i
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul.......................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................. ii
Peraturan ................................................................................................................ iii
A. PENGERTIAN............................................................................ 1
B. TERJADINYA KEBAKARAN ...................................................... 2
ii
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO
NOMOR 15.12 TAHUN 2019
tentang
PANDUAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
iii
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di : Bondowoso
pada tanggal : 14 Januari 2019
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO
iv
POLRI DAERAH JAWA TIMUR LAMPIRAN PERATURAN KA RSB BONDOWOSO
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : 15.12/I/ 2019
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO TANGGAL : 14 JANUARI 2019
BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat yang ringan serta mudah
dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadikebakaran.
5. Smoke Detector adalah alat sejenis sensor yang dapat mendeteksi adanya
segumpalan asap yang di timbulkan karena terjadinya suatu kebakaran atau
asap dari sumber lain.
8. Darurat adalah suatu keadaan atau kejadian yang terjadi secara tiba-tiba
atau takterduga, yang memerlukan tanggapan yang segera untuk
menyelamatkan atau menyambunghidup.
11. Tim Darurat Penanggulangan Korban Bencana adalah suatu tim yang
dibentuk dan ditetapkan oleh KepalaRumah Sakit Bhayangkara Bondowoso,
penempatannya bersifat exofficio,yang bertugas terutama dalam
keadaanbencana/disaster
B. TERJADINYA KEBAKARAN
2. Teori terjadinya api adalah merupakan suatu reaksi kimia (reaksi oksidasi)
yang bersifat oksotermis dan diikuti pengeluaran cahaya dan panas serta
dapat menghasilkan nyala, asap dan bara. Terjadinya api disebabkan oleh
2
bersatunya tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah terbakar, udara dan
panas (disebut SEGITIGA API). Api dapat dipadamkan dengan cara
menghilangkan salah satu unsur tersebut
5. Klasifikasi Kebakaran :
a. Bahaya kebakaran ringan
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.
3
b. Bahaya kebakaran sedang
Bahaya kebakaran tingkat ini dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1) Kelompok I
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 2.5 meter dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas
sedang sehingga menjalarnya api sedang.
2) Kelompok II
Adalah bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang,
penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih
dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang
sehingga menjalarnya api sedang.
3) Kelompok III
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-
bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan menjalarnya api
cepat.
c. Bahaya kebakaran berat
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat
cepat.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
3. Jangan membebani listrik terlalu berlebihan / melebihi kapasitas yang ada
(stopkontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambah sambungan T listrik
hingga bertumpuk - tumpuk)
4. Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa sepengetahuan
petugas yang berwenang
5. Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai / hendak ditinggal pulang,
jangan dibiarkan terus menancap di stopkontak
6. Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada yang rusak
/ terkelupas kabelnya
7. Pastikan agar semua pintu keluar dan evakuasi bebas dari bahan - bahan
mudah terbakar dan tidak terhalang oleh benda apapun
8. Simpan cairan yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari nyala
api atau aktifitas manusia yang padat, gudang penyimpanan logistik dan lain -
lain
9. Jauhkan tabung LPG, Oksigen, dan gas yang mudah meledak dari nyala api /
listik, sebaiknya ditempatkan di ruangan terbuka atau yang memiliki ventilasi
lebar dan banyak
10. Gunakan wadah yang patut untuk menyimpan atau menuangkan cairan
mudah terbakar
11. Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang telah
terpakai / kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung APAR yang
telah terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan pengisian
12. Untuk mengatasi kebakaran, pasanglah APAR yang cukup sesuai peraturan
yang telah ada
13. Pelihara dan periksa APAR secara berkala
14. Jika terlihat putung rokok masih ada apinya segera matikan dan pastikan
tidak ada putung rokok di ruangan atau area yang beresiko terjadinya
kebakaran.
15.
C. PENANGGULANGAN JIKA TERJADI KEBAKARAN
7
1. Jangan panik, ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan ruang
gerak
2. Berdasarkan teori segitiga api maka prinsip teknik pemadaman adalah
dengan merusak keseimbangan pencampuran ketiga unsur penyebab
kebakaran, atau dengan menghentikan proses pembakaran dengan memutus
rantai reaksi. Prinsip itu dapat dilakukan dengan teknik- teknik sebagai berikut
:
a. Pendinginan (Cooling)
Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan permukaan
dari bahan yang terbakar dengan menggunakan semprotan air sampai
suhu dibawah titik nyala. Untuk bahan bakar dengan titik nyala yang
rendah seperti bensin, pendinginan dengan menggunakan bahan air
kurang efektif. Pendinginan digunakan dalam memadamkan kebakaran
yang melibatkan bahan bakar dengan titik nyala yang tinggi.
b. Penyelimutan (Smothering)
Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan bahan bakar
dengan oksigen atau udara yang diperlukan bagi terjadinya proses
pembakaran. Menyelimuti suatu kebakaran dengan CO2 atau busa akan
menghentikan supply udara untuk kebakaran.
c. Memisahkan bahan yang dapat terbakar (Starvation)
Metode ketiga untuk memadamkan api adalah dengan memisahkan
bahan yang dapat terbakar dengan jalan menutup aliran bahan bakar
yang menuju tempat kebakaran atau menghentikan supply bahan bakar.
d. Memutus reaksi rantai kimia
Terjadinya proses pembakaran dari gabungan ketiga unsur menghasilkan
gas-gas lainnya seperti H2S, NH3, HCN (sesuai dengan benda yang
terbakar). Hasil reaksi yang penting adalah atom bebas O dan H yang
dikenal sebagai atomatom radikal yang membentuk OH dan pecah
menjadi H2 dan O. Atom radikal O dapat membentuk api lebih besar.
Maka cara pemadaman ini adalah dengan memutus rantai reaksi
pembakaran dengan media pemadam api yang bekerja secara kimia.
3. Sesuai dengan MKKG (Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung) maka
dalam setiap shift / dinas jaga, setiap kepala unit kerja / koordinator shift wajib
untuk membagi atau membuat daftar jaga petugas KKG (Keselamatan Kerja
8
Gedung) di tempat kerjanya masing - masing. Di setiap shift / dinas jaga
harus ada regu pemadam, regu P3K dan regu evakuasi (regu evakuasi dibagi
menjadi rescue & salvage). Semua petugas yang dinas wajib untuk mendapat
salah satu peran tersebut. Jika karena keterbatasan tenaga maka satu orang
bisa merangkap beberapa peran sekaligus. Untuk lingkup seluruh rumah
sakit juga dibutuhkan sebagai Kepala Keselamatan Kebakaran Gedung (oleh
bintara jaga), satpam area (oleh satpam), PMK setempat (oleh satgas
kebakaran P2K3 / Petugas BPS yang jaga dan satpam) serta P3K (oleh
petugas IRJ atau IGD yang jaga). Ini adalah standar minimal dari struktur
organisasi Keselamatan Kebakaran Gedung (KKG) sesuai dengan Perda No.
11 tahun 2012 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran, gunanya adalah agar saat terjadi bencana kebakaran, setiap
petugas di unit masing- masing telah mengetahui peran mereka sebagai apa.
9
4. Struktur Organisasi dan Panitia Pelaksana
KEPALA KESELAMATAN
KEBAKARAN GEDUNG
OPERATOR /
TEKNISI
INFORMASI
PEMADAM
SATPAM AREA
KEBAKARAN SETEMPAT
KEPALA PERAN
RUANGAN / INSTALASI
REGU PEMADAM
KEBAKARAN
REGU EVAKUASI
PASIEN
REGU EVAKUASI
DOKUMEN
10
5. Tugas Panitia Pelaksana
a. Tugas Kepala Keselamatan Kebakaran Gedung :
1) Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi
2) Menuju ke posko kebakaran untuk memimpin operasional
3) Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkap pertama telah
dilaksanakan
4) Pastikan bahwa peran kebakaran telah melaksanakan tugasnya
5) Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus
evakuasi bertahap atau evakuasi total
c. Tugas Teknisi
1) Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik (pompa
kebakaran, hydrant, lampu darurat, peralatan evakuasi, dan lain - lain)
2) Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di tempat kejadian
kebakaran
11
e. Tugas Pemadam Kebakaran Setempat
1) Pada saat mendapat perintah
a) Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya kebakaran
b) Menuju ke posko kebakaran (Informasi / Operator) untuk
memantau situasi
c) Seorang anggota regu menunggu kedatangan petugas pemadam
kebakaran Kota Bondowoso.
2) Pada saat terjadi kebakaran
a) Melaksanakan pemadaman / lokalisir kebakaran sebelum petugas
pemadam kebakaran Kota Bondowoso datang
b) Memberi informasi yang diperlukan oleh petugas bantuan yang
datang
c) Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak ain
12
h. Tugas Regu Evakuasi Pasien
1) Mengevakuasi penghuni ke titik berkumpul terdekat
2) Memberi petunjuk, mengarahkan dan mencarikan jalan keluar kepada
penghuni
3) Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift sekaligus
mengarahkan agar menuju tangga darurat terdekat
4) Selalu mengingatkan kepada ibu - ibu yang memakai sepatu berhak
tinggi harap dilepas
5) Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni yang
perlu mendapatkan pertolongan
6) Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain
13
6. Alur Penanggulangan Kebakaran
a. Keadaan darurat (terjadi kebakaran)
b. Petugas unit yang mengetahui adanya kebakaran segera telepon ke ext.
101 dengan melaporkan "Code red di ruang ......". Laporan disebutkan
dengan format : "Code red di ruang ......" di ulang 2x dan dikonfirmasi jika
sudah benar
c. Operator ext. 101 menerima berita dan menyampaikan berita ke petugas
informasi serta segera mengirim bantuan tenaga ke lokasi terjadinya
kebakaran
d. Petugas informasi menyampaikan laporan tersebut kepada kepala KKG
(Keselamatan Kebakaran Gedung) yaitu security yang selalu ada di
lingkungan rumah sakit melalui telepon
e. Kepala unit / koordinator / senior memberi perintah kepada rekan kerjanya
yang sudah ditunjuk sebagai regu pemadam unit untuk memadamkan api
dengan APAR. Jika besar api melebihi dari 1 tabung APAR, jika api tetap
tidak dapat dipadamkan maka harus memakai hydrant
f. Jika api dapat dipadamkan maka segera telepon ke ext. 101 jelaskan
bahwa api sudah dapat dikendalikan / padam
g. Operator ext. 101 menerima berita menyampaikan berita ke petugas
informasi bahwa api sudah dapat dipadamkan
h. Petugas informasi menyampaikan berita bahwa api sudah dapat
dipadamkan ke penjaga gedung dan kepala unit terkait melalui telepon
i. Petugas informasi menyampaikan pengumuman via speaker informasi ke
semua unit bahwa situasi sudah normal dan dapat beraktifitas kembali
seperti semula
j. Petugas satpam membuat laporan kronologis kejadian guna untuk
pelaporan ke Kepala Rumah Sakit, jika TKP memungkinkan untuk dipakai
kembali segera bersihkan dengan berkoordinasi dengan unit terkait serta
koordinasi dengan IPPRS
k. Jika api tidak dapat dipadamkan maka petugas jaga segera telepon ke
ext. 101
14
l. Operator ext. 101 menerima berita dan menyampaikan berita ke petugas
informasi serta segera melakukan perannya masing - masing seruai
MKKG
m. Petugas informasi menyampaikan laporan tersebut melalui telepon
kepada Bintara Jaga dan Kepala Unit terkait bahwa api tidak dapat
dipadamkan
n. Kepala KKG (Keselamatan Kebakaran Gedung) memberi perintah kepada
petugas informasi untuk memberikan pengumuman melalui speaker
informasi agar unit di sekitarnya waspada serta memonitor perkembangan
dan segera datang ke Informasi / Operator (posko kebakaran) untuk
memimpin operasional. PMK Bondowoso segera dihubungi serta
dipastikan berapa lama waktu tibanya hingga ke rumah sakit
o. Petugas informasi segera menelepon PMK Bondowoso dan sekitarnya
p. Jika api tidak dapat dipadamkan maka segera lakukan proses evakuasi
q. Kepala KKG memerintahkan petugas IPPRS untuk mengamankan
instalasi teknik guna meminimalisir penyebaran api
r. Regu evakuasi melakukan proses evakuasi melalui tangga darurat atau
selasar mengikuti jalur evakuasi menuju ke titik berkumpul terdekat.
Prioritas evakuasi adalah dahulukan wanita hamil, anak - anak dan orang
cacat
s. Regu salvage melakukan penyelamatan barang atau data penting dibawa
ke titik berkumpul terdekat
t. Satpam area melakukan tugasnya
u. PMK setempat melakukan penyemprotan memakai hydrant sambil
menunggu Damkar datang, jika Damkar telah datang maka PMK
Setempat ikut membantu jalannya proses pemadaman api
v. Setelah api dapat dipadamkan, kepala KKG memerintahkan semua
petugas re-evakuasi
w. Investigasi, evaluasi, rekomendasi dan rehabilitasi oleh kepala KKG
dibantu Damkar
7. Keselamatan Pemadam
Dalam pemadaman perlu diperhatikan hal - hal berikut :
a. Arah angin
15
b. Jenis bahan yang terbakar
c. Volume dan potensi bahan yang terbakar
d. Letak dan situasi lingkungan
e. Lamanya terbakar
f. Alat pemadam yang tersedia
16
memang telah direkomendasi olehunit pemeliharaan RS. Bhayangkara
Bondowoso.
5) Selalu periksa kabel yang berada di area berbahaya yang sangat
berisikodapat menyebabkankebakaran.
6) Selalu periksa peralatan yang menggunakan listrik dan pastikan
telahdisambungkankegroundingdandisolasidenganbaik.
7) Pastikan ada ruang yang cukup pada peralatan yang digunakan untuk
tindakan pemeliharaan.
8) Matikan peralatan yang menggunakan listrik bila tidakdigunakan.
9) Apabila ingin meninggalkan ruangan, teliti bahwa semua peralatan
yang menggunakan listrik telah diputus hubungannya (komputer,
alat medis elektronik, peralatan kerja listrik, mesin foto copy dan
sebagainya)
b. Pemanas Portable
Semua jenis pemanas portable yang akan digunakan harus
direkomendasi oleh unit IPPRS Bhayangkara Bondowoso. Pemanas
Portable harus mempunyai sistem proteksi beban / panas lebihyang dapat
automatis mati bila beban / panas tersebut telah mencapai batas. Jauhkan
penempatan peralatan pemanas dengan bahan dan barang yang mudah
terbakar. Jangan membolehkan memanaskan makanan dalam lingkungan
anda atau di tempat umum kecuali seperti di ruangan pantry.
17
5) Pastikan sampah kertas dikumpulkan dan dipisahkan dari sampah
jenis lainnya.
6) Dilarang menyalakan api di ruang kantor.
18
7) Segera perbaiki dan bersihkan bila terjadi kebocoran cairan yang
mudah terbakar.
8) Pastikan area kerja bebas dari debu, serbuk gergaji, potongan kertas,
kain dan material lainnya yang sejenis.
f. Kegiatan Konstruksi
Pada saat kontruksi diperlukan kebutuhan keselamatan kebakaran yang
meliputi :
1) Setiap terjadi kejadian yang berbahaya terutama bahaya kebakaran
harus dilaporkan segera kepada Komite K3
2) Akses untuk darurat kebakaran, yaitu area tempat berkumpul dan
akses untuk mobil dinas pemadam kebakaran
3) Perlindungan kebakaran dengan menyediakan APAR
4) Bahan yang menimbulkan kebakaran tidak direkomendasikan
5) Mengadakan ruangan khusus untuk pekerjaan panas (mengelas)
19
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berfungsi untuku memadamkan api
kebakaran yang masih ringan / kecil sebelum alat pemadam api hydrant
dipergunakan. Saat gas APAR disemprotkan pada titik kebakaran, gas akan
mengembang seperti bola dan dapat menutupi dan mengurangi suhu panas
dalam api. Selain itu, gas ini juga akan memutus siklus oksigen dalam area
kebakaran. Seperti pada rumus 3 elemen pembentuk api di atas, jika tidak
ada oksigen maka api tidak akan menyala. Begitulah prinsip kerja alat
pemadam api. Dengan mengetahui hal ini diharapkan anda dapat mengambil
keputusan tepat saat terjadi kebakaran.
20
Titik - titik APAR yang tersedia di RS Bhayangkara BONDOWOSO adalah
sebagai berikut
21
3. Sistem Deteksi Dini
Sistem deteksi dini pada bangunan di Rumah Sakit Bhayangkara
Bondowoso dengan menggunakan detektor asap. Detector asap juga
terpasang pada ruang pelayanan dan area perkantoransebanyak. Cara kerja
sistem ini adalah apabila timbul asap yang cukup banyak, maka akan
menimbulkan aktifnya detector asap. Peringatan dini ini akan bekerja secara
otomatis mengaktifkan alarm.
Pada smoke detector terdapat sebuah ruang yang berbentuk T. Di
dalam detektor terdapat sebuah semikonduktor yang dapat mengeluarkan
cahaya pada bagian atas ruang. Pada bagian bawah, terdapat sebuah
photocell yang dapat mendeteksi adanya cahaya yang masuk. Jadi,
prosesnya adalah asap yang masuk ke dalam detektor mengenai sumber
cahaya dalam detektor. Kemudian, cahaya tersebar ke dalam detektor dan
mengenai photocell yang sensitif dan mendeteksi adanya cahaya. Proses
tersebut yang memicu alarm sebagai penanda adanya asap pada sebuah
bangunan. Saat asap dalam ruangan melebihi batas normal maka sensor ini
akan mengirim sinyal ke panel alarm untuk membunyikan sirine.
23
gedung keperawatan sebelah sisi utara bangunan Rumah Sakit
Bhayangkara BONDOWOSO
b. Hydrant pilar terpasang di halaman Rumah Sakit Bhayangkara
BONDOWOSO ada tiga titik yaitu di halaman parkir depan, samping
gedung Poliklinik, dan di halaman tengah Rumah Sakit Bhayangkara
BONDOWOSO.
24
1) Pompa Jockey: Pompa ini berfungsi sebagai penjaga tekanan statis di
jaringan hydrant. Selain sebagai pengontrol tekanan, pompa jockey
juga bisa berfungsi sebagai pengontrol jika terjadi kebocoran pada
instalasi hydrant. Pompa ini akan bekerja secara otomatis jika salah
satu katup pengeluaran dibuka, dan akan otomatis mati pada saat
katup ditutup.Pompa jockey pada umumnya bekerja dengan tenaga
listrik dari PLN atau sumber listrik utama pada gedung.
2) Pompa Utama : Pompa hydrant elektrik berfungsi sebagai pipa utama
yang akan bekerja ketika kapasitas maksimal pompa jockey
terlampaui. Pompa hydrant elektrik akan hidup secara otomatis dan
akan mati dengan cara manual melalui panel kontrol pompa atau bisa
juga diatur otomatis mati pada tekanan tertentu.Pompa ini bekerja
menggunakan daya listrik dari PLN atau sumber listrik utama pada
gedung.
25
1) Pompa jockey disetting 6~8 bar atau 8~10 bar
2) Main pump atau pompa utama disetting 4~8 bar atau 4 ~10 bar
26
Titik - titik hydrant pilar dan hydrant box di RS. Bhayangkara
BONDOWOSO adalah sebagai berikut :
27
28
29
30
5. Alarm Kebakaran Manual
a. Alarm kebakaran box hydrant gedung.
Alarm kebakaran ini berada di box hydrant gedung (bunyi ring).
Pengoperasiannya adalah dengan cara memecahkan kaca
pengamannya.
b. Alarm kebakaran speaker informasi operator
Alarm kebakaran ini di operasikan oleh operator saat terjadi kebakaran.
Suara yang dihasilkan keluar dari speaker informasi yang terpasang di titik
- titik di seluruh area rumah sakit. Alarm ini di bunyikan untuk
menandakan bahwa telah terjadi code red.
6. Sprinkler
Prinsip kerja fire sprinkler sangatlah kompleks jika diperhatikan dan
dilihat lebih seksama. Fire sprinkler memiliki banyak komponen untuk
menjalankan fire sprinkler system ini, fire sprinkler tidak terlepas dari tandon
air yang menyediakan pasokan air ketika terjadi bencana kebakaran.
Sehingga dibutuhkan analisa yang matang untuk pembuatan fire sprinkler ini.
Sistem fire springkler di Indonesia diatur dalam Standard Nasional
Indonesia (SNI) 03-3989- 2000 tentang tata cara perencanaan dan
pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
31
Prinsip kerja fire sprinkler sangat komplek terdiri dari pipa pada
sprinkler, kepala sprinkler, dan sistem penyediakan air. Perencanaan dalam
pemasangan fire sprinkler ini harus dipersiapkan dengan matang dan sedetail
mungkin. Karena sangat penting untuk memaksimalkan kinerja dari prinsip
kerja fire sprinkler ini. Setiap komponen fire sprinkler mempunyai peran
masing-masing untuk berjalannnya sistem fire sprinkler ini.
Prinsip kerja fire sprinkler sangat canggih dan merupakan terobosan
mutakhir yang pernah dibuat dalam sejarah umat manusia. Fire sprinkler
merupakan sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran ketika
terjadi kebakaran di sebuah bangunan.
Fire Sprinkler akan menyala secara otomatis ketika ada api yang akan
menyebabkan kebakaran. Sehingga alat ini bisa dihandalkan ketika suatu
gedung atau ruang yang sudah terpasang dengan fire sprinkler tidak ada
orang yang mengetahui sumber api, fire sprinkler dapat bekerja dengan
otomatis untuk memadamkan kebarakan. Apalagi prinsip kerja fire sprinkler
dipadukan dengan alarm smoke detector atau alarm fire detector tentunya
kebakaran akan lebih diminimalisir kerugiannya.
Beberapa prinsip kerja fire sprinkler saat terjadi kebakaran pada
sebuah gedung :
a. Fire Sprinkler akan bekerja ketika mendapatkan suhu dari panas api
sekitar 68°C yang akan terbuka dan air akan keluar pada kepala
sprinkler.
b. Clapper pada alarm valve akan terbuka dan menyebabkan seat pada
alarm check valve terbuka, kemudian air akan mengalir ke pipa alarm
trim dan mengaktivasi alarm.
c. Aliran air akan berhenti mengalir ke pressure switch, alarm gong dan
juga ke fire sprinkler.
Prinsip kerja fire sprinkler system terdiri dari tiga (3) klasifikasi sesuai
dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran, yaitu:
a. Sistem bahaya kebakaran ringan
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah
kerja maksimum yang diperkirakan yaitu 84 m2. Adapun jenis hunian
32
kebakaran ringan antara lain seperti bangunan perkantoran, perumahan,
pendidikan, perhotelan, rumah sakit, dan lain-lain.
b. Sistem bahaya kebakaran sedang
Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah
kerja maksimum yang diperkirakan yaitu 72-360 m2. Sedangkan yang
termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri ringan seperti pabrik
susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keramik, pengolahan
logam, bengkel mobil, dan lain-lain.
c. Sistem bahaya kebakaran berat
Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5-12.5
mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260
m2. Sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang
direncanakan 7.5-30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang
diperkirakan 260-300 m2 dengan kepadatan pancaran yang
direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung
pada sifat bahaya barang yang disimpan. Adapun yang termasuk jenis
hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti pabrik kimia, korek api,
bahan peledak, karet, busa, kilang minyak, dan lain-lain.
33
Di Rumah Sakit Bhayangkara BONDOWOSO terdapat tiga titik yang
terpasang sprinkler. Lebih diutamakan area - area yang tidak ada pelayanan
24 jam, yaitu Ruang Keuangan sebanyak 12 titik sprinkler.
34
35
36
7. Telepon Code Red
Telepon darurat kebakaran di Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso
adalah ekstensi 101 yang berada di operator.
8. Perlengkapan Darurat
Peralatan penanggulangan kebakaran berada di ruangan dan mudah
dijangkau yang meliputi helm, senter, brankart, kursi roda, dan masker.
Lemari diletakkan pada tempat - tempat strategis. Tersedia juga senter
sebagai alat bantu evakuasi.
Sebagai sarana evakuasi terdapat 4 helm yaitu :
a. Helm Merah (helm pemadam kebakaran)
b. Helm Kuning (helm evakuasi alat kesehatan atau aset)
c. Helm Putih (helm penyelamatarsip dan dokumen penting)
d. Helm Biru(helmevakusai pasien)
37
b. Tanda tempat berkumpul darurat
38
e. Tanda bahaya kebakaran
39
10. Evakuasi
Prioritas pasien yang dievakuasi adalah pasien atau korban dengan
tingkat kehidupan yang lebih tinggi. Untuk unit khusus sepeti IGD, ICU,
Perinatologi, dan Instalasi Bedah Sentral evakuasi pasien ditentukan oleh
dokter yang berjaga di unit tersebut.
40
4) Mempunyai tujuan atau rencana, jangan melakukan pekerjaan tanpa
tujuan
5) Jika menghadapi kobaran api, tutuplah pintu untuk menghambat
penjalaran api sementara, sehingga Petugas Penyelamat dapat
melanjutkan
6) Ketika pencarian telah selesai dilakukan, maka petugas harus
melaporkan kembalisecara tepat kepada PJ ReguUtama
7) Jika petugas penyelamat terperangkap, ia dapat berlindung
sementara di balik pintu, sebagai upaya terakhir ia harus melemparkan
helm atau sabukkeluar.
8) Apabila saat operasi kebakaran di lantai atas harus tersedia tali
pemandu. Namun dalam keadaan darurat petugas dapat menggunakan
selang /selang hydrant sebagai talipemandu
9) Beri tanda pada saat masuk ruangan dan ingatlah pada saat
membelok masuk ke ruangan lain agar nantinya dapat keluar dengan
mudah, misalnya ketika harus berbalikarah.
41
menyelamatkan diri. Dorong pintu pelan - pelan, raba dibelakangnya
untuk memeriksa kemungkinan adakorban.
b. Pencarian Korban
Pencarian di dalam korban ada 2 sasaran, yaitu :
1) Memastikan adanya korban
2) Untuk mengetahui tentang informasi luasnya kebakaran atau rusaknya
bangunan akibat bencana alam
42
3) Pencarian korban
Pencarian dapat diawali dari satu lantai di bawah lantai yang terbakar,
pelajari denah lantai, jumlah ruangan, jalan keluar menuju tangga dan
jarak dari lift ke jalan menuju keluar. Pada umumnya lantai - lantai
pada bangunan tinggi dirancang dengan bentuk yang sama. Informasi
tersebut dapat menghemat waktu dan tenaga transportasi.
4) Penggunaan hidran untuk perlindungan diri
Untuk melindungi diri petugas dari pengaruh asap dan panas yang
tinggi dapat digunakan hidran terdekat.
43
f) Angkatlah dengan perlahan dan bersama - sama, pindahkan
korban
44
depan (sikap siap gerak cepat)
b) Angkat korban dari posisi depan kepala korban dengan kedua
tangan diletakkan di bawah ketiak korban
c) Angkat korban hingga posisi kedua kaki berdiri
d) Ambil satu tangan korban, lalu letakkan di tengkuk petugas, tangan
petugas lain merangkul pinggang korban
e) Hentakkan badan korban agak keras ke arah pundak untuk
dipanggul
f) Tangan korban yang berada di tengkuk petugas digenggam oleh
tangan petugas lain dengan posisi silang sehingga posisi korban
terkunci
45
7) Membawa korban parah atau cedera berat dan tidak tersedia tandu
atau alat yang memungkinkan korban dapat ditidurkan dengan posisi
lurus (dengan tiga hingga empat petugas)
a) Ketiga petugas mengambil posisi masing - masing di terdekat
kepala, pinggangdan kaki korban
b) Ketiganya harus berlutut seterdekat mungkin dengan tubuh korban
c) Petugas terdekat kepala memasukan satu tangannya ke bawah
tengkukkorban dan yang satunya diletakkan di atas dada korban.
Petugas kedua memasukkan tangan yang satu lewat bawah
pinggang tangannya yang satunya di bawah pantat.Petugas ketiga
menyelipkan kedua tangannya ke bawah kaki korban pada bagian
lutut dan tungkai kaki. Petugas keempat menempatkan diri
berhadapan dengan ketiga petugas letakkan kedua tangan di
bawah punggung untuk membantu menyangga dan menjaga
keseimbangan tubuh korban
d) Dengan aba - aba tertentu, ketiga petugas mengangkat korban
dengan dibantu petugas ke empat dan letakkan korban di atas lutut
mereka
e) Ketiga petugas bangkit perlahan dan menelungkupkan korban
dengan tubuhnya menghadap ke dada mereka. Cara ini akan
menghindarkan korban dari cedera yang lebih parah, sementara
korban dipindahkan ke tempat yang aman
46
BAB IV
DOKUMENTASI
47