Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN ANAK

KONSEP ADVOKASI PERAN PERAWAT ANAK SEBAGAI ADVOKAD

Dosen Pengampu : Ns. Monalisa, S. Kep, M. Kep

DISUSUN OLEH :

Nurul Hidayah

NIM. PO71202200011

PROGRAM STUDI FROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “konsep advokasi peran
perawat anak sebagai advokad ” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan
tugas kami diberikan dalam mata kuliah Keperawatan anak di Poltekkes Kemenkes Jambi
saya merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan makalah ini.
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya , sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini.Akhir kata, saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Jambi, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan penulisan....................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2

A. Konsep Peran Perawat Advokasi.............................................................. 2

B. Perawat sebagai advocator anak................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................... 8

A. Kesimpulan...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Advokasi adalah proses pembelaan yang dilakukan untuk mendukung atau


memberikan argumentasi bagi kebutuhan orang lain/ bertindak sebagai pembela pasien dalam
praktik keperawatan. Advokat adalah seseorang yang membela perkara orang lain . Advokat
pasien adalah seorang advokat yang membela hak-hak pasien. Defenisi lain menekankan
advokat sebagai pendukung dan pelindung dari hal-hal yang merugikan pasien, sumber
informasi tentang status kesehatan pasien, penolong dalam mengidentifikasi kebutuhan,
pilihan-pilihan, keinginan dan penolong pasien dalam membuat keputusan yang dibutuhkan
dalam pengobatan pasien. Oleh karena itu advokasi merupakan konsep yang penting dalam
praktik keperawatan, peran perawat sebagai advokat disini harus bertanggung jawab untuk
melindungi hak pasien mereka dari adanya penipuan atau penyimpangan

Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan
untuk memperoleh hasil pelayanan yang berkualitas tinggi dengan memahami uraian tugas
dan spesifikasinya serta berdasarkan standar yang berlaku. Perawat yang bertanggung jawab
berarti menunjukkan kewajibannya sebagai seorang profesional dengan komitmen
menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan sendiri

Era globalisasi dan terbukanya pasar bebas berakibat pada tingginya kompetisi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang menuntut peningkatan kualitas serta profesionalisme
sumber daya manusia (SDM) kesehatan termasuk SDM keperawatan). Peningkatan kualitas
keperawatan ditandai dengan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatn
bermutu Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat dituntut melakukan peran
sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan masyarakat). Peran diartikan sebagai
seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai
kedudukannya dalam sistem Salah satu peran perawat professional adalah bertindak sebagai
advokat pasien. Perawat adalah satu-satunya profesi yang selalu berada di samping pasien
yang mempunyai kesempatan besar untuk melakukan advokasi kepada pasien.

Dewasa ini kebutuhan bagi perawat untuk bertindak sebagai advokat pasien
meningkat. Pasien membutuhkan perlindungan dari perawat ketika seseorang sakit, kekuatan
fisik dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah, kritis dan mengalami
gangguan membutuhkan seorang advokat yang dapat melindungi kesejahteraannya. Advokasi
tindak hanya untuk mereka yang kurang mampu melindungi diri sendiri, tetapi juga ditujukan
kepada pasien yang membutuhkan advokasi dalam hal penyediaan data yang dibutuhkan
dalam mengambil keputusan tentang pengobatan dan proses terapi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep peran perawat advokasi ?


2. Apa saja Peran perawat advokasi anak?
C. Tujuan Penulisan

1. Mampu memahami konsep peran perawat advokasi


2. Mampu memahami Peran perawat advokasi anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Peran Perawat Advokasi


1. Pengertian Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
kedudukan dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari
dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
peran atau perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi
terwujud dalam:
a. Pengetahuan, merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
b. Keyakinan, menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
c. nilai-nilai adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.

Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas
institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta fasilitas
yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi.
Sikap dan perilaku komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap
dan berperilaku seperti dia.

3. Pengertian Perawat
Perawat adalah tenaga professional yang mempunyai pendidikan dalam system
pelayanan kesehatan. Kedudukannya dalam system ini adalah anggota tim kesehatan
yang mempunyai wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
4. Peran Perawat
Perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan
tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki :
a. peran perawat di rumah sakit perawat mencakup :
1) Perawat sebagai pelaksana pelayanan kesehatan.
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan
keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling
kompleks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran
utama dari perawat, dimana perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang professional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip,
konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria
profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa
keperawatan. Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai
kemampuan khusus untuk menanggulangi masalah-masalah individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat.
2) Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik
di masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program
pendidikan keperawatan. Sebagai administrator bukan berarti perawat
harus berperan dalam kegiatan administrasi secara umum.
3) Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan.
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku
merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat
harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4) Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan.
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator)
dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat
tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat
diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada
hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektivitas tindakan yang
telah diberikan.
b. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai berikut:
1) Pemberi perawatan langsung ( care giver ) : perawat memberikan
bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami
masalah terkait dengan kebutuhan keamanan.
2) Pendidik, perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan program
asuahan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara
mandiri, dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga.
3) kesehatan, perawat harus melakukan “home visit” atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian
tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga.
4) Konsultan, perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam
mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta
nasehat kepada perawat maka hubungan perawat- keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.
5) Kolaborasi, perawat juga harus berkerja sama dengan lintas program
maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan
keluarga untuk mencapai kesehatan dan keamanan keluarga yang
optimal.
6) Fasilitator, perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap
pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluraga sehingga faktor
risiko dalam ketidak pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi.
7) Penemu kasus / masalah, perawat mengidentifikasi masalah keamanan
secara dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanannya.
c. Fungsi Perawat
1) Fungsi independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk
memenuhi KDM.
2) Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatanya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas
yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum , atau dari perawat primer ke perawat pelaksana .
3) Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
tergantung antara tim yang satu dengan yang lainnya . Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan ksehatan memerlukan kerjasama tim
dalam pemberian pelayanan.
d. perawat sebagai advocator
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan. Peran perawat sebagai advokator pada anak antara lain :

B. Perawat sebagai advocator anak

1. Perawat sebagai advocator anak


Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa
dukungan /dorongan mental. Sebagai konsoler , perawat dapat menberi konseling
keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan. Hal inilah yang
membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan.dengan cara
mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik perawat
dapat bertukar pikir dengan dan pendapat dengan orang tua tentang masalah anak
dengan orang tuanya ,membantu mencarikan alternatif pemecahannya
Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan kordinasi dan kolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya ,dengan tujuan terlaksananya asuhan holistik
dan komperhensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk menjadi kordinator
pelayanan kesehatan karena 24 jam berada disamping pasien. Keluarganya adalah
mitra perawat. Oleh karena itu kerja perawat membutuhkan informasi dari keluarga
saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga
secara aktif
Perawat di tuntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan dengan
berdasarkan dengan nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak pasien
untuk mendapatkan otonomi , menghindari hal-hal yang merugikan pasien, dan
keuntungan asuhan keperawatan , yaitu meningkatkan kesejahteraan anak . Perawat
yang paling mengerti tentang layanan keperawatan anak. Oleh karena itu ,perawat
harus dapat meyakinkan pemegang kebijakan bahwa usulan tentang perencanaan
pelayanan keperawatan yang diajukan dapat memberi dampak terhadap peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan anak
2. Perawat sebagai advocator di usia remja
Pada masa remaja , masalah yang terkadang muncul adalah di sekolah, dimana hal
ini memerlukan intervensi yang melibatkan perawat, guru serta masyarakat yang
ada di sekolah. Pada masa remaja, potensi masalah dan rintangan yang dihadapi
yakni :
a. Kurangnya pengetahuan khusus dan keyakinan dalam diri remaja
b. Kurangnya penyediaan pelayanan khusus bagi remaja
c. Kurangnya pemahaman dan apresiasi dari lingkungan dan masyarakat
terhadap remaja
Dari contoh masalah yang diuraikan diatas, perawat berperan dalam konsep
keperawatan pada masa transisi dalam kesehatan remaja. Perawat harus mampu
mengembangkan otonomi mereka serta mendukung dan menyadari kebutuhan dan
perawatan yang dibutuhkan remaja. Dari beberapa hal tersebut, perawat harus mampu
memfasilitasi remaja dalam enam bidang utama yakni :
a. Advokasi diri
Perawat harus mampu mengajarkan kepada remaja bagaimana cara dan
langkah untuk dapat memberikan advokasi kepada dirinya sendiri.
b. Perilaku perawatan kesehatan yang independen
Perawat membimbing remaja untuk mampu melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri.
c. Kesehatan seksual
d. Perawat memberikan gambaran dan pendidikan kesehatan dalam bidang
kesehatan reproduksi dan seksual.
e. Dukungan psikosial
Perawat harus mendukun klien remaja dalam hal perkembangan psikologi dan
sosial remaja
f. Perencanaan pendidikan
g. Kesehatan dan gaya hidup
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawat berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu


mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum tampak dikembangkan
institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih sebatas menerima delegasi dari profesi
kesehatan yang lain tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukan
apakah aman atau tidak bagi kesehatan klien.
Perawat merasa masih sangat sulit untuk berbicara atas nama pasien dengan posisi
dokter yang mendominasi, meskipun dengan pengetahuan yang baik tentang suatu masalah
Salah satu faktor lain yang menghambat terlaksananya peran advokasi perawat yaitu
terbatasnya jumlah tenaga perawat. Berdasarkan teori disampaikan bahwa kualitas asuhan
keperawatan yang optimal yang didalamnya termasuk peran advokasi perawat, dapat dicapai
apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang.
Perawat yang bekerja di rumah di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih
mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum
didefinisikan dengan baik dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas-tugas non
keperawatan Kami berpendapat bahwa kondisi pasien sangat mendukung pelaksanaan peran
advokasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa seseorang sakit, kekuatan fisik dan mentalnya
menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah atau bahkan kritis sangat membutuhkan seorang
advokat yang dapat melindungi kesejahteraannya

Dukungan instansi pada tindakan advokasi perawat juga sangat berperan dalam
membantu proses penyembuhan pasien. Instansi rumah sakit perlu untuk selalu memberikan
motivasi dan anjuran untuk melindungi pasien serta memberikan kemudahan dalam proses
birokrasi terapi pengobatan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa advokasi memerlukan
tindakan politis yaitu dengan mengkomunikasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien
kepada pemerintah atau pimpinan yang mempunyai wewenang untuk melakukan sesuatu
tentang kebutuhan tersebut (Kozier, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:EGC
Aprilistyawaty, Ana. 2013. Etika dan Hukum Keperawatan Profesional.
Yogyakarta:Imperium
Syarifuddin, Nurdiyah. 2012. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Makassar: Alauddin
University Press.
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy

Anda mungkin juga menyukai