Anda di halaman 1dari 2

Resensi Novel Rindu

Judul novel : Rindu

Pengarang : Darwis Tere Liye

Penerbit : Republika

Tahun terbit : 2014

Tebal buku : 544 halaman

Rindu adalah persembahan Tere Liye di tahun 2014 yang betul-betul dirindukan. Rindu
merupakan buku ke-20 karya pengarang produktif tersebut. Semua karya-karyanya memiliki ciri
khas dan cita rasa yang berbeda. Lagi-lagi tere liye menyuguhkan tema yang tidak
biasa,sederhana, tidak muluk-muluk, tapi segar.

Novel ini menceritakan tentang sebuah kapal besar yang melakukan perjalanan haji , yang di
lakukan selama 9 bulan. Yang di dalamnya penuh dengan cerita bahagia dan airmata. Daeng
andipati yang berangkat bersama keluarganya. Begitu juga dengan gurutta yang sudah
menunggu sekian lama untuk melakukan perjalanan ini, ambo yang pergi karena kesedihannya
dan kepiluan hatinya, pasangan sepuh mbah kakung slamet dan mbah putri slamet yang
bersama cinta sejatinya untuk memenuhi janji, begitu pula dengan bonda upe dan suami yang
memiliki kesempatan untuk memenuhi kerinduannya dan penumpang lainnya. Walaupun lama
perjalanan yang mereka lakukan tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap beribadah
menunaikan rukun islam yang kelima

Lantas tidak begitu saja pertanyaan itu mengiringi kapal itu. Masih ada masalah lain yang
timbul, piston kapal yang rusak menyebabkan kapal harus dihentikan di lautan menuju sri
lanka. Kapal dengan masalah piston itu sudah selesai dan bisa ditangani dengan baik. Kemudian
muncul kembali dari bajak laut somalia yang di kenal kekejamannya.

Kerinduan atas tanah suci selesai sudah. Pertanyaan yang mengganjal menjadikan mereka jiwa
yang kuat  dan mantap untuk meniti kahidupa ke depan. Tidak ada lagi ragu di dalamnya. Tidak
terlepas dari cinta sejati pasangan sepuh itu yang meninggal di tempat yang sama dan
dikuburkan di tempat yang sama pula. Begitu pula dengan kisah cinta ambo. Yang ternyata
orang yang akan berjodoh dengan wanita itu adalah dirinya. Daeng andipati yang sudah
memaafkan ayahnya meniti kehidupan dengan bahagia dan kembali bersilahturahmi dan
berkomunikasi kembali dengan keluarganya.

Adapun kelebihan buku ini adalah alur ceritanya yang begitu menarik untuk dibaca. Latar
peristiwa kehidupan yang terjadi di atas kapal uap besar itu adalah ibarat sebuah kampung.
Kekurangan buku ini terletak pada sampul buku yang kurang menarik, tidak sebanding dengan
isinnya yang begitu menarik untuk dibaca.

Anda mungkin juga menyukai