Tuberkulosis(TB) dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis
maupun komponen plasma. Kelainan hematologis tersebut merupakan salah satu petunjuk adanya komplikasi salah satunya adalah komplikasi obat-obat anti TB. Komplikasi tersebut yaitu anemia, hiponatremia, leukositosis, abnormalitas fungsi hepar, hipokalsemia, dan trombositopenia. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar hemoglobin dan jumlah trombosit penderita TB yang mengkomsumsi dan pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan studi komparatif, sampel penelitian sebanyak 12 pasien. Yang dibagi dalam dua kelompok, Yaitu 6 pasien TB yang mengkomsumsi OAT dan 6 pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT. Penarikan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan pemeriksaan hemoglobin dan trombosit menggunakan hematologi analyzer. Hasil penelitian Berdasarkan hasil uji statistic Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan (p<0,05) ditemukan ada perbedaan (p=0,004) kadar hemoglobin pasien TB yang mengkomsumsi OAT dengan pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT. Tidak ada perbedaan (p=0,262) jumlah trombosit pasien TB yang mengkomsumsi OAT dengan pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT. Dari hasil penelitian ini diharapkan pemberian obat kepada pasien TB memperhatikan kelainan hematologis yang ditimbulkan, dan untuk penelitian selanjutnya dilakukan dengan metode prospektif untuk mengetahui secara langsung efek OAT terhadap kelainan hematogis penderita TB.
Kata kunci :Penderita TB, OAT, Hemoglobin, Trombosit
PENDAHULUAN Indonesia per tahun 2016, meningkat dari
Tuberkulosis (TB) adalah suatu tahun 2015 sebesar 330.729 kasus. penyakit menular yang disebabkan oleh TB merupakan penyakit yang kuman Mycobacterium tuberculosis, yang menyerang semua umur, tingginya juga dikenal dengan sebagai Bakteri Tahan prevalensi TB dapat disebabkan oleh Asam (BTA). Data terbaru dari Profil kurangnya pengetahuan masyarakat, Kesehatan Indonesia keluaran Kemenkes kemiskinan, dan kurang memadainya melaporkan bahwa ada 351.893 kasus TB di organisasi pelayanan TB. Selain itu salah satu penyebab kegagalan pengobatan adalah
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
ketidak patuhan dalam mengkonsumsi obat (trombositopenia) yang terjadi pada minggu dikarenakan waktu pengobatan yang lama kedua dan kedelapan setelah pengobatan di (Adinda, 2012). mulai (Wirawan,2006). Salah satu upaya penanggulangan TB Pengamatan dilapangan sering adalah mengacu pada strategi DOTS ditemukan pasien TB yang mengkomsumsi (Directly Observed Treatment Shortcourse), OAT dan pasien suspek TB yang tidak proses pengobatan TB menjalani waktu yang mengkonsumsi OAT (Pasien TB yang cukup lama yaitu berkisar 6 bulan mempunyai gejala yang sama yaitu batuk pengobatan, obat-obatan yang digunakan lama) sering mempunyai keluhan seperti adalah Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang tubuh menjadi cepat lelah/lemas, mata diberikan beberapa tahap dimana saat berkunang-kunang, pusing, sulit tidur, batuk dikonsumsi penderita TB maka akan berdarah. menyebabkan terjadinya penurunan Berdasarkan data dari Puskesmas metabolisme ( Anjartika, 2011). Perumnas tahun 2017 jumlah pasien TB Salah satu gejala yang ditemukan pada sebanyak 46 dan pada tahun 2018 jumlah penderita TB adalah Dispnea/sesak nafas, pasien TB meningkat sebanyak 58 pasien yang disebabkan oleh kerusakan parenkim (Profil Puskesmas Perumnas, 2018),tahun paru. Tuberkulosis(TB) dapat menimbulkan 2019 triwulan 1 jumlah pasien TB sebanyak kelainan hematologi. Kelainan hematologis 6 orang. tersebut merupakan salah satu petunjuk Dari uraian diatas dapat disimpulkan adanya komplikasi seperti anemia, bahwa masih tingginya angka pasien dengan hiponatremia, leukositosis, abnormalitas diagnosa TB di Puskesmas Perumnas, oleh fungsi hepar, hipokalsemia, dan karena itu peneliti tertarik untuk melakukan trombositofenia (Adinda, 2012). penelitian mengenai “Kadar Haemoglobin Obat-obatan yang di gunakan dalam dan jumlah Trombosit pada pasien TB yang pengobatan tuberkulosis terdiri dari beberapa mengkonsumsi OAT dan pasien suspek TB kombinasi diantaranya yaitu streptomisin, yang tidak mengkonsumsi OAT di rimfapisin, isoniazid, etambutol dan Puskesmas Perumnas”. pirazinamid, yang biasa disebut OAT. METODE PENELITIAN Walaupun obat anti tuberkulosis tersebut Jenis penelitian yang digunakan adalah dapat di terima dalam terapi, tetapi kuantitatif dengan rancangan Komparatif semuannya mempunyai efek samping yang Studi. Penelitian ini telah dilaksanakan di potensial diantaranya yaitu penurunan Laboratorium Puskesmas Perumnas pada jumlah trombosit dalam darah bulan Mei sampai Juni 2019. Populasi dari Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020 17
penelitian ini adalah semua pasien TB yang
diduga suspek TB yang datang ke puskesmas Pasien TB komsumsi OAT
Perumnas dari bulan januari sampai maret Kad
No ar Kategor 2019 dengan kategori pasien positif Kategor Trombos hb i i it (sel/ul) pengobatan sebanyak 6 orang dan pasien (g/dl ) suspek sebanyak 164 orang. Normal 1 9,9 Rendah 284.000 Sampel dalam penelitian ini adalah 2 10,0 Rendah 301.000 Normal pasien TB positif yang mengkomsumsi OAT 3 11,2 Rendah 225.000 Normal dan pasien suspek yang tidak mengkomsumsi OAT di Puskesmas 4 10,4 Rendah 236.000 Normal
Perumnas sebanyak 12 sampel dengan 5 8,9 Rendah 186.000 Normal
kategori sebanyak 6 sampel pasien TB yang Normal 6 10,2 Rendah 205.000 mengkonsumsi OAT dan sebanyak 6 Sampel Rat 10.1 pasien suspek TB yang tidak mengkonsumsi a– 239.500 2 rata OAT. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini Sumber: Data Primer 2019 adalah pasien TB yang terindikasi pasien TB Berdasarkan tabel 5.1 dari 6 sampel yang berobat OAT dan pasien suspek yang pasien yang mengkomsumsi OAT tidak mengkonsumsi OAT, selain itu pasien didapatkan 6 (100%) dengan kadar yang berasal dari Puskesmas Perumnas dan hemoglobin kurang dari normal (rendah) yaitu berada dibawah nilai rujukan dengan sampel tidak membeku sedangkan Kriteria rata-rata 10.12 g/dl. Sedangkan jumlah Eksklusi meliputi pasien yang tidak berasal trombosit didapatkan 6 sampel (100%) dari Puskesmas Perumnas dan sampel dengan jumlah trombosit normal dengan rata-rata 239.000 sel/ul. membeku. HASIL PENELITIAN 2. Kadar hemoglobin dan trombosit pasien 1. Kadar hemoglobin dan trombosit pasien suspek TB yang tidak komsumsi OAT TB yang komsumsi OAT Hasil Pemeriksaan kadar hemoglobin dan trombosit pasien menggunakan alat Hasil Pemeriksaan kadar hemoglobin hematologi analyzer didapatkan hasil dan trombosit pasien menggunakan alat sebagai berikut: hematologi analyzer didapatkan hasil Tabel 5.2. Distribusi hasil pemeriksaan hemoglobin dan trombosit sebagai berikut: pasien suspek TB yang tidak Tabel 5.1. Distribusi hasil pemeriksaan mengkomsumsi OAT. hemoglobin dan trombosit pasien TB yang Pasien suspek TB tanpa komsumsi mengkomsumsi No OAT OAT.
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
Kad Normal Rendah Tromb Kategor ar hb Kategor N % N % N % osit i (g/dl i Konsums 0 0% 6 50% 6 50% (sel/ul) ) i 532.00 Tinggi Tidak 4 33% 2 17% 6 50% 1 18.7 Normal 0 433.00 Normal Konsums 2 11.7 Rendah 0 i 180.00 Normal JUMLA 4 33% 8 67% 12 100% 3 14.0 Normal 0 H 346.00 Normal Uji Wann Whitney (p=0, 4 11.7 Rendah 0 004) 207.00 Normal Sumber: Data Primer 2019 5 14.7 Normal 0 286.00 Normal Pada tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa 6 14.9 Normal 0 dari 6 untuk pasien TB yang mengkomsumsi Rat OAT terdapat 6 (50%) yang mempunyai a- 330.66 kadar hemoglobin rendah (kurang dari 14.3 Normal Normal rat 6 normal) dan tidak ada (0%) yang mempunyai a kadar hemoglobin normal. Dari 6 untuk Sumber: Data Primer 2019 pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT terdapat 2 (17%) yang Berdasarkan tabel 5.2 dari 6 sampel mempunyai kadar hemoglobin rendah pasien suspek TB yang tidak (kurang dari normal) dan 4 (33%) yang mengkomsumsi OAT, terdapat 2 (33%) mempunyai kadar hemoglobin normal. sampel dengan kadar hemoglobin kurang dari normal (rendah) yaitu berada dibawah Uji statistik Mann Whitney pada taraf nilai rujukan, dan 4 sampel (67%) dalam signifikansi (p<0,05) menunjukkan adanya kategori normal dengan rata-rata 14.3 g/dl perbedaan (p= 0,004 ) kadar hemoglobin Sedangkan jumlah trombosit dari 6 sampel, antara pasien TB yang mengkomsumsi terdapat 5 (83%) sampel dengan jumlah dengan pasien suspek TB yang tidak trombosit normal dan 1 (17%) sampel mengkomsumsi OAT. dengan nilai trombosit tinggi dengan rata- rata 330.666 sel/ul. 4. Hubungan Konsumsi OAT Dengan Jumlah Trombosit 3. Hubungan Konsumsi OAT Dengan Hubungan antara konsumsi OAT dengan Kadar Hemoglobin. jumlah trombosit dapat digambarkan Hubungan konsumsi OAT dengan dengan tabel sebagai berikut: kadar Hemoglobin dapat digambarkan Tabel 5.4. Hubungan konsumsi OAT dengan tabel sebagai berikut : dengan Jumlah Trombosit Tabel 5.3. Hubungan antara konsumsi Jumlah OAT dengan kadar Hemoglobin Trombosit OAT Jumlah Norma Tinggi Kadar OAT Jumlah l Hemoglobin
Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
19
N % N % N % di Puskesmas Perumnas Kota Kendari,
Konsums 6 50 0 0% 6 50% pemeriksaan hemoglobin dilakukan dengan i % alat hematologi Analyser di laboratorium Tidak 5 41 1 8,4 6 50% konsums ,6 % Puskesmas Perumnas, dimana masing- i % masing responden sebanyak 6 pasien TB JUMLA 1 91 0 8,4 1 100% yang mengkomsumsi OAT dan 6 pasien H 1 ,6 % 2 % suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT Uji Mann Whitney p=0,2 yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi 62 diambil sampel darahnya kemudian diperiksa Sumber: Data Primer 2019 kadar hemoglobin darah dan jumlah Pada tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa trombosit. dari 6 untuk penderita TB yang Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji mengkomsumsi OAT terdapat 6 (50%) yang Mann Whitney menggunakan bantuan mempunyai kadar jumlah trombosit normal, program Statistical Program for Social dan tidak ada (0%) yang mempunyai jumlah Science 16 (SPSS 16). Ho ditolak jika nilai trombosit kurang/lebih dari normal. Dari 6 probabilitas ( p-value) kurang dari 0,05. untuk pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi obat terdapat 5 (41,6%) Untuk kadar hemoglobin didapatkan nilai yang mempunyai jumlah trombosit normal, p-value sebesar 0,004 karena nilai dan 1 (8,4%) yang mempunyai jumlah probabilitas yang didapat dalam perhitungan trombosit tinggi (lebih dari normal). kurang dari 0,05 maka dengan demikian Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Uji statistik Mann Whitney pada taraf hipotesis alternatif yang menyatakan ada signifikansi (p<0,05) menunjukkan tidak perbedaan kadar hemoglobin darah pasien ada perbedaan (p=0,262 ) jumlah trombosit TB yang mengkomsumsi OAT dengan antara pasien TB yang mengkomsumsi pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi dengan pasien suspek TB yang tidak OAT terbukti kebenarannya secara statistik. mengkomsumsi OAT. Untuk jumlah trombosit didapatkan nilai PEMBAHASAN p-value sebesar 0,262, karena nilai Dalam penelitian ini dibandingkan kadar probabilitas yang didapat dalam perhitungan hemoglobin darah dan trombosit pasien TB lebih dari 0,05 maka dengan demikian Ho yang mengkomsumsi OAT dengan pasien diterima dan dapat disimpulkan bahwa suspek TB yang tidak mengkomsumsi OAT hipotesis yang menyatakan tidak ada
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
perbedaan jumlah trombosit darah pasien 2. Trombosit TB yang mengkomsumsi OAT dengan Tidak ada perbedaan (p=0,262) jumlah pasien suspek TB yang tidak mengkomsumsi trombosit antara penderita yang OAT terbukti kebenarannya secara statistik. mengkomsumsi OAT (rata- rata 239.500/ul) dengan penderita yang tidak 1. Hemoglobin mengkomsumsi OAT (rata- rata Ada perbedaan kadar hemoglobin 330.666/ul). Tetapi ada 1 sampel pasa antara pasien TB yang mengkomsumsi pasien suspek TB yang mempunyai OAT dengan pasien suspek TB yang tidak jumlah trombosit melebihi nilai normal, mengkomsumsi OAT. Dimana kadar rata - Ini dapat disebabkan bila terjadi gangguan rata hemoglobin pasien TB yang pada sumsum tulang, Sehingga jumlah mengkomsumsi OAT lebih rendah (10.1 trombosit yang diproduksi secara gr%) dari pasien suspek TB yang tidak berlebihan atau adanya penyakit lain yang mengkomsumsi OAT (14.3 gr%). mengakibatkan tubuh bereaksi dengan Pada pasien suspek Tb yang tidak mengasilkan trombo lebih banyak. mengkonsumsi OAT didapat ada yang Menurut (Oehadian 2003) kelainan mengalami penurunan kadar HB. Ini bisa hematologi pada penderita tuberculosis disebabkan oleh faktor usia, wanita yang dapat disebabkan karena proses infeksi, sedang mengalami menstruasi, atau salah efek samping OAT, atau kelainan dasar satu penyakit yang disebabkan oleh hematologi yang terjadi sebelumnya. mikroorganismeyang juga menginfeksi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian saluran pernapasan sehingga mengganggu ini dimana tidak ada perbedaan jumlah pengangkutan O2 dari paru-paru trombosit penderita TB yang kejaringan. mengkomsumsi dengan yang tidak Menurut (Purnasari, 2011) menurunnya mengkomsumsi OAT, ditemukannnya satu kadar hemoglobin penderita TB dapat sampel yang jumlah trombositnya lebih disebabkan karena proses infeksi dari normal (trombositosis) bisa tuberkulosis dan obat anti tuberkulosis disebabkan oleh respon terhadap inflamasi pada fase awal terdiri dari Isoniazid, tuberkulosis, tetapi akan membaik seiring pirazinamid dan rifampisin, pada fase dengan penyembuhan tuberculosis lanjutan hanya terdiri dari isoniazid dan (Oehadian 2003). rifampisin.
Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
21
3. Peranan OAT terhadap pasien TB kematian sel (Istiantoro dan Setiabudy,
a. Isoniazid 2007). Isoniazid (INH) merupakan salah d. Streptomisin satu anti Tuberkulosis. Miycobacterium Streptomisin secara in vitro bersifat tubercullosis yang sangat peka terhadap bakteriostatik dan bakterisid terhadap INH. Isoniazid masuk kedalam sel M kuman tuberculosis, Sedangkan secara Tubeculosis sebagai prodrug dengan in vivo streptomisin berfungsi sebagai berdifusi secara pasif. INH kemudian supresi (Istiantoro dan Setiabudy, diaktifkan oleh enzim Katalase- 2007). peroksidase yang diekspresikan oleh e. Pirazinamid gen KatG M. Tuberculosis untuk Pirazinamid memiliki efek menjadi bentuk aktifnya. INH aktif tuberculosis dengan mekanisme kemudian akan menghambat biosintesis hidrolisis oleh enzim pirazinamidase asam mikolat (long chain a-branched menjadi asam piazinoat. Efek β-hydroxylated fatty acids) dinding sel tuberculosis pirazinamid hanya bekerja M tuberculosis (Mara, 2015) efektif pada media yang asam b. Rifampisin (Istiantoro dan Setiabudy, 2007). Rifampisin secara in vitro Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menghambat pertumbuhan tentang Kadar Haemoglobin dan Jumlah M.Tuberculosis, Mekanisme kerja Trombosit pada pasien TB yang Rifampisin adalah menghambat DNS- mengkonsumsi OAT dan pasien suspek yang dependent TNA polymerase dari tidak mengkonsumsi OAT. Dimana pasien bakteri. Sama halnya seperti isozinid, TB awalnya mempunyai keluhan tubuh rifampisin aktif pada bakteri yang menjadi cepat lelah/lemas, mata berkunang- sedang aktif membela diri (Istiantoro kunang, Pusing, sulit tidur, batuk berdarah, dan Setiabudy, 2007) selanjutnya setelah menjalani c. Etambutol pengobatan(mengkonsumsi OAT) pada Etambutol menekan pertumbuhan minggu pertama pasien masih merasakan kuman yang telah resisten terhadap pusing ,mual, sulit tidur, nyeri pada daerah isozianid dan streptomysin. dada. Mekanisme kerja etambutol adalah Hal ini disebabkan karena pengaruh dari menghambat pembentukan obat yang dikonsumsi yang mempunyai metabolisme sel yang menyebabkan dosis tinggi. Setelah tiga sampai empat minggu kondisi pasien mulai membaik
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
karena sudah beradaptasi dengan obat Anjartika,P. 2011. Tingkat Konsumsi dan Kadar Hemoglobin Pasien Rawat berdisis tinggi, Setelah enam bulan selesai Inap Penderita TBC di Rumah Sakit pengobatan dan dinyatakan BTA negatif, Paru Batu.[ tesis] Universitas Jember. Pasien sudah merasakan tidak ada keluhan, dan Ini menandakan pengobatan berhasil. Fauziah & Siahaan, 2013 Kadar hemoglobin (Hb) Penderita TB Paru dalam masa KESIMPULAN terapi OAT (Obat Anti Tuberkulosis) 1. Kadar hemoglobin penderita TB yang Di Puskesmas Haji Abdul Halim Hasan Binjai, Fakultas Biologi mengkomsumsi OAT kurang dari normal, Universitas Medan Area, Medan sedangkan pasien suspek TB yang tidak Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun mengkomsumsi OAT ada lima sampel Laboratorium Klinis.Edisi 15. Dian yang normal dan ada dua sampel yang Rakyat. Jakarta kurang dari normal. Hoffbrand, A.V. 2005. “Kapita Selekta 2. Jumlah trombosit penderita TB yang Hematologi”. Terjemahan dr. Lyana Setiawan. Jakarta : EGC mengkomsumsi OAT semua normal, dan pasien suspek TB yang tidak Istiantoro, Y.H., dan Setiabudy,R. (2007). Tuberculosis dan leprostatik. Dalam mengkomsumsi OAT jumlah trombosit :Farmakologi dan terapi. Edisi normal tetapi ada satu sampel jumlah Kelima: Editor Sulistia Gan Gunawan, Jakarta : Balai Percetakan FKUI trombosit lebih dari normal. 3. Ada perbedaan kadar hemoglobin antara Kee, L.J. 1997. “Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik”. Buku Kedokteran pasien TB yang mengkomsumsi dengan EGC, Jakarta pasien suspek TB yang tidak KemenKes, 2017. Modul pelatihan mengkomsumsi OAT di puskesmas Laboratorium Tuberkulosis Bagi Perumnas. Petugas Di FANYANKES, Jakarta 4. Tidak ada perbedaan jumlah trombosit Khaironi, 2017. Gambaran Jumlah Leucisyt antara pasien TB yang mengkomsumsi pada Pasien Tuberkulosis sebelum pengobatan dengan setelah OAT dengan pasien suspek TB yang tidak pengobatan satu bulan intensif di mengkomsumsi OAT di Puskesmas Puskesmas Pekan Baru Perumnas. Koeswardani R, Boentoro, Budima, D. DAFTAR PUSTAKA 2001.Flow Cytometry dan Aplikasi Adinda Devi Martina, 2012. Hubungan Usia Alat Hitung Sel Darah Otomatik dan Jenis Kelamin dan Status Nutrisi Technicon H-1 dan H-3. Medika.h Dengan Kejadian Anemia Pada Pasien 254 Tuberkulosis Di RSU DR.Kariadi, Semarang. Kusumawardani, E. 2010. “Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda”. Yogyakarta : Hanggar Kreator.
Jurnal Medilab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020
23
Lasut dkk, 2014. Gambaran kadar
haemoglobin dan trombisit pada pasien TB paru diRSUP Manado
Manurung dan Santang, 2009. Asuhan
Keperawatan GangguanSistem Pernafasan Akibat Infeksi. TIM.Jakarta. Purnasari,2011. Anemia pada tb anak denganberbagai status gizi dan asupan zat gizi.fakultas kedokteran universitas DiPonegoro
Radji, M. & Biomed, M. 2010. Buku Ajar
Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. EGC. Jakarta. Riski Dwi, 2015. Gambaran Jumlah Trombosit Terhadap Penderita Tuberkulosis Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis Paket (OAT) Di Puskesmas Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan.Jurnal Sains Vol.5 No.10.
Sadikin, 2006. ”Biokimia Darah”. Widya
Medika, Jakarta
Salamandia, 2018. Trombosit Normal
dengan Cara menaikan, Obat dan Makanan penambah trombosit.Jakarta Selatan.
Sentral, Alkes. 2018. Mengenal lebih dekat
uji darahhematology Analyzer
Sheba Denisica Nasution, 2015. Malnutrisi
dan Anemia Pada Penderita Tuberkulosis Paru.
Thuraidah, Dkk, 2017, Anemia Dan Lama
Komsumsi Obat Anti Tuberkulosis, Analis Kesehatan Poltekkes Banjarmasin. Wirawan, R. 2006. Pemantapan Kualitas Uji Hematologik , Edisi 1.Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari Vol.4 No.1, Juli 2020