Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PENA Vol.32 No.

2 Edisi September 2018

UJI IRITASI SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT FRAKSI LARUT ETIL


ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordiofolia
(Ten.) Steenis) PADA KELINCI

Nur Ermawati
Program Studi DIII Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Pekalongan,
Email : nurermawati29@gmail.com

ABSTRACT
Gel is a pharmaceutical preparation with good penetration power and long contact time
with skin so it can overcome the problem of acne. Gelling agent is the main ingredient in gel
preparation. Skin irritation test is an important part of the pharmaceutical preparation procedures.
In Material Safety Data Sheet states that Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) and Carbopol
can cause skin irritation problems. The aim of this research is to find out whether gel preparation
of the active fraction of ethanol extract of binahong leave with combination of gelling agent
Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) and carbopol can cause irritation on rabbit skin. The
irritation test was performed by Draize method on three New Zealand male rabbits who had
shaved the back part 24 hours prior to treatment. The irritant samples were smeared and then
covered with sterile gauze and glued with plaster. Observations were made after 24, 48 and 72
hours after administration of the test material. Each area observed skin reactions that occur and
scored 0 to 4 depending on the severity of skin reactions produced. Of the three gel preparation
formulas, the score of degree of irritation was 1, 1 and 1.67, which means slight irritation (0.41-
1.9).

Keywords: binahong leave, gelling agent, irritation test.

PENDAHULUAN berbentuk jaringan (Ansel, 2008).


Binahong (Anredera cordifolia Dalam Material Safety Data Sheet
(Ten.) Steenis) merupakan salah satu disebutkan bahwa HPMC dan
tanaman herbal yang banyak Karbopol dapat menyebabkan iritasi
digunakan oleh masyarakat untuk pada kulit.
pengobatan. Secara empiris, daun Pengujian keamanan
binahong digunakan untuk mengatasi merupakan salah satu syarat sebelum
jerawat. Penelitian yang dilakukan suatu sediaan dipasarkan ke
oleh Hermila (2011) menyebutkan masyarakat. Uji iritasi merupakan
bahwa ekstrak etanol daun binahong bagian penting dari prosedur
mengandung golongan senyawa keamanan suatu produk (Robinson
flavonoid, alkaloid dan saponin. dan Perkins, 2002).
Ekstrak etanol daun binahong Iritasi merupakan suatu
memiliki efektivitas sebagai fenomena inflamasi yang terjadi pada
antibakteri terhadap Staphylococcus kulit akibat senyawa asing. Gejala
aureus (Anggun, 2012). yang dapat terjadi antara lain panas
Gelling agent adalah bagian karena adanya dilatasi pembuluh
penting dalam sistem gel yang darah pada daerah yang terkena
merupakan polimer yang digunakan paparan senyawa asing yang ditandai
dalam pembentukan struktur yang dengan adanya kemerahan pada

33
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

daerah tersebut (eritema), dan dapat Formulasi tersebut disajikan pada


juga menyebabkan edema yang Tabel I.
terjadi karena adanya pembesaran
plasma yang membeku pada daerah Tabel I. Formulasi Sediaan Gel
kulit yang terluka. Antijerawat Fraksi Larut Etil Asetat
Berdasarkan latar belakang Ekstrak Daun Binahong
tersebut, maka penting untuk Komposisi (gram)
dilakukan uji iritasi sebelum suatu Bahan
FI FII FIII
produk digunakan oleh manusia Fraksi Larut
sehingga dapat mencegah reaksi Etil Asetat
hipersensitivitas. 9 9 9
Ekstrak Daun
Binahong
METODOLOGI HPMC 4000 0.7 0.5 0.3
Alat dan Bahan Karbopol 0.3 0.5 0.7
Alat-alat yang digunakan TEA 0.6 0.6 0.6
antara lain rotary vacuum Gliserin 25 25 25
evaporator, alat cukur, timbangan Nipagin 0.18 0.18 0.18
analitik, beaker glass, gelas ukur, Propil
batang pengaduk, penangas air, 0.02 0.02 0.02
Paraben
mortir dan stamper. Aquadest
Bahan-bahan yang digunakan 100 100 100
sampai
antara lain daun binahong yang Pembuatan sediaan gel
diperoleh dari Pakem, Kaliurang, dilakukan dengan membuat basis gel
Yogyakarta, etanol 70%, etil asetat, terlebih dahulu dengan
HPMC, karbopol, fraksi aktif ekstrak mencampurkan HPMC dengan
daun binahong, TEA, gliserin, aquadest dan Karbopol dengan
nipagin, propil paraben dan aquadest. aquadest. Kemudian didiamkan
selama 24 jam agar mengembang.
Ekstraksi dan Fraksinasi Daun Setelah itu ditambahkan dengan
Binahong gliserin, nipagin, propil paraben,
Ekstraksi daun binahong TEA dan fraksi larut etil asetat
dilakukan dengan cara maserasi ekstrak daun binahong.
menggunakan etanol 70%. Hasil
maserasi diuapkan dengan rotary Uji Iritasi Pada Kulit Kelinci
vacuum evaporator sampai kental. Uji iritasi dilakukan dengan
Selanjutnya maserat tersebut metode Draize, yaitu menggunakan
difraksinasi menggunakan pelarut kelinci albino dewasa galur New
etil asetat dengan metode cair-cair. Zealand berkelamin jantan. Rambut
di bagian punggung dicukur sampai
Pembuatan Gel Antijerawat bersih kemudian dibagi menjadi 4
Formulasi sediaan gel dibuat bagian dengan luas yang sama,
dalam tiga formula dengan variasi selanjutnya diberikan perlakuan
kombinasi HPMC dan Karbopol, sediaan gel antijerawat FI, FII, FIII
yaitu FI (HPMC:Karbopol=70:30), dan basis gel.
FII (HPMC:Karbopol=50:50) dan Proses pencukuran dilakukan
FIII (HPMC:Karbopol=30:70). 24 jam sebelum perlakuan. Sebanyak

34
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

sampel iritan sebanyak 0,5 gram Tabel III. Skor Derajat Eritema
dioleskan pada bagian punggung Reaksi Kulit Skor
kelinci yang telah dicukur, lalu
Tanpa eritema 0
ditutup dengan kasa steril kemudian
direkatkan dengan plester. Setelah 24 Sangat sedikit eritema 1
jam, plester dibuka dan dibiarkan (nyaris tidak terlihat)
selama 1 jam, lalu diamati. Setelah
diamati, bagian tersebut ditutup Eritema berbatas jelas 2
kembali dengan plester yang sama Eritema sedang 3
dan dilakukan pengamatan kembali sampai berat
setelah 48 dan 72 jam (Delia et al.,
2015). Untuk setiap kondisi kulit Edema berat (merah 4
diberi nilai 0 sampai 4 tergantung bit) sampai sedikit
tingkat keparahan reaksi kulit yang membentuk kerak
dihasilkan (Draize, 1959).
Masing-masing sampel iritan
Tabel II. Skor Derajat Edema dihitung jumlah dari indeks edema
Reaksi Kulit Skor dan eritema selanjutnya dihitung
Tanpa edema 0 indeks iritasi sebagai berikut :
Sangat sedikit edema 1 Indeks iritasi primer =
(hampir tidak
terlihat)
Edema tepi berbatas 2
jelas Indeks iritasi yang diperoleh
Edema sedang (tepi 3 selanjutnya dibandingkan dengan
naik ±1 mm) skor derajat iritasi seperti berikut :
Edema berat (tepi 4
naik lebih dari 1 mm Tabel IV. Skor Derajat Iritasi
dan meluas keluar Evaluasi Skor
dari daerah pejanan)
Tidak mengiritasi 0,0

Sangat sedikit 0,1-0,4


iritasi
Sedikit iritasi 0,41-1,9

Iritasi sedang 2,0-4,9

Iritasi parah 5,0-8,0

35
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel IV. Hasil Uji Iritasi
No. 24 jam 48 jam 72 jam
Replikasi
Kelinci Edema Eritema Edema Eritema Edema Eritema
I 0 1 0 1 0 1
1
II 0 1 0 1 0 1
(FI)
III 0 1 0 1 0 1
Basis 0 0 0 0 0 0
Indeks Iritasi 1
KESIMPULAN Sedikit iritasi
2 I 0 1 0 1 0 1
(FII II 0 1 0 1 0 1
) III 0 1 0 1 0 1
Basis 0 0 0 0 0 0
Indeks Iritasi 1
KESIMPULAN Sedikit iritasi
3 I 0 2 0 2 0 1
(FII II 0 2 0 2 0 1
I) III 0 2 0 2 0 1
Basis 0 0 0 0 0 0
Indeks Iritasi 1,67
KESIMPULAN Sedikit iritasi

Uji iritasi dilakukan untuk 1,9). Hal ini sesuai dengan data yang
mengetahui efek iritasi dari sediaan terdapat dalam Material Safety Data
gel setelah digunakan pada kulit, Sheet yang menyebutkan bahwa
sehingga dapat diketahui tingkat penggunaan HPMC dan karbopol
keamanan sediaan gel tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
sebelum dijual ke masyarakat. Hasil ini tidak terlalu membahayakan
Pengujian iritasi ini dilakukan untuk karena sensitivitas kulit hewan uji
mencegah timbulnya efek samping berbeda dengan kulit manusia.
pada kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Uji iritasi dilakukan secara in KESIMPULAN
vivo pada hewan uji kelinci. Hasil uji iritasi pada kulit
Pengamatan dilakukan pada jam ke kelinci albino galur New Zealand
24, 48 dan 72 ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa sediaan gel
mengetahui kemungkinan terjadinya antijerawat dengan kombinasi gelling
reaksi iritasi kulit yang tertunda agent Hidroksi Propil Metil Selulosa
(Sulaksmono, 2001). Hasil (HPMC) dan Karbopol menyebabkan
pengamatan selanjutnya diberi reaksi kulit dengan skor sedikit
penilaian 0 sampai 4 sesuai dengan iritasi.
tingkat keparahannya. Tingkat iritasi
dihitung berdasarkan perhitungan REFERENSI
skor penilaian tingkat edema dan Ansel, H. C. 2008. Pengantar Bentuk
tingkat eritema. Sediaan Farmasi Edisi 4.
Nilai indeks iritasi yang Penerjemah: Farida Ibrahim.
ditunjukkan oleh FI, FII dan FIII Jakarta: UI Press.
berturut-turut adalah 1 ; 1,67 dan
1,67, yaitu sedikit mengiritasi (0,41 –

36
Jurnal PENA Vol.32 No.2 Edisi September 2018

Delia, K.S., Nining S. dan Tedjo Y.,


2015, Evaluasi Uji Iritasi dan
Uji Sifat Fisik Sediaan
Emulgel Minyak Atsiri Bunga
Cengkeh (Syzigium
aromaticum), Pharmaciana,
Vol 5 No 2, Fakultas Farmasi,
Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta.

Draize, J.H., 1959, Dermal Toxicity,


Pages 46-59 in Appraisal of
the Safety of Chemicals in
Food, Drugs and Cosmetics.
The Association of Food and
Drug Officials of the United
States, Bureau of Food and
Drugs, Austin, TX.

Robinson, M.K and M.A. Perkins.


2002. A Strategy for Skin
Irritation Testing.American
Journal of Contact Dermatitis.

Sulaksmono. 2001. Keuntungan dan


Kerugian Patch Test (Uji
Tempel) Dalam Upaya
Menegakkan Diagnosa
Penyakit Kulit Akibat Kerja
(Occupational Dermatosis).
Surabaya: Universitas
Airlangga.

Wasitaatmadja, S.M., 1997.


Penuntun Ilmu Kosmetik
Medik. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.

37

Anda mungkin juga menyukai