Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE”

KELOMPOK J

GENNA MEYLIA

1611313013

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan
kematian pada bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2015). Diare adalah
buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari dengan
konsistensi cair (Brandt, et al, 2015). Diare saat ini masih menjadi masalah
yang sulit untuk ditanggulangi. Menurut data World Health Organization
(WHO) pada tahun 2015, angka kematian akibat diare pada balita di
Nigeria dan India sebanyak 42% dan angka kesakitan balita dengan diare
sebanyak 39%. Menurut WHO, Penyakit diare adalah penyebab utama
kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab
untuk membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun. Penyakit diare adalah
penyebab utama kematian anak dan morbiditas di dunia, dan sebagian
besar hasil dari makanan dan sumber air yang terkontaminasi. Di seluruh
dunia, 780 juta orang tidak memiliki akses ke air minum yang lebih baik
dan 2,5 miliar tidak memiliki sanitasi yang lebih baik. Diare akibat infeksi
tersebar luas di seluruh negara berkembang (WHO, 2017). Mayoritas
kematian ini 15% disebabkan oleh pneumonia diikuti dengan diare
sebanyak 9% (UNICEF, 2016). Perkiraan angka kematian anak-anak
akibat diare di Nigeria adalah sekitar 151, 700–175.000 per tahun (Dairo
dalam Omele, 2019).
Di Indonesia menurut KEMENKES RI 2018, penyakit diare
merupakan penyakit endemis dan juga merupakan penyakit yang
berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) disertai dengan kematian. Pada
tahun 2018 terjadi 10 kali KLB yang tersebar di 8 provinsi, 8
kabupaten/kota dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang
(CFR 4,76%). Angka kematian (CFR) diharapkan 1%), sedangkan pada
tahun 2018 CFR Diare mengalami peningkatan dibanding tahun 2017
yaitu menjadi 4,76%.
Pengetahuan ibu yang kurang menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya diare, dimana ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
beresiko balitanya mengalami diare 2 kali lebih besar dibandingkan balita
yang ibunya memiliki pengetahuan yang lebih baik (Arsurya, dkk 2017).
Penelitian Rajathi, et al (2017) menunjukkan bahwa 73% ibu memiliki
pengetahuan yang tidak memadai dalam manajemen perawatan diare di
rumah dan pencegahannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi fisiologi organ pencernaan?
2. Apa defenisi penyakit diare?
3. Aja saja etiologi penyakit diare?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit diare?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit diare?
6. Bagaimana WOC penyakit diare?
7. Apa saja komplikasi penyakit diare?
8. Bagaimana penatalksanaan penyakit diare?
9. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis penyakit diare?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit diare?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
konsep dan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit
diare
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Apa saja anatomi fisiologi organ pencernaan
b. Mengetahui defenisi penyakit diare
c. Mengetahui etiologi penyakit diare
d. Mengetahui patofisiologi penyakit diare
e. Mengetahui tanda dan gejala penyakit diare
f. Mengetahui WOC penyakit diare
g. Mengetahui komplikasi penyakit diare
h. Mengetahui penatalksanaan penyakit diare
i. Mengetahui asuhan keperawatan teoritis penyakit diare
j. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
diare
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi praktisi keperawatan
Hasil laporan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi
perawat mengenai penyakit diare
2. Bagi pendidik keperawatan
Hasil laporan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit diare
3. Bagi mahasiswa keperawatan
Hasil laporan ini dapat menjadi referensi tambahan dalam membuat
laporan mengenai asuhan keperawatan pasien dengan penyakit diare
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
BAB III

LAPORAN KASUS

Nama Mahasiswa : Genna Meylia


No. BP : 1611313013
Tanggal Pengkajian : 2 Februari 2021

I. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An.S
TTL / Usia : 22 Juli 2009/ 11 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : Sekolah Dasar
Anak ke :1
Nama Ibu : Ny.W
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
Alamat : Pegambiran
Diagnosa Medis : Diare

II. KELUHAN UTAMA


Ibu mengatakan An.S mengeluhkan mencret sejak 2 hari yang lalu disertai
dengan sakit perut dan demam. Frekuensi BAB 4-5kali/hari, dengan
konsistensi cair.

III. PENYAKIT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal : ibu mengatakan selama kehamilan memeriksakan
kandungan ke dokter, ibu mengatakan tidak ada masalah pada saat
kehamilan. Ibu mengonsumsi vitamin selama kehamilan
2. Intranatal : ibu mengatakan bayi dilahirkan di rumah sakit, lahir
secara sectio cesarea, dengan usia kehamilan 9 bulan dan BBL 2,9kg,
PBL 49cm.
3. Postnatal : Ibu mengatakan pada saat lahir bayi menangis dan tampak
sehat.

IV. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Ibu mengatakan An.S mencret, mengeluh sakit perut, dan tidak selera
makan, badan terasa lemas dan demam 2 hari yang lalu. TTV didapatkan
37,6oC, Nadi 98x/menit, pernafasan 25x/menit

V. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


1. Penyakit yang diderita sebelumnya : Demam, batuk, flu, dan
diare
2. Pernah dirawat di rumah sakit : ibu mengatakan An.S
pernah dirawat di RS pada saat ia kelas 2 SD karena demam tinggi
3. Alergi : tidak ada
4. Kecelakaan : ibu mengatakan An.S
pernah mengalami kecelakaan yaitu jatuh dari motor 1 tahun yang lalu
Riwayat Imunisasi : imunisasi lengkap sesuai
umur

VI. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


ibu mengatakan pernah mengalami diare dan ibu tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi, DM, dan jantung
 Genogram
VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Kemandirian dan bergaul : beradaptasi dengan lingkungan atau
memenuhi kebutuhannya
2. Motorik kasar : An.S dapat melakukan kegiatan harian dan
melakukan kegiatan lainnya
3. Motorik halus : An.S dapat dapat melakukan pemecahan
masalah
4. Kognitif dan bahasa : An.S dapat mendengarkan, mengerti dan
manggunakan bahasa
5. Psikososial : An.S berada pada tahap usia sekolah
dimana An.S ikut membantu ibunya dalam melakukan kegiatan
dirumah

VIII. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh klien : Ibu dan ayah
2. Hubungan dengan anggota keluarga : An.S memiliki kedekatan dengan
keluarga inti dan hubungan yang baik
3. Hubungan dengan teman sebaya : An.S memiliki teman sebaya
dilingkungan rumah dan sekolah
4. Pembawaan secara umum : anak yang normal
5. Lingkungan rumah : rumah permanen, jamban didalam rumah, sumber
air PDAM dan sumur, rumah dilengkapi dengan ventilasi dan jendela
yang sirkulasinya bagus, tetapi rumah terlihat kurang bersih

IX. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :Sedang
2. TB/BB : 140cm / 28 kg
3. Kepala
Lingkar kepala 54cm, kebersihan rambut baik, warna rambut hitam,
tekstur rambut halus, distribusi rambut tipis
4. Mata
Mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis,
tidak ada edema palpebra
5. Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada cairan seperti nanah yang
keluar, pendengaran baik
6. Hidung
Hidung tidak terdapat sekret, polip tidak ada
7. Mulut
Kebersihan mulut bersih, warna bibir pucat, mukosa bibir kering, lidah
bersih, dan gigi bersih
8. Leher
Tidak ada pembengkakan tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening, JVP tidak ada kelainan
9. Dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : tidak ada pembengkakan
10. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Auskultasi : reguler
11. Paru-paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada pembengkakan
Perkusi : sonor dilapang paru
Auskultasi : bronkovesikuler
12. Abdomen
Inspeksi : perut tampak tidak membuncit
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus (21x/menit)
13. Punggung
Bentuk normal, tidak ditemukan adanya kelainan
14. Ekstremitas
Akral teraba hangat, CRT<3s, tidak terdapat sianosis
15. Genetalia
Tidak ada kelainan
16. Kulit
Warna kulit sawo mateng, turgor kulit kering, tidak terdapat
lesi,elastisitas baik
X. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN
Status Gizi : BB 28kg, TB 140cm
CDC :
BB/U : 28/39 x 100% = 71,8% (gizi sedang)
TB/U : 140/147 x 100% = 95,2% (gizi baik)
BB/TB : 28/34 x 100% = 82,4% (gizi sedang)

Z scored:
IMT : 28/1,96 = 14,3 (-2 SD - -3SD kategori gizi kurang

XI. PEMERIKSAAN PSIKOSOSIAL


An.S mampu mengeksplorasi lingkungan secara fisik maupun sosial
XII. PEMERIKSAAN CAIRAN
Intake : kurang lebih 6 gelas/hari
Ouput : BAK 5-6kali/hari
BAB 4-5kali/hari dengan konsistensi cair
XIII. PEMERIKSAAN SPIRITUAL
An.S sudah melakukan ibadah, pada sore hari An.S mengaji dimasjid

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium : Tidak ada
2. Rontgen : Tidak ada

XV. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI

No Jenis Kebutuhan Saat Sebelum Sakit Saat Setelah Sakit


1 Makan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
3kali sehari 3kali/hari tapi makan
dalam porsi kecil

2 Minum Air putih Air putih


6 gelas/hari 5-6gelas/hari

3 Tidur 7-9jam/hari Sering terbangun


dimalam hari

4 Mandi Mandiri, 2 kali/hari Mandiri, 2 kali/hari

5 Eliminasi BAK 4-5x/hari BAK 4-5x/hari


BAB 1x/hari BAB 4-5x/hari

6 Bermain Bermain dilingkungan Tidak bermain,


rumah hanya menonton dan
main hp dirumah

XVI. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN


Ibu mengatakan An.S berumur 11 tahun 6 bulan, jenis kelamin
perempuan, dengan keluhan mencret sudah 2 hari, badan terasa lemas dan
demam satu hari yang lalu, demam sudah mulai berkurang, tetapi masih
mengalami diare dengan frekuensi 4-5 kali/hari, dengan konsistensi cair,
mukosa bibir kering, turgor kulit kering, nafsu makan berkurang. Ibu juga
mengatakan An.S hanya minum paracetamol dan belum dibawa ke dokter,
ibu hanya memberikan makanan dan minuman agar An.S tidak lemas lagi.
Ibu juga mengatakan telah memberi An.S obat yang dibeli diwarung. Saat
dilakukan pemeriksaan didapatkan BB 28kg, TB 140cm, dengan suhu
37,6oC, nadi 98x/menit, RR 25x/menit. Didapatkan IMT An.S adalah 14,3
yang mana menurut kemenkes termasuk kategori gizi kurang. Aktivitas
sehari-hari An.S biasanya bermain dilingkungan rumahnya, ketika sakit ia
hanya dirumah saja

XVII. ANALISA DATA

No Data Patofisiologi Masalah

1 DO: Frekuensi BAB meningkat Kekurangan


-> hilangnya cairan dan volume cairan
 Turgor kulit
elektrolit berlebih ->
kering
gangguan keseimbangan
 Membran
cairan dan elektrolit ->
mukosa kering
dehidrasi -> kekurangan

DS: volume cairan

 Ibu mengatakan
An.S lemah

2 DO: Distensi abdomen -> nafsu Ketidakseimban


makan menurun -> gan nutrisi
 IMT: 14,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
3(kurang gizi)
kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh
 Diare
tubuh
 BB 20% atau
lebih dari
bawah rentang
BB ideal

3 DO: Kurang terpapar sumber Defisit


informasi -> defisit pengetahuan
 Lingkungan
pengetahuan
rumah tampak
kurang bersih
 Ibu
menanyakan
bagaimana
menghintikan
diare

DS:

 BAB 4-
5kali/hari
 Ibu mengatakan
An.S salah
makan

XVIII. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


o Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
o Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis
o Defisit pengetahuan b.d terpapar informasi

XIX. ASUHAN KEPERAWATAN

N NANDA NOC NIC


O
1 Keseimbangan cairan Manajemen diare
Kekurangan volume cairan Aktivitas-aktivitasnya :
b.d kehilangan cairan aktif Setelah dilakukan  Tentukan riwayat
diharapkan membaik diare
dengan keriteria hasil:  Berikan makanan
 Keseimbangan intake dalam porsi kecil dan
dan output dalam 24 jam lebih sering serta
 Berat badan stabil tingkatkan porsi
 Turgor kulit secara bertahap
 Kelembapan membrane  Anjurkan pasien
mukosa menghindari
 Bola mata cekung dan makanan pedas dan
lembek yang menimbulkan
 Kehausan gas dalam perut
 Identifikasi faktor
yang bisa
menyebabkan diare
(misalnya, medikasi,
bakteri, dan
pemberian makanan
lewat selang)
 Monitor tanda dan
gejala diare
 Amati turgor kulit
secara berkala

Manajemen cairan
Aktivitas-aktivitas:
 Jaga intake/asupan
yang akurat dan catat
output [pasien]
 Monitor status hidrasi
(misalnya, membrane
mukosa lembab,
denyut nadi adekuat,
dan tekanan darah
ortostatik)
 Monitor tanda tanda
vital pasien
 Monitor perubahan
berat badan pasien
sebelum dan setelah
dialisis
 Monitor
makanan/cairan yang
dikonsumsi dan
hitung asupan kalori
harian
 Monitor status gizi
 Berikan cairan,
dengan tepat
 Distribusikan asupan
cairan selama 24 jam
 Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik
2 Status nutrisi Manajemen nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi Aktivitas-aktivitasnya :
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan,  Temukan status gizi
diharapkan membaik pasien dan
tubuh b.d faktor biologis dengan kriteria hasil kemampuan [pasien]
 Asupan Gizi untuk memenuhi
 Asupan Makanan kebutuhan gizi
 Asupan Cairan  Identifikasi [adanya]
 Energi alergi atau intoleransi
 Rasio berat badan/tinggi makanan yang
badan dimiliki pasien
 Hidrasi  Tentukan jumlah
kalori dan jenis
Berat badan : massa tubuh nutrisi yang
dibutuhkan untuk
Setelah dilakukan, memenuhi
diharpkan membaik dengan persyaratan gizi
kriteria hasil:  Ciptakan lingkungan
 Berat badan yang optimal pada
 Persentil lingkar kepala saat konsumsi
(anak) makanan (misalnya,
 Persentil tinggi (anak) bersih, berventilasi,
 Persentil berat badan santai, dan bebas dari
(anak) bau yang menyengat)
 Monitor kalori dan
asupan makanan
 Monitor
kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan

Bantuan peningkatakn
berat badan
Aktivitas-aktivitasnya :
 Timbang pasien pada
jam yang sama setiap
hari
 Monitor mual muntah
 Monitor asupan
kalori setiap hari
 Dukung peningkatan
asupan kalori
 Instruksikan cara
meningkatkan asupan
kalori
 Berikan istirahat yang
cukup
 Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan
dan menenangkan

3 Tingkat pengetahuan Edukasi pola perilaku


Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan, dirapkan kebersihan
terpapar informasi membaik dengan kriteria Aktivitas-aktivitas:
hasil:  Identifikasi kesiapan
 Perilaku sesuai dan kemampuan
anjuran menerima informasi
 Verbalisasi minat  Identifikasi
dalam belajar kemampuan menjaga
 Kemampuan kebersihan diri dan
menjelaskan lingkungan
pengetahuan dalam satu  Monitor kemampuan
topic melakukan dan
 Perilaku sesuai mempertahankan
dengan pengetahuan kebersihan diri dan
lingkungan
 Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
 Praktekkan bersama
keluarga cara
menjaga kebersihan
diri dan lingkungan
 Jelaskan masalah
yang dapat timbul
akibat tidak menjaga
kebrsihan diri dan
lingkungan
 Ajarkan cara menjaga
kebersihan diri dan
lingkungan

XX. CATATAN PERKEMBANGAN


No Hari/Tangga Implementasi Evaluasi Paraf
l

Dx : kekurangan volume S:
1 Selasa, 2 cairan  Ibu mengatakan Genna
Februari 2021  Tentukan riwayat diare anaknya jajan Meylia
 Berikan makanan dalam sembarangan
porsi kecil dan lebih  Ibu mengatakan
sering serta tingkatkan anaknya mencret 4-5
porsi secara bertahap kali sehari
 Anjurkan pasien  Ibu mengatakan
menghindari makanan konsistensi feses anak
pedas dan yang cair
menimbulkan gas dalam  Ibu menjadi
perut paham tentang
 Identifikasi faktor yang pembuatan oralit 
bisa menyebabkan diare  Ibu mengatakan
(misalnya, medikasi, warna urine anak
bakteri) kuning pekat
 Monitor tanda dan gejala  Ibu mengatakan
diare anak tidak ada alergi
Dx : keseimbangan nutrisi O:
kurang dari kebutuhan  S : 37,6C, N :
 Identifikasi [adanya] 98x/menit, RR :
alergi atau intoleransi 25/menit
makanan yang dimiliki  Turgor kulit anak
pasien kering
 Ciptakan lingkungan  Mukosa bibir
yang optimal pada saat kering
konsumsi makanan  BB pasien : 28kg
(misalnya, bersih,  CRT <3 detik
berventilasi, santai, dan A : masalah belum
bebas dari bau yang teratasi
menyengat)
P : intervensi dilanjutkan
Dx : Defisit pengetahuan b.d
kurang terpapar informasi
 Mengajarkan ibu cara
pembuatan dan
pemberian oralit
 Menganjarkan ibu untuk
melihat tanda dan gejala
dehidrasi
Dx : kekurangan volume S : 
2 Rabu, 3 cairan  Ibu mengatakan Genna
Februari 2021  Amati turgor kulit secara anak BAB 2kali Meylia
berkala sehari dengan
 Monitor status gizi konsistensi BAB anak
 Dukung pasien dan masih lunak
keluarga untuk  Ibu mengatakan
membantu dalam akan memberikan
pemberian makan anak makan porsi
dengan baik sedikit tapi sering
 Ibu mengatakan
Dx: Keseimbangan nutrisi akan menghindari
kurang dari kebutuhan makanan pembentuk
 Timbang pasien pada gas, pedas, dan
jam yang sama setiap mengandung laktosa
hari  Ibu mengatakan
 Monitor mual muntah sudah lebih sering
 Monitor asupan kalori menyuruh anak
setiap hari minum
 Dukung peningkatan  Ibu mengatakan
asupan kalori warna urine anak
 Instruksikan cara kuning muda
meningkatkan asupan  Ibu mengatakan
kalori anak tidak ada mual
 Berikan istirahat yang dan muntah
cukup  Ibu mengatakan
 Ciptakan lingkungan sudah mengerti
yang menyenangkan dan tentang PHBS
menenangkan O : 
 Turgor kulit baik
 CRT <2detik
Dx : Deficit pengetahuan b.d (normal)
kurang terpapar informasi  Membrane
 Memberikan penyuluhan mukosa lembab
PHBS  BB pasien : 28kg
 Menganjurkan ibu untuk  S : 37,1C, N :
memberikan anak 89x/menit, RR :
minum yang banyak 24/menit
 Menganjurkan ibu untuk A : masalah teratasi
memberikan anak buah sebagian
yang banyak
mengandung air P : intervensi dilanjutkan 
 Menganjurkan ibu untuk
melihat urine anak untuk
menilai tanda hidrasi
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria, 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Keenam. Indonesia: Elsevier.
Hermand, TH. 2017. Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: Buku
Kedokteran Indonesia
Moorhead, Sue. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi
Kelima. Indonesia: Elsevier
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Defenisi Dan
Tindakan Indikator Diagnostik, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi Dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi Dan
Kriteria Hasil  Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Sasaran : Ny.

Tempat : Rumah Ny.

Hari/Tanggal : Rabu, 3 Februari 2021

Waktu : 25 Menit

A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti, tahu, dan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
B. Materi
Terlampir
C. Media
1. Media SAP
2. Poster
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
E. Setting Tempat

: Ny.

: Pemateri
F. Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan: Menjawab salam


 Memberi salam Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
 Menyebutkan kontak
penelitian
 Menyebutkan materi atau
pokok

2 10 menit Fase kerja: Menyimak dan


menjelaskan materi memperhatikan
penyuluhan secara
menyeluruh dan teratur
Materi:
 Pengertian perilaku hidup
bersih dan sehat
 Perilaku hidup bersih dan
sehat di rumah tangga

3. 3 menit Terminasi: Merespon dan


Evaluasi menjawab
pertanyaan

4. 2 menit Penutup Menjawab salam

G. Materi
1. Pengertian PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

2. Tujuan PHBS
Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang
bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu,
mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan
sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di tingkat
masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga
adalah tercapainya rumah tangga yang sehat
3. Indikator PHBS
 Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan
baik itu dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam
penggunaan peralatan yang bersih, steril dan juga aman. Langkah
tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko
bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
 Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6
bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
 Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan
bayi. Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia
1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau
pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini
kasus gizi buruk.
 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan
diri sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis
penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari kuman.
 Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup
sehat.
 Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan
dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk keperluan
pembersihan.
 Memberantas jentik nyamuk
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan
berbagai penyakit.
 Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas
bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
 Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan
masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau
setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat menghindarkan
keluarga dari berbagai masalah kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat. 2016. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Link video pendidikan kesehatan:

https://drive.google.com/file/d/1pU2FQtPN5Yd-L-ITSkVajOn3eWo-
EYRE/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai