Kelas : X MIPA 4
Nomor : 03
Resensi Buku
Novel Matahari karya Tere Liye ini merupakan novel ketiga dari serial Bumi sesudah
Bumi dan Bulan. Novel sekaligus serial ini mengangkat genre fantasi. Sebelumnya, Tere
Liye telah menulis beberapa buku yang memiliki genre berbeda dari serial ini, sebut saja
seperti Hafalan Shalat Delisa, Pukat, dan Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Novel-novel karya Tere Liye ini kebanyakan telah populer di Indonesia bahkan di Negeri
Jiran, Malaysia.
Novel ini menceritakan tentang tiga sahabat, yakni Raib, Seli, dan Ali yang masing-
masing berasal dari klan yang berbeda serta memiliki kekuatan yang berbeda pula. Raib
berasal dari klan bulan dan memiliki kekuatan untuk berteleportasi dengan bukunya. Seli
berasal dari klan matahari dan mampu mengeluarkan petir. Dan yang terakhir, Ali seorang
manusia dari klan bumi yang dapat berubah menjadi seekor beruang besar ketika emosinya
naik.
Konflik kisah ini dimulai ketika Ali merasa penasaran akan keberadaan klan bintang
yang menurut orang-orang dari klan lain, klan ini hanyalah sebuah legenda. Karena rasa
keingintahuan Ali begitu besar, dia mencoba untuk memecahkan keberadaan klan tersebut.
Raib dan Seli sama sekali tidak tertarik akan ide gila Ali itu karena pada dasarnya Ali adalah
anak yang memiliki otak secerdas Albert Einstein, namun menggunakan kecerdasannya itu
untuk hal-hal yang bodoh.
Akhirnya, Ali pun menemukan letak di mana klan bintang itu berada, yaitu di dalam
bumi. Kemudian, Ali menciptakan sebuah robot seperti kapsul terbang yang dinamai ILY
untuk pergi ke klan bintang itu. Ia berangkat ke klan bintang itu bersama Raib dan Seli.
Ketika mencapai gerbang untuk masuk ke klan bintang, mereka dihadapkan oleh seekor ular
raksasa. Namun, berkat kekuatan Raib dan Seli, mereka akhirnya bisa selamat dan berhasil
masuk.
Masalah demi masalah pun mulai tercipta setelah Dewan Kota mengetahui
kedatangan mereka. Mereka pun menjadi buronan karena Dewan Kota mengira bahwa
mereka adalah seorang mata-mata dari klan permukaan. Suatu ketika, Dewan Kota
mengambil buku kehidupan milik Raib. Raib, Ali, dan Seli pun pergi ke kantor Dewan Kota
untuk mengambilnya. Ketika berada di kantor Dewan Kota, mereka tak sengaja mendengar
pembicaraan Dewan Kota dengan seseorang. Ternyata, Dewan kota memiliki rencana untuk
menguasai ketiga klan. Hal ini membuat Raib, Ali, dan Seli menjadi sangat takut karena hal
itu bisa memecah peperangan antarklan. Akhirnya, mereka bertiga pun kembali ke
permukaan untuk memberi kabar buruk itu kepada pimpinan klan matahari dan juga bulan.
Buku ini dapat membuat pembaca ikut hanyut dalam alur petualangannya. Karakter-
karakter tokoh dalam cerita juga disampaikan dengan begitu baik sehingga pembaca tidak
dibuat bingung. Selain itu, dari segi fisik novel ini cukup menarik. Cover buku memiliki
gambar dan warna yang disukai banyak remaja sehingga minat untuk membacanya lebih
meningkat. Namun, bagi orang yang tidak menyukai genre fantasi mungkin akan bosan
dengan jalan ceritanya yang sudah biasa ada di film-film luar negeri. Karakter-karakternya
juga hampir mirip dengan karakter di novel terkenal Harry Potter karya J.K. Rowling
sehingga pembaca akan merasa tidak tertarik untuk membaca.
Terlepas dari keunggulan dan kelemahannya, novel ini sangat cocok dibaca oleh
para remaja atau orang yang ingin menghilangkan rasa stres. Cerita dalam novel dapat
menghilangkan kepenatan akibat aktivitas sehari-hari. Jalan ceritanya juga dapat menghibur
otak yang sudah lelah untuk dipaksa berpikir lagi.