Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PENGELOLAAN LIMBAH DI RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO


Jalan Garuda No. 3 KM. 3 Tanjung Baru
OKU – SUMATERA SELATAN
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I DEFINISI
A. PENGELOLAAN LIMBAH .................................................................... 1
B. LIMBAH RUMAH SAKIT ...................................................................... 1
C. LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT ....................................................... 1
D. LIMBAH PADAT MEDIS ....................................................................... 1
E. LIMBAH PADAT NON MEDIS ............................................................. 2
F. LIMBAH CAIR ......................................................................................... 2
G. LIMBAH GAS ......................................................................................... 3
H. PENANGANAN LIMBAH MEDIS PADAT ........................................... 3
I. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH.......................................... 3
J. PENANGANAN PEMBUANGAN DAN KOMPONEN DARAH .......... 3
K. SAFETY BOX ........................................................................................... 3
L. CAIRAN REAGEN ................................................................................... 3
M. WADAH LIMBAH INFEKSIUS PADAT .............................................. 3

BAB II RUANG LINGKUP


A. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT ..................................................... 4
B. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR ......................................................... 5

BAB III TATA LAKSANA


A. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT ....................................................... 6
B. PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS ................................................ 8
C. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR .......................................................... 9

BAB IV DOKUMENTASI 15

iii
RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO
Jln. Garuda No.3, Km.3, Ds. Tanjung Baru
Kec. Baturaja Timur 32113 – OKU
SUMATERA SELATAN

Telp. 0735-320395, 322418, 320201 e-mail: rsantonio_bta@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN
No : 028V/RSSA/SK Dir/IV/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH


DIRUMAH SAKIT SANTO ANTONIO

DIREKTUR RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO :

Menimbang : a. Bahwa pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan


pencegahan dan pengendalian infeksi;
b. Bahwa untuk mewujudkan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat
serta terhindar dari infeksi nosocomial perlu dilakukan pengelolaan
limbah yang baik dan benar serta memenuhi persyaratan ;
c. Bahwa dalam rangka pengelolaan limbah dirumah sakit yang berkaitan
dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu ditetapkan
pemberlakuannya dengan Surat Keputusan Rumah Sakit Santo Antonio

Mengingat : 1. Undang-Undang R.I. No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang R.I. No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang R.I No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
5. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 56 Tahun
2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3
dari Fasyankes
7. Sesuai dengan lampiran Surat Keputusan Direktur RS Santo Antonio
Baturaja No. 022A/ RSSA/ SK.DIR/ III/ 2019 tanggal 11 Maret 2019
tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit.

MEMUSTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : MEMBERLAKUKAN PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH DI


RUMAH SAKIT ANTONIO

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


RUMAH SAKIT SANTO ANTONIO
Jln. Garuda No.3, Km.3, Ds. Tanjung Baru
Kec. Baturaja Timur 32113 – OKU
SUMATERA SELATAN

Telp. 0735-320395, 322418, 320201 e-mail: rsantonio_bta@yahoo.com

KETIGA : Surat Keputusan ini akan diubah dan atau diperbaiki sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam isi
penetapannya.

Ditetapkan di Baturaja
Pada tanggal 18 April 2019

dr. Marco Vidor


Direktur
BAB I

DEFINISI

1. Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik administrative maupun operasional


(termasuk kegiatan transportasi), melibatkan penanganan, perawatan, mengkondisikan,
penimbunan, dan pembuangan limbah
2. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas.
3. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berebntuk padat sebagai
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non medis.
4. Limbah padat medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kantainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
a. Limbah Infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh pasien,
ekskresi, sekresi dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada
manusia rentan yang meliputi :
1) Kultur dan stok agesn infeksius dari aktivitas laboratorium
2) Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular
3) Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi
4) Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.
b. Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik,
Jarum suntik, Kaca sediaan (preparat glass), Infus set, Ampul/vial obat, pipet pasteur,
pecahan kaca, dan pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang
terbuang memiliki kemungkinan terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
c. Limbah Patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia meliputi
1) Organ tubuh
2) Janin
3) Darah
4) Muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
5) Jaringan tubuh yang tampak nyata (anggota badan dan plasenta yang tidak melalui
penguburan).
d. Limbah Farmasi yaitu limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi meliputi:
1) Produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa, tumpahan obat dan lain-
lain.
2) Obat-obat kadaluarsa, obat yang dikembalikan oleh pasien dan limbah yang
dihasilkan selama peraciakn / produksi obat.
3) Termasuk sarung tangan, masker, botol / kotak yang berisi residu dan lain-lain
e. Limbah Kimiawi yaitu limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari aktifitas
diagnostik, pemeliharaan kebersihan dan pemberian desinfektan meliput :
1) Zat kimia fotografis
2) Reagen
3) Solven dan lain-lain
f. Limbah Kontainer Bertekanan Yaitu limbah medis yang berasal dari kegiatan di instalasi
kesehatan yang memerlukan gas meliputi :
1) Gas dalam tabung
2) Cartridge
3) Kaleng aerosol dan lain-lain
g. Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi Limbah medis yang mengandung
logam berat dalam konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan
biasanya sangat toksik meliputi :
1) Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan
2) kedokteran (termometer dan stetoskop)
5. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di
luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
6. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah, yang berbahaya bagi kesehatan.
Buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi :
limbah cair domestik, yakni buangan kamar dari rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif. Limbah cair rumah sakit
menurut sumber kegiatan yang menghasilkan limbah cair dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, yakni: pelayanan medik, penunjang medik, dan perkantoran. Adapun parameter
limbah cair yang perlu diolah adalah Biologi Air (Bakteriologi) dan Kimia Air (BOD, COD,
TSS, NH3, suhu, pH dan minyak lemak sesuai dengan persyaratanBaku Mutu Limbah Cair
bagi Kegiatan Rumah Sakit.
7. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti incenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan
pembuatan obat sitotoksis.
8. Penanganan limbah medis padat adalah kegiatan yang meliputi pemilahan, pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan, penampungan, dan pengolahan limbah medis padat.
9. Instalasi Pengolahan air limbah adalah sistem pengolahan air limbah yang menggunakan
pengolahan Sewage Treatment Plant (STP) dengan sistem biofiltrasi secara biologis
anaerobic dan aerobik dari seluruh kegiatan dirumah sakit seperti air kotor, tinja, darah dan
sputum yang dilakukan proses pengolahan di IPAL untuk dibuang kebadan air.
10. Penanganan pembuangan darah dan komponen darah adalah : proses kegiatan untuk
menangani, memilah, dan mengelola limbah darah dan komponen darah dengan benar
11. Safety box adalah tempat menampung limbah seperti bekas jarum suntik, botol kaca dan nald
12. Cairan reagen adalah reagen dari kegiatan laboratorium rumah sakit yang tidak dilakukan
pengolahan di intalasi pengolahan air limbah.
13. Wadah limbah infeksius padat adalah container yang tertutup yang dilengkapi pijakan kaki
untuk membuka container yang lapiskan plastik berkuning kuning saat membuang limbah
pada infeksius.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT


Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
a. Padat
b. Cair
c. Tajam
d. Infeksius
e. Non infeksius
2. Pemisahan
a. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b. Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d. Limbah cair segera dibuang ke janitor
3. Labeling
a. Plastik kantong kuning khusus untuk limbah infeksius
b. Plastik kantong warna hitam khusus untuk limbah non infeksius
c. Safety box (wadah tahan tusukan dan air) untuk limbah benda tajam
4. Tempat Pewadahan
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertututp
b. Container limbah telah dilapisin plastik kuning atau plastik hitam
c. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan pedal kaki
d. Kontainer dalam keadaan bersih
e. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
f. Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
g. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
5. Pengangkutan limbah
a. Pengangkutan limbah infeksius dan cair
b. Pengangkutan limbah non medis
6. Pencatatan
a. Pencatatan limbah medis yang masuk kedalam TPS
b. Pencatatan hasil timbangan berat limbah.
7. Pemusnahan dan pembuangan
a. Limbah padat dan cair akan di kirim ke pihak III untuk dilakukan pemusnahan
b. Untuk limbah non medis akan dibuang ke TPA oleh Mobil Dinas Lingkungan Hidup

B. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


Pengelolaan limbah cair dirumah sakit cair dibagi menjadi 2 yaitu
1. Limbah cairan sisa cairan reagen dan air infus
2. kualitas limbah efluen rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan
harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai dengan standar baku mutu air
limbah. Adapun pengelolaan air limbah di Rumah Sakit Santo Santo Antonio sebagai
berikut :
a. Pemberian chemical
b. Pemantauan Sumpit
c. Pemberian desinfektan
d. Pemeriksaan pH, TDS dan Suhu
e. Pencatatan debit air
f. Pemeriksaan laboratorium kualitas air limbah ipal
BAB III
TATA LAKSANA

A. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Identifikasi
Identifikasi limbah bertujuan untuk mengetahui jenis karateristik masing-masing limbah
seperti limbah padat, limbah cair, limbah benda tajam, limbah infeksius dan limbah non
infeksius.
2. Pemisahan limbah
a. Pemilahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan limbah
sesuai dengan jenisnya karatekristik limbah.
b. Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah (warna kuning), limbah non infeksisus
(warna hitam) dan limbah benda tajam (kardus tahan tusukan).
c. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d. Limbah cair (darah, sputum, urine, dan fases) segera dibuang ke janitor di spoelhoek
atau closet
3. Labeling
Labeling pada limbah bertujuan untuk membedakan jenis limbah seperti limbah
infeksius, limbah non infeksius dan limbah benda tajam
a. Plastik kantong kuning khusus untuk limbah infeksius
b. Plastik kantong warna hitam khusus untuk limbah non infeksius
c. Safety box (wadah tahan tusukan dan air) untuk limbah benda tajam
4. Tempat Pewadahan
a. Limbah Padat
1) Terbuat dari bahan yang kuat, tutup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya dan menggunakan
injakan kaki untuk membuka tutup.
2) Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang
terpisah dengan limbah padat non medis.
3) Kantong plastik diikat untuk diangkut setiap hari atau kurang sehari apabila 3/4
penuh dari volume atau kurang dari 24 jam limbah padat infeksius harus segara di
angkut ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)
4) Ikat limbah dengan cara tarik plastic limbah secara perlahan sehingga udara dalam
kantong berkurang. Putar ujung atas plastik untuk membentuk ikatan tunggal.
5) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus safety box
6) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius harus segera dibersihkan dengan
larutan disinfektan.
7) Sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.
b. Sedangkan wadah khusus untuk limbah benda tajam :
1) Tahan bocor dan tahan tusukan
2) Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan
3) Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
4) Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan
5) Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
5. Pengangkutan limbah
a. Limbah Medis Infeksius
1) Pengangkutan limbah infeksius dari seluruh unit dilakukan setiap hari dengan
menggunakan trolly khusus limbah infeksius
2) Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan
mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer, petugas menggunakan APD ketika
mengangkut limbah
b. Pengangkutan limbah non medis dari seluruh lingkungan rumah sakit dilakukan setiap
hari dengan waktu pengambilan 2 kali sehari.
6. Pencatatan
Setiap limbah yang akan masuk kedalam TPS akan dilakukan pencatatan dengan
menggunakan logbook yang meliputi tanggal limbah masuk, sumber penghasil limbah,
karateristik limbah dan berat limbah.
7. Pemusnahan dan pembuangan
a. Limbah infeksius dan limbah cair yang berasal dari cairan reagen laboratorium
dilakukan pemusnahan dengan pihak III yang telah mendapatkan rekomendasi dari
Kementerian Lingkungan Hidup.
b. Untuk limbah non infeksius dilakukan pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Rumah Sakit Santo Antonio telah bekerja sama dengan Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Ogan Komering Ulu.

B. PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS


1. Pemilahan limbah medis sesuai dengan jenis dan karakteristik dilakukan dari sumber
penghasil limbah
2. Dalam penanganan limbah medis infeksius gunakan APD saat akan membuang limbah.
3. Tersedianya container limbah yang tertutup rapat, memiliki tutup yang ringan serta
container menggunakan pedal injakan kaki.
4. Plastik yang digunakan untuk penanganan limbah infeksius menggunakan plastik
berwarna kuning yang tidak mudah bocor.
5. Ikat plastik bila telah ¾ penuh dari volume atau kurang dari 24 jam limbah padat
infeksius harus segara di angkut ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)
6. Petugas pengangkut limbah wajib menggunakan APD yang lengkap
7. Penggangkutan limbah medis menggunakan trolly khusus untuk limbah infeksius yang
tertutup, dan tidak bocor.
8. Penggangkutan limbah medis infeksius limbah medis dilakukan setiap hari oleh petugas
cleaning service.
9. Limbah yang telah diangkut segera dibawa ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara)
untuk dilakukan pencatatan dan penimbangan
10. Pemusnahan limbah dilakukan ke pihak III yang telah mendapatkan rekomendasi dari
Kementerian lingkungan hidup.
C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Pengelolaan Limbah Cairan Tubuh Infeksius
Limbah cairan Tubuh Infeksius adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari tubuh pasien yang kemungkinan mengandung mikroorganisme yang berbahaya
bagi kesehatan.Langkah –langkah nya:
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa sampah tersebut
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang mengalir atau
dalam toilet bilas dan hindari percikannya.
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk membersikan sisa-
sisa sampah dan hindari percikannya.
d. Dekontaminasi wadah spesimen dengan larutan klorn 0. disenfeksi lokal
lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10 menit sebelum dicuci.
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan dekontaminasi kemudian
cuci sarung tangan.
2. Pengelolaan Limbah Infeksius
Pembungan limbah infeksius di Rumah Sakit Santo Antonio adalah dengan cara
Pengumpulan di masing-masing ruangan Buang limbah infeksius (sampah yang terkena
cairan tubuh dan darah, jaringan tubuh) pada tempat tertutup yang telah diberi plastik
kuning.
3. Limbah Patologi
a. Pewadahan limbah patologi menggunakan kantong warna kuning, dan dilapis 2, agar
tidak timbul kebocoran.
b. Limbah yang telah di wadahi kemudian di angkut ke TPS B3.
4. Limbah farmasi
a. Pengumpulan limbah farmasi (botol infus, botol obat-obatan) diruangan dilakukan
dalam tempat sampah farmasi yang telah diberi warna coklat dan dilapisi plastik
warna coklat.
b. Kemudian dilakukan penimbangan berat limbah.
c. Pengangkutan sampah farmasi ini sama halnya dengan sampah infeksius dan dibawa
ke TPS B3.
5. Limbah Sitotoksik
Limbah sisa obat sitotatik dibuang dalam tempat sampah yang dilapisi plastik ungu,
yang kemudian diangkut ke TPS B3.
b di beri label
dan dimasukkan ke dalam TPS B3, yang selanjutnya di serahkan pada pihak ke
3.
A. PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM
1. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
2. Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
3. Menutup kembali jarum spuit untuk mencegah resiko tertusuk jarum
4. Segera buang limbah benda tajam oleh pemakai ke wadah yang tersedia tahan tusuk dan
tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
5. Bila telah ¾ penuh tempat penampungan segera ditutup dan diangkut oleh petugas
cleaning service.
6. Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
7. Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan rumah tangga.

B. PENANGANAN LIMBAH CAIR


Sumber air limbah yaitu berasal dari seluruh kegiatan rumah sakit, akan tetapi terdapat
bebrapa jenis limbah cair yang tidak masuk kedalam proses pengolahan air limbah yaitu sisa
reagen hematologi laboratorium.
1. Proses Pengolahan Air Limbah Cair di IPAL
a. Pretreament Laboratorium dengan kapasitas 5 m3/hari
Air limbah yang berasal dari Laboratorium, Kamar Bedah dan Kebidanan dialirkan
menggunakan pipa PVC dengan menggunakan pipa 2 Inchi menuju masuk ke
Equalizing tank, lalu masuk dialirkan menuju effluent chamber dilakukan proses
kimia Coagulation chamber dan clarifier chamber flocculation setelah itu air limbah
dialirkan menuju sumpit tank 1.
b. Air Kotor dan Tinja
Air kotor yang adalah buangan kamar mandi dan spoelhoek yang berasal rawat inap,
laboratorium, IGD, kebidanan, rumah duka, dan dapur dialirkan menggunakan pipa PVC
yang dialirkan menuju sumpit tank 1.
c. Sumpit tank 1
Sumpit tank 1 memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan sementara air limbah yang
berasal dari pretreatment laboratorium, pretreatment laundry, keluaran toilet, limbah
keluaran dapur dan air kotor lainnya. Fungsi lainnya sebagai penyaring material-material
besar sehingga tidak menggangggu kinerja pompa. Sumpit tank 1 dilengkapi dengan basket
screen, diffuser dan pompa celup. Basket screen berfungsi sebagai penyaring, air diffuser
berfungsi sebagai pengaduk dan pompa berfungsi untuk mentransfer air limbah ke tangki
STP (Sewage Treatment Plant).

d. Pretreatment laundry kapasitas 5 m3/hari


Air limbah yang berasal dari cucian laudry masuk kedalam Equalizing tank
dilakukan proses kimia dari Coagulation chamber dan clarifier chamber kemudian
di pompakan menuju sumpit tank 1.
e. IPAL 1
Air limbah yang berasal dari sumpit tank 1 akan dipompakan ke ipal 1 dilakukan
untuk proses anaerobic, aerobic selanjutnya akan di pompakan ke IPAL 2.
f. Sumpit Tank 2
Sumpit tank 2 memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan sementara air limbah yang
berasal dari Perkantoran, Rawat Jalan, WC Umum, Laundry dan Air Kotor Lainnya.
Fungsi lainnya sebagai penyaring material-material besar sehingga tidak menggangggu
kinerja pompa. dilengkapi dengan basket screen, diffuser dan pompa celup. Basket screen
berfungsi sebagai penyaring, air diffuser berfungsi sebagai pengaduk dan pompa berfungsi
untuk mentransfer air limbah ke tangki STP (Sewage Treatment Plant). Yang akan
dialirkan menuju IPAL 1 untuk dilakukan proses anerob, dan aerobic selanjutnya
akan dialirkan menuju IPAL 2 .
g. IPAL 2
Air limbah yang berasal dari IPAL 1 akan masuk terlebih dahulu ke screen anoxic
chamber selanjutnya akan di alirkan ke untuk dilakukan proses anaerobic, aerobic
dan pemisahan lumpur secara gravitasi. Lumpur dibagian bawah bak akan
ditransfer kembali ke screen anoxic menggunakan air lift. Air limbah yang telah
melalui tahapan sedimentation selanjutnya akan dialirkan ke tank effluent selanjut
akan menuju bak test untuk dialirkan ke badan air.
h. Screen anoxic chamber
Screen chamber yang berfungsi sebagai tempat pemisahan secara fisika suspensi
yang besar, padatan berat dan padatan yang mengambang agar tidak menyumbat
media sel serta tempat penyeragaman Ph, konsentrasi dan laju alir air limbah.
Screen harus dibersihkan secara rutin agar tidak menyumbat aliran limbah. Screen
anoxic chamber juga berfungsi sebagai bak pengurai organic, sludge digestion dan
penampung lumpur.

i. Anaerobic chamber
Anaerobic chamber berfungsi sebagai tempat reaksi biologis untuk menguraikan
zat-zat organic yang ada dalam air limbah dengan bantuan bakteri anaerobic/
fakultatif aerobic. Lapisan film mikroorganisme akan tumbuh pada permukaan
media dan menguraikan zat organic yang belum terurai di anoxic chamber.
Kumpulan mikroorganisme umumnya bakteri terlibat dalam transformasi senyawa
organic menjadi metan.
j. Aerobic chamber
Aerobic chamber berfungsi sebgai proses reaksi biologi untuk mengurai zat organic
dalam air limbah dengan bantuan bacteria aerobic sambil di aerasi. Pada proses
aerob hasil pengolahan dari anaerob yang masih mengandung zat organic dan
nutrisi diubah menjadi sel bakteri baru, hydrogen maupun karbon dioksida oleh sel
bakteri dalam kondisi cukup oksigen.
k. Sedimentation chamber
Sedimentation chamber berfungsi sebagai tempat pemisahan lumpur secara
gravitasi dengan air jernih hasil proses biologis. Sebagian lumpur di bagian bawah
bak akan ditransferkan ke screen anoxic chamber menggunakan air lift secara
berkala.
l. Effluent chamber Effluent chamber berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air hasil olahan dan tempat desinfektan. Air olahan dengan klorin tablet
untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen yang terkandung pada air olahan,
sehingga air olahan tersebut aman dibuang ke sungai atau badan air lainnya
2. Pemberian Chemical
Pada proses pengolahan air limbah menggunakan beberapa bahan chemical yaitu
Al2SO4, NAOH dan PAC.
3. Pemberian Klorin
Pemberian klorin pada air limbah sebagai desifektan pemberian klorin pada air
limbah dilakukan setiap 2 (dua) kali seminggu.
4. Pencatatan debit air limbah
Pemeriksaan debit air dilakukan untuk mengetahui volume air limbah yang akan
dibuang kebadan air pengukuran debit air limbah menggunakan flowmeter air.
Pencatatan debit air limbah dilakukan setiap 2 hari sekali pada pagi dan siang.
5. Pemeriksaan kualitas air limbah
Untuk mengetahui kualitas air limbah yang diolah dan dibuang kebadan air rumah
sakit melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Pemeriksaan kualitas air limbah
untuk mengetahui parameter kimia air dan biologi air. Pemeriksaan kualitas air
limbah dilakukan pada laboratorium yang telah mendapatkan Sertifikat KAN.

C. PENANGANAN PENGELOLAAN LIMBAH KOMPONEN DARAH


Limbah komponen darah dirumah sakit dibagi menjadi 2 karateristik padat dan cair. Adapun
cara penanganannya sebagai berikut :
1. Limbah padat
Limbah yang berasal tabung EDTA dan kantong darah bekas transfusi.
a. Saat pembuangan tabung EDTA dan kantong darah bekas transfusi petugas wajib
menggunakan sarung tangan.
b. Untuk limbah tabung EDTA dibuang kedalam kotak safety
c. Limbah kantong darah sisa transfusi dimasuk kedalam kantong plastik berwarna
kuning.
d. Limbah tabung EDTA dan kantong darah bekas transfusi akan diangkut ke TPS
(Tempat Penyimpanan Sementara) selanjutnya untuk dilakukan pemusnahan ke
pihak III.
2. Limbah Cair
a. Pembuangan limbah cair yang mengandung darah langsung dibuang kedalam
saluran IPAL untuk dilakukan proses pengolahan
b. Gunakan sarung tangga dan masker saat akan membuang limbah ke dalam saluran
IPAL.
c. Siram menggunakan desinfektan setelah membuang limbah cair kedalam saluran
pembuangan air limbah gunakan tidak menyebarkan
d. Limbah cair yang masuk kedalam IPAL akan dilakukan netralizing dengan
menggunakan chemical.
e. Dilakukannya pemeriksaan kualitas air limbah dilaboratorium BTKL PP Kelas I
Palembang setiap 1 (Satu) Sekali.

D. PENANGANAN LIMBAH NON INFEKSIUS


1. Limbah non infeksius dibagi menjadi organik dan anorganik.
2. Penanganan limbah non infeksius dilakukan diseluruh area lingkungan rumah sakit,
untuk limbah non infeksius menggunakan kantong plastic berwarna hitam.
3. Pengangkutan limbah non infeksius dilakukan setiap hari oleh petugas cleaning service
dalam satu hari dilakukan 2 kali pengangkutan yaitu pagi dan siang hari.
4. Petugas service menggunakan kelengkapan APD dalam penangganan limbah non
infeksius.
5. Setiap kali petugas mengangkut limbah non infeksius mengganti kantong hitam yang
baru.
6. Limbah non infeksius dari seluruh lingkungan rumah sakit akan di angkut ke TPS
(Tempat Pembuangan Sementara) selanjutnya akan di buang ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir). Rumah Sakit Santo Antonio telah bekerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup dalam pembuangan limbah non infeksius.
BAB IV
DOKUMENTASI

Adapun dokumentasi dalam panduan pengelolaan limbah rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. SPO Pengemasan limbah infeksius dan B3
2. SPO Pemiahan dan penampungan limbah di rumah sakit
3. SPO Pengumpulan dan pengangkutan
4. SPO Pemeliharaan instalasi pengelolaan ipal
5. SPO Penanganan dan Pembuangan Infeksius
6. SPO Penanganan dan Pembuangan Limbah Benda Tajam
7. SPO Penanganan Limbah Domestik
8. SPO Pengiriman Limbah
9. SPO Prosedur Penanganan Komponen Darah
10. SPO Tempat Penyimpanan Sementaran
11. Form Laporan Paparan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
12. Form Laporan Ceceran / Tumpahan B3

Anda mungkin juga menyukai