PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memperoleh pendidikan juga semakin besar. Hal ini mendorong dunia pendidikan
yang dicapai pada setiap jenjang pendidikan. Keberhasilan pendidikan itu sendiri
juga sangat bergantung pada unsur pelaksananya, yaitu guru sebagai pendidik.
harus dapat menentukan strategi pengajaran yang efektif dan efisien, agar
Salah satu cara untuk menolong siswa dalam belajar bermakna adalah
dengan menolong mereka secara eksplisit untuk mengaitkan informasi baru pada
konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitifnya. Munir (2003)
mengemukakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.
Peta konsep adalah salah satu strategi untuk membantu siswa belajar dan
menjadi berhubungan satu sama lainnya. Pada tingkat yang lebih tinggi dapat
1
membantu guru untuk melihat materi pelajaran secara keseluruhan dalam satu
topik atau antar topik, membantu menjelaskan secara keseluruhan secara cepat
Irwansyah: 2002. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa dengan peta konsep
konsep, mampu menyelesaikan soal-soal kimia yang relevan, selain itu motivasi
Konsep kimia karbon merupakan salah satu pokok bahasan yang ruang
lingkup pembahasannya cukup luas dan memiliki keterkaitan antara konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya. Selain itu waktu dibutuhkan untuk
oleh siswa, sehingga belajarnya tidak efektif. Oleh karena itu peta konsep
merupakan implikasi dari belajar bermakna dan dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam mengajarkan ilmu kimia khususnya pada pokok bahasan
2
kimia karbon.
ditemukan di SMA Negeri 6 Wajo. Secara umum metode mengajar yang sering
diselingi tanya jawab, sehingga kegiatan belajar siswa kurang efektif dan efisien
penelitian dan mengangkat judul : " Penerapan Strategi Pemetaan Konsep untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas XI MIA 2 SMA Negeri 6Wajo
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah: "Apakah penerapan strategi pemetaan konsep pada
pokok bahasan kimia karbon dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif penerapan
strategi pemetaan konsep terhadap prestasi belajar kimia siswa kelas XI MIA 2
D. Manfaat Penelitian
3
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
(rote learning) menurut Ausubel dalam Munir (2003). Dalam belajar bermakna,
pengetahuan baru dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam
struktur kognitif. Bila dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep yang
penting bagi guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui para siswa sebelum
satu yang dapat dilakukan adalah dengan pertolongan peta konsep, (Munir :
2003).
dan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi serta
konsep-konsep mendasar dari bidang studi yang dipelajari, Amien dalam Munir
5
Beberapa ciri peta konsep adalah sebagai berikut:
konsep. Hal inilah yang membedakan belajar bermakna dan belajar dengan
konsep dan memperlihatkan gambar satu dimensi saja. Peta konsep bukan
peta jalan yang diperlihatkan oleh jalan-jalan besar, jalan kereta api, dan jalan-
jalan lainnya.
konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep
yang lebih inklusif daripada yang lain. Misalnya konsep makhluk hidup lebih
inklusif daripada konsep tumbuhan atau hewan. Pada peta konsep, terlihat
bahwa konsep yang paling inklusif terdapat pada puncak, lalu menurun hingga
d. Peta konsep disusun secara hirarki. Pada peta konsep ialah tentang hirarki.
Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
6
Langkah-langkah penyusunan peta konsep adalah sebagai berikut:
tersebut
inklusif.
d. Menyusun konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang paling
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seorang belajar, maka tentu saja
Secara umum prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
mengalami belajar dalam suatu proses belajar mengajar yang dapat diukur. Dalam
proses belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan yang sistematis dan
baik, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengajar
atau individu yang belajar. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan atau
yang telah dicapai yang telah dilakukan atau dikerjakan. Selanjutnya Tengku
7
Ramli (2006) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang
dicapai oleh seseorang dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan
tes standar sebagai alat ukur keberhasilan belajar siswa. Di sisi lain hasil belajar
(Mulyono, 2003).
diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam bidang studi kimia
tetapi secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
b. Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar
siswa yang bersumber dari luar diri siswa. Di antaranya adalah faktor
Pokok bahasan kimia karbon merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan
di kelas XI dan kelas XIII pada semester dua. Khusus untuk kelas XI, uraian
8
Atom karbon dalam sistem periodik unsur terletak pada periode 2
keistimewaan pada sifat karbon. Atom karbon memiliki empat elektron pada kulit
luarnya, sehingga untuk mencapai susunan elektron yang stabil susunan elektron
gas mulia memerlukan empat elektron lagi. Dengan demikian setiap atom karbon
dapat membentuk empat ikatan kovalen dengan atom lain. Yang merupakan
kekhasan atom karbon adalah kemampuan atom karbon untuk ikatan atom karbon
lainnya.
Atom karbon hanya memiliki 2 kulit atom sehingga jari-jari atom karbon
relatif kecil. Hal ini menyebabkan ikatan kovalen yang dibentuk relatif kuat dari
karbon berikatan dengan logam dan oksigen. Contoh : K2CO3, CaCO3, NaHCO3.
b. Hidrokarbon
9
hidrogen dan karbon (CXIHY) senyawa hidrokarbon dapat digolongkan
memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap
Senyawa hidrokarbon tak jenuh mempunyai ciri antar atom C ada yang
berikatan rangkap, yaitu ikatan rangkap dua (C = C) atau ikatan rangkap tiga (C
10
yaitu: alkana, alkena dan alkuna.
1) Alkana
C hanya berupa ikatan tunggal). Senyawa alkana bersifat kurang reaktif dibanding
alkena dan alkuna. Oleh karena itu alkana dikenal juga dengan nama parafin.
Rumus umum alkana CnH2n+2 . Tata nama alkana menurut aturan IUPAC.
Gugus alkil adalah alkana yang dihilangkan satu atom H-nya sehingga
d) Jika terdapat lebih dari satu rantai cabang yang sama, rantai cabang tersebut
2 = di 5 = Penta 8 = okta
Contoh:
Jika terdapat gugus alkil metil dan etil, urutannya adalah etil kemudian metil.
2) Alkena
11
molekul senyawa alkena (CnH2n) terlihat bahwa jumlah atom H pada senyawa
alkena dua atom lebih sedikit daripada senyawa alkana. Agar ikatan pada senyawa
alkena memenuhi ikatan oktet, senyawa tersebut harus membentuk ikatan rangkap
a) Rantai karbon terpanjang harus melalui ikatan dua dan diberi akhiran -ena.
3) Alkuna
ikatan rangkap tiga pada struktur molekulnya. Jumlah atom H senyawa alkuna
empat atom lebih sedikit daripada senyawa alkana atau dua atom lebih sedikit
daripada senyawa alkena sehingga rumus umum senyawa alkuna adalah CnH2n-2.
Cara penomoran atom C pada senyawa alkuna seperti penomoran pada senyawa
Ada dua faktor yang mempengaruhi titik didih suatu senyawa, yaitu ikatan
1) Jika harga Mr semakin besar atau jumlah atom C semakin banyak, harga titik
2) Senyawa alkana yang memiliki rantai cabang memiliki titik didih dan titik
leleh yang lebih kecil daripada senyawa alkana yang memiliki rumus molekul
12
sama, tetapi memiliki rantai lurus dan tidak bercabang.
e. Keisomeran Hidrokarbon
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama (jumlah
1) Keisomeran Alkana
2) Keisomeran Alkena
Contoh:
3) Keisomeran Alkuna
Keisomeran Alkuna dapat berupa isomer rangka, isomer posisi dan isomer
fungsional.
Contoh:
CH C–CH2–CH2–CH3 1 –pentuna
13
CH3–C C–CH2–CH3 2–pentuna
CH C – CH – CH3 3-metil-1-butuna
CH3
perengkahan (cracking).
Contoh:
Reaksi perengkahan
Contoh:
Reaksi adisi
Reaksi polimerisasi
14
Reaksi terpenting pada alkuna mirip dengan reaksi alkena
B. Kerangka Berpikir
tujuan pembelajaran yang ditetapkan, oleh sebab itu seorang guru perlu memilih
efektif dan efisien. Selain itu pemilihan strategi mengajar diharapkan dapat
yang disusun secara hirarki, ini berarti konsep yang lebih umum berada di puncak
disusul oleh konsep-konsep yang semakin khusus. Peta konsep pada dasarnya
keterkaitan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya. Selain itu peta konsep
memberikan gamabaran pada siswa tentang materi yang akan diajarkan, sehingga
informasi. Peta konsep merupakan alternatif yang tepat dalam upaya membantu
keaktifan dan kegairahan yang berujung pada peningkatan prestasi belajar. Materi
kimia karbon merupakan salah satu pokok bahasan yang ruang lingkup
pembahasannya cukup luas dan memiliki keterkaitan antara konsep yang satu
15
dengan konsep yang lainnya, oleh karena itu dengan penerapan strategi pemetaan
konsep merupakan salah satu alternatif yang sesuai dalam meningkatkan prestasi
belajar kimia siswa dan menjadikan proses belajar mengajar berlangsung efektif
dan efisien.
C. Hipotesis Penelitian
siswa kelas XI SMA Negeri 6Wajo (Studi pada pokok bahasan kimia
karbon)”
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 6
D. Prosedur Penelitian
Gambaran siklus I
1. Tahap Perencanaan
konsep.
17
c. Guru mempersiapkan soal berupa soal essai yang dijadikan sebagai soal tugas
2. Tahap Tindakan
heterogen (ada yang pintar, sedang, kurang) yang jumlahnya 5 orang dan
memahami semua jawaban dari masalah yang diberikan, bukan hanya soal
diberikan dalam jangka waktu tertentu. Jika ada soal yang sulit, guru harus
e. Guru mengundi kelompok mana yang akan mengerjakan soal pertama. Nama
dari setiap kelompok disimpan dalam suatu tempat dan diacak. Selanjutnya,
18
kelompok yang sudah naik mengerjakan soal di papan tulis, dikeluarkan dari
tempat undian sehingga kelompok yang lain juga mempunyai peluang untuk
f. Siswa dengan urutan pertama dari kelompok yang telah diundi melaporkan
hasil diskusi kelompoknya dan anggota kelompok lain yang bernomor sama
mengerjakan soal di papan tulis. Hal ini dilakukan sampai nomor terakhir.
3. Tahap Observasi
mengajar. Guru mencatat hal yang dialami oleh siswa dan kondisi belajar siswa
berdasarkan lembar observasi siswa yang sudah disiapkan dalam hal ini perhatian,
4. Refleksi
mempelajari perkembangan hasil pekerjaan siswa pada akhir siklus I. Dari kedua
hasil inilah yang selanjutnya dijadikan acuan bagi peneliti untuk merencanakan
perbaikan dan penyempurnaan siklus berikutnya (siklus II) sehingga hasil yang
Gambaran siklus II
19
Tahapan-tahapan dalam siklus II sama dengan tahapan-tahapan pada
siklus I. permasalahan yang ditemukan dari hasil refleksi siklus I diperbaiki pada
siklus II.
1. Sumber data
2. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu data kualitatif berupa
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan data kuantitatif berupa hasil
belajar.
a. data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa. Adapun tes
b. Data tentang aktivitas siswa pada saat pelaksanaan tindakan diambil melalui
lembar observasi.
deskriptif dan kuantitatif. Untuk hasil observasi siswa dianalisis secara kualitatif
20
Tabel 2. Kriteria ketuntasan belajar Siswa SMA Negeri 6 Wajo tahun pelajaran
2018 / 2019
G. Indikator Keberhasilan
belajar kimia siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Wajo melalui pembelajaran
21
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Karakteristik distribusi skor prestasi belajar kimia siswa pada Siklus I dan
Siklus II Kelas XI MIA 2 SMA Negeri 6Wajo.
berkaitan dengan skor variabel prestasi belajar kimia siswa kelompok eksperimen
Tabel 4. Distribusi skor prestasi belajar kimia siswa pada Siklus I dan Siklus II
Nilai Statistik
Statistik
Siklus II Siklus I
Skor Maksimum 31 31
Skor tertinggi 28 26
Skor terendah 17 15
Skor rata-rata 21,97 20,07
gambaran umum tentang hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil
rata skor 21,97. Hasil belajar yang dicapai siswa berdistribusi dari skor terendah
skor 20. Hasil belajar yang dicapai siswa berdistribusi dari skor terendah 15 dan
skor tertinggi 26. Hasil perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 14 / 15.
22
b. Karakteristik distribusi frekuensi dan persentase skor prestasi belajar kimia
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
skor prestasi hasil belajar kimia siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Prestasi Belajar Siswa pada
Siklus I dan Siklus II
Siklus II Siklus I
Interval Tingkat
Kategori Persentase Persentase
Ketuntasan Frekuensi Frekuensi
(%) (%)
0 – 66 Tidak Tuntas 11 36,67 17 56,67
orang siswa berada dalam kategori tidak tuntas dengan persentasei sebesar 36,67
%. Selanjutnya siswa yang berada pada kategori tuntas sebanyak 19 orang dengan
kategori tidak tuntas dengan persentase sebesar 56,67 %. Selanjutnya siswa yang
berada dalam kategori tuntas sebanyak 13 orang siswa dengan persentase sebesar
B. Pembahasan
mempunyai rata-rata skor prestasi belajar sebesar 21,97. Hasil belajar siswa yang
23
Prestasi belajar siswa pada siklus I mempunyai skor rata-rata prestasi
belajar sebesar 20,07. Hasil belajar siswa yang dicapai berdistribusi dari skor
siswa yang berada dalam kategori tidak tuntas dan persentase ketuntasan 36,67%.
Selanjutnya siswa yang berada dalam kategori tuntas sebanyak 13 orang dengan
persentase sebesar 43,33%. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada kelompok
ini terdapat 11 orang siswa yang berada dalam kategori tidak tuntas dengan
penerapan strategi pemetaan konsep, Prestasi belajar siswa pada siklus II lebih
tinggi dibandingkan pada siklus I, yang dapat dilihat pada tingkat ketuntasan
belajar yang dicapai siswa. Hal ini disebabkan karena strategi pemetaan konsep
adalah salah satu cara untuk membantu siswa dalam belajar dan membangun pola
konsep antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.. Pada pokok
bahasan kimia karbon sehingga membantu siswa memahami konsep kimia secara
meningkatkan prestasi belajar kimia siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 6Wajo
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada siklus I 36,67 % dan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II 63,33
pada pokok bahasan kimia karbon dapat meningkatkan prestasi belajar kimia
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Jusniar. 2005. Peta Konsep “Suatu Strategi dalam Pembelajaran Kimia di SMU”.
Journal Chemica volume 2 No. 1 Juni, 2005: (30 – 37).
Nana Sutresna. 2004. Kimia untuk SMA Kelas 1 Semester 2 Jilid IB. Bandung:
Grafindo.
Omay Sumarna. 2005. Kimia untuk SMA Kelas XI. Bandung Regina.
26