Teorema Stokes
Teorema Stokes
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagi berikut :
1. Memudahkan dalam penyederhanaan integral pada dimensi yang lebih
tinggi (dimensi tiga),
1
2. Memudahkan perhitungan besar usaha pada bidang tiga dimensi.
BAB II
PEMBAHASAN
∫ F .d r=∬ curl F . d S
C S
Karena :
❑ ❑ ❑ ❑
∬ curl F . d S=∫ F . d r
S ∂S
2
Persamaan diatas sama dengan bentuk vektor dari Teorema Green. Jadi
dapat dilihat bahwa Teorema Green benar-benar merupakan kasus khusus
dari Teorema Stokes.
Gambar 3. z = g (x, y)
Misalkan persamaan S adalah z = g (x, y), (x, y) ∈ D, dengan g
mempunyai turunan parsial orde dua kontinu dan D adalah daerah bidang
sederhana yang kurva perbatasan C1-nya berkaita C. Jika orientasi S adalah
ke atas, maka orientasi positif dari C berkaitan dengan orientasi positif dari
C1 (lihat gambar 4). Kita diberi F= P i + Q j + R k, dengan turunan parsial
dari P, Q, dan R kontinu.
Karena S adalah grafik fungsi, dapat diterapkan rumus :
❑ ❑
3
❑ b b
dx dy dz dx dy ∂ z dx ∂ z dy
∫ F .d r=∫ (
C a
P +Q + R
dt dt dt
dt¿ ∫ P +Q + R
a dt dt ) +
[
∂ x dt ∂ y dt
dt ( )]
b ❑
∂ z dx ∂ z dy ¿ P+ R ∂ z dx+ Q+ R ∂ z dy
¿∫
a
[( P+ R ) (
∂ x dt
+ Q+ R
∂ y dt
dt ∫
C
) ∂x ] ( ∂y
1
) ( )
❑
∂ ∂z ∂ ∂z
¿∬
D
[ ( ∂x
Q+ R −
∂y ∂y )
P+ R
∂x
dA ( )]
Dengan mengingat P, Q, dan R adalah fungsi x, y dan z serta bahwa z
sendiri adalah fungsi x dan y, diperoleh :
∂2 z
[(
❑ ❑
∂Q ∂Q ∂ z ∂ R ∂ z ∂ R ∂ z ∂ z ∂ P ∂ P ∂ z ∂ R ∂z ∂R ∂
∫ F .d r=∬
C D
+ + +
∂ x ∂z ∂ x ∂ x ∂ y ∂z ∂ x ∂ y
+R
∂ y ∂x
−)( + + +
∂ y ∂ z ∂ y ∂ y ∂ x ∂z ∂
Empat diantara suku-suku dalam integral lipat dua saling meniadakan
dan enam suku sisanya dapat disusun untuk berimpit dengan ruas kanan
persamaan
❑ ❑
∬ curl F . d S=¿∬ ¿ ¿ ¿
S D
sehingga diperoleh :
❑ ❑
∫ F .d r=¿∬ curl F . d S ¿
C S
Jadi jelas terbukti bahwa Teorema Green merupakan kasus khusus dari
Teorema Stokes.
∬ curl F . n dA !
S
Jawab :
Lintasan C x 2+ y 2=4 , z=2 atau x=2 cos t , y=2 sin t , z=2
4
dengan 0 ≤ t ≤ 2 π
❑ ❑ ❑
2π 2π
¿ ∫ [ 3 ( 2sin t )−2 cos t (2 )+ ( 2 sin t ) (2)2 ] dt¿ ∫ [ 6 sin t−4 cos t+8 sin t ] dt
0 0
¿ −6 cos t−4 sin t−8 cos t ] 2 π ¿ (−6 cos 2 π−4 sin 2 π −8 cos 2 π ) —
0
(−6 cos [ 0 ] −4 sin [ 0 ] −8 cos [0 ])
¿ (−6 .1−4.0−8.1 )−(−6.1−4 .0−8.1)¿ 0
❑
z2
∂
|| || |
∂ z i− ∂ x
− y2
∂
z2
∂
∂ z j+ ∂ x
− y2
∂
∂y k
x
¿ 0−0+ ( 1+2 y ) k
¿ ( 1+2 y ) k
Jika diorientasikan S ke atas maka C mempunyai orientasi
terinduksi positif. Proyeksi D dari S pada bidang xy adalah cakram
x 2+ y 2 ≤ 1, sehingga dengan menggunakan persamaan
❑ ❑
∫ F .d r=¿∬ curl F . d S ¿
C S
5
dengan z=g ( x , y )=2− y yang berasal dari perpotongan bidang
y + z=2. Maka dapat diselesaikan :
❑ ❑ ❑ 2π 1
2π 1 2π 2π
r2 r3
0 0
2
¿ ∫ ∫ r +2 r sinθ dr dθ¿ ∫
( ) +2
0 2 3 ]
1 2
sin θ ¿¿ ∫ + Sinθ dθ
0
(2 3 )
¿ π + 0] 2 π¿ π
0
❑
6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian materi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Teorema
Stokes terbukti dapat menyederhanakan pengintegralan pada permukaan
tiga dimensi. Tidak memerlukan jawaban yang panjang tetapi singkat dan
jelas.
Teorema Stokes juga membuktikan bahwa Teorema Green merupakan
kasus Khusus dari teorema Stokes dengan penggunaan Aturan Rantai.
3.2 Saran
1. Pengetahuan yang diperoleh dari sekolah maupun universitas pasti secara
tidak langsung ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
2. Semoga makalah mengenai Teorema Stokes ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
7
DAFTAR PUSTAKA