Modul 5 - noPW
Modul 5 - noPW
Fungsi Non-Linear
Drs. Wahyu Widayat, M.Ec
PE NDAH ULUA N
Kegiatan Belajar 1
A. TITIK PENGGAL
Titik penggal suatu kurva adalah titik perpotongan antara kurva dan garis
sumbu. Titik penggal dengan sumbu x diperoleh dengan memasukkan y = 0
ke dalam persamaan dan kemudian mencari nilai x nya. Titik penggal dengan
sumbu x diperoleh dengan memasukkan x = 0 ke dalam persamaan dan
kemudian mencari nilai y nya. Untuk menggambar grafik suatu fungsi,
titik-titik penggal ini harus dicari.
B. SIMETRIS
Dua titik dikatakan simetris terhadap suatu garis bila garis tersebut
terletak di antara dua titik dan jarak masing-masing titik ke garis tersebut
sama.
Contoh 5.1:
(-x,y) (x,y)
(x,-y)
Titik (x,y) simetris dengan titik (x,-y) terhadap sumbu x. Titik (x,y) simetris
dengan titik (-x,y) terhadap sumbu y.
Dua titik simetris terhadap titik ke tiga, jika titik ke tiga itu terletak di
tengah-tengah garis yang menghubungkan ke dua titik tersebut.
Contoh 5.2:
Titik (x,y) simetris dengan titik (-x,-y) terhadap titik origin.
5.4 Matematika Ekonomi 1
(x,y)
X
0
(-x,-y)
Suatu kurva juga dapat simetris terhadap garis sumbu atau terhadap titik
origin. Kurva simetris terhadap sumbu x bila untuk setiap titik (x,y) pada
kurva, simetris dengan titik (x,-y) yang juga terletak pada kurva.
Contoh 5.3:
Y
(x,y)
X
0
(x,-y)
Kurva simetris terhadap sumbu y, bila untuk setiap titik (x,y) pada kurva
simetris dengan titik (-x,y) yang juga terletak pada kurva.
ESPA4112/MODUL 5 5.5
Contoh 5.4:
Y
(-x,y) (x,y)
Kurva simetris terhadap titik origin apabila setiap titik (x,y) pada kurva
simetris dengan titik (-x,-y) yang juga terletak pada kurva.
Contoh 5.5:
(x,y)
(-x,-y)
Dari tiga contoh terakhir dapat dilihat bahwa grafik persamaan f(x,y) = 0
simetris terhadap:
a. Sumbu x jika f(x,y) = f(x,-y) = 0
b. Sumbu y jika f(x,y) = f(-x,y) = 0
c. Titik origin jika f(x,y) = f(-x,-y) = 0
Contoh 5.6:
Kurva yang ditunjukkan oleh persamaan x2y + y + x3 = 0 merupakan fungsi
dengan kurva yang simetris terhadap origin tetapi tidak simetris terhadap
salah satu sumbu.
0 X
Contoh 5.7:
Kurva yang ditunjukkan oleh persamaan x3y + xy = 0 merupakan fungsi
yang simetris terhadap sumbu x,y dan titik origin, karena:
f(x,-y) = -x3y - xy = 0 = f(x,y) Y
3
f(-x,y) = -x y - xy = 0 = f(x,y)
f(-x,-y) = x3y + xy = 0 = f(x,y)
0
X
ESPA4112/MODUL 5 5.7
Contoh 5.8:
Pada gambar di bawah j1 = c dan c > 0 dan f(x,y) simetris terhadap garis
x=h
Y
x=h
(h-c,y) (h+c,y)
Ji Ji
0 X
Y
(x,k+c)
J2
y=k
J2
X
0 (x,k-c)
Contoh 5.9:
(h+c,k+d)
J3
*
J3
(h-c,k-d)
0 X
C. BATAS NILAI
Contoh 5.10:
Tentukan apakah kurva yang ditunjukkan oleh persamaan x2 + y2 = 25
mempunyai batas?
x2 = 25 - y2
x = ± 25 − y 2
Nilai di bawah tanda akar yaitu 25 - y2 akan bertanda negatif bila:
25 - y2 < 0
- y2 < - 25 atau y > ±5
dan batas untuk y adalah -5 < y < 5
Batas untuk x:
y2 = 25 - x2
ESPA4112/MODUL 5 5.9
y = ± 25 − X 2
Nilai di bawah tanda akar bertanda negatif bila:
25 - x2 < 0
- x2 < 25 atau x > ±5
dan batas untuk x adalah -5 < x < 5
D. ASIMTOTIS
Asimtot suatu kurva adalah suatu garis lurus yang didekati oleh kurva
dengan jarak yang semakin dekat dengan nol bila kurva tersebut semakin
jauh dari origin atau dapat pula dikatakan bahwa garis y = mx + b
merupakan asimtot kurva y = f(x), jika f(x) semakin dekat mx + b maka x
dan y nilainya bertambah tanpa batas. Jadi, f(x) mx + b jika x dan y ∞.
Pada umumnya garis asimtot yang banyak digunakan adalah garis
asimtot yang sejajar sumbu x atau sumbu y. Garis asimtot yang sejajar
dengan sumbu x disebut asimtot horisontal dan yang sejajar sumbu y disebut
asimtot vertikal dan didefinisikan:
Garis y = k adalah asimtot horisontal kurva y = f(x) bila y → k untuk
x → ∞.
Garis x = h adalah asimtot vertikal kurva y = f(x) bila x → h untuk y →
∞. Untuk kepentingan penggambaran suatu kurva, akan dibedakan arah
gerakan suatu kurva apakah x dan y nilainya terus bertambah besar tanpa
batas (x → +∞ ; y → +∞) atau x dan y nilainya terus berkurang tanpa batas (x
→ -∞; y → -∞). Di samping itu harus diperhatikan juga nilai variabel yang
tidak bertambah atau berkurang tanpa ada batasnya. Hal ini sangat berguna
untuk menentukan apakah suatu kurva mendekati asimtot dari kiri atau dari
kanan (untuk asimtot vertikal) atau mendekati asimtot dari atas atau dari
bawah (untuk asimtot horisontal).
5.10 Matematika Ekonomi 1
Contoh 5.11:
Y Y
0 X 0 X
Contoh 5.12:
Tentukan apakah kurva yang ditunjukkan oleh persamaan xy-3x-4y-2= 0
mempunyai asimtot horisontal atau vertikal?
y=3
xy - 3x - 4y - 2 = 0
x=4
ESPA4112/MODUL 5 5.11
E. FAKTORISASI
Contoh 5.13:
Buatlah grafik persamaan 2x2 + 3xy - 2y2 = 0
Faktorisasi:
Jadi grafik persamaan 2x2 + 3xy - 2y2 = 0 terdiri dari grafik dua garis
lurus yaitu:
2x - y = 0 dan x + 2y = 0.
2x - y = 0
x + 2y = 0
L A TIH A N
3) y2 - 4xy - 1 = 0
4) xy - y - x - 2 = 0
5) x2y - x2 - 4y = 0
1) (0,18)
y = (x + 2) (x – 3)2
(-2,0) (3,0) X
2)
Y
y = (x + 2) (x – 3)2
3)
y=1
y2 - 4xy - 1 = 0
x=1
ESPA4112/MODUL 5 5.13
4)
Y
xy - x - y - 2 = 0
y = -1
x = -1
5)
y=1
x2y- x2 – 4y = 0
x=2
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 1
3x – 2y = 0
4x + y
B.
4x - y
3x – 2y
4
0 1 2 x
C.
x
3x + 2y
4x + y
5.16 Matematika Ekonomi 1
D. y
4x - y
3x + 2y
Kegiatan Belajar 2
Fungsi Kuadratik
A. FUNGSI KUADRATIK
di mana: A,B,C,D,E dan F adalah konstan dan paling tidak salah satu dari
A,B dan C tidak bernilai sama dengan nol. Kurva yang menggambarkan
persamaan di atas dapat diperoleh dengan mengiris dua buah kerucut dengan
suatu bidang datar.
Irisan yang didapat bisa berbentuk lingkaran, elips, parabola atau hiperbola.
Selain itu mungkin diperoleh pula bentuk-bentuk yang lebih khusus, yaitu
dua garis lurus yang berpotongan dan dua buah garis sejajar.
Dari persamaan kuadratik Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F = 0 dengan
mudah dapat diketahui secara cepat apakah kurvanya berbentuk lingkaran,
elips, parabola atau hiperbola.
Jika B = 0 dan A = C, maka irisan berbentuk lingkaran.
Jika B2 - 4 AC < 0, maka irisan berbentuk elips.
Jika B2 - 4 AC = 0, maka irisan berbentuk parabola.
Jika B2 - 4 AC > 0, maka irisan berbentuk hiperbola.
5.18 Matematika Ekonomi 1
Untuk kasus yang lebih khusus yaitu B = 0 dan paling tidak salah satu
dari A dan C tidak bernilai nol, maka irisan kerucut bentuknya dapat
diidentifikasi dengan menggunakan kriteria berikut ini:
Jika A = C, maka irisan berbentuk lingkaran.
Jika A=/ C, tetapi A dan C bertanda sama, maka irisan berbentuk elips.
Jika A = 0 atau C = 0 akan tetapi tidak sama dengan nol bersama-sama,
maka irisan berbentuk parabola.
Jika A dan C tandanya tidak sama, maka irisan berbentuk hiperbola.
1. Lingkaran
Secara ilmu ukur, lingkaran didefinisikan sebagai tempat kedudukan
titik-titik pada bidang datar yang jaraknya dari suatu titik tertentu tetap. Titik
tertentu itu dinamakan pusat dan jarak titik-titik pada lingkaran ke pusat
dinamakan jari-jari lingkaran. Bentuk umum persamaan lingkaran adalah:
Ax2 + Ay2 + Dx + Ey + F = 0
(x - h)2 + (y - k)2 = r2
(h,k)
X
0
Contoh 5.14:
Tentukan titik pusat dan jari-jari lingkaran dengan persamaan:
x2 - 4x + y2 = 0
ESPA4112/MODUL 5 5.19
(2,0) X
•
0
Contoh 5.15:
Dari persamaan berikut tentukan bentuk standar dari lingkaran.
Tentukan letak titik pusat dan jari-jari lingkarannya.
x 2 + y 2 − 6x − 8y + 16 = 0
Bentuk umum lingkaran:
(x − h) 2 + (y − k) 2 = r 2
(x 2 − 6x + 9) + (y 2 − 8y + 16) = − 16 + 9 + 16
(x − 3) 2 + (y − 4) 2 = 32
Titik pusat (3, 4), jari-jari = 3.
2. Elips
Secara ilmu ukur, elips didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik
pada bidang datar yang jumlah jaraknya dari dua buah titik tetap. Kedua titik
tersebut dinamakan fokus. Suatu elips dibagi secara simetris oleh dua sumbu
yang berpotongan tegak lurus. Yang panjang dinamakan sumbu panjang dan
yang pendek dinamakan sumbu pendek. Perpotongan kedua sumbu disebut
pusat elips.
Bentuk umum persamaan Elips adalah Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0 di
mana A, C, A dan C berlainan tanda. Persamaan Elips dapat ditulis dalam
bentuk standar:
5.20 Matematika Ekonomi 1
(x - h ) 2 (y - k ) 2
+ =1
a2 b2
Pusat elips adalah (h,k) dan bila a > b, maka sumbu panjang sejajar
dengan sumbu x. Akan tetapi bila a < b, maka sumbu panjang sejajar dengan
sumbu y. Sumbu panjangnya 2a dan sumbu pendeknya 2b. Sumbu panjang
disebut jari-jari panjang dan sumbu pendek disebut jari-jari pendek.
Contoh 5.16:
Tentukan pusat elips, jari-jari panjang dan pendek dari elips yang
ditunjukkan oleh persamaan:
(2,1)
X
0
Contoh 5.17:
Tentukan pusat elips, jari-jari panjang dan pendek dari elips yang
ditunjukkan oleh persamaan 9x2 + y2 + 36x + 2y + 28 = 0.
ESPA4112/MODUL 5 5.21
(-2,-1) X
3. Parabola
Secara ilmu ukur, parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan
titik-titik pada suatu bidang datar yang jaraknya ke suatu titik dan ke suatu
garis tertentu sama. Titik tersebut dinamakan fokus dan garisnya disebut
"directrix". Suatu parabola simetris terhadap suatu garis yang disebut sumbu.
Perpotongan sumbu parabola dengan parabola disebut dengan "vertex"
parabola. Persamaan umum dari suatu parabola yang sumbunya sejajar
sumbu y adalah:
Ax2 + Dx + Ey + F = 0,
Jika sumbunya sejajar sumbu x, persamaannya:
Cy2 + Dx + Ey + F = 0,
di mana (h,k) adalah vertex parabola dan sumbu parabola sejajar dengan
sumbu x, sedang p adalah parameter yang tanda serta besarnya menentukan
keadaan bentuk parabola.
Besarnya jarak antara titik fokus dan garis directrix adalah 2p. Apabila nilai p
semakin besar, maka parabola semakin cepat membuka. Bagian-bagian
parabola dapat Anda perhatikan pada gambar berikut.
directrix
fokus
vertex
sumbu
2p
0 X
Contoh 5.18:
Jadikan bentuk standar persamaan parabola:
x2 - 4x + 4y + 16 = 0
dan tentukan vertexnya.
Bentuk standar parabola:
(x - h)2 = 4p(y - k)
2
x - 4x + 4y + 16 =0
x2 - 4x + 4 = -4y - 16 + 4
ESPA4112/MODUL 5 5.23
(x - 2)2 = -4 (y + 3)
Jadi parabola mempunyai vertex (2, -3); p = -1; sumbu sejajar dengan
sumbu y dan parabola terbuka ke bawah.
0 X
x2 - 4x + 4y + 16 = 0
4. Hiperbola
Secara ilmu ukur hiperbola didefinisikan sebagai tempat kedudukan
titik-titik pada bidang datar yang selisih jaraknya terhadap dua titik tertentu
besarnya tetap. Hiperbola mempunyai dua sumbu yang membagi dua
hiperbola secara simetris dan yang memotong hiperbola disebut sumbu
"transverse". Pada suatu hiperbola terdapat dua buah garis asimtot yang
saling berpotongan. Titik potongnya disebut pusat hiperbola.
Bentuk umum persamaan hiperbola yaitu Ax2 + Cy2 + Dx + Ey + F = 0
di mana A dan C berlawanan tanda. Persamaan tersebut dapat dijadikan
bentuk standar untuk hiperbola.
( x − h )2 ( y − k )2 ( y − k )2 ( x − h )2
+ = 1 atau + =1
a2 b2 b2 a2
di mana (h,k) adalah pusat hiperbola dan sumbu transverse sejajar dengan
sumbu x. Asimtot ditunjukkan oleh persamaan:
x−h y−k
=±
a b
Contoh 5.19:
Tentukan pusat hiperbola dan persamaan asimtotnya bila diketahui
persamaan hiperbola adalah 9x2 - 4y2 - 18x - 16y - 43 = 0.
Persamaan asimtot:
x−h y−k
=±
a b
x −1 y+2
=±
2 3
3x - 3 = ±(2y + 4)
Asimtot 1: 3x - 3 = 2y + 4 atau
3x - 2y - 7 = 0
0 X
(x - h) (y - k) = c
C
y= n
atau xny = C
X
Hiperbola ini mempunyai pusat di origin dengan asimtot yang berimpit
dengan sumbu x dan y dan disebut hiperbola Fermat.
Apabila n merupakan bilangan ganjil dan C > 0, maka hiperbola terletak
di kuadran I dan III pada sistim sumbu koordinat. Akan tetapi jika C < 0,
maka hiperbola terletak di kuadran II dan IV. Persamaan XnY = C, bila
dengan n yang nilainya genap, maka hiperbola terletak di kuadran I dan II
untuk C > 0 dan terletak di kuadran III dan IV untuk C < 0. Akan tetapi untuk
persamaan XYm = C dan m bernilai genap sedangkan C > 0, maka kurva akan
terletak pada kuadran I dan IV dan bila C < 0, maka kurva berada kuadran II
dan III.
Contoh 5.20:
Gambarkan persamaan x(y - 1) = - 2
Titik pusat: (0,1); Asimtot: x = 0 dan y = 1
y =1
0 X
x(y - 1) = -2
L A TIH A N
4) y2 - 4x2 -4y +4 = 0
5) y2 -2y -8x +25 = 0
(3,1) X
0
0 X
xy – 4y = 4
x =4
5.28 Matematika Ekonomi 1
(3,1)
X
0
y =4
0 X
(3,1)
0 X
ESPA4112/MODUL 5 5.29
RA NGK UMA N
TES FORMATIF 2
D. 2
Daftar Pustaka
Hoy, Michael, John Livernois, Chris McKenna, Ray Rees and Thanasis
Stengos. (1996). Mathematics for Economics, Addison-Wesley Publisher
Limited,