Anda di halaman 1dari 13

BAB II

A. Pengertian
Chronic kidney disease (CKD) /penyakit ginjaal kronis di definisikan sebagai
kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus
filtrasi rate (GFR) (Nahas & Lewin,2010).
CKD / Gagal Ginjal Kronis (GGK) di definisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan secara lambat, progresif, ireversibel dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan dan
keseimbangan elektrolit, sehngga terjadi uremia dan azotemia (smeltzer, 2009).
CKD adalah kerusakan pada struktur / fungsi ginjal yang berlangsung diatas 3
bulan, dengan atau tanpa penurunan GFR. Selain itu, CKD dapat pula di defnisikan
sebagai suatu keadaan dimana GFR di bawah 60 ml/menit / 1,73 m 3 selama 3 bulan
atau tanpa di sertai kerusakan ginjal (National Kidney Foundation, 2002).

B. Anatomi Fisiologi
1. Ginjal
Gijal terletak pada dinding posterior abdomen terutama di daerah lumbal, di
sebelah kanan dan kiri tulang belakang, di bungkus lapisan lemak yang di
belakang peritoneum. Kedudukan ginjal dapt di perkirakan dari belakang, mulai
dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga, dan
ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena ada organ hati
Setiap ginjal penjangnya antara 12 cm sampai 13 cm. Lebarnya 6 cm dan
tebalnya antara 1,5 sampai 2,5 cm. Pada orang dewasa berat ginjal antara 140-150
gram. Bentuk ginjal seperti kacang dan isi dalamnya/hilus menghadap ke tulang
belakang, serta sisi luarnya berbenntuk cembung. Pembuluh darah ginjal
semuanya masuk dan keluar melalui hilus. Di atas setiap ginjal menjulang kelenjar
suprarenal.
Setiap gijal di lingkupi kapsul tipis dan jaringan fibrus yang membungkusnya
dan membentuk pembungkus yang halus serta didalamnya terdapat struktur-
struktur ginjal. Struktur ginjal warna ungu tua dan terdiri dari bagian kapiler
sebelah luar, dan meda di sebelah dalam tersusun atas 15-16 bagian yang
berbentuk piraid yang disebut piramid ginjal.
- Struktur mikroskopik ginjal
Tersusun atas banyak nefron yang merupakan satua fungsional ginjal
dan di perkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron
mulai membentuk sebagai berkas kapiler (badan Malpighi/Glomerulus).
Yang erat tertanam dalam ujung atas yang lebar pada uninefrus. Tubulus adal
yang berkelok dan ada yang halus. Bagian pertama tubulus berkelok-kelok
dan kelokan pertama di sebut tubulus proksimal, dan setelah itu terdapat
sebuah simpai yang di sebut simpai henle. Kemudia tubuus tersebut berkelok
lagi yaitu tubulus distal. Yang bbergabung dengan tubulus penampung yang
berjalan melintasi korteks dan medula, dan berakhir dipuncak salah satu
piramida ginjal.
Selain tubulus uniferus, struktur ginjal juga berisi pembuluh darah
yaitu arteri renalis yang membawa darah murni dari aorta abdominalis ke
ginjal dan bercabang-cabang di ginjal dan membentuk artiola aferen (arteri
ola aferentes), serta masing-masing membentuk simpul di dalam salah satu
glomerulus. Pembuluh darah eferen kemudian tampil sebagai arteriola eferen,
yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapiler di sekeliling tubulus
urineferus. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi membentuk vana
renalis, yag membawa darah ke vena cava inferior. Maka darah yang beredar
dalam ginjal mempunyai 2 kapiler yang bertujuan agara darah lebih lama di
sekeliling tubulus urineferus. Karena fungsi ginjal tergantung pada hal
tersebut.
2. Fisiologi Ginjal
- Fungsi ginjal
Ginjal mempunyai peranan penting yaitu sebagai ekresi dan non
eksresi. Sebagai ekresi ginjal bekerja sebagai filtran senyawa yang sudah
tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Seperti urea, natrium dll dalam urin.
Sebagai sistem non ekresi bekerja sebagai penyeimbang asam basa,
cairan dan elektrolit tubuh serta fungsi hormonal. Ginjal mengekresi hormon
renin yang mempunyai peran dalam mengatur tekanan darah (RAA),
pengaturan hormon eritropoetin, sebagai hormon pengaktif sumsum tulang
untuk menghasilkan eritrosit. Ginjal juga menyalurkan hormon dihidroksi
kolekalsi ferula (Vit D aktif), yang di butuhkan dalam absorbsi ion kalsium
dalam usus.
- Pembentukan urin
Filtrasi adalah proses aferen lebih besar dari permukaan eferen maka
terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein. Cairan yang di saring di simpan dalam simpay
bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat bikarbonal dll
yang di teruskan ke tubuus ginjal.
Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali seagian besar dari
glukosa, natrium, klorida, fosfat dan ion bikarbonat. Terjadi secara pasif
(obligator). Reabsorbsi terjadi pada tubulus proksimal. Sedangkan pada
tubulus distal terjadi penyerapan kembali natrium dan ion bikarbonat bila di
perlukan. Penyerapan terjadi secraa aktif (fakultatif) sisanya dialirkan pada
pipa renalis.
Proses ekresi adalah sisa dari penyerapan urin kembali yang terjadi
pada tubulus dan di teruskan pada piala ginjal selanjutnya di teruskan ke
ureter dan masuk ke vesika urinaria.

C. Tahap CKD
Klasifikasi GGK berdasarkan drajat (stage) GFR dimana Normalnya 125
ml/min/ 1,73 m2.

Deraja Penjelasan GFR (ml/min/1,73 m2)


t
1 Kerusakan dengan GFR normal / meningkat >90
2 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun / 60- 89
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun / 30-59
sedang
4 Kerusakan ginjal dengan GFR menurun / berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15

D. Etiologi
Beberapa contoh dari golongan penyakit
1. Infeksi tubulointestinal seperti pyelonefritis kronik, reflek neuropati
2. Peradangan seperti glomerulonefritis
3. Vaskuler seperti hipertensi, nefrosklerosis beligna dan maligna dan sklerosis
sistemik progresif.
4. Gangguan kongenital dan herediter seperti policystic ginjal dan asidosis tubulus
5. Metabilik seperti DM, Gout, Hiperparatiroidisme, amiloidosis
6. Nefropatik toksik seperti penyelahgunaan analgetik, nefropati timah
7. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdapat batu,
neoplasma, fibrosis.

E. Patofisiologi
(terlampir)

F. Manifestasi Klinis
Setiap sistem tubuh pada GGK dipengaruhi oleh uremia, maka pasien akan
menimbulkan gejala tergantung pada tingkat kerusakan ginjal
1. Kardiovaskuler
- Mencakup hipertensi (retensi cairan dan natrium dan aktivasi RAA)
- Pitting edema (kaki, tangan,sakrum)
- Edema periorbital
- Friotion rub perikardial
- Pembesaran vena leher
2. Dermatologi
- Warna kulit abu-abu mengkilap
- Kulit kering bersisik
- Pruritus, ekimosis
- Kuku tipis dan rapuh
- Rambut tipis dan kasar
3. Pulmoner
- Krekels
- Sputum kental
- Nafas dangkal
- Pernafasan kussmaul
4. GIT
- Nafas bau amonia
- Ulserasi dan perarahan di mulut
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Konstipasi / diare
- Perdarahan saluran GI
5. Neurologi
- Kelemahan dan keletihan, disorientasi
- Kejang, konfusi
- Kelemahan tungkai
- Perubahan prilaku
- Penas pada telapak kaki
6. Muskuloskeletal
- Kram otot
- Kekuatan otot hilang
- Fraktur tulang
- Foot drop
7. Reproduksi
- Amenore
- Atrofi testikuler

G. Komlikasi
1. Hiperkalemia akibat penuruna sekresi asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit yang berlebih
2. Perikarditid, efusi perikardial, temponade jantung akibat retensi reprodukssi
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem RAA
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vit D yang abnormal dan peningkatan kadar
alumunium akibat peningkatan nitrogen dab ion anorganik.
6. Uremia akibat peningkatan ureum dalam darah
7. Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan
8. Malnutrisi akibat anoreksia, mual, muntah
9. Hiperparatiroid, hiperkalemia, hiperfospatemia

H. Test Diagnostik
1. Radiologi
Untuk menilai keadaan dan drajat komplikasi.
- USG ginjal : untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya masa kista,
obstruksi pada saluran kemih bagian atas
- Biopsi Ginjal : secara endoskopi untuk menentukan sel jarnagn untuk
diagnosis histologis
- Endoskopi ginjal : untuk menentukan ginjal
- EKG mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam basa
2. Foto polos abdomen
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau obstruksi lain
3. Pielografi intravena
Untuk menilai sistem peviokalises dan ureter, beresiko terjadi penurunan faal
ginjalpada usisa lanjut, DM, nefropati asam urat.
4. Renogram
Untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi gangguan (vaskuler parenkim)
serta sisa fungsi ginjal.

I. Penatalaksanaan Medis
Tujuan : untuk mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh
selama mungkin serta mencegah / mengobati komplikasi
Sasaran dalam management GGK :
- Memelihara fungsi renal dan menunda dialisis dengan cara mengontrol proses
penyakit melalui kontrol tekanan dararah (diet, kontrol berat badan dan obat-
obatan) dan mengurangi intake protein (pembatasan Protein, menjaga intake
protein sehari hari dengan nilai biologik tinggi <50 gr, dan katabolisme
(menyediakan kalori nonprotein yang adekuat untuk mencegah/ mengrangi
katabolisme).
- Mengurai manifestasi ekstra renal seperti pruritus, neurogik, perubahan
hematologi, penyakit kardiovaskuler.
- Meningkatkan kimiawi tubuh dengan dialisis, obat-obatan dan diet.
- Mempromosikan kualitas hidup pasien dan anggota keluarga
Penalaksanaan konservatif di hentikan bila pasien sudah memerlukan dialissi/
transplantasi. Biasanya GFR sekitar 5-10 ml/menit. Dialisis di perlukan bila :

- Asidosis metabolik yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan


- Hiperglikemi yang tidak bisa di atasi dengan obat
- Overload cairan (edema paru)
- Ensepalopati uremic, penurunan kesadaran
- Efusi perikardial
- Sindrome uremia

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah atau potensial
dari kondisi life threating. Tetap berpedoman pada inpeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
1) Airway
Kaji :
- Bersihan jalan nafas
- Ada tidaknya sumbatan jalan nafas
- Distres pernafasan
- Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan
- Eema laring
2) Breathing
Kaji :
- Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada
- Suara pernafsan melalui hidung atau mulut
- Udara yang di keluarkan melalui jalan nafas
3) Circulation
Kaji :
- Denyut nadi karotis
- Tekanan darah
- Warna kulit, kelembapan kulit
- Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal
4) Disability
Kaji :
- Tingkat kesadaran
- Gerakan ekstermitas
- GCS/ tentukan respon
 A : alert
 V : verbal
 P : pain
 U : unresponsive
- Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya
5) Eksposure
Kaji tanda-tanda trauma yang ada
b. Pengkajian sekunder
Dilakukan setelah menkaji ABCDE yang ditemukan. Pengkajian meluputi
onjektif dan subjektif dari riwayat sekarang
1) Pengkajian riwayat penyakit
- Keluhan utama dan alasan datang ke RS
- Lamanya waktu kejadian sampai di bawa ke RS
- Tipe cidera, posisi dan lokasi
- Waktu makan terakhir
2) Riwayat pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi sakit sekarang
3) Riwayat alergi
Untuk riwayat klien gunakan
- S : sign and symptom
- A : alergi
- M : medication
- P : persistent past medical history
- L : last oral intake solid or liquie
- E : event leading to injury or illnes
4) Pemeriksaan fisik
- Kepala : edema muka terutama orbita, mulut bau khas
- Dada : pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada
- Perut : adanya edema (acites)
- Ekstermitas : adanya edema tungkai, spatisitas otot.
- Kulit : sianosis, akral dingin, turgor kulit menurun
5) Hasil Lab
Urin :
- Volume : < dari 400 ml/ 24 jam/ urin tidak ada
- Warna : urin keruh
- BJ : < 1,05
- Osmolalitas : < 300 mosm
- Natrium : >40 g/dl
- Kreatinin : agak menurun
- Perotein : proteinuria
Darah :
- BUN / kreatinin : meningkat
- Hitung darah lengkap : Hb di temukan
- SDM : waktu hidup menurun
AGD :
- PH : penurunan asidosis, PCO2 menurun, kadar natrium serum
menurun
- Kalium : meningkat
- Magnesium
2. Diagnosa keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin,
retensi cairan dan natrium
b. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolik, peneumonitis,
perikarditis
c. Gangguan perfusi jarigan b.d perubahan ikatan 02 dengan Hb
d. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/ kelemahan, anemia, retensi produk sampah
dan produk dyalisis
e. Gangguan integritas kulit b.d penumpukan ureum di kulit
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Dk

1 Kelebihan volume Kriteria hasil : 1. Kaji status 1. Merupakan


cairan cairan : timbang data dasar
berhubungan - Terbebas BB, berkelanjutan
dengan penurunan dari keseimbangan untuk
haluaran urin, edema, masukan dan memantau
retensi cairan dan efusi haluaran, turgor perubahan
natrium - Bunyi kulit dan adanya dan evaluasi
nafas edema 2. Pembatasan
bersih 2. Batasi masukan cairan akan
- Terbebasn cairan menentukan
ya dari besar tubuh
distensi ideal,
vena haluaran urin
jugularis dan respon
- Memeliha terhadap
ra tekanan terapi
vena 3. Sumber
3. Identifikasi kelebihan
potensial sumber cairan yanag
cairan tidak dapat
teridentifikas
i
4. Pemahaman
4. Jelaskan pada meningkatka
pasien dan n kerjasama
keuarga rasional pasien dan
pembatasan keluarga
cairan dalam
pembatasan
5. Mempercepa
5. Kolaborasi t
pemberian sesuai pengurangan
terapi kelebihan
cairan

2 Pola nafas tidak Kriteri hasil : 1. Auskultasi bunyi 1. Menyatakan


efektif b.d edema - Tidak ada nafas, catat adanya
paru, asidosis dispnea adanya sekret pengmpulan
metabolik, - Kedalam sekret
peneumonitis, nafas 2. Ajarkan pasien 2. Membersihk
perikarditis normal nafas dalam an jalan
- Tidak ada nafas dan
retraksi memudahkan
dada aliran 02
3. Atur posisi 3. Mencegah
senyaman terjadinya
mungkin sesak nafas
4. Batasi aktivitas 4. Mengurangi
beban kerja
dan
mencegah
terjadinya
sesak
/hipoksia.
5. Kolaborasi 5. Mengurangi
pemberian sesak
oksigen

3 Gangguan perfusi Kriteria hasil : 1. Lakukan 1. Mengkaji


jarigan b.d - Membran penilaian secara status dasar
perubahan ikatan mukosa komperhensif fungsi
02 dengan Hb merah fungsi sirkulasi sirkulasi
muda perifer
- Conjungtiv 2. Kaji nyeri 2. Mengkaji
a tidak tanda-tanda
anemis nyeri
- Akral
hangat 3. Mengurangi
- TTV 3. Monitoring status cairann yang
normal cairan intake dan masuk dan
output keluar

4. Sirkulasi
4. Atur posisi
lebih baik
pasien,
ekstermitas
bawah lebih
rendah untuk
memperbaiki
sirkulasi

5. Mencegah
5. Evaluasi adanya
adanya
edema
edema
Daftar Pustaka

Anonim.2010. Anatomi Fisiologi Ginjal. Http//nursingbegin.com/anatomi-


fisiologi-ginjal/

Nanda. 2009. Nursing Diagnoses Definitions & Classification. Philadelphia


:Mosbv Company.

Pierce A. Grace & Neil R, Borley.2006. Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai