Anda di halaman 1dari 9

Sistem Pernapasan

Sistem Pernapasan

Indikator

3.8.1. Menjelaskan konsep dasar sistem pernapasan


3.8.2. Membedakan pernapasan internal dengan pernapasan eksternal pada
manusia
3.8.3. Menjelaskan fungsi sistem pernapasan
3.8.4. Mengurutkan organ-organ penyusun sistem pernapasan manusia
3.8.5. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi organ penyusun
sistem pernapasan
3.8.6. Menganalisis mekanisme pernapasan (pernapasan dada dan pernapasan
perut)
3.8.7. Menganalisis gambar mekanisme pertukaran O 2 dan CO2 pada paru-paru
dan jaringan tubuh.
3.8.8. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
manusia
3.8.9. Menentukan volume dan kapasitas udara pernapasan
3.8.10. Menghitung kapasitas udara pernapasan pada manusia
3.8.11. Menjelaskan kelainan dan gangguan pada sistem pernapasan manusia

PETA KONSEP
Sistem Pernapasan

Bahan Ajar Pertemuan 1

A. Pengertian Sistem Pernapasan


Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Ketika bernapas, kita menghirup
Sistem Pernapasan

oksigen (O2) dan mengembuskan karbon dioksida (CO2). Kita harus menghirup
oksigen karena setiap sel penyusun tubuh membutuhkan oksigen. Tanpa oksigen,
sel-sel
penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak akan rusak hanya dalam beberapa
menit.
Pernapasan dapat memiliki beberapa makna. Pernapasan dapat berarti
hanya bernapas, memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru. Bagi
ilmuwan biologi, pernapasan merupakan seluruh proses sel pada suatu
organisme dalam menerima oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Oleh
karena itu, menurut Mc Laren & Rotundo (1985: 579), pernapasan dapat
dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu pernapasan eksternal (external respiration),
pernapasan internal (internal respiration), dan pernapasan seluler (cellular
respiration).
Pernapasan eksternal merupakan pertukaran udara yang terjadi di dalam
paru-paru. Dalam proses ini, oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida
keluar menuju atmosfer. Pertukaran gas antara darah dan sel-sel dalam tubuh
disebut pernapasan internal. Oksigen dan karbon dioksida bergerak berlawanan.
Oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel. Sementara itu, karbon dioksida berdifusi
ke luar sel menuju darah. Pernapasan seluler merupakan proses kimia yang terjadi
dalam mitokondria di dalam sel. Dalam proses ini, oksigen bereaksi dengan molekul
makanan (glukosa) sehingga energi dihasilkan. Energi ini tersimpan dalam ATP.
Karbon dioksida dan air dihasilkan sebagai hasil sampingan. Pernapasan eksternal
pada manusia dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu fase inspirasi dan
ekspirasi, serta fase pertukaran udara di jaringan tubuh dan paru-paru (pernapasan
internal).

B. Organ Penyusun Sistem Pernapasan


Sistem Pernapasan

Alat pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring (tekak), laring
(pangkal tenggorokan), trakea (Batang tengorokan), bronkus (cabang batang
tenggorokan), bronkiolus, alveolus dan paru-paru (pulmo).

Gambar 1 : Organ penyususn sistem pernapasan pada manusia


https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/sistem-pernapasan-respirasi-pada.html

1. Rongga hidung ( cavum nasalis)


Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau. Hidung terdiri atas
lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki
rambut, rambut-rambut kecil (silia), banyak kapiler darah, dan selalu lembap dengan
adanya lendir yang dihasilkan oleh selaput mukosa. Fungsi hidung, antara lain
seperti berikut.
a) Menghangatkan Udara
Hidung dapat berfungsi menghangatkan udara. Hal ini didukung oleh
struktur pembuluh darah yang ada di sekitar hidung. Di sekitar rongga
hidung terdapat banyak sekali pembuluh darah yang sangat kecil dan tipis
dindingnya. Karena strukturnya yang seperti ini, maka panas yang
berasal dari darah sisa berpindah ke udara yang melewatinya sehingga dapat
menghangatkan udara tersebut. Sekalipun suhu udara yang terhirup dingin,
Sistem Pernapasan

tetapi hidung selalu mempunyai strategi untuk menghangatkan udara, dengan


cara membesarkan pembuluh-pembuluh darah sehingga akan menambah luas
permukaan untuk proses penghangatan udara yang lebih besar.
b) Melembapkan Udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ± 1 liter. Dengan adanya lendir tersebut, maka air akan diuapkan untuk
melaksanakan proses pelembapan udara tersebut, dengan demikian udara yang
masuk ke paru-paru akan selalu dalam keadaan lembap, yaitu ± 80%.
c. Membersihkan udara
Dengan adanya lendir yang terdapat pada hidung, ternyata dapat menjerat
kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari saringan. Selain itu, di dalam rongga
hidung juga terdapat bulu-bulu getar, yang berfungsi sebagai penyaring udara.

2. Faring (tekak)
Faring adalah saluran lanjutan hidung yang terletak di bagian belakang rongga
hidung. Faring merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan. Faring
merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke
tenggorokan.

3. Laring (pangkal tenggorokan)


Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas sembilan buah
tulang rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta
membuka glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea
dengan faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan
makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi
menuju kerongkongan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan
adanya pita suara. Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.

4. Trakea (batang tenggorokan)


Sistem Pernapasan

Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya kira-kira 9 cm.


Trakea tersusun atas enam belas sampai dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang
berbentuk C. Cincin-cincin tulang rawan ini di bagian belakangnya tidak tersambung
yaitu di tempat trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk
mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Cincin-cincin tulang rawan diikat
bersama oleh jaringan fibrosa, selain itu juga terdapat beberapa jaringan otot. Trakea
dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia ini
bergerak ke atas ke arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan. Di paru-
paru trakea ini bercabang dua membentuk bronkus.

Gambar 2: Struktur Trakea


Sumber : http://biologilma. blogspot.co.id/2011/02/alat-pernapasan-manusia.html

5. Bronkus (Cabang batang tenggorokan)


Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang
satu menuju ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri.
Tempat percabangan ini disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus yang ke kiri lebih
panjang dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar daripada yang ke kanan. Hal
ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan
bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.
Sistem Pernapasan

Gambar 3 : Saluran Pernapasan


Sumber : http://dhelyaajeng.blogspot.com/2012/11/sistem-pernafasan.html

6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan
salurannya lebih kecil. Semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang
rawannya dan
akhirnya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia. Setiap bronkiolus terminal
(terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil mirip anggur yang
disebut alveolus.

7. Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru ada dua dan merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terletak
dalam rongga dada. Letaknya di sebelah kanan dan kiri serta di tengahnya dipisahkan
oleh jantung. Jaringan paru-paru mempunyai sifat elastik, berpori, dan seperti spon.
Apabila diletakkan di dalam air, paru-paru akan mengapung karena mengandung
udara di dalamnya. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas
lobula.
Paru-paru dilapisi oleh selaput atau membran serosa rangkap dua disebut pleura.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat eksudat untuk meminyaki permukaannya
sehingga mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
bergerak saat bernapas. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu saling erat
bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan memisahkan
kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
Sistem Pernapasan

Gambar 4: Struktur paru-paru

Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan


permukaan paru-paru yang disebut alveolus dan jumlahnya lebih kurang 300 juta
buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan paru-paru diperkirakan mencapai
160 m2 atau 100 kali lebih luas daripada luas permukaan tubuh. Alveolus merupakan
saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara.
Dindingnya tipis, lembap, dan berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus
terdiri atas satu lapis sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya perluasan
daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas O2 dari udara bebas
ke sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara.

DAFTAR PUSTAKA
Sistem Pernapasan

Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Esis.

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika


dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga.

Hanum, Eva L dkk. 2009. Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional

Lestrai, Endang dkk. 2009. Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas
XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Rachmawati, Faidah dkk. 2009. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XI Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Pratiwi, D dkk. 2005. Buku penuntun Biologi SMA untuk kelas XI. Jakarta :Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai