RENCANA PEMBANGUNAN
RUMAH SAKIT
BERTARAF INTERNASIONAL
DI
PEKANBARU
2019 – 2029
1
(PT. MAHKOTA SULTAN MEDICAL CENTRE)
SUMMARY
I. Tujuan
2. Rencana luas lahan untuk pembangunan rumah sakit adalah 10.000 m2,
luas bangunan 25.000 m2.
3. Tanah : Rp 110.000.000.000
3
16. Peralatan kantor : Rp 5.000.000.000
1. Poliklinik spesialis
2. Poliklinik umum
3. Poliklinik gigi
4. Medical check up dept
5. Farmasi
6. Radiologi
- USG 2D
- USG 4D
- X RAY MACHINE
- CT SCAN
- MRI
7. Operating Theater
- Kamar Oprasi
- Laporoscopy
- Endoscopyunrology
- Angiograpy / Kateterisasi
8. ICU
9. ICCU
10. NICU
11. Ruangan melahirkan
12. Hemodialisa
13. Fisiotherapy
14. One day prosedure dept
15. Super vip room
16. VIP room
17. Kelas I
18. Kelas II
19. Kelas III
20. Intermediate care
21. Ruangan perawatan neontatus
22. Ruangan perawatan anak
23. ESWL
4
24. Radiotherapy
25. Emergency departmen
26. Londry
27. Kitchen
28. Hostel
29. Kamar jenazah
30. Isolation room
Provinsi Riau adalah salah satu provinsi dari provinsi yang ada di wilayah Negara
Republik Indonesia yang berada di tengah-tengah pulau sumatera, dimana secara
geografis terletak pada jalur yang sangat strategis karena terletak pada jalur perdagangan
Regional dan Internasional. Provinsi Riau memiliki luas area sebesar 8.915.016 Hektar,
dan keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka.
5
Gambar Provinsi Riau
( Sumber : Riau Dalam Angka 2016 )
Daerah riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara
1700-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.
Daerah yang paling sering ditimpa huja selama tahun 2011 adalah Kota Pekanbaru 211
kali, kabupaten Indragiri Hulu 192 kali, Kabupaten Pelalawan 167 kali , kota dumai 164
kali, dan kabupaten Rokan Hulu dengan jumlah hari hujan 142 kali. Jumlah curah hujan
tertinggi pada tahun 2011 terjadi di Kabupaten Kampar dengan curah hujan sebesar
2.938,0 mm , disusul kota Pekanbaru sebesar 2.404,6 mm, sedangkan curah hujan
terendah terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 1.781,5 mm. Selanjutnya menurut
catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru
tahun 2011 menunjukkan 27,0 celcius dengan suhu maksimum 34,7 celcius dan suhu
minimum 21,7 celcius.
Provinsi Riau memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 persen (datar)
seluas 1.157.006 Hektar, kemiringan lahan 15-40 persen ( curam ) seluas 737.966 Hektar
dan daerah dengan topografi yang memiliki kemiringan sangat curam (>40 persen )
seluas 550.928 ( termasuk Provinsi Kepulauan Riau ) hektar dengan ketinggian rata-rata
10 meter diatas permukaan laut. Secara umum topografi Provinsi Riau merupakan
6
daerah dataran rendah dan agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota
yang terdapat di wilayah Provinsi Riau antara 2-91 m diatas permukaan laut. Kabupaten
Bengkalis Kota Pasir Pengaraian berada 91 meter diatas permukaan laut, seperti Rengat,
Tembilahan, Siak ,Bengkalis, Bagan Siapi-api dan Dumai.
Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai yang
mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km)
dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai
Kampar (400 km ) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sugai Indragiri (500 km)
dengan kedalaman 6-8 m. Ke empat sungai yang membelah dari pegunungan dataran
tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi
pasang surut laut.
7
( 72 ) yang berarti di Rokan Hulu setiap 100 orang usia produktif menanggung 72 orang
usia tidak produktif sedangkan di Kota Pekanbaru setiap 100 orang usia produktif
menanggung 52 orang usia tidak produktif. Jumlah penduduk Provinsi Riau berdasarkan
proyeksi tahun 2016 adalah 6.500.971 jiwa, dimana persentase penduduk daerah
perkotaan sebesar 39,60% dari total penduduk Riau dan persentase penduduk daerah
perdesaan sebesar 60,39%. Bila dibandingkan dengan sensus maupun survei penduduk
sebelumnya, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami
peningkatan. Dalam jangka waktu 15 tahun yaitu dari tahun 2000 hingga 2016, jumlah
penduduk Provinsi Riau mengalami penambahan sekitar 2.575.456 jiwa atau rata-rata
171.700 jiwa setiap tahun.
Wilayah Provinsi Riau semakin padat penduduk, hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya angka kepadatan penduduk. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun
2000 kepadatan penduduk Provinsi Riau sebesar 43 jiwa per kilometer persegi dan
angka ini meningkat terus hingga mencapai 74.70 jiwa per kilometer persegi pada tahun
2016.
Di Provinsi Riau penduduk laki-laki berjumlah lebih banyak dari pada penduduk
perempuan ( Sex Ratio 106 ). Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada
8
perempuan terdapat diseluruh Kota / Kabupaten. Berdasarkan komposisi penduduk,
kelompok umur produktif ( usia 15-64 tahun ) masih mendominasi persentase dengan
jumlah terbanyak di kelompok usia 20-24 tahun.
Dari gambar piramida diatas, komposisi penduduk terbesar alah kelompok umur 0-
14 tahun. Sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 75+
tahun.
9
N KELOMP JUMLAH PENDUDUK
O OK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUA LAKI- RASIO JENIS
10
(DEPENDENCY RATIO)
( sumber : Riau dalam angka 2016 )
Angka Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapat perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat
dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48
jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit
yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Indikator ini dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat
ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Pada tahun 2016 Provinsi dan Kabupaten/kota Angka NDR berada pada
kisaran nilai yang dianggap baik yaitu kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Untuk Provinsi Riau, Net Death Rate (NDR) pada tahun 2016 adalah sebesar 20 per
1000 penderita keluar.
11
Morbiditas Kota Pekanbaru 2013
Berdasarkan data puskesmas pola penyakit di Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :
Penyakit Jumlah
Hipertensi 23.309
Rematik 10.664
DM 9.527
Osteo Arthritis 4.527
Asma 3.742
Hipotensi 923
12
Epilepsi 893
Stroke 848
Jantung Koroner 852
Paru Obstruktif 586
Penyakit Jumlah
ISPA dan Akut lainnya 24.469
Hipertensi Esensial ( Primer ) 6.773
Arthritis Rheumatoid 4.277
Gastritis dan Duodenitis 4.123
Infeksi Kulit dan jar Subkutan 4.120
Penyakit Pulpa dan Peripikal 3.987
Dispepsia 3.872
Influenza 3.643
Dermatos akibat kerja 3.111
Penyakit Kulit dan jaringan 2.929
13
Tugas Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna, diklat,
dapat juga melakukan penelitian, pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan.
14
Jumlah rumah sakit publik maupun privat menunjukkan peningkatan pada
kurun waktu 2012 sampai dengan 2016 seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini.
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2012-2016) jumlah rumah sakit baik yang
dikelola oleh institusi pemerintah maupun sektor swasta mengalami peningkatan,
dimana tahun 2012 terdapat 59 rumah sakit menjadi 71 rumah sakit pada tahun 2016.
Perkembangan Rumah Sakit di Provinsi Riau dalam kurun waktu lima tahun (2012
-2016) terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah rumah sakit di Provinsi Riau
disebabkan perkembangan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk di Provinsi
Riau terutama Kota Pekanbaru. Peningkatan jumlah rumah sakit ini terutama
peningkatan jumlah rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru, dimana jumlah rumah sakit
di Kota Pekanbaru sangat jauh perbandingannya dengan jumlah rumah sakit di
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Peningkatan dan perkembangan rumah sakit tersebut
dapat dilihat dari gambar di bawah ini.
15
Perkembangan Rumah sakit berdasarkan kepemilikan di Provinsi Riau
Bila dikelompokan rumah sakit berdasarkan dua kategori maka rumah sakit
umum sebanyak 79% sedangkan untuk rumah sakit khusus sebanyak 21% yang tersebar
diseluruh Provinsi Riau. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun
rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
16
Perbandingan RS Umum dengan RS Khusus di Provinsi Riau
17
Jumlah Rumah sakit berdasarkan kelas di Provinsi Riau 2016
Sedangkan untuk jumlah dan rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk
dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan rumah sakit tersebut dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam hal daya tampung
pasien rawat inap yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan rujukan. Terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di
suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Gambaran
Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk dari tahun 2012- 2016 cenderung
mengalami peningkatan, rasio pada tahun 2012 sebesar 0.74 per 1.000 meningkat
menjadi 0,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2016.
Gambar berikut menyajikan jumlah tempat tidur dan rasio tempat tidur per 1.000
penduduk di rumah sakit kurun waktu lima tahun yakni pada tahun 2012 - 2016.
Rasio
18
Jika dilihat secara Provinsi Riau, pada tahun 2016 jumlah tempat tidur telah mencukupi,
namun masih terdapat beberapa kabupaten/kota dengan rasio kurang dari 1 tempat
tidur per 1.000 penduduk, yaitu sebanyak 7 (tujuh) kabupaten/kota.
19
Jumlah Puskesmas Kabupaten/Kota di provinsi Riau 2012-2016
Puskesmas di Provinsi Riau ini dapat juga kita rasiokan dalam 100.000
penduduk maka diketahui sebesai 3,28. Ini artinya untuk 100.000 penduduk di Provinsi
Riau dilayani sekitar 3 puskesmas.
Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Riau 2016
20
Angka tersebut menunjukkan bahwa satu Puskesmas di tiga Kabupaten/Kota
tersebut rata-rata melayani lebih dari 30.000 penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut
dimungkinkan untuk adanya penambahan Puskesmas, meskipun di tiga
Kabupaten/Kota tersebut banyak fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, namun yang
perlu mendapat perhatian adalah fungsi Puskesmas sebagai penanggung jawab
penyelenggaraan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan makin merata dan bermutu, ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan. Untuk itu, Puskesmas di dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas juga dibantu satu atau
beberapa Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
21
meningkatkan akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
%
Tingkat Pelayanan Alokasi Prov Riau Realisasi Prov Riau Realisasi
Rp Rp
RJTP 311.230.032.000 236.330.787.659 76%
Rp Rp
RITP 13.789.801.000 10.061.525.000 73%
Rp Rp
RJTL 362.349.728.000 407.223.415.934 112%
Rp Rp
RITL 795.964.882.000 764.121.025.070 96%
Rp Rp
Total Pelkes Lgs 1.483.334.443.000 1.417.736.753.663 96%
Rp Rp
Promprev 13.116.741.000 1.071.473.500 8%
Rp Rp
Total Pelkes + Promprev 1.496.451.184.000 1.418.808.227.163 95%
DIAGNOSA
K30-Dypepsia
A91-Dengue haemorraghic fever
E162- Hypoglycaemia unspecified
E871-Hypoosmolality and hyponatraemia
G409-Epilepsy unspecified
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
H813-Other peripheral verti
N61-Inflammatory disorder of breast
A099-Gastroenteritis and colitis of unspecified origin
J46-Status asthmaticus
22
A090- Other and unspecified gastroenteritis and colitis of infectious origin
L270-Generalized skin eruption due to drugs and medicaments
B059-Measles without complication
A90-Dengue fever classical dengue
H811-Benign paroxysmall verti
K122- Cellulitis and abcess of mouth
A010-Typhoid Fever
Diagnosa
I500-Congestive Heart Failure
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
A91-Dengue haemorraghic fever
I10-Essential Primary Hypertension
K567-Ileus Unspecified
J81-Pulmonary Oedema
J00- Acute nasopharyngitis common cold
K819-Cholecystitis unspecified
K30-Dyspepsia
A010-Typhoid Fever
E880-Disorders of plasmaprotein metabolism not elsewhere classified
A157-Primary respiratory tuberculosis confirmed bacteriologically and
I132-Hypertensive heart and renal disease with both congestive heart
Diagnosa
I500-Congestive Heart Failure
J441-Chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation
unspecified
I639-Cerebral infarction unspecified
C348-Malignant neoplasm overlapping bronchus and lung site
I493-Ventricular premature depolarization
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
J151-Pneumonia due to Pseudomonas
E880-Disorders of plasmaprotein metabolism not elsewhere classified
A010-Typhoid Fever
I110-Hypertensive heart disease with congestive heart failure
23
1.6. Demand Trend and Forecast of Demand
1.6.1. Ketersediaan & Analisa Pasar
Ketersediaan pasar dapat menunjukan agar rumah sakit dapat mempertahankan
eksistensinya melalui pemenuhan target-target anggaran dan biaya yang diperlukan
untuk operasional rumah sakit. Melalui analisis pasar dapat digunakan untuk
menentukan daya tarik pasar ,dan memahami peluang yang berkembang , serta ancaman
yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk menganalisa
pasar dapat diukur dengan menggunakan elemen-elemen sebagai berikut:
Ukuran pasar (Market Size)
24
calon customer (berupa besarnya demand/permintaan) terhadap produk atau
pelayanan jasa, tingkat pertumbuhan pasar (berkaitan dengan fluktuasi pertumbuhan
demand) dan profitabilitas pasar (terkait dengan informasi daya beli masyarakat},
kondisi supplier dan kondisi persaingan (kompetisi).
Kebutuhan pelayanan rumah sakit merupakan demand for healthcare, dan berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan rumah sakit
antara lain :
• Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis (epidemiologi),
• Penibian pribadi akan status kesehatannya (budaya/ kebiasaan, norma)
• Variabel-variabel ekonomi seperti tarif,
• Tingkat penghasilan masyarakat dan ada tidaknya sistem asuransi,
• Variabel demografis dan organisasi,
• Pengiklanan(Marketing Strategy),
• Jumlah dokter dan fasilitas,
• Pengaruh inflasi.
Jumlah penduduk di Provinsi Riau sebesar 6.500.971 jiwa (menurut data BPS
2016), merupakan ketersediaan dan ukuran pasar yang apabila diperluas dengan jumlah
penduduk di pulau sumatera dapat mencapai 57.950.351 ( sensus 2018 ) . Berikut adalah
tabel jumlah penduduk provinsi riau.
Jumlah Penduduk Provinsi Riau berdasarkan jenis kelamin
25
7 30 - 34 280.122 274.870 554.992 101,91
8 35 - 39 267.848 256.730 524.578 104,33
9 40 - 44 242.184 219.964 462.148 110,10
10 45 - 49 197.110 175.620 372.730 112,24
11 50 - 54 151.215 134.882 286.097 112,11
12 55 - 59 110.969 98.982 209.951 112,11
13 60 - 64 73.908 65.186 139.094 113,38
14 65 - 69 43.326 41.239 84.565 105,06
15 70 - 74 25.870 26.991 52.861 95,85
16 75+ 22.658 27.792 50.450 81,53
JUMLAH 3.336.874 3.164.097 6.500.971 105,46
26
terpenuhi yang bisa menjadi peluang (Market Opportunity).
1.6.4. Profitabilitas Pasar(Market Probilitability)
Dalam mengukur profitabilitas pasar dapat digunakan model lima hambatan yang
dikemukakan Michael Porter (Porter Five Forces Model) yaitu :
Buyer power (daya beli customer)
Masyarakat Kota Pekanbaru memiliki daya beli cukup tinggi, hal ini dapat dilihat
dari rata-rata pendapatan perkapita . Berikut adalah tabel inflasi dan PDRB berdasarkan
data BPS tahun 2016 sebagai berikut :
Pertumbuhan PDRB (yoy %, (0.01) (2.13) (1.38) 4.45 2.36 2.46 1.11
dengan migas)
Nilai Ekspor Non Migas (Juta 2,596.67 3,009.73 2,558.21 2,670.62 2,220.90 2,633.10 2,825.90
USD)
Volume Ekspor Non Migas 4,348.07 5,124.70 4,697.83 5,378.75 4,183.82 4,311.28 4,667.19
(ribu Ton)
Nilai Impor Non Migas (Juta 304.74 280.97 303.32 195.42 265.06 308.58 269.35
USD)
Volume Impor Non Migas 723.88 531.30 482.82 390.43 670.27 657.14 635.91
(ribu Ton)
B. PERBANKAN
2015 2016
INDIKATOR
I II III I I II III
V
Bank Umum
Total Aset (dalam Rp Juta) 90,534,888 98,451,429 95,323,470 81,686,208 84,514,141 87,150,773 87,903,910
DPK (dalam Rp Juta) 66,525,297 70,420,859 69,189,487 62,050,178 62,588,183 65,616,219 66,367,322
- Giro 15,108,109 15,301,001 14,785,606 9,874,611 11,909,735 11,691,981 11,296,303
- Tabungan 27,139,376 27,688,804 28,427,087 31,117,804 28,694,078 30,903,236 31,178,733
- Deposito 24,277,812 27,431,054 25,976,795 21,057,764 21,984,370 23,021,002 23,892,287
27
Kredit (dalam Rp Juta) 52,401,716 54,012,485 54,946,577 56,538,247 56,252,232 58,325,238 58,407,053
- Modal Kerja 16,078,784 16,801,235 16,801,524 17,653,632 17,488,673 18,650,406 18,611,309
- Investasi 16,716,814 17,125,784 17,428,770 17,480,648 17,203,391 17,571,645 17,133,957
- Konsumsi 19,606,118 20,085,465 20,716,283 21,403,968 21,560,168 22,103,187 22,661,787
Kredit UMKM (dalam Rp Juta) 19,809,940 20,212,276 19,894,360 19,884,668 19,905,368 20,633,645 20,495,810
- Mikro 5,461,112 5,531,045 5,465,328 5,645,990 5,835,773 6,105,089 6,081,458
- Kecil 7,439,193 7,775,301 7,771,320 7,687,958 7,791,884 8,063,526 8,000,244
- Menengah 6,909,635 6,905,929 6,657,713 6,550,721 6,277,711 6,465,029 6,414,108
NPL UMKM (%) 6.20 6.71 7.41 6.76 7.65 7.69 7.29
BPR
Total Aset (dalam Rp Juta) 1,189,489 1,185,757 1,186,762 1,228,315 1,246,785 1,252,252 1,289,943
DPK (dalam Rp Juta) 847,560 857,250 881,188 877,171 895,393 911,325 947,369
- Tabungan 364,632 349,230 353,742 348,011 347,972 337,076 359,182
- Deposito 482,929 508,020 527,447 529,160 547,421 574,250 588,187
Kredit (dalam Rp Juta) - 864,307 911,096 916,504 907,081 916,870 957,829 953,911
berdasarkan lokasi pro
Rasio NPL (%) 14.45 13.84 14.39 12.92 14.08 13.76 14.07
LDR (%) 101.98 106.28 104.01 103.41 102.40 105.10 100.69
28
Daftar Rumah Sakit di Pekanbaru (2017)
29
Kota Pekanbaru
Hospital
Telepon: 0761-6700000
Jl. HR. Soebrantas No 88
RS Awal Bros Panam Kota Pekanbaru 28291
8 Tipe C √
Panam Telepon: 0761-586888
Fax.: 0761-586111
Jl Kartini No.14, Kota
RS Bhayangkara
Pekanbaru 28114
9 Pekan Baru Tipe C √
Telepon: 0761-47691
Polda Riau
0761-21431
Jl. Samanhudi No.3-5, Kota
Pekanbaru 28152
10 RS Bina Kasih Tipe C √
Telepon: 0761-21718
Fax.: 0761-28803
Jl. Khayangan/Sekolah No. 53
RS JMB
11 Tipe C Kota Pekanbaru 53171
Pekanbaru
Telepon: 0761-53171
Jl Ronggowarsito Ujung
No.5A Gobah Kota Pekanbaru
RS Lancang
12 Tipe C 28132 √
Kuning
Telepon: 0761-859273
Fax.: 0761-34672
Jl. Lembaga Pemasyarakatan
No.25, Gobah Kota Pekanbaru
RS Pekanbaru
13 Tipe C 28131 √
Medical Center
Telepon: 0761-848100
Fax.: 0761-859510
Jl Bima No.1 Tuanku
Tambusai Kel. Delima Kec.
RS Prima Tampan Kota Pekanbaru
14 Tipe C √
Pekanbaru 28292
Telepon: 0761-8419007
Fax.: 0761-8419006
30
Jl Soekarno Hatta Atas Kota
Pekanbaru 28125
15 RS Sansani Tipe C √
Telepon: 0761 564666
Fax.: 0761 562061
Jl Jenderal Sudirman No.134,
Pekanbaru Kota Pekanbaru
16 RS Syafira Tipe C 28282 √
Telepon: 0761-856517
Fax.: 0761-41887/3699
Jl Adi Sucipto No. 123
Kelurahan Maharatu, Kec.
RS TNI AU-
Marpoyan Damai Kota
17 LANUD Roesmin Tipe C √
Pekanbaru 28283
Nurjadin
Telepon: 0761-61456
Fax.: 0761-63447
Jl. Tuanku Tambusai No.55
Kota Pekanbaru 28282
18 RSIA Andini Tipe C
Telepon: 0761-33612
Fax.: 0761-39921
Jl. Garuda No.66
Kel.Tangkerang Tengah
Kec.Marpoyan Damai Kota
19 RSIA Annisa Tipe C √
Pekanbaru 28282
Telepon: 0761-848652
Fax.: 0761-44298
Jl. Soekarno Hatta no. 228
RSIA Budhi Kota Pekanbaru
20 Tipe C
Mulia Telepon: 0761-8417200
Fax.: 0761- 56226
Jl. KH.Ahmad Dahlan No.163,
Kota Pekanbaru 28128
21 RSIA Eria Bunda Tipe C √
Telepon: 0761-23100
Fax.: 0761-857013
31
Jl Durian No 45 Kel. Labuh
22 RSIA Labuh Baru Tipe C Baru Timur Kec. Payung
Sekaki Kota Pekanbaru 28291 √
Jl. Ronggo Warsito I No. 01
Kota Pekanbaru
23 RSIA Zainab Tipe C √
Telepon: 0761-24000/2544
Fax.: 0761-859448
Jl Soekarno Hatta No 236
RSK Mata
Kota Pekanbaru 28282
24 Pekanbaru Eye Tipe C √
Telepon: 0761-7875191
Center
Fax.: 0761-7875195
Jl Arifin Ahmad No. 92
Kecamatan Marpoyan Damai
RSK Mata SMEC
25 Tipe C Kota Pekanbaru Kota √
Pekanbaru
Pekanbaru
Telepon: 0761-565686
Jl Dr. Soetomo No.65, Kota
RSUD Petala Pekanbaru 28142
26 Tipe C √
Bumi Telepon: 0761-23024
Fax.: 0761-561031
Jl. A. Yani No. 73 Kota
Pekanbaru 28115
27 RS A. Yani Tipe D
Telepon: 0761-23954
Fax.: 0761-856370
Jl Jend Sudirman 410,
Pekanbaru Kota Pekanbaru
RS Prof. Dr.
28 Tipe D 28125 √
Tabrani
Telepon: 0761-35464, 35467
Fax.: 0761-831194
Kompleks Bina Widya KM
RS Universitas 12,5 Simpang Baru, Panam,
29 Tipe D
Riau Kota Pekanbaru 28293
Telepon: 0761-564606
32
Jl Kesehatan No 2 Kota
Rumkit Tk IV Pekanbaru 28153
30 Tipe D √
Pekanbaru Telepon: 0761-22426
Fax.: 0761-22426
RS AWAL BROS
31 Tipe C √
A. YANI
33
bisa ratusan. Jumlah produk yang banyak ini memerlukan pemetaan struktur biaya yang
relevan, terutama untuk bahan pengambilan keputusan strategis manajemen rumah
sakit serta untuk keperluan klaim kepada pihak ke tiga. Biaya rumah sakit seperti biaya
langsung berkaitan dengan jenis produk (tindakan/ pemeriksaan medis) yang akan
menjadi argumen dan klaim kepada pihak ketiga antara lain pembiayaan dari BPJS yang
akan menanggung sebagian besar biaya kesehatan masyarakat. Biaya rumah sakit
khususnya biaya satuan/ unit cost dihitung menggunakan metode double distribution
dan atau metode activity based costing.
1.6.6. Saluran Distribusi ( Distribution Channel)
Rumah sakit merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa, yang juga
memiliki fungsi sosial. Prinsip- prinsip Saluran distribusi juga digunakan dalam badan
usaha yang berupa manufaktur atau perdagangan barang, sehingga saluran distribusi
juga penting dalam bisnis rumah sakit tidak akan dibahas secara khusus.
1.6.7. Faktor Kunci Keberhasilan (Key Succes Factor)
Rumah sakit harus memiliki daya berkompetensi yang dapat menunjang
keberhasilan dalam memenangkan persaingan dalam pasar.
34
e.g. male/ female
e.g. position HE as
Market Research bussiness students female bussiness Internanlly rewarding
aged 18-25,26-35,36- students and personal Creative
45,46+
development
STP Process
2.1.1. Segmentation
Ada beberapa pendekatan dalam memandang segmen suatu pasar :
a. Static Attribute segemntation . Pendekatan memandang pasar berdasarkan
geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan
wilayah ( negara , kawasan, provinsi, kota ). Demografi berarti kita melihat
pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama , dan pendidikan.
b. Dinamic Attribute segmentation. Pendekatan memandang pasar berdasarkan
sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini
melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi
lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk. Untuk rumah sakit epidomiologi menjadi salah
satu bagia dari Dinamic Attribute segmentation.
c. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan
karakteristik, kepentingan, kebiasaan bebelanja dan sebagainya.
2.1.1.1. Geografi
35
2.1.1.2. Epidemiologi
36
Faktor Psikografis yakni segmen pasar dapat dibedakan berdasarkan
segmen kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Kelas sosial masyarakat
turut memberikan pengaruh pada pola konsumsi pelayanan kesehatan
mereka.
Semakin tinggi kelas sosial sesorang, maka semakin sadar terhadap
kesehatan, sehingga memiliki kemungkinan untuk lebih mengkonsumsi
pelayanan kesehatan.
2.1.2. Targetting
Berdasarkan analisis ukuran pasar dan segmentasi, maka target customer Rumah
Sakit adalah:
a. Pasien dari penduduk sekitar kota Pekanbaru pada umumnya dengan
golongan ekonomi menengah ke atas.
b. Pasien yang dirujuk dari layanan kesehatan lain (Rumah Sakit, klinik, atau
puskesmas) dari Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau, serta provinsi lain di
Sumatera.
c. Pasien umum RS dan pasien peserta asuransi non BPJS yang berasal dari
provinsi Riau atau luar provinsi Riau.
2.1.3. Positioning
Untuk melihat positioning dilihat mengenai 3 hal yaitu :
a. Kompetitor langsung( Direct Competitor)
b. Dimensi pasar (Attribute)
c. Perceptual Mapping
37
Strategi Pemasaran
Untuk dapat memenuhi target, maka rencana strategik pemasaran harus dibangun
terutama yang berkaitan dengan :
a. Produk
Bagian ini merupakan bagian yang terpenting, yaitu produk jasa, satu
interaksi antara produsen ( rumah sakit , dokter ,perawat ) dengan pelanggan
( pasien, masyarakat, pemangku kepentingan lainnya ) dimana produk terjamin
efektivitasnya, keamanannya, efisiensinya, keterjangkauan nya. Interaksi yang
38
dijiwai dengan semangat costumer focus / service excellence merupakan kunci
keberhasilan aspek produk.
Perlu dilakukan upaya khusus dalam “ mengemas” produk unggulan yang
direncanakan. Untuk produk unggulan pelayanan ini, sumber daya manusia
yang
berkualitas harus dipastikan ketersediaannya. Namun, untuk jumlah tenaga
mungkin dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan pelatihan dokter ahli
yunior ataupun melakukan rekruitmen dokter ahli yang telah memiliki nama.
b. Person
Sumber daya manusia yang memahami customer focus service excellence
merupakan kunci keberhasilan pemasaran. Dalam masa pra operasional ini,
persiapan dan seleksi SDM yang berkualitas menjadi penting dalam perjalanan
Rumah Sakit ke depannya.
c. Place
Letak rencana rumah sakit yang strategis akan ikut menunjang
keberhasilan misi rumah sakit dalam pengembangan layanan unggulan serta
jaringan rumah sakit yang dimiliki. Dengan kemudahan akses maka akan
memberikan nilai tambah yang sangat signifikan kepada aspek pemasaran.
Akses ini melalui perjalanan darat, dan dapat juga dipikirkan untuk
menggunakan perjalanan udara (air ambulance) dari dan ke Rumah Sakit.
d. Promotion
Tahapan promosi ( awareness, choose, buy, use, loyalty) harus
dilaksanakan. Yang sangat penting adalah jenjang promosi “use" yaitu waktu
terjadi interaksi antara konsumen/pasien dengan produsen/dokter-perawat.
Keunggulan-keunggulan di RS harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
setiap tahapan promosi (awareness, choose, buy, use, loyalty). Keberhasilan
39
upaya di bidang manajemen pemasaran ini sangat didukung dengan
kepemimpinan serta kemampuan untuk mengelola dan memimpin perubahan.
Dalam kaitannya dengan rumah sakit baru dengan pelayanan umum dan
pelayanan unggulan, dapat direncanakan pemasaran spektakuler dengan
sumber pasien dari seluruh Pekanbaru pada tahap awal dan pada tahap
berikutnya pasien dari Provinsi Riau, bahkan hingga level nasional maupun
internasional Metode ini dapat diterapkan untuk meningkatkan brand
awareness kepada masyarakat sehingga cakupan target pasien dapat lebih luas.
Bulletin
Media Audio
Eye Cathcer
Kerja sama dengan Pihak ke III
40
Selain itu, branding juga dapat melekat pada fisik bangunan maupun hal lain
yang dapat menjadi center of attention bagi pengunjung maupun sesuatu
yang dapat diingat dan menandakan atribut tersebut merupakan simbol atau
representatif dari Rumah Sakit, seperti;
Seragam karyawan
41
Kerjasama pelayanan medical check up rutin bagi karyawan
dan calon karyawan- karyawan perusahaan di Pekanbaru dan
sekitarnya.
Inisiasi paket medical tourism, misalkan dengan membuat
paket medical check up/ terapi dengan paket wisata di sekitar
Pekanbaru misal golf, travelling ke Batam, dll.
42