Anda di halaman 1dari 3

PASIEN TB PARU

No.Dokumen : 820/PKM-MRS/SOP/I/2016

No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2016

Halaman : 1-3

PUSKESMAS G A M A R, SKM
MARISA NIP ; 198007062006042016

1. TUJUAN Sebagai acuan dalam penataaksanaan TBC di Puskesmas

2. RUANG SemuaPasien yang datang di unit pelayananumumdan unit


LINGKUP
pelayanan UGD di Puskesmas yang menderita TBC
3. REFERENSI 1. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberculosis. Jakarta:Depkes,2007.

2. Aditama TY, Soedarsono, Thabrani Z. Tuberkulosis :


Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: PDPI, 2006.

4. DEFINISI TBC adalah Penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman Tuberkulosisi
5. PROSEDUR PENDERITA DEWASA
I. Seorang suspek didaftarkan lewat loket.
Dilakukan pemeriksaan di Poli Umum
a.Anamnese
- Identitas umum
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat penyakit dahulu
- Penyakit sekarang
b. Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum penderita
meliputi tensi nadi, suhu, pernafasan
c. Mencatat penderita pada register suspek (TB 06 )
d. Mengirim penderita ke unit Laboratorium dengan
menggunakan pengantar Laboratorium BTA ( TB 06 )
II. Managemen penderita dengan hasil Laboratorium positif
( BTA + ) +++ / ++ -
a. Menegakkan Diagnosa dengan hasil Laboratorium,
melakukan dengan tata laksana pengobatan TB BTA +
b. Menentukan kategori penyakit TBC, kategori obat dan
dosis obat penderita yang belum pernah minum obat,
diobati dengan OAT kategori 1. Penderita yang pernah
minum obat TBC > satu bulan, diobati dengan OAT
kategori 2.
c. Mengisi format TB 01
III. Managemen penderita dengan hasil Laboratorium negatif
a. Mengajurkan penderita untuk periksa rontgen dada
b. Bila hasil Rontgen dada mendukung adanya TBC ,
maka petugas menggunakan tata laksana no 2 di atas
sebagai penderita TBC BTA (+)
c. Bila hasil Rontgen tidak mendukung adanya TBC,
penderita dianjurkan untuk periksa ulang dahak SPS.
IV. Managemen penderita dengan hasil pemeriksaan dahak
SPS (-) = ---
a. Memberikan antibiotika spektrum luas
b. Menganjurkan agar periksa dahak kembali bila tidak
ada perbaikan.
c. Bila dengan pemberian obat antibiotika penderita
mengalami perbaikan dianggap bukan TBC.
V. Managemen penderita dengan hasil dahak ulang SPS (+)
= +++,++-,+--
a. Penderita dianggap sebagai penderita TBC BTA +, pada
penderita dilakukan tata laksana no 2 di atas.
b. Bila dalam periksa dahak SPS ulang hasilnya negatif
penderita di anjurkan Rontgen dada
c. Bila hasil pemeriksaan Rontgen dada mendukung
TBC, Penderita dikategorikan sebabai penderita TBC
BTA (-) Rontgen (+)
d. Memberikan Obat OAT kategori 1 bila pasien baru.
e. Tetapi bila pemeriksan Rontgen dada hasilnya tidak
mendukung adanya TBC berarti suspek bukanlah TBC.
VI. Pemberian OAT Kategori 1 diberikan pada pasien baru
TBC BTA (+) , pasien baru BTA (-) tapi foto rontgen (+),
dsan pasien TB ekstra paru.
VII. Pemberian OAT Kategori 2 diberikan pada pasien yang
telah diobati OAT sebelumnya, kambuh, gagal atau
pengobatannya terputus.
VIII. Pasien diminta kontrol bila :
a. Kategori -1, seminggu sebelum akhir
pengobatan bulan ke-2, ke-5 dan akhir pengobatan
(AP)
b. Kategori -2,seminggu sebelum akir bulan
pengobatan bulan ke-3, ke-7 dan akhir pengobatan
(AP)
IX. Petugas memasukkan terapi ke rekam medis

6. ARSIP 1. Rekam Medis.


TERKAIT
2. Buku Register
3. FormulirRujukan (JKN dan Umum).
4. FormulirLaboratorium
7. UNIT TERKAIT 1. Unit PendaftarandanRekamMedis
2. Unit GawatDarurat
3. Unit RawatInap
4. Apotek
5. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai