D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 11 :
Dosen pengempu
Ns. Eva Kartika Hasibua, S.kep, M.kep
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi segala
rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :”TIMBANG
TERIMA”
Dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini penulis telah banyak mendapat bantuan, motivasi,
dukungan dan bimbingan yang berharga dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu :
1. Parlindungan Purba, SH, MM, sebagai Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., sebagai Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, sebagai Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, MNS, sebagai Ketua Program Studi S-I Keperawatan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
5. Ns.Eva Kartika Hasibuan S.kep,M,kep sebagai dosen pengampu yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis dalam
penyelesaian makalah Menejemen konflik.
6. Dosen dan seleruh staff pegawai Pendidikan S-I Keperawatan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
7. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua penulis yang sangat penulis cintai dan semua
keluarga yang banyak memberikan doa, dukungan, motivasi maupun materi kepada
penulis untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
8. Teman-teman mahasiswa/i S-I Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam
penyusun Asuhan Keperawatan ini.
Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan Asuhan Keperawatan jiwa ini. Akhir kata kelompok
mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret2021
(Kelompok 11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergantian dinas di Unit Rawat Inap dilakukan timbang terima antar perawat. Masing-
masing perawat berperan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing.
Profesionalisme pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat ditingkatkan melalui
pengoptimalan peran dan fungsi perawat khususnya pelayanan keperawatan mandiri. Hal
ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun
dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Timbang terima merupakan waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tentang
pasien dari perawat satu ke perawat yang lain. Tujuan dari timbang terima ini adalah
menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana keperawatan, terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya. Timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien (Nursalam, 2008).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Darapkan mahasiswa/mahasiswi mampu memahami dan mengerti timbang terima
diruang rawat inap.
2. Tujuan Khusus
1). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami pengeritan timbang terima
2). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami tujuan timbang terima
3). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami langkah-langkah timbang terima
4). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami prosedur timbang terima
5). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami metode dalam timbang terima
6). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami faktor-faktor timbang terima
7). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami efek timbang terima dalam sift jaga
8). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami dokumentasi dalam timbang terima
9). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami skema timbang terima
10). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami mekanisme kegiatan timbang
terima
11). Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami evaluasi dalam timbang terima
12) Mahasiswa/mahasiswi mampu memahami kerangka teori timbang terima
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Tujuan TimbangTerima
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (datafokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepadaklien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh
dinasberikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
8
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik
secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya
pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Menggunakan Taperecorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa
one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis–written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
saja atau media tertulis lain.
1. EfekFisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. EfekPsikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. EfekKinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek TerhadapKesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah
terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap KeselamatanKerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.
H. Dokumentasi dalam TimbangTerima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan,
sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien
dalam pemberian asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan
lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh
perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitaspasien.
b. Diagnosa medispesien.
c. Dokter yangmenangani.
d. Kondisi umum pasien saatini.
e. Masalahkeperawatan.
f. Intervensi yang sudahdilakukan.
g. Intervensi yang belumdilakukan.
h. Tindakankolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapanlain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat pendokumentasianadalah:
a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yangbermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepadapasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien telahdicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)
I. Skema TimbangTerima
Pasien
Rencana tindakan
Perkembanga
n keadaan
pasien
Masalah
: teratasi
Belum
Sebagia
a. EvaluasiStruktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan
timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
b. EvaluasiProses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang
akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station
kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang
terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.
Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi keklien.
c. EvaluasiHasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
L. KerangkaTeori
Berdasarkan teori di atas, gambaran pelaksanaan timbang terima di Unit
Rawat Inap RST Bhakti Wira Tamtama Semarang di pengaruhi oleh
mekanisme kegiatan timbang terima, metode timbang terima, serta isi
timbang terima sehingga mempengaruhi kesiapan perawat dalam
melaksanakan timbangterima.
Faktor yang
mempengaruhi
timbang terima:
Kesiapan perawat
1. Mekanisme kegiatan
dalam melaksanakan
dalam timbangterima
timbang terima
2. Metode dalam
timbang terima
3. Isi pada saattimbang
terima
Dimensi Kesiapan
1. Mekanisme kegiatan
dalam timbangterima
2. Ketepatan metode
timbang terima
3. Kesesuaianmenyampaikan
isi timbangterima
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran atau
sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sikap, ukuran yang dimiliki oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu, misal umur, jenis
kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,
penyakit, dan sebagainya (Notoatmojo, 2005).