KELOMPOK J
GENNA MEYLIA
1611313013
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan
kematian pada bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2015). Diare adalah
buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari dengan
konsistensi cair (Brandt, et al, 2015). Diare saat ini masih menjadi masalah
yang sulit untuk ditanggulangi. Menurut data World Health Organization
(WHO) pada tahun 2015, angka kematian akibat diare pada balita di
Nigeria dan India sebanyak 42% dan angka kesakitan balita dengan diare
sebanyak 39%. Menurut WHO, Penyakit diare adalah penyebab utama
kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab
untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun. Penyakit diare adalah
penyebab utama kematian anak dan morbiditas di dunia, dan sebagian
besar hasil dari makanan dan sumber air yang terkontaminasi. Di seluruh
dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses ke air minum yang lebih baik
dan 2,5 miliar tidak memiliki sanitasi yang lebih baik. Diare akibat infeksi
tersebar luas di seluruh negara berkembang (WHO, 2017). Mayoritas
kematian ini 15% disebabkan oleh pneumonia diikuti dengan diare
sebanyak 9% (UNICEF, 2016). Perkiraan angka kematian anak-anak
akibat diare di Nigeria adalah sekitar 151, 700–175.000 per tahun (Dairo
dalam Omele, 2019).
Di Indonesia menurut KEMENKES RI 2018, penyakit diare
merupakan penyakit endemis dan juga merupakan penyakit yang
berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) disertai dengan kematian. Pada
tahun 2018 terjadi 10 kali KLB yang tersebar di 8 provinsi, 8
kabupaten/kota dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang
(CFR 4,76%). Angka kematian (CFR) diharapkan 1%), sedangkan pada
tahun 2018 CFR Diare mengalami peningkatan dibanding tahun 2017
yaitu menjadi 4,76%.
Pengetahuan ibu yang kurang menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya diare, dimana ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
beresiko balitanya mengalami diare 2 kali lebih besar dibandingkan balita
yang ibunya memiliki pengetahuan yang lebih baik (Arsurya, dkk 2017).
Penelitian Rajathi, et al (2017) menunjukkan bahwa 73% ibu memiliki
pengetahuan yang tidak memadai dalam manajemen perawatan diare di
rumah dan pencegahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi fisiologi organ pencernaan?
2. Apa defenisi penyakit diare?
3. Aja saja etiologi penyakit diare?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit diare?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit diare?
6. Bagaimana WOC penyakit diare?
7. Apa saja komplikasi penyakit diare?
8. Bagaimana penatalksanaan penyakit diare?
9. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis penyakit diare?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit diare?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
konsep dan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit
diare
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Apa saja anatomi fisiologi organ pencernaan
b. Mengetahui defenisi penyakit diare
c. Mengetahui etiologi penyakit diare
d. Mengetahui patofisiologi penyakit diare
e. Mengetahui tanda dan gejala penyakit diare
f. Mengetahui WOC penyakit diare
g. Mengetahui komplikasi penyakit diare
h. Mengetahui penatalksanaan penyakit diare
i. Mengetahui asuhan keperawatan teoritis penyakit diare
j. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
diare
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi praktisi keperawatan
Hasil laporan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi
perawat mengenai penyakit diare
2. Bagi pendidik keperawatan
Hasil laporan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit diare
3. Bagi mahasiswa keperawatan
Hasil laporan ini dapat menjadi referensi tambahan dalam membuat
laporan mengenai asuhan keperawatan pasien dengan penyakit diare
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An.S
TTL / Usia : 22 Juli 2009/ 11 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : Sekolah Dasar
Anak ke :1
Nama Ibu : Ny.W
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat : Pegambiran
Diagnosa Medis : Diare
Z scored:
IMT : 28/1,96 = 14,3 (-2 SD - -3SD kategori gizi kurang
Ibu mengatakan
An.S lemah
DS:
BAB 4-
5kali/hari
Ibu mengatakan
An.S salah
makan
Manajemen cairan
Aktivitas-aktivitas:
Jaga intake/asupan
yang akurat dan catat
output [pasien]
Monitor status hidrasi
(misalnya, membrane
mukosa lembab,
denyut nadi adekuat,
dan tekanan darah
ortostatik)
Monitor tanda tanda
vital pasien
Monitor perubahan
berat badan pasien
sebelum dan setelah
dialisis
Monitor
makanan/cairan yang
dikonsumsi dan
hitung asupan kalori
harian
Monitor status gizi
Berikan cairan,
dengan tepat
Distribusikan asupan
cairan selama 24 jam
Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik
2 Status nutrisi Manajemen nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi Aktivitas-aktivitasnya :
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan, Temukan status gizi
diharapkan membaik pasien dan
tubuh b.d faktor biologis dengan kriteria hasil kemampuan [pasien]
Asupan Gizi untuk memenuhi
Asupan Makanan kebutuhan gizi
Asupan Cairan Identifikasi [adanya]
Energi alergi atau intoleransi
Rasio berat badan/tinggi makanan yang
badan dimiliki pasien
Hidrasi Tentukan jumlah
kalori dan jenis
Berat badan : massa tubuh nutrisi yang
dibutuhkan untuk
Setelah dilakukan, memenuhi
diharpkan membaik dengan persyaratan gizi
kriteria hasil: Ciptakan lingkungan
Berat badan yang optimal pada
Persentil lingkar kepala saat konsumsi
(anak) makanan (misalnya,
Persentil tinggi (anak) bersih, berventilasi,
Persentil berat badan santai, dan bebas dari
(anak) bau yang menyengat)
Monitor kalori dan
asupan makanan
Monitor
kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan
Bantuan peningkatakn
berat badan
Aktivitas-aktivitasnya :
Timbang pasien pada
jam yang sama setiap
hari
Monitor mual muntah
Monitor asupan
kalori setiap hari
Dukung peningkatan
asupan kalori
Instruksikan cara
meningkatkan asupan
kalori
Berikan istirahat yang
cukup
Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan
dan menenangkan
Dx : kekurangan volume S:
1 Selasa, 2 cairan Ibu mengatakan Genna
Februari 2021 Tentukan riwayat diare anaknya jajan Meylia
Berikan makanan dalam sembarangan
porsi kecil dan lebih Ibu mengatakan
sering serta tingkatkan anaknya mencret 4-5
porsi secara bertahap kali sehari
Anjurkan pasien Ibu mengatakan
menghindari makanan konsistensi feses anak
pedas dan yang cair
menimbulkan gas dalam Ibu menjadi
perut paham tentang
Identifikasi faktor yang pembuatan oralit
bisa menyebabkan diare Ibu mengatakan
(misalnya, medikasi, warna urine anak
bakteri) kuning pekat
Monitor tanda dan gejala Ibu mengatakan
diare anak tidak ada alergi
Dx : keseimbangan nutrisi O:
kurang dari kebutuhan S : 37,6C, N :
Identifikasi [adanya] 98x/menit, RR :
alergi atau intoleransi 25/menit
makanan yang dimiliki Turgor kulit anak
pasien kering
Ciptakan lingkungan Mukosa bibir
yang optimal pada saat kering
konsumsi makanan BB pasien : 28kg
(misalnya, bersih, CRT <3 detik
berventilasi, santai, dan A : masalah belum
bebas dari bau yang teratasi
menyengat)
P : intervensi dilanjutkan
Dx : Defisit pengetahuan b.d
kurang terpapar informasi
Mengajarkan ibu cara
pembuatan dan
pemberian oralit
Menganjarkan ibu untuk
melihat tanda dan gejala
dehidrasi
Dx : kekurangan volume S :
2 Rabu, 3 cairan Ibu mengatakan Genna
Februari 2021 Amati turgor kulit secara anak BAB 2kali Meylia
berkala sehari dengan
Monitor status gizi konsistensi BAB anak
Dukung pasien dan masih lunak
keluarga untuk Ibu mengatakan
membantu dalam akan memberikan
pemberian makan anak makan porsi
dengan baik sedikit tapi sering
Ibu mengatakan
Dx: Keseimbangan nutrisi akan menghindari
kurang dari kebutuhan makanan pembentuk
Timbang pasien pada gas, pedas, dan
jam yang sama setiap mengandung laktosa
hari Ibu mengatakan
Monitor mual muntah sudah lebih sering
Monitor asupan kalori menyuruh anak
setiap hari minum
Dukung peningkatan Ibu mengatakan
asupan kalori warna urine anak
Instruksikan cara kuning muda
meningkatkan asupan Ibu mengatakan
kalori anak tidak ada mual
Berikan istirahat yang dan muntah
cukup Ibu mengatakan
Ciptakan lingkungan sudah mengerti
yang menyenangkan dan tentang PHBS
menenangkan O :
Turgor kulit baik
CRT <2detik
Dx : Deficit pengetahuan b.d (normal)
kurang terpapar informasi Membrane
Memberikan penyuluhan mukosa lembab
PHBS BB pasien : 28kg
Menganjurkan ibu untuk S : 37,1C, N :
memberikan anak 89x/menit, RR :
minum yang banyak 24/menit
Menganjurkan ibu untuk A : masalah teratasi
memberikan anak buah sebagian
yang banyak
mengandung air P : intervensi dilanjutkan
Menganjurkan ibu untuk
melihat urine anak untuk
menilai tanda hidrasi
DAFTAR PUSTAKA
Sasaran : Ny.
Waktu : 25 Menit
A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti, tahu, dan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
B. Materi
Terlampir
C. Media
1. Media SAP
2. Poster
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Setting Tempat
: Ny.
: Pemateri
F. Kegiatan
G. Materi
1. Pengertian PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
2. Tujuan PHBS
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu,
mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan
sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat
masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga
adalah tercapainya rumah tangga yang sehat
3. Indikator PHBS
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan
baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam
penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah
tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko
bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6
bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan
bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia
1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau
pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini
kasus gizi buruk.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan
diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis
penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup
sehat.
Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan
dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan
pembersihan.
Memberantas jentik nyamuk
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan
berbagai penyakit.
Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas
bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan
masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau
setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan
keluarga dari berbagai masalah kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/1pU2FQtPN5Yd-L-ITSkVajOn3eWo-
EYRE/view?usp=sharing