Anda di halaman 1dari 27

TERAPI PSIKORELIGIUS TERHADAP KEMAMPUAN

KLIEN UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PADA


PENDERITA SKIZOFRENIA
(Literature Review)

FIAN ALHANUNI MAGHFIROH


NIM. P17220184094
BAB 1

Latar Rumusan
Belakang Masalah

Tujuan Manfaat
Penelitian Penelitian
Latar Belakang
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, dimana berbagai
pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, terjadinya kekeliruan persepsi dan perhatian, afek yang datar, tidak
sesuai dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang aneh (Davison, Naele & Kring, 2006). Skizofrenia ditandai
dengan distorsi dalam pemikiran, persepsi, emosi, bahasa, kesadaran diri dan pengalaman umum termasuk
mendengar suara-suara atau yang disebut dengan halusinasi (WHO, 2016). 

Gejala umum dari skozofrenia yaitu gangguan sensori persepsi, persepsi adalah proses diterimanya rangsangan
sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti penginderaan atau sensasi: proses penerimaan rangsangan. Dimana
terdapat dua jenis utama masalah perseptual yaitu halusinasi dan ilusi. Halusinasi yang didefinisikan sebagai
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.
Menurut Direja (2011), akibat dari halusinasi adalah klien dapat kehilangan control dirinya sehingga bisa
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan).
• Next….

Menurut beberapa ahli ilmu jiwa, terapi psikoreligius sangat dianjurkan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Setyabudi (2012) yang menyebutkan bahwa terapi Dzikir berpengaruh terhadap ketenangan jiwa
dan dapat menurunkan stres. Sedangkan menurut Al-qadhi (2010) dengan menggunakan Al-Qur’an sebagai media
relaksasi daya tahan tubuh dapat dipengaruhi sehingga mampu melawan penyakit dan membantu dalam proses
penyembuhan.
Membaca Al-Qur’an dapat mendatangkan kesembuhan (Wiradisuria, 2016).Mengingat Allah akan membuat tubuh
rileks dengan cara mengaktifkan kerja system saraf parasimpatik dan menekan kerja system saraf simpatik. Hal ini
akan membuat keseimbangan antara kerja dari kedua system saraf otonom tersebut sehingga mempengaruhi
kondisi tubuh
1.3 Tujuan 1.4 Manfaat
• 1.3.1 Tujuan Umum 1.4.1 Manfaat Teoritis
1.2 Rumusan Masalah 1.4.2 Manfaat Praktisi
Konsep
Skizofrenia

BAB 2 Konsep
Halusinasi
Konsep
Psikoreligius
Konsep Skizofrenia
Skizofrenia adalah
pecahnya/ketidakserasian
antara afek, kognitif, dan
perilaku. Skizofrenia adalah
gangguan suatu psikosis
fungsional dengan gangguan
Pengertian Skizofrenia
utama pada proses pikir serta
disharmoni antara proses
piker, afek atau emosi.
Gejala Skizofrenia
Gejala Postif Skizofrenia Gejala Negatif Skizofrenia

 Halusinasi
 Menarik diri
 Delusi atau waham
 Sukar diajak bicara, pendiam,
 Kacau kontak emosional amat rendah
 Kecurigaan
 Pasif dan apatis, menarik diri
dari pergaulan sosial
 Sulit dalam berfikir abstrak
 Tidak ada atau kehilangan
dorongan kehendak (avolition)
dan tidak ada inisiatif
1. Gen
2. Infeksi dan Inflamasi
Etiologi 3. Neuroanatomi dan
Skizofrenia Neurokimia

Tipe – Tipe 1. Paranoid


Skizofrenia 2. Disorganisasi
3. Katatonik
4. Residual
Konsep Halusinasi

Pengertian
Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan presepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis,1998). Suatu
penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksternal;
presepsi palsu.
Dimensi Halusinasi
Dimensi Fisik

Dimensi
Emosional
Dimensi
Intelektual

Dimensi Sosial

Dimensi Spiritual
Rentang Respon Halusinasi
Adaptif Maladaptif
 Pikiran logis  Keadaan proses pikir tidak  Gangguan proses
 Presepsi akurat terganggu berpikir/waham
 Emosi konsisten dengan  Ilusi  Halusinasi
pengalaman  Emosi tidak stabil  Kesukaran proses emosi
 Perilaku sesuai  Perilaku tidak biasa  Perilaku tidak terorganisasi
 Berhubungan sosial  Menarik diri  Isolasi sosial
Faktor Halusinasi
• Faktor Biologis
Faktor • Faktor Psikologis
Predisposisi • Faktor Sosio budaya dan
Lingkungan
• Riwayat penyakit infeksi penyakit
kronis
Faktor • Kelainan struktur otak
Presipitasi • Riwayat kekerasan dalam keluarga
• Kegagalan dalam hidup
• Tuntutan keluarga dan masyarakat
Jenis Jenis Halusinasi
Pendengaran Perabaan

Penglihatan Cenesthetic
Pengecapan

Penciuman Kinesthetic
Tanda dan Gejala Halusinasi
a. Data Subyektif, pasien mengatakan : b. Data Obyektif

1) Mendengar suara – suara atau kegaduhan 1) Bicara atau tertawa sendiri


2) Marah – marah tanpa sebab
2) Mendengar suara yang mengajak bercakap –
3) Mengarahkan telinga kearah tertentu
cakap
4) Menutup telinga
3) Mendengarkan suara menyuruh melakukan
5) Menunjuk – nunjuk ke arah tertentu
sesuatu yang berbahaya
6) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
4) Melihat bayangan, sinar, bentuk, geometris,
7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau –
bentuk kartun, melihat hantu atau monster bauan tertentu
5) Mencium bau – bauan seperti bau darah, urin, 8) Menutup hidung
feses, kadang- kadang bau itu menyenangkan 9) Sering meludah
6) Merasakan rasa seperti darah, urin, atau feses 10)Muntah

7) Merasa takut atau senang dengan halusinasinya 11)Menggaruk – garuk permukaan kulit
Fase – Fase Halusinasi
Fase.I Comforting Ansietas sedang Halusinasi
menyenangkan

Fase.II Condeming Ansietas berat Halusinasi menjadi


menjijikan

Fase.III Controling Ansietas berat Pengalaman sensori


jadi berkuasa

Fase.IV Conquering Panik Umumnya menjadi melebur


dalam halusinasinya
Konsep Psikoreligius
Ps De
ik fin Filosofi
Filosofiyang
yangmendasari
mendasariterapi
terapipsikoreligius
psikoreligius
or is adalah
adalahperpaduan
perpaduanantara
antaradunia
duniailmiah
ilmiah(medis
(medis
e li i
gi dan
danpsikologis)
psikologis)dan
danpendekatan
pendekatanagamaagamaatauatau
us spiritual.
spiritual.Pendekatan
Pendekatanagama
agamamerupakan
merupakan
langkah
langkahkhas
khasyang
yangsecara
secaralebih
lebihlugas
lugasdan
dan
eksplisit
eksplisitmengikutsertakan
mengikutsertakanketerlibatan
keterlibatan
Tuhan,
Tuhan,seraya
serayaberjanji
berjanjitidak
tidakakan
akan
mengulangi
mengulangiperbuatannya,
perbuatannya,sertasertameminta
meminta
kekuatan
kekuatanekstra
ekstraberupa
berupaiman
imandan dantakwa
takwaagar
agar
kuat
kuatmenjalani
menjalanikehidupan.
kehidupan.(Amriel,
(Amriel,2007).
2007).
Terapi
Terapipsikoreligius
psikoreligiusadalah
adalahterapi
terapipsikis
psikisatau
atau
terapi
terapijiwa
jiwayang
yangdengan
denganmenggunakan
menggunakan
pendekatan
pendekatanrohani
rohaniatau
ataukeagamaan.
keagamaan.(Yosep,
(Yosep,
2010).
2010).
Jenis – Jenis Terapi Psikoreligius
DOA

SHOLAT

DZIKIR
Tujuan Terapi Psikoreligius
Mereduksi lamanya waktu perawatan klien
dengan gangguan psikis

Memperkuat mentalitas dan konsep diri klien

klien akan dikembalikan persepsinya terkait


degan dirinya, orang lain dan lingkungan

Mempunyai efek positif dalam menurunkan


stress
Strategi
Pencarian
Literatur
BAB 3
Seleksi Studi
dan Penilaian
Kualitas
Strategi Pencarian Literatur
Database
Pencarian
Penelitian ini menggunakan metode literature review dimana
penelitian ini berdasar dari hasil literasi dari beberapa studi
penelitian sebelumnya. Data yang didapat pada penelitian ini
bukan berdasar pada pengamatan secara langsung oleh
peneliti, namun berdasar dari hasil peneliti-peneliti
sebelumnya. Pencarian literature review ini dilakukan pada
bulan September tahun 2020. Pencarian literature review
menggunakan database Mendeley, Garuda Risetdikti, dan
Google Scholar dengan builder yang digunakan adalah builder
AND dan OR..
Kata Kunci
• Keyword dalam penelitian ini adalah : (((Schizophrenia) AND
Hallucinations) AND Psychoreligiuous) OR religious

Skizofrenia Halusinasi Psikoreligius

OR OR OR

Schizophrenia Hallucinations Psychoreligiuous

    OR

    Religious
Kriteria Insklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Ekslusi

Population Klien yang mengalami halusinasi Klien yang tidak mengalami halusinasi

Intervention Diberikan terapi psikoreligius Tidak diberikan terapi psikoreligius

Comparison Tidak ada pembanding  

Outcome Presepsi sensori halusinasi penderita Presepsi sensori halusinasi penderita


skizofrenia membaik skizofrenia tidak membaik
Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literatur di tiga database dan menggunakan kata kunci
yang disesuaikan dengan MeSH, peneliti mendapatkan 107 artikel yang sesuai dengan
kata kunci. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi,
ditemukan 10 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 97 artikel. Peneliti
kemudian melakukan skrining terhadap artikel yang hanya memuat judul dan abstrak
saja, ditemukan 33 artikel dan tersisa 64 artikel fulltext. Kemudian 64 artikel fulltext
tersebut diperiksa apakah ada yang tidak lengkap dan tidak sesuai dengan PICO serta
tidak sesuai kriteria inklusi, ditemukan 49 artikel yang kemudian dikeluarkan. Tersisa
15 artikel (n=15) included study yang akan dilakukan analisis.
Additional records identified
Records identified through database through other sources in
Identification (n=107) Mendeley n= 5
Google Scholar (n = 97 ) Garuda Risetdikti n= 5

Records after duplicates removed Duplicates exclude


(n =97 ) (n = 10)
Screening

Records screened by tittle Records excluded by tittle


and abstract and abstract
(n = 64 ) (n = 33 )

Full-text articles excluded,


Full-text articles assessed with reasons
for eligibility (n = 49)
Eligibility

(n = 15)

Studies included in
qualitative synthesis (SR)
(n = 5)
Included
Penilaian Kualitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=5) dengan Checklist Critical
Appraisal daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari
studi. Penilaian kriteria diberi checklist “YA” atau “TIDAK” atau “TIDAK JELAS”
atau “TIDAK TERSEDIA”. Setiap jawaban “YA” diberi skor 1 kemudian dihitung
dan dijumlahkan. Skor yang memenuhi kriteria critical appraisal 50% dari cut-off
yang telah disepakati, maka studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi.
Hasil skrining akhir didapatkan 5 artikel mencapai skor 50% yang siap dilakukan
analisis data dilanjutkan dengan pembahasan dan diakhiri dengan kesimpulan serta
saran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai