Anda di halaman 1dari 4

1

PENGKLASIFIKASIAN DAN PERAMALAN


SPARE PART DI INDUSTRI PUPUK (STUDI
KASUS: PT. PETROKIMIA GRESIK)
Gema Kharisma, Iwan Vanany, ST., MT., Ph. D., Dody Hartnato, S.T., M.T.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
E-mail: gema.kharisma @yahoo.com ; iwan.vanany@gmail.com ; dody.hartanto@yahoo.com

memiliki karesteristik khusus yang membedakannya dari material


Abstrak— Pengelolaan pengadaan spare part yang digunakan dalam suatu sistem produksi. Karekterisitik utama
menjadi hal yang kritis terkait dengan availability terletak pada permintaan spare part. Pola permintaan untuk
(ketersediaan) dan reliability (keandalan) suatu mesin. masing-masing spare part berbeda apakah itu slow moving,
Mengelola persediaan spare part berbeda dengan mengelola intermittent, erratic, atau lumpy. Memahami karakteristik utama ini
bahan baku pada proses produksi. Karena spare part memiliki sangat penting dalam pengelolaan persediaan spare part di
pola permintaan yang berbeda dengan bahan baku. Perlu perusahaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pola permintaan
metode yang sesuai untuk meramalkan kebutuhan spare part spare part tidak sama dengan permintaan bahan baku. Keunikan
dengan pola permintaan yang khusus. Metode peramalan yang dari pola permintaan spare part adalah waktu permintaan yang
sering digunakan seperti exponential smoothing memberikan tidak beraturan. Ketidakteraturan ini menyebabkan permintaan
hasil peramalan yang tidak sesuai dengan kebutuhan spare part spare part sangat sulit untuk diprediksi. Sehingga memerlukan
yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan metode Croston metode permalan yang tepat untuk meramalkan permintaan spare
untuk meramalkan permintaan spare part. Metode ini part.
mempertimbangkan dua aspek yaitu rata-rata besarnya Banyak metode peramalan yang berkembang hingga saat ini.
permintaan non-zero dan rata-rata interval antar permintaan Mulai dari metode statistik klasik seperti exponential smoothing,
non-zero. Metode ini akan dibandingkan dengan beberapa moving average, dan regression analysis hingga metode khusus
metode lain yaitu Syntetos-Boylan approximation (SBA), seperti Croston (Croston, 1972), Syntetos-Boylan approximation
simulasi Montecarlo dan MTTF. Sebelum itu dilakukan (SBA) (Syntetos et al., 2005), dan Bootstraap (Willemainet al.,
klasifikasi spare part berdasarkan analisis FSN. Dari analisis 2004). Dari sekian banyak metode peramalan tersebut, metode
ini akan diperoleh jenis spare part yang akan diramalkan. Dari Croston, SBA, dan Boostrap merupakan metode peramalan yang
hasil perbandingan error, metode SBA memiliki nilai error digunakan untuk konteks peramalan permintaan spare part.
paling kecil pada lima jenis spare part dari sepuluh spare part Ragnarsdóttir et al. (2012) menjelaskan mengelola persediaan
yang diramalkan, dua jenis spare part untuk metode Croston spare part cukup berbeda dengan mengelola bahan baku untuk
dan tiga jenis spare part untuk simulasi Montcarlo. proses produksi. Pola permintaan yang tidak teratur menyebabkan
Kata Kunci : FSN, MTTF, Metode Croston, Peramalan, metode peramalan yang digunakan harus sesuai dengan pola
SBA, Simulasi Montecarlo, Spare part. permintaan tersebut.
PT. Petrokimia Gresik yang bergerak dalam produksi pupuk
I. PENDAHULUAN tersusun dari berbagai macam instalasi pabrik yang saling
Availability (ketersediaan) dan reliability (keandalan) terintegrasi. Sistem produksi yang kompleks dan asset-insentive
mesin merupakan aspek penting bagi perusahaan yang industry mengakibatkan perusahaan ini sangat bergantung pada
mengggunakan mesin dalam melakukan proses bisnisnya. Kedua ketersediaan peralatan teknis, seperti pompa, kompresor, pengubah
aspek tersebut menjaga mesin agar dalam keadaan yang ideal. panas, dan masih banyak lagi agar memastikan keberlasungan
Availability dan reliability sangat erat kaitannya dengan kegiatan aliran proses produksi. Sehingga, ketersediaan spare part menjadi
maintenance. Salah satu faktor lancarnya eksekusi kegiatan salah satu kunci dalam kegiatan maintenance dimana kegiatan
maintenance adalah tersedianya spare part (suku cadang) mesin. maintenance berfungsi untuk menjaga ketersediaan peralatan.
Untuk eksekusi kegiatan maintenance berjalan dengan baik Melihat sistem produksi yang terintegrasi secara kompleks dan
persediaan spare part harus terjaga dalam jumlah tertentu agar bisa rumit pada PT. Petrokimia Gresik, ketersediaan spare part menjadi
menyeimbangkan dengan permintaan spare part yang dibutuhkan. hal penting untuk menjaga proses produksi berjalan lancar. Setiap
menurut Bacchetti dan Saccani (2011) ada beberapa aspek yang mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi sehingga
membuat permintaan spare part dan manajemen persediaan spare jika terganggu salah satu mesin maka proses juga akan terganggu.
part menjadi masalah yang kompleks yaitu tingginya jumlah spare Metode peramalan yang tersedia sangat banyak sehingga perlu
part yang dikelola, adanya pola permintaan yang intermittent dipilih metode mana yang sesuai dengan peramalan permintaan
ataupun lumpy. Permintaan intermittent adalah permintaan yang spare part. Perbandingan setiap metode peramalan tersebut akan
berlangsung dalam interval waktu yang tidak teratur dan dilihat berdasarkan error peramalan. Oleh karena itu pada
dikhawatirkan berkurang dan dari semua itu kuantitas yang sangat penelitian ini fokus kepada membandingkan metode peramalan
bervariasi. Sedangkan permintaan lumpy adalah permintaan yang Croston, SBA, dan Monte Carlo serta menentukan metode apa
tidak merata dalam hal waktu dan jumlah yang dibutuhkan yang tepat untuk meramalkan spare part pada PT. Petrokimia
bervariasi, selain itu memerlukan lebih banyak investasi dalam Gresik. Tetapi sebelum itu dilakukan klasifikasi spare part
persediaan atau waktu respon yang lebih lama daripada yang telah menggunakan analisis FSN.
diprediksi. Aspek lain yang membuat permintaan spare part dan
manajemen persediaan spare part menjadi masalah yang kompleks
II. METODE PENELITIAN
yaitu perlunya respon yang cepat untuk menangani downtime
A. FSN Analysis, klasifikasi berdasarkan frekuensi permintaan
mesin, dan adanya resiko keusangan spare part.
Klasifikasi ini membantu pengelolaan spare part dalam
Menangani manajemen persediaan spare part penting untuk
membangun layout yang paling sesuai dengan mengalokasikan
mengetahui karekteristik setiap spare part. Setiap spare part
2

semua spare part yang berjenis fast moving dekat dengan tempat memiliki urutan hubungan suatu event yang terjadi. Pada penelitan
pangambilan sehingga mengurangi usaha handling. Juga, perhatian ini simulasi Montecarlo digunakan untuk meramalkan permintaan
manajemen difokuskan pada spare part Non-moving untuk bisa spare part dengan acuan data historis permintaan. Seperti yang
memutuskan apakah spare part tersebut dibutuhkan di masa yang telah diketahui pola permintaan spare part tidak mengkitu pola
akan datang atau spare part tersebut diselamatkan. Pengalaman pemintaan pada umumnya seperti trend, cycle, ataupun seasonal
menunjukkan banyak industri yang lebih dari 15 tahun memiliki karena permintaan spare part dipengaruhi kondisi mesin ataupun
lebih dari 50% stok spare part jenis non-moving. faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi waktu dan jumlahnya.
Dalam penentuan kategori F,S dan N dilakukan dengan melihat
dua parameter yaitu nilai average stay dan consumption rate. E. Mean Time To Failure (MTTF)
Average stay adalah rata-rata durasi habisnya suatu persediaan Keandalan dari suatu sistem seringkali diberikan dalam bentuk
dengan rumus angka yang menyatakan ekspetasi masa pakai sistem tersebut, yang
Average stay of the material = Cumulative No of Inventory dinotasikan E [T] dan sering disebut dengan rata-rata waktu
Holding/(Total Quantity Receive + Opening balance) kerusakan atau Mean Time To Failure (MTTF) adalah rentang
Sedangkan consumption rate adalah tingkat penggunaan suatu waktu rata-rata komponen peralatan diantara dua kerusakan.
persediaan dalam kurun waktu tertentu dengan rumus
Consumption rate = Total Issue Quantity/Total Period Duration III. HASIL DAN DISKUSI
A. Analisis Klasifikasi FSN
B. Croston’s Method Objek yang diamati terdiri dari tiga jenis mesin yaitu
Metode ini pertama kali muncul pada tahun 1972 yang mesin Filter 1, mesin Filter 2, dan Pompa. Untuk mesin
dikembangkan oleh Croston. Metode ini perhitungannya Filter 1 terdiri dari delapan jenis spare part, untuk mesin
menggunakan jumlah permintaan dan waktu inter-arrival antara Filter 2 terdiri dari empat jenis spare part, dan untuk mesin
permintaan. Levѐn dan Segerstedt (2004) menjelaskan Croston
mengusulkan metode yang bisa menangani kesulitan untuk
Pompa terdiri dari delapan jenis spare part. Setelah
permintaan intermittent. Kemudian metode ini dikenal dengan melakukan perhitungan nilai average stay dan consumption
metode Croston (CR). Perubahan utama dari metode peramalan rate untuk masing-masing spare part maka terdapat
sebelumnya adalah peramalan diperbaharui hanya ketika adanya beberapa spare part masuk kategori F, S, dan N. Berikut
permintaan (pengambilan kembali dari inventori) dan tidak tabel klasifikasi FSN.
diperbaharui ketika interval waktu peramalan telah lewat seperti Tabel 3.1 Jenis Spare Part Kategori F dan S
exponential smoothing biasa. Metode CR tidak hanya fokus pada
besarnya permintaan, metode ini juga mempertimbangkan waktu
antar permintaan ke dalam perhitungan. Sehingga model ini sesuai
untuk peramalan spare part yang memiliki pola permintaan
intermittent.
Metode CR memisahkan besar permintaan yang diperbarui
(𝑧𝑡 ) dan interval permintaan (𝑝𝑡 ). Pada peninjauan periode t, jika
tidak ada permintaan dalam periode tersebut maka estimasi
besarnya permintaan dan waktu inter-arrival pada akhir waktu t, 𝑧𝑡
dan 𝑝𝑡 , masing-masing tetap tidak berubah. Jika terjadi permintaan
maka Xt > 0, sehingga estimasi diperbarui dengan B. Pola Permintaan Spare Part
𝑧𝑡−1 , 𝑖𝑓 𝑋𝑡 = 0 Pola permintaan spare part terdiri dari empat kategori yaitu
𝑧𝑡 = �
𝛼 . 𝑋𝑡 + (1 − 𝛼)𝑧̂𝑡 , 𝑖𝑓 𝑋𝑡 > 0 slow moving, intermittent, erratic, dan lumpy. Untuk menentukan
𝑞 + 1, 𝑖𝑓 𝑋𝑡 = 0 pola spare part termasuk katergori apa perlu dilakukan perhitungan
𝑞𝑡 = � 𝑡−1
1, 𝑖𝑓 𝑋𝑡 > 0 nilai ADI dan CV. Berikut ditampilkan rekapan pola permintaan
𝑝𝑡−1 , 𝑖𝑓 𝑋𝑡 = 0 untuk setiap spare part yang akan diramalkan.
𝑝𝑡 = �
𝛼 . 𝑞𝑡−1 + (1 − 𝛼). 𝑝𝑡−1 , 𝑖𝑓 𝑋𝑡 > 0 Tabel 32 Pola Permintaan Spare Part
Dimana :
• 𝑋𝑡 = data aktual permintaan pada periode t.
• 𝑧𝑡 = peramalan permintaan rata-rata pada periode t,
permintaan bernilai positif
• 𝑝𝑡 = rata-rata interval antara permintaan non-zero yang
diobservasi periode t.
• α = konstanta smoothing antara satu dan nol.
Secara keseluruhan, peramalan permintaan per periode pada saat t
𝑧
Ft+1 = 𝑡
𝑝𝑡
C. Syntetos – Boylan Approximation C. Analisis Perhitungan MTTF
Metode Syntetos – Boylan Approximation (SBA) merupakan MTTF adalah nilai rata-rata kerusakan komponen yang
koreksi terhadap metode CR. Syntetos dan Boylan (2001) diperoleh dari nilai TTF. MTTF hanya digunakan pada
menunjukkan metode CR yang asli adalah bias. Untuk komponen/peralatan yang sekali mengalami kerusakan harus
memperbaiki bias tersebut maka Syntetos dan Boylan diganti dengan komponen/peralatan yang masih baru atau baik.
mengusulkan mengurangi metode peramalan CR dengan sebuah Perhitungan MTTF ini tidak hanya digunakan untuk mengetahui
factor 1 – α/2, maka peramalan metode SBA umur pakai dari suatu spare part tapi juga bisa digunakan untuk
𝛼 𝑧 mengetahui interval kerusakan sehingga bisa diketahui kapan dan
𝐹𝑡+1 = (1 − ) ∙ 𝑡 .
2 𝑝𝑡 berapa jumlah spare part yang dibutuhkan. Hal ini membantu
dalam melakukan persediaan spare part.
D. Simulasi Montecarlo Dari pengolahan data diketahui terdapat perbedaan siginifikan
Menurut Tersine (1994) simulasi Montecarlo adalah simulasi antara permintaan spare part berdasarkan MTTF dengan
probabilistik yang digunakan untuk memperoleh pendekatan solusi permintaan aktual. Dari perhitungan nilai total ternyata nilai
dari suatu masalah dengan melakukan sampling dari proses yang permintaan berdasarkan MTTF lebih besar dari permintaan actual.
di-generate secara random. Sejumlah angka random digunakan Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
untuk menjelaskan pergerakan setiap variabel random selama
kurun waktu tertentu dan memungkinkan adanya tambahan tetapi
3

Tabel 3.3 Perbandingan Permintaan Spare part Berdasarkan MTTF metode Montecarlo perencanaan persediaan cukup bervariasi. Hal
dan Aktual ini disebabkan hasil peramalan Montcarlo cukup beragam.
Perhitungan persediaan yang dilakukan dilengkapi dengan
perhitungan biaya yang dibutuhkan. Perhitungan biaya ini
kemudian dibandingkan antar metode. Disini akan dilihat apakah
metode dengan error terkecil akan memiliki biaya persediaan
Perbedaan ini terjadi karena sulitnya memprediksi permintaan terkecil atau tidak. Berikut ditampilkan perbandingan total biaya
spare part aktual walaupun sudah diketahui umur komponen. yang dibutuhkan pada tahun 2012, 2013, dan 2014 untuk masing-
Seharusnya dengan mengetahui umur komponen bisa membantu masing spare part.
pihak maintenance untuk menyediakan spare part kapan dan Tabel 3.6 Perbandingan Perhitungan Biaya Persediaan Untuk
berapa sesuai dengan yang dibutuhkan. Banyak faktor-faktor yang Setiap Metode Peramalan
mempengaruhi umur spare part bisa lebih panjang atau lebih
pendek seperti mesin bekerja lebih berat dari biasanya, kualitas
spare part yang digunakan buruk, kesalahan dalam melakukan
kegiatan maintenance, personil maintenance yang kurang terampil
dan sebagainya. Walaupun cukup banyak faktor yang
mempengaruhi, MTTF masih menjadi acuan memberikan
gambaran kapan komponen/peralatan dalam melakukan kegiatan
maintenance untuk menjaga kestabilan mesin beroperasi.

D. Analisis Perbandingan Metode Peramalan berdasarkan


Error
Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode peramalan
yaitu Croston, SBA dan simulasi Monte Carlo. Dari ketiga metode
tersebut akan dilihat nilai MAD, MSE, dan A-MAPE setiap
masing-masing metode yang merupakan nilai error setiap metode.
Nilai error yang semakin kecil akan terpilih sebagai metode yang
terbaik. Untuk metode Croston dan simulasi Monte Carlo memiliki
error terkecil pada jenis spare part yang memiliki rata-rata interval
antar permintaan non-zero (ADI) cukup jauh dan nilai koefisien
variansi (CV) cukup besar diandingkan dengan error peramalan
yang dimiliki oleh metode SBA. Metode Croston dan simulasi
Montecarlo dari 52 periode yang diamati, ADI yang terjadi lebih
besar dari 3 dan CV bernilai lebih besar dari 1,60. Sedangkan
untuk metode SBA memiliki error terkecil pada jenis spare part
yang memiliki nilai ADI lebih kecil dari 3 dan CV lebih kecil Dari tabel di atas diketahui bahwa metode yang memiliki error
1,60. Berikut perbandingan nilai ADI, CV, dan error peramalan terkecil tidak selalu memiliki biaya persediaan terkecil. Warna
untuk setiap jenis spare part. hijau menunjukkan metode peramalan dengan error terkecil
Tabel 3.3 Perbandingan Nilai ADI, CV, dan Error sedangkan warna kuning adalah biaya persediaan terkecil. Hampir
Peramalan untuk Setiap Jenis Spare part untuk Metode semua metode peramalan yang memiliki error terkecil, biaya
persediaan yang terjadi cukup besar. Hanya pada dua jenis spare
Croston
part yaitu oil seal dan v-belt-8v1600 dengan metode error terkecil
memiliki biaya persediaan terkecil.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Spare part yang digunakan untuk peramalan dari tiga mesin
Tabel 3.4 Perbandingan Nilai ADI, CV, dan Error Peramalan adalah spare part yang termasuk kategori F dan S. Spare part yang
untuk Setiap Jenis Spare part untuk Metode Monte Carlo termasuk ke dalam kategori F adalah Bearing Roller--
16143/16284; Filter-Cloth-2108X1080X4737mm;
Bearing,Ball,Annular--Bearing-6309-2rs; Oil Seal--TC-
50X68X9mm-NBR; dan Belt,V--V-belt-8V1600-Red-Seal. Spare
part yang termasuk ke dalam kategori S adalah Vacuum Hose--
WPR6-193-00040-YJC, Belt,V-- V-Belt-A80-Red-Seal, Bearing
Tabel 3.5 Perbandingan Nilai ADI, CV, dan Error Roller--16143/16284, Filter-Clotch-2134X1049X3950mm, dan
Peramalan untuk Setiap Jenis Spare part untuk Metode SBA Angular,Contact,Ball,Bearing-- Bearing-3311B.TVH.
Pola permintaan Spare part secara keseluruhan adalah lumpy
dimana nilai ADI dan CV mempengaruhi nilai error peramalan.
Dengan nilai ADI lebih besar dari 1,33 dan nilai CV lebih besar
dari 50%.
Dari tiga metode peramalan yang dilakukan metode, SBA
memiliki nilai error terkecil untuk 5 jenis spare part yaitu Bearing
Roller--16143/16284; Filter-Cloth-2108X1080X4737mm; Bearing
E. Analisis Perbandingan Biaya Persediaan Spare Part Roller2--16143/16284, Filter-Clotch-2134X1049X3950mm; dan
untuk Setiap Metode Peramalan Vacuum Hose--WPR6-193-00040-YJC. Metode Croston memiliki
Dari hasil peramalan untuk tiga tahun berikutnya, maka nilai error terkecil untuk jenis spare part yaitu Belt,V--V-belt-
peramalan tersebut digunakan untuk menentukan perencanaan 8V1600-Red-Seal dan V-Belt-A80-Red-Seal. Sedangkan simulasi
persediaan dan biaya yang dibutuhkan. Dari perhitungan diketahui Montecarlo memiliki error terkecil pada spare part Bearing, Ball,
jenis spare part yang diramalkan menggunakan metode SBA dan Annular--Bearing-6309-2rs; Oil Seal--TC-50X68X9mm-NBR; dan
Croston, perecanaan persediaan hampir konstan. Hal ini terjadi Angular,Contact,Ball,Bearing-- Bearing-3311B.TVH.
disebabkan oleh hasil peramalan yang terjadi juga konstan. Metode peramalan yang memiliki nilai error terkecil tidak
Sedangkan untuk spare part yang diramalkan menggunakan selalu memiliki biaya persediaan terkecil.
4

using information on component repairs”, European


DAFTAR PUSTAKA Journal of Operational Research, No. 220, hal. 386-393.
Andrea, Callegaro. (2010), Forecasting Methods for Spare Parts Smith, SB. (2012), Principle of Inventory and Materials
Demand, Tesis Tiga Tahun, Departemen Teknis dan Management. Prentice Hall : New Jearsey.
Pengelolaan Sistem Industri, Fakultas Teknik, Università Syntetos, A.A., Boylan, J.E., Croston, J.D. (2005), “On the
degli Studi di Padova. categorization of demand patterns”, Vol. 20, No. 3, hal.
Bacchetti, A., Saccani, N. (2011), “Spare parts classification and 375-387.
demand forecasting for stock control: Investigating the Willemain, T.R, Smart, C.N., Schwarz, H.F. (2004), “A new
gap between research and practice”, Omega, Vol. 40, Iss. approach to forecasting intermittent demand for service
6, hal. 722-737. parts inventories”, International Journal of Forecasting,
Bacchetti, A, Plebani, R, Saccani, N. dan Syntetos, A. Journal of the Operational Research Society, Vol. 56,
(2010), “Spare parts classification and inventory No. 5, hal. 495-503.
management: a case study”, Salford Business School Yanagino, Tameo; Suzaki, Yukihiko. (2007), “Method of and
Working Papers Series, 408/11. system for forecasting future orders in parts inventory
Boylan, J., E. dan Syntetos, A., A. (2007), “The accuracy of a system”. United State Patent No. 007225140B2.
modified Croston procedure”, International Journal of
Production Economics;107:511–7.
Çelebi, Dilay, Bayraktar, Demet, D., Selcen, Ӧ., Aykaç. (2008),
“Multi Criteria Classification for Spare Parts Inventory”,
38th Computer and Industrial Engineering Conference,
31 Oktober- 2 November, 2008, Beijing, China hal.
1780-1787.
Croston, J.D. (1972), “Forecasting and stock control for
intermittent demands”. Operational Research Quarterly,
No. 23, hal. 289-303
Dangelmaier, W., Laroque, C., Delius, R., Streichan, J.
(2011), “Applying Simulation and Mathematical
Programming on a Business Case Analysis for setting up
a Spare Part Logistics in the Construction Supply
Industry”, In: Proceedings of The Third International
Conference on Advances, hal. 162-168, 23 - 29 Oct 2011
IARIA, Xpert Publishing Services,
Driessen, M.A., Arts, J.J., Houtum, van, G.J., Rustenburg, W.D.,
Huisman, B. (2010), “Maintenance spare parts planning
and control: A framework for control and agenda for
future research”, Working Papers, Beta Research School
for Operations Management and Logistics.
Duren, Jeroen, van. (2011), Differentiated spare parts
management: an application in the aircraft industry,
Master Thesis. KLM Engineering & Maintenance.
Kumar, Sandeep. (2010), Spare Parts Management – An IT
Automation Perspective. Infosys Technologies Limited.
Inggris.
Leven, E., dan Segerstedt, A. (2004), “Inventory control with a
modified Croston procedure and Erlang distribution”,
International Journal of Production Economics ; 90:
361–7.
Makridakis, S, Wheelwright, SC, dan Hyndman, RJ. (1998),
Forecasting: methods and applications. 3rd ed New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Molenaers, An, Baets, Herman, Pintelon, Liliane, dan
Waeyenbergh, Geert. (2012), Criticality classification of
spare parts: A case study. Int. J. Production Economics,
No. 140; hal. 570–578
Mukhopadhyay, S., Solis, O., A., dan Gutierrez, S., Rafael. (2012),
“The Accuracy of Non-traditional versus Traditional
Methods of Forecasting Lumpy Demand”, Journal of
Forecasting, Vol. 31, Issue 8, hal. 721–735.
Neves, G., Diallo, M., Lustosa L.J. (2008), “Initial Electronic
Spare Parts Stock and Consumption Ferocasting”,
Operational Research, No. 28, hal. 45-58.
Ragnarsdóttir, B., Ingadóttir, H., Akkerman, R., Hansen, K.R.N.,
Furtak, S., Schwarck, G. (2012), “Combined evaluation
of forecasting methods and inventory models for
intermittent demand: a case study”, Pre-prints of the
Seventeenth International Working Seminar on
Production Economics, February 20-24, 2012,
Innsbruck, Austria, Vol. 3, hal. 287-298.
Romeijnders. Ward, Teunter. Ruud, van Jaarsveld. Willem. (2012),
“A two-step method for forecasting spare parts demand

Anda mungkin juga menyukai