Penulis :
Hj. Asiyah, M.Pd., Ahmad Walid, M.Pd,
Abdul Aziz Mustamin, M.Pd.I &
Adrian Topano, M.Pd
Editor :
Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag, MH
Oki Alek S. S.H
Desain Cover:
Ahmad Walid, M.Pd
Adrian Topano, M.Pd
Ganda Saputra, S.sos
Penerbit :
Penerbit Vanda
“Menebarkan Ilmu dan Kebaikan”
Anggota IKAPI No. 01/Bengkulu/2015
Jl. Mayjen Sutoyo No. 43 Tanah Patah – Bengkulu
Telp. (0736) 346508 / HP. 081314690831
Kuliah 10
ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN TEKNOLOGI
BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Konsep Teknologi
tersebut. Teknologi dalam kasus ini tidak hanya merujuk pada prosedur yang
diperlukan untuk membuat sisir dan komputer, akan tetapi juga meliputi
prosedur untuk memproduksi suatu tatanan rambut yang dapat diterima, atau
untuk dapat memasuki jaringan internet. Secara sosiologis, teknologi
memiliki makna yang lebih mendalam daripada peralatan. Teknologi
menetapkan suatu kerangka bagi kebudayaan non material suatu kelompok.
Jika teknologi suatu kelompok mengalami perubahan, maka cara berpikir
manusia juga akan mengalami perubahan. Hal ini juga berdampak pada cara
mereka berhubungan dengan yang lain. Bagi Marx, teknologi merupakan
alat, dalam pandangan materialisme historis hanya menunjuk pada sejumlah
alat yang dapat dipakai manusia untuk mencapai kesejahteraan. Weber
mendefinisikan teknologi sebagai ide atau pikiran manusia itu sendiri.
Sementara itu menurut Durkheim, teknologi merupakan kesadaran kolektif
yang bahkan diprediksi dapat menggantikan kedudukan agama dalam
masyarakat (Martono, 2012, pp.277-278). Perkembangan teknologi akan
mengalami beberapa siklus. Jacob menjelaskan beberapa siklus
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi lima tahapan. Lima
tahapan tersebut dinyatakan sebagai lima siklus kondratif, yaitu suatu siklus
yang akan berulang setiap 50 tahun. Kelima siklus tersebut adalah: pertama,
dimulai dengan revolusi teknologi (tahun 1760); kedua, ditandai dengan
terbentangnya jaringan kereta api (tahun 1848); ketiga, dimulai dengan
ditemukannya ban berjalan (tahun 1895); keempat, ditandai dengan
ditemukannya tenaga atom dan motorisasi massal (tahun 1945); dan kelima,
ditandai dengan perkembangan mikro elektronik serta bioteknologi.
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal
impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan
manusia menjadi lingkup teknis. Sastrapratedja (Dwiningrum, 2012,
p.154) menjelaskan bahwa fenomena teknik pada masyarakat kini,
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Rasionalitas, artinya tindakan
spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.b. Artifisialitas, artinya selalu membuat
sesuatu yang buatan tidak alamiah. c. Otomatisme, artinya dalam hal
metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-
teknis menjadi kegiatan teknis. d. Teknik berkembang pada suatu
kebudayaan e. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung. f. Universalisme, artinya teknik
melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan. g. Otonomi, artinya teknik berkembang
menurut prinsip-prinsip sendiri. Teknologi yang berkembang dengan
pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Masa sekarang
nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi,
bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia. Awal perkembangan
teknologi yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari
ilmu, sekarang ilmu dapat pula bergantung dari teknologi. Contohnya dengan
berkembang pesatnya teknologi komputer dan satelit ruang angkasa, maka
diperoleh pengetahuan baru dari hasil kerja kedua produk teknologi tersebut
(Dwiningrum, 2012,
p.155). Berdasarkan uraian pendapat di atas kita dapat menyimpulkan dan
menarik suatu benang merah bahwa teknologi merupakan hasil olah pikir
manusia yang pada akhirnya digunakan manusia untuk mewujudkan berbagai
tujuan hidupnya, teknologi menjadi sebuah instrumen untuk mencapai
tujuan. Teknologi juga merupakan hasil perkembangan rasionalitas manusia.
Ketika keberadaan teknologi dikembangkan dalam struktur tindakan
manusia, maka keberadaan teknologi juga dapat ditempatkan dalam kerangka
perkembangan rasionalitas manusia tersebut. Ketika manusia masih berada
pada tahap irasional (bersifat tradisional dan afektif), manusia telah mampu
menghasilkan berbagai teknologi yang masih sederhana. Seiring dengan
perkembangan rasionalitasnya, manusia telah menghasilkan berbagai
teknologi yang cukup rumit, namun pada akhirnya keberadaan
teknologi tersebut dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan
hidup manusia. Teknologi telah mempengaruhi pola
pikir manusia itu sendiri, dan akibatnya secara tidak langsung teknologi juga
sangat mempengaruhi tindakan, dan pola hidup manusia. Teknologi juga
dimaknai sebagai alat yang memperlebar perbedaan kelas dalam masyarakat.
Teknologi menjadi simbol status bagi si kaya dan si miskin, siapa yang
mampu menguasai teknologi, maka ia akan mampu menguasai manusia yang
lain. Manusia menggunakan konsep teknologi baru untuk menunjuk pada
timbulnya suatu teknologi yang membawa dampak penting pada kehidupan
sosial. Bagi orangorang yang hidup 500 tahun yang lalu, teknologi-baru
menunjuk pada proses pencetakan, sedangkan pada masa sekarang, teknologi
baru menunjuk pada komputer, satelit, pesawat atau teknologi komunikasi
yang lain. Perubahan kehidupan manusia yang semula berbasis pertanian
menjadi berbasis industri juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi.
Janji Teknologi
Berikut ini ada beberapa hal yang dijanjikan teknologi (Martono, 2012,
pp.289-291).
DAFTAR PUSTAKA
Addarii, Filipo dan Fiorenza Lipparini. (2017). Vision and Trends of Social
Innovation for Europe. Luxembourg: European Comission.
Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Ali, Yafie (1997). Islam dan Lingkungan Hidup, Jakarta: Yayasan Swama
Bhumy.
Al-Maliki, Abd al-Rahman (2001). Politik Ekonomi Islam. terj. Ibnu Sholah,
Bangil: al-Izzah.
Donald K. & Hinson, Michelle D. Wright. (2008). "How Blogs and Social
Media are Changing Public Relations and the Way it is Practiced,"
Blogs & Social Media - Public Relations Journal.
Jahidin, I., Rabani, ( 2018). Miskonsepsi Ekologi Sebuah Analisis Hasil Tes
Kompetisi Sains. Universitas Padang : Journal
Keraf, A., Sonny. (2014). Filsafat Linkungan Hidup Alam Sebagai Sebuah
Sistem Kehidupan Bersama Fritjof Capra. Yogyakarta : Kanisius Khudzaifah,
Dimyati, Dominasi Aliran Hukum: Studi Tentang Mains-Tream
Positivism, Jurnal Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Vol. 7, No. 1 Maret 2004, hlm. 42. 18
Levy, Y., & Ellis, T.J. (2006). A systems approach to conduct an effective
literature review in support of information systems research. Informing
Science: International Journal of an Emerging Transdiscipline.
Lili Rasjidi, dkk, Pengatar Filsafat Hukum, Bandung: Mandar Majmu, 2002,
hlm. 56.
Muhajir, Noeng (2001). Filsafat Ilmu Posivitisme, Post Posivitisme dan Post
Modernisme. Edisi II, Cet I. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Nasution, Harun (1979). Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I Cet.
V.Jakarta: UI Press.
Nasution, Harun, Islam Rasional (1995). Gagasan dan Pemikiran, Cet.
I.Bandung: Mizan.
Nata Abuddin, dkk (2005). Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum Cet. I.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Para Madina, 1992,
h. 289.
Robert K. Elliot, 1992, The Third Wave Breaks on the Shores of Accounting,
Accounting Horizon, June.
Salem, K.B. (2011). A new approach to estimate the age of the Earth and the
age of the Universe. Journal for Interdisciplinary Research on Religion
and Science , 8:55- 87.
Schmidt, R., Möhring, M., Härting, R. C., Reichstein, C., Neumaier, P. &
Jozinović, P. (2015). Industry 4.0-potentials for creating smart
products: empirical research results. International Conference on
Business Information Systems.
Simamora P., Ilmu Falak, Kosmografi Jakarta: Pedang Bangsa, 1982, hlm.
61.
Siregar, M.H., dan Joko S., (Ed), (2014). Dakwah Humanis. Bandung:
Ciptapustaka Media.
Sniderman, B., Mahto, M., & Cotteleer, M. J. (2016). Industry 4.0 and
manufacturing ecosystems: Exploring the world of connected
enterprises. Deloitte Consulting.
Soemarwoto, O., Ahmad Suhendra.(1983). Ajaran Nabi Muhammad Saw
Tentang Menjaga Keseimbangan Ekologis Dalam Jurnal Studi Ilmu
Al-Qur’an Dan Hadis. UIN Sunan Kalijaga: Journal Menelisik Ekologi
Al-Qur’an
Soni, A.S. & D.Klinar. (2010). Integration of Science and Religion with Self
Experience of the Observer. Journal for Interdisciplinary Research on
Religion and Science , 7:91-95.
Sukarni. Isu Lingkungan Dalam Perspektif Ilmu Qalam, Fiqh, dan Tasawuf.
Jurnal IAIN Antasari. Volume 7 nomor 2, Maret 2013 (453-456)
Walid, A., Sajidan, S., & Ramli, M. (2015, November). Constructing A Test
for Assessing Higher Order Thinking Skills of High School Students
on Reproductive System. In Proceeding Biology Education
Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 12,
No. 1, pp. 371-377).
Widiyanto, Agnes Fitria., Dkk. (2015). Polusi Air Tanah Akibat Limbah
Industri dan Limbah Rumah Tangga. Bidang Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jendral Soedirman (249-
253)
Zhou, K., Taigang L., & Lifeng, Z. (2015). Industry 4.0: Towards future
industrial opportunities and challenges. In Fuzzy Systems and
Knowledge Discovery (FSKD), IEEE 12th International Conference.