TUGAS KOASISTENSI DIAGNOSA LABORATORIK

TABEL PENYAKIT BAKTERIAL, VIRAL, MIKAL, dan PARASIT

pada Babi (Sus scrofa)

Disusun oleh :
Desqi Vigia Anggis Dwimantara
20/458146/KH/10516

No Agen Penyakit Karakteristik

Bakteri
1. Staphylococcus aureus Arthritis (Ditjen PKH, Gram positif, non motil,
2014). coccus seperti anggur,
katalase positif, koagulase
positif, VP positif, Gelatinase
positif (Markey, et al., 2013).
2. Pasteurella multocida Atrophic Rhinitis of Gram negatif, berbentuk akar,
Swine, Septichaemia indole positif, glukosa positif,
Epizootica (SE) (Ditjen mannitol positif, sorbitol
PKH, 2014). positif (Markey, et al., 2013).
3. Streptococcus Streptococcosis (Ditjen Gram positif, coccus seperti
PKH, 2014). rantai, fakultatif anaerob,
katalase negatif, oksidase
negatif dan non-motil
(Markey, et al., 2013).
4. Echerchia coli Colibacillosis (Ditjen Gram positif, Imvic (indol
PKH, 2014). positif, MR positif, VP
negatif, Citrate negatif)
(Markey, et al., 2013).
5. Clostridium novyi Sudden Death Syndrome Berukuran 0.81.0x10 mikron,
(Ditjen PKH, 2014). berbentuk batang lurus
dengan ujung tumpul,
membentuk spora oval dan
terletak subterminal, tidak
berkapsul, bersifat Gram
positif dan motil (Ditjen
 PKH, 2014).
6. Salmonella Salmonellosis (Ditjen Gram positif, non-lactosa
PKH, 2014). fermenter, memproduksi H2S
(Markey, et al., 2013).
7. Pseudomonas Melioidosis (Ditjen PKH, Gram negatif, motil, panjang
pseudomallei 2014). bacillus ini 1- 2 µ dan lebar
0,5 µ (Ditjen PKH, 2014).

8. Brucella suis Brucellosis (Ditjen PKH, Gram negatif, berbentuk

2014). batang halus, mempunyai
ukuran panjang 0,5-2,0
mikron dan lebar 0,4-0,8
mikron, tidak bergerak, tidak
berspora dan bersifat aerob
(Ditjen PKH, 2014).
9. Erysipelathrix insidiosa Erysipelas (Ditjen PKH, Gram positif, tidak
2014). membentuk spora, tidak
bergerak, panjang 0,5-2,5
micrometer (Ditjen PKH,
2014).
Mikal
1. Aspergillus fumigatus Aspergillosis (Ditjen Memilki rantai oval kecil
PKH, 2014). konidia yang melekat pada
ujung satu atau dua baris
sterigmata yang teratur
melingkar pada permukaan
ujung konidiafor yang disebut
vesikel. Kepala konidial
berukuran 100-200 μm
panjangnya dan 50-60 μm
lebarnya. (Markey, et al.,
2013).
Viral
1. African swine fever virus African swine fever Morfologi icosahedral,
(Markey, et al., 2013). memiliki ukuran 170 – 194
kbp, sitoplasmik dan
 beramplop (Markey, et al.,
2013).
2. Bovine leukosis virus Enzootic Bovine leukosis Single stranded Ribonucleic
(Ditjen PKH, 2014). Acid (ss-RNA), Virus
berukuran 70-110 nm,
berbentuk bulat kasar,
bersifat pleomorfik,
diselubungi
Amplop (Ditjen PKH, 2014).
3. Bovine herpesvirus-1 Infectious Bovine Genom virus berupa double
Rhinotracheitis (IBR) stranded deoxyribonucleic
(Ditjen PKH, 2014). acid (ds-DNA), dengan berat
molekul 29.000-250.000,
Berbentuk kuboid simetri
dengan kapsid icosahedral,
diameter 100150 µm (Ditjen
PKH, 2014).
4. Swinepox virus Cacar babi (Ditjen PKH, Genom tersusun atas DNA
2014). beruntai tunggal (ss-DNA)
dengan berat molekul 80x106
D. Partikel virus ini
dibungkus oleh struktur
membran (amplop). Bentuk
virus seperti cakram atau
bundar dan berukuran 300
-350 nm x 200- 250 nm
(Ditjen PKH, 2014).
5. Hog cholera virus Hog cholera (Ditjen Virus berbentuk bulat helikal
PKH, 2014). atau tidak teratur dan
berukuran antara 40-50 nm
dengan nukleokapsid
berukuran 29 nm, memiliki
amplop (Ditjen PKH, 2014).
6. Porcine Reproductive and Porcine Reproductive Terususun atas RNA,
Respratory Syndrome and Respratory beramplop, berbentuk bundar
 virus Syndrome (Ditjen PKH, (Ditjen PKH, 2014).
2014).

7. Alphaherpes virus Pseudo rabies (Ditjen Tersususun atas ds-DNA,

PKH, 2014). kapsid tersebut terdiri dari
162 sub unit protein
(capsomere), bentuk virus
adalah ikosahedral dan viriori
yang lengkap berukuran 150
nm (Ditjen PKH, 2014).
Parasit
1. Taenia solium Cysticercosis (Ditjen Panjang segmen cacing pita
PKH, 2014). (T.solium) berkisar antara 2-4
m dan mengandung 800-1000
proglotida (segmen).
Proglotida (segmen) yang
masak berisi 30.000-50.000
telur. Telur cacing T. solium
berbentuk bulat dengan
ukuran 31-43 µ, memiliki
selubung tebal dan di
dalamnya berisi larva yang
memiliki enam kait
(onkosfer) (Ditjen PKH,
2014).
2. Demodex sp. Demodecosis (Ditjen Berbentuk seperti cerutu atau
PKH, 2014). wortel, mempunyai 4 pasang
kaki yang pendek dan gemuk
serta memiliki 3 ruas. Bagian
perutnya terbungkus kitin dan
bergaris melintang
menyerupai cincin serta
memipih ke arah caudal.
Ukuran tungau bervariasi
 antara 0,2 – 0,4 mm (Ditjen
PKH, 2014).
3. Fasciola gigantica Fasciolosis (Ditjen PKH, Berukuran 25-27x 3-12 mm,
2014). mempunyai pundak sempit,
ujung posterior tumpul,
ovarium Iebih panjang
dengan banyak cabang
(Ditjen PKH, 2014).
4. Chrysomya bezziana Myiasis (Ditjen PKH, Bersifat obligat parasit yang
2014). hanya memakan jaringan
hidup tubuh inangnya. Siklus
hidup lalat C.bezziana
terbagi menjadi empat tahap,
yaitu telur, larva, pupa dan
lalat (Ditjen PKH, 2014).

5. Sarcoptes scabiei Scabies (Ditjen PKH, Tungau berwarna putih krem

2014). dan berbentuk oval yang
cembung pada bagian dorsal
dan pipih pada bagian ventral.
Permukaan tubuhnya bersisik
dan dilengkapi dengan
kutikula serta banyak
dijumpai garis paralel
transversal. Betina berukuran
antara (300-600) x (250-400)
µm, sedangkan jantan
berukuran antara (200-240) x
(150-200) µm (Ditjen PKH,
2014).
6. Toxoplasma gondii Toxoplasmosis (Ditjen Protoza ini mampu
PKH, 2014). menginfeksi semua sel
berinti, terbagi atas dua
siklus, yaitu seksual
(schizogoni) dan aseksual
 (gametogoni) (Ditjen PKH,
2014).

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2014. Manual Penyakit Hewan
Mamalia. Jakarta : Subdit Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan
Hewan.
Markey, B., Leonard, F., Archambault, M., Cullinane, A., & Maguire, D. 2013. Clinical
Veterinary Microbiology Second Edition. British: Elseiver.