Anda di halaman 1dari 66

SAP (Satuan Acara Penyuluhan ) ROM pada

Pasien Stroke

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Nama Mahasiswa : Nonik Maria Ulfa

NPM : 712002 S 07122 R

Nama Klien : Ny. T

Judul Penyuluhan : Stroke

Sub Judul Penyuluhan : Stroke Hemoragik

Tempat : Ruang Seruni (Saraf)

Hari/Tanggal : Minggu, 23 Mei 2010

Jam : 12.00 Wita

Sasaran : Ny. T dan Keluarga

Waktu : 30 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien diharapakan dapat melakukan

latihan ROM aktif dan pasif dikamarnya/tempat tidur.


TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang latihan ROM aktif dan pasif,

diharapkan klien mampu untuk :

1. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerakan atas

2. Mendemonstrasikan latihan pasif anggota gerak bawah

3. Mendemontrasikan latihan aktif anggota gerak atas

4. Mendemontrasikan latihan aktif anggota gerak bawah

ALOKASI WAKTU : ( 20 menit )

No Komunikator Komunikan waktu

Pre Interaksi

1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam


2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan 5 mnt

penyuluhan

3 Apersepsi dengan memberi pertanyaan Menjawab pertanyaan

awal tentang kegunaan mobilisasi

Isi 10 mnt

4 Menjelaskan materi penyuluhan dan Mendengarkan

demontrasi gerakan ROM aktif

5 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan

komunikan untuk bertanya tentang materi pertanyaan

yang disampaikan

6 Penutup 5 mnt

Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab

evaluasi

7 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan

kegiatan penyuluhan

8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan Menjawab salam

salam

STRATEGI PENGAJARAN

Demontrasi dan Diskusi


MEDIA PENGAJARAN

Leaflet
LAMPIRAN MATERI

1. Latihan Pasif Anggota Gerak Atas


a. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :

- Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan.

- Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus

b. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :

- Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan

meluruskan siku

c. Gerakan memutar pergelangan tangan :

- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan yang lainnya menggenggam

telapak tangan pasien

- Putar pergelangan tangan pasien ke arah luar (terlentang) dan ke arah dalam

(telungkup)

d. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan:

- Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang

pergelangan tangan pasien

- Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah

e. Gerakan memutar ibu jari:

- Pengang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya

memutar ibu jari tangan

f. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan

- Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan yang lainnya menekuk

dan meluruskan jari-jari tangan


2. Latihan pasif anggota gerak bawah

a. Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha

- Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai

- Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut yang lurus

3. Latihan aktif anggota gerak atas dan bawah

a. Latihan I

- Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat ketas

- Letakan kedua tangan diatas kepala

- Kembalikan tangan ke posisi semula

b. Latihan II

- Angkat tangan yang lumpuh melewati dada ke arah tangan yang sehat

- Kembalikan ke posisi semula

c. Latihan III

- Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas

- Kembalikan ke posisi semula

d. Latihan IV

- Tekuk siku yang lumpuh mengunakan tangan yang sehat

- Luruskan siku kemudian angkat ketas

- Letakan kembali tangan yang lumpuh ditempat tidur.


e. Latihan V

- Pegang pergelangan tangan yang lumpuh mengunakan tangan yang sehat angkat

keatas dada

- Putar pengelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar

f. Latihan VI

- Tekuk jari-jari yang lumpuh dengan tangan yang sehat kemudian luruskan

- Putar ibu jari yang lemah mengunakan tangan yang sehat

g. Latihan VII

- Letakan kaki yang seht dibawah yang lumpuh

- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah

pergelangan kaki yang lumpuh

- Angkat kedua kaki ketas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan

pelan-pelan.

h. Latihan VIII

- Angkat kaki yang lumpuh mengunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm

- Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang

satunya lagi

- Kembali ke posisi semula dan ulang sekali lagi

i. Latihan IX
- Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pengang pada lutut yang

lumpuh dengan tangan Satu

- Dengan tangan lainnya penolong memegang pingang pasien

- Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya

- Kembali keposisi semula dan ulangi sekali lagi


ATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ROM
SATUAN ACARA PENYULUHAN

RANGE OF MOTION (ROM)

Masalah : Gangguan pada rentang gerak sendi

Pokok bahasan : ROM pada pasien bed rest

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dan

Media : Leafleat

I. Tujuan instruksional umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, keluarga dan pasien dapat mengerti dan

mengikuti cara melaksanakan ROM

II. Tujuan instruksional khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mampu:

a. Menjelaskan pengertian ROM

b. Menjelaskan manfaat dari latihan ROM

c. Melaksanakan ROM
III. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan audiens waktu

1 Pembukaan
- Mengucapkan - Menjawab salam 2 menit

salam

- Menjelaskan tujuan
- memperhatikan
penyuluhan

2 Penyajian - definisi ROM - memperhatikan 20

menit
- tujuan melatih ROM
- memperhatikan

- melatih ROM - mengikuti latihan

ROM yang diajarkan

3 Penutup - memberikan - mengajukan 8 menit

kesempatan kepada pertanyaan

keluarga dan pasien

untuk mengajukan

pertanyaan

- menjawab

pertanyaan
- melakukan evaluasi
- memperhatikan

tentang materi yang

disampaikan
- menjawab pertanyaan
- salam penutup

- menjawab salam

IV. Evaluasi

prosedur: akhir kegiatan

waktu: 8 menit

bentuk soal: tanya jawab

V. Materi penyuluhan

LATIHAN RANGE OF MOTION


1. Definisi range of motion

Range of motion (Rom) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai

gerakan dan gerakan awal kedalam suatu intervvensi teraupetik. Rang of motion (ROM)

adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.

Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan

persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.

2. Tujuan latihan Range Of motion

Tujuan dari latihan range of motion (ROM) adalah:

1. Mempertahankan fungsi sendi

2. Mencegah atau pencegahan dini terjadinya kontraktur

3. Memfasilitasi kekuatan otot, fleksibilitas

4. memperlancar aliran darah

3. Jenis ROM

Ada dua jenis latihan range of motion, yaitu:\

1. Latihan pasif

Latihan pasif biasanya dilakukan pada:

§ Pasien semikoma dan tidak sadar


§ Pasien lansia dengan mobilitas terbatas

§ Pasien bedrest

§ Pasien dengan paralysis ekstremitas tepat

2. Latihan aktif

Latihann aktif biasanya dilakukan pada:

§ Pasien dengan paralysis ekstremitas sebagian

§ Pasien bed rest/ tirah baring (tanpa kontraindikasi)

4. Panduan latihan ROM

Range of motion sebaiknya dilakukan 7-10 kali dan dikerjakan minimal dua kali

sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati, jangan sampai melelahkan pasien.

5. Teknik gerakan ROM

a. Leher, spina servikal


gerakan penjelasan rentang

Fleksi menggerakkan dagu menempel ke dada 45°

Ekstensi mengembalikan kepala keposisi semula 45°

Hiperekstensi menekuk kepala kebelakang sejauh 45°

mungkin
Ekstensi 40°- 45°

lateral memiringkan kepala sejauh mungkin kearah


180°
setiap bahu
Rotasi

memutar kepala sejauh mungkin dengan

gerakan sirkuler

b. Bahu

gerakan penjelasan rentang

Fleksi menaikkan lengan dari posisi samping tubuh 180°

ke depan ke posisi di atas kepala

Ekstensi mengembaikan lengan ke posisi samping 180°

tubuh

Hiperekstensi menggerakkan lengan kebelakang tubuh, 45°-60°

siku tetap lurus


Abduksi menggerakkan lengan ke posisi samping

diatas kepala dengan telapak tangan jauh

dari kepala

Adduksi menurunkan lengan kesamping dan

menyilang tubuh sejauh mungkin

Sirkumduksi menggerakkan lengan dengan lingkaran 360°

penuh

c. Siku

gerakan penjelasan rentang

Fleksi menggerakkan siku sehingga lengan bahu 150°

bergerak kedepan sendi bahu dan tangan

sejajar bahu

ekstensi meluruskan siku dengan menurunkan tangan 150°

d. Lengan bawah

gerakan penjelasan rentang

supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga 70°-90°

telapak tangan menghadap ke atas


pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak 70°-90°

tangan menghadap kebawah

e. Pergelangan tangan

gerakan penjelasan rentang

Fleksi Menggerakkan telapak tangan ke sisi 80°-90°

bagian dalam lengan bawah

Ekstensi Menggerakkan jari-jari tangan sehingga jari- 80°-90°

jari tangan, lengan bawah dalam arah yang

sama

Hiperekstensi Membawa telapak tangan kebagian bawah 80°-90°

sejauh mungkin

Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke 30°

arah ibu jari

adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke 30°-50°

arah lima jari

f. Jari-jari tangan

gerakan penjelasan rentang


Feksi Membuat genggaman 90°

Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan 90°

Hiperakstensi Menggerakkan jari-jari tangan kebelakang 30°-60°

sejauh mungkin

Abduksi Merenggangkan jari-jari tangan yang satu 30°

dengan yang lainnya

adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan 30°

g. Pinggul

gerakan penjelasan rentang

Fleksi Menggerakkan tungkai kedepan dan atas 90°-120°

Ekstensi Menggerakkan kembali ke samping tungkai 90°-120°

yang lain

Hiperekstensi Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh 30°-50°

Abduksi Menggerakkan tungkai kesamping 30°-50°

menjauhi tubuh

adduksi Menggerakkan tungkai kembali ke posisi 30°-50°

media dan melebihi jika mungkin


sirkumduksi Menggerakkan tungkai memutar -

h. Lutut

gerakan penjelasan rentang

fleksi Menggerakkan tumit kearah belakang paha 120°-130°

ekstensi Mengembalikan tungkai ke lantai 120°-130°

i. Kaki

gerakan penjelasan rentang

inversi Memutar telapak kaki kesamping dalam 10°

eversi Memutar telapak kaki ke samping luar 10°

j. Jari-jari kaki

gerakan penjelasan rentang

Fleksi Menekukkan jari-jari kaki kebawah 30°-60°

Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki 30°-60°

Abduksi Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang 15°

lainnya
adduksi Merapatkan kembali bersama-sama 15°
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MASASE HIPERTENSI

PADA Ny. “J”DENGAN HIPERTENSI

DI DUSUN KEPUH WETAN WIROKERTEN BANGUNTAPAN

YOGYAKARTA

Di Susun Oleh :

EKO NURWANTO

3213013

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Di Susun Oleh :

EKO NURWANTO

3213013

Telah disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( D.N OHORELA, S.Kep.,Ns ) ( )

Mahasiswa

(EKO NURWANTO)
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN(SAP)

MASASE KAKI UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

Pokok Bahasan : HIPERTENSI

Waktu Pertemuan : 30 menit

Sub Pokok bahasan : Masase Hipertensi

Tanggal : 16 Mei 2013

Tempat : Rumah Ny. “J”

Sasaran : Ny. “J”

1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2013 didapatkan data bahwa Ny. “j” menderita

Hipertensi, tekanan darah klien 240/100 mmhg.

Tujuan Instruksional Umum :

Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatanNy. “j” mampu memahami tentang penyakit

Hipertensi dan dapat melakukan masase kaki untuk menurunkan hipertensi.

2. Tujuan Instruksional khusus :

Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit keluarga Ny. “j”mampu menjelaskan:
a. Pengertian masase hipertensi

b. Fungsi masase hipertensi

c. Langkah-langkah masase untuk hipertensi

3. Materi (terlampir)

4. Metode

a. Ceramah

b. Demonstrasi

c. Diskusi

5. Bahan dan Alat

a. Baskom

b. Minyak zaitun atau oil olive

c. Handuk kecil

d. Tensimeter

e. Air hangat

6. Proses Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan 5 menit  Menjawab salam

 Mendengarkan
 Memberi salam

 Melakukan apersepsi

 Menyampaikan pokok bahasan

 Menyampaikan tujuan

2. Kegiatan inti 20 menit  Menyimak

 Bertanya
 Memberikan penjelasan tentang
 Memperhatikan
masase hipertensi

 Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

 Mendemonstrasikan masase kaki

 Menjawab pertanyaan

3. Penutup 5 menit  Memperhatikan

 Menjawab
 Meyimpulkan materi
 Menjawab salam
 Memberikan evaluasi secara

lisan

 Memberikan salam penutup

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian

Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 atau lebih dan

tekanan diastolic ( bawah) 90 atau lebih. Disebut Hipertensi apabila beberapa kali

pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 90 mmHg

atau lebih

B. Penyebab

Penyebab Hipertensi antara lain

1. Keturunan

2. Lingkungan

3. Penyakit atau gangguan pembuluh darah

4. Penyakit ginjal

C. Tanda dan Gejala

1. Sakit kepala , pusing dan terasa berat pada tengkuk

2. Nggliyer

3. Sukar tidur

4. Mata berkunang-kunang

5. Telinga berdenging
6. Rasa mual dan muntah

7. Kadang mimisan

8. Mudah tersinggung

D. Komplikasi Hipertensi

1. Stroke

2. Gangguan Ginjal : banyak kencing

3. jantung : cepat lelah

E. Masase

Masase adalah sentuhan yang dilakukan dengan sadar dan digunakan untuk meningkatkan

kesehatan.

F. Manfaat Masase

1. Menimbulkanrelaksasi yang dalam sehingga meringankan kelelahan jasmani

dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis mengalami penurunan aktivitas yang

akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah (Kaplan,2006).

2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan

inflamasi, dikarenakan masase meningkatkan sirkulasi baik darah maupun getah

bening (Price, 2007).

3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ

internal berdasarkan filosofi aliran energi meridian masase mampu memperbaiki


aliran peredaran energi (meridian) didalam tubuh menjadi positif sehingga

memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah (Thie, 2007; Dalimartha, 2008).

4. Mendorong kepada postur tubuh yang benar dan membantu memperbaiki

mobilitas (Price, 2007). Menurut George Goodheart (2008), otot yang tegang

menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang belakang keluar dari posisi normal

sehingga postur tubuh mengalami perubahan, masase berfungsi untuk menstimulasi

saraf otonom yang dapat mengendurkan ketegangan otot (Perry&Potter,2005).

5. Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang sebagian akan mengimbangi

kurangnya latihan yang aktif karena masase meningkatkan sirkulasi darah yang

mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik vital yang telah melemah

(Price, 1997; Dalimartha, 2008).

G. Langkah –langkah masase untuk penderita Hipertensi

1. Hal yang harus diperhatikan

a. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.

b. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin, pencahayaan

yang cukup tidak remang-remang.

c. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai telapak kaki

ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien.

2. Alat

a. Tensimeter

b. Stetoskop
c. Minyak lavender yang telah diencerkan dengan minyak kelapa

d. Lembar observasi tekanan darah

e. Handuk

3. Prosedur tindakan

a. Persiapan

1) Peneliti menyediakan alat

2) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

3) Peneliti mengukur tekanan darah penderita hipertensi (ringan dan sedang) sebelum

melakukan masase kaki dan di catat dalam lembar observasi.

4) Peneliti mempersiapkan posisi klien untuk dimasase dan mempersiapkan pemijat untuk

memijat.

b. Pelaksanaan Masase Kaki

1) Effleurage, gerakan mengusap yang ringan dan menenangkan pada bagian awal yang

bertujuan untuk meratakan minyak esensial lavender dan menghangatkan otot agar lebih

rileks.

2) Masase pada bagian kaki belakang, kaki depan lalu telapak kaki. Masase dilakukan

selama 20 menit.

3) Effleurage, gerakan mengusap dengan ringan yang bertujuan untuk mengakhiri masase

dan membersihkan sisa minyak esensial lavender.


c. Kriteria hasil:

1) Penderita hipertensi setelah masase kaki menjadi nyaman, segar dan rileks.

2) Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah masase kaki.

LAMPIRAN MASASE

GERAKAN PEMIJATAN KAKI


1. Gerakan pertama ini disebut denga eflurage yaitu memijat dari pergelangan kaki ditarik

sampai ke jari-jari. Gerakan ini dapat dilakukan beberapa kali sekitar 3 – 4 kali.

2. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari pergelangan kaki

hingga sampai ujung jari melewati perselangan jari diakhiri dengan tarikan kecil pada jari.

Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki, dari kelingking hingga jempol.

3. Setelah itu, dilakukan seperti gerakan pertama tetapi dengan menungkupkan semua

telapak tangan pada atas dan bawah telapak kaki, ditarik lembut dari pergelangan kaki

hingga ke jari kaki. Gerakan ini dilakukan 3 – 4 kali.


4. Pegang kaki seperti gambar di atas, lakukan pemijatan pada daerah tumit dengan gerakan

melingkar. Penekanan pemijatan dipuasatkan pada jempol tangan yang dilakukan seperti

gerakan-gerakan memutar kecil searah jarum jam. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 –

4 kali.

5. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada jempol, jari telunjuk, dan jari

tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata kaki kearah tumit. Gerakan ini dilakukan

sebanyak 3 – 4 kali.
6. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada jempol, mengusap dari telapak kaki

bagian atas hingga ke bawah. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.

7. Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6, tetapi gerakan ini dilakukan dengan

posisi agak ke tengah dari telapak kaki. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4 kali.
8. Gerakan selanjutnya yaitu dengan membuat gerakan kecil memutar dengan memberikan

sedikit penekanan yang berfokus pada jempol,gerakan ini dilakukan dari bagian atas telapak

kaki (bawah jempol) hingga di bagian tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan ini tidak

dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.

9. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan ke-8, hanya bedanya gerakan ke-9 ini

lebih di area telapak kaki bagian tengah. Gerakan ini juga tidak dilakukan perulangan, cukup

satu kali saja.

10. Gerakan ke-10 adalah dengan melakukan penekanan pada bawah jari, seperti yang

dilakukan gambar di atas. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki. Gerakan ini dilakukan

dengan menekan dan memberikan putaran-putaran kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki

diberikan pijatan 3 – 4 kali.


11. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penekanan dan gerakan memutar kecil pada

area tersebut (seperti pada gambar). Gerakan yang dilakukan dapat sebanyak 4 – 5 kali

pada titik ini saja.

12. Gerakan selanjutnya dapat dilakukan dengan memutar pergelangan kaki, posisi tangan

dapat dilakukan seperti pada gambar. Pemutaran pergelangan kaki dapat dilakukan

sebanyak 4 – 5 kali.
13. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan kaki dan

memberikan sedikit dorongan ke luar pada telapak kaki bagian atas. Gerakan ini dapat

dilakukan 3 – 4 kali.

14. Gerakan terakhir yaitu memberi usapan lembut dengan sedikit diberikan penekanan dari

pergelangan kaki hingga semua ujung kaki. Gerakan ini dilakukan 3 -4 kali, dan ditutup

dengan mengusap satu kali dengan lembut dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki

tanpa diberikan penekanan.

DAFTAR PUSTAKA

Budistio, M. (2008). Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi pada Pasien Usia

Dewasa.Jurnalkedokteran trisakti, 2 (20).


Cassar, M.P. (2004). Hand book of clinical massage .(2nded). London: Elsevier Churchill

livingstone.

Cha,J.H.,Lee,S.H.,Yoo,Y.S.(2010). Effect of aromatherapy on changes in the autonomic

nervous system,aortic pulse wave velocity and aortic augmentation index in patients with

essential hypertention.Journalof Korean Academy Nursing, 40 (5):705.

Dalimartha, et.al. (2008). Care yourself hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.

Hutasoit, Aini. (2006). Panduan praktis aromatherapy untuk pemula. Jakarta:

Gramediapustaka utama.

Infokes.(2007).Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. diakses

dari http://www.depkes.go.id,diperoleh 22 September 2012.

Martin, Inggrid. (2007). Aromatherapy for massage practitioners. Philadelpia: Lippincott

Williams &Wilkins. Diakses dari www.ebooksgoogle.com, diperoleh 22 September 2012.

Moyer, Rounds & Hannum.(2004). A Meta-Analysis of Massage Therapy

Research.Psychological Bulletin, 130(1),3-18.

Mulyati, L. Pengaruh Masase Kaki Secara Manual terhadap Sensasi Proteksi, Nyeri, & ABI

Responden

DM Tipe 2 di RSUD Curup Bengkulu (Tesis Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia,Jakarta: 2009)

Price,S.,Price,L. (2007). Aromatherapy for health profesionals. (3rded). USA: Elsevier.

diakses dariwww.ebooksgoogle.com, diperoleh 22 September 2012.


Safitri, P.(2009). Efektivitas masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap

penurunan tekanandarah pada penderita hipertensi di Dusun XI Desa Buntu Bedimbar

Kecamatan Tanjung MorawaKabupaten Deli Serdang. Medan: USU, diakses dari

http://www.repositoryusu.abstract.ac.id, diperoleh 22 September 2012.

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI

WERDHA DARMA BAKTI BAGIAN ATAS KM 7 PALEMBANG

DISUSUN OLEH:

A.GIGIH PRAYOGA

AGNES NOVIA NINGRUM

AGUS WAHYUDI
DONATILA DINAR ARIZONA

EKA SRIWAHYUNI

ELIA CONTESA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERDHAKI

CHARITAS

PALEMBANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah

mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,

perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di

bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan

penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk yang
berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Sehingga istilah baby

boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”

(Nugroho:2000).

Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di

Indonesia pada tahun 2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk.

Sedangkan jumlah penduduk lansia di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 telah

mencapai 484.344 orang atau ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera

selatan. Perbandingan persentase lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan

perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16.

Sumatera Selatan termasuk propinsi yang memasuki era penduduk berstruktur

tua (aging population), yaitu suatu propinsi dengan proporsi penduduk lansianya telah

berada pada patokan penduduk berstruktur tua (yakni 7 % atau lebih penduduk usia

tua). Di Sumatera Selatan didirikan beberapa Panti Werdha mengingat banyaknya

jumlah lansia yang ada. Salah satunya yaitu Panti Werdha Darma Bakti yang terletak

di KM 7 Kecamatan Sukarami Palembang.

Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal

tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama di negara-

negara maju umur harapan hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga yang

berusia lebih dari 65 tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah penduduk usia

lanjut tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia agar lansia tidak

hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia serta

meningkatkan kualitas hidup mereka.


Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran

kemampuan kerja panca indera, gangguan fungsi alat-alat tubuh, perubahan psikologi

serta adanya berbagai penyakit. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia

banyak pula masalah kesehatan yang dihadapi.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 30 April – 01 Mei 2012 diketahui

bahwa jumlah lansia di Panti Werdha Darma Bakti bagian atas sebanyak 29 orang. Dari

jumlah lansia tersebut, terdapat sebanyak 34,5 % lansia yang menderita hipertensi.

Untuk mempertahankan kesehatan lansia-lansia tersebut perlu adanya upaya-upaya

baik besifat perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam

lansia.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk mengajarkan

dan mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk mencegah peningkatan

tekanan darah.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat

mempraktekkan secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Panti

Werdha Darma Bakti bagian atas, maka klien mampu :

a. Mamahami tentang penyakit hipertensi


b. Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.

BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien

Semua lansia di Panti Werdha Dharma Bakti yang menderita hipertensi.

B. Pelaksanaan

Hari/ tanggal : Rabu, 2 Mei 2012

Waktu : 09.00 WIB s/d selesai

Tempat : Panti Werdha Dharma Bakti Bagian Atas

C. Rencana Kegiatan

1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi

2. Materi : teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan, indikasi, dan

kontra indikasi.

3. Media :

a. Laptop

b. LCD

c. Video senam lansia

d. kursi

4. Denah Ruang pertemuan


Keterangan:

: moderator + instruktur

: fasilitator

:notulen

: observer + dokumentasi

: penyaji + instruktur

: pasien

D. Susunan kepanitiaan dan uraian tugas

Moderator + instruktur : Agnes Novia Ningrum

Penyaji + instruktur : A. Gigih Prayoga

fasilitator : Donatila Dinar dan Elia Contesa

Observer + dokumentasi : Agus Wahyudi


Notulen : Eka Sriwahyuni

Uraian tugas diantaranya:

1. Moderator

Memimpin jalannya acara kegiatan

2. Penyaji materi

Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat

3. Instruktur

Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hipertensi

4. Notulen

Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan

pelaporan

5. Fasilitator

Mengarahkan dan membantu passien dalam melakukan senam

6. Dokumentasi

Mendokumentasi jalannya kegiatan

E. Susunan Acara

NO. Langkah- Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran

Langkah
1 pembukaan 5 1. Memberi salam 1. Memperhatikan

menit 2. Memperkenalkan diri dengan seksama

3. Menjelaskan maksud
2. Menjawab salam

dan tujuan

2 penjelasan 5 Penyajian materi Mengikuti kegiatan

menit penyuluhan sampai

selesai

3 Demontrasi 15 Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan

latihan menit latihan senam aktif dalam

senam hipertensi memperagakan

latihan senam

hipertensi

4 evaluasi 5 Moderator meminta Memberikan

menit peserta latihan senam pertanyaan seputar

untuk film yang

mendemonstrasikan ditayangkan dan

kembali langkah- materi telah

langkah senam disajikan

hipertensi ( yang

mampu diingat)
5 Penutup 5 Memberi salam Menjawab salam

menit

F. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya

b. Media sudah disiapkan

c. Materi sudah siap

d. Satuan acara sudah disiapkan

2. Evaluasi proses

a. Klien mampu memahami penyakit hipertensi

b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara mandiri


BAB III

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN

Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang

dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun

secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan

keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain

dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk

latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya tahan,

kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.

Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu (Ahmadi, 2009).


Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan

yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap

bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja

optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

2. JENIS SENAM LANSIA

Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :

a) Senam kebugaran lansia

b) Senam otak

c) Senam osteoporosis

d) Senam hipertensi

e) Senam diabetes mellitus

f) Olahraga rekreatif/jalan santai.

3. MANFAAT OLAHRAGA BAGI LANSIA

Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk

menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka

yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).

Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ

tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah

latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyup

jantung waktu istirahath yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya
lebih bugar, kncepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun (Poweell,

2000)

Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia,

senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :

a) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia

b) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (Adaptasi)

c) Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap

bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi

penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi

latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan

olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan

fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan/

olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti

hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 1999;

81).

4. TUJUAN SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI

 Melebarkan pembuluh darah

 Tahanan pembuluh darah menurun

 Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah


 Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.

5. INDIKASI SENAM LANSIA

Indikasi dilakukan senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita

hipertensi

6. KONTRAINDIKASI

- Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah

- Klien dengan bedrest total

7. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam

melakukan senam lansia adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja dan muncul

mungkin dikarenakan tidak adanya variasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam

yang dilakukan sebaiknya selalu bervariasi/berganti-ganti. Misalnya pada minggu

pertama melakukan senam kebugaran dan minggu selanjutnya jenis senam

osteoporosis dan seterusnya dilakukan secara bergiliran. Musik juga mempengaruhi,

sehingga peserta senam lansia menyukai musik tertentu yang memungkin tumbuh

semangat para lansia ketika melakukan senam lansia.

8. LANGKAH-LANGKAH SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


a. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan turunkan.

Lakukan sebanyak 2x

b. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

c. Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

d. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 2x kemudian kaki kiri sebanyak 2x

e. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

f. Letakkan tangan diperut tangan kanan ayunkan kesamping kanan dan kanan ayunkan

ke kanan. Lakukan secara bersamaan 8 kali. Lakukan 2x

g. Letakkan tangan kanan diperut tangan kiri ayunkan ke samping kiri dan kaki kiri

ayunkan ke kiri. Lakukan secara bersamaan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

h. Letakkan tangan diperut ayunkan kedua tangan kesamping dan kedua kaki kesamping

sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

i. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x


j. Letakkan tangan di perut ayunkan ke atas bersamaan dengan kaki ayunkan

kesampingsebanyak 8 kali. Lakukan 2x

k. Jalan di tempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

l. Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan ke dua tumit

menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

m. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan turunkan.

Lakukan sebanyak 3x
DAFTAR PUSTAKA

http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/

http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/12/pengertian-senam.html

http://intan.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/05/Olahraga-penyakit-hipertensi-DM.pdf

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam-lansia.html
MAKALAH PIJAT REFLEKS

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak zaman purba manusia telah mengenal massage dengan berbagai macam ragam

bentuk dan cara penggunaanya. Hal ini dapat diketahui dari peninggalan-peninggalan mereka

yang berupa tulisan-tulisan atau benda-benda relief yang masih ada hingga saat ini.

Pengetahuan tentang massage tidak tercipta dari satu atau beberapa zaman atau hasil

ciptaan beberapa orang, tetapi adalah hasil dari pengalaman pemikiran dan penelitian orang

zaman ke zaman.

Pijatan atau yang lebih dikenal dengan massase ini memiliki beberapa jenis diantaranya

massase untuk umum atau yang biasa kita lakukan, massase kecantikan yang biasanya ada di

salon-salon kecantikan yang gunanya untuk merawat bagian tubuh agar terlihat lebih cantik

dengan pijatan, dan yang kita bahas sekarang adalah massase olahraga (sport massase) yang

biasa dilakukan pada atltit atau olahragawan.

Pijat jenis ini dilakukan terutama di bagian tubuh yang banyak bekerja dengan

mempergunakan manipulasi pijatan shaking, tapotement, petressage, friction dan stretching.

Massage bagi atlet dilakukan di antara pertandingan dengan tindakan yang diberikan saat
istirahat di kamar ganti pakaian atau di bangku istirahat. Fokus pijatan adalah tungkai atas,

tungkai bawah, bahu dan tangan kiri kanan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang didapat adalah

a. Apa pengertian dari pijat refleks ?

b. Apa saja Manfaat pijit refleksi pada ibu hamil ?

c. Apa saja Kerugian pijit refleksi pada ibu hamil ?

d. Apa saja Efek samping pijit refleksi pada ibu hamil?

e. Bagaimana Panduan pijit refleksi untuk ibu hamil ?

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

- Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pijat refleks pada ibu hamil

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam menuyusun makalah ini adalah mahasiswa untuk dapat mengetahui :

o Pengertian pijat reflek

o Manfaat pijit refleksi pada ibu hamil


o Kerugian pijit refleksi pada ibu hamil

o Efek samping pijit refleksi pada ibu hamil

o Panduan pijit refleksi untuk ibu hamil

D. MANFAAT

Agar mahasiswa khususnya bidan dapat mengenal dan memahami lebih dalam

dunia kebidanan melalui beberapa pemijatan salah satunya adalah pijat refleks.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pijat Refleks

Pijat refleksi merupakan ilmu yang mempelajari ilmu tetntang pijit di titik titik tubuh

tertentu.Pada umumnya pengobatan ini sering dilakukan adalah untuk penyakit-penyakit

yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari seperti penyakit jantung,sakit


lambung(maag),penyakit kulit,patah tulang,batu ginjal,batu empedu,kencing batu,diabetes

melitus,hipertensi dan sakit pinggang.

Teori dasar pijat refleksi adalah bahwa ada titik-titik refleks tertentu pada tangan dan kaki

yang "terkait" atau terkoneksi dengan organ-organ tertentu pada tubuh manusia. Dengan

menekan pada titik-titik refleksi tersebut, maka akan merangsang dan meningkatkan aliran

darah ke organ yang terkoneksi sehingga akan memberi efek positif terhadap kesehatan

organ yang berhubungan.

Adapun sejarah pijit refleksi,pijit refleksi adalah suatu bagian dari cara pengobatan china

yang mulai dikenal dipraktekan sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu,pengetahuan ini

bukanlah hasil ciptaan seseorang pada zaman melainkan merupakan pengalaman dari

generasi ke generasi serta dari zaman ke zaman.

Refleksiologi berasal dari refleks yang artinya suatu gerak cepat yang tidak disengaja

tanpa diperintah secara sadar oleh otak akan tetapi dalam refleksiologi,reflek adalah suatu

reaksi automatis salah satu organ tubuh terhadap perangsangan.Sebagai contoh apabila

reflek otot dari sendi siku kita pijat,maka secara automatis sendi siku tersebut akan bergerak

melipat tanpa diperintah oleh otak.

B. Manfaat pijit refleksi pada ibu hamil


Manfaat pijit refleksi adalah memiliki banyak efek positif yang salah satunya adalah

menyembuhkan berbagai penyakit karena dapat melancarkan peredaran darah dan juga

membantu memielihara organ dalam sehingga menjadikan tubuh dapat lebih dan terpelihara.

Adapun manfaat pijit refleksi pada ibu hamil :

1. Meringankan mual dan muntah

Pada trimester I mual kehamilan seringkali ibu hamil rasakan kondisi tersebut dapat dikurangi

dengan melakukan terapi pijit refleksiologi,dengan pijat terapi khusus ibu hamil maka dapat

menjaga keseimbangan dan mencegah morning sickness.

2. Mengoptimalkan kesehatan ibu hamil

Pada trimester II kehamilan seringkali ibu hamil mengalami keluhan kehamilan. Dengan

melakukan terapi refleksiologi maka dapat membantu ibu hamil dalam mengatur fungsi

kelenjar tiroid, melancarkan sirkulasi darah, mengatur metabolisme tubuh, memperkuat

imunitas ,memelihara keseimbangan fungsi tubuh, memperkuat kelenjar pangkreas dan

memelihara keseimbangan kerja dan fungsi pankreas

3. Mempersiapkan proses persalinan

Semakin membesar usia kehamilan,maka akan menimbulkan keluhan.Bahkan oijat

refleksiologi dapat dikhususkan untuk janin posisi sungsang (harus dilakukan atas izin

dokter).pijat refleksiologi dapat membantu dalam aliran nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin.
4. Dapat membetulkan posisi bayi ke bentuk yang seharusnya (sekali lagi, ini harus dilakukan

oleh terapis yang benar2 terlatih)

5. Melancarklan peredaran darah sehingga memberikan relaksasi pad aurat dan saraf

6. Melancarkan metabolisme tubuh Pijat telapak kaki (refleksi) juga perlu diperhatikan karena

ada saraf-saraf yang berhubungan dengan rahim.

C. Kerugian pijit refleksi pada ibu hamil

Pada terapi pijit refleksi,didaerah pada umumnya diberi perhatian adalah kaki.Jika

sasarannya dalah kelenjar putuitari maka pemijatan akan dilakukan pada jempol kaki.Pijit

refleksi kemudian akan menghasilkan sinyal atau impuls melalui sistem saraf tepi dan dikirim

ke otak.Sinyal ini kemudian akan diteruskan ke berbagai organ sehingga aliran darah menjadi

lebih lancar.Aliran darah sangat penting peranannya untuk memasukkan oksigen dan nutrisi

ke sel-sel organ,serta untuk membuang zat-zat sisa metabolisme.Selama tiga bulan pertama

kehamilan hormon yang disebut Human Chorionic Gonadothtropin (HCG),diproduksi oleh

janin dan dapat membuat seorang ibu hamil merasa tidak nyaman.Sebagian besar terapi tidak

akan mempraktekkannya pada 13 minggu pertama kehamilan karena selama masa itu ada

resiko terjadi keguguran.Pijit refleksi sangat tidak di anjurkan pada ibu hamil pada saat

trimester I.
D. Efek samping pijit refleksi pada ibu hamil

Menurut pandangan medis pemijatan dapat dilakukan selama kehamilan pada bagian

tubuh tertentu misalnya pada tangan dan kaki yang seringkali terjadi kram pada ibu hamil.

Sedangkan yang dilarang pada ibu hamil yaitu melakukan pemijatan di daerah rahim yang

akan membahayakan janin. Selain itu ketika ibu hamil memasuki kontraksi pemijatan di area

rahim beresiko terjadi cacat pada bayi. Pijat refleksi pada ibu hamil dapat dilakukan oleh ahli

, khusus untuk ibu hamil. Pijat refleksi akan aman selama tidak memijat pada organ rahim,

pinggang, pinggul atau perut.

1. Memicu terjadinya kontraksi

2. Membahayakan nyawa janin

3. Keguguran

E. Panduan pijit refleksi untuk ibu hamil

1. Jangan pijit didaerah perut,pinggang,pinggul karena tiga bagian ini rentan berkontak langsung

dengan janin dan bisa memicu kontraksi

2. Jikat pijitan dirasa menimbulkan kontraksi apapun metode dan cara memijatnya segera

dihentikan.

3. Pijit sebaiknya dilakukan diusia 5 bulan keatas karena kondisi janin sudah jauh lebih baik/kuat.
4. Pijit dilakukan dalam posisi ibu terlentang atau duduk dan pastikan kandungannya tidak

bermasalah.

5. Jika dipijit pada bagian telapak kaki,pijitan diarahkan dari daerah tengah telapak kaki sampai

kedepan.

6. Tidak dianjurkan pijat refleksi, karena dapat mengundang kontraksi.

7. Pastikan ibu mendapatkan jasa pijat oleh terapis/orang yang mengerti, terlatih, dan

berpengalaman dalam memijat ibu hamil.

8. Trimester Dua Akhir

Dalam tabloid Mom & Kidie, dr. Fakriantini Jaya Putri, SpOG dari Rumah Sakit Zahira

menjelaskan, bumil boleh-boleh saja melakukan perawatan tubuh, salah satunya adalah

terapi pijat (massage therapy). Namun, kegiatan refleksi atau pijat ini tidak bisa dilakukan

pada trimester awal karena saat itu masih sangat rentan untuk terjadi keguguran. Nah,

terapi pijat lebih aman untuk dilakukan di atas trimester pertama, yaitu pada usia kehamilan

menginjak trimester dua akhir dan tiga.

Tak Boleh Dipijat, Jika...

Perlu diketahui, tak semua bumil boleh dipijat. Ada beberapa kondisi kesehatan yang

membuat bumil tidak diperbolehkan untuk melakukan pemijatan, yakni:

- Keluarnya cairan dari vagina

- Bumil diabetes

- Bumil yang memiliki penyakit menular


- Demam

- Pre-eklampsia

- Tekanan darah tinggi

- Morning sickness

- Nyeri di daerah perut

- Timbul ruam kulit

60 – 90 Menit

Namun, jika bumil dalam kondisi baik, merasa nyaman, tak ada keluhan gangguan

kesehatan apa pun, baik bagi dirinya maupun janin dalam kandungan, silakan saja untuk

melakukan terapi pijat di trimester yang disarankan di atas. Umumnya, terapi pijat

berlangsung selama 60 sampai 90 menit. Tidak ada batasan dan anjuran berapa kali BuMil

boleh dipijat dalam sebulan. Bagi BuMil yang tidak memiliki waktu cukup luang, pijat bisa

dilakukan seminggu sekali.

Dilakukan oleh terapis berpengalaman

Pemijatan pada bumil ini tidak musti dilakukan di tempat khusus, hanya saja, pijatan

harus dilakukan oleh yang ahli/terapis yang telah berpengalaman dalam memijat bumil.

“Selain bisa dilakukan di klinik-klinik kecantikan, pijat ini juga bisa dilakukan di rumah, asal

dilakukan oleh ahlinya, yang memang berpengalaman serta tahu aturan yang benar,”
Area yang boleh dipijat!

Dari segi medis, pijat bumil boleh dilakukan pada anggota badan yang bergerak, seperti

kepala, bahu, punggung belakang, panggul, pantat, tangan dan kaki (betis – paha).

Pemijatan pada area payudara BuMil disarankan baru boleh dilakukan pada trimester tiga,

untuk merangsang ASI keluar.

Teknik pemijatan pada semua area tubuh harus dilakukan dengan teknik yang lembut.

Kombinasi gerakan pijat antara memutar, menekan, mengusap dan menggosok, harus

dilakukan perlahan-lahan dan terkendali.

Perut dan telapak kaki, dilarang dipijat!

Walau begitu, pemijatan tidak boleh dilakukan di sembarang area tubuh, seperti pada

daerah bagian perut. Sebab, bagian ini berhubungan langsung dengan kandungan dan organ

reproduksi, yang jika dipijat akan memicu kontraksi dan ditakutkan bayi bisa lahir secara

prematur. Bagian lain yang tidak dianjurkan untuk dipijat adalah telapak kaki bagian bawah,

karena di situ banyak terdapat pembuluh saraf dan pembuluh darah.

Posisi saat dipijat

Kondisi badan bumil jelas berbeda dengan perempuan yang tidak hamil. Oleh sebab

itu, sebelum melakukan pemijatan pada bumil, pastikan tempat pijat diatur sedemikian
rupa. Tambahkanlah bantal penyangga agar bumil nyaman dan rileks.

Untuk memijat area punggung, panggul dan pantat, biasanya terapis menyarankan

bumil berada dalam posisi miring (kanan dan kiri). Sementara untuk area kepala, bahu, kaki

(betis – paha) serta tangan, terapis akan menyarankan bumil untuk tidur telentang atau

dalam posisi duduk.

Catatan penting sebelum melakukan pijat

- Sebaiknya bumil konsultaskan terlebih dulu dengan dokter kandungan bumil. Jangan lupa

minta petunjuk area mana yang boleh dan tidak boleh dipijat, karena kondisi badan tiap

bumil tidaklah sama.

- Komunikasikan dengan terapis mengenai kadar tekanan/kekuatan dalam pijatan tersebut.

Ungkapkan agar dipijat dengan tekanan yang tidak terlalu keras.

- Jika bumil memiliki alergi terhadap minyak tertentu, atau bahan-bahan yang mungkin

digunakan dalam sesi massage therapy, sebaiknya sampaikan hal tersebut kepada terapis.

Anda mungkin juga menyukai