5 menit Pembukaan: Menjawab salam


1.
 Memberi salam Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan kontrak
penyuluhan
 Menyebutkan materi atau
pokok
10 menit Fase kerja: Menyimak dan
2
menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara menyeluruh dan teratur
Materi:
 Terapi inhalasi uap minyak
kayu putih
3 menit Terminasi: Merespon dan
3.
Evaluasi menjawab
pertanyaan

2 menit Penutup Menjawab salam


4.

1. Pengertian
Minyak eucalyptus dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal diantaranya
untuk mengurangi sesak nafas karena flu/asma dengn cara mengoleskan
pada dada, mengobati sinusitis dengan cara menghirup uap air hangat
yang telah diteteskan minyak eucalyptus serta melegakan hidung
tersumbat dengan cara menghirup aroma minyak eucalyptus
2. Manfaat
a. Meredakan batuk
b. Membantu mengeluarkan lendir
c. Membantu bernafas dengan mudah
d. Menyegarkan nafas
3. Cara membuat
a. Alat dan bahan
 Air hangat
 Minyak kayu putih
 Handuk
 Mangkok
b. Langkah membuat
 Rebus air 500 ml hingga mendidih, masukan ke dalam
mangkok
 Masukan minyak kayu putih 3-5 tetes pada mangkok yang
berisi air hangat
 Lalu letakkan muka didepan mangkok dan tutup dengan
handuk
 Hirup udara melalui hidung secara perlahan hingga nafas
terasa lega
KUNJUNGAN KE 7
Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Juli 2021

I. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Ny.I mengatakan saat saya sakit, saya memeriksakan ke dokter dan
menjalani pengobatan, tetapi saat berobat tidak diberitahu bagaimana
penanganan saat kambuh, apa yang terjadi jika tidak diobati, dan berapa
lama sembuhnya
b. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Menganali faktor resiko dan komplikasi
II. Proses Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Defisit pengetahuan sinusitis b.d kurang terpapar informasi
b. Rencana Tindakan
 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan yang
berhubungan dengan sinusitis
 Berikan kesempatan bertanya
III. Impelentasi Tindakan Keperawatan
a. Metode
b. Media dan Alat
c. Waktu dan Tempat
Jum’at, 30 Juli 2021 di rumah Ny.I
IV. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
Implementasi dilakukan secara langsung dan sesuai dengan perannya
yaitu pemateri dan penerima informasi
b. Kriteria Proses
 Waktu dan tempat sesuai dengan yang direncanakan
 Proses interaksi berjalan dengan lancar
 Selama kegiatan, keluarga kooperatif dan dapat bekerja sama
c. Kriteria Hasil
 Pasien memahamai apa saja faktor resiko sinusitis
 Pasien mengetahui komplikasi yang terjadi pada pasien sinusitis
V. Materi
Penularan sinusitis adalah melalui kontak langsung dengan penderita melalui
udara. Oleh karena itu untuk mencegah penyebaran sinusitis, dianjurkan
untuk memakai masker (penutup hidung), cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan penderita. Faktor predisposisi sinusitis adalah sebagai berikut
2;
• ISPA yang disebabkan oleh virus
• Rhinitis oleh karena alergi maupun non-alergi
• Obstruksi nasal
• Pemakaian "nasogastric tube"
Komplikasi yang timbul akibat sinusitis yang tidak tertangani dengan balk
adalah: Meningitis Septikemia Sedangkan pada sinusitis kronik dapat terjadi
kerusakanmukosa sinus, sehingga memerlukan tindakan operatif untuk
menumbuhkan kembali mukosa yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Augesti, G., Oktarlina, R. Z., & Imanto, M. (2016). Sinusitis Maksilaris Sinistra Akut
Et Causa Dentogen. JPM (Jurnal Pengabdian Masyakat) Ruwa Jurai, 2(1), 33-
37.

Battisti AS, Modi P, Pangia J. Sinusitis. In: StatPearls. StatPearls Publishing, Treasure
Island (FL); 2020. PMID: 29262090.

Dan Brennan, MD. 2020. Remedies for Sinus Infection Pain. WebMD. Remedies for
Sinus Infection Pain: What to Do and When to See a Doctor (webmd.com)

Depkes, R. I. (2006). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran


Pernapasan. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.


2016. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

MedlinePlus Medical Encyclopedia. 2020. Sinusitis. Spanyol : ADAM. Sinusitis:


MedlinePlus Medical Encyclopedia

Patel, G. B., Kern, R. C., Bernstein, J. A., Hae-Sim, P., & Peters, A. T. (2020).
Current and future treatments of rhinitis and sinusitis. The Journal of Allergy
and Clinical Immunology: In Practice, 8(5), 1522-1531.

Silvi dkk, 2020. Pengaruh Pemberian Terapi Inhalasi Uap Minyak Kayu Putih
(Eucalyptus) Terhadap Pola Nafas Pada Pasien Balita Dengan Ispa Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Liuk Tahun 2020. Jambi : Prosiding Seminar Nasional
STIKES Syedza Saintika. ISSN :2775-3530

Siska dkk, 2019. Pengaruh Minyak Kayu Putih Dan Postural Drainase Terhadap
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Pada Balita ISPA. Bengkulu : Jurnal
Riset Media Keperawatan. ISSN: 2527-368

Anda mungkin juga menyukai