Anda di halaman 1dari 5

Analisis Pertandingan Sepak Bola

Minggu 1 November 2020

Pengantar
Fußball-Club Bayern München e.V., juga dikenal sebagai FC Bayern München adalah
sebuah klub olahraga Jerman yang berbasis di München, Bayern. Mereka menjadi
terkenal karena tim sepak bola profesional, yang bermain di Bundesliga, peringkat
teratas sistem liga sepak bola Jerman, dan merupakan klub paling sukses dalam
sejarah sepak bola Jerman, setelah memenangkan rekor 30 gelar nasional dan 19 piala
nasional. FC Bayern didirikan pada tahun 1900 oleh sebelas pemain sepak bola yang
dipimpin oleh Franz John. Meskipun Bayern memenangkan kejuaraan nasional
pertamanya pada tahun 1932, klub tersebut tidak dipilih untuk Bundesliga pada awal
tahun 1963. Klub ini memiliki periode yang sukses terbesar di tengah tahun 1970-an,
di bawah kapten dari Franz Beckenbauer, memenangkan Piala Champions tiga kali
berturut-turut (1974-1976). Secara keseluruhan, Bayern telah mencapai sebelas final
Piala Champions/Liga Champions, yang terakhir memenangkan gelar keenam mereka
pada tahun 2020 sebagai bagian dari treble benua. Bayern juga telah memenangkan
satu Piala UEFA, satu Piala Winners UEFA, satu Piala Super UEFA, dua Piala
Interkontinental dan satu Piala Dunia Antarklub FIFA, membuatnya menjadi salah satu
klub Eropa yang paling sukses di dunia. Sejak pembentukan Bundesliga, Bayern telah
menjadi klub yang dominan dalam sepak bola Jerman dengan 28 gelar dan telah
memenangkan 10 dari 14 gelar terakhir. Mereka memiliki persaingan lokal tradisional
dengan TSV 1860 München dan 1. FC Nürnberg, serta persaingan kontemporer
dengan Borussia Dortmund

Pada kesempatan kali ini, pertandingan yang dianalisis adalah FC Barcelona melawan
FC Bayern Munich pada quarter – final UEFA Champions League, pada tanggal 15
Agustus 2020 dengan skor 2 – 8. Tim yang dianalisis adalah FC Bayern Munich yang
berhasil ‘mempercundangi’ Barcelona.

Analisis
Inti strategi dan taktik yang digunakan oleh Bayern Munich adalah:
1. Menjaga pemain Barcelona untuk selalu berada di tengah lapangan

2. High pressing yang sangat terstruktur dan rapi

3. Variasi Build Up yang sangat sulit untuk ditebak

4. Crossing yang tajam

5. Functional role antar pemain

Penyerangan
Formasi Bayern = 4 – 2 – 3 – 1

Formasi Barcelona = 4 – 3 – 1 – 2 atau bisa dikatakan 4-4-2

Pertama berbicara tentang high pressure. Pada bagian awal permainan, Bayern
menggunakan formasi 4-2-4 di mana mereka dengan ada nya 4 penyerang di
belakang 4 pemain tengah Barcelona, para pemain tengah ini harus menjaga posisi
mereka agar defender dari Bayern tidak bisa mengoper ke penyerangnya. Jadi apa
yang Bayern berhasil lakukan di sini, pertama adalah mengunci posisi 4 pemain tengah
Barcelona. Akibat hal ini, pemain belakang Bayern memiliki waktu dan ruang yang
lebih banyak di bola yang mana hal ini sangat menguntungkan di permainan awal
Bayern. Kemudian dengan ada nya 4 pemain Bayern di depan, mereka dapat
membentuk diamond yang mana hal ini membuat pemain tengah Bar untuk tetap
berotasi di posisi mereka agar tidak membuat celah. Tetapi kemudian ketika ada
pergerakan dari pemain Bayern, sangat mustahil bagi pemain tengah Barcelona untuk
menurup semua celah.
Hal ini dilihat di menit-menit awal ketika De Jong berpikir Alaba akan mengoper bola
ke Gnabry, dia meninggalkan posisi nya untuk mencegat Gnabry, yang membuat
Muller di belakangnya sangat terbuka posisi nya untuk menerima operan bola dari
rekannya, dan hal ini berujung pada gol dari Muller pada menit ke-4. Selain itu,
keempat penyerang Bayern lebih banyak berada di bagian tengah lapangan yang
membuat pemain Barcelona harus lebih mengkhawatirkan pemain di tengah. Melihat
hal itu, pemain belakang Bayern, khususnya Davies memanfaatkan kesempatan itu
untuk mengoper bola ke pemain Bayern yang berada di sisi pinggir lapangan dengan
mudah

Kemudian kedua, melihat kelemahan Barcelona yang mampu dieksploitasi lawan.


Barcelona memainkan narrow mid block, jadi meskipun akses umpan ke lini depan
Bayern tertutup, pemain bola terjauh dari bola menjadi bebas, khususnya di sisi pinggir
lapangan, sehingga dengan hal ini, mereka dapat terjangkau oleh lini belakang Bayern
melalui long pass. Selain itu jarak antar lini depan dan tengah Barcelona lebar,
sehingga di salah satu momen ketika Thiago menguasai bola, butuh waktu bagi
pemain Barcelona untuk bergerak ke arahnya dan ini membuat Thiago memiliki waktu
untuk menguasai bola dan membangun umpan jauh yang akurat, dan Barcelona jarak
antar pemain masih terhitung rapat sehingga pressing area yang dilakukan oleh
pemain Bayern menjadi lebih mudah dan efektif, serta pemain Bayern menjadi mudah
dimenangkan di area dekat gawang Barcelona, dan pemain Bayern pun tidak perlu
untuk mengejar jauh.

Kemudian ketiga, karena menerapkan high pressure, penyerang Bayern juga


menerapkan attract pressure, di mana mereka masuk jauh ke dalam daerah
pertahanan Barcelona yang membuat lini belakang Barcelona menjadi semakin naik,
sehingga secara tak langsung memudahkan lini belakang Bayern untuk bergerak lebih
maju dan mengumpan bola dengan lebih mudah. Direct built up dengan menyebar
dengan baik, di mana jarak dijaga dengan baik, ada kedalaman dan kelebaran antar
pemain sehingga bisa menghasilkan peluang, serta long pass-long pass yang sangat
baik.

Kemudian yang keempat dari segi functional role. Coman-Gnabry (winger) bisa berada
di dalam 1 koridor yang sama, yang menunjukkan pergerakan pemain tidak
berdasarkan posisi, melainkan fungsi. Mereka tidak terpaku pada posisi, mereka
bermain berdasarkan fungsi, misalkan harus ada pemain yang berfungsi menjaga
kelebaran, maka pemain terdekat akan mengisi role itu. Contohnya ketika di menit ke
88, Lewandowski berada di luar posisinya sebagai pemain lini depan, berarti harus ada
pemain yang mengisi fungsi Lewy, di sini Lewandowski juga mengisi fungsi defensive
cover. Interchange posisi ini terjadi secara natural. Seperti ketika Coutinho di dalam,
ia bersama Muller mengisi fungsi Lewandowski, Hernandez menggantikan fungsi
Coutinho. Ketika Coutinho di dalam, ia berhasil menarik Semedo dan memberikan
ruang ke Hernandez, yang membuat Hernandez mampu menerima umpan,
mengumpannya kembali ke Coutinho, dan Coutinho mencetak gol.

Serta yang kelima crossing yang tajam. Beberapa gol diciptakan ketika situasi crossing,
crossing yang tajam ini berbahaya bagi Barcelona yang melakukan deep block dan
menumpuk pemain bertahan di kotak penalti.

Di menit ke 27, Bayern membentuk sebuah diamond di ujung box Barcelona. Busquets
tidak bisa menutup Goretzka karena harus menutupi jalan umpan ke Lewandowski,
begitu juga dengan De Jong harus menutup jalan ke Gnabry. Kemudian Goretzka
mengoper bola ke Gnabry dan Gnabry pun mencetak gol

Pertahanan
Berbicara dari segi high pressing, Bayern memiliki 2 objektif dalam melakukan
pertahanan. Pertama adalah memberi insentif kepada pemain Barcelona untuk berlari
ke belakang pemain bertahan Bayern, atau kasarnya mencoba menjebak penyerang
Barcelona, Messi dan Suarez melakukan offside. Mereka berani melakukan hal ini
karena mereka tau bahwa Messi dan Suarez di umur nya yang sudah kepala 3, tidak
secepat pemain belakang Bayern seperti Alaba dan Davies, dan ditambah kemampuan
Neuer dalam menghalau dan menjaga bola. Hal ini lah yang membuat pelatih Bayern,
Hansi Flick kepercayaan diri untuk bermain dengan garis pertahanan yang tinggi dari
awal permainan. Kedua adalah untuk melimitasi pergerakan dari pemain Barcelona,
atau dengan kasar menghalau mereka dari kanan, kiri, dan depan sehingga susah
untuk bergerak maju. Untuk mencapai hal ini, pemain tengah Bayern biasanya
menjaga jarak yang rapat satu sama lain di bagian tengah, yang berarti ketika Suarez
dan Messi berada di bagian tengah lapangan, mereka tidak akan bisa menerima bola
dan melakukan apa-apa. Intinya prioritas utama dari pertahanan Bayern adalah untuk
menjaga pemain, terutama penyerang Barcelona berada di bagian tengah lapangan,
jadi mereka tak masalah ketika Barcelona memiliki ruang di sisi pinggir lapangan.

Tetapi di satu sisi high pressing ini juga menjadi suatu kelemahan bagi Bayern. Karena
bermain high pressing, backline Bayern yang tinggi sering kecolongan dan terekspos,
dan ini bisa dimanfaatkan pada beberapa waktu oleh pemain Barcelona. Depth
positioning pada Suarez sangat baik, di mana dia mampu mengungguli backline dari
pemain belakang Bayern sehingga ia mampu mengekspos ruang di belakang bek,
kemudian mengecoh Boateng sehingga menciptkan gol kedua untuk Barcelona. Hal
ini juga terjadi pada gol pertama ketika pada akhirnya Alaba melakukan own goal
karena tidak mampu mengantisipasi sistem pertahanan Bayer yang kecolongan.

Serta yang kedua, functional role di sini sangat memperkokoh pertahanan Bayern.

Anda mungkin juga menyukai