Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN MENURUT FLORENCE NIGHTINGALE


Dosen Pengampu : Ns. Yuyun Christyanni, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh :
Settiyana (PO6220119430)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V


PRODI KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence
Italia dan meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris
pada usianya yang ke-90 tahun. Pada masa remajanya Florence
Nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang
membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, hingga
akhirnya pada usia yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu
merawat orang yang sakit, Florance Nightingale menghidupkan konsep
penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat kiat juru rawat. Kemudian,
Florance Nightingale dikenal dengan nama, “Bidadari Berlampu (The Lady
With The Lamp)” atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan
korban perang pada perang Krimea.
Florance Nightingale adalah perawat yang pertama kali ada di
dunia dan beliau dikenal dengan sebagai wanita yang pantang menyerah
dalam merawat pasien dan memilikijiwa penolong serta sangat berperan
penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Teori Florance Nightingale
lebih mengemukakan tentang lingkungan.
Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari

B. TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kosep Dasar Keperawatan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Biografi Florance Nightingale

Florence berasal dari keluarga bangsawan kaya yang terpandang


Lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820, Florence berasal dari
keluarga bangsawan yang kaya raya. Ayahnya, William Nightingale
merupakan saudagar tanah yang kaya di London. Meski memiliki harta
yang berlimpah, Florence tidak suka menghamburkan uang layaknya
anak bangsawan lain. Ia tetap rendah hati dan senang membantu
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.Sejak remaja, Florence telah
memiliki keinginan untuk menjadi perawatPada tahun 1846, Ia berlibur
ke Jerman dan bertemu dengan biarawati Lutheran yang bertugas di
sebuah rumah sakit milik Pendeta. Ia kagum kepada para biarawati
yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membantu banyak orang.
Mulai saat itu, keinginan untuk menjadi perawat mulai tumbuh di dalam
dirinya.Florence mendapat julukan "The lady with Lamp"Saat menjadi
relawan perang Krimea, ia dikenal sering mengecek keadaan
pasiennya saat malam hari dengan membawa lampu minyak sebagai
penerangan. Ia pun mendapat julukan "The Lady with
Lamp".Mendirikan sekolah keperawatan Nightingale Selama perang
Krimea berlangsung, Florence banyak melakukan perubahan pada
sistem di rumah sakit. Mulai dari tidak memilah pasien berdasarkan ras
atau keyakinan, membuat beberapa peraturan rumah sakit,
menetapkan kebersihan rumah sakit, dan masih banyak lagi.

B. Latar Belakang Teori Florance Nightingale

Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang


lingkungan. Florence Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali
ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah
dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan
penting dalam perkembangan ilmu keperawatan. Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
yang adekuat (Nightingale 1860, Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale
menghubungkan antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan
dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi hygiene dan
sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat bahwa
Nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi
memberikan dan digunakan untuk menjalankan praktik keperawatan.. hal
paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi
praktik keperawatan. Nightingale berfikir dan menggunakan proses
keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi
berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi demi menyelematkan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

C. Model Konseptual Keperawatan Florance Nightingale

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan


adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu
memahami seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi
pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan
pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang
cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat
mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan
profesi lain.
a. Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan
dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek
terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan
harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien
harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas
dari bau-bauan.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan
yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh
buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Komunikasi tentang pasien
yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama
hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-data yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-
data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
1. Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale:
a. Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence
Nightingale:
1. Peredaran hawa baik.
Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam
keadaan normal.
2. Cahaya yang memadai
Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
3. Kehangatan yang cukup
Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4. Pengendalian kebisingan
Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu
oleh kebisingan (keributan).
5. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)
Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan
dalam kesehatan.

b. Ada 12 macam komponen umum dalam Teori Florence


Nightingale:
1. Kesehatan rumah
Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga
seseorang merasa nyaman.
2. Ventilasidan pemanasanVentilasi
merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi
merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen
lingkungan yang menjadi sumber penyakit dan dapat juga
sebagai pemulihan penyakit.
3. Cahaya
Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan
manfaat dari pencahayaan konsep ini sangat penting dalam
teori Florence, dia mengidentifikasisecara langsung bahwa
sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya
pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat
diinstruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar
dengan sinar matahari.
4. Kebisingan
Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau
ruangan. Hal tersebut perlu dihindarkan karena dapat
mengganggu pasien.
5. Variasi keanekaragaman
Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi
sesesorang, missalnya makanan.
6. Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi
kesehatan seseorang dan juga pola tidur yang kurang baik
akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7. Kebersihan kamar dan halaman
Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi
kesehatan. Oleh karena itu, pembersihan sangat perlu
dilakukan pada kamar dan halaman.
8. Kebersihan pribadi
Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang
karena merupakan bagian dari kebersihan secara fisik.
9. Pengambilan nutrisi dan makanan
Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga
keseimbangan tubuh. Adanya nutrisi dan pola makan yang
baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
10. Obrolan, harapan dan nasehat
Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan
mental seseorang dalam menyikapi lingkungannya.
Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien
dan keluarga. Mental yang yang terganggu akan
mempengaruhi kesehatan pasien.
11. Pengamatan orang sakit
Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat,
dimana seorang perawat harus tahu sebab dan akibat dari
suatu penyakit.
12. Pertimbangan social
Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu
keputusan tetapi dari berbagai sisi.

D. Definisi Konsep Sentral Menurut Florance Nightingale

1. Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual. Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap
saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang
sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka
yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia

2. Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan
yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam
mempertahankan kesehatan individu yang meliputi :
1. Udara bersih,
2. Air yang bersih,
3. Pemeliharaan yang efisien
4. Kebersihan, serta
5. Penerangan/pencahayaan
Ada beberapa lingkungan konteks lingkungan secara keseluruhan yaitu:
1. lingkungan fisik
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan.
Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih,
tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian
rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain
maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas.
Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus
diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor
untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan Sosial
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang
spesifik, kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan
keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik
lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada
umumnya.
Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi
lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan
secara khusus.

3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang
merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan,
fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :
1. Kebersihan
2. Minuman
3. Nutrisi
4. Kelembaban
5. Jalan udara
6. Saluran air

E. Hubungan Teori Florance Nightingale dengan Konsep Keperawatan

Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam


merawat pasien yang diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini
ventilasi menjadi pokok utama dalam menentukan penyembuhan pasien.
a. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-
menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,
setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap
bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.

b. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu
penyakit pada pasien. Oleh karena itu, perawat harus berusaha
dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.

c. Saluran pembuangan yang efesien


Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi
pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara efisien.

d. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien.
Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar mempercepat
proses penyembuhan. Fokus perawatan klien menurut Nightingale
adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien
sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien,
perawat maupun lingkungan.
F. Hubungan Teori Florance Nightingale dengan Proses Keperawatan

a. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada
kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikis dan sosial).

b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental
yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan
lingkungan keseluruhan.

c. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan


dengan lingkungan antara lain:
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

d. Implementasi (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan individu.

e. Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap
kesehatan individu.
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

G. Hubungan Teori Florance Nightingale dengan Teori yang Lain

1. Teori adaptasi
menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya.
Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada
pada dirinya sendiri. Berhasil tidaknya respon adaptasi seseorang
dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang dijelaskan Florence
Nightingale.

2. Kemampuan diri
Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak sebagai pengaruh
dari lingkungannya berperan penting pada setiap individu dalam
merespon adaptif (baik) atau malah adaptif (tidak baik).

3. Teori kebutuhan Menurut Maslow,


pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence Ninghtingale,
sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara
segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan
dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan
menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan
dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

4. Teori stress.
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam
lingkungan, yang harus ditangani. Stress dapat positif atau negatif
tergantung pada hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk
mengambil tindakan positif dalam mencapai keinginan atau kebutuhan.
Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat
sehingga individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale,
menekankan penempatan pasien dalam lingkungan yang optimum
sehingga akan menimbulkan efek stressor, misalnya tempat yang
gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu
dipandang sebagai suatu stressor (penyebab stress) yang negatif.
Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada
kemampuan koping (pertahan terhadap stress) individu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun
landasan teori bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan
suatu filosofi dan suatu teori tentang hubungan antara kesehatan dan
keperawatan (Soemowinoto, 2008). Model konsep Florence Nightingale
memposisikan lingkungan adalah sebagai focus asuhan keperawatan, dan
perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan
perbaikan kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan kesehatan
sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin setiap
kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi
dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional..
Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid, Iqbal. (2009). Ilmu kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Sartono. (2011).. Aplikasi Florence Nightingale dalam Pelayanan Keperawatan dan
Aplikasi Kasus yang Relevan (From: http://enoe2007-berbagi.blogspot.com
Keperawatan Universitas Borneo Tarakan. [Akses: 21 September2015].

Anda mungkin juga menyukai