Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERBANDINGAN METODE EOQ, METODE POQ, DAN METODE

MIN-MAX DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN PESAWAT


TERBANG BOEING 737NG
(STUDI KASUS: PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY AEROASIA Tbk.)

Muhammad Raihananda Ashafy Yuwono∗𝟏 , Singgih Saptadi𝟐


1,2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jalan Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. merupakan perusahaan aircraft maintenance,
repairing and overhaul (MRO) multi-service. PT GMF AeroAsia Tbk. memiliki inventori ribuan komponen
dengan berbagai jenis. Salah satu jenis komponen yang digunakan adalah komponen expandable yang memiliki
frekuensi permintaan yang tinggi, sehingga dalam melaksanakan kegiatan maintenance perusahaan harus
mempersiapkan komponen yang dibutuhkan agar proses tidak terhambat. Selama ini dalam menjalankan
pengendalian persediaan komponen pesawat, perusahaan menggunakan metode Min-Max dikarenakan
menurut perusahaan metode ini cukup efektif dalam meminimumkan biaya pengendalian persediaan
sehingga pada makalah ini akan diuji apakah metode yang telah diterapkan sudah optimal atau belum.
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran pemesanan optimal adalah metode Economic Order
Quantity (EOQ), Periodic Oder Quantity (POQ) dan Min-Max serta analisis ABC. Dari hasil analisis terdapat
sembilan komponen dalam kelas A (sangat penting). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, metode
yang terbaik untuk diterapkan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan biaya persediaan adalah metode EOQ.
Kata Kunci: Komponen expandable aircraft, EOQ, POQ, Min-Max, Analisis ABC

Abstract

[Title: Comparisonal Analysis of EOQ Method, POQ Method and Min-Max Method in Component
Inventory Control of Boeing 737NG Aircraft (Case Study: PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia Tbk.)]
PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. is a multi-service aircraft maintenance, repairing and
overhaul (MRO) company. PT GMF AeroAsia Tbk. has an inventory of thousands of components of various
types. One type of component that is used is an expandable component which has a high frequency of demand,
so that in carrying out maintenance activities the company must prepare the components needed so that the
process is not hampered. So far, in carrying out aircraft component inventory control, the company uses the
Min-Max method because according to the company this method is quite effective in minimizing inventory
control costs, so in this paper it will be tested whether the method that has been applied is optimal or not. The
method that can be used to determine the optimal order size is the Economic Order Quantity (EOQ), Periodic
Order Quantity (POQ) and Min-Max methods as well as ABC analysis. From the results of the analysis there
are nine components in class A (very important). Based on the calculations that have been done, the best method
to be applied by the company to optimize inventory costs is the EOQ method.
Keywords: Aircraft expandable components, EOQ, POQ, Min-Max, ABC analysis

*
Penulis Korespondensi.
E-mail: raihananda@gmail.com
1. Pendahuluan yang ada. Selain itu planner juga bertugas untuk
Dalam aktivitas suatu perusahaan, persediaan menjaga agar MRP material tetap berada diantara
hampir selalu diperlukan. Persediaan dalam suatu sistem yang diterapkan di PT GMF AeroAsia Tbk.
perusahaan dapat disebut sebagai modal kerja yang Kebutuhan material yang dibutuhkan oleh unit
berbentuk barang. Namun, keberadaanya dapat TGC akan dipesan oleh dinas Procurement (TM)
dianggap sebagai suatu pemborosan (waste) jika yang bertugas dalam pembelian mesin dan
terlalu berlebihan, tetapi disatu sisi dapat pula komponen yang dibutuhkan oleh PT GMF
dianggap sebagai suatu kekayaan (asset) yang AeroAsia Tbk. dan salah satunya adalah unit TGC.
sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran Komponen yang diteliti dalam penelitian ini
pemenuhan permintaan customer. Jika persediaan adalah komponen jenis expendable yang
yang dimiliki perusahaan tidak dapat memenuhi merupakan komponen yang bersifat habis pakai
kebutuhan customer maka akan menyebabkan sehingga memerlukan stock untuk memenuhi
kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa permintaan. Beberapa contoh komponen
terhambatnya penyelesaian pekerjaan maupun expandable yang digunakan oleh PT GMF
keuntungan yang tidak dapat diterima perusahaan. AeroAsia adalah lampu, seal, screw, dan
Oleh sebab itu diperlukannya manajemen sebagainya. Komponen expendable memiliki
persediaan yang tepat sesuai dengan kondisi frekuensi permintaan yang tinggi, sehingga dalam
perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat melaksanakan kegiatan produksi perusahaan harus
berjalan dengan optimal (Bahagia, 2006). mempersiapkan komponen yang dibutuhkan agar
Manajemen persediaan perusahaan sangat tidak terhambatnya proses maintenance. Selama
berpengaruh terhadap besarnya biaya persediaan. ini dalam menjalankan pengendalian komponen
Persediaan yang terlalu banyak dapat pesawat, perusahaan menggunakan metode Min-
menyebabkan penumpukan barang digudang maka Max dikarenakan menurut perusahaan metode ini
akan menimbulkan cost of capital yang besar pada cukup efektif dalam meminimumkan biaya
biaya simpan. Namun, jika terjadi kekurangan pengendalian persediaan sehingaa penulis akan
persediaan maka akan menimbulkan kerugian menguji apakah metode yang telah diterapkan
(opportunity cost) karena proses produksi menjadi perusahaan sudah optimal atau belum. Untuk itu
tertundan dan kesempatan untuk mendapatkan perlu dilakukan perencanaan persediaan yang
keuntungan menjadi hilang (Bahagia, 2006). sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Metode yang dapat digunakan untuk
AeroAsia Tbk. Merupakan perusahaan aircraft menentukan ukuran pemesanan optimal adalah
MRO (Maintenance, Repairing and Overhaul) metode EOQ (Economic Order Quantity), POQ
multi-service yang menyediakan delapan jenis (Periodic Oder Quantity) dan Min-Max. Model ini
layanan, antara lain adalah layanan line dapat membantu menentukan berapa banyak
maintenance, base maintenance, component barang yang harus disediakan untuk persediaan
maintenance, engine maintenance, engineering dimasa mendatang. Pada penelitian ini metode
services, material and trading, logistic services, EOQ dan metode POQ akan digunakan sebagai
dan learning center. Unit Aircraft Parts and perbandingan dengan metode yang telah
Material Planning (TGC) merupakan salah satu diterapkan perusahaan. PT GMF AeroAsia Tbk.
unit yang berada dibawah naungan dinas Logistic, memiliki ribuan jenis dan jumlah komponen
Bonded and Material Services (TG) yang berfokus sehingga dalam upaya mengelola persediaan secara
pada peramalan produksi, manajemen metode dan efektif perlu dilakukan pemilahan karena tidak
standar produksi, perencanan manpower dengan semua komponen yang digunakan memiliki tingkat
menyesuaikan workload produksi, persiapaan kepentingan dan penggunaan yang sama sehingga
peralatan dan ground facility sesuai dengan dilakukan pengelompokkan komponen dan cara
prosedur kualitas GMF. Perencanaan kebutuhan pengelompokkan komponen yang sangat sering
material dilakukan oleh beberapa orang planner digunakan adalah berdasarkan tingkat
yang ada di unit TGC yang bertugas untuk kepentingannya sehingga barang yang termasuk
menentukan material-material yang dibutuhkan penting akan dikendalikan secara intensif. Salah
untuk project dan mengendalikan ketersediaan satu metode yang dapat digunakan adalah analisis
material tersebut agar sesuai dengan timeframe ABC yaitu metode pengelompokkan barang
berdasarkan nilai pemakaiannnya dimana nilai b. Cycle stock adalah persediaan yang
pemakaian ini adalah hasil perkalian dari tingkat mempunyai siklus tertentu. Pada saat
penggunaan komponen dengan harga beli pengiriman awal, dikirim dalam jumlah
komponen tersebut. Analisis ABC akan membagi banyak kemudian persedian tersebut akan
komponen tersebut menjadi tiga kelas, yaitu kelas berkurang secara bertahap akibat digunakan
A (sangat penting), kelas B (penting), dan kelas C sampai pada akhirnya persediaan tersebut
(kurang penting) (Chu, Liao, & Gin-Shuh, 2008). habis dan kemudian akan dimulai dengan
Maka pada penelitian ini akan dilakukan siklus baru lagi.
pengelompokkan komponen dengan menggunakan c. Safety stock adalah persediaan yang berfungsi
analisis ABC, kemudian dari hasil analisis ABC, sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian
komponen yang termasuk kedalam kelas A akan permintaan maupun pasokan. Perusahaan pada
dilakukan pengendaliaan persediaan dengan umumnya akan menyimpan lebih banyak
menggunakan metode EOQ, POQ dan Min-Max. dibandingkan dengan kebutuhan yang
diperkirakan agar jika ternyata kebutuhan
2. Tinjauan Pustaka sesungguhnya lebih besar dibandingkan
Pengendalian Persediaan dengan kebutuhan yang diperkirakan dapat
Persediaan (inventory) adalah stok material terpenuhi tanpa harus melakukan pemesenan
yang ada pada suatu waktu tertentu atau aset nyata terlebih dahulu.
yang dapat dilihat, diukur dan dihitung atau dapat d. Anticipation stock adalah persediaan yang
juga dinyatakan sebagai sumber daya menganggur dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan
yang menunggu untuk di proses lebih lanjut permintaan akibat sifat musiman dari
(Tersine, 1994). Beberapa istilah dasar yang sering permintaan terhadap suatu produk.
digunakan dalam pembahasan persediaan yaitu 3) Berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan
(Elsayed & Boucher, 1994): antar satu item dengan item lainnya,
a. Lead time, merupakan selang waktu antara persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
waktu pemesanan dilakukan hingga waktu a. Dependent demand item, adalah item-item
dimana bahan baku diterima dari supplier. yang kebutuhannnya tergantung pada
b. Reorder point, merupakan jumlah bahan baku kebutuhan item lain. Yang termasuk pada
minimun yang menunjukkan perlunya persediaan jenis ini pada umumnya adalah
dilakukan pemesanan bahan baku. item yang akan digunakan untuk membuat
c. Replenishment, merupakan pemesanan produk jadi.
kembali atau pemenuhan ulang. Kuantitas tiap b. Independent demand item, adalah item yang
pemesanan berbeda-beda tergantung sistem kebutuhannya tidak tergantung pada
yang diterapkan oleh perusahaan. kebutuhan item lain. Yang termasuk pada
Tujuan utama dari persediaan yaitu untuk persediaan jenis ini pada umumnya adalah
mendapatkan jumlah yang tepat untuk barang yang produk jadi.
dipesan di tempat yang tepat, waktu yang tepat dan Metode Economic Order Quantity (EOQ)
biaya yang minimum. Economic Order Quantity (EOQ) adalah
Persediaan dapat dikelompokkan menjadi 3 jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh
kelompok antara lain (Pujawan, 2005): dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan
1) Berdasarkan bentuknya, persediaan dapat sebagai jumlah pembelian yang optimal. Model
dikelompokkan menjadi bahan baku (raw Economic Order Quantity (EOQ) ini sangat
material), barang setengah jadi (work-in- direkomendasikan untuk mengendalikan total
process), dan produk jadi biaya persediaan. Dengan peramalan yang telah
2) Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa biaya
dikelompokkan menjadi: pemesanan perusahaan berbanding lurus dengan
a. Pipeline/transit stock adalah persediaan yang frekuensi pemesanan. Jika perusahaan mengurangi
muncul karena lead time pengiriman dari satu banyaknya pemesanan maka biaya pemesanan
tempat ketempat lain. Persediaan ini akan dapat dikurangi. Metode ini akan sangat
semakin banyak jika jarak dan waktu menjanjikan terhadap persediaan perusahaan,
pengiriman semakin panjang dimana dengan biaya persediaan yang ekonomis
akan tetap menghasilkan produk yang berkualitas ∑(𝑋−𝑋 ′ )2
baik dan tentunya keuntungan yang meningkat SD =√ =
𝑛
(Gonzalez, 2010). ∑(𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛)2
2𝐷𝑆
√ …..(2.5)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎
Q*Optimal=√ ……………………….(2.1)
𝐻 Reorder Point (ROP)
Untuk menentukan jumlah frekuensi ROP merupakan titik pemesanan atau
pemesanan yang ekonomis menggunakan formula pengisian kembali persediaan.
berikut ini 𝑅𝑂𝑃 = 𝐷 × 𝐿 + 𝑆𝑆….…….……………(2.6)
𝐷
F= …………………………...……….(2.2) Keterangan:
𝐸𝑂𝑄
Untuk menentuka biaya total dengan EOQ D = Demand (unit)
menggunakan formula berikut ini L = Lead time (periode)
𝐷 𝑄 SS = Safety stock (unit)
TC EOQ = ( 𝑆) + ( 𝐻 )…………….....(2.3) Metode Periodic Order Quantity (POQ)
𝑄 2
Keterangan: Period Order Quantity (POQ) merupakan
D = Permintaan periode dalam unit untuk pendekatan menggunakan konsep jumlah
persediaan barang pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada
Q = Jumlah unit per periode periode bersifat permintaan diskrit atau beragam.
Q* = Jumlah optimal unit per pesanan (EOQ) Teknik ini dilandasi oleh metode EOQ, dengan
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan. mengambil dasar perhitungan pada metode
H = Biaya simpan per unit per tahun pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya
Safety Stock jumlah pesanan yang harus dilakukan untuk
Safety Stock adalah persediaan minimum yang interval periode pemesanannya dalam satu periode.
selalu ada di gudang dan selalu siap tersedia. Model ini dapat diterapkan ketika persediaan
Persediaan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi secara terus menerus mengalir atau terbentuk
apabila sewaktu–waktu perusahaan mengalami sepanjang suatu periode waktu setelah dilakukan
kekurangan material, sehingga proses produksi pemesanan. POQ menghitung interval pemesanan
dapat tetap berjalan lancar. Rumus dari safety stock yang optimal dengan menggunakan data bulan
adalah: sebelumnya, serta dalam satu bulan diasumsikan
SS = Z x σ ………..……………..……..(2.4) menjadi 4 minggu. Dalam perhitungannya, dapat
Keterangan: diketahui kuantitas pemesanan yang ekonomis
SS = Safety Stock dengan satuan serta interval pemesanan tetap atau
Z = Safety factor (Service level) jumlah interval pemesanan tetap dengan bilangan
σ = Standard deviasi penggunaan material bulat (Septiyana, D., 2016).
Tujuan untuk menetapkan persediaan 2𝑆
pengaman dan mempertahankan persediaan 𝑃𝑂𝑄 = √ …………………..……….….....(2.7)
𝐷𝐻
material guna menjamin kontinuitas proses 𝐷
𝑄= =
produksi dan menghindari terjadinya kekurangan 𝑃𝑂𝑄
𝐷𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑
material. Safety stock diperlukan perusahaan untuk …………………………...(2.8)
𝑃𝑂𝑄
menghadapi kemungkinan (Lumempouq, 2012): 𝑄
TC POQ = (POQ x S) + (( 2 +
 Supplier mengirimkan produk terlambat atau
tidak mengirimkan sama sekali 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘) 𝑥 𝐻)……………………….…..(2.9)
 Gudang perusahaan terjadi kerusakan. Keterangan:
 Beberapa material dalam gudang memiliki POQ = Interval Pemesanan ekonmis dalam
kualitas tidak baik dan penggantinya sedang suatu periode
dalam order. S = Biaya Pesan
 Terjadinya kemungkinan peningkatan demand D = Demand
tidak terduga pada perusahaan H = Biaya simpan
 Breakdown mesin . Q = Kuantitas pemesanan
Untuk menghitung nilai standar deviasi degan
menggunakan rumus berikut:
Metode Maximum-Minimum Stock Level jumlah persediaan dan nilai yang dihasilkan
Konsep metode Min-max ini dikembangkan adalah sebesar 15%.
berdasarkan suatu pemikiran sederhana untuk c. Kelas C merupakan barang-barang yang
menjaga kelangsungan beroperasinya suatu pabrik, memberikan nilai yang rendah. Kelompok
beberapa jenis barang tertentu dalam jumlah persediaan kelas C diwakili oleh 50% dari total
minimum sebaiknya tersedia di persediaan, supaya persediaan yang ada dan nilai yang dihasilkan
sewaktu-waktu ada yang rusak, dapat langsung adalah sebesar 5%.
diganti. Tetapi Barang yang tersedia dalam
persediaan tadi juga jangan terlalu banyak, ada 3. Metode Penelitian
maksimumnya supaya biayanya tidak terlalu Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini
mahal. Cara kerja metode Min-Max yaitu, apabila dapat dijelaskan sebagai berikut:
persediaan telah melewati batas-batas minimum 1. Identifikasi Masalah
dan mendekati batas Safety Stock, maka Reorder Dalam melakukan identifikasi masalah
harus dilakukan, Jadi batas minimum adalah batas dilakukan studi lapangan dan studi literatur.
Reorder Level. Batas maksimum adalah batas Studi lapangan bertujuan untuk mendapatkan
kesediaan perusahaan atau manajemen gambaran nyata terhadap masalah yang ada di
menginvestasikan uangnya dalam bentuk PT GMF AeroAsia Tbk. Observasi awal dalam
persediaan bahan baku. Jadi dalam hal batas penelitian ini yaitu melakukan wawancara
maksimum dan minimum digunakan untuk dapat dengan pihak purchaser dan planner. Dari
menentukan Order Quantity (Indrajit dan wawancara tersebut didapatkan informasi
Djokopranoto, 2003:51). mengenai permasalahan dalam pembelian
SS = (Maksimum pemakaian – Rata-rata komponen yang dirasa kurang optimal
pemakaian) * L…………...………………...(2.10) sehingga seharusnya biaya total persediaan
Min = (Rata-rata pemakaian * L) + SS……..(2.11) dapat ditekan lagi.
Max = 2*(Rata-rata pemakaian * L) + SS…..(2.12) Kemudian studi literatur yang dilakukan pada
Q = Max Stock – Min Stock …….…………..(2.13) penelitian ini yaitu kegiatan mempelajari teori-
Total Cost = Biaya Pesan + Biaya Simpan = teori yang berkaitan dengan permasalahan
Frekuensi Pesan * Biaya Pesan + ((Q/2 + SS) * dilapangan yang akan diselesaikan dalam
Biaya Simpan…………………….…………(2.14) penelitian ini, diantaranya teori mengenai
Keterangan: production, planning, and control dan supply
L = Lead time chain management. Teori-teori tersebut
SS = Safety stock digunakan sebagai pedoman dalam
Analisis ABC menyelesaikan permasalahan yang ada.
Analisis ABC adalah adalah metode Penentuan
pengklasifikasian barang berdasarkan peringkat 2. Ruang Lingkup Permasalahan
nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi Ruang lingkup permasalahan terdiri atas
menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok penentuan latar belakang, rumusan masalah,
A, B dan C. Analisis ABC membagi persediaan tujuan penelitian, serta batasan penelitian.
menjadi tiga kelas berdasarkan besarnya nilai Latar belakang membahas tentang
(value) yang dihasilkan oleh persediaan tersebut kompleksitas dari permasalahan yang ada,
(Scroeder & Rungtusanatham, 2010). gambaran perusahaan, serta metode yang akan
Klasifikasi ABC adalah sebagai berikut digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
(Scroeder & Rungtusanatham, 2010): ada. Selanjutnya, rumusan masalah dilakukan
a. Kelas A merupakan barang-barang yang dengan menetapkan sasaran-sasaran yang
memberikan nilai yang tinggi. Walaupun akan dibahas untuk kemudian dicari solusi
kelompok A ini hanya diwakili oleh 20% dari pemecahan masalahnya. Kemudian pada
jumlah persediaan yang ada tetapi nilai yang tujuan penelitian akan dibahas mengenai apa
diberikan adalah sebesar 80%. saja yang ingin dicapai dalam pembahasan
b. Kelas B merupakan barang-barang yang sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan
memberikan nilai sedang. Kelompok tujuan yang telah ditetapkan. Terakhir, agar
persediaan kelas B ini diwakili oleh 30% dari masalah yang dibahas tidak menyimpang dari
pokok permasalahan dan tujuan yang telah peneliti yang mungkin dapat ditindaklanjuti
ditetapkan maka dilakukan pembatasan oleh pembaca maupun penelitian berikutnya.
terhadap masalah yang akan diselesaikan.
3. Pengumpulan Data 4. Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data dilakukan dengan Pengelompokkan Komponen
mengumpulkan data yang dibuthkan untuk Menggunakan Analisis ABC
menyelesaikan permasalahan yang ada. Data- Komponen pesawat dikelompokkan kedalam
data yang dikumpulkan antara lain adalah data tiga kelompok A, B, dan C. Kelompok A memiliki
pemakaian komponen pesawat selama tahun presentase kumulatif 0–80%, kelompok B
2019. Kemudian data harga yang berkaitan memiliki presentase kumulatif 80–95%, dan
dengan persediaan, yaitu data harga beli kelompok C memiliki presentase kumulatif 95–
komponen, biaya simpan, biaya pemesanan, 100%. Pengelompokkan komponen ini ditentukan
serta leadtime pemesanan barang. berdasarkan nilai pemakaiannya, dimana nilai
4. Pengklasifikasian Komponen dengan Analisis pemakaian ini dihitung dengan cara mengalikan
ABC jumlah pemakaian dengan harga beli. Dari hasil
Pengklasifikasian komponen dilakukan untuk klasifikasi ABC dapat diketahui bahwa terdapat
mengetahui tingkat kepentingan dari masing- sembilan komponen yang termasuk kedalam kelas
masing komponen. Pengklasifikasian A (sangat penting). Sepuluh komponen yang
komponen dilakukan dengan menggunakan termasuk kedalam kelas A yang kemudian akan
analisis ABC. Tahapan yang dilakukan dalam dilakukan pengendalian persediaan menggunakan
pengklasifikasian komponen dengan konsep metode EOQ, POQ, dan Min-Max. Hasil
ABC yaitu pertama menentukan nilai pengelompokkan kelas A ditunjukkan pada Tabel
pemakaian setiap komponen dengan cara 1.
mengalikan jumlah pemakaian dengan harga Perhitungan Biaya Persediaan dengan
beli masing-masing komponen, Metode Economic Order Quantity (EOQ)
pengklasifikasian nilai pemakaian suku Hasil perhitungan metode EOQ untuk tiap
cadang yang telah diurutkan kedalam kelas A, komponen ditunjukkan pada Tabel 2.
B, dan C dimana kelas A dengan maksimal Tabel 2. Perhitungan EOQ
nilai presentase pemakaian 80%, kelas B Material Part EOQ
F Total Cost
dengan maksimal nilai presentase pemakaian (Dalam EOQ
Number (unit)
15%, dan sisanya dikelompokkan kedalam Setahun) (USD)
kelas C. Q4559X 60 28 291.164
5. Penentuan Total Biaya Persediaan Komponen SL4147CA10
54 4 1255.433
Dalam perhitungan total biaya persediaan A
dengan menggunakan metode EOQ, POQ dan 116A7701-1 139 3 945.733
Min-Max perlu dilakukan perhitungan total BACS12ER3
biaya pemesanan dan total biaya 8363 3 886.382
K10
penyimpanan. Untuk menentukan total biaya
pemesanan, dibutuhkan rata-rata permintaan, 2215696-
127 3 869.012
jumlah lot pemesanan, dan biaya pemesanan. 1WE
Pada perhitungan total biaya penyimpanan, ASPFSV06A
dibutuhkan jumlah lot pemesanan, safety 125 3 804.669
C
factor, standar deviasi, leadtime serta biaya
simpan. 65C33161-
163 3 778.070
6. Kesimpulan dan Saran 2WE
Setelah dilakukan pengolahan data maka dapat 696.556
HLX64621 601 3
ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian mengenai manajemen persediaan BACS12GR3
1235 2 617.338
komponen. Selain itu dilakukan pula S16
pemberian saran yang berisi usulan dari
Tabel 1. Komponen Kelompok A
Material Part Number Nilai Pemakaian Presentase Presentase Kum Kelas
Q4559X 79023.6 79023.6 0.228056

SL4147CA10A 48986.55 128010.2 0.369427

116A7701-1 27798.82 155809 0.449652

BACS12ER3K10 24419.22 180228.2 0.520124

2215696-1WE 23471.49 203699.7 0.587861 A


ASPFSV06AC 21746.61 225446.3 0.65062

65C33161-2WE 18816 244262.3 0.704921

HLX64621 15080 259342.3 0.748441

BACS12GR3S16 11845 271187.3 0.782625

Perhitungan Biaya Persediaan dengan Tabel 4. Perhitungan SS dan ROP


Metode Periodic Order Quantity (POQ) Material Part Number SS ROP
Hasil perhitungan metode POQ untuk tiap 55 258
komponen ditunjukkan pada Tabel 3. Q4559X
Tabel 3. Perhitungan POQ SL4147CA10A 21 47
Total Cost
Material Part Q 116A7701-1 33 84
POQ POQ
Number (Kuantitas)
(USD)
1620 4253.939 BACS12ER3K10 1866 4746
Q4559X 1
SL4147CA10 2215696-1WE 20 63
3 69 1837.179
A
ASPFSV06AC 52 94
116A7701-1 4 101.5 1240.117
65C33161-2WE 34 83
BACS12ER3
1 23037 1445.545
K10 HLX64621 90 253
2215696- BACS12GR3S16 308 703
5 69 1189.357
1WE

ASPFSV06A
1 337 1461.952 Perhitungan Biaya Persediaan dengan
C
Metode Min-Max
65C33161- Hasil perhitungan metode Min-Max untuk tiap
5 78 1170.891
2WE komponen ditunjukkan pada Tabel 5.
HLX64621 6 217 1207.100 Tabel 5. Perhitungan Min-Max
Material Total
BACS12GR3 Part SS Max Min Q F Cost
6 395 1235.419 Number (USD)
S16
Q4559X 117 522 320 203 8 1108
SL4147
Perhitungan Safety Stock dan Reorder Point 45 97 71 26 8 2649
CA10A
Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah 116A770
49 171 110 61 7 1614
reorder point dan safety stock. Hasil perhitungan 1-1
ditunjukkan pada Tabel 4. BACS12
3946 9705 6825 2880 8 1858
ER3K10
2215696
51 136 93 43 8 1777
1. Dari 67 komponen jenis expendable pesawat
-1WE Boeing 737NG dilakukan pengelompokkan
ASPFSV menggunakan analisis ABC, didapatkan hasil
78 223 150 73 5 1430
06AC sembilan komponen termasuk kelas A (sangat
65C3316
47 164 105 59 7 1435 penting), 18 komponen termasuk kelas B
1-2WE
HLX646 (penting), dan 40 komponen lainnya termasuk
192 517 354 163 8 1603 kelas C (kurang penting)
21
BACS12 2. Berdasarkan perhitungan yang telah
508 1693 1100 593 4 1045
GR3S16 dilakukan, metode yang terbaik untuk
diterapkan oleh perusahaan untuk
Perbandingan Total Biaya Persediaan mengoptimalkan biaya persediaan adalah
Komponen metode Economic Order Quantity (EOQ).
Perbandingan total biaya persediaan 3. Jumlah pemesanan (Q) yang optimal untuk
berdasarkan metode EOQ, POQ, dan Min-Max tiap komponen kelas A dengan metode EOQ
dengan biaya aktual perusahaan ditunjukkan pada adalah 60 EA untuk part Q4559X, 54 EA
tabel 6. untuk part SL4147CA10A, 139 EA untuk part
Tabel 6. Total Biaya Persediaan Komponen 116A7701-1, 8363 EA untuk part
Kelas A BACS12ER3K10, 127 EA untuk part
Material Min- 2215696-1WE, 125 EA untuk part
EOQ POQ Aktual ASPFSV06AC, 163 EA untuk part
Part Max
(USD) (USD) (USD) 65C33161-2WE, 601 EA untuk part
Number (USD) HLX64621, dan 1235 EA untuk part
Q4559X 291 4254 1108 6001 BACS12GR3S16.
4. Reorder point (ROP) untuk tiap komponen
SL4147CA
1255 1837 2649 1041 kelas A dengan metode EOQ adalah 258 EA
10A untuk komponen Q4559X, 47 EA untuk part
116A7701- SL4147CA10A, 84 EA untuk part 116A7701-
946 1240 1614 887 1, 4746 EA untuk part BACS12ER3K10, 63
1
EA untuk part 2215696-1WE, 94 EA untuk
BACS12E part ASPFSV06AC, 83 EA untuk part
886 1446 1858 1990
R3K10 65C33161-2WE, 253 EA untuk part
HLX64621, dan 703 EA untuk part
2215696-
869 1189 1777 1071 BACS12GR3S16.
1WE
ASPFSV06 REFERENSI
805 1462 1430 1170 Bahagia, S. N. (2006). Sistem inventory. Bandung:
AC ITB.
65C33161- Chu, C.-W., Liao, C.-T., & Gin-Shuh, L. (2008).
778 1171 1435 885 Controlling inventory by combining ABC
2WE
analysis and fuzzy classification. Computers
HLX64621 697 1207 1603 1385 & Industrial Engineering , 55(4), 841-851.
BACS12G Elsayed, E. A., & Boucher, T. O. (1994). Analysis
618 1235 1045 926 and control production system. New Jersey:
R3S16
Pretince-Hall International Inc.
Total Cost 7144 15042 14519 15356 Gonzalez, A.B., dkk., 2010. Body-mass index and
mortality among 1.46 million white adults.
5. Kesimpulan The New England Journal of Medicine, 363,
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian 22-119.
mengenai manajemen persediaan di unit TM PT Handoko, T. H. (1999). Dasar manajemen
GMF AeroAsia Tbk. adalah sebagai berikut: produksi dan operasi (7th ed.). Yogyakarta:
BPFE.
Hansen, D. R., Mowen, M. M., & Guan, L. (2001).
Cost management: accounting and control
(2nd ed.). USA: South-Western College
Publishing.
Heizer, J. & Render, b 2006. Operation
management. Jakarta: Salemba Empat
Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2003).
Manajemen persediaan, barang umum dan
suku cadang untuk pemeliharaan dan
operasi. Jakarta: Grasindo.
Pardede, P. M. (2005). Manajemen operasi dan
produksi. Yogyakarta: PT ANDI.
Pujawan, I. Y. (2005). Supply chain management.
Surabaya: Guna Widya.
Scroeder, G., & Rungtusanatham. (2010).
Operations management: Contemporary
concepts and cases (5th ed.). New York :
McGraw-Hill .
Silver, E. A., Pyke, D. F., & Peterson, R. (1998).
Inventory management and production
planning and scheduling. New York: John
Willey & Sons.
Taylor, B. W., & Russell, S. R. (2013). Operations
and supply chain management (8th ed.).
New Jersey: John Wiley & Sons.
Tersine, R. J. (1994). Principles of inventory and
materials management (4th ed.). New
Jersey: Prentice Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai