Anda di halaman 1dari 4

BERTUALANG BERSAMA

‘MATAHARI’

Judul : Matahari

Kategori : Novel

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2016

ISBN : 978 – 602 – 03 – 3211 – 6

Tebal : 400 Halaman

“Matahari sudah terbit!” Itulah jeritan para penggemar seri novel ‘Bumi’
saat membaca salah satu status di page Tere Liye. Matahari memang akan terbit
setiap pagi. Namun, Matahari yang dimaksud bukanlah matahari yang menyinari
bumi setiap hari. Tetapi sebuah novel dengan cover menarik berwarna merah
kecoklatan yang menjadi seri ketiga dari serial ‘Bumi’

Cerita ini dibuka dengan suasana duka yang menyelimuti Raib, Seli, dan
Ali atas tewasnya Ily saat pertarungan di klan Matahari (di novel sebelumnya).
Para ksatria dari klan Bulan pun turut merasakan yang sama, hingga membuat
Miss Selena tak dapat pulang ke klan Bumi. Kepulangan mereka ke Klan Bumi
disambut dengan tugas sebagaimana anak sekolah lainnya. Bahkan, Ali mendadak
populer menjadi bintang lapangan pada pertandingan basket antar sekolah yang
dicurigai Raib berbuat curang menyalahgunakan hasil eksperimen. Hingga babak
final, tindakan tak sportif lawan tanding basket tim sekolah mereka memicu
kemarahan Ali sampai hampir merubahnya jadi beruang. Khawatir perubahan
wujud Ali akan membuat heboh seisi lapangan, dengan kekuatan teleportasinya,
Raib mencoba mencairkan keadaan. Di luar dugaan ternyata Ali lebih cepat
diterbangkan oleh sebuah pesawat kapsul perak. Kejar-kejaran pun terjadi,
mengantarkan Raib dan Seli ke tempat parkiran pesawat kapsul perak tersebut,
basement rumah megah Ali. Kapsul perak ini ternyata buah eksperimen Ali. Ia
namakan Ily sebagai dedikasi untuk sahabat mereka yang tewas menjadi
pahlawan. Pengakuan meluncur dari mulut Ali, bahwa dia mempelajari
pengetahuan-pengetahuan baru dari tabung perak pemberian Av. “Merchandise
Gift” yang diberikan saat mereka pulang dari Klan Bulan. Tabung berisi soft copy
seluruh arsip perpustakaan Klan Bulan tersebut menjadi mainan baru trio
petualang.

Darinya, Ali mempelajari teknologi Klan Bulan dan Klan Matahari,


bahkan menemukan letak Klan Bintang. Apalagi meminta Raib menggunakan
Buku Kehidupan miliknya agar bisa ke sana. Jelas bagi Raib ini ide gila yang akan
merusak amanat dari Miss Selena untuk tak mengotak-atiknya. Raib pun akhirnya
mendapat pengakuan orangtuanya, bahwa dia yang sejak bayi menunjukkan
keanehan, diadopsi karena takdir menghubungkan mereka jadi sebuah keluarga
yang hangat. Kini orang tua Raib mengetahui tujuan “liburan” anaknya selamanya
ini ternyata mengunjungi dunia paralel, termasuk kali ini petualangan menuju
Klan Bintang.

Dalam novel Matahari serial ketiga karya Tere Liye ini memiliki daya
tarik yang cukup kuat, di antaranya terletak pada penggunaan dan pemilihan
bahasa yang terbilang mudah dimengerti serta dipahami oleh pembaca, kemudian
alur ceritanya imajinatif sehingga para pembaca merasakan bahwa daya imajinya
sedang diajak untuk menyelami cerita yang dituangkan. Tak hanya imajinatif,
alurnya juga menarik dan melahirkan rasa penasaran. Lalu, novel Matahari
memiliki nilai edukatif yang mana di dalamnya banyak mengulas terkait bidang
Fisika yang sukar dipahami oleh sebagian orang di sekolahan. Barangkali buku ini
dapat dijadikan rujukan bacaan santai, tetapi mengandung nilai edukatif bagi
kalian yang sukar memahami pelajaran Fisika. Kemudian, novel ini memuat pesan
moral pada setiap peristiwa atau kejadian yang dialami oleh masing-masing
karakter tokoh sehingga cocok sebagai bahan bacaan para remaja. Hal inilah yang
menjadikan novel ini memiliki nilai keunggulan yang mana bukan sekadar bacaan
fantasi, melainkan banyaknya moral value yang dapat diterapkan di kehidupan.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, meski novel Matahari


memiliki keunggulan dari segi alur cerita yang imajinatif, tetapi ada beberapa
bagian alur cerita dari novel sebelumnya, yakni Bulan yang tidak diulas kembali–
paling tidak sedikit–di novel ini. Hal itu yang memungkinkan para pembaca akan
sukar memahami alur cerita tersebut. Tak hanya itu, terdapat beberapa kesalahan
penulisan yang kurang diperhatikan sehingga para pembaca sedikit terganggu.
Sebagai contoh, hal itu terdapat di halaman 79, yaitu pada penggalan kalimat
“Aku tersenyum tpis (seharusnya “tipis”). Melihat Ali jengkel kadang
menyenangkan.”, kemudian terdapat pula di halaman 105. “… tapi sudah menjad
tugasku untuk segera memberitahu sang hantu jika ada yang bertanya … .”
(Hal.239). "Seandinya pun gagal, aku akan terus berusaha, lagi, lagi, dan lagi"
(Hal.363). "Getaran itu melewati tubuku dan Ali begitu saja." (Hal.367) Lalu,
mungkin bagi sebagian pembaca akan merasakan klimaks atau permasalahan
utama di novel ini menarik, tetapi sayangnya diletakkan di akhir cerita. Hal itu
membuat awal dari cerita dirasa ‘kurang’. Awal dan akhir novel ini dibuat
menggantung. Andai belum membaca novel sebelumnya, di bagian awal pembaca
akan dibuat bertanya besar tentang potongan peristiwa di Klan Matahari. Atau di
akhir cerita, pembaca makin dibuat penasaran digantung dengan kalimat
“Bersambung ke buku keempat, BINTANG.”

Anda mungkin juga menyukai