Mustifa1, Sugireng2
Sugireng92@gmail.com
STIKES Mandala Waluya
ABSTRAK
jantung, sehingga sering dan mudah tanpa memantau kadar ureum dan
kontak dengan zat kimia dalam jumlah kreatinin sebagai marker/penanda
besar dan merupakan jalur ekskresi fungsi ginjal. Mengingat begitu
obligatorik untuk kebanyakan obat, pentingnya memantau fungsi ginjal
serta mempunyai fungsi sebagai organ tersebut akibat efek samping OAT
utama untuk membuang produk sisa Kat.1 sehingga peneliti merasa perlu
metabolisme yang tidak diperlukan lagi melakukan pemeriksaan fungsi ginjal
oleh tubuh. Produk-produk tersebut untuk mengetahui kadar ureum dan
antara lain ureum dan kreatinin. Akibat kadar kreatinin setelah penggunaan
penggunaan obat yang lama, sehingga OAT Kat.1.
obat dapat menjadi zat toksik dalam Berdasarkan pengamatan pada
tubuh dan akan berpengaruh terhadap penderita TB Paru yang berobat di
organ tubuh lainnya misalnya organ Puskesmas Katobu, ada beberapa
hati dan ginjal, bahkan bisa berdampak penderita yang merasakan keluhan
pada penyakit gagal ginjal. Obat- yang menyerupai gangguan fungsi
obatan dieliminasi dari dalam tubuh ginjal seperti sakit pinggang, keluhan
baik dalam bentuk yang tidak diubah warna urine yang menjadi keruh, dan
oleh proses eksresi maupun diubah ada juga yang mengeluh sesak nafas
menjadi metabolit (Verdiansah, 2016). setelah mengkonsumsi Obat Anti
Pemeriksaan ureum dan kreatinin Tuberkulosis Kategori 1 (OAT Kat. 1)
dilakukan pada penderita TB Paru dan menurut diagnosa dokter,
setelah 6 bulan menjalani pengobatan penderita dicurigai mengalami
dengan OAT Kat.1. Waktu pengobatan gangguan fungsi ginjal, namun belum
yang cukup lama dapat menyebabkan pernah dilakukan penelitian untuk
akumulasi dari obat tersebut, sehingga mendeteksi keadaan fungsi ginjal
akan mempengaruhi ginjal. Pada penderita TB Paru di Puskesmas
pengobatan TB Paru di Puskesmas Katobu. Berdasarkan hal tersebut di
Katobu, pasien yang didiagnosa atas, maka peneliti ingin mengetahui
menderita TB Paru langsung diberikan keadaan fungsi ginjal penderita
OAT Kat.1 tanpa dilakukan Tuberkulosis (TB) Paru setelah
pemeriksaan fungsi ginjal terlebih penggunaan Obat Anti Tubekulosis
dahulu, bahkan selama pengobatan Kategori 1 (OAT Kat. 1) di wilayah
sampai akhir pengobatan, pasien hanya kerja Puskesmas Katobu, Kabupaten
dipantau melalui pemeriksaan sputum Muna yang berjumlah 36 orang.