Anda di halaman 1dari 42

--t Studi Kelayakan

RENCANA PEMBANGUNAN

RUMAH SAKIT

BERTARAF INTERNASIONAL

DI

PEKANBARU

2019 – 2029

1
(PT. MAHKOTA SULTAN MEDICAL CENTRE)

SUMMARY

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT DI PROV. RIAU

I. Tujuan

1. Memberikan pelayanan kesehatan di wilayah sumatra, khususnya


pekanbaru – riau yang lengkap dan bertarap internasional .

2. Memberikan kesempatan / peluang kerja bagi masyarakat pekanbaru –


riau dan sekitarnya .

3. Memberikan konstribusi bagi pemerintah daerah riau khususnya dibidang


pelayanan kesehatan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat
sekitarnya dibidang perekonomian daerah .

II. Rencana Pembangunan

1. Lokasi pembangunan di kota pekanbaru provinsi riau .

2. Rencana luas lahan untuk pembangunan rumah sakit adalah 10.000 m2,
luas bangunan 25.000 m2.

3. Fasilitas perawatan kesehatan secara umum ( medis dan non medis )


bertahap internasional .
2
III. Visi

MENJADI RUMAH SAKIT TERUNGGUL DI SUMATRA .

Rencana biaya ( pada waktu soft opening )

Besarnya rencana anggaran biaya :Rp 802.500.000.000

1. Planning dan d.e.d : Rp 2.000.000.000

2. Feasibiliy study : Rp 2.000.000.000

3. Tanah : Rp 110.000.000.000

4. Pembangunan gedung : Rp 280.000.000.000

5. Furnitur interior : Rp 37.000.000.000

6. Mekanikal dan elektrikal : Rp 42.000.000.000

7. Pembelian alat-alat medis : Rp 180.000.000.000

8. Peralatan laundry : Rp 2.000.000.000

9. Soft ware : Rp 1.000.000.000

10. Biaya pra oprasi : Rp 75.000.000.000

11. Modal kerja kas : Rp 5.000.000.000

12. Persediaan : Rp 2.000.000.000

13. Kendaraan : Rp 2.000.000.000

14. Air Ambulance : Rp 50.000.000.000

15. Cssd : Rp 2.000.000.000

3
16. Peralatan kantor : Rp 5.000.000.000

17. Peralatan kitchen : Rp 2.000.000.000

Fasiitas Rumah Sakit

1. Poliklinik spesialis
2. Poliklinik umum
3. Poliklinik gigi
4. Medical check up dept
5. Farmasi
6. Radiologi
- USG 2D
- USG 4D
- X RAY MACHINE
- CT SCAN
- MRI
7. Operating Theater
- Kamar Oprasi
- Laporoscopy
- Endoscopyunrology
- Angiograpy / Kateterisasi
8. ICU
9. ICCU
10. NICU
11. Ruangan melahirkan
12. Hemodialisa
13. Fisiotherapy
14. One day prosedure dept
15. Super vip room
16. VIP room
17. Kelas I
18. Kelas II
19. Kelas III
20. Intermediate care
21. Ruangan perawatan neontatus
22. Ruangan perawatan anak
23. ESWL

4
24. Radiotherapy
25. Emergency departmen
26. Londry
27. Kitchen
28. Hostel
29. Kamar jenazah
30. Isolation room

1.1. Provinsi Riau ( Definition of Catchment Area )

Provinsi Riau adalah salah satu provinsi dari provinsi yang ada di wilayah Negara
Republik Indonesia yang berada di tengah-tengah pulau sumatera, dimana secara
geografis terletak pada jalur yang sangat strategis karena terletak pada jalur perdagangan
Regional dan Internasional. Provinsi Riau memiliki luas area sebesar 8.915.016 Hektar,
dan keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai dengan Selat Malaka.

Batas- batas daerah Riau adalah :

 Sebelah Utara : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara

 Sebelah selatan : Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat

 Sebelah Timur : Provinsi Kepulauan Riau dan Selat Malaka

 Sebelah Barat : Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara

5
Gambar Provinsi Riau
( Sumber : Riau Dalam Angka 2016 )

Daerah riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara
1700-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.
Daerah yang paling sering ditimpa huja selama tahun 2011 adalah Kota Pekanbaru 211
kali, kabupaten Indragiri Hulu 192 kali, Kabupaten Pelalawan 167 kali , kota dumai 164
kali, dan kabupaten Rokan Hulu dengan jumlah hari hujan 142 kali. Jumlah curah hujan
tertinggi pada tahun 2011 terjadi di Kabupaten Kampar dengan curah hujan sebesar
2.938,0 mm , disusul kota Pekanbaru sebesar 2.404,6 mm, sedangkan curah hujan
terendah terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 1.781,5 mm. Selanjutnya menurut
catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru
tahun 2011 menunjukkan 27,0 celcius dengan suhu maksimum 34,7 celcius dan suhu
minimum 21,7 celcius.
Provinsi Riau memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2 persen (datar)
seluas 1.157.006 Hektar, kemiringan lahan 15-40 persen ( curam ) seluas 737.966 Hektar
dan daerah dengan topografi yang memiliki kemiringan sangat curam (>40 persen )
seluas 550.928 ( termasuk Provinsi Kepulauan Riau ) hektar dengan ketinggian rata-rata
10 meter diatas permukaan laut. Secara umum topografi Provinsi Riau merupakan

6
daerah dataran rendah dan agak bergelombang dengan ketinggian pada beberapa kota
yang terdapat di wilayah Provinsi Riau antara 2-91 m diatas permukaan laut. Kabupaten
Bengkalis Kota Pasir Pengaraian berada 91 meter diatas permukaan laut, seperti Rengat,
Tembilahan, Siak ,Bengkalis, Bagan Siapi-api dan Dumai.
Di daerah daratan terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4 sungai yang
mempunyai arti penting sebagai prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km)
dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m, Sungai
Kampar (400 km ) dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sugai Indragiri (500 km)
dengan kedalaman 6-8 m. Ke empat sungai yang membelah dari pegunungan dataran
tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi
pasang surut laut.

1.2. Kondisi Demografi ( Assessment of Current Provider Structure )


Ciri demografi Provinsi Riau pada saat ini ditandai dengan penyebaran
penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk Provinsi Riau tahun 2013 sebesar 68
jiwa/ km2. Kepadatan penduduk di kota umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan
Kabupaten dan Kota Pekanbaru dengan kepadatan penduduk tertinggi 1.556 jiwa/km2
serta kepadatan penduduk terendah Kabupaten Pelalawan 29 jiwa/km2.
1.2.1. Population Growth and Population Ageing
Berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2016
sebesar 6.500.971 jiwa. Daerah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota
Pekanbaru (1.064.566 jiwa ), Kabupaten Kampar (812 702 jiwa ) dan Kabupaten
Indragiri Hilir (713 034 jiwa ) sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di kota Dumai (
291 908 jiwa ) dan Kabupaten Meranti ( 182 152 jiwa ).
Tingginya persentase penduduk usia produktif merupakan potensi sumber daya
manusia bagi Provinsi Riau. Perbandingan jumlah penduduk usia tidak produktif
terhadap jumlah penduduk usia produktif ini menunjukkan rasio beban tanggungan.
Rasio Beban Tanggungan di Provinsi Riau Tahun 2013 sebesar 52. Rasio Beban
Tanggungan terendah di Kota Pekanbaru ( 52) dan tertinggi di Kabupaten Rokan Hulu

7
( 72 ) yang berarti di Rokan Hulu setiap 100 orang usia produktif menanggung 72 orang
usia tidak produktif sedangkan di Kota Pekanbaru setiap 100 orang usia produktif
menanggung 52 orang usia tidak produktif. Jumlah penduduk Provinsi Riau berdasarkan
proyeksi tahun 2016 adalah 6.500.971 jiwa, dimana persentase penduduk daerah
perkotaan sebesar 39,60% dari total penduduk Riau dan persentase penduduk daerah
perdesaan sebesar 60,39%. Bila dibandingkan dengan sensus maupun survei penduduk
sebelumnya, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Provinsi Riau terus mengalami
peningkatan. Dalam jangka waktu 15 tahun yaitu dari tahun 2000 hingga 2016, jumlah
penduduk Provinsi Riau mengalami penambahan sekitar 2.575.456 jiwa atau rata-rata
171.700 jiwa setiap tahun.

Hasil proyeksi penduduk tahun 2016 juga memperlihatkan perbedaan komposisi


penduduk berdasarkan gender yaitu terdiri dari 3.336.874 laki-laki dan
3.164.097perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau dalam kurun waktu
lima tahun terakhir (2010-2015) mengalami penurunan yang signifikan menjadi 2,58%.
Penurunan ini antara lain disebabkan berkurangnya tingkat kelahiran sebagai dampak
peran serta masyarakat dalam program KB yang terus digalakkan pemerintah. Seperti
diketahui, program KB merupakan bagian strategis dari pembangunan nasional sesuai
dengan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan. Meskipun terjadi penurunan laju pertumbuhan penduduk di lima tahun
terakhir, namun angka tersebut masih berada di atas rata-rata pertumbuhan penduduk
nasional yaitu sebesar 1,43%.

Wilayah Provinsi Riau semakin padat penduduk, hal ini dibuktikan dengan semakin
meningkatnya angka kepadatan penduduk. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun
2000 kepadatan penduduk Provinsi Riau sebesar 43 jiwa per kilometer persegi dan
angka ini meningkat terus hingga mencapai 74.70 jiwa per kilometer persegi pada tahun
2016.

Di Provinsi Riau penduduk laki-laki berjumlah lebih banyak dari pada penduduk
perempuan ( Sex Ratio 106 ). Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada

8
perempuan terdapat diseluruh Kota / Kabupaten. Berdasarkan komposisi penduduk,
kelompok umur produktif ( usia 15-64 tahun ) masih mendominasi persentase dengan
jumlah terbanyak di kelompok usia 20-24 tahun.

Piramida Penduduk Provinsi Riau

(Sumber : Riau Dalam Angka 2016 )

Dari gambar piramida diatas, komposisi penduduk terbesar alah kelompok umur 0-
14 tahun. Sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 75+
tahun.

Jumlah Penduduk Provinsi Riau berdasarkan jenis kelamin

9
N KELOMP JUMLAH PENDUDUK
O OK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUA LAKI- RASIO JENIS

(TAHUN) N LAKI+PERE KELAMIN


MPUAN
1 2 3 4 5 6

1 0 -4 370.775 356.35 727.129 104,05


4
2 5 -9 341.522 323.95 665.481 105,42
9
3 10 - 14 317.305 301.721 619.026 105,17
4 15 - 19 294.438 281.06 575.500 104,76
2
5 20 - 24 297.361 290.29 587.656 102,43
5
6 25 - 29 300.263 288.45 588.713 104,10
0
7 30 - 34 280.122 274.87 554.992 101,91
0
8 35 - 39 267.848 256.73 524.578 104,33
0
9 40 - 44 242.184 219.96 462.148 110,10
4
10 45 - 49 197.110 175.62 372.730 112,24
0
11 50 - 54 151.215 134.88 286.097 112,11
2
12 55 - 59 110.969 98.982 209.951 112,11
13 60 - 64 73.908 65.186 139.094 113,38
14 65 - 69 43.326 41.239 84.565 105,06
15 70 - 74 25.870 26.991 52.861 95,85
16 75+ 22.658 27.792 50.450 81,53
JUMLAH 3.336.87 3.164.0 6.500.971 105,46
4 97
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 51,13

10
(DEPENDENCY RATIO)
( sumber : Riau dalam angka 2016 )

1.3. Data Kesehatan ( Morbidity Structure/prevalence )


1.3.1. Angka Kematian Pasien (Death Rate )
Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000
penderita keluar. Pada GDR, tidak dilihat berapa lama pasien berada di rumah sakit
dari masuk sampai meninggal. Nilai GDR yang baik yaitu tidak lebih dari 45 per
1.000 penderita keluar. Untuk rumah sakit di Provinsi Riau pada tahun 2016, Gross
Death Rate (GDR) adalah sebesar 30 per 1.000 penderita. GDR ini meningkat
dibandingkan dengan tahun 2015 Gross Death Rate (GDR) adalah sebesar 21 per
1.000 penderita. Angka ini masih berada pada kisaran nilai yang dianggap baik
yaitu kurang dari 45 per 1.000 penderita keluar.

Angka Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapat perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat
dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48
jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit
yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Indikator ini dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat
ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.

Pada tahun 2016 Provinsi dan Kabupaten/kota Angka NDR berada pada
kisaran nilai yang dianggap baik yaitu kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Untuk Provinsi Riau, Net Death Rate (NDR) pada tahun 2016 adalah sebesar 20 per
1000 penderita keluar.

1.3.2. Angka Kesakitan (Morbidity Rate )

11
Morbiditas Kota Pekanbaru 2013

ANGKA KESAKITAN L P L+P SATUAN


Tuberkulosis
lumiah kasus baru TB BTA+ 415 184 599 Kasus
Proporsi kasus baru TB BTA+ 69.28 30.72 %

CNR kasus baru BTA+ 40.96 18.16 59.13 per 100.000

iumlah seluruh kasus TB 792 414 penduduk


1,206 Kasus
CNR seluruh kasus TB 78.18 40.87 119.04 per 100.000

Kasus TB anak 0-14 tahun 4.39 penduduk


%.
Persentase BTA+ terhadap suspek 13.75 %
Angka kesembuhan BTA+ 0.00 0.00 47.93 %
Angka pengobatan lengkap BTA+ 30.28 %
Angka keberhasilan pengobatan
78.21
%
(Success Rate] BTA+
Angka kematian selama pengobatan 0.00 0.00 0.39 per 100.000
Pneumonia Balita ditemukan dan
13.64 13.47 13.55 penduduk
%
ditangani
Jumlah Kasus HIV 65 68 133 Kasus
ANGKA KESAKITAN L P L+P SATUAN
lumiah Kasus AIDS 43 26 69 Kasus
Jumlah Kasus Syphilis 35 34 69 Kasus
Iumlah Kematian karena AIDS 5 5 10 Jiwa
Donor darah diskrining positif HIV 0.36 0.07 0.34 %

Berdasarkan data puskesmas pola penyakit di Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :

a. 10 penyakit terbesar tidak menular di Puskesmas Kota Pekanbaru

Penyakit Jumlah
Hipertensi 23.309
Rematik 10.664
DM 9.527
Osteo Arthritis 4.527
Asma 3.742
Hipotensi 923

12
Epilepsi 893
Stroke 848
Jantung Koroner 852
Paru Obstruktif 586

b. 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Kota Pekanbaru

Penyakit Jumlah
ISPA dan Akut lainnya 24.469
Hipertensi Esensial ( Primer ) 6.773
Arthritis Rheumatoid 4.277
Gastritis dan Duodenitis 4.123
Infeksi Kulit dan jar Subkutan 4.120
Penyakit Pulpa dan Peripikal 3.987
Dispepsia 3.872
Influenza 3.643
Dermatos akibat kerja 3.111
Penyakit Kulit dan jaringan 2.929

1.4. Sarana Kesehatan ( Health Care Facilities )


1) RUMAH SAKIT
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, di
dalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang utamanya
menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai
sarana pelayanan kesehatan rujukan.

13
Tugas Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna, diklat,
dapat juga melakukan penelitian, pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


340/MENKES/PER/III/2010 adalah : “Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Sedangkan
pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
dinyatakan bahwa : “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan”.

Dari pengertian tersebut, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan


diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat
pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan
gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

Rumah Sakit publik di Indonesia dikelola oleh Kementerian Kesehatan,


Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, TNI/Polri, Kementerian lain serta
swasta non profit (organisasi keagamaan dan organisasi sosial). Jumlah Rumah Sakit
publik di Provinsi Riau sampai dengan tahun 2016 sebanyak 21 unit. Berbeda dengan
rumah sakit publik, rumah sakit privat dikelola oleh BUMN dan swasta (perorangan,
perusahaan dan swasta lainnya). Pada tahun 2016 terdapat 50 unit rumah sakit privat di
Provinsi Riau.

14
Jumlah rumah sakit publik maupun privat menunjukkan peningkatan pada
kurun waktu 2012 sampai dengan 2016 seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini.

Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Riau 2012-2016

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2012-2016) jumlah rumah sakit baik yang
dikelola oleh institusi pemerintah maupun sektor swasta mengalami peningkatan,
dimana tahun 2012 terdapat 59 rumah sakit menjadi 71 rumah sakit pada tahun 2016.
Perkembangan Rumah Sakit di Provinsi Riau dalam kurun waktu lima tahun (2012
-2016) terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah rumah sakit di Provinsi Riau
disebabkan perkembangan pembangunan dan peningkatan jumlah penduduk di Provinsi
Riau terutama Kota Pekanbaru. Peningkatan jumlah rumah sakit ini terutama
peningkatan jumlah rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru, dimana jumlah rumah sakit
di Kota Pekanbaru sangat jauh perbandingannya dengan jumlah rumah sakit di
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Peningkatan dan perkembangan rumah sakit tersebut
dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

15
Perkembangan Rumah sakit berdasarkan kepemilikan di Provinsi Riau

Bila dikelompokan rumah sakit berdasarkan dua kategori maka rumah sakit
umum sebanyak 79% sedangkan untuk rumah sakit khusus sebanyak 21% yang tersebar
diseluruh Provinsi Riau. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Adapun
rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

16
Perbandingan RS Umum dengan RS Khusus di Provinsi Riau

Rumah sakit juga dikelompokkan menurut kelas berdasarkan fasilitas dan


kemampuan pelayanan menjadi kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D. Demikian juga
untuk rumah sakit berdasarkan kelasnya, maka pada tahun 2016 sebagian besar rumah
sakit tergolong kelas C. Dari jumlah 71 rumah sakit, terdapat 38 rumah sakit kelas C, 24
rumah sakit kelas D, 8 rumah sakit kelas B, 1 rumah sakit kelas A. Gambar dibawah ini
menyajikan RS menurut kelas.

17
Jumlah Rumah sakit berdasarkan kelas di Provinsi Riau 2016

Sedangkan untuk jumlah dan rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk
dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan rumah sakit tersebut dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam hal daya tampung
pasien rawat inap yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan rujukan. Terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di
suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Gambaran
Rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk dari tahun 2012- 2016 cenderung

mengalami peningkatan, rasio pada tahun 2012 sebesar 0.74 per 1.000 meningkat
menjadi 0,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2016.

Gambar berikut menyajikan jumlah tempat tidur dan rasio tempat tidur per 1.000
penduduk di rumah sakit kurun waktu lima tahun yakni pada tahun 2012 - 2016.

Rasio

18
Jika dilihat secara Provinsi Riau, pada tahun 2016 jumlah tempat tidur telah mencukupi,
namun masih terdapat beberapa kabupaten/kota dengan rasio kurang dari 1 tempat
tidur per 1.000 penduduk, yaitu sebanyak 7 (tujuh) kabupaten/kota.

2) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas


menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan


kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan masyarakat
primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, puskesmas berkewajiban
memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya
kesehatan wajib terdiri dari : (1) Upaya promosi kesehatan; (2) Upaya kesehatan
lingkungan; (3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana; (4) Upaya
perbaikan gizi; (5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular; (6) Upaya
pengobatan.

19
Jumlah Puskesmas Kabupaten/Kota di provinsi Riau 2012-2016

Jumlah puskesmas di Provinsi Riau sampai dengan Bulan Desember 2016


sebanyak 213 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 92 unit puskesmas rawat inap dan 121
unit puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu
sebanyak 212 unit Puskesmas dengan jumlah rawat inap sebanyak 92 unit dan
Puskesmas non rawat inap sebanyak 120 unit. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
terjadi peningkatan jumlah Puskesmas.

Puskesmas di Provinsi Riau ini dapat juga kita rasiokan dalam 100.000
penduduk maka diketahui sebesai 3,28. Ini artinya untuk 100.000 penduduk di Provinsi
Riau dilayani sekitar 3 puskesmas.

Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Riau 2016

20
Angka tersebut menunjukkan bahwa satu Puskesmas di tiga Kabupaten/Kota
tersebut rata-rata melayani lebih dari 30.000 penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut
dimungkinkan untuk adanya penambahan Puskesmas, meskipun di tiga
Kabupaten/Kota tersebut banyak fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, namun yang
perlu mendapat perhatian adalah fungsi Puskesmas sebagai penanggung jawab
penyelenggaraan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan makin merata dan bermutu, ketersediaan
sarana pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan. Untuk itu, Puskesmas di dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas juga dibantu satu atau
beberapa Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana


dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan
kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.

Puskesmas keliling adalah kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan promotif dan
preventif. Selain itu puskesmas keliling juga bertujuan untuk melakukan monitoring
pelayanan petugas puskesmas pembantu sehingga dapat berjalan lebih optimal.
Puskesmas keliling yang melayani masyarakat dengan mendatangi daerah tertentu untuk
membantu penderita yang tidak dapat mengunjungi puskesmas induk atau puskesmas
pembantu.

Adapun agenda kegiatan saat pelaksanaan puskesmas keliling antara lain


Penyuluhan-penyuluhan, pelatihan kader posyandu baik posyandu balita maupun
posyandu lansia, Kemitraan bidan dan dukun, Kelas ibu hamil, UKS, desa Siaga dan
kegiatan-kegiatan lain sesuai kebutuhan kampung yang akan dikunjungi. Puskesmas,
Puskesmas Pembantudan Puskesmas keliling sangat berperan penting dalam

21
meningkatkan akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).

1.5. Health Care Structure after Introduction of Public Health Insurance


Biaya Pelayanan Kesehatan

%
Tingkat Pelayanan Alokasi Prov Riau Realisasi Prov Riau Realisasi
Rp Rp
RJTP 311.230.032.000 236.330.787.659 76%
Rp Rp
RITP 13.789.801.000 10.061.525.000 73%
Rp Rp
RJTL 362.349.728.000 407.223.415.934 112%
Rp Rp
RITL 795.964.882.000 764.121.025.070 96%
Rp Rp
Total Pelkes Lgs 1.483.334.443.000 1.417.736.753.663 96%
Rp Rp
Promprev 13.116.741.000 1.071.473.500 8%
Rp Rp
Total Pelkes + Promprev 1.496.451.184.000 1.418.808.227.163 95%

Diagnosa Tertinggi Severity Level I

DIAGNOSA
K30-Dypepsia
A91-Dengue haemorraghic fever
E162- Hypoglycaemia unspecified
E871-Hypoosmolality and hyponatraemia
G409-Epilepsy unspecified
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
H813-Other peripheral verti
N61-Inflammatory disorder of breast
A099-Gastroenteritis and colitis of unspecified origin
J46-Status asthmaticus

22
A090- Other and unspecified gastroenteritis and colitis of infectious origin
L270-Generalized skin eruption due to drugs and medicaments
B059-Measles without complication
A90-Dengue fever classical dengue
H811-Benign paroxysmall verti
K122- Cellulitis and abcess of mouth
A010-Typhoid Fever

Diagnosa Tertinggi Severity Level II

Diagnosa
I500-Congestive Heart Failure
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
A91-Dengue haemorraghic fever
I10-Essential Primary Hypertension
K567-Ileus Unspecified
J81-Pulmonary Oedema
J00- Acute nasopharyngitis common cold
K819-Cholecystitis unspecified
K30-Dyspepsia
A010-Typhoid Fever
E880-Disorders of plasmaprotein metabolism not elsewhere classified
A157-Primary respiratory tuberculosis confirmed bacteriologically and
I132-Hypertensive heart and renal disease with both congestive heart

Diagnosa Tertinggi Severity Level II

Diagnosa
I500-Congestive Heart Failure
J441-Chronic obstructive pulmonary disease with acute exacerbation
unspecified
I639-Cerebral infarction unspecified
C348-Malignant neoplasm overlapping bronchus and lung site
I493-Ventricular premature depolarization
E119-Non insulin dependent diabetes mellitus without Complication
J151-Pneumonia due to Pseudomonas
E880-Disorders of plasmaprotein metabolism not elsewhere classified
A010-Typhoid Fever
I110-Hypertensive heart disease with congestive heart failure

23
1.6. Demand Trend and Forecast of Demand
1.6.1. Ketersediaan & Analisa Pasar
Ketersediaan pasar dapat menunjukan agar rumah sakit dapat mempertahankan
eksistensinya melalui pemenuhan target-target anggaran dan biaya yang diperlukan
untuk operasional rumah sakit. Melalui analisis pasar dapat digunakan untuk
menentukan daya tarik pasar ,dan memahami peluang yang berkembang , serta ancaman
yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk menganalisa
pasar dapat diukur dengan menggunakan elemen-elemen sebagai berikut:
 Ukuran pasar (Market Size)

 Trend dan tingkat pertumbuhan pasar (Market Trend and Growth)

 Profitabilitas pasar (Market Profitability)


 Struktur biaya industri (Cost Structure)

 Saluran distribusi(Distribution Channel)


 Faktor kunci keberhasilan (Key Success Factor)

1.6.2. Ukuran pasar (Market Size)


Ukuran pasar merupakan informasi ketersediaan customer atau

24
calon customer (berupa besarnya demand/permintaan) terhadap produk atau
pelayanan jasa, tingkat pertumbuhan pasar (berkaitan dengan fluktuasi pertumbuhan
demand) dan profitabilitas pasar (terkait dengan informasi daya beli masyarakat},
kondisi supplier dan kondisi persaingan (kompetisi).
Kebutuhan pelayanan rumah sakit merupakan demand for healthcare, dan berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi demand terhadap pelayanan rumah sakit
antara lain :
• Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis (epidemiologi),
• Penibian pribadi akan status kesehatannya (budaya/ kebiasaan, norma)
• Variabel-variabel ekonomi seperti tarif,
• Tingkat penghasilan masyarakat dan ada tidaknya sistem asuransi,
• Variabel demografis dan organisasi,
• Pengiklanan(Marketing Strategy),
• Jumlah dokter dan fasilitas,
• Pengaruh inflasi.
Jumlah penduduk di Provinsi Riau sebesar 6.500.971 jiwa (menurut data BPS
2016), merupakan ketersediaan dan ukuran pasar yang apabila diperluas dengan jumlah
penduduk di pulau sumatera dapat mencapai 57.950.351 ( sensus 2018 ) . Berikut adalah
tabel jumlah penduduk provinsi riau.
Jumlah Penduduk Provinsi Riau berdasarkan jenis kelamin

N KELOMPO JUMLAH PENDUDUK


O K UMUR LAKI-LAKI PEREMPUA LAKI- RASIO JENIS

(TAHUN) N LAKI+PEREMPU KELAMIN


AN
1 2 3 4 5 6

1 0 -4 370.775 356.354 727.129 104,05


2 5 -9 341.522 323.959 665.481 105,42
3 10 - 14 317.305 301.721 619.026 105,17
4 15 - 19 294.438 281.062 575.500 104,76
5 20 - 24 297.361 290.295 587.656 102,43
6 25 - 29 300.263 288.450 588.713 104,10

25
7 30 - 34 280.122 274.870 554.992 101,91
8 35 - 39 267.848 256.730 524.578 104,33
9 40 - 44 242.184 219.964 462.148 110,10
10 45 - 49 197.110 175.620 372.730 112,24
11 50 - 54 151.215 134.882 286.097 112,11
12 55 - 59 110.969 98.982 209.951 112,11
13 60 - 64 73.908 65.186 139.094 113,38
14 65 - 69 43.326 41.239 84.565 105,06
15 70 - 74 25.870 26.991 52.861 95,85
16 75+ 22.658 27.792 50.450 81,53
JUMLAH 3.336.874 3.164.097 6.500.971 105,46

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 51,13


(DEPENDENCY RATIO)
( sumber : Riau dalam angka 2016 )

Jumlah Penduduk Pulau Sumatera Menurut Provinsi (sensus 2018)

No urut Provinsi Ibukota Jumlah Penduduk (jiwa)


1 Sumatera Utara Medan 14.262.100
2 Lampung Bandar Lampung 8.289.600
3 Sumatera Selatan Palembang 8.267.000
4 Riau Pekanbaru 6.657.900
5 Sumatera Barat Padang 5.321.500
6 Aceh Banda Aceh 5.189.500
7 Jambi Jambi 3.515.000
8 Kepulauan Riau Tanjung Pinang 2.082.700
9 Bengkulu Bengkulu 1.934.300
Kepulauan Bangka
10 Pangkal Pinang
Belitung 1.430.900
  Total Penduduk Sumatera 56.950.500

1.6.3. Trend dan Tingkat Pertumbuhan Pasar( Market Trend and


Growth)
Trend pasar merupakan pergerakan pasar dalam waktu tertentu.
Trend pasar bisa diukur pada data historikal. Tingkat pertumbuhan pasar merupakan
forecasting data trend pasar dari ekstrapolasi data historikal untuk masa yang akan
datang. Trend pasar yang fluktuatif akan menunjukan ada demand yang belum

26
terpenuhi yang bisa menjadi peluang (Market Opportunity).
1.6.4. Profitabilitas Pasar(Market Probilitability)
Dalam mengukur profitabilitas pasar dapat digunakan model lima hambatan yang
dikemukakan Michael Porter (Porter Five Forces Model) yaitu :
 Buyer power (daya beli customer)
Masyarakat Kota Pekanbaru memiliki daya beli cukup tinggi, hal ini dapat dilihat
dari rata-rata pendapatan perkapita . Berikut adalah tabel inflasi dan PDRB berdasarkan
data BPS tahun 2016 sebagai berikut :

A. INFLASI DAN PDRB


2015 2016
INDIKATOR II II
I III IV I III
Indeks Harga Konsumen*) :
- Provinsi Riau 118.39 120.73 121.55 123.08 123.63 123.04 123.53
- Kota Pekanbaru 117.98 120.31 121.04 122.80 123.16 122.29 125.12
- Kota Dumai 118.50 120.83 122.16 122.75 124.23 124.48 125.91
- Kota Tembilahan 122.58 124.94 125.77 126.62 127.48 128.23 129.02

Laju Inflasi Tahunan (yoy,


%) :
- Provinsi Riau 6.17 7.39 5.70 2.65 4.42 1.92 3.27
- Kota Pekanbaru 6.16 7.53 5.70 2.71 4.39 1.65 3.37
- Kota Dumai 6.50 7.29 6.21 2.63 4.84 3.02 3.07
- Kota Tembilahan 5.63 6.23 4.71 2.06 4.00 2.63 2.58

Pertumbuhan PDRB (yoy %, (0.01) (2.13) (1.38) 4.45 2.36 2.46 1.11
dengan migas)

Nilai Ekspor Non Migas (Juta 2,596.67 3,009.73 2,558.21 2,670.62 2,220.90 2,633.10 2,825.90
USD)
Volume Ekspor Non Migas 4,348.07 5,124.70 4,697.83 5,378.75 4,183.82 4,311.28 4,667.19
(ribu Ton)

Nilai Impor Non Migas (Juta 304.74 280.97 303.32 195.42 265.06 308.58 269.35
USD)

Volume Impor Non Migas 723.88 531.30 482.82 390.43 670.27 657.14 635.91
(ribu Ton)
B. PERBANKAN
2015 2016
INDIKATOR

I II III I I II III
V
Bank Umum
Total Aset (dalam Rp Juta) 90,534,888 98,451,429 95,323,470 81,686,208 84,514,141 87,150,773 87,903,910

DPK (dalam Rp Juta) 66,525,297 70,420,859 69,189,487 62,050,178 62,588,183 65,616,219 66,367,322
- Giro 15,108,109 15,301,001 14,785,606 9,874,611 11,909,735 11,691,981 11,296,303
- Tabungan 27,139,376 27,688,804 28,427,087 31,117,804 28,694,078 30,903,236 31,178,733
- Deposito 24,277,812 27,431,054 25,976,795 21,057,764 21,984,370 23,021,002 23,892,287

27
Kredit (dalam Rp Juta) 52,401,716 54,012,485 54,946,577 56,538,247 56,252,232 58,325,238 58,407,053
- Modal Kerja 16,078,784 16,801,235 16,801,524 17,653,632 17,488,673 18,650,406 18,611,309
- Investasi 16,716,814 17,125,784 17,428,770 17,480,648 17,203,391 17,571,645 17,133,957
- Konsumsi 19,606,118 20,085,465 20,716,283 21,403,968 21,560,168 22,103,187 22,661,787

- LDR (%) 78.77 76.70 79.41 91.12 89.88 88.89 88.01


- NPL (%) 3.64 4.16 4.34 3.71 4.07 3.98 3.91

Kredit UMKM (dalam Rp Juta) 19,809,940 20,212,276 19,894,360 19,884,668 19,905,368 20,633,645 20,495,810
- Mikro 5,461,112 5,531,045 5,465,328 5,645,990 5,835,773 6,105,089 6,081,458
- Kecil 7,439,193 7,775,301 7,771,320 7,687,958 7,791,884 8,063,526 8,000,244
- Menengah 6,909,635 6,905,929 6,657,713 6,550,721 6,277,711 6,465,029 6,414,108
NPL UMKM (%) 6.20 6.71 7.41 6.76 7.65 7.69 7.29

BPR
Total Aset (dalam Rp Juta) 1,189,489 1,185,757 1,186,762 1,228,315 1,246,785 1,252,252 1,289,943
DPK (dalam Rp Juta) 847,560 857,250 881,188 877,171 895,393 911,325 947,369
- Tabungan 364,632 349,230 353,742 348,011 347,972 337,076 359,182
- Deposito 482,929 508,020 527,447 529,160 547,421 574,250 588,187
Kredit (dalam Rp Juta) - 864,307 911,096 916,504 907,081 916,870 957,829 953,911
berdasarkan lokasi pro
Rasio NPL (%) 14.45 13.84 14.39 12.92 14.08 13.76 14.07
LDR (%) 101.98 106.28 104.01 103.41 102.40 105.10 100.69

 Supplier power (posisi kekuatan supplier)


Dalam industri kesehatan supplier memiliki peran penting, dalam hal ini adalah
supplier obat-obatan/ farmasi dan bahan medis yang sehari-hari digunakan dalam
operasional rumah sakit. Di Pekanbaru terdapat 44 Pedagang Besar Farmasi (PBF), 243
Apotek dan 280 toko obat, jumlah supplier yang cukup banyak sehingga supplier
memiliki posisi lawar yang tidak dominan karena jumlah yang banyak, sehingga rumah
sakit tidak memiliki ketergantungan pada satu atau sedikit supplier.

 Barriers to entry (hambatan masuk ke dalam bisnis)


Dalam kasus Rumah Sakit , hambatan yang ada adalah sudah adanya rumah
sakit pesaing lain dengan tipe yang sama dan telah memiliki brand di masyarakat,
sehingga perlu effort ekstra untuk dapat menyaingi rumah sakit lain dan bahkan dapat
lebih unggul Disamping itu, kekhawatiran keterbatasan SDM yang dapat mendukung
visi dan misi rumah sakit dapat dikategorikan sebagai hambatan.
 Threat of substitute products( ancaman produk/ jasa pengganti)

 Rivalry among firms in the industry(persaingan)

28
Daftar Rumah Sakit di Pekanbaru (2017)

N Nama Rumah Tipe Kerjasama


Alamat
o Sakit RS BPJS (√)

Jl. H.R. Subrantas Km.12,5


Kota Pekanbaru
1 RS Jiwa Tampan Tipe A √
Telepon: 0761-63240
Fax.: 0761-63239
Jl Sudirman No.117
Pekanbaru Kota Pekanbaru
RS Awal Bros
2 Tipe B 28282 √
Pekanbaru
Telepon: 0761-47333
Fax.: 0761-47222
Jl. Soekarno- Hatta Km.6,5
RS Eka Hospital Kota Pekanbaru 28282
3 Tipe B √
Pekanbaru Telepon: 0761-6989999
Fax.: 0761-6989944
Jl. Melati No.60 Kota
RS Islam Ibnu Pekanbaru 28122
4 Tipe B √
Sina Telepon: 0761-24242
Fax.: 0761-35698
Jl Ahmad Yani No. 68 Rt/Rw
001/001 Kel.Pulau Karam
RS Santa Maria Kec. Sukajadi Kota Pekanbaru
5 Tipe B
Pekanbaru 28127
Telepon: 0761-22213
Fax.: 0761-26071  
Jl. Diponegoro No. 2, Kota
RSUD Arifin Pekanbaru 28285
6 Tipe B √
Achmad Telepon: 0761-21618
Fax.: 0761-20253
7 RS Aulia Tipe C Jl. HR. Soebrantas No. 63 √

29
Kota Pekanbaru
Hospital
Telepon: 0761-6700000
Jl. HR. Soebrantas No 88
RS Awal Bros Panam Kota Pekanbaru 28291
8 Tipe C √
Panam Telepon: 0761-586888
Fax.: 0761-586111
Jl Kartini No.14, Kota
RS Bhayangkara
Pekanbaru 28114
9 Pekan Baru Tipe C √
Telepon: 0761-47691
Polda Riau
0761-21431
Jl. Samanhudi No.3-5, Kota
Pekanbaru 28152
10 RS Bina Kasih Tipe C √
Telepon: 0761-21718
Fax.: 0761-28803
Jl. Khayangan/Sekolah No. 53
RS JMB
11 Tipe C Kota Pekanbaru 53171
Pekanbaru
Telepon: 0761-53171  
Jl Ronggowarsito Ujung
No.5A Gobah Kota Pekanbaru
RS Lancang
12 Tipe C 28132 √
Kuning
Telepon: 0761-859273
Fax.: 0761-34672
Jl. Lembaga Pemasyarakatan
No.25, Gobah Kota Pekanbaru
RS Pekanbaru
13 Tipe C 28131 √
Medical Center
Telepon: 0761-848100
Fax.: 0761-859510
Jl Bima No.1 Tuanku
Tambusai Kel. Delima Kec.
RS Prima Tampan Kota Pekanbaru
14 Tipe C √
Pekanbaru 28292
Telepon: 0761-8419007
Fax.: 0761-8419006

30
Jl Soekarno Hatta Atas Kota
Pekanbaru 28125
15 RS Sansani Tipe C √
Telepon: 0761 564666
Fax.: 0761 562061
Jl Jenderal Sudirman No.134,
Pekanbaru Kota Pekanbaru
16 RS Syafira Tipe C 28282 √
Telepon: 0761-856517
Fax.: 0761-41887/3699
Jl Adi Sucipto No. 123
Kelurahan Maharatu, Kec.
RS TNI AU-
Marpoyan Damai Kota
17 LANUD Roesmin Tipe C √
Pekanbaru 28283
Nurjadin
Telepon: 0761-61456
Fax.: 0761-63447
Jl. Tuanku Tambusai No.55
Kota Pekanbaru 28282
18 RSIA Andini Tipe C
Telepon: 0761-33612
Fax.: 0761-39921  
Jl. Garuda No.66
Kel.Tangkerang Tengah
Kec.Marpoyan Damai Kota
19 RSIA Annisa Tipe C √
Pekanbaru 28282
Telepon: 0761-848652
Fax.: 0761-44298
Jl. Soekarno Hatta no. 228
RSIA Budhi Kota Pekanbaru
20 Tipe C
Mulia Telepon: 0761-8417200
Fax.: 0761- 56226  
Jl. KH.Ahmad Dahlan No.163,
Kota Pekanbaru 28128
21 RSIA Eria Bunda Tipe C √
Telepon: 0761-23100
Fax.: 0761-857013

31
Jl Durian No 45 Kel. Labuh
22 RSIA Labuh Baru Tipe C Baru Timur Kec. Payung
Sekaki Kota Pekanbaru 28291 √
Jl. Ronggo Warsito I No. 01
Kota Pekanbaru
23 RSIA Zainab Tipe C √
Telepon: 0761-24000/2544
Fax.: 0761-859448
Jl Soekarno Hatta No 236
RSK Mata
Kota Pekanbaru 28282
24 Pekanbaru Eye Tipe C √
Telepon: 0761-7875191
Center
Fax.: 0761-7875195
Jl Arifin Ahmad No. 92
Kecamatan Marpoyan Damai
RSK Mata SMEC
25 Tipe C Kota Pekanbaru Kota √
Pekanbaru
Pekanbaru
Telepon: 0761-565686
Jl Dr. Soetomo No.65, Kota
RSUD Petala Pekanbaru 28142
26 Tipe C √
Bumi Telepon: 0761-23024
Fax.: 0761-561031
Jl. A. Yani No. 73 Kota
Pekanbaru 28115
27 RS A. Yani Tipe D
Telepon: 0761-23954
Fax.: 0761-856370  
Jl Jend Sudirman 410,
Pekanbaru Kota Pekanbaru
RS Prof. Dr.
28 Tipe D 28125 √
Tabrani
Telepon: 0761-35464, 35467
Fax.: 0761-831194
Kompleks Bina Widya KM
RS Universitas 12,5 Simpang Baru, Panam,
29 Tipe D
Riau Kota Pekanbaru 28293
Telepon: 0761-564606  

32
Jl Kesehatan No 2 Kota
Rumkit Tk IV Pekanbaru 28153
30 Tipe D √
Pekanbaru Telepon: 0761-22426
Fax.: 0761-22426
RS AWAL BROS  
31 Tipe C √
A. YANI

Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Provinsi Riau 2011-2015

Puskesmas Puskesmas Tempat Tidur


Puskesmas Pembantu Keliling Beds
Kabupaten/Kota Rumah Sakit Public Assistant Other
Hospitals Health Public Public Puskesmas
Rumah
Regency/City Centres Health Health Public
Sakit
Centres Centres Health
Hospital
Centres
Kuantan Singingi 1 23 60 17 101 90
Indragiri Hulu 3 18 130 21 132 77
Indragiri Hilir 4 25 170 9 225 75
Pelalawan 4 12 36 18 352 50
Siak 1 15 92 15 158 98
Kampar 6 31 185 24 294 84
Rokan Hulu 6 21 89 26 344 129
Bengkalis 7 11 54 10 440 65
Rokan Hilir 4 17 77 8 156 85
Kepulauan Meranti 1 9 41 0 50 50
Pekanbaru 27 20 34 20 3 478 50
Dumai 3 10 13 17 280 48
Jumlah/Total 2015 67 212 981 185 6 010 901
2014 64 211 933 212 5.315 935
2013 63 209 869 192 5.008 854
2012 59 205 830 204 4 359 622
2011 54 201 836 207 3 727 500
Sumber : riau.bps.go.id
1.6.5. Struktur Biaya Industri (Cost Structure)
Struktur biaya berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci
keberhasilan. Struktur biaya di rumah sakit memiliki kompleksitas yang lebih rumit
dibanding dengan industri atau organisasi yang lain disebabkan karena banyaknya
produk/ jasa dalam bentuk tindakan medis maupun pemeriksaan medis yang jumlahnya

33
bisa ratusan. Jumlah produk yang banyak ini memerlukan pemetaan struktur biaya yang
relevan, terutama untuk bahan pengambilan keputusan strategis manajemen rumah
sakit serta untuk keperluan klaim kepada pihak ke tiga. Biaya rumah sakit seperti biaya
langsung berkaitan dengan jenis produk (tindakan/ pemeriksaan medis) yang akan
menjadi argumen dan klaim kepada pihak ketiga antara lain pembiayaan dari BPJS yang
akan menanggung sebagian besar biaya kesehatan masyarakat. Biaya rumah sakit
khususnya biaya satuan/ unit cost dihitung menggunakan metode double distribution
dan atau metode activity based costing.
1.6.6. Saluran Distribusi ( Distribution Channel)

Rumah sakit merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa, yang juga
memiliki fungsi sosial. Prinsip- prinsip Saluran distribusi juga digunakan dalam badan
usaha yang berupa manufaktur atau perdagangan barang, sehingga saluran distribusi
juga penting dalam bisnis rumah sakit tidak akan dibahas secara khusus.
1.6.7. Faktor Kunci Keberhasilan (Key Succes Factor)
Rumah sakit harus memiliki daya berkompetensi yang dapat menunjang
keberhasilan dalam memenangkan persaingan dalam pasar.

2. Strategi Pemasaran ( Targetted Patient Groups and Market Share )


2.1. Segmentation,Targetting,Positioning
Dalam Segmentation, Targetting, Positioning Rumah Sakit dapat
digunakan bagan alur sebagai berikut :

Market Target Brand/Product


Market Information Marketing Desicion
Segmentation Market Positioning

Identifying Identifying which Creating a concept


similar groups groups of customers to appeal to the
Market Information Marketing Desicion
of costumers to aim for target market

34
e.g. male/ female
e.g. position HE as
Market Research bussiness students female bussiness Internanlly rewarding
aged 18-25,26-35,36- students and personal Creative
45,46+
development

STP Process

2.1.1. Segmentation
Ada beberapa pendekatan dalam memandang segmen suatu pasar :
a. Static Attribute segemntation . Pendekatan memandang pasar berdasarkan
geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan
wilayah ( negara , kawasan, provinsi, kota ). Demografi berarti kita melihat
pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama , dan pendidikan.
b. Dinamic Attribute segmentation. Pendekatan memandang pasar berdasarkan
sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini
melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi
lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk. Untuk rumah sakit epidomiologi menjadi salah
satu bagia dari Dinamic Attribute segmentation.
c. Pasar relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan
karakteristik, kepentingan, kebiasaan bebelanja dan sebagainya.

2.1.1.1. Geografi

35
2.1.1.2. Epidemiologi

Untuk melihat gambaran penyakit yang ada di Rumah Sakit di Provinsi


Riau pada tahun 2013 dapat dilihat dari pola penyakit rawat jalan dan pola
penyakit rawat inap yag disajikan dalam 10 (sepuluh ) besar pola penyakit.
Dan pola penyakit rawat jalan yang tertinggi pada penyakit Dispepsia dengan
jumlah 21.515 kasus, diikuti dengan hipertensi esensial primer sebanyak
17.039 kasus dan ISPA sebanyak 14.986 kasus.

2.1.1.3. Demografi ( Kepadatan Penduduk )


Data kependudukan merupakan salah satu data pokok yang sangat
diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Berdasarkan data
hasil proyeksi Badan Pusat Statistik Provinsi Riau tahun 2016 sebesar
6.500.971 jiwa. Daerah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kota
Pekanbaru (1.046.566 jiwa), Kabupaten Kampar (812.702 jiwa) dan
Kabupaten Indragiri Hilir (713.034 jiwa), sedangkan jumlah penduduk paling
sedikit di Kota Dumai (291.908 jiwa) dan Kabupaten Meranti (182.152 jiwa).
Penyebaran penduduk yang tidak merala merupakan salah satu ciri
demografi Provinsi Riau. Hal ini menjadikan kepadatan penduduk yang
berbeda di Kabupaten/Kota. Kepadatan penduduk Provinsi Riau tahun
2016 sebesar 74 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di Kota umumnya lebih
tinggi dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota Pekanbaru dengan
kepadatan penduduk tertinggi 1.556 jiwa/km2 serta kepadatan penduduk
terendah di Kabupaten Pelalawan 29 jiwa/km2.
2.1.1.4. Psikografi ( Golongan Penduduk )

36
Faktor Psikografis yakni segmen pasar dapat dibedakan berdasarkan
segmen kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Kelas sosial masyarakat
turut memberikan pengaruh pada pola konsumsi pelayanan kesehatan
mereka.
Semakin tinggi kelas sosial sesorang, maka semakin sadar terhadap
kesehatan, sehingga memiliki kemungkinan untuk lebih mengkonsumsi
pelayanan kesehatan.
2.1.2. Targetting
Berdasarkan analisis ukuran pasar dan segmentasi, maka target customer Rumah
Sakit adalah:
a. Pasien dari penduduk sekitar kota Pekanbaru pada umumnya dengan
golongan ekonomi menengah ke atas.
b. Pasien yang dirujuk dari layanan kesehatan lain (Rumah Sakit, klinik, atau
puskesmas) dari Kabupaten/ Kota di Provinsi Riau, serta provinsi lain di
Sumatera.
c. Pasien umum RS dan pasien peserta asuransi non BPJS yang berasal dari
provinsi Riau atau luar provinsi Riau.

2.1.3. Positioning
Untuk melihat positioning dilihat mengenai 3 hal yaitu :
a. Kompetitor langsung( Direct Competitor)
b. Dimensi pasar (Attribute)
c. Perceptual Mapping

37
Strategi Pemasaran
Untuk dapat memenuhi target, maka rencana strategik pemasaran harus dibangun
terutama yang berkaitan dengan :
a. Produk
Bagian ini merupakan bagian yang terpenting, yaitu produk jasa, satu
interaksi antara produsen ( rumah sakit , dokter ,perawat ) dengan pelanggan
( pasien, masyarakat, pemangku kepentingan lainnya ) dimana produk terjamin
efektivitasnya, keamanannya, efisiensinya, keterjangkauan nya. Interaksi yang

38
dijiwai dengan semangat costumer focus / service excellence merupakan kunci
keberhasilan aspek produk.
Perlu dilakukan upaya khusus dalam “ mengemas” produk unggulan yang
direncanakan. Untuk produk unggulan pelayanan ini, sumber daya manusia
yang
berkualitas harus dipastikan ketersediaannya. Namun, untuk jumlah tenaga
mungkin dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan pelatihan dokter ahli
yunior ataupun melakukan rekruitmen dokter ahli yang telah memiliki nama.
b. Person
Sumber daya manusia yang memahami customer focus service excellence
merupakan kunci keberhasilan pemasaran. Dalam masa pra operasional ini,
persiapan dan seleksi SDM yang berkualitas menjadi penting dalam perjalanan
Rumah Sakit ke depannya.
c. Place
Letak rencana rumah sakit yang strategis akan ikut menunjang
keberhasilan misi rumah sakit dalam pengembangan layanan unggulan serta
jaringan rumah sakit yang dimiliki. Dengan kemudahan akses maka akan
memberikan nilai tambah yang sangat signifikan kepada aspek pemasaran.
Akses ini melalui perjalanan darat, dan dapat juga dipikirkan untuk
menggunakan perjalanan udara (air ambulance) dari dan ke Rumah Sakit.

d. Promotion
Tahapan promosi ( awareness, choose, buy, use, loyalty) harus
dilaksanakan. Yang sangat penting adalah jenjang promosi “use" yaitu waktu
terjadi interaksi antara konsumen/pasien dengan produsen/dokter-perawat.
Keunggulan-keunggulan di RS harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
setiap tahapan promosi (awareness, choose, buy, use, loyalty). Keberhasilan

39
upaya di bidang manajemen pemasaran ini sangat didukung dengan
kepemimpinan serta kemampuan untuk mengelola dan memimpin perubahan.
Dalam kaitannya dengan rumah sakit baru dengan pelayanan umum dan
pelayanan unggulan, dapat direncanakan pemasaran spektakuler dengan
sumber pasien dari seluruh Pekanbaru pada tahap awal dan pada tahap
berikutnya pasien dari Provinsi Riau, bahkan hingga level nasional maupun
internasional Metode ini dapat diterapkan untuk meningkatkan brand
awareness kepada masyarakat sehingga cakupan target pasien dapat lebih luas.

Strategi promosi melalui iklan dapat mendukung branding RS antara lain :


 Brosur dan Leaflet

 Bulletin

 Website atau Blog

 Seminar dan Simposium

 Call Center atau Help-line Center

 Media Massa Cetak

 Media Massa Elektronik

 Iklan di Media Massa Cetak

 Media Audio

 Eye Cathcer
 Kerja sama dengan Pihak ke III

 Information Center dan Expo


 Marketing internal

40
Selain itu, branding juga dapat melekat pada fisik bangunan maupun hal lain
yang dapat menjadi center of attention bagi pengunjung maupun sesuatu
yang dapat diingat dan menandakan atribut tersebut merupakan simbol atau
representatif dari Rumah Sakit, seperti;

 Seragam karyawan

 Warna khas pada togo. bangunan, seragam, linen, aksesoris interior


maupun eksterior, media promosi, dll
d.1 Logo
Pembuatan logo dapat dilakukan sendiri atau melalui kompetisi
Pembuatan Logo Rumah Sakit yang dibuka untuk umum.
d.2 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang menarik bagi masyarakat secara umum,
caton
rekanan, dan stakeholder lain. Beberapa strategi dan program yang
dapat dijalankan antara lain berupa:

 Seminar rutin setiap bulan untuk masyarakat awam /


masyarakat umum, baik sebelum rumah sakit beroperasi
maupun setelah mulai beroperasi. Di masa awal kegiatan
tersebut menjadi ajang public
awareness RS kepada masyarakat sekitar, dan kegiatan berkala
nantinya akan dapat membentuk suatu komunitas pebnggan
setia dari Rumah Sakit yang dapat dijadikan mitra dalam
meningkatkan mutu pelayanan RS.
 Kegiatan edukasi dan preventif terkait kesehatan , yang digelar
untuk umum, dan menggandeng pihak ketiga.

 Paket- paket pelayanan kesehatan ( pemeriksaan kesehatan


maupun pengobatan ) dengan harga yang menarik dan
terjangkau

41
 Kerjasama pelayanan medical check up rutin bagi karyawan
dan calon karyawan- karyawan perusahaan di Pekanbaru dan
sekitarnya.
 Inisiasi paket medical tourism, misalkan dengan membuat
paket medical check up/ terapi dengan paket wisata di sekitar
Pekanbaru misal golf, travelling ke Batam, dll.

 Bekerjasama dengan media cetak untuk adanya kolom khusus


artikel kesehatan mingguan dengan narasumber dokter dari
rumah sakit, dan sekaligus ajang promosi produk dan
pelayanan Rumah Sakit.
2.2. Service Excellent
a. Pelayanan yang Profesional dan Memuaskan
Konsumen datang ke rumah sakit untuk mencari pelayanan bagi masalah
kesehatannya, dan mencari pelayanan yang profesional dan memuaskan
dari dokter spesialis, tim medis maupun penunjang lainnya selain itu
pelayanan administrasi dan umum yang baik, sungguh merupakan
sarana promosi terpenting yang tak terbantahkan. Oleh sebab itu,
layanilah konsumen sebaik mungkin sampai konsumen benar- benar
merasa terpuaskan.

b. After Sales Service dengan SMS Costumer dan Kontak Langsung :


Merupakan pelayanan pasca jual yaitu dengan melakukan kontak dengan
pasien- pasien ( Costumer ) yang pernah mendapatkan pelayanan rumah
sakit melalui telepon langsung atau sms, seperti menanyakan keadaan
kesehatannya, menyampaikan ucapan ulang tahun, dan lain sebagainya.
Pelayanan SMS pelanggan SMS pelanggan ini juga merupakan salah satu
media sangat efektif untuk menarik masyarakat yang sudah melakukan
kontak menjadi calon pelanggan yang potensial.

42

Anda mungkin juga menyukai