LP Febris Melin
LP Febris Melin
F
DENGAN FEBRIS DI RUANG FIRDAUS RUMAH SAKIT
BANJARNEGARA
KEPERAWATAN ANAK
DISUSUN OLEH :
2011040079
2020/2021
A. DEFINISI
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38˚C atau
lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8˚C. Sedangkan
bila suhu tubuh lebih dari 40˚C disebut demam tinggi (hiperpireksia).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat
termoregulasi hipotalamus . Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya
diatas 37,8˚C (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal .
Tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain :
1. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari
dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.
2. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu
badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana
dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa febris atau demam adalah
keadaan kenaikan suhu tubuh dalam batas normal yaitu 37,8ºC, bila suhu
tubuh diatas 40ºC disebut juga hiperpireksia. Seorang pasien dengan keluhan
demam dapat dihubungkan dengan penyakit tertentu misalnya, malaria, infeksi
saluran kencing, dan sebagainya.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari demam antara lain dimungkinkan oleh :
1. Infeksi
2. Bakteri
3. Gangguan otak
4. Virus
5. Imunisasi
6. Bahan toksin
Demam dapat di sebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksin yang
mempengaruhi pusat suhu ( hipotalamus) yang dapat menyebabkan efek
perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga dapat
menyebabkan demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan
dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu
dan suhu badan diatas 38,3 0C dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun
telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya.
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam meliputi:
1. Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
a. Peningkatan denyut jantung
b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat berlebih
f. Rambut pada kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
2. Fase 2 ( proses demam)
a. Proses mengigil hilang
b. Kulit terasa hangat / panas
c. Peningkatan nadi
d. Peningkatan rasa haus
e. Dehidrasi
f. Kelemahan
g. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
h. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
3. Fase 3 (pemulihan)
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Kemungkinan mengalami dehidrasi
d. Mengigil ringan
D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi atau zat asing yang
masuk ke dalam tubuh. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen
endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada
anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel
makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan
dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi Febris antara lain:
1. Takikardi
2. Influensi Jantung
3. Influensi Pulmonal
4. Kejang Deman
F. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan merugikan, pada tingkat
tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh antara lain
daya fagositosis meningkat dan viabilitas kuman menurun,tetapi
juga merugikan karena anak menjadi gelisah, nafsu makan dan minum
berkurang, tidak dapat tidur dan demam.
1. Pemberian Antipiretik
2. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi
3. Pemberian Cairan perenteral
G. PARTWAY
Tidak nafsu
Demam Dehidrasi Kelemahan makan
risiko
Hipertermi ketidakseimbangan nutrisi
cemas
Resiko kekurangan volume cairan
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKJIAN
a. Melakukan anamnese riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul
demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual muntah,
nafsu makan, diaforesis, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
anak menggigil, gelisah atau letargi, upaya yang harus dilakukan.
b. Melakukan pemeriksaan fisik.
c. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
d. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan
laboratotium, foto rontgent ataupun USG.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi tidak adekuat, mual, nafsu makan menurun
c. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
aktif
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit