Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimental. Penelitian

quasi experimental adalah penelitian yang dikembangkan dari true experimental.

Hal ini dikarenakan penelitian memiliki kelompok kontrol namun tidak

sepenuhnya mengontrol variabel dalam eksperimen (Sugiyono, 2014).

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan

pembelajaran konvensional sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah

keterampilan berpikir kritis dan motivasi belajar.

2. Desain Penelitian

a. Rumusan Masalah 1

Desain untuk rumusan masalah 1 yaitu pretest-postest control grup design.

Adapun tabel desain rumusan masalah 2 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Rumusan Masalah 1

Kelas Pretest Perlakuan postest


R1 O1 X1 O2
R2 O3 X2 O4
(Sugiyono, 2014)

Keterangan:

R1 = Kelas eksperimen

24
25

R2 = Kelas kontrol

X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

X2 = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional

O1 = Hasil pretest kelas eksperimen

O2 = Hasil posttest kelas eksperimen

O3 = Hasil pretest kelas kontrol

O4 = Hasil posttest kelas kontrol

b. Rumusan Masalah 2

Desain untuk rumusan masalah 2 yaitu posttest only control grup design. Adapun

tabel desain rumusan masalah 2 sebagai berikut:

Tabel 3.2. Desain Rumusan Masalah 2

Kelas Perlakuan Posttest


R1 X1 O1
R2 X2 O2
(Sugiyono, 2014)

X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing

X2 = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional

O1 = Motivasi belajar kelas eksperimen

O2 = Motivasi belajar kelas kontrol

c. Rumusan masalah 3

Hubungan antara motivasi belajar dan keterampilan berpikir kritis.

Y1 Y2
r
keterangan:

Y1 = Motivasi Belajar

Y2 = Keterampilan berpikir kritis


26

r = Korelasi motivasi belajar dengan keterampilan berpikir kritis.

C. Defenisi Operasional Variabel

Adapun defenisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri yang akan digunakan dalam penelitian

berdasarkan dengan sintaks model pembelajaran inkuiri yaitu: orientasi,

merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji

hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

2. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang akan digunakan dalam penelitian adalah

pembelajaran yang diterapkan disekolah tempat penelitian. Model pembelajaran

yang berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya

jawab.

3. Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis diukur pada penelitian ini berdasarkan indikator

keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (2011), yaitu fokus pada pertanyaan,

menganalisis argumen, mempertimbangkan kredibilitas sumber, membuat dan

menentukan hasil pertimbangan, mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu

defenisi, dan memutuskan suatu tindakan.

4. Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi belajar diukur dengan menggunakan angket yang berisi item

pernyataan yang berdasarkan pada indikator motivasi belajar. Adapun indikator

motivasi yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, memiliki


27

minat terhadap pelajaran, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah

melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah soal,

adanya penghargaan dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 6

Wajo yang terdiri dari XI IPA 1 – XI IPA 4.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol.

Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan simple random sampling.

Dua kelas dipilih dengan asumsi bahwa siswa memiliki kemampuan homogen.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI IPA 1 dan XI

IPA 2 semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMA Negeri 6 Wajo.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes keterampilan berpikir kritis dan

angket motivasi belajar peserta didik.

1. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir kritis menggunakan

instrument tes berupa 7 item soal esai yang mencakup indikator keterampilan

berpikir kritis.
28

2. Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Angket motivasi digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar

peserta didik. Angket dibuat berdasarkan indikator motivasi sehingga dihasilkan

beberapa item pernyataan. Skala pengukuran pada angket ini menggunakan skala

likert bentuk Checklist. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, persepsi dan motivasi sekelompok orang (Sugiyono, 2014).

Bentuk alat ukur motivasi belajar menggunakan 4 kriteria yaitu, sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Cara

pemberian skor dapat dilihat pada tabel:

Tabel. 3.3 Skor Pernyataan Angket Motivasi


Kriteria Jawaban
SS S TS STS
Skor 4 3 2 1
(Sugiyono, 2014).

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan observasi di SMAN 6 Wajo terkait proses pembelajaran.

b. Melakukan wawancara dengan guru mengenai kesulitan yang dialami siswa

dalam pembelajaran kimia.

c. Mencari solusi terkait dengan masalah siswa

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Membuat instrument penelitian untuk mengukur keterampilan berpikir kritis

dan motivasi belajar.


29

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), adapun langkah-langkah pembelajaran secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.4.

b. Memberikan tes keterampilan berpikir ktitis dan angket motivasi belajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Keterampilan Berikir Kritis

Pengumpulan data keterampilan berpikir kritis dilakukan dengan pemberian

tes berupa pretest dan posttest untuk menguji keterampilan berpikir kritis masing-

masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Indikator keterampilan

berpikir kritis yang digunakan ada 5 indikator yang dibagi dalam 7 soal esai.

Indikator berpikir kritis yaitu fokus pada pertanyaan, mengalisis argumen,

mempertimbangkan kredibilitas sumber, membuat dan menentukan hasil

pertimbangan, mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu defenisi, dan

memutuskan suatu tindakan.

2. Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Pengumpulan data motivasi belajar menggunakan angket motivasi belajar

yang item nya dibuat berdasarkan 8 indikator yang dibagi menjadi 50 item

pernyataan. Adapun indikator motivasi yaitu tekun menghadapi tugas, ulet

menghadapi kesulitan, memiliki minat terhadap pelajaran, dapat mempertahankan

pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, senang mencari dan

memecahkan masalah soal, adanya penghargaan dalam belajar dan adanya

lingkungan belajar yang kondusif.


30

Tabel 3.4. Langkah-langkah pembelajaran kelas ekperimen

Sintaks Kegiatan guru Kegiatan peserta didik


Kegiatan Awal Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam 1. Peserta didik menjawab
2. Guru meminta ketua kelas salam
untuk memimpin doa. 2. Peserta didik membaca
3. Guru mengecek kehadiran doa.
peserta didik 3. Peserta didik diabsen oleh
4. Guru memberikan guru
apersepsi terkait dengan 4. Peserta didik
materi yang telah memperhatikan apersepsi
dipelajari sebelumnya terkait dengan materi yang
5. Guru memberikan telah dipelajari sebelumnya
motivasi terkait dengan 5. Peserta didik
materi yang akan memperhatikan motivasi
dipelajari. terkait dengan materi yang
6. Guru menyampaikan akan dipelajari.
tujuan pembelajaran yang 6. Peserta didik menulis
akan dicapai. tujuan pembelajaran yang
7. Guru membagi peserta akan dicapai.
didik untuk berkelompok. 7. Peserta didik membuat
8. Guru membagikan LKPD kelompok
kepada setiap kelompok. 8. Perwakilan kelompok
mengambil LKPD
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
Menerapkan model Menerapkan model
pembelajaran inkuiri. pembelajaran inkuiri.
Orientasi Fase I Fase I
Guru meminta peserta didik Peserta didik untuk membaca
untuk membaca dan dan mengamati dengan cermat
mengamati dengan cermat orientasi masalah yang ada
orientasi masalah yang ada dalam LKPD. (mengamati)
dalam LKPD.
Merumuskan Fase II Fase II
masalah Guru membimbing peserta Peserta didik merumuskan
didik untuk merumuskan masalah bersama teman
masalah bersama teman kelompoknya berdasarkan
kelompoknya berdasarkan orientasi masalah yang telah
orientasi masalah yang telah dibaca dan diamati dalam
dibaca dan diamati dalam LKPD terkait dengan materi
LKPD terkait dengan materi larutan penyangga. (menanya)
larutan penyangga.
31

Lanjutan Tabel 3.4.


Mengajukan Fase III Fase III
Hipotesis Setiap kelompok menuliskan Setiap kelompok
hipotesis berdasarkan menuliskan hipotesis
rumusan masalah yang telah berdasarkan rumusan
dibuat. masalah yang telah dibuat.
Mengumpulkan Fase IV Fase IV
data Setiap kelompok Setiap kelompok
mengumpulkan data berasal mengumpulkan data
dari study literature atau berasal dari study literature
praktikum. atau praktikum.
(mengumpulkan
infomasi)
Menguji Fase V Fase V
Hipotesis Setiap kelompok menguji Setiap kelompok menguji
hipotesis dengan hipotesis dengan
menggunakan data yang telah menggunakan data yang
diperoleh. telah diperoleh
(mengasosiasi)
Merumuskan Fase VI Fase VI
kesimpulan Setiap kelompok Setiap kelompok
merumuskan dan merumuskan dan
menyampaikan kesimpulan menyampaikan kesimpulan
hasil pembelajaran yang hasil pembelajaran yang
diperoleh diperoleh
(mengomunikasikan)
Kegiatan Akhir Kegiatan Akhir
1. Guru menyampaikan 1. Peserta didik
kesimpulan hasil meperhatikan
pembelajaran secara kesimpulan hasil
keseluruhan. pembelajaran secara
2. Guru meminta peserta keseluruhan.
didik untuk 2. Peserta didik
mengumpulkan LKPD. mengumpulkan LKPD.
3. Guru memberikan evaluasi 3. Peserta didik diberikan
diakhir pembelajaran. evaluasi diakhir
4. Guru memberikan tugas pembelajaran.
baca terkait dengan materi 4. Peserta didik diberikan
yang akan dipelajari tugas baca terkait
pertemuan selanjutnya dengan materi yang akan
5. Guru meminta peserta dipelajari pertemuan
didik untuk menutup selanjutnya
pembelajaran dengan doa. 5. Guru meminta peserta
didik untuk menutup
pembelajaran dengan
doa.
32

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data mengenai pencapaian keterampilan

berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Statistik deskriptif mencakup penyajian

tabel, diagram, nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi, nilai terendah, dan standar

deviasi yang dihitung secara manual serta angket.

a. Keterampilan Berpikir Kritis

Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengukur keterampilan berpikir

kritis peserta didik kelompok eksperimen dan kontrol. Untuk mengetahui

keterampilan berpikir kritis peserta didik, digunakan rumus:

data yang telah didapat kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Kategori keterampilan berpikir kritis

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Persentasi Kemampuan Berpikir Kritis


Interpretasi (%) Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
(Setyowati dan Mosik, 2011)

b. Motivasi Belajar

Skor motivasi peserta didik


33

Keterangan:

Sms = Skor motivasi peserta didik

Tabel 3.5 Kategori Motivasi Belajar

Skor Kategori
81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-40 Rendah
0-20 Sangat Rendah
(Arifin dalam Sumartono, 2015)

Untuk mengetahui peningkatan pretest posttest menggunakan rumus

Kriteria N-Gain menurut Hake (2002), disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria N-Gain


Nilai N-Gain Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk di uji

dengan menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Melalui uji ini data

dapat diketahui apakah berdistribusi normal atau tidak normal (Misbahuddin dan

iqbal, 2014). Adapun jenis uji normalitas yang digunakan dalam penelitian adalah

uji normalitas chi kuadrat.


34

Di mana:

chi kuadrat

frekuensi yang diperoleh

frekuensi yang diharapkan

(Hadi, 2015)

Normalitas data dilihat dengan cara membandingkan harga chi kuadrat

hitung dengan chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau

sama dengan harga chi kuadrat tabel maka distribusi data dinyatakan

normal dan jika lebih besar maka dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2014).

2) Uji Homogenitas

Uji normalitas data adalah uji persyaratan analisis tentang kelayakan data

untuk dianalisis dengan menggunakan uji statistik tertentu. Uji homogenitas

dilakukan menggunakan uji perbandingan varians (F).

Hipotesis pengujian : H0 = varians data homogen

H1 = varians data tidak homogen


35

Kriteria pengujiannya : Terima H0 jika harga

Tolak H0 jika harga

(Sudjana, 2009)

3) Uji Hipotesis

Hipotesis yang telah dirumuskan di uji dengan menggunakan uji-t jika

memenuhi persyaratan yaitu homogenitas dan normalitas.

Uji hipotesis dengan uji t

Pengujian hipotesis digunakan untuk apakah H0 atau H1 yang dirumuskan

statistik diterima atau ditolak dengan menggunakan uji t, yaitu:

H0 = Tidak ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan

berpikir kritis pada materi larutan penyangga.

H1 = Ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan

berpikir kritis pada materi larutan penyangga.

Dapat di tulis dalam bentuk:

Dimana:

= Hipotesis nol

= Hipotesis alternatif
36

= Rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam kelas eksperimen

= Rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam kelas kontrol

(Subana, 2005)

Adapun langkah-langkah uji t:

(1) Mencari standar deviasi gabungan

Keterangan:

n1 = Banyaknya data kelas eksperimen

n2 = Banyaknya data kelas kontrol

s1 = Standar deviasi kelas eksperimen

s2 = Standar deviasi kelas kontrol

dsg = Standar deviasi gabungan

(2) Menentukan t hitung

Keterangan

rata-rata dari kelas ekperimen

rata-rata kelas kontrol


37

Kriteria pengujian adalah jika pada dengan

, maka H0 ditolak dan hipotesis diterima yang berarti bahwa

ada perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa yang

diajar dengan model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional. Sebaliknya jika maka H0 diterima dan

H1 ditolak, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri

dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

Anda mungkin juga menyukai