Anda di halaman 1dari 3

2.13.

1 Operasi Barbarossa

Operasi Barbarossa merupakan operasi dimana, Jerman menginvasi Rusia menggunakan


taktik Blitzkrieg dengan harapan dapat mengambil sumber daya alam Rusia untuk mengalahkan
sekutu di Front Barat. Hitler berharap dapat mengalahkan Rusia dalam tempo waktu yang cepat
agar tidak terjadi perang 2 Front. Perang 2 front merupakan perang dimana suatu negara perlu
melakukan peperangan dari dua arah (posisi) sekaligus. Pada Perang Dunia I Jerman melakukan
perang 2 fornt yang menyebabkan kekuatan Jerman terbagi 2 dan terbaginya kekuatan membuat
Jerman kalah dalam Perang Dunia I.

Jerman memulai operasi Barbarossa pada tanggal 22 Juni 1941. Pada saat itu Jerman
sudah menguasai separuh Polandia dan Jerman mulai menyerang wilayah Baltik Uni Soviet
(Lituania, Latvia dan Estonia) dari Prusia Timur dan Polandia. Jerman mulai menyerang Lituania
dan berhasil menguasai Lithuania pada tanggal 24 Juni 1941. 6 hari kemudian Jerman berhasil
menguasai ibukota Latvia, yaitu Riga. Setelah Jerman mengalahkan Latvia, Jerman melanjutkan
invasinya ke Estonia, namun Estonia berhasil menahan seragan Jerman.

Jerman membagi tentranya menjadi tiga bagian yang terdiri dari bagian Utara, Tengah
dan Selatan. Bagian Utara tentara Jerman menyerang Leningrad, bagian Tengah menyerang
Moskow dan bagian Utara menyerang Kaukasus. Tentara bagian Utara Jerman berhasil
menjatuhkan Belarusia di tanggal 28 Juni. Tentara Bagian Selatan berhasil menguasai Latvia
pada tanggal 30 Agustus 1941.

Jatuhnya Belarusia membuat pasukan Soviet yang berada di tenggara kota Minsk
terkepung oleh Jerman dan 290.000 pasukan Soviet menjadi tahanan perang Jerman. Serangan
kilat Jerman di wilayah Soviet membuat para petinggi Soviet semakin khawatir akan kekalahan.
Para petinggi Soviet melakukan rapat strategi pertahanan negara dan melakukan pemilihan
Komandan Tertinggi Uni Soviet. Joseph Stalin akhirnya terpilh sebagai Komandan Tertinggi Uni
Soviet di bulan Agustus 1941.1

1
Geoffrey Jukes,(Essentials History The Second World War (5) The Eastern Front 1941-1945, (Oxford:Osprey
Publishing 2002), hlm 9.
Di sisi lain Jerman terus berusaha menerobos pertahanan Estonia dan akhirnya pada
tanggal 28 Agustus Jerman melalui Tentara Utaranya berhasil menguasai Estonia. Jatuhnya
Estonia, merupakan keberhasilan militer bagi Jerman, dimana Jerman berhasil menguasai Baltik
dalam waktu 2 bulan. Pasukan Utara Jerman melanjutkan seranganya ke Leningrad. Jerman
berusaha menguasai Leningrad dengan cara mengepung kota Leningrad agar seluruh penduduk
kota kelaparan dan menyerah kepada Jerman. Pengepungan ini terjadi pada tanggal 8 September
dan dikenal sebagai Pengepungan Leningrad.

Pada saat Tentara Bagian Utara melakukan pengepungan di Leningrad, sebelumnya


Tentara Bagian Tengah Jerman berusaha menyerang Smolensk sebagai batu loncatan menuju
Moskow. Uni Soviet berusaha memperlambat serangan Jerman, dengan cara mempertahankan
kota Smolesnk yang berada di dekat Moskow. Kota Smolensk merupakan salah garis pertahanan
penting bagi kota Moskow. Marsekal Zhukov diutus oleh Soviet untuk mempertahankan
Smlolesnk. Pada tanggal 8 Juli 1941, Tentara Bagian tengah Jerman menyerang Smolensk. Di
tengah-tengah pertempuran Smolesnk, Soviet mendapat kabar bahwa Leningrad sedang
dikepung dan Marsekal Zhukov mengambil alih komando pertahanan Leningrad, saat
pertempuran Smolensk berakhir2. Pertempuran Smolensk berakhir dengan kemenangan Jerman.

Pada tanggal 30 September 1941 Jerman sudah berada di dekat Moskow. Stalin
memanggil kembali Zhukov dari Leningrad ke Moskwa3 dan dipilih pada tanggal 10 Oktober
sebagai Komandan Pertahanan Moskow. Pemerintah Soviet menyadari ancaman invasi Jerman
dan melakukan evakuasi atas dasar dektrit yang dibuat pada tanggal 15 Oktober 1941.
Pemerintah Uni Soviet menyatakan keadaan “State of Siege” (Keadaan darurat atau keadaan
dalam pengepungan) di Moskow. Pasukan Jerman melanjutkan serangan ke Moskwa pada
tanggal 15 November.Kecepatan serangan Jerman yang cepat membuat keadaan di Uni Soviet
semakin tidak terkendali karena pada tanggal 23 November Jerman sudah berada 31 km dekat
Moskow.

Pihak Soviet telah kehilangan banyak pasukan dari Operasi Barbarossa Jerman, untuk
menambah jumah pasukan pemerintah Uni Soviet membuat dekrit yang mewajibkan pria berusia

2
Ibid
3
Ibid
16-50 tahun mengikuti latihan militer 4. Namun tentara tambahan yang didatangkan oleh Soviet,
merupakan tentara yang tidak terlatih dan berpengalaman. Jerman memnafaatkan keadaan
tersebut dan melanjutkan serangan ke Moskow, namun pada bulan November serangan Jerman
terhambat oleh musim salju. Perlengkapan militer dan transportasi militer Jerman membeku
sehingga serangan motorisasi Jerman tidak bisa dilancarkan. Musim salju di Uni Soviet juga
menimbulkan banyak korban jiwa dari militer Jerman, banyak tentara yang mati kedingininan
karena minimnya baju musim salju.

Terhambatnya serangan Jerman oleh musim salju, merupakan peluang bagi Uni Soviet
untuk memukul mundur Jerman dari Moskow. Stalin dan Zhukov memerintahkan taktik bumi
hangus5 . Taktik bumi hangus merupakan, sebuah taktik dimana salah pihak dalam peperangan
sengaja menghancurkan asetnya sendiri agar tidak bisa digunakan oleh lawanya jika asset
tersebut diambil alih.

Taktik bumi hangus berhasil membuat Jerman kesulitan dalam mengambil alih asset
Soviet, sehingga keadaan Jerman di Moskow semakin memburuk. Zhukov terus berusaha
mencari titik lemah Jerman, agar Soviet bisa melancarkan serangan balik. Pada tanggal 5
Desember 1941 Zhukov menemukan titik lemah Jerman di Kalinin. Soviet akhirnya melancarkan
seragan balik dan selama 34 hari pertempuran, Soviet akhirnya berhasil memukul Jerman sejauh
100-240 km6.

Terpukulnya Jerman di Moskow merupakan salah satu kegagalan besar awal Jerman di
Front Timur. Tentara Bagian Tengah Jerman kini tidak bisa maju lebih jauh lagi, selain itu juga
Tentara Bagian Utara Jerman juga kemajuanya terhambat di Leningrad. Tentara Bagian Selatan
Jerman berusha melanjutkan seranganya ke Stalingrad dan Kaukasus. Serangan Tentara Bagian
Selatan membuka front Stalingrad di tahun 1942.

4
Ibid
5
Ibid, hlm 32.
6
Ibid, hlm 33.

Anda mungkin juga menyukai