Anda di halaman 1dari 6

1.1.1.

Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan presentase pada

masing-masing variable bebas dan terikat berupa struktur arcus pedis dan

keseimbangan statis yang ditampilkan dalam table distribusi frekuensi.

1.1.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk variabel-variabel pada penelitian ini menggunakan uji

non parametric chi squere (x2) dengan tingkat kepercayaan 5% atau α = 0,05. Syarat

untuk melakukan uji chi-square yaitu :

a. Sudah dikategorikan.

b. Skla ukur ordinal atau nominal bentuk data kategorikal.

c. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan / nilai ekspekstasi (nilai E

kurang dari 1).

d. Tidak boleh ada sel yang mmepunyai nilai harapan / nilai ekspektasi kurang

dari 5, lebih 20% dari keseluruhan sel.

2.1.1.

Arcus pedis atau lengkung kaki merupakan salah satu bagian terpenting yang

mempengaruhi muskuloskeletal dan biomekanik pada kaki(Bengal, 2017). Arcus

pedis berperan dalam penyerapan gaya reaksi dari tanah atau GRF (Ground

Reaction Forces) untuk menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata dan

memberikan gerakan tubuh ke depan. Arcus pedis juga berperan dalam

mempertahankan posisi statis dan kestabilan saat melakukan kegiatan fungsional

dengan membantu menambah elastisitas dan fleksibilitas pada kaki(Hillstrom et al.,

2014).
2.1.2. Anatomi Arcus Pedis

Buku Clinical Anatomy menjelaskan bahwa os. pedis dibagi menjadi

3 berdasarkan fungsinya, yaitu : forefoot (metatarsal dan toes), midfoot (cuneiform,

navicular, dan cuboid), hindfoot  (talus/astragalus, dan calcaneus). Hindfoot terdiri

dari talus dan calcaneus dimana calcaneus merupakan tulang pedis paling kuat dan

besar. Calcaneus bersendi dengan talus yakni sendi subtalar yang mampu

menyebabkan rotasi pada pergelangan kaki, sementara hindfoot dengan midfoot

dihubungkan dengan sendi tranversal. Midfoot terdiri dari lima tulang tarsal yakni

cuboid, navicular serta tiga os. cuneiform. Midfoot bertanggung jawab untuk

membentuk lengkungan telapak kaki, sedangkan midfoot dengan forefoot

dihubungkan oleh lima sendi tarsometatarsal(Hillstrom et al., 2014).

Gambar 2.1. Tulang Kaki


(Mootanah et al., 2014)
Gambar 2.2. Kelainan Bentuk Kaki
(Mootanah et al., 2014)

Struktur Arcus pedis berperan dalam menyokong berat badan, selain itu

memiliki fungsi memberikan gaya pegas saat berjalan. Arcus pedis dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu arcus longitudinal medial, arcus longitudinal lateral, dan

arcus tranversal[ CITATION Sne12 \l 1033 ].

2.1.2.1. Arcus Longitudinal Medial

Arcus longitudinal medial adalah salah satu arcus yang paling

penting dan menjadi penentu terjadinya pes planus atau low arch dan pes

cavus atau high arch. Arcus ini menyusun tepi medial pedis yaitu berawal

dari calcaneus melalui talus, navicular dan tiga cuneiform ke arah anterior

pada tiga metatarsal pertama. Talus sebagai keystone atau titik puncak

pada arcus ini. Secara normal arcus longitudinal medial tidak menyentuh

lantai.

2.1.2.2. Arcus Longitudinal Lateral


Arcus longitudinal lateral letaknya lebih rendah dibandingkan

arcus longitudinal medial. Arcus ini menyusun tepi lateral pedis yakni

berawal dari calcaneus melalui cuboid ke arah posterior pada metatarsal

IV dan V serta cuboid sebagai titik puncak atau keystone pada arcus ini.

Secara normal selama weightbearing, arcus ini akan menyentuh lantai.

2.1.2.3. Arcus Transversal

Arcus transversal yang melintang pada bidang coronal pedis.

Arcus ini berawal dari sisi tiga cunieforme ke cuboid dan cunieform II

sebagai keystone pada arcus ini.

Ketiga arcus tersebut dibantu oleh ligamen dan fascia. Ligamen

dan fascia yang menyusun adalah ligamen spring, ligamen long dan short

plantar serta plantar fascia. Perlekatan ligamen spring adalah melalui

calcaneus ke navicular. Ligamen ini memberikan elastisitas dan gaya

pegas pada arcus longitudinal medial serta merupakan pendukung utama

pada arcus ini. Ligamen plantar terletak dari calcaneus ke cuboid dan

dasar dari metatarsal III,IV,V. Terakhir adalah plantar fascia yang terletak

pada superficial fascia dari calcaneus ke proximal phalanx[ CITATION

Sne12 \l 1033 ].

2.1.3. Tipe Arcus Pedis

Masalah pada struktur dan fungsional arcus pedis dapat menyebabkan

kelainan bentuk kaki. Berdasarkan arcus longitudinal, arcus pedis dibagi menjadi

tiga tipe yaitu normal arch atau pes rectus, low arch atau pes planus, dan high arch

atau pes cavus(Mootanah et al., 2014).


2.1.3.1. Normal Arch

Normal Arch atau bentuk kaki normal yang disebut juga pes rectus,

dimana kondisi kaki yang memiliki struktur anatomi dan fungsi yang

normal. Dalam posisi weightbearing pada pes rectus, normalnya arcus

longitudinal medial akan tetap tidak terlihat menyentuh tanah dan terlihat

apabila dalam posisi non wightbearing, sedangkan arcus longitudinal

lateralis akan terlihat baik dalam posisi wieghtbearing maupun non-

weightbearing[ CITATION Sne12 \l 1033 ] . Keadaan pes rectus, dimana kondisi

hindfoot dan forefoot selaras dengan baik. Penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa pes rectus belum terkait langsung dengan patologi atau

cedera pada kaki (Bengal, 2017).

2.1.3.2. Low Arch

Low Arch atau kelainan bentuk kaki yang disebut pes planus, dimana

kondisi lengkung telapak kaki menghilang dan ditandai dengan bentuk kaki

yang datar atau rata. Keadaan pes planus, dimana arcus longitudinal medial

akan tampak dan terlihat saat mendapatkan beban dari tubuh. Hal ini

disebabkan oleh keadaan valgus pada calcaneus dan abduksi kaki bagian

depan serta kolapsnya bagian arcus longitudinal. Penelitian lain menyatakan

bahwa pada pes planus, kondisi lengkung arcus pedis rendah dengan valgus

hindfoot dan/atau varus forefoot. Pes planus dianggap sebagai faktor risiko

dalam pengembangan cedera yang berlebihan, biasanya dikaitkan dengan


hallux valgus, hallux limitus dan rigidus, kerusakan kartilago sendi lutut,

disfungsi tendon tibialis posterior dan peningkatan nilai Q-

angle(Rachmawati et al., 2013).

2.1.3.3. High Arch

High Arch atau kelainan bentuk kaki yang disebut pes cavus, dimana

kondisi kaki memiliki lengkung telapak kaki yang berlebihan ditandai

dengan tidak menyentuhnya arcus longitudinal lateral ke tanah pada saat

diberikan beban oleh tubuh. Hal ini disebabkan oleh kondisi varus pada

calcaneus dan adduksi kaki bagian depan sehingga arcus pedis tampak lebih

tinggi dari normalnya. Penelitian lain menyatakan bahwa pada pes cavus,

kondisi lengkung arcus pedis tinggi dengan varus hindfoot dan/atau valgus

forefoot. Pes cavus sering dikaitkan dengan hammertoes dan deformitas jari

kaki(Hillstrom et al., 2014).

Gambar 2.3. Kelainan Bentuk Kaki


(Mootanah et al., 2014)

Anda mungkin juga menyukai