Anda di halaman 1dari 86

03 BUKU SERIAL

REVITALISASI

PEMBINAAN
KETARUNAAN
Disusun oleh
Wahyu Kuncoro
Laode Muhammad Apdy Poto
Winih Wicaksono

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Pengarah:
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.
Direktur SMK
Mochamad Widiyanto, S.Pd., M.T
Koordinator Bidang Penilaian
Drs. Haryono, M.M
Koordinator Bidang Peserta Didik
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Koordinator Bidang Sarana dan Prasarana
Dr. Abdul Haris, M.Si
Koordinator Bidang Tata Kelola
Chrismi Widjajanti, S.E., M.B.A
Koordinator Bidang Program dan Evaluasi
Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A
Kasubbag Tata Usaha

Penulis:
Wahyu Kuncoro
Laode Muhammad Apdy Poto
Winih Wicaksono

Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout:
Winih Wicaksono

ISBN: 978-602-5517-68-6

© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari Direktorat
BUKU SERIAL REVITALISASI
02. PEMBINAAN KETARUNAAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
PEMBINAAN
KETARUNAAN

KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.

Direktur SMK

Dr. Ir. M. Bakrun, M.M.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 iii
PEMBINAAN
KETARUNAAN

KATA PENGANTAR iii


DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 2
D. Manfaat 2

BAB II PEMBINAAN KETARUNAAN 3


A. Ketarunaan 3
B. Perencanaan 3
C. Pelaksanaan 4
D. Evaluasi 5

BAB III KESAMAPTAAN 7


A. Pengertian Kesamaptaan 7
B. Kesamaptaan Jasmani 8
C. Kesamaptaan Mental 20
D. Lembar kegiatan 23

BAB IV TATA TERTIB KETARUNAAN 24


A. Pengertian 24
B. Tujuan 25
C. Pelaksanaan tata tertib di sekolah 27
D. Lembar kegiatan 29

BAB V ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) 30


A. Pengertian 30
B. Manfaat 30
C. Pembentukan organisasi 30
D. Lembar kegiatan 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN 38

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
iv 2020
PEMBINAAN
KETARUNAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Materi


Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat
ini memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan tersebut
meliputi beberapa aspek seperti politik, sosial, budaya. Kemajuan zaman
tidak seharusnya selalu menimbulkan dampak negatif. Salah satu dampak
dari kemajuan zaman yang terlihat sangat jelas adalah menurunnya
kedisplinan khususnya di kalangan genarasi muda. Sementara itu,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini tidak lepas dari
peran pendidikan yang merupakan bagian hakiki dari kehidupan
masyarakat. (Febriyanti, 2015).
Pendidikan merupakan salah satu keharusan dalam kebutuhan yang
sangat penting bagi setiap individu, didalam pendidikan proses belajar
mengajar dan proses pembelajaran merupakan inti pendidikan yang
didalamnya melibatkan guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
pembelajar. Nana Sudjana (1988) mengatakan bahwa, belajar merupakan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang ada dalam diri
seseorang, perubahan sebagai hasil, dan belajar dapat ditunjukkan dalam
bentuk seperti perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan tingkah
laku.
Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebut tujuan
pendidikan nasional adalah: "Untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Pendidikan yang ada di negara Indonesia merupakan upaya dari
pemerintah untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia yang bermutu dan
berkualitas serta membentuk karakter warga negara. Pendidikan tidak
hanya memberikan pengetahuan yang paling mutakhir, namun juga harus
mampu membentuk karakter kuat setiap peserta didik sehingga mampu
mengembangkan potensi diri dan menemukan tujuan hidup dalam hal
pembentukan karakter kewarganegaraan (Civic Disposition).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen
yang sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin peserta didik.
Perilaku peserta didik terbentukdan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri
bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk
dan mempengaruhi perilaku peserta didik. Di sekolah seorang peserta

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 1
PEMBINAAN
KETARUNAAN

didik berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya.


Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru tentu menjadi hal-hal yang
dijadikan acuan oleh peserta didik. Mereka melihat dan mendengar apa
saja yang dikatakan dan mereka anggap baiksemua yang diajarkan oleh
guru seringkali lebih besar pengaruhnya daripada apayang dikatakan atau
diajarkan orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut merupakan bagian dari pembelajaran peserta didik di sekolah.
Komponen penting lainnya selain sekolah yaitu tata tertib dan guru,
dimana guru mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter
terutama karakter disiplin peserta didik.
Perubahan sikap dan tingkah laku pada peserta didik merupakan hal
yang akan berguna bagi dirinya yang akan berkecimpung di dunia usaha/
industri dan masyarakat. Perubahan sikap dan tingkah laku yang
diharapkan pada peserta didik akan tertuang didalam materi Pembinaan
Ketarunaan. Untuk Pembinaan Ketarunaan ini sendiri terdiri dari
kesamaptaan, tata tertib peserta didik dan pembentukan OSIS.

B. Tujuan
Setelah mempelajari materi Pembinaan Ketarunaan, pemangku kebijakan
maupun tim PPK di sekolah diharapkan mampu mengkreasi:
1. Kegiatan kesamaptaan di sekolah
2. Tata tertib ketarunaan disekolah
3. Pembetukan OSIS

C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pembinaan ketarunaan terdiri dari:
1. Kesamaptaan
2. Tata tertib
3. Pembentukan organisasi OSIS

D. Manfaat
Dengan adanya materi ini, diharapkan memberikan manfaat secara nyata
bagi bagi para stakeholders SMK, dan khususnya bagi peserta didik dalam
bekal sikap, tingkah laku serta percaya diri didalam dunia usaha/ industri
dan masyarakat berkaitan dengan pembentukan karakter bagi lulusan SMK.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2 2020
BAB II
PEMBINAAN KETARUNAAN

A. Ketarunaan
Ketarunaan adalah sistem
pendidikan di beberapa Perguruan
Tinggi, SMA, SMK. Ketarunaan
memiliki arti sebagai sistem
pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip militer yang
bertujuan untuk Membentuk
Karakter. Tentu saja prinsip militer
yang diterapkan bukanlah militer
murni, karena sebagian besar Gambar 1 Ketarunaan di beberapa
lulusan Perguruan Tinggi, SMA, dan Perguruan Tingi, SMA, SMK
SMK ditujukan untuk pegawai di
lingkungan sipil, Perusahaan,
Milliter, dan Dunia Wirausaha.
Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan mengimplementasikan
penguatan karakter khususnya disiplin pada peserta didiknya.
Implementasi penguatan pendidikan karakter khususnya dalam
membentuk sikap disiplin di SMK dapat melalui program kegiatan
ketarunaan yang diadakan pada semester satu, dua atau sampai tingkat
terakhir. Semua kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh
semua peserta didik. Hal ini untuk menunjukkan ke seriusan pihak sekolah
dalam melakukan penguatan pendidikan karakter kepada peserta didik.
Pelaksanaan ketarunaan bisa melalui model otonom, integrasi,
suplemen, dan kolaborasi. Pelaksanaan yang sering digunakan oleh SMK
yang telah mengimplementasikan ketarunaan adalah model suplemen.
Pelaksanaan ketarunan dilaksanakan pada satu hari dalam seminggu.
Pelatihan dasar ketarunaan tersebut merupakan bentuk implementasi
pendidikan karakter. Program ketarunaan tersebut tersebut dilakukan
karena telah terjadi kemerosotan moral para remaja. Untuk mengatasinya,
sekolah bertanggung jawab, serta jujur dalam mengimplementasikannya.
Sejumlah kegiatan dalam program ketarunaan ini meliputi pelatihan baris
berbaris (PBB), kerohanian, serta pembekalan etika tata krama. Lebih lanjut
para peserta didik dilatih pelatih/guru/instruktur yang sebelumnya sudah
dilatih/mengikuti latihan kemiliteran. Selain itu, dalam beberapa
kesamaptaan, para peserta didik juga mendapatkan pembekalan dari TNI,
POLRI, SAR atau BIN.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 3
PEMBINAAN
KETARUNAAN

B. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan awal sekolah dalam merancang
kegiatan yang akan dilakukan dalam satu tahun ke depan atau tiga/empat
tahun ke depan. Perencanaan dibuat setiap awal tahun ajaran baru. Dalam
perencanaan terdapat materi kegiatan dan jadwal kegiatan, setelah
rancangan yang dibuat disetujui oleh Kepala Sekolah baru bisa dilakukan
langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan. Perencanaan pembinaan
ketarunaan dibuat oleh pembina ketarunaan dan ketua OSIS. Perencanaan
program pembinaan ketarunaan mencangkup maksud, tujuan, dasar
kegiatan dan materi pembinaan ketarunaan. Dalam perencanaan
membahas tentang pendidikan jasmani, akademik, nilai-nilai karakter
bangsa khususnya sikap relijius, sopan-santun dan cinta tanah air.
Perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari
analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan para bawahan, peserta didik, dan masyarakat. Fungsi perencanaan
adalah sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, menentukan tujuan atau
kerangka tindakan untuk mencapai tujuan tertentu (Andang.2014).
Pembuatan perencanaan program pembinaan ketarunaan sangat perlu
sekali, agar mencapai tujuan yang optimal yaitu membentuk nilai-nilai
karakter peserta didik, sehingga program ketarunaan harus direncanakan
sebaik mungkin oleh pihak sekolah agar pelaksanaan dapat lebih
bermakna dan proses pelaksanaan lebih efektif dan efisien

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembinaan ketarunaan berdasarkan pada program
tahunan dan program semester. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
pembinaan ketarunaan maka dibentuk struktur organisasi organisasi yang
disebut dengan struktur OSIS. Struktur organisasi sangatlah penting,
dikarenakan untuk pembagian haruslah tepat dan jelas yang mempunyai
manfaat sebagai pengembangan pemimpin. Sebagai pengemban
pemimpin tertinggi adalah ketua OSIS. Struktur OSIS merupakan suatu
kegiatan mengelompokkan tanggung jawab terhadap masing-masing
fungsi pelaksanaan pembinaan ketarunaan. Apabila dalam struktur
berjalan sesuai fungsi dan tugas yang diberikan maka pelaksanaan
pembinaan ketarunaan akan berjalan dengan lancar dan baik.
Pelaksanaan latihan pembinaan program harus sesuai dengan program

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
4 2020
semester/ tahunan. Materi yang diberikan pada peserta didik berupa
pendidikan jasmani dan mental yang bertujuan memperkuat jasmani dan
memperkuat mental peserta didik dalam persiapan menjalani kehidupan
setelah lepas dari dunia pendidikan SMK yaitu di dunia usaha industri.
Pelaksanaan pembinaan ketarunaan merupakan salah satu strategi
dalam membentuk nilai-nilai karakter peserta didik. Pelaksanaan
pembinaan ketarunaan untuk mempersiapkan dan pembiasaan peserta
didik untuk memenuhi standar dunia usaha/industri yaitu :
1. Pembinaan fisik
2. Pembinaan mental
3. Kedisiplinan serta tanggung jawab
4. Pendewasaan peserta didik dalam berpikir
5. Bersikap dan bertindak
6. Menciptakan rasa cinta tanah air dan jiwa patriotisme
7. Membentuk peserta didik yang mempunyai daya saing kuat
8. Pembentukan sumber daya manusia yang lebih baik dan berkarakter

Metode yang dapat diterapkan dalam pembinaan ketarunaan di SMK dapat


meliputi :
1. Instruktif
2. Edukatif
3. Persuasif
4. Pemberian penghargaan
5. Pemberian sangsi
6. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan menerapkan minimal metode tersebut diharapkan peserta didik


termotivasi dalam mengikuti pelaksanaan pembinaan peserta didik dan
tidak merasa tertekan atau terpaksa.

D. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan pembinaan ketarunaan adalah suatu kegiatan
ditujukan untuk mengevaluasi proses program pelaksanaan ketarunaan
dan hasil peserta didik dalam mengikuti pembinaan ketarunaan. Evaluasi
terhadap pelaksanaan ketarunaan dilakukan oleh Kepala Sekolah pada
akhir program Evaluasi dapat dilakukan terhadap proses pelaksanaan dan
hasil kemampuan peserta didik. Evaluasi pada proses pelaksanaan
meliputi kondisi pelaksanaan kegiatan ketarunaan, sedangkan hasil

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 5
PEMBINAAN
KETARUNAAN

kemampuan peserta didik bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkah


laku yang mencerminkan nilai-nilai karakter.
Evaluasi untuk mengetahui output program latihan pembinaan
ketarunaan. Dengan kata lain mengetahui perubahan sikap, pengetahuan
dan kecakapan dari peserta didik. Penilaian evaluasi peserta didik
dilaksanakan secara periodik selama satu semester. Untuk dapat mengikuti
pendidikan di SMK nilai minimal kedisplinan peserta didik minimal adalah
cukup. Evaluasi nilai kedisiplinan peserta didik didapat dari nilai prestasi
dikurangi nilai pelanggaran. Penilaian dengan menerapkan penghargaan
dan sangsi, bagi peserta didik yang mempunyai prestasi diberikan nilai
penghargaan, sedangkan peserta didik yang berbuat kesalahan atau
melanggar peraturan diberikan sangsi yang sesuai.
Ketarunaan merupakan suatu program yang bertujuan menanamkan
karakter bagi peserta didik. Di sini diajarkan tata cara berhubungan dengan
orang lain, mengenal kewajiban dan hak peserta didik, mengenalkan
peraturan pada peserta didik dan meningkatkan sikap relijius.
Pengembangan yang harus dilakukan pihak sekolah dalam pelaksanaan
pembinaan ketarunaan misalnya :
1. Perlu mendisain pelaksanaan ketarunaan yang menarik, nyaman dan
menyenangkan
2. Metode pelatihan yang digunakan harus maksimal agar mudah dipahami
oleh peserta didik
3. Menyediakan sarana prasarana/fasilitas yang memadai
4. Meningkatkan profesionalisme pembina ketarunaan/guru/kepala
sekolah
5. Meningkatkan kerjasama dengan institusi serta lembaga yang berkaitan
dengan peningkatan wawasan dan keterampilan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
6 2020
BAB III
KESAMAPTAAN

A. Pengertian Kesamaptaan
Menurut asal katanya kesamaptaan berasal dari kata: Samapta, yang
artinya: siap siaga. Kesemaptaan: kesiapsiagaan. Berdasarkan asal kata
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kesemaptaan merupakan suatu
keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental
maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam, istilah
lainnya adalah “siap siaga dalam segala kondisi”.
Istilah kesamaptaan lebih sering digunakan dalam sistem pembinaan
anggota TNI/ POLRI dalam perspektif bahwa kesamaptaan adalah
kesiapsiagaan terhadap adanya ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG). Sehingga seluruh personil TNI /POLRI wajib memiliki dan
memelihara kesamaptaan. Namun saat ini sikap kesamaptaan bukan saja
milik TNI atau POLRI tetapi telah banyak diadopsi untuk pembinaan peserta
didik di sekolah yang menerapkan model pembinaan ketarunaan. Tujuan
kegiatan tersebut yang diberikan kepada peserta didik adalah untuk
membentuk fisik dan mental peserta didik agar siap menghadapi
tantangan dan tuntutan perusahaan atau institusi ke depan dan juga
meningkatkan kebugaran dari peserta didik sendiri. Pembentukan peserta
didik rata-rata dilakukan secara semi militer karena cara ini dinilai tepat
untuk menghasilkan output karyawan yang memiliki integritas dan daya
juang yang tinggi.

Gambar 2. Contoh kegiatan Kesamaptaan


Sumber: dok SMKN 5 Surakarta dan SMKN 1 Sragen

Ilustrasi Pendidikan yang Menunjang Samapta


Kegiatan samapta memberikan berbagai manfaat bagi para peserta didik
yakni:

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 7
PEMBINAAN
KETARUNAAN

1. Peningkatan kedisiplinan.
Berbagai cara dilakukan oleh penyelenggara samapta untuk
menanamkan nilai-nilai kedisiplinan seperti bangun pagi, senam pagi,
jadwal acara yang tersusun rapi, tepat waktu pada setiap kegiatan dan
lain sebagainya. Peningkatan kedisiplinan akan memberikan dampak
positif pada dunia kerja, dimana peserta didik sebagai calon karyawan
akan sangat menghargai waktu yang dimiliki sehingga akan tercipta
efisiensi kerja pada setiap individu peserta didik.
2. Berkurangnya sikap manja.
Ketika kegiatan peserta didik hanya diberikan waktu sedikit untuk
menghabiskan makanan, waktu yang sebentar untuk mandi, dijemur di
teriknya sinar matahari, sehingga peserta akan menjadi manusia yang
tidak terbiasa menuntut banyak atau menikmati hidup. Hal tersebut
menjadikan peserta didik akan kuat mental dan fisik terhadap kondisi
lingkungan kerja yang akan dihadapi, misalnya saja bos yang
memberikan jumlah pekerjaan yang banyak. Selain itu, pola pikir
peserta didik untuk lebih bersyukur juga lebih terbentuk. Apabila
menemui hambatan atau kemalangan tidak pantang menyerah atau
rendah diri tetapi bersyukur bahwa ada yang lebih tidak beruntung dari
mereka.
3. Semangat juang yang tinggi.
Salah satunya diisi dengan yel-yel di setiap acara selama kegiatan
samapta berlangsung. Berfungsi untuk menghilangkan rasa lelah yang
diderita. Pelatih samapta sering mengecek apakah peserta didik masih
mempunyai semangat dengan memperdengarkan “yel-yel” agar acara
tetap diikuti secara baik dan menghasilkan output yang sesuai dengan
rencana kegiatan samapta. Sama halnya dengan perusahaan atau
institusi, karyawan diharapkan dapat mempertahankan semangat
juang untuk menyelesaikan target kerja, sehingga halangan apapun
yang terjadi di depan nanti tidak akan membuat putus asa atau sikap
menyerah.

B. Kesamaptaan Jasmani
Salah satu bagian kesamaptaan yang wajib dimiliki dan dipelihara oleh
peserta didik yang adalah kesamaptaan jasmani. Kesamaptaan jasmani
merupakan serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang dimiliki oleh
seorang peserta didik yang akan menjadi calon karyawan. Kesamaptaan
jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen penting
dalam kesamaptaan jasmani yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
8 2020
dimiliki untuk dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau
berat secara fisik dengan baik dengan menghindari efek cedera dan atau
mengalami kelelahan yang berlebihan.
Kesamaptaan jasmani perlu selalu dijaga dan dipelihara dikarenakan
kesamaptaan jasmani memberikan manfaat bukan hanya kemampuan fisik
atau jasmaniah yang baik tapi juga kemampuan psikis yang baik. Hal ini
sesuai dengan pepatah “mensana in corporesano” yang artinya: didalam
tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Berdasarkan istilah tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kesamaptaan jasmani
yang baik sebagai upaya menjaga kebugaran peserta didik, maka disaat
yang sama peserta didik akan memperoleh kebugaran mental atau
kesamaptaan mental, atau dapat dikatakan sehat jasmani dan rohani.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 menjelaskan bahwa
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis. Dari
definisi tersebut jelas terlihat bahwa kesehatan bukanlah semata-mata
keadaan bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan, melainkan termasuk
juga menerapkan pola hidup sehat secara badan, sosial, dan rohani yang
merupakan hak setiap orang. Sedangkan yang dimaksudkan dengan pola
hidup sehat adalah segala upaya guna menerapkan berbagai kebiasaan
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan diri dari
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Untuk mengetahui dan memelihara kesamaptaan jasmani yang baik,
maka peserta didik perlu melakukan serangkaian bentuk kegiatan
kesamaptaan dan tes untuk mengukur tingkat kesamaptaan jasmani yang
perlu dimiliki baik pada saat ini peserta didik sebagai calon peserta didik
maupun kelak pada saat sudah menjadi peserta didik. Tinggi rendahnya,
cepat lambatnya, berkembang dan meningkatnya kesamaptaan jasmani
seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun
dari luar tubuh.
1. Manfaat kesamaptaan Jasmani
a. Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang
berwibawa lahiriah karena mampu melakukan gerak yang efisien.
b. Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak
mengalami kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak
hasil yang dicapai dalam pekerjaannya.
c. Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan
pekerjaan yang dapat diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat
berjalan dengan cepat dan tepat untuk mencapai tujuan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 9
PEMBINAAN
KETARUNAAN

2. Sifat Kesamaptaan Jasmani


Pengembangan kesamaptaan jasmani pada prinsipnya adalah dengan
rutin melatih berbagai aktivitas latihan kebugaran dengan cara
mengoptimalkan gerak tubuh dan organ tubuh secara optimal. Oleh
karena itu sifat kesamaptaan jasmani dapat dinyatakan, bahwa:
a. Kesamaptaan dapat dilatih untuk ditingkatkan.
b. Tingkat kesamaptaan dapat meningkat dan/atau menurun dalam
periode waktu tertentu, namun tidak datang dengan tiba-tiba
(mendadak).
c. Kualitas kesamaptaan sifatnya tidak menetap sepanjang masa dan
selalu mengikuti perkembangan usia.
d. Cara terbaik untuk mengembangkan kesamaptaan dilakukan
dengan cara melakukannya.
e. Sasaran latihan kesamaptaan jasmani adalah mengembangkan
dan/atau memaksimalkan kekuatan fisik. Melatih kekuatan fisik
akan dapat menghasilkan:
1) Tenaga, adalah kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara
maksimal disertai dengan kecepatan.
2) Daya tahan, adalah yakni kemampuan melakukan pekerjaan berat
alam waktu lama.
3) Kekuatan, adalah kekuatan otot dalam menghadapi tekanan atau
tarikan.
4) Kecepatan dalam bergerak.
5) Ketepatan, adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota
tubuh dengan kontrol yang tinggi.
6) Kelincahan, adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota
tubuh dengan lincah.
7) Koordinasi, adalah kemampuan mengkoordinasikan gerakan otot
untuk melakukan sesuatu gerakan yang kompleks.
8) Keseimbangan, adalah kemampuan melakukan kegiatan yang
menggunakan otot secara berimbang.
9) Fleksibilitas, adalah kemampuan melakukan aktivitas jasmani
dengan keluwesan dalam menggerakkan bagian tubuh dan
persendian.
3. Latihan Kesamaptaan Jasmani
Latihan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses
memaksimalkan segala daya untuk meningkatkan secara menyeluruh
kondisi fisik melalui proses yang sistematis, berulang, serta meningkat
dimana dari hari ke hari terjadi penambahan jumlah beban, waktu, atau

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
10 2020
intensitasnya. Tujuan latihan kesamaptaan jasmani adalah untuk
meningkatkan volume oksigen di dalam tubuh agar dapat dimanfaatkan
untuk merangsang kerja jantung dan paru-paru, sehingga kita dapat
bekerja lebih efektif dan efisien.
Makin banyak oksigen yang masuk dan beredar di dalam tubuh
melalui peredaran darah, maka makin tinggi pula daya/kemampuan
kerja organ tubuh. Selain itu, tujuan latihan kesamaptaan jasmani juga
untuk mencapai tingkat kesegaran fisik dalam kategori baik sehingga
siap dan siaga dalam melaksanakan setiap aktivitas sehari-hari, baik di
rumah, di lingkungan kerja, atau di lingkungan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran latihan kesamaptaan jasmani di atas,
Peserta didik perlu memperhatikan faktor usia/umur. Umur merupakan
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kesamaptaan
jasmani seseorang. Oleh karena itu, latihan kesamaptaan perlu
diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur. Selain faktor umur, jenis
kelamin juga turut membedakan tingkat kesamaptaan seseorang.

4. Bentuk Latihan Kesamaptaan Jasmani


Berbagai bentuk latihan kesamaptaan Jasmani yang dilakukan dapat
diketahui hasilnya dengan mengukur kekuatan stamina dan ketahanan
fisik seseorang secara periodik minimal setiap 6 bulan sekali. Berikut
ini beberapa bentuk kesamaptaan fisik yang sering digunakan dalam
melatih kesamaptaan jasmani, yaitu: lari 12 menit, pullup, sit up, push
up, shutle run (lari membentuk angka 8), lari 2.4 km atau lunges, dan
berenang.
a. Lari 12 menit
Lari selama 12 menit
dilakukan dengan berlari
mengelilingi lintasan atletik
yang berukuran 400 meter.
Untuk peserta laki-laki
setidaknya dapat mencapai 6
kali putaran (2400 meter)
selama 12 menit. Untuk
perempuan setidaknya
mencapai 5 kali putaran
(2000 meter). Agar diperoleh
hasil sesuai dengan kriteria di
atas, maka sebaiknya lakukan Gambar 3 Peserta Didik berlari
latihan lari secara rutin dan
bertahap.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 11
PEMBINAAN
KETARUNAAN

b. Pull up (untuk laki-laki), dan


chining (untuk perempuan)
Latihan pull up diperuntukkan
bagi laki-laki dengan cara
bergantung pada pegangan
tiang vertikal, kemudian
dilanjutkan dengan menarik
badan ke atas sampai dagu
melewati tiang dan kembali
turun secara perlahan sampai
tangan lurus. Indikator
keberhasilan latihan pull up bagi
laki-laki adalah dapat Gambar 3.3 Peserta Didik pull up

melakukan gerakan tersebut sebanyak 10 kali dengan gerakan yang


sempurna. Lebih baik sedikit demi sedikit tetapi sempurna dari pada
banyak tapi gerakannya tidak sempurna. Untuk perempuan
melakukan chinning dengan cara berdiri di depan tiang mendatar,
kaki tetap menginjak tanah dan tangan memegang pegangan tiang,
gerakan badan ke balakang kemudian tarik badan ke depan (posisi
berdiri tegak) dan kembali ke belakang, kemudian tarik kembali,
Indikator keberhasilan latihan chinning bagi perempuan adalah
dapat melakukan gerakan tersebut sebanyak 20 kali secara
sempurna.
c. Sit up
Sit Up dilakukan dalam
posisi terlentang dengan
kedua kaki rapat dan
ditekuk, kemudian lakukan
gerakan duduk bangun.
Posisi jari tangan dianyam di
belakang kepala, ketika
bangun upayakan sampai
dapat mencium lutut. Gambar 4 Peserta Didik Sit up
Lakukan gerakan ini minimal 35 kali untuk laki-laki dan 30 kali untuk
perempuan. Indikator keberhasilan latihan sit up adalah dapat
melakukan seluruh gerakan dengan waktu tidak lebih dari 1 menit.
Latihan bertujuan untuk kelenturan dan memperkuat otot perut.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
12 2020
d. Push up

Gambar 3.5 Push up


Push up dilakukan dalam posisi terlungkup kemudian lakukan
gerakan naik turun dengan bertumpu pada kedua tangan dan kaki.
Untuk laki-laki bertumpu pada ujung kaki, dan perempuan bertumpu
pada lutut. Saat turun badan tidak menyentuh tanah dan pada saat
naik tangan kembali dalam posisi lurus. Lakukan gerakan ini minimal
35 kali untuk laki-laki dan 30 kali untuk perempuan. Indikator
keberhasilan latihan push up adalah dapat melakukan seluruh
gerakan tersebut dengan waktu tidak lebih dari 1 menit.
e. Shutle Run (lari membentuk angka 8)
Shuttle run adalah lari membentuk
angka 8 diantara 2 buah tiang yang
berjarak 10 meter sebanyak 1 kali
putaran sampai kembali ke tempat start
semula. Latihan ini dilakukan untuk
mengukur akselerasi dan kelincahan
tiap peserta. Indikator keberhasilan
latihan shuttle run adalah dapat
melakukan seluruh gerakan tersebut Gambar 5 peserta didik berlari
dengan waktu tidak lebih dari 1 detik. membentuk angka 8

f. Lunges
Lunges adalah memindahkan kaki ke
depan, belakang atau ke samping
dengan memindahkan sebagian berat
badan. Berat badan berada pada ke dua
kaki, saat memindahkan kaki bagian
yang menyentuh pertama adalah bola
kaki hampir kearah tumit, pastikan saat
melakukan gerakan ini ada pembebanan
pada gerakan ini ada pembebanan pada
ke d u a t u n g ka i . G e ra ka n i n i b i s a
dilakukan baik dengan lambat maupun
cepat. standar yang diperlukan dalam
Gambar 6 peserta didik
gerakan lunges adalah 1 menit 30 melakukan lunges
gerakan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 13
PEMBINAAN
KETARUNAAN

g. Berenang
Latihan kesamaptaan dengan
berenang dapat dilakukan
dengan gaya berenang apa saja
yang dikuasai. Indikator
keberhasilan latihan berenang
adalah jika dapat berenang
dengan jarak 25 meter dan Gambar 7 peserta didik berenang
dengan waktu paling cepat.
Ragam latihan kesamaptaan lainnya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani, diantaranya senam, bersepeda,
berjalan cepat, dan lari maraton. Latihan kesamaptaan jasmani
berdasarkan ragam di atas merupakan latihan yang bertujuan untuk
melatih endurance pada jantung dan paru-paru. Untuk mencapai tingkat
kesegaran menyeluruh perlu dilakukan latihan kombinasi antara: pull
ups, push ups, sit ups, squat-thrush, shuttle run atau bila memungkinkan
latihan dengan alat dalam bentuk latihan beban. Melalui latihan ini
dapat dihasilkan detak jantung yang berirama normal dengan daya
pompa per menit meningkat, kemudian akan meningkatkan kapasitas
oksigen dari paru-paru yang diangkut, sehingga pada akhirnya
pembentukan sel darah merah akan terpicu dan juga volume darah yang
mengalir kesemua jaringan dan organ tubuh akan meningkat.
Melakukan latihan sebagaimana telah dijelaskan di atas secara teratur
dan benar, serta berlangsung dalam waktu yang lama dapat
memberikan pengaruh terhadap peningkatan level kesamaptaan
jasmani peserta didik. Hal ini akan bermanfaat untuk memperbaiki dan
mempertahankan serta meningkatkan kesamaptaan jasmani dan juga
dapat menimbulkan perubahan (postur) fisik. Oleh sebab itu,
perubahan fisiologis tubuh akan terjadi sebagai dampak dari aktivitas
olahraga secara teratur dan berlangsung lama seperti:
a. Perubahan fisik bersifat temporer (sesaat), yaitu reaksi tubuh setelah
melakukan kegiatan fisik yang cukup berat seperti kenaikan denyut
nadi, meningkatnya suhu tubuh disertai produksi keringat yang lebih
banyak. Namun, perubahan ini hanya sementara sifatnya dan
berangsur akan hilang setelah kegiatan fisik berakhir.
b. Perubahan fisik tetap dapat berupa perubahan pada :
1) Otot rangka, berupa pembesaran otot rangka dan peningkatan
jumlah mioglobin.
2) Sistem jantung dan paru, didapati pembesaran ukuran jantung dan
disertai penurunan denyut jantung dan meningkatkan volume per
menit.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
14 2020
3) Perubahan lain, peningkatan kekuatan dan perubahan tulang
rawan di persendian. Perubahan ini sifatnya menetap, sehingga
apabila perlu dipertahankan akan mewujudkan tingkat
kesamaptaan jasmani yang baik.
Pelaksanaan latihan harus disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang yang akan latihan
kesamaptaan jasmani harus dapat menyesuaikan dengan tingkat
kesegaran yang dimilikinya dan harus berlatih di zona yang cocok,
aturannya adalah dengan menghitung denyut nadi maksimal.
Pengelompokkan zona latihan sebagai berikut:
1) Bagi yang belum biasa melakukan latihan secara teratur,
menggunakan daerah latihan dengan maksimal denyut nadi 70%
dari denyut nadi maksimal.
2) Bagi yang telah melakukan latihan secara teratur dengan nilai
kesegaran di bawah 34 (kategori rendah), maka daerah latihan
baginya adalah 70% -77,5% denyut nadi maksimal.
3) Bagi yang telah melakukan latihan secara teratur dengan nilai
kesegaran antara 35 –45 (kategori sedang), daerah latihan yang
cocok adalah antara77,5% -83% denyut nadi maksimal.
4) Bagi yang telah melakukan latihan secara teratur dengan nilai
kesegaran 45 ke atas (kategori baik), daerah latihan yang cocok
antara 83% -90% denyut nadi maksimal.

5. Lamanya Latihan
Lamanya waktu latihan sangat tergantung dari instensitas latihan. Jika
intensitas latihan lebih berat, maka waktu latihan dapat lebih pendek
dan sebaliknya jika intensitas latihan lebih ringan/kecil, maka waktu
latihannya lebih lama sehingga diharapkan dengan memperhatikan hal
tersebut maka hasil latihan dapat optimal. Agar bisa mendapatkan
latihan yang bermanfaat bagi kesegaran jasmani, maka waktu latihan
minimal berkisar 15 –25 menit dalam zona latihan (training zone). Bila
intensitas latihan berada pada batas bawah daerah latihan sebaiknya
20 –25 menit. Sebaliknya bila intensitas latihan berada pada batas atas
daerah latihan maka latihan sebaiknya antara 15 –20 menit.
Tahap-tahap latihan diuraikan sebagai berikut:
a. Warm up selama 5 menit;
Menaikan denyut nadi perlahan-lahan sampai training zone.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 15
PEMBINAAN
KETARUNAAN

b. Latihan selama 15 –25 menit;


Denyut nadi dipertahankan dalam training zone sampai tercapai
waktu latihan. Denyut nadi selalu diukur dan disesuaikan dengan
intensitas latihan.
c. Coolling down selama 5 menit;
Menurunkan denyut nadi sampai lebih kurang 60% dari denyut nadi
maksimal.

Frekuensi latihan erat kaitannya dengan intensitas dan lamanya


latihan, hal ini didasarkan atas beberapa penelitian yang dapat
disimpulkan bahwa: 4x latihan perminggu lebih baik dari 3x latihan,
dan 5x latihan sama baik dengan 4x latihan. Bila melaksanakan latihan
3x perminggu maka sebaiknya lama latihan ditambah 5 –10 menit.
Latihan 1-2x perminggu ternyata tidak efektif untuk melatih sistem
kardiovaskular (sistem peredaran darah). Latihan dengan
intensitas/dosis yang terlalu ringan tidak akan membawa pengaruh
terhadap peningkatan kesegaran jasmani.
Yang perlu instruktur dan peserta didik perhatikan, apabila terjadi
rasa aneh pada detak jantung seperti detak jantung berdebar
berlebihan, merasa pusing, mendadak keluar keringat dingin, merasa
akan pingsan, merasa mual atau muntah selama/sesudah latihan,
merasa capai/lelah sekali sesudah latihan, susah tidur pada malam
harinya. Gejala gejala tersebut menunjukkan bahwa latihan yang
dilakukan terlalu berat atau belum sesuai dengan kondisi fisik,
sehingga intensitas latihan sebaiknya dikurangi sampai lebih kurang
70% denyut dari denyut nadi maksimal.

6. Pengukuran Kesamaptaan Jasmani


Cara penilaian terhadap tingkat kesamaptaan jasmani dengan
melakukan tes yang benar dan kemudian menginterpretasikan hasilnya
berupa: cardiorespiratory endurance, berat badan, kekuatan dan
kelenturan tubuh. Cardiorespiratory endurance adalah konsumsi
oksigen maksimal tubuh. Hal ini dapat diukur secara tepat di
laboratorium dengan menggunakan treadmill atau sepeda ergometer.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur kesamaptaan
jasmani diantaranya mengukur daya tahan jantung dan paru-paru
dengan protokol tes lari 12 menit, metode ini ditemukan dari hasil
penelitiannya Kenneth Cooper, seorang flight surgeon yang disebut
dengan metode cooper.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
16 2020
Beberapa keuntungan dari metode cooper adalah:
a. Dapat ditakar secara pasti berat latihan yang dapat memberikan
dampak yang baik tanpa ekses yang merugikan.
b. Mudah dilaksanakan, tidak memerlukan biaya dan fasilitas khusus
serta pelaksanaannya tidak tergantung oleh waktu. Peralatan dan
fasilitas yang dibutuhkan sederhana dan mudah didapat, yaitu:
lapangan atau lintasan, penunjuk jarak dan stop watch.
·c. Mempunyai sifat universal, tidak terbatas pada usia, jenis kelamin,
dan kedudukan sosial.

Pengukuran kesamaptan jasmani dilakukan secara bertahap dari


tingkat dasar sampai tingkat lanjut menuju standar yang diperlukan
dunia usaha industri masing-masing bidang keahlian sampai
kompetensi keahlian. Siswa SMK diharapkan selalu dalam keadaan
bugar dalam menyosong masadepan menuju dunia usaha industri.
Contoh pengukuran kesamaptaan jasmani yang bisa di terapkan di SMK
adalah menggunakan laporan/buku perkembangan kemajuan jasmani
peserta didik

KARTU
KEMAJUAN PERKEMBANGAN
JASMANI PESERTA DIDIK

LOGO

NAMA SISWA
NIS

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 17
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Semester
TTD TTD
Kegiatan Standar
Siswa Pelatih
1 2 3 4 5

Lari 6 kali
putaran
dalam
12
menit

Pull 10
up/chining kali/20
kali
dalam 1
menit

Push up 35
kali/30
kali
dalam 1
menit

Shuttle 1
run putaran
dalam 8
detik

Lunges 30
gerakan
dalam 1
menit

Berenang jarak 25
menit

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
18 2020
Pembagian klasifikasi standar pengukuran jasmani pada 9 bidang
keahlian adalah :

BIDANG KEAHLIAN INSTANSI PEMBINAAN

Teknologi Rekayasa Berat

Energi dan Pertambangan Berat

Teknologi Informasi dan Komunikasi Berat

Kesehatan dan Pekerjaan Sosial Berat

Agribisnis dan Agroteknologi Berat

Kemaritiman Berat

Bisnis dan Manajemen Sedang

Pariwisata Sedang

Seni dan Industri Kreatif Sedang

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 19
PEMBINAAN
KETARUNAAN

C. Kesamaptaan Mental
Kesamaptaan mental adalah kesiapsiagaan
seseorang dengan memahami kondisi
mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan)nya, baik
tuntutan dalam diri sendiri maupun luar
dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri
dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat. Peserta
didik dapat dikatakan telah memiliki
kesamaptaan mental, jika mampu
menerima dan berbagi rasa aman, kasih Gambar 8 Peserta Didik tahan mental
sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima
oleh orang lain dalam melakukan berbagai aktivitas. Sebaliknya peserta
didik dapat dikatakan memiliki kesamaptaan mental yang rendah, jika
dalam mengikuti atau melakukan suatu aktivitas merasakan cemas, sedih,
marah, kesal, khawatir, rendah diri, kurang percaya diri, dan lain-lain.
Melalui kesamaptaan mental, diharapkan peserta didik mampu:
1. Terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-
gejala penyakit jiwa (psychose).
2. Menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan.
3. Mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin, sehingga
dapat membawa Saudara kepada kebahagiaan.
4. Mempunyai kesanggupan untuk menghadapi masalah yang biasa
terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dalam menghadapi
setiap permasalahan hidup.

Dalam rangka meningkatkan tingkat kesamaptaan mental, peserta didik


perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya,
yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk itu agar setiap peserta didik
dapat mencapai tingkat kesamaptaan mental yang baik, maka hendaknya:
1. Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya (Ikhlas dan
bersyukur).
2. Berpikir positif dan bersikap sportif.
3. Percaya diri dan memiliki semangat hidup.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
20 2020
4. Siap menghadapi tantangan dan berusaha terus untuk mengatasinya.
5. Terbuka, tenang, tidak emosi bila menghadapi masalah.
6. Banyak bergaul dan bermasyarakat secara positif.
7. Banyak latihan mengendalikan emosi negatif, dan membiasakan
membangkitkan emosi positif.
8. Memiliki integrasi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam
mengatasi problema hidup termasuk stress.
9. Mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal guna berproses
mencapai kematangan.
10. Mampu bersosialisasi atau menerima kehadiran orang lain.
11. Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan.
12. Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan
tujuan bagi hidupnya.
13. Pengawasan diri atau memiliki kontrol diri terhadap segala keinginan
yang muncul.
14. Memiliki perasaan benar dan sikap bertanggung jawab atas
perbuatanperbuatannya.

Cara menentukan pengaruh mental memang tidak mudah, karena mental


tidak dapat dilihat, diraba, atau diukur secara langsung. Manusia hanya
dapat melihat bekasnya dalam sikap, tindakan, dan cara seseorang dalam
menghadapi persoalan. Ahli jiwa mengatakan bahwa pengaruh mental itu
dapat dilihat pada perasaan, pikiran, kelakuan, dan kesehatan.
Penjelasan tentang pengaruh kesamaptaan mental akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Perasaan
Pengaruh kesehatan mental terhadap perasaan dapat dilihat dari cara
pandang orang menghadapi kehidupan. Misalnya ada orang yang
mencemaskan hal-hal kecil yang oleh orang lain tidak dirasakan berat,
akan tetapi bagi dirinya hal itu sudah sangat berat sehingga
menyebabkan gelisah, susah tidur, dan hilang nafsu makan. Namun
kadangkala mereka sendiri tidak mengerti dan tidak dapat mengatasi
kecemasannya. Inilah yang dalam istilah kesehatan mental dinamakan
anxiety dan phobia atau takut yang tidak pada tempatnya. Jadi di antara
gangguan perasaan yang disebabkan oleh terganggunya kesehatan
mental adalah rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri,
pemarah, dan ragu (bimbang). Hal ini dapat diantisipasi dengan melatih
kemampuan berperasaan positif.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 21
PEMBINAAN
KETARUNAAN

2. Pengaruh Kesehatan Mental terhadap Pikiran.


Pengaruh kesamaptaan mental atas pikiran, dapat dilihat berdasarkan
gejala yang bisa diamati yaitu sering lupa, sulit mengkonsentrasikan
pikiran kepada sesuatu yang penting, kemampuan berfikir menurun
sehingga merasa seolah-olah tidak lagi cerdas, lambat bertindak, lesu,
malas, tidak bersemangat kurang inisiatif, dan mudah terpengaruh oleh
kritikan-kritikan orang lain. Semuanya itu bukanlah suatu sifat yang
datang tiba-tiba dan dapat diubah dengan nasihat dan teguran saja,
akan tetapi perlu upaya keras untuk mengubahnya dengan cara melatih
kemampuan berpikir positif.

3. Pengaruh Kesamaptaan Mental terhadap Sikap Perilaku.


Pengaruh kesamaptaan mental atas sikap dan perilaku, dapat dikenali
dengan adanya gejala ketidak-tentraman hati, hal ini dapat
mempengaruhi sikap perilaku dan tindakan seseorang, seperti sikap
nakal, pendusta, senang menganiaya diri sendiri atau orang lain, dan
berbagai kelakuan menyimpang lainnya.

4. Pengaruh Kesamaptaan Mental terhadap Kesehatan Badan.


Pada masa dahulu, penyakit yang sangat mencemaskan adalah
penyakit menular dan penyakit-penyakit yang mudah menyerang.
Sesungguhnya penyakit tersebut dapat diatasi dengan obat-obatan
dan cara-cara pencegahan yang telah ditemukan para ahli
kesehatan/obat-obatan. Tetapi pada masyarakat maju muncul suatu
penyakit yang lebih berbahaya dan sangat menegangkan yaitu
penyakit gelisah, cemas, dan berbagai penyakit yang tidak dapat
diobati oleh ahli pengobatan. Karena penyakit itu timbul bukan karena
kekurangan pemeliharaan kesehatan atau kebersihan akan tetapi
karena hilangannya ketenangan jiwa. Dampak yang ditimbulkan dari
ketidak-tenangan jiwa antara lain nafsu makan berkurang, susah tidur,
malas, sehingga timbul suatu sikap tidak memperdulikan kesehatan
dan kebersihan diri dan lingkungannya. Sikap inilah yang menyebabkan
adanya pengaruh kesamaptaan mental terhadap kesehatan badan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
22 2020
Berdasarkan penjelasan di atas tentang
pengaruh kesamaptaan mental terhadap
diri sesorang, maka setelah melaksanakan
kesamaptaan mental diharapkan peserta
didik dapat:
1. Berperilaku menurut norma-norma
sosial yang diakui, sikap perilaku
tersebut digunakan untuk menuntun
tingkah lakunya;
2. Mengelola emosi dengan baik;
3. Mengembangkan berbagai potensi
yang dimilik secara optimal;
4. M e n g e n a l i r e s i k o d a r i s e t i a p
perbuatan;
5. Menunda keinginan sesaat untuk
mencapai tujuan jangka panjang, dan,
6. Menjadikan pengalaman (langsung
atau tidak langsung) sebagai guru
terbaik.

Gambar 9 Contoh Pembinaan fisik


Sumber: dok SMKN 1 Cipeundeuy

D. Lembar kegiatan
Tujuan : Membuat program kesamaptaan di sekolah
Pada kegiatan lembar kegiatan materi kesamaptaan peserta ToT guru
sekolah adalah:
1. Bentuk menjadi 6 kelompok
2. Buatlah “yel yel” sebagai suatu kebanggaan ciri khas dari SMK
bapak/ibu
3. Buatlah perencanan program kesamaptaan yang bisa anda terapkan
disekolah masing-masing sesuai dengan kriteria dari sekolah anda?
4. Demonstrasikan “yel-yel” yang telah dibuat, dan presentasikan
perencaaan program kesamaptaan yang telah kelompok anda buat dan
kelompok lain menanggapinya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 23
PEMBINAAN
KETARUNAAN

BAB IV
TATA TERTIB KETARUNAAN

A. Pengertian
Tata tertib adalah peraturan yang harus
TA
dipatuhi dan dilaksanakan, apabila dilanggar T
KE A TE
TA RT
mendapatkan sangsi (hukuman). Peraturan RU IB
NA
AN
adalah patokan yang dibuat untuk membatasi
tingkah laku seseorang dalam suatu
lingkup/organisasi tertentu yang jika
dilanggar akan dikenakan hukuman/ sangsi.
Tata tertib sekolah adalah aturan atau
peraturan yang baik dan merupakan hasil
pelaksanaan yang konsisten (taat azas) dari
peraturan yang ada. Tata tertib adalah
kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara
tertulis dan mengikat anggota masyarakat.
Aturan-aturan ketertiban dalam keteraturan Gambar 10 peserta didik
membaca tata tertib
terhadap tata tertib sekolah, meliputi
kewajiban, keharusan dan larangan-larangan.
Tata tertib sekolah sebagai kesediaan mematuhi ketentuan berupa
peraturan-peraturan tentang kehidupan sekolah sehari-hari. Tata tertib
sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap
hidup peserta didik, guru dan tenaga kependidikan.
Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau
aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat
berjalan dengan baik jika Guru, peserta didik dan semua warga sekolah
telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri, kurangnya
dukungan dari salah satu warga sekolah akan mengakibatkan kurang
berarti tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.
Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan
kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di
lingkungan sekolah. Pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib
sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan
dapat berlangsung dengan efektif dan efisien

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
24 2020
B. Tujuan
Tata tertib sekolah dibuat secara resmi oleh pihak yang berwenang dengan
melihat berbagai macam pertimbangan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan sekolah tersebut. Tata tertib sekolah memuat hal-hal
yang diwajibkan maupun hal-hal yang dilarang untuk siswa selama mereka
berada di lingkungan sekolah dan apabila ternyata terjadi pelanggaran tata
tertib yang dilakukan oleh peserta didik maupun warga sekolah, maka
pihak sekolah memeliki kewenangan untuk memberikan sangsi sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Tata tertib sekolah dibentuk untuk mengatur kegiatan sekolah sehingga
tercipta suasana tata kehidupan sekolah yang santun dan sehat yang
nantinya akan menjamin kelancaran proses belajar mengajar. Adapun
tujuan tata tertib sekolah adalah
1. Untuk menciptakan suasana yang aman dan tentram bagi seluruh warga
sekolah
2. Menciptakan suasana yang bersih dan sehat bagi seluruh warga sekolah
3. Menciptakan suatu kondisi yang teratur yang mencerminkan
keserasian, keselarasan serta keseimbangan baik pada tata ruang, tata
kerja, tata pergaulan dan lain sebagainya di lingkungan sekolah
4. Menciptakan lingkungan yang baik sehingga tercipta keindahan yang
bisa dirasakan oleh seluruh warga sekolah
5. Untuk membina tata hubungan yang baik diantara para peserta didik,
guru dan warga sekolah lainnya yang mencerminkan sikap dan rasa
gotong royong, keterbukaan, saling membantu, saling menghormati
dan saling tenggang rasa.
Dengan adanya tata tertib sekolah, maka akan dapat menciptakan
ketertiban di sekolah sehingga tercipta kondisi yang dinamis yang dapat
menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata kehidupan bersama di
lingkungan sekolah. Adapun fungsi-fungsi tata tertib sekolah bagi peserta
didik adalah:
1. Sebagai alat untuk mengatur perilaku dan sikap peserta didik selama
di sekolah
Keberadaan tata tertib sekolah akan mampu menjamin kehidupan yang
tertib dan tenang di sekolah sehinggga proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik. Dengan pelaksanaan tata tertib sekolah yang
tepat, jelas, damai dan tentram. Tata tertib sekolah yang ditaati dan
dilaksanakaan dengan baik oleh para peserta didik dapat menjadi suatu
pembelajaran bagi mereka untuk dapat menghormati aturan-aturan
umum lainnya serta dapat belajar mengembangkan sikap mengekang
dan mengendalikan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 25
PEMBINAAN
KETARUNAAN

2. Sebagai sarana pendidikan


Keberadaan tata tertib sekolah maka akan memperkenalkan peserta
didk pada perilaku yang disetujui oleh suatu lingkungan. Dengan
begitu pada akhirnya peserta didik dapat membawa dirinya ke dalam
kehidupan yang lebih luas yaitu lingkungan masyarakat, dimana
sebelum terjun ke dalam lingkungan masyarakat, para peserta didk
telah dibekali dengan pengetahuaan dan keterampilan untuk dapat
mengekang atau mengendalikan diri, sehingga nantinya mereka
diharapkan dapat mengekang atau mengendalikan diri, sehingga
nantinya mereka diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang
aman, damai, tenang dan amaan
3. Sebagai pedoman bagi perilaku peserta didik
Tata tertib sekolah dapat menjadi suatu pedoman bagi perilaku peserta
didik dan dapat memotivasi peserta didik untuk dapat berperilaku atau
bertindak sesuai dengan harapan sosial

Tata tertib sekolah juga menjadi salah satu unsur kedisiplinan perilaku
peserta didik. Dengan begitu para peserta didik diharapkan mampu
berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh lingkungan
sekolah. Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa tata tertib sekolah
berisi larangan-larangan bagi peserta didik, dimana hal tersebut dapat
mendidik serta membina perilaku peserta didik di sekolah, karena tata
tertib sekolah berisi aturan-aturan yang harus dilaksanakan oleh peserta

Gambar 11 Contoh buku saku


Sumber: Dok SMA Peserta Didik Nusantara

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
26 2020
didik. Selain itu tata tertib sekolah juga
mengandung sangsi bagi peserta didik
yang melanggarnya. Pada penerapan
pembinaan peserta didik, maka sekolah
harus membuat tata tertib sekolah bagi
peserta didik, sebagai pola pembiasaan
diri sebelum ke dunia usaha industri yang
mempunyai pola aturan tata tertib
tersendiri di dunia usaha idustri. Tata
tertib peserta didik termuat di dalam
Buku Saku Peserta Didik, yang setiap saat
kedinasan harus selalu ada di dalam saku
peserta didik. Buku saku adalah buku
panduan yang sudah disederhanakan
namun tetap memuat informasi yang
terkait tata tertib peserta didik dan acuan
p e n i l a i a n t e r h a d a p t o m b a l b a l i kGambar 12. Peserta Didik mendapat reward
positif/penghargaan dan timbal balik
negatif/ sanksi. Terdapat contoh tata
tertib di lampiran 3.
C. Pelaksanaan tata tertib di sekolah
Sekolah berperan besar bukan saja dalam mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan tapi juga untuk membentuk mental, fisik, dan karakter.
Dalam pelaksanaannya kesuksesan siswa tidak hanya ditentukan oleh
prestasi akademik melainkan ditentukan oleh peran internal dan eksternal
sekolah.
1. Peranan Internal Sekolah
Menjadi penting karena berhubungan langsung dengan aktifitas siswa.
Dibutuhkan bagaimana membentuk kondisi internal sekolah tersebut,
mulai dari siswa itu masuk ke sekolah, proses interaksi, dan tetap
mempertahankan implementasi nilai-nilai pembentukan mental, fisik,
dan karakter.
Implementasi pembentukan mental, fisik, dan karakter melibatkan
unsur orang tua, siswa, pendidik dan tenaga kependidikan. Prosesnya
dapat dimulai dari:
a. Menentukan Persyaratan Calon Siswa
Proses perekruktan calon siswa dilakukan melalui beberapa
tahapan seleksi sebagai berikut (contoh penerimaan di SMK Negeri 3
Pandeglang):

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 27
PEMBINAAN
KETARUNAAN

1) Penelusuran minat dan bakat (atas kemauan sendiri bukan


paksaan dari orang lain)
2) Wawancara
3) Test psikologi (kemampuan dasar, kepribadian, gaya belajar, dll)
4) Surat Keterangan Sehat

PENDAFTARAN CALON PESERTA DIDIK


SMKN 3 PANDEGLANG

WAWANCARA TEST KESEHATAN PENGUMUMAN

Gambar 13. Contoh penerimaan peserta didik di SMK Negeri 3 Pandeglang


Sumber: dok. SMKN 3 Pandeglang

5) Test fisik
6) Test akademik
b. Melaksanakan sumpah guru/kode etik guru sesuai dengan Undang-
undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-undang
Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
c. Membangun komitmen antara orang tua, siswa dan guru
Untuk menghasilkan karakter yang baik diwujudkan dengan adanya
kontrak belajar antara orang tua, guru, dan siswa.
Contoh: Orang tua memahami dan mendukung sepenuhnya
pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Siswa memahami
t u j u a n p e l a k s a n a a n p e n d i d i ka n ka ra k t e r d a n b e rs e d i a
melaksanakan. Guru memahami dan membimbing siswa dalam
rangka mencapai nilai-nilai karakter kerja serta aturan yang berlaku
DU/DI.
d. Membuat Standar Operational Prosedure (SOP) dalam pelaksanaan
pendidikan karakter
Menghindari terjadinya bullying, tindakan kekerasan, dan
pelanggaran hak anak dibutuhkan SOP yang jelas.
e. Mendesain lingkungan yang mendukung pelaksanaan pendidikan
karakter
Kemampuan sekolah untuk menciptakan kondisi lingkungan yang
mendukung terlaksananya nilai-nilai karakter.
f. Menganalisis dan mendesain kurikulum pelaksanaan pendidikan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
28 2020
karakter yang blended on curricula, dan memperhatikan isu
lingkungan serta etika
g. Melaksanakan aplikasi, yang mudah dilaksanakan dan adanya
keteladanan pimpinan dan guru di sekolah
h. Membuat tim khusus untuk memantau pelaksanaan pendidikan
karakter
i. Monitoring dan evaluasi

2. Peranan Eksternal Sekolah


a. Melibatkan TNI atau POLRI sebagai instruktur atau penyuluh dalam
pelaksana pendidikan karakter
b. Melibatkan dunia usaha industri sebagai guru tamu soft skill terkait
budaya industri
c. Melibatkan stakeholder untuk mendukung pelaksanaan pendidikan
karakter

D. Lembar kegiatan
Tujuan: Membuat Tata Tertib Peserta Didik
Pada kegiatan lembar kegiatan materi tata tertib peserta ToT guru sekolah
adalah:
1. Bentuk peserta menjadi 6 kelompok
2. Baca dan analisa contoh tata tertib peserta didik yang tersedia di
lempiran 3.
3. Buatlah Tata Tertib Peserta Didik untuk sekolah anda yang disesuaikan
dengan karakteristik sekolah anda
4. Presentasikan perencanaan tata tertib yang telah kelompok anda buat
dan kelompok lain menanggapinya.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 29
PEMBINAAN
KETARUNAAN

BAB V
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)

A. Pengertian
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu organisasi peserta didik
tertinggi dan satu-satunya yang berada di ruang lingkup Sekolah
Menengah Kejuruan. Pembentukan OSIS didirikan untuk membantu
kelancaran aktivitas peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan dalam
menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan

B. Manfaat
OSIS dibentuk di SMK untuk melatih peserta didik untuk belajar
berorganisasi dan belajar bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing jabatan yang dipegang oleh peserta didik.
Pengalaman ini dibutuhkan sebagai bekal kepada peserta didik sebelum
berkecimpung di dunia usaha industri, misalnya mengkoordinir sesama
teman, junior serta guru/ pembina atau mempertanggungjawab selama
menjabat menjadi OSIS di SMK.

C. Pembentukan organisasi
Secara garis besar, organisasi OSIS terbagi menjadi 3 bagian yang
saling berkoordinasi dalam menjalankan tugasnya, yaitu OSIS inti, OSIS
harian dan OSIS lapangan.
1. OSIS Inti
Ketua OSIS, mempunyai tugas:
a. M e n g k o o r d i n i r p e n y u s u n a n p r o g r a m k e r j a O S I S d a n
melaksanakan selama jabatannya
b. Memimpin rapat OSIS Sekolah Menengah Kejuruan
c. Bertanggung jawab secara moral dan operasional terhadap
terlaksananya program-program kerja maupun seluruh kegiatan
OSIS Sekolah Menengah Kejuruan
d. Mengangkat dan memberhentikan Ketua OSIS yang baru dengan
persetujuan Kepala Sekolah
e. Dalam melaksankan tugas, bertanggung jawab penuh kepada
Kepala Sekolah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
30 2020
Wakil Ketua I
a. Membantu pelaksanaan tugas Ketua OSIS
b. Bertanggung jawab kepada Ketua OSIS atas kelancaran tugas
terhadap seksi-seksi yang berada di bawah koordinasinya
c. Mengkoordinasikan jalannya program kerja bersama seksi-seksi di
bawahnya yaitu Seksi Kewiraan, Seksi Pendidikan, Seksi Keputrian,
dan Seksi Hubungan Masyarakat
e. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab OSIS apabila Ketua OSIS
berhalangan

Wakil Ketua II
a. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua OSIS
b. Bertanggung jawab kepada Ketua OSIS atas kelancaran tugas
terhadap seksi-seksi yang berada di bawah koordinasinya
c. Mengkoordinasi jalannya program kerja bersama seksi-seksi
dibawahnya yaitu Seksi Kerohanian, Seksi Kesejahteraan, Seksi
Olahraga, Seksi Kesenian, dan Seksi Kewirausahaan
d. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab OSIS apabila Ketua OSIS
berhalangan

Sekretaris
a. Bertanggung jawab atas kelangsungan administrasi OSIS
b. Menyiapkan dan menyusun kegiatan rapat OSIS
c. Mengurus kelancaran keluar masuknya surat organisasi
d. Membuat laporan pertanggungjawaban kepengurusan OSIS

Bendahara
a. Bendahara bertanggung jawab terhadap kelancaran keuangan
organisasi
b. Mengatur dan merawat inventaris/ harta organisasi OSIS
c. Membuat laporan keuangan OSIS secara berkala (1 bulan
sekali)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 31
PEMBINAAN
KETARUNAAN

2. OSIS Harian
Seksi Kewiraan
a. Menanamkan rasa kedisiplinan dan loyaliatas Almamater pada
setiap diri Peserta Didik
b. Berpatisipasi dalam acara dan kegiatan antara Ketarunaan
c. Membantu dan mengkoordinasikan pelaksanaan peraturan dinas
dalam Sekolah Menengah Kejuruan
d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
OSIS

Seksi Pendidikan
a. Bertanggung jawab terhadap penyebarluasan informasi maupun
pendidikan yang diberikan oleh Sekolah Menengah Kejuruan
melalui bagian administrasi akademik dan ketarunaan
b. Meningkatkan wawasan pengetahuan dengan mengadakan
kegiatan yang bersifat ilmiah ataupun mengusahakan pengadaan
sarana pendidikan
c. Meningkatkan penertiban dan penyebarluasan kliping/majalah
peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
OSIS

Seksi Hubungan Masyarakat (Humas)


Seksi humas merupakan salah satu seksi yang bergerak di bidang
hubungan dengan masyarakat di lingkungan atau lingkup Sekolah
Menengah Kejuruan. Adapun pada setiap Seksi Humas mempunyai
tugas di masing-masing bidang yang dipegang atau yang perlu di
pertanggungjawabkan atas tugas yang telah diberikan pada setiap
Seksi Humas. Susunan struktur humas yang tertinggi di pegang oleh
Ketua Seksi Hubungan Masyarakat. Sub seksi yang membantu Seksi
Humas adalah Sub Seksi Informasi dan Komunikasi dan Sub Seksi
Dokumentasi dan Admistrasi

Seksi Keputrian
a. Mengatur kegiatan untuk meningkatkan mental serta jiwa keputrian
b. Mengkoodinir kegiatan/acara yang melibatkan peserta didik
Perempuan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
32 2020
c. Meningkatkan bakat
d. Mengurus konsumsi pada setiap kegiatan yang diadakan OSIS
Peserta Didik
e. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua
OSIS

Seksi Kerohanian
a. Mengatur dan membina kegiatan kerohanian atau keagamaan yang
berlangsung di Sekolah Menengah Kejuruan
b. Menciptakan kerukunan antar umat beragama di Sekolah Menengah
Kejuruan
c. Mengkoordinasikan kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan
d. Menjaga kebersihan dan keindahan tempat-tempat ibadah
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

Seksi Kesejahteraan
a. Mengatur atau mengusahakan perbaikan fasilitas dan perlengkapan
Peserta Didik
b. Menjaga kebersihan kelas, kantor dan lingkungannya
c. Mengkoordinasikan lomba kebersihan antar kelas
d. Mengkoordinasikan kegiatan bakti sosial dan kemasyarakatan
e. Membantu pelaksanaan pengobatan bagi peserta didik yang sakit
f. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

Seksi Olahraga
a. Membina kesehatan mental dan fisik dengan mengatur dan
mengkoodinasikan keolahragaan baik di dalam maupun di luar
sekolah
b. Membantu penyediaan fasilitas dan seragam olah raga
c. Menjaga dan merawat sarana olah raga
d. Memotivasi kegiatan olah raga peserta didik
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 33
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Peserta Didik
Seksi Kesenian
a. Menyalurkan bakat peserta didik di bidang seni
b. Menyelenggarakan dan mengatur kegiatan-kegiatan sen para
peserta didik baik di luar
maupun di dalam sekolah
c. Mengusahakan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan
kesenian
d. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

Seksi Kewirausahaan
a. Mengkoordinasikan dan mengatur kegiatan kewirausahaan dan
bekerjasama dengan paket keahlian
b. Mengusahakan fasilitas dan peralatan yang menunjang kegiatan
kewirausahaan
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan kewirausahaan dan koperasi
peserta didik
d. Menjaga dan merawat sarana yang digunakan termasuk koperasi
peserta didik
e. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

3. OSIS Lapangan
Komandan kompi
Komandan kompi membawahi beberapa komandan pleton dari
berbagai tingkatan dengan tugas :
a. Melaksanakan pembinaan dan pembentukan kedisplinan peserta
didik baik mental maupun fisik di lingkup kompinya
b. Dalam melaksanakan tugas bersama-sama dengan seksi lain dan
komandan pleton
c. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

Komandan Polisi Peserta Didik


Komandan Polisi peserta didik membawahi Polisi Peserta Didik dari
berbagai tingkatan, dengan tugas:

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
34 2020
a. Melakukan pengawasan pelaksanan tata kedisplinan dan tata tertib
di dalam sekolah
b. Dalam melaksanakan tugas bersama-sama dengan seksi lain
komandan kompi dan komandan pleton
c. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua OSIS
Peserta Didik

4. Piket Harian
Piket Harian dilakukan oleh kakak kelas/senior tertinggi pada
jenjangnya, yang bertanggung jawab atas kelancaraan pembinan
terhadap apa yang menjadi tugasnya
a. Perwira jaga, menjadi koordinator harian semua aktivitas saat hari
itu
b. Bintara jaga, menjadi wakil koordinator harian yang membantu
semua aktivitas kegiatan pada hari itu
c. Piket I, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas I atau kelas X
d. Piket II, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas II atau kelas XI
e. Piket III, menjadi koordinator pada semua kegitan aktivitas untuk
kelas III atau kelas XII

Ketua OSIS bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan


ekstra kurikuler di sekolah yang meliputi:
1. Ketarunaan
2. Olahraga
3. Kesenian
4. Kerohanian
5. Kepramukaan
6. SAR dan Pencinta Alam
7. Kegiatan lain yang diketahui oleh akdemik, Pembina ketarunaan dan
kepala sekolah

Tanda Pengenal
Setiap peserta didik/I yang aktif wajib memiliki Kartu Tanda Anggota

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 35
PEMBINAAN
KETARUNAAN

yang dikeluarkan oleh bagian ketarunaan.

Pakaian Dinas
1. Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang memenuhi ketentuan
tertentu yang menjadi standar bagi peserta didik/i dan wajib
dikenakan dalam setiap
kegiatan resmi di sekolah. Pakaian dinas dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Pakaian Dinas Harian (PDH): merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/i sehari-hari dalam mengikut kegiatan resmi sekola.
Ketentuan-ketentuan teknis diatur dalam ketentuan tersendiri
b. Pakaian Dinas Upacara Besar: merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/i pada setiap Upacara Kebesaran. Ketentuan-
ketentuan teknis diatur dalam ketentuan tersendiri
c. Pakaian Dinas lapangan (PDL): merupakan pakaian yang dipakai
peserta didik/I pada saat melakukan kegiatan lapangan/ekstra di
luar kegiatan KBM. Ketentuan-ketentuan teknis diatur dalam
ketentuan tersendiri

d. P a k a i a n D i n a s
Praktek (PDP):
m e r u p a k a n
pakaian peserta
didik pada saat
m e n g i k u t i

Gambar 14. Contoh seragam peserta didik


Sumber: dok SMKN 1 Mundu
kegiatan praktikum di laboratorium/ bengkel.
Ketentuan-ketentuan teknis diatur dalam ketentuan tersendiri
2. Tanda-tanda yang berupa Logo, Badge, Emblem dan lain
sebagainya yang menunjukkan identitas sekolah.
D. Lembar kegiatan
Tujuan: Membuat program pembetukan organisasi ketarunaan
Pada kegiatan lembar kegiatan materi tata tertib peserta ToT Instruktur Inti
adalah :
1. Bentuk menjadi 6 kelompok
2. Buatlah program pembentukan organisasi ketarunaan untuk sekolah
anda yang disesuaikan dengan karakteristik sekolah anda

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
36 2020
Daftar Pustaka
Apriyadi, A, Beddy I.M, dan Denny H. 2017. Pengaruh Pembunaan Terhadap
Kedisiplinan Peserta Didik di Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan
Perikanan Bogor. Jurnal Governansi ISSN 2442-3971 Vol 3 Nomor 2
Djmaludin A, Bayu HP, Sunarto, Sandra E, Taufiq P, dan Rindra H. 2017. Modul
pelatihan dasar Calon PNS Tata Uacara sispil dan Keprotokolan. LAN.
Jakarta.
Rizki Febriyati, 2015. Perilaku Kedisiplinan Siswa Kelas X Selam Proses
Pembelajaran Ilmu Gizi di SMKN 3 Wonosari. UNY. Yogyakarta.
Andang. 2014. Managemen dan Kepemimpinan Kepala sekolah. Ar-Ruzz
Media. Yogyakarta
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003. Tentang sistem Pendidikan
Nasional. Bab 2 pasal 3.
Semiawan, Conny R. (2002).Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta
Supriyadi, Gering. 2000. Etika Birokasi. LAN. Jakarta
Nana Sudjana dan Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
https://guruppkn.com/fungsi-tata-tertib-sekolah-bagi-siswa

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020 37
Lampiran-lampiran
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Lampiran 2.

JANJI PESERTA DIDIK

Janji Peserta Didik


Kami Peserta Didik SMK dengan tulus ikhlas berjanji:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengamalkan nilai-nilai
ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari
2. Jujur dalam hati, pikiran dan perbuatan
3. Disiplin bertanggung jawab dan tekun, serta tidak mengenal menyerah
dalam belajar dan bekerja
4. Selalu meningkatkan kompetensi untuk mencapai standar terkini
5. Menghormati dan berbakti kepada orang tua serta guru
6. Menghormati sesama dan ramah terhadap lingkungan
7. Taat hukum dan setia pada korps serta bangsa dan Negara kesatuan republik
Indonesia
8. Menjunjung tinggi harkat martabat dan jati diri pribadi, keluarga dan
sekolah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
39 2020
CONTOH
Lampiran 1.

SURAT PERNYATAAN
PESERTA DIDIK

Yang bertanda tangan dibawah ini:


1. Peserta Didik
Nama :
Tempat/ tanggal lahir :
Agama :
Paket Keahlian :
2. Orang Tua
Nama :
Pekerjaan :
Alamat lengkap :
Telepon :
3. Wali
Nama :
Pekerjaan :
Alamat lengkap :
Telepon :

Menyatakan dan berjanji untuk:

1. Menjunjung tinggi Kode Kehormatan peserta didik sebagai Peserta Didik SMK

2. Mentaati segala peraturan yang berlaku di SMK

3. Belajar dengan giat dan sebaik-baiknya

4. Mentaati peraturan yang berlaku di SMK, antara lain:

a. Peraturan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

b. Petunjuk pelaksanaan peraturan tata tertib Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan

c. Selama mengikuti pendidikan harus menjaga keutuhan Buku saku yang sudah dibagikan

5. Bersedia mengundurkan diri dari pendidikan SMK apabila terbukti pengguna narkoba dan obat terlarang

6. Siap menerima sanksi apabila melakukan penyimpangan dari yang telah kami
nyatakan pada surat pernyataan ini

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

……….,……….20….
Menyetujui
Orang Tua/ wali Calon Peserta Didik

--------------------------- ---------------------------

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
40
Lampiran 3.

SISTEM PEMBINAAN SIKAP


DAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK
SPSKT

LOGO SEKOLAH/
KORPS PESERTA DIDIK

INSTANSI PEMBUAT

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
41 2020
PESERTA DIDIK SMK

Kami Peserta Didik Sekolah Tinggi Perikanan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945, dengan semangat bahari dalam rangka Pembangunan Nasional,
berjanji:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Setia kepada peraturan dan tata tertib serta menjunjung tinggi nama baik Sekolah
Menengah Kejuruan
3. Setia belajar dan berlatih sekuat tenaga untuk menjadi kader pembangunan
perikanan yang cakap dan tangguh.
4. Setia mengamalkan ilmu dan kecakapan untuk menggali dan menjaga kelestarian
sumberdaya hayati perikanan.
5. Setia berbakti kepada Nusa dan Bangsa untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur.

SISTEM PEMBINAAN SIKAP DAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK


KODE ETIK PESERTA DIDIK
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta taat kepada Negara dan Pemerintah
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. Menghormati semua pihak demi terbinanya suasana hidup kekeluargaan yang
berazaskan Pancasila.
3. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Membantu serta tidak menghambat terselenggaranya kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
5. Senantiasa belajar dengan tekun dan berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni sesuai dengan bidangnya.
6. Menjaga nama baik Institusi dan almamater.
7. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional, nilai moral dan kebenaran ilmiah.
8. Menjaga integritas pribadi dan kejujuran intelektual.
9. Memelihara, menjaga sarana dan prasarana pendidikan.
10. Wajib menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan dan keselamatan.
11. Berdisiplin, bersikap jujur, bersemangat, bertanggung jawab dan tidak melakukan
perbuatan tercela.
12. Berbudi luhur, berperilaku dan berpakaian sopan.
13. Mematuhi semua peraturan dan tata tertib yang berlaku di Sekolah Menengah
Kejuruan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
42
BAGIAN SATU
PENDAHULUAN
BAB 1 KETENTUAN UMUM

Pasal 1
(1) Sekolah Mengengah Kejuruan selanjutnya disingkat SMK adalah Pendidikan
Menengahdi lingkup KementerianPendidikan dan Kebudayaan, yang
menyelenggarakan program pendidikan vokasi dibidang pendidikan
(2) Unsur Pimpinan SMK terdiri dari Ketua dan 5 (lima) Wakil Kepala.
(3) Senat SMK adalah merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di
lingkungan SMK.
(4) Pendidik adalah guru yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya mendapat
tugas di SMK.
(5) Tenaga Kependidikan adalah tenaga selain guru yang bertugas di SMK.
(6) Tenaga Pembina Peserta Didik adalah pendidik, tenaga kependidikan dan pihak lain
yang ditugaskan untuk membina Peserta Didik oleh Kepala SMK.
(7) Tenaga Pembina Khusus adalah orang yang ditugaskan secara khusus untuk
membina Peserta Didik sebagai pelatih dibidangnya oleh Kepala SMK.
(8) Peserta Didik adalah peserta didik yang terdaftar dan mengikuti pendidikan
Menengah di SMK,
(9) Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis pada Balai Pengobatan (BP) meliputi dokter,
perawat, asisten apoteker dan analis kesehatan yang bertugas di SMK.
(10) Tenaga Bimbingan dan Konseling (BK) terdiri dari Psikolog dan petugas yang
ditunjuk oleh Kepala SMK
(11) Pembinaan Peserta Didik adalah unit yang berfungsi membantu pelaksanaan dan
pengawasan sistem pembinaan sikap dan kepribadian Peserta Didik SMK secara
berkelanjutan dalam seluruh aspek kehidupan Peserta Didik dan Asrama sesuai
dengan buku SPSKT.
(12) Pembinaan adalah suatu proses belajar dengan tujuan membantu Peserta Didik
untuk mengembangkan sikap, kemampuan dan kecakapan untuk mencapai tujuan
hidup dan kerja/belajar yang sedang dijalani secara lebih efektif.
(13) Pamong adalah Pembina Peserta Didik yang ditugaskan oleh Kapala SMK sebagai
pembina angkatan peserta didik
(14) Piket Pembina Peserta Didik (PPT) adalah Pembina Peserta Didik yang sedang
melakasanakan piket pembinaan peserta didik dan asrama sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
(15) Sistem Pembinaan Ketarunaan adalah satu kesatuan yang terintegrasi untuk
mengatur proses pembinaan sikap dan kepribadian Peserta Didik.
(16) Jenjang Pembinaan ketarunaan adalah suatu tahapan dalam pembinaan
berkelanjutan yang ditetapkan bedasarkan tingkat perkembangan Peserta Didik
serta keluasan dan kedalaman bahan pembinaannya.
(17) Program Pembinaan adalah seperangkatrencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pembinaan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembinaan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
43 2020
(18) Sumberdaya pembinaan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pembinaan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan didayagunakan untuk Peserta Didik baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama.
(19) Sikap Peserta Didik adalah potensi kejiwaan Peserta Didik yang dipengaruhi oleh
tiga unsur, yaitu cipta, rasa dan karsa yang membentuk pola pikir tertentu yang
mempengaruhi tingkah lakunnya.
(20) Tingkah Laku Peserta Didik adalah perwujudan sikap Peserta Didik yang tampil
mengemuka secara operasional atau nyata dalam bentuk perbuatan tertentu baik
positif maupun negatif sesuai dengan situasi kondisi lingkungan yang
mempengaruhinya.
(21) Kepribadian Peserta Didik adalah pola umum perilaku Peserta Didik yang
mencerminkan kebiasaan berpikir, ungkapan sikap, bakat, perasaan, cara, dan
tingkah laku serta pandangan hidupnya.
(22) Prosedur pembinaan adalah tahapan kegiatan dalam pembinaan ketarunaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II
DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN

Dasar
Pasal 2
Pembinaan ketarunaan berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan
pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Fungsi
Pasal 3
Pembinaan ketarunaan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan
mutu kehidupan serta martabatnya dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan SMK.

Tujuan
Pasal 4
Pembinaan ketarunaan bertujuan mengembangkan sikap dan kepribadian Peserta Didik,
untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 4,Sasaran
pengembangan sikap dan kepribadian Peserta Didik adalah untuk menumbuhkan:
(1) Kesetiaan terhadapPancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah dan
SMK.
(2) Kemampuan berprestasi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
dirinya dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan/atau bekerja.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
44
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(3) Tanggung jawab dalammenyelesaikan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya


dengan baik dan tepat pada waktunya, serta berani memikul resiko atas tindakan
yang dilakukannya.
(4) Ketaatan terhadap segala peraturan perundang-undangan dan kedinasan yang
berlaku serta perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang.
(5) Ke j u j u ra n d a l a m m e l a k s a n a k a n t u g a s d e n g a n t u l u s h a t i d a n t i d a k
menyalahgunakan wewenang yang diberikan.
(6) Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang
ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
(7) Prakarsadalam mengambil keputusan, langkah-langkah yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas tanpa menunggu perintah dari atasan.
(8) Jiwa kepemimpinan untuk meyakinkan orang lain untuk dikerahkan secara
maksimal dalam melaksanakan tugas pokok bagi yang memangku satu jabatan
kedinasan.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMPEROLEH PEMBINAAN

Pasal 6
Setiap Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut :
(1) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pembinaan dengan tidak membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan
ekonominya.
(2) Mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan dalam pemantapan sikap dan kepribadiannya.

Pasal 7
Setiap Peserta Didik berkewajiban untuk :
(1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku.
(2) Menghormatidan menghargai Pendidik, tenaga Kependidikan dan Pembina.
(3) Ikut memelihara sarana, prasarana, kebersihan, keindahan, ketertiban dan
keamanan.

Pasal 8
Pelaksanaan ketentuan sebagimana dimaksud pada pasal 7 diatur oleh Kepala SMK
sebagaimana lampiran yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini.

BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 9
Jenis-jenis pembinaan Peserta Didik meliputi :
(1) Pembinaan kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan Peserta Didik melalui

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
45 2020
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan berupa tatap muka terjadwal,
kegiatan akademik mandiri bagi peranannya di masa yang akan datang.

(2) Pembinaan ko-kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, dan/atau latihan sesuai bidang keahliannya untuk
menunjang kegiatan kurikuler

(3) Pembinaan ekstra kurikuler adalah usaha sadar untuk menyiapkan Peserta Didik
melalui kegiatan, dan/atau latihan sesuai minat dan bakatnya diluar kegiatan
kurikuler.

Pasal 10
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) diatur dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan SMK.

Pasal 11
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) disesuaikan dengan
penyelenggaraan pendidikan SMK.

Pasal 12
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) dan (3) meliputi:
(1) Pembinaan kerohanian.
(2) Pembinaan kedisiplinan.
(3) Pembinaan minat dan bakat (olahraga, seni dan budaya).
(4) Pembinaan organisasi Senat Peserta Didik dan organisasi lain dibawahnya.
(5) Pembinaan kewirausahaan dan kesejahteraan.
(6) Pembinaan kebersihan dan keamanan.
(7) Pembinaan keputrian.
(8) Pembinaan bahasa asing.
(9) Pembinaan kesamaptaan.

Pasal 13
(1) Tenaga Pembina Peserta Didik adalah Guru dantenaga kependidikan yang diangkat
oleh Kepala SMK dengan tugas khusus membina Peserta Didik.
(2) Tenaga Pembina Peserta Didik bertugas menyelenggarakan kegiatan membimbing,
melatih, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis
dalam bidang yang dibina.
(3) Tenaga Pembina Khusus adalah orang yang ditugaskan secara khusus oleh Kepala
SMK untuk membina Peserta Didik sebagai pelatih dibidangnya.

Pasal 14
Setiap tenaga Pembina Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut:

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
46
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(1) Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial.


(2) Memperoleh pembinaan karir berdasarkan prestasi kerja.
(3) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya.
(4) Memperoleh penghargaan sesuai dengan dharma baktinya.
(5) Menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas SMK dalam melaksanakan tugasnya.

Pasal 15
Setiap tenaga Pembina Peserta Didik berkewajiban untuk:
(1) Membina loyalitas pribadi dan Peserta Didik terhadap ideologi negara Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
(2) Menjunjung tinggi kebudayaan bangsa.
(3) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian.
(4) Meningkatkan kemampuan profesional sesuai tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.
(5) Menjaga nama baik SMK sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat,
Bangsa dan Negara.

BAB V
PROGRAM PEMBINAAN

Pasal 16
Program pembinaan disusun untuk mewujudkan tujuan pembinaan Peserta Didik
dengan memperhatikan tahap perkembangan Peserta Didik dan kesesuaian dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pembinaan.

Pasal 17
Program pembinaan merupakan bahan kajian untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
satuan pembinaan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pembinaan yang lebih
humanis.

Pasal 18
Program pembinaan kedisiplinan meliputi:
(1) Penanaman Kedisiplinan Dasar Peserta Didik:
a) MenyelenggarakanMasa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
b) Menyelenggarakan LatihanDasar Kedisiplinan (LDK).
(2) Pemantapan Kedisiplinan Peserta Didik:
a) Menyelenggarakan Masa Pembinaan Dasar Kedisiplinan.
b) Melaksanakan pembinaan kedisiplinan berkelanjutan.
(3) Pembinaan Kemantapan kedisiplinan Peserta Didik dilakukan dengan membina

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
47
kedisiplinan kehidupan dalam sekolah dan tempat-tempat lain dalam rangka
pelaksanaan pendidikan.
(4) Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling :
a) Memberikan bimbingan dan konseling bagi Peserta Didik secara individu
maupun kelompok meliputi segala aspek yang terkait secara langsung maupun
tidak langsung dengan bidang kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ektra kurikuler.
b) Memberikan bimbingan dan konseling mengenai lapangan pekerjaan.
(5) Pembinaan kedisiplinan yang bersifat tidak tetap dan bekerja sama dengan institusi
lain.

Pasal 19
Program kerohanian meliputi:
(1) Menyelenggarakan ceramah-ceramah tentang budipekerti dan nilai-nilai luhur
bangsa.
(2) Membina pelaksanaan peribadatan sehari-hari.
(3) Membina pelaksanaan kegiatan pendalaman keimanan.
(4) Membina kegiatan peringatan hari-hari besar keagamaan.

Pasal 20
Program pembinaan minat bakat olahraga, seni dan budaya meliputi:
(1) Menyelenggarakan latihan olah raga.
(2) Menyelenggarakan latihan kesenian dan kebudayaan.
(3) Menyelenggarakan Pekan Olah Raga dan Seni Peserta Didik.
(4) Mengikutsertakan Peserta Didik dalam berbagai perlombaan.

Pasal 21
Program pembinaan organisasi Senat Peserta Didik dan organisasi yang berada
dibawahnya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan SMK serta
ditetapkan melalui keputusan Kepala SMK.

Pasal 22
Pendekatan utama dalam program pembinaan meliputi:
(1) Pendekatan informatif yaitu penyelenggaraan pembinan disampaikan melalui
informasi berupa ceramah, , dan/atau bentuk lain.
(2) Pendekatan partisipatif yaitu penyelenggaraan program pembinaan disampaikan
melalui situasi belajar bersama Pembina dan para Peserta Didik belajar satu sama
lain.
(3) Pendekatan eksperensial yaitu penyelenggaraan program pembinaan melibatkan
langsung para Peserta Didik secara aktif dalam situasi dan pengalaman nyata.

Pasal 23
(1) Metode penyelenggaraan pembinaan Ketarunaan dilaksanakan melalui metode

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
48
PEMBINAAN
KETARUNAAN

penerapan disiplin Peserta Didik dan metode among (Bimbingan).


(2) Metode penerapan disiplin Peserta Didik merupakan pembinaan yang memegang
teguh kedisiplinan Peserta Didik SMK.
(3) Metode among (bimbingan) merupakan suatu proses teknis yang teratur untuk
membantu individu peserta didik dalam memilih penyelesaian yang cocok baginya
terhadap masalah yang dihadapinya.
(4) Penerapan pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (2), menganut azas :
a) Senioritas (atasan-bawahan) Peserta Didik dengan urutan :
Peserta Didik …….. (tingkat I), Peserta Didik ……… (tingkat II), dan Peserta Didik ……..
(Tingkat III).
Peserta Didik junior (bawahan) harus menghormati dan mematuhi Peserta Didik
senior (atasan).Peserta Didik senior harus mengasihi dan memberikan teladan
kepada Peserta Didik junior.
b) Pembinaan berjenjang adalah tanggung jawab berada pada senior satu tingkat
diatasnya dengan pengawasan dari Pembina Peserta Didik.
c) Pembina memberikan penghargaan kepada Peserta Didik yang berprestasi dan
memberi sanksi kepada Peserta Didik yang melakukan pelanggaran.
(5) Penerapan pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (3), menganut azas :
a) Moralitas.
b) Keteladanan.
c) Kreatifitas dan produktivitas.
d) Motivasi dan semangat untuk melakukan tindakan terpuji.

BAB VI
SUMBER DAYA PEMBINAAN

Pasal 24
Sumberdaya pembinaan berasal dari SMK, institusi terkait TNI/POLRI, masyarakat dan
orang tua Peserta Didik.

Pasal 25
Sarana dan prasarana pembinaan meliputi:
a) Asrama, dapur, ruang makan, ruang belajar, ruang rapat serbaguna, ruang rekreasi,
ruang tamu, pekarangan serta kelengkapannya.
b) Ruang laboratorium, workshop, perpustakaan, serta kelengkapannya.
c) Rumah ibadah, gedung pertemuan, gedung perkantoran, lapangan olahraga, ruang
kesenian, kolam renang serta kelengkapannya.
d) Unit Pembinaan Peserta Didik.
e) Unit Balai Pengobatan (BP).
f) Unit Bimbingan dan Konseling (BK)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
49 2020
g) Tenaga pembina dan pengawas yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan.
h) Tenaga administrasi terdiri dari staf Bagian Administrasi Umum dan Bagian
Administrasi Akademik dan Ketarunaan.
I) Perangkat peraturan kedisiplinan Peserta Didik.
j) Buku SPSKT, buku kondite Peserta Didik dan kartu Peserta Didik.

BAB VII
PENGELOLAAN

Pasal 26
(1) Penanggung jawab tertinggi penyelenggaraan pelaksanaan dan pengawasan dalam
pembinaan ketarunaan adalah Kepala SMK.
(2) Prosedur pembinaan ketarunaan meliputi kegiatan perencanaan, penyelenggaraan
pelaksanaan, pengawasan dan penilaian yang dilakukan oleh tenaga pembina
dikoordinasikan oleh Wakil Kepala Ketarunaan
(3) Tenaga Pembina berwenang mengambil tindakan administratif terhadap para
Peserta Didik yang berprestasi maupun melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana diatur pada BAGIAN DUA Sistem Pembinaan Sikap dan
Kepribadian Peserta Didik SMK.

BAB VIII
PENILAIAN

Pasal 27
Terhadap kegiatan dan kemajuan pengembangan sikap dan kepribadian Peserta Didik
dilakukan penilaian.

Pasal 28
Secara berkala dan berkelanjutan SMK melakukan penilaian terhadap Sistem Pembinaan
Sikap dan Kepribadian Peserta Didik SMK.

BAGIAN DUA
PERATURAN DISIPLIN PESERTA DIDIK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Disiplinan Peserta Didik yang dimaksud dengan:
(1) Kode Etik Peserta Didik adalah norma-norma yang harus dijunjung tinggi oleh
Peserta Didik sebagai landasan tingkah laku yang memiliki nilai kebenaran
berkenaan dengan moral atau akhlak.
(2) Senat Peserta Didik adalah organisasi ketarunaan yang tertinggi di SMK.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
50
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(3) Martabat Peserta Didik adalah tingkat harkat/derajat kemuliaan Peserta Didik.
(4) Jiwa Korsa adalah rasa bangga terhadap korps dan selalu berupaya untuk
menjaganya.
(5) Korps Peserta Didik adalah wadah keikutsertaan Peserta Didik SMK dalam usaha
bela Negara.
(6) Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tata
kehidupan Peserta Didik.
(7) Prestasi Peserta Didik adalah tindakan atau perbuatan Peserta Didik yang menonjol
dan positif dalam hal kepribadian, pendidikan, organisasi Peserta Didik, olah
raga, kesenian dan kemasyarakatan.
(8) Penghargaan adalah tindakan yang diberikan kepada Peserta Didik yang dapat
mencapai prestasi.
(9) Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan perbuatan dan/atau sikap Peserta Didik
yang bertentangan dengan Peraturan Disiplin Peserta Didik.
(10) Sanksi disiplin adalah tindakan yang dikenakan terhadap Peserta Didik yang
melakukan pelanggaran disiplin.
(11) Tempat terlarang adalah tempat dimana Peserta Didik sulit untuk melaksanakan
Kode Etik Peserta Didik, kecuali dengan ijin khusus untuk melaksanakan kegiatan
pendidkan
(12) Perintah kedinasan adalah perintah yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.
(13) Buku kondite adalah buku yang berfungsi untuk mencatat prestasi dan pelanggaran
Peserta Didik serta disimpan di dalam saku pakaian dinas Peserta Didik.
(14) Sekoah Menengah Kejuruan adalah tempat kegiatan belajar mengajar civitas
akademika SMK
(15) Civitas akademika adalah satuan yang terdiri atas tenaga pendidik dan TarunaSMK.
(16) Asrama terdiri dari wisma-wisma dan merupakan tempat tinggal Peserta Didik
dengan segala fasilitas penunjangnya.
(17) Dinas Dalam adalah bentuk kegiatan dan kehidupan sehari-hari di sekolah atau
kegiatan rutin yang diatur menurut jadwal yang ditentukan oleh pejabat yang
berwenang.
(18) Perwira jaga peserta didik adalah peserta didik yang diberi tugas sebagai pimpinan
piket harian di SMK.
(19) Bintara jaga peserta didik adalah peserta didik yang diberikan tugas sebagai wakil
pimpinan piket harian di SMK.
(20) Komandan Jaga Peserta Didik adalah peserta didik yang diberi tugas sebagai
penanggung jawab pelaksanaan tugas jaga harian di SMK.
(21) Piket Harian Peserta Didik adalah peserta didik yang diberikan tugas sebagai
penanggung jawab kegiatan harian untuk setiap jenjang dan beberapa tugas
kegiatan terkait.
(22) Petugas Jaga Peserta Didik adalah peserta didik yang diberi tugas untuk menjaga
keamanan sekolah sesuai pembagian waktu jaga yang sudah ditetapkan.
(23) Pakaian Dinas adalah semua pakaian seragam Peserta Didik yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan KepalaSMK.
(24) Pakaian Bebas adalah pakaian selainpakaian dinas yang sesuai dengan ketentuan-

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
51 2020
ketentuan yang berlaku di SMK.
(25) Kartu Peserta Didik adalah kartu identitas Peserta Didik SMK
(26) Kartu Bebas Peserta Didik (Clearing Card) adalah kartu yang diberikan kepada
peserta didik untuk menyelesaikan segala kewajibannya sebagai syarat untuk
mendapatkan kartu ujian semester.
(27) Surat Peringatan (SP) adalah surat yang dikeluarkan oleh unsur pimpinan SMK
kepada Peserta Didik yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PERATURAN DISIPLIN PESERTA DIDIK

Pasal 2
(1) Maksud Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah memberikan pedoman dalam
pembinaan disiplin dan kepribadian Peserta Didik.
(2) Tujuan Peraturan Disiplin Peserta Didik adalah mengatur dan memperlancar usaha
pembinaan kepada Peserta Didik dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari, baik
di dalam maupun di luar sekolah.

BAB III
KODE ETIK PESERTA DIDIK

Pasal 3
Kode etik Peserta Didik terdiri dari Janji dan Ketentuan moral sebagaimana tercantum
dalam Janji Setia Panca Bhakti Peserta Didik

BAB IV
HAK, KEWAJIBAN, DANLARANGAN
Hak

Pasal 4
Setiap Peserta Didik mempunyai hak-hak sebagai berikut:
(1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan
mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan
akademik.
(2) Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai
dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
(3) Memanfatkan fasilitas SMK dalam rangka kelancaran proses belajar.
(4) Mendapatkan bimbingan dariguru yang bertanggung jawab atas program studi yang
diikutinya dalam penyelesaian studinya.
(5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
(6) Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundangan yang

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
52
PEMBINAAN
KETARUNAAN

berlaku.
(7) Memanfaatkan sumberdaya SMK melalui perwakilan/ organisasi ketarunaan untuk
mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat, dan tata kehidupan bermasyarakat.
(8) Ikut serta dalam kegiatan organisasi ketarunaan SMK.
(9) Memperoleh pelayanan khusus bilamana menyandang cacat yang diperoleh selama
mengikuti pendidikan di SMK.

Kewajiban
Pasal 5
Setiap Peserta Didik berkewajiban untuk :
(1) Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mentaati semua
ketentuan hukum yang berlaku di Negara KesatuanRepublik Indonesia.
(2) Memiliki sifat hormat kepada Bendera Merah Putih dan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya;
(3) Menjunjung tinggi dan menegakkan kehormatan Peserta Didik dan almamater.
(4) Memiliki jiwa korps.
(5) Memiliki sikap saling menghormati dalam kebebasan menjalankan Ibadah sesuai
dengan Agama dan kepercayaan masing-masing.
(6) Mengembangkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara Peserta Didik
dengan masyarakat lingkungannya.
(7) Mentaati setiap perintah kedinasan yang diberikan kepadanya dan segera
melaporkan hasil penugasannya.
(8) Mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan dengan baik dan bersungguh-sungguh
serta dengan penuh rasa tanggung jawab.
(9) Tinggal di Asrama selama masa pendidikan kecuali ada ketentuan lain.
(10) Memelihara barang-barang inventaris SMK dan menjaga keutuhannya.
(11) Menggunakan alat pengingat waktu (Jam tangan) sebagai simbol kedisiplinan
peserta didik.
(12) Mengembalikan barang-barang pinjaman/hutang pada waktu yang ditetapkan.
(13) Menjaga keamanan dan memelihara kebersihan.
(14) Memahami isi buku SPSKT
(15) Selalu membawa buku Kondite, Kartu Tarun dan Kartu Pelajar.
(16) Berpakaian sesuai ketentuan.
(17) Menyelesaikan Kartu Bebas Peserta Didik (Clearing Card) sebelum mendapatkan
kartu ujian semester.

Larangan
Pasal 6
Setiap Peserta Didik dilarang:
(1) Membocorkan rahasia Negara.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
53 2020
(2) Melakukan tindakan makar.
(3) Melakukan atau terlibat tindak kriminal.
(4) Melakukan pemalsuan.
(5) Mencemarkan nama baik SMK.
(6) Menentang/melawan pimpinanSMK, Pembina Peserta Didik, pendidik dan tenaga
kependidikan
(7) Melakukan tindakan amoral/asusila.
(8) Melakukan kekerasan dan penganiayaan.
(9) Berkelahi.
(10) Menimbulkan keonaran.
(11) Menikah.
(12) Menggunakan narkotika dan obat terlarang lainya.
(13) Meninggalkan sekolah tanpa izin.
(14) Memiliki kost-kostan diluar sekolah tanpa seizin SMK.
(15) Menyimpan senjata api, bahan peledak dan senjata berbahaya lainnya tanpa izin.
(16) Membawa alat komunikasi dan alat elektronik yang tidak sesuai dengan aturan
(17) Merusak barang-barang inventaris SMK atau barang-barang lainya dengan sengaja.
(18) Berjudi, minum-minuman keras.
(19) Mencuri, mengambil barang atau apapun yang bukan miliknya.
(20) Memfitnah, menghasut, memberiketerangan palsu, dan berdusta.
(21) Berbuat tidak jujur dalam ujian dan dalam hal apapun.
(22) Melakukan plagiat.
(23) Mengancam dan mengintimidasi.
(24) Merobek/mencoret-coret/sengaja menghilangkan buku kondite Peserta Didik
(25) Menyalahgunakan surat ijin.
(26) Mengambil, memindahkan dan menyalahgunakan barang inventaris SMK.
(27) Membentuk kelompok yang berbasis SARA.
(28) Merokok.

BAB V
TATA KRAMA PESERTA DIDIK
Berdiri, berjalan dan duduk
Pasal 7
(1) Berdiri harus ditempat yang pantas sesuai dengan kehormatan Peserta Didik.
(2) Berdiri dan berjalan harus tegak dengan pandangan lurus kedepan.
(3) Melangkah harus dengan wajar dengan langkah diayun secara serasi.
(4) Apabila berjalan bersama lebih dari satu orang, sesuaikan langkah dan temponya.
(5) Tidak memalingkan muka (menengok) secara berlebihan.
(6) Pada saat berjalan, jangan terlalu banyak berbicara satu sama lain.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
54
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(7) Berjalan dilakukan secara serasi sesuai dengan keadaan.


(8) Peserta Didik senior/pria berada disebelah kanan Peserta Didik junior/wanita
(Peserta Didik junior/wanita berada ditempat yang aman).
(9) Pada waktu berjalan menaiki tangga Peserta Didik mendahulukan wanita/orang
yang lebih tua, dan waktu menuruni tangga Peserta Didik mendahului wanita/orang
tua.
(10) Duduk di tempat yang pantas dengan badan tegak.
(11) Usahakanlah untuk tidak membawa barang secara berlebihan dan bawalah barang
di tangan kiri selama memungkinkan.
(12) Tidak diperbolehkan mengendong tas saat menggunakan pakaian dinas (PDH dan
PDUB)
Kebersihan dan Kerapihan Diri
Pasal 8
(1) Kebersihan badan dan kerapihan pakaian harus selalu dijaga sesuai dengan
martabat Peserta Didik.
(2) Merias wajah/tubuh sewajarnya sesuai dengan martabat Peserta Didik.
(3) Kerapihan rambut dan kuku disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku sebagai
Peserta Didik.

Berbicara
Pasal 9
(1) Berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
(2) Selama berbicara, perhatikan orang yang diajak berbicara dan ikuti segala
pembicaraan serta jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan sopan.
(3) Memberikan kesempatan bicara kepada orang lain dengan selalu menjaga sikap
yang baik.
(4) Usahakan sikap yang sesuai jika berbicara dengan orang yang duduk atau berdiri.
(5) Harus berbicara sopan dan jangan berbicara kasar kepada siapapun. Apabila
menguap, bersin atau batuk lakukanlah secara sopan dengan menutup hidung atau
mulut.
(6) Berikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
(7) Peserta Didik harus selalu menjaga sikap sempurnakecuali diizinkan.
(8) Berbicara dan chatting menggunakan alat komunikasi disesuaikan dengan lawan
bicara dan diam ditempat (tidak sambil berjalan).

Berkenalan
Pasal 10
(1) Dalam berjabat tangan dengan seseorang, lakukan dengan kesungguhan dan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
55 2020
menghadaplah kepada orang tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi.
(2) Sebutkan nama dengan jelas dan lengkap.
(3) Perkenalkanlah diri terlebih dahulu terhadap orang yang lebih tua.
(4) Apabila memperkenalkan teman kepada atasan atau orang yang lebih tua, cara
memperkenalkan ialah dengan terlebih dahulu menyebutkan nama teman
tersebut.
(5) Pada saat berpisah setelah berkenalan, ucapkan salam.

Berpergian Dengan Teman Wanita


(Khusus bagi Peserta Didik)
Pasal 11
(1) Mintalah izin terlebih dahulu kepada orang tua/walinya.
(2) Apabila berjalan dengan teman wanita supaya tetap bersikap sebagai seorang
Peserta Didik.
(3) Tempatkanlah teman wanita pada tempat yang aman dan hindarilah jalan yang
kotor dan rusak.
(4) Dilarang mengunjungi tempat terlarang dan tempat yang dapat menimbulkan
kecurigaan masyarakat umum.
(5) Saat mengantar pulang teman wanita, sesuaikanlah dengan ketentuan orang
tua/walinya dan jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberi salam.

Bertamu
Pasal 12
(1) Beritahukan terlebih dahulu kepada orang yang akan dikunjungi bahwa Peserta
Didik akan bertamu, kecuali dalam keadaan mendesak.
(2) Hendaklah mengetuk pintu/menekan bel/mengucapkan salam dan memberi
hormat kepada tuan rumah.
(3) Duduklah dengan sikap yang baik dan sopan setelah dipersilahkan oleh tuan rumah.
(4) Selama bertamu, janganlah mendominasi pembicaraan.
(5) Sesuaikan sikap dan pembicaraan dengan situasi dan kondisi tuan rumah.
(6) Selama bertamu tetap bersikap sebagai Peserta Didik.
(7) Waktu yang tepat untuk bertamu harus di perhatikan.
(8) Bila waktu untuk bertamu telah selesai ucapakanlah terima kasih dan salam
sertaberikan hormat kepada tuan rumah.

Memasuki Ruangan
Pasal 13
(1) Setiap Peserta Didik yang berpakaian seragam harus membuka tutup kepalanya
sebelum memasuki dan selama berada dalam suatu ruangan.
(2) Peserta Didik yang hendak masuk ke dalam ruangan pembina perlu
memperhatikan sikap sebagai berikut :

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
56
PEMBINAAN
KETARUNAAN

a) Tutup kepala di buka di luar ruangan.


b) Ketok pintu danmasuk setelah mendapat izin.
c) Langsung menghadap, dan berdiri lebih kurang 4 langkah di depannya
(disesuaikan dengan keadaan ruangan),menyampaikan penghormatan tanpa
tutup kepala, setelah selesai menghormat mengucapkan "izin menghadap",
d) Selesai menghadap mengambil sikap sempurna, mengucapkan "izin
menghadap selesai",menyampaikan penghormatan dan langsung balik kanan
meninggalkan ruangan.

Menerima Tamu
Pasal14
(1) Berikan kesan yang baik dan menyenangkan bagi tamu.
(2) Persilahkan tamu dudukterlebih dahulu.
(3) Usahakanlah untuk mengambil inisiatif memulai pembicaraan.
(4) Usahakanlah agar tamu duduk menghadap ke dalam.
(5) Apabila tidak bisa menerima tamu, usahakanlah untuk menemuinya sebentar dan
memberitahukan bahwa ada sesuatu kepentingan mendesak yang harus
diselesaikan.
(6) Pada saat tamu selesai berkunjung, antarkanlah tamu tersebut sampai ke pintu
ruangan tamu, atau bahkan keluar halaman/sekolah.

Berbelanja
Pasal 15
(1) Berbelanjalah ditempat yang pantas bagi Peserta Didik.
(2) Memasuki toko hanya apabila ada sesuatu yang diperlukan dan jangan membuka
tutup kepala.
(3) Dalam berbelanja, janganlah melakukan penawaran yang bertele-tele.
(4) Janganlah meminta pelayanan yang istimewa.
(5) Usahakanlah untuk tidak membawa barang belanjaan secara berlebihan dan
bawalah barang di tangan kiri selama memungkinkan.

Makan
Pasal 16
(1) Di ruang makan sekolah:
a) Patuh pada peraturan tata tertib makan yang berlaku di sekolah.
b) Pada waktu makan, duduklah dengan tegak, sopan dan teratur.
c) Pergunakan peralatan makan/ minum sebagai mana mestinya.
d) Usahakan jangan menimbulkan bunyi waktu minum maupun saat mengunyah
makanan.
(2) Di rumah keluarga :
a) Duduklah di tempat yang telah di sediakan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
57 2020
b) Berdoalah sebelum dan sesudah makan.
c) Janganlah mendahului makan sebelum di persilahkan.
d) Minumlah sedikit sebelum makan.
e) Makanan yang di ambil sendiri hendaklah di habiskan.
f) Makanlah dengan sopan, jangan tergesa-gesa dan aturlah cara mengunyah
makanan sehingga tidak menimbulkan bunyi.
g) Dalam mempergunakan peralatan makan dan minum, pergunakanlah
sebagaimana mestinya, usahakan agar sesuai dengan tata cara makan.
h) Sebelum selesai acara makan dan di persilakan oleh tuan rumah, janganlah
meninggalkan ruangan makan.
i) Ucapkanlah terima kasih atas jamuan yang telah di berikan.
(3) Di perjamuan/ pesta :
a) Perhatikan kesopanan cara mengambil hidangan.
b) Apabila makan di kursi, letakkan piring di atas pangkuan atau topang dengan
tangan kiri.
c) Apabila cara makannya sambil berdiri, dilarang mengunyah makanan sambil
berjalan.
d) Usahakan untuk membaurkan diri dengan undangan lainnya, dan apabila ada
undangan lain yang sendirian, usahakanlah untuk menemaninya.
e) Setelah selesai makan, letakkan peralatan makan di tempat yang disediakan.

Meminjam
Pasal 17
(1) Usahakan untuk tidak meminjam sesuatu dari orang lain kalau tidak terpaksa.
(2) Hendaklah bertanggung jawab penuh atas barang yang di pinjam.
(3) Usahakanuntuksegeramengembalikan barang pinjaman.
(4) Pada saat mengembalikan barang - barang pinjaman, ucapkan "terima kasih".
(5) Hendaklah tidak meminjam dan meminjamkan barang pinjaman.

Berkendaraan
Pasal 18
(1) Peserta Didik dalam berkendaraan umum(kapal laut,kapal terbang, kereta api,bus,
dan lain-lain) :
a) Harus memiliki karcis yang berlaku.
b) Duduklah di tempat yang di tentukan.
c) Berikanlah tempat duduk kepada orang lebih tua/ lemah atau wanita.
d) Tempatkanlah teman-teman wanita di tempat yang aman.
e) Jangan membuat gaduh dan menggangu penumpang lain.
f) Usahakan menutup muka dengan sapu tangan bila tidur.
g) Patuhilah peraturan yang berlaku.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
58
PEMBINAAN
KETARUNAAN

h) Dilarang membeli sesuatu lewatjendela kendaraan.


(2) Becak/Ojek :
a) Usahakan tidak naik becak/ojek apabila tidak terpaksa.
b) Jangan mengadakan tawar-menawar sampai bertele-tele.
c) Dilarang naik becak lebih dari dua orang sedangkan ojek tidak lebih dari satu
orang.
d) apabila bersama teman wanita, teman wanita naik lebih dahulu dan pada waktu
turun Peserta Didik mendahului.
(3) Mengemudikan kendaraan bermotor:
a) Harus mematuhi segala peraturan lalu lintas.
b) Dilarang mengemudikan kendaraan bermotor apabila tidak memiliki SIM.
c) Tetap memperhatikan sifat dan sikap Peserta Didik.
d) Dilarang bersenda gurau.
e) Hormatilah pejalan kaki dan pemakai jalan lain.

Menunggu Kendaraan
Pasal 19
(1) Tunggulah kendaraan di tempat yang telah di tentukan.
(2) Tetap menjaga sikap dan martabat sebagai seorang Peserta Didik.

BAB VI
KETERTIBAN SEKOLAH

Tertib Keluar dan Masuk Sekolah


Pasal 20
(1) Setiap Peserta Didik keluar atau masuk sekolah di wajibkan:
a) Melalui pintu gerbang/ pos penjagaan depan yang telah di tetapkan.
b) Menepati waktu yang telah di tetapkan.
c) Melapor kepada petugas piket dan mengisi buku pesiar di pos penjagaan depan
dengan memperlihatkan surat izin yang telah di berikan oleh yang berwenang
apabila di luar waktu pesiar yang telah di tetapkan .
d) Berpakaian Dinas Harian berdasi lengkap.
(2) Setiap Peserta Didik keluar atau memasuki sekolah dilarang:
a) Melompat/ menerobos pagar.
b) Membawa kendaraan pribadi.
c) Berkendaraan kecuali dinas.
d) Jika dijemput/diantar kendaraan hanya diizinkan sampai pos penjagaan depan
sekolah.

Tertib Kebersihan dan Ketenteraman Sekolah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
59 2020
Pasal 21
(1) Setiap Peserta Didik diwajibkan:
a) Memelihara dan menjaga keamanan,ketertiban dan kebersihan sekolah.
b) Memelihara kebersihan ruang-ruang belajar serta lingkungan sekitarnya.
c) Memelihara peralatan kebersihan dan tempat-tempat pembuangan kotoran/
sampah.
d) Memiliki alat kebersihan masing-masing.
(2) Setiap Peserta Didik dilarang:
a) Melakukan hal-hal yang dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya.
b) Menggunakan listrik dan air secara berlebihan.
d) Memanjat atau menebang/memotong pohon,atau mengambil buah-buahan
dalam lingkungan sekolah tanpa seizin pembina/pejabat SMK.
e) Membuang atau menumpuk sampah secara sembarangan.

BAB VII
KETERTIBAN ASRAMA

Tertib Penempatan
Pasal 22
(1) Setiap Peserta Didik Wajib;
a) Menempati Wisma yang telah ditentukan SMK.
b) Menandatangani berita acara hunian sebelum menempati kamar.
(2) Penghuni suatu Wisma memilih seorang Ketua Wisma dan seorang Wakil Ketua
Wisma sebagai penanggung jawab Wisma dan penghuninya untuk masa satu
semester.
(3) Ketua Wisma mengisi berita acara hunian W isma.

Tertib Wisma
Pasal 23
(1) Setiap Peserta Didik Wajib:
a) Memelihara kebersihan dan kerapian kamar tidur, lorong, kamar mandi/ WC,
taman dan kebun lingkungan Wisma.
b) Menyediakan tempat sampah pada setiap kamar dan membuang sampah pada
tempat yang telah di sediakan.
c) Menyimpan/menata dengan rapi peralatan tidur, pakaian, buku-buku dan lain-
lain pada tempat yang layak.
d) Mematikan lampu pada waktu keluar kamar atau sedang tidak diperlukan;
e) Menutup kran air sehingga air tidak terbuang.
f) Memelihara barang inventaris kamar dan Wisma.
g) Menyimpan barang berharga milik pribadi pada tempat yang aman.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
60
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(2) Setiap Peserta Didik dilarang:


a) Menempel, memaku, memasang gambar atau tulisan dan mengotori dinding
kamar, lemari dan atau Wisma.
b) Merusak, merubah atau memindahkan barang-barang inventaris kamar dan
Wisma.
c) Merusak, merubah atau menambah instalasi listrik.
d) Menggunakan listrik secara berlebihan (menggunakan kompor listrik dan
sejenisya).
e) Merusak kunci-kunci pintu, kaca-kaca jendela, plafon, pintu wisma dan kamar
tidur, lemari kursi dan meja belajar.
f) Menjemur pakaian didalam kamar, didepan jendela kamar atau ditempat yang
tidak pantas.
g) Menyimpan makanan atau bahan yang dapat menganggu lingkungan.
h) Makan di dalam kamar kecuali bagi yang sakit dan mendapat izin dari pembina
peserta didik.
i) Membawa peralatan dapur ke wisma atau kamar.
j) Membawa radio dan peralatan elektronik lainnya tanpa mendapat izin dari
pembina.
k) Menonton TV. mendengarkan radio pada waktu jam belajar malam dan jam
malam.
l) Menyimpan dan membawa senjata tajam, senjata api dan bentuk-bentuk senjata
atau alat/ barang lainnya yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang
lain.
n) Memasak dalam kamar atau wisma.
o) Membuat gaduh sehingga mengganggu penghuni lainnya.
p) Meminum minuman keras atau narkotika dan obat-obatan terlarang.
(4) Setiap Peserta Didik harus mengganti barang inventaris yang hilang, rusak atau
tidak sesuai dengan waktu penerimaan awal.

Tertib Menerima Tamu


Pasal 24
(1) Peserta Didik dapat menerima tamu pada tempat dan waktu yang telah ditentukan.
(2) Peserta Didik dilarang menerima/membawa tamu ke dalam kamar tidur.
(3) Peserta Didik laki-laki dilarang memasuki wisma Peserta didik Perempuan dan
Peserta didik perempuan dilarang memasuki wisma peserta didik laki-laki kecuali
untuk kepentingan dinas atau seizin pembina.
(4) Jam bertamu sebagaimana diatur pada BAGIAN TIGA Sistem Pembinaan Sikap dan
Kepribadian Peserta Didik SMK.
(5) Tamu peserta didik diluar jam bertamu harus seizin Pembina Peserta Didik.

Tertib Pakaian
pasal 25

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
61 2020
(1) Setiap Peserta Didik harus memakai pakaian dinas sebagai berikut:
a) Hari Senin sampai Kamis memakai Pakaian Dinas Harian (PDH) Peserta Didik
)SMK.
b) Hari Jum'at memakai Pakaian Dinas Harian(PDH)
c) Untuk kegiatan-kegiatan tertentu,Peserta Didik diwajibkan menggunakan
pakaian dinas yang telah ditetapkan.
(2) Pakaian yang telah ditentukan wajib digunakan dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan apel.
(3) Untuk kepentingan ibadah dapat berpakaian sesuai keperluan dan seijin pembina.

Tertib Ruang Makan


Pasal 26
(1) Peserta Didik makan bersama - sama di ruang makan pada waktu dan jam makan
kecuali bagi Peserta Didik yang melaksanakan puasa dan keadaan khusus lainnya
yang diijinkan oleh pembina.
(2) Setiap jam makan di tandai dengan bunyi lonceng.
(3) Setiap memasuki ruang makan Peserta Didik harus berpakaian rapi dan sopan
sesuai dengan ketentuan penggunaan pakaian dinas dan pakaian bukan dinas
(pakaian bebas rapi).
(4) Pelaksanaan makan dipimpin petugas piket.
(5) Peserta Didik wajib tenang dan tertib sesuai tata cara makan.
(6) Peserta Didik wajib membawa peralatan makan pribadi (sendok, garpu, dan
gelas/muk).
(7) Peserta Didik wajib memelihara kebersihan ruang makan.
(8) Peserta Didik dilarang memasuki ruang makan atau dapur selama waktu persiapan
makan.
(9) Peserta Didik dilarang membawa makanan atau peralatan dapur keluar ruang
makan kecuali untuk yang sakit dan atau mendapat izin pembina.
(10) Kegiatan makan dilakukan sesuai prosedur makan yang telah ditentukan dan
sebelumnya Peserta Didik wajib melakukan absensi makan dengan menggunakan
alat manual/ finger print.

Tertib Ruang Tamu


Pasal 27
(1) Ruang tamu digunakan untuk menerima tamu atau kepentingan lain sesuai izin
pembina.
(2) Setiap memasuki ruang tamu Peserta Didik harus berpakaian rapi dan sopan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
62
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(3) Peserta Didik harus memelihara kebersihan dan ketertiban di ruang tamu.

Tertib Waktu Istirahat


Pasal 28
(1) Waktu istirahat malam bagi peserta didik adalah mulai pukul ....... WIB sampai
dengan pukul ....... WIB
(2) Pada jam istirahat Peserta Didik harus tenang dan tertib serta menggunakannya
sebaik mungkin.
(3) Peserta Didik dilarang keluar sekolah pada jam istirahat kecuali petugas atau seijin
pembina.

Tertib Apel Pagi


Pasal 29
(1) Peserta Didik wajib mengikuti apel pagi kecuali yang di ijinkan oleh pembina.
(2) Apel pagi dilaksanakan setiap hari,kecuali hari minggu/hari libur.
(3) Apel pagi dilaksanakan pada pukul ........ s/d ......... W I B.
(4) Apel pagi dipimpin oleh perwira jaga atau pembina.
(5) Pelaksanaan apel pagi sesuai dengan tata cara yang telah di tetapkan.
(6) Setelah apel pagi, perwira jaga melaporkan hasil kegiatan apel pagi kepada
pembina.

Tertib Apel Siang


Pasal 30
(1) Peserta Didik wajib mengikuti apel siangkecuali yang diijinkan oleh pembina.
(2) Apel siang dilaksanakan setiap harikecuali malam Minggu/hari libur.
(3) Apel siang pada pukul ....... s/d ......... Waktu setempat.
(4) Apel siang di pimpin oleh perwira jaga atau pembina.
(5) Pelaksanaan apel siang sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan.

Tertib Apel khusus


Pasal 31
(1) Apel khusus antara lain Apel Devisi dan Apel Besar.
(2) Apel Devisi dilaksanakan sewaktu-waktu oleh Pembina Peserta Didik, diluar apel
yang terjadwal dengan seijin kepala pembinaan tarunaatau Wakil Kepala.

Tertib Dinas Dalam

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
63 2020
Pasal 32
(1) Petugas Dinas Dalam adalah Peserta Didik yang diusulan oleh Senat Peserta Didik
dan disetujui oleh pembina.
(2) Petugas Dinas Dalam adalah perwira jaga, bintara jaga, komandan jaga, dan piket
harian lainnya
(3) Petugas Dinas Dalam bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban
sekolah, serta membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar.
(4) Waktu pelaksanaan Dinas Dalam disesuaikan dengan jenis kegiatan
(5) Perijinan untuk tidak mengikuti kegiatan sehari-hari bagi petugas Dinas Dalam
diatur oleh pembina.

Tertib Perizinan
Pasal 33
(1) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBM (teori/praktek) atau kegiatan dinas
lainnya harus terlebih dahulu mendapat izin sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
(2) Sesudah jam kerja, permintaan izin seperti disebut dalam ayat (1) dapat diberikan
oleh pembina.
BAB VIII
KETERTIBAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN UJIAN
Tertib Kelas

Pasal 34
(1) Peserta Didik wajib mengikuti KBM sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
oleh SMK.
(2) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBM, harus dapat menunjukkan surat izin
sebagaimana dimaksud pada pasal 34 ayat (1).
(3) Peserta Didik yang tidak dapat mengikuti KBMsebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib mendapatkan izin dari gurupengajar.
(4) Peserta Didik wajib hadir dikelas sebelum KBM dimulai dan menandatangani daftar
hadir.
(5) Peserta Didik wajib berpakaian dinassesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(6) Peserta Didik wajib menjemput GuruPengajar sebelum KBM dimulai dan
mengantarkan Guru setelah selesai pelajaran.
(7) Peserta Didik wajib menyiapkan sarana dan hal-hal yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan KBM.
(8) Peserta Didik wajib memberikan laporan dan berdo'a sebelum dan sesudah
KBMdilaksanakan, dipimpin oleh seorangpiket kelas.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
64
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(9) Peserta Didik wajib menjaga kebersihan kelas dan keutuhan sarana/prasarana yang
ada di dalam kelas.

Tertib Ujian
Pasal 35
(1) Ujian bagi Peserta Didik meliputi PenilaianTengah Semester (PTS) Penilaian Akhir
Semester (PAS).ujian akhir program dan ujian-ujian yang di tetapkan oleh SMK.
(2) Setiap Peserta Didik Wajib:
a) Mengikuti ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini.
b) Menyelesaikan tugas akademik dan administrasi serta kartu bebas Peserta Didik
(clearing card) yang berlaku di SMK sebelum mengikuti ujian.
(3) Apabila peserta didik tidak dapat memenuhi ketentuan pada ayat (2) butir a) karena
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan mempunyai hak untuk mengikuti ujian
susulan.
(4) Selama ujian berlangsung peserta ujian di larang :
a) Bercakap-cakap, berbisik-bisik dengan peserta ujian lainnya.
b) Menengok ke kiri, ke kanan, ke belakang atau hal lain yang dapat dianggap
mengganggu suasana ujian.
c) Membawa buku atau catatan keda!am ruang ujian, kecuali atas izin Gurumata
pelajaran yang di ujikan.
d) Pinjam meminjam peralatan tulis-menulis dan peralatan yang lain, selamaujian
berlangsung.
e) Menerima/memberi bantuan dari/ke peserta ujian lain, dalam menyelesaikan
soal ujian.
f) Menyontek, membuka buku atau catatan.
g) Keluar ruangan ujian selama ujian sedang berlangsung.
(5) Ketentuan lain yang belum tercantum dalam pasal ini akan di atur lebih lanjut oleh
SMK.

BAB IX
KETERTIBAN PRAKTEK DI DALAM SEKOLAH

Penggunaan Workshop/ Laboratorium


Pasal 36
(1) Setiap Peserta Didik Wajib:
a) Mengikuti kegiatan praktek sesuai jadual yang ditetapkan oleh SMK.
b) M e n d a p a t i z i n s e s u a i a t u ra n y a n g b e r l a k u u n t u k m e n g g u n a k a n
workshop/laboratorium diluar jadwal yang ditetapkan.
c) Mengisi lembar isian penggunaan alat dan bahan sebelum praktek dimulai dan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
65 2020
mengembalikannya kepada kepala workshop/laboratorium setelah praktek
selesai.
d) Menggunakan alat dan atau bahan sesuai dengan ketentuan.
e) Bertanggung jawab penuh terhadap peralatan yang dipergunakan selama
melaksanakanpraktek.
f) Membersihkan tempat praktek dan mengembalikan alat pada tempat semula
setelah kegiatan praktek.
g) Berpakaian praktek lengkap.
h) Mengikuti aturan yang sifatnya khusus dari workshop/laboratorium tertentu
yang belum diatur dalam pasal ini.
(2) Setiap Peserta Didik dilarang:
a) Meninggalkan tempat praktek sebelum kegiatan praktek berakhir
b) Memindahkan, merusak dan/atau menghilangkan alat dan/atau bahan praktek

BAB X
KETERTIBAN PRAKTEK LUAR SEKOLAH

Pasal 37
(1) Peserta Didik Wajib:
a) Menyelesaikan tugas akademik dan administrasi yang berlaku di SMK sebelum
mengikuti praktek.
b) Menyelesaikan syarat-syarat administrasi dengan pihak-pihak terkait di tempat
praktek.
c) Melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan oleh SMK.
d) Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan di lokasi praktek
e) Menghargai dan menghormati norma-norma sosial setempat.
f) Memberikan contoh yang baik kepada lingkungan masyarakat sekitarnya.
g) Memegang teguh kode etik dan tata krama peserta didik.
h) Menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan tempat tinggalnya.
(2) Peserta Didik dilarang:
a) Meninggalkan lokasi praktek sebelum selesai pelaksanaan praktek.
b) Melakukan tindakan yang dapat menimbulkan ketidaksenangan masyarakat
setempat.
(3) Praktek diluar sekolah yang dilakukan dalam bentuk kelompok diberlakukan
ketentuan Dinas Dalam dengan jadwal yang ditentukan oleh Guru.

Magang
Pasal 38
(1) Pada libur akhir semester Peserta Didik dapat melakukan kegiatan magang di instansi
pemerintah/perusahaan-perusahaan yang terkait dengan bidang studinya.
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan magang sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Peserta

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
66
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Didik wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 38.

BAB XI
TERTIB DI PERPUSTAKAAN

Pasal39
(1) Peserta Didik wajib:
a) Memiliki kartu anggota perpustakaan.
b) Menunjukkan kartu anggota pada saat menggunakan fasilitas perpustakaan.
c) Mengembalikan fasilitas/buku perpustakaan yang dipinjam tepat pada
waktunya.
d) Mengganti fasitas/buku milik perpustakaan yang dipinjam apabila terjadi
kerusakan atau hilang.
e) Memakai pakaian dinas apabila mengujungi perpustakaan.
(2) Peserta Didik dilarang:
a) Menggunakan kartu anggota orang lain.
b) Merusak fasilitas/buku milik perpustakaan.
c) Membuat gaduh di ruang baca perpustakaan.

BAB XII
PENILAIAN KONDITE TARUNAPEDOMAN PENILAIAN
Pasal 40
(1) Setiap prestasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh Peserta Didik akan di nilai
sesuai jenis dan bobotnya.
(2) Setiap prestasi akan mendapat penghargaan dari SMK.
(3) Setiap pelanggaran akan mendapat sanksi dari SMK.

Pasal 41
(1) Prestasi yang di capai kedua kalinya atau lebih akan di berikan penghargaan
setingkat lebih tinggi dari penilaian yang seharusnya.
(2) Pelanggaran yang di lakukan ke dua kalinya atau lebih akan di berikan sanksi
setingkat lebih tinggi dari penilaian yang seharusnya.

Prestasi
Pasal 42
(1) Prestasi di golongkan sebagai Prestasi Umum dan Prestasi Khusus
(2) Prestasi umum mencakup semua prestasi di luar prestasi khusus.
(3) Prestasi Khusus meliputi prestasi yang terkait dengan kegiatan akademis.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
67 2020
Pasal 43
(1) Penilaian prestasi di kelompokkan menjadi prestasi luar biasa, prestasi biasa dan
prestasi cukup.
(2) Kisaran bobot penilaian prestasi adalah plus 1 sampai dengan plus 20.

Penilaian Prestasi Umum


Pasal 44
(1) Prestasi luar biasa dengan nilai sebesar-besarnya plus 20 dan sekecil-kecilnya plus
11, mencakup:
a) Nilai plus 20: melakukan suatu perbuatan yang sangat terpuji sehingga
menghindarkan dari bahaya yang mengancam jiwa dan harta;
b) Nilai plus19: adalah apabila:
menjadi juara dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang kegiatan non
akademik di tingkat Internasional.
ikut serta dalam penyelamatan lingkungan.
c) Nilai plus18: menjadi peserta dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat internasional.
d) Nilai plus17: menjadi juara dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat nasional.
e) Nilai plus16: menjadi juara dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat propinsi;
f) Nilai plus15: menjadi peserta dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat nasional;
g) Nilai plus14: menjadi peserta dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat propinsi;
h) Nilai plus13: menjadi panitia suatu kegiatan sosial dan atau aktifitas di bidang
lingungan tingkat nasional;
i) Nilai plus12: adalah apabila:
Menjadi panitia suatu kegiatan sosial dan atau aktifitas di bidang lingkungan
tingkat propinsi.
Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan sosial di tingkat nasional.
j) Nilai plus11: berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan sosial dan atau bidang
lingkungan ditingkat propinsi.
(2) Prestasi Umum Biasa dengan nilai sebesar-besarnya plus10 dan sekecil-kecilnya
plus 5, yaitu:
a) Nilai plus10: menjadi juara dalam suatu perlombaan/pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat kabupaten/ kotamadya.
b) Nilai plus9: menjadi peserta dalam suatu perlombaan/ pertandingan bidang
kegiatan non-akademis di tingkat kabupaten/ kotamadya.
c) Nilai plus 8: menjadi panitia suatu kegiatan non-akademis ditingkat kabupaten/
kotamadya.
d) Nilai plus7: berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan non-akademis di tingkat

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
68
PEMBINAAN
KETARUNAAN

kabupaten/ kotamadya.
e) Nilai plus 6: sebagai Ketua Senat Peserta Didik SMK.
f) Nilai plus5: duduk dalam suatu kepengurusan Senat Peserta Didik SMK.
(4) Prestasi umum cukup, dengan nilai sebesar-besarnya plus 4 dan sekecil-kecilnya
plus 1, adalah:
a) Nilai plus4: menjadi juara dalam suatu kejuaraan kegiatan non-akademis di
tingkat lokal.
b) Nilai plus3: adalah apabila :
Sebagai ketua/ koordinator dalam kepengurusan kegiatan yang berada dibawah
naungan organisasi senat Peserta Didik dan/atau kegiatan ekstra dan ko-
kurikuler.
Menjadi peserta dalam suatu kejuaraan kegiatan non-akademis di tingkat lokal.
c) Nilai plus2: adalah apabila:
Menjadi ketua kelas, ketua wisma, atau ketua panitia.
Aktif dalam kegiatan positif yang tidak terprogram oleh SMK.
d) Nilai plus1: adalah apabila:
Juara perlombaan antar Peserta Didik yang diselenggarakan oleh sekolah,
Jurusan, Program Studi atau Senat Peserta Didik.
Aktif dalam kegiatan positif yang terpogram oleh SMK.

Penilaian Prestasi Khusus


Pasal 45
(1) Prestasi khusus luar biasa dengan nilai maksimum plus 20 dan mínimum plus 11,
mencakup:
a) Nilai plus 20:penemuan IPTEK baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
b) Nilai plus 19: adalah apabila:
juara dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional.
pembicara dalam pertemuan ilmiah tingkat internasonal.
c) Nilai plus 18: mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat internasional;
d) Nilai plus 17: adalah apabila:
juara dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional.
pembicara dalam pertemuan ilmiah tingkat nasional.
e) Nilai plus 16: adalah apabila:
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional.
membantu persiapan materi pada lomba karya ilmiah tingkat internasional.
f) Nilai plus 15: menjadi ketua atau koordinator kegiatan ilmiah tingkat nasional.
g) Nilai plus 14: peserta dalam pertemuan ilmiah tingkat internasional.
h) Nilai plus 13: membantu persiapan materi pada lomba karya ilmiah tingkat
nasional.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
69 2020
i) Nilai plus 12: berperan secara aktif dan/ atau menjadi anggota kepanitiaan
pertemuan ilmiah tingkat nasional.
j) Nilai plus 11: pembicaraan dalam pertemuan ilmiah tingkat Provinsi.
(2) Prestasi khusus biasa dengan nilai maksimum plus 10 dan mínimal plus 6,
mencakup:
a) Nilai plus 10:adalah apabila:
juara dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat Provinsi.
peserta dalam pertemuan ilmia tingkat nasioanl.
b) Nilai plus 9: adalah apabila:
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat Provinsi.
juara dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat Kabupaten/ kota.
pembicara dalam pertemuan ilmiah tingkat Kabupaten/kota.
c) Nilai plus 8: adalah apabila:
menjadi ketua/koordinator kegiatan ilmiah tingkat Provinsi.
mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat Kabupaten/ Kota.
peserta dalam pertemuan ilmiah tingkat Provinsi.
membantu persiapan lomba karya tulis ilmiah tingkat Provinsi.
d) Nilai plus 7: adalah apabila:
berperan secara aktif dan/atau anggota panitia pelaksanaan pertemuan ilmiah
tingkat Provinsi.
berperan secara aktif dan/atau anggota panitia pelaksanaan pertemuan ilmiah
tingkat Kabupaten / Kota.
e) Nilai plus6: adalah apabila :
menjadi peserta adalam pertemuan ilmiah tingkat Kabupaten/ Kota.
membantu persiapan lomba karya ilmiah tingkat Kabupaten/ Kota.
menjadi asisten untuk mata pelajaran tertentu.
menjadi juara/ranking 1 pada angkatannya.
pembicaraan dalam pertemuan ilmiah tingkat lokal.
(3) Prestasi khusus cukup dengan nilai setinggi-tingginya plus 5 dan serendah-
rendahnya plus 1, mencakup:
a) Nilai plus 5: juara/ranking 1 sampai dengan 3 pada program studi.
b) Nilai plus 4: presentasi dalam pertemuan ilmiah di SMK.
c) Nilai plus 3: menjadi ketua/koordinator pertemuan ilmiah di SMK.
d) Nilai plus 2: berperan sangat aktif dan menonjol dalam kegiatan
pengajaran dan pelatihan/praktek.
e) Nilai plus 1: berperan sangat aktif dan menonjol dalam pertemuan ilmiah di SMK.
Pelanggaran
Pasal 46
(1) Pelanggaran di golongkan sebagai pelanggaran sangat berat, berat, sedang, dan
ringan.
(2) Kisaran bobot penilaian adalah minus 1 sampai dengan minus 20.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
70
PEMBINAAN
KETARUNAAN

(3) Pelanggaran sangat berat dan berat sebagaimana di maksud pada ayat 1 tidak
mengacu pada kisaran bobot penilaian sebagaimana di maksud pada ayat 2.

Penilaian Pelanggaran
Pasal 47
(1) Pelanggaran sangat berat di berikan sanksi di keluarkan dari Sekolah Menengah
Kejuruan yang barakibat pada pencopotan status sebagai Peserta Didik SMK.
Pelanggaran sangat berat mencakup:
a) Membocorkan hal-hal yang bersifat rahasia negara.
b) Merencanakan dan/ atau melakukan kegiatan makar.
c) Mencemarkan nama baik SMK.
d) Menentang/melawan pimpinanSMK, Pembina Peserta Didik, pendidik dan
tenaga kependidikan
e) Tindakan plagiat.
f) Tidak mengikuti kegiatan KBM dan/ atau praktek selama 6 hari bertuirut-turut
tanpa alasan yang dapat di pertanggung jawabkan.
g) Tidak mengikuti penialain akhir smester atauujian negara tanpa alasan yang
dapat di pertanggung jawabkan.
h) Tidak jujur dalam mengikuti ujian.
i) Menyebabkan dan/ atau memperolehbocoran soal ujian semester.
j) Dengan sengaja merusak sarana,prasarana dan/ataufasilitasSMK.
k) Melakukan atau terlibat tindakan kriminal(mencuri, merampok atau
mengambilyang bukan haknya).
l) Melakukan perbuatan amoral/asusila.
m) Melakukan penganiayaan (kekerasan fisik)
n) Menikah, hamil.
o) Menyalahgunakan narkotika/ obat terlarang.
p) Memfitnah, menghasut, memberi keterangan palsu, berdusta.
q) Meninggalkan sekolah tanpa izin selama 6(enam) hari atau lebih secara
berturut-turut.
(2) Pelanggaran berat dapat diberikan sanksi setinggi-tingginya dikeluarkan dari
Sekolah MenengahKejuruan yang berakibat pada pencopotan status sebagai
Peserta Didik SMK, dan seringan-ringannya skorsing/pencabutan sementara
status sebagai Peserta Didik selama satu tahun.Pelanggaran berat meliputi :
a) Tidak mengikuti penilaian akhir semester untuk lebih dari sepertiga jumlah mata
ujian tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan,
b) Tidak mengikuti kegiatan KBM dan/atau praktek selama 5 hari berturut turut
tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c) Tidak melaksanakan dan menyelesaikan tugas akademik program studi sesuai
dengan ketetapan.
d) Melakukan kegiatan praktektidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
e) Berkelahi.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
71 2020
f) Menimbulkan keonaran.
g) Menyimpan senjata api/bahan peledak/senjata tajam, tanpa izin.
h) Minum-minuman keras/berjudi.
i) Mengacam/ mengintimidasi.
j) Meninggalkan sekolah tanpa izin selama 5 hari berturut-turut.
(3) Pelanggaran sedang dapat diberikan kisaran bobot penilaian antara minus 6 sampai
dengan minus 20.
a) Nllai minus 20: adalah apabila:
Tidak mengikuti penilaian tengah semester untuk sepertiga mata ujian tanpa
alasan yang dapat di pertanggungjawabkan.
Tidak mengikuti penialain akhir smester untuk sepertiga mata ujian tanpa alasan
yang dapat di pertanggung jawabkan.
Tidak mengikuti KBM selama 4 hari berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggung- jawabkan.
Keluar sekolah tanpa izin selama 4 hari.
b) Nilai minus 15:adalah apabila:
Tidak menyelesaikan tugas dariGuru,merobek/ menghilangkan buku kondite
Peserta Didik; menghilangkan Kartu Peserta Didik/ KTA siswa; menyalahgunakan
izin/ dispensasi.
Menyalahgunakan sarana dan fasilitas belajar-mengajar tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Tidak mengikuti KBM selama 3 hari berturut-turut tanpa alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Keluar sekolah tanpa izin selama 3 hari.
c) Nilai minus10: adalah apabila:
Tidak melaksanakan sanksi yang diberikan karena suatu pelanggaran.
Menyalahgunakan barang inventaris SMK.
Mencoret - coret Buku Kondite Peserta Didik .
Tidak mengikuti KBM selama 2 hari berturut - turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
Keluar sekolah tanpa izin selama 2 hari.
d) Nilai minus6: adalah apabila:
Tidak membawa Buku Kondite Peserta Didik.
Memindahkan sarana dan fasilitas belajar-mengajar tanpa melalui ketentuan
yang telah di tetapkan.
Tidak mengikuti KBM selama 1 hari tanpa alasan yang dapat di pertanggung
-jawabkan.
Keluar sekolahtanpa izin selama 1 hari.
(4) Pelanggaran ringan disamping diberi penilaian terhadap pelanggaran dengan
kisaran bobot penilaian maksimum minus5 dan minimum minus1; meliputi:
a) Nilai minus 5: adalah apabila:
Terlambat lebih dari 15 menit dalam mengikuti kegiatan KBM/ praktek;

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
72
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Merusak barang inventaris SMK pada saat sedang dalam tugas baik untuk
kegiatan akademis maupun non akademis.
b) Nilai minus 4:pelanggaran terhadap peraturan Dinas Dalam.
c) Nilai minus 3: melanggar peraturan Tata Krama Peserta Didik dan ketertiban
sekolah.
d) Nilai minus 2:satu kali tidak mengikuti kegiatan sekolah atau non akademis
lainnya.
e) Nilai minus 1:tidak melapor ke administrasi sekolah jika Buku Kondite sudah
penuh atau habis.
(5) Pemberian Surat Peringatan (SP) pada Peserta Didik bilamelakukan pelanggaran
dan atau Nilai Kondite Peserta Didik (Nk) pada semester yang berlangsung
mencapai nilai sebagai berikut:
a) Nilai minus 5 maka yang bersangkutan akan dberikan Surat Peringatan Pertama
(SP1) dari Pembinaan Ketarunaan.
b) Nilai minus 10 dan atau pernah mendapatkan SP1 maka yang bersangkutan akan
diberikan Surat Peringatan Kedua (SP2) dari Wakil Kepala.
c) Nilai minus 15dan atau pernah mendapatkan SP2, maka yang bersangkutan akan
diberikan Surat Peringatan ketiga (SP3) dari Ketua SMK.
(6) Blla Nilai Kondite Peserta Didik (Nk) pada semester yang berlangsung mencapai
minus 20 atau lebih, maka yang bersangkutan di klasifikasikan telah melakukan
pelanggaran berat dan dapat dikenakan sanksi sebagaimana di atur dalam ayat (2)
pasal ini.

Sanksi Tambahan
Pasal 48
(1) Sanksi tambahan di berikan terhadap pelanggaran yang termasuk dalam kelompok
pelanggaran sedang dan ringan.
(2) Sanksi tambahan sebagaimana di maksud ayat (1) pasal ini dapat berupa :
a) Tidak boleh pesiar atau keluar sekolahmaksimum selama satu bulan :
b) Melaksanakan kerja bakti maksimum satu minggu.
c) Mengganti sarana, prasarana, fasilitas yang di rusakkan atau di hilangkan;
d) Melaksanakan suatu tugas khusus.
e) Melaksanakan tugas dinas dalam maksimum satu minggu;
f) Dicukur gundul bagi peserta didik (kecuali senat peserta didik)
(3) Pelanggaran yang berkenaan dengan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
baik yang utama dan/ atau penunjang akan di kenakan sanksi penggantian sesuai
spesifikasi sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan tersebut atau denda
penggantian sesuai dengan nilai sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan yang
berlaku.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
73 2020
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Peserta Didik di dalam Sekolah

No. Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu

1. 06.40-07.00
2. 07.00-07.45
3. 08.00-12.00
4. 12.30-13.30
5. 14.00-15.00

Catatan :
1. Hari Jum'at, pukul 11.30-13.00 Sholat Jum'at (bagi yang non muslim dapat menyesuaikan)
2. Kegiatan lain, pelaksanaannya akan diatur kemudian

(4) Sanksi masal untuk pelanggaran ringan sampai sedang diberikan apabila sebagai
berikut :
a. Suatu pelanggaran yang melibatkan lebih dari 5 Peserta Didik.
b. Suatu pelanggaran sejenis yang telah terjadi lebih dari 3 kali dan telah diberikan
peringatan sebelumnya.
c. Sanksi masal dalam pelaksanaannya harus seijin Pembina Ketarunaan dan Wakil
kepala
(5) Sanksi masal dapat berupa sanksi fisik atau non fisik, yaitu:
a. Sanksi fisik :
Lari lapangan upacara maksimal 15 putaran
Pus-up maksimal 50 kali
Sit-up maksimal 50 kali
Merayap sejauh kurang lebih 50 meter
Wajib diawasi langsung oleh Pembina yang bersangkutan
b. Bentuk sanksi non fisik ditetapkan oleh Pembina, diantaranya dapat berupa
kebersihan lingkungan dan atau bentuk lainnya (kondite)

BAB XIII
ADMINISTRASIPRESTASIDANPELANGGARAN

Buku Kondite Peserta Didik


Pasal 49
(1) Setiap Peserta Didik mendapat satu buku kondite Peserta Didik selama mengikuti
pendidikan di SMK.
(2) Buku kondite Peserta Didik berfungsi untuk mencatat setiap prestasi dan
pelanggaran

Pencatatan Prestasi dan/atau Pelanggaran


Pasal 50
(1) Setiap Pembina dan/atau pendidik berkewajiban mencatat pada Buku Kondite

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
74
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Peserta Didik saat mengetahui prestasi atau pelanggaran dilakukan oleh Peserta
Didik.
(2) Kewenangan pencatatan nilai prestasi atau pelanggaran pada buku Kondite Peserta
Didik adalah tenaga Pembina yang disesuaikan dengan bukti dan merujuk pada
ketentuan yang ada.
(3) Pemberian penghargaan prestasi luar biasa, sanksi berat dan sangat berat hanya
dapat diberikan oleh KepalaSMK dengan pertimbangan Unsur Pimpinanmelalui
rapat yang minimal dihadiri oleh unsur; Unit Pembinaan Peserta Didik, Program
Keahlian, Paket Keahlian, Administrasi Akademik, Wakil Kepala Sekolah, Bimbingan
dan Konseling (BK), serta dokter Balai Pengobatan (BP) apabila menyangkut peserta
didik sakit
(4) Bila dipandang perlu, SMK dapat menghadirkan Peserta Didik atau senat Peserta
Didik untuk memberikan informasi terkait sebelum membuat keputusan tentang
bentuk penghargaan atau sanksi.

Evaluasi Kondite Peserta Didik


Pasal 51
(1) Rumus Evaluasi Kondite Peserta Didik ditetapkan sebagai berikut:

Nk = Npr – Npl

Nk : Nilai KonditeTaruna
Npr : Nilai Prestasi
Npl : Nilai Pelanggaran
(2) Kategori Nilai Kedisiplinan Peserta Didik :
a) Baik Sekali (A) : ≥11
b) Baik (B) : 0 s/d 10
c) Cukup (C) : -1 s/d -19
d) Kurang (D) : ≥-20
(3) Rumus evaluasi keidsiplinan Peserta Didik ini tidak berlaku bagi pelanggaran
sangat berat dan berat.

Penetuan Keberhasilan
Pasal 52
(1) Penilaian kedisiplinan Peserta Didik dilakukan secara periodik dua kali dalam satu
semester, yaitu pertengahan dan akhir semester.
(2) Hasil penilaian pertengahan semester sebagai bahan umpan balik pembinaan lebih
lanjut.
(3) Hasil penilaian akhir semester sebagai bahan penentuan keikutsertaan Peserta
Didik dalam pendidikan di SMK.
(4) Untuk dapat mengikuti pendidikan di SMK, nilai minimal kedisiplinan seorang
Peserta Didik adalah Cukup (C).

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
75 2020
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Alamat sekolah.........

SURAT IZIN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Diberikan izin tidak mengikuti kepada:

Nama/Nrp/NIS : …………………………........................................................
Tingkat/Program Studi : …………………………........................................................
Hari/Tanggal : …………………………........................................................
Alasan/Keperluan : …………………………........................................................
Persetujuan dari : …………………………........................................................

No. Mata Pelajaran Guru Paraf

Tempat, ……………………..

Mengetahui,
Ketua Jurusan/ Ka. Program Studi

(………………………….)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
76
PEMBINAAN
KETARUNAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Alamat sekolah.........

SURAT IZIN KELUAR SEKOLAH

Nama / Nrp/NIS : …………………………....…


Tingkat / Program Studi : …………………………....…
Hari/Tanggal : ………………s/d...……….
Alasan/Keperluan : ................../..................

Alamat Iengkap yang dituju : …………………………….…


Nomor Telepon : ………………………….……

Tempat, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Menyetujui,
Ketua Jurusan/Prodi.............. .... Pembina Ketarunaan

(…………………………) (…………………………)

Wakil Kurikulum

(…………………………)

Catatan
- Untuk perijinan tanpa menginap dapat dilakukan oleh Piket Pembina Peserta Didik
(PPT)
- Jika untuk perijinan menginap maka perlu persetujuan dari Pembina Ketarunaan dan
diketahui oleh Wakil Kurikulum
- Persetujuan Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi diperlukan apabila yang
bersangkutan tidak mengikuti kegiatan akademik.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
77 2020
Lampiran 5. Formulir C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Alamat sekolah.........

KARTU BEBAS PESERTA DIDIK


(CLEARING CARD)

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :

Nama/ NRP/NIS : .......................................


Semester/ Jurusan : .......................................

Telah bebas dari :


1. Pinjaman Buku Perpustakaan :.......................................
2. Pinjaman Alat Workshop : .......................................
3. Admisnistrasi/ Ketarunaan : .......................................
5. ............................................. : .......................................

Demikian untuk di jadikan periksa.

Tempat, ………………………
Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Ketarunaan,

(..................................................)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
78
PEMBINAAN
KETARUNAAN

Lampiran 6.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Alamat sekolah..........

SURAT PERINGATAN
Nomor: …………………………………….
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menegakkan disiplin pembinaan sikap dan
keperibadian para peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan;
b. Bahwa saudara ..................... Nrp. ................... Peserta Didik Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Semester ....Tahun Akademik
................... Paket Keahlian .............................. telah melakukan
pelanggaran yaitu ....................................................... sampai
Keputusan ini di tandatangani;
c. Bahwa peserta didik tersebut dalam butir b, telah melakukan
pelanggaran terhadap Peraturan dengan kriteria pelanggaran
dengan akumulasi nilai kondite.............................. terhadap
Peraturan Disiplin Peserta Didik yang berlaku di Sekolah
Menengah Kejuruan.
Menginggat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2.
3.
4.
5.
6.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Nomor
:......................., tentang Sistem Pembinaan Sikap dan Keperibadian
Peserta Didik Sekolah Menenga Kejuruan;
2. Berita acara kronologis kejadian dari Pembina ketarunaan dan
kependidikan.
DIPERINGATKAN
Menetapkan :
Pertama : Saudara ……………... Nrp. …………….. Peserta Didik Sekolah Menengah
Kejuruan ( SMK ) Semester … Tahun Akademik ………………… Paket
Keahlian …………………. 1) Diperingatkan I 2) Diperingatkan II 3)
Diperingatkan III untuk tidak melakukan kesalahan yang sama
seperti pada poin b, dan bila mengulangi kasalahan yang sama maka
akan berakibat terhadap pencabutan setatus sebagai peserta didik
atau dikeluarkan dan sekurang-kurangnya dapat ditunda masa
pendidikannya;
Kedua : Dengan telah ditanda tanganinya Peringatan ini, maka segala
prilaku Peserta Didik ………… Nrp. ………. adalah dalam pengawasan
para Pembina kedisiplinan peserta didik dan kependidikan
Sekolah Menengah Kejuruan;
Ketiga : Peringatan ini berlaku mulai ditetapkan, dengan ketentuan segala
sesuatu akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam peringatan ini.

Ditetapkan di : ......................
Pada tanggal :.......................

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
79 2020
Tembusan Kepada Yth:
1. Para Pejabat SMK
2. Para ketua Jurusan Lingkup Sekolah Menengah Kejuruan;
3. Para Guru Sekolah Menengah Kejuruan;
4. Orang Tua/ Wali Peserta Didik
5. Tarunayangbersangkutan.

Catatan:
Peringatan I ditandatangani oleh Pembina Ketarunaan (Jika akumulasi Kondite sampai
dengan minus 5)
Peringatan II ditandatangani oleh Wakil Kurikulum (Jika akumulasi kondite sampai
dengan minus 10 dan atau pernah mendapatkan SP1)
Peringatan III ditandatangani oleh Kepala Sekolah (Jika akumulasi kondite sampai dengan
minus 15 dan atau pernah mendapatkan SP2)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
80
Untuk kritik dan saran yang membangun,
hubungi kami di ;
Email : pesertadidiksmk@kemdikbud.go.id
No. Hp : 08222 - 1001 - 0016 (Bagian Peserta Didik)

Anda mungkin juga menyukai