PENULIS
Michal Granot, Yoram Yovell, Eli Somer Ahuva
Beny, Ronit Sadger, Ronit liel-Mirkin and Yaara
Zisman-Ilani
TAHUN
2018
PENERBIT
BMC Women's Health
ABSTRAK
Latar Belakang
KESIMPULAN
Temuan kami menekankan peran unik dari
trauma seksual sebagai faktor yang
berkontribusi pada peningkatan gejala tubuh
yang dirasakan dan gaya keterikatan yang
tidak aman. Ini menjelaskan pentingnya
mengungkapkan riwayat pelecehan seksual
sebelumnya di antara wanita dengan
dispareunia.
LATAR BELAKANG
Pelecehan Seksual (SA) diketahui bertanggung jawab atas sebagian besar
peristiwa traumatis di kalangan wanita :
Penelitian sebelumnya :
Menjadikan wanita yang sehat sebagai control, tidak membandingkan
karakteristik korban wanita yang selamat dari SA dan mengalami dispareunia,
supaya lebih memahami persamaan dan perbedaan antar kelompok.
Perbandingan ini sangat penting, karena kedua kelompok wanita ini (yang selamat
dan tidak dari SA) mungkin sama-sama menunjukkan rasa tidak aman, sementara
peran trauma apapun dalam dispareunia belum sepenuhnya dibahas.
Metode
Telah diterima secara luas bahwa pola hubungan intim orang dewasa dibentuk oleh gaya keterikatan yang berbeda antar
individu.
Studi tentang seksualitas wanita menunjukkan bahwa rasa tidak aman dan menghindar dikaitkan dengan :
1. Hubungan seksual yang kurang memuaskan,
2. Tingkat disfungsi seksual,
3. Gairah seksual berkurang,
4. masalah dengan pelumasan, kurang orgasme, dan
5. rasa sakit saat berhubungan seksual
• Selain itu, trauma selama masa kanak-kanak ditemukan mempengaruhi tingkat somatisasi dan rasa tidak aman di masa
dewasa.
• Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa wanita yang menderita dispareunia ditemukan memiliki rasa tidak
aman dan tingkat somatisasi yang lebih tinggi.
Kemungkinan bahwa rasa tidak aman dan somatisasi berhubungan dengan trauma masa lalu, yang dapat
dikaitkan dengan nyeri yang saat ini dirasakan saat berhubungan seksual hal ini dapat dijadikan sebagai dasar
dari penelitian proses perkembangan gangguan nyeri panggul kronis sehingga dapat menghasilkan pendekatan
klinis yang lebih komprehensif.
Tujuan Penelitian
• Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan bahwa trauma seksual dan
nonseksual masa lalu pada wanita berhubungan dengan rasa tidak aman dan tingkat
somatisasi mereka.
• Penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki apakah wanita dispareunik yang terkena
trauma nonseksual menunjukkan manifestasi yang berbeda dari gejala somatik dan rasa
tidak aman dibandingkan dengan wanita yang selamat dari pelecehan seksual.
Sampel
65 wanita
Dari 45 wanita, 18 melaporkan trauma masa lalu (nonseksual), dan 26 tidak memiliki pengalaman trauma
sebelumnya. Untuk tujuan penelitian ini, 1 sampel yang melaporkan adanya seksual ( N = 1) dan diekslusi,
menyisakan total ukuran sampel 44 dalam kelompok ini.
Alat Penelitian
Dengan dua kuesioner:
1. Pertama untuk menilai tingkat rasa tidak aman
2. kedua mengukur tingkat somatisasi.
Karena kuesioner somatisasi tidak berhubungan secara khusus dengan gangguan nyeri
kronis,maka ditambahakan pertanyaan mengenai :
Dismenore dan gangguan nyeri idiopatik umum di antara wanita dengan dyspareunia.
Untuk lebih mengeksplorasi gejala yang berhubungan dengan nyeri.
Oleh karena itu, setiap wanita melaporkan tingkat nyeri yang dialami selama dua hari
pertama menstruasi selama 6 bulan sebelumnya.
Analisis
statistik
• Analisis statistik dilakukan dengan SPSS
• Membandingkan kelompok yang pelecehan seksual dengan
dispareunia Dispareunia dibagi 2 sub kelompok trauma dan non
trauma
• Lalu menggunakan uji anova ( Pelecehan seksual , non trauma ,
trauma )
• signifikansi ditetapkan pada p<.05.
HASIL
Karakteristik sampel penelitian
Tidak ada perbedaan signifikan variabel sosio-
demografis termasuk tingkat pendidikan atau status
pekerjaan yang diamati antara kedua kelompok SA
dan dispaurenia
Perbandingan antara SA dan kelompok
dispareunia
• Kelompok SA lebih merasa tidak aman dibandingkan kelompok
dispareunia dengan p=0.01
• Kelompok SA lebih meliki rasa menghindar dibanding kelompok
dispareunia dengan p=0.01
• Kelompok SA lebih merasa cemas ( somatisasi ) dibanding kelompok
dispareunia dengan p=0.001
• Tingkat somatisasi tidak berbeda secara signifikan antara wanita dengan
dispareunia tanpa trauma dengan mereka yang trauma nonseksual.
DISKUSI
• Penelitian ini adalah studi yang membandingkan wanita yang pernah mengalami SA
(kekerasan seksual) dengan wanita dispareunia untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan mereka dalam hal gaya keterikatan dan somatisasi.
• Penelitian ini juga menyelidiki apakah paparan trauma seksual vs trauma nonseksual
mengubah reaksi psikologis yang diekspresikan dari tingkat kecemasan dan penghindaran
yang lebih tinggi serta keluhan somatik.
• Pada penelitian ini terdapat temuan, memberikan dukungan tambahan bahwa paparan
trauma seksual dapat memengaruhi keintiman dan pengalaman negatif tubuh karena rasa
sakit atau gejala fisik lain.
• Perlu juga dicatat bahwa dispareunia dan vaginismus adalah dua kondisi disfungsi seksual
yang sering dikaitkan, menurut kriteria DSM IV. Konsep ini sebelumnya telah dibuktikan,
dengan alasan bahwa pelecehan seksual di masa kanak-kanak harus diperlakukan sebagai
jenis trauma multifaset, yang berpotensi menyebabkan komorbiditas PTSD dan gangguan
disosiatif.
DISKUSI
• Untuk mengatasi adanya gejala nyeri panggul dari sudut pandang yang berbeda, sampel penelitian
ini juga diminta untuk melaporkan apakah mereka menderita dismenore sebagai indikator tambahan
untuk gejala somatik yang dikenal sebagai ciri gangguan nyeri idiopatik. Pada temuan peneliti
menunjukkan bahwa adanya dismenore, yang merepresentasikan aspek berbeda dari keluhan
somatik, tidak berbeda antar kelompok.
2 Deskripsi judul -
4 Korespondensi penulis +
5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan utama -
8 Saran penelitian +