Anda di halaman 1dari 16

ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638

Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)


©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN


MENGGUNAKAN METODE RMR, SMR, DAN
KESETIMBANGAN BATAS PADA TAMBANG TERBUKA
KABUPATEN BELITUNG TIMUR
ANALYSIS OF SLOPE STABILITY USING RMR, SMR, AND
EQUILIBRIUM METHODS AT OPEN MINE REGENCY EAST
BELITUNG

Teguh Samudera Paramesywara1 ,Budhi Setiawan2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya
2
Dosen Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya

ABSTRAK Penambangan yang dilakukan dilakukannya penambahan dan pengurangan nilai


dengan metode tambang terbuka memiliki resiko lebar, ketinggian, dan sudut lereng yang dibuat.
terjadinya longsor apabila lereng tambang yang Tetapi hasil yang didapatkan belum maksimal
dibuat tidak stabil. Dalam penentuan lereng sehingga perlu dilakukannya pembuatan ramp
tambang yang stabil perlu dilakukannya studi pada lereng agar dihasilkan suatu desain lereng
geoteknik dengan metode geomekanik meliputi yang stabil dan optimal untuk ditambang.
penentuan nilai Rock Mass Rating (RMR) dan
Kata kunci : Tambang Terbuka, geomekanika,
Slope Mass Rating (SMR) dari data pemboran
analisis kestabilan lereng, desain lereng optimal
Serta melakukan analisis kestabilan lereng untuk
mendapatkan nilai faktor keamanan lereng karena ABSTRACT Mining by open pit method has a
nilai RMR dan SMR belum bisa menggambarkan risk of landslide if the mine slopes are unstable.
nilai keamanan lereng secara pasti. In the determination of stable slope of the mine,
geotechnical studies with geomechanical
Penelitian dilakukan di Kecamatan Damar,
methods involve determining the Rock Mass
Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan
Rating (RMR) and Slope Mass Rating (SMR)
Bangka Belitung yang berlokasi di daerah
values because the RMR and SMR values can not
tambang terbuka milik perusahaan.
yet describes the exact value of the slope
Berdasarkan hasil perhitungan data bor security.
didapatkan nilai RMR berkisar antara 12 – 78
The Research was conducted in Damar District,
dan SMR berkisar antara 22 – 88 pada titik bor
East Belitung Regency, Bangka Belitung Islands
BT_01. Nilai RMR berkisar antara 29 – 71 dan
Province located in the company’s open pit area.
SMR berkisar antara 39 – 81 pada titik bor
BT_02. Nilai RMR berkisar antara 11 – 58 dan Based on the calculation of drill data obtained
SMR berkisar antara 21 – 68 pada titik bor RMR value ranges between 12 – 78 and SMR
BT_03. Nilai RMR berkisar antara 32 – 75 dan ranged from 22 to 88 on drill point BT_01. The
SMR berkisar antara 42 – 85 pada titik bor RMR value ranges from 29 – 71 and SMR ranged
BT_04. from 39 – 81 on drill point BT_02. The RMR
value ranges 11 – 58 and SMR ranged from 21 –
Berdasarkan hasil penelitian, untuk mendapatkan
68 on drill point BT_03. The RMR value ranges
nilai FK > 1,25 yang aman dan stabil (Bowles,
32 – 75 and SMR ranges from 42 – 85 on drill
1989, dalam Zakaria, 2009) maka perlu
point BT_04.

1
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

Based on the results of the research, to obtain a batuan sesuai kelasnya (RMR) dan untuk
safe and stable FK > 1.25 value (Bowles, 1989, mengetahui sudut yang dibentuk dari massa
in Zakaria, 2009) it is necessary to add and batuan (SMR), kemudian dilakukan analisis
kestabilan lereng dengan menggunakan metode
subtact the width, height, and angle of the slopes.
kesetimbangan batas yang dibantu dengan
But the results obtained are not maximal so it is software Slide V.6.0 untuk mendapatkan nilai
necessary to make the ramp on the slope to faktor keamanan lereng yang aman dan stabil
produce a stable slope design and optimal to be pada kondisi nonstaurated, saturated, dan
mined. saturated dengan seismic load dengan
menggunakan 3 metode perhitungan yaitu
Keywords : Open Mine, geomechanics, slope bishop yang disederhanakan, janbu yang
stability analysis, optimal slope design. disederhanakan, dan spencer.

PENDAHULUAN LOKASI PENELITIAN


Penambangan dengan sistem tambang terbuka Penelitian dilakukan pada tambang terbuka yang
(surface mining) tentunya memerlukan terdapat di Daerah Batubesi Kecamatan Damar,
perencanaan lereng yang optimal untuk Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan
ditambang, salah satunya dengan menggunakan Bangka Belitung.
metode geomekanik dan analisis kestabilan Lokasi penelitian terletak pada Formasi Diorit
lereng. Analisis geomekanika terdiri dari data Kuarsa Batubesi dengan litologi diorit yang
RMR dan SMR yang didapatkan dari berumur Kapur, Formasi Granodiorit
perhitungan data bor serta uji laboratorium Burungmandi dengan litologi granit yang
untuk mengetahui sifat fisik batuan (Sjoberg, berumur Kapur dan Formasi Kelapakampit
1997, dalam Swana, 2012). Lain halnya dengan dengan litologi batupasir dengan sisipan
analisis kestabilan lereng yang memerlukan batulempung yang berumur Permo – Karbon
model design lereng yang meliputi lebar, tinggi, (Baharuddin dan Sidarto, 1995) yang disajikan
kemiringan lereng, air tanah, strike dip, struktur pada Gambar 1.
geologi (baik itu berupa kekar, sesar, maupun
lipatan) untuk mendapatkan suatu nilai Pemilihan lokasi penelitian ditentukan oleh
keamanan lereng yang dinyatakan dengan FK. perusahaan sesuai daerah tambang yang
memerlukan kajian geoteknik. Kajian geoteknik
Data pemboran geoteknik dan uji laboratorium ini memperhatikan beberapa faktor – faktor
diberikan dari perusahaan yang kemudian kemantapan lereng seperti geometri lereng,
digunakan sebagai acuan dalam menghitung struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan
RMR dan SMR. Data RMR diperlukan untuk (Karyono, 2004).
mengetahui kelas massa batuan yang didapatkan
dari menjumlahkan bobot nilai dari masing –
masing parameter RMR seperti Unconfined METODE
Compressive Strength (UCS), Rock Quality
Designation (RQD), spacing of discontinuities, Metode yang digunakan dalam penelitian ialah
condition of discontinuities, groundwater pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi
condition, orientation of discontinuities daerah penelitian secara langsung dan
(Bieniawski, 1989). Nilai SMR didapatkan dari pengumpulan data geomekanik dengan cara
hasil pembobotan nilai RMR yang kemudian mengklasifikan data pemboran, yaitu :
dijadikan acuan dalam pembobotan SMR sesuai
parameter – parameter SMR (Romana, 1993).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
model design lereng optimal yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penambangan
berdasarkan nilai SMR. Untuk mencapai hal
tersebut, dengan cara mengklasifikasikan massa

2
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Gambar 1. Peta geologi regional lokasi penelitian (Baharuddin dan Sidarto, 1995)

1. Menurut Bieniawski (1989) mengatakan 5. Analisis kestabilan lereng dengan


bahwa pembobotan nilai RMR menggunakan metode kesetimbangan
berdasarkan parameter UCS, RQD, batas yang dibantu dengan software
jarak diskontinuitas, kondisi Slide V.6.0. untuk mendapatkan nilai
diskontinuitas, dan kondisi air tanah. faktor keamanan lereng pada kondisi
Kemudian dilakukan penjumlahan dari nonsaturated, saturated tanpa pengaruh
keseluruhan parameter untuk gempa, saturated dengan pengaruh
mendapatkan nilai RMR dasar. koefisien gempa. Berdasarkan data
2. Nilai RMR terkoreksi diperlukan dalam kegempaan regional Belitung Timur
penentuan kelas massa suatu batuan yang memiliki nilai seismic load
dengan cara menjumlahkan nilai bobot horizontal sebesar 0,1 dan vertikal 0,05
dari langkah pertama dan kedua. (Puskim, 2014).
6. Dalam melakukan analisis perlu adanya
3. Nilai SMR diperlukan untuk mengetahui
suatu perbandingan nilai FK, sehingga
seberapa besar sudut yang dapat dibuka
dalam metode perhitungan kestabilan
dalam design lereng dengan cara
lereng pada lokasi penelitian
mengambil parameter terkait yaitu
menggunakan 3 metode perhitungan
orientasi diskontinuitas (strike dan dip
yaitu bishop yang disederhanakan, janbu
serta slope).
yang disederhanakan dan spencer.
4. Menurut Romana (1993) mengatakan
7. Model design lereng optimal dibuat
bahwa nilai rata – rata SMR dan nilai
berdasarkan acuan dari nilai SMR dan
SMR terkecil diasumsikan sudah
modifikasi geometri lereng (lebar,
mewakili dari semua nilai RMR yang
tinggi, slope, inter-ramp, single slope,
ada sehingga dapat digunakan dalam
dan overall slope) agar di dapatkan
pembuatan geometri lereng keseluruhan
(overall slope).

3
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

lereng yang aman dan stabil untuk dikategorikan kedalam 3 jenis seperti pada Tabel
ditambang. 1 (Bowles, 1989, dalam Zakaria, 2009) yaitu :
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hubungan nilai faktor kemanan lereng
Klasifikasi RMR dan intensitas longsor (Bowles, 1989)

Klasifikasi RMR (Rock Mass Rating) Nilai Faktor


Kejadian / Intensitas longsor
merupakan suatu klasifikasi geomekanik dengan keamanan
metode empiris dalam menentukan pembobotan FK < 1,07
Longsor terjadi sering (lereng
dari massa batuan, yang digunakan untuk labil)
mengevaluasi ketahanan massa batuan sebagai Longsor pernah terjadi (lereng
salah satu cara untuk menentukan kemiringan 1,07 < FK < 1,25
Kritis)
lereng maksimum dengan memperhatikan 6 Longsor jarang terjadi (lereng
parameter yaitu Unconfined Compressive FK > 1,25
relatif stabil)
Strength (UCS), Rock Quality
Designation(RQD), spacing of discontinuities,
condition of discontinuities, groundwater Tabel 2. Hubungan antara nilai faktor kemanan
condition, orientation of discontinuities dengan pergerakan tanah (Lubis, 2012,dalam
(Bieniawski, 1989, dalam Swana, 2012). Wijayanti,2015)
Klasifikasi SMR
F Keterangan
Untuk mendapatkan suatu gambaran geometri
lereng dapat dihitung menggunakan rumus < Kerentanan tinggi, kemungkinan tinggi untuk
matematis dengan metode Slope Mass Rating 1,2 pergerakan tanah
(Romana, 1993, dalam Swana, 2012) : 1,2
Kerentanan sedang, gerakan tanah bisa
SMR = RMR – (F1 X F2 X F3) + F4 -
terjadi
1,7
Keterangan : 1,7 Kerentanan rendah,gerakan tanah bisa
F1 = rata – rata strike dari joint dikurangi slope -2 terjadi
strike Kerentanan rendah, gerakan tanah jarang
F2 = rata – rata dip dari joint >2 atau gerakan tanah hampir tidak pernah
terjadi
F3 = rata – rata dip dari joint dikurangi sudut
slope
Pada Tabel 2. Menjelaskan mengenai hubungan
F4 = ditentukan berdasarkan metode ekskavasi pergerkan tanah berdasarkan nilai FK yang
yang digunakan sesuai dengan kondisi daerah penelitian yang
Sifat Fisik dan Mekanik berada pada tambang timah di perusahaan
PT.Timah Tbk.
Dalam membuat suatu design lereng
dipengaruhi oleh sifat fisik batuan yang terdiri Sehingga untuk mendapatkan nilai FK yang
dari berat isi batuan (ϒ), kadar air dalam batuan aman dan stabil berdasarkan kedua tabel tersebut
(w), kohesi batuan (c), dan sudut geser dalam ( o) dengan membuat FK lebih dari 1,25. Untuk
(Swana, 2012). Sifat fisik batuan dapat diketahui mengatasi gerakan tanah yang bisa terjadi
dengan melakukan analisa laboratorium kapanpun bisa menggunakan penguatan lereng
terhadap sampel batuan menggunakan uji sifat berdasarkan klasifikasi SMR (Romana, 1985).
fisik (physical properties test) dan uji geser Metode Kesetimbangan Batas dalam
langsung (direct shear test). Software Slide V.6.0
Faktor Keamanan Metode kesetimbangan batas (Limit equilibrium
Faktor keamanan dapat dinyatakan dengan FK method) adalah suatu metode dalam kestabilan
yang memberikan gambaran nilai suatu lereng lereng yang dihitung menggunakan
kesetimbangan gaya atau kesetimbangan
momen, atau keduanya yang menghasilkan

4
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

output berupa nilai faktor keamanan yang Salah satu software rockscience yang dapat
dirumuskan (Eberhardt, 2005, dalam Swana, digunakan dalam perhitungan dan pemodelan
2012) sebagai berikut : geoteknik adalah Slide V.6.0. yang sering
digunakan para ahli geoteknik untuk
memodelkan suatu lereng batuan pada kegiatan
penambangan.
Geologi Teknik
Hasil uji geser langsung (direct shear test) pada
Keterangan : sample batuan pada daerah penelitian diperoleh
Resisting Force : Gaya Penahan sifat fisik dan mekanik batuan seperti pada
Tabel 2. Penulis membagi menjadi 4 bagian
Driving Force : Gaya Penggerak bahasan berdasarkan posisi titik bornya yaitu
Dalam penentuan faktor keamanan dengan BT_01, BT_02, BT_03 dan BT_04. Posisi titik
metode ini, terdapat beberapa persamaan statis bor ini seperti yang digambarkan pada Gambar
yang digunakan meliputi : 2.

1. Penjumlahan gaya pada arah vertikal


untuk setiap irisan yang digunakan
dalam menghitung gaya normal pada
bagian dasar irisan.
2. Penjumlahan gaya pada arah horizontal
untuk setiap irisan yang digunakan
dalam menghitung gaya normal irisan.
3. Penjumlahan momen untuk keseluruhan
irisan yang bertumpu pada satu titik.
4. Penjumlahan gaya pada arah horizontal
untuk seluruh irisan.

Tabel 2. Sifat mekanik batuan pada daerah penelitian

ϒdry (kN/ ϒsat (kN/


Lubang Bor LITOLOGI C (Kpa) ϕ
m3) m3)
Unconsolidated Material 19,32 21,77 54,00 21,15
Top Soil 19,52 21,97 74,00 22,31
GT_01
Oxide Clay 20,00 22,36 75,00 22,32
Skarn 22,26 24,03 1003,33 36,92
Greisen 18,53 21,28 34,75 18,78
GT_02 Weathered Granite 18,63 21,28 45,00 19,97
Fresh Granite 22,46 25,60 4650,00 36,27
Oxide Clay 19,91 22,06 86,80 20,53
GT_03
Skarn 22,65 24,32 4230,00 38,93
Greisen 18,83 21,48 55,00 19,98
GT_04 Weathered Granite 23,63 26,67 - -
Fresh Granite 22,95 26,09 4180,00 38,98

5
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

Gambar 2. Posisi titik pemboran di daerah penelitian

6
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Geomekanik Batuan Semakin besar nilai lereng keseluruhan (overall


slope) maka akan semakin kecil nilai Fk yang
BT_01 didapatkan (Swana, 2012) seperti pada Tabel 4.
Nilai RMR yang diperoleh dari hasil Berdasarkan hasil model design lereng pada
pembobotan berkisar 12 – 78 yang termasuk ke section SE akan stabil jika menggunakan nilai
dalam kelas massa batuan II dan V sebagai nilai overall slope sebesar 31o yang digambarkan
RMR terkecil seperti yang digambarkan pada pada Gambar 4.
Gambar 3. Nilai overall slope didapatkan dari nilai rata –
Nilai SMR berkisar antara 22 – 88 yang rata SMR. Akan tetapi, nilai FK nya kritis pada
digambarkan pada Gambar 3 dan untuk model kondisi saturated + seismic load sehingga perlu
design lereng digunakan nilai rata – rata dan dilakukannya penambahan dan pengurangan
nilai SMR terkecil. pada geometri lereng seperti pada Tabel 3.

Gambar 3. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section SE terhadap kedalaman

7
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

BT_02

Tabel 3. Geometri lereng pada titik bor BT_01

Jumlah Lebar Bench


Overall Single
Section SE Undak Berm Height
Slope Slope
an (m) (m)

Rata - rata SMR 57 13 2,175 81 5,213


SMR Terkecil 23 13 5 39 6,5
Optimalization 31 16 4,547 52 7,304

Tabel 4. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_01


Faktor Keamanan (FK)
Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer
Overall
Section NW Saturated Saturated Saturated
Slope Non- Non- Non-
Saturated + Seismic Saturated + Seismic Saturated + Seismic
saturated saturated saturated
Load Load Load
Rata - rata
56,45 1,366 1,301 1,123 1,36 1,297 1,361 1,295
SMR 1,099 1,138
SMR Terkecil 23 1,4 1,38 1,2 1,41 1,383 1,19 1,43 1,34 1,24
Optimalization 31 1,805 1,735 1,404 1,7 1,636 1,307 1,801 1,726 1,397

Gambar 4. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop


simplified, janbu simplified and spencer.

8
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Nilai RMR pada BT_02 diperoleh dari hasil


pembobotan berkisar antara 29 – 71 yang
termasuk kedalam kelas massa batuan II dan IV
sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan
pada Gambar 5.
Nilai SMR berkisar antara 39 – 88 yang
digambarkan pada Gambar 5 dan untuk model
design lereng digunakan nilai rata – rata dan
nilai SMR terkecil. Berdasarkan hasil model
design lereng pada section NE akan stabil jika
menggunakan nilai sudut overall slope sebesar
44o yang digambarkan pada Gambar 6.
Tabel 5. Geometri lereng pada titik bor BT_02

Jumlah Lebar Bench


Overall Single
Section NW Undak Berm Height
Slope Slope
an (m) (m)
Rata - rata SMR 58 8 2,917 84 5,155
SMR Terkecil 40 8 4,811 70 5,282
Optimalization 44 12 5,735 72 8,29

Nilai overall slope ini tidak menggunakan nilai


rata – rata SMR dikarenakan pada kondisi
saturated + seismic load FK nya berada pada
zona kritis sehingga perlu dilakukannya
penambahan dan pengurangan terhadap
geometri lereng yang digunakan seperti pada
Tabel 5.
Tabel 5 dan 6 memberikan gambaran bahwa
semakin besar nilai sudut overall slope yang
dibentuk maka semakin kecil nilai FK yang akan
didapatkan (Swana, 2012).

9
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

10
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Tabel 6. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_02


Faktor Keamanan (FK)
Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer
Overall
Section NW Saturated Saturated Saturated
Slope Non- Non- Non-
Saturated + Seismic Saturated + Seismic Saturated + Seismic
saturated saturated saturated
Load Load Load
Rata - rata
58 0,889 0,852 0,735 0,879 0,843 0,893 0,856
SMR 0,716 0,753
SMR Terkecil 40 1,27 1,218 1,01 1,206 1,156 0,957 1,271 1,214 1,008
Optimalization 44 1,901 1,799 1,505 1,735 1,652 1,369 1,969 1,867 1,581

Depth Vs SMR
44,00 81
81
42,40 61
78
39,50 81
81
36,50 81
81
34,80 75
74
32,00 80
81
30,30 69
73
29,00 69
74
27,40 62
46
25,90 42
49
24,90 54
54
24,30 52
62
22,80 61
Depth (m)

47
21,50 49
44
20,80 40
46
19,60 43
56
18,10 40
51
17,30 46
60
15,70 63
53
14,50 51
60
12,50 62
43
11,30 55
51
9,50 53
46
8,00 65
65
6,00 65
58
3,50 63
40
2,40 46
51
0,00 41
0 50 100
SMR

SMR

Gambar 5. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section NE terhadap kedalaman
Gambar 6. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop
simplified, janbu simplified and spencer.
11
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

BT_03 menggunakan nilai sudut overall slope sebesar


19 o yang digambarkan pada Gambar 8.
Nilai RMR pada BT_03 diperoleh dari hasil
pembobotan berkisar antara 11 – 58 yang Nilai overall slope ini tidak menggunakan nilai
termasuk kedalam kelas massa batuan III dan V rata – rata sama halnya dengan BT_01 dan
sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan BT_02.
pada Gambar 7.
Tabel 7 dan 8 memberikan gambaran bahwa
Nilai SMR berkisar antara 21 – 68 yang semakin besar nilai sudut overall slope yang
digambarkan pada Gambar 7 dan untuk model dibentuk maka semakin kecil nilai FK yang akan
design lereng pada section SW akan stabil jika didapatkan (Swana, 2012).

12
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Tabel 7. Geometri lereng pada titik bor BT_03

Jumlah Lebar Bench


Overall Single
Section NW Undak Berm Height
Slope Slope
an (m) (m)
Rata - rata SMR 58 18 2,732 83 5,102

SMR Terkecil 22 18 5,37 38 6,352


Optimalization 19 14 5,846 45 8,975

Tabel 8. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_03


Faktor Keamanan (FK)
Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer
Overall
Section NW Saturated Saturated Saturated
Slope Non- Non- Non-
Saturated + Seismic Saturated + Seismic Saturated + Seismic
saturated saturated saturated
Load Load Load
Rata - rata
58 0,788 0,753 0,659 0,781 0,748 0,788 0,748 0,669
SMR 0,637

SMR Terkecil 22 1,914 1,848 1,424 1,778 1,727 1,324 1,908 1,844 1,423
Optimalization 19 2,374 2,283 1,714 2,236 2,154 1,609 2,37 2,279 1,713

Gambar 8. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop


simplified, janbu simplified and spencer.

13
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

BT_04
Nilai RMR pada BT_04 diperoleh dari
pembobotan berkisar antara 32 – 75 yang
termasuk kedalam kelas massa batuan II dan IV
sebagai nilai RMR terkecil yang digambarkan
pada Gambar 9.
Nilai SMR berkisar antara 42 – 85 yang
digambarkan pada Gambar 9 dan untuk model
design lereng pada section NW akan stabil jika
Tabel 9. Geometri lereng pada titik bor BT_04

Jumlah Lebar Bench


Overall Single
Section NW Undak Berm Height
Slope Slope
an (m) (m)

Rata - rata SMR 65 13 2,038 85 4,954


SMR Terkecil 41 13 4,895 75 4,714
Optimalization 22 13 11,683 43 15,917

menggunakan nilai sudut overall slope sebesar


22o yang digambarkan pada Gambar 10.

Nilai overall slope tidak menggunakan nilai rata


– rata SMR dikarenakan hasil perhitungan nilai
FK nya tidak mencapai 1,25 sehingga dilakukan
perubahan geometri lereng seperti pada Tabel 9
dan 10.

14
ISSN 0125-9849, e-ISSN 2354-6638
Ris.Geo.Tam Vol. ...., No..., Bulan Tahub (Hal XX-XX)
©2014 Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Tabel 10. Hasil analisis kestabilan lereng pada titik bor BT_04

Faktor Keamanan (FK)

Overa Bishop Simplified Janbu Simplified Spencer


Section NW ll
Saturated Saturated Saturated
Slope Non- Non- Non-
Saturated + Seismic Saturated + Seismic Saturated + Seismic
saturated saturated saturated
Load Load Load

Rata - rata SMR 65 0,688 0,652 0,576 0,733 0,697 0,586 0,734 0,695 0,588
SMR Terkecil 41 0,702 0,678 0,551 0,719 0,693 0,547 0,719 0,696 0,548
22 1,93 1,795 1,359 1,879 1,75 1,98 1,795
Optimalization 1,323 1,43

Gambar 9. Rekapitulasi data RMR dan SMR pada Section NW terhadap


kedalaman
Gambar 10. Model design optimalization lereng dengan menggunakan metode bishop
simplified, janbu simplified and spencer.
15
Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.XX, No.X, Bulan 20XX, XX-XX

KESIMPULAN (CONCLUSION) Swana, G. W., Muslim, D and Sophian, I. 2012.


Desain Lereng Final dengan Metode RMR, SMR,
Dari analisis stabilitas kemiringan dengan dan Analisis Kestabilan Lereng : Pada Tambang
mengggunakan Slide V.6.0 dapat disimpulkan Batubara Terbuka, di Kabupaten Tanah Laut,
bahwa nilai SMR terkecil tidak memberikan Provinsi Kalimantan Selatan. Buletin Sumber
kepastian bahwa lerengnya akan stabil. Pada Daya Geologi, vol. 7, no.2., pp. 92 – 108.
lereng NW – SE pada titik bor BT_01 dan pada Sjoberg. 1997. Estimating Rock Mass Strength
lereng dengan bagian SW – NE pada BT_03 Using the Hoek – Brown Failure Criterion and
umumnya stabil dengan nilai SMR. Tapi tidak Rock Mass Classification. Sweden : Lulea
seperti lereng di NW – SE pada BT_04 dan SW University of Technology Division of Rock
– NE pada BT_02 kemiringannya tidak stabil Mechanics.
dengan menggunakan nilai SMR. Untuk Wijayanti, Kemala., dkk. 2015. The analysis of
mengatasinya hal tersebut, maka perlu untuk the slope stability design on pemali, North
dilakukannya optimalisasi lereng dengan Bangka, Bangka Belitung islands, indonesia.
mengubah lebar, tinggi, dan sudut kemiringan Asian Regional Conference of IAEG. Pp. 1 - 4.
sehingga akan mendapatkan nilai FK yang stabil Zakaria, Z. 2009. Diktat kuliah Analisis
pada kondisi unsaturated, saturated dan Kestabilan Lereng Tanah, Bandung : Universitas
saturated + seismic load. Padjajaran.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam
proses penelitian ini khususnya kepada PT.
Timah TBK, yang telah memberikan
memberikan izin untuk melakukan penelitian
tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan Sidarto, 1995. Laporan Geologi
Lembar Belitung, Sumatera, Skala 1 : 250000.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bieniawski, Z. T., 1989. Enginering Rock Mass
Classifications. John Wiley & Sons, New York,
Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore: s.n.
Bowles, J. E. 1989. Sifat – sifat fisik dan
Geoteknis Tanah, Jakarta : Erlangga.
Eberhardt, E. 2005. Geotechnical Engineering
Practice & Design : Lecture : Limit Equilibrium,
EOSC.
Karyono. 2004. Diktat Perencanaan Tambang
Terbuka, Bandung : Universitas Islam Bandung.
Puskim. 2014. Peta Zonasi Gempa. Retrieved
from PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN Badan penelitian dan
pengembangan Kementrian pekerjaan umum dan
perumahan rakyat : http://puskim.pu.go.id/peta-
zonasi-gempa/
Romana, M. R., 1993. A Geomechanical
Classification for Slopes : Slope Mass Rating.
Spain : Universidad Politecnica Valencia.

16

Anda mungkin juga menyukai