Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan
oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang mulai teridentifikasi pertama kali di Wuhan-China
Desember 2019.

Zona COVID-19 merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19 tinggi
karena berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan pasien COVID-19. Area
pelayanan COVID-19 meliputi area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD khusus COVID-19, area rawat
inap khusus COVID-19, area ruagan isolasi khusus COVID-19 (tekanan negative atau non-tekanan
negative), area ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19, area ruang bersalin khusus COVID-19,
area ruang operasi khusus COVID-19.

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab terhadap pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.

Pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan
obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, pemantauan terapi obat (PTO),
monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi penggunaan obat (EPO), dispensing sediaan steril, dan
pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) yang dikerjakan oleh Apoteker.

Tujuan

1. Melaksanakan dan memaksimalkan pelayanan farmasi klinik dalam pelayanan pasien COVID-19
yang berdasarkan patient oriented guna meningkatkan mutu kualitas hidup pasien COVID-19
2. Melindungi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dalam melayani pasien COVID-19
3. Memastikan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tersedia
bagi pelayanan pasien COVID-19

Kebijakan

1. Keppres No. 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Keppres No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19
2. PP No. 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit

Prosedur

1. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Apoteker:


a. Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera berobat ke
fasyankes
b. Lapor ke atasan jika sakit dan istirahat di rumah sampai sembuh
c. Tidak memakai perhiasan atau aksesoris lainnya ke rumah sakit
d. Selalu memakai masker
e. Siapkan hand sanitizer sendiri
f. Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan orang lain
2. Apoteker UGD mendata pasien baru yang berada dalam waiting list UGD yang sudah
terkonfirmasi COVID-19 yang sedang menunggu ruang perawatan inap COVID-19 di pavilliun
mahkota tersedia.
3. Apoteker bertukar informasi (pendingan) dengan petugas biling rawat inap untuk mengetahui
tugas atau informasi yang belum sempat dikerjakan selama diluar jam apoteker dinas.
4. Apoteker UGD melakukan pelayanan kefarmasian meliputi meliputi pengkajian dan pelayanan
resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO),
konseling, visite, pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), dan
evaluasi penggunaan obat (EPO).
5. Saat Apoteker akan masuk ke ruang UGD (pasien sebelum di skrining COVID-19 masih berada di
ruangan yang sama dengan pasien non-COVID-19):
a. Masuk melalui pintu petugas yang terpisah dengan pintu pasien/pengunjung
b. Bagi petugas yang akan kontak dengan pasien ganti pakaian pribadi dengan pakaian
rumah sakit dan tinggalkan di loker
c. Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau
dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik
d. Selalu menggunakan masker bedah saat bekerja

Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan antara lain:

a. Apoteker meggunakan APD tingkat 2 yaitu masuk ke ruang perawatan tanpa


memberikan bantuan langsung (masker bedah 3ply, baju kerja, sarung tangan karet
sekali pakai,gown) untuk melakukan pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan
informasi obat, pemantauan terapi obat, dan evaluasi penggunaan obat.
b. Apoteker menggunakan APD tingkat 3 yaitu masuk ke ruang perawatan dengan
memberikan bantuan langsung (masker N95, sarung tangan bedah steril sekali pakai,
pelindung mata dan face shield, penutup kepala, gown dan apron, boots) untuk
melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, visite, monitoring
efek samping obat.
6. Edukasi obat pulang untuk pasien yang melakukan isolasi mandiri diedukasi secara langsung
oleh Apoeteker UGD kepada keluarga pasien diluar ruang WL UGD pada gedung yang sama.
7. Rekonsiliasi dapat dilakukan dengan visite secara langsung kepada pasien atau kepada keluarga
pasien jika pasien kurang bisa berkomunikasi karena ada hambatan, dilakukan secara langsung
oleh Apoteker UGD.
8. Apoteker menulis SOAP dilembar CPPT dalam rekam medis pasien hasil pelayanan kefarmasian
yang sudah dilakukan.
9. Apoteker UGD melakukan verifikasi pemakaian narkotika dan atau psikotropika
10. Apoteker melakukan inspeksi dan memastikan trolley emergency di UGD lengkap tersedia dan
sesuai dengan ceklis yang berlaku.
11. Setelah melakukan pelayanan kefarmasian di UGD, Apoteker:
a. Sedapat mungkin mandi dan menggukanan baju bersih bila petugas bekerja di ruang
yang terpapar pasien COVID-19
b. Selalu memakai masker
c. Wajib mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau
dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik
d. Tetap menjaga jarak minimal 1 meter

Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai