Anda di halaman 1dari 16

Kacamata Driyarkara adalah program kerja Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma 2020 berupa kajian yang berisi pemikiran-pemikiran
atas isu-isu kontemporer baik di bidang politik, hukum, pendidikan, sosial, maupun ekonomi dari perspektif
BEM USD. Selamat membaca!

Kacamata Driyarkara:

Dua Sisi Mata Uang: Kebijakan Publik dan Penanganan Sampah


Plastik di Indonesia

Anggita Dwi Ardhani

Yoga A. Pongtuluran

Louis IX King

Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis BEM USD 2020

Masalah sampah plastik di Indonesia sedang menjadi sorotan publik. Melihat


perkembangan masalah sampah plastik yang luas, sepertinya pemerintah memang sudah harus
mempercepat perbaikan sistem pengelolaannya, atau juga sistem penanganannya. Jika diibaratkan,
maka hubungan antara penanganan sampah plastik dan kebijakan publik bagaikan dua sisi mata
uang. Dengan kata lain, keduanya memang beriringan dan berjalan bersama. Itulah mengapa,

1 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


dalam kajian ini Kementerain Sosial Politik dan Kajian Strategis BEM Universitas Sanata Dharma
akan membahas penanggulangan sampah plastik dari perspektif kebijakan publik.

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton
di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sumber yang sama menyebutkan,
kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak
85.000 ton kantong plastik.

Sebelumnya, berdasarkan data The World Bank tahun 2018, sebanyak 87 kota di pesisir
Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton. Dengan
komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan
plastik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jenna R Jambeck dari University of Georgia, pada
2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton di
antaranya terbuang dan mencemari laut.

Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan
3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah
plastik tersebut diduga mencemari lautan.

Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran
sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Cina memimpin dengan tingkat pencemaran
sampah plastik ke laut sekitar 1,23-3,53 juta ton/tahun.

Padahal jumlah penduduk pesisir Indonesia hampir sama dengan India, yaitu 187 juta jiwa.
Namun tingkat pencemaran plastik ke laut India hanya sekitar 0,09-0,24 juta ton/tahun dan
menempati urutan ke 12. Artinya memang ada sistem pengelolaan sampah yang buruk di
Indonesia.

Sebelumnya, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia (LIPI) M Reza Cordova juga membeberkan fakta tentang sampah plastik, khususnya

2 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


mikroplastik. Menurut dia, mikroplastik memang sudah mengancam kerusakan ekosistem laut di
Indonesia dan itu terus berlangsung sepanjang tahun tanpa henti.

Diperkirakan saat ini mikroplastik yang ada di air laut Indonesia jumlahnya ada di kisaran
30 hingga 960 partikel/liter. Keberadaan mikroplastik di dalam air laut Indonesia, jumlahnya sama
dengan jumlah mikroplastik yang ditemukan di air laut Samudera Pasifik dan Laut Mediterania.
Namun, lebih rendah dibandingkan di pesisir Tiongkok, Pesisir California, dan Barat Laut
Samudera Atlantik.

Sepertinya pencemaran plastik di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini,
industri-industri minuman di Indonesia merupakan salah satu sektor yang pertumbuhannya paling
pesat. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri pengolahan minuman mencapai 24,2% secara
tahunan hanya kalah dari industri pakaian jadi.

Artinya, pertumbuhan industri minuman yang sangat pesat tentu saja akan menghasilkan
pertumbuhan jumlah sampah plastik yang semakin banyak.

Apa tindakan pemerintah Indonesia? Pemerintah Indonesia tak mau main-main dalam
menyelesaikan persolan sampah plastik yang ada di wilayah laut Indonesia. Bukti keseriusan
pemerintah untuk membersihkan sampah plastik di laut, di antaranya adalah dengan menyiapkan
Rencana Aksi Nasional (RAN) yang sudah disusun dari 2018. Melalui RAN, secara bertahap
persoalan sampah diharapkan bisa diselesaikan.

Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah telah menerbitkan


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
yang berisikan strategi, program, dan kegiatan yang sinergis, terukur, dan terarah untuk
mengurangi jumlah sampah di laut, terutama sampah plastik.

Regulasi ini dituangkan dalam bentuk Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut
Tahun 2018-2025. Rencana Aksi ini merupakan dokumen perencanaan yang memberikan arahan
strategis bagi kementerian/lembaga, dan acuan bagi masyarakat serta pelaku usaha dalam rangka
percepatan penanganan sampah laut untuk periode delapan tahun, terhitung sejak tahun 2018
sampai dengan tahun 2025.

3 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Dalam RAN tersebut juga dicantumkan strategi dan mekanisme pendanaan, penguatan
kelembagaan, penegakan hukum, serta penelitian dan pengembangan. Program pertama yang
dilaksanakan, antara lain, Diversifikasi Skema Pendanaan di luar APBN/APBD. Mendorong
skema pendanaan pengelolaan sampah plastik melalui Kerja sama Pemerintah-Swasta, hibah
Corporate Social Responsibility (CSR), dana masyarakat dan sumber-sumber lain yang sah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Program memperkuat kelembagaan berupa upaya mendorong komitmen eksekutif (pusat


dan daerah) untuk memprioritaskan alokasi anggaran di sektor pengelolaan sampah plastik.
Program ketiga adalah meningkatkan efektivitas pelaksanaan penegakan hukum dengan
meningkatnya koordinasi melalui operasi bersama penindakan pelanggaran terkait sampah di laut.
Sejalan dengan hal itu perlu diimplementasikan juga mengenai pemberian reward and punishment
atas ketaatan dan pelanggaran terhadap SOP pengelolaan sampah di kawasan destinasi wisata
bahari kepada pengelola, pemda, dan masyarakat setiap tahunnya oleh Kementerian Pariwisata.

Program lainnya adalah memacu inovasi pengelolaan sampah melalui riset dan
pengembangan, kegiatan yang dapat dioptimalkan berupa, antara lain, mendorong penemuan
bahan pengganti plastik dengan bahan yang ramah lingkungan, penyusunan SNI produk plastik
yang mudah terurai dan dapat didaur ulang, pregulasi SNI plastik yang mudah terurai dan dapat
didaur ulang secara wajib, membangun sistem informasi terpadu sampah plastik di laut untuk
1
pemantauan dan pengendalian, kajian dampak mikro dan nano plastik pada tubuh manusia.

Namun apakah tindakan pemerintah Indonesia sudah cukup untuk mengendalikan sampah
plastik di Indonesia, khususnya bagi wilayah laut Indonesia?

1
Indonesia.go.id, “Menenggelamkan Pembuang Sampah Plastik di Laut”, diakses dari
https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/menenggelamkan-pembuang-sampah-plastik-di-
laut#:~:text=Data%20Asosiasi%20Industri%20Plastik%20Indonesia,plastik%20yang%20dibuang%20ke%20laut
pada 5 Agustus 2020 pukul 17.01 WIB

4 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Sampah Plastik dan Dampak Kronisnya untuk Laut Indonesia

Sebagian besar sampah plastik di dunia akan bermuara ke laut, sisanya dibakar atau
tertimbun dalam tanah. Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel
kecil yang disebut mikroplastik dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Mikroplastik ini sangat mudah
dikonsumsi oleh hewan-hewan laut.2 Berikutnya akan dibahas dampak kegagalan penanganan
sampah plastik terhadap laut Indonesia.

Indonesia tercatat sebagai negara kedua di dunia dengan ekspor ikan terbesar. Hal ini tidak
mengherankan karena bentuk negara Indonesia yang berupa negara kepulauan. Produksi perikanan
Indonesia yang berasal dari perikanan tangkap dan budidaya telah meningkat secara bertahap
selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2015. Pada 2015, total produksi telah mencapai 22,31 juta
metrik ton (MT), senilai 18,10 miliar USD. Sementara itu, jumlah kapal penangkap ikan di
Indonesia telah meningkat tajam dari 581.845 pada tahun 2011 menjadi sekitar 625.633 kapal pada
tahun 2014.3

Namun tidak ada yang dapat menjamin bahwa keberhasilan Indonesia dalam memimpin
perlombaan ekspor ikan di antara negara-negara di dunia dapat berlangsung lama. Kegagalan
dalam mengelola persebaran sampah plastik di lautan dapat menjadi bumerang bagi Indonesia.
Mikroplastik yang ditelan oleh ikan-ikan di lautan dapat menjadi bahaya besar bagi
keberlangsungan hidup biota laut. Penjelasannya seperti berikut:

Tanpa sadar, manusia berkontribusi pada kehancuran biota laut. Manusia menyumbang
sampah plastik yang memenuhi dan pecah menjadi mikroplastik. Saking kecilnya, mikroplastik
mampu menembus peredaran darah para hewan yang tinggal di laut. Untuk itu, Reza Cordova,
peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI)
melakukan penelitian hingga tahun 2019 mengenai pengaruh mikroplastik pada biota laut,
lingkungan, serta pada kesehatan manusia.

2
Ibid.
3
Simulasikredit.com, “15 Negara Penghasil Ikan Terbesar di Dunia”, diakses dari
https://www.simulasikredit.com/15-negara-penghasil-ikan-terbesar-di-
dunia/#:~:text=Sejak%20tahun%202002%2C%20Cina%20telah,produk%20ikan%20terbesar%20di%20dunia. Pada
5 Agustus 2020 pukul 17.10 WIB

5 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


“Disadari atau tidak, 78 juta plastik yang digunakan manusia ujung-ujungnya masuk ke
laut. Padahal, laut itu merupakan kawasan terluas di bumi, yakni 70 persennya,” ujar Reza. Sampah
plastik yang tidak didaur ulang akan terpecah menjadi kepingan kecil berukuran kurang dari lima
millimeter. Inilah yang dinamakan mikroplastik. Plastik berubah menjadi serpihan karena faktor
panas, gelombang, sinar ultraviolet, dan peran bakteri.

Ada banyak hewan yang menjadi korban mikroplastik, termasuk penyu. Penyu tidak
mempunyai kemampuan untuk membedakan ubur-ubur sebagai makanannya dengan plastik.
Akibatnya, saluran pencernaan akan kacau karena usus terobek plastik dan penyu terancam mati.

“Kalau mikroplastik masuk ke otak hewan laut, perilaku hewan tersebut akan terganggu.
Pernah ditemukan kasus ikan mengidap tumor setelah menelan mikroplastik,” kata Reza
menegaskan bahaya mikroplastik. Kendati tingkat mikroplastik yang tertinggal di lautan Indonesia
hanya 30-960 partikel per liter, Reza tetap meminta masyarakat tidak mengesampingkan dampak
bahaya dari kepingan plastik kecil itu.

Selain itu, muncul kemungkinan bahaya jika mikroplastik tidak ditekan penggunaannya.
Ini akan berdampak pada mata rantai makanan. Contohnya, plankton memakan mikroplastik. Lalu,
plankton tersebut dimakan ikan kecil yang ternyata juga menelan mikroplastik. Ikan kecil tersebut
menjadi mangsa ikan besar yang rupanya juga mengonsumsi mikroplastik. Dikhawatirkan,
mikroplastik tersebut akan terkumpul di tubuh manusia. Seperti yang diketahui, manusia
merupakan makhluk pemakan segala (omnivora), termasuk ikan. Meski belum ditemukan kasus
tentang mikroplastik yang terkandung di tubuh manusia, bahaya ini tampaknya bukan sekadar
imajinasi. 4

Nah, penjelasan di atas telah menunjukkan betapa bahayanya mikroplastik terhadap


keberlangsungan hidup biota laut. Mantan Menteri Susi Pudjiastuti bahkan pernah memprediksi
bahwa jika penanganan sampah plastik di laut Indonesia tidak efektif, bisa jadi di tahun 2040
kuantitas sampah plastik akan lebih banyak dari jumlah ikan di lautan Indonesia.

4
Shela Kusumaningtyas, “LIPI Akan Kaji Dampak Bahaya Mikroplastik bagi Biota Laut”, diakses dari
https://sains.kompas.com/read/2018/02/21/070900323/lipi-akan-kaji-dampak-bahaya-mikroplastik-bagi-biota-
laut?page=all pada 5 Agustus 2020 pukul 17.21 WIB

6 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Apa hubungannya dengan ancaman gagal ekspor ikan Indonesia? Lautan yang telah
tercemar oleh mikroplastik secara besar-besaran akan berdampak pada kualitas biota lautnya,
khususnya ikan. Akibatnya, sektor kelautan sebagai salah satu sektor andalan untuk pemasukan
negara tidak berhasil karena akan berkurangnya permintaan untuk ekspor. Selain bahayanya bagi
laut, sampah plastik juga sangat berbahaya bagi lingkungan hidup secara umum:

1) Plastik baru bisa diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200 hingga
400 tahun. Plastik akan menimbulkan zat kimia yang dapat mencemari air tanah dan
tanah sehingga tingkat kesuburannya menurun.
2) Plastik telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, dan juga
ikan-ikan yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dalam setiap tahunnya. Banyak
hewan penyu di kepulauan Seribu yang mati hanya karena memakan plastik yang
dikiranya sebuah ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan penyu.
3) Pembuangan sampah plastik secara sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan alirannya sehingga menyebabkan banjir.
4) Sampah plastik yang dibakar akan membuat polusi udara karena ketika plastik dibakar
bahan kimia yang menjadi racun akan menyebar ke udara dan atmosfer menjadi
terkontaminasi,

Tak hanya itu, bahaya plastik juga membahayakan tubuh, diantaranya:

1) Sampah plastik yang dibakar akan mencemari lingkungan karena dalam asap tersebut
terkandung zat dioksin dan zat karsinogenik yang apabila dihirup oleh manusia dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pernapasan,
kanker, dan gangguan sistem syaraf.
2) Kemasan plastik yang dipakai untuk membungkus makanan atau minuman panas juga
dapat menimbulkan pembengkakan hati.
3) Bahan kimia tambahan yang ada dalam plastik juga dapat menyebabkan gangguan
reproduksi.

7 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Karenanya, masyarakat harus bijak dalam menggunakan dan mengelola sampah plastik.
Jangan dibuang sembarangan, apalagi membuangnya ke sungai atau ke laut.5

Perang atas Sampah Plastik telah Dimulai!

Secara umum pola penanganan sampah di Indonesia hanya melalui tahapan paling
sederhana, yakni mengumpulkan, mengangkut, kemudian membuang. Pola penanganan sampah
tersebut telah berlangsung puluhan tahun, dan menjadi kebijakan umum yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan
perlunya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan. Sesuai
Pasal 19 UU tersebut, pengelolaan sampah dibagi dalam dua kegiatan pokok. Dua kegiatan pokok
tersebut adalah pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah dimaksudkan agar pada saatnya
nanti seluruh lapisan masyarakat dapat terlayani dan seluruh sampah yang timbul dapat dipilah,
dikumpulkan, diangkut, dan diolan, harapanya residu hasil pengolahan dapat ditimbun di TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Sehingga, dampak terhadap lingkungan dan gangguan terhadap
kesehatan yang timbul dapat diminimalisasi karena kondisi penanganan sampah saat ini masih
jauh dari harapan.6

Perang terhadap seampah plastik baru saja dimulai, saat ini upaya pengurangan dan
pengelolaan sampah plastik sudah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, beberapa
diantaranya :

5
dr. Levinna/Mindy Paramita, “Waspada Bahaya Sampah Plastik”, diakses dari
https://skata.info/article/detail/337/waspada-bahaya-sampah-
plastik#:~:text=Sampah%20plastik%20yang%20dibakar%20akan%20mencemari%20lingkungan%20karena%20dal
am%20asap,kanker%2C%20dan%20gangguan%20sistem%20syaraf. Pada tanggal 5 Agustus 2020 pukul 17.28
WIB
6
Kompas.com, “Sampah dan Plastik Jadi Ancaman seperi Apa Kebijakan Pemerintah ?” diakses dari
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/22/15323351/sampah-dan-plastik-jadi-ancaman-seperti-apa-kebijakan-
pemerintah?page=all , pada tanggal 3 Agustus 2020 pukul 14.00 WIB

8 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


1. Provinsi Bali

Pada akhir tahun 2018 lalu, tepatnya pada tanggal 21 Desember, Pemerintah Provinsi
Bali mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 97 Tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik
Sekali Pakai (PSP). Pergub Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai ini bertujuan
pengurangan limbah plastik sekali pakai serta mencegah kerusakan lingkungan, dan telah diuji
coba sejak awal tahun 2019 sebagai transisi sebelum mulai memberlakukan aturan ini sepenuhnya
mulai 23 Juni 2019 lalu.

Dalam aturan tersebut, baik produsen, distributor, dan pelaku usaha dilarang menggunakan
kantong plastik sekali pakai yang berupa kantong plastik, styrofoam (Polisterina), dan sedotan
plastic. Untuk mengawasi Pergub ini, pada Pasal 18 disebutkan Gubernur membentuk Tim
Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Pembatasan Timbulan Sampah PSP. Setiap orang, produsen,
distributor, pemasok, pelaku usaha dan penyedia PSP yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 9 ayat (1) dikenakan sanksi administratif. Namun,
sebenarnya yang termasuk dalam PSP adalah segala bentuk alat/bahan yang terbuat dari atau
mengandung bahan dasar plastik, lateks sintetis atau polyethylene, thermoplastic synthetic
polymeric, dan diperuntukkan untuk penggunaan sekali pakai.

Sebagian supermarket dan restoran di Bali sudah mulai menerapkan Pergub ini sejak awal
tahun lalu. Mereka mulai beralih memakai kemasan yang lebih ramah lingkungan seperti tas dari
kertas bekas (biasanya dikenakan biaya tambahan) dan menggunakan daun pisang sebagai
pembungkus makanan. Langkah drastis Bali ini menjadikan Pulau Dewata ini menjadi provinsi
7
pertama di Indonesia yang menerapkan aturan bebas plastik.

2. Provinsi Jawa Barat

Pada Kamis, 28 Maret 2019 lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menandatangani
kesepakatan bersama dengan Plastic Energi Limited untuk menerapkan teknologi
pemrosesan sampah plastik menjadi BBM jenis solar. Ridwan Kamil mengatakan, teknologi

7
Ni Nyoman Surattini, ST, “Bali Menjadi Provinsi Pertama di Indonesia yang Menerapkan Aturan Bebas Sampah
Plastik”, diakses dari https://disperkimta.bulelengkab.go.id/artikel/bali-menjadi-provinsi-pertama-di-indonesia-yang-
menerapkan-aturan-bebas-sampah-plastik-13 , pada tanggal 3 Agustus 2020 pukul 14.30 WIB

9 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


pengolahan plastik itu akan diterapkan di Kota Bandung, Bogor, Bekasi, Depok, Cirebon, dan
Tasikmalaya karena daerah tersebut menghasilkan sampah dalam jumlah besar, sekaligus
konsumsi plastiknya tinggi.

Plastic Energy Limited merupakan perusahaan asal Inggris yang bermarkas di London,
yang memiliki paten teknologi pengolahan sampah plastik menjadi energi. Dalam situsnya,
perusahaan tersebut mengklaim memiliki teknologi yang menjadi solusi pengolahan terakhir
sampah plastik dengan mengubahnya menjadi bahan bakar. Perwakilan Plastik Energi Limited,
Kirk Evan mengatakan, pengolahan setiap satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan 0,8
liter solar. Sampah plastik yang diolah adalah sampah plastik rumah tangga dan plastik
pembungkus makanan. Pengolahan sampah plastik menjadi solar itu membutuhkan lahan seluas 1
hektare.

Hal ini menjadikan Jawa Barat sebagai daerah pertama yang akan menerapkan teknologi
pengolahan sampah plastik tersebut. “Kita pilih Jabar karena Pak Ridwan sudah berkomitmen
kepada saya untuk pengolahan sampah plastik dan ada satu potensi agar bisa menjadi contoh untuk
provinsi lain di Indonesia,” kata Kirk Evan, dikutip dari siaran pers pemprov Jawa Barat. 8

3. DKI Jakarta

Mulai 1 Juli 2020 penggunaan kantong plastik sekali pakai resmi dilarang di Jakarta. Pusat
perbelanjaan, toko swalayan, hingga pasar wajib gunakan kantong belanja ramah lingkungan.
Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 149 Tahun 2019,
tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan. Terkait dengara pelanggaran
yang ada maka para pelanggar akan dikenai sejumlah sanksi. Pemberian sanksi dilakukan
berjenjang, dimulai dari pengelola yang menerbitkan surat teguran apabila ditemukan pelaku usaha
di pusat perbelanjaan yang mereka kelola tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan. Pengenaan
sanksi hanya berupa sanksi administrastif.

8
Martha Warta Silaban, “Jawa Barat Terapkan Pengolah Sampah Plastik jadi Solar”, diakses dari
https://bisnis.tempo.co/read/1190451/jawa-barat-terapkan-pengolah-sampah-plastik-jadi-solar/full&view=ok , pada
tanggal 3 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB

10 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Andono Warih menjelaskan bahwa tahapan
pemberian sanksi administrasi itu merupakan teguran tertulis selama tiga kali. Teguran tertulis
pertama akan dilakukan 14x24 jam, apabila masih melakukan pelanggaran, akan diberikan teguran
tertulis yang kedua selama 14x24 jam dan bila masih melanggar, teguran tertulis akan diberikan
3x24 jam. Apabila tidak mengindahkan teguran tertulis yang ketiga, maka akan dikenakan denda
kepada pengelola usaha. Denda tersebut akan dilakukan secara bertahap, mulai Rp 5 juta hingga
Rp 25 juta. Apabila pelanggar masih tetap tidak mengindahkan denda tersebut, maka akan
dikenakan sanksi pencabutan izin usaha. 9

Upaya Pemerintah dalam Memerangi Penggunaan Sampah Plastik

Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya memerangi sampah plastik ditegaskan
oleh Presiden RI Jokowi bahwa pemerintah akan memperketat izin dan pengawasan dalam upaya
mengendalikan impor sampah dan limbah dari negara maju. Presiden Republik Indonesia Joko
Widodo juga menegaskan langkah-langkah pengendalian harus dilakukan tentang penanganan
impor sampah dan limbah.

Menurutnya ada tiga langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan
tersebut.

 Yang pertama adalah dengan memaksimalkan potensi sampah yang ada di dalam negeri
terlebih dahulu untuk kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Persoalan sampah bisa
diselesaikan dengan semaksimal mungkin menjadikan sampah sebagai sumber daya lagi
dengan mendaur ulang kemasan sampah plastik menjadi kerajinan seperti tas, pernak-
pernik, pot tanaman, dan lain sebagainya. Ada banyak cara kreatif dan unik untuk mendaur
ulang plastik menjadi berbagai barang kerajinan yang bermanfaat untuk berbagai tujuan.

9
Detik News, “Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai Resmi Diarang di DKI Jakarta”, diakses dari
https://www.dw.com/id/penggunaan-kantong-plastik-resmi-dilarang-di-dki-jakarta/a-
54006899#:~:text=Mulai%201%20Juli%202020%20penggunaan,pakai%20resmi%20dilarang%20di%20Jakarta.&te
xt=Aturan%20tersebut%20tertuang%20dalam%20Peraturan,penggunaan%20kantong%20belanja%20ramah%20ling
kungan. , pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 18.10 WIB

11 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


Bisa digunakan sebagai mainan untuk anak, sebagai kado ulang tahun kreatif, ataupun jadi
produk unik yang bernilai ekonomi .
 Kedua, mempercepat penyelesaian regulasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki tata
kelola impor sampah dan limbah. Percepatan regulasi sampah plastik dapat dilakukan salah
satunya dengan memanfaatkan sampah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa), PLTSa ini dinilai merupakan langkah jitu sebagai solusi dalam menyelesaikan
masalah sampah, terutama sampah plastik. Inisiatif tersebut sekaligus mendukung program
kelistrikan nasional. Sejumlah pemda yang sudah berkomitmen membangun pembangkit
listrik berbahan baku sampah tersebut, diantaranya adalah Kota Semarang, Denpasar,
Tangerang, Tangerang Selatan, dan sejumlah kota besar lainnya.
 Ketiga yakni penegakan aturan dan pengawasan seketat-ketatnya terhadap impor sampah
dan limbah yang masuk ke Indonesia. Dalam penanganan sampah dan limbah impor
dibutuhkan koordinasi antar para mentri terkait, Kepala Negara Presiden Jokowi juga
menegaskan agar dilakukan langkah-langkah tegas apabila ditemukan pelanggaran di
lapangan. Pelanggar dapat dikenai sangsi maupun denda sesuai dengan UU yang ada.
Seperti Dalam UU Nomor 18/2008, disebutkan, Pasal 39 ayat 1 dan 2, terkait sanksi bagi
pelanggaran ketentuan larangan memasukkan sampah ke Indonesia. Sanksi itu, pertama,
jika melibatkan sampah rumah tangga dan atau sampah sejenis rumah tangga, kena
pidana penjara 3-9 tahun, denda Rp100 juta-Rp3 miliar. Kalau melibatkan sampah
spesifik, ancaman penjara lebih berat, yaitu, pidana 4-12 tahun, denda Rp200 juta-Rp5
miliar.

Berbeda dengan Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi,
ia menilai upaya memperketat izin dan pengawasan impor sampah dan limbah tidak akan
menyelesaikan masalah, pemerintah seharusnya memperjelas definisi sampah dan limbah di dalam
peraturan agar menjadi dasar upaya pengendalian. Ia berpendapat bahwa Indonesia semestinya
menutup keran impor sampah dan limbah seperti halnya yang dilakukan Cina, agar tidak ada lagi
ruang bagi para importir untuk mengirimkan sampahnya masuk ke Indonesia dengan dalih apa
pun. Karena menurutnya sebagian besar sampah dan limbah yang masuk tersebut merupakan jenis

12 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


sampah yang tidak dapat didaur ulang. Para Aktivis juga berpendapat bahwa menutup keran impor
merupakan cara yang paling ampuh dalam upaya memerangi sampah plastik di Indonesia. 10

Indonesia sendiri juga mempunyai kewajiban melaksanakan pemilahan sampah yang


sudah ada sejak tahun 2008, yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (UUPS), Peraturan Pemerintah (PP) 81 Tahun 2012 tentang Sampah Rumah Tangga,
11
Instruksi Presiden hingga Peraturan Menteri tentang Sampah . Namun demikian diperlukan
dukungan dari semua pihak serta upaya nasional untuk menangani permasalahan sampah plastik
di Indonesia.

Rekomendasi Kebijakan Publik dalam Memerangi Sampah Plastik

Langkah nyata yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu menerapkan prinsip ekonomi
sirkular. Ekonomi sirkular pada dasarnya adalah prinsip pemanfaatan barang semaksimal mungkin
dimana barang yang habis pakai kembali digunakan dan dibuat bernilai kembali hingga nilai guna
barang benar-benar habis, berbeda dengan prinsip ekonomi linier dimana barang yang habis
dipakai langsung menuju ke pembuangan. Prinsip ekonomi sirkular ini sudah diterapkan di negara-
negara maju guna meminimalisir pencemaran sampah plastik dan mendukung keberlanjutan
sumber daya alam12.

Namun di indonesia masih ada beberapa permasalahan dalam menerapkan ekonomi


sirkular seperti kapasitas daur ulang yang masih minim terbukti tidak lebih dari 10% sampah
plastik yang berhasil didaur ulang dari total keseluruhan sampah plastik, dan juga minimnya
kualitas beberapa jenis plastik sehingga tidak terlalu menguntungkan apabila didaur ulang, serta

10
Rizki Akbar Putra, “Aktivis : Memperketat Izin dan Pengawasan Tidak akan Menyelesaikan Masalah Sampah”,
diakses dari https://www.dw.com/id/aktivis-memperketat-izin-dan-pengawasan-tidak-akan-menyelesaikan-masalah-
sampah/a-50190826 , pada tanggal 5 Agustus 2020 pukul 15.00 WIB
11
Petrus Rizki, “Indonesia Bebas Sampah 2020, Kemandirian Pengelolaan Sampah Harus Dilakukan”, diakses dari
https://www.mongabay.co.id/2017/03/15/indonesia-bebas-sampah-2020-kemandirian-pengelolaan-sampah-harus-
dilakukan/ , pada tanggal 6 Agustus 2020 pukul 18.34 WIB
12
Kusuma, Hendra,”indonesia mau terapkan ekonomi sirkular apa itu?”, diakses dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4911563/indonesia-mau-terapkan-ekonomi-sirkular-apa-itu pada
tanggal 4 agustus 2020 pukul 11.00 WIB

13 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


beberapa kendala lain. Maka dari itu diperlukan beberapa kebijakan guna mendukung terwujudnya
ekonomi sirkular pada masa depan. Beberapa langkah kebijakan yang perlu dilakukan oleh
pemerintah guna mendukung prinsip ekonomi sirkular pada masa depan yaitu: mengurangi
penggunaan plastik, mendesain ulang produk dan kemasan plastik menjadi reusable,
melipatgandakan pengumpulan sampah plastik, menggandakan kapasitas daur ulang, dan
memperluas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terkendali. Kelima poin aksi tersebut dibahas
sebagai berikut :

1) Kebijakan pelarangan atau pembatasan sampah plastik adalah langkah awal yang terbaik
yang dapat dilakukan, kebijakan ini sesuai dengan amanat UUPS (Undang-Undang
Pengelolaan Sampah) yang menginstruksikan untuk dilakukannya pembatasan dan
pengurangan konsumsi sampah plastik. Bali adalah salah satu provinsi yang sudah
menjalankan kebijakan pelarangan penggunaan bahan plastik sekali pakai, seperti sedotan,
kresek, dan styrofoam, yang pada akhir januari 2019 Bali berhasil menurunkan produk
plastik hingga 40%. Walaupun demikian, pelarangan beberapa jenis plastik di Bali tidak
serta merta merugikan industri daur ulang yang ada di Bali, pengurus asosiasi daur ulang
plastik indonesia (ADUPI), Agus Hartono mengatakan pelarangan penggunaan plastik di
berbagai daerah, khususnya Bali belum berdampak pada industri daur ulang. Ini lantaran
pabrik daur ulang bisa mengolah produk lain, selain kantong plastik, “Perlu kami
sampaikan itu tidak akan mengurangi sampah, karena kebutuhan kehidupan sehari-hari
produknya juga dikemas dengan plastik”, ujar Agus13.
2) Mendesain ulang produk dan kemasan plastik menjadi reusable. Salah satu permasalahan
dari beberapa jenis sampah plastik yaitu tidak ramah daur ulang, atau mempunyai nilai
guna ulang yang rendah seperti sedotan, dan kantong kresek. Maka dari itu perlu
dilakukannya perubahan dari hulu yaitu dengan cara merubah komposisi plastik menjadi
ramah untuk didaur ulang. Salah satu perusahaan yang patut dicontoh adalah Unilever yang
menjanjikan bahwa pada tahun 2025 perusahaan tersebut akan memproduksi 100% plastik
yang dapat didaur ulang dan pada tahun 2025, 25% produk dari Unilever akan

13
CNN indonesia, “Usai larangan produk plastik ke Bali berkurang 40 persen”. diakses dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190610204629-92-402231/usai-larangan-produk-plastik-ke-bali-
berkurang-40-persen pada tanggal 4 agustus 2020 pukul 11.00 WIB

14 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


menggunakan bahan baku daur ulang. Oleh karena itu pemerintah perlu bekerjasama
dengan industri-industri plastik untuk sepakat membuat produk plastik yang lebih ramah
lingkungan dan dapat didaur ulang seperti yang dilakukan Unilever 14.
3) Melipatgandakan pengumpulan sampah plastik. Peningkatan pengumpulan sampah plastik
rumah tangga sangat penting, tanpa melakukan peningkatan pengumpulan sampah, maka
rumah tangga tidak akan punya pilihan lain selain membakar sampahnya (pembakaran
sampah plastik akan menghasilkan partikel dioksin yang dapat membahayakan kesehatan
manusia), ataupun membuang sampah plastiknya. Maka dari itu diperlukan kerjasama
antara pemerintah dengan pihak informal untuk menerapkan managemen sampah yang
baik. Sistem bank sampah adalah salah satu cara yang paling baik dalam meningkatkan
pengumpulan sampah plastik. Dengan cara ini, maka setiap rumah tangga akan dengan
sendirinya mau memilah dan menyetorkan sampah plastiknya ke bank sampah dengan
mengharapkan insentif tentunya.
4) menggandakan kapasitas daur ulang, salah satu faktor kurangnya tingkat daur ulang plastik
di Indonesia adalah disebabkan oleh kurangnya kapasitas daur ulang di berbagai daerah,
oleh karena itu, pemerintah lagi-lagi perlu bekerjasama dengan perusahaan daur ulang
untuk menggandakan kapasitas daur ulang di indonesia dengan memperbanyak pabrik daur
ulang, atau melakukan peningkatan teknologi agar proses pendaurulangan plastik dapat
berlangsung lebih cepat.
5) Memperluas TPA yang terkendali, terlepas dari pendaur ulangan sampah plastik, strategi
memperluas tempat pembuangan akhir sampah plastik juga perlu diperhatikan, mengingat
akan selalu ada plastik-plastik yang terlewat untuk didaur ulang dan berakhir di
pembuangan, maka dari itu memperluas TPA adalah cara yang paling mungkin untuk
mengatasi permasalahan ini, mengingat TPA juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik dengan memanfaatkan gas metana yang ditimbulkan oleh sampah. Contohnya

14
Maris, Stella,”3 langkah nyata dan terukur ini jadi solusi sampah plastik”. diakses dari
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4036785/3-langkah-nyata-dan-terukur-ini-jadi-solusi-masalah-sampah-
plastik pada tanggal 4 agustus 2020 pukul 11.00 WIB

15 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi


adalah TPA banowo Surabaya yang berhasil memanfaatkan pembuangan akhir sebagai
sumber energi baru15.

Dari kelima poin aksi tersebut maka prinsip ekonomi sirkular dapat diimplementasikan di
indonesia. Kelima poin diatas juga merupakan langkah nyata yang dapat dilakukan oleh
pemerintah yang sesuai dengan UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang
menghendaki agar dilakukan pengurangan dan pengelolaan sampah yang berwawasan
lingkungan16.

SIKAP BEM USD

Maka dari itu, berdasarkan uraian komprehensif di atas, Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma melalui Kementerian Sosial Politik dan Kajian Strategis 2020
menyatakan sikap untuk:

1. Mengajak masyarakat untuk disiplin dalam menggunakan sampah plastik, khususnya


Plastik Sekali Pakai (PSP) dan menggantikannya dengan alternatif lain yang lebih ramah
lingkungan serta mudah didaur ulang

2. Mendukung Pemerintah Republik Indonesia untuk serius dalam menekan angka sampah
impor dengan menutup seluruh saluran peluang dikirimnya sampah impor ke dalam negeri

3. Mendorong Pemerintah Indonesia untuk menerapkan kebijakan publik yang efektif dalam
mengelola sampah plastik, yaitu dengan menggunakan prinsip ekonomi sirkular

15
Zulfikar, Mahmud.”Olahan sampah jadi energi listrik”. diakses dari https://fotokita.grid.id/read/111803157/olah-
sampah-jadi-energi-listrik-foto-foto-ini-jadi-bukti-tpa-banowo-panutan-tpa-se-indonesia?page=all pada tanggal 4
agustus 2020 pukul 11.00 WIB

16
Jogloabang.com, “UU 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah”. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-
2008-pengelolaan-sampah pada tanggal 4 agustus 2020 pukul 11.00 WIB

16 | Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kabinet Solidaritas Aksi

Anda mungkin juga menyukai