CEPA
SENGKANG
SKRIPSI
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan kemudahan yang telah
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi
pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas dukungan doa dan kasih sayang, serta
2. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar M.Si., P.hD. selaku direktur Politeknik
3. Bapak Rusdi Nur, S.S.T., M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
4. Bapak Ir. Chandra Buana, M.T. selaku Koordinator Program Studi Teknik
skripsi ini.
iv
6. Bapak Sonong, S.T., M.T. selaku pembimbing II yang telah mencurahkan
skripsi ini.
7. Para Dosen dan Staf Politeknik Negeri Ujung Pandang yang tidak disebutkan
2020.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna.Oleh karena itu, penulis
skripsi ini dan demi perbaikan pada masa mendatang.Semoga skripsi ini
Penulis
v
DAFTAR ISI
hlm.
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
HALAMAN PENERIMAAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR SIMBOL.................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xi
SURAT PERNYATAAN......................................................................................xii
RINGKASAN ....................................................................................................xiii
vi
2.4 Proses Pada Siklus Turbin Gas...............................................................17
2.4.1 Proses Kompresi ............................................................................17
2.4.2 Proses Pemasukan Kalor................................................................18
2.4.3 Proses Ekspansi .............................................................................21
2.4.4 Proses Pelepasan Kalor .................................................................22
2.5 Ekspansi Gas Dalam Turbin ...................................................................22
2.6 Ekspansi Gas Dalam Sudu Gerak ...........................................................25
2.7 Efisiensi Tiap Tingkatan Turbin .............................................................28
4.1. Hasil.......................................................................................................34
4.1.1 Data Gas Turbin GT11 dan Perhitungan Efisiensi........................34
4.1.2 Data Gas Turbin GT11 dan Perhitungan Tiap Tingkatan Turbin.. 36
4.2. Pembahasan ..........................................................................................53
LAMPIRAN ......................................................................................................63
vii
DAFTAR TABEL
hlm.
viii
DAFTAR GAMBAR
hlm.
Gambar 2.8 Proses Aliran Gas dalam Diagram H-S untuk Turbin Gas Reaksi
Tiga Tingkat 29
Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Persentase Beban dan Efisiensi Sebelum
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan antara Efisiensi Total Turbin Sebelum dan
Setelah Comissiong 55
ix
DAFTAR SIMBOL
6. h = Entalpi kJ/Kg
x
DAFTAR LAMPIRAN
hlm.
xi
xii
ANALISIS KINERJA GAS TURBIN GT 11 DI BLOK 1 PT. CEPA
SENGKANG
RINGKASAN
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang dioperasikan oleh PT.
CEPA Sengkang merupakan salah satu pemasok listrik ke PLN. Oleh karena itu
diharapkan PT. CEPA dapat menjaga keandalan PLTGU tersebut.PLTGU sering
mengalami perubahan beban untuk memenuhi kebutuhan daya listrik yang
berubah-ubah tergantung prtmintaan konsumen. Beban PLTGU yang berubah-
ubah akan berpengaruh terhadap kinerja dari tiap-tiap komponennya antara lain
turbin uap, pompa, kondensor, dan turbin gas. Turbin Gas merupakan salah satu
pembangkit tenaga yang digunakan untuk memutar generator pada PT.CEPA
Sengkang.Oleh karena itu penting untuk mengetahui kinerja dari turbin gas itu
sendiri.
Pelaksanaan penelitian kinerja gas turbin dilakukan pada unit Gas Turbin
GT 11 di Blok 1 PT. CEPA Sengkang dengan menganalisis data operasi sebelum
dan setelah comissioning yang diperoleh dari central control room. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah studikasus dengan metode deskriptif yang
dimulai dengan melakukan identifikasi masalah, studi literatur, pengumpulan data
desain dan aktual turbin gas GT11, melakukan pengolahan data untuk mengetahui
efisiensi turbin gas sebelum dan setelah comissioning, kemudian melakukan
analisis kinerja turbin gas GT11 serta penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian efisiensi turbin gas GT11 diperoleh
peningkatan kinerja gas turbin GT11 yang terlihat pada peningkatan efisiensi
sebelum dan setelah comissioning dari 64,66% menjadi 67,37%. Peningkatan
tersebut terjadi karena berkurangnya nilai rugi-rugi disetiap tingkatan turbinyang
terjadi akibat penggantian blade pada saat proses commissioning. Hasil penelitian
pada gas turbin GT11 juga menunjukkan bahwa efisiensi gas turbin GT11
berbanding lurus dengan beban yang dibangkitkan dari gas turbin itu sendiri
dimana efisiensi terbesar yaitu 64,40% pada saat beban 43,74 MW sedangkan
untuk nilai efisiensi terkecil yaitu 40,28% pada saat beban 17,83MW.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Mengingat kebutuhan masyarakat akan energi listrik yang cukup tinggi pada
masa sekarang ini maka sangat dibutuhkan pusat-pusat tenaga listrik (Power
Plant) untuk menyediakan energi listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pusat tenaga listrik tersebut dapat berupa Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU),
Pada zaman modern inilistrik sudah menjadi hal yang sangat diutamakan
atau dibutuhkan manusia tak bisa lepas denganlistrik.Listrik sudah menjadi salah
Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang berada di desa patila. PLTGU
tersebut dioperasikan oleh PT. CEPA sejak maret 2012 yang sebelumnya
1
dari tiap-tiap komponennya antara lain turbin uap, pompa, kondensor, dan
pembangkit gas. Dalam merespon perubahan beban yang terjadi, maka secara
otomatis suplai bahan bakar, udara pembakaran, serta gas buang yang digunakan
salah satu pembangkit tenaga yang digunakan untuk memutar generator pada
PT.CEPA Sengkang. Oleh karena itu kinerja dari suatu Gas Turbin tersebut sangat
disebabkan oleh faktor usia komponen yang memang sudah waktunya untuk
diganti. Adapun hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hafizh (2015)
menyimpulkan bahwa efisiensi dari suatu pembangkit listrik tenaga gas dapat
Kondisi saat ini untuk Gas Turbin GT11 pada PLTGU Sengkang sudah
beroperasi selama 4 tahun sejak comissioning terakhir pada tahun 2016 dan sudah
mengalami permasalahan yang dapat menurunkan efisiensi unit secara umum dan
setelah inspeksi yang bertujuan untuk memaksimalkan kerja dari mesin itu sendiri
2
Berdasarkan penjelasan dan alur pemikiran diatas maka penulis
mengambil penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Gas Turbin GT11 di Blok 1
PT.CEPA Sengkang”.
Gas Turbin GT11 PT. CEPA Sengkang sebelum dan setelah commissioning.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari Gas Turbin GT11
setelah comissioning.
lapangan.
Uap(PLTGU) Sengkang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gas Turbin adalah mesin pembangkit energi panas (heat engine) dimana
Kemudian udara yang bertekanan tinggi itu masuk ke dalam ruang bakar, di dalam
ruang bakar disemprotkan bahan bakar ke dalam arus udara tersebut sehingga
sering dikatakan ruang bakar hanyalah tempat yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur udara. Oleh karena itu ruang bakar dapat saja diganti dengan alat
dalam turbin dan energinya digunakan untuk melakukan kerja memutar roda
turbin. Sebanyak ±60% daya yang dihasilkan turbin digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan sisanya baru dapat digunakan untuk memutar beban
dalam sistem Gas Turbin proses kompresi, pembakaran dan ekspansi terjadi di
4
Sistem ini menggunakan bahan bakar solar (HSD) dan gas alam.Harga
bahan bakar merupakan dasar pertimbangan pemilihan jenis bahan bakar untuk
beban puncak. Alasan pemilihan jenis pembangkit ini adalah operasi penyedian
daya dibandingkan pembangkit lain lebih cepat. kelebihan lain yang dimiliki yaitu
kecil.komsumsi energi pada peralatan PLTG bersumber dari putaran turbin gas.
Daya poros yang dihasilkan turbin gas digunakan untuk memutar alat-alat
ini, sehingga dapat digunakan sebagai mesin penggerak pesawat terbang dan
untuk instalasi darat yang dapat dipakai untuk pembangkit tenaga listrik. Desain
penting pertama kali dibuat oleh orang Inggris yang bernama John Barber pada
tahun 1791. Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran minyak bakar,
dan kompresornya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan roda gigi. Tahun
1872 Dr. F. Stolze, merancang sistem Gas Turbin yang menggunakan kompresor
aksial bertingkat, dimana udara yang keluar dari kompresor kemudian masuk
kedalam alat pemanas, yaitu sebuah alat untuk menaikkan temperatur udara
sebelum masuk turbin. Sebagai fluida pemanas digunakan gas hasil pembakaran
Pengujian terhadap Gas Turbin tersebut dilaksanakan pada tahun 1900 dan
1904, tetapi tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu itu efisiensi kompresornya yang masih sangat rendah. Dalam tahap
5
awal pengembangannya, gagasan Gas Turbin telah pula dicoba penggunaan
proses pembakaran pada volume konstan. Sistem tersebut pertama kali dibuat di
Hannover pada tahun 1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth tetapi usaha
bakar dan tekanan gas yang berubah dengan besarnya beban, meskipun menurut
teori diharapkan dapat diperoleh efisiensi sistem yang lebih tinggi dari pada
sesuai dengan siklus Gas Turbin moderen yang dibuat oleh Societe Turbomoteurs
di Paris pada tahun 1904. Temperatur gas pembakaran masuk turbin berkisar
450oC dan tekanannya kira-kira 4,5 atm. Dalam hal tersebut kompresor
digerakkan langsung oleh turbin (Curtis dua tingkat). Tetapi efisiensi totalnya
terlalu rendah. Meskipun demikian rupanya sistem Gas Turbin tidak berlangsung
Dengan demikinan efisiensi total dari sistem Gas Turbin hanya dapat mencapai
Boleh dikatakan baru sekitar tahun 1935 Gas Turbin mengalami kemajuan
pesat dimana diperoleh efisiensi total sebesar 15%. Usaha untuk memperbaiki
dunia kedua. Dimana pada waktu tersebut penelitian yang dilakukan ditekankan
6
pada kemungkinan penggunaan sistem Gas Turbin sebagai mesin penggerak
pancar gas.
misalnya sebagai mesin penggerak generator listrik dan mesin industri lainnya,
kendaraan darat, kapal laut, pesawat terbang, dan sebagainya. Sistem Gas Turbin
menghemat pemakaian bahan bakar sebesar 50%. Pada saat ini sistem Gas Turbin
dibuat dengan daya sebesar 100 MW sampai 300 MW, yang menggunakan reactor
nuklir sebagai ruang bakar dan penukar kalor untuk regeneratifnya, tetapi dalam
taraf percobaan efisiensi kompresor dan turbin mencapai bilangan 80-95% dan
temperatur kerjanya 1100oC. Efisiensi kompresor dan turbin sudah mencapai 25%
dibandingkan dengan penggerak mula lainnya seperti dapat dipasang dengan cepat
dan biaya investasi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan turbin uap dan
motor diesel untuk pusat tenaga listrik. Disamping itu sistem Gas Turbin dapat di
start dari keadaan dingin sampai dapat dibebani penuh dalam waktu yang sangat
singkat. Hal ini membuat mesin ini begitu ideal untuk mengatasi beban
puncak(WBP).
7
2.2 Komponen Utama Gas Turbin
8
Sistem Gas Turbin yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu :
yang melaluinya adalah secara aksial yaitu arah aliran udaranya paralel
sudu tidak berputar. Sedang separuhnya lagi disebut rotor yaitu yang
sama pada saat masuknya. Jadi aliran udara yang masuk ke dalam
9
berikutnya tekanannya naik sampai 110 - 120% sehingga pada tingkat
dengan volume udara yang juga berubah. Tekanan udara yang naik
10
2.2.2 Ruang Bakar (Combustion Chamber)
Pada ruang bakar terdiri dari dua buah pipa kosentrik yang mempunyai
tutup pada bagian depannya. Kedua pipa tersebut disebut inner liner dan
outer liner. Pada bagian belakang ruang bakar dibentuk sedemikian rupa
turbin.
Aliran udara dalam ruang bakar tidak sama dengan pada mesin torak
beban penuh (full load), sedang sisanya akibat panas dari api pembakaran
primary air dan jumlahnya diatur oleh banyaknya dan besarnya lubang-
lubang dari ruang bakar tempat dimana udara tersebut dapat masuk ke
biasa disebut secondary air. Aliran udara ini akan bercampur secara
11
sempurna dengan gas panas hasil pembakaran, dengan demikian
tersebut.
kompresor, maka bagian turbin juga terdiri dari beberapa deret sudu-sudu
yang berputar dan sudu-sudu yang tidak berputar. Demikian halnya pada
12
kompresor dimana sudu-sudu yang berputar dan yang tidak berputar
Sebelum udara panas yang keluar dari ruang bakar digunakan untuk
bertambah.
memutarkan roda turbin, yaitu impuls dengan cara mendorong atau dengan
cara reaksi karena gaya reaksi aliran udara panas meninggalkan sudu-sudu
rotor dan rotor mulai bergerak atau berputar. Pada cara reaksi kecepatan
udara dari nosel membentur rotor dan rotor mulai berputar, sedangkan gas
yang diberikan oleh sudu-sudu bagian depannya, agar tidak terjadi kondisi
stall.
13
Gambar 2.4 : Turbin Impuls dan Reaksi
(Sumber: ABB Operation Manual Book,1997)
Gas Turbin adalah turbin dengan gas sebagai fluida kerjanya. System Gas
Turbin yang sederhana terdiri dari komponen utama yaitu kompresor, ruang
pembakaran, dan turbin. Siklus ini dibangun atas duah buah proses isentropik dan
dua proses tekanan konstan. Siklus ideal dari sistem Gas Turbin sederhana adalah
siklus Brayton.
2 3
RB
K
1 4
Gambar 2.5 : Sistem Gas Turbin dengan Siklus Terbuka
(Sumber:Diana, 2015)
RB = Ruang Bakar
14
a. Diagram P-V b. Diagram T-S
kompresi diambil dari hasil ekspansi turbin sehingga kerja adalah selisih antara
kerja ekspansi turbin dengan kerja kompresi kompresor. Kerja netto (kerja
Dari persamaan gas ideal untuk setiap gas yang mengalami proses
PVn = C ............................................................................................(2-1)
15
k−1
T 2 p2
=
T 1 p1[] k
...........................................................................................(2-2)
Fluida kerja yan sebenarnya bukanlah gas ideal dengan konstanta kalor Cp
yang konstan. Dalam hal tersebut konstanta kalor bertambah besar dengan
naiknya temperatur, tetapi konstanta gas k akan turun. Hal ini dikarenakan laju
k−1 Ro
=
k BM bb×Cp ..........................................................................(2-3)
Dimana:
kompresor maupun pada turbin. Proses kompresi dan ekspansi tidaklah dapat
terjadi secara isentropik, sehingga diagram T-S untuk siklus aktual adalah:Siklus
Gas Turbin aktual berbeda degan siklus ideal. Hal ini disebabkan
16
T (K)
3
2 4
2’ 4’
1
S (kJ/kg K)
Dari persamaan energi umum untuk aliran steady, apabila perubahan energi
potensial dari fluida kerja keluar dan masuk kompresor dapat diabaikan pada
proses isentropik (∆S=0). Udara luar yang mempunyai tekanan dan temperatur
menjadi (P1, T1) dimampatkan secara isentropik sehingga tekanan dan temperatur
menjadiP2 dan T2. Dimana kerja ideal kompresor diberikan oleh hubungan
(Rakhman, 2013):
sebenarnya lebih besar. Hal ini dikarenakan adanya sejumlah energi yang
17
Efisiensi kompresor didefinisikan sebagai rasio dari kerja isentropik
tekanan konstan. Untuk mencapai suhu fluida kerja turbin (T3) dari keadaan
temperatur udara keluar dari keadan kompresor (T2), dilakukan pembakaran bahan
kimiawi, dimana bahan bakar terurai dan bersenyawa dengan udara, membentuk
gas-gas atau persenyawaan lain sebagai hasil pembakaran. Disamping itu terdapat
pula kerugian gesekan antara gas pembakaran dengan ruang bakar, sehingga
∆P = P2 – P3 ...........................................................................................(2-7)
dimana :
P 2 −P 3
≃(3−5)%
P2 ...............................................................................(2-8)
18
Temperatur gas hasil pembakaran berkisar antara 500-1100 oC. Untuk
membatasi temperatur gas keluar ruang bakar maka diperlukan sejumlah udara
berlebih. Adapun perbandingan laju aliran bahan bakar udara, diberikan oleh
persamaan:
mf
FAR=
m ud .......................................................................................(2-10)
Dimana :
standar.
19
Entalpi reaksi adalah didefinisikan sebagai panas yang dipindahkan untuk
sebuah spesifik reaksi kimia ketika reaktan dan produk adalah pada
dicapai ketika bahan bakar terbakar sempurna. Untuk suatu proses adiabatik,
tekanan konstan, tanpa ada kerja yang dilakukan, dimana keseimbangan tenaga :
Dimana :
Suatu faktor yang penting menunjukkan prestasi dari sebuah Gas Turbin
adalah konsumsi bahan bakar spesifik (SFC), yang didefinisikan sebagai laju
3600
SFC=
ηth . LHV bb ...............................................................................(2-13)
Dimana :
20
2.4.3 Proses Ekspansi (3-4)
Secara ideal gas dalam turbin, berlangsung secara isentropik sehingga kerja
Pada kenyataannya proses ekspansi gas yang terjadi di dalam turbin tidak
gesekan, perpindahan kalor, kebocoran dan sebagainya. Oleh karena itu kondisi
fluida kerja keluar dari turbin tidak dapat mencapai titk 4’, tetapi titik 4. Maka
Untuk mengetahui kerja bersih yang dihasilkan oleh sistem Gas Turbin,
PT = mgb x WT(kW)...............................................................................(2-17)
Sedangkan daya efektif dari sistem adalah selisih antara daya turbin dan
kompresor :
PTef = PT – PC (kW)...............................................................................(2-18)
W net
η th= ×100 %
qm ...............................................................................(2-19)
21
2.4.4 Proses Pelepasan Kalor (4 -1)
Nosel atau sudu tetap pada Gas Turbin adalah suatu laluan yang luas
energi kinetik. Pertambahan kecepatan semburan turbin uap atau Gas Turbin pada
sisi keluar nosel diperoleh sebagai akibat penurunan pada kandungan kalor gas.
Energi total gas yang mengalir dari ilmu termodinamika, terdiri dari energi dalam
u, energi kinetik c2/2g dan kerja pv gas yangg diakibatkan yang diakibatkan oleh
pada sisi masuk dan sisi keluar dari nosel, kita dapat menuliskan energi gas
(syarief, 2009):
A
uo + 2 g co2 + Apovo ..................................................................(2-
21)
A
u1 + 2 g c1t2 + Ap1v1 .................................................................(2-
22)
Disini energi kinetik dan kerja akibat tekanan gas dituliskan dalam
22
kerja A. Bila kita perhatikan aliran yang ideal dengan tidak terjadi pertukaran
kalor disekelilingnya, maka sesuai dengan kaidah, kekekalan energi, energi total
A A
uo + 2 g co2 + Apovo = u1 + 2 g c1t2 + Ap1v1 ............................(2-
23)
Dari sini kita dapat peroleh persamaan umum untuk aliran gas
A A
ho + 2 g co2 = h1 + 2 g c1t2 ..............................................................(2-
24)
atau :
A
2g (c1t2 - co2 )= ho – h1t ......................................................................(2-
25)
Dengan kata lain, pertambahan pada energi kinetik semburan gas selama
berekspansi dalam nosel adalah sama dengan penurunan pada kandungan kalor,
sehingga pada aliran gas yang ideal (mengabaikan kerugian), penurunan pada
kandungan kalor adalah sama dengan penurunan kalor adiabatik (adiabatic heat
drop).
Ho = ho – h1t .........................................................................................(2-26)
Kecepatan dan kandungan kalor gas pada proses aliran yang ideal disini
23
2g
c1t = √ A
(ho −h1 t +C 2o
.....................................................................(2-
27)
1
A = 427 kKal/kg m
1
= 427 4,186 kJ/kg m
maka didapatkan:
2
Co
c1t = 44,7373 √ (ho −h1t +
2001 , 43 ..................................................(2-
28)
dimana :
nosel maka kandungan kalor aktual pada sisi keluar nosel akan sedikit lebih tinggi
dari nilai teoritisnya. Sehingga kecepatan gas aktual pada sisi keluar nosel
dihubungkan dengan kecepatan teoritis oleh apa yang disebut koefisien kecepatan
24
c1 = φ x c1t ...........................................................................................(2-29)
atau
2
Co
c1t = 44,7373 √ (ho −h1t +
2001 , 43 ...................................................(2-
30)
kecepatan gas keluar dari nosel. Kerugian energi kinetik dalam nosel atau sudu
31)
Gas yang keluar dari nosel dengan kecepatan mutlak c 1 memasuki laluan-
laluan sudu gerak pada sudu α1, dimana besar sudu α1 antara 11o - 20o disebabkan
oleh perputaran cakram turbin, kecepatan gas pada jalan masuk ke laluan-laluan
sudu akan mempunyai kecepatan relatif terhadap dinding laluan, nilai yang
berbeda dan juga arahnya yang berbeda. Kecepatan ini dikenal sebagai kecepatan
relatif dan ditandai dengan huruf w1. Besar dan arahnya w1 dengan mudah dapat
dari kecepatan gas mutlak c1 kita akan memperoleh kecepatan relatif w1. Pada
25
penyelesaian grafis yang diberikan di atas, c1 akan terlihat sebagai diagonal jajaran
genjang tersebut, dan u sebagai salah satu dindingnya. Oleh sebab itu besr dan
arahnya w1 akan digambarkan oleh kedua sisi jajaran genjang kecepatan ini. Sudut
β1 yang menunjukkan arah aliran gas pada jalan masuk laluan dikenal dengan
tanpa terjadinya kejutan (shock), sudu-sudu harus dipasang pada cakram dengan
Berikut diberikan diagram kecepatan gas pada sudu tetap dan sudu gerak
(syarief, 2009):
32)
33)
turbin, kita tidak perlu menggambarkan jajaran genjang kecepatan karena segitiga
sebagai berikut :
26
w2t = √ w21+2001, 43 xht( sg ) .............................................................(2-
34)
Dimana :
Akibat adanya kerugian pada sudu gerak, maka kecepatan aktual gas
w2 = φ x w2t
Dimana :
Dan untuk menentukan besar sudut β1,α1, dan β2 dimana umumnya untuk
α1 = β2 dan α2 = β1
w22t - w 22
hsg = 2001 , 43 kJ/kg ................................................................................(2-35)
Gas meninggalkan sisi keluar sudu gerak dengan kecepatan mutlak c1 pada
turbin bertingkat energi kecepatan gas yang keluar dapat dipakai sebagian atau
ekivalen dengan energi kecepatan gas keluar sudu, adalah suatu hal yang perlu
27
Bila ruangan antara sudu-sudu gerak tingkat sebelumnya dan nosel-nosel
tingkat berikutnya itu besar, energi kecepatan gas yang keluar tidak akan berubah
sama sekali menjadi kerja. Yang mana besarnya kerugian energi yang diakibatkan
oleh kecepatan keluar itu dalam satuan kalor diberikan oleh persamaan :
2
c2
he = 2001 ,43 kJ/kg .........................................................................(2-36)
Tipe gas turbin GT11 di PLTGU sengkang adalah GT8C buatan jerman
yang merupakan cylo combuster, dimana turbin yang digunakan terdiri dari tiga
tingkat turbin aliran aksial yang dihubungkan dengan satu poros, adapun untuk
hu1−3
ηT(tk1-3) = ht .1−3 x 100%........................................................................(2-37)
Selisih entalpi aktual yang bekerja pada tiap tingkatan turbin dapat dikatakan (hu1-
PT (tk1−3)
hu-31 = m gb .....................................................................................(2-38)
28
Penurunan entalpi tiap tingkat turbin dapat dikatakan (
ht .1−3 ) dimana (makkasau,
2011):
H t (T )
(ht1-3) = i .....................................................................................(2-39)
Daya turbin dihasilkan dari perkalian antara kecepatan sudu roda turbin tiap
PT(tk1) = T1 x ω1.........................................................................................(2-49)
Gambar 2.8 : Proses Aliran Gas Dalam Diagram H – S untuk Gas Turbin
Reaksi Tiga Tingkat
29
(Sumber: ABB Book, 1997)
Keterangan:
ht(st1) = Penurunan entalpi gas teoritis dalam sudu tetap turbin tingkat I
ht(st2) = Penurunan entalpi gas teoritis dalam sudu tetap turbin tingkat II
ht(st3) = Penurunan entalpi gas teoritis dalam sudu tetap turbin tingkat III
30
he(3) = Kerugian kalor akibat kecepatan sudu gerak tingkat III
ht(sg3) = Penurunan entalpi gas teoritis pada sudu gerak tingkat III
BAB III
METODE PENELITIAN
Wajo, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian pada bulan Desember 2019 – Januari
Cara yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Studi Dokumen
2. Wawancara (Interview)
31
Mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan
Agar pengertian lebih jelas dari judul ini, maka penulis memberikan
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data
Tidak
Data Valid?
Ya
32
Analisa dan kesimpulan data
Selesai
Data turbin yang diperoleh dari Gas Turbin GT11 blok 1 PLTGU Sengkang
pembangkit yang diteliti berupa daya dan efisiensi pada gas turbin.
33
BAB IV
4.1 Hasil
Dari data nomor 1 pada tabel data setelah comissioning(tabel 3) maka diperoleh
Beban : 49 MW
T3 = TK 2 + ¿ ¿
T3 = 1228.90K
34
2. Temperature gas buang ideal (T4s)
P k−1/ k
T4s = T3( )
PK 2'
0,285
100 ,723 kPa
T4s = 1228.90 K ( 1600,723 kPa )
T4s = 558.70 K
Wts = 673.55kJ/kg
Wt = Cp (T3 – TAT 1)
Wt = 438.64kJ/kg
Wt
ɳt =
W ts
438.64 kJ /kg
=
673.55 kJ /kg
= 65.12%
35
4.1.2 Data Gas Turbin GT11 dan Perhitungan Tiap Tingkatan Turbin
Dari data nomor 1 pada table data setelah commissioning (tabel 3) maka
diperoleh :
Beban : 49 MW
i √ r exp
Perhitungan Rasio Ekspansi Tiap Tingkat (Rexp) =
Dimana :
i = 3(Jumlah tingkat)
P3
= P6
k
T6
P6 = P 3 x
[]
T3
k−1
sehingga diperoleh :
3,5
558 , 70
[
P6 = 14,25 x 1228 ,90
]
36
= 0,902 bar
maka diperoleh :
14 ,25
rexp =
[ ] 0,902
= 15,7427
3
rexp(tk) = √ 15,7427
= 2,5087
37
Keterangan gambar 3.4 :
ht(st1) = Penurunan entalpi gas teoritis dalam sudu tetap turbin tingkat I
P3
(P4) =
r exp( tk )
maka diperoleh ;
14,25bar
(P4) = 2,5087
= 5,6802 bar
(Pst(1)) = P4 + (P3-P4)/2
= 9,9651 bar
38
3. Penurunan entalpi gas teoritis dalam sudu tetap tingkat I (ht.st(1))
(ht.st(1)) = r x ht(tk)
dimana :
maka diperoleh :
= 132,0688 kJ/kg
(c1t) = √
44 ,7373 h t,st( 1)+
o
2
2001, 43
dimana :
maka diperoleh :
= 552,7168 m/s
c1 = φ x c1t
dimana :
39
= 0,92 dipilih
u
u1 = c1 x c1
dimana :
u
c1 = 0,7—0,8
= 0,7 dipilih
maka diperoleh :
= 355,9496 m/s
2 2
c 1t −c 1
hst(1) = 2001 ,43
552,71682 −508,49942
= 2001 , 43
= 23,4453 kJ/kg
w1 = √ c 21+u21−2 u1 c 1 cos α 1
dimana :
= 20o dipilih
40
maka diperoleh :
w1 =
ht,sg(1) = r x ht(tk)
dimana:
maka diperoleh :
= 132,0687 kJ/kg
2t = √ w21+2001, 43 ht , sg( 1)
w
maka diperoleh :
w2 = φ x w2t
41
dimana :
= 0,92 dipilih
maka diperoleh :
= 511,7624 m/
2 2
w2 t −w 2
hsg(1) = 2001 , 43
556,26342 −511,7624 2
= 2001 , 43
= 23,7471 kJ/kg
maka diperoleh :
c2 =
42
14. Kerugian kalor akibat kecepatan sudu gerak tingkat I (he1)
2
c2
he1 = 2001 ,43
215,11212
= 2001 , 43
= 23,1200 kJ/kg
u×60
D1 = π ×n
dimana :
maka diperoleh :
355,9496 ×60
D1 = 3,14×6228
= 1,0920 m
16. Komponen tangensial kecepatan absolut keluar sudu tetap tingkat I (c1u)
c1u = c1 x cosα1
dimana :
maka diperoleh :
= 477,8331 m/s
17. Komponen tangensial kecepatan relatif keluar sudu gerak tingkat I (w1u)
43
w1u = c1u - u1
= 121,8331 m/s
18. Komponen tangensial kecepatan relatif keluar sudu gerak tingkat I (w2u)
w2u = w2 x cosβ2
dimana:
maka diperoleh :
19. Komponen tangensial kecepatan absolut keluar sudu gerak tingkat I (c2u)
c2u = w2u – u1
= 124,9497 m/s
dimana :
maka diperoleh :
= 132612,20 N
T1 = r1 x Fu1
44
dimana :
r1 = D1/2
maka diperoleh :
T1 = (1,0920 /2 m x 132612,20 N )
= 72407,64 Nm
2×π×n1
ω1= 60
2×3 ,14×6228
= 60
= 651,9101 rad/s
PT(tk1) = T1 x ω1
= 47203265,7 W
= 47203,27 Kw
24. Selisih entalpi aktual yang bekerja pada tturbin tingkat I (hu1)
PT (tk1 )
hu1 = mgb
47203,27
= 220
= 214,5603 kJ/kg
45
hu1
ηT(tk1) = ht .1 x 100%
223,2822
= 264,1376 x 100%
= 81,23 %
46
Tabel 4.1 Hasil Analisis Tingkat I Turbin Sebelum Comissioning
LOAD FLOW
PK2 TIT TAT1 T3 T4s Wts Wt Pst(1) ht.st(1) C1t C1 u1 hst(1)
NO RPM GAS Rexp(tk) P4 (Bar)
% MW (Bar) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (kJ/Kg) (kJ/Kg) (Bar) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (m/s) (kJ/Kg)
(kg/s)
1 6242.09 100 41.98 2.79 14.77 1371.64 798.54 1237.16 564.73 675.79 440.81 2.5087 5.5931 9.8123 132.50732 553.5103 503.6944 352.5860 26.3140
2 6256.22 75 32.01 2.31 11.09 1349.45 805.90 1114.23 548.60 568.46 309.87 2.5087 4.1996 7.3675 111.46334 514.0580 467.7928 327.4550 28.24655
3 6240.57 50 20.74 1.88 10.01 1333.88 785.80 986.61 498.90 490.15 201.82 2.5087 3.7906 6.6501 96.107896 483.2420 439.7503 307.8252 32.2770
4 6097.78 25 8.78 1.35 9.10 1135.74 705.19 892.57 462.55 432.17 188.32 2.5087 3.4467 6.0468 84.7391 459.0960 417.7773 292.4441 29.21266
w1 ht.sg(1) w2t w2 hsg(1) c2 he1 D1 c1u w1u w2u c2u Fu1 T1 W1 PT(tk1) hu1 Ƞ t(tk1)
(m/s) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (kJ/Kg) (m/s) (kJ/Kg) (m) (m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (N) (Nm) (rad/s) (kW) (kJ/Kg) (%)
210.3672 132.5073 556.2899 506.2239 26.5790 212.5006 22.56212 1.0793 473.3179 120.7318 475.6948 123.1088 131214 70811.9 653.3388 46264.18 210.2917 79.35
195.3730 111.4633 511.1327 465.1308 27.9890 193.2502 24.20947 1.0001 439.5814 112.1265 437.0800 109.6250 120825 60421.2 654.8177 39564.88 179.8404 80.67
183.6611 96.1079 475.4836 432.6900 31.6381 177.9718 28.04566 0.9425 413.2301 105.4049 406.5956 98.7705 112640 53084.1 653.1797 34673.46 157.6067 81.99
174.4841 84.73913 447.2629 407.0093 28.2915 165.8236 24.8489 0.9164 392.5823 100.1381 382.4636 90.0195 106172 48649.1 638.2343 31049.49 141.1341 83.28
47
Lanjutan tabel 4.2
w1 ht.sg(1) w2t w2 hsg(1) c2 he1 D1 c1u w1u w2u c2u Fu1 T1 W1 PT(tk1) hu1 Ƞ t(tk1)
(m/s) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (kJ/Kg) (m/s) (kJ/Kg) (m) (m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (N) (Nm) (rad/s) (kW) (kJ/Kg) (%)
212.3740 132.0687 556.2634 511.7624 23.7472 215.1121 23.12007 1.0920 477.8331 121.8835 480.8993 124.9497 132612 72407.6 651.9101 47203.27 214.5603 81.23
200.2069 115.0800 520.0071 478.4065 26.3024 199.4742 25.43076 1.0234 450.4575 114.9007 449.5551 113.9982 124180 63540.2 655.7984 41669.54 189.4070 82.29
188.8810 100.1664 485.9548 447.0784 30.3435 184.7192 29.26841 0.9693 424.9747 108.4007 420.1163 103.5422 116274 56353.9 653.1797 36809.24 167.3147 83.52
178.7032 87.50516 455.0497 418.6458 27.0016 171.2678 25.76586 0.9249 402.0750 102.5595 393.3983 93.8829 109111 50455.7 647.7035 32680.35 148.5471 84.88
w3 ht.sg(2) w4t w4 hsg(2) c4 he2 D2 c3u w3u w4u c4u Fu2 T2 W2 PT(tk2) hu2 Ƞ t(tk2)
(m/s) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (kJ/Kg) (m/s) (kJ/Kg) (m) (m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (N) (Nm) (rad/s) (kW) (kJ/Kg) (%)
212.1067 132.5073 556.9501 506.8246 26.6421 211.3164 22.31135 1.0883 477.2315 121.7301 476.2593 120.7579 131558 71584.5 653.3388 46768.94 212.5861 80.22
197.2447 111.4633 511.8511 465.7845 28.0521 192.0163 23.97197 1.0097 443.7927 113.2007 437.6942 107.1022 121197 61187.6 654.8177 40066.72 182.1215 81.70
185.6509 96.1079 476.2557 433.3927 31.7012 176.7035 27.82091 0.9528 417.7071 106.5469 407.2559 96.0957 113037 53848.1 653.1797 35172.5 159.8750 83.17
176.5774 84.73913 448.0837 407.7562 28.3546 164.5340 24.63605 0.9274 397.2921 101.3395 383.1655 87.2129 106591 49426.8 638.2343 31545.91 143.3905 84.61
48
Tabel 4.4 Hasil Analisis Tingkat 2 Turbin Setelah Comissioning
LOAD FLOW
PK2 TIT TAT1 T3 T4s Wts Wt Pst(2) ht.st(2) C2t C3 u2 hst(2)
NO RPM GAS Rexp(tk) P5 (Bar)
% MW (Bar) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (kJ/Kg) (kJ/Kg) (Bar) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (m/s) (kJ/Kg)
(kg/s)
1 6228.44 100 49.04 2.86 15 1373.05 792.44 1228.9 558.70 673.55 438.64 2.5087 1.6168 2.8363 132.06871 557.3000 512.7160 358.9012 23.8358
2 6265.59 75 35.39 2.49 11.82 1341.36 812.09 1132.28 548.29 586.91 321.79 2.5087 1.6733 2.9356 115.07999 525.9103 483.8374 338.6862 26.77629
3 6240.57 50 23.75 1.98 10.12 1273.88 787.31 1025.31 517.00 510.849 239.19 2.5087 1.7055 2.9921 100.16638 496.7224 456.9846 319.8892 31.1556
4 6188.25 25 11.54 1.45 9.31 1126.52 695.64 915.92 471.87 446.276 221.38 2.5087 1.4063 2.4671 87.5052 470.5238 432.8819 303.0173 28.1008
w3 ht.sg(2) w4t w4 hsg(2) c4 he2 D2 c3u w3u w4u c4u Fu2 T2 W2 PT(tk2) hu2 Ƞ t(tk2)
(m/s) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (kJ/Kg) (m/s) (kJ/Kg) (m) (m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (N) (Nm) (rad/s) (kW) (kJ/Kg) (%)
214.1351 132.0687 556.9382 512.3831 23.8048 213.9195 22.86444 1.1011 481.7954 122.8942 481.4826 122.5814 132963 73201.1 651.9101 47720.54 216.9116 82.12
202.0740 115.0800 520.7288 479.0705 26.3601 198.2412 31.85576 1.0329 454.6585 115.9723 450.1790 111.4928 124553 64325.4 655.7984 42184.48 191.7476 83.31
190.8590 100.1664 486.7270 447.7888 30.4012 183.4517 27.92524 0.9795 429.4250 109.5358 420.7838 100.8946 116670 57138.3 653.1797 37321.58 169.6435 84.68
180.7925 87.50516 455.8743 419.4044 27.0593 169.9746 19.98536 0.9357 406.7759 103.7586 394.1112 91.0939 109531 51242.4 647.7035 33189.89 150.8632 86.20
49
Lanjutan tabel 4.5
w5 ht.sg(3) w6t w6 hsg(3) c6 he3 D3 c5u w5u w6u c6u Fu3 T3 W3 PT(tk3) hu3 Ƞ t(tk3)
(m/s) (kJ/Kg) (m/s) (m/s) (kJ/Kg) (m/s) (kJ/Kg) (m) (m/s) (m/s) (m/s) (m/s) (N) (Nm) (rad/s) (kW) (kJ/Kg) (%)
211.4868 132.5073 556.7143 512.1771 23.7857 216.3223 23.38095 1.0851 475.8369 121.3744 481.2891 126.8266 132586 71933.2 653.3388 46996.75 213.6216 80.61
196.5780 111.4633 511.5945 470.6670 25.6364 196.6214 24.86617 1.0063 442.2926 112.8180 442.2823 112.8077 122122 61446.3 654.8177 40236.12 182.8914 82.04
184.9424 96.1079 475.9799 437.9016 29.6071 180.9855 28.58618 0.9491 416.1130 106.1403 411.4929 101.5201 113879 54042.5 653.1797 35299.47 160.4521 83.48
175.8323 84.73913 447.7906 411.9674 26.4987 168.5542 25.30511 0.9235 395.6157 100.9119 387.1227 92.4189 107368 49576.8 638.2343 31641.64 143.8256 84.86
50
26.
213.5075 132.0687 556.6972 512.1614 23.7842 214.3418 22.9548 1.0978 480.3834 122.5341 481.2743
201.4089 115.0800 520.4710 478.8333 26.3395 198.6772 25.27221 1.0295 453.1619 115.5905 449.9562
190.1546 100.1664 486.4512 447.5351 30.3806 183.8991 29.11736 0.9759 427.8403 109.1316 420.5454
180.0488 87.50516 455.5799 419.1335 27.0387 170.4301 25.62284 0.9318 405.1025 103.3318 393.8566
Dimana :
Maka diperoleh :
= 142460 kW
= 211,2528 kJ/kg
51
PT ( tot )
WT = mgb dimana, mgb = 220
142460
= 220
= 647,5443 kJ/kg
Ht
ηT(tot) = H u x 100%
dimana :
Hu = WT = 647,5443 kJ/kg
Ht = Hu - ΣHrugi
= 647,5443 – 211,2528
= 436,2915 kJ/kg
maka diperoleh :
436,2915
ηT(tot) = 647 , 5443 x 100%
= 67,38 %
52
Tabel 4.7 Hasil Analisis Total Tingkatan Turbin Sebelum Comissioning
LOAD FLOW Ƞtot
PK2 TIT TAT1 T3 T4s Wts Wt Ptot Σhtot WT=hu ht
NO RPM GAS Rexp(tk)
% MW (Bar) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (kJ/Kg) (kJ/Kg) (kW) (kJ/Kg) (kJ/Kg) (kJ/Kg) (%)
(kg/s)
1 6242.09 100 41.98 2.79 14.77 1371.64 798.54 1237.16 564.73 675.79 440.81 2.5087 140030 224.9209 636.4994 411.5785 64.66
2 6256.22 75 32.01 2.31 11.09 1349.45 805.90 1114.23 548.60 568.46 309.87 2.5087 119868 240.1825 544.8533 304.6708 55.92
3 6240.57 50 20.74 1.88 10.01 1333.88 785.80 986.61 498.90 490.15 201.82 2.5087 105145 274.9478 477.9338 202.9860 42.47
4 6097.78 25 8.78 1.35 9.10 1135.74 705.19 892.57 462.55 432.17 188.32 2.5087 94237 246.2906 428.3502 182.0596 42.50
53
LOAD FLOW
PK2 TIT TAT1 T3 T4s Wts Wt
NO RPM GAS
% MW (Bar) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (ᵒK) (kJ/Kg) (kJ/Kg)
(kg/s)
1 6242.09 100 41.98 2.79 14.77 1371.64 798.54 1237.16 564.73 675.79 440.81
2 6256.22 75 32.01 2.31 11.09 1349.45 805.90 1114.23 548.60 568.46 309.87
3 6240.57 50 20.74 1.88 10.01 1333.88 785.80 986.61 498.90 490.15 201.82
4 6097.78 25 8.78 1.35 9.10 1135.74 705.19 892.57 462.55 432.17 188.32
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh beberapa grafik kinerja Gas Turbin
GT11 yaitu Gambar 4.1 Garfik Hubungan antara Beban dan Efisiensi salam 24
jam, Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara Persentase Beban dan Efisiensi
70.00
60.00
50.00
40.00
Efisiensi (%)
30.00
20.00
10.00
0.00
Beban (MW)
berbanding lurus, dimana semakin besar beban atau daya yang dibangkitkan oleh
turbin GT11 maka semakin besar pula efisiensi dari Turbin Tersebut. Adapun
54
Efisiensi terbesar dari turbin yaitu 64,40% dengan Beban sebesar 43,74 MW dan
80
70
60
Efisiensi Turbin (%)
50
40
Sebelum Comissioning
30
Setelah Comissioning
20
10
0
25 50 75 100
Persentase Beban(%)
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara % Beban dan Efisiensi Sebelum dan Setelah
Comissioning
commissioning pada persentase beban 50 dan 25. Adapun nilai efisiensi terbesar
sebelum commissioning yaitu 65,22% pada persentase beban 100 dan nilai
beban 25. Setelah Comissioning Nilai Efisiensi terbesar yaitu 65,12% pada
persentase beban 100 dan nilai efisiensi turbin terkecil setelah commissioning
55
90.00
80.00
70.00
Efisiensi Turbin (%)
60.00
50.00
Sebelum Comissioning
40.00 Setelah Comissioning
30.00
20.00
10.00
0.00
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Total
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Efisiensi Tiap Tingkatan Turbin Sebelum dan
Berdasarkan Gambar 4.3 Dapat dilihat bahwa pada efisiensi beban 25%
terjadi peningkatan efisiensi turbin di setiap tingkatan turbin sebelum dan setelah
Peningkatan efisiensi terkecil terjadi pada tingkat 3 sebesar 0,87% dari 84,86%
setelah dijumlahkan dengan rugi-rugi yang terjadi pada turbin sebesar 4,93% dari
Peningkatan efisiensi yang terjadi pada turbin menunjukkan bahwa kinerja gas
56
lebih bersih diabanding sebelum commissioning sehingga menyebabkan rugi-rugi
90.00
80.00
70.00
Efisiensi Turbin (%)
60.00
50.00
Sebelum Comissioning
40.00 Setelah Comissioning
30.00
20.00
10.00
0.00
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Total
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Efisiensi Tiap Tingkatan Turbin Sebelum dan
Berdasarkan Gambar 4.4 Dapat dilihat bahwa pada efisiensi beban 50%
terjadi peningkatan efisiensi turbin di setiap tingkatan turbin sebelum dan setelah
Peningkatan efisiensi terkecil terjadi pada tingkat 3 sebesar 0,79% dari 83,48%
setelah dijumlahkan dengan rugi-rugi yang terjadi pada turbin sebesar 4,07% dari
Peningkatan efisiensi yang terjadi pada turbin menunjukkan bahwa kinerja gas
57
lebih bersih diabanding sebelum commissioning sehingga menyebabkan rugi-rugi
90.00
80.00
70.00
Efisiensi Turbin (%)
60.00
50.00
Sebelum Comissioning
40.00 Setelah Comissioning
30.00
20.00
10.00
0.00
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Total
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Efisiensi Tiap Tingkatan Turbin Sebelum dan
Berdasarkan Gambar 4.5 Dapat dilihat bahwa pada efisiensi beban 75%
terjadi peningkatan efisiensi turbin di setiap tingkatan turbin sebelum dan setelah
Peningkatan efisiensi terkecil terjadi pada tingkat 3 sebesar 0,91% dari 82,04%
setelah dijumlahkan dengan rugi-rugi yang terjadi pada turbin sebesar 1,89% dari
Peningkatan efisiensi yang terjadi pada turbin menunjukkan bahwa kinerja gas
58
lebih bersih diabanding sebelum commissioning sehingga menyebabkan rugi-rugi
90.00
80.00
70.00
60.00
Efisiensi Tubin (%)
50.00
Sebelum Comissioning
40.00 Setelah Comissioning
30.00
20.00
10.00
0.00
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Total
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Efisiensi Tiap Tingkatan Turbin Sebelum dan
Berdasarkan Gambar 4.3 Dapat dilihat bahwa pada efisiensi beban 100%
terjadi peningkatan efisiensi turbin di setiap tingkatan turbin sebelum dan setelah
Peningkatan efisiensi terkecil terjadi pada tingkat 3 sebesar 1,20% dari 80,61%
setelah dijumlahkan dengan rugi-rugi yang terjadi pada turbin sebesar 2,71% dari
Peningkatan efisiensi yang terjadi pada turbin menunjukkan bahwa kinerja gas
59
lebih bersih diabanding sebelum commissioning sehingga menyebabkan rugi-rugi
BAB V
5.1 Kesimpulan
berbanding lurus dengan besarnya beban yang terlihat pada grafik 1 dimana nilai
efisiensi terbesar yaitu 64,40% pada saat beban 43,74 MW, sedangkan untuk nilai
efisiensi terkecil yaitu 40,28% pada saat beban 17,83MW. Berdasarkan grafik
bahwa, peningkatan efisiensi terbesar tiap tingkatan turbin yaitu 1,90% yang
terjadi pada tingkat 2 turbin saat persentase beban 100%, sedangkan peningkatan
efisiensi turbin terkecil tiap tingkatan turbin yaitu 0,79% yang terjadi pada tingkat
3 turbin saat persentase beban 50%. Peningkatan efisiensi total turbin sebelum dan
setelah commissioning terbesar yaitu 4,93% pada saat persentase beban 25%,
sedangkan terkecil yaitu 1,89% pada saat persentase beban 75%. Peningkatan
60
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat dijadikan masukan, agar kinerja atau performa
Gas Turbin GT11 tetap baik , yaitu kegiatan comissioning dilakukan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Selain itu pada saat dilakukannya
comissioning pada gas turbin GT11 pergantian blade pada setiap tingkatan
dilakukan secara menyeluruh agar rugi-rugi pada setiap tingkatan turbin dapat
61
DAFTAR PUSTAKA
Diana. (2015)Perhitungan Unjuk Kerja Turbin Gas SOLAR SATURN Pada Unit
Pembangkit Daya Joint Operating Body PERTAMINA – PETROCHINA
East Java (JOB P-PEJ). (Online). (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-
41264-2111030008-presentation.pdf), diakses pada tanggal 7 Desember
2020
Diesel, F. (1996). Turbin, Pompa dan kompresor. Erlangga.
John F. Lee, (1983 ). “Theory and Design of Steam and Gas Turbine. Mc Graw
Hill Book Company. USA.
Makkasau. (2011). Analisis prestasi turbin gas pada PT. Alstom power esi
sengkang. Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Naryono, Naryono, and Lukman Budiono. (2013) "Analisis Efisiensi Gas Turbin
Terhadap Beban Operasi PLTGU Muara Tawar Blok 1." Jurnal Mesin
Teknologi.(Online),
62
(https://jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek/article/view/152), diakses pada
10 Desember 2019.
Suyitno, Pembangkit Energi Listrik, Jilid 1, Jakarta, penerbit garis buku, 2011.
63
LAMPIRAN
63
Lampiran 1. Tabel Data Penelitian
Ambient Condition
Power Gas Flow Speed PK2 TK2 TK1 TAT1 TAT2 TIT
NO Waktu P T Humidity
(MW) (kg/s) (RPM) (bar) (oC) (oC) (oC) (oC) (oC)
o
(mbar) ( C) (%)
373.7 432.0
1 0:00 8.11 1.31 6099.19 9.10 26.44 432.50 862.59 1006.96 25.26 83.45
5 4
373.5 431.8
2 1:00 8.13 1.31 6096.36 9.09 26.21 432.32 862.18 1006.44 25.28 83.62
5 1
373.8 432.1
3 2:00 8.13 1.31 6097.15 9.09 26.44 432.68 862.58 1006.20 25.24 83.80
7 9
372.9 428.6
4 3:00 7.70 1.29 6095.70 9.05 25.96 429.14 856.87 1006.05 25.22 83.87
1 5
373.0 427.1
5 4:00 7.48 1.28 6096.65 9.03 26.26 427.66 854.39 1005.98 25.27 84.09
7 5
373.6 427.3
6 5:00 7.47 1.28 6096.00 9.03 26.58 427.89 854.69 1006.21 25.66 83.88
0 8
374.1 428.1
7 6:00 7.46 1.28 6096.21 9.03 26.92 428.61 855.69 1006.74 25.89 83.55
4 5
372.9 427.2
8 7:00 7.46 1.28 6095.69 9.04 26.29 427.84 854.63 1007.26 25.55 83.80
6 5
375.8 441.4
9 8:00 9.54 1.37 6097.50 9.17 27.07 441.81 877.16 1007.54 25.95 84.50
2 0
392.3 534.1 1032.7
10 9:00 23.99 2.00 6095.96 10.39 27.21 534.55 1007.48 26.11 84.70
6 8 9
64
409.6 539.9 1070.7
11 10:00 33.55 2.41 6097.58 12.06 27.22 540.11 1007.30 25.97 84.98
9 6 4
413.0 539.5 1072.9
12 11:00 34.19 2.44 6096.78 12.21 27.73 539.73 1006.81 26.74 85.01
4 5 2
424.2 538.4 1089.9
13 12:00 39.10 2.65 6100.34 13.25 27.02 538.54 1006.02 26.06 84.61
8 8 9
412.3 539.2 1071.2
14 13:00 33.74 2.42 6095.77 12.15 28.03 539.32 1005.49 26.53 85.03
5 1 2
438.6 530.5 1101.2
15 14:00 43.74 2.87 6096.16 14.51 26.73 530.80 1004.96 25.97 85.04
4 2 3
424.1 535.4 1082.5
16 15:00 37.56 2.59 6101.22 13.08 26.88 535.44 1004.69 25.75 85.79
8 8 7
385.3 507.6
17 16:00 17.83 1.73 6095.47 9.66 27.72 507.74 981.16 1004.49 26.35 86.29
7 0
385.2 506.6
18 17:00 17.79 1.73 6096.68 9.66 28.29 506.68 979.59 1004.80 26.71 86.44
9 0
396.1 530.1 1031.7
19 18:00 25.36 2.05 6096.54 10.68 28.18 530.23 1005.59 26.64 86.42
3 7 7
393.2 528.0 1023.5
20 19:00 23.22 1.96 6096.58 10.37 27.39 528.28 1006.72 26.21 86.51
8 3 7
378.2 453.5
21 20:00 11.06 1.44 6098.05 9.29 27.49 453.73 896.50 1007.00 25.83 86.69
2 1
374.8 432.4
22 21:00 7.96 1.31 6097.68 9.08 27.74 432.69 862.41 1007.58 25.67 86.83
0 7
374.3 432.1
23 22:00 7.97 1.31 6098.64 9.08 27.28 432.35 861.89 1007.51 25.71 86.84
8 3
374.1 432.2
24 23:00 7.97 1.31 6099.43 9.07 27.01 432.52 861.97 1007.48 25.59 86.83
1 8
65
Tabel 2. Data Operasi Sebelum Comissioning
66
4 25 11.54 1.45 6188.25 9.31 378.91 29.42 422.49 422.49 853.37 1006.64 28.75 76.98
67
3
1135.7
3 02:00 8.13 1.31 705.34 885.46 458.992 428.6 181.019 42.23
3
1130.0
4 03:00 7.70 1.29 701.80 880.943 457.048 426.014 180.039 42.26
2
1127.5
5 04:00 7.48 1.28 700.30 879.325 456.44 425 179.923 42.33
4
1127.8
6 05:00 7.47 1.28 700.53 879.749 456.694 425.17 180.114 42.36
4
1128.8
7 06:00 7.46 1.28 701.30 880.509 457.178 425.447 180.105 42.33
4
1127.7
8 07:00 7.46 1.28 700.40 879.58 456.712 424.981 180.078 42.37
8
1150.3
9 08:00 9.54 1.37 714.55 898.84 465.003 436.006 185.213 42.48
1
1305.9
10 09:00 23.99 2.00 807.33 1028.74 515.309 515.997 222.513 43.12
4
1343.8
11 10:00 33.55 2.41 813.11 1121.38 540.16 584.121 309.803 53.04
9
1346.0
12 11:00 34.19 2.44 812.70 1129.7 542.334 590.308 318.588 53.97
7
1363.1
13 12:00 39.10 2.65 811.63 1179.01 553.778 628.362 369.217 58.76
4
1344.3
14 13:00 33.74 2.42 812.36 1125.32 540.716 587.528 314.53 53.53
7
1374.3
15 14:00 43.74 2.87 803.67 1234.11 565.695 671.757 432.589 64.40
8
16 15:00 37.56 2.59 1355.7 808.63 1168.77 550.692 621.166 361.939 58.27
68
2
1254.3
17 16:00 17.83 1.73 780.75 972.764 496.1 479.048 192.971 40.28
1
1252.7
18 17:00 17.79 1.73 779.75 972.441 495.995 478.828 193.652 40.44
4
1304.9
19 18:00 25.36 2.05 803.32 1043.09 518.506 527.205 240.966 45.71
2
1296.7
20 19:00 23.22 1.96 801.18 1022.96 512.542 512.973 222.896 43.45
2
1169.6
21 20:00 11.06 1.44 726.66 912.791 470.62 444.382 187.065 42.10
5
1135.5
22 21:00 7.96 1.31 705.62 885.801 459.448 428.484 181.081 42.26
6
1135.0
23 22:00 7.97 1.31 705.28 885.434 459.265 428.299 181.05 42.27
4
1135.1
24 23:00 7.97 1.31 705.43 884.817 459.06 427.886 180.284 42.13
2
69
Tabel 5. Hasil Analisa Data Sebelum Comissioning
70
4 25 11.54 1.45 1126.52 695.64 915.92 471.87 446.28 221.38 49.61
71
Plant Process Overview
(Sumber: Central Control Room PLTGU Sengkang)
72
Gas Turbin GT11 Overview
(Sumber: Central Control Room PLTGU Sengkang)
Lampiran 5. Gas Turbin GT 11 Fuel Gas Supply
73
Gas Turbin GT 11 Fuel Gas Supply Overview
(Sumber: Central Control Room PLTGU Sengkang)
74
Lampiran 6. Blade Turbin Gas GT11
75
Lampiran 7. Control Room Blok 1 PT. CEPA
76
Lampiran 8. Peta Jarak Lokasi Dari Ibu Kota Provinsi
77
78