Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Subjek pajak adalah suatu peraturan perundang-undangan perpajakan untuk


perorangan atau organisasi berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku. Seseorang atau suatu badan merupakan subjek pajak, tetapi bukan
berarti orang atau badan itu punya kewajiban pajak.
b. Objek pajak adalah sumber pendapatan yang dikenakan pajak.
c. Orang pribadi atau Wajib pajak Orang Pribadi adalah setiap orang pribadi yang
memiliki penghasilan di atas penghasilan tidak kena pajak. Di Indonesia, setiap orang
wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali
ditentukan dalam undang-undang.
d. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya.
e. Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang
diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
f. PTKP dan PKP : Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada dasarnya merupakan
pengurang penghasilan netto bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menentukan
besarnya penghasilan kena pajak (PKP).
g. Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di pengadilan.
h. Bea masuk ditujukan kepada barang impor, sedangkanbea keluar ditujukan untuk
barang ekspor.
i. Cukai adalah pungutan negara yang artien atien dikenakan terhadap barang-barang
tertentu yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu, yaitu: konsumsinya perlu
dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya perlu
j. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.
2. a. Pajak langsung adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak, dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Pihak yang terdaftar di kantor
pajak adalah pemikul pajak. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang dimaksudkan untuk dilimpahkan oleh
yang membayar kepada pemikul, Jadi pajak ini dapat dilimpahkan atau dibebankan
kepada pihak lain. Dengan kata lain, orang yang bertanggung jawab atas administrasi
pajak dan pemikul pajak terpisah. Contoh : Contoh umum pajak tidak langsung adalah
bea masuk, bahan bakar, minuman keras, dan pajak rokok. Beberapa pajak tidak
langsung juga dapat disebut sebagai pajak konsumsi seperti Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

3. Pengertian :
 PPh 21 adalah pajak pemotongan yang dikenakan atas penghasilan yang
diterima oleh seorang Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri atas
pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya.
 Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, PPh
Pasal 22 merupakan bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang
dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan
perdagangan barang.
 PPH menurut pasal 23 adalah pajak yang dilakukan pemotongan
atas penghasilan atau pendapatan yang diambil dari modal, penyerahan jasa,
hadiah dan penghargaan.
 PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) adalah peraturan yang mengatur
hak wajib pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di luar negeri, untuk
mengurangi nilai pajakterhutang yang dimiliki di Indonesia.
 Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara
angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak,
mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, PPh Pasal 26 adalah pajak
penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar
negeri dari Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
6. PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. TELKOM KOTA PALOPO

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penggunaan sistem informasi manajemen terhadap
kualitas laporan keuangan.Variabel penelitian yang di gunakan adalah variabel dependen,
yaitu kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel independen yang di gunakan adalah
penggunaan sistem informasi manajemen.Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi
linier sederhana dengan program package for social sciences (SPSS) ver.21.00.Subyek
penelitian ini adalah PT. Telkom Kota Palopo tahun 2017. Dari total kuisioner yang disebar
sebanyak 45 kuisioner dan kuisioner yang kembali dan dapat diolah sebanyak 45 kuisioner.

Berdasarkan hasil uji perbandingan antara uji f dan uji t di peroleh hasil yang signifikan
antara variabel bebas (penggunaan sistem informasi manajemen) terhadap variabel terikat
(kualitas laporan keuangan) dengan membandingkan antara nilai signifikan 0,000 dengan α =
0,05. Dimana jika nilai signifikan < α maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan adanya pengaruh penggunaan
sistem informasi manajemen terhadap kualitas laporan keuangan.Untuk itu khusus pada PT.
Telkom Kota Palopo menjadi subjek dalam penelitian ini perlu memperhatikan sistem
informasi manajemen yang digunakan, baik dalam memahami penggunaannya sehingga
dalam mengelolah data keuangan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Selain itu untuk peneliti selanjutnya diharapkan subjek penelitian ini tidak hanya berfokus
pada satu perusahaan saja seperti dalam penelitian, yang berfokus hanya pada PT. Telkom
saja, namun diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada beberapa
Perusahaan agar dapat menggambarkan secara umum dan luas mengenai pengaruh
penggunaan sistem informasi manajemen terhadap kualitas laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai