REVITALISASI
PEMBINAAN
KETARUNAAN
Disusun oleh
Wahyu Kuncoro
Laode Muhammad Apdy Poto
Winih Wicaksono
Penulis:
Wahyu Kuncoro
Laode Muhammad Apdy Poto
Winih Wicaksono
Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout:
Winih Wicaksono
ISBN: 978-602-5517-68-6
KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.
Direktur SMK
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Setelah mempelajari materi Pembinaan Ketarunaan, pemangku kebijakan
maupun tim PPK di sekolah diharapkan mampu mengkreasi:
1. Kegiatan kesamaptaan di sekolah
2. Tata tertib ketarunaan disekolah
3. Pembetukan OSIS
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pembinaan ketarunaan terdiri dari:
1. Kesamaptaan
2. Tata tertib
3. Pembentukan organisasi OSIS
D. Manfaat
Dengan adanya materi ini, diharapkan memberikan manfaat secara nyata
bagi bagi para stakeholders SMK, dan khususnya bagi peserta didik dalam
bekal sikap, tingkah laku serta percaya diri didalam dunia usaha/ industri
dan masyarakat berkaitan dengan pembentukan karakter bagi lulusan SMK.
A. Ketarunaan
Ketarunaan adalah sistem
pendidikan di beberapa Perguruan
Tinggi, SMA, SMK. Ketarunaan
memiliki arti sebagai sistem
pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip militer yang
bertujuan untuk Membentuk
Karakter. Tentu saja prinsip militer
yang diterapkan bukanlah militer
murni, karena sebagian besar Gambar 1 Ketarunaan di beberapa
lulusan Perguruan Tinggi, SMA, dan Perguruan Tingi, SMA, SMK
SMK ditujukan untuk pegawai di
lingkungan sipil, Perusahaan,
Milliter, dan Dunia Wirausaha.
Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan mengimplementasikan
penguatan karakter khususnya disiplin pada peserta didiknya.
Implementasi penguatan pendidikan karakter khususnya dalam
membentuk sikap disiplin di SMK dapat melalui program kegiatan
ketarunaan yang diadakan pada semester satu, dua atau sampai tingkat
terakhir. Semua kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh
semua peserta didik. Hal ini untuk menunjukkan ke seriusan pihak sekolah
dalam melakukan penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik.
Pelaksanaan ketarunaan bisa melalui model otonom, integrasi,
suplemen, dan kolaborasi. Pelaksanaan yang sering digunakan oleh SMK
yang telah mengimplementasikan ketarunaan adalah model suplemen.
Pelaksanaan ketarunan dilaksanakan pada satu hari dalam seminggu.
Pelatihan dasar ketarunaan tersebut merupakan bentuk implementasi
pendidikan karakter. Program ketarunaan tersebut tersebut dilakukan
karena telah terjadi kemerosotan moral para remaja. Untuk mengatasinya,
sekolah bertanggung jawab, serta jujur dalam mengimplementasikannya.
Sejumlah kegiatan dalam program ketarunaan ini meliputi pelatihan baris
berbaris (PBB), kerohanian, serta pembekalan etika tata krama. Lebih lanjut
para peserta didik dilatih pelatih/guru/instruktur yang sebelumnya sudah
dilatih/mengikuti latihan kemiliteran. Selain itu, dalam beberapa
kesamaptaan, para peserta didik juga mendapatkan pembekalan dari TNI,
POLRI, SAR atau BIN.
B. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan awal sekolah dalam merancang
kegiatan yang akan dilakukan dalam satu tahun ke depan atau tiga/empat
tahun ke depan. Perencanaan dibuat setiap awal tahun ajaran baru. Dalam
perencanaan terdapat materi kegiatan dan jadwal kegiatan, setelah
rancangan yang dibuat disetujui oleh Kepala Sekolah baru bisa dilakukan
langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan. Perencanaan pembinaan
ketarunaan dibuat oleh pembina ketarunaan dan ketua OSIS. Perencanaan
program pembinaan ketarunaan mencangkup maksud, tujuan, dasar
kegiatan dan materi pembinaan ketarunaan. Dalam perencanaan
membahas tentang pendidikan jasmani, akademik, nilai-nilai karakter
bangsa khususnya sikap relijius, sopan-santun dan cinta tanah air.
Perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari
analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan para bawahan, peserta didik, dan masyarakat. Fungsi perencanaan
adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, menentukan tujuan atau
kerangka tindakan untuk mencapai tujuan tertentu (Andang.2014).
Pembuatan perencanaan program pembinaan ketarunaan sangat perlu
sekali, agar mencapai tujuan yang optimal yaitu membentuk nilai-nilai
karakter peserta didik, sehingga program ketarunaan harus direncanakan
sebaik mungkin oleh pihak sekolah agar pelaksanaan dapat lebih
bermakna dan proses pelaksanaan lebih efektif dan efisien
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembinaan ketarunaan berdasarkan pada program
tahunan dan program semester. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
pembinaan ketarunaan maka dibentuk struktur organisasi organisasi yang
disebut dengan struktur OSIS. Struktur organisasi sangatlah penting,
dikarenakan untuk pembagian haruslah tepat dan jelas yang mempunyai
manfaat sebagai pengembangan pemimpin. Sebagai pengemban
pemimpin tertinggi adalah ketua OSIS. Struktur OSIS merupakan suatu
kegiatan mengelompokkan tanggung jawab terhadap masing-masing
fungsi pelaksanaan pembinaan ketarunaan. Apabila dalam struktur
berjalan sesuai fungsi dan tugas yang diberikan maka pelaksanaan
pembinaan ketarunaan akan berjalan dengan lancar dan baik.
Pelaksanaan latihan pembinaan program harus sesuai dengan program
D. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan pembinaan ketarunaan adalah suatu kegiatan
ditujukan untuk mengevaluasi proses program pelaksanaan ketarunaan
dan hasil peserta didik dalam mengikuti pembinaan ketarunaan. Evaluasi
terhadap pelaksanaan ketarunaan dilakukan oleh Kepala Sekolah pada
akhir program Evaluasi dapat dilakukan terhadap proses pelaksanaan dan
hasil kemampuan peserta didik. Evaluasi pada proses pelaksanaan
meliputi kondisi pelaksanaan kegiatan ketarunaan, sedangkan hasil
A. Pengertian Kesamaptaan
Menurut asal katanya kesamaptaan berasal dari kata: Samapta, yang
artinya: siap siaga. Kesemaptaan: kesiapsiagaan. Berdasarkan asal kata
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kesemaptaan merupakan suatu
keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental
maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam, istilah
lainnya adalah “siap siaga dalam segala kondisi”.
Istilah kesamaptaan lebih sering digunakan dalam sistem pembinaan
anggota TNI/ POLRI dalam perspektif bahwa kesamaptaan adalah
kesiapsiagaan terhadap adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG). Sehingga seluruh personil TNI /POLRI wajib memiliki dan
memelihara kesamaptaan. Namun saat ini sikap kesamaptaan bukan saja
milik TNI atau POLRI tetapi telah banyak diadopsi untuk pembinaan peserta
didik di sekolah yang menerapkan model pembinaan ketarunaan. Tujuan
kegiatan tersebut yang diberikan kepada peserta didik adalah untuk
membentuk fisik dan mental peserta didik agar siap menghadapi
tantangan dan tuntutan perusahaan atau institusi ke depan dan juga
meningkatkan kebugaran dari peserta didik sendiri. Pembentukan peserta
didik rata-rata dilakukan secara semi militer karena cara ini dinilai tepat
untuk menghasilkan output karyawan yang memiliki integritas dan daya
juang yang tinggi.
1. Peningkatan kedisiplinan.
Berbagai cara dilakukan oleh penyelenggara samapta untuk
menanamkan nilai-nilai kedisiplinan seperti bangun pagi, senam pagi,
jadwal acara yang tersusun rapi, tepat waktu pada setiap kegiatan dan
lain sebagainya. Peningkatan kedisiplinan akan memberikan dampak
positif pada dunia kerja, dimana peserta didik sebagai calon karyawan
akan sangat menghargai waktu yang dimiliki sehingga akan tercipta
efisiensi kerja pada setiap individu peserta didik.
2. Berkurangnya sikap manja.
Ketika kegiatan peserta didik hanya diberikan waktu sedikit untuk
menghabiskan makanan, waktu yang sebentar untuk mandi, dijemur di
teriknya sinar matahari, sehingga peserta akan menjadi manusia yang
tidak terbiasa menuntut banyak atau menikmati hidup. Hal tersebut
menjadikan peserta didik akan kuat mental dan fisik terhadap kondisi
lingkungan kerja yang akan dihadapi, misalnya saja bos yang
memberikan jumlah pekerjaan yang banyak. Selain itu, pola pikir
peserta didik untuk lebih bersyukur juga lebih terbentuk. Apabila
menemui hambatan atau kemalangan tidak pantang menyerah atau
rendah diri tetapi bersyukur bahwa ada yang lebih tidak beruntung dari
mereka.
3. Semangat juang yang tinggi.
Salah satunya diisi dengan yel-yel di setiap acara selama kegiatan
samapta berlangsung. Berfungsi untuk menghilangkan rasa lelah yang
diderita. Pelatih samapta sering mengecek apakah peserta didik masih
mempunyai semangat dengan memperdengarkan “yel-yel” agar acara
tetap diikuti secara baik dan menghasilkan output yang sesuai dengan
rencana kegiatan samapta. Sama halnya dengan perusahaan atau
institusi, karyawan diharapkan dapat mempertahankan semangat
juang untuk menyelesaikan target kerja, sehingga halangan apapun
yang terjadi di depan nanti tidak akan membuat putus asa atau sikap
menyerah.
B. Kesamaptaan Jasmani
Salah satu bagian kesamaptaan yang wajib dimiliki dan dipelihara oleh
peserta didik yang adalah kesamaptaan jasmani. Kesamaptaan jasmani
merupakan serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang dimiliki oleh
seorang peserta didik yang akan menjadi calon karyawan. Kesamaptaan
jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen penting
dalam kesamaptaan jasmani yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus
f. Lunges
Lunges adalah memindahkan kaki ke
depan, belakang atau ke samping
dengan memindahkan sebagian berat
badan. Berat badan berada pada ke dua
kaki, saat memindahkan kaki bagian
yang menyentuh pertama adalah bola
kaki hampir kearah tumit, pastikan saat
melakukan gerakan ini ada pembebanan
pada gerakan ini ada pembebanan pada
ke d u a t u n g ka i . G e ra ka n i n i b i s a
dilakukan baik dengan lambat maupun
cepat. standar yang diperlukan dalam
Gambar 6 peserta didik
gerakan lunges adalah 1 menit 30 melakukan lunges
gerakan
g. Berenang
Latihan kesamaptaan dengan
berenang dapat dilakukan
dengan gaya berenang apa saja
yang dikuasai. Indikator
keberhasilan latihan berenang
adalah jika dapat berenang
dengan jarak 25 meter dan Gambar 7 peserta didik berenang
dengan waktu paling cepat.
Ragam latihan kesamaptaan lainnya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani, diantaranya senam, bersepeda,
berjalan cepat, dan lari maraton. Latihan kesamaptaan jasmani
berdasarkan ragam di atas merupakan latihan yang bertujuan untuk
melatih endurance pada jantung dan paru-paru. Untuk mencapai tingkat
kesegaran menyeluruh perlu dilakukan latihan kombinasi antara: pull
ups, push ups, sit ups, squat-thrush, shuttle run atau bila memungkinkan
latihan dengan alat dalam bentuk latihan beban. Melalui latihan ini
dapat dihasilkan detak jantung yang berirama normal dengan daya
pompa per menit meningkat, kemudian akan meningkatkan kapasitas
oksigen dari paru-paru yang diangkut, sehingga pada akhirnya
pembentukan sel darah merah akan terpicu dan juga volume darah yang
mengalir kesemua jaringan dan organ tubuh akan meningkat.
Melakukan latihan sebagaimana telah dijelaskan di atas secara teratur
dan benar, serta berlangsung dalam waktu yang lama dapat
memberikan pengaruh terhadap peningkatan level kesamaptaan
jasmani peserta didik. Hal ini akan bermanfaat untuk memperbaiki dan
mempertahankan serta meningkatkan kesamaptaan jasmani dan juga
dapat menimbulkan perubahan (postur) fisik. Oleh sebab itu,
perubahan fisiologis tubuh akan terjadi sebagai dampak dari aktivitas
olahraga secara teratur dan berlangsung lama seperti:
a. Perubahan fisik bersifat temporer (sesaat), yaitu reaksi tubuh setelah
melakukan kegiatan fisik yang cukup berat seperti kenaikan denyut
nadi, meningkatnya suhu tubuh disertai produksi keringat yang lebih
banyak. Namun, perubahan ini hanya sementara sifatnya dan
berangsur akan hilang setelah kegiatan fisik berakhir.
b. Perubahan fisik tetap dapat berupa perubahan pada :
1) Otot rangka, berupa pembesaran otot rangka dan peningkatan
jumlah mioglobin.
2) Sistem jantung dan paru, didapati pembesaran ukuran jantung dan
disertai penurunan denyut jantung dan meningkatkan volume per
menit.
5. Lamanya Latihan
Lamanya waktu latihan sangat tergantung dari instensitas latihan. Jika
intensitas latihan lebih berat, maka waktu latihan dapat lebih pendek
dan sebaliknya jika intensitas latihan lebih ringan/kecil, maka waktu
latihannya lebih lama sehingga diharapkan dengan memperhatikan hal
tersebut maka hasil latihan dapat optimal. Agar bisa mendapatkan
latihan yang bermanfaat bagi kesegaran jasmani, maka waktu latihan
minimal berkisar 15 –25 menit dalam zona latihan (training zone). Bila
intensitas latihan berada pada batas bawah daerah latihan sebaiknya
20 –25 menit. Sebaliknya bila intensitas latihan berada pada batas atas
daerah latihan maka latihan sebaiknya antara 15 –20 menit.
Tahap-tahap latihan diuraikan sebagai berikut:
a. Warm up selama 5 menit;
Menaikan denyut nadi perlahan-lahan sampai training zone.
KARTU
KEMAJUAN PERKEMBANGAN
JASMANI PESERTA DIDIK
LOGO
NAMA SISWA
NIS
Semester
TTD TTD
Kegiatan Standar
Siswa Pelatih
1 2 3 4 5
Lari 6 kali
putaran
dalam
12
menit
Pull 10
up/chining kali/20
kali
dalam 1
menit
Push up 35
kali/30
kali
dalam 1
menit
Shuttle 1
run putaran
dalam 8
detik
Lunges 30
gerakan
dalam 1
menit
Berenang jarak 25
menit
Kemaritiman Berat
Pariwisata Sedang
C. Kesamaptaan Mental
Kesamaptaan mental adalah kesiapsiagaan
seseorang dengan memahami kondisi
mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan)nya, baik
tuntutan dalam diri sendiri maupun luar
dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri
dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat. Peserta
didik dapat dikatakan telah memiliki
kesamaptaan mental, jika mampu
menerima dan berbagi rasa aman, kasih Gambar 8 Peserta Didik tahan mental
sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima
oleh orang lain dalam melakukan berbagai aktivitas. Sebaliknya peserta
didik dapat dikatakan memiliki kesamaptaan mental yang rendah, jika
dalam mengikuti atau melakukan suatu aktivitas merasakan cemas, sedih,
marah, kesal, khawatir, rendah diri, kurang percaya diri, dan lain-lain.
Melalui kesamaptaan mental, diharapkan peserta didik mampu:
1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-
gejala penyakit jiwa (psychose).
2. Menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan.
3. Mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin, sehingga
dapat membawa Saudara kepada kebahagiaan.
4. Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang biasa
terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dalam menghadapi
setiap permasalahan hidup.
D. Lembar kegiatan
Tujuan : Membuat program kesamaptaan di sekolah
Pada kegiatan lembar kegiatan materi kesamaptaan peserta ToT guru
sekolah adalah:
1. Bentuk menjadi 6 kelompok
2. Buatlah “yel yel” sebagai suatu kebanggaan ciri khas dari SMK
bapak/ibu
3. Buatlah perencanan program kesamaptaan yang bisa anda terapkan
disekolah masing-masing sesuai dengan kriteria dari sekolah anda?
4. Demonstrasikan “yel-yel” yang telah dibuat, dan presentasikan
perencaaan program kesamaptaan yang telah kelompok anda buat dan
kelompok lain menanggapinya.
BAB IV
TATA TERTIB KETARUNAAN
A. Pengertian
Tata tertib adalah peraturan yang harus
TA
dipatuhi dan dilaksanakan, apabila dilanggar T
KE A TE
TA RT
mendapatkan sangsi (hukuman). Peraturan RU IB
NA
AN
adalah patokan yang dibuat untuk membatasi
tingkah laku seseorang dalam suatu
lingkup/organisasi tertentu yang jika
dilanggar akan dikenakan hukuman/ sangsi.
Tata tertib sekolah adalah aturan atau
peraturan yang baik dan merupakan hasil
pelaksanaan yang konsisten (taat azas) dari
peraturan yang ada. Tata tertib adalah
kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara
tertulis dan mengikat anggota masyarakat.
Aturan-aturan ketertiban dalam keteraturan Gambar 10 peserta didik
membaca tata tertib
terhadap tata tertib sekolah, meliputi
kewajiban, keharusan dan larangan-larangan.
Tata tertib sekolah sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa
peraturan-peraturan tentang kehidupan sekolah sehari-hari. Tata tertib
sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap
hidup peserta didik, guru dan tenaga kependidikan.
Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau
aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat
berjalan dengan baik jika Guru, peserta didik dan semua warga sekolah
telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya
dukungan dari salah satu warga sekolah akan mengakibatkan kurang
berarti tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.
Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan
kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di
lingkungan sekolah. Pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib
sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan
dapat berlangsung dengan efektif dan efisien
Tata tertib sekolah juga menjadi salah satu unsur kedisiplinan perilaku
peserta didik. Dengan begitu para peserta didik diharapkan mampu
berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh lingkungan
sekolah. Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa tata tertib sekolah
berisi larangan-larangan bagi peserta didik, dimana hal tersebut dapat
mendidik serta membina perilaku peserta didik di sekolah, karena tata
tertib sekolah berisi aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh peserta
5) Test fisik
6) Test akademik
b. Melaksanakan sumpah guru/kode etik guru sesuai dengan Undang-
undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-undang
Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
c. Membangun komitmen antara orang tua, siswa dan guru
Untuk menghasilkan karakter yang baik diwujudkan dengan adanya
kontrak belajar antara orang tua, guru, dan siswa.
Contoh: Orang tua memahami dan mendukung sepenuhnya
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Siswa memahami
t u j u a n p e l a k s a n a a n p e n d i d i ka n ka ra k t e r d a n b e rs e d i a
melaksanakan. Guru memahami dan membimbing siswa dalam
rangka mencapai nilai-nilai karakter kerja serta aturan yang berlaku
DU/DI.
d. Membuat Standar Operational Prosedure (SOP) dalam pelaksanaan
pendidikan karakter
Menghindari terjadinya bullying, tindakan kekerasan, dan
pelanggaran hak anak dibutuhkan SOP yang jelas.
e. Mendesain lingkungan yang mendukung pelaksanaan pendidikan
karakter
Kemampuan sekolah untuk menciptakan kondisi lingkungan yang
mendukung terlaksananya nilai-nilai karakter.
f. Menganalisis dan mendesain kurikulum pelaksanaan pendidikan
D. Lembar kegiatan
Tujuan: Membuat Tata Tertib Peserta Didik
Pada kegiatan lembar kegiatan materi tata tertib peserta ToT guru sekolah
adalah:
1. Bentuk peserta menjadi 6 kelompok
2. Baca dan analisa contoh tata tertib peserta didik yang tersedia di
lempiran 3.
3. Buatlah Tata Tertib Peserta Didik untuk sekolah anda yang disesuaikan
dengan karakteristik sekolah anda
4. Presentasikan perencanaan tata tertib yang telah kelompok anda buat
dan kelompok lain menanggapinya.
BAB V
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
A. Pengertian
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu organisasi peserta didik
tertinggi dan satu-satunya yang berada di ruang lingkup Sekolah
Menengah Kejuruan. Pembentukan OSIS didirikan untuk membantu
kelancaran aktivitas peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan dalam
menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
B. Manfaat
OSIS dibentuk di SMK untuk melatih peserta didik untuk belajar
berorganisasi dan belajar bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing jabatan yang dipegang oleh peserta didik.
Pengalaman ini dibutuhkan sebagai bekal kepada peserta didik sebelum
berkecimpung di dunia usaha industri, misalnya mengkoordinir sesama
teman, junior serta guru/ pembina atau mempertanggungjawab selama
menjabat menjadi OSIS di SMK.
C. Pembentukan organisasi
Secara garis besar, organisasi OSIS terbagi menjadi 3 bagian yang
saling berkoordinasi dalam menjalankan tugasnya, yaitu OSIS inti, OSIS
harian dan OSIS lapangan.
1. OSIS Inti
Ketua OSIS, mempunyai tugas:
a. M e n g k o o r d i n i r p e n y u s u n a n p r o g r a m k e r j a O S I S d a n
melaksanakan selama jabatannya
b. Memimpin rapat OSIS Sekolah Menengah Kejuruan
c. Bertanggung jawab secara moral dan operasional terhadap
terlaksananya program-program kerja maupun seluruh kegiatan
OSIS Sekolah Menengah Kejuruan
d. Mengangkat dan memberhentikan Ketua OSIS yang baru dengan
persetujuan Kepala Sekolah
e. Dalam melaksankan tugas, bertanggung jawab penuh kepada
Kepala Sekolah
Wakil Ketua II
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua OSIS
b. Bertanggung jawab kepada Ketua OSIS atas kelancaran tugas
terhadap seksi-seksi yang berada di bawah koordinasinya
c. Mengkoordinasi jalannya program kerja bersama seksi-seksi
dibawahnya yaitu Seksi Kerohanian, Seksi Kesejahteraan, Seksi
Olahraga, Seksi Kesenian, dan Seksi Kewirausahaan
d. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab OSIS apabila Ketua OSIS
berhalangan
Sekretaris
a. Bertanggung jawab atas kelangsungan administrasi OSIS
b. Menyiapkan dan menyusun kegiatan rapat OSIS
c. Mengurus kelancaran keluar masuknya surat organisasi
d. Membuat laporan pertanggungjawaban kepengurusan OSIS
Bendahara
a. Bendahara bertanggung jawab terhadap kelancaran keuangan
organisasi
b. Mengatur dan merawat inventaris/ harta organisasi OSIS
c. Membuat laporan keuangan OSIS secara berkala (1 bulan
sekali)
2. OSIS Harian
Seksi Kewiraan
a. Menanamkan rasa kedisiplinan dan loyaliatas Almamater pada
setiap diri Peserta Didik
b. Berpatisipasi dalam acara dan kegiatan antara Ketarunaan
c. Membantu dan mengkoordinasikan pelaksanaan peraturan dinas
dalam Sekolah Menengah Kejuruan
d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
OSIS
Seksi Pendidikan
a. Bertanggung jawab terhadap penyebarluasan informasi maupun
pendidikan yang diberikan oleh Sekolah Menengah Kejuruan
melalui bagian administrasi akademik dan ketarunaan
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan dengan mengadakan
kegiatan yang bersifat ilmiah ataupun mengusahakan pengadaan
sarana pendidikan
c. Meningkatkan penertiban dan penyebarluasan kliping/majalah
peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
OSIS
Seksi Keputrian
a. Mengatur kegiatan untuk meningkatkan mental serta jiwa keputrian
b. Mengkoodinir kegiatan/acara yang melibatkan peserta didik
Perempuan.
Seksi Kerohanian
a. Mengatur dan membina kegiatan kerohanian atau keagamaan yang
berlangsung di Sekolah Menengah Kejuruan
b. Menciptakan kerukunan antar umat beragama di Sekolah Menengah
Kejuruan
c. Mengkoordinasikan kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan
d. Menjaga kebersihan dan keindahan tempat-tempat ibadah
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
Seksi Kesejahteraan
a. Mengatur atau mengusahakan perbaikan fasilitas dan perlengkapan
Peserta Didik
b. Menjaga kebersihan kelas, kantor dan lingkungannya
c. Mengkoordinasikan lomba kebersihan antar kelas
d. Mengkoordinasikan kegiatan bakti sosial dan kemasyarakatan
e. Membantu pelaksanaan pengobatan bagi peserta didik yang sakit
f. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
Seksi Olahraga
a. Membina kesehatan mental dan fisik dengan mengatur dan
mengkoodinasikan keolahragaan baik di dalam maupun di luar
sekolah
b. Membantu penyediaan fasilitas dan seragam olah raga
c. Menjaga dan merawat sarana olah raga
d. Memotivasi kegiatan olah raga peserta didik
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
Seksi Kesenian
a. Menyalurkan bakat peserta didik di bidang seni
b. Menyelenggarakan dan mengatur kegiatan-kegiatan sen para
peserta didik baik di luar
maupun di dalam sekolah
c. Mengusahakan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan
kesenian
d. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
Seksi Kewirausahaan
a. Mengkoordinasikan dan mengatur kegiatan kewirausahaan dan
bekerjasama dengan paket keahlian
b. Mengusahakan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan
kewirausahaan
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan kewirausahaan dan koperasi
peserta didik
d. Menjaga dan merawat sarana yang digunakan termasuk koperasi
peserta didik
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
3. OSIS Lapangan
Komandan kompi
Komandan kompi membawahi beberapa komandan pleton dari
berbagai tingkatan dengan tugas :
a. Melaksanakan pembinaan dan pembentukan kedisplinan peserta
didik baik mental maupun fisik di lingkup kompinya
b. Dalam melaksanakan tugas bersama-sama dengan seksi lain dan
komandan pleton
c. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik
4. Piket Harian
Piket Harian dilakukan oleh kakak kelas/senior tertinggi pada
jenjangnya, yang bertanggung jawab atas kelancaraan pembinan
terhadap apa yang menjadi tugasnya
a. Perwira jaga, menjadi koordinator harian semua aktivitas saat hari
itu
b. Bintara jaga, menjadi wakil koordinator harian yang membantu
semua aktivitas kegiatan pada hari itu
c. Piket I, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas I atau kelas X
d. Piket II, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas II atau kelas XI
e. Piket III, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas III atau kelas XII
Tanda Pengenal
Setiap peserta didik/I yang aktif wajib memiliki Kartu Tanda Anggota
Pakaian Dinas
1. Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang memenuhi ketentuan
tertentu yang menjadi standar bagi peserta didik/i dan wajib
dikenakan dalam setiap
kegiatan resmi di sekolah. Pakaian dinas dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Pakaian Dinas Harian (PDH): merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/i sehari-hari dalam mengikut kegiatan resmi sekola.
Ketentuan-ketentuan teknis diatur dalam ketentuan tersendiri
b. Pakaian Dinas Upacara Besar: merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/i pada setiap Upacara Kebesaran. Ketentuan-
ketentuan teknis diatur dalam ketentuan tersendiri
c. Pakaian Dinas lapangan (PDL): merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/I pada saat melakukan kegiatan lapangan/ekstra di
luar kegiatan KBM. Ketentuan-ketentuan teknis diatur dalam
ketentuan tersendiri
d. P a k a i a n D i n a s
Praktek (PDP):
m e r u p a k a n
pakaian peserta
didik pada saat
m e n g i k u t i
Lampiran 2.
SURAT PERNYATAAN
PESERTA DIDIK
1. Menjunjung tinggi Kode Kehormatan peserta didik sebagai Peserta Didik SMK
b. Petunjuk pelaksanaan peraturan tata tertib Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan
c. Selama mengikuti pendidikan harus menjaga keutuhan Buku saku yang sudah dibagikan
5. Bersedia mengundurkan diri dari pendidikan SMK apabila terbukti pengguna narkoba dan obat terlarang
6. Siap menerima sanksi apabila melakukan penyimpangan dari yang telah kami
nyatakan pada surat pernyataan ini
……….,……….20….
Menyetujui
Orang Tua/ wali Calon Peserta Didik
--------------------------- ---------------------------
LOGO SEKOLAH/
KORPS PESERTA DIDIK
INSTANSI PEMBUAT
Kami Peserta Didik Sekolah Tinggi Perikanan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, dengan semangat bahari dalam rangka Pembangunan Nasional,
berjanji:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Setia kepada peraturan dan tata tertib serta menjunjung tinggi nama baik Sekolah
Menengah Kejuruan
3. Setia belajar dan berlatih sekuat tenaga untuk menjadi kader pembangunan
perikanan yang cakap dan tangguh.
4. Setia mengamalkan ilmu dan kecakapan untuk menggali dan menjaga kelestarian
sumberdaya hayati perikanan.
5. Setia berbakti kepada Nusa dan Bangsa untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur.
Pasal 1
(1) Sekolah Mengengah Kejuruan selanjutnya disingkat SMK adalah Pendidikan
Menengahdi lingkup KementerianPendidikan dan Kebudayaan, yang
menyelenggarakan program pendidikan vokasi dibidang pendidikan
(2) Unsur Pimpinan SMK terdiri dari Ketua dan 5 (lima) Wakil Kepala.
(3) Senat SMK adalah merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di
lingkungan SMK.
(4) Pendidik adalah guru yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya mendapat
tugas di SMK.
(5) Tenaga Kependidikan adalah tenaga selain guru yang bertugas di SMK.
(6) Tenaga Pembina Peserta Didik adalah pendidik, tenaga kependidikan dan pihak lain
yang ditugaskan untuk membina Peserta Didik oleh Kepala SMK.
(7) Tenaga Pembina Khusus adalah orang yang ditugaskan secara khusus untuk
membina Peserta Didik sebagai pelatih dibidangnya oleh Kepala SMK.
(8) Peserta Didik adalah peserta didik yang terdaftar dan mengikuti pendidikan
Menengah di SMK,
(9) Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis pada Balai Pengobatan (BP) meliputi dokter,
perawat, asisten apoteker dan analis kesehatan yang bertugas di SMK.
(10) Tenaga Bimbingan dan Konseling (BK) terdiri dari Psikolog dan petugas yang
ditunjuk oleh Kepala SMK
(11) Pembinaan Peserta Didik adalah unit yang berfungsi membantu pelaksanaan dan
pengawasan sistem pembinaan sikap dan kepribadian Peserta Didik SMK secara
berkelanjutan dalam seluruh aspek kehidupan Peserta Didik dan Asrama sesuai
dengan buku SPSKT.
(12) Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan tujuan membantu Peserta Didik
untuk mengembangkan sikap, kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan
hidup dan kerja/belajar yang sedang dijalani secara lebih efektif.
(13) Pamong adalah Pembina Peserta Didik yang ditugaskan oleh Kapala SMK sebagai
pembina angkatan peserta didik
(14) Piket Pembina Peserta Didik (PPT) adalah Pembina Peserta Didik yang sedang
melakasanakan piket pembinaan peserta didik dan asrama sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
(15) Sistem Pembinaan Ketarunaan adalah satu kesatuan yang terintegrasi untuk
mengatur proses pembinaan sikap dan kepribadian Peserta Didik.
(16) Jenjang Pembinaan ketarunaan adalah suatu tahapan dalam pembinaan
berkelanjutan yang ditetapkan bedasarkan tingkat perkembangan Peserta Didik
serta keluasan dan kedalaman bahan pembinaannya.
(17) Program Pembinaan adalah seperangkatrencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pembinaan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembinaan.
BAB II
DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN
Dasar
Pasal 2
Pembinaan ketarunaan berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi
Pasal 3
Pembinaan ketarunaan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan
mutu kehidupan serta martabatnya dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan SMK.
Tujuan
Pasal 4
Pembinaan ketarunaan bertujuan mengembangkan sikap dan kepribadian Peserta Didik,
untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 4,Sasaran
pengembangan sikap dan kepribadian Peserta Didik adalah untuk menumbuhkan:
(1) Kesetiaan terhadapPancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah dan
SMK.
(2) Kemampuan berprestasi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
dirinya dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan/atau bekerja.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMPEROLEH PEMBINAAN
Pasal 6
Setiap Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut :
(1) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pembinaan dengan tidak membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan
ekonominya.
(2) Mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan dalam pemantapan sikap dan kepribadiannya.
Pasal 7
Setiap Peserta Didik berkewajiban untuk :
(1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku.
(2) Menghormatidan menghargai Pendidik, tenaga Kependidikan dan Pembina.
(3) Ikut memelihara sarana, prasarana, kebersihan, keindahan, ketertiban dan
keamanan.
Pasal 8
Pelaksanaan ketentuan sebagimana dimaksud pada pasal 7 diatur oleh Kepala SMK
sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini.
BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 9
Jenis-jenis pembinaan Peserta Didik meliputi :
(1) Pembinaan kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan Peserta Didik melalui
(2) Pembinaan ko-kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, dan/atau latihan sesuai bidang keahliannya untuk
menunjang kegiatan kurikuler
(3) Pembinaan ekstra kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan Peserta Didik
melalui kegiatan, dan/atau latihan sesuai minat dan bakatnya diluar kegiatan
kurikuler.
Pasal 10
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) diatur dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan SMK.
Pasal 11
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) disesuaikan dengan
penyelenggaraan pendidikan SMK.
Pasal 12
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) dan (3) meliputi:
(1) Pembinaan kerohanian.
(2) Pembinaan kedisiplinan.
(3) Pembinaan minat dan bakat (olahraga, seni dan budaya).
(4) Pembinaan organisasi Senat Peserta Didik dan organisasi lain dibawahnya.
(5) Pembinaan kewirausahaan dan kesejahteraan.
(6) Pembinaan kebersihan dan keamanan.
(7) Pembinaan keputrian.
(8) Pembinaan bahasa asing.
(9) Pembinaan kesamaptaan.
Pasal 13
(1) Tenaga Pembina Peserta Didik adalah Guru dantenaga kependidikan yang diangkat
oleh Kepala SMK dengan tugas khusus membina Peserta Didik.
(2) Tenaga Pembina Peserta Didik bertugas menyelenggarakan kegiatan membimbing,
melatih, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis
dalam bidang yang dibina.
(3) Tenaga Pembina Khusus adalah orang yang ditugaskan secara khusus oleh Kepala
SMK untuk membina Peserta Didik sebagai pelatih dibidangnya.
Pasal 14
Setiap tenaga Pembina Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut:
Pasal 15
Setiap tenaga Pembina Peserta Didik berkewajiban untuk:
(1) Membina loyalitas pribadi dan Peserta Didik terhadap ideologi negara Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
(2) Menjunjung tinggi kebudayaan bangsa.
(3) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian.
(4) Meningkatkan kemampuan profesional sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
(5) Menjaga nama baik SMK sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat,
Bangsa dan Negara.
BAB V
PROGRAM PEMBINAAN
Pasal 16
Program pembinaan disusun untuk mewujudkan tujuan pembinaan Peserta Didik
dengan memperhatikan tahap perkembangan Peserta Didik dan kesesuaian dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pembinaan.
Pasal 17
Program pembinaan merupakan bahan kajian untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
satuan pembinaan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pembinaan yang lebih
humanis.
Pasal 18
Program pembinaan kedisiplinan meliputi:
(1) Penanaman Kedisiplinan Dasar Peserta Didik:
a) MenyelenggarakanMasa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
b) Menyelenggarakan LatihanDasar Kedisiplinan (LDK).
(2) Pemantapan Kedisiplinan Peserta Didik:
a) Menyelenggarakan Masa Pembinaan Dasar Kedisiplinan.
b) Melaksanakan pembinaan kedisiplinan berkelanjutan.
(3) Pembinaan Kemantapan kedisiplinan Peserta Didik dilakukan dengan membina
Pasal 19
Program kerohanian meliputi:
(1) Menyelenggarakan ceramah-ceramah tentang budipekerti dan nilai-nilai luhur
bangsa.
(2) Membina pelaksanaan peribadatan sehari-hari.
(3) Membina pelaksanaan kegiatan pendalaman keimanan.
(4) Membina kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan.
Pasal 20
Program pembinaan minat bakat olahraga, seni dan budaya meliputi:
(1) Menyelenggarakan latihan olah raga.
(2) Menyelenggarakan latihan kesenian dan kebudayaan.
(3) Menyelenggarakan Pekan Olah Raga dan Seni Peserta Didik.
(4) Mengikutsertakan Peserta Didik dalam berbagai perlombaan.
Pasal 21
Program pembinaan organisasi Senat Peserta Didik dan organisasi yang berada
dibawahnya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan SMK serta
ditetapkan melalui keputusan Kepala SMK.
Pasal 22
Pendekatan utama dalam program pembinaan meliputi:
(1) Pendekatan informatif yaitu penyelenggaraan pembinan disampaikan melalui
informasi berupa ceramah, , dan/atau bentuk lain.
(2) Pendekatan partisipatif yaitu penyelenggaraan program pembinaan disampaikan
melalui situasi belajar bersama Pembina dan para Peserta Didik belajar satu sama
lain.
(3) Pendekatan eksperensial yaitu penyelenggaraan program pembinaan melibatkan
langsung para Peserta Didik secara aktif dalam situasi dan pengalaman nyata.
Pasal 23
(1) Metode penyelenggaraan pembinaan Ketarunaan dilaksanakan melalui metode
BAB VI
SUMBER DAYA PEMBINAAN
Pasal 24
Sumberdaya pembinaan berasal dari SMK, institusi terkait TNI/POLRI, masyarakat dan
orang tua Peserta Didik.
Pasal 25
Sarana dan prasarana pembinaan meliputi:
a) Asrama, dapur, ruang makan, ruang belajar, ruang rapat serbaguna, ruang rekreasi,
ruang tamu, pekarangan serta kelengkapannya.
b) Ruang laboratorium, workshop, perpustakaan, serta kelengkapannya.
c) Rumah ibadah, gedung pertemuan, gedung perkantoran, lapangan olahraga, ruang
kesenian, kolam renang serta kelengkapannya.
d) Unit Pembinaan Peserta Didik.
e) Unit Balai Pengobatan (BP).
f) Unit Bimbingan dan Konseling (BK)
BAB VII
PENGELOLAAN
Pasal 26
(1) Penanggung jawab tertinggi penyelenggaraan pelaksanaan dan pengawasan dalam
pembinaan ketarunaan adalah Kepala SMK.
(2) Prosedur pembinaan ketarunaan meliputi kegiatan perencanaan, penyelenggaraan
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian yang dilakukan oleh tenaga pembina
dikoordinasikan oleh Wakil Kepala Ketarunaan
(3) Tenaga Pembina berwenang mengambil tindakan administratif terhadap para
Peserta Didik yang berprestasi maupun melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana diatur pada BAGIAN DUA Sistem Pembinaan Sikap dan
Kepribadian Peserta Didik SMK.
BAB VIII
PENILAIAN
Pasal 27
Terhadap kegiatan dan kemajuan pengembangan sikap dan kepribadian Peserta Didik
dilakukan penilaian.
Pasal 28
Secara berkala dan berkelanjutan SMK melakukan penilaian terhadap Sistem Pembinaan
Sikap dan Kepribadian Peserta Didik SMK.
BAGIAN DUA
PERATURAN DISIPLIN PESERTA DIDIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Disiplinan Peserta Didik yang dimaksud dengan:
(1) Kode Etik Peserta Didik adalah norma-norma yang harus dijunjung tinggi oleh
Peserta Didik sebagai landasan tingkah laku yang memiliki nilai kebenaran
berkenaan dengan moral atau akhlak.
(2) Senat Peserta Didik adalah organisasi ketarunaan yang tertinggi di SMK.
(3) Martabat Peserta Didik adalah tingkat harkat/derajat kemuliaan Peserta Didik.
(4) Jiwa Korsa adalah rasa bangga terhadap korps dan selalu berupaya untuk
menjaganya.
(5) Korps Peserta Didik adalah wadah keikutsertaan Peserta Didik SMK dalam usaha
bela Negara.
(6) Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tata
kehidupan Peserta Didik.
(7) Prestasi Peserta Didik adalah tindakan atau perbuatan Peserta Didik yang menonjol
dan positif dalam hal kepribadian, pendidikan, organisasi Peserta Didik, olah
raga, kesenian dan kemasyarakatan.
(8) Penghargaan adalah tindakan yang diberikan kepada Peserta Didik yang dapat
mencapai prestasi.
(9) Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan perbuatan dan/atau sikap Peserta Didik
yang bertentangan dengan Peraturan Disiplin Peserta Didik.
(10) Sanksi disiplin adalah tindakan yang dikenakan terhadap Peserta Didik yang
melakukan pelanggaran disiplin.
(11) Tempat terlarang adalah tempat dimana Peserta Didik sulit untuk melaksanakan
Kode Etik Peserta Didik, kecuali dengan ijin khusus untuk melaksanakan kegiatan
pendidkan
(12) Perintah kedinasan adalah perintah yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.
(13) Buku kondite adalah buku yang berfungsi untuk mencatat prestasi dan pelanggaran
Peserta Didik serta disimpan di dalam saku pakaian dinas Peserta Didik.
(14) Sekoah Menengah Kejuruan adalah tempat kegiatan belajar mengajar civitas
akademika SMK
(15) Civitas akademika adalah satuan yang terdiri atas tenaga pendidik dan TarunaSMK.
(16) Asrama terdiri dari wisma-wisma dan merupakan tempat tinggal Peserta Didik
dengan segala fasilitas penunjangnya.
(17) Dinas Dalam adalah bentuk kegiatan dan kehidupan sehari-hari di sekolah atau
kegiatan rutin yang diatur menurut jadwal yang ditentukan oleh pejabat yang
berwenang.
(18) Perwira jaga peserta didik adalah peserta didik yang diberi tugas sebagai pimpinan
piket harian di SMK.
(19) Bintara jaga peserta didik adalah peserta didik yang diberikan tugas sebagai wakil
pimpinan piket harian di SMK.
(20) Komandan Jaga Peserta Didik adalah peserta didik yang diberi tugas sebagai
penanggung jawab pelaksanaan tugas jaga harian di SMK.
(21) Piket Harian Peserta Didik adalah peserta didik yang diberikan tugas sebagai
penanggung jawab kegiatan harian untuk setiap jenjang dan beberapa tugas
kegiatan terkait.
(22) Petugas Jaga Peserta Didik adalah peserta didik yang diberi tugas untuk menjaga
keamanan sekolah sesuai pembagian waktu jaga yang sudah ditetapkan.
(23) Pakaian Dinas adalah semua pakaian seragam Peserta Didik yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan KepalaSMK.
(24) Pakaian Bebas adalah pakaian selainpakaian dinas yang sesuai dengan ketentuan-
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN DISIPLIN PESERTA DIDIK
Pasal 2
(1) Maksud Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah memberikan pedoman dalam
pembinaan disiplin dan kepribadian Peserta Didik.
(2) Tujuan Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah mengatur dan memperlancar usaha
pembinaan kepada Peserta Didik dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari, baik
di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III
KODE ETIK PESERTA DIDIK
Pasal 3
Kode etik Peserta Didik terdiri dari Janji dan Ketentuan moral sebagaimana tercantum
dalam Janji Setia Panca Bhakti Peserta Didik
BAB IV
HAK, KEWAJIBAN, DANLARANGAN
Hak
Pasal 4
Setiap Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut:
(1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan
mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan
akademik.
(2) Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai
dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
(3) Memanfatkan fasilitas SMK dalam rangka kelancaran proses belajar.
(4) Mendapatkan bimbingan dariguru yang bertanggung jawab atas program studi yang
diikutinya dalam penyelesaian studinya.
(5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
(6) Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
(7) Memanfaatkan sumberdaya SMK melalui perwakilan/ organisasi ketarunaan untuk
mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat, dan tata kehidupan bermasyarakat.
(8) Ikut serta dalam kegiatan organisasi ketarunaan SMK.
(9) Memperoleh pelayanan khusus bilamana menyandang cacat yang diperoleh selama
mengikuti pendidikan di SMK.
Kewajiban
Pasal 5
Setiap Peserta Didik berkewajiban untuk :
(1) Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mentaati semua
ketentuan hukum yang berlaku di Negara KesatuanRepublik Indonesia.
(2) Memiliki sifat hormat kepada Bendera Merah Putih dan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya;
(3) Menjunjung tinggi dan menegakkan kehormatan Peserta Didik dan almamater.
(4) Memiliki jiwa korps.
(5) Memiliki sikap saling menghormati dalam kebebasan menjalankan Ibadah sesuai
dengan Agama dan kepercayaan masing-masing.
(6) Mengembangkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara Peserta Didik
dengan masyarakat lingkungannya.
(7) Mentaati setiap perintah kedinasan yang diberikan kepadanya dan segera
melaporkan hasil penugasannya.
(8) Mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan dengan baik dan bersungguh-sungguh
serta dengan penuh rasa tanggung jawab.
(9) Tinggal di Asrama selama masa pendidikan kecuali ada ketentuan lain.
(10) Memelihara barang-barang inventaris SMK dan menjaga keutuhannya.
(11) Menggunakan alat pengingat waktu (Jam tangan) sebagai simbol kedisiplinan
peserta didik.
(12) Mengembalikan barang-barang pinjaman/hutang pada waktu yang ditetapkan.
(13) Menjaga keamanan dan memelihara kebersihan.
(14) Memahami isi buku SPSKT
(15) Selalu membawa buku Kondite, Kartu Tarun dan Kartu Pelajar.
(16) Berpakaian sesuai ketentuan.
(17) Menyelesaikan Kartu Bebas Peserta Didik (Clearing Card) sebelum mendapatkan
kartu ujian semester.
Larangan
Pasal 6
Setiap Peserta Didik dilarang:
(1) Membocorkan rahasia Negara.
BAB V
TATA KRAMA PESERTA DIDIK
Berdiri, berjalan dan duduk
Pasal 7
(1) Berdiri harus ditempat yang pantas sesuai dengan kehormatan Peserta Didik.
(2) Berdiri dan berjalan harus tegak dengan pandangan lurus kedepan.
(3) Melangkah harus dengan wajar dengan langkah diayun secara serasi.
(4) Apabila berjalan bersama lebih dari satu orang, sesuaikan langkah dan temponya.
(5) Tidak memalingkan muka (menengok) secara berlebihan.
(6) Pada saat berjalan, jangan terlalu banyak berbicara satu sama lain.
Berbicara
Pasal 9
(1) Berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(2) Selama berbicara, perhatikan orang yang diajak berbicara dan ikuti segala
pembicaraan serta jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan sopan.
(3) Memberikan kesempatan bicara kepada orang lain dengan selalu menjaga sikap
yang baik.
(4) Usahakan sikap yang sesuai jika berbicara dengan orang yang duduk atau berdiri.
(5) Harus berbicara sopan dan jangan berbicara kasar kepada siapapun. Apabila
menguap, bersin atau batuk lakukanlah secara sopan dengan menutup hidung atau
mulut.
(6) Berikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
(7) Peserta Didik harus selalu menjaga sikap sempurnakecuali diizinkan.
(8) Berbicara dan chatting menggunakan alat komunikasi disesuaikan dengan lawan
bicara dan diam ditempat (tidak sambil berjalan).
Berkenalan
Pasal 10
(1) Dalam berjabat tangan dengan seseorang, lakukan dengan kesungguhan dan
Bertamu
Pasal 12
(1) Beritahukan terlebih dahulu kepada orang yang akan dikunjungi bahwa Peserta
Didik akan bertamu, kecuali dalam keadaan mendesak.
(2) Hendaklah mengetuk pintu/menekan bel/mengucapkan salam dan memberi
hormat kepada tuan rumah.
(3) Duduklah dengan sikap yang baik dan sopan setelah dipersilahkan oleh tuan rumah.
(4) Selama bertamu, janganlah mendominasi pembicaraan.
(5) Sesuaikan sikap dan pembicaraan dengan situasi dan kondisi tuan rumah.
(6) Selama bertamu tetap bersikap sebagai Peserta Didik.
(7) Waktu yang tepat untuk bertamu harus di perhatikan.
(8) Bila waktu untuk bertamu telah selesai ucapakanlah terima kasih dan salam
sertaberikan hormat kepada tuan rumah.
Memasuki Ruangan
Pasal 13
(1) Setiap Peserta Didik yang berpakaian seragam harus membuka tutup kepalanya
sebelum memasuki dan selama berada dalam suatu ruangan.
(2) Peserta Didik yang hendak masuk ke dalam ruangan pembina perlu
memperhatikan sikap sebagai berikut :
Menerima Tamu
Pasal14
(1) Berikan kesan yang baik dan menyenangkan bagi tamu.
(2) Persilahkan tamu dudukterlebih dahulu.
(3) Usahakanlah untuk mengambil inisiatif memulai pembicaraan.
(4) Usahakanlah agar tamu duduk menghadap ke dalam.
(5) Apabila tidak bisa menerima tamu, usahakanlah untuk menemuinya sebentar dan
memberitahukan bahwa ada sesuatu kepentingan mendesak yang harus
diselesaikan.
(6) Pada saat tamu selesai berkunjung, antarkanlah tamu tersebut sampai ke pintu
ruangan tamu, atau bahkan keluar halaman/sekolah.
Berbelanja
Pasal 15
(1) Berbelanjalah ditempat yang pantas bagi Peserta Didik.
(2) Memasuki toko hanya apabila ada sesuatu yang diperlukan dan jangan membuka
tutup kepala.
(3) Dalam berbelanja, janganlah melakukan penawaran yang bertele-tele.
(4) Janganlah meminta pelayanan yang istimewa.
(5) Usahakanlah untuk tidak membawa barang belanjaan secara berlebihan dan
bawalah barang di tangan kiri selama memungkinkan.
Makan
Pasal 16
(1) Di ruang makan sekolah:
a) Patuh pada peraturan tata tertib makan yang berlaku di sekolah.
b) Pada waktu makan, duduklah dengan tegak, sopan dan teratur.
c) Pergunakan peralatan makan/ minum sebagai mana mestinya.
d) Usahakan jangan menimbulkan bunyi waktu minum maupun saat mengunyah
makanan.
(2) Di rumah keluarga :
a) Duduklah di tempat yang telah di sediakan.
Meminjam
Pasal 17
(1) Usahakan untuk tidak meminjam sesuatu dari orang lain kalau tidak terpaksa.
(2) Hendaklah bertanggung jawab penuh atas barang yang di pinjam.
(3) Usahakanuntuksegeramengembalikan barang pinjaman.
(4) Pada saat mengembalikan barang - barang pinjaman, ucapkan "terima kasih".
(5) Hendaklah tidak meminjam dan meminjamkan barang pinjaman.
Berkendaraan
Pasal 18
(1) Peserta Didik dalam berkendaraan umum(kapal laut,kapal terbang, kereta api,bus,
dan lain-lain) :
a) Harus memiliki karcis yang berlaku.
b) Duduklah di tempat yang di tentukan.
c) Berikanlah tempat duduk kepada orang lebih tua/ lemah atau wanita.
d) Tempatkanlah teman-teman wanita di tempat yang aman.
e) Jangan membuat gaduh dan menggangu penumpang lain.
f) Usahakan menutup muka dengan sapu tangan bila tidur.
g) Patuhilah peraturan yang berlaku.
Menunggu Kendaraan
Pasal 19
(1) Tunggulah kendaraan di tempat yang telah di tentukan.
(2) Tetap menjaga sikap dan martabat sebagai seorang Peserta Didik.
BAB VI
KETERTIBAN SEKOLAH
BAB VII
KETERTIBAN ASRAMA
Tertib Penempatan
Pasal 22
(1) Setiap Peserta Didik Wajib;
a) Menempati Wisma yang telah ditentukan SMK.
b) Menandatangani berita acara hunian sebelum menempati kamar.
(2) Penghuni suatu Wisma memilih seorang Ketua Wisma dan seorang Wakil Ketua
Wisma sebagai penanggung jawab Wisma dan penghuninya untuk masa satu
semester.
(3) Ketua Wisma mengisi berita acara hunian W isma.
Tertib Wisma
Pasal 23
(1) Setiap Peserta Didik Wajib:
a) Memelihara kebersihan dan kerapian kamar tidur, lorong, kamar mandi/ WC,
taman dan kebun lingkungan Wisma.
b) Menyediakan tempat sampah pada setiap kamar dan membuang sampah pada
tempat yang telah di sediakan.
c) Menyimpan/menata dengan rapi peralatan tidur, pakaian, buku-buku dan lain-
lain pada tempat yang layak.
d) Mematikan lampu pada waktu keluar kamar atau sedang tidak diperlukan;
e) Menutup kran air sehingga air tidak terbuang.
f) Memelihara barang inventaris kamar dan Wisma.
g) Menyimpan barang berharga milik pribadi pada tempat yang aman.
Tertib Pakaian
pasal 25
(3) Peserta Didik harus memelihara kebersihan dan ketertiban di ruang tamu.
Tertib Perizinan
Pasal 33
(1) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBM (teori/praktek) atau kegiatan dinas
lainnya harus terlebih dahulu mendapat izin sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
(2) Sesudah jam kerja, permintaan izin seperti disebut dalam ayat (1) dapat diberikan
oleh pembina.
BAB VIII
KETERTIBAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN UJIAN
Tertib Kelas
Pasal 34
(1) Peserta Didik wajib mengikuti KBM sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh SMK.
(2) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBM, harus dapat menunjukkan surat izin
sebagaimana dimaksud pada pasal 34 ayat (1).
(3) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBMsebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib mendapatkan izin dari gurupengajar.
(4) Peserta Didik wajib hadir dikelas sebelum KBM dimulai dan menandatangani daftar
hadir.
(5) Peserta Didik wajib berpakaian dinassesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(6) Peserta Didik wajib menjemput GuruPengajar sebelum KBM dimulai dan
mengantarkan Guru setelah selesai pelajaran.
(7) Peserta Didik wajib menyiapkan sarana dan hal-hal yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan KBM.
(8) Peserta Didik wajib memberikan laporan dan berdo'a sebelum dan sesudah
KBMdilaksanakan, dipimpin oleh seorangpiket kelas.
(9) Peserta Didik wajib menjaga kebersihan kelas dan keutuhan sarana/prasarana yang
ada di dalam kelas.
Tertib Ujian
Pasal 35
(1) Ujian bagi Peserta Didik meliputi PenilaianTengah Semester (PTS) Penilaian Akhir
Semester (PAS).ujian akhir program dan ujian-ujian yang di tetapkan oleh SMK.
(2) Setiap Peserta Didik Wajib:
a) Mengikuti ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini.
b) Menyelesaikan tugas akademik dan administrasi serta kartu bebas Peserta Didik
(clearing card) yang berlaku di SMK sebelum mengikuti ujian.
(3) Apabila peserta didik tidak dapat memenuhi ketentuan pada ayat (2) butir a) karena
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan mempunyai hak untuk mengikuti ujian
susulan.
(4) Selama ujian berlangsung peserta ujian di larang :
a) Bercakap-cakap, berbisik-bisik dengan peserta ujian lainnya.
b) Menengok ke kiri, ke kanan, ke belakang atau hal lain yang dapat dianggap
mengganggu suasana ujian.
c) Membawa buku atau catatan keda!am ruang ujian, kecuali atas izin Gurumata
pelajaran yang di ujikan.
d) Pinjam meminjam peralatan tulis-menulis dan peralatan yang lain, selamaujian
berlangsung.
e) Menerima/memberi bantuan dari/ke peserta ujian lain, dalam menyelesaikan
soal ujian.
f) Menyontek, membuka buku atau catatan.
g) Keluar ruangan ujian selama ujian sedang berlangsung.
(5) Ketentuan lain yang belum tercantum dalam pasal ini akan di atur lebih lanjut oleh
SMK.
BAB IX
KETERTIBAN PRAKTEK DI DALAM SEKOLAH
BAB X
KETERTIBAN PRAKTEK LUAR SEKOLAH
Pasal 37
(1) Peserta Didik Wajib:
a) Menyelesaikan tugas akademik dan administrasi yang berlaku di SMK sebelum
mengikuti praktek.
b) Menyelesaikan syarat-syarat administrasi dengan pihak-pihak terkait di tempat
praktek.
c) Melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan oleh SMK.
d) Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan di lokasi praktek
e) Menghargai dan menghormati norma-norma sosial setempat.
f) Memberikan contoh yang baik kepada lingkungan masyarakat sekitarnya.
g) Memegang teguh kode etik dan tata krama peserta didik.
h) Menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan tempat tinggalnya.
(2) Peserta Didik dilarang:
a) Meninggalkan lokasi praktek sebelum selesai pelaksanaan praktek.
b) Melakukan tindakan yang dapat menimbulkan ketidaksenangan masyarakat
setempat.
(3) Praktek diluar sekolah yang dilakukan dalam bentuk kelompok diberlakukan
ketentuan Dinas Dalam dengan jadwal yang ditentukan oleh Guru.
Magang
Pasal 38
(1) Pada libur akhir semester Peserta Didik dapat melakukan kegiatan magang di instansi
pemerintah/perusahaan-perusahaan yang terkait dengan bidang studinya.
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan magang sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Peserta
BAB XI
TERTIB DI PERPUSTAKAAN
Pasal39
(1) Peserta Didik wajib:
a) Memiliki kartu anggota perpustakaan.
b) Menunjukkan kartu anggota pada saat menggunakan fasilitas perpustakaan.
c) Mengembalikan fasilitas/buku perpustakaan yang dipinjam tepat pada
waktunya.
d) Mengganti fasitas/buku milik perpustakaan yang dipinjam apabila terjadi
kerusakan atau hilang.
e) Memakai pakaian dinas apabila mengujungi perpustakaan.
(2) Peserta Didik dilarang:
a) Menggunakan kartu anggota orang lain.
b) Merusak fasilitas/buku milik perpustakaan.
c) Membuat gaduh di ruang baca perpustakaan.
BAB XII
PENILAIAN KONDITE TARUNAPEDOMAN PENILAIAN
Pasal 40
(1) Setiap prestasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh Peserta Didik akan di nilai
sesuai jenis dan bobotnya.
(2) Setiap prestasi akan mendapat penghargaan dari SMK.
(3) Setiap pelanggaran akan mendapat sanksi dari SMK.
Pasal 41
(1) Prestasi yang di capai kedua kalinya atau lebih akan di berikan penghargaan
setingkat lebih tinggi dari penilaian yang seharusnya.
(2) Pelanggaran yang di lakukan ke dua kalinya atau lebih akan di berikan sanksi
setingkat lebih tinggi dari penilaian yang seharusnya.
Prestasi
Pasal 42
(1) Prestasi di golongkan sebagai Prestasi Umum dan Prestasi Khusus
(2) Prestasi umum mencakup semua prestasi di luar prestasi khusus.
(3) Prestasi Khusus meliputi prestasi yang terkait dengan kegiatan akademis.
kabupaten/ kotamadya.
e) Nilai plus 6: sebagai Ketua Senat Peserta Didik SMK.
f) Nilai plus5: duduk dalam suatu kepengurusan Senat Peserta Didik SMK.
(4) Prestasi umum cukup, dengan nilai sebesar-besarnya plus 4 dan sekecil-kecilnya
plus 1, adalah:
a) Nilai plus4: menjadi juara dalam suatu kejuaraan kegiatan non-akademis di
tingkat lokal.
b) Nilai plus3: adalah apabila :
Sebagai ketua/ koordinator dalam kepengurusan kegiatan yang berada dibawah
naungan organisasi senat Peserta Didik dan/atau kegiatan ekstra dan ko-
kurikuler.
Menjadi peserta dalam suatu kejuaraan kegiatan non-akademis di tingkat lokal.
c) Nilai plus2: adalah apabila:
Menjadi ketua kelas, ketua wisma, atau ketua panitia.
Aktif dalam kegiatan positif yang tidak terprogram oleh SMK.
d) Nilai plus1: adalah apabila:
Juara perlombaan antar Peserta Didik yang diselenggarakan oleh sekolah,
Jurusan, Program Studi atau Senat Peserta Didik.
Aktif dalam kegiatan positif yang terpogram oleh SMK.
(3) Pelanggaran sangat berat dan berat sebagaimana di maksud pada ayat 1 tidak
mengacu pada kisaran bobot penilaian sebagaimana di maksud pada ayat 2.
Penilaian Pelanggaran
Pasal 47
(1) Pelanggaran sangat berat di berikan sanksi di keluarkan dari Sekolah Menengah
Kejuruan yang barakibat pada pencopotan status sebagai Peserta Didik SMK.
Pelanggaran sangat berat mencakup:
a) Membocorkan hal-hal yang bersifat rahasia negara.
b) Merencanakan dan/ atau melakukan kegiatan makar.
c) Mencemarkan nama baik SMK.
d) Menentang/melawan pimpinanSMK, Pembina Peserta Didik, pendidik dan
tenaga kependidikan
e) Tindakan plagiat.
f) Tidak mengikuti kegiatan KBM dan/ atau praktek selama 6 hari bertuirut-turut
tanpa alasan yang dapat di pertanggung jawabkan.
g) Tidak mengikuti penialain akhir smester atauujian negara tanpa alasan yang
dapat di pertanggung jawabkan.
h) Tidak jujur dalam mengikuti ujian.
i) Menyebabkan dan/ atau memperolehbocoran soal ujian semester.
j) Dengan sengaja merusak sarana,prasarana dan/ataufasilitasSMK.
k) Melakukan atau terlibat tindakan kriminal(mencuri, merampok atau
mengambilyang bukan haknya).
l) Melakukan perbuatan amoral/asusila.
m) Melakukan penganiayaan (kekerasan fisik)
n) Menikah, hamil.
o) Menyalahgunakan narkotika/ obat terlarang.
p) Memfitnah, menghasut, memberi keterangan palsu, berdusta.
q) Meninggalkan sekolah tanpa izin selama 6(enam) hari atau lebih secara
berturut-turut.
(2) Pelanggaran berat dapat diberikan sanksi setinggi-tingginya dikeluarkan dari
Sekolah MenengahKejuruan yang berakibat pada pencopotan status sebagai
Peserta Didik SMK, dan seringan-ringannya skorsing/pencabutan sementara
status sebagai Peserta Didik selama satu tahun.Pelanggaran berat meliputi :
a) Tidak mengikuti penilaian akhir semester untuk lebih dari sepertiga jumlah mata
ujian tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan,
b) Tidak mengikuti kegiatan KBM dan/atau praktek selama 5 hari berturut turut
tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c) Tidak melaksanakan dan menyelesaikan tugas akademik program studi sesuai
dengan ketetapan.
d) Melakukan kegiatan praktektidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
e) Berkelahi.
Merusak barang inventaris SMK pada saat sedang dalam tugas baik untuk
kegiatan akademis maupun non akademis.
b) Nilai minus 4:pelanggaran terhadap peraturan Dinas Dalam.
c) Nilai minus 3: melanggar peraturan Tata Krama Peserta Didik dan ketertiban
sekolah.
d) Nilai minus 2:satu kali tidak mengikuti kegiatan sekolah atau non akademis
lainnya.
e) Nilai minus 1:tidak melapor ke administrasi sekolah jika Buku Kondite sudah
penuh atau habis.
(5) Pemberian Surat Peringatan (SP) pada Peserta Didik bilamelakukan pelanggaran
dan atau Nilai Kondite Peserta Didik (Nk) pada semester yang berlangsung
mencapai nilai sebagai berikut:
a) Nilai minus 5 maka yang bersangkutan akan dberikan Surat Peringatan Pertama
(SP1) dari Pembinaan Ketarunaan.
b) Nilai minus 10 dan atau pernah mendapatkan SP1 maka yang bersangkutan akan
diberikan Surat Peringatan Kedua (SP2) dari Wakil Kepala.
c) Nilai minus 15dan atau pernah mendapatkan SP2, maka yang bersangkutan akan
diberikan Surat Peringatan ketiga (SP3) dari Ketua SMK.
(6) Blla Nilai Kondite Peserta Didik (Nk) pada semester yang berlangsung mencapai
minus 20 atau lebih, maka yang bersangkutan di klasifikasikan telah melakukan
pelanggaran berat dan dapat dikenakan sanksi sebagaimana di atur dalam ayat (2)
pasal ini.
Sanksi Tambahan
Pasal 48
(1) Sanksi tambahan di berikan terhadap pelanggaran yang termasuk dalam kelompok
pelanggaran sedang dan ringan.
(2) Sanksi tambahan sebagaimana di maksud ayat (1) pasal ini dapat berupa :
a) Tidak boleh pesiar atau keluar sekolahmaksimum selama satu bulan :
b) Melaksanakan kerja bakti maksimum satu minggu.
c) Mengganti sarana, prasarana, fasilitas yang di rusakkan atau di hilangkan;
d) Melaksanakan suatu tugas khusus.
e) Melaksanakan tugas dinas dalam maksimum satu minggu;
f) Dicukur gundul bagi peserta didik (kecuali senat peserta didik)
(3) Pelanggaran yang berkenaan dengan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
baik yang utama dan/ atau penunjang akan di kenakan sanksi penggantian sesuai
spesifikasi sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan tersebut atau denda
penggantian sesuai dengan nilai sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan yang
berlaku.
1. 06.40-07.00
2. 07.00-07.45
3. 08.00-12.00
4. 12.30-13.30
5. 14.00-15.00
Catatan :
1. Hari Jum'at, pukul 11.30-13.00 Sholat Jum'at (bagi yang non muslim dapat menyesuaikan)
2. Kegiatan lain, pelaksanaannya akan diatur kemudian
(4) Sanksi masal untuk pelanggaran ringan sampai sedang diberikan apabila sebagai
berikut :
a. Suatu pelanggaran yang melibatkan lebih dari 5 Peserta Didik.
b. Suatu pelanggaran sejenis yang telah terjadi lebih dari 3 kali dan telah diberikan
peringatan sebelumnya.
c. Sanksi masal dalam pelaksanaannya harus seijin Pembina Ketarunaan dan Wakil
kepala
(5) Sanksi masal dapat berupa sanksi fisik atau non fisik, yaitu:
a. Sanksi fisik :
Lari lapangan upacara maksimal 15 putaran
Pus-up maksimal 50 kali
Sit-up maksimal 50 kali
Merayap sejauh kurang lebih 50 meter
Wajib diawasi langsung oleh Pembina yang bersangkutan
b. Bentuk sanksi non fisik ditetapkan oleh Pembina, diantaranya dapat berupa
kebersihan lingkungan dan atau bentuk lainnya (kondite)
BAB XIII
ADMINISTRASIPRESTASIDANPELANGGARAN
Peserta Didik saat mengetahui prestasi atau pelanggaran dilakukan oleh Peserta
Didik.
(2) Kewenangan pencatatan nilai prestasi atau pelanggaran pada buku Kondite Peserta
Didik adalah tenaga Pembina yang disesuaikan dengan bukti dan merujuk pada
ketentuan yang ada.
(3) Pemberian penghargaan prestasi luar biasa, sanksi berat dan sangat berat hanya
dapat diberikan oleh KepalaSMK dengan pertimbangan Unsur Pimpinanmelalui
rapat yang minimal dihadiri oleh unsur; Unit Pembinaan Peserta Didik, Program
Keahlian, Paket Keahlian, Administrasi Akademik, Wakil Kepala Sekolah, Bimbingan
dan Konseling (BK), serta dokter Balai Pengobatan (BP) apabila menyangkut peserta
didik sakit
(4) Bila dipandang perlu, SMK dapat menghadirkan Peserta Didik atau senat Peserta
Didik untuk memberikan informasi terkait sebelum membuat keputusan tentang
bentuk penghargaan atau sanksi.
Nk = Npr – Npl
Nk : Nilai KonditeTaruna
Npr : Nilai Prestasi
Npl : Nilai Pelanggaran
(2) Kategori Nilai Kedisiplinan Peserta Didik :
a) Baik Sekali (A) : ≥11
b) Baik (B) : 0 s/d 10
c) Cukup (C) : -1 s/d -19
d) Kurang (D) : ≥-20
(3) Rumus evaluasi keidsiplinan Peserta Didik ini tidak berlaku bagi pelanggaran
sangat berat dan berat.
Penetuan Keberhasilan
Pasal 52
(1) Penilaian kedisiplinan Peserta Didik dilakukan secara periodik dua kali dalam satu
semester, yaitu pertengahan dan akhir semester.
(2) Hasil penilaian pertengahan semester sebagai bahan umpan balik pembinaan lebih
lanjut.
(3) Hasil penilaian akhir semester sebagai bahan penentuan keikutsertaan Peserta
Didik dalam pendidikan di SMK.
(4) Untuk dapat mengikuti pendidikan di SMK, nilai minimal kedisiplinan seorang
Peserta Didik adalah Cukup (C).
Nama/Nrp/NIS : …………………………........................................................
Tingkat/Program Studi : …………………………........................................................
Hari/Tanggal : …………………………........................................................
Alasan/Keperluan : …………………………........................................................
Persetujuan dari : …………………………........................................................
Tempat, ……………………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan/ Ka. Program Studi
(………………………….)
Tempat, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Menyetujui,
Ketua Jurusan/Prodi.............. .... Pembina Ketarunaan
(…………………………) (…………………………)
Wakil Kurikulum
(…………………………)
Catatan
- Untuk perijinan tanpa menginap dapat dilakukan oleh Piket Pembina Peserta Didik
(PPT)
- Jika untuk perijinan menginap maka perlu persetujuan dari Pembina Ketarunaan dan
diketahui oleh Wakil Kurikulum
- Persetujuan Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi diperlukan apabila yang
bersangkutan tidak mengikuti kegiatan akademik.
Tempat, ………………………
Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Ketarunaan,
(..................................................)
Lampiran 6.
SURAT PERINGATAN
Nomor: …………………………………….
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menegakkan disiplin pembinaan sikap dan
keperibadian para peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Bahwa saudara ..................... Nrp. ................... Peserta Didik Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Semester ....Tahun Akademik
................... Paket Keahlian .............................. telah melakukan
pelanggaran yaitu ....................................................... sampai
Keputusan ini di tandatangani;
c. Bahwa peserta didik tersebut dalam butir b, telah melakukan
pelanggaran terhadap Peraturan dengan kriteria pelanggaran
dengan akumulasi nilai kondite.............................. terhadap
Peraturan Disiplin Peserta Didik yang berlaku di Sekolah
Menengah Kejuruan.
Menginggat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.
3.
4.
5.
6.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Nomor
:......................., tentang Sistem Pembinaan Sikap dan Keperibadian
Peserta Didik Sekolah Menenga Kejuruan;
2. Berita acara kronologis kejadian dari Pembina ketarunaan dan
kependidikan.
DIPERINGATKAN
Menetapkan :
Pertama : Saudara ……………... Nrp. …………….. Peserta Didik Sekolah Menengah
Kejuruan ( SMK ) Semester … Tahun Akademik ………………… Paket
Keahlian …………………. 1) Diperingatkan I 2) Diperingatkan II 3)
Diperingatkan III untuk tidak melakukan kesalahan yang sama
seperti pada poin b, dan bila mengulangi kasalahan yang sama maka
akan berakibat terhadap pencabutan setatus sebagai peserta didik
atau dikeluarkan dan sekurang-kurangnya dapat ditunda masa
pendidikannya;
Kedua : Dengan telah ditanda tanganinya Peringatan ini, maka segala
prilaku Peserta Didik ………… Nrp. ………. adalah dalam pengawasan
para Pembina kedisiplinan peserta didik dan kependidikan
Sekolah Menengah Kejuruan;
Ketiga : Peringatan ini berlaku mulai ditetapkan, dengan ketentuan segala
sesuatu akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam peringatan ini.
Ditetapkan di : ......................
Pada tanggal :.......................
Catatan:
Peringatan I ditandatangani oleh Pembina Ketarunaan (Jika akumulasi Kondite sampai
dengan minus 5)
Peringatan II ditandatangani oleh Wakil Kurikulum (Jika akumulasi kondite sampai
dengan minus 10 dan atau pernah mendapatkan SP1)
Peringatan III ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Jika akumulasi kondite sampai dengan
minus 15 dan atau pernah mendapatkan SP2)