Latar Rumusan
Belakang Masalah
Tujuan Manfaat
Penelitian Penelitian
Latar Belakang
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, dimana berbagai
pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, terjadinya kekeliruan persepsi dan perhatian, afek yang datar, tidak
sesuai dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang aneh (Davison, Naele & Kring, 2006). Skizofrenia ditandai
dengan distorsi dalam pemikiran, persepsi, emosi, bahasa, kesadaran diri dan pengalaman umum termasuk
mendengar suara-suara atau yang disebut dengan halusinasi (WHO, 2016).
Gejala umum dari skozofrenia yaitu gangguan sensori persepsi, persepsi adalah proses diterimanya rangsangan
sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti penginderaan atau sensasi: proses penerimaan rangsangan. Dimana
terdapat dua jenis utama masalah perseptual yaitu halusinasi dan ilusi. Halusinasi yang didefinisikan sebagai
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Menurut Direja (2011), akibat dari halusinasi adalah klien dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan).
• Next….
Menurut beberapa ahli ilmu jiwa, terapi psikoreligius sangat dianjurkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyabudi (2012) yang menyebutkan bahwa terapi Dzikir berpengaruh terhadap ketenangan jiwa
dan dapat menurunkan stres. Sedangkan menurut Al-qadhi (2010) dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai media
relaksasi daya tahan tubuh dapat dipengaruhi sehingga mampu melawan penyakit dan membantu dalam proses
penyembuhan.
Membaca Al-Qur’an dapat mendatangkan kesembuhan (Wiradisuria, 2016).Mengingat Allah akan membuat tubuh
rileks dengan cara mengaktifkan kerja system saraf parasimpatik dan menekan kerja system saraf simpatik. Hal ini
akan membuat keseimbangan antara kerja dari kedua system saraf otonom tersebut sehingga mempengaruhi
kondisi tubuh
1.3 Tujuan 1.4 Manfaat
• 1.3.1 Tujuan Umum 1.4.1 Manfaat Teoritis
1.2 Rumusan Masalah 1.4.2 Manfaat Praktisi
Konsep
Skizofrenia
BAB 2 Konsep
Halusinasi
Konsep
Psikoreligius
Konsep Skizofrenia
Skizofrenia adalah
pecahnya/ketidakserasian
antara afek, kognitif, dan
perilaku. Skizofrenia adalah
gangguan suatu psikosis
fungsional dengan gangguan
Pengertian Skizofrenia
utama pada proses pikir serta
disharmoni antara proses
piker, afek atau emosi.
Gejala Skizofrenia
Gejala Postif Skizofrenia Gejala Negatif Skizofrenia
Halusinasi
Menarik diri
Delusi atau waham
Sukar diajak bicara, pendiam,
Kacau kontak emosional amat rendah
Kecurigaan
Pasif dan apatis, menarik diri
dari pergaulan sosial
Sulit dalam berfikir abstrak
Tidak ada atau kehilangan
dorongan kehendak (avolition)
dan tidak ada inisiatif
1. Gen
2. Infeksi dan Inflamasi
Etiologi 3. Neuroanatomi dan
Skizofrenia Neurokimia
Pengertian
Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan presepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis,1998). Suatu
penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksternal;
presepsi palsu.
Dimensi Halusinasi
Dimensi Fisik
Dimensi
Emosional
Dimensi
Intelektual
Dimensi Sosial
Dimensi Spiritual
Rentang Respon Halusinasi
Adaptif Maladaptif
Pikiran logis Keadaan proses pikir tidak Gangguan proses
Presepsi akurat terganggu berpikir/waham
Emosi konsisten dengan Ilusi Halusinasi
pengalaman Emosi tidak stabil Kesukaran proses emosi
Perilaku sesuai Perilaku tidak biasa Perilaku tidak terorganisasi
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial
Faktor Halusinasi
• Faktor Biologis
Faktor • Faktor Psikologis
Predisposisi • Faktor Sosio budaya dan
Lingkungan
• Riwayat penyakit infeksi penyakit
kronis
Faktor • Kelainan struktur otak
Presipitasi • Riwayat kekerasan dalam keluarga
• Kegagalan dalam hidup
• Tuntutan keluarga dan masyarakat
Jenis Jenis Halusinasi
Pendengaran Perabaan
Penglihatan Cenesthetic
Pengecapan
Penciuman Kinesthetic
Tanda dan Gejala Halusinasi
a. Data Subyektif, pasien mengatakan : b. Data Obyektif
7) Merasa takut atau senang dengan halusinasinya 11)Menggaruk – garuk permukaan kulit
Fase – Fase Halusinasi
Fase.I Comforting Ansietas sedang Halusinasi
menyenangkan
SHOLAT
DZIKIR
Tujuan Terapi Psikoreligius
Mereduksi lamanya waktu perawatan klien
dengan gangguan psikis
OR OR OR
OR
Religious
Kriteria Insklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Ekslusi
Population Klien yang mengalami halusinasi Klien yang tidak mengalami halusinasi
(n = 15)
Studies included in
qualitative synthesis (SR)
(n = 5)
Included
Penilaian Kualitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=5) dengan Checklist Critical
Appraisal daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari
studi. Penilaian kriteria diberi checklist “YA” atau “TIDAK” atau “TIDAK JELAS”
atau “TIDAK TERSEDIA”. Setiap jawaban “YA” diberi skor 1 kemudian dihitung
dan dijumlahkan. Skor yang memenuhi kriteria critical appraisal 50% dari cut-off
yang telah disepakati, maka studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi.
Hasil skrining akhir didapatkan 5 artikel mencapai skor 50% yang siap dilakukan
analisis data dilanjutkan dengan pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan serta
saran.
TERIMA KASIH