Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia adalah ilmu yang memiliki karakteristik tidak dapat dipisahkan

yaitu: kimia sebagai produk (pengetahuan kimia berupa fakta, konsep, prinsip,

hukum dan teori) temuan ilmiah dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah) (BNSP,

2006). Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan yang sebagian besar ilmunya

diperoleh dari hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium (Chang, 2004).

Oleh karena itu untuk memahami materi kimia diperlukan materi yang dipahami

secara berjenjang yang menyangkut prinsip, konsep, dan hukum. Sebagian besar

prinsip, konsep dan hukum diperoleh melalui kerja ilmiah.

Materi kimia kelas XI SMA salah satunya larutan penyangga. Materi larutan

penyangga merupakan materi kimia yang memiliki keterkaitan dengan materi

sebelumnya seperti materi asam basa. Materi ini memerlukan praktikum untuk

menemukan konsep. Konsep larutan penyangga meliputi pengertian larutan

penyangga, sifat larutan penyangga, komponen larutan penyangga dan fungsi

larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup (Mentari, 2014).

Informasi yang diperoleh dari dari hasil pengamatan pada proses

pembelajan, sebagian siswa acuh tak acuh dengan pelajaran kimia karena

menganggapnya sulit. Hanya sebagian kecil siswa yang aktif dalam proses

pembelajaran. Banyak siswa yang hanya menyalin tugas temannya sehingga

jawaban tugas kimia siswa pada umumnya sama. Selain itu penggunaan

1
2

laboratorium untuk proses pembelajaran jarang dilakukan. Berpikir kritis adalah

kemampuan kognitif untuk mengatakan sesuatu dengan penuh pertimbangan dan

keyakinan dengan bersandar pada bukti yang logis dan empiris yang diperoleh

dari hasil berpikir yang sistematis (Yaumi, 2012). Siswa tidak dapat

mengembangkan keterampilan berpikir kritis jika model pembelajaran yang

diterapkan disekolah tidak disubtitusi. Selain itu materi larutan penyangga juga

dianggap sulit oleh siswa. materi larutan penyangga yang dianggap sulit oleh

siswa yaitu konsep pengertian larutan penyangga, konsep perhitungan pH larutan

penyangga dengan penerapan prinsip kesetimbangan, konsep perhitungan pH

larutan penyangga dengan penambahan sedikit asam atau basa, dan konsep

fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup dan kehidupan sehari-hari

(Marsita, 2010).

Kesulitan memperlajari materi larutan penyangga disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu siswa memiliki minat dan perhatian yang rendah pada proses

pembelajaran (Marsita, 2010). Faktor kesulitan tersebut dapat dikaitkan dengan

motivasi belajar. Peserta didik dengan minat dan perhatian yang rendah memiliki

motivasi yang rendah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alawiyah (2016)

yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh sekitar 63,36% terhadap kesulitan

belajar. Selain itu hasil angket indikator motivasi terhadap kesulitan belajar

diperoleh persentase 57% dengan kualifikasi cukup berpengaruh. Siswa tidak

memiliki motivasi pada proses pembelajaran sehingga menyebabkan kesulitan

dalam belajar kimia (Yakina dan Raudhatul, 2017).


3

Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi ekstrinsik dan instrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang

lain yang berarti bahwa seseorang melakukan sesuatu agar memperoleh

tujuannya. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti

hukuman dan imbalan. Sedangkan motivasi instrinsik adalah motivasi internal

untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Misalnya seorang siswa belajar

menghadapi ujian karena dia senang dengan mata pelajaran yang diuji. Cameron

dalam (Santrock, 2008), menyatakan bahwa dalam analisisnya terhadap sekitar

seratus studi, dia menemukan bahwa hadiah verbal (pujian dan tanggapan positif)

dapat digunakan untuk memperkuat motivasi instrinsik (Santrock, 2008).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik dan

instrinsik saling berhubungan satu sama lain. Sehingga untuk meningkatkan

prestasi belajar dibutuhkan kedua jenis motivasi tersebut.

Keterampilan berpikir kritis dan motivasi belajar peserta didik yang rendah

dapat ditangani dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran

yang dapat menangani masalah tersebut adalah model pembelajaran inkuiri.

Pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang menekankan peserta didik

untuk berpikir kritis dan analitis dalam memecahkan masalahnya secara mandiri

(Sanjaya, 2010).

Pembelajaran inkuiri menekankan pada beberapa pengembangan aspek

seperti pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang,

oleh karena itu pembelajaran dengan cara ini dianggap jauh lebih bermakna

(Al-Tabany, 2014). Selain itu pembelajaran inkuiri menkondisikan siswa untuk


4

berpikir secara kritis dan kreatif serta mendorong siswa membuat kesimpulan

sendiri yang didasarkan pada observasi yang dilakukan secara mandiri (Ngalimun,

2016). Inkuiri terbimbing merupakan salah satu jenis pembelajaran inkuiri.

Inkuiri terbimbing menguraikan bahwa guru memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada siswa untuk menemukan konsep dengan petunjuk seperlunya

berupa pertanyaan yang membimbing (Krissandi, 2018). Inkuiri jenis ini cocok

untuk diterapkan pada materi yang berkaitan dengan konsep-konsep (Amri dan

Ahmadi, 2015). Materi larutan penyangga merupakan materi yang terkait dengan

konsep-konsep sehingga jenis model pembelajaran inkuiri yang cocok adalah

model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selain itu inkuiri terbimbing cocok untuk

siswa dalam tahap awal menerima model pembelajaran inkuiri pada proses

pembelajaran.

Berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui model inkuiri karena

memungkinkan siswa untuk menggali jalur penemuan dan investigasinya dan

perpustakaan yang dapat membimbing mereka memahami konsep-konsep yang

bernilai. Sehingga dapat menjadikan peserta didik pemikir yang kritis (Ngalimun,

2016). Berpikir kritis adalah kemampuan kognitif untuk mengatakan sesuatu

dengan penuh pertimbangan dan keyakinan dengan bersandar pada bukti yang

logis dan empiris diperoleh dari hasil berpikir yang sistematis (Yaumi, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan beberapa pengaruh signifikan model

pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran

inkuiri memberikan pengaruh signifikan terhadap aspek keterampilan berpikir

kritis yaitu interpretation, analysis, explanation, evaluation dan self-regulation


5

namun tidak signifikan pada aspek inference (Masitoh 2017). Selain itu penerapan

model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis

materi hidrolisis garam (Fajariyah, 2016). Oleh karena itu model pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan

perilaku, artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi

terarah dan bertahan lama (Santrock, 2008). Motivasi belajar dapat ditingkatkan

melalui model pembelajaran inkuiri. Menurut Rahmawati dan Abdul (2014),

bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan motivasi belajar kimia

materi asam basa.

Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti berinisiatif untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Wajo (Studi

pada Materi Pokok Larutan Penyangga)”.

B. Rumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil

belajar peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Wajo pada materi larutan

penyangga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil

belajar peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Wajo pada materi larutan

penyangga
6

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat berupa:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dan referensi bagi guru.

Anda mungkin juga menyukai