Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN

DOSEN MATA KULIAH:


SITI RAFIKA PUTRI S.ST.M.KES

Di susun oleh:
Cintana Nur Aprilia Utami
Firda Silvia
Windy Fahmuzi Tiani
Yanti Septiani
Jl. Hankam Desa.Jogjogan Kecamatan.Cisarua Kabupaten.Bogor

Telp. 0251-8251645 ; Fax.0251-8251650 Email:Akbid_alikhlas@yahoo.co.id

A. Filosofi Asuhan Kehamilan


Filosofi kebidanan adalah falsafah atau keyakinan setiap bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan. Kita percaya bahwa wanita adalah seorang yang kuat dan
cerdas, serta mampu membuat keputusan mereka sendiri tentang kesehatan mereka.
Sedangkan tugas seorang bidan adalah membantu wanita menyelesaikan bermacam
macam tahap kehidupan.
kehamilan, kelahiran dan menopause merupakan kejadian normal dalam
kehidupan, wlaupun hal tersebut adalah suatu hal yang normal, tetapi potensi terjadinya
patologi pada wanita dan bayi tetap ada. Semua individu mempunyai resiko atau
potensial terjadinya patologis. Sebagai bidan pemberi pelayanan mengharapkan bahwa
semua berjalan normal, untuk itu kepuasan dan keselamtan pasien dimaksimalkan.
Kepribadian filosofi kebidanan dapat dilihat dalam Royale Collage Of Midives
(1992) yang berisi tentang nilai dan kepercayaan tentang bidan.
1. Respek terhadap individu dan kehidupannya
2. Respek terhadap wanita dalam proses child birth
3. Kejujuran menggamvarkan kemuliaan dan prinsip moral
4. Kedailan dan kebenaran
5. Perkembangan dapat dari pengalaman hidup dari proses pendidikan
6. Pendidikan kebidanan adalah akar dalam praktik kebidanan.
Keyakinan dan kepercayaan dalam profesi bidan adalah sebagai berikut:
1. Ibu ibu ingin mendapatkan perlakuan yang benar, ibu berharap yang terbaik
bagi dirinya.
2. Profesi kebidanan mempunyai kekuatan atau pengaruh yang alami dalam
pelayanan persalinan bagi reproduksi wanita dan keluarga
3. Harapan kesehatan nasional untuk meningkatkan kualitas salam memberikan
pelayanan yang optimal pada orang tua, ibu dan bayi

A. Lingkup Asuhan Kehamilan


Asuhan kehamilan merupakan bagian dari asuhan kebidanan yang terdiri atas
Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), postnatal care (PNC) dan childbirth
care berdasarkan filosofi kebidanan.

Komponen komponen dalam asuhan kehamilan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Diagnosis dan manajemen dini kehamilan


2. Penilaian dan evaluasi kesejahteraan wanita
3. Penilaian dan evaluasi kesejahteraan janin
4. Pengurangan ketidaknyamanan umum pada ibi hamil
5. Anticipatory guidance dan instruksi
6. Skrinning komplikasi maternal dan fetal

B. Prinsip pokok asuhan kehamilan


Pada dasarnya prinsip prinsip kebidanan akan memberikan batasan yang jelas tentang
asuhan kebidanan. Adapun prinsip pokok asuhan kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis
2. Menggunakan cara cara yang sedrhana, tidak melakukan intervansi tanpa adanaya
indikasi sebelum berpaling ke teknologi
3. Aman, berdasrkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan atau lembaga
(saying ibu)
5. Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman, dan didukung secara emosional
7. Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang
cukup
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan
setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang mereka dapatkan
9. Menghormati praktik-ptaktik adat dan keyakinan agama mereka
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis serta spiritual dan social iibu/ keluarganya
selama masa kelahiran anak
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

C. Sejarah Asuhan Kehamilan


Pada zaman pemerintahan India Belanda, angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB) sangat tinggi dengan penolong persalinan adlah dukun.
Sejak saat itu, pelayanan kebidanan terus berkembang. Pelatihan dan pendidikan
bidan pun terus berkembang sejak tahun 1952 hingga kini. Fasilitas pelayanan
kesehatana juga semakin dikembangkan dengan menyebarkan bidan di seluruh
wilayah tanah air agar pelayanan kebidanan dapat semakin dekat dengan
masyarakat.
Negara-negara dilingkungan ASEAN, Indonesia merupakan Negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi. Hal ini berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perhatian yang bersifat
menyeluruh dan lebih bermutu.
Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan hal-hal berikut:
1. Sebagian besarkematian ibu dan perinatal terjadi saat pertlongan pertama
sangat dibutuhkan
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan
hamil dengan resiko tinggi atau terlambat diketahui
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak,
terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil
4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS)
5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi
6. Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan
kesehatan secara tradisional dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan
modern.
Oleh karena itu, pada tahun 1999, WHO meluncurkan strategi Making
Pregnancy Safer (MPS) yang didukung oleh badan-badan internasional seperti
UNFPA, UNICEF, dan World Bank. Pada dasaranya MPS meminta perhatian
pemerintah dan masyarakat di setiap Negara mengenai hal-hal sebagai
berikut :
1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana
pembangunan nasional dan interansional.
2. Menyusun acuan nasional dan standar pelayann kesehatan maternal dan
neonatal.
3. Mengembangkan system yang menjamin pelaksanaan standar yang telah
disusun.
4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,kb,aborsi
illegal,baik public maupun swasta.
5. Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan
neonatal,serta mengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungan.
6. Memperbaiki sitem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

Safe motherhood sendiri mempunyai empat pilar, untu menurunkan AKI dari
450/100.000 kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 225/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 200, yaitu sebagai berikut:
1. Keluarga berencana.
2. Asuhan antenatal.
3. Persalinan bersih dan aman.
4. Pelayanan obsteri esensial.

Dengan demikian asuhan antenatal menjadi hal yang penting di dalam


meningkatkan status kesehatan nasional diseluruh dunia.

D. Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan.


Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan tidak terlepas dari rangkaian
peran dan tanggung jawab di dalam asuhan kebidanan. Berikut adalah peran dan
tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan menurut pusdiknakes RI(1995):
a. Peran bidan
1. Peran sebagi pelaksana.
2. Peran sebagai pengelola.
3. Peran sebagai pendidik.
4. Peran sebagai peneliti.
b. Tanggung jawab bidan
1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang undangan.
2. Tanggung jawab terhadap pengembangan kompetensi.
3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan catatan kebidanan.
4. Tanggung jawab terhadap keluarga yang dilayani.
5. Tanggung jawab terhadap profesi.
6. Tanggung jawab terhadap masyarakat.

5.
Daftar pustaka
Sunarsih, Tri, dkk. 2015. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan, Salemba,
Jakarta
Kusmiyati, Yuni, dkk. 2015. Perawatan ibu Hamil, Fitramaya, Jogjakarta.
DR. H. Muzakkir, M,Kes. 2018. Dukun dan Bidan Dalam Perspektif
Sosiologi, Makassar
International Confederation of Midwives. International Code of Ethnics for
Midwives. Diperoleh pada 3 maret 2017
Afriko, Joni, 2016. Hukum Kesehatan (teori dan aplikasinya); Mitra Wacana
Media, Jakarta
Cecep Triwibowo, 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Nuha Medika,
Jogjakarta
Buchari Alma, 2014. Guru professional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Alfabata; Bandung

Anda mungkin juga menyukai