Anda di halaman 1dari 128

Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah Dan Perilaku Belajar

Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Dengan Motivasi


Sebagai Variabel Pemoderasi

SKRIPSI

OLEH
VERA HANDAYANI
NIM 160421607671

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JANUARI 2021

i
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN
PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI MAHASISWA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Akuntansi

Oleh:
VERA HANDAYANI
NIM 160421607671

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JANUARI 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Vera Handayani ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang, 04 Desember 2020


Pembimbing

Dudung Ma’ruf Nuris S.Pd., M.Pd.


NIP. 198801172014041001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Vera Handayani ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal .............

Dewan Penguji,

Dudung Ma’ruf Nuris S.Pd, M.Pd, Ketua


NIP. 198801172014041001

Nujmatul Laily, S.Pd, M.SA, Anggota


NIP 198505292010122003

Dr. H. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si. Ak, CA, Anggota


NIP. 196104151986011001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. H. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si. Ak, CA Dr. Satia Nur Maharani, S.E., M.SA., Ak
NIP. 196104151986011001 NIP. 197801062005012003

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Vera Handayani

NIM : 160421607671

Jurusan : Akuntansi

Program Studi : S1 Pendidikan Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagian atau
seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi saya ini
hasil plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Malang, 04 Desember 2020


Yang membuat pernyataan,

Vera Handayani

v
RINGKASAN

Handayani, Vera. 2021. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah dan


Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi, Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: Dudung Ma’ruf Nuris S.Pd, M.Pd.

Kata kunci: Latar Belakang Pendidikan Menengah, Perilaku Belajar, Tingkat


Pemahaman Akuntansi, Motivasi.

Mahasiswa lulusan jurusan akuntansi diharapkan memiliki professional


skill akuntansi dan pemahaman-pemahaman ilmu akuntansi yang dapat digunakan
ketika terjun ke dunia kerja. Pemahaman akuntansi ini diperoleh dari proses
pembelajaran yang dilakukan sebelum mahasiswa belajar di perguruan tinggi
yakni dilihat dari latar belakang pendidikan menengahnya, kemudian ketika
mahasiswa menempuh pembelajaran di perkuliahan yakni dilihat dari perilaku
belajar dan motivasi sebagai daya dorong untuk memperkuat mencapai tujuan
belajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
jenis eksplanasi. Sampel yang digunakan adalah Mahasiswa Prodi S1 Pendidikan
Akuntansi Angkatan 2016 Universitas Negeri Malang yang berjumlah 106
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random
Sampling. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus slovin. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang
digunakan adalah Moderated Regretion Analysis (MRA) dengan bantuan SPSS 22
for Windows.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa: (1) Variabel latar belakang
pendidikan menengah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa dibuktikan dengan nilai Sig. 0,000 dan nilai
thitung sebesar 3,615; (2) Variabel perilaku belajar berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dengan nilai Sig.
0,658 dan nilai thitung sebesar 0,443; (3) Variabel motivasi dapat memperkuat
pengaruh latar belakang pendidikan menengah terhadap tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa dibuktikan dengan kenaikan nilai R Square pada persamaan
1 yakni sebesar 0,112 dan pada persamaan 3 diperoleh nilai R Square sebesar
0,145; (4) Variabel motivasi dapat memperkuat pengaruh perilaku belajar
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dibuktikan dengan kenaikan
nilai R Square pada persamaan 1 yakni sebesar 0,002 dan pada persamaan 3
diperoleh nilai R Square sebesar 0,037.

vi
SUMMARY

Handayani, Vera. 2021. The Effect of Secondary Educational Background and


Learning Behavior on Students' Level of Accounting Understanding
with Motivation as a Moderating Variable. Sarjana’s Thesis,
Department of Accounting, Faculty of Economics, Universitas Negeri
Malang. Advisor: Dudung Ma'ruf Nuris S.Pd, M.Pd.

Keywords: Secondary Education Background, Learning Behavior, Accounting


Comprehension Level, Motivation.

Students who graduate from the accounting department are expected to


have professional accounting skills and understandings of accounting knowledge
which will later be used when entering the world of work. This understanding of
accounting is obtained from the learning process carried out before students study
in college, which is seen from their secondary education background, then when
students take learning in lectures, it is seen from learning behavior and motivation
as a driving force to strengthen achieving learning goals.
The approach used in this research is quantitative with the type of
explanation. The sample used was the students of the 2016 Accounting Education
Study Program, State University of Malang, totaling 106 students. The sampling
technique used was Simple Random Sampling. The number of samples is
calculated using the Slovin formula. The data collection method used was a
questionnaire. The data analysis technique used is Moderated Regretion Analysis
(MRA) with the help of SPSS 22 for Windows.
Based on the analysis, it is known that: (1) The secondary education
background variable has a positive and significant effect on the level of
accounting understanding of students as evidenced by the Sig. 0,000 and the
tcount value is 3,615; (2) The learning behavior variable has a positive and
insignificant effect on the level of student accounting understanding with the Sig.
0.658 and the tcount value of 0.443; (3) The motivation variable can strengthen
the influence of secondary education background on the level of student
accounting understanding as evidenced by the increase in R Square in equation 1
which is 0.112 and in equation 3 it is obtained R Square of 0.145; (4) The
motivation variable can strengthen the influence of learning behavior on the level
of student accounting understanding as evidenced by the increase in R Square in
equation 1 which is equal to 0.002 and in equation 3 it is obtained R Square of
0.037.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala karunia yang telah
dianugerahkan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah dan Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Motivasi Sebagai Variabel
Pemoderasi”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menyelesaikan salah satu
persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Penyusunan tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis hendak mengungkapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Cipto Wardoyo, S.E., M.Pd., M.Si. Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang sekaligus Dosen Penguji II yang telah
bersedia untuk menguji skripsi penulis serta memberikan kriitik dan saran
untuk perbaikan skripsi ini.
2. Dr. Satia Nur Maharani, S.E., M.SA., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang memberikan bantuan
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Dudung Ma’ruf Nuris S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu dan perhatian untuk memberikan bimbingan dan
bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Nujmatul Laily, S.Pd, M.SA Dosen Penguji I yang telah bersedia untuk
menguji skripsi penulis serta memberikan kriitik dan saran untuk perbaikan
skripsi ini.
5. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang telah
mendidik penulis selama belajar di Prodi Pendidikan Akuntansi.
6. Bapak Supriyanto dan Ibu Rumini serta Kherin Dwi Novian selaku orang tua
dan adik perempuan penulis yang telah memberikan dukungan dan do’a
selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh keluarga penulis yang berada di Kabupaten Malang dan Kabupaten
Jember yang selalu memberikan dukungan.

viii
8. Sahabat-sahabat penulis dari geng Senyawa S2O, Zahrotul Uyun Hamidah,
Shilna Roichah Elfirdausi, Tika Risvia Kumala, Viva Nabella, Syahrin Nuril
Rohmawanti yang selalu memberikan bantuan dan semangat selama
penyusunan skripsi.
9. Teman-teman seperjuangan dari Offering DD dan dari Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2016 yang telah memberikan pengalaman, kenangan dan dukungan
selama menyelesaikan skripsi.
10. Kepada semua pihak yang memberikan do’a dan dukungan sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyajian skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca guna perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan.

Malang, Desember 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v
RINGKASAN vi
SUMMARY vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Hipotesis Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Definisi Operasional 7
BAB 1I KAJIAN PUSTAKA 9
A. Teori Perkembangan Kognitif 9
B. Teori Kognitif Sosial 10
C. Latar Belakang Pendidikan Menengah 12
D. Perilaku Belajar 13
E. Motivasi17
F. Tingkat Pemahaman Akuntansi 19
G. Pengembangan Hipotesis 17
H. Penelitian Terdahulu 25
BAB 1II METODE PENELITIAN 28
A. Rancangan Penelitian 28
B. Populasi dan Sampel 29
C. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data30
D. Teknik Pengumpulan Data 30
E. Teknik Pengolahan Data 31

x
F. Instrumen Penelitian 31
G. Analisis Deskriptif 35
H. Metode Analisis Data 35
I. Uji Asumsi Klasik 39
J. Pengujian Hipotesis 40
BAB IV HASIL PENELITIAN 43
A. Deskripsi Variabel 43
B. Uji Asumsi Klasik 47
C. Uji Hipotesis 52
BAB V PEMBAHASAN 66
A. Latar Belakang Pendidikan Menengah Berpengaruh Positif Signifikan
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa 66
B. Perilaku Belajar Berpengaruh Positif Tidak Signifikan
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa 68
C. Motivasi Memperkuat Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa 70
D. Motivasi Memperkuat Pengaruh Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa 72
BAB VI PENUTUP 74
A. Kesimpulan 74
B. Keterbatasan Penelitian 75
C. Saran 75
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN 77

xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................................................25
3.1 Populasi Penelitian..........................................................................................................29
3.2 Kriteria Penilaian Angket................................................................................................32
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian........................................................................................33
3.4 Uji Validitas Angket Perilaku Belajar.............................................................................36
3.5 Uji Validitas Angket Perilaku Motivasi..........................................................................37
4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah...........................43
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Belajar...............................................................44
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi......................................45
4.4 Klasifikasi Skor Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi.............................................45
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi...........................................................................46
4.6 Uji Normalitas K-S..........................................................................................................48
4.7 Uji Multikolinearitas.......................................................................................................49
4.8 R Square Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah.............................................53
4.9 Uji MRA Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah.............................................53
4.10 R Square Variabel Perilaku Belajar................................................................................54
4.11 Uji MRA Variabel Perilaku Belajar................................................................................54
4.12 R Square Variabel Motivasi............................................................................................55
4.13 Uji MRA Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah dan Motivasi.......................56
4.14 R Square Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator..............................................57
4.15 Uji MRA Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator..............................................58
4.16 R Square Variabel Motivasi............................................................................................60
4.17 Uji MRA Variabel Perilaku Belajar dan Motivasi..........................................................60
4.18 R Square Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator..............................................62
4.19 Uji MRA Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator..............................................63
4.20 Uji t Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah ....................................................64
4.21 Uji t Variabel Perilaku Belajar........................................................................................65

xii
i

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

4.1 Hasil Uji Normalitas P-Plot.............................................................................................48


4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot........................................................................52
ii

DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian.........................................................................................................80
2. Data Latar Belakang Pendidikan Menengah Mahasiswa.................................................87
3. Jawaban Kuesioner Variabel Perilaku Belajar..................................................................90
4. Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi ............................................................................95
5. Data Niai Mata Kuliah Akuntansi..................................................................................100
6. Hasil Uji Normalitas P-Plot dan Uji K-S........................................................................105
7. Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................................................105
8. Hasil Uji Heteroskedastisitas..........................................................................................106
9. Hasil Uji MRA Hipotesis 1.............................................................................................107
10. Hasil Uji MRA Hipotesis 2.............................................................................................109
11. Hasil Uji MRA Hipotesis 3.............................................................................................110
12. Hasil Uji MRA Hipotesis 4.............................................................................................112
13. Hasil Uji t Hipotesis 1.....................................................................................................114
14. Hasil Uji t Hipotesis 2.....................................................................................................114
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 diartikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperluan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia, pendidikan tinggi merupakan
jenjang pendidikan tertinggi yang diharapkan dapat menciptakan manusia
berkualitas dan memiliki intelektual tinggi sehingga mampu menjadikan masa
depan bangsa menjadi lebih baik.
Menurut UU No. 12 tahun 2012 tentang Sistem Penjaminan Mutu,
Pendidikan Tinggi bermutu adalah pendidikan tinggi yang dapat menghasilkan
lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensi dan menghasilkan Ilmu
Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan
negara”. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Suwardjono (2004) yang
menyatakan mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiiki kemampauan teknis
saja, akan tetapi diperlukan mental dan kepribadian yang kuat agar siap dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan di lingkungan masyarakat. Mengingat
pentingnya kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi, maka
Lembaga Pendidikan Tinggi harus mampu memperbaiki sistem pendidikannya
guna menciptakan lulusan berkualitas untuk setiap jurusan tanpa terkecuali.
Salah satu jurusan di perguruan tinggi yang memiliki peminat tertinggi
karena peluang kerja yang cukup luas adalah jurusan akuntansi. Lulusannya
diharapkan memiliki professional skill akuntansi dan pemahaman-pemahaman
ilmu akuntansi yang dapat digunakan ketika terjun ke dunia kerja. Lulusan jurusan
akuntansi yang berkualitas adalah mereka yang menguasai bidang ilmu
keahliannya dan dapat melaksanakan tugas dengan professional, serta mampu
menciptakan karya yang memiliki daya saing. Kemampuan-kemampuan tersebut
dapat tercipta salah
2

satunya dengan terlebih dahulu membentuk pemahaman akuntansi yang baik


(Alien, 2016).
Tingkat pemahaman akuntansi merupakan salah satu tolok ukur untuk
menilai keberhasilan belajar dalam bidang akuntansi. Menurut Budhiyanto dan
Nugroho (2004) tingkat pemahaman akuntansi didefinisikan sebagai seberapa
besar ilmu akuntansi yang dipahami oleh seorang mahasiswa dimana pemahaman
tersebut dapat dilihat dari nilai mata kuliah yang telah ditempuh. Akan tetapi nilai
tersebut bukan satu-satunya alat ukur yang dapat menggambarkan pemahaman
akuntansi mahasiswa, namun mahasiswa dikatakan paham materi akuntansi ketika
mahasiswa mampu menguasai konsep dasar dari ilmu akuntansi tersebut.
Belajar merupakan suatu proses atas serangkaian kegiatan yang dilakukan
individu secara berkesinambungan. Proses belajar dapat berlangsung melalui
pengalaman atau latihan secara formal ataupun dari pengalaman-pengalaman
lainnya. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari proses
belajar adalah latihan dan pengalaman. Jika dikaitkan dengan proses belajar guna
memperoleh pemahaman akuntansi, maka pengalaman belajar akuntansi
mahasiswa yang diperoleh dari pendidikan sebelumnya memiliki peran yang
penting. Pemahaman akuntansi yang dimaksud adalah pelajaran akuntansi yang
didapatkan mahasiswa pada saat belajar di jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA).
Novita (2017) berpendapat bahwa proses belajar yang telah dilalui
sebelumnya memberikan manfaat bagi proses belajar selanjutnya. Hasil belajar
yang telah lalu dapat memperlancar dan memberikan pengaruh terhadap proses
belajar selanjutnya. Peran penting pengetahuan akuntansi pada pendidikan
menengah juga diungkapkan oleh Agustina dan Debi (2015) yang menyatakan
bahwa pengalaman belajar akuntansi di sekolah menengah memberikan pengaruh
sebelum mahasiswa belajar di perkuliahan atau pada masa pra perkuliahan.
Pengetahuan awal akuntansi yang didapatkan di sekolah dapat memudahkan
proses belajar akuntansi di perguruan tinggi. Tanpa latar belakang pemahaman
akuntansi yang baik, mahasiswa bisa mengalami kesulitan dalam belajar akuntansi
di perkuliahan.
3

Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Malang menerima mahasiswa baru


yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan menengah, baik yang berasal
dari SMA, SMA, maupun MA. Menurut data bidang akademik jurusan akuntansi,
tercatat mahasiswa akuntansi yang berasal dari SMA sebesar 68%, SMK sebesar
22%, dan MA 10%. Pengetahuan awal akuntansi ini diharapkan bisa membantu
mahasiswa dalam memahami mata kuliah akuntansi terutama pada awal masa
perkuliahan. Namun tentu pemahaman akuntansi juga diperoleh mahasiswa pada
saat proses perkuliahan berlangsung.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman akuntansi mahasiswa
selama belajar di perkuliahan. Hamalik (2013: 146) menyatakan bahwa salah satu
fakor yang bersumber dari dalam diri adalah kebiasaan belajar atau perilaku
belajar. Rampengan (1997) dalam Rachmi (2010) menyatakan bahwa perilaku
belajar merupakan kebiasaan untuk menunjang belajar yang dilakukan secara
terus-menerus hingga berlangsung secara spontan. Untuk mencapai tujuan belajar
yakni prestasi akademik, maka diperlukan perilaku belajar yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Perilaku belajar yang baik menciptakan pemahaman akuntansi
yang baik pula, tetapi jika mahasiswa memiliki perilaku belajar yang buruk maka
pemahaman akuntansi yang didapatkan juga tidak maksimal.
Selain pengetahuan awal akuntansi dan perilaku belajar, tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa juga dapat dipengaruhi oleh faktor penting lainnya yakni
motivasi. Sistem pembelajaran di perguruan berbeda dengan sistem pembelajaran
di sekolah. Belajar di perguruan tinggi mengahruskan mahasiswa untuk dapat
belajar secara mandiri dan aktif dalam mencari informasi sendiri selain dari materi
yang disampaikan oleh dosen. Untuk bisa memiliki perilaku belajar tersebut,
mahasiswa harus memiliki motivasi yang tinggi. Motivasi berperan sebagai
pendorong mahasiswa untuk selalu belajar dan tidak mudah putuh asa ketika
belajar di perguruan tinggi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman
akuntansi mahasiswa diperoleh dari kombinasi pengetahuan awal akuntansi yang
didapatkan ketika menempuh pendidikan sekolah menengah dan pengetahuan
akuntansi yang didapatkan ketika mengikuti proses pembelajaran di perkuliahan.
Proses belajar di perkuliahan ini dapat dilihat dari perilaku belajar mahasiswa.
4

Mahasiswa sudah sepatutnya menjalankan kewajiban utamanya yaitu belajar,


karena tidak semua orang berkesempatan untuk bisa belajar di perguruan tinggi.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Suwardjono (2004) bahwa belajar
merupakan hak setiap orang, tetapi tidak semua orang bisa belajar di perguruan
karena hanya orang yang memenuhi syarat yang dapat menempuh pendidikan
tinggi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada mahasiswa offering DD
Prodi S1 Pendidikan Akuntansi angkatan 2016, beberapa mahasiswa merasa tidak
cocok dengan jurusan yang diambilnya karena merasa kesulitan dalam memahami
materi perkuliahan yang diajarkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya
mahasiswa yang memperoleh nilai yang rendah pada mata kuliah akuntansi
seperti nilai B-, C+ bahkan C serta ketidakmampuan mahasiswa untuk menjawab
beberapa soal ketika ujian. Akibatnya, beberapa mahasiswa merasa menyesal
karena telah memilih jurusan akuntansi dan berpikir bahwa mereka salah
mengambil jurusan. Banyak juga yang kesulitan dalam menyesuaikan kebiasaan
belajarnya setelah mereka masuk ke perguruan tinggi. Terlihat dalam proses
pembelajaran di kelas, mahasiswa yang masih cenderung pasif dalam belajar dan
hanya mengandalkan penjelasan materi dari dosen. Perilaku belajar seperti ini
menjadikan pemahaman akuntansi mahasiswa tidak maksimal.
Penelitian tentang latar belakang pendidikan menengah pernah diteliti oleh
Lestari & Rispantyo, dkk. (2018) dan Sugiyarti (2008) yang menyatakan bahwa
latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar dasar akuntansi mahasiswa. Sejalan dengan hasil penelitian
tersebut, penelitian Agustina dan Debi (2015) menyatakan bahwa faktor latar
belakang pendidikan menengah secara simultan berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi. Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil
penelitian Santoso (2018) dan Wahyuni (2016) dimana latar belakang pendidikan
menengah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiwa. Selanjutnya penelitian tentang perilaku belajar pernah dilakukan oleh
Rokhana & Sutrisn0 (2016); Wahyu (2015); Sari (2017); dan Kresnanda (2019)
yang menyatakan bahwa perilaku belajar berpengaruh positif signifikan terhadap
pemahaman akuntansi mahasiswa. Akan tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian
5

yang dilakukan oleh Muntiah (2018); Rimbano & Putri (2016), Hanum (2011),
dan Wahyuni (2016) yang menyatakan bahwa perilaku belajar tidak berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian atas
variabel penelitian yang sama. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti
variabel yang serupa dengan penelitian sebelumnya. Namun perbedaan dalam
penelitian ini adalah menambahkan motivasi sebagai variabel pemoderasi.
Motivasi berperan sebagai varaibel moderator yang akan memperkuat atau
memperlemah pengaruh dari latar belakang pendidikan menengah dan perilaku
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Alasan peneliti
menambahkan interaksi dari variabel pemoderasi ini dikarenakan adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian variabel latar belakang pendidikan menengah
dan perilaku belajar sehingga menimbulkan asumsi bahwa terdapat variabel lain
yang kemungkinan ikut memberikan pengaruh. Oleh karena itu, pada penelitian
ini ditambahkan motivasi sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini akan
dilakukan di Universitas Negeri Malang dengan menjadikan mahasiswa Prodi S1
Pendidikan Akuntansi angkatan 2016 sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Menengah dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Mahasiswa dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yakni sebagai berikut:
1. Apakah latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa?
2. Apakah perilaku belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi?
3. Apakah latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan motivasi sebagai
variabel pemoderasi?
6

4. Apakah perilaku belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat


pemahaman akuntansi dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi?

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
2. Perilaku belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa.
3. Latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dengan motivasi sebagai
variabel pemoderasi.
4. Perilaku belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa dengan motivasi sebagai variabel
pemoderasi.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah berupa manfaat teoritis dan manfaat
praktis, yakni sebagai berikut:
1. Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menguji kebenaran teori
perkembangan kognitif yang menjelaskan bahwa seseorang akan melakukan
proses asimiliasi dan akomodasi dalam belajar. Proses asimilasi ini
dilakukan mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan awal akuntansi
yakni mahasiswa dari SMK Jurusan Akuntansi. Proses akomodasi dilakukan
oleh mahasiswa yang belum memiliki pengetahuan awal akuntansi yang
mendalam, yakni mahasiswa dari SMA/MA Jurusan IPS dan IPA. Proses
asimilasi dan akomodasi yang berhasil akan membentuk titik keseimbangan
yakni pemahaman akuntansi.
Penelitian ini juga ingin membuktikan teori kegnitif sosial yang
menyatakan bahwa faktor kognitif, sosial dan perilaku berperan penting
7

dalam keberhasilan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini faktor


kognitif yang dimaksud adalah motivasi dan faktor perilaku yang dimaksud
adalah perilaku belajar, serta keberhasilan proses pembelajaran
diindikasikan dengan pemahaman akuntansi mahasiswa.
2. Praktis
a. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum guna
menciptakan suasana belajar yang lebih baik lagi. Perguruan tinggi dapat
mencipatakan pembelajaran yang lebih efektif agar mahasiswa dapat
memperoleh pemahaman akuntansi yang lebih baik. Perguruan tinggi juga
dapat memberikan sesi motivasi disetiap pembelajaran yang dilakukan oleh
dosen di kelas. Sesi motivasi tersebut dapat berguna bagi mahasiswa untuk
terus meningkatkan semangat agar terus belajar.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Dari pengetahuan tersebut,
maka mahasiswa dapat memperbaiki perilaku belajarnya dan menambah
motivasi untuk lebih semangat dalam belajar sehingga pemahaman akuntansi
yang didapatkan juga lebih baik.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang
lebih baik. Variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini juga dapat
dijadikan bahan untuk meneliti variabel lainnya serta untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional
Definis operasional setiap variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel X1 (Latar Belakang Pendidikan Menengah)
Latar belakang pendidikan menengah dalam penelitian ini adalah jenjang
pendidikan SLTA yang ditempuh mahasiswa. Latar belakang pendidikan
diklasifikasikan menjadi 3, yakni yang berasal dari SMA/MA jurusan IPS dan
8

IPA, SMK Jurusan Akuntansi. Setiap klasifikasi akan diberikan skor yakni 3
untuk SMK Jurusan Akuntansi, 2 untuk SMA/MA IPS, dan 1 untuk SMA/MA
IPA. Data tersebut merupakan data nominal yang akan diubah menjadi data
interval. Setelah itu akan dilakukan pengujian bersama variabel lain.
b. Variabel X2 (Perilaku Belajar)
Perilaku belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
mahasiswa dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan
akuntansi di perkuliahan. Pengukuran pada variabel perilaku belajar ini
berdasarkan pada tujuh indikator yang dikemukakan oleh Sudaryono dan
Bharata (2004), yakni mempersipakan diri mengikuti kuliah, mengikuti kuliah
dengan efektif, membuat catatan, belajar setelah kuliah, belajar untuk
menghadapi ujian, pola membaca, dan kemampuan menggunakan waktu
secara efektif. Setiap indikator diukur dengan menggunakan skala likert mulai
dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju).
c. Variabel Z (Motivasi)
Motivasi adalah dorongan untuk terus bersemangat mencapai tujuan yang
telah yang telah ditentukan serta kemampuan untuk bangkit dalam
menghadapi kegagalan. Motivasi diukur dari indikator yang dikemukakan
oleh Goleman (2002), yakni dorongan prestasi, komitmen, inisiatif, dan
optimisme. Dalam penelitian ini, setiap indikator motivasi akan diukur
menggunakan angket dengan skala likert skala 1 (sangat tidak setuju) sampai
skala 5 (sangat setuju).
d. Variabel Y (Tingkat Pemahaman Akuntansi)
Dalam penelitian ini, tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa diukur dari
daftar Indeks Prestasi (IP) mata kuliah akuntansi yang telah ditempuh oleh
mahasiswa. Mata kuliah akuntansi tersebut terdiri dari Pengantar Akuntansi 1,
Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Perpajakan,
Akuntansi Biaya, Sistem Informasi Akuntansi, Akuntansi Keuangan
Menengah 2, Praktikum Perpajakan, Akuntansi Keuangan Lanjut,
Pengauditan, Komputer Akuntansi, Dan Praktikum Akuntansi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Perkembangan Kognitif

Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget pada tahun 1936. Teori ini
menjelaskan bagaimana perkembangan kognitif yang dilalui manusia mulai dari
bayi, anak-anak, hingga dewasa (Juwantara, 2019). Teori ini memklasifikasikan
perkembangan menjadi empat tahapan, yaitu tahap sensir motorik, tahap pra-
operasional, tahap operasional konkrit dan tahap operasional formal.
Dalam teori ini Piaget mengungkapkan pendapatnya mengenai proses
belajar seseorang sesui dengan pandangan konstruktivisme. Dalam pandangan
konstruktivisme, seseorang belajar melalui pengalaman. Sehingga pemahaman
akan lebih kuat jika selalu diuji dengan pengalaman baru (Alhaddad, 2012).
Menurut teori perkembangan kognitif, terdapat tiga aspek yang mempengaruhi
perkembangan kognitif seseorang yaitu struktur, isi dan fungsi kognitif (Estini,
2015). Struktur kognitif biasa disebut dengan skema (schema). Skema adalah
konsep yang digunakan untuk mengorganisasikan informasi saat berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya (Ufie, 2017). Sedangkan kognitif adalah tingkah
laku seseorang yang ditunjukkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
fungsi kognitif diartikan sebagai cara seseorang mengembangkan kognitifnya.
Mekanisme utama yang dapat digunakan untuk mengembangkan kognitif
terdiri dari asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses yang dilakukan
seseorangkan untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya kedalam skema
yang sudah ada (Juwantara, 2019). Asimilasi tidak merubah pengetahuan pada
skema yang ada, tetapi akan mengembangkannya sesuai rangsangan baru yang
diterima. Sementara proses lain untuk mengembangkan kognitif adalah
akomodasi. Ufie (2017) menjelaskan akomodasi sebagai proses pembentukan
skema baru dengan menyesuaikan rangsangan yang diterima. Proses ini terjadi
karena seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan
skema yang telah dimiliki. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian antara
pengalaman baru dan skema yang sudah ada (Surna, 2014).
10

Proses asimilasi dan akomodasi ini merupakan bentuk adaptasi yang disebut
dengan pembelajaran. Asimilasi dan akomodasi bertugas untuk menyeimbangkan
struktur pikiran dengan lingkungan, menciptakan porsi yang sama diantara
keduanya (Mu’min, 2017). Apabila seseorang mampu mencapai keseimbangan
tersebut maka seseorang mampu mendapat pemahaman yang jelas mengenai apa
yang dipelajari atau dalam teori ini disebut dengan istilah ekuilibrium
(equilibrium).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka teori perkembangan kognitif ini
menjelaskan bahwa mahasiswa akuntansi belajar dengan mengembangkan
pengetahuannya melalui pengalaman. Pengalaman awal yang telah diperoleh oleh
mahasiswa akan diproses baik melalui asimilasi maupun akomodasi untuk
mencapai suatu keseimbangan. Proses asimilasi akan dilakukan ketika mahasiswa
telah mempelajari konsep akuntansi secara lengkap di tingkat pendidikan
sebelumnya. Proses asimilasi ini tidak akan membentuk pengalaman baru namun
akan memperbarui pengalaman tersebut. Sementara proses akomodasi akan
dilakukan ketika mahasiswa tidak mendapatkan pengetahuan awal akuntansi yang
lengkap, sehingga proses pembelajaran dilakukan dengan cara menyesuaian
pengetahuan lama tersebut untuk membentuk pengetahuan baru. Kemampuan
mahasiswa untuk melakukan proses asimilasi dan akomodasi ini akan membentuk
suatu keseimbangan (ekulibrium) yaitu pemahaman akuntansi.

B. Teori Kognitif Sosial


Teori kognitif sosial dikemukakan oleh Bandura pada tahun 1986. Teori ini
menyatakan bahwa proses sosial dan proses kognitif berperan penting bagi
motivasi, emosi, dan tindakan yang dilakukan oleh manusia (Abdullah, 2017).
Secara lebih lanjut Bandura menjelaskan bahwa kemampuan kognitif seseorang
tidak hanya mempengaruhi motivasi dan tindakan seseorang, akan tetapi
bagaimana mereka menimbulkan motivasi dan mengubah perilaku mereka guna
menciptakan kehidupan yang diinginkan (Abdullah, 2017).
Menurut Cherry dalam Ainiyah (2017) ada tiga konsep inti dalam teori
kognitif sosial. Konsep pertama menunjukkan bahwa seseorang dapat belajar
melalui pegamatan. Belajar melalui pengamatan ini dibedakan menjadi dua yakni
11

yang pertama seseorang belajar melalui pengamatan tentang kondisi seseorang


dan yang kedua seseorang akan meniru perilaku seseorang yang diamati. Konsep
kedua menyatakan bahwa kondisi mental merupakan hal yang penting dalam
proses ini. Kondisi mental yang dimaksud dapat berupa kebanggan, kepuasan dan
rasa senang yang menjadi pendorong proses belajar seseorang. Terakhir konsep
ketiga yakni menyatakan bahwa pembelajaran saja belum tentu dapat merubah
perilaku seseorang. Bandura mengungkapakan bahwa tidak semua tindakan orang
yang diamati dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Perlu adanya faktor-faktor
seperti perhatian, mengingat, keinginan bergerak, dan motivasi.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori kognitif sosial
menyatakan jika belajar merupakan interaksi antara faktor-faktor personal,
perilaku yang meliputi proses-proses kognitif belajar dan lingkungan. Faktor-
aktor kognitif dapat berupa ekspektasi, keyakinan, sikap, strategi pemikiran dan
intelegensi (Santrock, 2009). Dalam teori kognitif sosial ini, interaksi tersebut
disebut dengan model reciprocal determinism.
Dalam model reciprocal determinism ini, faktor personal memiliki peran
yang sangat penting. Faktor personal yang dimaksud adalah self-efficacy atau
efikasi diri. Abdullah (2017) menjelaskan bahwa efikasi diri (self-efficacy)
diartikan sebagai keyanina seseorang mengenai kemampuan diri sendiri untuk
menyelesaikan sesuatu. Efikasi diri ini yang menjadi dasar seseorang termotivasi
untuk menyelesaikan permasalahan dihidupnya dan menghadapi kesulitan.
Dalam perkuliahan, salah satu faktor yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan adalah perilaku belajar. Mahasiswa bisa memiliki perilaku belajar
yang baik karena pengamatan di lingkungan sekitarnya. Pengamatan ini dapat
dilakukan dengan cara melihat teman yang rajin membaca buku, aktif dalam
pembelajaran di kelas, dan hal positif lainnya. Ketika hal-hal positif yang
dilakukan temannya tersebut menghasilkan sebuah keuntungan baik berupa pujian
dosen ataupun mendapatkan nilai yang bagus, maka mahasiswa akan meniru
perilaku tersebut. Proses pembelajaran ini dapat berlangsung ketika mahasiswa
juga memiliki efikasi diri yang nantinya akan membentuk sebuah motivasi
sebagai penyemangat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Perilaku belajar
seorang mahasiswa yang baik dapat dilihat dari perilakunya dalam membaca
12

buku, kunjungan ke perpustakaan, perilaku dalam mengikuti pembelajaran, dan


perilaku dalam mempersiapkan ujian.
C. Latar Belakang Pendidikan Menengah
1. Definisi Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan diartikan
proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran dan
pelatihan.. Sedangkan menurut Hamalik (2013: 79), pendidikan diartikan sebagai
proses pembentukan perilaku siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, diharapkan kemampuan menyesuaikan diri tersebut akan
bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah proses penyesuaian diri dan tingkah laku seseorang yang akan
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat melalui upaya penegajaran dan
pelatihan. Pengertian diatas menunjukkan bahwa pendidikan berperan penting
dalam mewujudkan manusia yang baik dan bermanfaatkan untuk lingkungannya.

2. Jenjang Pendidikan
Menurut UU N0. 20 tahun 2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenjang
pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang dilalui seseorang sesuai dengan
usia dan kemampuan yang dimiliki. Pendidikan dasar terdiri dari dua bentuk yaitu
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Kemudian pendidikan
menengah terdiri dari pendidikan menengah pertama yaitu berbentuk Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan pendidikan
menengah atas yakni Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menenga
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA). Jenjang pendidikan terakhir yaitu
pendidikan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut, atau universitas.

3. Indikator Latar Belakang Pendidikan Menengah


Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan latar belakang
pendidikan menengah adalah pendidikan formal yang telah ditempuh pada saat
jenjang pendidikan menengah yang terdiri dari SMA, MA, atau SMK. Pendidikan
13

menengah yang telah ditempuh oleh mahasiswa akan membantu dalam proses
pembelajaran di perguruan tinggi. Pengetahuan yang telah didapat selama
bersekolah akan menjadi dasar untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih
baik selama belajar di universitas.
Dalam penelitian ini, pendidikan menengah yang pernah ditempuh
mahasiswa mahasiswa dikelompokkan menjadi tiga yaitu SMK Jurusan Akuntansi
dan Lembaga Keuangan, SMA/MA Jurusan IPS, dan SMA/MA Jurusan IPA.

D. Perilaku Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar
didefinisikansebagai usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar juga
dimaknai secara beragam oleh para ahli. Hamalik (2013: 27) menyatakan bahwa
belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar berguna untuk
membentuk perilaku yang diasa oleh pengalaman. Sedangkan Slameto (2015: 2)
menjelaskan bahwa belajar merupakan proses perubahan tangkah laku sebagai
hasil dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Dari penjelasan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari berbagai
pengalaman dengan lingkuannya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
Slameto (2015: 54), terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar, yakni
sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang. Faktor
internal ini terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
a. Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah ini dibagi menjadi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Siswa yang memiliki kesehatan yang kurang baik dan memiliki kekuragan
pada fisiknya dapat mengganggu proses belajarnya.
14

b. Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini dibedakan menjadi tujuh faktor, yaitu terdiri dari
inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
Faktor-faktor ini berperan penting terhadap proses belajar siswa. Ketika
siswa memiliki faktor psikologis yang mendukung, maka proses belajar
dapat berlangsung dengan baik.
c. Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor ini
akan menghambat proses belajar siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor
eksternal ini terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a. Faktor keluarga
Faktor keluarga berkaitan dengan cara mendidik yang dilakukan orang tua,
hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi
keluarga. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang untuk mendapatkan
sebuah pendidikan. Kondisi faktor keluarga yang baik akan berdampak
positif kepada siswa dalam hal belajar, karena siswa akan memperoleh
pegajaran yang baik dari keluarganya.
b. Faktor Sekolah
Faktor ini terdiri dari metode mengajar guru, hubungan guru dengan siswa,
hubungan sesame siswa, kedisiplinan, waktu belajar di sekolah, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah. Seluruh faktor ini berpengaruh
besar terhadap proses belajar siswa, karena sebagian besar proses belajar
siswa dilakukan di sekolah sehingga faktor sekolah yang baik akan
berpengaruh terhadap belajar siswa yang baik juga.
c. Faktor Masyarakat
Faktor ini berpengaruh terhadap proses belajar siswa karena menyangkut
dengan lingkungan tempat tinggal. Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan kebiasaan hidup masyarakat.

3. Indikator Perilaku Belajar


15

Menurut Sudaryono dan Bharata (2004) komponen perilaku belajar


mahasiswa di perguruan tinggi teriri dari:
1. Mempersipakan diri mengikuti kuliah
Kebiasaan untuk mempersipakan diri mengikuti kuliah adalah kebiasaan
yang dilakukan mahasiswa untuk mempersiapkan materi sebelum mengikuti
perkuliahan. Kebiasaan ini penting karena mahasiswa yang telah
mempersipakan materi yang akan dipeajari akan lebih siap untuk melakukan
aktivitas di kelas baik dalam menyerap materi, diskusi, maupun mengerjakan
tugas. Kebiasan mempersiapkan diri mengikuti kuliah ini ditekankan pada
kebiasaan untuk belajar sebelum perkuliahan dan mempersiapkan literatur
pendukung sesuai dengan materi yang akan dipelajari di kelas.
2. Mengikuti kuliah dengan efektif
Kebiasaan mengikuti kuliah dengan efektif adalah kebiasaan seorang
mahasiswa untuk dapat menggunakan kesempatan belajar selama perkuliahan
dengan sebaik mungkin. Kebiasaan mengikuti kuliah dengan efektif ini bisa
dilihat ketika mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas seperti
memperhatikan penjelasan dosen, aktif dalam diskusi kelas baik saat
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Mahasiswa yang
memiliki kebiasan belajar yang efektif selama perkuliahan akan memiliki
pemahaman yang baik dari materi yang dipelajarinya. Oleh karena itu
kebiasaan ini memiliki peran yang penting dalam keberhasilan belajar selama
di perguruan tinggi. Kebiasaan mengikuti pelajaran ini ditekankan pada
kebiasaan memerhatikan penjelasan materi dari dosen dan keaktifan di kelas.
3. Membuat catatan
Kebiasaan membuat catatan adalah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa
untuk mencatat informasi-informasi penting yang didapatkannya saat
perkuliahaan berlangsung. Informasi penting yang diperoleh bisa bersumber
dari penjelasan dari dosen maupun dari literatur yang dibaca. Mahasiswa yang
memiliki kebiasaan mencatat yang baik tidak akan mudah lupa terhadap
informasi yang telah didapatkannya. Dari catatan tersebut, mahasiswa dapat
membaca kembali informasi tersebut untuk menunjang kegiatan perkuliahan
yang ditempuhnya.
16

4. Belajar setelah kuliah


Kebiasan belajar setelah kuliah adalah kebiasaan yang dilakukan
mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran di kelas. Mahasiswa yang terbiasa
untuk me-review kembali materi yang telah dipelajari di kelas tidak akan
mudah lupa terhadap materi tersebut. Mahasiswa yang selalu belajar setelah
kegiatan perkuliahan akan memiliki pemahaman yang baik tanpa perlu
menghafalnya. Kebiasan belajar ini dapat dilihat dari kebiasan belajar yang
dilakukan di rumah atau kos dan kebiasaan membuat jadwal belajar.
5. Belajar untuk menghadapi ujian
Kebiasaan belajar untuk menghadapi ujian adalah persiapan belajar yang
biasa dilakukan mahasiswa guna meghadapi ujian. Setiap ujian akan dapat
dilewati oleh seorang siswa dengan hasil yang baik jika sejak awal mengikuti
pelajaran siswa tersebut telah belajar dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu,
mahasiswa harus menyiapkan diri dengan belajar secara teratur, penuh
disiplin, dan kosentrasi pada masa yang cukup jauh sebelum ujian dimulai.
6. Pola membaca
Pola membaca dapat diartikan sebagai keteramplan mahasiswa dalam
membaca buku maupun literatur lain. Kebiasaan membaca harus
dibudidayakan agar pengetahuan mahasiswa dapat bertambah dan dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam memepelajari suatu pelajaran.
Pola membaca buku ini juga dikaitkan dengan kebiasaan mahasiswa untuk
mencari bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan meskipun pada dasarnya
sumber bacaan bisa ditemukan dimana saja, namun tempat yang paling umum
dan memiliki sumber yang lengkap adalah perpustakaan. Maka dari itu, pola
membaca ini ditekankan pada intensitas kunjungan ke perpustakaan, kebiasaan
membaca buku pelajaran, dan kualitas dalam membaca buku
7. Kemampuan menggunakan waktu secara efektif
Kemampuan menggunakan waktu secara efektif merupakan kebiasaan
mahasiswa dalam menggunaan waktu yang dimiliki baik untuk kegiatan
akademik maupun kegiatan non akademik. Kegiatan akademik yang dimaksud
adalah kegiatan perkuliahan dan kegiatan non akademik dapat berupa kegiatan
rekreasi, bermain dengan teman, dan lainnya. Mahasiswa tentu harus bisa
17

memanfaatkan wakunya dengan sebaik mungkin tanpa mengganggu prioritas


utamanya yakni belajar. Mahasiswa yang mampu mengelola waktu yang
dimilikinya tentu akan memiliki kehidupan sosial yang baik dan tetap dapat
berprestasi dalam belajarnya. Kebiasaan menggunakan waktu secara efektif
ditekankan pada kemampuan menunda kesenangan sesaat, kebiasaan menunda
pekerjaan, dan kebiasaan membuat rencana kegiatan.

E. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Goleman (2002), “motivasi merupakan hasrat untuk menggerakkan
dan menuntun menuju sasaran dan bertahan menghadapi kegagalan. Hampir sama
dengan Goleman (2002), Mc Donald (dalam Hamalik, 2017) mendefinisikan
bahwa “motivasi merupakan perubahan energi seseorang untuk mecapai sebuah
tujuan.
Sardiman (2013) mendefinisikan “motivasi belajar merupakan faktor psikis
yang bersifat nonintelektual dan berperan dalam hal penumbuh gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar”. Sedangkan menurut Santrock (2002),
“motivasi adalah progres yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku”.
Secara lebih lanjut, Winkel (2005) mendefinisikan motivasi sebagai daya
penggerak seseorangn agar belajar guna mencapai tujuan tertentu.
Dari pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
motivasi adalah sebuah dorongan dalam diri untuk terus berusaha mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Motivasi memiliki peran yang sangat penting untuk
menumbuhkan semangat belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan
mampu melaksanakan proses belajar dengan baik dan tidak mudah menyerah
dalam menghadapi kesulitan.

2. Ciri-Ciri Motivasi
Motivasi yang dimiliki setiap siswa tentu berbeda-beda. Motivasi ini tidak
dapat dilihat dari fisik seseorang, akan tetapi seseorang yang memiliki motivasi
dalam dirinya akan memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Sardiman (2008: 83)
18

mengungkapkan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri
yaitu:
a. Tekun dalam mengerjakan tugas dan tidak mudah menyerah.
b. Tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan.
c. Memiliki minat terhadap berbagai macam masalah.
d. Suka bekerja secara mandiri.
e. Merasa cepat bosan saat mengerjakan hal-hal yang sama saja.
f. Mampu mempertahankan argumennya
g. Tidak gampang melepaskan hal yang telah diyakini
h. Senang untuk memecahkan permasalahan

3. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi yang dimiliki oleh seseorang kemungkinan berbeda dengan
mtoivasi yang dimiliki orang lain. Perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan
perbedaan tujuan yang ingin dicapai atau kondisi lingkungan dan pribadi yang
berbeda. Sehingga beberapa ahli menjelaskan macam-macam motivasi yang ada
menurut sudut pandang mereka.
Pendapat tentang jenis motivasi diungkapkan oleh Sumadi (2011: 72-73) yang
memebedakan motif menjadi dua, yakni motif ekstrinsik dan motif intrinsik:
1. Motif ekstrinsik, yaitu motif yang pengaruhnya berasal dari luar diri
seseorang. Contohnya ketika seseorang diberitahu bahwa akan diadakan ujian,
maka orang tersebut mulai untuk belajar mempersipakan ujiannya.
2. Motif intrinsik, yaitu motif yang memang berasal dari dalam diri seseorang,
jadi tidak perlu ada dorongan dari luar untuk melakukan hal tertentu.
Contohnya ketika seseorang memang sudah memiliki kebiasaan rajin
membaca, maka tidak perlu ada aorang yang menyuruhnya untuk rajin
membaca.

4. Fungsi-Fungsi Motivasi
Motivasi ini memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan
seseorang daam mencapai tujuan. Secara lebih lanjut, banyak pendapat para ahli
yang menjelaskan tentang fungsi-fungsi dari motivasi.
19

Hamalik (2013: 161) menyatakan beberapa fungsi dari motivasi yakni


sebagai berikut:
1. Menimbulkan sebuah tindakan tertentu. Tanpa motivasi mustahil seseorang
dapat bergerak untuk melakukan sebuah hal seperti belajar.
2. Sebagai arah penentu perbuatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Sebagai daya penggerak untuk melakukan sesuatu.
5. Indikator Motivasi
Menurut Goleman (2002) terdapat beberapa hal yang dapat menimbulkan
ebuah motivasi, yakni sebagai berikut:
1. Dorongan prestasi yakni dorongan untuk mencapai sebuah pencapaian
tertinggi yang telah ditentukan. Berikut ciri-ciri yang dimiliki:
a. Daya jaung untuk mencapai tujuan dan standar tinggi yang suda
ditentukan
b. Keinginan untuk mencapai sasaran yang lebih menantang
c. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
d. Senantiasa belajar untuk meningkatkan kemampuan
2. Komitmen, yaitu kemampuan untuk memenuhi tujuan kelompok. Berikut ciri-
ciri ynag dimiliki:
a. Bersedia berkorban untuk tujuan yang lebih besar.
b. Lebih terdorong ketika mengerjakan tugas yang besar.
c. Menghargai nilai-nilai yang terdapat pada kelompok.
d. Selalu mencari peluang untuk mencapai tujuan.
3. Inisitaif, yaitu kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Berikut
ciri-ciri yang dimiliki:
a. Dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik mungkin.
b. Mampu mengejar target dari standar minimum yang ditentukan.
c. Berani melanggar aturan yang tidak sesuai dengan prinsipnya guna
mencapai tujuan.
d. Mampu untuk melakukan hal yang tidak lazim dan menantang.
4. Optimisme, yaitu kegigihan untuk memperjuangkan sebuah tujuan meskipun
menemui banyak halangan dan kegagalan. Berikut ciri-ciri yang dimiliki:
a. Tetap tekun untuk mengejar tujuan meskipun banyak rintangan.
20

b. Harapa untuk sukses sangat besar tanpa takut mengalami kegagalan.


c. Menganggap kegagalan sebagai sebuah pelajaran dari pada sebuah
kelemahan dalam diri sendiri.

F. Tingkat Pemahaman Akuntansi


1. Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association dalam Sumarso (2000)
akuntansi didefinisikan sebagai suatu proses pengidentifikasin, pengukuran, dan
pelaporan informasi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan. Sedangkan Kieso (2014: 4) mengungkapkan bahwa “akuntansi terdiri
dari tiga kegiatan dasar, yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada pengguna
yang tertarik”.

2. Pemahaman Akuntansi
Pemahaman akuntansi dapat diartikan sebagai seberapa besar seseorang
paham tentang akuntansi baik berupa teori maupun praktik secara langsung.
Penguasaan dalam pengetahuan atau keterampilan mahasiswa biasanya
ditunjukkan dari hasil tes yang diberikan oleh dosen yakni nilai IP mata kuliah
yang ditempuh.
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Budhiyanto dan Paskah (2004)
yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinilai dari
seberapa banyak pengertian yang didapat terkait dengan materi akuntansi yang
sudah dipelajari. Akan tetapi pemahaman akuntansi yang sesungguhnya tidak
hanya ditunjukkan dengan nilai-nilai yang didapat, tetapi juga ketika mahasiswa
memahami konsep dasar akuntansi dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata.

3. Indikator Pemahaman Akuntansi


21

Pemahaman akuntansi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk


mengetahui dan memahami akuntansi secara menyeluruh. Dari berbagai
penjelasan diatas, maka untuk mengukur pemahaman akuntansi mahasiswa tidak
semata-mata dapat dilihat dari nilai mata kuliah akuntansi. Namun nilai-nilai yang
telah didapatkan juga dapat dijadikan indikasi bahwa mahasiswa telah
memperoleh seperangkat pengetahuan akuntasi yang telah didapatkan ketika
belajar di perguruan tinggi. dari penjelasan tersebut, maka untuk mengukur
pemahaman akuntansi akan menggunakan angket tentang persepsi mahasiswa
terhadap pemahaman akuntansi yang dimilikinya dan nilai-nilai mata kuliah
akuntansi yang telah ditempuh mahasiswa sebagai data pendukung. Nilai tersebut
berasal dati nilai matakuliah Mata kuliah akuntansi tersebut terdiri dari mata
kuliah Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan
Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjut,
Akuntansi Biaya, Praktikum Akuntansi, Pengauditan, dan Akuntansi Sektor
Publik.

G. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Teori perkembangan kognitif menjelaskan bahwa manusia dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya melalui dua mekanisme. Mekanisme
tersebut disebut asimilasi dan akomodasi. Jika dihubungkan dengan latar belakang
pendidikan menengah, proses asimilasi dilakukan oleh mahasiswa lulusan SMK
jurusan Akuntansi. Hal ini karena mahasiswa tersebut telah memiliki konsep awal
tentang akuntansi mendalam yang nantinya akan disempurnakan dengan
pengetahuan tambahan yang diperoleh ketika menempuh perkuliahan. Proses
akomodasi sendiri akan dilalui oleh mahasiswa yang berasal dari SMA/MA IPA
dan SMA/MA IPS dikarenakan mereka mendapat konsep awal akuntansi yang
tidak terlalu dalam sehingga perlu adanya penrubahan-perubahan konsep sehingga
menghasilkan pengetahuan baru. Dari penjelasan tersebut, maka masing-masing
mahasiswa tentu tidak akan memiliki pemahaman akuntansi yang sama.
Sesuai dengan KI KD SMK 2018 dalam Perdirjen Dikdasmen No.
464/D.D5/KR/2018, untuk siswa SMK jurusan Akuntansi dan Lembaga
22

Keuangan, mata pelajaran akuntansi disajikan selama 3 tahun masa studi yakni di
kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Mata pelajaran akuntansi tersebut terdiri dari
Akuntansi Dasar, Perbankan Dasar, Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa,
Dagang, dan Manufaktur, Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi Pemerintah,
Akuntansi Keuangan, dan Komputer Akuntansi. Sedangkan pelajaran akuntansi
yang diterima oleh siswa SMA dan MA sesuai dengan Permendikbud No. 37
Tahun 2018, akuntansi tidak menjadi mata pelajaran tersendiri melainkan
diajarakan di dalam mata pelajaran ekonomi yang hanya dibahas saat kelas XII
saja. Pembahasan akuntansinya pun banyak bertumpu pada teorinya saja dan
minim praktik. Hal ini terlihat dari KD yang ada di silabus SMA/MA kelas XII.
Dari penjelasan tersebut, diharapkan pengetahuan awal akuntansi mahasiswa yang
berasal dari SMK jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga diharapkan lebih
baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari SMA jurusan IPA atau
IPS dan MA.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasetiningsih (2018) yang
menyatakan jika latar belakang pendidikan menengah adalah faktor yang
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Sugiyarti (2008) juga menyatakan bahwa latar belakang
pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa. Penelitian tersebut menunjukkan jika mahasiswa yang lulus dari SMK
jurusan Akuntansi memiliki tingkat pemahaman akuntansi yang lebih baik dari
pada mahasiswa yang berasal dari SMA maupun MA.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berasumsi bahwa latar belakang
pendidikan menengah berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H1: Latar Belakang Pendidikan Menengah Berpengaruh Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi

2. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi


Mahasiswa
Teori kognitif sosial menjelaskan bahwa belajar merupakan interaksi
antara faktor personal, perilaku, dan lingkungan. Ketiga faktor tersebut berperan
penting dan saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran seseorang. Dalam
23

proses pembelajaran di perkualiahan, faktor perilaku ini dilihat dari perilaku


belahar mahasiswa. Ketika mahasiswa memiliki perilaku belajar yang baik, tentu
akan memberikan dampak positif pada proses belajar mahasiswa di perguruan
tinggi.
Perilaku belajar berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan
waktu dengan efektif dan efisien. Menurut Suwardjono (2004) perilaku belajar
yang baik terdiri dari: kebiasaan mengikuti pelajaran dengan baik, pola membaca
buku, kebiasaan berkunjung ke perpustakaan, kebiasaan dalam persiapan
menghadapi ujian. Perilaku belajar yang baik akan berdampak pada pemahaman
akuntansi yang baik pula, sebaliknya jika perilaku belajar yang dimiliki suda
buruk, maka pemahaman akuntansi yang dimiliki juga tidak maksimal.
Penelitian terdahulu terkait perilaku belajar yang dilakukan oleh Rachmi
(2010), Rokhana dan Sutrisno (2016), Santoso (2018), dan Sari (2017)
menyatakan bahwa perilaku belajar berpengaruh positif terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Muntiah (2018) menyatakan bahwa perilaku belajar berpengaruh negatif terhadap
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berasumsi bahwa perilaku belajar
berpengaruh untuk meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Sehingga hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H2: Perilaku Belajar Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Mahasiswa

3. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat


Pemahaman Akuntansi dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi
Teori perkembangan kognitif menunjukkan bahwa dalam proses asimilasi
dan akomodasi dalam mengembangkan kognisi seseorang adalah sebuah adaptasi.
Ketika adaptasi ini berjalan dengan baik, maka akan terbentuk suatu
keseimbangan atau ekuilibrium yakni tujuan kognitif yang ingin dicapai. Proses
asimilasi dan akomodasi yang dilalui oleh mahasiswa untuk memperoleh
keseimbangan yaitu pemahaman akuntansi akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor penting yang dimaksud yakni motivasi.
24

Winkel (2005) mendefinisikan motivasi belajar sebagai sebuah daya


penggerak siswa untuk dapat belajar dengan rajin guna dapat mencapai tujuan.
Motivasi berperan penting bagi pelaksanaan proses belajar selain itu juga motivasi
mendorong siswa untuk dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan dengan
hasil yang memuaskan.
Dalam proses pembelajaran, motivasi sangat berperan penting untuk
meningkatkan kemauan siswa dalam belajar. Motivasi ini timbul akibat adanya
harapan hasil akhir dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika mahasiswa belajar
akuntansi di perguruan tinggi, maka hasil yang ingin dicapai adalah pemahaman
akuntansi yang baik. Maka dari itu mahasiswa baik yang berasal dari SMA, SMK,
maupun MA akan memiliki tujuan yakni belajar akuntansi dengan baik. Dalam
proses belajar tersebut, motivasi memberikan peran kepada mahasiswa untuk
memberikan rasa semangat dan sikap bersungguh-sungguh dalam belajar dan
tidak mudah menyerah menghadapai kesulitan. Mahasiswa yang berasal dari
SMK akan mampu memaksimalkan pengetahuan awal akuntansi yang telah
didapatkan apabila memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu belajar dan tidak
cepat puas dengan apa yang telah didapatkan. Sedangkan mahasiswa yang berasal
dari SMA dan MA memiliki pengetahuan awal akuntansi yang lebih sedikit
dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari SMK. Namun, ketika
mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan mengejar
ketertinggalan, maka mahasiswa dapat mencapai tujuannya yakni memperoleh
pemahaman akuntansi yang baik. Maka dari itu motivasi dapat menjadi faktor
penting yang menentukan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa disamping
dari pengetahuan awal akuntansi yang telah diperoleh di pendidikan
menengahnya.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aulia (2016) menyatakan bahwa
motivasi berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa motivasi dapat
memoderasi (memeperkuat) pengaruh latar belakang pendidikan menengah untuk
meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Sehingga hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
25

H3: Motivasi Mampu Memperkuat Pengaruh Latar Belakang Pendidikan


Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa

4. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi


Mahasiswa dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi
Teori kognitif sosial menjelaskan bahwa faktor sosial dan faktor kognitif
akan mempengaruhi pemahaman tentang motivasi dan tindakan seseorang.
Motivasi berperan sebagai arah penggerak perilaku seseorang dalam proses
belajar. Dalam proses belajar di perguruan tinggi, perilaku belajar yang baik akan
tercipa ketika mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi.
Secara lebih lanjut, proses belajar harus disertai dengan perilaku-perilaku
belajar yang efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yakni hasil
belajar yang maksimal. Alien (2016) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang
efisien dapat dicapai apabila terdapat pengaturan waktu baik waktu yang
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran maupun penggunaan waktu
luang lainnya.
Dorongan dalam belajar ini disebut sebagai motivasi. Santrock (2009)
berpendapat bahwa “motivasi adalah proses yang memberi semangat arah, dan
kegigighan perilaku”. Dari pendapat tersebut, maka motivasi juga berperan
penting terhadap perilaku belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki motivasi
tinggi akan memiliki semangat belajar yang tinggi pula dan tidak akan mudah
menyerah menghadapi kesulitan. Semangat untuk belajar ini yang akan
memberikan energi yang akan membentuk perilaku belajar yang baik. Mahasiswa
dengan perilaku belajar yang baik tentu akan memiliki tujuan dan arah dalam
setiap proses belajar yang ditempuh.
Penelitia terdahulu yang dilakukan oleh Alien (2016) menyatakan bahwa
motivasi secara langsung memberikan pengatuh yang positif terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Sedangkan penelitian oleh Rosita (2017), Rachmi (2010),
dan Wahyuni (2016) yang meneliti motivasi sebagai salah satu aspek yang
terdapat di dalam kecerdasan emosional juga menyatakan bahwa motivasi
memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berasumsi bahwa motivasi dapat
memoderasi (memeperkuat) pengaruh perilaku belajar untuk meningkatkan
26

tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Sehingga hipotesis yang diajukan


adalah sebagai berikut:
H4: Perilaku Belajar Berpengaruh Positif Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Mahasiswa dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi

H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
melakukan penelitian. Untuk lebih jelas, penelitian-penelitian terdahulu dengan
variabel yang relevan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu yang Relevan


No Nama, Tahun, dan Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1. Pengaruh Latar Belakang  Latar belakang pendidikan menegah
Pendidikan Menengah dan berpengaruh negatif terhadap tingkat
Perilaku Belajar Terhadap pemahaman akuntansi
Tingkat Pemahaman Akuntansi  Perilaku belajar berpengaruh positif
Mahasiswa dengan Kepercayaan terhadap tingkat pemahaman
Diri Sebagai Variabel akuntansi
Pemoderasi  Kepercayaan diri dapat memoderasi
variabel latar belakang pendidikan
(Santoso, 2018) menengah dan perilaku belajar
Sumber: Skripsi Jurusan
Akuntansi, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Tahun 2018
2. Analisis faktor-faktor yang  Secara simultan latar belakang
mempengaruhi tingkat pendidikan menengah dan perilaku
pemahaman akuntansi belajar berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi
(Agustina dan Debi, 2015)
Sumber: Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil, Volume 5, Nomor 01,
April 2015
3. Analisis faktor-faktor yang  Variabel Kecerdasan Emosional,
mempengaruhi tingkat Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
pemahaman akuntansi Spriritual, Perilaku Belajar dan
Budaya tidak berpengaruh terhadap
(Prasetyaningsih, 2018) tingkat pemahaman akuntansi
Sumber: Skripsi Jurusan  Variabel Latar Belakang Pendidikan
Akuntansi, Universitas Menengah berpengaruh terhadap
Muhammadiyah Surakarta tingkat pemahaman akuntansi
Tahun 2018
4. Pengaruh Kecerdasan  Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
27

Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spriritual


Emosional, Kecerdasan berpengaruh terhadap tingkat
Spiritual, Perilaku Belajar Dan pemahaman akuntansi
Latar Belakang Pendidikan  Perilaku Belajar dan Latar Belakang
Menengah Terhadap Tingkat Pendidikan Menegah tidak
Pemahaman Akuntansi berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi
(Wahyuni, 2016)
Sumber: Skripsi Jurusan
Akuntansi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Tahun 2016
5. Pengaruh pengendalian diri, Variabel Pengendalian Diri, Motivasi
motivasi dan perilaku belajar Dan Perilaku Belajar berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman signifikan terhadap tingkat
akuntansi mahasiswa pemahaman akuntansi mahasiswa

(Alien, 2016)
Sumber: Jurnal Pendidikan
Ekonomi Vol 5 No. 1,
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2016
6. Pengaruh Kecerdasan Emosional Variabel Kecerdasan Emosional dan
dan Perilaku Belajar Terhadap Perilaku Belajar memiliki pengaruh
Tingkat Pemahaman Akuntansi yang signifikan terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
(Rachmi, 2010)
Sumber: Skripsi Jurusan
Akuntansi, Universitas
Diponegoro Tahun 2010)
28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian eksplanasi (expalanatory research). Penelitian eksplanasi betujuan
untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Variabel yang ingin
diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independen (X) yang terdiri dari
variabel latar belakang pendidikan menengah (X1), perilaku belajar (X2), dan
variabel dependen yakni tingkat pemahaman akuntansi (Y), serta variabel
pemoderasi berupa motivasi (Z). Keterkaitan antara variabel independen, variabel
dependen dan variabel pemoderasi dapat dilihat pada gambar 3.1.

Latar Belakang
Pendidikan Menengah
(X1)
Perilaku Belajar (X2)

Perilaku Belajar (X2)

Motivasi (Z)

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


Keterangan:
X1 = Latar belakang pendidikan menengah yang pernah ditempuh oleh
mahasiswa
X2 = Perilaku belajar
Y = Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa
Z = Motivasi
= Pengaruh secara langsung
= Pengaruh secara tidak langsun
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi (population) adalah seluruh kelompok orang atau kejadian yang
ingin diteliti (Sekaran, 2017:53). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Universitas Negeri Malang Prodi S1 Pendidikan Akuntansi angkatan
tahun 2016 yang berjumlah 152 mahasiswa. Penelitian menggunakan mahasiswa
angkatan 2016 dikarenakan mahasiswa angkatan 2016 merupakan mahasiswa
tahun terakhir yang telah menempuh seluruh mata kuliah akuntansi, sehingga
telah memperoleh pemahaman akuntansi secara menyeluruh. Daftar mahasiswa
dalam populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Data Populasi Mahasiswa


No Kelas Jumlah
1. C 37
2. D 39
3. CC 38
4. DD 38
Total 152
Sumber: Data Mahasiswa Bagian Akademik Jurusan Akuntansi

2. Sampel
Proses pengambilan sampel adalah proses pemilihan elemen yang tepat dari
suatu populasi sehingga hasil penelitian mampu mewakili keseluruhan populasi
(Sekaran, 2017: 58). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik simple random sampling.

Sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yakni sebagai berikut:

N
n=
1+ N (e2 )

Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal
N = Jumlah populasi
e2 = Tingkat kesalahan, dalam penelitian ini 5%
30

Berdasarkan data populasi Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan


tahun 2016 yang berjumlah 144 mahasiswa, maka sampel dihitung dengan cara:
N
n=
1+ N (e2 )
144
n=
1+144 (0,052 )
144
n=
1+0,36
144
n=
1,36
n=105,88dibulatkan menjadi 106 mahasiswa

C. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data kuantatif yang
berasal dari kuesioner. Menurut Prawira (2015: 8) berdasarkan jenisnya secara
umum, data dapt dibedakan menjadi dua yakni data kualitati dan data kauntitatif.
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, gambar, atau
kalimat. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka
atau data kulitatif yang dikuantitaifkan.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini akan menggunakan dua sumber data yakni data primer
dan data sekunder.
a. Data primer berasal dari kuesioner untuk mengukur variabel latar belakang
pendidikan menengah, perilaku belajar, motivasi, dan tingkat pemahaman
akuntansi.
b. Data sekunder berasal dari data jumlah mahasiswa yang didapatkan dari Sub
Bagian Akademik Jurusan Akuntansi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang disertai dengan alternatif
jawaban (Sekaran, 2017:170). Kuesioner akan dibagikan secara langsung kepada
31

responden yakni mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi 2016. Di bagian identitas


responden, untuk pertanyaan terkait variabel latar belakang pendidikan menengah
menggunakan skala ordinal. Variabel tingkat pemahaman akuntansi akan diukur
dengan menggunakan nilai IPK mahasiswa. Variabel perilaku belajar dan
motivasi masing-masing akan diukur dengan menggunakan 5 (lima) alternatif
jawaban yang tersedia dengan diberi bobot (skor) menggunakan skala Likert.

E. Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data penelitian adalah langkah selanjutnya setelah data
penelitian terkumpul. Data yang telah dikumpulkan kemudian dihimpun menjadi
data yang siap diolah sesuai dengan kebenaran, ketepatan, dan kesahihan data.
Menurut Sarwono (2014: 14) mengatakan bahwa data skala ordinal harus
ditransformasikan menjadi data interval dengan Method of Successive Interval
(MSI) agar data dapat diolah dengan uji analisis berganda. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik, yaitu data yang digunakan
merupakan data interval atau rasio. Method of Successive Interval (MSI), yaitu
suatu teknik transformasi skala ordinal diubah menjadi data interval menggunakan
komputerisasi program Ms. Excel dengan tambahan software Xstat97.xla.
Data skala rasio yang sudah ditransformarmasikan menjadi data skala
interval kemudian diolah menggunakan program SPSS 25 bersama dengan data
interval variabel lainnya (Likert). Langkah selanjutnya, dilakukan analisis data
dengan ui normalitas. Setelah diakui bahwa data telah terdistribusi secara normal,
selanjutnya dilakukan uji analisis parametrik lainnya seperti uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas, uji hipotesis, dan koefisien determinasi.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk meneliti variabel latar belakang pendidikan menengah
dengan menggunakan skala ordinal, varibel perilaku belajar dengan menggunakan
skala Likert, dan pengukuran variabel tingkat pemahaman akuntansi
menggunakan nilai IPK matakuliah mahasiswa.
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan kenis pertanyaan
tertutup. Sekaran (2017: 174) menjelaskan kuesioner dengan pertanyaan tertutup
32

(closed question) adalah kuesioner yang mengharuskan responden untuk membuat


pilihan diantara serangkaian alternatif yang diberikan oleh peneliti. Kuesioner ini
terdiri dari pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang akan dinilai sesuai
dengan skor yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan kriteria penilaian
angket:

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket


Skala Ordinal
Jawaban Responden Nilai (skor)
SMK Akuntansi 3
SMA/MA Jurusan IPS 2
SMA/MA Jurusan IPA 1

Skala Likert
Nilai (Skor)
Alternatif Jawaban
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Tidak Berpendapat 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber: Sekaran (2007: 32)

Pedoman Penilaian Mata Kuliah


Taraf Penugasan Nilai Huruf Nilai Angka
85 – 100 A 4,00
80 – 84 A- 3,70
75 – 79 B+ 3,30
70 – 74 B 3,00
65 – 69 B- 2,70
60 - 64 C+ 2,30
55 – 59 C 2,00
40 – 54 D 1,00
0 - 39 E 0
Sumber: Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang (2019: 100)

Berikut ini kisi-kisi yang akan digunakan dalam pegembangan instrumen


penelitian agar dapat mengukur variabel penelitian:
33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


No Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
.
1. Latar Sekolah Lanjutan a. SMK Terdapat
Belakang Tingkat Atas (SLTA) Akuntansi dalam
Pendidikan yang pernah ditempuh b. SMA/MA IPS identitas
Menengah oleh mahasiswa c. SMA/MA IPA responden
(X1)
2. Perilaku 1. Mempersiapkan diri a. Menyiapkan 1, 2
Belajar (X2) mengikuti kuliah literatur
pendukung
(Sudaryono yang berkaitan
dan dengan materi
Bharata, b. Belajar 3, 4
2004) sebelum
perkuliahan

2. Mengikuti kuliah
dengan efektif a. Perhatian 5, 6, 7
terhadap materi
kuliah
b. Keaktifan di 8, 9, 10
kelas

3. Membuat catatan
a. Kebiasaan 11, 12
membawa buku
catatan
b. Kebiasaan 13, 14
mencatat materi
4. Belajar setelah
kuliah
a. Kebiasaan 15, 16
membuat
jadwal belajar
b. Kebiasaan 17, 18, 19
belajar setelah
perkuliahan
5. Belajar untuk
menghadapi ujian
a. Belajar teratur 20, 21, 22
sebelum ujian
berlangsung
b. Anggapan 23
tentang
34

kecurangan saat
6. Pola membaca ujian

a. Intensitas
kunjungan ke 24, 25
perpustakaan
b. Kebiasaan
membaca buku 26, 27
pelajaran
c. Kualitas dalam
7. Kemampuan membaca buku 28
menggunakan
waktu secara efektif a. Kebiasaan
membuat 29
rencana
kegiatan
b. Kemampuan
menunda 30, 31
kesenangan
sesaat
c. Kebiasaan
menunda 32, 33
pekerjaan

3. Motiasi (Z) 1. Dorongan prestasi a. Berorientasi 1, 2


pada hasil
(Goleman, b. Kemauan untuk 3, 4
2002: 181- terus belajar
182)
2. Komitmen a. Kesiapan untuk 5, 6
berkorban demi
tujuan
b. Memiliki 7, 8, 9
dorongan
semangat

3. Inisitaif a. Keinginan 10, 11


untuk mecapai
sasaran yang
lebih tinggi
b. Inisiatif untuk 12, 13
mengajak orang
lain mencapai
tujuan

4. Optimisme a. Keteguhan 14, 15


dalam
menghadapi
35

kegagalan
b. Kemampuan
untuk bangkit
dari kegagalan 16, 17

4. Tingkat Nilai matakuliah: Nilai huruf untuk Informasi


Pemahaman 1. Pengantar setiap matakuliah nilai dari
Akuntansi Akuntansi 1 yakni: responden
(Y) 2. Pengantar
Akuntansi 2 A, A-, B+, B, B-,
(Kumalla, 3. Akuntansi C+, C, D, E
2017) Keuangan
Menengah 1
4. Perpajakan
5. Akuntansi Biaya
6. Sistem Informasi
Akuntansi
7. Akuntansi
Keuangan
Menengah 2
8. Praktikum
Perpajakan
9. Akuntansi
Keuangan Lanjut
10. Pengauditan
11. Komputer
Akuntansi
12. Praktikum
Akuntansi

G. Analisis Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menganalisa data hasil (Ghozi, 2016: 2). Analisis deskriptif dalam penelitian ini
digunakan untuk menggambarkan varibel-varaibel secara statistik meliputi nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), modus (mode), dan standar
deviasi.

H. Metode Analisis Data


1. Uji Validitas
36

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengukur apa yang hendak diukur (Ghozali, 2018). Pada penelitian
ini, pengujian validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor
butir pertanyaan (rhitung) dengan total skor konstruk atau varaibel (rtabel dan nilai
Sig. 0,05). Apabila nilai rhitung lebih besar daripada rtabel maka pertanyaan dianggap
valid, sebaliknya apabila nilai rhitung lebih kecil daripada rtabel maka pertanyaan
dianggap tidak valid.
Pada penelitian ini, instrumen yang dilakukan uji validitas adalah variavel
perilaku belajar (X2) dan motivasi (Z). Uji validitas dilakukan dengan rumus
korelasi bivariate pearson dengan menggunakan program SPSS 22. Item
pertanyaan dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel pada nilai signifikansi 5%.
Sebaliknya, jika nilai rhitung < rtabel pada signifikansi 5% maka item pertanyaan
dikatakan tidak valid.

Berikut ini adalah hasil uji validitas setiap item pertanyaan kuesioner:
Nilai Rtabel = 0,361 (N= 30, 5%)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Perilaku Belajar


No. rhitung rtabel 5% (30) Keterangan
1 0,629 0,361 valid
2 0,499 0,361 valid
3 0,502 0,361 valid
4 0,452 0,361 valid
5 0,251 0,361 tidak valid
6 0,727 0,361 valid
7 0,389 0,361 valid
8 0,363 0,361 valid
9 0,626 0,361 valid
10 0,344 0,361 tidak valid
11 0,499 0,361 valid
12 -0,024 0,361 tidak valid
13 0,446 0,361 valid
14 0,404 0,361 valid
15 0,701 0,361 valid
16 0,356 0,361 tidak valid
17 0,486 0,361 Valid
37

18 0,648 0,361 Valid


19 0,567 0,361 Valid
20 0,757 0,361 Valid
21 0,362 0,361 Valid
22 0,411 0,361 Valid
23 0,366 0,361 Valid
24 0,533 0,361 Valid
25 0,681 0,361 Valid
26 0,571 0,361 Valid
27 0,507 0,361 Valid
28 0,628 0,361 Valid
29 0,640 0,361 Valid
30 0,562 0,361 Valid
31 0,242 0,361 tidak valid
32 0,437 0,361 Valid
33 0,322 0,361 tidak valid
Sumber: Data Diolah Peneliti (2020)

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi


No. rhitung rtabel 5% (30) Keterangan
1 0,243 0,361 tidak valid
2 0,660 0,361 Valid
3 0,627 0,361 Valid
4 0,061 0,361 tidak valid
5 0,743 0,361 Valid
6 0,791 0,361 Valid
7 0,743 0,361 Valid
8 0,268 0,361 tidak valid
9 0,514 0,361 Valid
10 0,627 0,361 Valid
11 0,734 0,361 Valid
12 0,587 0,361 Valid
13 0,549 0,361 Valid
14 0,589 0,361 Valid
15 0,053 0,361 tidak valid
16 0,620 0,361 Valid
17 0,710 0,361 Valid
Sumber: Data Diolah Peneliti (2020)
Dari data diatas, maka untuk variabel perilaku belajar (X 1) terdapat 11
pertanyaan yang tidak valid dan 22 pertanyaan yang valid. Varibel motivasi (Z)
38

terdapat 4 pertanyaan yang tidak valid dan 13 pertanyaan yang valid. Sehingga
pertanyaan yang tidak valid tidak dapat digunakan untuk menguji indikator dari
variabel tersebut.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal apabila jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau tidak boleh
acak dari waktu ke waktu (Ghozali, 2018). Pada penelitian ini, pengujian
reliabilitas menggunakan cara one shoot atau pengukuran sekali saja, kemudian
mengukur korelasi antar jawaban responden. Kriteria pengujian menggunakan
pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel atau konstruk dikatakan reliable
apabila memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2018). Berikut ini
adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen penelitian:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbanch's Keterangan
alpha
Latar Belakang Pendidikan
0,905 0,600 Reliabel
Menengah (X1)
Perilaku Belajar (X2) 0,910 0,600 Reliabel
Motivasi (Z) 0,891 0,600 Reliabel
Tingkat Pemahaman
0,942 0,600 Reliabel
Akuntansi (Y)
Sumber: Data Diolah Peneliti (2020)

Dari data diatas, uji reliabilitas pada variabel Latar Belakang Pendidikan
Menengah (X1) menghasilkan nilai Cronbanch's alpha sebesar 0,905, sehingga
angket dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas yang dilakukan pada variabel Perilaku
Belajar (X2) dengan 22 item pertanyaan valid menghasilkan nilai Cronbanch's
alpha sebesar 0,910, sehingga angket dinyatakan reliabel. Uji Reliabilitas variabel
Motivasi (Z) menghasilkan nilai Cronbanch's alpha sebesar 0,891, sehingga
angket dinyatakan reliabel. Uji Reliabilitas variabel Tingkat Pemahaman
Akuntansi (Y) menghasilkan nilai Cronbanch's alpha sebesar 0,942, sehingga
angket dinyatakan reliabel.
39

I. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang
digunakan terdistribusi dengan normal, bebas dari gangguan multikolinearitas,
dan heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas
Uji normlitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sampel jumlah kecil (Ghozali, 2018).
Terdapat dua cara untuk mendeteksi residual terdistribusi secara normal atau tidak
menurut Ghozali (2018), yaitu melalui analisis grafik dan analisis statistik. Pada
penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametri Kolmogorov-Smirnov
(K-S). Uji K-S dilihat dari angka asymptotic significance data residual. Apabila
angka probabilitas > 0,05 berarti data residual telah terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearisme digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik yaitu yang bebas dari gejala multikolinearitas (Ghozali, 2018). Pada
penelitian ini, uji multikolinearitas menggunakan cara dengan melihat melalui
titik nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10
atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terdapat multikolinearitas pada
model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji ada tidaknya ketidaksamaan
varains dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. model regresi yang
baik adalah homokedastisitas (tetap). Menurut Ghozali (2018), ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat melalui analisis grafik dan uji statistik. Pada
penelitian ini menggunakan uji statistik yaitu uji gleser. Uji gleser dilakukan
dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila
40

nilai probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% maka model regresi


tidak terjadi heteroskedastisitas.

J. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Regresi Moderasi (Moderate
Regression Analysist-MRA)
Variabel moderating adalah varaibel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2018). Hari, dkk (2010) berpendapat untuk menentukan signifikansi
variabel moderator dapat dilakukan dengan 3 langkah yaitu (1) melihat persamaan
asli (tanpa ada variabel moderasi, (2) melihat hubungan variabel pemoderasi
(persamaan moderasi ditambah variabel moderator), dan (3) melihat perubahan
nilai R Square, jika hasilnya signifikan secara statistik, maka variabel moderasi
ada, hanya variabel moderasi yang dinilai bukan signifikan variabel individual.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk melihat variabel
moderasi dapat dilakukan dengan melihat nilai R Square pada persamaan asli dan
persamaan interaksi antara persamaan asli ditambah denga variabel moderasi.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Atmoko (2012) yang menyatakan
bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) dapat digunakan untuk memprediksi
seberapa besar kontribusi pengaruh variabel moderasi dalam mendukung variabel
independen terhadap variabel dependen dengan syarat pada uji F bernilai
signifikan. Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh moderasi dari motivasi
terahadap variabel utama dengan menggunakan analisis uji Moderate Regression
Analysist-MRA. Uji MRA dihitung dengan menggunakan enam persamaan,
yakni:
a) Latar Belakang Pendidikan Menengah
(1) Y = α + β 1 X1 + e
(2) Y = α + β 1 X1 + β 2 Zi + e
(3) Y = α + β 1 X1 + β 2 Zi + β 3 X1*Zi e
b) Perilaku Belajar
(1) Y = α + β 1 X2 + e
(2) Y = α + β 1 X2 + β 2 Zi + e
(3) Y = α + β 1 X2 + β 2 Zi + β 3 X1*Zi e
41

Keterangan:
Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Latar Belakang Pendidikan Menengah
X2 = Perilaku Belajar
Z = Motivasi
X1Z = Variabel perkalian antara Latar Belakang Pendidikan Menengah dengan
Motivasi
X2Z = Variabel perkalian antara Perilaku Belajar dengan Motivasi
e = error term atau tingkat kesalahan pendugaan dalam penelitian

Berdasarkan persamaan di atas, jenis variabel moderasi dapat


dikelompokkan menjadi:
a. Jika β 2 menunjukkan hasil yang non signifikan sedangkan β 3 menunjukkan
hasil yang signifikan, maka motivasi merupakan varibel moderasi murni (pure
moderator). Artinya, variabel tersebut memoderasi hubungan antara variabel
independen dan dependen.
b. Jika β 2 menunjukkan hasil yang signifikan sedangkan β 3 menunjukkan hasil
yang signifikan, maka motivasi merupakan varibel moderasi semu (quasi
moderator). Artinya, variabel tersebut memoderasi hubungan antara variabel
independen dan dependen sekaligus berfungsi sebagai variabel independen.
c. Jika β 2 menunjukkan hasil yang non signifikan sedangkan β 3 menunjukkan
hasil yang non signifikan, maka motivasi merupakan varibel moderasi
potensial (homologyzer moderator). Artinya, variabel tersebut memiliki
potensi menjadi variabel moderasi.
d. Jika β 2 menunjukkan hasil yang signifikan sedangkan β 3 menunjukkan hasil
yang non signifikan, maka motivasi merupakan varibel moderasi prediktor
(predictor moderator). Artinya, variabel tersebut hanya berfungsi sebagai
variabel independen.
42

b. Uji signifikansi Parsial (Uji Statistik T)


Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual menerangkan variabel dependen. Dasar
pengambilan keputusan yaitu:
a. Apabila tingkat signifikansi (α) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen memiliki pengaruh
secara individual terhadap varaibel dependen.
b. Apabila tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh
secara individual terhadap varaibel dependen.
43

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, maka
dalam Bab IV ini akan disajikan hasil-hasil penelitian yang terdiri dari: (a)
deskripsi variabel, (b) uji asumsi klasik, dan (c) uji hipotesis.

A. Deskripsi Variabel
Deskripsi variabel bertujuan memberikan gambaran tentang karakteristik
empiris masing-masing variabel penelitian. Pada penelitian ini, variabel terdiri
dari dua variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan menengah (X1) dan
perilaku belajar (X2), satu variabel terikat yaitu tingkat pemahaman akuntansi (Y),
dan satu variabel pemoderasi yaitu motivasi (Z). Data penelitian didapatkan
dengan menyebarkan kuesioner kepada 106 responden penelitian yang terdiri dari
mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016.

1. Latar Belakang Pendidikan Menengah


Pada penelitian ini, latar belakang pendidikan menengah yang pernah
ditempuh oleh mahasiswa diklasifikasikan menjadi tiga indikator, yaitu
mahasiswa yang berasal dari SMA/MA Jurusan IPA, SMA/MA Jurusan IPS,
dan SMK Jurusan Akuntansi. Berikut ini adalah hasil pengolahan data statistik
deskriptif untuk variabel latar belakang pendidikan menengah.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan


Menengah
No Pendidikan Menengah Frekuensi Persentase (%)
1. SMA/MA Jurusan IPA 10 9%
2. SMA/MA Jurusan IPS 80 76%
3. SMK Jurusan Akuntansi 16 15%
Total 106 100%
Sumber: Data diolah Peneliti (2020)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa Prodi


S1 Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 berasal dari SMA/MA Jurusan IPS
yaitu sebanyak 80 mahasiswa atau sebesar 76%, selanjutnya mahasiswa yang
berasal dari SMA/MA Jurusan IPA berjumlah 10 mahasiswa atau sebesar 9%
44

dan mahasiswa yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi berjumlah 16


mahasiswa atau sebesar 15%. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Akuntansi Angkatan
2016 berasal dari lulusan SMA/MA Jurusan IPS.

2. Perilaku Belajar
Data variabel perilaku belajar diperoleh dari penyebaran angket yang
terdiri dari 7 subvariabel yang kemudian dikembangkan menjadi 16 indikator.
Dari 16 indikator tersebut, selanjutnya dikembangkan menjadi 27 pertanyaan.
Masing-masing butir pertanyaan diukur menggunakan skala likert dengan
skala 1-5, sehingga akan diperoleh skor harapan tertinggi sebesar 135 dan skor
harapan terendah sebesar 27. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh skor
harapan tertinggi yaitu sebesar 124 dan skor harapan terendah sebesar 74. Dari
data tersebut, maka kelas interval dapat dihitung sebagai berikut:

124−74
Interval = = 10
5

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Perilaku Belajar


No Interval Frekuensi Persentase (%) Kriteria
1. 114 – 124 7 7% Sangat baik
2. 104 – 113 20 19% Baik
3. 94 – 103 47 44% Cukup baik
4. 84 – 93 24 23% Kurang Baik
5. 74 – 83 8 8% Tidak Baik
Total 106 100%
Sumber: Data diolah peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perilaku belajar mahasiswa


Prodi S1 Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 dari 106 mahasiswa, sebanyak
7 mahasiswa (7%) memiliki perilaku belajar yang sangat baik, 20 mahasiswa
(19%) memiliki perilaku belajar yang baik, 47 mahasiswa (44%) memiliki
perilaku belajar yang cukup baik, 24 mahasiswa (23%) memiliki perilaku
belajar yang kurang baik, dan 8 mahasiswa (8%) memiliki perilaku belajar
yang tidak baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
45

Prodi S1 Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 memiliki perilaku belajar yang


cukup baik.
3. Tingkat Pemahaman Akuntansi
Pada penelitian ini, variabel tingkat pemahaman akuntansi diukur dari
rata-rata nilai mata kuliah akuntansi yang telah ditempuh mulai dari semester
1 sampai semester 8 yaitu mata kuliah Pengantar Akuntansi 1, Pengantar
Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Perpajakan, Akuntansi Biaya,
Sistem Informasi Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Praktikum
Perpajakan, Akuntansi Keuangan Lanjut, Pengauditan, Komputer Akuntansi,
Praktikum Akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata nilai tertinggi
yaitu sebesar 3,89 dan rata-rata nilai terendah yaitu sebesar 2,96. Dari data
tersebut, maka kelas interval dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3,89−2,96
Interval = = 0,186 dibulatkan menjadi 0,2
5

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi


No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)
1. 3,76 – 3,89 7 7%
2. 3,56 – 3,75 14 13%
3. 3,36 – 3,55 34 32%
4. 3,16 – 3,35 37 35%
5. 2,96 – 3,15 14 13%
Total 106 100%
Sumber: Data diolah peneliti (2020)

Tabel 4.4 Klasifikasi Skor Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi


No Rentang Nilai Frekuensi
1. 3,51 – 4,00 Dengan Pujian
2. 2,76 – 3,50 Sangat Memuaskan
3. 2,00 – 2,75 Memuaskan
4. 0,00 – 1,99 Kurang
Sumber: Pedoman Pendidikan UM

Berdasarkan tabel 4.3 tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa Prodi S1


Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 yang diukur dari rata-rata nilai mata
kuliah akuntansi, dari 106 mahasiswa sebanyak 7 mahasiswa (7%) memiliki
pemahaman akuntansi di rentang nilai 3,76 – 3,89, sebanyak 14 mahasiswa
46

(13%) memiliki pemahaman akuntansi di rentang nilai 3,56 – 3,75, sebanyak


34 mahasiswa (32%) memiliki pemahaman akuntansi di rentang nilai 3,36 –
3,55, sebanyak 37 mahasiswa (35%) memiliki pemahaman akuntansi di
rentang nilai 3,16 – 3,35, dan sebanyak 14 mahasiswa (13%) memiliki
pemahaman akuntansi di rentang nilai 2,96 – 3,15. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi S1 Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2016 mendapatkan nilai pada rentang 3,36 – 3,55 dan 3,16 – 3,35.
Rentang nilai tersebut masuk dalam kriteria sangat memuaskan dan dengan
pujian, dimana dapat diartikan bahwa pemahaman akuntansi yang dimiliki
juga sangat baik.

4. Motivasi
Data variabel motivasi diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari
4 subvariabel yang kemudian dikembangkan menjadi 8 indikator. Dari 8
indikator tersebut, selanjutnya dikembangkan menjadi 13 pertanyaan. Masing-
masing butir pertanyaan diukur menggunakan skala likert dengan skala 1-5,
sehingga akan diperoleh skor harapan tertinggi sebesar 65 dan skor harapan
terendah sebesar 13. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh skor harapan
tertinggi yaitu sebesar 65 dan skor harapan terendah sebesar 39. Dari data
tersebut, maka kelas interval dapat dihitung sebagai berikut:

65−39
Interval = = 5,2 dibulatkan menjadi 6
5

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi


No Interval Frekuensi Persentase Kriteria
(%)
1. 63 – 65 12 11% Sangat tinggi
2. 57 – 62 25 24% Tinggi
3. 51 – 56 34 32% Menengah
4. 45 – 50 29 27% Rendah
5. 39 – 44 6 6% Sangat rendah
Total 106 100%
Sumber: Data diolah peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa motivasi mahasiswa Prodi S1


Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 yang berjumlah 106 mahasiswa,
47

sebanyak 12 mahasiswa (11%) memiliki motivasi yang sangat tinggi, 25


mahasiswa (24%) memiliki motivasi yang tinggi, 34 mahasiswa (32%)
memiliki motivasi yang menengah, 29 mahasiswa (27%) memiliki motivasi
yang rendah, dan 6 mahasiswa (6%) memiliki motivasi yang sangat rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi S1
Pendidikan Akuntansi Angkatan 2016 memiliki motivasi yang menengah.

B. Uji Asumsi Klasik


Untuk memenuhi persyaratan penggunaan analisis regresi, maka akan
dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan
untuk memastikan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian
ini memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan konsisten. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas dan
variabel terikat berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak (Ghozali:
2016). Ghozali, 2016 menyatakan uji normalitas yang benar dapat dilakukan
dengan cara melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Menurut (Ghozali, 2016: 156), dasar
pengambilan keputusan untuk menentukan distribusi normalitas adalah:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi dikatakan memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi dikatakan menyalahi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini:
48

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Variabel X1, X2 Terhadap Y dengan


Dimoderasi Z

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis


diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal dan
memenuhi asumsi normalitas.
Pada penelitian ini, uji normalitas tidak hanya dilakukan dengan
menggunakan grafik normal P-Plot, namun dilakukan juga uji normalitas
Kolmogorov Smirnov. Hal ini dilakukan karena uji normalitas melalui grafik
P-Plot dapat menyesatkan peneliti dimana titik-titik yang terlihat mengikuti
garis diagonal belum tentu menjamin data berdistribusi normal, secara statistik
ada kemungkinan bahwa data sebenarnya belum berdistribusi normal.
Dibawah ini adalah tabel uji normalitas dengan menggunakan uji non
parametrik Kolmogorov Smirnov:

Tabel 4.6 Uji Non Parametrik Kolmogorov Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
49

N 106
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,19605723
Most Extreme Absolute ,058
Differences Positive ,033
Negative -,058
Test Statistic ,058
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai Sig. (2-tailed) uji Non Parametrik
Kolmogorov Smirnov adalah 0,200 > 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa nilai residual dalam penelitian ini telah berdistribusi
normal.

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apaka
dalam analisis regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen
(Ghozali: 2016). Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya
multikolinearitas adalah dengan menggunakan Nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2016) dasar pengambilan keputusan
multikolinearitas adalah sebagai berikut:
a) Dengan melihat nilai Tolerance. Jika nilai Tolerance ≥ 0,10, maka artinya
tidak terjadi multikolinearitas.
b) Dengan melihat nilai VIF, jika nilai VIF ≤ 10, maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas.

Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas


Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,990 ,217 13,785 ,000
Latar Belakang
Pendidikan ,101 ,028 ,343 3,660 ,000 ,968 1,033
Menengah
Perilaku Belajar -,001 ,003 -,032 -,198 ,843 ,322 3,109
50

Motivasi ,006 ,005 ,187 1,154 ,251 ,326 3,064


a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai Tolerance untuk masing-


masing variabael adalah > 0,10, yaitu variabel X1 (Latar belakang pendidikan
menengah) sebesar 0,968, X2 (Perilaku belajar) sebesar 0,322, dan Z
(Motivasi) sebesar 0,326. Nilai VIF yang dihasikan untuk masing-masing
variabael adalah < 10, yaitu variabel X1 (Latar belakang pendidikan
menengah) sebesar 1,033, X2 (Perilaku belajar) sebesar 3,109, dan Z
(Motivasi) sebesar 3,064. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas antarvariabel independen pada model regresi dalam
penelitian ini.

c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya
dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan grafik Scatterplot yaitu melihat antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) ZPRED dengan residualnya SRESID dan
uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan varaibel independen dengan nilai
absolut residualnya. Pada grafik Scatterplot model regresi yang baik adalah
penyebaran titik-titik dan tidak membentuk pola tertentu pada grafik. Ghozali
(2016) menyatakan dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik 4.2 dibawah ini:
51

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Variabel X1, X2 Terhadap Y dengan


Dimoderasi Z

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows


Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat jika titik-titik dalam scatterplot tidak
membentuk pola tertentu dan menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan jika tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
Berikut dasar pengambilan keputusan untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas menggunakan uji glejser menurut Ghozali (2016).
1. Jika probabilitas signifikannya lebih besar dari tingkat signifikan yang
diyakini (0,05), maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika probabilitas signifikannya lebih kecil dari tingkat signifikan yang
diyakini (0,05), maka terjadi heteroskedastisitas.

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,174 ,129 1,350 ,180


52

Latar Belakang
Pendidikan -,020 ,016 -,121 -1,212 ,228
Menengah

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,050 ,287 ,775

Motivasi ,000 ,003 -,020 -,115 ,909

a. Dependent Variable: abs_Res


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat jika nilai Sig. variabel latar
belakang pendidikan menengah sebesar 0,228 yakni lebih besar dari 0,05
sehingga variabel latar belakang pendidikan menengah tidak mengalami
heteroskedastisitas. Selanjutnya nilai Sig. variabel perilaku belajar sebesar
0,775 yakni lebih besar dari 0,05 sehingga variabel perilaku belajar tidak
mengalami heteroskedastisitas. Terakhir nilai Sig. variabel motivasi sebesar
0,909 yakni lebih besar dari 0,05 sehingga variabel motivasi tidak mengalami
heteroskedastisitas.

C. Uji Hipotesis
1. Moderate Regression Analysist (MRA)
MRA merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi antara satu atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali: 2016). Pada
penelitian ini persamaan 1 pada pengujian ini digunakan untuk menguji
hipotesis 1 yaitu pengaruh latar belakang pendidikan menengah terhadap
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dan hipotesis 2 yaitu pengaruh
perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Persamaan 2 dan 3 pada uji MRA digunakan untuk menguji hipotesis 3 dan 4,
dimana hipotesis 3 adalah motivasi dapat memperkuat pengaruh latar belakang
pendidikan menengah terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa,
sedangkan hipotesis 4 adalah motivasi dapat memperkuat pengaruh perilaku
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.

a. Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan antara Latar


Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Mahasiswa
53

Hasil analisis regresi pengaruh latar belakang pendidikan menengah (X1)


terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y) disajikan dalam tabel 4.8 dan 4.9
dibawah ini:

Tabel 4.8 R Square Variabel Latar Belakang Pendidikan Menengah


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,334 ,112 ,103 ,19491

a. Predictors: (Constant), Latar Belakang Pendidikan Menengah


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Tabel 4.9 Hasil Uji MRA Variabel Latar Belakang Pendidikan


Menengah
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3,247 ,081 39,913 ,000

Latar Belakang
,139 ,038 ,334 3,615 ,000
Pendidikan Menengah

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.9 uji MRA variabel latar belakang pendidikan


menengah, diperoleh hasil uji persamaan 1 yakni sebagai berikut:
(4) Y = α + β 1 X1 + e
(1) Y = 3,247 + 0,139 X1 + e
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 3,247 menunjukkan bahwa apabila latar
belakang pendidikan menengah (X1) sama dengan 0 atau latar belakang
pendidikan menengah (X1) tidak mempengaruhi tingkat pemahaman
akuntansi (Y), maka nilai untuk tingkat pemehaman akuntansi (Y) adalah
3,247.
54

2) Koefisien latar belakang pendidikan menengah (X1) yaitu sebesar 0,139


nilai ini menunjukkan apabila latar belakang pendidikan menengah (X 1)
naik sebesar satu-satuan maka tingkat pemahaman akuntansi (Y) akan
naik sebesar 0,139.
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan nilai R Square sebesar 0,112 yang
artinya bahwa latar belakang pendidikan menengah (X 1) memiliki pengaruh
sebesar 11,2% terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y) dan sisanya
sebesar 88,8% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain di luar model
regresi penelitian.
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan nilai probabilitas (Sig.) 0,000 dimana
nilai tersebut < 0,05 dan nilai thitung variabel X1 sebesar 3,615 yaitu lebih besar
dari nilai ttabel sebesar 1,983. Berdasarkan Sig. dan nilai t hitung, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 yaitu latar belakang pendidikan menengah
(X1) berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
(Y) diterima.

b. Hipotesis 2: Tidak Terdapat Pengaruh Signifikan antara Perilaku Belajar


Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Hasil analisis regresi pengaruh perilaku belajar (X 2) terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa (Y) disajikan dalam tabel 4.10 dan 4.11
dibawah ini:
Tabel 4.10 R Square Variabel Perilaku Belajar
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,043a ,002 -,008 ,20659

a. Predictors: (Constant), Perilaku Belajar


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Tabel 4.11 Hasil Uji MRA Variabel Perilaku Belajar


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3,448 ,195 17,720 ,000


55

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,043 ,443 ,658

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.10 uji MRA variabel perilaku belajar (X2), diperoleh
hasil uji persamaan 1 yakni sebagai berikut:
(1) Y = α + β 1 X2 + e
(1) Y = 3,448 + 0,001 X1 + e
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 3,448 menunjukkan bahwa apabila perilaku
belajar (X2) sama dengan 0 atau perilaku belajar (X 2) tidak mempengaruhi
tingkat pemehaman akuntansi (Y), maka nilai untuk tingkat pemehaman
akuntansi (Y) adalah 3,448.
2) Koefisien perilaku belajar (X2) yaitu sebesar 0,001 nilai ini menunjukkan
apabila perilaku belajar naik sebesar satu-satuan maka tingkat
pemahaman akuntansi akan naik sebesar 0,001.
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai R Square sebesar 0,002 yang
artinya bahwa perilaku belajar (X2) memiliki pengaruh sebesar 0,2% terhadap
tingkat pemahaman akuntansi (Y) dan sisanya sebesar 99,8% dijelaskan oleh
variabel atau faktor-faktor lain di luar model regresi penelitian.
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan nilai probabilitas (Sig.) sebesar
0,658 dimana nilai tersebut > 0,05 dan nilai thitung variabel X2 sebesar 0,443
yakni lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,983. Berdasarkan Sig. dan nilai thitung,
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yaitu perilaku belajar berpengaruh
positif signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa ditolak.

c. Hipotesis 3: Motivasi dapat Memperkuat Pengaruh Latar Belakang


Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Mahasiswa
Hasil analisis regresi pengaruh latar belakang pendidikan menengah (X1)
dan motivasi (Z) terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa (Y)
disajikan dalam tabel 4.12 dan 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.12 R Square Variabel Motivasi
56

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,365 ,133 ,116 ,19349

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Latar Belakang Pendidikan


Menengah
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Tabel 4.13 Hasil Uji MRA Variabel Latar Belakang Pendidikan


Menengah dan Motivasi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2,984 ,184 16,214 ,000

Latar Belakang
,142 ,038 ,342 3,721 ,000
Pendidikan Menengah

Motivasi ,005 ,003 ,146 1,591 ,115

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.13 uji MRA Variabel Latar Belakang Pendidikan


Menengah (X1) dan Motivasi (Z), diperoleh hasil uji persamaan 2 yakni
sebagai berikut:
(2) Y = α + β 1 X1 + β 2 Zi + e
(2) Y = 2,984 + 0,142X1 + 0,005Zi + e
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 2,984 menunjukkan apabila variabel latar
belakang pendidikan menengah (X1) dan motivasi (Z) sama dengan 0 atau
jika variabel latar belakang pendidikan menengah (X1) dan motivasi (Z)
tidak mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi (Y), maka nilai untuk
tingkat pemahaman akuntansi (Y) adalah 2,984.
2) Koefisien latar belakang pendidikan menengah (X1) yaitu sebesar 0,142
nilai ini menunjukkan apabila latar belakang pendidikan menengah naik
sebesar satu-satuan maka tingkat pemahaman akuntansi akan naik sebesar
0,142 dengan asumsi variabel bebas lain nilainya tetap.
57

3) Koefisien motivasi (Zi) adalah sebesar 0,005 nilai ini menunjukkan apabila
motivasi naik sebesar satu-satuan maka tingkat pemahaman akuntansi akan
naik sebesar 0,142 dengan asumsi variabel bebas lain nilainya tetap.
Berdasarkan Tabel 4.12 didapatkan nilai R Square sebesar 0,133 yang
artinya bahwa latar belakang pendidikan menengah (X1) dan motivasi (Z)
memiliki pengaruh sebesar 13,3% terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y)
dan sisanya sebesar 86,7% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain di
luar model regresi penelitian.
Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai probabilitas (Sig.) untuk variabel
latar belakang pendidikan menengah (X1) sebesar 0,000 dimana nilai tersebut <
0,05 dan nilai thitung variabel X1 sebesar 3,721 yakni lebih besar dari nilai t tabel
sebesar 1,983. Berdasarkan Sig. dan nilai thitung, maka dapat disimpulkan bahwa
latar belakang pendidikan menengah (X1) berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y). Nilai probabilitas (Sig.) untuk
variabel motivasi (Z) sebesar 0,115 dimana nilai tersebut > 0,05 dan nilai t hitung
sebesar 1,591 yakni lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,983. Berdasarkan Sig.
dan nilai thitung, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y).
Uji regresi yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan uji
interaksi yaitu dengan mengalikan variabel moderator dan variabel independen.
Hasil uji pengaruh latar belakang pendidikan menengah (X1), motivasi (Z),
pengaruh latar belakang pendidikan menengah (X1)*motivasi (Z) terhadap
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa (Y) disajikan dalam tabel 4.14 dan
4.15 dibawah ini:

Tabel 4.14 R Square Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,380a ,145 ,119 ,19312

a. Predictors: (Constant), X1Z, Motivasi, Latar Belakang Pendidikan


Menengah
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows
58

Tabel 4.15 Hasil Uji MRA Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2,176 ,711 3,061 ,003

Latar Belakang
,538 ,338 1,291 1,592 ,114
Pendidikan Menengah

Motivasi ,020 ,013 ,621 1,503 ,136

X1Z -,008 ,006 -1,044 -1,178 ,241

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.15 uji MRA variabel latar belakang pendidikan


menengah (X1), motivasi (Z) dan latar belakang pendidikan menengah
(X1)*motivasi (Z), diperoleh hasil uji persamaan 3 yakni sebagai berikut:
(3) Y = α + β 1 X1 + β 2 Zi + β 3 X1*Zi e
(3) Y = 2,176 + 0,538X1 + ,020Zi - 0,008X1*Zi e
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat hasil pengujian pengaruh latar
belakang pendidikan menengah terhadap tingkat pemahaman akuntansi,
pengaruh motivasi terhadap tigkat pemahaman akuntansi, dan perkalian antara
latar belakang pendidikan menengah dan motivasi terhadap tigkat pemahaman
akuntansi, maka dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 2,176 menunjukkan apabila variabel latar
belakang pendidikan menengah (X1), motivasi (Z), dan latar belakang
pendidikan menengah (X1)*motivasi (Z) sama dengan 0 atau jika variabel
variabel latar belakang pendidikan menengah (X1), motivasi (Z), dan latar
belakang pendidikan menengah (X1)*motivasi (Z) tidak mempengaruhi
tingkat pemehaman akuntansi (Y), maka nilai untuk tingkat pemehaman
akuntansi (Y) adalah 2,176.
2) Variabel latar belakang pendidikan menengah (X1) menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,114 yaitu > 0,05 dan nilai t hitung sebesar 1,592 yakni
lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,983. Berdasarkan nilai tersebut maka
59

dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan menengah (X1) tidak


berpengaruh terhadap tingkat pemehaman akuntansi (Y).
3) Variabel motivasi (Z) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,136 yaitu >
0,05 dan nilai thitung sebesar 1,503 yakni lebih kecil dari nilai ttabel sebesar
1,983. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan motivasi (Z)
tidak berpengaruh terhadap tingkat pemehaman akuntansi (Y).
4) Koefisien regresi variabel moderator yang berasal dari perkalian variabel
motivasi dan latar belakang pendidikan menengah menunjukkan angka
sebesar -0,008 dan nilai thitung sebesar -1,178 yakni lebih kecil dari nilai ttabel
sebesar 1,983 serta nilai signifikansi sebesar 0,241 yakni > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel moderator tidak berpengaru terhadap
tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan ketiga persamaan diatas dapat diperoleh informasi bahwa
pada persamaan 2, variabel motivasi menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,115
yakni > 0,05 dan pada persamaan 3 yaitu perkalian antara variabel motivasi
dan variabel latar belakang pendidikan menengah menunjukkan nilai Sig.
sebesar 0,241 yakni > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi merupakan varibel moderasi potensial (homologyzer
moderator), yang artinya variabel tersebut memiliki potensi menjadi variabel
moderasi karena nilai β 2 dan β 3 menunjukkan hasil yang non signifikan.
Berdasarkan Tabel 4.14 didapatkan nilai R Square sebesar 0,145 yang
artinya bahwa latar belakang pendidikan menengah, motivasi dan latar
belakang pendidikan menengah*motivasi memiliki pengaruh sebesar 14,5%
terhadap tingkat pemahaman akuntansi dan sisanya sebesar 85,5% dijelaskan
oleh variabel atau faktor-faktor lain di luar model regresi penelitian.
Berdasarkan persamaan 1 dan persamaan 3, terjadi kenaikan nilai R
Square yaitu pada persamaan 1 diperoleh nilai R Square sebesar 0,112 dan
pada persamaan 3 diperoleh nilai R Square sebesar 0,145. Berdasarkan nilai
tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi (Z) dapat memperkuat
pengaruh antara latar belakang pendidikan menengah (X1) terhadap tingkat
pemahaman akuntansi (Y).
60

d. Hipotesis 4: Motivasi dapat Memperkuat Pengaruh Perilaku Belajar


Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Hasil analisis regresi pengaruh perilaku belajar (X 2) dan motivasi (Z)
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa (Y) disajikan dalam tabel
4.16 dan 4.17 dibawah ini:
Tabel 4.16 R Square Variabel Motivasi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,172 ,030 ,011 ,20470

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Perilaku Belajar


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Tabel 4.17 Hasil Uji MRA Variabel Perilaku Belajar dan Motivasi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,416 ,194 17,635 ,000

Perilaku Belajar -,004 ,004 -,208 -1,182 ,240

Motivasi ,010 ,006 ,301 1,712 ,090

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.17 uji MRA Variabel Perilaku Belajar (X2) dan
Motivasi (Z), diperoleh hasil uji persamaan 2 yakni sebagai berikut:
(2) Y = α + β 1 X2 + β 2 Zi + e
(2) Y = 3,416 - 0,004X1 + 0,010Zi + e
Berdasarkan persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 3,416 menunjukkan apabila variabel perilaku
belajar (X2) dan motivasi (Z) sama dengan 0 atau jika variabel perilaku
belajar (X2) dan motivasi (Z) tidak mempengaruhi tingkat pemehaman
akuntansi (Y), maka nilai untuk tingkat pemehaman akuntansi (Y) adalah
3,416.
2) Koefisien perilaku belajar (X2) yaitu sebesar -0,004 nilai ini menunjukkan
apabila perilaku belajar naik sebesar satu-satuan maka tingkat
61

pemahaman akuntansi akan turun sebesar 0,004 dengan asumsi variabel


bebas lain nilainya tetap.
3) Koefisien motivasi (Zi) adalah sebesar 0,010 nilai ini menunjukkan
apabila motivasi naik sebesar satu-satuan maka tingkat pemahaman
akuntansi akan naik sebesar 0,010 dengan asumsi variabel bebas lain
nilainya tetap.
Berdasarkan Tabel 4.16 didapatkan nilai R Square sebesar 0,030 yang
artinya bahwa perilaku belajar dan motivasi memiliki pengaruh sebesar 0,3%
terhadap tingkat pemahaman akuntansi dan sisanya sebesar 99,7% dijelaskan
oleh variabel atau faktor-faktor lain di luar model regresi penelitian.
Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh nilai probabilitas (Sig.) untuk variabel
perilaku belajar adalah sebesar 0,240 dimana nilai tersebut > 0,05 dan nilai
thitung sebesar -1,182 yakni lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 1,983. Berdasarkan
Sig. dan nilai thitung, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Nilai
probabilitas (Sig.) untuk variabel motivasi sebesar 0,090 dimana nilai tersebut
> 0,05 dan nilai thitung sebesar 1,712 yakni lebih kecil dari nilai ttabel sebesar
1,983. Berdasarkan Sig. dan nilai thitung, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Uji regresi yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan uji
interaksi yaitu dengan mengalikan variabel moderator dan variabel
independen. Hasil uji pengaruh perilaku belajar (X2), motivasi (Z), perilaku
belajar (X2)*motivasi (Z) terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa
(Y) disajikan dalam tabel 4.18 dan 4.19 dibawah ini:

Tabel 4.18 R Square Variabel Motivasi Sebagai Variabel Moderator


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,192a ,037 ,008 ,20494

a. Predictors: (Constant), X2Z, Perilaku Belajar, Motivasi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows
62

Tabel 4.19 Hasil Uji MRA Variabel Motivasi Sebagai Variabel


Moderator
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4,666 1,445 3,228 ,002

Perilaku Belajar -,017 ,015 -,857 -1,122 ,265

Motivasi -,013 ,027 -,396 -,484 ,629

X2Z ,000 ,000 1,293 ,873 ,385

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.19 uji MRA perilaku belajar (X2), motivasi (Z) dan
perilaku belajar (X2)*motivasi (Z), diperoleh hasil uji persamaan 3 yakni
sebagai berikut:
(3) Y = α + β 1 X2 + β 2 Zi + β 3 X1*Zi e
(3) Y = 4,666 - 0,017X1 - 0,020Zi + 0,000X1*Zi e
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat hasil pengujian pengaruh perilaku
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi, pengaruh motivasi terhadap
tigkat pemahaman akuntansi, dan perkalian antara perilaku belajar dan
motivasi terhadap tigkat pemahaman akuntansi, maka dapat dijelaskan bahwa:
1) Koefisien konstanta sebesar 4,666 menunjukkan apabila variabel perilaku
belajar (X2), motivasi (Z), dan perilaku belajar (X2)*motivasi (Z) sama
dengan 0 atau jika variabel perilaku belajar (X2), motivasi (Z), dan
perilaku belajar (X2)*motivasi (Z) tidak mempengaruhi tingkat
pemehaman akuntansi (Y), maka nilai untuk tingkat pemehaman akuntansi
(Y) adalah 4,666.
2) Variabel perilaku belajar (X2) menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,265 yaitu > 0,05 dan nilai thitung sebesar -1,122 yakni lebih kecil dari
nilai ttabel sebesar 1,983. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku belajar (X2) tidak berpengaruh terhadap
tingkat pemehaman akuntansi (Y).
63

3) Variabel motivasi (Z) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,629 yaitu


> 0,05 dan nilai thitung sebesar -0,484 yakni lebih kecil dari nilai t tabel
sebesar 1,983. Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan
motivasi (Z) tidak berpengaruh terhadap tingkat pemehaman akuntansi
(Y).
4) Variabel moderator yang berasal dari perkalian variabel motivasi dan latar
belakang pendidikan menengah menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,385 yakni > 0,05 dan nilai thitung sebesar 0,873 yakni lebih kecil dari nilai
ttabel sebesar 1,983, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel moderator
tidak pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan ketiga persamaan diatas dapat diperoleh informasi bahwa
pada persamaan 2, variabel motivasi menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,090
yakni > 0,05 dan pada persamaan 3 yaitu perkalian antara variabel motivasi
dan variabel latar belakang pendidikan menengah menunjukkan nilai Sig.
sebesar 0,385 yakni > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi merupakan varibel moderasi potensial (homologyzer
moderator), yang artinya variabel tersebut memiliki potensi menjadi variabel
moderasi karena nilai β 2 dan β 3 sama-sama menunjukkan hasil yang non
signifikan.
Berdasarkan Tabel 4.18 didapatkan nilai R Square sebesar 0,037 yang
artinya bahwa perilaku belajar, motivasi dan latar perilaku belajar*motivasi
memiliki pengaruh sebesar 3,7% terhadap tingkat pemahaman akuntansi dan
sisanya sebesar 96,3% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain di luar
model regresi penelitian.
Berdasarkan persamaan 1 dan persamaan 3, terjadi kenaikan nilai R
Square yaitu pada persamaan 1 diperoleh nilai R Square sebesar 0,002 dan
pada persamaan 3 diperoleh nilai R Square sebesar 0,037. Berdasarkan nilai
tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi (Z) dapat memperkuat
pengaruh antara perilaku belajar (X2) terhadap tingkat pemahaman akuntansi
(Y).

2. Uji t
64

Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas (independen) yaitu
latar belakang pendidikan menengah (X1) dan perilaku belajar (X2) secara parsial
berpengaruh terhadap varaibel terikat (dependen) yaitu tingkat pemahaman
akuntansi (Y). Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis 1 dan hipotesis 2. Berikut
ini hasil dari uji t yang dilakukan:

1. 1 Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan antara Latar


Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Mahasiswa
Tabel 4.20 Hasil Uji Hipotesis Uji t Variabel Latar Belakang Pendidikan
Menengah
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,247 ,081 39,913 ,000

Latar Belakang
,139 ,038 ,334 3,615 ,000
Pendidikan Menengah

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.20 hasil analisis pada kolom unstandardized


coefficients menunjukkan nilai sebesar 0,139. Hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang pendidikan menengah (X1) memiliki pengaruh positif terhadap
tingkat pemahaman akuntansi (Y) yaitu apabila nilai latar belakang pendidikan
menengah (X1) naik maka nilai tingkat pemahaman akuntansi (Y) juga akan
naik. Pada kolom t hasil analisis menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,615 dimana
nilai tersebut lebih besar dari nilai thitung sebesar 1,983 (3,615 > 1,983). Pada
kolom Sig. menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan nilai t hitung dan nilai Sig. maka
dapat disimpukan bahwa hipotesis 1 yaitu latar belakang pendidikan
menengah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa diterima.
65

1. 2 Hipotesis 2: Terdapat Pengaruh Positif dan Signifikan antara Latar


Belakang Pendidikan Menengah Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Mahasiswa
Tabel 4.21 Hasil Uji Hipotesis Uji t Variabel Perilaku Belajar
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,448 ,195 17,720 ,000

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,043 ,443 ,658

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS 22 for Windows

Berdasarkan Tabel 4.21 hasil analisis pada kolom unstandardized


coefficients menunjukkan nilai sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa
perilaku belajar (X2) memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pemahaman
akuntansi (Y) yaitu apabila nilai perilaku belajar (X 2) naik maka nilai tingkat
pemahaman akuntansi (Y) juga akan naik. Pada kolom t hasil analisis
menunjukkan nilai thitung sebesar 0,443 dimana nilai tersebut lebih kecil dari
nilai thitung sebesar 1,983 (0,443 < 1,983). Pada kolom Sig. menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,658 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,000 <
0,05). Berdasarkan nilai thitung dan nilai Sig. maka dapat disimpukan bahwa
hipotesis 2 yaitu perilaku belajar berpengaruh positif signifikan terhadap
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa ditolak.
66

BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab V ini akan dijelaskan hasil dari penelitian yang telah dijabarkan
dalam bab IV. Hasil penelitian yang akan dibahas yaitu pengaruh latar belakang
pendidikan menengah terhadap tingkat pemahaman akuntasi mahasiswa, pengaruh
perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntasi mahasiswa, pengaruh latar
belakang pendidikan menengah terhadap tingkat pemahaman akuntasi mahasiswa
dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi, pengaruh perilaku belajar terhadap
tingkat pemahaman akuntasi mahasiswa dengan motivasi sebagai variabel
pemoderasi,
A. Latar Belakang Pendidikan Menengah Berpengaruh Positif Signifikan
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan antara variabel latar belakang pendidikan menengah terhadap variabel
tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
menunjukkan bahwa nilai signifikan adalah sebesar 0,000 dimana nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai thitung sebesar 3,615 yaitu lebih besar
dari nilai ttabel sebesar 1,983. Dari data tersebut, maka hipotesis 1 yaitu latar
belakang pendidikan menengah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa diterima.
Menurut data dari hasil penelitian, mahasiswa yang berasal dari SMK
Jurusan Akuntansi memiliki IPK rata-rata tertinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang berasal dari SMA/MA Jurusan IPS dan mahasiswa yang berasal
dari SMA/MA Jurusan IPA. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang
pendidikan mahasiswa sangat mempengaruhi pemahaman akuntansi yang dimiliki
dimana dalam penelitian ini diwakili oleh IPK. Mahasiswa yang berasal dari SMK
jurusan akuntansi tentu memiliki porsi belajar materi akuntansi yang lebih banyak
dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari SMA/MA jurusan IPS dan IPA
saat menempuh pendidikan menengah. Pembelajaran akuntansi pada saat
menempuh pendidikan menengah ini memberikan bekal kepada mahasiswa untuk
belajar di perguruan tinggi. Ketika seorang mahasiswa telah memiliki
67

pengetahuan awal tentang akuntansi, maka proses belajar pada perguruan tinggi
menjadi lebih mudah karena mahasiswa akan mengembangkan pengetahuan awal
tersebut tanpa harus memahami materi mulai dari awal. Bagi mahasiswa yang
berasal dari SMA/MA Jurusan IPS dan IPA akuntansi tidak dipelajari secara
mendalam sehingga belum tercipta pondasi pengetahuan yang baik untuk
dijadikan bekal belajar di perguruan tinggi nantinya, sehingga mahasiswa harus
mempelajari pengatahuan-pengetahuan akuntansi mulai dari awal.
Gagne dalam Winkel (2012) menyatakan bahwa untuk memahami suatu
kompetensi yang lebih tinggi diperlukan pemahaman yang memadai terhadap satu
kompetensi yang ada dibawahnya. Akuntansi dari sudut proses kegiatan
merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan
penganalisaan yang membutuhkan pemahaman dasar untuk dapat memahaminya
secara keseluruhan. Proses belajar di perguruan tinggi dilakukan secara mandiri
dimana mahasiswa tidak bisa hanya bergantung pada materi yang diterangkan
dosen di kelas, tetapi mahasiswa perlu untuk mencari pengetahuan lain guna
menunjang pembelajaran. Berbeda dengan proses belajar di sekolah menengah,
siswa akan dituntun dan dibimbing untuk mempelajari akuntansi secara perlahan
dan lebih rinci. Oleh karena itu ketika mahasiswa telah memiliki pengetahuan
akuntansi dari sekolah menengah, maka lebih mudah untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran di perguruan tinggi. Terdapat beberapa mahasiswa yang merasa
kesulitan dalam memahami akuntansi saat mengikuti kuliah di kelas karena masih
merasa bingung dengan pengetahuan dasar mengenai akuntansi. Hal ini tentu
menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk dapat memiliki pemahaman akuntansi
yang menjadi tujuan perguruan tinggi itu sendiri. Pernyataan ini sejalan dengan
pendapat Rifa’i dan Anni (2009) yang menjelaskan kendala dalam proses belajar
yang dialami siswa pada umumnya dikarenakan mereka belum memiliki
penguasaan awal sebagai pengetahuan prasyarat.
Hasil penelitian ini juga dijelaskan oleh teori perkembangan kognitif yang
diungkapkan oleh Piaget. Dalam teori perkembangan kognitif, mekanisme utama
yang digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi merupakan proses pengembangan pengetahuan awal ke dalam
pengetahuan baru tanpa merubah pengetahuan awal yang dimiliki dan akomodasi
68

adalah suatu pembentukan pengetahuan baru yang disesuaikan dengan


rangsangan-rangsangan yang diterima. Proses asimilasi ini terjadi pada mahasiswa
yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi dimana pengetahuan awal yang
diperoleh pada masa sekolah menengah akan dikembangkan menjadi pengetahuan
baru melalui proses belajar di perguruan tinggi. Kemudian proses akomodasi
dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari SMA/MA Jurusan IPS dan Jurusan
IPA dimana pengetahuan baru tersebut akan diperoleh dari pembelajaran-
pembelajaran selama di perguruan tinggi.
Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Lestari dan
Rispantyo, dkk (2018) yang menyatakan bahwa latar belakang pendidikan
menengah berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Peneliti
mengungkapkan bahwa semakin banyak pengalaman belajar di bangku sekolah
dulu, maka pemahaman akuntansi mahasiswa juga akan meningkat. Penelitian
selanjutnya yang sejalan yakni penelitian dari Utami (2014) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh latar belakang pendidikan terhadap prestasi belajar
Dasar Akuntansi Keuangan 1.

B. Perilaku Belajar Berpengaruh Positif Tidak Signifikan Terhadap Tingkat


Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat pengaruh positif
namun tidak signifikan antara variabel perilaku belajar terhadap variabel tingkat
pemahaman akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,658 dimana nilai tersebut lebih besar
dari 0,05 dan nilai thitung sebesar 0,443 yaitu lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,983.
Dari data tersebut, maka hipotesis 2 yaitu perilaku belajar berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik buruknya perilaku belajar
yang dimiliki oleh mahasiswa tidak banyak memberikan pengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki perilaku
belajar yang baik belum tentu akan memiliki pemahaman akuntansi yang baik
pula. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa yang memiliki perilaku belajar yang
kurang baik belum tentu memiliki pemahaman akuntansi yang buruk. Akan tetapi,
69

bentuk pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi tetap


positif, yang berarti ketika mahasiswa memperbaiki perilaku belajarnya, maka
pemahaman akuntansi yang dimiliki juga akan bertambah.
Berdasarkan data penelitian mengenai tingkat pemahaman akuntansi yang
dilihat dari nilai IPK, diketahui bahwa rata-rata IPK yang didapatkan mahasiswa
sebesar 3,53 dimana hasil tersebut tergolong dalam kriteria dengan pujian. Namun
tingginya nilai IPK ini tidak didukung dengan skor perilaku belajar yang tinggi
pula. Tidak signifikannya pengaruh perilaku belajar ini dapat disebabkan oleh
adanya faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi
yang dimiliki oleh mahasiswa. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2013:
201) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
(1) faktor yang bersumber dari dalam diri sendiri, antara lain kurangnya minat
terhadap bahan pelajaran, kesehatan yang sering terganggu, kecakapan mengikuti
pelajaran, dan kurangnya penguasaan bahan; (2) faktor lingkungan belajar, antara
lain cara memberikan materi pelajaran, kurangnya bahan-bahan pelajaran, bahan
pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan, dan penyelenggara perkuliahan
yang terlalu padat; (3) faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, antara
lain masalah ekonomi dan kurangnya pengawasan dari orang tua; (4) faktor yang
bersumber dari lingkungan masyarakat, antara lain memiliki pekerjaan
sampingan, aktif berorganisasi, dan tidak dapat mengatur waktu dengan baik.
Faktor-faktor inilah yang kemungkinan besar lebih berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi mahasiswa selama belajar di perkuliahan. Hal ini juga
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi yang menunjukkan bahwa nilai R
Square sebesar 0,002 yang artinya bahwa perilaku belajar (X2) memiliki pengaruh
sebesar 0,2% terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y) dan sisanya sebesar
99,8% dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain di luar model regresi
penelitian. Maka dari itu masih banyak faktor lain diluar perilaku belajar yang
mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori kognitif sosial yang
menyatakan bahwa belajar merupakan interaksi yang saling berpengaruh dan
meningkat antara faktor-faktor personal, perilaku yang meliputi proses-proses
kognitif belajar dan lingkungan. Faktor-aktor kognitif meliputi ekspektasi,
70

keyakinan, sikap, strategi pemikiran dan intelegensi (Santrock, 2009). Dari


penjelasan tersebut, kemungkinan tingkat intelegensi memberikan peran yang
lebih besar untuk keberhasilan belajar seseorang. Mahasiswa dengan perilaku
belajar yang kurang baik dapat memperoleh pemahaman akuntansi yang baik jika
memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Syukri
dan Abdullah (2011) bahwa prestasi belajar menunjukkan tingkat kemampuan
yang dimiliki oleh maasiswa dalam menerima, memahami, mengolah dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengar. Dimana seluruh
aktifitas tersebut dipengaruhi oleh kognitif yang dimiliki mahasiswa.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Muntiah (2018),
Rimbano & Putri (2016), Wahyuni (2016), dan Hanum (2011) yang menyatakan
bahwa perilaku belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Peneliti mengungkapkan bahwa kemungkinan terdapat
pengaruh faktor lain yang lebih besar sehingga perilaku belajar tidak berpengaruh
secara signifikan.

C. Motivasi Memperkuat Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah


Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa motivasi dapat memperkuat
pengaruh variabel latar belakang pendidikan terhadap variabel tingkat pemahaman
akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan adanya
kenaikan nilai R Square sebesar 0,033 yaitu pada persamaan 1 diperoleh nilai R
Square sebesar 0,112 dan pada persamaan 3 diperoleh nilai R Square sebesar
0,145. Berdasarkan nilai tersebut, maka hipotesis 3 yang menyatakan bahwa
variabel motivasi dapat memperkuat pengaruh antara latar belakang pendidikan
menengah terhadap tingkat pemahaman akuntansi diterima. Selain itu berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan variabel motivasi
merupakan varibel moderasi potensial (homologyzer moderator), yang artinya
variabel tersebut memiliki potensi menjadi variabel moderasi karena nilai β 2 dan β
3 menunjukkan hasil yang non signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan data
pada persamaan 2, variabel motivasi menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,115 yakni
> 0,05 dan pada persamaan 3 yaitu perkalian antara variabel motivasi dan variabel
71

latar belakang pendidikan menengah menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,241 yakni
> 0,05.
Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi yang
dimiliki oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula kemauan untuk
mengembangkan pengetahuan awal akuntansi yang diperoleh dari pendidikan
sebelumnya sehingga dapat meningkatkan pemahaman akuntansi selama belajar
di perkuliahan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemahamna akuntansi mahasiswa
yang memiliki motivasi tinggi akan lebih baik dari pada pemahaman akuntansi
mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Mahasiswa yang memiliki keinginan
untuk bisa memahami akuntansi dengan baik tentu akan terdorong untuk belajar
dengan rajin. Pada saat awal perkuliahan, mahasiswa yang berasal dari SMA baik
Jurusan IPS maupun IPA tentu belum banyak mendapatkan pengetahuan awal
akuntansi, maka dari itu perlu adanya motivasi yang tinggi untuk bisa mengejar
ketertinggalan dengan mahasiswa yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi.
Dalam hal ini peran motivasi intrinsiklah yang berperan penting karena hanya
mahasiswa sendiri yang tahu persis seberapa baik pemahaman akuntansi yang
mereka miliki. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tjun
Tjun dan Setiawan (2009) bahwa motivator yang paling berdaya guna adalah
motivator dari dalam, bukan dari luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri
mahasiswa akan menimbullkan semangat dalam meningkatkan kualitas mereka.
Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan
semangat juang yang tinggi kearas penyempurnaan diri.
Hasil penelitian ini mendukung teori kognitif sosial yang menjelaskan
bahwa kemampuan kognitif berkontribusi terhadap proses motivasi manusia yang
nantinya motivasi tersebut akan menggerakan perilaku untuk mengorganisasikan
kehidupan (Abdullah, 2017). Perbedaan tingkat kognitif yang dimiliki mahasiswa
yakni berupa pemahaman akuntansi ini akan membuat mahasiswa merasa tergerak
untuk menambah ilmu akuntansi yakni dengan belajar lebih rajin di perkuliahan.
Sehingga meskipun input pemahaman awal tentang akuntansi setiap mahasiswa
berbeda, tidak mustahil dengan adanya motivasi yang kuat mahasiswa dapat
memiliki pemahaman akhir akuntansi yang sama baiknya baik mahasiswa yang
72

berasal dari SMA Jurusan IPS dan IPA maupun mahasiswa yang berasal dari
SMK Jurusan Akuntansi.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Yevie Nabella Afandi (2019)
yang menyatakan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
akuntansi dan penelitian yang dilakukan oleh Raudya Wiratami (2019) yang
menyatakan bahwa motivasi mampu memperkuat pengaruh kemampuan
pengantar akuntansi dan Bahasa inggris terhadap hasil belajar komputer
akuntansi.. Peneliti mengungkapkan bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki
mahasiswa, maka semakin baik prestasi belajar akuntansi yang diperoleh.

D. Motivasi Memperkuat Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat


Pemahaman Akuntansi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa motivasi dapat memperkuat
pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan adanya kenaikan nilai R
Square sebesar 0,035 yaitu pada persamaan 1 diperoleh nilai R Square sebesar
0,002 dan pada persamaan 3 diperoleh nilai R Square sebesar 0,037. Berdasarkan
nilai tersebut, maka hipotesis 4 yang menyatakan bahwa variabel motivasi dapat
memperkuat pengaruh antara perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman
akuntansi diterima. Selain itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan variabel motivasi merupakan varibel moderasi
potensial (homologyzer moderator), yang artinya variabel tersebut memiliki
potensi menjadi variabel moderasi karena nilai β 2 dan β 3 menunjukkan hasil yang
non signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan data pada persamaan 2, variabel
motivasi menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,090 yakni > 0,05 dan pada persamaan
3 yaitu perkalian antara variabel motivasi dan variabel latar belakang pendidikan
menengah menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,385 yakni > 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa motivasi dapat
memperkuat pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi yang
dimiliki oleh mahasiswa maka semakin baik pula perilaku belajar mahasiswa
sehingga meningkatkan pemahaman akuntansi selama belajar di perkuliahan.
73

Perilaku belajar sendiri diartikan sebagai kebiasan belajar seseorang yang


dilakukan secara berulang-ulang dan terjadi secara otomatis. Perilaku belajar ini
erat kaitannya dengan penggunaan waktu yang efisien baik guna menunjang
kegiatan belajar. Penggunaan waktu yang efisien ini dapat dicapai apabila
mahasiswa mampu mengatur waktu dengan tepat baik untuk belajar di
perkuliahan, dirumah, maupun belajar untuk memperispakan ujian. Dengan
strategi belajar tersebut, maka mahasiswa mampu memperoleh pemahaman
akuntansi yang baik. Akan tetapi untuk kebiasaan belajar yang baik, mahasiswa
perlu memiliki dorongan yakni yang disebut motivasi. Untuk itu, motivasi sangat
berperan penting guna menciptakan perilaku belajar yang baik. Mahasiswa yang
memiliki motivasi tinggi akan mempunyai perilaku belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Perilaku belajar
yang baik akan membuat mahasiswa memiliki pemahaman akuntansi yang baik
pula.
Hasil penelitian ini mendukung teori kognitif sosial yang menyatakan
bahwa proses sosial dan proses kognitif adalah sentral bagi pemahaman mengenai
motivasi, emosi, dan tindakan manusia (Abdullah, 2017). Lebih lanjut Bandura
(1986) menjelaskan bahwa kemampuan kognitif manusia tidak hanya
berkontribusi terhadap proses motivasi manusia, afeksi dan aksi/tindakan, tetapi
juga bagaimana mereka memotivasi dan meregulasi perilaku mereka dan
membuat sistem-sistem sosial untuk mengorganisasi dan menstrukturisasi
kehidupan mereka (Abdullah, 2017). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa motivasi berperan penting bagi perilaku belajar mahasiswa dalam belajar
di perkuliahan. Mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi untuk dapat menguasai
pemahaman akuntansi akan memperbaiki perilaku belajarnya seperti ketika
belajar di kelas, lebih sering berkunjung ke perpustakaan, belajar sebelum ujian
dan memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Berbeda dengan mahaiswa yang
tidak memiliki motivasi untuk bisa memiliki pemahaman akuntansi yang baik,
mereka cenderung malas untuk menciptakan perilaku belajar yang baik karena
tidak ada dorongan untuk mencapai prestasi belajar.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Shevi Aisyah Fitri Rahayu
(2019) yang menyatakan bahwa motivasi memberikan pengaruh terhadap hasil
74

belajar mahasiswa. Peneliti mengungkapkan bahwa semakin tinggi motivasi yang


dimiliki mahasiswa, maka semakin baik pula hasil belajar akuntansi yang
diperoleh.
75

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang pendidikan menengah berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Berdasarkan hasil
penelitian, mahasiswa yang berasal dari SMK Jurusan Akuntansi memiliki
pemahaman akuntansi yang paling baik dibandingkan dengan mahasiswa
yang berasal dari SMA Jurusan IPS dan IPA. Dalam penelitian ini
pemahaman akuntansi dilihat dari rata-rata nilai IPK mata kuliah akuntansi
yang terdiri dari Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi
Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi
Keuangan Lanjut, Akuntansi Biaya, Praktikum Akuntansi, Pengauditan, dan
Akuntansi Sektor Publik yang telah ditempuh.
2. Perilaku belajar berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, perilaku
belajar mahasiswa tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pemahaman akuntansi yang dimiliki. Hal ini kemungkinan karena terdapat
faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Akan tetapi, perilaku belajar tetap memiliki pengaruh positif yang berarti
ketika mahasiswa memperbaiki perilaku belajarnya maka pemahaman
akuntansi yang dimiliki juga akan lebih baik.
3. Motivasi dapat memperkuat pengaruh latar belakang pendidikan menengah
terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Berdasarkan hasil
penelitian, motivasi memiliki peran untuk mendorong mahasiswa untuk
mempelajari materi akuntansi guna mendapatkan pemamahaman akuntansi
yang baik. Ketika mahasiswa memiliki motivasi untuk mempelajari materi
akuntansi yang tidak didapatkan ketika menempuh pendidikan menengah,
maka tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa juga akan memiliki
76

pemahaman akuntansi yang sama baiknya dengan mahasiswa yang terlebih


dahulu belajar akuntansi di sekolah menengahnya.
4. Motivasi dapat memperkuat pengaruh perilaku belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa
yang memiliki motivasi untuk memhami materi akuntansi dengan baik maka
akan memperbaiki pula perilaku belajarnya. Sehingga semakin tinggi
motivasi yang dimiliki maka semakin baik pula perilaku belajar di
perkuliahan yang membuat pemahaman akuntansi yang dimilikinya juga
semakin baik.

B. Keterbatasan Penelitian
1. Indikator variabel latar belakang pendidikan menengah hanya diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu SMK Jurusan Akuntansi, SMA/MA Jurusan IPS, dan
SMA/MA Jurusan IPA. Sedangkan ada mahasiswa yang kemungkinan berasal
dari sekolah menengah jurusan lainnya.
2. Data nilai tingkat pemahaman akuntansi yang digunakan adalah nilai skala 0 –
4 yang merupakan nilai akhir yang sudah diolah oleh dosen. Jadi nilai tersebut
bukan nilai yang menggambarkan kemampuan akuntansi mahasiswa
seutuhnya.
3. Indikator variabel perilaku belajar yang diteliti dalam penelitian ini hanya
menggambarkan perilaku belajar selama kegiatan perkuliahan saja. Penelitian
ini belum membahas perilaku belajar diluar kegiatan perkuliahan.

C. Saran
1. Sebaiknya indikator variabel latar belakang pendidikan menengah dapat
diperluas lagi sehingga bisa mewadahi seluruh asal sekolah mahasiswa.
2. Sebaiknya pengukuran variabel tingkat pemahaman akuntansi menggunakan
tes tertulis, sehingga bisa benar-benar menggambarkan pemahaman
akuntansi mahasiswa yang sesungguhkan.
3. Sebaiknya dapat menambahkan indikator perilaku belajar diluar kegiatan
perkuliahan, seperti perilaku belajar di lingkungan tempat tinggal,
kelengkapan fasilitas belajar, dan kualitas dosen.
77
78

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugraha A, 2019. Pengaruh Perilaku Belajar terhadap Tingkat


Pemahaman Akuntansi dengan Kecerdasan Emosional sebagai Variabel
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Vol. 28 No. 3 Hal. 2065-8556.
Agustina dan Melda Y D, 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat PemahamanAkuntansi Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE
Mikroskil Medan. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil.
Ainiyah Qurrotul, 2017. Social Learning Theory dan Perilaku Agresif Anak dalam
Keluarga. Jurnal Ilmu Syari’ah Hukum, (Online),
(ejournal.iainsurakarta.ac.id), Diakses pada 8 Juli 2020.
Alhaddad, I. (2012). Penerapan Perkembangan Mental Piaget Pada Konsep
Kekekalan Panjang. Jurnal Ilmiah Program Srudi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol 1 No. 1.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Aulia Alien dan Subowo, 2016. Pengaruh Pengendalian Diri, motivasi, dan
Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa.
Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016).
Budhiyanto, Suryanti J. & Nugroho, Ika P. 2004. “Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”. Jurnal Ekonomi
Bisnis, Vol. X, No.2, Hal.260-281.
Dian Novita S L, dkk, 2017. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku
Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa
Akyntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal
Akuntansi Program S1.
Efriyenti Dian, 2018. Pengaruh Kecerdasan Emosional, perilaku Belajar Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi DenganKepercayaan Diri Sebagai
Variabel Pemoderasi Pada Perguruan Tinggi Di Batam. Jurnal Akuntansi
Balerang.
79

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivarette Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Univeristas
Diponegoro.
Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence (Terjemahan T Hermaya). Jakarta
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. 2013. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Tarsito:
Bandung.
Hanifah, dan Syukriy Abdullah. 2001. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap
Prestasi Akdemik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi,
Auditing, dan Informasi, Vol. 1, No.3, pp. 63-86.
Hastuti, Theresia Dwi. 2003. Pengaruh Kecrdasan Emosional dan Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.
2, No. 3.
Juwantara, Ridho Agung. 2019. Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Pada Tahap Anak Usia Operasional Konektor 7-12 Tahun Dalam
Pembelajaran Matematika. Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Vol, 9, No, 1, Hal. 27 – 34.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant and Terry D. Warfield, (2017), Fianancial
Accounting, Edisi IFRS, Volume 1, Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Marlin Surya, M T, 2017. Pengaruh Motivasi dan Perilaku Belajar Terhadap
Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Analisis Sistem Pendidikan
Tinggi, (Online), (www.neliti.com), Diakses pada 12 Oktober 2020.
Mukhid Abd, 2009, Self-Efficacy (Perspektif Teori Kognitif Sosial dan
Implikasinya terhadap Pendidikan). Journal STAIN Pamekasan.
Muliati Abdullah Sri, 2019. Social Cognitive Theory: A Bandura Though Review
published in 1982-2012. Journal Psikodimensia, Volume 18, No. 1.
Mutia Atika, 2015. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa. Jurnal WRA Vol
3, No 2.
Muntiah, Nur Sayidatul. 2018. Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar
Membentuk Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri
Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Universitas
80

Muhammadiyahh Ponorogo). Jurnal Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan


Akuntansi, Volume 7 Nomor 1 Maret 2018.
Nugroho, Paskah Ika. Tanggulungan, Gustin dan Wibowo, Besty Olivia
Benedieta. 2011. Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitektur dan Teknik), Vol 4.
Poerwanti Tjahjaning, 2010. Pengaruh Perilaku Belajar dan Motivasi Terhadap
Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi di Universitas STIKUBANK
(Unisbank) Semarang. Jurnal UNPAND.
Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh Kecerdasaan Emosional, Kecerdasaan Spiritual
dan Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa
Akunatnsi. (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas di
Ponegoro Semarang dan Universitas Gadja Mada Yogyakarta). Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Rizal Jayadi Ahmad, 2013. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku
BelajarTerhadap Pemahaman Akuntansi. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Universitas Brawijaya, (Online), (academia.edu), Diakses pada 16
Agusus 2020.
Santoso, Didik (2018) Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Menengah Dan
Perilaku Belajar Mahasiswa Terhadap Pemahaman Akuntansi Dengan
Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Pada Mahasiswa
S1-Akuntansi Universitas Muhamadiyah Ponorogo). Skripsi (S1) thesis,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 1, Salemba Empat,
Jakarta Selatan 12610.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis:
Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2, Salemba Empat,
Jakarta Selatan 12610.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
81

Sugiono Djoko, 2016. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Motivasi dan Perilaku


Belajar Terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Pada STIE
Malangkucecwara Malang. Cendikia Akuntansi.
Suprianto E, Harryoga S, 2015. Faktor-Faktor Penentu Tingkat Pemahaman
Akuntansi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, (Online), (ejournal.uksw.edu)
Suwardjono. 2004. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi
Maret, STIE YKPN: Yogyakarta.
Tjun, Tjun Lauw. Setiawan, Santy dan Setiana, Sinta. 2009. Pengaruh
Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi Dilihat dari
Perspektif Gender. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No. 2 November 2009.
Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi
Revisi. Remaja Rosda Karya: Bandung.
82

LAMPIRAN
83

1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Perkenalkan saya Vera Handayani mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi
angkatan tahun 2016, sedang melakukan penelitian skripsi untuk syarat kelulusan
Strata 1 (S1). Penelitian ini berjudul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan
Menengah dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan
Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi”. Maka dari itu saya ingin meminta
bantuan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan
pendapat teman-teman. Semua jawaban dari kuesioner ini bersifat rahasia dan
tidak akan mempengaruhi hasil akademik saudara.
Sekian dan terima kasih atas bantuan dan partisipasinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

A. Identitas Responden
Nama : …………………………..
NIM : …………………………..
Offering : …………………………..
Angkatan : …………………………..

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Isilah identitas Anda pada tempat yang telah disediakan
2. Bacalah setiap pernyataan kuesioner dengan teliti
3. Berikan checklist () pada kolom jawaban sesuai dengan persepsi saudara.
Berikut ini alternatif jawaban yang diberikan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TB : Tidak Berpendapat
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
C. Pernyataan Kuesioner
84

Latar Belakang Pendidikan Menengah (X1)


Silakan centang pada salah satu kotak sesuai dengan asal sekolah yang dulu
pernah Anda tempuh:
SMK Jurusan Akuntansi
SMA/MA Jurusan IPS
SMA/MA Jurusan IPA
Lainnya:
……………………………………….

Perilaku Belajar (X2)


Mempersiapkan diri mengikuti kuliah
SS S TB TS STS
1. Saya selalu mencari informasi terkait
materi akuntansi yang akan dipelajari di
kelas
2. Saya selalu membawa buku pelajaran
ataupun print out materi akuntansi yang
akan dipelajari di kelas
3. Saya selalu belajar materi akuntansi
yang akan dibahas di kelas
4. Belajar sebelum perkuliahan tidak
terlalu penting, karena dosen akan
menjelaskan materi tersebut di kelas

Mengikuti kuliah dengan efektif


SS S TB TS STS
5. Saya mengabaikan teman yang
mengajak bicara diluar pembahasan
materi
6. Saya merasa bosan ketika dosen terlalu
lama menjelaskan materi
85

7. Saya selalu aktif ketika ada diskusi


kelas
8. Saya selalu aktif dalam kegiatan
perkuliahan meskipun dosen tidak
menuntut nilai keaktifan

Membuat catatan
SS S TB TS STS
9. Membawa buku catatan dapat
menunjang pembelajaran di kelas
10. Mencatat materi yang dijelaskan oleh
dosen sangatlah penting
11. Saya selalu mencatat informasi-
informasi penting terkait dengan materi
yang dipelajari

Belajar setelah kuliah


SS S TB TS STS
12. Saya selalu membuat jadwal belajar
yang teratur setiap harinya
13. Saya tidak pernah mempelajari kembali
materi yang sudah diterangkan dosen di
kelas
14. Saya merasa belajar di perkuliahan saja
tidak cukup, sehingga saya akan belajar
lagi di rumah
15. Belajar tentang materi akuntansi secara
berulang-ulang akan memberikan
pemahaman yang baik

Belajar untuk menghadapi ujian


SS S TB TS STS
16. Saya selalu belajar dengan teratur dan
disiplin
17. Saya hanya belajar saat akan diadakan
ujian
86

18. Saya akan belajar dengan sungguh-


sungguh agar dapat mengerjakan ujian
dengan baik
19. Saya mengerjakan ujian dengan mandiri
dari hasil belajar saya sebelumnya

Pola membaca
SS S TB TS STS
20. Saya pergi ke perpustakaan secara
teratur
21. Saya akan memanfaatkan waktu luang
untuk pergi ke perpustakaan
22. Membaca buku sangat penting untuk
menunjang pembelajaran di perkuliahan
23. Saya akan mempelajari buku akuntansi
ketika ada materi yang kurang
dimengerti
24. Saya berusaha untuk memahami setiap
inti bacaan dari buku yang saya baca

Kemampuan menggunakan waktu secara efektif


SS S TB TS STS
25. Saya selalu membuat rencana kegiatan
yang akan saya lakukan setiap harinya
26. Saya akan menolak ajakan teman untuk
jalan-jalan jika tugas kuliah saya belum
selesai
27. Saya akan langsung mengerjakan tugas
yang diberikan oleh dosen

Motivasi (Z)
Dorongan Prestasi
SS S TB TS STS
1. Saya akan belajar dengan sungguh-
sungguh untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan
2. Saya memiliki keinginan untuk terus
87

belajar hal-hal baru

Komitmen
SS S TB TS STS
3. Saya merasa bahwa belajar adalah
prioritas utama saya sebagai mahasiswa
4. Saya membatasi diri untuk melakukan
hal-hal yang tidak penting dan
menggunakan waktu saya untuk belajar
dengan giat
5. Saya mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh
6. Saya merasa lebih bersemangat untuk
belajar ketika menemui materi yang
sulit

Inisiatif
SS S TB TS STS
7. Saya berusaha untuk selalu memperoleh
nilai diatas standar minimum kelulusan
8. Saya harus belajar dengan giat untuk
mendapatkan nilai yang maksimal
9. Saya senang untuk mengajak teman
berdiskusi tentang materi yang sulit
10. Saya dengan senang hati akan
membantu teman yang kesulitan dalam
mempelajari materi

Optimisme
SS S TB TS STS
11. Kegagalan dapat memberikan pelajaran
untuk menjadi lebih baik
12. Saya mampu memotivasi diri saya
untuk terus maju
13. Saya akan melakukan introspeksi diri
setelah mengalami kegagalan
88

Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)


Silakan centang pada salah satu kolom Nilai IP sesuai dengan nilai yang
didapatkan selama menempuh mata kuliah tersebut:
Nilai IP
Matakuliah
A A- B+ B B- C+ C D E
Pengantar Akuntansi 1
Pengantar Akuntansi 2
Akuntansi Keuangan
Menengah 1
Perpajakan
Akuntansi Biaya
Sistem Informasi
Akuntansi
Akuntansi Keuangan
Menengah 2
Praktikum Perpajakan
Akuntansi Keuangan
Lanjut
Pengauditan
Komputer Akuntansi
Praktikum Akuntansi
89

2. Data Latar Belakang Pendidikan Menengah Mahasiswa

No Angkatan Latar Belakang Pendidikan Menengah


Asal Sekolah Menengah yang Pernah Ditempuh
1 2016 SMA/MA IPS
2 2016 SMA/MA IPS
3 2016 SMA/MA IPS
4 2016 SMA/MA IPS
5 2016 SMA/MA IPA
6 2016 SMK Akuntansi
7 2016 SMA/MA IPS
8 2016 SMA/MA IPS
9 2016 SMK Akuntansi
10 2016 SMA/MA IPS
11 2016 SMA/MA IPS
12 2016 SMA/MA IPS
13 2016 SMK Akuntansi
14 2016 SMA/MA IPS
15 2016 SMA/MA IPS
16 2016 SMA/MA IPS
17 2016 SMA/MA IPS
18 2016 SMA/MA IPS
19 2016 SMA/MA IPA
20 2016 SMA/MA IPS
21 2016 SMK Akuntansi
22 2016 SMA/MA IPA
23 2016 SMA/MA IPS
24 2016 SMA/MA IPA
25 2016 SMA/MA IPS
26 2016 SMA/MA IPS
27 2016 SMA/MA IPS
28 2016 SMA/MA IPS
29 16 SMA/MA IPS
30 2016 SMK Akuntansi
31 2016 SMA/MA IPS
32 2016 SMA/MA IPS
33 2016 SMA/MA IPS
34 2016 SMA/MA IPS
35 2016 SMA/MA IPS
36 2016 SMA/MA IPS
37 2016 SMA/MA IPS
38 2016 SMA/MA IPA
39 2016 SMA/MA IPS
90

40 2016 SMA/MA IPS


41 2016 SMK Akuntansi
42 2016 SMK Akuntansi
43 2016 SMA/MA IPS
44 2016 SMA/MA IPA
45 2016 SMA/MA IPA
46 2016 SMA/MA IPS
47 2016 SMA/MA IPS
48 2016 SMK Akuntansi
49 2016 SMK Akuntansi
50 2016 SMA/MA IPS
51 2016 SMK Akuntansi
52 2016 SMA/MA IPS
53 2016 SMK Akuntansi
54 2016 SMA/MA IPS
55 2016 SMA/MA IPS
56 2016 SMA/MA IPS
57 2016 SMA/MA IPS
58 2016 SMK Akuntansi
59 2016 SMA/MA IPS
60 2016 SMA/MA IPS
61 2016 SMA/MA IPS
62 2016 SMA/MA IPS
63 2016 SMA/MA IPA
64 2016 SMK Akuntansi
65 2016 SMA/MA IPS
66 2016 SMA/MA IPS
67 2016 SMK Akuntansi
68 2016 SMK Akuntansi
69 2016 SMA/MA IPS
70 2016 SMA/MA IPA
71 2016 SMK Akuntansi
72 2016 SMA/MA IPS
73 2016 SMA/MA IPA
74 2016 SMA/MA IPS
75 2016 SMA/MA IPS
76 2016 SMA/MA IPS
77 2016 SMA/MA IPS
78 2016 SMA/MA IPS
79 2016 SMA/MA IPS
80 2016 SMA/MA IPS
81 2016 SMA/MA IPS
82 2016 SMA/MA IPS
83 2016 SMA/MA IPS
91

84 2016 SMA/MA IPS


85 2016 SMA/MA IPS
86 2016 SMA/MA IPS
87 2016 SMA/MA IPS
88 2016 SMA/MA IPS
89 2016 SMA/MA IPS
90 2016 SMA/MA IPS
91 2016 SMA/MA IPS
92 2016 SMA/MA IPS
93 2016 SMA/MA IPS
94 2016 SMA/MA IPS
95 2016 SMA/MA IPS
96 2016 SMA/MA IPS
97 2016 SMA/MA IPS
98 2016 SMA/MA IPS
99 2016 SMA/MA IPS
100 2016 SMA/MA IPS
101 2016 SMA/MA IPS
102 2016 SMA/MA IPS
103 2016 SMA/MA IPS
104 2016 SMA/MA IPS
105 2016 SMA/MA IPS
106 2016 SMA/MA IPS
3. Jawaban kuesioner perilaku belajar
Perilaku Belajar
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 4 5 4 2 3 4 3 4 5 5 5 4 4 2 5 4 3 5 4 2 3 5 4 5 2 5 5
2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 3
3 4 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 2 3 5 4 2 5 3 3 3 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4
5 5 5 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 3 2 4 4 4 5 4 2
6 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3
7 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4
8 5 5 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
9 4 5 5 1 4 2 3 3 5 5 5 4 1 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5
10 4 5 4 1 4 3 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4
11 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4
12 5 5 5 2 3 2 4 4 5 5 5 5 2 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 5 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3
14 4 3 3 4 3 5 2 3 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 2
15 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3
16 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3
17 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 5 4 2 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
18 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
19 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5
20 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4
21 4 5 4 4 3 5 2 4 3 3 3 2 3 3 4 5 1 5 4 1 4 4 4 3 4 1 2
22 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2
23 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
93

25 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
26 4 4 2 4 2 4 2 3 5 5 5 2 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3
27 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 2 2 4 5 2 5 5 5 4 4 5 5 5 2 5 2
28 4 4 4 4 4 5 4 2 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
29 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4
30 4 5 4 1 2 5 4 5 5 5 5 2 1 4 5 4 1 5 4 2 3 5 4 4 2 2 4
31 5 4 3 3 4 5 3 3 5 5 5 2 3 2 5 3 3 5 3 2 3 5 5 5 5 1 3
32 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3
33 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3
34 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 4 3 3 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4
36 5 5 5 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 5 4 4 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5
37 3 4 3 2 3 3 3 4 5 5 5 4 1 5 4 4 2 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4
38 3 3 3 4 2 3 1 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3
40 4 4 3 2 4 5 2 2 5 5 5 2 3 4 5 2 5 5 5 2 2 5 4 5 5 4 5
41 3 5 3 2 3 5 4 3 5 5 4 3 2 3 5 3 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5
42 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
43 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 5 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3
44 5 5 5 3 1 5 5 5 5 3 5 2 2 1 5 5 3 5 5 2 2 5 5 5 5 1 5
45 4 4 4 2 2 4 2 2 5 5 5 2 3 4 4 2 4 5 4 2 1 5 4 4 3 4 2
46 4 3 4 2 3 5 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 5 4 2 3 4 5 4 4 4 3
47 4 4 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 1 4 5 4 5 5 5 2 2 5 5 5 5 2 4
48 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 3
49 4 4 4 2 3 2 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 5 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2
51 3 5 4 2 3 4 3 3 5 5 4 3 2 3 5 3 2 4 3 3 2 5 4 4 4 4 3
52 4 4 3 3 2 5 3 3 4 4 5 3 3 4 5 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3
94

53 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3
54 3 5 3 2 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4
55 4 4 3 2 2 5 4 3 5 5 5 2 3 3 5 2 4 5 5 2 2 5 4 4 2 1 3
56 4 3 3 4 1 2 3 3 4 3 4 4 3 2 5 3 2 3 5 2 2 4 4 4 4 2 4
57 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 4
58 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
59 5 5 5 2 2 5 2 2 5 5 5 5 2 5 5 3 4 5 5 2 2 4 5 5 4 3 3
60 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 5 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2
61 4 3 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4
62 5 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
63 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2
64 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2
65 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 1 3 3 4 2 3 2
66 3 5 3 1 4 5 3 4 5 5 5 2 2 5 5 4 2 5 4 3 3 5 5 5 3 3 3
67 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
68 2 4 2 4 2 5 4 4 5 5 5 4 2 4 4 3 2 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3
69 4 4 3 5 3 4 3 5 5 5 4 3 4 3 5 4 5 5 5 3 3 5 5 5 4 5 3
70 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 2 2
71 5 5 5 1 1 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 4 4 2 2
72 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 2 2 3
73 3 1 1 5 1 4 3 3 3 3 4 3 2 3 5 3 5 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5
74 2 3 4 4 2 4 3 4 4 5 4 3 2 3 5 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4
75 5 5 5 1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5
76 5 5 4 1 3 5 3 3 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 4 3 3 5 5 5 5 5 3
77 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3
78 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2
79 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4
80 3 5 3 4 2 4 3 3 5 5 5 1 3 3 5 2 3 4 4 2 2 5 4 4 2 2 2
95

81 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
82 5 5 5 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2
83 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4
84 4 4 4 1 4 4 5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4
85 2 4 3 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 3 4 4 4 2 2 2
86 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3
87 4 4 4 4 1 1 3 3 4 5 5 2 3 3 3 2 1 5 5 2 1 3 2 4 1 2 3
88 3 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 2 2 4 5 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4
89 3 4 3 5 3 1 3 3 4 5 5 3 2 3 5 3 3 4 5 3 3 5 4 5 2 2 3
90 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 1 5 4 2 3 5 5 5 5 3 5
91 5 5 4 4 5 1 3 4 5 5 5 4 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4
92 5 3 4 5 3 4 3 3 3 4 4 1 5 4 4 2 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4
93 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 1 5 5 2 2 4 4 4 4 5 4
94 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3
95 4 5 3 3 4 3 3 4 5 4 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
96 5 5 5 3 2 3 3 2 5 4 5 1 1 4 4 3 1 5 5 3 2 5 5 4 3 4 2
97 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 3 3
98 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4
99 3 3 3 3 5 5 3 3 3 5 5 3 2 3 5 3 1 5 5 2 2 5 5 5 4 5 5
10 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 5 3 3 3 5 2 1 5 5 2 2 4 4 4 3 5 3
0
10 4 5 4 4 4 1 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 1 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3
1
10 3 4 4 3 4 1 3 3 4 5 5 4 3 4 5 4 2 5 5 3 2 5 5 5 3 5 2
2
10 4 5 3 5 3 2 4 4 5 3 3 3 2 4 5 3 3 3 5 1 1 3 3 4 5 3 5
3
10 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 5 3 2 4 5 3 4 4 5 4 3 4 3
4
96

10 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 4 2 2 2 4 2 4 4 3 4 2 2 4 3 3 4 4
5
10 5 5 5 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5
6
97

4. Jawaban kuesioner motivasi


Motivasi
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4
2 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4
3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 4 5 3 3 4 1 4 4 2 4 5 4 4
6 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5
10 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4
11 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
12 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
13 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3
14 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3
15 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
17 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
19 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
20 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5
21 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
22 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2
23 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
98

25 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
26 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
27 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5
28 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 4 4 2 4 2 5 5 4 4 4 4 4
31 5 5 4 3 4 2 4 5 4 4 4 4 4
32 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
33 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
34 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
35 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
37 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
38 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
39 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
40 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5
41 5 5 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5
42 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 4 3 4 2 4 3 3 4 5 4 5 4 4
44 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
45 4 3 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5
46 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5
47 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
48 4 4 3 4 4 2 4 5 4 4 4 3 4
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
51 5 3 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 3
52 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5
99

53 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4
54 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4
55 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5
56 4 4 3 2 4 4 5 4 4 3 4 3 4
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
59 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
60 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4
61 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 4 4
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
63 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
64 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 3
65 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3
66 5 4 4 4 5 2 5 5 3 4 5 3 5
67 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4
68 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4
69 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
72 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3
73 4 4 3 3 5 3 4 3 4 5 5 4 4
74 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5
75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
76 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5
77 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3
78 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4
79 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
80 4 3 5 3 4 3 3 3 3 5 5 4 4
100

81 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
83 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
84 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 5
85 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
86 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
87 4 3 3 1 3 1 3 4 5 4 3 3 3
88 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
89 3 5 5 3 3 3 5 5 3 4 3 3 4
90 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4
91 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5
92 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4
93 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
94 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
95 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5
96 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4
97 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
98 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5
99 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
100 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5
101 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5
102 5 4 5 5 5 2 4 5 4 5 4 4 5
103 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3
104 5 4 5 5 5 3 4 5 4 5 4 4 5
105 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3
106 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
101

5. Data rata-rata nilai mata kuliah akuntansi


No. Tingkat Pemahaman Akuntansi Rata-
rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2,3 4 3 3,3 4 4 3,3 3,7 4 3,3 3,7 3,7 3,53
2 3,3 3,3 3,3 3,3 4 4 3 4 4 4 4 4 3,68
3 3,7 4 2,7 3,3 3,7 4 4 3,7 4 3 4 4 3,68
4 4 3,7 3,7 3,3 4 3,7 3,7 3,3 3,7 2,7 4 3,7 3,63
5 3 2,3 3,3 3,3 3,7 3,3 3,3 3,7 3,7 4 3,3 3,3 3,35
6 3,3 4 4 3,3 4 4 3,7 4 4 2,3 4 3,3 3,66
7 4 2,3 4 3,3 4 4 4 4 4 3,3 4 4 3,74
8 2,3 2,7 3 3,3 3,7 4 3,3 4 4 3,3 3,7 4 3,44
9 3,3 3 3,7 3,7 3 4 3,3 4 2,7 4 3 3,3 3,42
10 3,3 4 3,3 3,3 4 4 3,3 4 4 3,3 4 4 3,71
11 3,7 2 2 2,3 3,7 3,3 3,7 3,7 3,3 2,3 3,3 3,7 3,08
12 3 3,3 3,7 3 4 4 3 4 4 3,3 4 4 3,61
13 4 3,7 4 2,7 4 4 4 4 4 3,3 4 4 3,81
14 3,3 3 3 3,3 4 4 2,7 3,3 3,3 4 3,7 3,7 3,44
15 3,3 3 4 2,3 3,3 4 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,7 3,34
16 3,3 3 2,3 2,3 4 3,7 3 3,7 4 3,3 4 3,7 3,36
17 4 3,7 4 3,3 4 3,7 3,7 4 3,7 4 4 3,7 3,82
18 4 3,7 3,7 3,7 4 4 3,7 4 3,3 4 4 4 3,84
19 2,3 3,3 2,3 2,3 2,7 4 3 4 3,7 3,7 3,3 3,7 3,19
20 2,3 2,7 3 3,7 3,3 3,7 3,3 4 3,3 3,3 3,3 3,3 3,27
21 3,3 4 3,3 3,3 4 4 3 4 4 3 4 4 3,66
22 2,3 2 2,7 3,3 3,7 4 3 3,7 4 4 3 4 3,31
23 2 3 4 3,3 3,7 4 4 3,3 4 3 4 4 3,53
24 2 2,3 2,3 3,3 3,7 4 3 3,7 3,7 3,3 4 2,3 3,13
102

25 2,3 3,3 3,7 4 3,7 4 3,3 3,7 4 2 3,3 3,7 3,42


26 2,3 4 3 3,3 3,7 3,7 3 3,7 4 3 3,7 4 3,45
27 2 3,7 3,3 2,7 4 3,7 3,7 4 3,7 3,3 4 4 3,51
28 2 3 3 3,7 3,3 4 3 4 3 4 3,7 3,7 3,37
29 3 2,3 3,3 3,7 3,7 4 3,3 4 4 3 3,7 3,7 3,48
30 4 3 4 2,7 4 3,7 3,3 4 4 3 4 3,7 3,62
31 2,3 2,7 3,3 3,7 4 4 4 3,7 4 4 3 4 3,56
32 2 3 3,3 2,7 4 4 3 4 3,7 3 3,7 4 3,37
33 3,3 4 3,3 3,3 4 3,3 3,3 4 3,3 4 4 4 3,65
34 2,3 2 2,3 3,3 3,7 3,3 3 4 2,7 2,3 3,3 3,3 2,96
35 3,3 3,7 3,3 3,3 3,3 3 3,3 2,7 3,3 2,7 3,3 3,3 3,21
36 2,7 3 3,7 3,3 4 4 4 3,7 4 3,7 3,7 3,7 3,63
37 3,7 3 3,3 2,3 4 4 4 3,3 4 2,7 4 3,7 3,50
38 3,7 3,3 4 3,3 3,3 4 3,7 3,3 4 2 4 4 3,55
39 3,3 3,3 3,7 3,7 3,7 3,7 3,3 4 3 4 3,7 4 3,62
40 3,7 3 3 2 4 4 3 4 4 3,7 4 3,3 3,48
41 4 3,7 3 3,7 3,7 4 2,7 4 3 3,3 4 4 3,59
42 3,7 3 4 3 4 3,7 4 4 4 2,7 4 4 3,68
43 2,3 2,7 3 2,3 4 4 3 4 4 2,3 3,7 4 3,28
44 3,7 3,7 4 3,3 3,3 4 4 4 4 3,3 4 4 3,78
45 3 4 4 2,3 4 4 3,3 4 4 3,3 4 3,3 3,60
46 3,3 3,7 3 3,3 4 4 3 4 3,3 3 3,3 3,3 3,43
47 2,7 2,7 3,3 3,3 4 4 3,3 3,3 4 4 3,3 4 3,49
48 3,3 3 2,7 3,3 4 3,7 4 4 4 3,3 4 4 3,61
49 3,3 2,7 3,7 3,3 4 3,3 3,3 3,7 4 3 4 3,7 3,50
50 3,7 3 2,7 2,3 3,7 3,3 3,7 3,7 3,3 2,3 4 4 3,31
51 4 3 3,7 3 4 3,7 4 4 4 2,3 4 4 3,64
52 2,3 2,3 2,3 2,7 4 3,3 4 2,7 4 2,3 4 3,7 3,13
103

53 4 3,7 4 3,3 4 4 4 4 4 3,7 4 4 3,89


54 3,3 3 3,3 3,3 3,7 4 3,3 4 3,3 3,3 4 4 3,54
55 4 3,3 3,3 3 3,7 4 3,3 2,7 3,7 4 4 3,7 3,56
56 3,3 3,3 3,3 3,3 4 3,7 4 4 4 4 4 3,7 3,72
57 3,3 3 3,7 3,3 4 3,7 2,3 4 4 3,7 4 3,7 3,56
58 4 4 4 3,7 3,7 4 4 3,7 3,7 3,7 4 4 3,88
59 2,3 3,3 3,7 3,3 4 4 3,3 4 3,7 3,3 3,7 3,7 3,53
60 2,7 2,3 3,3 3,3 4 4 3 4 4 4 3,3 4 3,49
61 3,7 2,7 3 3,3 4 4 3 3,7 4 2,7 4 3,7 3,48
62 3,3 4 3,3 4 4 3,7 3,7 4 4 4 4 4 3,83
63 2,7 3 3,7 2 3,7 3,7 3,3 4 4 2 4 4 3,34
64 2,7 3,7 4 3,3 3,7 4 4 4 4 3,3 3,7 4 3,70
65 2,7 2,7 1 3,7 3,7 3,7 3,3 3,7 3,3 3,3 3 3,3 3,12
66 3 3 3,7 2,7 4 4 3,3 4 4 3 3,7 3,7 3,51
67 3,7 3 3,7 3,3 4 4 3,3 4 4 3,3 4 4 3,69
68 4 4 3,7 3,3 4 3,3 3,3 4 3,7 3,3 4 4 3,72
69 2,3 3,3 3,3 2 4 3,7 3,3 4 4 2,3 3,3 4 3,29
70 2,3 2,3 3,7 3,3 3,7 3,7 3,7 3,7 3 3,7 3,7 3,7 3,38
71 4 2,7 4 3,3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,83
72 3 3,3 3 3 3,7 3,3 3 3,7 4 2,7 3,3 3,3 3,28
73 3 3,7 3,3 2,3 3,7 3,7 3,3 4 4 3 4 4 3,50
74 3,3 3,3 3,7 2,3 4 3,7 4 4 3,7 3,3 3,7 4 3,58
75 3,3 4 4 3,3 3,7 4 4 4 4 3,3 4 4 3,80
76 2,7 2,7 2,7 3 3,7 3,3 3 4 2,7 2,3 4 3,3 3,12
77 2,3 4 3,3 2,3 3,7 3,3 2,3 4 3 3 4 4 3,27
78 1 2,3 3,7 4 4 4 3,7 4 4 3 4 4 3,48
79 3 3 3 4 3,3 3,3 4 3,7 3,7 4 4 4 3,58
80 2,3 4 3 3 4 3,3 4 4 4 3 4 4 3,55
104

81 2,3 3,3 3,7 4 3,7 4 3,3 3,7 4 2 3,3 3,7 3,42


82 4 4 3,3 2,7 4 4 4 4 4 3,3 4 4 3,78
83 3,7 3,7 3,7 2,7 4 3,3 3 4 4 4 4 4 3,68
84 3,3 2,3 3,3 3,7 4 4 4 4 4 4 4 4 3,72
85 3,3 4 3,7 3,3 3,7 3,3 4 4 4 3,3 4 4 3,72
86 3 2,7 3,3 3,3 4 4 3,3 4 4 3,3 4 4 3,58
87 3 2,7 3 3 3,7 3,7 3 3,3 3,7 2,7 4 3,7 3,29
88 2 2,3 2,7 2,7 3,7 3,3 3,3 3,3 4 3 3,7 3,3 3,11
89 4 4 3,7 3 4 4 3,3 4 4 3 4 3,7 3,73
90 3,3 4 3,7 4 4 4 4 4 4 3,3 4 4 3,86
91 3,3 3 3 3,3 3,7 3,3 3,7 3,7 3,7 3,3 4 3,7 3,48
92 2,7 3 3 3,3 4 4 3 4 3 3 4 4 3,42
93 3,3 3,3 3 2,3 3,7 3,7 2,7 4 4 3 4 4 3,42
94 2,7 4 4 3,7 4 4 3,7 3,3 4 4 4 4 3,78
95 2 3 3 3,3 3,3 3,7 2,7 3,3 4 3,3 4 4 3,30
96 3,3 3,7 3,7 3,7 4 4 3,3 3,7 4 3 4 4 3,70
97 3 3,7 2,7 3,7 4 4 3,7 4 4 3,7 3,7 4 3,68
98 2,7 2,3 3,7 3,3 4 3,7 4 3,3 4 2,3 3,7 3,3 3,36
99 3,7 3,3 3,7 3,3 4 4 3 4 4 3,7 4 4 3,73
100 3,3 4 3,3 3,3 4 4 4 4 3 3 4 4 3,66
101 2,3 3,7 3,3 2,3 4 4 3,7 4 4 3,3 4 4 3,55
102 4 4 3,7 3,7 4 4 3,7 4 3,3 4 4 4 3,87
103 2,7 3,3 3,7 3 3,7 4 3,3 4 4 2,7 4 4 3,53
104 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3,83
105 4 4 3,7 2,3 4 3,7 3 4 4 4 4 4 3,73
106 2,7 3,3 3,3 4 4 4 4 4 3,7 4 4 4 3,75
105

6. Hasil analisis uji normalitas (grafik P-plot dan Uji K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 106
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,19605723
Most Extreme Absolute ,058
Differences Positive ,033
Negative -,058
Test Statistic ,058
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


106

7. Hasil analisis uji multikoleniearitas


Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,990 ,217 13,785 ,000
Latar Belakang
Pendidikan ,101 ,028 ,343 3,660 ,000 ,968 1,033
Menengah
Perilaku Belajar -,001 ,003 -,032 -,198 ,843 ,322 3,109
Motivasi ,006 ,005 ,187 1,154 ,251 ,326 3,064
a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

8. Hasil analisis uji heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot dan Uji Glejser)

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) ,174 ,129 1,350 ,180

Latar Belakang
Pendidikan -,020 ,016 -,121 -1,212 ,228
Menengah

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,050 ,287 ,775

Motivasi ,000 ,003 -,020 -,115 ,909


a. Dependent Variable: abs_Res
107

9. Hasil analisis hipotesis 1

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,334a ,112 ,103 ,19491

a. Predictors: (Constant), Latar Belakang Pendidikan Menengah


108

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,247 ,081 39,913 ,000

Latar Belakang
,139 ,038 ,334 3,615 ,000
Pendidikan Menengah

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


109

10. Hasil analisis hipotesis 2

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,043a ,002 -,008 ,20659

a. Predictors: (Constant), Perilaku Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 3,448 ,195 17,720 ,000

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,043 ,443 ,658

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


110

11. Hasil analisis hipotesis 3


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,365a ,133 ,116 ,19349

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Latar Belakang Pendidikan


Menengah

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2,984 ,184 16,214 ,000

Latar Belakang
,142 ,038 ,342 3,721 ,000
Pendidikan Menengah

Motivasi ,005 ,003 ,146 1,591 ,115

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,380 ,145 ,119 ,19312

a. Predictors: (Constant), X1Z, Motivasi, Latar Belakang Pendidikan


Menengah
111

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2,176 ,711 3,061 ,003

Latar Belakang
,538 ,338 1,291 1,592 ,114
Pendidikan Menengah

Motivasi ,020 ,013 ,621 1,503 ,136

X1Z -,008 ,006 -1,044 -1,178 ,241

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


112

12. Hasil analisis hipotesis 4


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,172a ,030 ,011 ,20470

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Perilaku Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,416 ,194 17,635 ,000

Perilaku Belajar -,004 ,004 -,208 -1,182 ,240

Motivasi ,010 ,006 ,301 1,712 ,090

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 ,192 ,037 ,008 ,20494

a. Predictors: (Constant), X2Z, Perilaku Belajar, Motivasi


113

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4,666 1,445 3,228 ,002

Perilaku Belajar -,017 ,015 -,857 -1,122 ,265

Motivasi -,013 ,027 -,396 -,484 ,629

X2Z ,000 ,000 1,293 ,873 ,385

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi


114

13. Hasil analisis uji t (hipotesis 1)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,247 ,081 39,913 ,000

Latar Belakang
,139 ,038 ,334 3,615 ,000
Pendidikan Menengah

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

14. Hasil analisis uji t (hipotesis 2)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3,448 ,195 17,720 ,000

Perilaku Belajar ,001 ,002 ,043 ,443 ,658

a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai