Anda di halaman 1dari 3

SOSOK PEMIMPIN IDOLA

MATA KULIAH ELEKTIF II


KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepemimpinan Dalam Keperawatan

Disusun oleh :

Faisal Fachrur Arifin 22020112110088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
SOSOK PEMIMPIN IDOLA
JENDERAL SOEDIRMAN

1. Profil dan Biografi Jendral Besar Sudirman


Jenderal Soedirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga
24 Januari 1916. Beliau memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa,
kemudian beliau melanjutkan ke Sekolah guru (HIK) Muhammadiyah Solo tapi tidak
sampai tamat. Soedirman muda yang terkenal disiplin dan aktif dalam Organisasi
Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di
Cilacap. Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara
Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan beliau diangkat menjadi
Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas, disiplin, jiwa
pendidik dan mengedepankan kepentingan masyarakat ini sering memprotes tindakan
tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak
buahnya. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk beliau kemudian
diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dari hasil
Konferensi TKR tanggal 2 November 1945, beliau terpilih menjadi Panglima Besar
TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18
Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia
memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi
lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya. Jenderal Sudirman yang saat itu
berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang
hanya tinggal satu yang berfungsi. Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun
kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa
anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden
Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk
melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan
hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggung
jawabnya sebagai pemimpin tentara. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi
ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda yaitu 34 tahun pada
tanggal 29 Januari 1950. Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Beliau dinobatkan
sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

2. Berikut ini data lengkap pengalaman Jenderal Soedirman :


a. Pengalaman Organisasi: Pramuka Hizbul Wathan
b. Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap

3. Jabatan di Militer Jenderal Soedirman:


a. Komandan Batalyon di Kroya
b. Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
c. Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Besar Bintang Lima

4. Alasan mengidolakan Jenderal Soedirman


a. Sosok pemimpin yang cinta dengan rakyat dan bangsanya dan dicintai rakyatnya
b. Tegas, disiplin, tanggung jawab dan jiwa seorang pendidik
c. Selalu menjaga 3 jimatnya yaitu menjaga kesucian wudhlu, sholat tepat waktu
dan ikhlas dalam memperjuangkan tanah air

Anda mungkin juga menyukai