Nama Anggota:
1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan di rumah sakit. Keberadaan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam situasi yang komplek selain 24 jam secara
berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun tenaga kesehatan lain.
Huber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan sedangkan menurut gillies (2012) sekitar 60-40 % pelayanan
rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu pengelolan
pelayanan keperawatan harus mendpatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh
karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra rumah
sakit.
Nursalam (2011) mengatakan untuk mewujudkan pelayanan kegwatan
yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari
proses manajemen, yang merupakan suatu pendekatan dinamis dan proakif
dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen tersebut mencangkup
kegiatan planning, organizing, aktuating, kontroling (POAC) terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses dari
perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan. Sebagimana proses
keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam 2011).
Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap
mayoritas tenaga dari pada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam
proses manajemen lebih rumit di bandingkan dengan proses keperawatan.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan
( Nursalam 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian awal pada tanggal 21 sampai 23
desember 2020 diruangan assalam rumah sakit islam Banjarnegara di dapatkan
bahwa sistem manajemen dalam keperawatan profesional sudah di laksanakan
namun belum optimal.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kulaitas pelayanan keperawatan
pada sat ini melibatkan pngetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi
klien kelurga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu di
perhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara
mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut.
Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang
berorientasi teknik, mungkin akan di definisikan cukup berbeda dengan
keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode
keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan
kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Salah satu cara untuk mendapatkan ketrampilan manajemen
keperawatan yang handal selain di dapatka di bantu perkuliahan juga harus
melalui pembelajaran di tempat praktek manajemen di rumah sakit
banajarnegara dengan arahan pembimbing ruangan dan pembimbing akademik
dengan adanya praktek tersebut di harapkan mahasiswa mampu menerpakan
ilmu yang di dapatkan dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan
proses manajemen.
b. Waktu pelaksanan
Selama praktek di stase manajemen di ruang assalam pada tangan 21 desember
2020 sampai dengan 17 januari 2021
c. Tujuan
1.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan di
ruang assalam rumah sakit islam Banjarnegara mahsiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar
secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
profesional.
1.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman
keperawatan selama 4 minggu di Ruang assalam rumah sakit islam
banjarnegara mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang
keperawatan, unsur input, unsur proses dan unsur output.
2. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
3. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan
masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.
d. Praktikan (angkatan, kelompok, nama)
Praktikan dari ners universitas muhammadiyah purwokerto kelompok assalam
angkatan ke 17 yang berangotakan 7 orang. Berikut nama anggota kelompok:
1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan
serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, (Terry dan Leslie, 2010).
Manajemen merupakan proses untuk mewujudkan keinginan yang hendak
yang hendak dicapai atau yang diinginkan oleh sebuah organisasi bisnis, organisasi
sosial, organisasi pemerintahan dan sebagainya, (Effendi, 2014). Sedangkan menurut,
(Hasibuan, 2008), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian ini menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni
dimana dalam pelaksanaannya seorang manajer perlu mencari cara dalam
memberdayakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan perusahaan.
B. Fungsi-Fungsi
Fungsi manajemen yaitu (Dessler, 2015) :
a. Planning (Perencanaan)
Menetapkan terlebih dahuu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk seorang manajer personalia
perencanaan berarti menetapkan terlebih dahulu program personalia yang akan
membantu tujuan perusahaan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mengadakan pembagian tugas atau struktur hubungan antara pekerjaan
pengkelompokan tenaga kerja sehingga tercapai suatu oraganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Controlling (Pengarahan)
Seteah perencanaan dan pengorganisasian telah ditetapkan, maka fungsi ini
adalah sebagai pelaksananya seperti karyawan, melatih memikirkan suatu
perangsang, hadiah atau sanksi kepada karyawan sesuai dengan prestasi kerja
yang mereka raih.
d. Controlling (Pengendalian)
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajer untuk melakukan
pengamatan, penelitian, serta penilaian dari pelaksana seluruh kegiatan
oraganisasi yang sedang atau telah berjalan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
C. Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Fungsinya
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya, (Hasibuan, 2014). Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan
kinerja karyawan agar mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam rangka
mencapai sasaran- 9 sasaran perusahaan, (Suparyadi, 2015). Manajemen sumber daya
manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi,
(Handoko, 2012).
Manajemen sumber daya manusia memfokuskan kepada manusia baik sebagai
subjek atau pelaku sekaligus sebagai objek dari pelaku. Jadi, manajemen sumber daya
mansusia akan mengelola, melalui proses perencanaan (Planning), organisasi
(Organizing), pengamatan (Directing), dan pengendalian (Controlling), agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan hasil yang maksimal, efisien, dan efektif, (Subekhi
dan Jauhar, 2012).
Menurut, (Sutrisno, 2012), terdapat beberapa fungsi manajemen sumber daya
manusia, yaitu :
1. Perencanaan
Kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya
tujuan.
Komponen-komponen perencanaan sumber daya manusia antara lain (Hasibuan,
2012) :
a. Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan
kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan
perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan
perusahaan pasa 10 masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen
dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
b. Perencanaan
Organisasi Perencanaan organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oelh tingkat produksi.
Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat
juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahaan
teknologi, kondisi permintaan dan penawaran dan perencanaan karir.
2. Pengadaan.
Pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Menurut, (Hasibuan, 2012) Recruitment adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan.
Tujuan pengadaan sumber daya manusia adalah :
a. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi
syarat.
b. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan.
c. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum
lama kerja.
d. Untuk mengordinasikan upaya perekrutan dengan progam seleksi dan
pelatihan.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja.
Menurut, (Handoko, 2008) proses rekrutmen memiliki bebrapa istilah
populer uraiannya sebagai beriku:
1. Job Analysis (Analisis Jabatan). Merupakan prosedur untuk menentukan
tanggung jawab dan persyaratan, ketrampilan dari sebuah pekerjaan dan
jenis orang yang akan dipekerjakan.
2. Job Description (Uraian Jabatan). Uraian jabatan adalah mengihktisarkan
fakta-fakta yang diberikan oleh analisis jabatan dalam susunan yang
sistematis. Uraian jabatan merupakan garis-garis besar yang ditulis dan
dimaksudkan untuk memberikan keterangan tentang fakta-fakta yang
penting dari jabatan yang diperlukan.
3. Job Specification (Persyaratan Jabatan). Merupakan catatan mengenai
syarat-syarat minimum yang harus dimiliki untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik.
4. Job Evaluation (Penilaian Jabatan). Menurut, (Moekijat, 2010) penilaian
jabatan adalah kegiatan yang dilakukan guna membandingkan nilai dari
suatu jabatan dengan nilai dari jabatan dengan jabatan lainnya.
5. Job Classification (Penggolongan jabatan). Penggolongan jabatan adalah
pengelompokan jabatan-jabatan yang memiliki nilai yang sama, (Moekijat,
2010).
3. Pengendalian.
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.
4. Pengembangan
Menurut pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
5. Pengintegrasian
Merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan
pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
6. Pemeliharaan
Merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
loyalitas agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun.
7. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting
dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud
tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk
mentaati perturan–peraturan perusahaan dan norma–norma sosial.
8. Pemberhentian.
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab lainnya
D. Kompensasi
a. Definisi kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi karyawan sebagi individu
karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara
para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, nila para
karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi
dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis, (Handoko, 2012).
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung ataupun tidak langsung yang 14 diterima oleh karyawan sebagai imbalan
atas yang diberikan kepada perusahaan, (Hasibuan, 2013). Kompensasi adalah
setiap bentuk penghargaan yang didapatkan karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi, (Subekhi dan Jauhar, 2012).
b. Tujuan Kompensasi
Kompensasi memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut, (Kadarisman,
2012):
1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan
biak, sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi dengan
perjanjian yang telah disepakati.
2. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya shingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi diterapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified utntuk pengusaha akan lebih mudah dalam persaingan lingkungan
bisnis yang makin ketat.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turn-over relative kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yag
berlaku. Kompensasi juga memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut,
(Suparyadi, 2015).
7. Menghargai Kinerja
Pemberian kompensasi kepada karyawan harus mampu memperkuat perilaku
kerja mereka yang diingkan oleh perusahaan, seperti tanggung jawab dan
komitmen, serta berperan sebagai perangsang untuk memperbaiki perilaku
kerja pada waktu yang akan datang.
8. Memperoleh SDM yang Berkualitas
Kompensasi yang ditetapkan oleh perusahaan harus mampu bersaing di pasar
tenaga kerja, sehingga dapat menarik pelamar kerja secara luas, terutama dari
mereka yang memiliki kompetensi tinggi yang sesuai dengan spesifikasi jenis
pekerjaan yang lowong.
9. Mempertahankan Karyawan
Karyawan yang memiliki kinerja unggul merupakan human capital yang
sangat berharga untuk mempertahankan eksistensi dan memajukan perusahaan
dalam persaingan lingkungan bisnis yang makin ketat.
10. Menjamin Keadilan
Pemberian kompensasi yang disarankan tidak adil oleh karyawan akan dapat
menimbulkan keirihatian, yang mana hal ini dapat berakibat pada terjadinya
ketidakpuasan kerja, ataupun adanya karyawan yang keluar dari perusahaan.
11. Mengendalikan Biaya
Kompensasi merupakan komponen biaya yang cukup besar, sehingga
memiliki pengaruh cukup besar pula terhadap biaya produksi secara
keseluruhan.
12. Mengikuti Peraturan Pemerintah Perwujudan kesejahteraan para karyawan
oleh pemerintah dilakukan memalui penetapan peraturn perundang-undangan,
yaitu mengatur besar gaji atau upah minimal yang harus diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan.
c. Jenis-jenis kompensasi
Menurut Suparyadi (2015) kompensasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. kompensasi finansial
Kompensasi finansial merupakan imbalan yang diberikan kepada
karyawan selama karyawan tersebut masih aktif melaksanakan tugas atau
pekerjaan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Kompensasi finansial dapat
diberikan menjadi dua macam, yaitu kompensasi langsung dan kompensasi
tidak langsung.
a. Kompensasi Langsung
1) Gaji
Gaji adalah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan secara
tetap sebagi bals jasa atas kontribusinya kepada organisasi atau
perusahaan, yaitu dengan melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2) Upah
Upah dalah imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada
karyawan yang didasarkan pada jam kerja, jumlah barang yang
dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
3) Tunjangan
Tunjangan merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan
tertentu sebagi imbalan atas pengorbanannya sebagai tuntutan
pekerjaan yang melebihi karyawan lain, baik pikiran, tenaga, dan
psikologi.
4) Insentif
Insentif merupakan imbalan finansial yang diberikan secara langsung
kepada karyawan yang kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
b. Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung merupakan imbalan dalam bentuk fasilitas
yang diberikan kepada karyawan selama mereka aktif melaksanakan tugas
atau pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan. Kompensasi tidak
langsung diberikan sebagai imbalan kepada karyawan tertentu 19 atau
seluruh karyawan, seperti mobil atau bus dinas, perumahan atau mess,
balai kesehatan atau asuransi tenaga kerja, atau saham.
2. Kompensasi Non-finansial
Kompensasi non-finansial merupakan imbalan yang diberikan kepada
karyawan yang sudah mengakhiri masa baktinya di organisasi atau perusahaan
karena pensiun atau meninggal dunia.
E. Hukuman (Punishment)
Punishment (hukuman) adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi
yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku. Mengenai hukuman itu, ada
beberapa pandangan filsafat atau kepercayaan yang menganggap bahwa hidup ini
termasuk sebagai suatu hukuman, karena kehidupan ini identik dengan penderitaan.
Pandangan hidup yang demikian menganjurkan agar manusia menghindari diri dari
hukuman atau penderitaan yang ada di dalam kehidupan ini. Hukuman suatu tindakan
yang kurang menyenangkan, yaituberupa penderitaan yang diberikan kepada
siswaatau anak secara sadar dan sengaja, sehingga siswa atau anak tidak mengulagi
kesalahannya lagi.Hukuman diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, (Baharuddin,
2010).
BAB III
RSI Banjarnegara
TIM: Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota perawat yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terahadap
sekolompok pasien. 6-7 perawat profesional dan pelaksana akan bekerja
dalam satu tim yang saling membantu dan akan dipimpin satu orang sebagai
ketua tim (KATIM).
Primer: Perawaat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan dari pengkajian kondisi pasien untuk mengoorinasi asuhan
keperawatan. Rasio 1:4 (perawat : pasien) perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan. Metode ini ditandai
dengan adanya keterkaitan antara pasien dan perawat yang bertugas untuk
merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
c. Unsur proses
1. Proses pelayanan keperawatan/ SP2KP
Kerugian dari metode primer yaitu:
a. Costly
Kesulitan menentukan RN. Hal ini disebabkan untuk mencapai standart,
semua PN harus RN. Dan hal ini menjadi sulit karena kendala ekonomi
sehingga rumah sakit tidak mampu memberi reward dan menjadi
keterbatasan tenaga kerja
b. Metode modifikasi tim primer
Pada metode ini menggunakan secara kombinasi dari kedua sistem.
Menetapkan sitem metode primer modifikasi ini didasarkan pada bebrapa
alasan:
a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1-
Keperawatan atau yang setara
b) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfregmentasi pada berbagai tim
c) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntanbilitas asuhan keperawatan terhadap Primary
nurse
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 21 Desember
2020 sampai 23 Desember 2020 melalui hasil observasi secara
langsung diperoleh hasil bahwa ruang as salam dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan menggunakan metode tim. Seluruh perawat
pelaksana bertanggung jawab atas semua pasien diruang perawatan
baik itu ruang kelas 1 dan VIP. Hal ini tertuang dalam jadwal perawat
diruang yang sudah tertera.
Berikut adalah gambaran pelaksanaan overan, ronde keperawatan, dan
Conference diruang As salam.
a) Penilaian pelaksanaan tugas kepala ruang
b) Penilaian ketua tim
c) Penilaian perawat primer dan perawat asosiet
d) Penilaian ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate, bidan associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bahwa kegiatan
ronde keperawatan di Ruang Assalam sudah dilaksanakan namun belum
sesuai dengan SOP.
e) Penialaian terhadap meeting morning
f) Penilaian Discharge planning
g) Penilaian evaluasi pendekatan pengarahan (pre dan post conference)
h) Hubungan profesional antar staf / perawat dan pasien
i) Hubungan antar staf keperawatan
j) Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan
k) Pelaksanaan administrasi care