Anda di halaman 1dari 9

15

KADAR HAEMOGLOBIN DAN JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN TB YANG


MENGKOMSUMSI OAT (OBAT ANTI TUBERKULOSIS) DI WILAYAH
PUSKESMAS PERUMNAS KOTA KENDARI

Suwarny Ruhi1, Sunarsih2, Hermawati3


suwarny73@gmail.com 1Hermadgngasseng@gmail.com3
STIKES Mandala Waluya Kendari

ABSTRAK

Tuberkulosis(TB) dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis


maupun komponen plasma. Kelainan hematologis tersebut merupakan salah satu petunjuk
adanya komplikasi salah satunya adalah komplikasi obat-obat anti TB. Komplikasi tersebut
yaitu anemia, hiponatremia, leukositosis, abnormalitas fungsi hepar, hipokalsemia, dan
trombositopenia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar hemoglobin dan jumlah
trombosit penderita TB yang mengkomsumsi dan pasien suspek TB yang tidak
mengkomsumsi OAT Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan
studi komparatif, sampel penelitian sebanyak 12 pasien. Yang dibagi dalam dua kelompok,
Yaitu 6 pasien TB yang mengkomsumsi OAT dan 6 pasien suspek TB yang tidak
mengkomsumsi OAT. Penarikan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling.
Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan hemoglobin dan trombosit menggunakan
hematologi analyzer.
Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji statistic Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan
(p<0,05) ditemukan ada perbedaan (p=0,004) kadar hemoglobin pasien TB yang
mengkomsumsi OAT dengan pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT. Tidak ada
perbedaan (p=0,262) jumlah trombosit pasien TB yang mengkomsumsi OAT dengan pasien
suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT.
Dari hasil penelitian ini diharapkan pemberian obat kepada pasien TB memperhatikan
kelainan hematologis yang ditimbulkan, dan untuk penelitian selanjutnya dilakukan dengan
metode prospektif untuk mengetahui secara langsung efek OAT terhadap kelainan hematogis
penderita TB.

Kata kunci :Penderita TB, OAT, Hemoglobin, Trombosit

PENDAHULUAN Indonesia per tahun 2016, meningkat dari


Tuberkulosis (TB) adalah suatu tahun 2015 sebesar 330.729 kasus.
penyakit menular yang disebabkan oleh TB merupakan penyakit yang
kuman Mycobacterium tuberculosis, yang menyerang semua umur, tingginya
juga dikenal dengan sebagai Bakteri Tahan prevalensi TB dapat disebabkan oleh
Asam (BTA). Data terbaru dari Profil kurangnya pengetahuan masyarakat,
Kesehatan Indonesia keluaran Kemenkes kemiskinan, dan kurang memadainya
melaporkan bahwa ada 351.893 kasus TB di organisasi pelayanan TB. Selain itu salah
satu penyebab kegagalan pengobatan adalah

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


ketidak patuhan dalam mengkonsumsi obat (trombositopenia) yang terjadi pada minggu
dikarenakan waktu pengobatan yang lama kedua dan kedelapan setelah pengobatan di
(Adinda, 2012). mulai (Wirawan,2006).
Salah satu upaya penanggulangan TB Pengamatan dilapangan sering
adalah mengacu pada strategi DOTS ditemukan pasien TB yang mengkomsumsi
(Directly Observed Treatment Shortcourse), OAT dan pasien suspek TB yang tidak
proses pengobatan TB menjalani waktu yang mengkonsumsi OAT (Pasien TB yang
cukup lama yaitu berkisar 6 bulan mempunyai gejala yang sama yaitu batuk
pengobatan, obat-obatan yang digunakan lama) sering mempunyai keluhan seperti
adalah Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang tubuh menjadi cepat lelah/lemas, mata
diberikan beberapa tahap dimana saat berkunang-kunang, pusing, sulit tidur, batuk
dikonsumsi penderita TB maka akan berdarah.
menyebabkan terjadinya penurunan Berdasarkan data dari Puskesmas
metabolisme ( Anjartika, 2011). Perumnas tahun 2017 jumlah pasien TB
Salah satu gejala yang ditemukan pada sebanyak 46 dan pada tahun 2018 jumlah
penderita TB adalah Dispnea/sesak nafas, pasien TB meningkat sebanyak 58 pasien
yang disebabkan oleh kerusakan parenkim (Profil Puskesmas Perumnas, 2018),tahun
paru. Tuberkulosis(TB) dapat menimbulkan 2019 triwulan 1 jumlah pasien TB sebanyak
kelainan hematologi. Kelainan hematologis 6 orang.
tersebut merupakan salah satu petunjuk Dari uraian diatas dapat disimpulkan
adanya komplikasi seperti anemia, bahwa masih tingginya angka pasien dengan
hiponatremia, leukositosis, abnormalitas diagnosa TB di Puskesmas Perumnas, oleh
fungsi hepar, hipokalsemia, dan karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
trombositofenia (Adinda, 2012). penelitian mengenai “Kadar Haemoglobin
Obat-obatan yang di gunakan dalam dan jumlah Trombosit pada pasien TB yang
pengobatan tuberkulosis terdiri dari beberapa mengkonsumsi OAT dan pasien suspek TB
kombinasi diantaranya yaitu streptomisin, yang tidak mengkonsumsi OAT di
rimfapisin, isoniazid, etambutol dan Puskesmas Perumnas”.
pirazinamid, yang biasa disebut OAT. METODE PENELITIAN
Walaupun obat anti tuberkulosis tersebut Jenis penelitian yang digunakan adalah
dapat di terima dalam terapi, tetapi kuantitatif dengan rancangan Komparatif
semuannya mempunyai efek samping yang Studi. Penelitian ini telah dilaksanakan di
potensial diantaranya yaitu penurunan Laboratorium Puskesmas Perumnas pada
jumlah trombosit dalam darah bulan Mei sampai Juni 2019. Populasi dari
Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
17

penelitian ini adalah semua pasien TB yang


diduga suspek TB yang datang ke puskesmas Pasien TB komsumsi OAT

Perumnas dari bulan januari sampai maret Kad


No ar Kategor
2019 dengan kategori pasien positif Kategor Trombos
hb i
i it (sel/ul)
pengobatan sebanyak 6 orang dan pasien (g/dl
)
suspek sebanyak 164 orang. Normal
1 9,9 Rendah 284.000
Sampel dalam penelitian ini adalah
2 10,0 Rendah 301.000 Normal
pasien TB positif yang mengkomsumsi OAT
3 11,2 Rendah 225.000 Normal
dan pasien suspek yang tidak
mengkomsumsi OAT di Puskesmas 4 10,4 Rendah 236.000 Normal

Perumnas sebanyak 12 sampel dengan 5 8,9 Rendah 186.000 Normal


kategori sebanyak 6 sampel pasien TB yang Normal
6 10,2 Rendah 205.000
mengkonsumsi OAT dan sebanyak 6 Sampel
Rat
10.1
pasien suspek TB yang tidak mengkonsumsi a– 239.500
2
rata
OAT. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini
Sumber: Data Primer 2019
adalah pasien TB yang terindikasi pasien TB
Berdasarkan tabel 5.1 dari 6 sampel
yang berobat OAT dan pasien suspek yang
pasien yang mengkomsumsi OAT
tidak mengkonsumsi OAT, selain itu pasien didapatkan 6 (100%) dengan kadar
yang berasal dari Puskesmas Perumnas dan hemoglobin kurang dari normal (rendah)
yaitu berada dibawah nilai rujukan dengan
sampel tidak membeku sedangkan Kriteria
rata-rata 10.12 g/dl. Sedangkan jumlah
Eksklusi meliputi pasien yang tidak berasal trombosit didapatkan 6 sampel (100%)
dari Puskesmas Perumnas dan sampel dengan jumlah trombosit normal dengan
rata-rata 239.000 sel/ul.
membeku.
HASIL PENELITIAN 2. Kadar hemoglobin dan trombosit pasien
1. Kadar hemoglobin dan trombosit pasien suspek TB yang tidak komsumsi OAT
TB yang komsumsi OAT Hasil Pemeriksaan kadar hemoglobin
dan trombosit pasien menggunakan alat
Hasil Pemeriksaan kadar hemoglobin hematologi analyzer didapatkan hasil
dan trombosit pasien menggunakan alat sebagai berikut:
hematologi analyzer didapatkan hasil Tabel 5.2. Distribusi hasil pemeriksaan
hemoglobin dan trombosit
sebagai berikut:
pasien suspek TB yang tidak
Tabel 5.1. Distribusi hasil pemeriksaan mengkomsumsi OAT.
hemoglobin dan trombosit
pasien TB yang Pasien suspek TB tanpa komsumsi
mengkomsumsi No OAT
OAT.

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


Kad Normal Rendah
Tromb Kategor
ar hb Kategor N % N % N %
osit i
(g/dl i Konsums 0 0% 6 50% 6 50%
(sel/ul)
) i
532.00 Tinggi Tidak 4 33% 2 17% 6 50%
1 18.7 Normal
0
433.00 Normal Konsums
2 11.7 Rendah
0 i
180.00 Normal JUMLA 4 33% 8 67% 12 100%
3 14.0 Normal
0 H
346.00 Normal Uji Wann Whitney (p=0,
4 11.7 Rendah
0 004)
207.00 Normal Sumber: Data Primer 2019
5 14.7 Normal
0
286.00 Normal Pada tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa
6 14.9 Normal
0 dari 6 untuk pasien TB yang mengkomsumsi
Rat OAT terdapat 6 (50%) yang mempunyai
a- 330.66 kadar hemoglobin rendah (kurang dari
14.3 Normal Normal
rat 6 normal) dan tidak ada (0%) yang mempunyai
a
kadar hemoglobin normal. Dari 6 untuk
Sumber: Data Primer 2019 pasien suspek TB yang tidak
mengkomsumsi OAT terdapat 2 (17%) yang
Berdasarkan tabel 5.2 dari 6 sampel
mempunyai kadar hemoglobin rendah
pasien suspek TB yang tidak
(kurang dari normal) dan 4 (33%) yang
mengkomsumsi OAT, terdapat 2 (33%)
mempunyai kadar hemoglobin normal.
sampel dengan kadar hemoglobin kurang
dari normal (rendah) yaitu berada dibawah Uji statistik Mann Whitney pada taraf
nilai rujukan, dan 4 sampel (67%) dalam signifikansi (p<0,05) menunjukkan adanya
kategori normal dengan rata-rata 14.3 g/dl perbedaan (p= 0,004 ) kadar hemoglobin
Sedangkan jumlah trombosit dari 6 sampel, antara pasien TB yang mengkomsumsi
terdapat 5 (83%) sampel dengan jumlah dengan pasien suspek TB yang tidak
trombosit normal dan 1 (17%) sampel mengkomsumsi OAT.
dengan nilai trombosit tinggi dengan rata-
rata 330.666 sel/ul. 4. Hubungan Konsumsi OAT Dengan
Jumlah Trombosit
3. Hubungan Konsumsi OAT Dengan Hubungan antara konsumsi OAT dengan
Kadar Hemoglobin. jumlah trombosit dapat digambarkan
Hubungan konsumsi OAT dengan dengan tabel sebagai berikut:
kadar Hemoglobin dapat digambarkan
Tabel 5.4. Hubungan konsumsi OAT
dengan tabel sebagai berikut :
dengan Jumlah Trombosit
Tabel 5.3. Hubungan antara konsumsi
Jumlah
OAT dengan kadar Hemoglobin
Trombosit
OAT Jumlah
Norma Tinggi
Kadar
OAT Jumlah l
Hemoglobin

Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


19

N % N % N % di Puskesmas Perumnas Kota Kendari,


Konsums 6 50 0 0% 6 50% pemeriksaan hemoglobin dilakukan dengan
i %
alat hematologi Analyser di laboratorium
Tidak 5 41 1 8,4 6 50%
konsums ,6 % Puskesmas Perumnas, dimana masing-
i % masing responden sebanyak 6 pasien TB
JUMLA 1 91 0 8,4 1 100%
yang mengkomsumsi OAT dan 6 pasien
H 1 ,6 % 2
% suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT
Uji Mann Whitney p=0,2 yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi
62 diambil sampel darahnya kemudian diperiksa
Sumber: Data Primer 2019
kadar hemoglobin darah dan jumlah
Pada tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa trombosit.
dari 6 untuk penderita TB yang
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
mengkomsumsi OAT terdapat 6 (50%) yang
Mann Whitney menggunakan bantuan
mempunyai kadar jumlah trombosit normal,
program Statistical Program for Social
dan tidak ada (0%) yang mempunyai jumlah
Science 16 (SPSS 16). Ho ditolak jika nilai
trombosit kurang/lebih dari normal. Dari 6
probabilitas ( p-value) kurang dari 0,05.
untuk pasien suspek TB yang tidak
mengkomsumsi obat terdapat 5 (41,6%) Untuk kadar hemoglobin didapatkan nilai
yang mempunyai jumlah trombosit normal, p-value sebesar 0,004 karena nilai
dan 1 (8,4%) yang mempunyai jumlah probabilitas yang didapat dalam perhitungan
trombosit tinggi (lebih dari normal). kurang dari 0,05 maka dengan demikian Ho
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
Uji statistik Mann Whitney pada taraf
hipotesis alternatif yang menyatakan ada
signifikansi (p<0,05) menunjukkan tidak
perbedaan kadar hemoglobin darah pasien
ada perbedaan (p=0,262 ) jumlah trombosit
TB yang mengkomsumsi OAT dengan
antara pasien TB yang mengkomsumsi
pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi
dengan pasien suspek TB yang tidak
OAT terbukti kebenarannya secara statistik.
mengkomsumsi OAT.
Untuk jumlah trombosit didapatkan nilai
PEMBAHASAN
p-value sebesar 0,262, karena nilai
Dalam penelitian ini dibandingkan kadar probabilitas yang didapat dalam perhitungan
hemoglobin darah dan trombosit pasien TB lebih dari 0,05 maka dengan demikian Ho
yang mengkomsumsi OAT dengan pasien diterima dan dapat disimpulkan bahwa
suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT hipotesis yang menyatakan tidak ada

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


perbedaan jumlah trombosit darah pasien 2. Trombosit
TB yang mengkomsumsi OAT dengan Tidak ada perbedaan (p=0,262) jumlah
pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi trombosit antara penderita yang
OAT terbukti kebenarannya secara statistik. mengkomsumsi OAT (rata- rata
239.500/ul) dengan penderita yang tidak
1. Hemoglobin
mengkomsumsi OAT (rata- rata
Ada perbedaan kadar hemoglobin
330.666/ul). Tetapi ada 1 sampel pasa
antara pasien TB yang mengkomsumsi
pasien suspek TB yang mempunyai
OAT dengan pasien suspek TB yang tidak
jumlah trombosit melebihi nilai normal,
mengkomsumsi OAT. Dimana kadar rata -
Ini dapat disebabkan bila terjadi gangguan
rata hemoglobin pasien TB yang
pada sumsum tulang, Sehingga jumlah
mengkomsumsi OAT lebih rendah (10.1
trombosit yang diproduksi secara
gr%) dari pasien suspek TB yang tidak
berlebihan atau adanya penyakit lain yang
mengkomsumsi OAT (14.3 gr%).
mengakibatkan tubuh bereaksi dengan
Pada pasien suspek Tb yang tidak
mengasilkan trombo lebih banyak.
mengkonsumsi OAT didapat ada yang
Menurut (Oehadian 2003) kelainan
mengalami penurunan kadar HB. Ini bisa
hematologi pada penderita tuberculosis
disebabkan oleh faktor usia, wanita yang
dapat disebabkan karena proses infeksi,
sedang mengalami menstruasi, atau salah
efek samping OAT, atau kelainan dasar
satu penyakit yang disebabkan oleh
hematologi yang terjadi sebelumnya.
mikroorganismeyang juga menginfeksi
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
saluran pernapasan sehingga mengganggu
ini dimana tidak ada perbedaan jumlah
pengangkutan O2 dari paru-paru
trombosit penderita TB yang
kejaringan.
mengkomsumsi dengan yang tidak
Menurut (Purnasari, 2011) menurunnya
mengkomsumsi OAT, ditemukannnya satu
kadar hemoglobin penderita TB dapat
sampel yang jumlah trombositnya lebih
disebabkan karena proses infeksi
dari normal (trombositosis) bisa
tuberkulosis dan obat anti tuberkulosis
disebabkan oleh respon terhadap inflamasi
pada fase awal terdiri dari Isoniazid,
tuberkulosis, tetapi akan membaik seiring
pirazinamid dan rifampisin, pada fase
dengan penyembuhan tuberculosis
lanjutan hanya terdiri dari isoniazid dan
(Oehadian 2003).
rifampisin.

Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


21

3. Peranan OAT terhadap pasien TB kematian sel (Istiantoro dan Setiabudy,


a. Isoniazid 2007).
Isoniazid (INH) merupakan salah d. Streptomisin
satu anti Tuberkulosis. Miycobacterium Streptomisin secara in vitro bersifat
tubercullosis yang sangat peka terhadap bakteriostatik dan bakterisid terhadap
INH. Isoniazid masuk kedalam sel M kuman tuberculosis, Sedangkan secara
Tubeculosis sebagai prodrug dengan in vivo streptomisin berfungsi sebagai
berdifusi secara pasif. INH kemudian supresi (Istiantoro dan Setiabudy,
diaktifkan oleh enzim Katalase- 2007).
peroksidase yang diekspresikan oleh e. Pirazinamid
gen KatG M. Tuberculosis untuk Pirazinamid memiliki efek
menjadi bentuk aktifnya. INH aktif tuberculosis dengan mekanisme
kemudian akan menghambat biosintesis hidrolisis oleh enzim pirazinamidase
asam mikolat (long chain a-branched menjadi asam piazinoat. Efek
β-hydroxylated fatty acids) dinding sel tuberculosis pirazinamid hanya bekerja
M tuberculosis (Mara, 2015) efektif pada media yang asam
b. Rifampisin (Istiantoro dan Setiabudy, 2007).
Rifampisin secara in vitro Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
menghambat pertumbuhan tentang Kadar Haemoglobin dan Jumlah
M.Tuberculosis, Mekanisme kerja Trombosit pada pasien TB yang
Rifampisin adalah menghambat DNS- mengkonsumsi OAT dan pasien suspek yang
dependent TNA polymerase dari tidak mengkonsumsi OAT. Dimana pasien
bakteri. Sama halnya seperti isozinid, TB awalnya mempunyai keluhan tubuh
rifampisin aktif pada bakteri yang menjadi cepat lelah/lemas, mata berkunang-
sedang aktif membela diri (Istiantoro kunang, Pusing, sulit tidur, batuk berdarah,
dan Setiabudy, 2007) selanjutnya setelah menjalani
c. Etambutol pengobatan(mengkonsumsi OAT) pada
Etambutol menekan pertumbuhan minggu pertama pasien masih merasakan
kuman yang telah resisten terhadap pusing ,mual, sulit tidur, nyeri pada daerah
isozianid dan streptomysin. dada.
Mekanisme kerja etambutol adalah Hal ini disebabkan karena pengaruh dari
menghambat pembentukan obat yang dikonsumsi yang mempunyai
metabolisme sel yang menyebabkan dosis tinggi. Setelah tiga sampai empat
minggu kondisi pasien mulai membaik

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


karena sudah beradaptasi dengan obat Anjartika,P. 2011. Tingkat Konsumsi dan
Kadar Hemoglobin Pasien Rawat
berdisis tinggi, Setelah enam bulan selesai
Inap Penderita TBC di Rumah Sakit
pengobatan dan dinyatakan BTA negatif, Paru Batu.[ tesis] Universitas
Jember.
Pasien sudah merasakan tidak ada keluhan,
dan Ini menandakan pengobatan berhasil. Fauziah & Siahaan, 2013 Kadar hemoglobin
(Hb) Penderita TB Paru dalam masa
KESIMPULAN
terapi OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
1. Kadar hemoglobin penderita TB yang Di Puskesmas Haji Abdul Halim
Hasan Binjai, Fakultas Biologi
mengkomsumsi OAT kurang dari normal,
Universitas Medan Area, Medan
sedangkan pasien suspek TB yang tidak
Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun
mengkomsumsi OAT ada lima sampel
Laboratorium Klinis.Edisi 15. Dian
yang normal dan ada dua sampel yang Rakyat. Jakarta
kurang dari normal.
Hoffbrand, A.V. 2005. “Kapita Selekta
2. Jumlah trombosit penderita TB yang Hematologi”. Terjemahan dr. Lyana
Setiawan. Jakarta : EGC
mengkomsumsi OAT semua normal, dan
pasien suspek TB yang tidak Istiantoro, Y.H., dan Setiabudy,R. (2007).
Tuberculosis dan leprostatik. Dalam
mengkomsumsi OAT jumlah trombosit
:Farmakologi dan terapi. Edisi
normal tetapi ada satu sampel jumlah Kelima: Editor Sulistia Gan Gunawan,
Jakarta : Balai Percetakan FKUI
trombosit lebih dari normal.
3. Ada perbedaan kadar hemoglobin antara Kee, L.J. 1997. “Pemeriksaan Laboratorium
Dan Diagnostik”. Buku Kedokteran
pasien TB yang mengkomsumsi dengan
EGC, Jakarta
pasien suspek TB yang tidak
KemenKes, 2017. Modul pelatihan
mengkomsumsi OAT di puskesmas
Laboratorium Tuberkulosis Bagi
Perumnas. Petugas Di FANYANKES, Jakarta
4. Tidak ada perbedaan jumlah trombosit
Khaironi, 2017. Gambaran Jumlah Leucisyt
antara pasien TB yang mengkomsumsi pada Pasien Tuberkulosis sebelum
pengobatan dengan setelah
OAT dengan pasien suspek TB yang tidak
pengobatan satu bulan intensif di
mengkomsumsi OAT di Puskesmas Puskesmas Pekan Baru
Perumnas.
Koeswardani R, Boentoro, Budima, D.
DAFTAR PUSTAKA 2001.Flow Cytometry dan Aplikasi
Adinda Devi Martina, 2012. Hubungan Usia Alat Hitung Sel Darah Otomatik
dan Jenis Kelamin dan Status Nutrisi Technicon H-1 dan H-3. Medika.h
Dengan Kejadian Anemia Pada Pasien 254
Tuberkulosis Di RSU DR.Kariadi,
Semarang. Kusumawardani, E. 2010. “Waspada
Penyakit Darah Mengintai Anda”.
Yogyakarta : Hanggar Kreator.

Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020


23

Lasut dkk, 2014. Gambaran kadar


haemoglobin dan trombisit pada pasien
TB paru diRSUP Manado

Manurung dan Santang, 2009. Asuhan


Keperawatan GangguanSistem
Pernafasan Akibat Infeksi.
TIM.Jakarta.
Purnasari,2011. Anemia pada tb anak
denganberbagai status gizi dan asupan
zat gizi.fakultas kedokteran universitas
DiPonegoro

Radji, M. & Biomed, M. 2010. Buku Ajar


Mikrobiologi Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran. EGC.
Jakarta.
Riski Dwi, 2015. Gambaran Jumlah
Trombosit Terhadap Penderita
Tuberkulosis Sebelum dan Sesudah
Mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis
Paket (OAT) Di Puskesmas Kecamatan
Kwanyar Kabupaten Bangkalan.Jurnal
Sains Vol.5 No.10.

Sadikin, 2006. ”Biokimia Darah”. Widya


Medika, Jakarta

Salamandia, 2018. Trombosit Normal


dengan Cara menaikan, Obat dan
Makanan penambah trombosit.Jakarta
Selatan.

Sentral, Alkes. 2018. Mengenal lebih dekat


uji darahhematology Analyzer

Sheba Denisica Nasution, 2015. Malnutrisi


dan Anemia Pada Penderita
Tuberkulosis Paru.

Thuraidah, Dkk, 2017, Anemia Dan Lama


Komsumsi Obat Anti Tuberkulosis,
Analis Kesehatan Poltekkes
Banjarmasin.
Wirawan, R. 2006. Pemantapan Kualitas Uji
Hematologik , Edisi 1.Balai Penerbit
FKUI, Jakarta

Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai