LITERATURE REVIEW
P17220183050
JURUSAN KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Insomnia merupakan salah satu bentuk permasalahan yang sering kali dialami
oleh lansia (lanjut usia), keluhan-keluhan yang sering dialami lansia penderita
mampuan untuk kembali tidur dan sering terbangun pada malam hari. Ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi insomnia pada lansia antara lain sebagai berikut
faktor fisik karena menderita penyakit tertentu, faktor lingkungan, faktor psikologis,
dan faktor prikiartis (Zaini, 2013). Selain itu ada juga penyebab gangguan tidur pada
istirahatnya, ada juga yang menjadi salah satu penyebabnya yakni fleksibilitas sendi
tidur. Dan juga insomnia sendiri dapat berdampak menurunkan kualitas hidup lansia
misalnya berdampak pada perubahan suasana hati, performa motorik, memori dan
keseimbangan. Penurunan fungsi imun juga akan terjadi akibat kurang tidur, maka
dari itu lansia membutuhkan kualitas tidur yang baik untuk meningkatkan kesehatan
dan memulihkan kondisi dari sakit (Nia, 2019). Oleh karena itu masalah kualitas tidur
umumnya sering terjadi pada lanjut usia. Menurut World Health Organization (WHO)
2010) pada tahun 2009 diperkirakan prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup
tinggi yaitu mencapai 50%, selain itu 20%-40% pada orang dewasa dan lansia
diperkirakan setiap tahunnya mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya akan
mengalami masalah serius. Berdasarkan hasil penelitian di Griya Usia Lanjut St.
Yosef Surabaya, didapatkan lansia yang tinggal di panti sebanyak 147 orang, 21 orang
observasi pada 3 lansia dimana lansia tersebut terlihat matanya merah, sering
menguap, dan mengatakan merasa badan pegal-pegal, tidak segar, bahkan 1 dari 3
lansia tersebut mengatakan tidak mengikuti senam karena badannya lemas yang
ditandai dengan kemampuan fisik lansia yang semakin menurun (Prasetyo, 2019).
Salah satu penyebab gangguan tidur pada lansia adalah keadaan dimana
yakni fleksibilitas sendi pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri.
Terjadi erosi pada kapsul persendian, sehingga akan menyebabkan penurunan luas
dan gerak sendi, yang akan menimbulkan gangguan berupa pembengkakan dan nyeri
gangguan tidur pada lansia (Iksan, R., & Hastuti, 2020). Menurut (Amir, 2007, dalam
mengancam jiwa baik secara langsung misalnya insomnia atau secara tidak langsung
seperti kecelakaan akibat gangguan tidur. (Setyowati, 2017) mengatakan Waktu tidur
menurun dengan tajam setelah seseorang memasuki masa tua. Disamping itu juga
menggunakan obat tentu memiliki efek samping seperti perubahan nafsu makan,
pusing, diare, ketergantungan, dan konstipasi terutama pada lansia. Untuk itu, perlu
langkah lain untuk mengatasi gejala Insomnia yaitu dengan terapi non-farmakologis.
Salah satu terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas tidur adalah terapi murottal al-quran. Terapi murottal al-qur’an dapat
berpengaruh terhadap kualitas tidur lansia, dan juga dapat mengurangi ketegangan
otot saraf, memberikan efek penyembuhan secara jasmani dan rohani. Pada prinsipnya
(Mahlufi, 2016). Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan study literatur review yang
1.3 Tujuan
qur’an
2. Menjelaskan kualitas tidur pada lansia setelah dilakukan terapi murottal al-
qur’an
murottal al-qur’an
1.4 Manfaat
memilih jenis terapi yang dapat dilakukan oleh lansia dalam meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANSIA
Maha Esa. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
remaja, dewasa dan lansia. Menurut (Budi Anna keliat, 1999) dalam (Maryam,
(2), (3), (4) UU No 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia
lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
5. Lansia tidak potensial, yakni lansia yang tidak berdaya untuk mencari
lain.
Sedangkan klasifikasi menurut WHO adalah sebagai berikut:
penuaan adalah keadaan yang normal, dengan diikuti perubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat
macam penyakit yang terkait dengan perubahan menjadi tua akan muncul pada
masalah otot dan tulang sering sekali dijumpai pada lanjut usia diakrenakan
proses menua.
proses penuaan yaitu teori biologi, teori psikologis, teori sosial, dan teori
Teori biologi
theory, teori stres, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.
terbebas dari suatu penyakit baik fisik, mental, dan sosial. Status kesehatan
dikatakan baik apabila ketika dilakukan pemeriksaan fisik tidak ada keluhan
penyakit, tekanan darah normal, status mental emosional tidak ada gangguan,
dan sesuai dengan KMS pada lansia. Begitu juga sebaliknya status kesehatan
lansia dapat dikatakan tidak baik apabila kondisi kesehatan lansia secara
ada keluhan penyakit, tekanan darah tidak normal, status emosional positif dan
pneumonia.
failure.
osteoporosis.
menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Lansia ini dapat dikategorikan dapat mengganti kegiatan yang
mudah tersinggung.
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
2.2 INSOMNIA
Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus artinya tidur ,
sulit tidur, atau tidak cukup tidur walaupun terdapat cukup waktu untuk
hari bahkan sampai dua atau tiga minggu, akan tetapi masalah insomnia yang
kronis dapat bertahan lebih lama lagi. Insomnia dibagi menjadi 3 macam yaitu:
Initial Insomnia artinya : gangguan tidur saat memasuki waktu tidur, Middle
Insomnia artinya terbangun ditengah malam dan sulit untuk tidur kembali,
Late Insomnia artinya sering mengalami gangguan tidur saat bangun pagi
dari penyakit yang diderita. Jika diambil dari garis besarnya faktor penyebab
berolahraga.
seperti:
60 tahun keatas.
Wanita hamil
Riwayat depresi/penurunan
Stres
Suasana ramai/berisik
Perubahan lingkungan sekitar
Dsb
Sedangkan insomnia kronis lebih kompleks lagi dan seringkali dilibatkan oleh
faktor gabungan termasuk yang mendasari fisik atau penyakit mental dan bisa
sekunder yakni:
a. Insomnia primer
b. Insomnia sekunder
kesehatan tertentu.
a. Insomnia akut
b. Insomnia kronis
Insomnia ini terjadi dalam kurun waktu yang relatif panjang
dan juga disebabkan oleh kondisi psikologi yang sedang tidak stabil
atau tidak baik, lamanya insomnia kronis ini terjadi berkisar tiga
kesulitan dalam memulai tidur, memelihara kondisi tidur, atau tidur yang tidak
menyegarkan selama 1 bulan atau lebih. Keadaan sulit tidur tersebut harus
1. Benzodiazepine
respirasi.
2. Non-benzodiazepine
Sedangkan menurut (Iksan, R., & Hastuti, 2020) pada terapi non farmakologis
2. Terapi psikologi
3. Terapi relaksasi
yang dilagukan oleh seorang qori’ atau pembaca Al-Qur’an. Membaca Al-
teratur dan tidak ada perubahan yang mendadak. Tempo yang digunakan pada
penerapan terapi murottal Al-Qur’an yakni antara 60-70 menit serta memiliki
suara yang rendah sehingga dapat menimbulkan efek relaksasi pada tubuh dan
tingkat insomnia.
Insomnia
BAB III
METODE PENELITIAN
literature review. Literatur review dapat diartikan sebagai uraian tentang teori,
temuan, dan bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk
menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti
Peneliti tidak menyusun karya tulis ilmiah ini dengan subjektif, tetapi
yang sudah didapatkan pada suatu topik penelitian, kemudian dilakukan untuk
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data sekunder yaitu
data yang diperoleh bukan dari observasi langsung, melainkan dari studi
pustaka berupa artikel penelitian lain yang dimuat dalam jurnal nasional
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pubmed dan google scholar.
3.2.2. Kata Kunci
keyword yang di dapatkan dari judul jurnal yang ada dalam penelitian. Untuk
OR
Sleep quality
1. Population/problem
problem atau masalah adalah tingkat kualitas tidur pada lansia penderita
insomnia.
2. Intervention
3. Comparation
apapun.
4. Outcome
Outcome atau tujuannya adalah diharapkan terjadi peningkatan kualitas
tidur
terapi musik
Comparation Yang tidak dilakukan Yang sudah dilakukan
tidur
Publication years Tahun 2015 dan Sebelum tahun 2015
setelahnya
Language Bahasa inggris dan Selain bahasa inggris
kesesuaian isi dengan cara membaca sekilas pada abstrak dan kalimat-
kalimat penting yang terdapat pada abstrak dan pendahuluan artikel, melalui
tujuan untuk menemukan inti sari artikel, dari artikel tersebut diperoleh
sebanyak 5 artikel. Bila peneliti belum dapat menangkap maksud dari artikel
scholar dan di pubmed 1 artikel. Proses mulai dari pencarian data base
(n= 3) Intervention
- Studi yang tidak membahas
tentang terapi musik
Outcome
(n=5)
( n=5)
dalam setiap studi (n = 5). Checklist daftar penilaian berdasarkan The JBI
Critical Appraisal telah tersedia beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari
studi. Penilaian kriteria diberi nilai 'ya', 'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku',
dan setiap kriteria dengan skor 'ya' diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol,
setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Critical appraisal untuk
menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor
penelitian setidaknya 50% memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik
cut-off yang telah disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria
penelitian atau jurnal dari berbagai sumber. Analisis dimulai dengan bahan
penelitian yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Artikel penelitian yang
sesuai dengan kriteria inklusi dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi
nama peneliti, tahun terbit jurnal, Negara penelitian, judul penelitian, dan ringkasan
Data hasil studi literatur disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, yang berisi
tentang seluruh aspek dari literatur yang ada. Mulai dari judul artikel , sumber artikel
(nomer jurnal, nama jurnal, tahun terbit),tujuan penelitian, metode penelitian,
Data hasil studi literature betuk tabel yaitu penyajian dalam bentuk angka (data
mumerik) yang disusun dalam kolom dan baris dengan tujuan menunjukan frekuensi
kejadian dalam kategori yang berbeda. Sedangkan data hasil studi literatur berbasis
narasi dibuat dalam bentuk narasi mulai dari pengambilan data sampai kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik - Sofia Rhosma Dewi, S.Kep.Ners. -
Gede, M., Permana, C., Umum, S., & Sanglah, P. (2013). Insomnia and Correlation With
Psychosocial Factors in Primary Health Care. E-Jurnal Medika Udayana, 2(2), 237–253.
https://books.google.co.id/books?
id=axzIDwAAQBAJ&pg=PA5&dq=insomnia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjThreS4O
XtAhW973MBHeRkAIgQ6AEwAnoECAYQAg#v=onepage&q=insomnia&f=false
Iksan, R., & Hastuti, E. (2020). Terapi Murotal Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Tidur
Ilmiah, J. P. (2017). Perilaku Koping Pada Lansia Yang Mengalami Penurunan Gerak Dan
Insomnia & Gangguan Tidur - Google Buku. (n.d.). Retrieved January 8, 2021, from
https://books.google.co.id/books?
id=kxhBtckImNQC&pg=PA58&dq=penyebab+insomnia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKE
wixw_zHw4zuAhVW_XMBHaj4ANgQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=penyeba
b insomnia&f=false
id=PvCpCgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pengertian+murottal+al-
quran&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjSnIfQxurtAhWbfH0KHWmADawQ6AEwAHoE
CAUQAg#v=onepage&q&f=false
Mahlufi, F. (2016). Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Kualitas Tidur Penderita Insomnia
https://books.google.co.id/books?
id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA32&dq=definisi+lansia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjvgb
ak74juAhVn8HMBHfB5CJQQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=definisi
lansia&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA70&dq=insomnia+lansia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiW
uf398ejtAhXDZCsKHRLVCRUQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=insomnia
lansia&f=false
Mustikaningsih, D., & Haryanto, M. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al- Qur ’ an Terhadap
Tingkat Stres Kerja Perawat IGD Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Jurnal Keperawatan
Nia, M. W. (2019). Efektifitas Terapi Murottal Al-Qur’an Secara Audio Visual Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Dengan Insomnia Di Panti Wredha Budhi Dharma Umbulharjo
Yogyakarta. Keperawatan.
Purwanto, S. (2008). Mengatasi insomnia dengan terapi relaksasi. Jurnal Kesehatan, 1, 141–
148.
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019). Teknik Menulis Review Literatur
id=Cke3DwAAQBAJ&pg=PA37&dq=masalah+kesehatan+pada+lansia&hl=id&sa=X&
ved=2ahUKEwjH6pPFrIzuAhVCjuYKHX6bCI8Q6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&
Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik - Sofia Rhosma Dewi, S.Kep.Ners. -
id=3FmACAAAQBAJ&pg=PA23&dq=dilema+etik&hl=en&sa
Gede, M., Permana, C., Umum, S., & Sanglah, P. (2013). Insomnia and Correlation With
Psychosocial Factors in Primary Health Care. E-Jurnal Medika Udayana, 2(2), 237–253.
https://books.google.co.id/books?
id=axzIDwAAQBAJ&pg=PA5&dq=insomnia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjThreS4O
XtAhW973MBHeRkAIgQ6AEwAnoECAYQAg#v=onepage&q=insomnia&f=false
Iksan, R., & Hastuti, E. (2020). Terapi Murotal Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Tidur
Ilmiah, J. P. (2017). Perilaku Koping Pada Lansia Yang Mengalami Penurunan Gerak Dan
Fungsi. Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah, 9(1), 26–38.
Insomnia & Gangguan Tidur - Google Buku. (n.d.). Retrieved January 8, 2021, from
https://books.google.co.id/books?
id=kxhBtckImNQC&pg=PA58&dq=penyebab+insomnia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKE
wixw_zHw4zuAhVW_XMBHaj4ANgQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=penyeba
b insomnia&f=false
id=PvCpCgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=pengertian+murottal+al-
quran&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjSnIfQxurtAhWbfH0KHWmADawQ6AEwAHoE
CAUQAg#v=onepage&q&f=false
Mahlufi, F. (2016). Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Kualitas Tidur Penderita Insomnia
https://books.google.co.id/books?
id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA32&dq=definisi+lansia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjvgb
ak74juAhVn8HMBHfB5CJQQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=definisi
lansia&f=false
https://books.google.co.id/books?
id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA70&dq=insomnia+lansia&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiW
uf398ejtAhXDZCsKHRLVCRUQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=insomnia
lansia&f=false
Mustikaningsih, D., & Haryanto, M. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al- Qur ’ an Terhadap
Tingkat Stres Kerja Perawat IGD Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Jurnal Keperawatan
Nia, M. W. (2019). Efektifitas Terapi Murottal Al-Qur’an Secara Audio Visual Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Dengan Insomnia Di Panti Wredha Budhi Dharma Umbulharjo
Yogyakarta. Keperawatan.
Purwanto, S. (2008). Mengatasi insomnia dengan terapi relaksasi. Jurnal Kesehatan, 1, 141–
148.
id=Cke3DwAAQBAJ&pg=PA37&dq=masalah+kesehatan+pada+lansia&hl=id&sa=X&
ved=2ahUKEwjH6pPFrIzuAhVCjuYKHX6bCI8Q6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&
Lampiran 1