Anda di halaman 1dari 208

187

TABEL PERIODIK UNSUR


IA VIIIA
1A Nomor Golongan padat
1 cair 2
11 Nomor Atom
1 H gas He
1,008 IIA 3 Na Lambang Atom IIIA IVA VA VIA VIIA 4,003
3 4 22,990 Nilai Ar Na unsur alam 5 6 7 8 9 10
2 Li Be Ac unsur radioaktif alam B C N O F Ne
Nomor Perioda
6,941 9,012 Lw unsur radioaktif buatan 10,811 12,011 14,007 15,999 18,998 20,180
11 12 13 14 15 16 17 18
3 Na Mg VIIIB
Al Si P S Cl Ar
22,99 24,31 IIIB IVB VB VIB VIIB IB IIB 26,98 28,09 30,97 32,07 35,45 39,95
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
39,10 40,08 44,96 47,88 50,94 52,00 54,94 55,85 58,93 58,69 63,55 65,39 69,72 72,61 74,92 78,96 79,90 83,80
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
85,47 87,62 88,91 91,22 92,91 95,94 98,91 101,07 102,91 106,42 107,87 112,41 114,82 118,71 121,76 127,60 126,90 131,29
55 56 57-71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 Cs Ba La-Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
132,91 137,33 178,49 180,95 183,84 186,21 190,23 192,22 195,08 196,97 200,59 204,83 207,2 208,98 (209) (210) (222)
87 88 89-103 104 105 106 107 108 109
7 Fr Ra Ac-Lw Unq Unp Unh Uns Uno Une
(223) 226,03 (261) (262) (263) (262) (265) (266)
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
DERET LANTANIDA La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
138,91 140,12 140,91 144,24 (145) 150,36 151,97 157,25 158,93 162,50 164,93 167,26 168,93 173,04 174,97
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
DERET AKTINIDA Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lw
227,03 232,04 231,04 238,27 237,05 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (260)
Penulis:

Mulyono HAM
ILMU KIMIA
Jilid 1 untuk Kelas 1 SMU/MA

Penulis: Mulyono HAM.


Penyunting: Prof. DR. Mulyati Arifin, M.PD.

Hak Cipta © 2002, pada penulis.


Dilarang
memperbanyak sebagian atau seluruh dari isi buku ini
dalam bentuk apa pun, tanpa seizin tertulis dari penulis/penerbit

Edisi Kedua
Cetakan Pertama, April 2002.
Kode Penerbit: 710703.

Penerbit:
ACARYA MEDIA UTAMA
Anggota IKAPI
Jl. Semarang No. 38 Antapani – Bandung; T: (022) 7233648; Fax.: (022)
7233648.
Jl. Awiligar Raya, T,70 Kav. 11 – Bandung-40191; T: (022) 2500894,
22509441.
KATA PENGANTAR

Buku ini disusun untuk turut memperkaya khasanah pengetahuan di


jenjang pendidikan menengah, khususnya di SMU dan sebagai pilihan
materi pelajaran bagi para pengajar dan para siswa di kelas 1 SMU/MA.
Keluasan dan kedalaman buku ini dikembangkan berdasarkan
GBPP Mata Pelajaran Kimia Kelas 1 SMU “Supplement” Kurikulum
Kimia SMU (1999) dengan sistematika yang disesuaikan dengan
karakteristik kimia sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai pengetahuan
dasar bagi para siswa kelas 1 SMU.
Isi buku meliputi 12 bab dengan setiap bab diakhiri dengan ikhtisar
bab dan soal-soal. Ikhtisar bab dapat digunakan para siswa sebagai arah
belajar dan kristalisasi hasil belajar. Soal-soal disusun terurut dari yang
mudah dan sederhana ke penggunaan pemahaman dan kemampuan yang
lebih tinggi. Oleh karena itu disarankan kepada para siswa untuk
menyelesaikan soal-soal secara berurutan.
Tak dapat dipungkiri, tak ada sesuatu yang sempurna; saran dan
kritik atas kesalahan sekecil apapun sangat diharapkan.
Terima kasih kepada para Guru Kimia SMU Jabar dan SMU DKI
Jakarta, dan rekan di Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung
atas masukannya yang sangat berharga. Terimakasih kepada semua pihak
yang aktif membantu terbitnya buku ini.
Kepada para siswa selamat belajar, hanya dengan belajar kita akan
menjadi anak yang berbakti. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
memberikan kekuatan dan kemudahan. Aamiin.

Bandung, Juni 2002.

Penulis

Catatan Penulis: editing/perbaikan isi pada Desember 2017.


DAFTAR ISI
• Kata Pengantar iii BAB 4 RUMUS KIMIA DAN PERSAMAAN
• Daftar Isi iv REAKSI 46
• Suplemen GBPP Kimia 1999 vi A. Rumus Kimia Zat 46
1. Rumus Kimia Unsur 46
BAB 1 KIMIA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN 1 2. Rumus Kimia Senyawa 47
A. Apakah Kimia Itu? 1 B. Persamaan Reaksi 48
B. Bagaimana Kimia Berkembang Sebagai 1. Definisi Persamaan Reaksi 48
Ilmu Pengetahuan? 2 2. Syarat Persamaan Reaksi 49
C. Sejauh Mana Kimia Kini Berkembang? 2 3. Penyetaraan Persamaan Reaksi 49
D. Peran Kimia 3 4. Koefisien Reaksi 50
E. Apa Gunanya Belajar Kimia? 5 5. Arti Persamaan Reaksi 50
6. Penyetaraan Secara Aljabar 51
Ikhtisar 6 Soal-soal 7
C. Beberapa Jenis Senyawa 52
BAB 2 MATERI DAN PERUBAHANNYA 10 1. Bilangan Oksidasi Unsur 52
A. Materi Dan energi 10 2. Oksida Dan Tata Namanya 54
1. Materi 10 3. Asam, Basa, Dan Tata Namanya 55
2. Energi 12 4. Oksida Basa, Oksida Amfoter, dan
Oksida Asam 56
B. Perubahan Energi 13 D. Reaksi Kimia Sederhana 59
1. Perubahan Fisis 13 1. Reaksi Asam Dan Basa 59
2. Perubahan Kimia 13 2. Reaksi Oksida Basa Dan Asam 60
C. Reaksi Kimia 14 3. Reaksi Oksida Basa Dan Asam 60
D. Hukum Kekekalan Massa 17 4. Reaksi Oksida Amfoter Dan Asam/Basa 60
Ikhtisar 18 Soal-soal 19 Ikhtisar 61 Soal-soal 62

BAB 3 UNSUR, SENYAWA, DAN BAB 5 STOIKIOMETRI 67


CAMPURAN 22 A. Hukum Perbandingan Volum Dan
Hipotesis Avogadro 67
A. Zat 22 1. Hukum Perbandingan Volum 67
1. Unsur 23 2. Hipotesis Avogadro 68
2. Lambang Unsur 24 B. Massa Relatif Dari Atom Dan Molekul 71
3. Senyawa 25 1. Massa Relatif Atom 71
4. Hukum Proust 27 2. Massa Relatif Molekul 72
5. Komposisi Senyawa 27 Ikhtisar 75 Soal-soal 76
B. Campuran 28
BAB 5 KONSEP MOL 79
1. Pengertian Dan Penggolongan Campuran 28
A. Mol Sebagai Satuan Ukuran
2. Cara Pemisahan Komponen Campuran 28 Jumlah Partikel Zat 79
3. Larutan Dan Komponennya 30 1. Hubungan Mol Dan Jumlah Partikel 79
4. Pelarutan 30 2. Perhitungan Mol Dan Jumlah Partikel 79
C. Kadar Campuran 31 B. Mol Sebagai Satuan Ukuran Massa Zat 81
1. Pengertian Kadar 31 1. Hubungan Mol Dan Massa Partikel 81
2. Satuan Kadar Dan Perhitungannya 31 2. Perhitungan Mol Dan Massa Partikel 82
D. Partikel-Partikel Materi 33 C. Mol Sebagai Satuan Ukuran Volum Gas 84
1. Atom 33 1. Hubungan Mol Dan Volum Gas 84
2. Perhitungan Mol Dan Volum Gas 85
2. Molekul 34
3. Hukum Dan Persamaan Gas 85
3. Ion 35
D. Hubungan Mol Dengan Jumlah Partikel,
E. Susunan Partikel Materi 36 Massa, Dan Volum 87
1. Wujud Zat 36 E. Hubungan Mol Dan Rumus Empirik 88
2. Sifat Gas 37 1. Hubungan Mol Senyawa Dan Mol Unsur
3. Perubahan Wujud 38 Pembentuknya 88
Ikhtisar 39 Soal-soal 41 2. Penetapan Rumus Empirik Dan
Rumus Molekul Senyawa 89
Ikhtisar 91 Soal-soal 92
BAB 7 STRUKTUR ATOM 96 BAB 10 OKSIDASI DAN REDUKSI 139
A. Partikel Subatom 96 A. Pengertian Redoks 139
1. Penemuan Elektron 96 1. Pengertian Oksidasi Dan Reduksi 139
2. Penemuan Proton 97 2. Pengertian Redoks 140
3. Penemuan Inti Atom 98 3. Konsep Bilangan Oksidasi 140
4. Penemuan Netron 98 4. Redoks Dan Bilangan Oksidasi 143
B. Nomor Atom, Nomor Massa, B. Oksidator Dan Reduktor 143
Simbol Atom 99 1. Pengertian Oksidator Dan Reduktor 143
1. Nomor Atom 99 2. Sifat Oksidator Dan Reduktor 144
2. Nomor Massa 99 3. Reaksi Autoredoks 145
3. Simbol Atom 100 Ikhtisar 147 Soal-soal 148
C. Isotop Dan Massa Atom 100
1. Isotop Unsur 100 BAB 11 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI 152
2. Isotop Dan Nilai Ar 101 A. Senyawa Karbon 152
D. Model Atom 102 1. Perbedaan Senyawa Organik dan
1. Model Atom Dalton 102 Senyawa Anorganik 152
2. Model Atom Thomson 102 2. Kekhasan Atom Karbon 153
3. Model Atom Rutherford 103 3. Penggolongan Senyawa Karbon 153
4. Model Atom Bohr 103 B. Hidrokarbon 154
5. Konfigurasi Elektron 104 1. Alkana 155
Ikhtisar 106 Soal-soal 107 2. Alkena 161
3. Alkuna 163
BAB 8 SISTEM PERIODIK UNSUR 110
C. Minyak Bumi 165
A. Usaha Pengelompokan Unsur 110 1. Pembentukan Minyak Bumi 165
1. Tabel Dobereiner 110 2. Komponen Minyak Bumi 165
2. Tabel Newlands 110 3. Pengolahan Minyak Bumi 166
3. Tabel Periodik Mendeleev 111 4. Bensin 167
4. Tabel Periodik Pendek 111
Ikhtisar 169 Soal-soal 170
5. Tabel Periodik Modern 112
B. Golongan Dan Perioda 112 BAB 12 OKSIDASI DAN REDUKSI 174
1. Golongan 113 A. Unsur Logam Dalam Kehidupan 174
2. Perioda 114 1. Besi 175
C. Keperiodikan Sifat Unsur 114 2. Nikel 176
1. Konfigurasi Elektron & Elektron Valensi 115 3. Aluminium 176
2. Sifat Kelogaman 115 4. Timah 177
3. Jari-jari Atom 116 5. Tembaga 178
4. Energi Ionisasi 117 6. Emas Dan Perak 179
5. Afinitas Elektron 118 7. Logam Mineral 180
6. Keelektronegatifan 119 8. Logam Beracun 180
Ikhtisar 120 Soal-soal 121 B. Unsur Logam Dalam Kehidupan 181
BAB 9 IKATAN KIMIA 125 1. Air 182
A. Elektron Valensi Dan Pembentukan Ikatan 125 2. Udara 182
1. Elektron Valensi Atom Unsur 125 3. Unsur Karbon Dan Senyawanya 185
2. Elektron Valensi Atom Gas Mulia 126 4. Unsur Fosfor 186
3. Konfigurasi Stabil Dan 5. Unsur Halogen 188
Pembentukan Ikatan 126 Ikhtisar 190 Soal-soal 191
B. Ikatan Ion 126 LAMPIRAN 194
C. Ikatan Kovalen 128
1. Ikatan Kovalen Tunggal 129 DAFTAR PUSTAKA 195
2. Ikatan Kovalen Rangkap-2 130 DAFTAR UNSUR BAKU 196
3. Ikatan Kovalen Rangkap-3 130
4. Ikatan Kovalen Koordinat 131
5. Ikatan Kovalen Nonpolar & Ikatan
Kovalen Polar 132
Ikhtisar 134 Soal-soal 135
Suplemen GBPP 1999 Mata Pelajaran Kimia
(Kelas 1 SMU)
TUJUAN
1. Mengenal ruang lingkup kimia secara umum, peranan, manfaat dan risiko, serta
kaitannnya dengan ilmu-ilmu lain dan perkembangannya.
2. Memahami konsep materi dan perubahannya, stoikiometri, struktur atom, sistem periodik unsur-unsur, ikatan kimia,
reaksi oksidasi reduksi, hidrokarbon dan minyak bumi, unsur-unsur dalam kehidupan sehari-hari,
serta saling keterkaitan melalui keterampilan proses.
3. Mengenal peranan kimia dalam kehidupan sehari-hari, kemajuan iptek, dan kelestarian lingkungan serta
mengembangkan rasa tanggungjawab dalam pengelolaan potensi sumber daya alam.
4. Bersikap ilmiah dan menyadari kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
1. Siswa mengenal ruang lingkup kimia secaea umum, 2.1.3. Dalam suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur
peranan, manfaat, dan resiko serta kaitannya dengan ilmu- penyusunnya selalu tetap.
ilmu lainnya dan perkembangannya. • Menafsirkan data eksperimen tentang massa dua unsur
PENGERTIAN ILMU KIMIA yang bersenyawa sampai pada kesimpulan Hukum
Perbandingan Tetap (Hukum Proust).
1.1. Ilmu Kimia berperan dalam kehidupan dan perkembangan • Menerapkan Hukum Proust untuk mengetahui kompo-sisi
IPTEK serta mempunyai kedudukan yang sangat penting di suatu molekul senyawa.
antara ilmu-ilmu lainnya.
2.1.4. Campuran terbentuk dari dua zat atau lebih yang masih
1.1.1. Kajian Kimia meliputi struktur matero, komposisi materi, sifat mempunyai sifat zat asalnya.
dan perubahan materi. • Dijelaskan pengertian campuran dan penggolongannya
• Menjelaskan Kimia secara umum • Dijelaskan cara memisahkan campuran menjadi
1.1.2. Kimia berperan dalam kehidupan dan perkembangan IPTEK komponen penyusnnya secara fisis.
• Mengamati gejala alam dan mendiskusikannya • Melakukan percobaan pemisahan campuran dengan
• Memberi contoh zat-zat kimia dalam kehidupan sehari-hari berbagai cara.
serta mendiskusikan manfaatnya. • Dijelaskan cara-cara pemurnian produk industri melalui
• Menjelaskan peran Kimia dalam menganalisis dan pemisahan.
menyelesaikan masalah lokal atau global. • Dijelaskan pula pengertian pelarut, zat terlarut, dan
larutan.
• Mengenal zat-zat kimia berbahaya serta cara penanga-
nannya. • Merencanakan dan melakukan percobaan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan.
1.1.3. Kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting di antara 2.1.5. Susunan zat-zat dalam suatu campuran dapat dinyatakan
ilmu-ilmu lainnya. dalam kadar dari zat-zat yang membentuk campuran itu.
• Menjelaskan peran Kimia dalam ilmu-ilmu Kedokteran, • Dijelaskan pengertian kadar suatu zat dalam suatu
Pertanian, Geologi, Biologi, Komputasi, Hukum, dan ilmu campuran
lainnya. • Dijelaskan suatu kadar dalam persen dan bagian per juta
• Menjelaskan peran Kimia dalam membantu menyelesai- (bpj).
kan masalah-masalah sosial seperti ekonomi, hukum, • Latihan menghitung kadar suatu zat dalam suatu
fotografi, seni, dunia usaha, dan lingkungan. campuran yang digunakan sehari-hari.
• Menjelaskan bahwa Ilmu Kimia juga memerlukan ilmu-ilmu
lainnya seperti Matematika, Fisika, dan Biologi. 3. Siswa mengenal partikel-partikel materi melalui penafsiran
• Menjelaskan bahwa Ilmu Kimia dikembangkan berlan- gambar.
daskan percobaan (eksperimen) di Laboratorium dan PARTIKEL-PARTIKEL MATERI
melalui penerapan konsep matematika. 3.1. Materi tersusun dari partikel-partikel yang dapat berbentuk
• Menjelaskan bahwa Ilmu Kimia masih terus berkembang atom, molekul, atau ion.
sejalan dengan perkembangan Ilmu dan Teknologi 3.1.1. Atom merupakan partikel terkecil suatu unsur yang masih
mempunai sifat unsur itu.
2. Siswa mengenal sifat berbagai jenis materi melalui • Dijelaskan pengertian atom.
perencanaan percobaan dan kemudian melakukannya serta • Diberikan contoh materi yang terdiri atas atom.
menafsirkannya.
3.1.2. Dua atau lebih atom yang sama atau berbeda dapat
MATERI DAN PENGGOLONGANNYA bergabung membentuk molekul.
2.1. Materi dapat berbentuk unsur, senyawa, dan campuran. • Dijelaskan dengan gambar perbedaan antara molekul
unsur dan molekul senyawa.
2.1.1. Unsur tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain secara kimia.
3.1.3. Ion dapat berupa atom atau kumpulan atom yang bermuatan
• Dijelaskan sifat dan jenis unsur serta keberadaannya di
listrik.
alam.
• Dijelaskan pengertian ion.
• Dijelaskan aturan penulisan lambang atom.
• Dijelaskan berbagai materi yang terdiri atas ion-ion dengan
• Mengenal berbagai unsur terutama yang terdapat dalam gambar.
kehidupan sehari-hari.
2.1.2. Senyawa dapat diuraikan secara kimia menjadi dua zat atau 4. Siswa memahami perubahan materi dengan cara mengamati
lebih. dan menafsirkan hasil pengamatan materi dengan
perubahannya.
• Dijelaskan penguraian beberapa senyawa dan perbedaan
sifat-sifat senyawa dengan sifat-sifat zat hasil penguraian. PERUBAHAN MATERI
• Menyimpulkan sifat senyawa. 4.1. Perubahan materi dapat berupa perubahan fisis, dan
perubahan kimia.
4.1.1. Perubahan fisis tidak menghasilkan zat baru. 7.1.1. Massa atom relatif menyatakan perbandingan massa rata-
• Mengamati dan membahas beberapa perubahan fisis. rata satu atom suatu unsur terhadap 1/12 massa satu atom
4.1.2. Perubahan kimia menghasilkan zat baru. C-12.
• Mengamati dan membahas beberapa perubahan kimia. • Dijelaskan alasan penggunaan massa atom relatif (Ar)
untuk menyatakan massa suatu atom.
• Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisis dan
perubahan kimia untuk dapat menggolongkan perubah-an- • Dijelaskan penggunaan isotop C-12 sebagai standar
perubahan materi di alam. untuk menentukan massa atom relatif suatu unsur.
• Memberi contoh penggunaan perubahan fisis dan peru- • Dijelaskan pengertian C-12 sebagai salah satu isotop
bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari dan industri. karbon.
• Mengamati terbentuknya gas, endapan, perubahan warna, 7.1.2. Massa molekul relatif menyatakan perbandingan massa satu
atau perubahan suhu dalam berbagai perubahan kimia molekul unsur atau senyawa terhadap 1/12 massa satu
(reaksi kimia). atom C-12.
• Dijelaskan bentuk energi yang dimiliki setiap zat. • Dijelaskan pengertian massa molekul relatif dan massa
4.1.3. Reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa. rumus relatif serta cara menghitungnya.
• Mengamati massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi • Latihan menghitung massa molekul relatif dan massa
beberapa kali sehingga diperoleh kesimpulan tentang rumus relatif.
Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier).
8. Siswa memahami konsep mol dan dapat menerapkannya
5. Siswa mengenal rumus kimia serta menggunakannya dalam dalam perhitungan kimia.
penulisan persamaan reaksi. MOL
RUMUS KIMIA DAN PERSAMAAN REAKSI 8.1. Mol digunakan sebagai satuan jumlah zat dalam perhitungan
5.1. Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri kimia.
atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien 8.1.1. Dalam satu mol zat terkandung sejumlah tetapan Avogadro
masing-masing. partikel zat itu.
5.1.1. Lambang unsur diturunkan dari nama unsur itu berdasarkan • Dijelaskan pengertian mol.
aturan yang telah ditetapkan. • Latihan menghitung jumlah mol berdasarkan jumlah
• Dijelaskan perbedaan rumus empiris dan rumus molekul partikel, atau sebaliknya.
• Dijelaskan pemberian nama senyawa yang terbentuk dari 8.1.2. Massa molar zat menunjukkan massa satu mol zat yang
dua dan tiga unsur. dinyatakan dalam gram.
• Latihan menuliskan nama senyawa yang diberikan • Dijelaskan pengertian massa molar dan perhitungan-nya
rumusnya, dan sebaliknya.
• Latihan menghitung sejumlah mol zat, atau sebalik-nya.
5.1.2. Penulisan persamaan reaksi mengikuti aturan-aturan
tertentu. 8.1.3. Volum molar gas menunjukkan volum satu mol gas pada
keadaan standar.
• Dijelaskan aturan-aturan penulisan persamaan reaksi
dengan contoh-contoh sederhana. • Dijelaskan pengertian massa molar gas pada keadaan
standar.
• Dijelaskan pengertian bilangan oksidasi.
• Latihan menghitung volum sejumlah massa tertentu gas
• Latihan menentukan bilangan oksidasi.
pada temperatur dan tekanan standar serta pada
• Latihan menuliskan persamaan reaksi sederhana dengan temperatur dan tekanan lainnya.
diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi itu,
dan sebaliknya. 9. Siswa memahami struktur atom dan menyadari kese-
mentaraan pengetahuan dengan menafsirkan bagan
6. Siswa memahami hubungan antara hukum perbandingan
perkembangan struktur atom.
volum dan hipotesis Avogadro melalui penafsiran data
percobaan. STRUKTUR ATOM
HUKUM PERBANDINGAN VOLUM & HIPOTESIS AVOGADRO 9.1. Struktur atom menggambarkan bagaimana partikel-partikel
6.1. Hipotesis Avogadro menerangkan Hukum Perbandingan dasar tersusun dalam atom.
Volum. 9.1.1. Atom terdiri atas inti atom yang dikelilingi elektron2 yang
6.1.1. Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas- tersebar dalam kulit-kulit atom.
gas yang bereaksi dan volum gas hasil-hasil reaksi • Dijelaskan bagan struktur atom.
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. 9.1.2. Inti atom dibangun oleh proton dan netron.
• Menafsirkan data percobaan yang menunjukkan Hukum • Dijelaskan macam partikel yang membangun inti atom
Perbandingan Volum. serta muatan dan massanya.
• Merumuskan Hukum Perbandingan Volum.
9.1.3. Nomor atom (Z) unsur menunjukkan jumlah proton dalam inti
6.1.2. Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas bervolum atom unsur itu.
sama mengandung jumlah partikel yang sama pula. • Dijelaskan pengertian nomor atom.
• Dijelaskan bagaimana hipotesis Avogadro menerangkan • Latihan menghitung jumlah proton dan jumlah elektron
hukum perbandingan volum dengan contoh-contoh dalam atom berdasarkan nomor atom.
reaksii gas.
9.1.4. Nomor massa (A) suatu atom menunjukkan jumlah nukleon
7. Siswa memahami arti massa atom relatif dan massa molekul (proton dan netron) yang terdapat dalam inti atom.
relatif. • Dijelaskan pengertian nomor massa dan lambang unsur
dengan menggunakan A dan Z.
MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF
• Latihan menentukan jumlah proton, netron, dan elektron
7.1. Massa atom relatif dan massa molekul relatif menunjukkan yang terdapat dalam suatu atom berdasar-kan nomor atom
perbandingan. dan nomor massa, atau sebaliknya.
9.1.5. Isotop-isotop suatu unsur mempunyai nomor atom sama 11.1.1. Susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron pada
tetapi nomor massa berbeda. kulit terluar (oktet) sebagaimana dimiliki atom-atom gas
• Dijelaskan pengertian isotop. mulia kecuali He (2 elektron).
• Menemukan perbedaan isotop-isotop suatu unsur melalui • Dijelaskan teori oktet dari Lewis dan Kossel sebagai cara
penafsiran gambar. atom-atom mencapai kestabilan.
9.1.6. Elektron mempunyai massa sangat kecil dibandingkan • Menentukan elektron valensi unsur bernomor atom 1
dengan massa atom hidrogen. sampai 20.
• Membahas perbandingan massa elektron dengan massa 11.1.2. Ikatan ion terbentuk akibat gaya elektrostatik antar ion yang
atom hidrogen. berlawanan muatan sebagai akibat serah-terima elektron
dari suatu atom ke atom lain.
9.1.7. Elektron dalam atom berada dalam kulit-kulit.
• Dijelaskan terjadinya ikatan ion.
• Dijelaskan pengertian kulit-kulit atom.
• Latihan menggambarkan ikatan ion antara logam dan
• Dijelaskan jumlah maksimum elektron yang menempati
bukan-logam dengan nomor atom 1 sampai 20.
beberapa kulit dan menemukan rumus umum jumlah
maksimum elektron dalam kulit. 11.1.3. Ikatan kovalen melibatkan penggunaan bersama pasangan
• Latihan menentukan jumlah elektron yang menempati elektron oleh dua atom yang berikatan.
kulit-kulit pada atom unsur yang mempunyai nomor atom • Dijelaskan terjadinya ikatan kovalen.
1 s.d. 20. • Dijelaskan pembentukan ikatan kovalen polar dan ikatan
9.1.8. Elektron valensi menunjukkan jumlah elektron pada kulit kovalen nonpolar.
terluar. • Latihan menggambarkan rumus Lewis molekul.
• Dijelaskan elektron valensi beberapa unsur. 11.1.4. Ikatan kovalen rangkap melibatkan penggunaan bersama
• Latihan menentukan elektron valensi berbagai unsur. lebih dari satu pasangan elektron oleh dua atom yang
berikatan.
9.1.9. Model atom mengalami modifikasi berdasarkan fakta2
eksperimen. • Dijelaskan terjadinya ikatan kovalen rangkap.
• Dijelaskan secara singkat perkembangan model atom • Latihan menuliskan rumus Lewis molekul yang
mulai dari model atom Dalton hingga model atom mengandung ikatan rangkap-2 dan ikatan rangkap-3.
modern. 11.1.5. Pada ikatan kovalen koordinat, pasangan elektron yang
dipakai bersama berasal dari salah-satu atom yang
10. Siswa memahami dasar pengelompokan sifat-sifat berikatan.
periodik unsur-unsur dengan menafsirkan bagian • Dijelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinat.
sistem periodik serta grafik sifat-sifat atom.
SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR 12. Siswa memahami perkembangan konsep reaksi oksidasi-
reduksi, dan hubungannya dengan tatanama senyawa.
10.1. Sistem Periodik menggambarkan susunan unsur2
berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
dengan sifat-sifat mirip dalam satu lajur tegak. 12.1. Pengertian reaksi redoks mengalami perkembangan dan
10.1.1. Sistem Periodik memperlihatkan pengelompokan unsur2. mendasari tatanama senyawa.
• Membahas kemiripan sifat-sifat unsur dalam satu lajur 12.1.1. Pengertian reaksi redoks berkembang dari reaksi
tegak pada Sistem Periodik. pengikatan dan pelepasan oksigen menjadi reaksi serah-
• Dijelaskan perkembangan dasar pengelompokan unsur- terima elektron dan perubahan bilangan oksidasi unsur.
unsur. • Dijelaskan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
pengikatan dan pelepasan oksigen.
10.1.2. Sistem Periodik Panjang terdiri dari golongan dan perioda
• Dijelaskan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
• Dijelaskan arti golongan dan perioda dengan menggu-
pelepasan dan penerimaan elektron.
nakan Sistem Periodik Panjang.
• Dijelaskan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari
• Dijelaskan nama khusus beberapa golongan unsur.
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
• Dijelaskan penomoran perioda dan kedudukan unsur-
• Membahas pengertian oksidator dan reduktor
unsur Aktinida dan Lantanida dalam Sistem Periodik.
berdasarkan ketiga konsep oksidasi-reduksi.
• Dijelaskan kedudukan logam dan nonlogam dalam
Sistem Periodik. 13. Siswa mengetahui senyawa hidrokarbon dan senyawa
10.1.3. Jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan organik lainnya mengandung karbon dengan melakukan
keelektronegatifan berubah secara periodik. pengamatan dan menafsirkan hasilnya.
• Dijelaskan arti dari jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas HIDROKARBON
elektron, dan keelektronegatifan.
13.1. Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen.
• Membahas hubungan antara jari-jari atom, energi ioni-
sasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan dengan 13.1.1. Hidrokarbon termasuk senyawa organik.
nomor atom unsur-unsur dengan menggunakan grafik • Melakukan percobaan untuk mengetahui adanya
• Menyimpulkan bahwa jari-jari atom, energi ionisasi, karbon dalam beberapa zat yang berasal dari
afinitas elektron, dan keelektronegatifan merupakan makhluk hidup.
sifat-sifat periodik unsur. • Dijelaskan mengapa senyawa karbon juga disebut
senyawa organik.
11. Siswa memahami berbagai macam ikatan dan sifat-sifat • Dijelaskan adanya segolongan senyawa karbon yang
senyawa dengan menerapkan konsep yang telah hanya terdiri atas karbon dan hidrogen.
dipelajari. • Dijelaskan perbedaan antara senyawa organik dan
IKATAN KIMIA senyawa anorganik
• Dijelaskan kegunaan berbagai senyawa hidrokarbon
11.1. Ikatan Kimia menggambarkan cara atom2 bergabung
yang ada di Indonesia.
membentuk molekul atau gabungan ion-ion.
14.1.3. Alkana menunjukkan gejala keisomeran. 15.1.2. Minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik
• Menyimpulkan pengertian keisomeran berdasarkan yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun
beberapa rumus struktur untuk satu macam rumus yang lalu.
molekul alkana. • Dijelaskan salah satu teori pembentukan minyak bumi
• Dijelaskan cara memberikan nama isomer2 alkana dan gas alam.
berdasarkan tatanama IUPAC yang berlaku. • Membahas perlunya penghematan penggunaan minyak
• Latihan menuliskan rumus struktur dan nama isomer2 bumi.
alkana dengan rumus molekul tertentu. • Dijelaskan daerah-daerah penambangan dan
14.1.4. Alkena mengandung satu ikatan rangkap-2, dan pengilangan minyak bumi di Indonesia.
mempunyai rumus umum CnH2n. 15.1.3. Fraksi-fraksi minyak bumi diperoleh dari penyulingan
• Menyimpulkan rumus umum alkena dari rumus molekul minyak bumi.
beberapa alkena. • Dijelaskan teknik pemisahan minyak bumi dengan cara
• Membandingkan rumus struktur alkana dan alkena untuk memperlihatkan gambar bagan penyulingan bertingkat
menyimpulkan adanya satu ikatan rangkap-2 dalam minyak bumi.
molekul alkena. • Diterangkan dasar pemisahan fraksi minyak bumi.
• Dijelaskan arti hidrokarbon tak-jenuh, cara memberi • Dijelaskan beberapa fraksi yang dihasilkan pada
nama alkena dan isomer-isomernya menurut tatanama berbagai suhu penyulingan.
IUPAC yang berlaku.
15.1.4. Mutu bensin dinyatakan dengan bilangan oktan.
• Latihan menuliskan rumus struktur dan nama isomer2
alkena dengan rumus molekul tertentu. • Dijelaskan kualitas bensin.
• Dijelaskan arti keisomeran cis-trans. • Dijelaskan penggunaan zat-zat aditif untuk
meningkatkan bilangan oktan (zat anti ketukan).
14.1.5. Alkuna mengandung satu ikatan rangkap-3, dan
mempunyai rumus umum CnH2n-2. • Dijelaskan segi negatif penggunaan TEL.
• Menemukan rumus umum alkuna berdasarkan rumus • Dijelaskan dampak pembakaran tak sempurna fraksi2
molekul beberapa alkuna. minyak bumi terhadap lingkungan.
• Membandingkan rumus struktur alkana dan alkuna
16. Siswa mengenal berbagai unsur yang berguna dalam
untuk menyimpulkan adanya satu ikatan rangkap-3
kehidupan sehari-hari dengan mendiskusikan dan
dalam molekul alkuna.
menafsirkan informasi.
• Dijelaskan cara memberikan nama alkuna dan isomer-
isomernya berdasarkan tatanama IUPAC yang berlaku. UNSUR-UNSUR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
• Latihan menuliskan rumus struktur dan nama isomer2 16.1. Berbagai unsur berguna dalam kehidupan sehari-hari.
alkuna dengan rumus molekul tertentu. 16.1.1. Berbagai logam yang berguna dalam kehidupan sehari-hari
• Membahas penggunaan logam Fe, Al, Sn, Ni, Cu, Ag,
15. Siswa memahami proses pembentukan dan mengeta-hui dan Au serta beberapa senyawanya.
dasar dan cara pemisahan minyak bumi melalui penafsiran
gambar, serta menyadari pentingnya penghematan dalam 16.1.2. Berbagai unsur bukan-logam yang berguna dalam
penggunaannya. kehidupan sehari-hari.
• Membahas penggunaan oksigen, nitrogen, karbon,
MINYAK BUMI
fosfor, dan iod.
15.1. Minyak bumi terdiri atas campuran hidrokarbon yang • Dijelaskan secara sederhana teknologi pembuatan unsur
terbentuk dari proses pelapukan jasad renik yang dapat
oksigen dan nitrogen.
dipisahkan menjadi berbagai fraksi berdasarkan perbedaan
titik didih. • Dijelaskan penggunaan beberapa senyawa nitrogen,
karbon, fosfor, dan iod.
15.1.1. Dalam minyak bumi terdapat campuran alkana dan jenis
hidrokarbon lainnya. 
• Dijelaskan bbrp komponen utama dari minyak bumi.
Daftar Unsur Baku (1)
Simbol Nama Simbol Nama Simbol Nama Simbol Nama
Atom Z(2) Atom Unsur
Ar(3) Atom Z Atom Unsur
Ar
Atom Z Atom Unsur
Ar
Atom Z Atom Unsur
Ar
Ac 89 aktinium 227,03 Eu 63 eropium 151,97 N 7 nitrogen 14,01 Sc 21 skandium 44,96
Ag 47 perak; argentum 107,87 F 9 fluorin 19,00 Na 11 natrium 23,00 Se 34 selenium 78,96
Al 13 aluminium 26,98 Fe 26 besi; ferrum 55,85 Nb 41 niobium 92,91 Si 14 silikon 28,09
Am 95 amerisium (243)* Fm 100 fermium (257) Nd 60 neodimium 144,24 Sm 62 samarium 150,36
Ar 18 argon 39,95 Fr 87 fransium (223) Ne 10 neon 20,18 Sn 50 timah; stannum 118,71
As 33 arsen 74,92 Ga 31 galium 69,72 Ni 28 nikel 58,70 Sr 38 strontium 87,62
At 85 astatin (210) Gd 64 gadolinium 157,25 No 102 Nobelium (259) Ta 73 tantalum 180,95
Au 79 emas ; aurum 196,97 Ge 32 germanium 72,61 Np 93 neptunium 237,05 Tb 65 terbium 158,93
B 5 boron 10,81 H 1 hidrogen 1,01 O 8 oksigen 16,00 Tc 43 teknetium 98,91
Ba 56 barium 137,33 Ha 105 hahnium (lihat: unp) (262) Os 76 osmium 190,2 Te 52 telurium 127,60
Be 4 berilium 9,01 He 2 helium 4,00 P 15 fosfor 30,97 Th 90 torium 232,04
Bi 83 bismut 208,98 Hf 72 hafnium 178,49 Pa 91 protaktinium 231,04 Ti 22 titan 47,88
Bk 97 berkelium (247) Hg 80 raksa; merkurium 200,60 Pb 82 timbal; plumbum 207,2 Tl 81 talium 204,83
Br 35 bromin 79,90 Ho 67 holmium 164,93 Pd 46 paladium 106,42 Tm 69 tulium 168,93
C 6 karbon 12,01 I 53 iodin 126,90 Pm 61 prometium (145) U 92 uranium 238,29
Ca 20 kalsium 40,08 In 49 indium 114,82 Po 84 polonium (209) Une 109 unnil ennium (266)
Cd 48 kadmium 112,41 Ir 77 iridium 192,22 Pr 59 praseodimium 140,91 Unh 106 unnil heksium (263)
Ce 58 serium 140,12 K 19 kalium 39,10 Pt 78 platina 195,08 Uno 108 unnil oktium (265)
Cf 98 kalifornium (251) Kr 36 kripton 83,80 Pu 94 plutonium (244) Unp 105 unnil pentium (Ha) (262)
Cl 17 klorin 35,45 Ku 104 kurchatovium (unq) (261) Ra 88 radium 226,03 Unq 104 unnil quadium (Rf) (261)
Cm 96 kurium (247) La 57 lantan 138,91 Rb 37 rubidium 85,47 Uns 107 unnil septium (262)
Co 27 kobal 58,93 Li 3 litium 6,94 Re 75 renium 186,21 V 23 vanadium 50,94
Cr 24 krom 52,00 Lr 103 laurensium (260) Rf 104 rutherfordium (Unq) (261) W 74 wolfram; tungsten 183,84
Cs 55 sesium 132,91 Lu 71 lutetium 174,97 Rh 45 rodium 102,91 Xe 54 xenon 131,29
Cu 29 tembaga; cuprum 63,55 Md 101 mendelevium (258) Rn 86 radon (222) Y 39 itrium 88,91
Dy 66 disprosium 162,50 Mg 12 magnesium 24,31 Ru 44 rutenium 101,07 Yb 70 iterbium 173,04
Er 68 erbium 167,26 Mn 25 mangan 54,94 S 16 belerang ; sulfur 32,07 Zn 30 seng ; zincum 65,39
Es 99 einsteinium (254) Mo 42 molibden 95,94 Sb 51 antimon ; stibium 121,76 Zr 40 sirkonium 91,22
(1) Diskalakan terhadap massa isotop karbon, 12C (12,000); (2) Z = nomor atom; (3) Istilah lainnya: massa-atom relatif (simbol: Ar).
*Nilai dengan tanda di antara dua tanda kurung menunjukkan nomor massa isotop unsurnya yang paling stabil (yang memiliki waktu-paruh paling lama).
Kata “kimia” dalam kehidupan sehari-hari sudah sering didengar. Kimia sebagai mata
pelajaran di sekolah, mungkin menimbulkan berbagai pertanyaan. Mengapa di sekolah harus
diajarkan Mata Pelajaran Kimia? Memang sukarkah Kimia itu? Kalau sukar mengapa banyak
orang yang mempelajari dan juga mampu menguasainya? Begitu pentingkah Kimia itu? Untuk
apa Ilmu Kimia dipelajari? Mampukah saya mempelajari Kimia? Bagi saya lebih baik mana:
Kimia, Biologi, Fisika, …, Ekonomi, Ilmu Sosial, …, Ilmu Politik atau Ilmu Hukum? Jurusan
atau program studi kimia apa saja yang tersedia, dan di perguruan tinggi mana yang
menyelenggarakan program studi kimia? Program-program studi kimia itu meliputi bidang
kimia apa saja? Apakah bidang kimia menyediakan lapangan pekerjaan yang luas? Di institusi,
industri, pabrik, …, dan di bidang pekerjaan apa saja di wilayah negara ini yang memerlukan
lulusan program studi kimia? Dan sebagainya.
Kita kadangkala bertanya kepada diri kita sendiri dalam beberapa hal termasuk pertanyaan di
atas. Kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”; dan ”tak tahu maka tak bijak”. Usahakanlah
untuk menyoba dan mengenali dulu agar memperoleh gambaran dari suatu mata pelajaran;
selanjutnya barulah mengambil kesimpulan dan keputusan untuk memilih jurusan yang akan
ditekuni. Uraian berikut ini berusaha memberikan gambaran singkat mengenai Kimia, dan
jawaban sederhana terhadap beberapa pertanyaan di atas.

A. APAKAH KIMIA ITU?


Kimia tergolong sebagai pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Tepatnya, Kimia
merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA; Natural Science). Bidang
IPA lainnya ialah Fisika, Biologi, Geologi, dan Astronomi. Kelima ilmu ini dikenal sebagai
“ilmu-ilmu dasar” dalam bidang IPA. Jadi kedudukan Kimia dalam IPTEK adalah sebagai
Ilmu Dasar.
Berbeda dengan bidang IPA lainnya, Kimia memusatkan kajiannya pada materi dari
segi sifat, struktur, ikatan, komposisi, perubahan, dan pembuatan materi serta energi yang
terlibat. Batasan ini mencerminkan betapa luasnya Kimia sebagai pengetahuan ilmiah. Kini
Kimia diperkirakan mencakup lebih dari 60 cabang.
Tak ada setiap aktivitas kehidupan atau peristiwa alam yang tidak berhubungan dengan
Kimia. Semua bahan kebutuhan hidup adalah bahan kimia, dan sebagian proses di alam juga
melibatkan bahan kimia. Melalui Kimia manusia dapat mengolah alam, mengubah bahan,
membuat bahan baru, bahan pengganti, dan sumber energi pengganti. Bukan itu saja Kimia
pun dapat diaplikasikan antara lain sebagai teknik penetapan bibit unggul, teknik pengolahan
bahan alam dan logam, teknik penetapan kemurnian dan struktur zat, teknik pengawetan, dan
sebagainya. Berbagai pabrik dan industri bermunculan, dan bermacam-macam alat dan
instrumen berhasil dibuat. Derngan kata lain Kimia selalu dekat dengan kehidupan bahkan
menentukan kehidupan masa depan ummat manusia.

1
B. BAGAIMANA KIMIA BERKEMBANG SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN?
Manusia sendirilah yang mengembangkan Kimia. Anugerah Illahi berupa akal dan
pikiran serta kemampuan berkomunikasi tidak disia-siakan. Temuan demi temuan
dikembangkan. Cara kerja atau proses sebagai usaha untuk menemukan kebenaran ilmiah
disempurnakan. Kejujuran dan keobyektifan dijunjung tinggi. Cara untuk memperoleh
kebenaran ilmiah seperti itulah yang dikenal sebagai metoda ilmiah. Mereka yang
mengembangkan ilmunya melalui metoda ilmiah berarti menyiratkan sikap ilmiah, suatu sikap
yang menjunjung tinggi kejujuran dan keobyektifan dengan mengutamakan penemuan yang
lebih benar dan lebih bermaslahat bagi umamat manusia. Mereka yang memiliki sikap dan
aktivitas yang demikian disebut ilmuwan.
Dengan sikap dan metoda serta norma atau paradigma seperti itulah, Ilmu Pengetahuan
termasuk Ilmu Kimia menjadi pengetahuan yang berkembang amat pesat.
Manusia telah mengenal Kimia (dengan nama “alkimia”) sejak tahun 600 sM. Saat itu manusia
telah mampu mengolah bijih logam, membuat benda keramik, bahan pengembang kue, zat
pewarna, dan obat-obatan. Kimia sebagai ilmu pengetahuan modern (teori dan terapan) yang
berkembang pesat berawal pada tahun 1790.

C. SEJAUH MANA KIMIA KINI BERKEMBANG?


Bagan pohon yang diperlihatkan pada Gbr 1.1 dapat memberikan gambaran sederhana
mengenai alur lingkup perkembangan Kimia yang semula dikenal sebagai “alkimia” dan
muncul sebagai Ilmu Pengetahuan.

SPEKTROSKOPI

KIMIA POLIMER KIMIA LINGKUNGAN


KIMIA PERMUKAAN
KIMIA KUANTUM
KIMIA NUKLIR
KIMIA FISIKA

KIMIA MAKANAN
KIMIA BUMI KIMIA TEKSTIL
KIMIA INDUSTRI
KIMIA BAHAN KIMIA KERAMIK
BIOKIMIA KIMIA SINTESA
KIMIA ANALISA FARMAKOLOGI
KIMIA KEDOKTERAN
KIMIA ORGANIK
KIMIA ANORGANIK

KIMIA MODERN

KIMIA
(Alkimia)

Gbr. 1.1. Diagram Pohon Perkembangan Kimia

2
Kimia terus berkembang dan diperkirakan Kimia kini meliputi lebih dari 60 cabang kimia.
Perkembangan Kimia dan juga Ilmu Pengetahuan lainnya sesungguhnya didorong oleh
kebutuhan dan kepentingan manusia; semakin meningkat kebutuhan dan kepentingan manusia
semakin berkembang ilmu itu. Tidak heran apabila di bidang tertentu memerlukan
pengetahuan kimia, dan demikian juga sebaliknya pengetahuan kimia tidak dapat melepaskan
diri dari keterikatannya dengan ilmu lain. Atas dasar inilah ilmu pengetahuan (termasuk kimia)
berkembang di samping munculnya berbagai cabang baru.
Cabang baru itu muncul antara lain disebabkan oleh sifat kedalaman bahan kajian,
artinya ilmu memusatkan pada lingkup bahan kajian terbatas tetapi dengan sifat kajian yang
mendalam, sangat rinci dan cermat. Contoh yang terakhir ini di antaranya ialah munculnya
Kimia Polimer.
Senyawa polimer merupakan senyawa organik dan semula merupakan lingkup
kajian Kimia Organik dan Kimia Bahan; namun dengan berbagai penemuan
beruntun senyawa polimer alam dan sintetis (seperti plastik, karet, lem, tekstil, dll.)
serta aplikasinya yang sangat luas, maka senyawa polimer menuntut kajian secara
khusus. Oleh karena itu muncul Kimia Polimer sebagai cabang baru dari Kimia.
Beberapa contoh cabang Kimia yang berkaitan dengan ilmu lain adalah Biokimia, Biomolekul
(berhubungan dengan Biologi), Kimia Gizi (dengan Biologi dan Kedokteran), Kimia Tanah
(dengan Geologi), Kimia Fotografi dan Kimia Nuklir (dengan Fisika), dan Kimia Komputasi
atau Spektroskopi (dengan Fisika dan Matematika). Bahkan kini muncul cabang ilmu yang
dikenal sebagai Bioteknologi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia,
Fisika, Kedokteran.
Uraian singkat di atas menggambarkan perkembangan kimia sebagai ilmu, dan
kedudukannya di antara ilmu lainnya. Ilmu Kimia tak akan berkembang pesat tanpa
sumbangan dari ilmu lainnya, sebaliknya Ilmu Kimia memiliki kedudukan penting di antara
ilmu lainnya.

D. PERAN KIMIA
Dari uraian singkat di atas, sebenarnya tak dapat disangkal bahwa Kimia memiliki peran
yang menentukan dalam kehidupan. Kimia dapat membuka pikiran dan memperluas wawasan
pengetahuan manusia.
Jepang mampu membuat bahan tahan gempa dan tahan rayap, membuat baterai setipis
kertas, membuat film-fotografi berkualitas tinggi, membuat computer-chip yang dapat
menyimpan jutaan jenis informasi; Korea mampu membuat makanan bergizi dari tumbuhan
laut; sementara Israel mampu mengubah daerah gurun pasir menjadi daerah pertanian. Melalui
pengetahuan Kimia manusia mampu membuat bahan-bahan baru dan bahan sintetis seperti
plastik, paralon, aspal, karet, tekstil, detergen, pewarna, aroma, dan sebagainya.
Selain itu manusia melalui pengetahuan kimia dapat memperoleh jawaban tentang
punahnya berbagai spesies termasuk jenis burung, robeknya lapisan ozon di atmosfer bumi,
naiknya suhu permukaan bumi, mengalirnya gelombang panas, dan melapuknya berbagai
benda berharga di bumi yang amat merugikan, serta hubungan bahan kimia dan bahan
makanan terhadap perkembangan fisik, mental dan intelektual seseorang.

3
Berarti Kimia dapat membantu manusia menyelesaikan sebagian masalah dalam
kehidupannya; dengan mengetahui penyebab maka manusia dapat melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian, atau menghilangkan penyebab itu. Dengan berhasilnya
pembuatan dinding dari bahan kimia tahan radiasi, manusia dapat mendirikan bangunan
reaktor nuklir, salah satu teknologi alternatif masa depan sebagai sumber energi tinggi dan
pengganti sumber energi minyak dan batubara.
Pada berbagai bidang keprofesionalan dan ilmu lainnya pun Kimia telah memberikan
perannya. Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan (bidang Kedokteran dan Farmasi);
pembuatan bahan optik dan film (Fotografi); pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam,
semen untuk bahan lukisan/ukiran/pahatan (bidang Seni dan Bangunan); serta penetapan lokasi
dan kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda purbakala (Geologi). Dalam
bidang Kriminologi dan Hukum, Kimia telah memainkan peran penting. Dokumen, uang,
lukisan atau benda kuno, dan lain-lain dapat diuji keaslian atau tidaknya. Sehelai serat atau
rambut, sidik jari, percikan darah, dan benda lainnya dalam suatu peristiwa kriminal dapat
dianalisis secara kimia dan hasilnya dapat dijadikan barang bukti di pengadilan.
Berarti kimia dapat membantu menyelesaikan beberapa masalah sosial, hukum, ekonomi,
perdagangan, kesehatan dan lingkungan.
Pada sisi lain, tak dapat disangkal dan tak dapat dihindarkan adanya dampak atau akibat
negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan Ilmu Kimia. Pedagang makanan dan minuman
tidak lagi memperhitungkan akibat bahan sintetis yang digunakannya, dan bagi pedagang itu
yang penting adalah mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Bahan kimia atau bahan
sintetis berupa pengawet, pemanis, pembau, pewarna, penyedap, penyegar, penguat, dll. Bahan
sintetis kini diperdagangkan dan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran bebas. Padahal
bahan-bahan tersebut dapat merugikan kesehatan bahkan mengancam kelangsungan hidup
manusia yang mengonsumsinya.
Hal yang sama yang berakibat buruk bagi manusia juga terjadi di berbagai bidang
seperti di bidang farmasi (obat, narkoba, dan kosmetik), pertanian (pupuk dan pembasmi
hama), peternakan (makanan dan perangsang), dan seterusnya. Obat-obat yang berfungsi sama
dijual dalam berbagai merk. Agar ampuh atau mujarab, obat itu dikonsumsi secara berlebihan.
Manusia menjadi tidak kebal lagi terhadap penyakit tertentu, dan ia menjadi berketergantungan
pada obat itu. Hal lain yang lebih mengerikan adalah akibat penyalah-gunaan narkoba
(narkotika dan obat-obatan) terutama narkotika. Narkotika (heroin, sabu-sabu, dan sejenisnya)
dalam bidang medis/kedokteran memiliki peran khusus. Namun mengonsumsinya tanpa
sepengetahuan dokter akan berakibat fatal; hidup orang itu akan berketergantungan pada
narkotika, dan ia dapat menjadi individu yang bermotivasi rendah, berperilaku menyimpang
dengan tingkat kemampuan berpikir rendah.
Singkatnya, Kimia dapat menimbulkan akibat atau dampak negatif terhadap kehidupan.
Terlalu panjang untuk dikemukakan, sebaliknya juga cukup sukar untuk menyatakan dalam
kalimat yang lebih singkat dan jelas tentang peranan Kimia dalam kehidupan. Namun yang
jelas, Kimia sebagai ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam kehidupan dengan arti
bahwa pengetahuan Kimia dapat membuka pikiran dan memperluas wawasan terhadap
aktivitas diri dan lingkungan kehidupan.

4
Latihan 1.1.
Diskusikanlah (bersama rekan atau orang yang anda anggap tahu):
1. Mengapa kita harus cermat dalam memilih dan menggunakan bahan kosmetika? (Misalnya pemutih
kulit, ‘lipstick’, sampo, pelembab, krem rambut, dan sejenisnya.)
2. Mengapa penggunaan pupuk dan pembasmi hama dapat memberikan dampak negatif pada
lingkungan kehidupan?
3. Carilah penjelasan atau informasi tentang dampak dari jenis makanan atau perangsang yang
diberikan pada hewan potong, dan dampak yang mungkin timbul bagi manusia yang
mengonsumsinya.

E. APA GUNANYA BELAJAR KIMIA?


Tanah air kita amat kaya dengan bahan alam, dan menantang setiap generasi untuk
mengelolanya dengan tepat demi kesejahteraan dan kemakmuran segenap rakyatnya. Tak ada
pilihan lain kecuali dengan menguasai Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) termasuk
Kimia sebagai Ilmu Dasar. Tujuan negara jauh dari harapan bila sebuah generasi hanya
menguasai beberapa bidang saja dari Iptek. Negara mewajibkan setiap warganya untuk belajar
agar memiliki pengetahuan dasar untuk selanjutnya dikembangkan menurut minat dan
pilihannya. Setiap anak bangsa memiliki potensi/kemampuan diri; oleh karena itu setiap orang
mempunyai peluang untuk mengembangkannya.
Oleh karena itulah mengapa Kimia diajarkan di sekolah menengah sebagai mata
pelajaran wajib bersama-sama beberapa mata pelajaran lainnya, agar para siswa berjiwa muda
memperoleh pengetahuan dasar sehingga membuka lebar peluangnya terhadap berbagai
pilihan untuk mengembangkan potensi dan minat yang dimiliki. Manfaat belajar Kimia di
antaranya adalah:
(1) ”pilihan bidang pekerjaan”; bidang kimia dapat menjadi pilihan bidang pekerjaan.
Hampir semua lingkup kehidupan membutuhkan tenaga-tenaga kimia dari semua
tingkatan dan keahlian. Bidang pekerjaan itu tersebar di berbagai industri, pabrik,
fotografi, percetakan, pertanian, peternakan, kedokteran, farmasi, nuklir, kepolisian,
pendidikan, lembaga riset, konsultan, lingkungan hidup, dan bahkan di berbagai
LSM (lembaga swadaya masyarakat).
(2) “memperkaya pengetahuan”; memperluas wawasan tentang kehidupan dan sadar
bahwa tak ada aktivitas kehidupan yang tak berhubungan dengan Kimia. Kimia
dapat berpengaruh positip dan negatif terhadap diri dan lingkungan kehidupan.
(3) “membentuk sikap hidup”; sikap mawas diri yang mendorong pada tindakan-
tindakan positif baik bagi diri sendiri maupun bagi lingkungan kehidupan sekitar.
Bahwa tindakan untuk mematuhi norma dan turut aktif mengontrol dan
mengendalikan pelestarian lingkungan kehidupan sekitar bukan didorong karena
kewajiban semata tetapi justeru timbul dan tumbuh sebagai panggilan hati nurani
dan kebutuhan berdasar pada kepentingan orang banyak.


5
IKHTISAR
Kimia merupakan cabang dari IPA dan merupakan salah satu dari Ilmu-ilmu Dasar. Rumpun
IPA lainnya adalah Fisika, Biologi, Geologi, dan Astronomi.
Kimia adalah ilmu yang mengkaji materi dari segi sifat, struktur, ikatan, komposisi, dan
perubahan materi itu serta energi yang terlibat.
Bidang Kimia membuka peluang untuk pengembangan potensi diri dan memberikan berbagai
pilihan bidang pekerjaan, profesi, dan keahlian.
Perkembangan Ilmu Kimia dapat memberikan dampak dan akibat positif maupun negatif bagi
manusia dan lingkungan kehidupan sekitarnya.


6
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)

01. Disiplin ilmu berikut serumpun dengan Kimia, kecuali ….


A. Fisika D. Antropologi
B. Biologi E. Geologi
C. Astronomi
02. Kimia termasuk ke dalam kelompok ….
A. Ilmu-ilmu Dasar D. Pengetahuan Estetika
B. Ilmu Terapan E. Pengetahuan Umum
C. Pengetahuan Logika
03. Pernyataan mana yang menjelaskan tentang batasan Kimia?
A. Ilmu yang mengkaji tentang energi dari segi sumber, sifat, dan hubungannya
dengan perubahan materi.
B. Ilmu yang mengkaji tentang energi dari segi sifat, bentuk, dan akibat perubahan
kimia materi.
C. Ilmu yang mengkaji tentang materi dari segi sifat, struktur, ikatan, dan perubahan
kimia yang menyertainya.
D. Ilmu yang mengkaji tentang materi dari segi sifat, struktur, ikatan, dan
perubahannya serta energi yang terlibat.
E. Ilmu yang mengkaji tentang materi hidup dari segi sifat, struktur, dan lingkungan
kimia kehidupannya.
04. Kimia wajib dipelajari di sekolah karena Kimia:
A. penting bagi kehidupan kelak.
B. menjadi dasar bagi ilmu lainnya.
C. dapat diterapkan langsung dalam kehidupan keseharian.
D. menunjang lingkungan kehidupan yang bersih dan sehat.
E. mendukung terciptanya keamanan dan pertahanan negara yang kuat.
05. Pernyataan berikut ini mana tidak tepat?
A. Semua benda termasuk diri kita tersusun dari zat kimia.
B. Bahan alami lebih sehat dari bahan sintetis (buatan).
C. Semua zat yang ada di sekitar kita bersifat racun.
D. Zat kimia dalam tumbuhan berbeda dengan zat kimia dalam hewan.
E. Zat kimia di alam tersebar di udara, di air, dan di tanah.
06. Bahan kimia mana yang berbahaya atau merusak lingkungan kehidupan?
A. Sampah nuklir D. Gas buang kendaraan
B. Limbah pabrik E. Semua jawaban di atas
C. Tumpahan minyak

7
07. Hal berikut ini mana yang bukan merupakan peran Kimia dalam kehidupan?
A. Bidang Kimia dapat memberikan lapangan pekerjaan dan profesi yang luas
dalam kehidupan.
B. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
beberapa masalah lingkungan kehidupan.
C. Pengetahuan Kimia dapat memberikan wawasan menuju pengelolaan sumber
daya alam negara secara tepat dan benar.
D. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kemampuan untuk mengawasi praktek-
praktek kimia yang negatif dalam kehidupan.
E. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kemampuan untuk menciptakan senjata
kimia yang ampuh.
08. Bidang kehidupan mana yang memerlukan lulusan program studi Kimia?
A. Riset dan Pengembangan Sumber Daya Alam
B. Kriminal dan Kepolisian
C. Farmasi dan Kesehatan
D. Perdagangan dan Perindustrian
E. Semua jawaban di atas.
09. Berikut ini mana yang merupakan cabang-cabang kimia?
A. Kimia Anorganik, Kimia Organik, Kimia Lingkungan.
B. Kimia Polimer, Kimia Tekstil, Spektroskopi
C. Kimia Bahan, Kimia Industri, Kimia Nuklir.
D. Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Makanan
E. Semua jawaban di atas
10. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah ….
A. Narkoba dapat mengakibatkan seseorang memiliki perilaku menyimpang dan
kemampuan berpikir yang rendah.
B. Hutan hijau merupakan pabrik oksigen dan juga berfungsi untuk menciptakan
keseimbangan iklim di atas permukaan bumi.
C. Kendaraan merupakan sumber utama pencemaran udara di pusat kota.
D. Bahan Kimia dapat digunakan oleh nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapannya
E. Cadangan bahan bakar minyak dunia di suatu saat akan habis dan karenanya perlu
dilakukan penghematan.

ESSAY
01. Jelaskan secara singkat, mengapa Ilmu Pengetahuan termasuk Kimia dapat
berkembang dengan pesat!
02. Sebutkan 5 ilmu yang termasuk Ilmu-ilmu Dasar.
03. Memakan makanan yang diperjual-belikan secara bebas harus hati-hati. Mengapa
demikian?

8
04. Akibat yang paling mengerikan bila mengonsumsi narkoba adalah hilangnya kemampuan
berpikir dan turunnya motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas normal.
a. Apa saja yang termasuk narkoba itu?
b. Sebutkan dampak lain dari mengonsumsi narkoba.
05. Berilah masing-masing sebuah contoh tindakan/perbuatan yang berhubungan dengan
Kimia dimana tindakan itu,
a. berdampak positif bagi diri sendiri.
b. berdampak negatif terhadap diri sendiri.
c. berdampak positif bagi lingkungan kehidupan.
d. berdampak negatif terhadap lingkungan kehidupan.
06. Menurut pendapatmu, apakah PDAM (perusahaan daerah air minum) termasuk industri
kimia yang vital? Berilah penjelasan singkat !
07. Carilah informasi tentang perguruan tinggi mana yang menyelenggarakan bidang-bidang
kimia, atau yang berhubungan erat dengan kimia seperti teknologi makanan, gizi, kimia
murni, kimia industri, kimia nuklir, teknologi tekstil, dan teknologi tambang.



9
Alam dibangun dari materi dan energi. Membahas materi selalu melibatkan energi.
Dalam kehidupan, materi dapat berfungsi sebagai bahan, dan ada juga yang berfungsi sebagai
sumber energi. Materi di alam selalu mengalami perubahan. Energilah penyebab perubahan itu
di samping energi itu sendiri dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya.
Pengetahuan tentang materi dan hubungannya dengan energi menjadi penting untuk
diketahui agar manusia dapat memahami gejala alam sekitar sehingga manusia mampu
mengontrol, mengendalikan, dan melestarikan alam. Dengan demikian, alam yang lestari akan
mendukung keselamatan dan kualitas hidup manusia serta dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan ummat manusia.

A. MATERI DAN ENERGI


1. Materi
a. Definisi
Materi didefinisikan sebagai:
segala sesuatu yang memiliki massa, menempati ruang, dan memiliki sifat
dapat dilihat, dicium, didengar, dirasa, atau diraba.
Dari batasan ini kita dapat menyatakan bahwa semua benda di alam ini termasuk diri kita
sendiri adalah materi.
Contoh materi:
bintang; bumi; tumbuhan; hewan; manusia; batuan; minyak bumi; kayu; tanah,
udara, air; logam; bakteri; molekul; atom; elektron; dst.

b. Sifat Materi
Setiap materi memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat materi menunjuk pada karakteristik materi
yang menjadi ciri atau identitas dari materi itu. Mengenal sifat-sifatnya berarti mengenal
materi itu; demikian juga sebaliknya.

Sifat materi meliputi:


• sifat fisis; mencakup:
wujud (fasa), bentuk, rasa, warna, bau, daya hantar panas, daya hantar listrik,
kelarutan dan beberapa tetapan fisis (massa-jenis, indeks bias, titik beku, titik
leleh, titik didih, titik bakar, dll.), dan
• sifat kimia; mencakup:
kereaktifan (misalnya mudah/sukar bereaksi, dapat terbakar, melapuk, atau
membusuk), rumus kimia, susunan ikatan, bentuk molekul, dll.

10
Contoh:

Materi: air garam dapur bensin


Sifat:
Sifat fisis:
– wujud: cair padat cair
– bentuk: - kristal -
– rasa: tidak berasa asin khas
– bau: tidak berbau tidak berbau khas
– warna: tidak berwarna putih kuning muda
– titik didih: 100 0C 14130C -
– titik beku: 0 0C 8010C -
– titik bakar: - - 30–500C

Sifat kimia: tidak terbakar tidak terbakar mudah terbakar

c. Massa
Massa materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran SI
dalam satuan kilogram (simbol: kg).

1 ton = 1000 kg 1 kg = 1000 g = 10 ons 1 g = 1000 mg


Contoh konversi satuan massa:
2 g = ………… mg. 250 mg = ………… kg.
2 g = (2) x (1000) mg = 2.000 mg. 250 mg = (250) : {(1000)(1000)} kg
= 2,0 x 103 mg. 250 2,5 x 102
= = kg
1.000.000 106
= 2,5 x 10 2-6 = 2,5 x 10 -4 kg

d. Volum
Volum materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran
SI dalam satuan desimeter-kubik (simbol: dm3).

1 m3 = 1000 dm3 1 dm3 = 1000 cm3 1 L = 1000 mL = 1000 cc


1 cm3 = 1 mL ; 1 dm3 = 1 L

1 galon = 3,8 L

1 barel = 159 L

Keterangan:
• L = liter; mL = mililiter; cc = sentimeter-kubik.
• Satuan volum yang sering digunakan dalam kimia adalah dm3; cm3; L; mL

11
Contoh konversi satuan volum:
0,3 dm3 = ……… cm3. 50 mL = ………… dm3.
0.3 dm3 = (0,3) x (1.000) cm3 50 mL = (50) : (1.000) L
= 300 cm3 = (50) : (1.000) dm3
50 50
= dm3 = dm3 = 50 x 10- 3 dm3 = 5,0 x 10- 2 dm3 .
1000 103

2. Energi
a. Definisi
Energi didefinisikan sebagai:
segala sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha.
Energi tak dapat diindera oleh manusia; yang dapat ditangkap oleh indera hanyalah akibat
yang ditimbulkan oleh energi tersebut.

b. Bentuk-bentuk Energi
Telah dinyatakan bahwa energi hanya dapat diketahui adanya dari akibat yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu pula energi sering dinamai menurut bentuk dari akibat
yang ditimbulkannya; energi dibedakan berdasarkan bentuknya.
Beberapa bentuk energi yang dikenal adalah:
• energi kinetik (mencakup energi translasi, energi rotasi, dan energi vibrasi), energi
panas, energi bunyi, energi listrik, energi cahaya, energi radiasi, dan
• energi potensial (dapat dibedakan sebagai energi potensial posisi, atau sebagai
energi potensial kimia).
Tabel 2.1 Sifat Energi dan Bentuk-bentuknya.
Sifat Energi Bentuk Energi Dimiliki oleh:
Energi Potensial E. Pot. Posisi air bendungan (tergenang), benda tergantung
E. Pot. Kimia makanan, baterai, bahan bakar, zat
E. Pot. Nuklir zat radioaktif
Energi Kinetik E. Translasi materi yang bergerak karena perpindahannya
E. Rotasi materi yang berputar pada sumbunya
E. Vibrasi materi yang bergetar karena regangan atau belokan
E. Panas materi bersuhu di atas 0 K
E. Bunyi getaran yang merambat
E. Listrik ebonit yang digosok; gerakan materi yang bermuatan
(perpindahan elektron, dsb.)
E. Cahaya/Radiasi matahari; logam pijar
Energi Mekanik E. Mekanik Kinetik baling-baling/kipas yang berputar
E. Mekanik Potensial pegas yang diregang; pegas yang dipilin

12
c. Perubahan Bentuk Energi
Yang penting untuk diketahui adalah bahwa energi bersifat kekal atau energi tak dapat
diciptakan dan tak dapat dimusnahkan (disebut Hukum Kekekalan Energi). Yang dapat
dilakukan terhadap energi hanyalah mengubah bentuk energi itu ke bentuk lainnya. Dari
sifat energi ini adalah manusia dapat memperoleh bentuk energi yang diinginkan dari
bentuk energi lain yang tersimpan dalam suatu materi.
Bahan bakar (menyimpan energi potensial kimia) melalui pembakaran dapat
membebaskan energi antara lain dalam bentuk panas dan cahaya; zat kimia melalui
proses kimia dapat menghasilkan energi panas, energi cahaya, atau energi listrik.
Sedangkan energi nuklir dapat dibebaskan dari zat radioaktif melalui reaksi nuklir (uraian
lebih lengkap ada di bab khusus).
Mataharilah sumber utama dari segala energi yang ada di bumi. Tanpa matahari,
perubahan dan kehidupan di bumi tidak akan terjadi. Bumi menerima energi matahari
dalam bentuk energi radiasi yang merambat melalui ruang hampa kemudian menembus
atmosfer bumi; energi radiasi ini yang menyebabkan terjadinya aktivitas kehidupan dan
perubahan di bumi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap materi selalu memiliki energi; ada yang
hanya memiliki salah satu dari bentuk energi bahkan ada pula materi yang memiliki
gabungan dari kedua golongan energi tersebut.

B. PERUBAHAN MATERI
Setiap materi di alam ini selalu berubah. Materi tak pernah diam; tidak terkecuali diri
termasuk di dalam diri kita. (Benarkah?)
Contoh perubahan pada materi:
pertumbuhan, pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan, pembakaran,
perkaratan, pelapukan, pembusukan, dst.
Sesungguhnya, perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri.
Perubahan sifat ini ada yang hanya melibatkan perubahan sifat fisisnya saja, dan ada juga yang
melibatkan perubahan sifat kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia suatu materi selalu
melibatkan juga perubahan sifat fisisnya.
Apa yang menyebabkan suatu materi mengalami perubahan?
Energilah yang menyebabkan suatu materi berubah. Setiap materi selalu mengandung energi.
Materi berubah maka berubah pula kandungan energinya. Perubahan materi dapat disertai
dengan pembebasan energi atau penyerapan energi. Pembebasan energi menyebabkan
kandungan energi dari materi asal berkurang; sementara penyerapan energi menyebabkan
materi asal bertambah kandungan energinya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa
perubahan materi selalu disertai dengan perubahan energi.

1. Perubahan Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab perubahan materi adalah energi panas. Pemanasan
dapat menyebabkan lilin meleleh; air menguap; kamper (kapur barus) dan iodium
menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang pohon menjadi papan atau
balok kayu. Energi cahaya membuat materi di sekeliling kita berwarna, namun ketika
tiada cahaya semua materi berwarna sama yakni hitam atau suasana tampak gelap.

13
Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh perubahan materi yang melibatkan
perubahan sifat fisis materi itu pada wujud, bentuk, atau warnanya. Lelehan lilin ketika
membeku akan diperoleh kembali lilin; uap air jika diembunkan akan diperoleh kembali air
yang sifat sama dengan air semula; begitu juga uap kamper akan menyublim menjadi padatan
kamper. Perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis suatu materi
disebut perubahan fisis.
Dapat dinyatakan bahwa ciri umum dari perubahan fisis adalah tidak menghasilkan zat
baru dan perubahannya bersifat sementara (zat asal dapat segera diperoleh kembali).

2. Perubahan Kimia
Bila kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan bila suhu ini sampai pada
titik bakarnya, maka kayu itu akan terbakar dengan sendirinya. Contoh lain perubahan
kimia pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi, kayu menjadi kayu
lapuk, daun hijau berubah menguning, buah-buahan membusuk, dst.
Contoh perubahan materi di atas ini memiliki perbedaan dengan perubahan fisis. Pada
contoh tersebut, sifat fisis maupun sifat kimia dari materi sebelum dan sesudah perubahan
sangat berbeda. Perubahan itu menyebabkan terjadinya perubahan sifat materi asal, dan
munculnya sifat-sifat baru yang sangat berbeda dengan sifat materi asal. Dengan kata lain,
perubahan kimia menyebabkan materi asal menjadi materi baru.
Perubahan yang menyebabkan terbentuknya materi baru, atau perubahan materi yang
melibatkan perubahan sifat materi secara kekal disebut sebagai perubahan kimia.
Dari uraian tentang perubahan materi di atas, perbedaan antara perubahan fisis dan
perubahan kimia dapat kita kemukakan sebagai berikut.

Perubahan Fisis Perubahan Kimia


1. Hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis 1. Melibatkan perubahan pada sifat kimia
materi. maupun sifat fisis materi.
2. Bersifat sementara. 2. Bersifat kekal.
3. Tidak menyebabkan terbentuknya materi baru 3. Menyebabkan terbentuknya materi baru
Berdasarkan pada perbedaan atau ciri-ciri dari kedua perubahan, kita dapat mengelompokkan
perubahan di alam sekitar ke dalam perubahan fisis atau perubahan kimia.

C. REAKSI KIMIA
Istilah perubahan kimia lebih populer dengan sebutan reaksi kimia; atau kadang-
kadang cukup dengan sebutan reaksi. Di atas telah disinggung bahwa perubahan kimia atau
reaksi kimia memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dari perubahan fisis. Ciri-ciri
perubahan kimia (reaksi kimia) antara lain:
(1) Melibatkan perubahan pada sifat kimia maupun sifat fisis materi.
Pada prakteknya perubahan sifat materi ini diamati melalui beberapa gejala fisis umum seperti:
(a) Terjadinya perubahan warna
(Gejala ini dapat diketahui langsung melalui penginderaan.)
Beberapa contoh reaksi:

14
Air kapur + air aki
Ca(OH)2 + H2SO4 → CaSO4 + air
tak berwarna tak berwarna endapan putih tak berwarna

2 KI + Pb(NO3)2 → PbI2 + 2 KNO3


tak berwarna tak berwarna end. kuning tak berwarna

2 K2CrO4 + H2SO4 → K2Cr2O7 + K2SO4 + air


kuning tak berwarna merah-jingga tak berwarna tak berwarna

(b) Terbentuknya endapan


(Gejala ini juga dapat diketahui langsung seperti terjadi kekeruhan, penggumpalan, atau pengkristalan.)
Beberapa contoh reaksi:
Air kapur + air aki
Ca(OH)2 + H2SO4 → CaSO4 + air
larutan larutan end. putih tak berwarna

2 KI + Pb(NO3)2 → PbI2 + 2 KNO3


larutan larutan end. kuning tak berwarna

(c) Timbulnya gas


(Gejala munculnya gas dapat diketahui misalnya dari gelembung-gelembung gas, bau, atau
perubahan volum/tekanan.)
Beberapa contoh reaksi:
Paku/besi air aki
Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
padat larutan larutan gas
(hijau muda) (tak berbau dan tak berasa)

alkohol + asam asetat


C2H5OH + CH3COOH → CH3COOC2H5 + air
Cair Cair Cair Cair
Mudah menguap Mudah menguap Mudah menguap Sukar menguap
Berbau khas Berbau khas Berbau harum Tak berbau

Selain contoh ini adalah “makanan yang terbungkus plastik” yang sering menggelembung
karena terbentuknya gas. Berarti makanan itu telah mengalami perubahan kimia.
Gas apa yang terbentuk dapat diperkirakan dari warna atau bau yang khas dari gas,
tetapi kadang-kadang gas ada yang bersifat tak berwarna dan tak berbau maka sering
diperlukan zat lain atau cara tertentu untuk mengetahuinya.
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
hidrogen sulfida (H2S) tak berwarna; berbau belerang
amoniak (NH3) tak berwarna; berbau pesing (khas)
asam asetat (CH3COOH) tak berwarna; berbau cuka (khas)
karbon dioksida (CO2) tak berwarna; tak berbau; dapat dideteksi dengan mengalirkan pada
air kapur, larutan menjadi keruh.

15
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
hidrogen (H2) tak berwarna; tak berbau; dapat dibuktikan oleh adanya letupan bila gas
ini didekatkan pada nyala api kecil.
oksigen (O2) tak berwarna; tak berbau; dapat dibuktikan jika bara api bertambah pijar.

Di samping ketiga gejala di atas, beberapa reaksi dapat dicirikan oleh terjadi perubahan
suhu. Misalnya pada reaksi antara ‘kapur tohor dan air’; ‘karbid dan air’; atau ‘pembakaran
bahan bakar’ tergolong pada reaksi yang membebaskan energi panas (kalor). Reaksi kimia
yang disertai dengan pelepasan kalor disebut reaksi eksoterm.
Reaksi sebaliknya adalah reaksi endoterm yaitu reaksi kimia yang disertai dengan
penyerapan kalor juga dapat dijumpai di alam sekitar. Misalnya campuran serbuk besi dan
serbuk belerang baru bereaksi apabila campuran itu dipanaskan; atau batu kapur (CaCO3)
bila dipanaskan akan terurai menjadi kapur tohor (CaO) dan gas CO2.
Dapat saja terjadi bahwa dalam suatu reaksi dapat memberikan beberapa gejala sekali
gus (lihat pada contoh di atas). Bahkan ada pula yang tanpa memberikan gejala
sehingga tak terdeteksi oleh indera namun reaksi kimia sesungguhnya telah terjadi.
Misalnya pada reaksi berikut:
Soda api dan asam klorida membentuk garam dapur dan air
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Garam dapur ini dapat diperoleh dengan menguapkan airnya.
Sifat garam ini dapat dibandingkan dengan sifat materi asal pembentuknya

(2) Bersifat kekal.


(Kekal dapat diartikan bahwa materi hasil perubahan bersifat tetap dan tak dapat kembali
menjadi zat semula. Biasanya zat asal dapat diperoleh kembali dengan cara melalui reaksi
kimia juga. Jadi perubahan kimia menghasilkan materi yang sifatnya tetap atau kekal.
(3) Menyebabkan terbentuknya zat baru.
(Jika dua materi berbeda sifat fisis maupun sifat kimianya; berarti kedua materi itu
berbeda jenisnya. Oleh karena itu bila suatu materi mengalami perubahan dan hasilnya
berupa materi yang berbeda baik sifat fisis maupun sifat kimia dari materi asal, maka
dikatakan materi yang terbentuk itu merupakan zat baru.)
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa bila suatu materi mengalami perubahan
dengan menghasilkan materi baru yang sifatnya kekal (baik fisis dan kimia) berarti materi itu
mengalami perubahan kimia; atau reaksi kimia telah terjadi.
Percobaan berikut ini dapat dilakukan di luar sekolah untuk melihat gejala yang mungkin
terjadi dan menunjukkan bahwa perubahan kimia atau reaksi kimia telah terjadi.
Percobaan Gejala yang teramati:
Air kapur, Ca(OH)2 ditetesi dengan air aki, H2SO4
Ujung paku besi, Fe (setelah diampelas) dicelupkan ke
dalam air aki, H2SO4
Sebutir kecil karbit dimasukkan ke dalam sejumlah air
Hembuskan nafas (melalui selang) ke dalam air kapur
Tetesi potongan kain dengan air aki

16
D. HUKUM KEKEKALAN MASSA
Eksperimen Antoine Lavoisier (Denmark) pada tahun 1779 dianggap sebagai awal dari
Kimia Modern. Dalam eksperimennya, ia memanaskan tabung tertutup yang sebelumnya diisi
dengan sejumlah raksa dan udara.
Lavoisier memperoleh hasil sebagai berikut:
• udara dalam tabung berkurang setelah diukur ulang.
• massa raksa bertambah setelah ditimbang ulang.
• terjadi reaksi antara raksa dengan sebagian udara (raksa berubah warna
menjadi zat padat merah, sedangkan sisa udara tetap sebagai gas).

Berdasarkan hasil eksperimennya itu, Lavoisier menyatakan bahwa “jumlah massa zat-
zat, sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum
Kekekalan Massa (disebut juga sebagai Hukum Lavoisier).
Berbagai percobaan dapat kita lakukan untuk membuktikan kebenaran Hukum Lavoisier tersebut,
misalnya melalui percobaan berikut ini.
Contoh hasil percobaan:

Sebelum reaksi Sesudah reaksi


air kapur direaksikan larutan asam sulfat menghasilkan air keruh
dengan
Atau dapat ditulis sebagai:
air kapur + larutan asam sulfat → air keruh
20 gram 15 gram 35 gram
a gram b gram (a+b) gram
m gram n gram (m+n) gram

Percobaan Lavoisier dapat menjelaskan lebih jauh tentang reaksi kimia bahkan mendorong
ilmuwan lain pada zamannya melakukan berbagai percobaan yang menghasilkan berbagai
hukum dalam kimia.
Pada reaksi pemanasan di atas hanya gas tertentu yang dapat bereaksi dengan raksa dan
sisanya tetap tidak bereaksi. Udara yang bereaksi itu disebutnya sebagai gas oksigen dan
menjadi komponen penyusun udara. Adanya oksigen maka peristiwa pembakaran dan proses
pernafasan dapat berlangsung.



17
IKHTISAR

Materi didefinisikan segala sesuatu yang mempunyai massa, menempati ruang, dan memiliki
sifat antara lain dapat dilihat, dicium, didengar, diraba, atau dapat dirasa.
Materi memiliki sifat fisis maupun sifat kimia; sifat fisis meliputi wujud, rasa, bau, warna,
bentuk, dan beberapa tetapan fisis; dan sifat kimia meliputi kereaktifan (kemudahan
bereaksi; mudah terbakar), rumus kimia, struktur ikatan.
Energi didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha.
Materi dapat mengalami perubahan dengan melibatkan perubahan energi.
Perubahan fisis merupakan perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan sifat fisis
materi itu, dan sifat perubahannya tidak kekal (sementara).
Perubahan kimia merupakan:
(1) perubahan materi yang melibatkan perubahan pada sifat kimia (kadang juga sifat fisis)
dari materi itu; atau
(2) perubahan yang menghasilkan materi baru bersifat kekal.
Reaksi kimia (istilah umum untuk perubahan kimia) dapat dicirikan oleh:
• terbentuknya endapan,
• perubahan warna, dan/atau
• timbulnya gas.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang disertai dengan pelepasan kalor; dan sebaliknya,
reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan penyerapan kalor.
Dalam reaksi kimia, jumlah massa dari zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
(Dikenal sebagai Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoisier.)



18
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)


01. Materi didefinisikan sebagai ….
A. segala sesuatu yang memiliki massa.
B. segala sesuatu yang menempati ruang (atau memiliki volum).
C. segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasa, atau diraba.
D. segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
E. segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang serta bersifat dapat diindera.
02. Mana di antara pernyataan berikut yang tidak tepat?
A. Udara tak dapat dilihat, didengar, dan dirasa tetapi dapat diraba.
B. Semua benda di sekitar kita adalah materi.
C. Adanya bunyi menandakan adanya materi di sekeliling kita.
D. Benda bercahaya di malam hari, semuanya termasuk materi
E. Suara menempati ruang dan memiliki massa.
03. Kelompok berikut yang bukan kelompok materi adalah ….
A. padi, beras, nasi. D. manis, tawar, pahit
B. pohon, kayu, meja E. serat, benang, kain
C. air beku, air, uap air
04. Setiap materi selalu:
A. memiliki massa D. memiliki massa dan memiliki volum
B. memiliki volum E. memiliki massa, memiliki volum, dan dapat diindera.
C. dapat diindera
05. Untuk massa sebesar 1 kg dari benda berikut, benda mana yang volumnya paling kecil?
A. kapas D. kayu
B. udara E. air
C. besi
06. Air memiliki massa-jenis 1. Berarti setiap 1 L air memiliki massa sebesar:
A. 1 mg D. lb
B. 1 ons E. 1 kg
C. 1 g
07. Manakah di antara kedua materi berikut yang memiliki sifat kimia yang sama?
A. Beras dan nasi D. Bensin dan alkohol
B. Es dan air E. Besi dan kayu
C. Emas dan tembaga
08. Jenis perubahan apa yang terjadi bila beras berubah menjadi tepung?
A. Perubahan wujud D. Perubahan kimia
B. Perubahan bentuk E. Perubahan warna
C. Perubahan rasa

19
09. Di antara peristiwa berikut, mana yang akan menghasilkan endapan?
A. Meneteskan oli ke dalam bensin
B. Mengalirkan oksigen ke dalam air
C. Mengalirkan udara ke dalam air kapur
D. Memasukkan gula ke dalam air
E. Mencampurkan air dengan alkohol
10. Materi berikut yang bukan merupakan hasil reaksi kimia adalah ….
A. Karat besi D. balok kayu
B. nasi basi E. tapai singkong
C. arang

ESSAY
Materi Dan Energi
01. Jelaskan apa yang dimaksud dengan materi! Berikanlah masing-masing 3 contoh untuk
materi berwujud padat, cair, dan gas.
02. Sebutkanlah 5 sifat fisis dan 2 sifat kimia yang dimiliki oleh besi dan emas.
03. Isilah titik-titik di bawah ini.
a. 20 g = ……….. kg = ………. mg.
b. 0,5 L = ……… mL = ……… dm3 = ……… m3 = …….. cc.
04. Mana yang lebih ringan 1 L air atau 1 L minyak tanah? Mengapa?
05. Mana yang lebih besar volumnya, 1 kg besi atau 1 kg garam dapur? Bagaimana cara
untuk menguji kebenaran atas jawabanmu?
06. Dengan indera atau alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala adanya
bentuk energi panas, bunyi, dan listrik?
07. Menurut pendapatmu dapatkah bentuk energi panas diubah menjadi bentuk energi lain?
08. Sebutkan 5 materi yang ada di sekitarmu yang menyimpan energi kimia!
09. Satu butir buah kelapa tergantung di pohonnya. Sebutkan bentuk-bentuk energi yang
mungkin dimiliki oleh buah kelapa tersebut.
10. Melalui proses apa, cahaya matahari dapat diubah menjadi energi kimia?

Perubahan Materi, Reaksi Kimia Dan Hukum Lavoisier.


11. Apa yang dimaksud dengan perubahan fisis dan perubahan kimia?
12. Berikanlah masing-masing 1 contoh perubahan fisis yang disebabkan oleh bentuk energi
panas, kinetik, listrik, dan bentuk energi cahaya.
13. Sebutkan perbedaan antara perubahan fisis dan perubahan kimia!
14. Sebutkan tanda atau ciri yang menunjukkan bahwa materi berikut ini telah mengalami
perubahan kimia!
a. besi c. tembaga e. makanan g. kain i. daun
b. perak d. kayu f. kertas h. baterai j. plastik

20
15. Berikanlah 1 contoh materi di sekitar kehidupan yang dapat mengalami reaksi
kimia karena oleh:
a. listrik b. pembakaran c. penyinaran d. pemanasan e. benturan
Sertai dengan menyebutkan hasil reaksinya.
16. Dalam air kapur terlarut kalsium hidroksida, Ca(OH)2 sedangkan dalam air aki terlarut
asam sulfat, H2SO4. Disediakan:
• Larutan 1 (diukur 5 mL air kapur dan ditimbang: 5,02 g).
• Larutan 2 (diukur 50 mL air aki dan ditimbang: 55 g).
Jika larutan 1 dituangkan perlahan ke dalam larutan 2 dan kemudian campuran menjadi
keruh, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apakah perubahan yang terjadi merupakan reaksi kimia? Mengapa?
b. Berapakah massa dari campuran sebelum dan sesudah reaksi?
c. Apakah perubahan tersebut memenuhi Hukum Lavoisier? Beri penjelasan singkat.



21
Bagan klasifikasi materi berikut dapat memberikan gambaran singkat dan sederhana
tentang beberapa jenis materi di alam.

MATERI

CAMPURAN ZAT

CAMPURAN CAMPURAN CAMPURAN SENYAWA UNSUR


HETEROGEN KOLOID HOMOGEN

Gbr 3.1. Klasifikasi Materi

Dari bagan skematik di atas, materi dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar
yakni zat dan campuran. Istilah-istilah seperti zat, senyawa, unsur, campuran, larutan, koloid,
dan seterusnya sudah tidak asing lagi, namun pada bab ini istilah tersebut akan dibahas agak
lebih rinci.

A. ZAT
Melalui beberapa cara pemisahan, materi yang tidak murni itu dapat dipisahkan
(dimurnikan) kembali dari campurannya; misalnya melalui cara penguapan, cara penyaringan,
cara tarikan magnet, dll. Cara-cara ini dapat diterapkan bergantung pada sifat campurannya.
Campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat kita pisahkan besinya dari
belerang dengan menggunakan magnet. Besi akan memisah dari belerang karena
besi menempel (tertarik) pada magnet. Dalam hal lain, air sumur dapat kita
uapkan melalui pemanasan untuk memperoleh air murni.
Materi seperti besi, belerang, dan air inilah yang digolongkan sebagai zat. Contoh lain dari
materi di sekitar kita yang tergolong zat adalah gula, alkohol, tembaga, emas, oksigen,
nitrogen, asam sulfat, dan sebagainya.
Zat didefinisikan sebagai materi yang bersifat tunggal dan homogen.
Bersifat tunggal artinya hanya satu-satunya zat dan tidak ada zat lain selain dirinya; bersifat
homogen artinya sifat di semua bagian zat itu bersifat serbasama baik sifat fisis (wujud, warna,
rasa, bau, dll.) maupun sifat kimianya (rumus kimia, kereaktifan, dll.).
Bagan skematik materi memperlihatkan bahwa zat dapat dibedakan sebagai unsur dan
senyawa. Dari serangkaian contoh tentang zat di atas maka yang tergolong senyawa adalah
air, alkohol, asam sulfat, dan gula; sementara yang tergolong unsur adalah besi, belerang,
tembaga, emas, oksigen, dan nitrogen. Bagaimana kita sampai pada kesimpulan bahwa suatu
zat tergolong sebagai senyawa atau sebagai unsur?

22
1. Unsur
Dari bagan skematik, unsur termasuk ke dalam golongan zat. Unsur bersifat tunggal dan
homogen serta tak dapat diurai atau dipecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi (atau lebih
sederhana). Dengan demikian, unsur merupakan bagian terkecil dan sebagai komponen dasar
penyusun semua jenis materi di alam ini.
Jadi unsur dapat didefinisikan sebagai zat tunggal yang tak dapat diurai menjadi bagian yang
lebih sederhana dengan cara reaksi kimia biasa.
Di manakah unsur itu dijumpai dan apa sifat-sifatnya?
Unsur di alam ditemukan dimana-mana: di udara, di permukaan tanah, di air, sampai di
perut bumi. Kini dikenal ada 94 unsur alam. Unsur alam yang paling dekat dengan kehidupan
kita di antaranya besi, aluminium, tembaga, emas, seng, karbon, fosfor, belerang, nitrogen,
oksigen, neon, dan seterusnya. (Lihat Tabel 2.1.). Selain di alam, beberapa unsur juga berhasil
dibuat oleh manusia. Sampai kini telah dikenal paling tidak ada 16 unsur buatan. Dengan
demikian secara keselurahan paling tidak telah dikenal ada 110 jenis unsur. Beberapa unsur
buatan lainnya kini sedang dalam penelitian.
aluminium 7,5%
besi 4,7%
kalsium 3,4%
helium natrium 2,6%
silikon
23% kalium 2,4%
25,8%
magnesium 1,9%
hidrogen 0,9%
lain-lain titan 0,6%
hidrogen 75% 2% Oksigen 49,5% lain-lain 1,5%

Alam Semesta Bumi

hidrogen 10,8% karbon hidrogen 10%


18%
klor 1,9% nitrogen 3%
natrium 1% kalsium 1%
fosfor 1%
lain-lain 0,6%
lain-lain 1,5%
Oksigen 85,7% Oksigen 65%

Air Laut Tubuh Manusia

Sifat unsur tertentu artinya setiap unsur memiliki sifatnya sendiri-sendiri. Di alam, unsur
ada yang berada dalam keadaan bebas dan ada juga yang berada dalam keadaan terikat dengan
unsur lain.
Dalam keseharian, unsur-unsur bebas di alam sebagian besar berwujud padat, dan hanya
sebagian kecil yang berwujud cair (seperti brom, raksa, galium dan fransium), dan
berwujud gas (seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, fluor, klor, dan unsur gas mulia).
Di samping itu dikenal juga unsur logam. Unsur-unsur yang dikelompokkan sebagai logam
mempunyai sifat logam seperti padatan mengkilap, liat, dapat dibentuk, titik leleh tinggi,
penghantar panas/listrik yang baik, dan dapat dibuat paduan. Sebaliknya, dikenal pula unsur

23
bukan-logam dengan sifat umum antara lain rapuh, titik leleh dan titik didih rendah,
penghantar panas dan listrik yang buruk.
Sifat unsur lainnya adalah sifat radioaktif yaitu sifat unsur yang dapat memancarkan sinar
radioaktif. Sinar ini amat berbahaya dan dapat mengancam manusia dan lingkungan
kehidupan. Hanya sebagian kecil unsur alam yang bersifat radioaktif, sedangkan unsur buatan
semuanya bersifat radioaktif (lihat Tabel Periodik Unsur). Semua sifat unsur ini akan dibahas
lebih lanjut di bagian lain.

2. Lambang Unsur
Lambang unsur telah diusulkan oleh beberapa ahli agar unsur-unsur dapat dipelajari
dengan lebih mudah. Usulan Jons Jacob Berzelius (Swedia) pada tahun 1813 kemudian diterima
di kalangan ilmuwan sebagai aturan penulisan lambang unsur dan tetap digunakan sampai kini.
Berzelius mengusulkan bahwa lambang unsur dinyatakan sebagai “huruf kapital awal” dari
nama Latin unsur yang bersangkutan.
Contoh untuk ini adalah sebagai berikut.

Nama Unsur
Indonesia Latin Lambang Unsur

hidrogen hydrogenium H
karbon carbonium C
oksigen oksigenium O
dst.

Selanjutnya Berzelius menjelaskan bahwa untuk unsur-unsur lain yang mempunyai huruf
kapital awal yang sama (seperti helium, cobaltum, dst.), maka lambang unsurnya
dinyatakan sebagai “huruf kapital plus” yakni huruf kapital awal yang diikuti dengan
salah satu huruf belakang nama Latin unsur yang bersangkutan.
Sebagai contoh adalah:

Nama Unsur
Indonesia Latin Lambang Unsur

helium helium He
kalsium calcium Ca
kobal cobaltum Co
tembaga cuprum Cu
dst.

CATATAN:
Ada beberapa unsur, lambang atau tanda atomnya tidak diturunkan dari
nama Latinnya tetapi dari nama menurut bahasa asalnya, misalnya W
diturunkan dari wolfram (Jerman) dan bukan dari tungsten (Latin).

Sebagian dari lambang atom yang berlaku secara Internasional dapat diamati pada
Tabel 3.1 berikut.

24
Tabel 3.1 Beberapa Nama Unsur dan Lambang Atomnya
Tanda Tanda
Atom Nama Unsur Atom Nama Unsur

Ag perak (argentum) I iodin; iod; iodium


Al aluminium K kalium
Ar argon Li litium
As arsen Mg magnesium
Au emas (aurum) Mn mangan
B boron N nitrogen
Ba barium Na natrium
Be berilium Ne neon
Bi bismut Ni nikel
Br bromin; brom O oksigen
C karbon P fosfor
Ca kalsium Pb timbal (plumbum)
Cd kadmium Pt platina
Cl klorin; klor S belerang (sulfurium)
Co kobal Sb antimon (stibium)
Cr krom Si silikon
Cu tembaga (cuprum) Sn timah (stannum)
F fluorin; fluor Sr strontium
Fe besi (ferrum) U uranium
H hidrogen V vanadium
He helium W tungsten; wolfram
Hg raksa (hydrargyrum; mercurium) Zn seng (zincum)

Catatan:
• Tabel di atas hanya mencakup sebagian dari 110 unsur yang kini berhasil ditemukan atau dibuat.
• Tabel di atas harus selalu dibaca karena nama dan tanda atomnya sering digunakan pada
pembahasan kimia.
• Nama unsur di antara dua tanda kurung merupakan nama Latin unsur; cetak tebal merupakan
nama populer atau nama yang juga sering digunakan.

3. Senyawa
Gula pasir (nama lainnya: sukrosa) yang bersifat padat, putih, dan manis dengan rumus
kimia C12H22O11; jika dipanaskan sampai pada titik bakarnya, maka gula ini akan terbakar
dengan sendirinya. Dikatakan bahwa gula itu mengalami reaksi, dan hasil reaksi yang dapat
kita amati dapat dirangkum seperti berikut:

25
Sebelum reaksi Setelah reaksi
Gula
Sifat teramati: Sifat teramati:

padat, putih, manis padat, hitam, pahit titik-titik cairan, tak berwarna, tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa, tak berbau. mengeruhkan air kapur
Berupa: zat padat Berupa: titik-titik air Berupa: gas
(sebagai: zat baru) (sebagai: zat baru) (sebagai: zat baru)
Hasil reaksi:
karbon air karbondioksida

Kesimpulan percobaan:
Gula dapat diurai menjadi karbon, air, dan gas karbondioksida melalui reaksi pembakaran.
Catatan:
[1] Gula yang terbakar sempurna akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbon dioksida (CO2).
[2] Air kapur dapat dibuat dengan melarutkan kapur tohor ke dalam air; caranya: –tambahkan air
ke dalam sebongkah kapur tohor, dan aduklah; ─aduk dan diamkan semalam; ─setelah
memisah, buang cairan bagian atas; ─tambahkan kembali akuades (2x volum bubur kapur),
aduk, dan biarkan semalam; ─ambil cairan jernihnya. Larutan jernih ini siap digunakan untuk
mendeteksi adanya gas karbon dioksida, CO2.

Berdasarkan kesimpulan percobaan, berarti gula dapat diurai melalui reaksi kimia
biasa (dalam hal ini melalui pemanasan/pembakaran) menjadi beberapa bagian zat yang lebih
sederhana. Jadi “gula tergolong senyawa” sedangkan karbon (C), air (H2O), dan gas
karbondioksida (CO2) merupakan zat-zat lebih sederhana dari gula.
Senyawa didefinisikan sebagai:
zat tunggal homogen yang dapat dipecah menjadi zat tunggal lain yang
lebih sederhana dengan cara reaksi kimia biasa.
Air juga dapat diurai, bukan dengan cara pemanasan/pembakaran tetapi dengan cara
elektrolisis (cara penguraian dengan menggunakan energi listrik).
gas oksigen gas hidrogen

batang
karbon

air +
Baterai −

Gbr 3.3. Diagram Elektrolisis Air


(menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen)

Elektrolisis air ini dapat dibuktikan dan dilakukan di laboratorium. Gas hidrogen dan gas oksigen
akan dibebaskan; dan kedua gas ini tidak dapat diuraikan lagi menjadi bagian lebih sederhana
melalui reaksi kimia.
Berarti hidrogen dan oksigen, keduanya tergolong unsur, dan keduanya merupakan unsur
pembentuk senyawa air.
Jadi sifat senyawa lebih kompleks dari unsur; senyawa dapat diurai menjadi bagian yang
lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa, sementara unsur tidak.

26
4. Hukum Proust
Pada tahun 1799 Joseph Louis Proust (Perancis) mempublikasikan hasil penemuannya
terhadap sifat senyawa. Perhatikanlah data pengamatan salah satu percobaan Proust terhadap
pembentukan senyawa karbon dioksida dari unsur karbon dan oksigen berikut.
Tabel 3.2. Data Percobaan dan Perbandingan Massa Unsur pada
Pembentukan Karbon-dioksida dari Karbon dan Oksigen.
SEBELUM REAKSI SESUDAH REAKSI Perbandingan massa
senyawa karbon dalam senyawa
karbon oksigen sisa oksigen
dioksida C:O
3g 8g 11 g 0 3:8
3g 12 g 11 g 4g 3:8
3g 16 g 11 g 8g 3:8
6g 16 g 22 g 0 6 : 16 = 3 : 8
6g 20 g 22 g 4g 6 : 16 = 3 : 8
6g 24 g 22 g 8g 6 : 16 = 3 : 8
Dari data percobaan di atas ini memperlihatkan bahwa,
(1) senyawa yang terbentuk selalu memiliki perbandingan massa C : O yang tetap yakni 3 : 8.
(2) dalam oksigen berlebih, karbon tetap bereaksi menurut perbandingan tersebut, sedangkan
kelebihan O ditemukan sebagai sisa reaksi.
(3) keenam percobaan menunjukkan bahwa massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
(tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan Massa).
Berdasarkan data pengamatan ini dan beberapa senyawa lainnya, Proust kemudian
menyimpulkan bahwa dalam setiap senyawa, berlaku bahwa perbandingan massa antar unsur
pembentuknya selalu tetap dan tertentu. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Hukum
Perbandingan Tetap atau Hukum Komposisi Tetap (atau disebut Hukum Proust).

5. Komposisi Senyawa
Dengan diketahuinya perbandingan massa antar unsur pembentuk senyawa karbon
dioksida yaitu C : O = 3 : 8, maka dalam senyawa ini dapat dihitung komposisi masing-masing
unsurnya sebagai berikut.

• Dalam bagian: • Dalam persen-massa:


3 8 3 8
bagian C = bagian; dan bagian O = bagian. %C= x 100% = 27,3%; dan % O = x 100% = 72,7%.
11 11 11 11

Latihan 3.1.
Suatu senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen mempunyai perbandingan massa
sebagai C : H : O = 3 : 1 : 4.
a. Hitunglah berapa bagian H dalam senyawa ini. (Jawab: 1/8 bagian.)
b. Hitung pula berapa % (massa) dari H dalam senyawa tersebut. (Jawab: 12,5%.)
c. Berapa banyaknya (dalam g) karbon, hidrogen, dan oksigen yang diperlukan untuk pembentukan
64 g senyawa itu? (Jawab: 24 g C.)

27
B. CAMPURAN
1. Pengertian Dan Penggolongan Campuran
Campuran tergolong materi yang terdiri dari sekumpulan zat. Contohnya adalah
paduan logam, tanah, air lumpur, air sumur, asap, udara, air gula, kabut, dll. Jika kita amati
dengan cermat, sifat zat asal pembentuknya tidak hilang seluruhnya, dan sebagian sifat muncul
sebagai sifat campurannya. Jadi dapat dinyatakan bahwa campuran merupakan gabungan
antara 2 zat atau lebih. Dengan demikian pencampuran tergolong perubahan fisis.
Campuran dapat dibedakan sebagai campuran heterogen, campuran koloid, dan campuran sejati.
Bagaimana caranya sehingga kita dapat mengelompokkan campuran sebagai campuran
heterogen (serbaneka), campuran koloid, atau sebagai campuran homogen (campuran
serbasama)? Ciri-ciri berikut dapat kita terapkan, di antaranya:
CAMPURAN HETEROGEN CAMPURAN KOLOID CAMPURAN HOMOGEN
Ciri-ciri: Ciri-ciri: Ciri-ciri:
1. bidang batas antar komponen 1. bidang batas antar komponen 1. bidang batas antar komponen
penyusun jelas tampak. penyusun jelas tidak jelas (hanya penyusun tidak ada.
denngan bantuan alat).
2. komposisi komponen penyusun 2. komposisi komponen penyusun di 2. komposisi komponen penyusun
di setiap bagian campuran tidak setiap bagian campuran hampir di setiap bagian campuran
sama. sama. sama.
3. komponen padat dan komponen 3. komponen padat dan komponen 3. komponen padat dan komponen
cair akan segera memisah cair baru dapat memisah sendiri cair tidak akan memisah
sendiri dalam waktu relatif lama

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, di antara ketiga jenis campuran, campuran heterogen paling
mudah dikenal dan mudah ditemukan di sekitar kehidupan.
Campuran heterogen di sekitar kita dapat dijumpai sebagai tanah, air lumpur, pasir
bangunan, air-minyak, dan lain-lain.
Campuran koloid, misalnya cat, asap, kabut, busa, air susu, air sumur, dst. Asap
terbentuk dari campuran antara partikel karbon dan udara, Sedangkan kabut merupakan titik-
titik air dalam udara. Air sumur kadang tampak jernih (sehingga agak lebih sukar diamati sifat
bidang batasnya); namun jika didiamkan beberapa lama, maka air sumur tersebut akan segera
memisah. Lapisan lumpur halus akan ditemukan pada dinding/dasar wadahnya. Koloid akan
dibahas tersendiri dalam bab tertentu.
Campuran sejati dapat kita jumpai seperti udara, air gula, air hujan, air cuka, paduan
logam, dsb. Campuran homogen memiliki satu ciri khas, yaitu tidak dapat memisah sendiri.
Oleh karena itu campuran homogen disebut juga campuran sejati atau lebih populer dengan
sebutan larutan. Jadi dapat didefinisikan bahwa larutan merupakan “campuran homogen
antara 2 zat atau lebih”.

2. Cara Pemisahan Komponen Campuran


Pemahaman atas sifat materi dapat memudahkan manusia dalam memperlakukan materi
itu sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Manusia dapat memisahkan logam dari campurannya;
air lumpur dapat dijernihkan; garam dapat dipisahkan dari air laut; minyak bumi dapat dipecah
menjadi berbagai minyak bakar; dan banyak lagi.

28
Pemisahan unsur atau senyawa dari campurannya dapat dilakukan secara fisis atau secara
kimia. Pemisahan secara fisis, di antaranya adalah:
Penyaringan
Teknik ini diterapkan bergantung pada sifat campuran. Saringan dapat berupa ayakan atau kertas saring
dengan ukuran pori-pori saringan yang dikehendaki. Air lumpur atau air keruh dapat disaring
menggunakan kertas saring-halus. (Lihat Gbr 3.4.)

penguapan larutan air pendingin

kristal murni
larutan kristal tak-murni
kristal
(setelah mendingin)

Teknik Sublimasi
Teknik Kristalisasi

penyaring
Buchner
Kertas
kertas saring
saring penghisap
kertas
saring memisah jadi
2 komponen
filtrat filtrat Totolan noda
Pelarut

Teknik Penyaringan Teknik Penyaringan Teknik


(saringan kertas) (saringan Buchner) Kromatografi Kertas

termometer

pendingin
Leibig air pendingin

zat cair murni

campuran campuran
air pendingin
Zat cair murni

Teknik Distilasi Biasa Teknik Distilasi Bertingkat

Gbr 3.4. Berbagai contoh Teknik Pemisahan Materi berupa Campuran

29
Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari zat cair
yang membentuk campurannya. Zat yang memiliki titik didih rendah atau yang mudah menguap, uapnya
dialirkan, diembunkan, dan ditampung pada tempat khusus. Air yang diperoleh dari hasil penyulingan
dikenal sebagai akuades (berasal kata “aquadestilata”). Teknik distilasi juga diterapkan pada pemisahan
komponen dari minyak bumi dengan cara distilasi-bertingkat. (Lihat Gbr 3.4.)
Kristalisasi
Kristalisasi diterapkan berdasarkan kelarutan zat. Kemampuan melarut suatu zat dalam sejumlah pelarut
adalah tertentu dan berbeda-beda; maka dengan mengurangi jumlah pelarutnya, sebagian zat
terlarutnya akan muncul sebagai kristal. Pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan cara menguapkan
pelarutnya secara perlahan atau dibantu melalui pemanasan. Kristal yang terbentuk selanjutnya dapat
dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan, dan kristal kemudian dikeringkan.
Dikenal pula teknik sublimasi terhadap kristal yang mudah menguap seperti iodium, dan kapur barus
(kamper). Uap zat yang murni akan menyublim pada dinding bejana yang dingin.
Di samping itu dikenal pula beberapa teknik pemisahan materi dari campurannya seperti
kromatografi, osmosis, elektroforesis.
Pemisahan unsur dari senyawa atau dari campurannya biasanya dilakukan dengan
menggunakan teknik tertentu yang lebih rumit dan umumnya melibatkan proses kimia. Salah
satu contoh pemisahan unsur dari senyawanya adalah elektrolisis, misalnya elektrolisis air
akan menghasilkan unsur hidrogen dan unsur oksigen (lihat Gbr 3.3). Elektrolisis juga dapat
diterapkan untuk pemurnihan logam dari campurannya. Teknik-teknik pemisahan ini akan
dibahas lebih rinci pada bab mendatang.

3. Larutan Dan Komponennya


Reaksi-reaksi kimia banyak yang berlangsung dalam sistem larutan, terutama dalam
pelarut air. Larutan terdiri dari 2 komponen yaitu zat terlarut (solute), dan pelarut (solvent).
Zat dalam larutan yang berada dalam jumlah terbesar berfungsi sebagai pelarut, sedangkan
zat-zat lainnya sebagai zat terlarut.
Udara merupakan larutan yang terdiri dari gas nitrogen, gas oksigen, dan gas-gas lain. Gas nitrogen
berfungsi sebagai pelarut sementara gas oksigen dan gas lainnya sebagai zat terlarut. Dalam perunggu,
tembaga sebagai pelarut sedangkan seng sebagai zat terlarut. (Medali perunggu terbuat dari 84% tembaga
dan 16% seng.)
Emas 23 karat juga larutan dimana emas dan tembaga bercampur secara homogen; emas (23 bagian)
berperan sebagai pelarut sedangkan tembaga (1 bagian) sebagai zat terlarut. (Biasanya selain tembaga
juga ada sedikit logam perak.)

4. Pelarutan
Melarut merupakan suatu proses masuk dan menyebarnya partikel-partikel zat terlarut
ke dalam pelarut. Dengan demikian proses pelarutan atau pembentukan larutan membutuhkan
waktu. Dapatkah proses pelarutan dipercepat? Atau adakah faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pelarutan?
Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan melakukan serangkaian percobaan
di laboratorium atau di rumah seperti berikut.

30
(1) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air kemudian masing-masing
dimasukkan 10 g butiran gula pasir. Gelas 1 tanpa pengadukan dan gelas 2 dibantu
dengan pengadukan. Amati apa yang terjadi.
(2) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air. Gelas 1 dimasukkan
dimasukkan 10 g butiran gula pasir, dan gelas 2 dimasukkan 10 g serbuk halus gula
pasir. Biarkan dan tunggu (amati) apa yang terjadi.
(3) Siapkan 3 kertas yang berisi 10 g butiran gula pasir. Isi gelas 1 dengan 100 mL air
dingin (beri tanda batas); gelas 2 dengan air panas (sampai tanda batas), dan gelas 3
dengan air mendidih (sampai tanda batas). Ukur suhu pelarut dan kemudian
masukkan ketiga gula setakaran di atas ke dalam ketiga gelas. Biarkan melarut dan
tunggu (amati) apa yang terjadi.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pelarutan.

C. KADAR CAMPURAN
Jika kita mencampurkan 1 g gula dan 100 mL air, dan lainnya 10 g gula dan 100 ml air,
maka kita akan memperoleh komposisi campuran yang berbeda. Dikatakan kadar gula dalam
kedua campuran itu akan berbeda. Berikut dibahas bagaimana menyatakan kadar zat dalam
campurannya.
1. Pengertian Kadar
Kadar zat menyatakan banyaknya zat itu di dalam sejumlah campurannya.
Bergantung pada satuan atau ukurannya, maka dikenal beberapa satuan kadar antara
lain satuan %(massa); satuan ppm, dan satuan karat.

2. Satuan Kadar Dan Perhitungannya


a. Satuan Persen, %
% (massa) menyatakan massa zat itu per total massa campurannya.

Contoh Soal 3.1.


80 gram tembaga (Cu) dan 20 gram seng (Zn), keduanya dilebur sehingga membentuk kuningan.
Berapakah kadar Cu dan kadar Zn dalam kuningan?
Penyelesaian:
80 g Cu 20 g Zn
Kadar Cu = x 100% Kadar Zn = x 100%
100 g campuran 100 g campuran
= 80% = 20%

Contoh Soal 3.2.


Apa arti dari “kadar emas 99,5%”?
Penyelesaian:
“Kadar emas 99,5%” dapat diartikan bahwa:
(1) Emas tersebut mengandung 0,5% logam pencampur.
(2) Setiap 100 g emas 99,5% mengandung 99,5 g emas murni dan 0,5 g logam lain atau pengotor.

31
b. Satuan ppm
Satuan kadar ini umumnya diterapkan terhadap kandungan zat yang jumlahnya
sangat kecil dalam campurannya. Misalnya kadar logam mineral dalam air, kadar
gas dalam udara, untuk kadar larutan yang sangat encer.
1 ppm didefinisikan sebagai: 1 bagian zat itu per 1 juta bagian campuran.
(Keterangan: ppm singkatan dari part per million atau bagian per juta (bpj).)

Contoh Soal 3.3.


Udara mengandung gas karbon dioksida, CO2 sebesar 0,032%. Berapakah kadar gas CO2 jika
dinyatakan dalam satuan ppm?
Penyelesaian:
32 1
kadar CO2 = 0,032% = x
1000 100
32 1 10 6 32 x 10 6 x 10 - 5 320
=( x )x = = = 320 ppm
1000 100 10 6 10 6 1 juta
Jadi kadar CO2 dalam udara sebesar 320 ppm.

Contoh Soal 3.4.


Kadar besi dalam air minum dari PDAM adalah 15 ppm. Berapakah banyaknya besi (dalam g) dalam
setiap liter air minum jika massa jenis air minum = 1?
Penyelesaian:
15 g besi 15 g besi 15 g besi
kadar besi = 15 ppm = = =
106 g air minum 103 kg air minum 103 L air minum
(15 g besi) x 10- 3 15 x 10- 3 g besi 1,5 x 10- 2
g besi
= = =
1 L air minum 1 L air minum 1 L air minum
Jadi kandungan mineral besi untuk setiap liter air minum adalah 1,5 x 10-2 g besi atau 0,015 g besi.

c. Satuan karat
Istilah karat sering dijumpai di sekitar kehidupan namun memiliki beberapa pengertian,
antara lain:
(1) Satuan berat untuk batu permata dimana 1 karat setara dengan 200 mg.
(2) Satuan kadar yang biasanya digunakan untuk menunjukkan kemurnian emas
dimana 1 karat setara dengan kandungan 1/24 bagian emas murni dalam
campurannya.

Contoh Soal 3.5.


Apakah arti dari:
a. Emas 24 karat ?
b. Emas 22 karat ?
Penyelesaian:

32
a. Emas 24 karat sama artinya dengan emas murni.
b. Emas 22 karat merupakan campuran (paduan) yang terdiri dari 22 bagian (massa) emas
murni dan 2 bagian logam lain (sebagai pencampur).
Keterangan: sebagai logam pencampur dalam emas perhiasan biasanya berupa logam tembaga dan sedikit perak.

Contoh Soal 3.6.


Berapakah banyaknya emas murni yang terkandung di dalam 50 g emas 22 karat ?
Penyelesaian:
Kandungan emas murni dalam 50 g emas 22 karat adalah,
22 1100
massa emas murni = x 50 g = g = 45,8 g.
24 24
(Massa logam pencampurnya = 4,2 g.)

Contoh Soal 3.7.


Apa arti intan 100 karat?
Penyelesaian:
Arti intan 100 karat bahwa intan itu beratnya adalah:
= (100)(200) mg = 20.000 mg; atau = 20 g

Latihan 3.2.
1. Paduan logam terdiri 48 g besi, 1,3 g vanadium, dan 0,7 g karbon. Hitung berapa kadar vanadium
dalam %(massa).
2. Salah satu gas penyusun udara adalah gas helium. Jika helium di udara banyaknya 60 ppm, berapa
mL gas helium dalam setiap liter udara? (Jawab: 0,06 mL.)
3. Berapa g emas murni yang diperlukan untuk membuat 15 g emas 20 karat ?
4. Berapakah g berat (massa) intan 40 karat? (Jawab: 8 g.)

D. PARTIKEL-PARTIKEL MATERI
Materi yang kita amati (lihat) sesungguhnya dibangun dari materi yang sangat kecil
ukurannya dan sukar dilihat dengan alat bantu sekalipun. Materi yang sangat kecil inilah yang
dinamakan partikel materi.
Partikel-partikel materi dapat mengumpul berdekatan dengan menampakkan diri
sebagai materi atau benda yang umumnya dapat diindera keberadaannya langsung
atau dengan alat bantu sederhana.
Apa hubungan antara partikel materi dengan jenis materi seperti zat (senyawa; unsur), dan
campuran yang telah dibahas di muka? Hubungannya sangat erat, dan dapat membantu untuk
memperjelas golongan materi itu dengan jenis partikel materi penyusunnya.

1. Atom
Kata atom berasal dari kata Yunani, atomos yang berarti sangat kecil dan tidak
dapat dipecah; muncul sejak 2500 tahun lalu dan diperkenalkan untuk
pertamakalinya oleh Democritus (seorang filsuf Yunani).

33
Pendapat tentang atom yang didukung oleh beberapa percobaan dan diterima secara
meluas kala itu dikemukakan oleh John Dalton, seorang Kepala Sekolah di Manchester,
Inggeris. Penjelasan atau teorinya tentang atom ini dipublikasikannya pada tahun 1808, dan
antara lain menyebutkan bahwa:

(1) atom merupakan partikel terkecil dari setiap unsur.


(2) atom itu bulat, padat, dan tidak dapat dipecah.
(3) atom tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
(4) atom dari unsur sejenis memiliki ukuran dan sifat yang sama;
atom unsur yang satu akan berbeda dengan atom unsur lainnya.
(5) atom-atom dapat bergabung membentuk molekul.
(6) senyawa merupakan hasil penggabungan atom-atom dari unsur tak
sejenis dengan perbandingan dalam bilangan bulat.

Teori atom Dalton kemudian diterima secara meluas karena dapat menjelaskan beberapa hal
seperti mengapa tembaga berbeda dari emas, gas oksigen berbeda dari air, dll.
Partikel tunggal berupa atom bila mengumpul dengan jarak amat dekat akan membentuk
bangunan yang gejalanya dapat langsung teramati misalnya dapat tampak oleh mata.
Contoh materi yang dibangun oleh atom-atom bebas pada umumnya dijumpai pada unsur
logam, di antaranya besi, tembaga, emas, perak, dst. Dengan demikian logam besi terdiri dari
atom-atom besi, dan logam tembaga teridiri dari atom-atom tembaga. Atau dengan kata lain,
unsur logam terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut atom logam.
Unsur tembaga berbeda dari unsur emas karena atom-atom yang menyusun unsur tembaga
berbeda dari atom-atom emas. Ukuran, warna, dan bentuk atom tembaga berbeda dari atom
emas sehingga permukaan dan warna unsur tembaga yang kita lihat pun berbeda dari unsur
emas, atau unsur lainnya.

Gbr 3.5. Susunan Atom-atom dalam Unsur Logam

2. Molekul
Dalton telah menjelaskan bahwa atom-atom dapat bergabung dengan membentuk
molekul. Begitupun unsur-unsur yang ada di alam. Unsur umumnya dibangun dari atom-atom
tunggal, namun ada beberapa unsur yang dibangun dari molekul-molekul yang terbentuk dari
beberapa atom sejenis.
Molekul yang terbentuk dari atom-atom sejenis disebut molekul unsur. Jenis unsur seperti ini
meliputi antara lain:
(1) unsur-unsur seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa unsur lainnya
tersusun dari molekul-molekul diatom (2 atom).
(2) unsur fosfor terdiri dari molekul-molekul tetraatom (4 atom).
(3) unsur belerang terdiri dari molekul-molekul oktaatom (8 atom).

34
P

N N P
P P

Molekul nitrogen, N2
Molekul fosfor, P4 Molekul belerang, S8
Gbr 3.6 Beberapa Jenis/Bangunan Molekul Unsur

Selain molekul unsur, dikenal juga molekul senyawa. Berbeda dengan molekul unsur,
maka molekul senyawa merupakan molekul yang terbentuk dari 2 atom atau lebih yang
jenisnya berbeda. Justeru jenis molekul senyawa inilah yang paling banyak dijumpai dalam
kehidupan.
Contoh paling sederhana dari molekul senyawa adalah molekul karbon dioksida (Gbr 3.10).
Molekul ini terbentuk dari 1 atom C dan 1 atom O.
Selain membentuk molekul CO, antar atom C dan O juga dapat membentuk molekul CO 2, karbon
dioksida. Molekul CO2 terbentuk dari 1 atom C dan 2 atom O.

H H H
O H C C O H
C O O C O H
N
H H H H H
Molekul CO Molekul CO2 Molekul H2O Molekul NH3 Molekul C2H5OH
Gbr 3.7. Beberapa Jenis/Bangunan Molekul Senyawa

Contoh lain yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah air. Senyawa ini tersusun dari
molekul-molekul H2O dimana setip molekulnya terbentuk dari 2 atom H dan 1 atom O.
Sedangkan senyawa amoniak tersusun dari molekul-molekul amoniak, NH3, dan senyawa alkohol
tersusun dari molekul-molekul alkohol, C2H5OH.

3. Ion
Di samping atom dan molekul, di alam juga ditemukan senyawa-senyawa yang
dibangun dari tumpukan partikel-partikel yang bermuatan listrik. Partikel bermuatan inilah
yang disebut ion. Ion positif dikenal sebagai kation sedangkan ion negatif dikenal sebagai
anion. Kation dan anion ini tersusun berselang-seling secara teratur dengan letak yang amat
berdekatan. Oleh karena itu senyawa yang tersusun dari ion-ion ini dikenal juga dengan nama
senyawa ion, dan umumnya berwujud padat (kristal), keras, dan bertitik leleh tinggi.
Gambar berikut memperlihatkan struktur ion dalam garam dapur (NaCl) sebagai
salah contoh satu senyawa ion.

ion Na+
ion Cl-

Gbr 3.8. Kristal garam dapur (NaCl)

35
Senyawa-senyawa yang tersusun dari kation dan anion umumnya berada dalam bentuk kristal
ini (disebut kristal ion) kebanyakan dijumpai dalam kelompok senyawa yang disebut garam.
Contoh kristal ion di sekeliling kita, selain NaCl di antaranya adalah pupuk
kalium (KCl), batu kapur (CaCO3), batu marmer (CaCO3), batu delima, pupuk ZA
{(NH4)2SO4}, tawas {KAl(SO4)2}.
Senyawa-senyawa ion jika melarut ke dalam air, ion-ionnya akan menyebar
merata di antara molekul-molekul pelarut air.
Tidak semua senyawa yang berbentuk kristal tersusun atas kation dan anion. Dikenal juga
kristal molekul, yakni kristal yang terbentuk dari tumpukan molekul-molekul seperti fosfor,
belerang, iodium, gula, dsb. Gula mudah larut, tetapi kebanyakan kristal molekul sukar larut
dalam pelarut air.
Selain kristal ion dan kristal molekul, ada juga kristal-atom di antaranya dapat dijumpai
pada grafit (terdiri dari atom-atom C), intan (juga terdiri dari atom-atom C), logam-logam, dan
paduan logam. Logam besi dan sejenisnya tersusun dari atom-atom logamnya dengan susunan
atom seperti ditunjukkan oleh Gbr 3.3. Untuk grafit dan intan, bangunan atau struktur atomnya
akan dijelaskan lebih lanjut pada bab lain.
Untuk membedakan antara senyawa yang terdiri dari ion-ion (berupa kristal ion)
dengan senyawa yang terdiri dari molekul-molekul (kristal molekul) adalah
dengan cara mengenal ciri-ciri kristal ion tersebut antara lain,
• kristalnya keras, dan agak mengkilap.
• Lebih mudah larut dalam pelarut air dengan ion-ionnya menyebar ke dalam pelarut.
Umumnya suhu larutan lebih rendah (lebih dingin) dari suhu awal pelarut.
• kalau tidak terbakar, dan meleleh bila dipanaskan pada suhu tinggi (titik leleh tinggi).

E. SUSUNAN PARTIKEL MATERI


1. Wujud Zat
Partikel-partikel zat yang membentuk bangunan tertentu sangat dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan. Bangunan zat ini dalam keseharian kita amati sebagai wujud zat. Wujud zat di
alam dapat dibedakan sebagai zat padat, zat cair, dan gas. Perbedaan ketiga wujud ini pada
dasarnya berhubungan dengan susunan antar partikelnya.

A B C
Gbr 3.9. Keadaan Susunan Partikel Zat.
(Keadaan A: Susunan Partikel Zat Padat; Keadaan B: Susunan Partikel Zat Cair; dan
Keadaan C: Susunan Partikel Gas.)

Zat padat umumnya memiliki struktur partikel yang teratur dan letaknya sangat
berdekatan. Susunan dan letak inilah yang menyebabkan gaya tarik antar patikelnya
sangat kuat sehingga zat padat memiliki bentuk yang tetap dan kuat. Makin teratur dan
makin dekat letak antar partikelnya, makin keras dan tegar zat padat itu.

36
Zat cair, struktur partikelnya masih cukup teratur hanya letaknya agak sedikit berjauhan.
Akibatnya, gaya tarik antar partikelnyapun tidak begitu kuat, dan oleh karena itu zat cair
memiliki sifat dapat mengalir dan bentuknya mengikuti wadah yang ditempatinya.
Sedangkan gas memiliki sifat dapat berdifusi dan memenuhi ruang yang ditempatinya. Hal
ini disebabkan oleh gaya tarik antar partikel dalam gas sangat lemah dan mudah
melepaskan diri dari kelompoknya sebagai akibat dari struktur antar partikel gas tidak
teratur dan sangat berjauhan dibandingkan dengan zat cair maupun zat padat.

Wujud zat umumnya dinyatakan pada keadaan suhu kamar (250C) dan tekanan 1 atm.
Unsur-unsur di alam pada umumnya berwujud padat dan dibangun dari partikel atom. Hanya
ada beberapa unsur yang berwujud cair atau gas; di samping ada beberapa unsur yang
dibangun dari molekul-molekul. Untuk jelasnya dapat diikuti bagan berikut ini.

WUJUD UNSUR

PADAT CAIR GAS

partikel partikel partikel partikel partikel partikel


atom molekul atom molekul atom molekul

HAMPIR Hanya: Hanya: Hanya: Hanya: Hanya:


SEMUA iodium; fosfor; raksa; galium; brom unsur gas hidrogen; oksigen;
UNSUR belerang fransium mulia nitrogen; fluor; klor;

Gbr 3.10. Bagan pembagian unsur berdasarkan wujudnya dan jenis partikelnya.

Bagan menurut Gbr 3.10 memperlihatkan bahwa,


• sebagian besar unsur berwujud padat dan hanya sebagian kecil yang berwujud
cair dan gas. Di antara unsur berwujud padat itu hanya sebagian kecil yang
tersusun dari partikel-partikel molekul yakni iodium, fosfor, dan belerang.
• unsur berwujud cair yang tersusun dari partikel-partikel atom hanya ditemukan
pada raksa, galium, dan fransium. Sedangkan unsur berwujud gas yang tersusun
dari partikel-partikel atomik hanya ditemukan pada unsur gas mulia (helium,
neon, argon, kripton, dan xenon).
• selain itu, hanya sedikit sekali unsur berwujud gas di alam yang tersusun dari
partikel-partikel molekul, yakni hanya hidrogen, oksigen, nitrogen, fluor, dan klor.

2. Sifat Gas
Telah dikemukakan bahwa gas berbeda dengan zat padat dan zat cair; gas dapat
berdifusi dan memenuhi ruang yang ditempatinya. Oleh karena itu bentuk gas akan mengikuti
bentuk ruang yang ditempatinya sehingga volum gas pun akan sama dengan volum dari ruang
(wadah) yang ditempati. Jika ruang yang ditempatinya diperbersar, maka membesar pula
volum gas itu, dan begitu juga sebaliknya. Jadi volum gas selalu ditentukan oleh volum ruang
yang ditempatinya.

37
Selain memiliki volum, gas juga memiliki tekanan. Tekanan ini disebabkan oleh
partikel-partikel gas yang bergerak yang menumbuk dinding ruang yang ditempatinya.
Tekanan dapat diukur berdasarkan besarnya gaya yang menumbuk dinding per satuan luas
dinding. Besarnya gaya bergantung pada jumlah partikel dalam ruangan. Semakin banyak
partikel semakin besar tekanan yang ditimbulkannya.

3. Perubahan Wujud
Gas selain dapat berdifusi, gas juga dapat dimampatkan atau sebaliknya dapat
direnggangkan. Sifat gas ini disebabkan oleh gaya tarik antar pertikelnya yang sangat lemah
dan letak antar partikelnya yang sangat berjauhan.
Jika gas dimampatkan (volum diperkecil atau tekanan diperbesar) maka jarak antar partikelnya
menjadi semakin berdekatan. Pemampatan gas, menyebabkan jarak antar partikelnya semakin
dekat dan terjadi gaya tarik menarik yang agak lebih kuat. Pemampatan tinggi akan mengubah
wujudnya dari gas menjadi berwujud cair. Hanya dengan tekanan tinggi perubahan ini terjadi.
Oleh karena itu gas cair harus disimpan pada tempat yang dingin agar tidak mudah meledak.
Pemanfaatan sifat gas ini dapat dijumpai dengan penerapan kemasan gas dalam wujud cair yang
diperdagangkan dalam tabung baja bertekanan tinggi.
Bebebeda dengan gas, pada umumnya zat padat dan zat cair relatif tidak dapat dimampatkan.
Zat padat dapat mencair karena pemanasan. Partikel-partikel logam yang semula amat teratur
dan amat berdekatan menjadi bergetar akibat pemanasan; akibat ini dapat menyebabkan
padatan logam akan menjadi lelehan logam karena jarak dan susunan antar partikelnya telah
mencapai keadaan zat cair. Air, bila dipanaskan akan berubah menjadi uap air, dan bila
didinginkan akan membeku.
Perubahan wujud zat pada hakekatnya merupakan perubahan jarak dan susunan antar
partikel zat itu. Oleh karena itu perubahan wujud atau perubahan fasa suatu zat pada umumnya
berlangsung secara bertahap yakni dari fasa padat ke fasa cair, dan berakhir ke fasa gas; atau
sebaliknya.

Gbr 3.11.
Bagan Perubahan Fasa pada Zat

Gbr 3.9 memperlihatkan perubahan fasa yang dapat terjadi pada suatu zat. Namun ada
beberapa zat yang perubahan wujudnya memperlihatkan dari padat langsung ke fasa gas; atau
sebaliknya. Peristiwa inilah yang disebut penyubliman (sublimasi).
Penyubliman dapat diamati pada zat-zat seperti iodium, dan kamper.



38
IKHTISAR

merupakan campuran yang memiliki


CAMPURAN bidang batas dan komposisi tidak
CAMPURAN C HETEROGEN
merupakan gabungan dari beberapa A merata (serbaneka)
zat dengan sifat asli zat tidak hilang M merupakan campuran yang memiliki
P CAMPURAN sifat di antara campuran homogen dan
U KOLOID campuran heterogen
R
A CAMPURAN merupakan campuran yang tidak
M N HOMOGEN memiliki bidang batas dengan
A { LARUTAN } komposisi merata (serbasama)
meliputi
T
E Melalui pemisahan fisis
R merupakan zat yang dapat diuraikan
I SENYAWA menjadi zat lebih sederhana melalui
reaksi kimia biasa
Z
A melalui reaksi
T
ZAT merupakan materi yang UNSUR merupakan zat yang tak dapat diu-
bersifat tunggal dan homogen raikan lagi melalui reaksi kimia biasa

Gbr 3.12 Penggolongan Materi Dan Sifatnya

Jenis
wujud Partikel Contoh Rumus Kimia

atom HAMPIR Sama Dengan


SEMUA UNSUR LAMBANG ATOM UNSUR
PADAT
molekul Hanya unsur: I2 ; P 4 ; S 8
iodium; fosfor; belerang

atom Hanya unsur: Sama dengan


raksa; galium; fransium lambang atom unsurnya
UNSUR cair
molekul Hanya unsur: Br2
brom

Z atom Hanya unsur: Sama dengan


A gas mulia lambang atom unsurnya
gas
T Hanya unsur:
molekul hidrogen; nitrogen; H2 ; N2 ; O2 ; F2 dan Cl2
oksigen; fluor; dan klor

Semua air ; karbon dioksida; H2O; CO2 ;


SENYAWA Wujud molekul C6H12O6; H4C2O2; dst.
gula ; cuka ; dst.

Gbr 3.13 Bagan Ikhtisar Penggolongan Zat Dan Sifat Partikel Zat
(Catatan: Unsur gas mulia antara lain helium, neon, argon, kripton.)

39
Unsur adalah zat yang tak dapat diurai lagi melalui cara kimia biasa.
Senyawa adalah zat yang dapat diurai menjadi zat lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa.
Komponen campuran dapat dipisahkan melalui cara fisis seperti penyaringan, penguapan,
pengembunan, kristalisasi, dan lain-lain bergantung pada tipe campuran itu.
Persen massa (%) sebagai satuan kadar campuran yang menunjukkan bagian massa suatu zat
per total massa campuran.
Ppm sebagai satuan kadar campuran yang menunjukkan jumlah bagian suatu zat per juta
bagian campuran.
Karat sebagai satuan kadar untuk logam emas dan paduannya menunjukkan jumlah bagian
logam emas per 24 bagian.
Beberapa teori atom Dalton yang penting:
• Atom merupakan partikel terkecil dari unsur,
• Atom-atom dapat bergabung secara kimia membentuk molekul.
• Senyawa terbentuk dari hasil penggabungan atom-atom unsur.
Partikel materi meliputi atom, molekul, dan ion.
Sebagian besar unsur berwujud padat dan tersusun dari partikel-partikel berupa ‘atom’;
kecuali unsur-unsur iodium, fosfor, dan belerang tersusun dari molekul-molekul
(sebagai I2, P4, dan S8).
Unsur berwujud cair yang tersusun dari patikel-partikel berupa ‘atom’ hanya Hg, Ga, dan Fr;
sedangkan unsur berwujud cair yang tersusun dari patikel-partikel berupa ‘molekul’
hanya unsur Br2.
Umumnya unsur berwujud gas tersusun dari patikel-partikel berupa ‘molekul unsur’ meliputi
H2, N2, O2, F2, dan Cl2; kecuali unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, dan Xe) tersusun dari
patikel-partikel berupa ‘atom gas’.
Partikel penyusun senyawa berupa molekul dan ion. Ion-ion dalam senyawanya tersusun rapat
dan kuat dengan membentuk kristal ion dengan titik leleh tinggi (misal garam dapur,
marmer). Senyawa yang tersusun dari molekul-molekul senyawa ada yang berwujud
padat (misalnya gula, kamper); cair (air, asam sulfat); dan ada yang berwujud gas
(karbon dioksida, amoniak).


40
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)


01. Materi dapat dikelompokkan ke dalam ….
A. zat dan unsur
B. senyawa dan unsur
C. zat dan senyawa
D. campuran dan zat
E. senyawa dan campuran
02. Pernyataan mana yang tidak sesuai dengan sifat zat?
A. Senyawa dapat diperoleh dari campurannya melalui proses fisis.
B. Senyawa dapat diurai menjadi bagian yang lebih sederhana.
C. Senyawa bersifat tunggal dan bersifat serbasama (homogen).
D. Senyawa mempunyai susunan yang lebih sederhana dari unsur.
E. Senyawa hanya dapat diurai melalui reaksi kimia.
03. Manakah di antara zat berikut ini yang merupakan senyawa?
A. besi D. gas oksigen
B. kuningan E. baja
C. air
04. Pernyataan yang tidak tepat adalah ….
A. unsur termasuk dalam golongan zat.
B. unsur termasuk dalam golongan campuran.
C. unsur lebih sederhana susunannya daripada senyawa.
D. unsur tergolong zat tunggal dan homogen
E. unsur tak dapat diurai menjadi bagian yang lebih sederhana.
05. Hal berikut ini, mana yang tidak benar mengenai air?
A. Jika dielektrolisis, air akan mengurai.
B. Pemanasan dapat mengakibatkan air terurai.
C. Air murni dapat diperoleh dari distilasi air kolam.
D. Air lebih komplek susunannya daripada gas oksigen atau gas hidrogen.
E. Air bersifat zat tunggal dan homogen.
06. Manakah di antara materi berikut ini yang bukan golongan campuran?
A. Perunggu D. Alkohol
B. Baja E. Tanah
C. Nasi
07. Kedua materi berikut ini yang membentuk larutan jika dicampurkan adalah ….
A. Air dan minyak D. Gula dan belerang
B. Alkohol dan air E. Alkohol dan garam dapur
C. Udara dan air

41
08. Manakah di antara materi di bawah ini yang merupakan campuran homogen?
A. Perunggu D. Air susu
B. Asap E. Tanah liat
C. Air sungai
09. Satu L udara mengandung 0,05 mL gas racun karbon-monoksida, CO.
Berapa kadar gas CO dalam ppm?
A. 0,005 ppm D. 5,0 ppm
B. 0,05 ppm E. 50,0 ppm
C. 0,5 ppm
10. Dua kg tanah liat mengandung 30 g logam aluminium. Berapa %(massa) aluminium
dalam tanah liat ?
A. 6,00 % D. 0,30 %
B. 3,00 % E. 0,15 %
C. 1,50 %
11. Suatu senyawa berwujud padat tergolong garam. Partikel penyusun senyawa ini berupa ….
A. molekul D. molekul diatom
B. atom E. molekul tetraatom
C. ion
12. Di antara logam berikut, logam mana yang berwujud cair pada suhu kamar?
A. silikon D. magnesium
B. raksa E. aluminium
C. besi
13. Unsur yang berwujud cair pada suhu kamar dan tersusun dari partikel molekul diatom
adalah ….
A. raksa D. klor
B. brom E. iodium
C. krom
14. Ciri-ciri umum kristal ion adalah ….
A. padat, keras, titik leleh sangat tinggi, dan tidak terbakar
B. padat, keras, titik leleh sedang, dan mudah terbakar.
C. padat, lunak, titik leleh sedang, dan tidak terbakar
D. padat, lunak, titik leleh sedang, dan dapat terbakar
E. padat, keras, tidak meleleh tetapi mudah menguap
15. Berikut merupakan sifat dari gas, kecuali ….
A. dapat berdifusi D. dapat mengembang
B. dapat dimampatkan E. dapat mengkerut
C. tak dapat dicairkan

42
ESSAY
Campuran Dan Zat
01. Nyatakanlah perbedaan antara kedua kelompok materi berikut.
a. Senyawa dan unsur
b. Campuran dan zat
c. Campuran heterogen dan campuran homogen
d. Larutan dan koloid
02. Kelompokkanlah materi di bawah ini ke dalam campuran, zat, campuran heterogen,
koloid, larutan, senyawa, dan unsur.
Nyatakan (isikan) jawaban anda ke dalam tabel jawaban berikut.
Nama Golongan
Materi Materi Nama Materi

gula
air teh Campuran
tanah
alkohol
air sumur
oksigen Zat
udara
kuningan
medali perunggu
darah
tembaga Campuran
tinta Heterogen
asap
iodium
uap air
air kelapa Koloid
air lumpur
garam dapur
cat
air hujan
emas Larutan
tanah liat
kabut
iodium tinktur
air sirop
raksa Senyawa

Unsur

43
03. Hasil pemisahan tinta melalui cara kromatografi kertas diperlihatkan oleh Gbr 3.14.

Absorban
(Kertas
saring
kering)
Noda
tinta
Air

(a) (b) (c)

Gbr 3.14. Pemisahan tinta menjadi komponen-komponennya melalui kromatografi kertas.


(a) Air mulai merayap naik.
(b) Air bergerak dengan membawa komponen yang berbeda dengan kecepatan berbeda.
(c) Air berhasil memisahkan tinta menjadi 3 komponen.
Dari data yang diperoleh di atas, jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Tinta dapat digolongkan campuran heterogen, koloid, ataukah larutan? Sertailah
penjelasan singkat.
b. Ketiga komponen yang berhasil dipisahkan tersebut, termasuk zat atau campuran?
c. Dalam proses di atas, mana yang berperan sebagai komponen pelarut dan mana yang
berperan sebagai komponen terlarut!
04. Tersedia 3 kotak berisi serbuk halus putih dari 3 jenis zat yang berbeda. Diduga ketiga
jenis zat itu adalah gula, tepung beras, dan garam yang tercemar racun. Bagaimana caranya
untuk memastikan isi kotak sesuai dengan jenis zatnya?

Kadar Materi
05. Seseorang menemukan berlian seberat 4,5 g. Perkirakanlah karat dari permata tersebut.
(Jawab: 22,5 karat.)
06. Sebuah gelang emas 22 karat massanya 8,4 g dan sebatang emas 23 karat setelah
ditimbang massanya 12 gram. Berapa gram, total kandungan emas murni dalam kedua
benda tersebut? (Jawab: 19,2 g emas murni.)
07. Garam beriodium adalah garam dapur, NaCl yang dicampur senyawa NaI. Bila kadar NaI
sebesar 0,5%, berapa g NaI yang terdapat dalam setiap kg garam dapur beriodium?
(Jawab: 5 g NaI per kg garam dapur.)
08. Hasil uji laboratorium terhadap air tanah di suatu lokasi menunjukkan bahwa setiap l liter
air tanah mengandung 15 mg besi. Nayatakanlah kadar besi dalam air tersebut ke dalam
satuan ppm. (Petunjuk anggap 1 liter air tanah, massanya 1 kg). (Jawab: 15 ppm.)

Jenis Partikel Materi


09. Berikanlah 3 contoh zat padat masing-masing dibangun dari atom-atom, molekul-molekul,
dan ion-ion.
10. Udara merupakan larutan berfasa gas yang terdiri dari gas nitrogen sebagai pelarut, dan zat
terlarut seperti gas oksigen, gas karbon dioksida, uap air, dan gas argon. Sebutkanlah jenis
partikel yang menyusun udara tersebut.
11. Mengapa gas elpiji (gas yang dicairkan) harus dikemas dalam tabung baja tahan karat dan
kuat? Mengapa pula tabung itu harus disimpan (diletakkan) pada tempat yang dingin?
12. Bagaimana caranya membedakan antara senyawa ion dan senyawa bukan ion?

44
13. Kelompokkanlah zat berikut menurut jenis partikel penyusunnya!
• tembaga • garam dapur • intan • platina • iodium
• belerang • karbon dioksida • tawas • karbon • helium
• es balok • pupuk kalium • emas • gula • alkohol
• marmer • gas nitrogen • air • neon • oksigen
• raksa • aluminium • fosfor • besi • batu kapur
Isikan jawaban anda ke dalam tabel di bawah ini.
Jenis Partikel Penyusun Nama Zat

Atom

Molekul

Ion

Susunan Partikel Materi


14. Nyatakanlah pendapatmu mengapa benda padat memiliki bentuk yang tetap sementara zat
cair mudah mengalir?
15. Apa yang terjadi jika gas oksigen dimampatkan pada tekanan tinggi?


45
Bab ini merupakan bagian penting dari Kimia. Rumus kimia sebagai salah satu sifat kimia
yang telah disinggung pada bab terdahulu akan dibahas lebih jauh. Sementara “lambang atom”
yang telah dibahas di Bab 3 akan menjadi dasar penulisan rumus kimia suatu zat. Pemahaman
terhadap rumus kimia akan memudahkan pemahaman pada bab-bab selanjutnya; rumus kimia
memiliki aplikasi penting terutama dalam penulisan persamaan reaksi dan dalam penyelesaian
masalah yang berhubungan dengan perhitungan kimia.
Oleh karena itu siapkan waktu dan perhatian khusus; pemahaman baru akan digapai hanya jika
disertai dengan latihan menyelesaikan soal-soal di akhir bab.

A. RUMUS KIMIA ZAT


Zat meliputi unsur dan senyawa. Rumus kimia zat bergantung pada jenis partikel yang
membangun zat itu dan harus menggambarkan sifat zat yang bersangkutan. Rumus kimia
merupakan salah satu sifat kimia yang berperan penting dalam ilmu kimia. Oleh karenanya
beberapa aturan dalam menyatakan rumus kimia zat yang telah disepakati harus dipatuhi.

1. Rumus Kimia Unsur


Rumus kimia unsur umumnya sama dengan lambang atomnya.
Contoh:
Nama Unsur: Lambang Atom: Rumus Kimia Unsur:
karbon C C
besi Fe Fe
tembaga Cu Cu
seng Zn Zn
dst.
Catatan:
Jika hafal nama unsur dan lambang atomnya, maka dengan sendirinya akan diketahui pula rumus
kimia unsur itu. Rumus kimia unsur ini sangat berguna pada pembahasan persamaan reaksi.
Hanya ada beberapa unsur yang tidak selalu demikian. Unsur-unsur seperti ini di antaranya
ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Beberapa Unsur dan Pengecualian Rumus Kimianya
Nama Unsur: Lambang Atom: Rumus Kimia Unsur (*): Wujud:

hidrogen H H2 gas
nitrogen N N2 gas
oksigen O O2 gas
fluor F F2 gas
klor Cl Cl2 gas

46
Nama Unsur: Lambang Atom: Rumus Kimia Unsur (*): Wujud:

brom Br Br2 cair

iod I I2 padat
fosfor P P4 padat
sulfur S S8 padat
(*) Rumus kimia unsur untuk kelompok unsur ini sering disebut sebagai rumus molekul unsur.

Tabel 4.1 erat hubungannya dengan bagan yang diperlihatkan pada Gbr. 3.13 (halaman 45)
karena saling memperjelas satu sama lain.

CATATAN:
Tabel 3.2 dan 4.1 merupakan kunci penting untuk memperkirakan rumus kimia unsur. Semua unsur, rumus
kimianya sama dengan lambang atomnya; kecuali unsur-unsur yang tertera pada tabel 4.1.

2. Rumus Kimia Senyawa


Pada bab 3, Dalton telah menyatakan bahwa molekul terbentuk sebagai hasil penggabungan
kimia dari atom-atom. Juga telah dikemukakan bahwa senyawa dibangun dari partikel-
partikel kecil yang disebut molekul senyawa. Hanya molekul-molekul senyawa ini terbentuk
dari hasil penggabungan kimia dari atom-atom yang berbeda jenisnya.
Karena senyawa merupakan gabungan dari beberapa unsur tak-sejenis, maka lambang
molekulnya pun merupakan kumpulan lambang/tanda atom unsurnya. Lambang molekul
senyawa dengan sendirinya menjadi rumus kimia senyawa atau umumnya disebut sebagai
rumus molekul senyawa. Tabel 4.2 dapat memperjelas hal ini.
Tabel 4.2
Nama, Jenis Molekul, Lambang Molekul, Rumus Kimia, dan
Rumus Molekul dari Beberapa Senyawa.
Lambang Rumus Kimia Senyawa
Senyawa Molekul Senyawa Molekul (Rumus Molekul Senyawa)

Karbon monoksida Terbentuk dari 1 atom C, CO CO


dan 1 atom O

karbon dioksida Terbentuk dari 1 atom C, CO2 CO2


dan 2 atom O

air Terbentuk dari 2 atom H, H2O H2O


dan 1 atom O.

amoniak Terbentuk dari 1 atom N, NH3 NH3


dan 3 atom H.

alkohol Terbentuk dari 2 atom C, C2H6O C2H6O


6 atom H, dan 1 atom O.

glukosa Terbentuk dari 6 atom C, C6H12O6 C6H12O6


12 atom H, dan 6 atom O.

47
Rumus molekul suatu senyawa ditetapkan berdasarkan pengujian komposisi unsur-unsur
yang menyusunnya, dan dari hasil ini selanjutnya ditetapkan “rumus perbandingan jumlah
atom”-nya yang disebut rumus empirik.
Di alam sering ditemukan ada 2 senyawa dengan rumus molekul berbeda tetapi
keduanya memiliki rumus empirik yang sama. Contoh berikut yang memperlihatkan
hubungan rumus empirik dan rumus molekul adalah:
Perbandingan jumlah atom Rumus Empirik Rumus Molekul
H:O=2:1 H2O H2O
N:O=1:2 NO2 NO2 ; N2O4
C:H=1:2 CH2 C2H4; C3H6; C4H8; C5H10; dst.
Tampak bahwa, ada beberapa senyawa mempunyai rumus empirik yang sama. Terhadap rumus
empirik seperti ini harus dilakukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan rumus molekul senyawa
mana yang dimaksud. Hal ini akan dijelaskan pada bagian lain.
Yang penting dari hubungan di atas adalah bahwa dari 2 jenis unsur dapat dibentuk lebih dari 1
jenis senyawa. Sederetan senyawa yang terbentuk dari dua jenis unsur selalu mempunyai
rumus empirik yang sama.
Di samping itu, sebagai contoh, C dan O dapat membentuk lebih dari 2 jenis senyawa dengan
rumus, yaitu CO dan CO2; hanya kedua senyawa ini masing-masing memiliki rumus empirik
yang sekaligus merupakan rumus molekulnya.
Telah disebutkan pada bab lalu bahwa di alam terdapat lebih dari 110 unsur, maka
dapat dibayangkan betapa banyaknya senyawa di alam ini.
Banyak senyawa telah tersedia di alam; jadi alamlah yang membentuk senyawa itu (disebut
senyawa alami). Di samping senyawa alami, dikenal pula senyawa buatan (senyawa
sintetis). Senyawa pemberi rasa, bau, warna yang berasal dari alam, kini telah dapat dibuat
secara sintesis. Karet, serat, plastik, batu permata, dsb. juga dapat dibuat secara sintetis.

B. PERSAMAAN REAKSI
Mengapa kita harus belajar hal-hal yang sulit seperti harus menguasai rumus kimia
unsur dan senyawa? Uraian berikut memperlihatkan salah satu kegunaan penting dari rumus
kimia. Perhatikanlah 2 pernyataan di bawah ini.

Pernyataan 1 Pernyataan 2
(dengan menggunakan lambang kata) (dengan menggunakan lambang kimia)
“arang (karbon)
dibakar (bereaksi dengan oksigen) C + O2 → CO2
menghasilkan gas karbon dioksida”

1. Definisi Persamaan Reaksi


Pernyataan 1 dan pernyataan 2 mengandung pengertian yang sama. Namun harus
diakui bahwa pernyataan 2 lebih singkat dan praktis, bahkan memperlihatkan suatu hubungan
(suatu persamaan) antara zat asal (kiri panah) dan zat baru (kanan panah). Jadi rumus kimia
dapat digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa kimia yang terjadi di sekitar kita.

48
Pernyataan singkat tentang sebuah perubahan kimia dengan menggunakan rumus kimia atau
simbol kimia dinamakan persamaan reaksi kimia, atau persamaan reaksi.

Persamaan reaksi merupakan


pernyataan singkat tentang suatu perubahan kimia dengan
menggunakan rumus kimia atau simbol kimia.

Sebuah persamaaan reaksi terdiri dari 2 suku, yaitu:


• suku kiri; sebagai zat-zat yang bereaksi (disebut pereaksi), dan
• suku kanan; sebagai zat baru hasil reaksi (disebut hasil reaksi).

2. Syarat persamaan reaksi


Sebuah persamaan reaksi telah dinyatakan secara benar dan mencirikan peristiwanya,
antara lain bila:
(1) kedua suku memperlihatkan kesamaan jenis atom, dan
(2) kedua suku memperlihatkan kesamaan jumlah atom sejenis.

C + O2 → CO2
suku kiri suku kanan
(1) Kedua suku memiliki kesamaan jenis atom, yaitu C & O
(2) Kedua suku memiliki kesamaan jumlah atom sejenis:
suku kiri : ada 1 atom C; dan 2 atom O
suku kanan : ada 1 atom C; dan 2 atom O
Dengan demikian persamaan reaksi di atas telah memenuhi persyaratan
sebuah persamaan reaksi yang benar (setara).

3. Penyetaraan Persamaan Reaksi


Perhatikan sebuah contoh persamaan reaksi di bawah ini.

Fe + O2 → Fe2O3
Persamaan reaksi ini kedua sukunya baru memenuhi:
kesamaan jenis atom, tetapi jumlah atom sejenisnya belum sama.
CARA MENYETARAKANNYA :
Tetapkan dulu rumus kimia yang paling kompleks sebagai acuan.
Untuk ini kita pilih Fe2O3
Fe + O2 → Fe2O3
Atom Fe: [1] x 2 [2]
Diperoleh: 2 Fe + O2 → Fe2O3
Atom O: [2] x 1½ [3]
Diperoleh: 2 Fe + 1½ O2 → Fe2O3
x 2 (untuk pembulatan)
Diperoleh: 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
(Persamaan reaksi ini telah setara.)

49
4. Koefisien Reaksi
Bilangan yang terlibat dalam penyetaraan sebuah persamaan reaksi disebut koefisien
persamaan reaksi atau koefisien reaksi.
Untuk reaksi:
4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3,
koefisien reaksinya berturut-turut adalah 4, 3, dan 2.

Latihan 4.1.
Periksalah apakah persamaan reaksi berikut setara, dan kemudian tetapkan koefisien reaksinya.
a. S8 + 10 O2 → 4 SO2 + 4 SO
b. Al2O3 + 3 H2O → 2 Al(OH)3

5. Arti Persamaan Reaksi


Setelah memenuhi persyaratan “setara”, barulah sebuah persamaan reaksi memberikan
arti secara kuantitatif, yaitu persamaan reaksi dapat menunjukkan hubungan perubahan
kuantitatif antar zat-zat yang terlibat dalam persamaan. Jadi koefisien reaksi memiliki fungsi
penting pada sebuah persamaan reaksi. Penjelasan lebih jauh tentang hal ini akan dibahas pada
bab selanjutnya.
Di samping beberapa ketentuan di atas, pada persamaan reaksi biasanya disertai
beberapa tambahan keterangan untuk memperjelas reaksi yang bersangkutan. Keterangan
tambahan ini bergantung pada sifat kejelasan reaksi yang dituntut dari pokok pembahasan
yang dibicarakan. Jadi tidak harus selalu disertakan dalam penulisan persamaan reaksi.
Penulisan persamaan reaksi yang dilengkapi dengan beberapa keterangan tambahan
dicontohkan seperti di bawah ini.
a. Wujud Zat
Zat-zat yang terlibat reaksi biasanya dilengkapi dengan keterangan wujud atau fasanya.
Simbol wujud yang diterapkan adalah:
(s) ‘solid’; menyatakan bahwa zat itu berwujud padat atau kristal; kadang-kadang untuk kristal
dapat digunakan simbol: (c).
(l) ‘liquid’; menyatakan bahwa zat itu berwujud cair.
(g) ‘gas’; menyatakan bahwa zat itu berwujud gas
(aq) ‘aqueous’; menyatakan bahwa zat itu dalam keadaan terlarut dalam pelarut air; jika terlarut
dalam pelarut amoniak diberi simbol (am); dalam pelarut CCl4 ditulis (CCl4).

Contoh penerapan:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
S8(s) + 10 O2(g) → 4 SO2(g) + 4 SO3(g)
Al2O3(s) + 3 H2O(l) → 2 Al(OH)3(aq)
Ca(OH)2(aq) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + 2 H2O(l)

50
b. Kalor reaksi
Perubahan energi selalu menyertai reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang melepaskan dan
ada pula yang menyerap energi panas (kalor). Selain itu ada beberapa reaksi kimia
berlangsung karena adanya energi cahaya (berupa sinar UV atau sinar lainnya), atau oleh
adanya energi listrik.
Contoh penerapan:
C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
CaCO3(s) + kalor → CaO(s) + CO2(g)*
CH4(g) + Cl2(g) + sinar uv → CH3Cl(g) + HCl(g)
En. listrik
H2O(l) 2 H2(g) + O2(g)
* Dapat ditulis sebagai: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)

c. Zat pemercepat
Reaksi ada yang berlangsung cepat dan berlangsung amat lambat. Reaksi yang terakhir ini
dapat dipercepat dengan menambahkan zat pemecepat yang disebut katalis. Katalis ini
tidak mengalami perubahan dan dapat diperoleh kembali di akhir reaksi.
Contoh penerapan:
2 H2O2(l) MnO2 2 H2O(l) + O2(g)
Fe
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Ni
CO(g) + 3 H2(g) CH4(g) + H2O(g)

6. Penyetaraan secara Aljabar


Di samping cara yang dikemukakan di atas, penyetaraan persamaan reaksi dapat juga
dilakukan dengan cara lain, yakni cara aljabar. Cara ini tidak begitu penting; disajikan hanya
untuk menunjukkan sebagai salah satu cara penyetaraan.
Sebelum melakukan penyetaraan selalu terlebih dahulu diperiksa apakah jenis atom yang
terlibat di kedua suku sudah sama. Berikut adalah contoh penyetaraan cara aljabar
(menggunakan persamaan matematis).

Diketahui sebuah persamaan reaksi belum setara: NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO3 + H2O
Setarakanlah persamaan reaksi tersebut.
Penyelesaian:
“Menyetarakan persamaan reaksi” berarti menetapkan koefisien reaksi.
Misalkan koefisien reaksi itu seperti berikut:
NaOH + a Cl2 → b NaCl + c NaClO3 + d H2O
Karena melibatkan 4 jenis atom (Na, O, H, Cl) berarti akan melibatkan 4 persamaan matematis.
Persamaan matematis ini diperoleh melalui penyamaan suku kiri dan suku kanan untuk setiap jenis atom.
Diperoleh:
Na: 1 = b + c (pers. 1) H: 1 = 2d (pers. 3)
O: 1 = 3c + d (pers. 2) Cl: 2a = b + c (pers. 4)

51
Kerjakan dulu persamaan yang paling sederhana!
Langkah1 : 2d = 1   d = 1
2
Langkah 2 : 3c + d = 1  3c + 1 = 1  3c = 1   c = 1
2 2 6
Langkah 3 : b + c = 1  b + 1 = 1  b = 1- 1 = 5   b = 5
6 6 6 6
Langkah 4 : 2a = b + c  2a = 5 + 1 = 1   a = 1
6 6 2
Didapat harga-harga: a = ½ ; b = 5/6 ; c = 1/6 ; d = ½.
Substitusikan pada persamaan: NaOH + a Cl2 → b NaCl + c NaClO3 + d H2O;
diperoleh:
NaOH + ½ Cl2 → 5/6 NaCl + 1/6 NaClO3 + ½ H2O (pembulatan x 6),
Akhirnya diperoleh:
6 NaOH + 3 Cl2 → 5 NaCl + NaClO3 + 3 H2O

Latihan 4.2.
Setarakan persamaan reaksi berikut:
a. Al + H2SO4 → Al2(SO4)3 + H2. (Jawab: Koefisien reaksinya 2; 3; 1; 3.)
b. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO + H2O. (Jawab: Koefisien reaksinya 3; 8; 3; 2; 4.)

C. BEBERAPA JENIS SENYAWA


Senyawa dapat dibagi menjadi senyawa anorganik dan senyawa organik.
Yang termasuk senyawa organik pada umumnya adalah senyawa yang dihasilkan atau berasal
dari makhluk hidup. Contoh senyawa ini adalah pati (amilum), gula, asam cuka, alkohol, bensin,
minyak tanah, dst. Jadi senyawa organik pada dasarnya dapat diproduksi ulang melalui
pembudi-dayaan.
Sementara senyawa anorganik pada umumnya terbentuk dari unsur-unsur yang terdapat di
bumi (alam) yang tak dapat diproduksi ulang; jadi jumlahnya terbatas. Kelompok unsur yang
membentuk senyawa anorganik, misalnya semua logam, dan beberapa unsur bukan-logam
(hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, fluor, klor, brom, dan iod). Contoh senyawa anorganik
adalah asam klorida (HCl), air (H2O), amoniak (NH3), garam dapur (NaCl), dan sebagainya.
Berikut ini akan dibahas beberapa jenis senyawa anorganik biner dan tata namanya.
Senyawa biner merupakan senyawa yang terbentuk dari 2 jenis atom yang berbeda. (Senyawa
organik dan tata namanya akan dibahas pada bab tersendiri.)

1. Bilangan Oksidasi Unsur dan Penerapannya


Rumus molekul suatu senyawa bergantung pada bilangan oksidasi (BO) dari masing-
masing unsur pembentuk senyawa itu. Mengetahui (hafal) BO suatu unsur akan menudahkan
penetapan rumus molekul senyawanya.
Tabel 4.3 menyajikan BO beberapa unsur penting.

52
Tabel 4.3 Bilangan Oksidasi (BO) Beberapa Unsur Penting dalam Senyawanya
BO Unsur Logam dalam Senyawanya
5, 3 : As, Sb 2,1 : Cu, Hg 2 : Mg, Ca, Sr, Ba, Zn
4,2 : Sn, Pb 4 : Si 1 : Li, Na, K, Ag
3,2 : Fe, Co, Ni 3 : Al

BO Unsur Bukan-logam dalam senyawanya


7,5,3,1 : Cl 5,4, ,3,2 : N -2 : O
7,5,3,1 : Br, I 5, 3 : P -1 : F
6,4,-2 : S 4,2 : C +1 : H
Keterangan:
(1) BO yang ditulis 4,2, dst. seharusnya dibaca +4,+2.
(2) BO unsur adalah 0 (misalnya BO dari H2; O2; Cl2; P4; S8; dst. berharga 0).
(3) BO senyawa adalah 0 (BO H2O = 0; BO NH3 = 0; BO CO2 = 0; BO H2SO4 = 0).

Berdasarkan nilai BO unsur dalam senyawanya, kita dapat menuliskan rumus molekul senyawa
biner antara 2 unsur berbeda. Perhatikan beberapa contoh berikut.

Contoh: BO Rumus Contoh: BO Rumus


positip negatip Molekul positip negatip Molekul
+2 -2 +2 -2
(1) C O CO (5) Fe O FeO
+4 -2 +3 -2
(2) CO2 (6) Fe2O3
C O Fe O
+1 -2 +1 -1
(3) H2O (7) NaCl
H O Na Cl
+1 -2 +1 -2
(4) H2S (8) Na2S
H S Na S
Pada setiap contoh, rumus molekul dapat dibentuk dari 2 unsur yang BO-nya berlawanan tanda.

+2 –2 +4 –2
C O C O
Maka rumus perbandingan atom: C2O2. Maka rumus perbandingan atom: C2O4.
Rumus molekulnya: CO. Rumus molekulnya: CO2.

Pada contoh (1) dan (2), unsur C memiliki BO +2 dan BO +4 sedangkan unsur O memiliki BO
–2. Dengan demikian unsur C dan unsur O dapat membentuk 2 jenis senyawa masing-masing
dengan rumus molekul CO dan CO2.
Sementara pada contoh (5) dan (6), unsur besi dapat membentuk dua senyawa dengan rumus
molekul FeO dan Fe2O3.
Jadi dalam hal ini, rumus molekul senyawa biner diambil dari rumus perbandingan jumlah
atom yang paling sederhana.
CATATAN:
“Bilangan oksidasi” akan dibahas lebih lengkap pada bab khusus.
BO unsur dalam senyawanya pada Tabel 4.3 akan diterapkan pada pembahasan berikut ini.

53
Latihan 4.3.
Tuliskan rumus molekul yang terbentuk antara:
a. kalium dan iodium d. fosfor dan hidrogen
b. antimon dan oksigen e. nitrogen dan oksigen
c. aluminium dan belerang

2. Oksida Dan Tata Namanya


Oksida adalah senyawa yang terbentuk antara suatu unsur dan oksigen. Rumus molekul
oksida dapat diperkirakan dari BO unsur yang bersangkutan (lihat Tabel 4.3).
Contoh oksida:
H2O; N2O5, CO2, P2O3, Cl2O7, SO3, Na2O, CaO, Fe2O3, PbO2, dst.
Karena unsur dapat dibedakan sebagai unsur logam dan unsur bukan-logam, maka oksida pun
dapat dibedakan menjadi oksida logam dan oksida bukan-logam. Berdasarkan Tabel 4.3,
maka contoh untuk kedua oksida ini adalah:
Contoh oksida logam: Contoh oksida bukan-logam:
Na2O, CaO, Fe2O3, PbO2, dst. H2O; N2O5, CO2, P2O3, Cl2O7, SO3, dst.

a. Tata Nama Oksida Bukan-logam


Aturan penamaan oksida bukan-logam adalah:
(awalan+nama unsur bukan-logam) (awalan+oksida)
Awalan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Awalan dalam Kimia
1 = mono 6 = heksa 11 = undeka 20 = ikosa
2 = di 7 = hepta 12 = dodeka 21 = henikosa
3 = tri 8 = okta 13 = trideka 22 = dokosa
4 = tetra 9 = nona 14 = tetradeka 23 = trikosa
5 = penta 10 = deka 15 = pentadeka 24 = tetrakosa
Contoh:
Rumus Nama Rumus Nama
CO (mono)karbon monoksida Cl2O diklor (mono)oksida
CO2 (di)karbon dioksida Cl2O3 diklor trioksida
H 2O dihidrogen (mono)oksida Cl2O5 diklor pentoksida
Cl2O7 diklor heptoksida
Keterangan:
(1) Awalan di antara dua tanda kurung dapat dihilangkan.
(2) H2O pada keadaan kamar berwujud cair dan sering disebut air.

Dengan demikian, berdasarkan pada harga BO (Tabel 4.3), kita dapat memperkirakan atau
menuliskan rumus kimia oksida bukan-logam yang mungkin.

54
Latihan 4.4.
Tuliskan rumus molekul dan nama dari oksida-oksida belerang, dan oksida-oksida nitrogen.

b. Tata Nama Oksida Logam


Aturan penamaan oksida logam adalah:
nama unsur logam+(BO*)+oksida atau: (nama Latin unsur logam+o/i*)+(oksida)
Keterangan:
Tambahan (harga BO*) atau kata o/i*, bila unsur logam memiliki lebih dari sebuah harga BO.
Contoh:
Rumus Nama: Nama Lain:
Na2O natrium oksida -
MgO magnesium oksida -
Al2O3 aluminium oksida -
Hg2O raksa(I)oksida merkuro oksida
HgO raksa(II)oksida merkuri oksida
Dst.
Catatan:
(1) Pada “raksa(I)oksida”, bilangan romawi I menunjukkan harga BO Hg=+1 dalam Hg2O.
(2) Oksida logam dari unsur logam ber-BO tunggal hanya memiliki sebuah nama oksida.

Latihan 4.5.
1. Tuliskan rumus kimia dari kalium oksida dan ferro oksida.
2. Apa nama dari BaO dan Sb2O3.

3. Asam, Basa, Dan Tata Namanya


Asam adalah senyawa yang mengandung gugus H dan dapat dilepaskan sebagai ion H+.
Basa adalah senyawa yang mengandung gugus OH dan dapat dilepaskan sebagai ion OH-.
Menurut batasan ini, setiap senyawa asam selalu mengadung gugus H sedangkan senyawa
basa selalu mengandung gugus OH. Dengan demikian rumus kimia kedua kelompok senyawa
ini pun bersifat khas termasuk aturan penamaannya.

a. Tata Nama Asam


Asam-asam memiliki tatanama khusus. Untuk memperjelas hal ini amatilah berbagai
asam yang diberikan menurut Tabel 4.5 dan 4.6 berikut.
Tabel 4.5 Beberapa Asam Non-oksi
Rumus Nama Rumus Nama
HF asam fluorida HCN asam sianida
HCl asam klorida HCNS asam tiosianida
HBr asam bromida H2S asam sulfida
HI asam iodida

55
Tabel 4.6 Beberapa Asam Oksi.
Rumus Nama Rumus Nama
CH3COOH asam asetat HClO asam hipoklorit
HNO2 asam nitrit HClO2 asam klorit
HNO3 asam nitrat HClO3 asam klorat
H2CO3 asam karbonat HClO4 asam perklorat
H2C2O4 asam oksalat HBrO asam hipobromit
H2SO3 asam sulfit HBrO3 asam bromat
H2SO4 asam sulfat HIO asam hipoiodit
H3PO3 asam fosfit HIO3 asam iodat
H3PO4 asam fosfat HIO4 asam periodat
Keterangan:
Asam nonoksi merupakan asam yang tidak mengandung unsur oksigen; sebaliknya
asam oksi sebagai asam yang mengandung unsur oksigen. (Lihat juga Tabel 4.8.)

b. Tata Nama Basa


Basa-basa memiliki tatanama yang tidak begitu berbeda dengan nama oksidanya, yaitu
hanya dengan mengganti kata “oksida” dengan kata “hidroksida”. Beberapa basa
ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rumus Kimia Dan Nama Beberapa Basa
Rumus Nama Nama lain
NH4OH amonium hidroksida -
NaOH natrium hidroksida -
KOH kalium hidroksida -
Mg(OH)2 magnesium hidroksida -
Ca(OH)2 kalsium hidroksida -
Al(OH)3 aluminium hidroksida -
CuOH tembaga(I)hidroksida kupro hidroksida
Cu(OH)2 tembaga(II)hidroksida kupri hidroksida
Fe(OH)2 besi(II)hidroksida ferro hidroksida
Fe(OH)3 besi(III)hidroksida ferri hidroksida
Dst.
Catatan:
BO unsur logam berperan penting dalam memperkirakan rumus kimia dan nama dari basanya.

4. Oksida Basa, Oksida Amfoter, Dan Oksida Asam


a. Oksida Basa
Di muka telah dibahas oksida logam dan oksida bukan-logam. Semua oksida logam
merupakan oksida basa, yakni oksida yang dapat membentuk basa dengan pelarut air. Jadi
semua basa mempunyai oksida basanya, kecuali amonium hidroksida, NH4OH.

56
Reaksi:
Na2O + H2O → 2 NaOH
natrium oksida air natrium hidroksida
CaO + H2O → Ca(OH)2
kalsium oksida air kalsium hidroksida
Sb2O5 + 5 H2O → 2 Sb(OH)5
antimoni oksida air antimoni hidroksida

Reaksi pembentukan NH4OH adalah NH3 + H2O → NH4OH.


Semua oksida basa berwujud padat dan dapat bereaksi dengan air membentuk basa. Hampir
sebagian besar basa sukar larut di dalam air, oleh karena itu larutan menjadi keruh oleh
terbentuknya endapan. Hanya beberapa yang mudah larut di dalam air seperti NH4OH, LiOH,
NaOH, KOH, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2. Sedangkan Ca(OH)2 sedikit larut dalam air.
Reaksi di atas secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut:
NH3(g) + H2O(l) → NH4OH(aq)
Na2O(s) + H2O(l) → 2 NaOH(aq)
CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Sb2O5(s) + 5 H2O(l) → 2 Sb(OH)5(s)

b. Oksida Amfoter
Beberapa oksida-logam ada yang dapat membentuk basa maupun asam. Oksida seperti
ini disebut oksida amfoter. Oksida amfoter meliputi ZnO, Al2O3, SiO2, PbO, PbO2, SnO,
SnO2, As2O3, As2O5, Sb2O3, dan Sb2O5. Oksida amfoter beserta asam atau basanya diberikan
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Unsur, Oksida, Dan Asam/Basa Amfoter
Unsur Oksida
Amfoter Amfoter Basa Asam
Zn ZnO Zn(OH)2 ; seng hidroksida H2ZnO2 ; asam zinkat.
Al Al2O3 Al(OH)3 ; aluminium hidroksida HAlO2 ; asam aluminat.
Si SiO2 Si(OH)4 ; silikon hidroksida H2SiO3 ; asam silikat.
Pb PbO Pb(OH)2 ; plumbi hidroksida H2PbO2 ; asam plumbit.
PbO2 Pb(OH)4 ; plumbi hidroksida H2PbO3 ; asam plumbat.
Sn SnO Sn(OH)2 ; stanno hidroksida H2SnO2 ; asam stannit.
SnO2 Sn(OH)4 ; stanni hidroksida H2SnO3 ; asam stannat.
As As2O3 As(OH)3 ; arseno hidroksida H3AsO3 ; asam arsenit.
As2O5 As(OH)5 ; arseni hidroksida H3AsO4 ; asam arsenat.
Sb Sb2O3 Sb(OH)3 ; antimono hidroksida H3SbO3 ; asam antimonit.
Sb2O5 Sb(OH)5 ; antimoni hidroksida H3SbO4 ; asam antimonat.
Catatan:
Semua basa amfoter (berarti asamnya juga) tergolong sukar larut dalam air.

57
c. Oksida Asam
Oksida bukan-logam ada yang dapat dan ada yang tidak dapat membentuk asam dengan
pelarut air. Oksida bukan-logam yang dapat membentuk asam dengan pelarut air disebut
oksida asam.
Sebagian besar oksida asam (yang berasal dari oksida bukan logam) berwujud gas pada
suhu kamar dan umumnya larut dalam air. Oleh karena itu adanya oksida-oksida asam di udara
menyebabkan air murni bila terbuka menjadi bersuasana asam. Hanya tidak semua asam larut
baik di dalam pelarut air (lihat Tabel 4.10 tentang sifat-sifat asam).
Tabel 4.9 Beberapa Pasangan Oksida Asam dan Asamnya

Oksida-asam: CO CO2 NO2 N2O3 N2O5 SO2 SO3


Asamnya: - H2CO3 - HNO2 HNO3 H2SO3 H2SO4

Contoh reaksi pembentukan asam:


(1) CO + H2O →
karbon monoksida
(2) CO2 + H2O → H2CO3
karbon dioksida asam karbonat
(3) N2O5 + H2O → 2 HNO3
dinitrogen pentoksida asam nitrat
(4) SO2 + H2O → H2SO3
belerang dioksida asam sulfit

Tabel 4.10 Sifat-sifat Asam.


Asam berwujud padat : H2SiO3(*), H2C2O4, H3AsO3, H3AsO4, H3SbO3, H3SbO4(*).
Asam berwujud cair : HNO3, H2SO4, H3PO4.
Asam berwujud gas : HF, HCl, HCN(*), CH3COOH(*), H2S(*).
Asam mudah mengurai : HNO2, H2CO3, H2SO3, H2S2O3.
Keterangan:
1. (*) sukar/sedikit larut dalam air.
2. Reaksi asam-asam yang mudah terurai:
2 HNO2(aq) → H2O(l) + NO(g) + NO2(g)
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
H2SO3(aq) → H2O(l) + SO2(g)
H2S2O3(aq) → H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Petunjuk: Kerjakanlah latihan 3.6 sampai selesai dan benar, baru kemudian
melanjutkan ke bagian materi pelajaran berikutnya.

Latihan 4.6.
1. Apa nama senyawa berikut ini.
a. H2C2O4. b. Ba(OH)2. c. HAlO2.
2. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut:
a. litium oksida. b. amonium hidroksida. c. asam bromat.

58
3. Mana di antara oksida berikut yang merupakan oksida basa, oksida amfoter, dan oksida asam.
a. P2O3 b. As2O3 c. Co2O3
4. Isilah bagian kosong pada tabel-tabel di bawah ini.
O2- OH- Cl- SO42- PO43-
H2O …………. …………. …………. H3PO4
H+
air air asam klorida …………………… ……………………
K2O …………. …………. K2SO4 ………….
K+
…………………… kalium hidroksida …………………… …………………… kalium fosfat
…………. …………. CaCl2 …………. Ca3(PO4)2
Ca2+
kalsium oksida …………………… …………………… …………………… ……………………
…………. Fe(OH)2 …………. …………. ………….
Fe2+
besi(II)oksida …………………… …………………… ferro sulfat ……………………
Fe2O3 …………. …………. …………. ………….
Fe3+
…………………… …………………… ferri klorida …………………… ……………………

D. REAKSI KIMIA SEDERHANA


Air merupakan pelarut universal; hampir sebagian besar zat dapat melarut ke dalam air.
Oleh karena itu, sebagian reaksi-reaksi kimia banyak yang dilangsungkan dalam pelarut air.
Berikut ini pembahasan beberapa jenis reaksi sederhana yang berlangsung dalam pelarut air.

1. Reaksi Asam Dan Basa


asam + basa → garam + air
Contoh: Contoh lain:
3 NaOH + H3PO4 → Na3PO4 + 3 H2O
Na OH + H Cl → NaCl + H2O natrium fosfat

Secara lengkap reaksi ini dapat ditulis sebagai:


NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
natrium hidroksida asam klorida natrium klorida

2. Reaksi Oksida-basa Dan Asam


oksida-basa + asam → garam + air
Contoh: Contoh lain:
3 CaO + 2 H3PO4 → Ca3(PO4)2 + 3 H2O
Na2 O + 2 H Cl → 2 NaCl + H2O kalsium fosfat
(perhatikan jawaban latihan 4.6 nomor 4).
Secara lengkap reaksi ini dapat ditulis sebagai:
Na2O(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(l)
natrium klorida

59
Latihan 4.7.
Tuliskan persamaan reaksi berikut ini.
1. KOH(aq) + H2SO4(aq).
2. Padatan barium oksida dimasukkan ke dalam larutan asam nitrat.

3. Reaksi Oksida-asam Dan Basa


oksida-asam + basa → garam + air
Contoh:
(1) CO2 + 2 NaOH → Na2CO3 + H2O
(2) CO2 + Ca(OH)2 → CaCO3 + H2O
(3) SO3(g) + 2 KOH(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l)

4. Reaksi Oksida Amfoter Dan Asam/Basa


oksida-amfoter + asam → garam + air

oksida-amfoter + basa → garam + air


Contoh:

ZnO + 2 HCl → ZnCl2 + H2O


ZnO + 2 NaOH → Na2ZnO2 + H2O
Al2O3 + 6 HNO3 → 2 Al(NO3)3(aq) + 3 H2O(l)
aluminium nitrat

Al2O3(s) + 2 KOH(aq) → 2 KAlO2(aq) + H2O(l)


kalium aluminat

Latihan 4.8.
Tulislah persamaan reaksi yang terjadi.
1. Gas karbon dioksida dialirkan ke dalam larutan Ba(OH)2.
2. Padatan timah(II)oksida dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat.
3. Padatan stanno oksida dan larutan natrium hidroksida.


60
IKHTISAR
Lambang atom unsur diturunkan dari:
• huruf awal kapital dari nama Latin unsurnya, atau
• huruf awal kapital + satu huruf kecil dari nama Latin unsurnya.
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah atom-atom pembentuknya.
Rumus kimia unsur umumnya sama dengan lambang atom unsurnya; kecuali unsur-unsur dari
H, O, N, F, Cl, Br, I, P, dan S (lihat bagan).
Rumus kimia senyawa sesuai dengan lambang molekulnya yang ditentukan oleh jenis dan
jumlah atom pembentuk molekul itu. Rumus kimia senyawa sering disebut sebagai rumus
molekul.
Persamaan reaksi merupakan pernyataan singkat suatu perubahan kimia. Persamaan reaksi
memiliki arti dan peran penting dalam perhitungan kimia. Arti dari persamaan reaksi
adalah kesetaraan perubahan antara pereaksi dan zat hasil reaksi. Persamaan reaksi
berperan sebagai acuan perhitungan (kuantitatif) terhadap perubahan zat yang terlibat
reaksi.
Oksida merupakan senyawa antara suatu unsur dan oksigen.
Oksida dapat dibagi menjadi oksida logam dan oksida bukan-logam. Oksida logam umumnya
dapat membentuk basa dengan air (disebut oksida basa) sedangkan hanya sebagian oksida
bukan-logam larut dalam air membentuk asam (disebut oksida asam). Oksida yang dapat
bersifat sebagai oksida basa maupun oksida asam disebut oksida amfoter.
Asam merupakan senyawa yang dapat melepaskan ion H+; sedangan basa merupakan senyawa
yang dapat melepaskan ion OH- di dalam air.
Garam merupakan senyawa antara ion logam dan ion sisa asam. Garam dapat dihasilkan
antara lain dari reaksi antara asam dan basa. Garam dapat dibentuk dari reaksi antara
kedua peraksi berikut:
• asam dan basa • logam dan asam
• oksida basa dan asam • logam dan garam
• oksida asam dan basa • garam dan garam
• oksida amfoter dan basa • garam dan basa
• oksida amfoter dan asam • garam dan asam
• amoniak dan asam



61
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar).


01. Kelompok lambang atom yang langsung menjadi rumus kimia unsurnya adalah:
A. Na, Fe, S C. K, Cu, Br E. Si, C, H
B. Al, Co, I D. Mg, Pt, Ni
02. Unsur natrium, nitrogen, dan neon berturut-turut mempunyai rumus kimia:
A. Na, N, dan Ne D. Na, N2, dan Ne2
B. Na, N2, dan Ne E. Na2, N2, dan Ne2
C. Na, N, dan Ne2
03. Manakah di antara pernyataan berikut yang tepat ?
A. Semua unsur berwujud gas terdiri dari molekul diatom.
B. Rumus kimia belerang dan fosfor adalah S4 dan P8.
C. Unsur brom berwujud cair dengan rumus kimia Br2.
D. Hg adalah rumus kimia dari unsur merkurium berwujud padat
E. Salah satu unsur berwujud gas adalah iodium dengan rumus kimia I2.
04. Semua pasangan rumus kimia berikut berwujud gas kecuali:
A. H2 dan N2. C. O2 dan F2. E. Cl2 dan I2.
B. N2 dan O2. D. F2 dan Cl2.
05. Kelompok unsur padat berikut ini yang berpartikel dasar molekul adalah:
A. fosfor, belerang, iodium D. fosfor, nitrogen, raksa
B. belerang, iodium, brom E. klor, fluor, brom
C. iodium, klor, karbon
06. Rumus kimia belerang, fosfor, dan iodium berturut-turut adalah ….
A. S, P, dan I C. S, P4, dan I2. E. S8, P4, dan I.
B. S, P, dan I2. D. S8, P4, dan I2.
07. Suatu senyawa terdiri dari unsur hidrogen, nitrogen, dan oksigen memiliki perbandingan
jumlah atom H : N : O = 2 : 1 : 1. Senyawa ini mempunyai rumus molekul yang memenuhi
adalah:
A. HNO2 C. NH4OH E. NH4NO3
B. HNO3 D. NH4NO2
08. Deretan senyawa mempunyai rumus molekul C2H4, C3H6, C4H8, dan C5H10. Rumus
empirik kelompok senyawa ini dapat dinyatakan sebagai:
A. CH2 C. C5H10. E. (CH2)n
B. C2H4 D. CnH2n
09. Dalam senyawa berikut ini, senyawa mana yang memiliki jumlah atom paling banyak ?
A. Al2(SO4)3 C. Na2CO3.10H2O E. C12H22O11
B. NH4NO3 D. CuSO4.5H2O

62
10. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk gas amoniak, NH3. Persamaan
reaksi yang memenuhi Hukum kekekalan Massa untuk perubahan kimia ini adalah:
A. NH3 → N + 3 H D. N2 + H2 → NH3
B. 2 NH3 → N2 + 3 H2 E. ½ N2 + 1½ H2 → NH3
C. N + 3 H → NH3
11. Manakah di antara persamaan reaksi berikut yang telah setara ?
A. Al2O3 + CO → 2 Al + 2 CO2 D. 4 HNO2 → 2 H2O + NO + 2 NO2
B. 2 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3 E. KClO3 → KCl + O2
C. Ba(OH)2 + 2 HCl → BaCl2 + 2 H2O
12. Berikut ini yang bukan senyawa biner maupun senyawa terner adalah ….
A. H2O C. H2SO4 E. KCNS
B. NaCl D. Al(OH)3
13. Diketahui BO unsur-unsur dalam senyawanya seperti berikut: H = +1; O = -2; K = +1; dan
S = -2. Rumus molekul senyawa di bawah yang tidak tepat adalah:
A. H2O C. K2O. E. K2S
B. S2O2 D. H2S
14. Manakah di antara rumus molekul di bawah ini yang tergolong asam?
A. NH4OH C. LiOH E. KOH
B. CH3COOH D. AgOH
15. Rumus molekul dari strontium oksida adalah:
A. SrO C. Sr2O2 E. SrO2
B. Sr2O D. Sr2O3
16. Diklor heptoksida memiliki rumus molekul:
A. Cl2O C. Cl2O5 E. Cl2O9
B. Cl2O3 D. Cl2O7
17. Manakah yang merupakan rumus molekul dari timbal(II)oksida?
A. Pb2O C. PbO2 E. Pb2O4
B. PbO D. Pb2O2
18. Manakan di antara oksida berikut ini yang dapat membentuk asam nitrat?
A. N2O C. NO2 E. N2O5
B. NO D. N2O3
19. Manakah oksida berikut yang bukan merupakan oksida asam ?
A. Karbon monoksida D. Diklor monoksida
B. Dinitrogen trioksida E. Fosfor pentoksida
C. Sulfur trioksida
20. Basa berikut ini yang tidak mempunyai oksida basa adalah ….
A. KOH C. Al(OH)3 E. NH4OH
B. Mg(OH)2 D. Sn(OH)4

63
21. Jika asam bromida direaksikan dengan kasium hidroksida akan membentuk senyawa ….
A. Ca2Br C. CaBr2 E. CaBr3
B. Ca2Br2 D. Ca2Br3
22. Reaksi antara larutan asam klorida dan larutan natrium hidroksida adalah:
A. 2 NaOH(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(s) + 2 H2(g) + O2(g)
B. 2 NaOH(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + 2 H2(g) + O2(g)
C. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(s) + H2O(g)
D. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(g)
E. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
23. Rumus basa yang dapat terbentuk dari oksida kobal adalah:
A. CoOH dan Co(OH)2 D. Co(OH)2 dan Co(OH)4
B. Co(OH)2 dan Co(OH)3 E. Co(OH)3 dan Co(OH)5
C. CoOH dan Co(OH)3
24. Silikon hidroksida dalam suasana basa dapat berubah bersifat asam sebagai asam silikat
dengan rumus molekul:
A. HSiO3 C. H2SiO4 E. H3SiO4
B. H2SiO3 D. H3SiO3
25. Asam nitrat dapat bereaksi dengan barium hidroksida membentuk garam barium nitrat
dengan rumus molekul:
A. BaNO2 C. BaNO3 E. Ba(NO3)3
B. Ba(NO2)2 D. Ba(NO3)2

ESSAY
Lambang Atom
01. Isilah bagian kosong dengan nama unsur atau lambang atomnya.

No. Nama Unsur Lambang No. Nama Unsur Lambang No. Nama Unsur Lambang
Atom Atom Atom
1. tembaga 11. stibium 21. Mn
2. Ni 12. hydrargyrum 22. cuprum
3. perak 13. Sn 23. mercurium
4. As 14. kalsium 24. Ca
5. N 15. seng 25. stannum
6. barium 16. antimon 26. Sb
7. ferrum 17. Hg 27. nitrogen
8. Na 18. besi 28. Zn
9. timah 19. S 29. nikel
10. H 20. kalium 30. K

64
Rumus Kimia Zat
02. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara molekul unsur dan molekul senyawa.
03. Diketahui zat-zat:
• gas nitrogen • gas helium • iodium • air • fosfor
• krom • belerang • gas oksigen • merkurium • gula
Kelompokkanlah, mana di antara zat-zat tersebut yang memiliki:
a. rumus kimia paling sederhana.
b. 2 buah atom sejenis per rumus kimianya.
c. 2 jenis atom berbeda per rumus kimia.
d. lebih dari 3 atom per rumus kimianya.
04. Tuliskan rumus kimia (di kolom A) dan pernyataan yang menunjuk pada jumlah dan jenis
atom (di kolom B) serta jumlah atom per molekulnya (di kolom C) sehingga keduanya
memiliki hubungan yang sesuai.
A B C
…… 1 molekulnya tersusun dari 8 atom sulfur ……
P4 …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
…… satu molekulnya terbentuk dari 2 atom hidrogen, ……
1 atom belerang, dan 3 atom oksigen
Al(OH)3 …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
…… 1 molekulnya tersusun dari 1 atom kalium, 1 atom besi, ……
6 atom C, dan 6 atom nitrogen
(CH3)2Hg …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
05. Isilah bagian kosong pada tabel di bawah ini dengan jawaban yang benar! Jika tidak ada
jawabannya berilah tanda strip (tanda: − ).
No. Nama zat Jenis Rumus Rumus No. Nama zat Jenis Rumus Rumus
Partikel Kimia Molekul Partikel Kimia Molekul
1. …………… …… S8 ….. 6. …………… …… Au …..
2. stannum …… ….. ….. 7. brom …… ….. …..
3. …………… ion ….. ….. 8. …………… …… ….. H2
4. argon …… ….. ….. 9. karbon dioksida …… ….. …..
5. …………… …… ….. P4 10. …………… …… H2O …..

65
06. Kelompokkanlah zat dengan rumus kimia berikut menurut kelompok zat sebagaimana
disajikan menurut tabel di bawah ini.
• Ca(OH)2 • NO2 • P4 • KClO3 • Xe • Cu
• HCl • Fe • H2SO4 • CO2 • KMnO4 • CuSO4
• H2 • H2O2 • O3 • H2SO3 • S8 • Mg
• CCl4 • C2H5OH • Pb • NH3 • C12H22O11 • NaOH

Jenis Zat Jenis partikel Rumus Kimia


Unsur Atom unsur
Unsur Molekul unsur
Senyawa Molekul Senyawa

Persamaan Reaksi
07. Periksalah, apakah persamaan reaksi berikut ini telah setara.
a. SO3 + H2O → H2SO4 setara / belum
b. B2O3 + H2O → 2 H3BO3 setara / belum
c. OPCl3 + 6 NH3 → OP(NH2)3 + 2 NH4Cl setara / belum
d. Al2O3 + 2 NaOH + 7 H2O → 2 NaH8AlO6 setara / belum
e. 3 NaNH2 + NaNO3 → 2 NaN3 + 3 NaOH + NH3 setara / belum
08. Ubahlah pernyataan berikut ini menjadi sebuah persamaan reaksi yang benar.
a. Belerang dibakar menghasilkan gas belerang dioksida, SO2.
b. Padatan bijih besi, Fe2O3 direduksi oleh gas karbon monoksida menjadi besi cair dan
gas karbon dioksida, CO2.
c. Padatan KClO3 terurai menjadi lelehan KCl dan gas oksigen yang dikatalisis oleh MnO2.
d. Gas NOCl akan terurai menjadi gas NO dan gas klor pada suhu 1300C.
e. Serbuk pengembang kue, NaHCO3 dapat dibuat dengan mereaksikan kristal natrium
karbonat, Na2CO3; air; dan gas karbon dioksida.
09. Setarakan persamaan reaksi yang belum tepat ini.
a. Fe + O2 → Fe2O3 f. Cu2O + Cu2S → Cu + SO2
b. CaC2 + H2O → Ca(OH)2 + C2H2 g. Ca(OH)2 + NO → Ca(NO3)2 + N2 + H2O
c. ZnS + O2 → ZnO + SO2 h. NaIO3 + SO2 + H2O → I2 + Na2SO4 + H2SO4
d. P4O10 + H2O → H3PO4 i. Ca3(PO4)2 + SiO2 + C → CaSiO3 + P4 + CO
e. SnO2 + Al → Sn + Al2O3 j. CrI3 + KOH + Cl2 → K2CrO4 + KIO4 + KCl + H2O



66
Di muka kita telah membahas tentang jenis perubahan materi. Bagian dari Kimia yang
membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antara zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan
kimia atau reaksi kimia dikenal dengan istilah “stoikiometri” (berasal dari kata “stoicheion”
berarti unsur, dan “metron” berarti mengukur atau menghitung). Pengukuran dalam Kimia
dimulai pada tahun 1790 oleh Lavoisier dan kimiawan lainnya pada saat itu.
Pada bagian ini akan dibahas hukum-hukum gas, mol sebagai satuan, penerapan rumus kimia,
dan persamaan reaksi dalam perhitungan kimia.

A. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO*


Sekitar awal abad 19, perilaku atau sifat gas menjadi perhatian para ilmuwan. Mereka
menemukan beberapa gejala dari gas-gas yang tidak sesuai dengan teori atom Dalton
yang menyatakan “atom-atom dapat bergabung membentuk molekul dengan
perbandingan bilangan bulat sederhana”.
Pembuktian teori atom Dalton dimulai pada tahun 1808 ketika Gay-Lussac melaporkan
tentang penemuannya, dan kemudian diperbaiki pada tahun 1811 oleh Avogadro melalui
hipotesisnya.

1. Hukum Perbandingan Volum


Joseph Gay-Lussac (Perancis) pada tahun 1808 berdasarkan pada laporan hasil
eksperimennya, mengemukakan bahwa:
gas hidrogen + gas klor → gas hidrogen klorida
1 volum 1 volum 2 volum

gas hidrogen + gas oksigen → uap air


2 volum 1 volum 2 volum

gas hidrogen + gas nitrogen → gas amoniak


3 volum 1 volum 2 volum

Eksperimen Gay Lussac di atas dapat di artikan bahwa,


bila 1 L gas hidrogen direaksikan dengan 1 L gas klor akan dihasilkan 2 L gas hidrogen klorida.
Perbandingan volumnya adalah 1 : 1 : 2 (merupakan perbandingan bilangan bulat sederhana).
Demikian juga bila 2 L gas hidrogen direaksikan dengan 1 L gas oksigen akan dihasilkan 2 L
uap air. Jadi perbandingannya juga merupakan bilangan sederhana yakni 2 : 1 : 2.
Vgas hidrogen : Vgas klor : Vgas hidrogen klorida = 1 : 1 : 2
Vgas hidrogen : Vgas oksigen : Vuap air = 2 : 1 : 2

Gay Lussac menyimpulkan hasil pengamatannya tersebut yang kemudian dikenal


sebagai Hukum Perbandingan Volum (Gay-Lussac’s Law of combining volums). Hukum ini
menyatakan bahwa “pada suhu dan tekanan yang sama maka perbandingan volum gas-gas
yang terlibat reaksi merupakan bilangan bulat sederhana”.

* Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang diturunkan dari pengetahuan yang ada. Sebuah hipotesis dianggap sebagai perkiraan
umum yang tajam dan cermat, dan untuk sementara diterima sebagai kecenderungan dari gejala yang terjadi.

67
Pada masa itu, molekul unsur belum dikenal sehingga unsur hidrogen dan unsur klor dianggap
terdiri dari partikel-partikel atom (sesuai dengan teori atom Dalton yang dianut ketika itu).
Akibat dari hukum itu dan Hukum Kekekalan Massa, bila 2 gas yang bereaksi bervolum sama
pada kondisi yang sama maka atom yang dikandung oleh kedua gas itu jumlahnya harus
sama pula.
Untuk memperkuat pernyataan tersebut, Gay Lussac menggunakan illustrasi
seperti ditunjukkan oleh Gbr 5.1 berikut.

+ →

1 volum 1 volum 2 volum


( 4 atom ) ( 4 atom ) ( 8 atom )
Gbr 5.1 Penggabungan hidrogen dan klor ( = atom hidrogen; = atom klor )
Jika 1 volum gas pada kondisi tertentu dimisalkan ada 4 partikel, maka 2 volum gas pada kondisi
sama akan mengandung 8 partikel.

Menurut Gay-Lussac, perbandingan itu hanya terjadi pada gas, bukan pada massa
tetapi pada volumnya. Gejala pada gas ini tidak terjadi pada padatan dan cairan.
Ilustrasi Gay Lussac tersebut mendapat sanggahan dari Dalton karena bertentangan dengan
bahwa “atom tidak dapat dipecah”.
Latihan 5.1.
Sebuah tabung bervolum 5 L pada T dan P berisi N partikel gas A.
a. Berapa partikel gas A yang terkandung dalam setiap liter gas A pada kondisi yang sama?
(Jawab: 1/5 N partikel.)
b. Berapakah volum yang ditempati oleh 2 N partikel gas A pada kondisi yang sama? (Jawab: 10 L.)

2. Hipotesis Avogadro
Pada tahun 1811, Amadeo Avogadro (Italia), melalui tulisannya berhasil menunjukkan
kesesuaian antara Hukum Perbandingan Volum dan Teori Atom Dalton dengan mengajukan
dua anggapan (postulat) berikut:
• Volum yang sama dari gas yang berbeda, pada suhu dan tekanan yang sama
akan mengandung jumlah partikel yang sama.
• Partikel dasar dari gas bukan atom tetapi molekul.
Atas dasar postulatnya tersebut, Avogadro mengajukan hipotesisnya yang terkenal, yaitu:
“Gas-gas (atau uap) yang bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
jika kondisi (suhu dan tekanan) gas-gas itu sama”
Berdasarkan postulat itu, Avogadro memperkenalkan molekul unsur sebagai partikel dasar
dari gas, dan bukan atom seperti yang dikemukakan oleh Gay Lussac dalam menjelaskan
hukumnya. Hipotesis Avogadro berhasil meyakinkan kesesuaian antara Hukum Perbandingan
Volum dan Teori Atom Dalton.
Di samping itu, hipotesis Avogadro juga bersesuaian dengan hasil eksperimen pada waktu itu
yang membuktikan bahwa perbandingan volum dari gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air
adalah 2 : 1 : 2.

68
Hipotesis Avogadro berhasil menjelaskan Hukum Perbandingan Volum, dan juga tidak
bertentangan dengan Teori Atom Dalton.
Avogadro menggunakan ilustrasi di bawah ini untuk menjelaskan hal tersebut.
Satu volum gas apa saja, pada suhu dan tekanan yang sama, akan mengandung jumlah
molekul yang sama. Jika dimisalkan 1 volum ada 4 molekul gas maka penggabungan 2
jenis gas yang bervolum sama dapat digambarkan seperti di bawah ini.

+ →

H2 Cl2 HCl
1 volum 1 volum 2 volum
4 molekul 4 molekul 8 molekul
Gbr 5.2. Penggabungan gas hidrogen dan gas klor menurut hipotesis Avogadro

+ →

H2 O2 HCl
2 volum 1 volum 2 volum
8 molekul 4 molekul 8 molekul
Gbr 5.3. Penggabungan gas hidrogen dan gas oksigen menurut hipotesis Avogadro
Uraian di atas memperlihatkan bahwa hipotesis Avogadro dapat membuktikan bahwa
Hukum Perbandingan Volum adalah benar dan tidak bertentangan dengan Teori Atom Dalton.
Tampak bahwa partikel dasar unsur berwujud gas dapat berupa molekul. Molekul-molekul
unsur ini sebagai hasil penggabungan beberapa atom.
CATATAN:
Di kemudian hari ditemukan adanya zat berwujud gas dengan partikel dasar berupa atom
(misalnya dengan ditemukannya gas mulia).

Selain dapat membuktikan kebenaran Hukum Perbandingan Volum, hipotesis Avogadro juga
memperlihatkan adanya hubungan antara volum dan koefisien masing-masing gas dalam
persamaan reaksinya.
Pada suhu dan tekanan yang sama:
gas hidrogen + gas oksigen → uap air
2 volum 1 volum 2 volum
2 H2(g) + 1 O2(g) → 2 H2O(g)
Oleh karena itu, berdasarkan hipotesis Avogadro, untuk antar zat berwujud gas pada suhu
dan tekanan yang sama bila diketahui persamaan reaksinya, berlaku perbandingan:
volum gas A koefisien gas A
=
volum gas B koefisien gas B
Untuk reaksi pembentukan uap air di atas, masing-masing koefisien dalam persamaan
reaksinya merupakan bilangan dari perbandingan volum gas-gasnya.
volum gas H 2 : volum gas O2 : volum gas H 2 O = 2 :1: 2

69
CATATAN:
Hipotesis Avogadro baru dapat dibuktikan kebenarannya secara eksperimen setelah ½ abad
kemudian.
Pada tahun 1858, Stanislao Cannizzaro (Italia) melakukan penetapan massa atom relatif unsur
berdasarkan hipotesis Avogadro. Dengan menerapkan massa molekul hidrogen sebesar 2 g pada
suhu 00C dan tekanan 1 atm berdasarkan massa atom relatif atom H = 1, Cannizzaro berhasil
menghitung bahwa volum dari 2 g gas hidrogen pada kondisi itu adalah sebesar 22,4 L. Pada
kondisi yang sama, volum dari 32 g gas oksigen (dengan massa atom relatifnya = 16) adalah
sama, yakni 22,4 L.
Pada tahun 1865, hipotesis Avogadro kembali dibuktikan kebenarannya oleh J. Loschmidt
(Austria). Berdasarkan teori kinetika tumbukan, melalui perhitungan, Loschmidt menemukan
bahwa gas oksigen dengan volum 22,4 L pada 0 0C dan 1 atm mengandung jumlah molekul
sebanyak 6 x 1023. Bilangan ini kemudian disebut bilangan Avogadro sebagai penghormatan
kepada Avogadro.

Sejak pembuktian Cannizzaro dan Loschmidt, hipotesis Avogadro kemudian


dinyatakan sebagai Hukum Avogadro karena telah berhasil dibuktikan kebenarannya. Hukum
Avogadro memiliki aplikasi luas dalam perhitungan yang berhubungan dengan gas-gas.

Contoh Soal 5.1.


2 volum gas A pada T dan P bereaksi dengan 3 volum gas B pada kondisi sama membentuk 2 volum
gas C pada kondisi sama. Berapa perbandingan volum gas yang terlibat reaksi ?
Penyelesaian:
Volum A : Volum B : Volum C = 2 : 3 : 2

Contoh Soal 5.2.


Gas-gas yang terlibat reaksi memenuhi persamaan reaksi: N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g).
1. Berapakah koefisien reaksi masing-masing zat yang terlibat reaksi ?
2. Berapa perbandingan volum antar gas yang terlibat reaksi ?
Penyelesaian:
1. Koefisien masing-masing gas secara berurutan adalah 1; 3; 2.
2. Perbadingan volum antar gas yang telibat reaksi adalah setara dengan perbandingan koefisiennya.
Perbandingan koefisien: koefisien N2 : koefisien H2 : koefisien NH3 = 1 : 3 : 2.
Perbandingan volumnya: volum gas N2 : volum gas N2 : volum gas NH3 = 1 : 3 : 2.

Contoh Soal 5.3.


Hasil percobaan pada reaksi antara 2 volum gas N2 (pada T dan P) dan 5 volum gas O2 (pada T
dan P) menghasilkan 2 volum NxOy (pada T dan P).
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Tetapkanlah rumus molekul gas NxOy.
Penyelesaian:
a. Persamaan reaksinya adalah: x N2(g) + y H2(g) → 2 NxOy (g)
b. Perbandingan koefisien adalah koefisien N2 : koefisien H2 : koefisien NxOy = x : y : 2
Karena perbandingan koefisien setara dengan perbandingan volum, maka berlaku:
volum N2 : volum H2 : volum NxOy = x : y : 2 = 2 : 5 : 2.
Dari perbandingan ini maka nilai x = 2 dan y = 5. Dengan demikian rumus molekul NxOy adalah N2O5.

70
Latihan 5.2.
1. Dalam tabung 2 L pada kondisi T dan P berisi N molekul gas O3. Berapa jumlah molekul
gas O3 yang mengisi 1 L tabung pada kondisi yang sama? (Jawab: ½ N molekul O3.)
2. Satu liter uap karbon, C (pada T dan P) habis bereaksi dengan 2 liter gas H2 (pada T dan P)
membentuk 1 liter gas CHx (pada T dan P). Tetapkanlah rumus molekul gas CHx.
(Jawab: Rumus molekul: CH4.)

B. MASSA RELATIF DARI ATOM DAN MOLEKUL


1. Massa Relatif Atom
Atom merupakan partikel amat kecil, dan untuk menentukan massanya diperlukan alat
khusus yang disebut Spektrometer-massa. Dengan alat ini dapat ditetapkan massa sebuah atom
hidrogen, H yakni besarnya 1,6736 x 10–24 gram. Betapa kecilnya massa atom H ini bahkan
atom yang paling besar sekali pun, massanya kurang dari 5,000 x 10–24 gram. Bilangan
berpangkat ini kurang praktis penggunaannya; oleh karena itu para ahli sepakat untuk
menggunakan satuan khusus untuk massa atom. Satuan ini diberi nama: satuan massa atom
(sma; atau amu = atomic mass units) dengan simbol: .
Melalui pertimbangan ilmiah, atom C-12 dipilih sebagai atom acuan, dan ditetapkan
bahwa massa sebuah atom C-12 adalah tepat sebesar 12 . Massa sebuah atom C-12
yang sebenarnya adalah 19,9268 x 10–24 g; dan dengan menggunakan satuan massa atom
penyederhana () dapat disederhanakan menjadi sebesar 12,0000. Dengan demikian
satuan massa atom penyederhana () besarnya adalah:
19,9268 x 10- 24 g
= 1,66 x 10 -24 g
12,0000

Dari nilai ini, IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry) menetapkan:
1  = 1 sma = 1/12 x massa 1 atom C-12 = 1,66 x 10–24 g.

Bila satuan penyederhana . diterapkan terhadap massa atom H di atas, maka massa
atom H dalam satuan ., besarnya adalah:
1,6736 x 10 - 24 g
Massa 1 atom H = = 1,0078 
1,66 x 10 - 24 g
Di alam, umumnya unsur-unsur berada sebagai campuran isotopnya (tentang isotop
akan dijelaskan pada bagian lain); oleh karena itu massa atom harus merupakan massa atom
rata-ratanya. Massa atom rata-rata inilah yang dikenal sebagai “massa relatif atom” dengan
simbol: Ar. Secara garis besarnya dapat dikemukakan bahwa massa relatif atom unsur X atau
Ar atom unsur X didefinisikan sebagai perbandingan massa 1 atom unsur X terhadap 1/12 x
massa 1 atom C-12.
Atau dengan kata lain:
massa 1 atom unsur X
Ar X = 1
12 x massa atom C - 12

71
Harga Ar dari setiap unsur telah ditabelkan dan dapat ditemukan dalam berbagai buku
atau literatur kimia. Harga Ar tidak perlu dihafal, dan bila diperlukan dapat langsung dicatat
dari tabelnya; bahkan di dalam perhitungan atau soal-soal kimia, harganya selalu dicantumkan.
Tabel berikut hanya mencakup beberapa nilai Ar unsur (disertai nilai pembulatan untuk
penyederhanaan perhitungan); tabel lengkap mengenai Ar setiap unsur dapat dilihat pada
bagian akhir buku ini.
Tabel 5.1. Massa Relatif Atom Beberapa Unsur
Nama Unsur Nilai Ar Nama Unsur Nilai Ar
dari tabel pembulatan * dari tabel pembulatan *
hidrogen; H 1,008 1 belerang; S 32,066 32
helium; He 4,003 4 klor; Cl 35,453 35,5
karbon; C 12,011 12 kalium; K 39,098 39
nitrogen; N 14,007 14 kalsium; Ca 40,078 40
oksigen; O 15,999 16 besi; Fe 55,847 56
natrium; Na 22,990 23 tembaga, Cu 63,546 63,5
magnesium; Mg 24,305 24 brom, Br 79,904 80
aluminium, Al 26,982 27 perak, Ag 107,868 108
silikon; Si 28,086 28 iodium, I 126,905 127
fosfor; P 30,974 31 Dst.
Keterangan:
(*) Nilai pembulatan biasanya digunakan untuk menyederhanakan perhitungan. Sering nilai Ar tidak diikuti dengan
satuannya (sma atau amu) hanya alasan kepraktisan.

Latihan 5.3.
1. Berapa nilai Ar dari unsur perak dan tembaga lengkap dengan satuannya.
2. Nyatakanlah nilai Ar dari unsur perak dan unsur tembaga dalam 1 desimal.

2. Massa Relatif Molekul


Kita telah tahu bahwa molekul merupakan hasil penggabungan atom-atom. Oleh
karena itu massa molekul haruslah merupakan hasil penjumlahan massa dari atom-atom
pembentuknya. Karena nilai massa atom yang diterapkan merupakan massa relatif atom (Ar)
maka massa molekul yang diperoleh dari penjumlahannya pun disebut sebagai massa relatif
molekul, (simbol: Mr).
Jadi Mr senyawa dapat dihitung apabila Ar unsur pembentuknya diketahui (dapat dilihat pada
daftar Ar). Berikut contoh penghitungan nilai Mr beberapa tipe rumus kimia suatu senyawa.

Rumus: Jumlah atom Perhitungan Nilai Mr Rumus


pembentuk
H2 2 atom H (2)(1) = 2 Mr H2 = 2
H2O 2 atom H (2)(1) = 2 Mr H2O = 18
1 atom O (1)(16) = 16
Jumlah = 18
C12H22O11 12 atom C (12)(12) = 144 Mr C12H22O11 = 342
22 atom H (22)(1) = 22
11 atom O (11)(16) = 176
Jumlah = 342

72
K3[Fe(CN)6] 3 atom K (3)(39) = 117 Mr K3[Fe(CN)6] = 329
1 atom Fe (1)(56) = 56
6 atom C (6)(12) = 72
6 atom N (6)(14) = 84
Jumlah = 329
H2C2O4.2H2O 6 atom H (6)(1) = 6 Mr H2C2O4.2H2O = 126
2 atom C (2)(12) = 24
6 atom O (6)(16) = 96
Jumlah = 126

Contoh Soal 5.4.


Hitunglah nilai Mr dari rumus berikut ini bila diketahui Ar dari H=1; C=12; N=14; O=16;
Na=23; P=31; dan Br=80.
a. Br2. b. (NH4)3PO4 c. Na2CO3.10H2O.
Penyelesaian:
a. Mr Br2 = (2)(Ar Br) sma = (2)(80) sma = 160 sma. Atau Mr Br2 = 160.
b. Mr (NH4)3PO4 adalah: c. Mr Na2CO3.10H2O adalah:
3 atom N: (3)(14) = 42 2 atom Na: (2)(23) = 46
12 atom H: (12)(1) = 12 1 atom C: (1)(12) = 12
1 atom P: (1)(31) = 31 13 atom O: (13)(16) = 208
4 atom O: (4)(16) = 64 20 atom H: (20)(1) = 20
Mr (NH4)3PO4 = 149 Mr Na2CO3.10H2O = 286

Contoh Soal 5.5.


Diketahui rumus molekul air adalah H2O, dan karbon dioksida adalah CO2.
Jika Ar dari H=1; C=12; dan O=16, maka:
a. Berapa perbandingan massa antar unsur pembentuk masing-masing senyawa?
b. Berapa komposisi (dalam %-massa) dari masing-masing unsur dalam kedua senyawa di atas?
Penyelesaian:
a. Dalam senyawa H2O, perbandingan massa H dan massa O adalah:
mH : mO = 2 g : 16 g = 1 : 8
Dalam senyawa CO2, perbandingan massa C dan massa O adalah:
mC : mO = 12 g : 32 g = 3 : 8

b. Komposisi (dalam %-massa) masing-masing unsur dalam senyawa H2O adalah:


total massa H 2g
%H= x 100% = x 100% = 11,11%.
total massa unsur 18 g
total massa O 16 g
%O= x 100% = x 100% = 88,89%.
total massa unsur 18 g
Komposisi (dalam %-massa) masing-masing unsur dalam senyawa CO2 adalah:
total massa C 12 g
%C= x 100% = x 100% = 27,27%.
total massa unsur 44 g
total massa O 32 g
%O= x 100% = x 100% = 72,73%.
total massa unsur 44 g

73
Latihan 5.4.
1. Hitunglah Mr dari zat berikut di bawah ini.
a. H3PO3 c. (NH4)2C2O4 e. KAl(SO4)2.24H2O
b. NH4NO3 d. Pb(CH3COO)2
(Jawab: b. 80; e. 690.)
2. Suatu senyawa mempunya rumus molekul CO. Jika Ar dari C=12 dan O=16, maka:
a. Berapa perbandingan massa unsur C dan massa unsur O dalam senyawa tersebut.
b. Tetapkan komposisi (dalam %-massa) dari masing-masing unsur.
(Jawab: Persen O = 57,14%.)



74
IKHTISAR

Reaksi dalam sistem gas berlaku Hukum Perbandingan Volum, yakni perbandingan
koefisien reaksi merupakan perbandingan volum antar gas yang terlibat reaksi.
Misal: 2 A2B(g) + 2 C2(g) → 4 AC(g) + B2(g)
Berlaku perbanding an volum, VA B : VC : VAC : VB = 2 : 2 : 4 : 1
2 2 2

Salah satu postulat Avogadro menyatakan bahwa molekul unsur merupakan partikel dasar
dari gas.
Hukum Avogadro tentang gas berbunyi bahwa “gas-gas pada volum sama yang diukur pada
suhu dan tekanan yang sama akan mengandung jumlah partikel yang sama”.
Satuan massa untuk atom adalah sma atau amu (simbol: ) dimana: 1  = 1 sma = 1,66 x
10-24 g.
Massa atom relatif (simbol: Ar) didefinisikan sebagai perbandingan massa 1 atom unsur itu
terhadap 1/12 x massa 1 atom C-12. (Baca: massa satu atom C dua belas.)
Massa molekul relatif (simbol: Mr) didefinisikan sebagai penjumlahan aljabar harga Ar dari
atom-atom unsur penyusun rumus atau molekul itu.



75
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)


01. Hukum perbandingan volum hanya berlaku antar:
A. gas pada suhu yang sama. D. zat cair pada suhu dan tekanan yang sama
B. zat cair pada suhu yang sama E. gas pada suhu dan tekanan yang sama
C. zat padat pada suhu yang sama
02. Dalam sebuah percobaan: 1 volum gas A bereaksi dengan ½ volum gas B menghasilkan ¾ volum
gas C. Bila V adalah volum gas, maka sesuai dengan Hukum Perbandingan Volum, berlaku:
A. VA : VB : VC = 1 : 1 : 3 D. VA : VB : VC = 4 : 2 : 3
B. VA : VB : VC = 1 : 2 : 4 E. VA : VB : VC = 8 : 4 : 6
C. VA : VB : VC = 1 : ½ : ¾
03. Hasil percobaan terhadap reaksi suatu sistem gas adalah:

Gas A + Gas B → Gas X

Jika pada kondisi (suhu T dan tekanan P) yang sama, volum (V) gas B = 1½ x volum gas A, dan
volum gas X = volum gas A, maka berlaku:
A. VA : VB : VX = 1 : 1½ : 1 D. VA : VB : VX = 6 : 9 : 6
B. VA : VB : VX = 2 : 3 : 2 E. Semua perbandingan berlaku.
C. VA : VB : VX = 4 : 6 : 4
04. Dua jenis gas, X2 dan Y2 diukur pada T dan P yang sama, keduanya mempunyai volum yang sama.
Kedua gas itu akan:
A. mempunyai harga massa yang sama. D. mempunyai jumlah molekul yang sama.
B. mempunyai jumlah partikel yang sama. E. mempunyai jumlah ion yang sama.
C. mempunyai jumlah atom yang sama.
05. Gas O2 direaksikan dengan gas Cl2 menghasilkan gas Cl2Ox. Jika ketiga gas yang terlibat dalam
reaksi ini kondisinya sama yakni pada suhu T dan tekanan P dan perbandingan volum sebelum dan
sesudah reaksi adalah 9 : 2, maka rumus molekul yang sesungguhnya dari Cl 2Ox adalah ….
A. Cl2O C. Cl2O5 E. Cl2O9
B. Cl2O3 D. Cl2O7
06. Atom yang menjadi acuan dalam penetapan massa atom relatif suatu unsur adalah:
A. atom O-18 C. atom C-14 E. atom C-12
B. atom O-16 D. atom C-13
07. Dari hasil pengukuran diperoleh massa sebuah atom Y adalah 6,64 x 10 -23 g. Jika 1 smu = 1,66 x
10-24 g, berapakah nilai Ar Y?
A. 8,0 smu C. 22,0 smu E. 80,0 smu
B. 4,0 smu D. 40,0 smu
08. Zat berikut ini mana yang memiliki nilai Mr paling rendah?
A. Cl2 C. H2 E. F2
B. O2 D. N2

76
09. Jika Ar dari Al=27; S=32; dan O=16, berapakah Mr Al2(SO4)3?
A. 75 C. 225 E. 375
B. 150 D. 342
10. Suatu senyawa yang mengandung air kristal diduga mempunyai rumus kimia Na2S2O3.xH2O. Jika
senyawa ini mempunyai harga Mr = 248 dan diketahui harga-harga Ar dari Na=23; S=32; O=16;
dan H=1, maka nilai x adalah ….
A. 1 C. 4 E. 10
B. 2 D. 5

ESSAY
Hukum Perbandingan Volum
01. Berapakah perbandingan volum dari gas yang terlibat pada persamaan reaksi berikut ini yang
memenuhi Hukum Perbandingan Volum jika gas-gas pada masing-masing reaksi berkondisi sama?
a. C(s) + O2(g) → CO2(g) (Jawab: Perbandingan volum gas adalah 1 : 1.)
b. CH4(l) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(l)
c. 2 NiS(l) + 3 O2(g) → 2 NiO(l) + 2 SO2(g) (Jawab: Perbandingan volum gas adalah 3 : 2.)
d. 2 N2(g) + 3 O2(g) → 2 NO(g) + 2 NO2(g)
e. Fe2O3(l) + 3 CO(g) → 2 Fe(l) + 3 CO2(g)
02. Jika 5 volum gas A (pada T dan P) bereaksi dengan 15 volum gas B (pada T dan P) menghasilkan
5 volum gas C (pada T dan P), berapakan perbandingan volum antar ketiga gas tersebut ?
03. Pemanggangan bijih ZnS merupakan tahap pertama dalam produksi logam seng (Zn).
2 ZnS(s) + 3 O2(g) → 2 ZnO(s) + 2 SO2(g)
Reaksi berlangsung pada suhu dan tekanan tertentu dan tetap. Perkirakanlah berapa besarnya
volum SO2(g) yang dibebaskan untuk setiap liter O2(g) yang digunakan jika kedua gas berkondisi
sama! (Jawab: 2/3 liter SO2.)

Hukum Avogadro
04. Sebutkan postulat (anggapan) penting yang dikemukakan oleh Avogadro terhadap fenomena gas.
05. Tulislah dugaan sementara (hipotesis) yang dinyatakan oleh Avogadro yang kemudian berhasil
dibuktikan kebenarannya di kemudian hari.
06. Sebuah tabung berisi 10 liter berisi N molekul gas X pada suhu T dan tekanan P. Berdasarkan
hipotesis Avogadro, berapakah volum gas yang memiliki jumlah partikel yang sama pada T dan P
yang sama? (Jawab: 10 liter.)
07. Diketahui dua jenis gas, yakni gas A dan B. Jika kedua gas ini memiliki jumlah molekul yang
sama pada suhu dan tekanan yang sama, bagaimakah besarnya volum kedua gas itu?
08. Uap belerang, S (pada T dan P) bereaksi dengan gas O 2 (pada T dan P) membentuk gas SO3 (pada
T dan P).
a. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi.
b. Nyatakanlah perbandingan volum antar gas yang terlibat reaksi. (Jawab: 2 : 3 : 2.)

Massa Relatif Atom dan Molekul


09. Hasil analisis penentuan Ar unsur X diperoleh bahwa massa sebuah atomnya adalah 5,89 x 10 -23 g.
Berapa Ar unsur X tersebut !

77
10. Isilah bagian kosong pada tabel berikut.
Rumus Jenis Atom Jumlah atom Jumlah atom
Kimia Zat Penyusun per jenis atom per molekul
Molekul
H2O2 H dan O 2 atom H; dan 2 atom O 4 atom
P2O5 __________ _______________________________ _______

Ca3(PO4)2 __________ _______________________________ _______

C2H5COOCH3 __________ _______________________________ _______

H2C2O4.2H2O __________ _______________________________ _______

11. Jika nilai Ar sebuah atom adalah 108 sma, berapa massa (dalam g) 1 atom itu ?
(Jawab: 1,79 x 10-22 g.)
12. Diketahui nilai Ar untuk unsur:
H =1 Na = 23 S = 32 Fe = 56
C = 12 Al = 27 Cl = 35,5 Co = 59
N = 14 O = 16 K = 39 Sb = 122
Tetapkanlah massa relatif molekul (Mr) dari zat-zat di bawah ini.
a. H2O2 f. Fe(CO)5
b. CO g. C6H5COOH
c. H2SO4 h. Na3[Fe(CN)6]
d. Sb(OH)3 i. Na2CO3.10H2O
e. CoCl3 j. KAl(SO4)2.24H2O
13. Jika pupuk ZA dianggap mempunyai rumus molekul (NH 4)2SO4, berapakah kadar (%-massa)
unsur N dalam pupuk tersebut? (Jawab: 21,21%.)



78
Di sekitar kita dijumpai berbagai takaran atau ukuran untuk materi seperti:
Satuan jumlah: lusin, kodi, gross,
Satuan massa: kwintal, ons, kilogram (kg), gram (g), miligram (mg); atau
Satuan volum: barel, galon, liter (L), desimeter-kubik (dm3), mililiter (mL), sentimeter-kubik (cm3); dst.
Satuan lain yang sering diterapkan terutama dalam Kimia adalah satuan yang disebut mol.
Satuan mol merupakan satuan dasar SI dan menjadi salah satu ukuran yang paling sering
digunakan dalam perhitungan atau pengukuran kimia (stoikiometri). Untuk memperoleh
pengertian lengkap tentang mol, bergantung pada batasan atau hubungan yang diterapkan.

A. MOL SEBAGAI UKURAN JUMLAH PARTIKEL


1. Hubungan Mol Dan Jumlah Partikel
Mol didefinisikan (1) sebagai:
ukuran zat yang mengandung partikel yang jumlahnya sebesar 6 x 1023.
Contoh:
Nama Zat Rumus Jenis Partikel Hubungan dengan mol
karbon C atom 1 mol C mengandung 6 x 1023 atom C
besi Fe atom 1 mol Fe  6 x 1023 atom Fe
oksigen O2 molekul 1 mol O2  6 x 1023 molekul O2
fosfor P4 molekul 1 mol P4  6 x 1023 molekul P4
air H2O molekul 1 mol H2O  6 x 1023 molekul H2O
gula pasir C12H22O11 molekul 1 mol C12H22O11  6 x 1023 molekul C12H22O11
Dst.
Keterangan:
Bilangan 6 x 1023 disebut sebagai bilangan Avogadro (simbol: L atau N) untuk menghormati jasa Avogadro.
Bilangan tersebut merupakan penemuan Loschmidt (Austria) bahwa 1 cm3 suatu gas ideal pada keadaan
standar mengandung 2,687 x 1019 molekul (penemuan ini didasarkan pada Hipotesis Avogadro).
Pada contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa 1 mol zat apa saja selalu mengandung jumlah
partikel yang sama banyak yakni sebanyak 6 x 1023.
Telah diketahui bahwa partikel zat meliputi atom, molekul, atau ion bergantung tipe zat yang
bersangkutan. Bagian berikut ini dapat lebih memperjelas hubungan di atas.

2. Perhitungan Mol Dan Jumlah Partikel


Secara singkat hubungan mol-jumlah partikel dapat diikhtisarkan seperti berikut:
kali 6 x 1023
mol jumlah partikel
bagi 6 x 10 23

Gbr 6.1 Bagan Hubungan Mol Dan Jumlah Partikel.

79
Bagaimana menerapkan bagan hubungan di atas, ikutilah contoh-contoh soal berikut.

Contoh Soal 6.1.


Berapakah banyaknya partikel yang terdapat di dalam sejumlah senyawa berikut?
a. 1 mol NaCl b. 1 mol Al2O3. c. 2 mol Br2. d. 0,1 mol H2SO4.
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan mol ke satuan jumlah partikel.
Jadi dari “mol menuju ke jumlah partikel” (caranya: kalikan bilangan mol dengan bilangan 6 x 1023).
a. 1 mol NaCl = 1 x (6 x 1023) partikel NaCl c. 2 mol Br2 = 2 x (6 x 1023) partikel Br2
= 6 x 1023 partikel NaCl = 12 x 1023 partikel Br2
b. 1 mol Al2O3 = 1 x (6 x 1023) partikel Al2O3 d. 0,15 mol H2SO4 = 0,15 x (6 x 1023) partikel H2SO4
= 6 x 1023 partikel Al2O3 = 0,9 x 1023 partikel H2SO4
= 9,0 1022 partikel H2SO4
Catatan:
• Karena banyaknya mol sama maka jumlah partikelnya pun sama yakni 6 x 1023 partikel.
• Kata “partikel” untuk senyawa seperti NaCl, Al2O3, dan H2SO4, dapat diganti dengan kata “molekul”.
• Kata “partikel” untuk unsur seperti Br2 dapat diganti dengan kata “molekul”, sedangkan untuk unsur-
unsur seperti C, Fe, Al, dsb. Maka kata “partikel” dapat diganti dengan kata “atom”.

Contoh Soal 6.2.


Berapakah jumlah ion yang terdapat di dalam 1 mol NaCl ?
Penyelesaian:
1 mol NaCl = 1 x (6 x 1023) partikel NaCl
= 6 x 1023 partikel NaCl
= (2)(6 x 1023) ion
= 12 x 1023 ion = 1,2 x 1024 ion
(Catatan: NaCl adalah senyawa ion yang tersusun dari: ion Na+ dan ion Cl-.
Jadi per partikel NaCl mengadung 2 ion.)

Contoh Soal 6.3.


Hitunglah berapa jumlah molekul yang terkandung di dalam:
a. 1 mol H2O. b. ½ mol H2O. c. 100 mol H2O. d. 0,0015 mol H2O.
Penyelesaian:
a. 1 mol H2O = 1 x (6 x 1023) molekul H2O c. 100 mol H2O = 100 x (6 x 1023) molekul H2O
= 6 x 1023 molekul H2O = 600 x 1023 molekul H2O
= 6 x 1025 molekul H2O
b. ½ mol H2O = ½ x (6 x 1023) molekul H2O d. 0,0015 mol H2O = (0,0015)(6 x1023) molekul H2O
= 3 x 1023 molekul H2O = 0,0090 x 1023 molekul H2O
= 9,0 x 1020 molekul H2O

Contoh Soal 6.4.


Hitunglah berapa besarnya mol zat berikut bila memiliki jumlah partikelnya:
a. 6 x 1021 molekul H2O b. 1 juta molekul O2. c. 1 atom karbon

80
Penyelesaian:

Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan jumlah partikel ke satuan mol. (Lihat Gbr 6.1.)
Jadi dari “jumlah partikel menuju ke mol” (caranya: bagilah bilangan partikel dengan bilangan 6 x 1023).
6 x 1021
a. 6 x 1021 molekulH O = molH O
2 2
6 x 1023
1
= molH O = 10- 2 molH O
2 2
102
106
b. 1 juta molekul O = 106 molekul O = mol O
2 2 2
6 x 1023
1 1
= mol O = x 10- 17 mol O
2 2
6 x 1017 6
= 0,167 x 10- 17 mol O 2 = 1,67 x 10- 18 mol O 2
1 1
c. 1 molekulC = mol C = x 10- 23 mol C
6 x 1023 6

= 0,167 x 10–23 mol C = 1,67 x 10–24 mol C.

Latihan 6.1.
1. Berapa banyaknya molekul yang terkandung dalam 0,25 mol asam sulfida?
(Jawab: 1,5 x 1023 molekul.)
2. Berapa banyaknya atom yang terkandung dalam 0,25 mol asam sulfida?
(Jawab: 4,5 x 1023 atom.)
3. Diketahui ada 4,5 x 1012 atom besi. Berapa besarnya mol besi tersebut?
(Jawab: 7,5 x 10-12 mol Fe.)
4. Bila bilangan Avogadro adalah N partikel, berapa banyaknya partikel dalam 5 mol besi?
(Jawab: 5 N partikel Fe atau 5 N atom Fe.)

B. MOL SEBAGAI UKURAN MASSA ZAT


1. Hubungan Mol Dan Massa Zat
Massa zat dapat pula dinyatakan ke dalam satuan mol. Untuk memahami hubungan
antara kedua satuan ini perhatikanlah contoh di bawah ini.
Contoh 1. Zat (unsur) Rumus Ar Hubungan mol dan massa:
karbon C 12 1 mol C = 12 g C
aluminium Al 27 1 mol Al = 27 g Al
besi Fe 56 1 mol Fe = 56 g Fe

Contoh 2. Zat (unsur) Rumus Mr Hubungan mol dan massa:


hidrogen H2 2 1 mol H2 = 2 g H2
oksigen O2 32 1 mol O2 = 32 g O2
fosfor P4 124 1 mol P4 = 124 g P4

81
Contoh 3. Zat (senyawa) Rumus Mr Hubungan mol dan massa:
air H 2O 18 1 mol H2O = 18 g H2O
karbon dioksida CO2 44 1 mol CO2 = 44 g CO2
gula pasir C12H22O11 342 1 mol C12H22O11 = 342 g C12H22O11

Perhatikan besaran Ar atau Mr pada kedua kolom paling kanan.


Tampak bahwa besaran Ar atau Mr menjadi penghubung satuan mol dan
satuan massa (g) suatu zat. Jadi hubungan mol-massa suatu zat dapat
dinyatakan sebagai massa molar zat (Mm), yakni massa zat (satuan gram) per
mol zat itu.
Dengan kata lain, massa molar zat merupakan massa 1 mol zat itu dalam satuan gram.
Agar lebih jelas, perhatikan hubungan berikut:
Rumus Massa relatif Massa molar
C Ar C = 12 sma. Mm C = 12 g/mol.
Fe Ar Fe = 56 sma. Mm Fe = 56 g/mol.
H2 Mr H2 = 2 sma. Mm H2 = 2 g/mol.
H2O Mr H2O = 18 sma. Mm H2O = 18 g/mol.
C12H22O11 Mr C12H22O11 = 342 sma. Mm C12H22O11 = 342 g/mol.
Dst.

Dari uraian di atas maka:


Mol didefinisikan (2) sebagai:
ukuran zat yang mengandung partikel dengan massa sebesar nilai Ar atau nilai Mr
rumus zat itu dalam satuan gram

2. Perhitungan Mol Dan Massa Zat


Untuk memudahkan pengubahan satuan dari mol ke massa atau sebaliknya dapat
diterapkan bagan hubungan antara mol zat dan massa di bawah ini.
kali Mr
mol massa (g)
Mr bagi

Gbr 6.2 Bagan Hubungan Mol Dan Jumlah Partikel.


(Mr untuk senyawa, atau Ar untuk unsur.)

Contoh-contoh soal berikut akan memperjelas pengertian tentang mol dan hubungannya
dengan satuan massa serta penggunaan bagan di atas.

Contoh Soal 6.5.


1. Berapakah massa (dalam g) dari 1 mol Al (Ar 27)?
2. Hitunglah massa (dalam g) dari 0,1 mol NaCl (Mr 58,5)!
Penyelesaian:

82
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan mol ke satuan massa.
Jadi dari “mol menuju ke massat” (caranya: kalikan bilangan mol dengan bilangan Ar atau Mr).
1. 1 mol Al = (1)(27) g Al = 27 g Al.
2. 0,1 mol NaCl = (0,2)(58,5) g NaCl = 11,7 g NaCl.

Contoh Soal 6.6.


1. Hitunglah berapa massa 0,5 mol Br2 dalam g!
2. Diperlukan 0,15 mol amonium fosfat. Berapa g amonium fosfat yang harus ditimbang?
Penyelesaian:
Untuk penyelesaian soal ini harus dihitung nilai Mr masing-masing zat. (Lihat Contoh Soal 5.4.)
1. 0,5 mol Br2 = (0,5)(160) g Br2 = 80,0 Br2 g. Mr = 160 g/mol.
2. 0,01 mol (NH4)3PO4 = (0,01)(149) g (NH4)3PO4 Rumus Molekul: (NH4)3PO4
= 1,49 g (NH4)3PO4. Mr (NH4)3PO4 = 149
Jadi yang harus ditimbang sebanyak 1,49 g (NH4)3PO4

Contoh Soal 6.7.


1. Berapa besarnya mol dari 1,12 g besi?
2. Diketahui 745 mg amonium fosfat. Barapa besarnya mol amonium fosfat?
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan massa ke satuan mol. (Lihat Gbr 6.2.)
Jadi dari “massa menuju ke mol” (caranya: bilangan mol dibagi dengan bilangan Ar atau Mr).
1,12
1. 1,12 g Fe = mol Fe = 0,02 mol Fe. Ar Fe = 56 g/mol.
56
Contoh soal 6.7.2 dapat diselesaikan melalui 2 cara berikut ini.
745
2. 745 mg (NH ) PO = g (NH ) PO Satuan mg → g → mol
4 2 4 1000 4 2 4
(Cara 1.)
0,745
= mol (NH ) PO
149 4 2 4
= 0,005 mol (NH4)2PO4.
745
2. 745 mg (NH ) PO = mmol (NH ) PO Satuan mg → mmol → mol
4 2 4 149 4 2 4
(Cara 2.)
= 5 mmol (NH4)2PO4
5
= mol (NH ) PO
1000 4 2 4

= 0,005 mol (NH4)2PO4.

Latihan 6.2.
1. Berapa massa (dalam g) dari 0,1 mol CaCO3? Diketahui Ar Ca=40; C=12; O=16. (Jawab: 10 g.)
2. Hasil perhitungan suatu reaksi telah terbentuk 0,25 mol gas sulfur trioksida. Hitunglah berapa
massa (g) dari gas yang terbentuk. (Jawab: 20,0 g.)

83
3. Hasil penimbangan 1 lembar kawat Cu adalah 1,27 g. Tetapkanlah besarnya mmol kawat ini.
(Jawab: 20 mmol.)
4. Manusia memerlukan Ca untuk pembentukan Ca3(PO4)2 dalam tulang. Berapa g Ca yang
terkandung dalam setiap mol senyawa tersebut? (Jawab: 120,0 g.)

C. MOL SEBAGAI UKURAN VOLUM GAS


1. Hubungan Mol Dan Volum Gas
Pembahasan yang berhubungan dengan gas tidak akan terlepas dengan hipotesis atau
hukum Avogadro yang telah dikemukakan pada Bab 5. Hukum Avogadro berbunyi:
“gas apa saja yang diukur pada volum, suhu, dan tekanan yang sama akan mengandung
jumlah partikel yang sama”.
Akibat dari hukum Avogadro tersebut adalah:
“gas apa saja, bila mengandung jumlah partikel sama pada suhu (T) dan tekanan (P)
yang sama, maka akan memiliki volum (V) yang sama pula”.
Karena setiap 1 mol selalu mengandung jumlah partikel yang sama, yakni 6 x 1023 partikel;
berarti dapat pula dinyatakan bahwa:
“gas apa saja, bila mempunyai mol sama pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama,
maka akan memiliki volum (V) yang sama pula”.
Hasil kajian para ahli menyimpulkan bahwa,
1 mol gas apa saja yang diukur pada suhu 00C dan tekanan 1 atm akan
memiliki volum sebesar 22,4 L.
Catatan:
Gas-gas pada keadaan suhu 00C (atau 273 K) dan tekanan 1 atm disebut pada
keadaan suhu dan tekanan standar atau disingkat keadaan standar. Istilah
padanannya adalah keadaan STP (standard temperature and pressure).
Sebagai contoh volum 1 mol gas pada STP adalah seperti berikut:
Zat (gas) Keadaan standar: Hubungan dengan mol:
hidrogen, H2 0
0 C; 1 atm 1 mol gas H2 (00C; 1 atm) = 22,4 L gas H2
oksigen, O2 00C; 1 atm 1 mol gas O2 (00C; 1 atm) = 22,4 L gas O2
karbon dioksida, CO2 00C; 1 atm 1 mol gas CO2 (00C; 1 atm) = 22,4 L gas CO2

Dari uraian di atas, maka:


Mol didefinisikan (3) sebagai:
ukuran gas yang memiliki volum yang besarnya 22,4 liter pada keadaan
00C; 1 atm (keadaan standar).

Istilah lain yang menunjukkan hubungan antara mol dan volum gas adalah:
“volum molar gas” yaitu volum 1 mol gas. Dengan demikian volum molar gas yang
diukur pada keadaan STP adalah 22,4 L.

84
2. Perhitungan Mol Dan Volum Gas
Secara singkat hubungan mol-jumlah partikel dapat diikhtisarkan seperti berikut:
kali 22,4 L
mol volum gas (STP)
22,4 L bagi
Gbr 6.3 Bagan Hubungan Mol Dan Volum Gas.

Bagaimana untuk menerapkan bagan hubungan yang ditunjukkan oleh Gbr 6.3, ikutilah
contoh-contoh soal berikut.

Contoh Soal 6.8.


1. Berapa volum 2 mol gas oksigen, O2 pada STP?
2. Pada suatu reaksi diperlukan 0,05 mol gas karbon dioksida, CO2. Berapa volum gas ini diukur
pada keadaan STP?
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan mol ke satuan volum gas. (Lihat Gbr 6.3.)
Jadi dari “mol menuju ke volum gas pada STP” (caranya: kalikan bil. mol dengan bil. 22,4 L).
1. 2 mol O2(STP) = (2)(22,4) L O2 = 44,8 L O2.
2. 0,05 mol CO2(STP) = (0,05)(22,4) L CO2 = 1,12 L CO2.

Contoh Soal 6.9.


1. Sebuah tabung 10 L pada 00C dan 1 atm berisi gas nitrogen, N2. Berapa besarnya mol gas ini?
2. Hasil pengukuran gas belerang dioksida, SO2 yang dibebaskan pada suatu reaksi adalah 556 mL
pada keadaan standar. Hitunglah besarnya mol gas tersebut.
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan volum gas ke satuan mol. (Lihat Gbr 6.3.)
Jadi dari “volum gas pada STP menuju ke mol” (caranya: bagilah bil. mol dengan bil. 22,4 L).
10
1. 10 L N 2 ( STP ) = mol N 2 = 0,45 mol N 2 .
22,4
560
2. 560 mL SO 2 (STP) = L SO 2 = 0,560 L SO 2 . mL → L → mol
1000
0,560
= mol SO2 = 0,025 mol SO2 . (CARA 1)
22,4
560
2. 560 mL SO 2 (STP) = mmolSO 2 = 25 mmolSO 2 . mL → mmol → mol
22,4
25
= mol SO 2 = 0,025 mol SO 2 . (CARA 2)
1000

3. Hukum Dan Persamaan Gas


Gas-gas bergantung pada jumlah partikel (mol) gas, volum, suhu, dan tekanannya.
Simbol dan satuan yang diterapkan adalah,

85
Simbol dan satuan yang diterapkan adalah,
besaran lambang satuan besaran lambang satuan

mol n mol suhu K kelvin


volum V L. tekanan P atm
Catatan tentang beberapa konversi satuan:
• 1 mol = 1000 mmol
• 1 L = 1 dm3 = 1000 mL = 1000 cm3
• 1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
• x 0C = (x + 273) K

Persamaan Gas
Kuantitas (jumlah) gas pada berbagai keadaan dapat diperkirakan (melalui perhitungan)
dengan menggunakan persamaan gas berikut ini.
PV = nRT
Dimana:
P = tekanan gas (dalam atm)
V = volum gas (dalam liter, L)
n = mol gas
T = suhu gas (dalam kelvin, K).
R = tetapan gas = 0,082 L.atm.K-1.mol-1.

Contoh Soal 6.10.


Hitunglah volum11 mol gas etuna, C2H2 pada 25 0C dan 10 atm.
(R = 0,082 L atm / mol K)
Penyelesaian:
(1 mol)(0,082L.atm.K - 1.mol- 1)(298 K) (1)(0,082)(298)
Rumus: PV = nRT V= = L
10 atm 10
n.R.T
V= V = 2,444 L C 2 H 2 .
P

Contoh Soal 6.11.


Terhadap semua gas dianggap berlaku bahwa setiap 1 mol gas diukur pada keadaan standar, volumnya
22,4 L. Tetapkanlah nilai tetapan gas, R.
Penyelesaian:
Dari data soal dan keadaan standar:
n = 1 mol; V = 22,4 L; P = 1 atm; dan T = (00 + 273) K = 273 K.
PV (1 atm)(22,4 L) 22,4
PV = nRT  R = = = L.atm.K - 1.mol - 1
nT (1 mol)(273K) 273
R = 0,08205 L.atm.K–1.mol–1.

Contoh Soal 6.12.


Hasil pengukuran seorang siswa terhadap gas CO2 yang dibebaskan dalam suatu reaksi menunjukkan
sebesar 300 mL pada keadaan kamar (yakni pada 250C dan 1 atm). Berapa besarnya mol gas itu?
Penyelesaian:
Diketahui: V = 300 mL = 0,3 L; P = 1 atm; T = (250 + 273) K = 298 K.

86
PV = nRT (1 atm)(0,3 L) 0,3
n = PV = = mol
RT (0,082 L.atm.K - 1 .mol - 1 )(298 K) (0,082)(298)
n = PV
RT
n = 0,0123 mol CO2.

Latihan 6.3.
1. Hitunglah volum 0,125 mol gas hidrogen sulfida pada keadaan STP. (Jawab: 2,8 L.)
2. Hitung jumlah mol gas O2 yang bervolum 2,24 L pada suhu 270C & tekanan 5 atm. (Jawab: 0,445 mol.)
3. Udara terdiri dari 20%(volum) O2 dan 80% N2. Hitunglah berpa mol gas oksigen yang terkandung
dalam 10 liter udara pada keadaan standar. (Jawab: 0,09 mol O2.)

D. HUBUNGAN MOL DENGAN JUMLAH PARTIKEL–MASSA–VOLUM


Dapat dikatakan bahwa mol merupakan satuan kimia yang penting, dan satuan mol
dapat menjadi pusat konversi (pengubahan) antar satuan. Tiga bagan hubungan (Gbr 6.1, 6.2,
dan Gbr 6.3) yang telah dikemukakan di atas dapat dinyatakan ke dalam satu bagan hubungan
seperti berikut:
kali Mr* kali N
massa (g) mol jumlah partikel
bagi Mr* bagi N

bagi 22,4 L kali 22,4 L

volum gas (STP)

Gbr 6.4 Bagan Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volum Gas.
[ * dapat sebagai Ar ; dan N = 6 x 1023 (bilangan Avogadro). ]

Sebagai contoh penerapan bagan hubungan pada Gbr 6.4, dapat diikuti contoh soal berikut ini.

Contoh Soal 6.13.


1. Hitunglah berapa banyaknya partikel yang terkandung di dalam 10 g air !
2. Berapa banyaknya molekul N2 yang mengisi tabung 2 liter pada keadaan standar?
Penyelesaian:
1. Pengubahan satuan dari massa melewati mol ke jumlah partikel. Jadi satuan massa dibagi Mr dan
selanjutnya dikalikan N atau 6 x 1023.
Mr H2O = 18 g/mol.
10 g H 2 O = 10 x N partikel H 2 O
Mr
= 10 x (6 x 10 23 ) molekul H 2 O = 10 x 6 x 10 23 molekul H 2 O
18 18
= 3,33 x 10 23 molekul H 2 O

87
2. (Dapat diselesaikan dengan cara mengubah satuan volum gas ke mol kemudian ke jumlah partikel):
2 L N 2 = 2 x (6 x 10 23 ) molekul N 2 = 2 x 6 x 10 23 molekul N 2
22,4 22,4
= 0,536 x 10 23 molekul N 2 = 5,36 x 10 23 molekul N 2 .

E. HUBUNGAN MOL DAN RUMUS EMPIRIK


1. Hubungan Mol Senyawa Dan Mol Unsur Pembentuknya
Perhatikanlah hubungan jumlah partikel berikut ini:
1 molekul NH3 terdiri dari 1 atom N dan 3 atom H
1 molekul (NH4)2SO4 terdiri dari 2 atom N; 8 atom H; 1 atom S; 4 atom O
Jika gambaran di atas ini dihubungkan dengan bilangan Avogadro (6 x 1023), maka terhadap
senyawa (NH4)2SO4 akan diperoleh hubungan “mol senyawa” dengan “mol unsur” dan dengan
“massa unsur”, dan “kadar unsur” dari unsur yang membentuk senyawa itu. Untuk
memperjelas hal ini, dapat dikuti penerapannya dengan mengambil contoh pupuk amonium
sulfat, (NH4)2SO4 berikut.
1 molekul (NH4)2SO4  2 atom N  8 atom H  1 atom S  4 atom O
Jika dikalikan dengan bilangan Avogadro, N = 6 x 1023; lalu diubah ke satuan mol, diperoleh:
1 mol (NH4)2SO4  2 mol N  8 mol H  1 mol S  4 mol O
Harga Mr (NH4)2SO4 = 132; dan Ar dari N=14; H=1; S=32; O=32; maka diperoleh:
132 g  28 g N  8gH  32 g S  64 g O

Kadar masing-masing unsur dalam(NH4)2SO4 atau dalam pupuk ZA tersebut adalah:


100%(massa)  21,21%  6,06%  24,24%  48,49
massa N 28 g
Catatan : Kadar N(%) = x 100% = x 100% = 21,21%.
massa senyawa 132 g

Dari rumus molekul senyawa, selain “kadar (dalam %-massa)” juga dapat ditetapkan
“perbandingan massa” antar unsur pembentuk senyawa itu. Untuk senyawa amonium sulfat
di atas, perbandingan massa antar unsur pembentuknya adalah:
mN : mH : mS : mO = 28 g : 8 g : 32 g : 64 g
mN : mH : mS : mO = 7 : 2 : 8 : 16
Dengan demikian dari “massa molar senyawa” dapat ditetapkan “kadar (%-massa)”, atau
“perbandingan massa” antar unsur pembentuknya.

Contoh Soal 6.14.


Unsur H dan O dapat membentuk 2 jenis senyawa yaitu H2O dan H2O2. Buktikan bahwa kedua
senyawa ini mempunyai perbandingan massa unsur pembentuknya merupakan bilangan bulat dan
tertentu (tidak sama). (Lihat kembali Hukum Proust atau Hukum Perbandingan Tetap.)
Penyelesaian:

88
Penyelesaian:
Dari daftar diketahui bahwa Ar H=1 dan O=16.
Senyawa H2O: Senyawa H2O2:
1 mol H2O  2 mol H  1 mol O 1 mol H2O2  2 mol H  2 mol O
 2gH  16 g O  2gH  32 g O
Perbandingan massa: Perbandingan massa:
mH : mO = 2 g : 16 g = 1 : 8 mH : mO = 2 g : 32 g = 1 : 16
Antar kedua senyawa memiliki perbandingam massa yang tertentu dan selalu tetap.

Contoh Soal 6.15.


Ditimbang: 15 g pupuk urea, (NH2)2CO 80%.
1. Tentukanlah berapa g urea murni yang terkandung dalam sejumlah pupuk tersebut.
2. Berapa mol N yang ada di dalam pupuk itu.
3. Berapa g N yang terdapat di dalam pupuk di atas.
4. Tetapkanlah %(massa) N dalam pupuk di atas.
Penyelesaian:
1. Urea murni dalam pupuk urea 80% adalah: 3. Massa N dalam pupuk urea 80% adalah:
= 80% x 15 g = 12,0 g urea murni. = 0,4 mol N = (0,4)(14) g N = 5,6 g N.
2. Mr urea murni = 60 g/mol, maka: 4. %(massa) N dalam pupuk urea 80% adalah:
12,0
12,0 g (NH 2 ) 2 CO = mol (NH 2 ) 2 CO %(massa) N =
massa N
60
massa pupuk urea 80%
= 0,2 mol (NH2 )2 CO.
5,6 g
= x 100% = 37,33%.
Acuan: 1 mol (NH2)2CO  2 mol N 15 g
0,2 mol(NH2)2CO  (0,2)(2) mol N
= 0,4 mol N

2. Penetapan Rumus Emprik Dan Rumus Molekul Senyawa


Dari hubungan antar rumus molekul – mol – massa - %(massa) dalam suatu senyawa dan
unsur pembentuknya, maka dari kadar unsur dapat diperkirakan “perbandingan mol” dan
“rumus empirik” dari senyawa itu. Dan bila diketahui Mr senyawa yang bersangkutan,
selanjutnya dapat ditetapkan “rumus molekul”-nya.
Untuk memperoleh gambaran penetapan “perbandingan mol”, “rumus empirik”, dan “rumus
molekul” suatu senyawa, perhatikanlah contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 6.16.


Hasil penelitian terhadap suatu senyawa ditemukan bahwa (1) senyawa ini hanya mengandung
unsur C, dan unsur H; (2) senyawa tersebut memiliki komposisi 85,71%(massa) C dan 14,29% H;
dan (3) Mr senyawa tersebut adalah 70. Berdsarkan temuan ini, tetapkanlah:
a. Rumus empirik senyawa tersebut.
b. Rumus molekul senyawa yang dimaksud.
Penyelesaian:

89
Penyelesaian:
Perbandingan massa, C : H = 85,71: 14,29
85,71 14,29
Perbandingan mol, C : H = : = 7,1425 :14,29 = 1 : 2
12 1
a. Rumus empirik senyawa adalah CH2.
b. Misalkan rumus molekul senyawa itu: (CH2)n
Mr (CH2)n = 70
Mr (CH2)n = { (1)(12) + (2)(1) } n = { 12 + 2 } n = 14n
Diperoleh persamaan: 14n = 70  n = 5
Dapat disimpulkan bahwa rumus molekul senyawa itu adalah: (CH2)5 atau C5H10.

Latihan 6.4.
1. Berapa kg nitrogen yang diperlukan untuk membuat 1 kg amoniak, NH3 ?
2. Hasil penyelidikan terhadap suatu senyawa hidrokarbon yaitu senyawa yang hanya mengandung C
dan H menunjukkan bahwa 2,000 g senyawa itu mengandung 1,875 g C; sedangkan hasil pengujian
Mr senyawa itu adalah 128,0 g/mol.
a. Tetapkanlah rumus empirik senyawa hidrokarbon itu. (Jawab: C5H4.)
b. Tentukanlah rumus molekul senyawa yang bersangkutan.



90
IKHTISAR

Mol merupakan satuan kimia penting yang dapat dikonversi menjadi satuan lain di antaranya
satuan jumlah partikel zat, satuan massa zat, dan satuan volum gas. Bagan hubungan
berikut menggambarkan pengertian mol dan sifat konversi (pengubahan) antar satuan.

kali Mr* kali N


massa (g) mol jumlah partikel
bagi Mr* bagi N

bagi 22,4 L kali 22,4 L

volum gas (STP)

Gbr 6.4 Bagan Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volum Gas.
[ * dapat sebagai Ar ; dan N = 6 x 1023 (bilangan Avogadro). ]

Massa molar zat menunjukkan massa 1 mol zat.


Volum molar gas menunjukkan volum 1 mol gas itu.
Volum 1 mol gas pada keadaan standar (STP) sebesar 22,4 L.
Kuantitas (jumlah) gas pada berbagai keadaan dapat diperkirakan melalui hubungan:
PV = nRT, dimana:
P = tekanan gas (atm), V = volum gas (L), T = suhu gas (K), n = mol gas, dan R = 0,082 L.atm.K-1.mol-1.
Rumus empirik suatu senyawa diturunkan dari nilai perbandingan mol unsur pembentuk
senyawa itu.
Rumus molekul suatu senyawa dapat ditetapkan berdasarkan pada rumus empirik senyawa itu.



91
SOAL-SOAL
PILIHAN BERGANDA (Hanya ada 1 jawaban yang benar.)
01. Di antara pernyataan berikut, pernyataan yang benar?
A. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah partikel yang sama.
B. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah molekul yang sama.
C. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah atom yang sama.
D. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah ion yang sama.
E. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah elektron yang sama.
02. Satu mol PCl5 mengandung jumlah atom yang sama dengan …
A. 1 mol CH4 C. 2 mol H2O E. Setiap 1 mol unsur
B. 1 mol NH3 D. Setiap 1 mol zat
03. Jika bilangan Avogadro, N = 6 x 1023, maka 1 mol CO2 mengandung …
A. 6 x 1023 atom C. 6 x 1023 ion E. 6 x 1023 ion positif
23 23
B. 6 x 10 molekul D. 6 x 10 ion negatif
04. Jika Ar H=1; N=14; dan O=16, maka senyawa berikut yang massanya setara dengan 1mol adalah:
A. 36 g air C. 18 g H2O2 E. 14 g gas nitrogen
B. 17 g gas NH3 D. 16 g gas oksigen
05. Diketahui Ar dari H=1; C=12; N=14; dan O=16. Molekul yang paling ringan adalah
molekul dari:
A. gas nitrogen. C. gas oksigen. E. gas mononitrogen monoksida.
B. gas karbon dioksida. D. gas hidrogen.
06. Volum 1 mol gas oksigen paling besar pada kondisi:
A. Suhu 0oC dan tekanan 1 atm D. Suhu 27oC dan tekanan 10 atm
o
B. Suhu 27 C dan tekanan 1 atm E. Suhu 27oC dan tekanan 20 atm
o
C. Suhu 0 C dan tekanan 10 atm
07. Pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm, 0,1 mol gas N2 mempunyai volum 2,24 L. Hubungan yang tidak
tepat untuk gas berikut pada kondisi yang sama adalah …
A. 1 mol gas O2 mempunyai volum 22,4 L.
B. 0,05 mol gas CO2 mempunyai volum 1,12 L.
C. 8 L gas CO setara dengan 0,36 mol gas CO.
D. 1 L gas SO2 setara dengan 22,4 mol gas SO2.
E. 1 mmol gas H2 setara dengan 22,4 mol gas H2.
08. Kandungan jumlah partikel paling banyak terdapat pada:
A. 1 g gas H2 C. 1 g gas NaCl E. 1 g gas NH4OH
B. 1 g gas CO D. 1 g gas NH3
09. Untuk membuat 1 liter larutan Ca(OH)2 dengan kadar tertentu membutuhkan 0,01 mol Ca(OH)2.
Berapa mg Ca(OH)2 yang harus ditimbang? Diketahui: Ar dari H=1; C=12; N=14; dan O=16
A. 0,135 mg. C. 0,740 mg. E. 570 mg.
B. 0,570 mg. D. 740 mg.
10. Jika N = 6 x 1023 dan Ar C=12,000 maka 1 atom karbon massanya sama dengan …
A. 12,00 mg. C. 12,000 smu. E. 2,00 x 10–23 kg.
–23
B. 12,000 mg. D. 2,00 x 10 g.

92
11. 1 L gas O2 (Ar O=16) pada P dan T tertentu, massanya adalah 1,3 g. Bila Ar H=1; N=14, maka pada
P dan T yang sama berlaku:
A. 1 L gas N2 massanya 1,300 g. D. 1 L gas H2 massanya 0,1250 g.
B. 1 L gas N2 massanya 1,1375 g. E. 1 L gas NO massanya 1,300 g.
C. 1 L gas H2 massanya 0,0625 g.
12. 1 mol gas pada keadaan standar, volumnya 22,4 L. Pada keadaan suhu 27 oC dan tekanan 1 atm, gas
ini memiliki:
A. volum yang sama dengan 22,4 L. D. massa yang berbeda dari semula.
B. volum yang lebih kecil dari 22,4 L. E. jumlah pertikel yang berbeda dari semula.
C. volum yang lebih besar dari 22,4 L.
13. Dalam 50 g zat yang mengandung Ca, C, dan O terdapat 31,25% Ca, dan 18,75% C. Jika Ar
Ca=40; C=12; O=16, maka perbandingan jumlah atom Ca : C : O dalam molekul zat itu
adalah: …
A. 10 : 3 : 4 C. 1 : 1 : 3 E. 1 : 1 : 4
B. 5 : 3 : 8 D. 1 : 2 : 4
14. Pada pembakaran 20 mL suatu senyawa yang mengandung C dan H membutuhkan 100 mL gas O 2.
Hasil pembakaran diperoleh 60 mL gas CO2 dan 80 mL uap air. Jika volum semua gas itu diukur
pada suhu T dan tekanan P yang sama, maka rumus empiric senyawa itu besarnya:
A. CH4 C. C3H8 E. C5H12
B. C2H6 D. C4H10
15. 3,0 gram suatu unsur dibakar menjadi oksidanya. Massa oksida yang diperoleh banyaknya 3,96 g.
Jika unsur itu memiliki BO +3, dan Ar O=16, maka Ar unsur itu sama dengan …
A. 24 C. 50 E. 100
B. 48 D. 75

Essay
Konsep Mol
01. Diketahui: 0,01 mol H2O2. Hitunglah:
a. jumlah molekul yang terkandung dalam senyawa sebanyak itu.
(Jawab: 6 x 1021 molekul H2O2.)
b. jumlah total atom yang terkandung dalam senyawa sebanyak itu.
(Jawab: 2,4 x 1022 atom.)
02. Berapa besarnya mol untuk zat berikut yang jumlah partikelnya sebanyak:
a. enam milyar atom besi. (Jawab: 10–14 mol Fe.)
b. enam milyar molekul gas oksigen. (Jawab: 10–14 mol O2.)

03. Berikut diketahui nilai Ar beberapa unsur.


H=1 N = 14 Na = 23 S = 32 K = 39 Co = 59
C = 12 O = 16 Al = 27 Cl = 35,5 Fe = 56 Sb = 122
Tetapkanlah massa relatif molekul (Mr) dari zat-zat di bawah ini.
a. H2O2 d. Sb(OH)3 g. CH3COOH i. CuSO4.5H2O
b. CO e. CoCl3 h. Na3[Fe(CN)6] j. KAl(SO4)2.24H2O
c. H2SO4 f. Fe(CO)5
04. Hitunglah:
a. Berapa massa dari 0,02 mol NaOH! (Ar H=1; O=16; Na=23.)
b. Hasil penimbangan senyawa KNO3 adalah 505 mg. Berapa besarnya mol senyawa ini? (Ar
K=39; N=14; O=16.)

93
05. Suatu gas diukur volumnya pada keadaan standar. Bila hasil pengukuran itu adalah 1,12 L, berapa
jumlah mol dari gas itu?
06. Dari eksperimen terhadap suatu reaksi kimia, volum gas X yang terbentuk adalah 80 mL. Kondisi
pengukuran berlangsung pada suhu 25oC dan tekanan 700 mmHg. Perkirakanlah besarnya mol gas
X pada kondisi tersebut!

Hubungan Mol-Massa-Volum-Jumlah Partikel


07. Perkirakanlah berapa massa sebuah atom besi.
08. Bila diketahui Ar dari H=1 dan C=12, dan gas berikut berada pada keadaan STP, isilah:
a. 1 mol C3H4 = ______________________ g C3H4.
b. 1 mol C3H4 = ______________________ L C3H4.
c. 1 mol C3H4 = ______________________ molekul C3H4.
d. 1 mol C3H4 = ______________________ atom.
09. Diketahui massa 1 L gas N2 (pada P dan T) adalah 1,14 g. Hitunglah berapa massa 10 L gas CO
pada P dan T.
10. Pada penetapan rumus empirik gas hidrokarbon, (CH)y diperoleh data bahwa 1 L gas ini pada
keadaan standar, massanya 1,875 g. Tetapkanlah rumus molekul gas tersebut!
11. Perkirakanlah berapa massa 10 L udara pada keadaan kamar (25 oC; 1 atm).
Petunjuk: anggap udara hanya terdiri dari dari 80%(volum) gas nitrogen dan 20%(volum) gas
oksigen.) (Jawab: 17,1 g.)
12. Satu liter gas H2 pada suhu dan tekanan tertentu mengandung P partikel. Berapa partikel yang
terkandung di dalam 2 L gas X pada kondisi yang sama dengan gas H 2? (Jawab: 2 P partikel.)

Perhitungan Kadar Senyawa


13. Tetapkanlah perbandingan antar massa dari unsur-unsur penyusun senyawa berikut.
a. Hidrogen peroksida, H2O2.
b. Batu kapur, CaCO3. (Jawab: Ca : C : O = 40 : 12 : 48 = 10 : 3 : 12.)
c. Vitamin C, C6H8O6.
d. Asam cuka, CH3COOH.
14. Diketahui rumus kimia pupuk urea murni adalah (NH2)2CO. Perkirakanlah berapa %(massa) kadar
N dalam urea.
15. Unsur N yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dapat dipenuhi melalui pemberian pupuk urea.
Pupuk urea yang diperjualbelikan di pasaran berkadar 80%(massa). Hitunglah berapa kadar N
dalam urea 80%. (Jawab: 17,33%.)
16. Seorang petani untuk lahan pertaniannya membutuhkan 112 kg unsur N. Berapa kg pupuk urea 80%
yang harus disediakan? (Jawab: 150 kg urea 80%.)
17. Logam besi dapat diproduksi dengan mengolah bijih besi berupa hematit (Fe 2O3) atau berupa
magnetit (Fe3O4). Bijih besi mana yang memiliki kadar besi lebih tinggi?

Penetapan Rumus Empirik dan Rumus Molekul


18. Aspirin mengandung 60% C; 4,48% H; dan 35,52% O. Tetapkan rumus empirik aspirin.

94
19. Sakarin (senyawa dengan rasa manis 500 kali rasa manis gula) mempunyai M r 216. Sakarin
tersusun (dalam persen-massa) dari 38,89% C; 2,78% H; 6,48% N; 14,81% S; dan 37,04% O.
Tetapkan rumus molekul pemanis buatan tersebut. (Jawab: C7H8O5NS.)
20. Salah satu oksida logam, L2Ox mengandung 68% unsur logam. Jika Mr dari oksida logam besarnya
150, berapa Ar dari L tersebut? (Jawab: 51.)
21. Sampel senyawa yang mengandung hanya unsur C dan unsur H dibakar sempurna dalam oksigen.
Pembakaran 1,4 g sampel menghasilkan 4,4 g CO2 dan 1,8 g H2O.
a. Berapa g unsur C dan unsur H yang berasal dari sampel?
b. Tentukan
c. Tetapkan rumus empiric senyawa yang diteliti.
d. Jika Mr sampel adalah 56, tetapkan rumus molekul senyawa itu. (Jawab: C4H8.)



95
Usaha untuk menyingkap rahasia atom telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Hasil
penelitian Michael Faraday terhadap hubungan antara senyawa dan energi listrik pada tahun
1832-1833 merupakan awal revolusi perkembangan teori atom. Beberapa penelitian dan
eksperimen telah mendorong ditemukannya elektron (1874) kemudian proton (1886), dan
netron (1932) sebagai partikel dalam atom.
Penemuan partikel dalam atom dijadikan dasar bagi para ahli untuk mengajukan sebuah model
tentang atom sebagai usaha guna menjelaskan beberapa gejala yang sebelumnya tidak
terjawab. Pengertian tentang atom terus berkembang hingga kini. Pembahasan berikut ini
dibatasi pada partikel subatom yang berhubungan dengan sifat kimia atom dan senyawanya
yaitu elektron, proton, dan netron.

A. PARTIKEL SUBATOM
1. Penemuan Elektron
Michel Faraday telah melakukan serangkaian eksperimen tentang elektrolisis beberapa
senyawa untuk mencari hubungan antara arus listrik dan senyawa yang terurai; bahkan
Faraday kemudian merumuskan sebuah hukum tentang elektrolisis (diberikan di kelas 3).
Berdasarkan penelitian Faraday, George J. Stoney (1874) menyatakan bahwa satuan
muatan listrik berhubungan dengan atom-atom. Pada tahun 1891, Stoney mengusulkan bahwa
satuan muatan listrik tersebut sebagai elektron.
Beberapa eksperimen berikutnya berhasil meyakinkan adanya suatu partikel yang bermuatan
negatif yang terpancar dari setiap atom (dengan menggunakan beberapa unsur logam), dan
kemudian menyimpulkannya sebagai elektron seperti yang diusulkan Stoney.
Penelitian tentang sifat muatan elektron (pembelokan elektron oleh medan listrik/magnet)
dilakukan oleh Joseph J. Thomson, dan baru pada tahun 1897 berhasil menemukan nilai
e/m untuk elektron dalam medan listrik dan medan magnet. Pada tahun 1909, Robert A.
Millikan berhasil mengukur secara teliti besarnya muatan elektron, e = – 1,6 x 10–19 C.


Sinar Katoda ANODA (+)
U a
KATODA (–)
< S
b
c

+
Gbr 7.1. Pembelokan Sinar Katoda.
(a) Dalam medan magnet. (b) Tanpa medan (medan magnet dan medan listrik seimbang).
(c) Dalam medan listrik.

Usaha untuk melewatkan arus listrik dalam ruang vakum membawa penemuan sinar katoda
oleh Julius Plucker pada tahun 1859. Penelitian lebih lanjut menyimpulkan bahwa berkas sinar
ini terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif. Partikel inilah yang kemudian disebut
elektron seperti yang diusulkan oleh Stoney.

96
Pada tahun 1897, J.J. Thomson berhasil menetapkan nilai perbandingan e/m untuk elektron
berdasarkan sifat pembelokannya dalam medan listrik dan juga medan magnet.
e
= - 1,76 x 10 -8 C/g
m
Keterangan:
• C (coulomb) adalah satuan SI untuk muatan listrik
• e adalah muatan listrik.
• m adalah massa electron
• nilai e/m menentukan sifat pembelokan elektron dalam medan
• tanda negatif (–) menunjukkan bahwa pembelokan ke arah medan positif.

Hasil eksperimen Millikan di atas selanjutnya digunakan untuk menghitung massa elektron
(m) dengan mensubstitusikan nilai e pada e/m; diperoleh m = 9,11 x 10–28 g.

Temuan:
 elektron merupakan partikel sub-atom.
 elektron bermuatan listrik negatif (–1,6 x 10–19 C), dan bermassa 9,11 x 10–28 g.

2. Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein (Jerman) menemukan berkas sinar positif (sinar kanal)
yang bergerak dengan arah berlawanan terhadap arah sinar katoda. Sifat pembelokan sinar
kanal diteliti oleh Wilhelm Wien (1898) dan J.J. Thomson (1906). Keduanya menentukan nilai
e/m untuk sinar ini dengan cara yang sama seperti pada eksperimen penentuan nilai untuk e/m
untuk elektron.
untuk memakumkan sinar katoda

ANODA (+)   KATODA (–)

  ion positif
Gbr 7.2. Eksperimen Sinar Positif (Sinar Kanal)

Dengan menggunakan gas hidrogen (berarti atom paling ringan), terhadap sinar positif
yang terdiri dari partikel-partikel positif itu diperoleh nilai perbandingan,
e
= + 9,58 x 10 4 C/g
m
Partikel inilah yang sekarang dikenal sebagai proton. Proton bermuatan listrik yang sama
besar dengan bilangan muatan elektron hanya tandanya berlawanan, yakni +1,6 x 10–19 C.
Besarnya muatan proton ini kemudian digunakan sebagai satuan muatan listrik positif (sering
ditulis: muatan proton = +1) sedangkan muatan elektron sebagai satuan muatan listrik negatif
(sering ditulis: muatan elektron = –1). Massa proton dapat dihitung dengan mensubstitusikan
nilai e pada e/m untuk proton; diperoleh massa proton = 1,673 x 10–24 g.

Temuan:
 proton merupakan partikel sub-atom.
 proton bermuatan listrik positif (+1,6 x 10–19 C), dan bermassa 1,673 x 10–24 g.

97
3. Penemuan Inti Atom
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melaporkan hasil eksperimennya yang menggunakan
partikel  untuk menyelidiki struktur dalam atom, dan berkesimpulan bahwa “di dalam atom
terdapat inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa dari atom itu”.
atom-atom dalam
inti atom lempeng-tipis emas



Penghamburan  
Partikel  
 
• Gbr 7.3.
 Pembelokan dan Pantul-balik partikel  oleh
 inti atom emas pada Eksperimen Rutherford


partikel dipantul-balik
partikel dibelokkan

Seberkas partikel  diarahkan pada selembar logam amat tipis (setebal 0,0004 cm) dari
emas (platina atau tembaga); dan Rutherford menemukan bahwa:
➢ sebagian besar partikel  diteruskan dengan arah lurus,
➢ sebagian kecil diteruskan dengan arah dibelokkan, dan
➢ beberapa partikel  memantul–balik dengan arah menuju sumbernya.
Rutherford selanjutnya menjelaskan penemuannya di atas seperti berikut:
(1) Ada sebuah inti bermuatan positif di pusat atom.
(2) Inti atom merupakan pusat massa dari atom.
(3) elektron menempati sebagian besar ruang atom, dan berada di luar inti dengan
bergerak cepat mengelilingi inti.
(4) Karena atom bersifat netral maka muatan positif total dari inti harus sama dengan
muatan negatif total dari semua elektron. Dengan demikian jumlah elektron di luar
inti harus sama dengan jumlah proton dalam inti.

Penemuan “inti atom” merupakan sumbangan besar bagi perkembangan teori tentang
atom. Gambaran atom menjadi semakin jelas. Jika inti atom diibaratkan sebesar bola tenis,
maka atom itu sendiri sebesar bola yang diameternya 2 km dengan ruang atom sebagian
besar merupakan ruang kosong.
Selain menemukan inti atom, Rutherford pada tahun 1920 mengajukan sebuah hipotesis
bahwa “ada sebuah partikel lain yang tak bermuatan dalam inti atom dan memiliki massa
hampir sama dengan massa proton”.

4. Penemuan Netron
Hipotesis Rutherford tentang adanya partikel selain proton di dalam inti dapat
dibuktikan kemudian oleh James Chadwick yang dipublikasikannya pada tahun 1932.
Chadwick berhasil membuat partikel-partikel tak bermuatan dengan cara menembaki
atom-atom unsur berilium, Be dengan hamburan partikel  di dalam sebuah reaktor nuklir.
(Lihat Gbr 7.4.)

98
Hamburan proton
Hamburan netron
Hamburan partikel  Sensor

Sumber Radioaktif
lempeng parafin perisai Gbr 7.4. Pembuatan Netron
unsur Be

Partikel tak bermuatan itu kemudian dilewatkan pada suatu medan, namun partikel terus
bergerak lurus (berarti partikel bersifat netral), dan berakhir dengan menumbuk dan
menembus moderator (terbuat dari bahan parafin atau karbon). Kenetralan muatan listrik
inilah yang mungkin menyebabkan partikel tersebut diberi nama netron.
Chadwick kemudian juga berhasil menetapkan massa netron, yakni 1,675 x 10–24 g (sedikit
lebih besar dari massa proton).

Temuan:
 netron merupakan partikel sub-atom.
 netron tak bermuatan (netral), dan bermassa 1,675 x 10–24 g.

B. NOMOR ATOM, NOMOR MASSA DAN SIMBOL ATOM


Atom unsur dicirikan oleh 2 tipe bilangan atau nomor yang dikenal sebagai nomor
atom dan nomor massa. Oleh karena itu, lambang atom atau simbol atom biasanya disertai
oleh kedua ciri nomor tersebut (penerapannya terutama pada pembahasan pembuatan isotop
dan reaksi inti).

1. Nomor Atom
Berdasarkan pada hasil penemuan inti atom, para ahli menyimpulkan bahwa setiap
unsur memiliki inti atom yang khas. Kekhasan inti ini terutama ditentukan oleh jumlah proton
yang dikandungnya; atau dengan kata lain sifat atom ditentukan oleh jumlah proton dalam intinya.
Bilangan bulat yang menyatakan jumlah proton dalam inti disebut nomor atom (simbol: Z).
Karena atom bersifat netral, dan maka selain nomor atom menunjukkan jumlah proton dalam
inti, nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron di luar inti.
Nomor atom menjadi ciri penting dari setiap atom unsur karena menentukan sifat kimia atom
unsur itu sendiri (pembahasan tentang hal ini akan dijumpai pada bagian Ikatan Kimia).

Nomor atom (Z) = jumlah proton = jumlah elektron

2. Nomor Massa
Nomor massa (simbol: A) merupakan bilangan bulat yang menunjukkan jumlah total
dari proton dan netron dalam inti. Sebuah proton atau sebuah netron sering disebut sebagai
nukleon. Dengan demikian nomor massa juga menunjukkan jumlah total nukleon dalam inti,
dan bukan merupakan massa inti. Atom hidrogen merupakan atom yang hanya mempunyai
sebuah nukleon, yaitu sebuah proton. (Atom hidrogen tidak memiliki netron.)

99
Nomor massa (A) = total proton (Z) + total netron (N) = total nukleon
A = Z + N = total nukleon

3. Simbol Atom
Lambang atom, atau tepatnya simbol atom unsur pada lingkup pembahasan tertentu
(Isotop dan Reaksi Nuklir) diperlukan penulisan secara lengkap yakni dengan mencamtumkan
nomor atom (Z) dan nomor massa (A).

A 35
Simbol atom yang lengkap: simbol atom Contoh : 17 Cl
Z

Berikut disajikan dua tipe penulisan simbol atom yang masing-masing mempunyai kegunaan
sesuai dengan lingkup materi yang dibahas.
Tabel 7.1. Nama Unsur dan Simbol Sederhana Atom (*)
Nama Unsur Hidrogen Karbon Natrium Klor
Simbol Atom H C O Cl
Keterangan: (*) Selalu dijumpai pada setiap pembahasan materi kimia.
Tabel 7.2. Nama Unsur dan Simbol Lengkap Atom (**)
Nama Unsur Hidrogen Karbon Natrium Klor
Simbol Atom 1H 12 C 16 O 35
1 6 8 17 Cl
Keterangan: (**) Digunakan pada lingkup bahasan materi kimia tertentu;
umumnya dalam pembahasan Isotop Unsur atau Reaksi Nuklir.
35
Lambang 17 Cl menunjukkan bahwa atom klor dengan:
Z = 17; berarti: memiliki 17 proton, dan memiliki 17 elektron
A = 35; berarti: memiliki (35-17) netron = 18 netron

Simbol atom lengkap ini disebut juga lambang isotop.


35 37
Selain 17 Cl , isotop klor lainnya yang terdapat di alam adalah 17 Cl .
Catatan:
Nomor atom (Z) dan nomor massa (A) tidak perlu dihafal; nilai ini selalu diberikan (ditampilkan)
pada suatu bahasan yang melibatkannya.

C. ISOTOP DAN MASSA ATOM


1. Isotop Unsur
Kenyataan bahwa inti atom (kecuali inti atom H-1) terdiri dari proton dan netron telah
memberikan informasi tentang adanya isotop. Sebenarnya di alam unsur hidrogen ditemukan
sebagai 11 H (99,985%) dan 21 H (0,015%). Kedua atom unsur hidrogen ini masing-masing
mempunyai jumlah proton yang sama, hanya yang berbeda dalam hal jumlah netronnya.
Atom-atom unsur yang demikian dinamakan isotop.

100
Isotop didefinisikan sebagai:
• unsur sejenis dengan jumlah proton sama tetapi jumlah netronnya berbeda, atau
• unsur sejenis dengan nomor atom sama tetapi nomor massanya berbeda
Keterangan: Istilah lain untuk isotop adalah nuklida; jadi “sebuah isotop” adalah “sebuah nuklida”.

Unsur-unsur di alam umumnya berada sebagai campuran isotopnya kecuali Be, F, dan
Na. Isotop alam ada yang stabil dan yang tidak stabil.
• isotop dengan nilai N = Z dan nilai A  40 tergolong isotop stabil.
• isotop dengan nilai A  40 umumnya merupakan isotop tidak stabil dan
bersifat radioaktif (sering disebut sebagai radioisotop).
Selain isotop alam juga dikenal isotop buatan.
Contoh isotop alam:
hidrogen ( 11 H ; 21 H ); karbon ( 126 C ; 136 C ); oksigen (168 O ; 178 O; 188 O); dan klor ( 17
35 Cl ; 37 Cl).
17

Contoh isotop buatan:


83 Br ; 84 Br ; 85 Br ) ; iodium ( 131 I ; 132 I ; 133 I )
brom ( 35 35 35 53 53 53

Catatan: 12
6 C dapat juga ditulis sebagai isotop C-12; demikian juga yang lainnya.

Beberapa kegunaan isotop di antaranya:


(a) sebagai pembanding massa atom (isotop C-12),
(b) sebagai acuan penetapan ukuran waktu (isotop Kr),
(c) untuk penentuan mekanisme reaksi (bidang kimia).
Di samping itu, isotop terutama isotop buatan digunakan juga dalam bidang-bidang medis
(terapi dan diagnosa penyakit), pertanian (pemilihan bibit unggul), perminyakan (detektor),
dan reaksi nuklir (sumber energi dan peluru).

2. Isotop Dan Nilai Ar


Di muka telah dibahas tentang massa relatif atom (Ar). Nilai Ar yang ditabelkan erat
hubungannya dengan keberadaan isotop unsur yang bersangkutan di alam. Nilai ini merupakan
rata-rata dari massa isotop unsur yang bersangkutan di alam. Bagaimana cara perhitungan nilai
Ar tersebut dapat dilihat dari contoh perhitungan berikut ini.
(1) Pada Tabel Periodik Unsur: Ar H = 1,008; atau tepatnya: Ar H = 1,008 .
Nilai ini diperoleh dari rata-rata massa isotop alamnya. Di alam unsur hidrogen terdiri dari
campuran 2 isotop utamanya 11H dan 12 H .
1 H (massa 1,00783  ) dengan keberadaan 99,985% ; dan
1

1 H (massa 2,00140  ) dengan keberadaan 0,015% .


2

Perhitungan penetapan nilai Ar H adalah:


1
H: (1,00783 )(99,985%) = 1,00768 
2
H: (2,00140 )(0,015%) = 0,00030 
+
Rata-rata nilai Ar H = 0.00798 
rata-rata massa relatif atom H di alam adalah 1,00798 ; (dibulatkan =1,008 ).

101
(2) Pada Tabel Periodik Unsur: Ar Cl = 35,453; atau tepatnya: Ar H = 35,453 ..
Di alam, unsur klor terdiri dari 2 isotop stabilnya, yaitu 17
35
Cl (massa 34,969  ; keberadaan
75,77%) dan 37
17 Cl
(massa 36,966  ; keberadaan 24,23%)
35
Cl: (35,969 )(75,77%) = 26,496 
37
Cl: (36,966 )(24,23%) = 8,957 
Rata-rata nilai Ar Cl = 35,453  +
rata-rata massa relatif atom Cl di alam adalah 35,453 .
Keterangan:
Pada lambang atom: angka 17 merupakan nomor atom dan angka 35 merupakan nomor massa.
Sedangkan nilai 35,969  merupakan massa sebuah isotop Cl-35.

D. MODEL ATOM
Berdasarkan penemuan partikel subatom (elektron, proton, dan netron) termasuk inti
atom sebagaimana yang telah dibahas di muka, temuan itu telah mengubah gambaran tentang
atom. Tepatnya, atom yang digambarkan (dijelaskan) oleh Dalton (pada bab 2) tidak seluruhnya
benar, misalnya bahwa atom itu bulat, padat, dan tidak dapat dipecah merupakan pernyataan
yang perlu diperbaiki. Gambaran atom yang mendekati atom yang sesungguhnya dikenal
sebagai model atom. Jadi hanya model yang dapat dikemukakan, sementara apa dan
bagaimana atom itu yang sebenarnya sampai kini masih terus diselidiki dan tetap masih
menyimpan rahasia.
Apa kegunaan dari model atom, dan model atom mana yang akan diterapkan? Pertanyaan ini
akan dijawab pada uraian berikut.

1. Model Atom Dalton


Pada Bab 3, Dalton telah mengemukakan gambaran tentang atom dan hubungannya
dengan sifat partikel materi. Namun pernyataan Dalton tentang atom bahwa “atom itu bulat,
padat, dan tidak dapat dipecah” sudah tidak dapat diterima lagi kebenarannya dengan
ditemukannya elektron dan inti atom di dalam setiap atom.
Namun demikian, Dalton telah memberikan sumbangan amat besar bagi dunia ilmu
pengetahuan, dan beberapa dari teorinya yang lain tentang atom kini masih dipertahankan dan
tetap digunakan.

2. Model Atom Thomson


Hasil eksperimen dan usul Faraday tentang “elektron” sebagai satuan muatan listrik,
dan kemudian penemuan elektron dalam atom oleh Thomson merupakan awal revolusi atom.
Gambaran tentang atom menjadi berubah, dan mendorong Thomsom mengajukan sebuah model
atom bahwa “atom” merupakan “bola netral yang di dalamnya tersebar rata muatan negatif
(elektron) dan muatan positif”.
Model Atom Thomson diibaratkan seperti roti kismis. Namun model atom ini tidak bertahan
lama dengan ditemukannya inti atom oleh Rutherford.

102
3. Model Atom Rutherford
Dengan ditemukannya inti dalam atom oleh Rutherford semakin memperjelas gambaran
tentang atom itu sendiri. Berdasarkan pada beberapa hasil eksperimennya sendiri maupun
bersama Geiger dan Marsden, Rutherford mempublikasikan penemuannya dan akhirnya
menyimpulkan bahwa:
“atom terdiri dari inti atom bermuatan positif sebagai pusat massa, dan
elektron bermuatan negatif yang bergerak cepat mengelilingi inti atom”.
Model atom Rutherford ini bila digambarkan adalah seperti berikut.

e elektron
e

+
e
Gbr 7.5. Model Atom Rutherford
e inti atom (Inti atom dan elektron yang mengelilinginya.)

Model atom Rutherford memiliki beberapa kelemahan yakni belum dapat menjelaskan beberapa
pertanyaan yang berkembang pada waktu itu. Model atom ini pun tak bertahan lama dengan
diajukannya model atom Bohr.

4. Model Atom Bohr


Rutherford tidak menjelaskan kedudukan (jarak) dan sifat elektron di sekitar inti.
Kelemahan ini berhasil ditunjukkan oleh Niels Bohr (Denmark) berdasarkan teori Mekanika
Newton (Mekanika Klasik) yang dikombinasikannya dengan Mekanika Kuantum yang sedang
berkembang saat itu. Pada tahun 1913, Bohr mengajukan teorinya bahwa,
atom adalah partikel netral yang terdiri dari inti atom bermuatan positif dan elektron
bermuatan negatif yang bergerak mengelilingi inti dengan lintasan-lintasan tertentu.
Lintasan elektron kemudian disebutnya sebagai orbit melingkar atau kulit elektron. Kulit
elektron berjarak tertentu dari inti, dan jarak ini dicirikan oleh suatu bilangan yang disebutnya
sebagai bilangan kuantum (dilambangkan: n) di mana n = 1, 2, 3, …. Kulit-kulit elektron
dengan n=1; n=2; n=3; dan seterusnya, dinamainya berturut-turut kulit-kulit sebagai K, L, M,
N, dan seterusnya. Menurut Bohr, setiap kulit elektron dapat ditempati elektron maksimal
sebanyak 2n2 elektron.
Model (bangun) atom yang didasarkan pada teori atom Bohr tersebut
diperlihatkan menurut Gbr 7.6 di bawah ini.

kulit K (n=1)
kulit L (n=2)
kulit M (n=3)
kulit N (n=4)

Gbr 7.6.
Model (bangun) Atom Bohr inti atom

Walaupun teori dan bangun atom Bohr di kemudian hari juga mengalami penyempurnaan
(karena mengandung kelemahan), namun bangun atom Bohr masih dipergunakan karena dapat
menyederhanakan penjelasan beberapa gejala kimia.

103
5. Konfigurasi Elektron
Menurut Bohr, elektron-elektron bergerak di sekitar inti dengan lintasan tertentu yang
disebut sebagai kulit-kulit K (n=1), L (n=2), M (n=3), N (n=4), dst. Bohr kemudian
menjelaskan bahwa setiap kulit hanya dapat ditempati maksimal 2 n2 elektron; atau dapat
dinyatakan bahwa,
• kulit K (n=1) maksimal dapat ditempati oleh 2 e,
• kulit L (n=2) maksimal dapat ditempati oleh 8 e,
• kulit M (n=3) maksimal dapat ditempati oleh 18 e,
• kulit N (n=4) maksimal dapat ditempati oleh 32 e, dst.
Dengan demikian elektron-elektron berada dan bergerak mengitari inti dengan membentuk
suatu susunan elektron yang disebut konfigurasi elektron. Tabel 7.3 menyajikan konfigurasi
elektron atom unsur dengan nomor atom (Z) 1 s.d. 20.
Tabel 7.3. Konfigurasi Elektron Atom Unsur (Z=1 s.d. Z=20).
Simbol Jumlah Kulit Elektron
Atom Unsur Atom Z Elektron K L M N O
hidrogen H 1 1e 1e - - - -
Helium He 2 2e 2e - - - -
litium Li 3 3e 2e 1e - - -
berilium Be 4 4e 2e 2e - - -
boron B 5 5e 2e 3e - - -
karbon C 6 6e 2e 4e - - -
nitrogen N 7 7e 2e 5e - - -
oksigen O 8 8e 2e 6e - - -
fluor F 9 9e 2e 7e - - -
neon Ne 10 10e 2e 8e - - -

natrium Na 11 11e 2e 8e 1e - -
magnesium Mg 12 12e 2e 8e 2e - -
aluminium Al 13 13e 2e 8e 3e - -
silikon Si 14 14e 2e 8e 4e - -
fosfor P 15 15e 2e 8e 5e - -
belerang S 16 16e 2e 8e 6e - -
klor Cl 17 17e 2e 8e 7e - -
Argon Ar 18 18e 2e 8e 8e - -

kalium K 19 19e 2e 8e 8e 1e -
kalsium Ca 20 20e 2e 8e 8e 2e -
CATATAN:
Teori atom Bohr hanya dapat diterapkan terhadap atom unsur dengan nomor atom (Z)
dari Z=1 s.d. Z=18 di dalam memperkirakan konfigurasi elektron.

Bentuk lain dari konfigurasi elektron adalah dengan menyatakan ke dalam bangun atau model
atom Bohr seperti dicontohkan berikut ini.

104
M M
L L L
K K K K

• • • •
1e 2e 4e 2e 8e 2e 2e 8e 8e
(a) atom H (b) atom C (c) atom Mg (d) atom Ar
Gbr 7.7 Diagram Konfigurasi Elektron Atom-atom H, C, Mg, dan atom Ar.

Untuk memudahkan (agar praktis), konfigurasi di atas ini dapat ditulis sebagai:

(a) 1H 1e (b) 6C 2e-4e (c) 12Mg 2e-8e-2e (d) 18Ar 2e-8e-8e

Latihan 7.1.
Tuliskan konfigurasi elektron atom unsur berikut:
a. Li(Z=3)
b. N(Z=7)
c. 8O
d. 32 S
16



105
IKHITISAR

Partikel subatom adalah partikel penyusun atom, yakni elektron, proton, dan netron.
ELEKTRON (e)
(mengelilingi inti atom)
• massa 9,11 x 10– 28 g  0.
ATOM • muatan –1 (*) PROTON (p)
• massa 1,673 x 10– 24 g .
• muatan +1 (*)
INTI ATOM
• pusat massa atom
• bermuatan positif
NETRON (n)
• massa 1.675 x 10– 24 g.
(*) kelipatan dari 1,6 x 10– 19 C
• muatan 0 (netral)

Nomor atom (simbol: Z) = jumlah proton = jumlah elektron.


Nomor massa (simbol: A) = total proton (Z) + total netron (N) = total nukleon.
Nukleon merupakan istilah lain dari partikel sub-atom yang terdapat di dalam inti atom.
A
Simbol (lambang) lengkap dari atom: Z simbol-atom .
Isotop merupakan unsur-unsur bernomor atom sama tetapi bernomor massa beda. (Istilah lain
dari isotop adalah nuklida.)
Model atom merupakan gambaran atom yang mendekati atom sebenarnya.
Bilangan kuantum (n) merupakan bilangan yang mencirikan kedudukan (kulit) elektron dan
jumlah maksimal elektron dalam kulit.
Konfigurasi elektron adalah sebaran elektron di sekitar inti atom yang membentuk susunan
tertentu.


106
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)


01. Partikel subatom dalam sebuah atom adalah ….
A. inti atom, elektron, dan netron D. nukleon, elektron, dan proton
B. inti atom, elektron, dan proton E. proton, netron, dan elektron
C. nukleon, elektron, dan netron
02. Pernyataan berikut ini yang tidak tepat adalah ….
A. elektron selalu mengelilingi inti atom.
B. dalam atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya.
C. proton dan netron berada dalam inti atom.
D. jumlah proton dan jumlah netron dalam sebuah atom selalu sama.
E. massa sebuah atom terutama ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah netronnya.
03. Sinar yang dipengaruhi oleh medan listrik maupun medan magnit adalah sinar
yang terdiri dari partikel:
A. elektron C. proton E. elektron atau netron
B. netron D. elektron atau proton
38 X . Dapat dinyatakan bahwa atom ini:
04. Atom unsur mempunyai simbol: 20
A. memiliki 38 proton dan 38 elektron D. memiliki 20 proton dan 18 netron
B. memiliki 20 proton dan 20 netron E. memiliki 20 elektron dan 38 netron
C. memiliki 20 proton dan 38 netron
05. Isotop unsur adalah ….
A. atom unsur dengan jumlah proton dan jumlah elektronnya sama.
B. atom unsur dengan jumlah proton dan jumlah netronnya sama.
C. atom unsur dengan jumlah proton dan jumlah nukleon sama.
D. atom unsur dengan jumlah proton sama tetapi jumlah netronnya beda.
E. atom unsur dengan jumlah proton sama tetapi jumlah elektronnya beda.
06. Diketahui sederetan atom unsur dengan simbol: 22 A ; 22 B ; 23 C; 22 D; 28 E .
11 12 11 13 14
Atom-atom unsur yang merupakan isotop adalah:
A. 22 23 C. 22 28 E. 22 22 22 28
11 A dan 11C 13 D dan 14 E 11 A ; 12 B ; 13D; 14 E
B. 22 28 D. 22 22 22
11 A dan 14 E 11 A ; 12 B ; 13D
07. Massa atom relatif suatu unsur umumnya berupa bilangan pecahan. Hal ini
disebabkan oleh:
A. pengabaian massa elektron
B. massa proton dan massa netron tidak sama.
C. jumlah proton dan jumlah netron tidak sama
D. atom unsur umumnya berada dalam beberapa isotop.
E. atom unsur umumnya dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa

107
08. Nomor atom suatu unsur adalah 63 dan nomor masanya adalah 130. Jumlah
masing-masing proton, elektron, dan netron dalam atom unsur itu adalah:
A. 130p ; 130e ; 63n D. 67p ; 67e ; 63n
B. 63p ; 63e ; 130n E. 63p ; 63e ; 67n
C. 63e ; 67p ; 67n
09. Atom unsur X memiliki nomor atom (Z) adalah 9 dan nomor massa (A) adalah 18.
Elektron atom unsur ini akan tersebar ke dalam kulit-kulit elektronnya secara berurutan
menurut konfigurasi:
A. 2e–8e–8e D. 2e–7e
B. 6e–6e–6e E. 3e–6e
C. 2e–6e–10e
10. Diketahui atom unsur: 7 A . Atom unsur ini memiliki elektron valensi sebesar:
16
A. 7 C. 5 E. 2
B. 6 D. 4

ESSAY
Partikel Subatom
Lengkapilah pernyataan di bawah ini!
01. Di dalam atom terdapat partikel amat kecil bermuatan negatif yang disebut ……………. .
02. Di pusat atom terdapat ……….….….... yang bermuatan ……….….…. dan terdiri dari
..……………… dan ……………..… .
03. Dalam atom terdapat ruang kosong di antara ……………. dan ………....….. .
04. Yang dimaksud dengan partikel subatom adalah …………..….; ………..……..; dan
…………….... .
05. Atom merupakan partikel yang terdiri dari ………..…..… yang bermuatan ………...…….
yang mengelilingi ……….…. bermuatan ….……….... .

Nomor Atom, Nomor Massa, Dan Simbol Atom.


170
06. Atom suatu unsur mempunyai simbol 82 D . Tetapkanlah:
a. Nomor atom unsur D
b. Nomor massa unsur itu
c. Jumlah proton
d. Jumlah elektron
e. Jumlah netron
07. Nyatakanlah atom unsur berikut dalam bentuk simbol atomnya.
a. Magnesium (Z = 12; A = 24).
b. Besi (26 proton; 30 netron; 26 elekton).

108
08. Lengkapilah tabel berikut.
Jumlah
Atom Unsur Z A
proton netron elektron
a. P 15 31 …. …. ….
b. Q …. 55 …. …. 25
c. R …. …. …. 122 80
d. S …. …. 54 78 ….
e. T …. 140 …. 82 ….

Isotop Dan Massa Atom


09. Tuliskan ke dalam 2 pernyataan yang memberikan batasan tentang isotop.
10. Mana di antara atom-atom berikut ini satu sama lain merupakan isotop?
21 21 23 22 19 21
10 A 11 B C
10 11 D 11 E 9 F
11. Unsur magnesium mengandung 78,99% 12 24
Mg (massa 23,99 sma); 10,00% 1225Mg (massa
26
24,99 sma); dan 11,01% 12 Mg (massa 25,98 sma). Hitunglah massa relatif rata-rata atom
Mg.
12. Karbon di alam terdapat sebagai campuran 12 C dan 13C . Massa atom 12 C adalah 12,000
6 6 6
sma, dan massa atom 13C adalah 13,003 sma. Jika Ar C adalah 12,011 sma, berapa %
6
12
keberadaan isotop C di alam?
6

Model Atom Dan Konfigurasi Elektron.


13. Bacalah kembali teori atom Dalton (lihat: Partikel-partikel Materi). Pernyataan mana dari
teori itu yang sudah tidak tepat lagi?
14. Berapa nilai bilangan kuantum, n. Tunjukkan hubungan antara nilai n dengan kulit
elektron dan jumlah elektron yang dapat ditempati.
15. Buatlah sebuah model atom Bohr yang mengilustrasikan bangun sebuah atom.
16. Gambarkan konfigurasi elektron menurut orbit Bohr untuk atom unsur berikut ini.
39
a. 126 A b. 168B 28
c. 14 C d. 19 D

17. Dari jawaban soal 16, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Atom-atom mana yang memiliki jumlah kulit yang sama?
b. Atom-atom mana yang memiliki jumlah elektron sama pada kulit paling luarnya?



109
Dalam keseharian kita sering mendengar kata-kata tentang unsur-unsur logam, nonlogam,
semi-logam, buatan, unsur radioaktif, dll. Unsur mana saja yang digolongkan ke dalam unsur
seperti itu?
Entah kapan pengelompokan unsur seperti itu mulai muncul, namun yang jelas bahwa usaha
pengelompokan unsur ditujukan untuk memudahkan pengkajian dan pengenalan terhadap
unsur dan senyawanya berdasarkan sifat umum dari setiap kelompok unsur. Kini dapat
ditemukan daftar atau tabel kelompok unsur yang populer dengan nama Tabel Periodik Unsur.
Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari tabel yang merupakan hasil kerja keras dan
panjang dari ilmuan ini?

A. USAHA PENGELOMPOKAN UNSUR


Usaha pengelompokan unsur-unsur didorong untuk memudahkan pengkajian dan
pengenalan unsur yang jumlahnya cukup banyak pada saat itu di samping untuk mendukung
penemuan unsur baru. penelitian keberadaan dan usaha pembuatan unsur baru sampai kini
terus berlangsung.

1. Tabel Dobereiner
Salah seorang yang turut menyumbangkan hasil pengelompokan unsur adalah Johann
Wolfgang Dobereiner (Jerman). Pada tahun 1817 dan 1819, Dobereiner mempublikasikan hasil
pengamatannya terhadap 55 unsur yang dikenal pada saat itu dan menyimpulkan adanya
kelompok unsur yang disebutnya triad. Triad, menurut Dobereiner, merupakan kelompok
(deret) tiga unsur yang sifatnya hampir sama, dan massa atom unsur kedua (di tengah) hampir
sama dengan rata-rata massa atom unsur lainnya.
Tabel 8.1. Beberapa Triad Dobereiner
Li Na K S Se Te
6,9 23,0 39,1 32,1 80,0 127,6
Cl Br I Ca Sr Ba
55,5 79,9 126,9 40,1 87,6 137,4

2. Tabel Newlands
Antara tahun 1863-1866, John Alexander Reins Newlands (Inggris) mengembangkan dan
kemudian memperkenalkan sebuah tabel pengelompokan unsur (Tabel 8.2).
Newlands mengurut unsur-unsur menurut kenaikan massa atomnya, dan
menemukan pengulangan sifat unsur, dimana,
(a) sifat unsur ke-1 terulang kembali pada unsur ke-8, dan
(b) sifat unsur ke-2 terulang kembali pada unsur ke-15; demikian seterusnya.
Pengulangan sifat ini kemudian disimpulkannya sebagai hukum oktaf (karena mirip dengan
oktaf nada lagu).

110
Tabel 8.2. Tabel Oktaf Unsur
No. No. No. No. No. No. No. No.
1 H 8 F 15 Cl 22 Co&Ni 29 Br 36 Pd 42 I 50 Pt&Ir
2 Li 9 Na 16 K 23 Cu 30 Rb 37 Ag 44 Cs 53 Tl
3 Be 10 Mg 17 Ca 25 Zn 31 Sr 38 Cd 45 Ba&V 54 Pb
4 B 11 Al 18 Cr 24 Y 33 Co&La 40 U 46 Ta 56 Th
5 C 12 Si 19 Ti 26 In 32 Zr 39 Sn 47 W 52 Hg
6 N 13 P 20 Mn 27 As 34 Di&Mo 41 Sb 48 Nb 55 Bi
7 O 14 S 21 Fe 28 Se 35 Ro&Ru 43 Te 49 Au 51 Os
Catatan: Tabel ini tidak bertahan lama karena adanya beberapa penyimpangan dari unsur bermassa tinggi
seperti ketidakmiripan sifat (Cu-K; Zn-Ca; dst.), dan ketidakterurutan kenaikan massa.

3. Tabel Periodik Mendeleev


Pada tahun 1869, secara terpisah, Julius Lothar Meyer (Jerman) dan Dmitry Ichanovich
Mendeleev (Rusia) masing-masing memperkenalkan tabel periodik unsurnya. Kedua tabel ini
hampir mirip (mencakup 66 unsur dan disusun berdasarkan kenaikan massa atom) hanya
bedanya Mendeleev lebih menekankan pada sifat kimia unsur.
Mendeleev merevisi tabelnya pada tahun 1871 dengan memperkenalkan apa yang dise-
butnya golongan. Menurut Mendeleev, “golongan” menunjukkan sekelompok kelompok
unsur dengan sifat hampir sama; dan menyimpulkan bahwa “sifat unsur merupakan
fungsi periodik dari massa atomnya” (dikenal sebagai hukum periodik).
Tabel Periodik Mendeleev mendapat sambutan luas kala itu dan menjadi bentuk dasar yang
kemudian dikembangkan serta disempurnakan.
Tabel 8.3. Tabel Periodik Mendeleev
GOLONGAN
DERET
I II III IV V VI VII VIII
1 H
2 Li Be B C N O F
3 Na Mg Al Si P S Cl
4 K Ca ? Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu
5 (Cu) Zn ? ? As Se Br
6 Rb Sr Yt Zr Nb Mo … Ru Rh Pd Ag
7 (Ag) Cd In Sn Sb Te I
8 Cs Ba ?Di ?Ce … … … … … … …
9 (…) … … … … … …
10 … … ?Er ?La Ta W … Os Ir Pt Au
11 (Au) Hg Tl Pb Bi … …
12 … … … Th … U … … … … …
Keterangan: ? menunjukkan unsur yang diramalkan Mendeleev, dan
… menunjukkan unsur yang belum ditemukan.

4. Tabel Periodik Pendek


Bertambahnya unsur-unsur baru antara tahun 1871–1898 termasuk unsur gas mulia yang
sebelumnya tidak diperkirakan oleh Mendeleev segera ditempatkan, dan Tabel Periodik
Mendeleev berkembang dalam bentuk yang dikenal sebagai Tabel Periodik Pendek.

111
Tabel 8.4 Tabel Periodik Pendek
GOLONGAN
PERIODA I II III IV V VI VII VIII
a b a b a b a b a b a b a b a b(0)
1 H He
2 Li Be B C N O F Ne
3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
4 K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni
Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd
Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
6 Cs Ba La* Hf Ta W Re Os Ir Pt
Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
7 Fr Ra Ac**

* Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
** Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
Keterangan: - Istilah deret diubah menjadi perioda.
- Kotak gelap menunjukkan unsur-unsur yang ditemukan setelah tahun 1871.

5. Tabel Periodik Modern


Adanya beberapa kelemahan pada Tabel Periodik Pendek seperti letak unsur
tidak sesuai dengan kenaikan massa atom antara lain Ar-K, Co-Ni, dan Te-I
telah mendorong usaha penyempurnaannya.
Penelitian Henry G.J. Moseley pada tahun 1913 dan 1914 berhasil memecahkan masalah
tersebut. Dari hasil eksperimennya tentang sifat inti atom (nomor atom), Moseley
menyimpulkan bahawa sifat fisis dan sifat kimia unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya (revisi hukum periodik).
Berdasarkan hukum periodik inilah Tabel Periodik Pendek disempurnakan menjadi Tabel
Periodik Panjang. Unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor atom, dan akibatnya terjadi
perubahan kedudukan unsur dan pertambahan golongan. Tabel Periodik Panjang (disebut juga
Tabel Periodik Modern, atau populer sebagai TABEL PERIODIK UNSUR) sebagai hasil
penyempurnaan disajikan pada Tabel 8.5, dan akan digunakan pada pembahasan materi kimia
selanjutnya.

B. GOLONGAN DAN PERIODA


Tabel Periodik Unsur (TPU) dapat diibaratkan peta kedudukan dan sifat unsur; antara
unsur yang satu dengan lainnya memiliki hubungan yang teratur, baik dalam hal pengulangan
sifat maupun perubahan sifatnya. Pada Tabel Periodik Unsur, kedudukan (letak) dan sifat dari
unsur-unsur dicirikan oleh golongan dan perioda; atau kedua ciri ini dapat ditetapkan (diduga)
dari nomor atom dari unsur (sebagai ciri utamanya).
IIA
nomor golongan
12
nomor atom
3 Mg simbol atom magnesium
24,31 massa relatif atom (Ar) Mg
nomor perioda

112
TABEL PERIODIK UNSUR
IA VIIIA
GOLONGAN
1 2
1 H He
1,008 IIA PERIODA IIIA IVA VA VIA VIIA 4,003
3 4 5 6 7 8 9 10
2 Li Be B C N O F Ne
6,94 9,01 10,81 12,01 14,01 16,00 19,00 20,18
11 12 13 14 15 16 17 18
3 Na Mg VIIIB Al Si P S Cl Ar
22,99 24,31 IIIB IVB VB VIB VIIB IB IIB 26,98 28,07 30,97 32,07 35,45 39,95
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
39,10 40,08 44,96 47,88 50,94 52,00 54,94 55,85 58,93 58,69 63,55 65,39 69,72 72,61 74,92 78,96 79,90 83,80
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
85,5 87,6 88,9 91,2 92,9 95,9 98,9 101,1 102,9 106,4 107,9 112,4 114,8 118,7 121,8 127,6 126,9 131,3
55 56 57-71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 Cs Ba La-Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
132,9 137,3 178,5 180,9 183,8 186,2 190,2 192,2 195,1 197,0 200,6 204,8 207,2 208,0 (209) (210) (222)
87 88 89-103 104 105 106 107 108 109
7 Fr Ra Ac-Lw Unq Unp Unh Uns Uno Une
(223) 226,0 (261) (262) (263) (262) (265) (266)

57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
DERET LANTANIDA La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
138,9 140,1 140,9 144,2 (145) 150,4 151,9 157,3 158,9 162,5 164,9 167,3 168,9 173,0 174,9
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
DERET AKTINIDA Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lw
227,0 232,0 231,0 238,3 237,0 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (260)

Tabel 8.5 Tabel Periodik Modern atau Tabel Periodik Unsur

1. Golongan
Pada Tabel Periodik Unsur, kolom tegak dinamakan golongan. Golongan menunjukkan
kemiripan sifat; jadi unsur-unsur yang terletak segolongan (lajur tegak) akan memiliki sifat
yang hampir mirip satu dengan lainnya (terutama berlaku untuk golongan utama).
Golongan ditandai oleh bilangan romawi I s/d VIII, dan seluruhnya berjumlah 18 golongan
yang terbagi menjadi:
 GOLONGAN UTAMA (A) meliputi Golongan IA s/d Golongan VIIIA.
Beberapa Golongan Utama (A) ada yang memiliki nama khas, misalnya:
•Golongan IA dinamakan logam alkali.
•Golongan IIA dinamakan logam alkali tanah.
•Golongan VIIA dinamakan unsur halogen.
•Golongan VIIIA (atau Golongan 0) dinamakan gas mulia atau gas inert.

113
 GOLONGAN TRANSISI (B)
Golongan ini berjumlah 10 golongan, mencakup dari Golongan IB s/d Golongan VIIIB.
Khusus Golongan VIIIB terdiri dari 3 sub-golongan; karena umumnya bersifat logam,
golongan transisi ini juga disebut logam transisi. Sedangkan untuk logam transisi
tertentu ada yang diberikan nama tersendiri, misalnya:
•Logam Transisi-utama (untuk golongan VIIIB).
•Logam Transisi-dalam (untuk logam dengan Z=58 s/d Z=71, dan Z=90 s/d Z=103).
(Lihat juga Perioda 6 dan Perioda 7.)
•Logam Mulia (khusus untuk perak, emas dan platina).

2. Perioda
Kolom mendatar pada Tabel Periodik Unsur disebut perioda. Hukum periodik memberi
arti bahwa sifat unsur berubah secara periodik sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Jadi
perioda menunjukkan sekelompok unsur yang sifatnya berubah secara periodik. Perbedaan
nomor atom unsur untuk unsur seperioda menyebabkan perbedaan sifat kimia antar unsur-
unsurnya.
Perioda meliputi Perioda 1 s/d Perioda 7, atau dibedakan sebagai:
• Perioda Paling Pendek (hanya Perioda 1 yang terdiri dari 2 unsur).
• Perioda Pendek (meliputi Perioda 2 dan Perioda 3 masing-masing terdiri dari 8 unsur).
• Perioda Panjang (meliputi Perioda 4 dan Perioda 5, masing-masing terdiri dari 18 unsur).
• Perioda Paling Panjang (hanya Perioda 6 yang terdiri dari 32 unsur).
CATATAN:
Dari 32 unsur ini, 14 di antaranya (Z=54 s/d Z=71) memiliki sifat mirip dengan unsur lantanum
La; oleh karenanya ke-14 unsur ini disebut deret (unsur) lantanida, dan ditampilkan pada
lajur tersendiri.
• Perioda Belum Lengkap (hanya Perioda 7).
CATATAN:
- Dari unsur perioda 7 ini, 14 di antaranya (Z=90 s/d Z=103) memiliki sifat mirip dengan
unsur aktinium, Ac; oleh karenanya ke-14 unsur ini disebut deret aktinida, dan ditampilkan
pada lajur tersendiri bersama deret lantanida.
- Khusus untuk unsur-unsur dengan Z=93 s/d Z=103 dikenal juga dengan nama deret
(unsur) transuranium (karena letaknya setelah unsur uranium, U), dan merupakan
radioaktif buatan.

C. KEPERIODIKAN SIFAT UNSUR


Bagian ini akan memberikan jawaban mengenai kegunaan Tabel Periodik Unsur (TPU).
Sejauh ini belum dibicarakan secara luas tentang sifat kimia materi terutama sifat kimia unsur.
TPU dapat memberikan informasi tentang sifat unsur secara umum.
Telah dikehui bahwa nomor atom merupakan fungsi periodik dari sifat unsur (merupakan
hukum periodik). Karena TPU disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka
pengulangan sifat dan perubahan sifat yang terjadi tentu ada hubungannya dengan
perubahan nomor atom.
Nomor atom unsur menunjukkan jumlah proton dan jumlah elektron dari atom unsur itu.
Bilangan ini akan menjadi titik tolak dan dasar penting pada uraian berikut.

114
1. Konfigurasi Elektron Dan Elektron Valensi
Berdasarkan teori atau model Bohr, konfigurasi elektron dari atom suatu unsur dapat
ditetapkan bila nomor atom itu diketahui. Tabel berikut memperlihatkan hubungan nomor
atom dan konfigurasi elektron dengan kedudukan atom-unsurnya dalam TPU.
Tabel 8.6.
Bagian dari Tabel Periodik Unsur (TPU) dan
Hubungannya dengan Nomor Atom dan Konfigurasi Elektron.
IA IIA IIIA VIIIA
3 4 5 10
Li 2e–1e Be 2e–2e B 2e–3e Ne 2e–8e

11 12 18
Na 2e–8e–1e Mg 2e–8e–2e Ar 2e–8e–8e

19 20 Dst
K 2e–8e–8e–1e Ca 2e–8e–8e–2e
Dst.

Tampak bahwa setiap atom unsur memiliki nomor atom berbeda, dan begitu juga
konfigurasi elektronnya. Unsur segolongan (dalam kotak gelap) kulit-elektronnya
bertambah dengan naiknya nomor atom; sementara unsur seperioda (dalam kotak tebal)
kulitnya tetap dengan naiknya nomor atom.
Yang paling penting mengenai “konfigurasi elektron” adalah elektron valensi yakni
jumlah elektron pada kulit paling luar. Elektron valensi inilah yang menentukan sifat
terutama sifat kimia dari atom unsur yang bersangkutan. Berbeda elektron valensinya,
berbeda pula sifat kimianya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa,
(1) unsur segolongan memiliki elektron valensi sama (sifat kimianya hampir sama), dan
memiliki jumlah kulit berbeda.
(2) unsur seperioda memiliki elektron valensi berbeda (sifat kimianya berbeda) dan memiliki
jumlah kulit yang sama.
Dengan kata lain:
(a) Nomor golongan menunjukkan elektron valensi (atau sebaliknya).
(b) Nomor perioda menunjukkan jumlah kulit (atau sebaliknya).

2. Sifat Kelogaman Unsur


Ditinjau dari sifat kelogaman, unsur-unsur pada TPU dapat dikelompokkan sebagai
logam; semi-logam (atau metaloid; 8,25%); dan nonlogam (bukan-logam).
Pada TPU dapat ditemukan diagonal-tebal sebagai daerah peralihan dari logam ke nonlogam.
Unsur-unsur pada sisi garis diagonal ini merupakan unsur semi-logam (metaloid). Dapat
dinyatakan bahwa logam alkali (yakni golongan IA, kecuali H) merupakan golongan yang
bersifat paling logam sedangkan golongan VIIA (unsur halogen) merupakan golongan paling
nonlogam.

115
Tabel 8.7 Sifat Kelogaman Unsur pada TPU.
IA VIIIA
H IIA IIIA He
B
Al Si NONLOGAM
Ge As
L O G A M Sb Te
Po At

Keterangan: Diagonal tebal merupakan daerah peralihan logam ke nonlogam.

3. Jari-jari Atom
Kulit valensi atom dapat memberikan gambaran relatif terhadap volum atom atau jari-
jari atom itu . Dapat dinyatakan bahwa jari-jari atom merupakan jarak dari inti atom hingga
kulit elektron paling luar (kulit valensi) dari atom.
Jari-jari atom tidak dapat diukur secara langsung; nilainya hanya merupakan hasil
perhitungan (perkiraan) berdasarkan ukuran molekulnya. Tabel 8.8 memperlihatkan jari-jari
relatif dari beberapa atom unsur.
Tabel 8.8.
Jari-jari Relatif Beberapa Atom (dalam pm).
H
37 Tabel 8.8 memperlihatkan sifat data dan dapat
dibuat bagan seperti berikut.
Li Be B C N O F
134 91 82 77 74 72 71
Na Mg Al Si P S Cl
154 136 125 117 110 104 99 Jari-jari atom makin kecil
K Ca Ga Ge As Se Br
196 174 125 122 121 117 114 Jari-jari atom makin besar
Rb Sr Te I
216 191 137 133
Keterangan: 1 pm (pikometer) = 1 x 10–12 m. Gbr 8.1 Bagan Kecenderungan Perubahan
Kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari Jari-jari Atom pada TPU
data tentang jari-jari atom di atas?

Dapat disimpulkan bahwa:


(1) Dalam satu perioda, jari-jari atom mengecil dengan naiknya nomor atom (dari kiri
ke kanan). Mengapa?
Makin tinggi nomor atom makin besar inti atomnya sementara jumlah kulitnya tetap.
Akibatnya jarak antara inti dan kulit terluarnya semakin mengecil; atau kata lain, “jari-jari atom
unsur seperioda mengecil dengan naiknya nomor atom”.
(2) Dalam satu golongan, jari-jari atom membesar dengan naiknya nomor atom (dari
atas ke bawah). Mengapa?

116
4. Energi Ionisasi
Jika terhadap sebuah atom netral, sebuah elektron terluarnya ditarik ke luar atom, apa
yang terjadi pada atom itu? Contoh:

+3 → +3 + e- Atau: Li → Li+ + e-
Li 2e 1e Li 2e

Gbr 8.2 Perubahan Atom Li menjadi Ion Li+.

Atom litium, Li akan kehilangan elektron dan kelebihan satu buah proton bermuatan positif; atau
dengan kata lain atom Li berubah menjadi ion Li+. Untuk peristiwa yang terjadi pada atom ini
diperlukan energi, mengapa?
“Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari atom dalam keadaan gas“
dikenal sebagai energi ionisasi atau potensial ionisasi.
Bila pelepasan ini melibatkan elektron pertama, disebut energi ionisasi pertama; dan jika
melibatkan elektron kedua, disebut energi ionisasi kedua; dan seterusnya.
Perhatikanlah Tabel 8.9 di halaman berikut.
Tabel 8.9. Energi Ionisasi Atom Unsur (dalam eV)
H He
13,6 24,6
54,4
Li Be B C N O F Ne
5,4 9,3 8,3 11,3 14,5 13,6 17,4 21,6
76,6 18,2 25,2 24,4 29,6 35,1 35,0 41,0
Na Mg Al Si P S Cl Ar
5,1 7,6 6,0 8,5 10,8 10,4 13,0 15,8
47,2 15,0 18,8 16,4 19,7 23,3 23,8 27,6
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
4,3 6,1 6,0 7,9 9,8 9,8 11,8 14,0
31,6 11,9 20,5 15,9 18,6 21,2 21,8 24,4
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
4,2 5,7 5,8 7,3 8,6 9,0 10,4 12,1
27,3 11,0 18,9 14,6 16,5 18,6 19,1 21,2
Keterangan:
- nilai baris pertama untuk setiap atom unsur merupakan nilai energi ionisasi pertama,
dan baris kedua merupakan nilai energi ionisasi kedua.
- 1 eV = 13,06 kkal/mol = 96,49 kJ/mol.
Berdasarkan nilai energi ionisasi (potensial ionisasi) pada tabel dapat dikemukakan beberapa
pernyataan berikut.
(1) Energi ionisasi pertama selalu lebih rendah dari energi ionisasi kedua. Mengapa?
(2) Energi ionisasi unsur seperioda umumnya naik dengan naiknya nomor atom. Mengapa?
Karena unsur seperioda kulit valensinya tetap sementara muatan intinya bertambah
dengan naiknya nomor atom. Gaya tarik antara elektron valensi dengan inti semakin
kuat; akibatnya energi ionisasi semakin besar.
(3) Energi ionisasi unsur segolongan menurun dengan naiknya nomor atom. Mengapa?
(4) Energi ionisasi pertama unsur golongan VIIIA paling tinggi di antara semua golongan unsur.

117
Kesimpulan di atas dapat dikhtisarkan menurut bagan berikut:

H
F
Energi ionisasi atom membesar

Energi ionisasi atom mengecil

Fr
Gbr 8.3 Bagan Kecenderungan Perubahan Energi Ionisasi
Atom Unsur pada TPU

5. Afinitas Elektron
Berbeda dengan potensial ionisasi, maka afinitas elektron merupakan energi yang
dilepaskan pada pembentukan ion negatif dari atom gas yang mengikat elektron dari atom lain.

+9 + e- → +9 Atau: F + e- → F–
F 2e 7e F 2e 8e
Gbr 8.4 Perubahan Atom F menjadi Ion F– .
Atom F cenderung mengikat e- dari atom lain dengan disertai pelepasan energi. Tabel 8.10
memperlihatkan sifat afinitas elektron dari sebagian atom unsur.
Tabel 8.10.
Afinitas Elektron Atom Unsur (dalam eV)
H He Keterangan:
–0,76 (+0,22)
• Nilai energi di atas
Li Be B C N O F Ne melibatkan pengikatan untuk
–0,62 (+2,49) –0,23 –1,26 – –1,46 –3,40 (+0,30)
sebuah elektron.
Na Mg Al Si P S Cl Ar • Nilai dalam tanda ( )
–0,55 (+2,38) –0,44 –1,38 –0,75 –2,08 –3,62 (+0,36)
merupakan nilai perkiraan.
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
–0,50 (+1,62) –0,30 –1,29 –0,81 –2,02 –3,37 (+0,46) • Tanda – menunjukkan pele-
pasan energi; dan tanda +
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe menunjukkan penyerapan
–0,49 (+1,74) –0,29 –1,11 –1,07 –1,97 –3,06 (+0,42)
energi.
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn • 1 eV = 13,06 kkal/mol
–0,47 (+0,54) –0,20 –0,36 –0,95 (–1,76) (–2,80) (+0,42) = 96,5 kJ/mol
Pernyataan apa yang dapat diambil dari sifat data di atas?
(Beberapa data mungkin dapat membingungkan; oleh karena itu untuk menyederhanakannya
kita keluarkan data yang berhubungan dengan golongan IIA dan VIIIA.)
Dari kecenderungan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
(1) Pada umumnya afinitas elektron dari kelompok logam sangat rendah sedangkan
kelompok nonlogam sangat tinggi (kecuali gas milia).
(2) Pada umumnya afinitas elektron dari unsur segolongan menurun dengan naiknya
nomor atom.
(3) Pada umumnya afinitas elektron dari unsur seperioda membesar dengan naiknya
nomor atom.

118
Kesimpulan ini dapat dikhtisarkan menurut bagan hubungan di bawah ini.

Afinitas elektron atom membesar


F

Afinitas elektron atom mengecil

Fr
Gbr 8.5 Bagan Kecenderungan Perubahan Afinitas Elektron
Atom Unsur pada TPU

6. Keelektronegatifan
Molekul merupakan hasil penggabungan dari beberapa atom unsur; atau dapat pula dinyatakan
bahwa atom-atom dapat berikatan dengan membentuk molekul. Sesungguhnya elektron valensi
dari atomlah yang berperan dan menyebabkan terjadinya ikatan. Jadi di antara dua inti atom
terdapat pasangan elektron yang menyebabkan kedua inti itu berikatan. Dengan demikian
“pasangan elektron ikatan” akan mendapat tarikan (pengaruh) dari kedua inti atom.
Beberapa parameter (faktor) dapat Tabel 8.11
mempengaruhi sifat sebuah molekul, di Skala Keelektronegatifan Atom Unsur (dalam eV)
antaranya adalah keelektronegatifan, yaitu
H He
ukuran kemampuan suatu atom untuk 2,2 −
menarik pasangan elektron dalam Li Be B C N O F Ne
molekulnya. 1,0 1,6 2,0 2,6 3,0 3,4 4,0 −
Nilai keelektronegatifan tidak ditetapkan Na Mg Al Si P S Cl Ar
0,9 1,3 1,6 1,9 2,2 2,6 3,2 −
secara langsung tetapi melalui perkiraan
(berdasar perhitungan), dan cara memper- K Ca Ga Ge As Se Br Kr
0,8 1,0 1,8 2,0 2,2 2,6 3,0 2,9
kirakannya pun bermacam-macam
sehingga dikenal beberapa skala keelektro- Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
0,8 1,0 1,8 2,0 2,1 2,1 2,7 2,6
negatifan. Skala keelektronegatifan yang
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn
cukup populer adalah skala Pauling seperti 0,8 0,9 2,0 2,3 2,0 2,0 2,2 −
diperlihatkan menurut Tabel 8.11.
Selain istilah keelektronegatifan dikenal juga istilah keelektropositifan. Kedua atom yang berikatan
di dalam sebuah molekul, bila atom-1 memiliki skala keelektronegatifan lebih tinggi dari atom-2,
maka dikatakan bahwa atom-1 lebih elektronegatif, dan sebaliknya atom-2 lebih elektropositif.
Berdasarkan data keelektronegatifan pada Tabel 8.11 dapat dikemukakan hubungan
keelektronegatifan atom unsur dalam TPU seperti di bawah ini.
H

Keelektronegatifan atom membesar


F

Keelektronegatifan atom mengecil

Fr
Gbr 8.6 Bagan Kecenderungan Perubahan Keelektronegatifan Atom Unsur pada TPU


119
IKHTISAR

Sifat unsur terutama sifat kimianya merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya (Hukum
Keperiodikan).
Tabel Periodik Unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Pada Tabel Periodik Unsur,
unsur-unsur terbagi ke dalam dua tipe kelompok besar, yaitu golongan dan perioda.
Tabel Periodik Unsur terdiri dari 18 golongan dan 7 perioda.
Golongan merupakan kelompok unsur pada lajur tegak yang memiliki sifat hampir mirip satu
dengan lainnya.
Perioda adalah kelompok unsur pada lajur mendatar yang sifatnya berubah (berbeda) secara
periodik menurut perubahan nomor atom.
Nomor golongan menunjukkan jumlah elektron pada kulit paling luar dari atom unsur yang
bersangkutan.
Nomor perioda menunjukkan jumlah kulit elektron dari atom unsur yang bersangkutan.
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom dan kulit elektron paling luar.
Potensial ionisasi (energi ionisasi) atom unsur adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari atom unsur itu dalam keadaan gas.
Afinitas elektron atom unsur adalah energi yang dilepaskan oleh atom unsur itu berwujud gas
pada pengikatan elektron dari atom lain.
Keelektronegatifan menunjukkan kecenderungan atom unsur untuk menarik pasangan elektron
dalam molekulnya.

TABEL PERIODIK UNSUR DAN SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR


IA VIII

PERIODA 1 H IIA IIIA IVA VA VIA VIIA


Gas
PERIODA 2
Semakin rendah: M
PERIODA 3 jari-jari atom; kelogaman;
U
dan keelektropositifannya.
PERIODA 4 Semakin tinggi: Semakin tinggi: L
jari-jari atom; pot. ion; kenonlogaman; af. el.; dan I
PERIODA 5 keelektropositifannya.
keelektronegatifannya. A
Semakin rendah:
PERIODA 6 keelektronegatifannya

PERIODA 7 Logam Transisi

Catatan: Ikhtisar kecenderungan sifat ini berlaku hanya terhadap Unsur-unsur Golongan A
(Unsur Transisi dan Gas Mulia: tidak berlaku.)



120
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar.)


01. Tabel Periodik Unsur disusun berdasarkan:
A. kenaikan jari-jari atom unsur D. kenaikan nomor atom unsur
B. kenaikan massa atom relatif unsur E. kenaikan nomor massa atom unsur
C. kenaikan elektron valensi atom unsur
02. Tabel Periodik Unsur yang sampai kini digunakan merupakan penyempurnaan terhadap
Tabel Periodik yang disusun oleh:
A. Lothar Meyer C. New Lands E. Moseley
B. Mendeleev D. Dobereiner
03. Berikut ini merupakan kegunaan Tabel Periodik Unsur kecuali ….
A. dapat memperkirakan sifat logam dan sifat bukan-logam
B. dapat memperkirakan peralihan dari sifat logam ke sifat bukan-logam
C. dapat memperkirakan kelompok unsur yang memiliki kemiripan sifat
D. dapat memperkirakan perubahan periodik dari sifat unsur
E. dapat memperkirakan persen keberadaan unsur di alam.
04. Unsur-unsur pada Tabel Periodik Unsur disusun ke dalam:
A. Lajur tegak yang disebut perioda, dan lajur mendatar yang disebut golongan
B. Lajur tegak yang disebut golongan, dan lajur mendatar yang disebut perioda
C. Blok logam, blok semi-logam, dan blok bukan-logam
D. Blok logam, dan blok bukan-logam
E. Golongan utama dan golongan transisi
05. Pada Tabel Periodik Unsur berlaku Hukum Periodik yang menyatakan bahwa,
A. Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya
B. Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor massanya
C. Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari jari-jari atomnya
D. Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari volum atomnya
E. Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atomnya
06. Nomor golongan dalam Tabel Periodik Unsur menunjukkan ….
A. Jumlah elektron D. Jumlah elektron dan jumlah kulit
B. Jumlah kulit E. Jumlah elektron valensi dan jumlah kulit
C. Jumlah elektron valensi
07. Deretan unsur: P, Q, R, S, T terletak dalam golongan IIA dan tersusun menurut kenaikan
nomor atom. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah:
A. Kelompok unsur itu memiliki jumlah kulit yang sama.
B. Kelompok unsur itu memiliki elektron valensi yang sama.
C. Kelompok unsur itu memiliki sifat yang hampir sama
D. Atom P mempunyai jari-jari atom paling kecil
E. Unsur T paling bersifat logam di antara kelompok unsur itu.

121
08. Deret unsur berikut ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan terletak dalam satu
perioda: M, N, P, Q, R, S, T, U. Maka antar unsur dalam kelompok unsur seperioda ini
berlaku kecuali:
A. M merupakan unsur paling logam.
B. U merupakan unsur bukan-logam
C. M berjari-jari atom paling kecil
D. U memiliki kulit paling banyak
E. M memiliki elektron valensi paling rendah
09. Diketahui bagian dari Tabel Periodik Unsur seperti berikut:
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA

Perioda 2 Li Be B C N O F
Perioda 3 Na Mg Al Si P S Cl

Berdasarkan tabel ini, pernyataan yang tidak tepat adalah:


A. Li dan Na merupakan kelompok bersifat paling logam
B. F dan Cl merupakan kelompok paling bukan-logam
C. F memiliki afinitas elektron pertama paling tinggi
D. Li memiliki potensial ionisasi pertama paling rendah
E. Al dan Si tergolong semi-logam
10. Diketahui bagian dari Tabel Periodik Unsur seperti berikut:
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA

Perioda 3 Na Mg Al Si P S Cl
Berdasarkan tabel ini, pernyataan yang tidak tepat adalah:
A. Na merupakan logam paling elektropositif.
B. Cl memiliki keelektronegatifan paling rendah
C. Al dan Si memiliki baik sifat logam maupun sifat bukan-logam.
D. Cl memiliki elektron valensi paling tinggi
E. Afinitas elektron Na paling rendah

ESSAY
Pengelompokan Unsur
Lengkapilah pernyataan di bawah ini.
01. Hukum Oktaf ditemukan dari penyusunan kedudukan unsur berdasarkan kenaikan
…………………. .
02. Tabel Periodik Pendek Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan ………………….
dengan lebih mengutamakan sifat ….…………… .
03. “Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya”; dikenal sebagai hukum
………………. .

122
04. Kolom tegak pada Tabel Periodik Unsur disebut ………………. .
05. Deret mendatar dari unsur-unsur pada Tabel Periodik Unsur disebut ………………. .

Golongan Dan Perioda


IA VIIIA
1 H IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
2
3
4
5
6
7

Perhatikan Bagan Tabel Periodik Unsur di atas ini, dan isilah bagian kosong dari pernyataan berikut.
06. Tabel Periodik Unsur terdiri dari ….... perioda, dan ….... golongan.
07. Unsur paling ringan terletak pada perioda …….. dan golongan ……. .
08. Golongan Alkali terletak pada ……………..… .
09. Kelompok unsur transisi terletak pada …………………….………………………….. .
10. Kelompok Gas Mulia terletak pada …………………………… .

Isilah titik-titik di bawah ini dengan memilih jawaban yang tersedia pada kolom jawaban.

11. …. Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr a. Golongan Transisi


12. …. IA, IIA, IIIA, … b. Perioda 2
13. …. He, Ne, Ar, Kr, dan Xe c. Logam Mulia
14. …. Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra d. Golongan IA
15. …. Pt, Au, dan Ag. e. Gas Mulia
16. …. H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr f. Logam Alkali
17. …. F, Cl, Br, dan I. g. Golongan Utama
18. …. Fe, Co, dan Ni h. Transisi Utama
19. …. Li, Be, B, C, N, O, F, dan Ne i. Golongan Halogen
20. …. IB, IIB, IIIB, … j. Logam Alkali Tanah

Sifat Keperiodikan Unsur


Petunjuk: Kerjakan (jawablah) pertanyaan ini secara berurutan!
21. Apa yang dimaksud dengan “perioda” dan “golongan”?
22. Berilah batasan tentang “jari-jari atom”, dan bagaimana hubungan antar jari-jari atom
unsur dalam satu perioda.
23. Pada kedua deret unsur berikut ini, mana unsur yang sifat kelogamannya paling tinggi?
Deret I : Litium, Natrium, Kalium.
Deret II: Litium, Berilium, Boron.

123
24. Diketahui: Unsur Perioda 2 adalah Na, Mg, Al, Si, P, S, dan Cl
Unsur mana yang memiliki energi ionisasi pertama paling rendah? Mengapa?
25. Pada unsur perioda 2 di atas (soal no. 24), unsur mana yang termasuk logam amfoter?
26. Diketahui: Golongan VIIA: F, Cl, Br, dan I. Jawablah:
a. Mana unsur yang bernomor atom paling rendah dan mana yang paling tinggi!
b. Berapa elektron valensi masing-masing atom unsur !
c. Unsur mana yang berkulit elektron paling banyak?
d. Unsur mana yang paling elektronegatif?
e. Nyatakan sifat keelektronegatifan untuk unsur segolongan!
27. Tunjukkan bahwa “keelektronegatifan” memiliki pengertian yang berlawanan dengan
“keelektro-positifan”.
28. Jika diketahui: Na, Mg. Al, Si, P, S, Cl, dan Ar yang tersusun menurut kenaikan nomor
atom; jawablah pertanyaan berikut.
a. Unsur mana yang paling berkecenderungan membentuk ion positif (kation).
b. Unsur mana pula yang paling berkecenderungan membentuk ion negatif (anion)?
c. Unsur mana yang di alam yang berada dalam keadaan bebas (tidak terikat)?
(Petunjuk: Keadaan bebas berarti sukar membentuk kation maupun anion.)
d. Unsur mana saja yang dapat membentuk ion positif?
e. Unsur mana pula yang dapat membentuk ion negatif?
29. Amatilah grafik mengenai unsur seperioda • Cl
di samping ini! afinitas
elektron
a. Unsur mana yang paling tinggi afinitas
elektronnya? •S
b. Unsur mana yang paling sukar mem- Si
bentuk ion negatif? •

c. Nyatakan hubungan antara afinitas P
Al •
elektron dan nomor atom!
nomor atom

30. Berikut ini grafik hubungan antara jari-jari atom dan nomor atom.

jari-jari jari-jari
atom atom

segolongan

seperioda

nomor atom nomor atom

Mana di antara kedua grafik di atas yang tidak benar (bertentangan dengan
hukum periodik)?



124
Di antara 18 golongan unsur hanya unsur golongan VIIIA (gas mulia) yang berada di alam
dalam keadaan bebas (sukar bersenyawa), yakni dalam bentuk atom-atom gas. Berarti
sebagian besar unsur di alam berada dalam keadaan terikat (bersenyawa); ada yang berikatan
dengan membentuk molekul unsur, ada yang membentuk molekul senyawa, atau ada pula yang
membentuk ion. Di antara ketiga partikel ini, molekul-molekul senyawa inilah yang paling
banyak ditemukan dalam kehidupan.
Ilmuwan yang berhasil menjawab mengapa dan bagaimana atom-atom itu berikatan adalah W.
Kossel dan Gilbert Newton Lewis. Mereka masing-masing mempublikasikan papernya pada tahun
1916 yang pada intinya membahas “Kestabilan Atom Gas Mulia, Dan Konfigurasi Stabil sebagai
Dasar dari Atom-Atom Membentuk Ikatan”. Kini paper mereka dianggap sebagai awal teori ikatan.
Dalam Kimia dikenal berbagai tipe ikatan; pada bab ini hanya akan dibahas 2 golongan utama
ikatan kimia yaitu Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen) dan Ikatan Kovalen.

A. ELEKTRON VALENSI DAN PEMBENTUKAN IKATAN


Telah diketahui bahwa nomor atom menjadi ciri penting dari setiap unsur, dan
menentukan sifat kimia unsur itu termasuk sifat senyawanya. Konfigurasi elektron atom unsur
dapat ditetapkan apabila nomor atom unsur itu diketahui, dan dari konfigurasi elektronnya
maka sifat unsur itu selanjutnya dapat diperkirakan.

1. Elektron Valensi Atom Unsur


Nomor atom menyatakan jumlah proton dalam inti dan juga menyatakan jumlah
elektron di luar inti.
Bohr telah menjawab bagaimana elektron tesebar di sekitar inti dengan mengemukakan kulit-kulit
elektron di sekitar inti atom. Jadi elektron-elektron di sekitar inti membentuk apa yang disebut
sebagai konfigurasi elektron.
Dari nomor atom dapat ditetapkan konfigurasi elektron suatu atom dan kemudian dapat
diperkirakan elektron valensinya. Tabel 9.1 berikut dapat memperjelas hal ini.
Tabel 9.1. Nomor Atom Dan Elektron Valensi
Nomor Jumlah Konfigurasi Elektron Elektron
Unsur Atom (Z) Valensi
proton elektron Kulit K Kulit L Kulit M
hidrogen 1 1p 1e 1e - - 1e
helium 2 2p 2e 2e - - 2e
litium 3 3p 3e 2e 1e - 1e
berilium 4 4p 4e 2e 2e - 2e
karbon 6 6p 6e 2e 4e - 4e
nitrogen 7 7p 7e 2e 5e - 5e
klor 9 9p 9e 2e 7e - 7e
neon 10 10 p 10 e 2e 8e - 8e
natrium 11 11 p 11 e 2e 8e 1e 1e
Dst.
Catatan: Konfigurasi elektron di sekitar inti melibatkan kulit-kulit elektron K, L, M, N, dst.
secara berurutan. Maksimal isi kulit K (2e), L (8e), M (18e), dst.

125
2. Elektron Valensi Atom Gas Mulia
Kossel dan Lewis menghubungkan kestabilan atom-atom gas mulia terhadap konfigurasi
elektronnya, dan terutama konfigurasi elektron kulit terluarnya (atau elektron valensi).
Tabel 9.2. Konfigurasi Elektron Dan Elektron Valensi Atom Gas Mulia.
Konfigurasi Elektron Elektron
Gas Mulia Z K L M N O Valensi Disebut
He 2 2e 2e Konfigurasi Duplet
Ne 10 2e 8e 8e
Ar 18 2e 8e 8e 8e Konfigurasi Oktet
Kr 36 2e 8e 18e 8e 8e
Xe 54 2e 8e 18e 18e 8e 8e
Keterangan:
Berdasarkan teori atom Bohr, kulit elektron N maksimal dapat ditempati oleh 2n 2 (atau 32e); namun
untuk atom Xe, kulit elektron O terjadi pengisian walaupun kulit N belum terisi penuh. Untuk
menjelaskan mengapa hal ini terjadi akan diberikan pada pembahasan Teori Atom Mekanika Kuantum.
(Pengisian kulit atom Bohr 2n2 hanya berlaku untuk Z=1 s/d Z=18.)

Mereka menyatakan bahwa kestabilan atom-atom gas mulia (Golongan VIIIA) disebabkan
karena atom-atom unsur itu memiliki elektron valensi 8, dan mereka menyebutnya sebagai
konfigurasi oktet. (Kecuali untuk gas He disebut sebagai konfigurasi duplet.)

3. Konfigurasi Stabil Dan Pembentukan Ikatan


Atom-atom unsur selain gas mulia bersifat tidak stabil (bersifat mudah bereaksi)
karena konfigurasi elektronnya tidak seperti atom gas mulia, yakni tidak berkonfigurasi oktet
(atau duplet) terdekatnya. Teori ikatan memberikan dasar bahwa agar suatu atom unsur berada
dalam keadaan stabil (atau memiliki konfigurasi stabil) maka atom itu harus memiliki
konfigurasi oktet (atau duplet) terdekatnya. Bagaimana caranya?
Atom unsur selain gas mulia hanya akan memiliki konfigurasi stabil dengan cara
melakukan ikatan atau melalui reaksi kimia. Pembentukan ikatan dapat terjadi di antaranya
melalui pelepasan/penerimaan elektron valensi (pembentukan ion), atau melalui pemilikan
bersama elektron valensi (pembentukan ikatan kovalen) untuk mencapai konfigurasi stabil.

Atom-atom dapat saling berikatan dengan cara:


pelepasan/penerimaan elektron; atau saling-sumbang elektron untuk dimiliki bersama.

B. IKATAN ION
Melalui pembentukan ion untuk memperoleh konfigurasi stabil merupakan bahasan
utama dalam paper Kossel.
Pembentukan ion dapat terjadi hanya melalui 2 cara:
(1) pelepasan elektron dari atom itu kepada atom lain (pembentukan ion positif), atau
(2) penerimaan elektron dari atom lain (pembentukan ion negatif).
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah “atom unsur mana yang dapat mengalami
pelepasan atau penerimaan elektron?” Tabel 9.3 memperlihatkan beberapa atom unsur yang
mewakili golongannya dan kecenderungan dalam pembentukan ion.

126
Tabel 9.3. Konfigurasi stabil melalui Pembentukan Ion positif dan Ion negatif.
ATOM UNSUR Pemben-
Konfigurasi Stabil tukan Ion Keterangan
Golongan Atom Z Konfigurasi
Li 3 2e–1e 2e Li+
IA masing-masing
Na 11 2e–8e–1e 2e–8e Na+
K 19 2e–8e–8e–1e 2e–8e–8e K+ melepaskan 1e

Be 4 2e–2e 2e Be2+
IIA
Mg 12 2e–8e–2e 2e–8e Mg2+ masing-masing
Ca 20 2e–8e–8e–2e 2e–8e Ca2+ melepaskan 2e

VIA O 8 2e–6e 2e–8e O2- masing-masing


S 16 2e–8e–6e 2e–8e–8e S2- mengikat 2e
F 9 2e–7e 2e–8e F–
VIIA
Cl 17 2e–8e–7e 2e–8e–8e Cl– masing-masing
mengikat 1e
Br 35 2e–8e–18e–7e 2e–8e–18e–8e Br–
Keterangan: Z = nomor atom.

Tabel 9.3 memperlihatkan bahwa unsur golongan IA (Li, Na, K, dst.) di alam akan
berada stabil sebagai ion positif +1 (atau sebagai ion-ion Li+, Na+, K+, dst.) dengan cara
melepaskan hanya sebuah elektron valensinya. Demikian juga unsur golongan IIA (Be, Mg,
Ca, dst.) berada stabil sebagai ion positf +2 (atau sebagai Be+2, Mg+2, Ca2+, dst.) dengan cara
melepaskan kedua elektron valensinya.
Sementara unsur golongan VIA dan VIIA dengan cara masing-masing mengikat (menerima)
elektron dari atom lain membentuk ion-ion negatif sebagai O-2, S-2, F-. Cl-, Br-, dst.
PELEPASAN SEBUAH ELEKTRON:
Na → Na+ + 1e– Dapat ditulis sebagai: Na • → Na+ + 1e–
2e-8e-1e 2e-8e
Keterangan: sebuah tanda • menunjukkan sebuah elektron valensi dari atom Na.
PENGIKATAN/PENERIMAAN SEBUAH ELEKTRON:
•• •• – ••
•• Cl • + 1e– → •• Cl •• Dapat ditulis sebagai: •• Cl • + 1e– →Cl–
•• •• ••
2e-8e-7e 2e-8e-8e 2e-8e-7e
Keterangan: 7 tanda • menunjukkan 7 elektron valensi dari atom Cl.

Jadi atom-atom unsur berkecenderungan untuk memiliki konfigurasi oktet (atau duplet)
seperti gas mulia terdekatnya.
Pelepasan elektron tidak akan terjadi tanpa ada yang menerima (mengikat) elektron itu;
berarti pelepasan dan penerimaan elektron harus terjadi secara serentak. Dapatlah
dinyatakan bahwa atom-atom Li, Na, K, dst. (melepaskan elektron) hanya bila
melakukan ikatan dengan atom lain yang bersifat mengikat (menerima) elektron,
misalnya dengan atom F, Cl, Br, O, dsb.
Pembentukan ikatan antara atom Na dan atom Cl dapat dinyatakan menurut persamaan reaksi
sebagai berikut.
•• •• –
Na • + • Cl •• → Na+ •• Cl •• ; dan dapat ditulis: Na + Cl → Na+Cl–
•• ••
CATATAN: Na+Cl– sering ditulis sebagai NaCl yang menjadi rumus kimia dari
natrium klorida (seharinya dapat kita temukan berupa “garam dapur”).

127
Contoh lain:
[a] Mg + O → Mg2+O–2 (atau dapat ditulis: Mg + O → MgO)
Keterangan: Dalam hal ini atom Mg melepaskan 2e dan atom O menerima 2e ini.
[b] Mg + 2 Cl → Mg2+Cl2–2 (atau dapat ditulis: Mg + 2 Cl → MgCl2).
Keterangan: Karena 1 atom Mg melepaskan 2e maka diperlukan 2 atom Cl untuk menerima 2e ini.

Ikatan yang terjadi antar atom seperti atom Na dan atom Cl itulah yang disebut ikatan ion atau
ikatan elektrovalen.

Ikatan Ion didefinisikan sebagai:


• Ikatan antara atom yang melepaskan elektron dan atom yang menerima elektron; atau
• Ikatan yang terbentuk karena serah-terima elektron; atau
• Ikatan antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Unsur apa saja yang dapat berikatan secara ionis?
Dari cara terbentuknya ikatan ion dan pengetahuan tentang keperiodikan sifat unsur
pada Tabel Periodik Unsur, kita dapat meramal (menduga) unsur-unsur yang dapat
berikatan secara ionis. Pasangan golongan unsur yang dapat membentuk ikatan ion di
antaranya adalah pasangan-pasangan IA–VIIA; IA–VIA; IIA–VIIA; dan IIA–VIA.
Senyawa-senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion dikelompokkan sebagai senyawa
ion, atau senyawa elektrovalen. Kelompok senyawa ini, ion-ionnya tertata secara teratur dan
saling terikat kuat (oleh gaya elektrostatik), dan pada keadaan kamar (25 0C; 1 atm) berada
sebagai padatan kristal. Oleh karena itu senyawa ion memiliki sifat fisis padat, keras, dan
bertitik leleh tinggi. Sifat fisis lainnya, senyawa ion dapat melarut baik ke dalam pelarut air
dan berada sebagai ion-ionnya.

Latihan 9.1.
1. Tunjukkan mengapa sebuah atom O harus membutuhkan 2 atom Na agar terbentuk Na2S.
2. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk antara atom Al dan atom F.

C. IKATAN KOVALEN
Berbeda dengan Kossel, maka Lewis mengemukakan gagasan bahwa konfigurasi stabil
dapat dicapai atom-atom melalui pemilikan bersama elektron (sebagai elektron ikatan
bersama). Irving-Langmuir menamakan ikatan yang terbentuk sebagai ikatan kovalen.
Untuk memperjelas gagasannya, Lewis menggambarkan elektron berupa titik (dan disebutnya
sebagai struktur Lewis) yang kemudian diterapkannya dalam pembentukan molekul melalui
ikatan kovalen.
Tabel 9.4. Struktur Lewis untuk Beberapa Atom Unsur.
Lambang Konfigurasi Elektron
Atom Z Elektron Valensi Struktur Lewis

H 1 H(1e) 1 H.
.
C 6 C(2e–4e) 4 : C atau . C. .
Pen.
.N:
N 7 N(2e–5e) 5
etap
.
..
Cl 17 Cl (2e–8e–7e) 7 an
. Cl :
..
bent
uk
ruan
g 128
kedu
duka
n
pasa
ngan
Atom H (struktur Lewis: H•) dapat stabil jika memiliki konfigurasi duplet
(konfigurasi gas mulia terdekat). Bagaimana caranya? Atom H dapat memiliki
konfigurasi duplet dengan penambahan 1e. Caranya adalah dengan
menyumbangkan elektron valensinya untuk dimi-liki bersama dengan atom lain
yang bersifat serupa, misalnya dengan atom H• yang lain.
Pembentukan ikatan kovalen dapat digambarkan sebagai berikut.
H. + . H → H : H
Sepasang elektron ini dimiliki bersama sebagai elektron ikatan
sehingga masing-masing atom H mencapai konfigurasi duplet.

Dengan cara seperti inilah antar atom dapat membentuk ikatan kovalen yakni
dengan cara masing-masing menyumbangkan elektron dan dimiliki bersama
untuk mencapai konfigurasi gas mulia terdekatnya.

Ikatan Kovalen dapat didefinisikan sebagai,


ikatan yang terbentuk antar atom melalui pemilikan bersama pasangan elektron ikatan

Pada umumnya atom-atom unsur yang dapat berikatan secara kovalen adalah atom
unsur berelektron-valensi  4 (kecuali H). Ditinjau dari banyak dan asal pasangan elektron
ikatan serta kedudukan pasangan elektron ikatan, dikenal berbagai tipe ikatan kovalen, seperti:
1. Ikatan Kovalen Tunggal.
2. Ikatan Kovalen Rangkap-2.
3. Ikatan Kovalen Rangkap-3.
4. Ikatan Kovalen Koordinat.
5. Ikatan Kovalen Nonpolar, dan Ikatan Kovalen Polar.

1. Ikatan Kovalen Tunggal


Pembentukan ikatan antara 2 atom H di atas untuk mencapai konfigurasi duplet
(konfigurasi He, gas mulia terdekatnya) adalah dengan cara masing-masing atom H
menyumbangkan sebuah elektron valensinya. Dalam ikatan kovalen, pasangan elektron ikatan
(pada struktur Lewisnya) dapat digantikan oleh sepenggal garis.
Struktur Lewis Struktur Lewis Rumus Ikatan Rumus Molekul
2 atom H molekul H2

H. .H H .. H H H H2
dapat digantikan oleh di alam sebagai
sepenggal garis gas hidrogen

Ikatan kovalen antar 2 atom yang melibatkan hanya sepasang elektron ikatan (sepenggal garis)
disebut ikatan kovalen tunggal. Molekul lain yang memiliki ikatan kovalen tunggal seperti
dicontohkan di bawah ini.
Struktur Lewis Struktur Lewis Rumus Ikatan Rumus Molekul
1 at. H & 1 at. Cl molekul HCl
.. ..
H. . Cl
..
: H .. Cl
..
: H Cl HCl
hidrogen klorida

129
Struktur Lewis Struktur Lewis Rumus Ikatan Rumus Molekul
1 at. C & 4 at. H molekul HCl
H H
. :
. C . + 4. H H .. C .. H H C H CH4
. :
H etana
H
Pada kedua contoh di atas ini, pada molekul HCl hanya memiliki 1 ikatan kovalen tunggal
sedangkan pada molekul CH4 memiliki 4 ikatan kovalen tunggal (atau 4 ikatan C–H).

2. Ikatan Kovalen Rangkap-2


Tipe lain dari ikatan kovalen adalah ikatan kovalen rangkap-2, yakni ikatan kovalen
antar 2 atom dengan membentuk 2 pasang elektron ikatan. Dengan demikian pada ikatan
kovalen tipe ini, masing-masing atom harus menyumbangkan 2 elektron valensinya yang
kemudian dimilikinya bersama sebagai 2 pasang elektron ikatan.
Molekul Lewis Rumus Ikatan Rumus Mulekul
.. .. .. .. .. .. .. ..
. : .O → : :
.. :
O :O
.. O
.. .. O
.. O
.. O
.. O
.. O2
gas oksigen
(a) (b) (c) (d)

(a) Masing-masing atom O menyumbangkan 1e memben- (c) Konfigurasi oktet kedua atom telah dicapai; bentuk
tuk 1 pasang elektron ikatan menjadi bentuk (b). (c) ini disebut struktur elektron molekul (atau disebut
(b) Konfigurasi oktet masing-masing atom O belum dica- molekul Lewis).
pai; kedua atom O menyumbangkan lagi 1e memben- (d) Bentuk (d) merupakan bentuk lain dari (c) dimana 2
tuk 1 pasang lagi elektron ikatan menjadi bentuk (c). pasang elektron ikatan diganti oleh 2 penggal garis.
Dikatakan 2 atom O membentuk 1 ikatan kovalen rangkap-2 dengan rumus molekul O2,

Contoh lain, pembentukan struktur elektron ikatan untuk molekul CO2 adalah,
.. .. .. ..
→ atau
.. : C ** : O : ** C ** : O
O * O O C O
* .. .. ..

3. Ikatan Kovalen Rangkap-3


Tipe ikatan ini akan mempunyai 3 pasang elektron ikatan sekaligus yang dimiliki
bersama oleh kedua atom yang berikatan.
Contoh melekul yang mengandung ikatan rangkap-3 adalah molekul N2 dan molekul HCN.
Bagaimana terjadinya ikatan antar atom-atomnya, ditunjukkan melalui langkah yang
disederhanakan seperti di bawah ini.
(a) Molekul N2.
Nomor atom N adalah 7; maka konfigurasi. atom N adalah 2e–5e, dan elektron valensinya 5e.
Struktur Lewis dari atom N adalah . N. : .
. .
: N. + . N: → : N ... ... N : atau: N N Rumus kimia: N2.
. .
Masing-masing at. N molekul berikatan
menyumbang 3e membentuk 3 pas. elektron ikatan rangkap-3

130
(b) Molekul HCN.
Nomor atom: Konfigurasi elektron: Elektron valensi:
atom H 1 1e 1e
atom C 6 2e–4e 4e
atom N 7 2e–5e 5e
Bagaimana ketiga atom ini masing-masing menyumbangkan elektronnya dan kemudian
membentuk pasangan elektron ikatan, dapat digambarkan seperti berikut.
. ..
H. + :C: + . N:
. → H . . C .. .. N : atau: H C N
Masing-masing atom menyumbangkan 1e Masing-masing atom menyumbangkan 3e
membentuk sebuah ikatan tunggal membentuk sebuah ikatan rangkap-3

Latihan 9.2.
Diketahui atom-atom unsur C (Z=6); S (Z=16); dan Cl (Z=17).
(1) Berapakah elektron valensi dari masing-masing atom?
(2) Nyatakanlah struktur Lewis dari setiap atom unsur di atas.
(3) Tuliskan struktur Lewis dari molekul yang terbentuk antara atom C dan atom S. Dari struktur Lewis
ini, nyatakanlah rumus molekulnya. Jenis ikatan kovalen apa yang terlibat dalam molekul tersebut?
(4) Pertanyaan serupa butir 3 untuk atom C dan atom Cl.

4. Ikatan Kovalen Koordinat


Tidak seperti pada ketiga tipe ikatan kovalen di atas dimana masing-masing atom yang
berikatan itu menyumbangkan sejumlah sama elektron), maka pada pembentukan ikatan
kovalen koordinat (juga disebut ikatan kovalen datif), sepasang atau lebih elektron
ikatannya seluruhnya berasal dari salah satu atom. Ikatan kovalen koordinat dijumpai,
misalnya pada molekul CO dan molekul SO3.
(a) Molekul CO.
nomor atom konfigurasi elektron elektron valensi
atom C 6 2e–4e 4e
atom O 8 2e–6e 6e

: C *.. *** O **
**
:C : + O ** → Atau: C O Atau: C O
**
1 ps. elektron ikatan Dapat digantikan oleh
seluruhnya berasal dari atom O 1 anak panah dari at. O mengarah ke at. C
Keterangan: Pasangan elektron ikatan (PEI) yang seluruhnya berasal dari hanya salah satu atom dapat digantikan
oleh sebuah anak panah dari atom itu ke arah atom yang memperoleh sumbangan elektron.

(b) Molekul SO3.


nomor atom konfigurasi elektron elektron valensi
atom S 16 2e–8e–6e 6e
atom O 8 2e–6e 6e
  O 
 O  O O
 
  ** 
 O ** O   O *
* S *
* O  Atau: O S O atau: O S O
 * S **   
* Pasangan elektron ikatan (PEI) ini
berasal dari atom S

131
Ikatan kovalen koordinat dapat juga terbentuk antar 2 molekul (netral atau bermuatan).
Molekul (ion) yang satu harus memiliki pasangan elektron bebas (PEB) yang dapat
disumbangkan, sementara molekul lainnya harus memiliki tempat untuk PEB yang
disumbangkan tersebut untuk membentuk konfigurasi stabil (oktet atau duplet).
Pasangan molekul atau ion yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinat dicontohkan pada
Tabel 9.5 di bawah ini.
Tabel 9.5. Pasangan Pemberi-penerima PEB
Pemberi (donor) PEB Penerima (akseptor) PEB
R.K. Struktur Lewis R.K. Struktur Lewis
..
H2O H−O
.. − H H+ H+
.. .. ..
NH3 H−N−H BF3 :F
.. − B − ..F :
H : ..F :

Contoh penggabungan donor dan akseptor PEB pada pembentukan ikatan kovalen koordinat:
H3N: + H+ → [H3N : H]+ atau biasa ditulis: NH4+.
Latihan 9.3.
Tunjukkan melalui struktur Lewis bahwa molekul SO2 mengandung ikatan kovalen koordinat.

5. Ikatan Kovalen Nonpolar dan Ikatan Kovalen Polar


Elektron merupakan partikel bermuatan negatif. Oleh karena itu pergeseran letak
pasangan elektron ikatan (PEI) akan berpengaruh pada kedua atom yang berikatan.
Molekul-molekul seperti H2, O2, N2 dan sejenisnya, kedudukan (letak) pasangan elektron
ikatan (PEI) dalam molekulnya berjarak sama terhadap kedua atom. PEI mendapat tarikan
yang sama dari kedua inti; atau dengan kata lain, resultan kedua gaya tarikan listrik menjadi
nol. Kedua atom tersebut tidak membentuk kutub listrik (atau tidak bersifat polar). Dengan
demikian dapat diartikan bahwa molekulnya pun tidak bersifat polar. Jadi molekul-molekul
yang tidak membentuk kutub muatan listrik dinamakan molekul nonpolar; dan ikatan kovalen
yang terlibat disebut ikatan kovalen nonpolar.
Pergeseran PEI hanya terjadi bila melibatkan dua atomnya yang berbeda jenis. Contoh
sederhana dari molekul kovalen seperti ini adalah molekul kovalen HCl.
xx
x Muatan inti dari atom H dan atom Cl berbeda; dan
H • Cl x
x pasangan elektron bebas (PEB) tarikan terhadap PEI juga berbeda; akibatnya letak
xx (kedudukan) PEI terhadap kedua inti bergeser,
pasangan elektron ikatan (PEI) dan jaraknya akan lebih dekat ke salah satu inti.

Atom mana yang berkemampuan lebih besar untuk menarik PEI dalam ikatannnya, dapat
diperkirakan dari perbedaan nilai keelektronegatifan. Unsur golongan VIIA (termasuk Cl)
merupakan golongan unsur yang paling tinggi keelektronegatifannya dibandingkan dengan
unsur golongan lain.

132
Dalam molekul HCl, PEI akan bergeser ke arah atom Cl (karena lebih elektronegatif
dari atom H). Pergeseran PEI ini menyebabkan atom Cl bermuatan listrik sedikit lebih
negatif (−); dan sebaliknya atom H lebih positif (+).
Untuk menggambarkan sifat ini, molekul HCl biasanya dinyatakan seperti berikut.
+ -
H − Cl
Molekul HCl dikatakan mengalami polarisasi muatan listrik dengan membentuk
2 ujung kutub (polar), yakni kutub positif (+), dan kutub negatif (−).

Jadi, molekul-molekul kovalen bersifat terpolarisasi dan disebut molekul polar atau molekul
dipol, sedangkan ikatannya disebut ikatan kovalen polar.
Semakin tinggi perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom yang membentuk molekul
diatom, semakin polar molekul diatom itu. Mengapa?
Keelektronegatifan merupakan faktor utama yang menentukan kepolaran molekul diatom.
Tidak demikian halnya terhadap molekul-molekul poliatom seperti H2O, NH3, CH4,
dan seterusnya. Kepolaran molekul poliatom ini baru dapat diramalkan secara teoritis, jika
faktor keelektronegatifan dan bentuk ruang molekulnya diketahui. (Uraian lebih jauh
mengenai hal ini akan diberikan di kelas XI.)
Kepolaran suatu molekul dapat ditetapkan melalui percobaan yaitu dengan cara
melakukan pengukuran momen dipol (). Harga momen dipol () untuk beberapa molekul
ditunjukkan pada Tabel 9.6.

Tabel 9.6. Momen dipol Beberapa Molekul ( dalam debye, D.)


H2 0 HF 1,82 CO 0,11
N2 0 HCl 1,03 CO2 0
O2 0 HBr 0,82 H2O 1,85
Cl2 0 HI 0,44 SO2 2,62



133
IKHTISAR

Kestabilan atom gas mulia dan konfigurasi stabil mendasari teori ikatan antar atom.
Konfigurasi stabil merupakan konfigurasi elektron terluar dengan 8 elektron (disebut
konfigurasi oktet). Sedangkan konfigurasi elektron terluar dengan 2 elektron (serupa
dengan gas helium) disebut konfigurasi duplet.
Ikatan ion (ikatan elektrovalen) adalah
- ikatan yang terbentuk melalui serah-terima elektron antara unsur berpotensial-ionisasi
rendah dan unsur berafinitas-elektron tinggi; atau
- ikatan antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang didasarkan pada pemilikan bersama elektron yang
disumbangkan untuk pembentukan pasangan elektron ikatan.
Didasarkan pada jumlah pasangan elektron ikatan dikenal ikatan kovalen tunggal, ikatan
kovalen rangkap-2, dan ikatan kovalen rangkap-3.
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatannya berasal
dari sumbangan salah satu atom.
Didasarkan pada sifat keelektronegatifan dari atom-atom yang membentuk ikatan kovalen
dikenal ikatan kovalen nonpolar dan ikatan kovalen polar.
Kepolaran ikatan dalam molekul kovalen poliatom selain dipengaruhi oleh faktor
keelektronegatifan juga oleh faktor bentuk ruang molekul yang bersangkutan
Senyawa ion terbentuk dari ikatan antar ion; oleh karena itu senyawa ion umumnya berwujud
padat (sebagai kristal ion), keras, dan bertitik-leleh tinggi serta mudah larut dalam
pelarut air.
Senyawa kovalen umumnya bertitik leleh rendah dan kurang larut dalam air; wujudnya
bervariasi dari padat hingga gas, dan umumnya bergantung pada jumlah atom-atom yang
membentuk ikatan.


134
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada 1 jawaban benar).


01. Kestabilan atau kereaktifan atom suatu unsur ditentukan oleh:
A. Kulit valensi C. Elektron valensi E. Nomor atom
B. Jumlah kulit D. Nomor massa
02. Diketahui beberapa atom unsur dengan konfigurasi elektronnya seperti berikut:
M 2e-8e N 2e-8e-1e O 2e-8e-2e P 2e-8e-4e Q 2e-8e-7e
Atom unsur yang berada dalam keadaan stabil (sukar bereaksi) adalah:
A. atom unsur M C. atom unsur O E. atom unsur Q
B. atom unsur N D. atom unsur P
03. Diantara kelompok unsur berikut:
P(Z=2); Q(Z=3); R(Z=4); S(8); T(Z=9); U(Z=10) dimana Z=nomor atom. Atom unsur yang akan
membentuk konfigurasi oktet dengan cara mengikat eklektron adalah atom unsur:
A. Q dan R C. R dan T E. Q dan T
B. R dan S D. S dan T
04. Diketahui beberapa atom unsur dengan konfigurasi elektronnya seperti berikut:
M 2e-8e-1e N 2e-8e-2e O 2e-8e-4e P 2e-8e-7e Q 2e-8e-8e
Atom unsur yang paling reaktif adalah:
A. atom unsur M D. atom unsur P
B. atom unsur N E. atom unsur P dan M
C. atom unsur O
05. Atom unsur A (nomor atom 8) dapat memiliki konfigurasi elektron stabil dengan cara:
A. Mengikat 1e dengan membentuk ion A-
B. Mengikat 2e dengan membentuk ion A2-
C. Mengikat 3e dengan membentuk ion A3-
D. Melepaskan elektronvalensinya membentuk ion A+
E. Melepaskan elektronvalensinya membentuk ion A2+
06. Kecuali H, dua golongan unsur yang paling mudah membentuk senyawa ion adalah:
A. IA dengan VIA C. IIIA dengan VIA E. IIA dengan VIIA
B. IIA dengan VIA D. IA dengan VIIA
07. Senyawa ion antara Ca (gol. IIA) dengan Br (gol. VIIA) berikut tak mungkin terjadi kecuali ….
A. Ca2Br C. CaBr2 E. Ca3Br2
B. CaBr D. Ca2Br3
08. Atom unsur X (Z=11) dapat membentuk senyawa ion dengan atom unsur:
A. M (Z=3) C. O (Z=6) E. Q (Z=10)
B. N (Z=4) D. P (Z=9)
09. Di antara senyawa berikut yang paling bersifat ion adalah:
A. LiCl C. KCl E. CsCl
B. NaCl D. RbCl

135
10. Berikut ini merupakan sifat senyawa ion kecuali:
A. padat dan keras D. mudah terbakar
B. titik leleh tinggi E. larutannya menghantarkan arus listrik
C. dapat larut dalam air
11. Diketahui atom-atom unsur: P (Z= 8); Q (Z=9); dan R (Z=17). Ikatan kovalen tunggal dapat
dijumpai pada:
A. P2 C. R2 E. Q2 dan R2
B. Q2 D. P2 dan Q2
12. Mana di antara pernyataan berikut merupakan pernyataan yang tidak tepat?
A. Ikatan ion adalah ikatan antara atom unsur elektropositif dan atom unsur elektronegatif
B. Ikatan kovalen memiliki pasangan elektron ikatan yang dimiliki bersama.
C. Ikatan kovalen koordinat terjadi bila salah satu pasangan elektron ikatannya berasal dari satu atom.
D. Senyawa kovalen polar merupakan senyawa kovelen yang memiliki ujung bersifat positif dan ujung
lainnya bersifat negatif
E. Senyawa kovalen nonpolar hanya terjadi antara dua aton yang jenisnya sama.
13. Atom C 2e-4e dan atom S 2e-6e membentuk senyawa kovalen yang mengandung:
A. 2 ikatan kovalen tunggal
B. 2 ikatan kovalen rangkap-2
C. 2 ikatan kovalen rangkap-3
D. 1 ikatan kovelen tunggal dan 1 ikatan kovalen rangkap-2
E. 1 ikatan kovelen tunggal dan 1 ikatan kovalen rangkap-3
14. Atom unsur X (Z=15) memiliki struktur Lewis:
.. ..
A. X: C. .X. E. .X :
. ..
..
B. . X. D. X :
..
15. Diketahui struktur Lewis untuk ikatan antara dua atom:
.. .. .. H
.. .. .. .. .. .. ..
: ..F : ..F : Mg : O
.. : H: N .. :: C
O .. :: O : Cl
.. : O
.. : Cl
.. :
.. : H ..
Struktur III Struktur II Struktur III Struktur IV Struktur V
Senyawa yang bukan bersifat kovelen adalah senyawa dengan:
A. struktur I C. struktur III E. struktur V
B. struktur II D. struktur IV
16. Data tentang 5 atom unsur adalah P (Z=17); Q (Z=15); R (Z=14); S (Z=13); dan T (Z=12).
Senyawa yang tak mungkin terbentuk adalah:
A. Senyawa ion TP2 D. Senyawa kovalen QP3
B. Senyawa ion SP3 E. Senyawa ion RT2
C. Senyawa kovalen RP4
17. Rumus molekul berberapa senyawa adalah CO, N2, HCN, dan N2O dengan elektron valensi H=1e;
C=4e; N=5e; O=6e. Ikatan kovalen koordinat terdapat pada senyawa:
A. CO dan N2 D. HCN dan N2O
B. CO dan HCN E. CO dan N2O
C. N2 dan HCN

136
18. Pada molekul SO3 (S dan O golongan VIA) terdapat:
A. 3 ikatan kovalen rangkap-2
B. 2 ikatan kovalen rangka-2 dan 1 ikatan kovalen tunggal
C. 2 ikatan kovalen koordinat dan 1 ikatan kovalen rangkap-2
D. 1 ikatan kovalen koordinat dan 2 ikatan kovalen rangkap-2
E. 2 ikatan kovalen tunggal dan 1 ikatan kovalen koordinat
19. Mana di antara senyawa berikut yang paling polar?
A. HF C. ClF E. BrCl
B. HCl D. BrF
20. Senyawa berikut yang bersifat nonpolar adalah ….
A. H2O C. NH3 E. HCl
B. CO2 D. H2S

ESSAY
Ikatan Ion
01. Diketahui atom-atom unsur: Li ; K; Mg; Ca; dan Al.
a. Tuliskan reaksi pembentukan ion dari atom unsur di atas.
b. Kelompokkan mana ion bermuatan +1; bermuatan +2; dan ion yang bermuatan +3.
02. Perkirakanlah mana di antara atom unsur berikut ini yang berkecenderungan melepaskan
elektronnya untuk mencapai konfigurasi stabil. (Z = nomor atom.)
a. A (Z = 4) d. D (Z = 15)
b. B (Z = 8) e. E (Z = 19)
c. C (Z = 13)
03. Tuliskan pembentukan senyawa ion dan rumus kimianya antara kedua unsur dibawah ini.
a. Litium dan fluor
b. Li dan O
c. Magnesium dan klor
d. Mg dan S.
e. Aluminium dan belerang
04. Dengan menggunakan Tabel Periodik Unsur, dugalah antar golongan mana yang dapat membentuk
senyawa berdasarkan ikatan ion.
05. Di antara senyawa berikut mana yang merupakan senyawa ion:
a. NH3 d. CCl4
b. Li2S e. BaO
c. AlCl3

Ikatan Kovalen
06. Tuliskan konfigurasi elektron atom unsur:
a. C (Z = 6) d. S (Z = 16)
b. Si (Z = 14) e. Cl (Z = 17)
c. P (Z = 15)

137
07. Isilah elektron valensi (el. val.) dari atom unsur berikut ini !
a. El. val. C = ……... f. El. val. P = ……...
b. El. val. N = ……... g. El. val. S = ……...
c. El. val. O = ……... h. El. val. Cl = ……...
d. El. val. F = ……... i. El. val. Br = ……...
e. El. val. Si = ……... j. El. val. I = ……...
08. Gambarkan struktur Lewis dari atom unsur berikut dengan cara
mengisi tabel yang telah disediakan.
a. Karbon b. Silikon c. Fosfor d. Iodium e. Brom

Simbol Z Jumlah
No. Soal Atom Elektron Konfigurasi elektron Struktur Lewis

08a.
08b.
08c.
08d.
08e.

09. Diketahui molekul kovalen: I2; Br2; CH4; CCl4; CS2; dan CH3Cl. Tulislah struktur Lewis dan
struktur ikatan dari molekul-molekul tersebut.
10. Lewis dan struktur ikatan dari molekul SO2 dan SO3.
(Petunjuk: Pada kedua molekul tersebut melibatkan ikatan kovalen koordinat.)
11. Sebutkanlah jenis ikatan kovalen yang terdapat pada molekul P 2O3.
12. Kelompokkanlah molekul-molekul di bawah ini menurut molekul nonpolar dan molekul
polar.
a. Cl−Cl d. Br−F
b. Cl−F e. H−Br
c. F−F f. I−Cl
13. Diketahui 3 molekul polar, yaitu CO; HBr; dan BrCl. Tunjukkan kutub positif dan kutub
negatif dari molekul ini.



138
Perubahan kimia atau reaksi kimia banyak jenisnya, dan salah satu di antaranya adalah reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Kedua peristiwa ini sering dinyatakan ke dalam satu istilah yakni
peristiwa redoks atau reaksi redoks.
Reaksi redoks banyak dijumpai di sekitar kehidupan bahkan pada diri kita sendiri.
Pembentukan oksida (pembakaran dan perkaratan), pembusukan, penguraian, penyepuhan,
kerja sel kimia (baterai), pengawetan logam dan makanan, pembentukan zat, metabolisme
makanan dalam tubuh, dan lain-lain semuanya melibatkan reaksi redoks.
Reaksi redoks dapat dikendalikan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.

A. PENGERTIAN REDOKS
1. Pengertian Oksidasi dan Reduksi
Pada awalnya istilah “oksidasi” diterapkan pada perubahan kimia atau reaksi-reaksi
dimana suatu zat bersenyawa dengan oksigen; sedangkan istilah “reduksi” didefinisikan
sebagai pelepasan oksigen dari suatu senyawa yang mengandung oksigen.
Contoh reaksi oksidasi (pengikatan oksigen):
(a) 2 Ca + O2 → 2 CaO (c) 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
kalsium kalsium oksida besi besi(III)oksida
(b) 2 S + 3 O2 → 2 SO3 (d) 2 C2H5OH + 6 O2 → 4 CO2 + 6 H2O
belerang belerang trioksida alkohol karbon dioksida air

Contoh reaksi reduksi (pelepasan oksigen):


(a) 2 Fe2O3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2 (b) Cu2O + H2 → Cu + H2O
besi(III)oksida besi tembaga(I)oksida tembaga

Catatan:
– Oksida merupakan senyawa hasil penggabungan unsur dan oksigen.
– Reaksi oksidasi yang disertai dengan pembebasan energi panas disebut reaksi pembakaran.

Pengertian 1: Oksidasi = peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu zat.


Reduksi = peristiwa pelepasan oksigen dari suatu zat.

Pengertian oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan, dan pengertian lebih luas
yang mencakup pengertian di atas adalah pengertian berdasarkan perpindahan elektron.
Okasidasi adalah peristiwa pelepasan elektron; dan reduksi adalah peristiwa pengikatan
elektron. Berikut, contoh sederhana menurut pengertian ini dan erat hubungannya dengan
materi Ikatan Kimia.
Contoh oksidasi: Contoh reduksi:
a. Na → Na+ + 1e– a. Cl + 1e– → Cl–
b. Ca → Ca2+ + 2e– b. O + 2e– → O2-
c. C2O42- → 2 CO2 + 2e– c. Cl2 + 2e– → 2 Cl–

139
2. Pengertian Redoks
Pelepasan elektron tak akan pernah terjadi tanpa disertai oleh peristiwa penerimaan
elektron. Atau dengan kata lain, “tak ada oksidasi tanpa reduksi”; demikian juga sebaliknya.
Kedua peristiwa, oksidasi dan reduksi, selalu berlangsung serentak sebagai peristiwa oksidasi-
reduksi, atau lebih populer dengan istilah redoks. Dapat dikemukakan bahwa redoks
merupakan peristiwa yang melibatkan serah-terima elektron.
Reaksi oksidasi: Ca → Ca2+ + 2e–
Reaksi reduksi : O + 2e– → O2-
+
Reaksi redoks: Ca + O → Ca2+O2-
atau ditulis: CaO
kalsium oksida (kapur tohor)

Pengertian 2: oksidasi = peristiwa pelepasan elektron


reduksi = peristiwa pengikatan elektron.
redoks = peristiwa serah-terima elektron.

3. Konsep Bilangan Oksidasi


Pada contoh reaksi redoks di atas: Ca + O → CaO, dapat dinyatakan menurut skema
seperti berikut:
melepaskan 2e– Dari skema ini, Ca (netral) berubah menjadi Ca2+ disertai
+2 –2 pelepasan 2e– dan kedua elektron ini diikat oleh O (netral)
Ca + O → CaO menjadi O2-; dan secara keseluruhan membentuk kalsium
mengikat 2e– oksida, Ca2+O2- (atau ditulis CaO).

Ciri apa yang dapat menunjukkan bahwa suatu reaksi digolongkan sebagai “reaksi
oksidasi”, “reaksi reduksi”, “reaksi redoks”, atau “bukan dari ketiganya”? Para ahli melakukan
konsensus dengan memperkenalkan konsep bilangan oksidasi (BO) beserta aturannya. Untuk
reaksi redoks di atas, BO yang terlibat pada masing-masing zat adalah,
BO Ca adalah 0; BO “Ca dalam CaO” adalah +2; atau BO Ca+2 adalah +2; dan
BO O adalah 0; BO “O dalam CaO” adalah –2; atau BO O–2 adalah –2.
BO CaO adalah 0;
Tanda + pada BO menunjukkan pelepasan elektron terhadap partikel asalnya; sedangkan
tanda – menunjukkan pengikatan elektron terhadap partikel asalnya.
Selain senyawa ion, konsep “bilangan oksidasi” juga dapat diterapkan pada pembentukan
senyawa kovalen, misalnya senyawa amoniak, NH3. sebagai hasil penggabungan 1 atom N dan
3 atom H (lihat kembali bab ikatan kimia). Reaksi penggabungan atom-atomnya adalah,
.. ..
. N. + 3 .H → H : N : H
. ..
H
Bilangan oksidasi (BO) dari masing-masing partikel yang terlibat reaksi dapat dinyatakan bahwa,
BO dari atom N; atom H; dan molekul NH3 masing-masing adalah 0
BO dari N dalam NH3 adalah –3 (menyumbangkan 3e; dan tanda – menunjukkan bahwa
N lebih elektronegatif dari H).
BO dari H dalam NH3 adalah +1 (menyumbangkan 1e; dan tanda + menunjukkan bahwa
H lebih elektropositif dari N).

140
Dari kedua jenis contoh di atas dapat diperoleh pengertian BO bahwa,

Bilangan Oksidasi (BO) adalah,


bilangan yang menyatakan arah perpindahan dan jumlah elektron dari atom untuk berikatan.
Catatan:
• Tanda positif (+) menunjukkan pelepasan elektron atau atom bersifat lebih elektropositif.
• Tanda negatif (–) menunjukkan penerimaan atau atom bersifat lebih elektronegatif

Pada Bab 4, BO telah disinggung dan beberapan harga BO dari beberapa unsur dalam
senyawanya telah diberikan. Nilai BO dari unsur, senyawa, dan ion, dan juga nilai BO dari
unsur dalam senyawa/ionnya telah ditabelkan, dan sering ditampilkan dalam Tabel Periodik
Unsur. Beberapa aturan umum yang menyangkut bilangan oksidasi (BO) dari unsur, senyawa,
ion, dan unsur penting dalam senyawanya dapat juga dilihat pada Tabel 10.1.

Tabel 10.1 Bilangan Oksidasi (BO)

BO partikel netral = 0
Partikel netral berupa unsur dan senyawa. Contoh:
BO C=0; BO Fe=0; Cu=0; BO H2=0; BO N2=0; BO O2=0; BO H2O=0; BO H2SO4=0; dsb.

BO ion = tanda & besar muatan ion


Contoh ion: H+ Fe2+ NH4+ Cl– OH– SO42–
BO: +1 +2 +1 –1 –1 –2

BO H dalam senyawanya = +1
Kecuali pada senyawa hidrida, maka BO H = –1. Contoh hidrida: LiH, NaH, KH.

BO O dalam senyawanya = –2
Kecuali pada senyawa peroksida, maka BO O = –1. Contoh peoksida: H2O2 ; N a2O2 ; BaO2

BO golongan unsur dalam senyawanya


Gol. IA Gol. IIA Gol. IIIA Gol. IVA
= +1 = +2 = +3 Gol. VA Gol. VIA Gol. VIIA
Li; Na; Be; Mg; (B; Al) C = 4; 2 N = 5; 4; 3; 2 O = –2 F = –1
K; Rb; Ca; Sr; Si = 4 P = 5; 3 S = 6; 4; 2 Cl = 7; 5; 3; 1
Cs; Fr Ba; Ra Sn = 4; 2 As = 5; 3 Br = 7; 5; 1
Pb = 4;2 Sb = 5; 3 I = 5; 1
Bi = 5; 3

BO beberapa logam penting dalam senyawanya


Ag = 1 Cd = 2 Cu = 2; 1 Au = 3; 1 Pt = 4; 2 Cr = 6; 3; 2 Mn = 7; 6; 4; 3; 2
Zn = 2 Hg = 2; 1 Fe = 3; 2
Co = 3; 2
Ni = 3; 2

Catatan: • Bilangan Oksidasi (BO) merupakan bilangan bulat.


• Pada tabel di atas, BO tak bertanda menunjukkan BO berharga positif.

141
Agar kita dapat menetapkan BO unsur dalam senyawanya dengan mudah, tepat dan cepat,
maka hafallah BO berikut:
• BO H dalam senyawanya adalah +1 (kecuali dalam senyawa hidrida maka BO H = -1).
• BO O dalam senyawanya adalah –2 (kecuali dalam senyawa hidrida maka BO O = -1).
• BO logam alkali (Li, Na, K, Rb) dalam senyawanya adalah +1.
• BO logam alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawanya adalah +2.

Untuk memperjelas penetapan BO suatu unsur dalam senyawanya, berikut ini diberikan
beberapa contoh tambahan.

Contoh Soal 10.1.


Hitunglah berapa BO C dalam senyawa CO2, dan BO N dalam senyawa NH3.
(Diketahui: Dalam senyawanya, BO H=+1; dan O=–2.)
Penyelesaian:
BO C O2 = 0 BO N H3 =0
x (2)( –2) x (3)(+1)
x + {(2)(-2)} = 0  x + {– 4} = 0 x + {(3)(+1)} = 0  x + {+3} = 0
x = +4 x = -3
BO C dalam CO2 = +4 BO N dalam NH3 = -3

Contoh Soal 10.2.


Berapakah BO dari (a) Zn; (b) Zn2+; dan (c) ZnO?
Penyelesaian:
(a) BO Zn = 0 (unsur); (b) BO Zn2+ = +2 (ion); dan (c) BO ZnO = 0 (senyawa).

Contoh Soal 10.3.


Berapakah BO dari K2Cr2O4; K+; K; Cr; dan Cr2O42-?
Penyelesaian:
(a) BO K2Cr2O4 = 0 (senyawa); (b) BO K+ = +1 (ion); (c) BO K = 0 (unsur); (d) BO Cr = 0 (unsur); dan
(e) BO Cr2O42 = -2 (ion).

Contoh Soal 10.3.


Berapakah BO Cr dalam Cr2O4–2 jika BO O= –2?
Penyelesaian:
BO Cr2 O7-2 = -2
2y (7)(-2)  2y + {(7)(-2)} = -2
2y + {-14} = -2
2y = (-2) + (+14)
y = +6
BO BO Cr dalam Cr2O4–2 adalah +6.

142
Latihan 10.1.
Berapa BO dari:
1. logam kalsium. 3. Mn dalam Mn(OH)2. 5. klor dalam ion klorit.
2. Ca dalam CaO. 4. gas klor.

4. Redoks Dan Bilangan Oksidasi


Reaksi redoks (pelepasan & pengikatan elektron) pada Ca + O → CaO bila dihubungkan
dengan konsep ‘bilangan oksidasi’ dapat dinyatakan sebagai berikut.
penaikan BO
0 +2 Tampak bahwa perubahan Ca (BO 0) menjadi Ca2+ (BO
Ca + O → CaO +2) melibatkan penaikan BO. Sebaliknya terjadi penurunan
0 –2 BO pada perubahan O (BO 0) menjadi O2- (BO –2).
penurunan BO

Dari contoh tersebut dapat dikemukakan pengertian berikut.

Pengertian 3: oksidasi = peristiwa penaikan BO.


reduksi = peristiwa penurunan BO.
redoks = peristiwa penaikan dan penurunan BO.

Dengan demikian, berdasarkan pada pengertian terakhir tentang reaksi redoks, kita dapat
dengan cepat menggolongkan apakah suatu reaksi tergolong reaksi-reaksi “oksidasi”,
“reduksi”, “redoks”, atau bukan dari ketiganya.

Latihan 10.2.
1. Manakah di antara kedua reaksi berikut yang tergolong “oksidasi” atau tergolong “reduksi” menurut
pengertian 1? (Petunjuk: Setarakan dulu koefisiennya; dan gunakan Tabel 10.1))
a. SO2 + O2 → SO3 b. Cu2O + C → Cu + CO2
2. Tunjukkan bahwa reaksi berikut ini merupakan reaksi redoks (menurut pengertian 2 atau 3).
a. SO2 + O2 → SO3 b. Cu2O + C → Cu + CO2
3. Berikut ini, reaksi mana yang tergolong pada reaksi oksidasi, reaksi reduksi, reaksi redoks, dan
reaksi nonredoks?
a. H2CO3 → H2O + CO2. b. Fe → Fe2+ + 2e- c. 2 H2O → 2 H2 + O2.
4. Tuliskan persamaan reaksi reduksi perubahan S2O32- menjadi S4O62-.
5. Gabungkanlah kedua reaksi berikut menjadi reaksi redoks.
a. S + 2e- → S2-. b. Al → Al3+ + 3e-.

B. OKSIDATOR DAN REDUKTOR


1. Pengertian Oksidator Dan Reduktor
Oksidator (pengoksidasi) merupakan zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi pada
suatu zat (atau zat yang mengalami penurunan BO).
Sebaliknya reduktor merupakan zat yang berperan terjadinya reduksi pada zat lain (atau zat
yang mengalami penaikan BO).

143
Contoh oksidator dan reduktor:
(a) Cl + 1e– → Cl– (reaksi reduksi)
(b) O + 2e– → O2- (reaksi reduksi)
oksidator

(c) Na → Na+ + 1e– (reaksi oksidasi)


(d) Ca → Ca2+ + 2e– (reaksi oksidasi)
reduktor

(e) Ca + O → CaO (reaksi redoks)


(f) Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2 (reaksi redoks)
reduktor oksidator
Penjelasan:
penurunan BO penurunan BO
penaikan BO penaikan BO

0 0 +2 –2 0 +2 +2 0
Ca + O → CaO Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
reduktor oksidator reduktor oksidator

oksidator reduktor
= zat pengoksidasi. = zat pereduksi.
= zat yang melepaskan elektron. = zat yang mengikat elektron.
= zat yang mengalami penaikan BO. = zat yang mengalami penurunan BO.

Latihan 10.3.
Mana “oksidator” dan mana “reduktor” pada reaksi di bawah ini.
1. Al → Al3+ + 3e- 4. Pb2+ + 2e- → Pb
2. Cl2 + 2e- → 2 Cl- 5. Cu + 4 HNO3 → Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 2 H2O.
3. Fe2O3 + CO → 2 FeO + CO2

2. Sifat Oksidator Dan Reduktor


Kemampuan oksidator di dalam mengoksidasi berbeda-beda. Oleh karena itu dikenal
oksidator kuat atau oksidator lemah. Begitu juga reduktor dalam sifat mereduksinya. Beberapa
oksidator atau reduktor dapat diperkirakan kekuatannya antara lain dengan mendasarkan pada
kemudahannya melepaskan elektron atau kemudahannya mengikat elektron.
Untuk memberikan gambaran sifat oksidator atau sifat reduktor, kita batasi pembahasan pada
logam alkali (Li,Na, K, Rb); dan unsur halogen (F, Cl, Br, I).
Logam alkali (M) mengalami reaksi oksidasi dengan melepaskan 1 elektron valensinya seperti berikut:
M → M+ + e-.
Na → Na+ + e-.
Di antara logam alkali maka logam Li paling sukar sedangkan logam Rb paling mudah di dalam
melepaskan elektron valensinya. (Lihat kembali Bab 7.) Dengan demikian, karena logam Li paling
sukar melepaskan elektron berarti logam Li merupakan reduktor paling lemah di antara logam
alkali. Sebaliknya logam Rb bersifat reduktor paling kuat.

144
Lain halnya dengan unsur halogen (X), maka kemampuan mengikat elektron golongan unsur
ini justeru sangat kuat. Di antara unsur halogen sendiri, kemampuan mengikat elektron
menurun dari F ke I (lihat Tabel Periodik Unsur).
X + e- → X -
Br + e- → Br-
Dengan demikian di antara unsur halogen maka F bersifat oksidator paling kuat
dan I bersifat reduktor paling lemah.
Kedua golongan unsur, alkali dan halogen di atas paling mudah bereaksi satu sama lain.
Perhatikanlah reaksi redoks berikut:
2 Li + Cl2 → 2 LiCl
2 Na + Cl2 → 2 NaCl
Reaksi manakah yang akan mudah berlangsung? Karena sifat reduktor dari logam Na lebih kuat
dari logam Li, maka reaksi kedua yang akan mudah berlangsung.
Jadi dengan mengetahui sifat oksidator dan sifat reduktor dari suatu redoks, kita dapat
memperkirakan kemudahan redoks itu berlangsung.

Latihan 10.4.
1. Mana di antara kedua reaksi berikut yang lebih mudah berlangsung?
a. K + Cl2 →
b. K + I2 →
2. Berlangsungkah reaksi di bawah ini?
a. Na + KI →
b. K + NaI →
(Jawab: b. reaksi berlangsung.)

3. Reaksi Autoredoks
Reaksi redoks yang telah dibahas di atas melibatkan dua jenis pereaksi dimana yang satu
berperan sebagai reduktor dan yang lainnya berperan sebagai reduktor. Ada tipe reaksi redoks
lainnya dimana satu jenis zat berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator. Reaksi redoks
seperti ini disebut reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi. Pada reaksi berikut, Cl2
berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator.
NaOH + Cl2 → NaClO + NaCl + H2O
Mengapa reaksi ini tergolong reaksi autoredoks?
Benarkah Cl2 berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator? Perhatikan penjelasan berikut.
penurunan BO
penaikan BO
0 +1 –1
NaOH + Cl2 → NaClO + NaCl + H2O
sebagai: oksidator dan reduktor
Keterangan:
• BO Na dalam NaOH, NaClO, dan NaCl adalah sama, yakni +1 (jadi BO Na tidak berubah).
• BO O dalam NaOH, NaClO, dan H2O adalah sama, yakni -2 (jadi BO O tidak berubah).

145
Latihan 10.6.
Periksalah apakah reaksi berikut ini tergolong reaksi autoredoks.
1. H2O2 → H2O + O2
2. MnO2 + HI → MnI2 + I2 + H2O


146
IKHTISAR

Bilangan oksidasi (BO) adalah bilangan yang menyatakan arah perpindahan dan jumlah
elektron dari atom yang terlibat dalam ikatannya.
(Bertanda positif (+) bila atom melepaskan elektron atau bila atom yang menyumbangkan
elektron bersifat lebih elektropositif; sebaliknya bertanda negatif (–) bila atom meenerima
elektron atau bila atom yang menyumbangkan elektron bersifat lebih elektronegatif.)
Oksidasi adalah
(1) peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu zat (lama).
(2) peristiwa pelepasan elektron.
(3) peristiwa penaikan BO.
Reduksi adalah
(1) peristiwa pembebasan oksigen dari suatu zat (lama).
(2) peristiwa pengikatan elektron.
(3) peristiwa penurunan BO.
Redoks adalah
(1) peristiwa yang melibatkan pelepasan elektron (oksidasi) dan penerimaan elektron
(reduksi).
(2) peristiwa yang melibatkan penaikan BO (oksidasi) dan penurunan BO (reduksi).
Oksidator adalah
(1) zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.
(2) zat yang mengalami penurunan BO.
Reduktor adalah
(1) zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.
(2) zat yang mengalami penaikan BO.
Autoredoks merupakan redoks dimana salah satu zat yang terlibat reaksi sekaligus mengalami
oksidasi maupun reduksi.



147
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA ()
01. Di antara pernyataan berikut yang benar tentang bilangan oksidasi adalah ….
A. Bilangan pecahan yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
B. Bilangan bulat yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
C. Bilangan bulat positif yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
D. Bilangan bulat negatif yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
E. Bilangan romawi yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
02. Pernyataan yang tidak tepat mengenai harga bilangan oksidasi (BO) adalah ….
A. Umumnya BO H dalam senyawa berharga +1
B. BO unsur alkali dalam senyawanya selalu berharga +1.
C. BO unsur alkali tanah dalam senyawanya selalu berharga +2.
D. BO unsur O dalam senyawanya selalu berharga –2.
E. BO suatu unsur dan senyawa selalu berharga 0.
03. BO Cl adalah +5 ditemukan dalam senyawa ….
A. HClO C. HClO3 E. Cl2O7
B. HClO2 D. HClO4
04. Diketahui BO Cr = +3, BO O = -2. Senyawa berikut ini, mana yang memenuhi harga kedua BO
tersebut ?
A. Cr3O C. CrO3 E. CrO6
B. Cr3O2 D. Cr2O3
05. BO S = +4 ditemukan dalam ….
A. SO3 C. SO42- E. K2SO4
B. H2SO4 D. NaHSO3
06. Diketahui 3 pernyataan tentang sifat reaksi:
(1) reaksi yang melibatkan pelepasan elektron.
(2) reaksi yang melibatkan pengikatan elektron.
(3) reaksi yang melibatkan penurunan bilangan oksidasi.
Pernyataan yang berhubungan dengan reaksi oksidasi adalah ….
A. pernyataan (1) D. pernyataan (1) dan (3)
B. pernyataan (2) E. pernyataan (2) dan (3)
C. pernyataan (3)
07. Di antara reaksi berikut, mana yang merupakan reaksi bukan redoks ?
A. Fe + S → FeS D. Na2O + H2O → 2 NaOH
B. 2 FeCl2 + Cl2 → 2 FeCl3 E. 2 KCl → 2 K + Cl2
C. Al2O3 + 3 C → 2 Al + 3 CO

148
08. Oksigen yang mengalami reduksi ditemukan pada reaksi ….
A. SO3 + H2O → H2SO4
B. C + O2 → CO2
C. 2 Na2O → 4 Na + O2
D. 2 FeO + 2 CO → 2 Fe + 2 CO2
E. 2 NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O
09. Mangan yang tak dapat dioksidasi lagi terdapat dalam ion:
A. MnO4- C. Mn3+ E. Mn2+
B. MnO42- D. MnCl4-
10. Manakah di antara pernyataan berikut yang paling tepat ?
A. Oksidator merupakan zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
B. Oksidator menyebabkan zat lain mengalami penurunan bilangan oksidasi
C. Reduktor menyebabkan zat lain mengalami penaikan bilangan oksidasi
D. Reduktor merupakan zat yang mengalami pengikatan elektron.
E. Oksidator memberikan elektronnya kepada reduktor
11. Diketahui reaksi: KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4 → MnSO4 + K2SO4 + CO2 + H2O
Zat yang berperan sebagai reduktor adalah ….
A. H2SO4 C. KMnO4 E. CO2
B. H2C2O4 D. MnSO4
12. Manakah kelompok berikut yang merupakan pasangan paling kuat sifat reduktor dan sifat
oksidatornya.
A. Li dan F C. K dan F E. K dan I
B. Li dan I D. Na dan F
13. Di antara reaksi redoks berikut mana reaksi yang paling sukar berlangsung.
A. K + I2 → 2 KI D. K + F2 → 2 KF
B. Na + I2 → 2 NaI E. Na + F2 → 2 NaF
C. Na + Cl2 → 2 NaCl
14. Reaksi berikut yang merupakan reaksi autoredoks adalah ….
A. 2 HNO3 → H2O + 2 NO2
B. PbO2 + HI → PbI2 + I2 + H2O
C. Br2 + OH- → Br- + BrO3- + H2O
D. NaI + H2SO4 → H2S + I2 + Na2SO4 + H2O
E. KMnO4 + HCl → KCl + MnCl2 + 4 H2O + Cl2

ESSAY
Oksidasi dan Reduksi
01. Tandailah apakah reaksi berikut ini tergolong reaksi oksidasi atau reaksi reduksi.
(Isikan pada bagian kosong yang telah disediakan.)
a. 4 Cu + O2 → 2 Cu2O ……………
b. Cl2 + 2e- → 2 Cl- ……………
c. Fe → Fe + e
2+ 3+ - ……………

149
d. Cl + e- → Cl- ……………
e. 2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2 ……………
f. Hg → Hg+ + e- ……………
g. 2 Mg + O2 → 2 MgO ……………
h. Al2O3 + 3 H2 → 2 Al + 3 H2O ……………
i. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ……………
j. C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O ……………

Bilangan Oksidasi (BO)


02. Isilah bagian kosong pada tabel di bawah ini dengan nilai BO.
Diketahui: Nilai BO: Diketahui: Nilai BO:
a. H2O ….. f. As+++
…..
b. Pt ….. g. PO43– …..
c. Na2SO3 ….. h. H3PO4 …..
d. Pt4+ ….. i. Zn …..

e. ClO7 ….. j. Co …..

03. Tuliskan rumus kimia dari senyawa yang memiliki pasangan nilai BO berikut ini.
No. Pasangan BO Rumus Kimia No. Pasangan BO Rumus Kimia
+2 –2 f. +2 –2
a. ……….. ………..
Fe O Cd S
+2 –1 g. +1 –1
b. ……….. ………..
Pb I Cl Cl
+5 –2 h. +1 –2
c. ……….. ………..
Sb O K O
+3 –1 i. +5 –1
d. ……….. ………..
As H P Cl
+3 –1 j. +7 –2
e. ……….. ………..
B F Br O

04. Tuliskan rumus kimia yang mungkin untuk pasangan atom berikut (Petunjuk: Gunakan Tabel 10.1).
a. Ag dan S d. Hg dan Cl
b. P dsn O e. N dan O.
c. Cr dan O
05. Berapakah BO unsur dalam senyawa atau ion berikut ini ?
Diketahui BO H=+2 dan BO O=-2.
a. Fe dalam Fe(OH)3.
b. N dalam N2O4.
c. S dalam H2S
d. Mn dalam MnO4-2.
e. Sb dalam H3SbO3.

150
06. Pecahlah kedua senyawa ini menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion)-nya, dan sertai
dengan muatan ionnya.
a. KCl d. Hg2I2
b. K2S e. AlF3
c. HgS

Redoks
07. Golongkan reaksi berikut ini mana yang merupakan reaksi oksidasi, reaksi reduksi,
reaksi redoks, dan mana yang bukan merupakan reaksi ketiganya.
(Isikan jawaban pada bagian kosong yang disediakan.)
a. C + O2 → CO2 ____________________________
b. Cl + e- → Cl- ____________________________
c. Al2O3 + 3 H2 → 2 Al + 3 H2O ____________________________
d. NaOH + HCl → NaCl + H2O ____________________________
e. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ____________________________
f. 2 FeCl3 + 3 K2S → Fe2S3 + 6 KCl ____________________________
g. 2 I → I2 + 2 e
- - ____________________________
h. S2O3 → S4O6
2- 2- ____________________________
i. Ba +2
+ SO4 → BaSO4-2 ____________________________
j. MnO4 → Mn - +2 ____________________________
08. Zat mana yang berperan sebagai oksidator, dan sebagai reduktor pada persamaan reaksi berikut ini.
Sebagai Oksidator Sebagai Reduktor
a. C + O2 → CO2 ___________ ___________
b. Cl + e- → Cl- ___________ ___________
c. FeO + CO → Fe + CO2 ___________ ___________
d. Mg → Mg +2
+ 2e - ___________ ___________
e. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ___________ ___________
f. Sn +4
+ Fe +2
→ Fe +3 +2
+ Sn ___________ ___________
g. S2O3 → S4O6
2- 2- ___________ ___________
h. S8 + 8 O2 → 8 SO2 ___________ ___________
i. MnO4 → Mn - +2 ___________ ___________
j. Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2 ___________ ___________



151
Salah satu sumber daya alam yang tidak asing lagi adalah minyak bumi. Bahan alam ini amat
mempengaruhi kehidupan. Ummat manusia masih menggantungkan sebagian besar aktivitas
kehidupannya pada bahan alam tersebut yang kini semakin menipis keberadaannya. Manusia
kini berpacu untuk menemukan bahan bakar pengganti minyak guna mengurangi
ketergantungan pada “emas hitam” ini.
Minyak bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk melalui proses fisis dan kimia
yang sangat lama (jutaan tahun). Dari minyak bumilah, bahan bakar, sebagian bahan baku
industri, dan berbagai produk kimia diperoleh. Hidrokarbon merupakan golongan paling
sederhana di antara semua golongan senyawa organik.
Bukan saja pada minyak bumi dan hidrokabon, manusia juga sangat berketergantungan pada
senyawa organik (senyawa karbon) baik alami maupun buatan. Mulai dari pangan
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin), sandang (serat alami dan buatan), papan (kayu, plastik),
kesehatan dan kecantikan (obat-obatan, kosmetik, pengawet), pertanian (pupuk, pembasmi
hama) sampai pada transportasi (bahan bakar, pelumas) dan industri (bahan bakar, bahan
mentah, bahan baku), dan lain-lain.

A. SENYAWA KARBON
Pada awalnya, senyawa-senyawa yang berasal dari makhluk hidup disebut senyawa
organik; dan Ilmu Kimia yang mempelajari senyawa ini disebut Kimia Organik. Sebaliknya,
senyawa-senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik.
Pada perkembangannya, kemudian manusia mampu melakukan proses pembuatan sebagian
senyawa organik. Frederick Wohler (Jerman) dapat membuat beberapa senyawa yang
sifatnya persis sama dengan senyawa organik aslinya. Pada tahun 1824 Wohler berhasil
membuat asam oksalat, suatu zat yang terdapat dalam getah tumbuhan (jenis oxalis), dan
kemudian pada tahun 1828 ia berhasil membuat urea, suatu senyawa yang biasanya
ditemukan dalam darah dan urin.
Makhluk hidup tidak lagi merupakan sumber utama dari senyawa organik. Salah satu sifat
utama senyawa organik baik alami maupun buatan adalah selalu mengandung unsur karbon.
Oleh karena itulah, istilah “senyawa organik” disempurnakan menjadi senyawa karbon; dan
Ilmu Kimia yang mempelajarinya disebut sebagai Kimia Karbon. Namun demikian, istilah
senyawa organik kadang-kadang masih digunakan terutama untuk membedakannya dari
senyawa anorganik.

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik


Senyawa organik (senyawa karbon) dapat dibedakan dari senyawa anorganik dalam
berbagai cara. Tabel 11.1 memperlihatkan perbedaan penting dari keduanya.
Beberapa perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik dapat diamati langsung
(melalui percobaan) misalnya antara gula, alkohol, lilin, kamper, kayu, dst. dari kelompok
senyawa organik dengan kelompok senyawa anorganik seperti garam dapur, logam-logam,
oksida logam, dll.

152
Tabel 11.1 Perbedaan Antara Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik.
No Senyawa Organik Senyawa Anorganik
1. Umumnya senyawa kovalen Senyawa Ion
2. Umumnya tak larut dalam air Dapat larut
3. Umumnya bertitik leleh rendah Bertitik leleh tinggi
4. Umumnya dapat terbakar Tidak dapat terbakar
5. Struktur ikatan rumit Lebih sederhana
6. Reaksi bersifat lambat Reaksinya lebih cepat

2. Kekhasan Atom Karbon


Sebagai bahan perbandingan, pada abad 19 dikenal 30 ribu senyawa anorganik
sementara senyawa karbon sebanyak 1 juta. Kini berjuta-juta senyawa karbon alami dan
buatan dijumpai jauh melampaui jumlah senyawa anorganik yang ada. Mengapa senyawa
organik demikian banyak jumlahnya?
Salah satu jawaban terhadap pertanyaan tersebut adalah disebabkan oleh sifat khas atom
karbon (C). Kekhasan atom karbon di antaranya:
(a) Atom C berelektron valensi 4, dan cenderung membentuk berbagai tipe ikatan kovalen
untuk mencapai konfigurasi stabilnya.

C C C C
2 ik. tunggal dan 2 ik. rangkap-2 1 ik. tunggal dan
4 ik. tunggal 1 ik. rangkap-2 1 ik. rangkap-3
Gbr 11.1. Beberapa Tipe Ikatan Kovalen dari Atom C.

(b) Atom C dapat berikatan dengan atom C lain, bahkan dapat membentuk rantai atom C baik
terbuka (lurus dan cabang) maupun lingkar.
C C
(1) −C−C−C−C−C−C− C C C
C
C C
CC−C (3) (4) C C C
C C C C C C
(2) −C−C−C−C−C−C− C C C C C
C C C C
Gbr 11.2. Rantai Atom Karbon: (1) Lurus; (2) Cabang; (3) Lingkar; (4) Jaring.

Jadi yang menyebabkan senyawa karbon sangat beragam dan jumlahnya yang begitu banyak
adalah sifat khas atom C adalah bahwa atom C menjadi unsur utama pembentuk senyawa
karbon itu sendiri, dan atom C dapat berikatan melalui beragam cara.

3. Penggolongan Senyawa Karbon


Dalam Kimia Karbon, struktur ikatan dari molekul sangat menentukan sifat kimia suatu
senyawa karbon dan merupakan bagian penting yang menjadi salah satu lingkup bahasan
Kimia Karbon.
Senyawa karbon terdiri dari unsur C dan H sebagai unsur utama, dan beberapa unsur lainnya
seperti O, N, S, P, halogen, dan beberapa logam.

153
Sedemikian banyaknya jumlah senyawa organik dan penggunaannya yang meluas, mulai dari
bidang pangan dan sandang, kedokteran, farmasi, pertanian, peternakan dan bahkan sampai
untuk berbagai komponen peralatan dan industri menunjukkan bahwa lingkup bahan kajian
Kimia Karbon begitu luas.
Usaha untuk mempelajari senyawa karbon telah mendorong usaha pembagian senyawa karbon
atas dasar sifat umum senyawa tersebut. Tabel 11.2 memperlihatkan beberapa golongan
senyawa karbon menurut jenis unsur pembentuknya.
Tabel 11.2. Jenis Unsur dan Golongan Senyawa Karbon
Jenis Unsur Golongan Senyawa Karbon
C; H Hhidrokarbon
C; H; O Alkohol, Eter, Karbohidrat, Asam Karboksilat, dll
C; H, halogen Alkil-halida
C; H; N Amina, dll.
C; H; O; N Amida, Asam Amino, dll.
C; H; O; N; P Asam Nukleat
C; H; O; N; P; S Protein

B. HIDROKARBON
Sesuai dengan namanya, hidrokarbon merupakan golongan senyawa karbon yang hanya
mengandung unsur C dan unsur H.
Berdasarkan pada struktur rantai C, hidrokarbon dapat dibedakan atas hidrokarbon alifatik
(terbuka) dan hidrokarbon siklik (lingkar). Sedangkan berdasar pada jenis ikatan kovalen antar
C, hidrokarbon dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh (hanya memiliki ikatan tunggal C–C),
dan hidrokarbon tak-jenuh (memiliki ikatan rangkap-2: C=C, atau ikatan rangkap-3: CC).

HIDROKARBON

ALIFATIK SIKLIK

JENUH TAK-JENUH JENUH TAK-JENUH


ALKANA ALKENA SIKLOALKANA AROMATIK
ALKUNA dll.
dll.
Gbr. 11.3. Bagan Penggolongan Hidrokarbon

Kelompok hidrokarbon yang akan dibahas pada paragraf ini hanya meliputi alkana (berikatan
tunggal: C-C); alkena (hanya memiliki 1 ikatan rangkap-2: C=C), dan alkuna (hanya memiliki
1 ikatan rangkap-3: CC). Sedangkan kelompok hidrokarbon siklik akan dibahas pada bab
lainnya.

154
1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh (berkerangka ikatan C tunggal terbuka).
Kelompok senyawa ini sering disebut parafin karena sifatnya yang kurang reaktif.
(Parafin berasal dari kata parum affinis yang berarti berdaya gabung kecil; parum = sedikit, dan affinis = gabung.)
a. Deret Homolog Dan Rumus Alkana
Senyawa alkana terbentuk hanya dari atom-atom karbon (C) dan atom-atom hidrogen (H);
dan molekul alkana yang paling sederhana adalah molekul CH4 (metana).
H H. H
.
H H .. C. ..H H C H
C . CH4
H H H
H (a) (b) (c) (d)

Gbr. 11.4 Molekul Metana


(a) Bentuk Ruang Molekul; (b) Struktur Lewis; (c) Struktur Ikatan; dan (c) Rumus Molekul.
Struktur ikatan yang ditunjukkan pada gambar di atas akan selalu diterapkan untuk
membahas molekul senyawa alkana lainnya. Struktur ikatan sepuluh senyawa alkana pertama
yang mulai melibatlan ikatan antar 2 atom C, antar 3 atom C, dan seterusnya disusun seperti
ditunjukkan pada Tabel 11.3.
Tabel 11.3. Sepuluh Senyawa Alkana Pertama.
Rumus Nama
n Struktur Ikatan dalam Molekul Molekul Senyawa
H
1. H−C−H CH4 metana
H
H H
2. H−C−C−H C2H6 etana
H H
H H H
3. H−C−C− C−H C3H8 propana
H H H
H H H H H H H
4. H−C− C− C− C−H dan H−C−C− C−H C4H10* butana
H H H H H H
H−C−H
H
5. “lurus” dan “bercabang” C5H12 pentana
6. “lurus” dan “bercabang” C6H14 heksana
7. “lurus” dan “bercabang” C7H16 heptana
8. “lurus” dan “bercabang” C8H18 oktana
9. “lurus” dan “bercabang” C9H20 nonana
10. “lurus” dan “bercabang” C10H22 dekana
Keterangan:
• n = jumlah atom C alkana.
• Mulai n=4 (*); struktur ikatan antar atom C pada alkana mulai membentuk rantai C cabang,
selain membentuk rantai C lurus walaupun rumus molekulnya sama.

155
Dari Tabel 11.3, senyawa alkana tampak membentuk sebuah deret seperti berikut:
Jumlah atom C (n) 1 2 3 4 …
Rumus Molekul CH4 C2H6 C3H8 C4H10 CnH…
Beda: CH2 CH2 CH2

Deret inilah yang disebut deret homolog. Masing-masing senyawa pada deret di atas disebut
homolog. (Homolog dari kata Yunani: homos berarti sama, dan logos berarti perkataan.)
Sebuah homolog berbeda dari homolog berikutnya oleh sebuah gugus metilen, CH2. Jadi deret
di atas akan memenuhi homolog umum: CnH2n+2. Atau dengan kata lain, senyawa alkana
memiliki rumus umum, CnH2n+2.

b. Sifat Alkana
• Sifat Fisis
Beberapa sifat fisis alkana terutama wujudnya dapat dilihat pada Tabel 11.4.
Tabel 11.4. Titik Leleh Dan Titik Didih Senyawa Alkana

Jumlah Atom C C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7−C17 C18 C19  C20


0
Titik Leleh ( C) -183 -172 -187 -135 -130 -94 -91−22 28 32  36
0
Titik didih ( C) -162 -89 -42 -0,5 36 68,7 98–300 310 330  330
Alkana dengan jumlah atom C1-C4 berwujud gas; C5-C17 berwujud cair; dan > C17
berwujud padat.

• Sifat Kimia
Nama parafin yang diberikan kepada alkana seperti yang telah disebutkan di atas
menunjukkan bahwa sifat kimia senyawa alkana umumnya kurang reaktif (sukar
bereaksi) dengan zat lain.

c. Keberadaan Dan Kegunaan Alkana


• Keberadaan
Senyawa-senyawa alkana terutama ditemukan antara lain sebagai gas alam dan minyak
bumi. Senyawa alkana merupakan komponen terbesar penyusun minyak bumi. Alkana
rendah (berwujud gas) ditemukan sebagai gas bumi atau gas alam.
• Kegunaan
Alkana memiliki kegunaan yang luas. Alkana rendah (berwujud gas) sebagai bahan
bakar gas, dan diperdagangkan dalam kemasan berwujud cair. Gas alam cair (LNG;
liquefied natural gas) berasal dari gas bumi (gas alam) dengan kandungan utama alkana
C1 50-99%. Sedangkan Elpiji (LPG, liquefied petroleum gas) merupakan campuran dari
C3 dan C4; sebagai hasil pemrosesan gas alam dan minyak bumi. Alkana cair seperti
avtur, bensin, solar, dan minyak tanah digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut.
Sementara alkana tinggi seperti minyak pelumas, vaselin dan parafin digunakan untuk
pelumas, kosmetik, lilin, dll.

156
d. Struktur Alkana
Senyawa alkana paling sederhana adalah alkana dengan atom C1, yakni metana, CH4. CH4
memiliki bentuk molekul dan struktur ikatan seperti ditunjukkan pada Gbr 11.4.
Untuk memperoleh pemahaman lebih jauh tentang alkana, maka pembahasan struktur
ikatan pada alkana menjadi persyaratan penting karena struktur ikatan dapat mencirikan
struktur molekulnya (yakni bagaimana kedudukan atau sebaran atomnya membentuk
molekul senyawa yang bersangkutan).
Sifat khas atom C adalah dapat membentuk ikatan dengan atom C lain; atau antar atom C
dapat membentuk rantai C. Dengan demikian atom C dari CH4 dapat berikatan dengan
gugus C lain (misalnya gugus metil, -CH3); caranya adalah melalui penggantian salah satu
gugus –H-nya pada molekul CH4 tersebut oleh sebuah gugus metil, −CH3.

H H H H
H H H−C −H −C−H H−C −C−H
H−C−H H−C− −H H H H H
H H gugus H H3C−H −CH3 H3C−CH3 ; etana
CH4 −CH3 metana gugus metil Hasil penggantian gugus –H
metana gugus metil pada CH4 oleh gugus metil

Senyawa alkana beratom C2 dapat dibentuk melalui penggantian salah satu gugus −H pada CH4 oleh
gugus metil, −CH3, dengan membentuk H3C–CH3.
Selanjutnya terhadap salah satu gugus −H pada C2H6 juga dapat digantikan oleh gugus −CH3 yang
lain membentuk H3C–CH2–CH3; dan seterusnya.
Tampak bahwa penggantian terhadap gugus –H manapun pada molekul H3C–CH3 akan
menghasilkan struktur ikatan yang sama. Namun bila penggantian gugus –H itu diteruskan
terhadap molekul C3H8, maka akan menghasilkan 2 macam struktur ikatan berbeda
walaupun rumus molekulnya sama, yakni C4H10.
Dalam Kimia Karbon, struktur ikatan seperti tersebut di atas dapat disederhanakan
penulisannya yang dikenal sebagai rumus struktur singkat seperti dicontohkan
terhadap molekul-molekul di bawah ini.
Rumus Molekul: C3H8 Rumus Molekul: C4H10
H3C−CH2−CH2−H H3C−CH2−CH2−CH3
digantikan oleh: –CH3
H3C−CH−CH3 H3C−CH−CH3
H digantikan oleh: –CH3 CH3

e. Isomeri
Uraian di atas memperlihatkan bahwa mulai dari alkana beratom C4 dengan rumus molekul
C4H10 (butana); molekulnya mempunyai 2 struktur ikatan yang berbeda. Walaupun rumus
molekul sama, tetapi bila struktur ikatannya berbeda, maka keduanya akan memiliki sifat
yang berbeda, baik sifat fisis maupun sifat kimianya.
H3C−CH−CH3
H3C−CH2−CH2−CH3
CH3
Rumus Molekul : C4H10 Rumus Molekul : C4H10
Titik didih : - 0,5 0C Titik didih : -12 0C

157
“Peristiwa yang terjadi dimana dua senyawa atau lebih memiliki rumus molekul sama
tetapi memiliki struktur ikatan beda” disebut isomeri.
(Untuk senyawa-senyawanya, dapat dikatakan bahwa senyawa yang satu merupakan
isomer dari senyawa lainnya.)
Isomeri pada senyawa alkana beratom C5; dengan cara mengganti gugus –H
sedemikian sehingga diperoleh struktur ikatan yang satu sama lain berbeda namun masih
beratom C5. Seberapa banyak struktur yang mungkin dapat diperoleh, cara berikut ini dapat
membantu untuk menetapkan dengan cepat isomeri pada senyawa alkana dengan C5, dan
juga pada isomeri lainnya.
Caranya:
(1) Susunlah rantai C lurus sesuai dengan jumlah atom C menurut rumus molekulnya.
(2) Sebarkan atom C sambil mempertahankan jumlahnya sampai membentuk rantai atom C
yang berbeda (pola rantai C). Baru kemudian pola rantai disempurnakan dengan struktur
ikatan senyawanya.
Perhatikan penerapan terhadap alkana rantai C5 (rumus molekul C5H12).
(a) Rumus molekul C5H12 dengan rantai C lurus: C–C–C–C–C
(b) Sebarkan atom C sehingga membentuk pola rantai C yang berbeda seperti berikut.
Pola rantai C: Struktur ikatan:
C–C–C–C–C H3C–CH2–CH2–CH2–CH3
C–C–C–C H3C–CH–CH2–CH3
C CH3
C CH3 Tampak bahwa alkana berantai
C–C–C H3C–C–CH3 atom C5 dengan rumus molekul
C5H10 memiliki 3 macam struktur
C CH3 ikatan beda atau 3 isomer.

Rumus Molekul: C5H10


Rumus Struktur: CH3CH2CH2CH2CH3 CH3CH2CH(CH3)2 C(CH3)4
Titik Didih: 36 0C 27 0C 9,5 0C

Semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana, semakin tinggi
jumlah isomernya.
Jumlah Atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
Rumus Molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah Isomer 2 3 5 9 18 35 75

CATATAN:
Pada senyawa karbon, atom C yang membentuk
rantai dapat dibedakan sebagai: C11 C12–C13
a. Atom C-primer, yakni atom C yang mengikat C – C – C – C – C5 – C6 – C7
1 2 3 4

langsung hanya 1 atom C. C8 C9 C10


(Contoh: C1; C7; C8; C9; C10; C11; dan C13.)
b. Atom C-sekunder, yakni atom C yang mengikat langsung 2 atom C. (Contoh: C6; dan C12.)
c. Atom C-tersier, yakni atom C yang mengikat langsung 3 atom C. (Contoh: C2; C4; C5.)
d. Atom C-kuarterner, yakni atom C yang mengikat langsung 4 atom C. (Contoh: C3.)

158
f. Tata Nama Alkana
Terjadinya isomeri (rumus molekul sama, tetapi struktur ikatan beda) mendorong perlunya
sistem penamaan atau tata nama terhadap senyawa karbon (termasuk senyawa alkana). Tata
nama alkana akan menjadi dasar penting untuk penamaan senyawa karbon lainnya.

TATA NAMA ALKANA (IUPAC)

1. Akhiran untuk senyawa alkana adalah -ana dengan awalan yang digunakan adalah
awalan kimia. (Kecuali untuk alkana dengan jumlah atom C1; C2; C3; dan C4.)

Jumlah Atom Rumus Molekul Nama Jumlah Atom Rumus Molekul Nama
C1 CH4 metana C6 C6H14 heksana
C2 C2H6 etana C7 C7H16 heptana
C3 C3H8 propana C8 C8H18 oktana
C4 C4H10 butana C10 C10H22 dekana
C5 C5H12 pentana dst. dst. dst.

2. Jika rantai tak bercabang (lurus), nama senyawa alkana diberi awalan n-.
(Kecuali senyawa alkana dengan jumlah atom C1; C2; dan C3.)
Contoh:
CH3−CH2−CH3 propana
CH3−CH2−CH2−CH3 n-butana Baca: normal butana
CH3−CH2−CH2−CH2−CH3 n-pentana ; dst.

3. Jika bercabang, lakukan langkah penamaan berikut.


a. Pilih rantai terpanjang sebagai rantai induk.
C−C
C−C−C−C−C−C−C
C C
nama rantai induk: heptana

b. Beri nomor urut pada rantai induk (diawali dari at. C yang paling dekat dengan cabang).
C−C
7
C − 6C − 5C − 4C − 3C − 2C − 1C
C C
nama rantai induk: heptana
c. Daftarkan semua cabang (gugus) terikat, dan kemudian sisipkan menurut alfabet pada nama
rantai induk.
[Dalam contoh ini dimisalkan ada gugus-gugus terikat: –CH3 (metil); dan –CH2–CH3 (etil).]
C−C etil
7
C− C− C− C− C− C− C
6 5 4 3 2 1

C C metil

nama rantai: etil–metil–heptana

159
d. Jika gugus terikat itu sama dan lebih dari 1, sisipkan awalan kimia yang sesuai di
depan nama gugus itu.
(Dalam contoh ini ada 2 gugus metil, dan ada 1 gugus etil.)
nama rantai: etil–dimetil–heptana
e. Tempatkan nomor dari atom rantai induk di depan nama gugus terikat.
nama rantai: 5–etil–2,5–dimetil–heptana

Jadi nama senyawa alkana dengan struktur ikatan seperti:


CH2–CH3
H3C–CH2–C–CH2–CH2–CH–CH3 adalah: 5–etil–2,5–dimetil–heptana.
CH3 CH3

4. Bila 2 gugus atau lebih terikat pada atom rantai induk yang ekivalen (sama
kedudukan/jaraknya), maka nomor terendah diberikan pada atom C rantai induk
yang mengikat gugus dengan prioritas menurut urutan alfabet.
Contoh senyawa alkana dengan struktur ikatan:
CH3 metil pada at. C no. 6
5 4 3 2 1
CH3−CH2−CH−CH2−CH2−CH−CH2−CH3
8 7 6

1 CH2–CH3 etil pada at. C no. 3

Nama senyawa alkana ini adalah 3-etil-6-metiloktana


Selain sistem penamaan IUPAC, beberapa alkana juga memiliki nama tertentu. Beberapa
contoh berikut dapat memperjelas hal ini.
Rumus Molekul Struktur Ikatan dan namanya
CH3
C4H10 CH3−CH2−CH2−CH3 CH3−CH−CH3
n-butana • 2-metilpropana; • isobutana

CH3
CH3 CH3−C−CH3
CH3−CH−CH2−CH3 CH3
C5H12 CH3−CH2−CH2−CH2−CH3
• 2-metilbutana; • 2,2-dimetilpropana;
n-pentana • isopentana • neopentana

Tabel 11.5. Beberapa Gugus Alkil


Jumlah At. C C1 C2 C3 C4 C5 C6 Cn
Rumus −CH3 −C2H5 −C3H7 −C4H9 −C5H11 −C6H13 −CnH2n+1
Nama metil etil propil n-butil n-pentil n-heksil ALKIL
(amil)
Catatan: Beberapa nama lain dari gugus alkil (bergantung pada struktur isomernya):

H 3C H3C H3C
CH⎯ CHCH2⎯ CHCH2CH2⎯
H 3C isopropil H3C isobutil H3C isopentil

160
Selesaikan dulu latihan 11.1 berikut, baru kemudian melanjutkan ke subbab selanjutnya.

Latihan 11.1
1. Tulislah rumus molekul dan rumus struktur ikatan dari n-heksana.
2. Tuliskan sebuah rumus struktur ikatan yang merupakan isomer dari n-heksana.
3. Tuliskan struktur ikatan 2,2,3-trimetil-pentana, dan kemudian tuliskan rumus molekulnya.
4. Tunjukkan ada berapa buah atom C yang tergolong at. C primer, at. C sekunder, dan at. C tersier
pada 2,2,3-trimetil-pentana.
5. Tulis kembali struktur ikatan 2,2,3-trimetil-pentana, kemudian gantilah gugus 3-metil pada 2,2,3-
trimetil-pentana oleh sebuah gugus –etil. Selanjutnya namailah senyawa yang diperoleh.
6. Namailah senyawa alkana dengan rumus struktur ikatan berikut.
CH3
H3C–CH–CH2–C–CH3
CH3 CH3
7. Apakah kedua rumus struktur ikatan berikut merupakan isomer satu dengan lainnya.
CH3 H3C
H3C–CH–CH2–C–CH3 CH–CH–CH2–CH2–CH3
CH3 CH3 H3C CH3

2. Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tak-jenuh karena memiliki sebuah ikatan rangkap-2
(ikatan C=C). Adanya ikatan rangkap ini, alkena juga disebut olefin; karena alkena melalui
ikatan rangkapnya dapat bereaksi dengan air brom (Br2 dalam air) dengan membentuk suatu
zat yang berwujud seperti minyak. (Olefin berasal dari bahasa Latin: oleum berarti minyak,
dan ficare berarti membuat.)

a. Rumus Umum Dan Struktur Alkena


Senyawa ini juga membentuk deret homolog dengan rumus umum CnH2n.

Senyawa alkena yang paling sederhana (dan H−C = C−H


merupakan homolog pertama) mempunyai rumus H H
molekul C2H4 dengan struktur ikatan seperti berikut:
C2H4 ; etena

Sama seperti pada alkana, maka alkena dengan rumus molekul C2H4 dan C3H6 masing-
masing hanya memiliki sebuah struktur ikatan. Mulai dari alkena beratom C4 dengan rumus
molekul C4H8 yang memiliki lebih dari 1 struktur ikatan (dan terjadi isomeri).
R.M. Struktur Singkat:
C2H4 H2C=CH2
C3H6 H2C=CH–CH3
C4H8 [1] H2C=CH–CH2–CH3 [2] H3C–CH=CH–CH3 [3] H2C=C–CH3
CH3
Keterangan: Alkena dengan rumus molekul C4H8 memiliki 3 struktur molekul berbeda
(satu sama lain saling berisomer).

161
b. Tata Nama Alkena
Sistem penamaan senyawa alkena tidak begitu berbeda dengan alkana hanya dalam
beberapa hal seperti:
(1) Akhiran –ana pada alkana diganti dengan dengan –ena untuk alkena.
n Rumus Nama n Rumus Nama
2 C2H4 etena (etilena) 6 C6H12 heksena
3 C3H6 propena (propilena) 7 C7H14 heptena
4 C4H8 butena (butilena) 8 C8H16 oktena
5 C5H10 pentena n CnH2n ALKENA
Keterangan: nama dalam tanda kurung merupakan nama lainnya.

(2) Isomeri juga terjadi pada senyawa alkena, dan mulai ditemukan pada alkena dengan
jumlah atom C4. Penomoran atom C pada rantai induk (rantai terpanjang) diawali dari
atom C yang paling dekat dengan ikatan rangkap-2.
4 3 2 1 3 2 1
CH3−CH2−CH=CH2 CH3−CH=CH−CH3 CH3−C=CH2
1-butena 2-butena CH3
1-butena (atau isobutene)

c. Sifat Alkena
• Sifat Fisis
Tidak begitu berbeda jauh dengan alkana, beberapa sifat fisis senyawa alkena diikhti-
sarkan menurut Tabel 11.6.
Tabel 11.6. Beberapa Sifat Fisis Senyawa Alkena.
Rumus Titik Leleh Titik didih
Nama CnH2n Struktur Ikatan ( 0C ) ( 0C )
etena C2H4 C=C -169 -102
propena C3H6 C−C=C -185 -48
1-butena C4H8 C−C−C=C − -6,5
2-butena C4H8 C−C=C−C -139 -4
2-metil-1-propena C−C=C
C4H8 -141 -7
(Isobutena) C
1-pentena C5H10 C−C−C−C=C − 30
1-heksena C6H12 C−C−C−C−C=C -138 63,5
1-heptena C7H14 C−C−C−C−C−C=C -119 93

• Sifat Kimia
Walaupun sifat fisis dari alkena dan alkana relatif tidak begitu berbeda, namun sifat
kimianya berbeda dimana senyawa alkena lebih reaktif dari alkana. Adanya ikatan
rangkap menyebabkan alkena dapat bereaksi dengan zat lain misalnya dengan air klor
atau air brom.
H H H H
H C=C H + Br2 → H C − C H
Br Br

162
Atau: H2C=CH2 + Br2 → H2(Br)C–C(Br)H2
Alkena (tergolong hidrokarbon tak-jenuh) dapat dibedakan dari alkana (hidrokarbon
jenuh) berdasarkan reaksi di atas yakni dengan cara mereaksikannya dengan air brom.
Adanya ikatan rangkap pada alkena menyebabkan hilangnya warna coklat dari air brom.

d. Pembuatan Dan Kegunaan Alkena


• Pembuatan
Etena adalah gas yang tidak berwarna yang terjadi pada penyulingan kering batubara;
dan dipeoleh secara besar-besaran melalui pengolahan gas alam dan dari penyulingan
minyak bumi. Etena dan senyawa alkena lainnya juga dapat dibuat melalui beberapa
reaksi kimia, di antaranya melalui reaksi dehidrasi alcohol (*).
*reaksi dehidrasi = reaksi penarikan molekul H2O dari sebuah molekul (de = penarikan; hidrat = air).
700-9000C
n-C6H14 CH4 + H2C=CH2 + H2C=CH– CH3 + lain-lain
(hasil penyulingan (15%) (40%) (20%) (25%)
minyak bumi) metana etena propena
H2SO4
H3C–CH2–OH 1700C
H2C=CH2 + H2O
alkohol (etanol) etuna
H2SO4 pekat berfungsi menarik molekul air.

• Kegunaan
Beberapa senyawa alkena menjadi bahan untuk pembuatan beberapa polimer (misalnya
plastik, paralon, karet, dll.).

Latihan 11.2.
a. Tuliskan nama dan rumus molekul CH3–CH=CH–CH–CH3
dari senyawa alkena di samping ini. CH3
b. Tuliskan rumus molekul dan struktur molekul (struktur ikatan) dari 3,4-dimetil-1-pentena.
c. Tuliskan sebuah isomer dari 3,4-dimetil-pentena.

3. Alkuna
Alkuna adalah kelompok hidrokarbon alifatik yang dicirikan oleh adanya sebuah ikatan
rangkap-3 pada rantai atom C-nya.
a. Rumus Umum Dan Struktur Alkena
Alkuna paling sederhana adalah HCCH dengan rumus molekul C2H2 (etuna; sering disebut
asetilen). Senyawa alkuna juga membentuk deret homolog dengan rumus umum CnH2n–2.
Deret homolog alkuna: C2H2, C3H4, C4H6, …, CnH2n–2.
Senyawa alkuna dengan beratom C4 dan yang lebih tinggi memiliki lebih dari 1 struktur
molekul (terjadi isomeri).
Rumus Molekul: C2H2 C3H4 C4H6 C4H6
Struktur Molekul: HCCH HCC– CH3 HCC–CH2–CH3 CH3–CC–CH3

163
b. Tata Nama Alkuna
Sistem penamaan pada dasarnya sama dengan penamaan pada senyawa alkena. Beberapa di
antaranya seperti dicontohkan berikut ini.
Tabel 11.7 Rumus Molekul, Nama, Dan Struktur Beberapa Senyawa Alkuna
Rumus
n Struktur Ikatan Nama
CnH2n-2
2 C2H2 HCCH etuna (asetilena)
3 C3H4 H3C −CCH propuna (metil asetilena)
4 C4H6 H3C−CH2−CCH 1-butuna (etil asetilena)
C4H6 H3C−CC−CH3 2-butuna (dimetil asetilena)
5 C5H8 H3C−CH2−CH2−CCH 1-pentuna (propil asetilen)
C5H8 H3C−CH2−CC−CH3 2-pentuna (etil-metil asetilena)
C5H8 H3C−CH−CCH 3-metil-1-butuna (isopentuna)
CH3

c. Sifat Alkuna
Sifat fisis alkuna mirip dengan alkena yang sederajat. Alkuna beratom C rendah berwujud
gas, dan titik didihnya hanya sedikit lebih tinggi dari alkena sederajat (Lihat Tabel 11.8).
Tabel 11.8. Sifat Fisis beberapa Alkuna.
Senyawa Alkuna Titik Didih Titik Leleh
(0C) (0C)

etuna (asetilen) –84,0 –81,5


propuna –23,2 –102,7
1-butuna 8,1 –122,5
1-pentuna 39,3 –90,0
1-heksuna 71 –132
2-butuna 27 –32,3
2-pentuna 55,5 –101
2-heksuna 84 –88
3-heksuna 81 –101

Alkuna dapat bereaksi dengan pereaksi tertentu. Seperti alkena, alkuna juga dapat
menghilangkan warna air brom. Etuna adalah gas yang bila dibakar (dinyalakan) akan
memberikan nyala api terang sekali (untuk penerang); dan bila dibakar sempurna bersama
oksigen (berlebih) dapat memberikan kalor yang amat tinggi (mencapai 25000C). Karena itu
etuna dipergunakan untuk mengelas (menyambung/memotong) berbagai logam dan baja.

d. Pembuatan Dan Kegunaan Alkuna


Etuna (atau asetilen, C2H2) dapat dibuat dengan mereaksikan karbid (CaC2) dengan air; gas
etuna (asetilen) yang keluar sebenarnya tidak berbau dan tidak berwarna; bau yang keluar
dari karbit disebabkan oleh pencemaran berupa gas H2S dan fosfin (PH3) karena karbit
mengandung C3P2 dan CaS.
CaC2(s) + 2 H2O(l) → C2H2(g) + Ca(OH)2(s)
karbid etuna

164
Secara industrial, etuna dibuat berdasar reaksi berikut.
2 CH4 1500 C
0
C2H2 + 2 H2
Etuna memiliki kegunaan yang luas seperti sebagai bahan baku untuk industri dan untuk
mengelas (menyambung/memotong besi dan baja. Seperti etena, etuna (dan juga beberapa
alkuna lainnya) digunakan untuk pembuatan beberapa polimer (seperti plastik, paralon,
dsb.). Etuna merupakan bahan penting untuk pembuatan berbagai senyawa organik seperti
asam asetat (cuka), aseton, dan bahan sintetis.

Latihan 11.3.
a. Tuliskan struktur molekul dari C5H8. Ada berapa isomer yang terbentuk, dan namailah
masing-masing isomernya.
b. Tuliskan pembakaran sempurna gas asetilen.

C. MINYAK BUMI
Minyak bumi (petroleum; petra = batu, oleum = minyak) merupakan bahan tambang
kental berwarna hitam sampai coklat kehijauan; merupakan campuran kompleks dari senyawa
hidrokarbon dan senyawa organik lain dengan sejumlah kecil senyawa belerang dan senyawa
nitrogen.
Indonesia termasuk negara produsen minyak dunia. Diduga daerah-daerah di Indonesia yang
banyak mengandung cadangan minyak antara lain di sepanjang P. Sumatera membujur dari
Utara ke Selatan melalui dataran rendah bagian Timur, bagian Utara P. Jawa dan P. Madura,
di bagian Tenggara dan Timur P. Kalimantan, dan di kepala burung P. Irian.
Minyak merupakan sumber devisa penting bagi negara di samping menjadi sumber energi dan
sumber bahan baku industri petrokimia dalam negeri.
1. Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi (dan juga gas alam) terbentuk dari penguraian tumbuhan dan hewan laut
melalui proses fisis dan proses kimia selama jutaan tahun. Lapisan dan permukaan bumi telah
mengalami beberapa perubahan besar sebagai peristiwa alam. Pergeseran lapisan bumi
mengubah letak tumbuhan dan hewan itu menuju celah atau pori-pori lapisan batu di perut
bumi yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Proses kimia yang lama menyebabkan tumbuhan dan hewan itu terurai dengan membentuk gas
(sebagai gas alam) dan cairan kental (sebagai minyak bumi).
Proses pembentukan minyak bumi tak mungkin dapat diulang; oleh karena itu minyak
bumi (juga gas alam) digolongkan sebagai sumber daya alam yang tak dapat
diperbaharui. Minyak bumi ini akan habis pada suatu saat; manusia yang
menggantungkan aktivitas kehidupannya pada bahan alam ini harus melakukan
penghematan dan mencari sumber penggantinya.

2. Komponen Minyak Bumi


Susunan atau komposisi minyak bumi di C H2
C H2 H2 C
berbagai cadangan yang ditemukan agak berbeda C H2
menurut asalnya. Misalnya minyak dari Amerika H2 C C H2
H2 C C H2
terutama terdiri dari alkana, sementara minyak dari H2 C C H2
Indonesia selain alkana juga mengandung hidrokarbon C H2
siklopentana sikloheksana
siklik (sebagai siklopentana dan sikloheksana).

165
Minyak bumi juga mengandung sedikit senyawa belerang ( 1%) dan senyawa nitrogen
(kurang dari 0,1%). Kedua senyawa ini tidak dikehendaki dan harus disingkirkan karena akan
menurunkan kualitas hasil dan menyebabkan polusi. Minyak Indonesia tergolong berkualitas
tinggi karena kurang mengandung belerang.

3. Pengolahan Minyak Bumi


Komponen penyusun minyak bumi dapat dipisahkan melalui distilasi bertingkat
(fraksinasi) berdasarkan perbedaan titik didihnya menjadi beberapa campuran yang lebih
sederhana. Campuran-campuran sederhana inilah yang biasanya disebut fraksi minyak bumi.
Secara garis besarnya, teknik penyulingan minyak bumi ditunjukkan pada Gbr 11.5.

uap GAS RINGAN

Gbr 11.5. 
Bagan Penyulingan 
Bertingkat Minyak Bumi BENSIN/NAFTA


MINYAK TANAH
MINYAK 
MENTAH MINYAK DIESEL

PEMANASAN


uap

CAIRAN BERAT (Residu)

Tabel 11.9 Fraksi-fraksi Minyak Bumi


Jumlah Rentang t.d.
FRAKSI Kegunaan
Atom C (0C)
1. GAS RINGAN C1 – C4  20
a. METANA & ETANA C1 – C2 ( gas ) bahan bakar (LNG)
b. OLEFIN (ALKENA) C2 – C4  20 alkohol ; karet ; plastik
c. PROPANA & Butana C3 – C4  20 bahan bakar (ELPIJI)
2. GASOLIN C5 – C11 20–200
a. PETROLEUM ETER C5 – C6 30–60 bahan bakar ; pelarut
b. BENSIN C6 – C8 60–100 bahan bakar motor ; pelarut
c. NAFTA C8 – C11 100–200 pelarut
3. KEROSIN (minyak tanah) C12 – C16 200–300 bahan bakar ; pelarut
4. MINYAK DIESEL (SOLAR) C15 – C18 280–380 bahan bakar mesin berat
5. MINYAK PELUMAS C16 – C20 300–400 pelumas mesin
6. VASELIN C18 – C22 380 pelumas ; farmasi ; kedokteran
7. LILIN PARAFIN C20 – C30 t.l. 50–60 lilin penerang ; pelapis kedap air.
8. KRISTAL LILIN C30 – C50 t.l. 80–90 plastik ; dll.
9. ASPAL  C50 – cat ; aspal jalan ; dll.
10. KOKAS  C50 – metalurgi ; elektroda ; dll

166
Dari Tabel 11.9, jelaslah mengapa minyak bumi merupakan bahan alam amat penting. Hasil
pengolahannya memiliki kegunaan amat luas mulai dari bahan bakar, pelarut, pelumas,
vaselin, lilin, aspal jalan, sampai pada bahan baku bagi berbagai industri petrokimia
(pembuatan zat kimia, detergen, pupuk, plastik, karet, kosmetik, dll.).

4. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar yang digunakan secara meluas, namun bensin yang
diperoleh dari penyulingan bertingkat tidak begitu banyak (tidak mencukupi). Untuk
memenuhi kebutuhan akan bensin, salah satu cara yang dilakukan adalah memproduksinya
melalui proses pemecahan yang disebut cracking, yaitu proses pemecahan hidrokarbon tinggi
pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis (pemercepat reaksi) menjadi alkana dan
alkena rendah. Bensin yang diperoleh dengan cara ini kualitasnya lebih baik dari hasil
penyulingan bertingkat.
Kualitas bensin ditentukan oleh mudah-tidaknya mengalami ketukan (“knocking”);
bensin yang baik adalah bensin yang sukar mengalami knocking. Knocking berkurang dengan
bertambahnya cabang dan bertambahnya rantai. Oleh karena itu nilai bensin ditetapkan
berdasarkan pada suatu nilai yang disebut nilai oktan. Nilai ini mengacu senyawa isooktana
(2,2,4-trimetil-pentana) dengan nilai oktan 100 sementara senyawa n-heptana diberi nilai 0.
Suatu bensin yang mengandung campuran 85% isooktana dan 15% heptana; dikatakan bensin
itu bernilai oktan 85. Makin tinggi nilai oktannya, makin baik bensin tersebut; artinya
knocking sukar terjadi dan bensinnya bersifat hemat.
Knocking dapat dikurangi dengan menambahkan TEL {tetraethyl-lead;
tetraetil-timbal, Pb(C2H5)4}. Bensin dengan nilai oktan 80 dan telah diberi
TEL dikenal sebagai bensin premium, sedangkan bensin super memiliki
nilai oktan 95. Penggunaan TEL dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Debu Pb yang bertebaran di udara dari gas buang kendaraan sangat
membahayakan kesehatan karena Pb merupakan racun berbahaya yang dapat
menimbulkan anemia.
Kini TEL sudah mulai dikurangi penggunaannya dan sebagai pengganti
adalah MTBE (metil-tersierbutil-eter).

Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kehidupan. Bensin yang mengandung senyawa belerang akan menghasilkan gas
buang yang mengandung gas oksida belerang (sebagai SO2 dan SO3) ; gas ini selain mengotori
udara (beracun) juga dapat menyebabkan hujan asam yang merugikan karena gas tersebut
melarut dalam air hujan membentuk asam yang bersifat korosif. Pembakaran tidak sempurna
terhadap bensin (pada mesin kendaraan tua) akan menyebabkan terbentuknya gas CO di
samping gas CO2. Kedua gas ini akan masuk ke udara dan mengubah komposisi udara; udara
sekitar tidak lagi bersih tetapi telah tercemar. Gas CO2 juga dapat menyebabkan hujan asam.
Oleh karena itu bensin masih dianggap sebagai sumber utama pencemaran udara.
Gas CO bersifat racun; dan udara yang tercemar oleh gas ini sangat membahayakan
kesehatan. CO memiliki daya ikat terhadap hemoglobin darah hampir 200 lebih kuat
dibandingkan dengan O2; darah yang seharusnya berfungsi untuk mengangkut O2 ke seluruh
tubuh menjadi hilang fungsinya karena teracuni oleh gas CO yang terhisap. Oleh karena itu
menghisap udara yang tercemar berat gas CO dapat membuat manusia lesu, lemas, kurang

167
bergairah, dan mudah mengantuk akibat tidak berfungsinya darah sebagai pengangkut oksigen.
Berada dalam ruang dengan udara tercemar CO, seseorang akan cepat mengantuk kemudian
tertidur, dan Bahkan dalam waktu tertentu dapat menyebabkan kematian. Kadar gas CO di
udara yang diperbolehkan hanya sampai 0,01% atau 100 ppm. Udara di kota-kota yang padat
lalu lintas kendaraan, dan lokasi pemberhentian kendaraan (stasiun dan lampu lalu lintas)
diperkirakan mengandung CO lebih dari 40 ppm.



168
IKHTISAR

Kekhasan atom karbon adalah dapat membentuk berbagai tipe ikatan kovalen, dan dapat
membentuk ikatan antar atom-atomnya baik lurus, bercabang maupun melingkar.
Hidrokarbon merupakan kelompok senyawa organik yang tersusun hanya dari C dan H.
Hidrokarbon dapat dibedakan berdasarkan sifat ikatan dan sifat rantai dari atom-atom C.
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2.
Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tak-jenuh yang memiliki sebuah ikatan C=C (ikatan
kovalen rangkap-2), dan mempunyai rumus umum, CnH2n.
Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik tak-jenuh yang memiliki sebuah ikatan CC (ikatan
kovalenrangkap-3), dan mempunyai rumus umum, CnH2n-2.
Isomeri adalah peristiwa yang dijumpai dalam senyawa organik yang mempunyai rumus
molekul sama tetapi struktur ikatannya berbeda.
Minyak bumi adalah bahan tambang berupa cairan kental berwarna hitam sampai coklat-
kehijauan dimana hidrokarbon sebagai komponen utamanya; digolongkan sebagai
sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui.
Bensin (gasolin) adalah campuran isomer alkana dengan C7−C8 yang diperoleh dari distilasi
minyak bumi dan proses “cracking”; digunakan sebagai bahan bakar penting dan sebagai
pelarut. Bahan bakar bensin merupakan sumber utama pencemaran udara.



169
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar).


01. Berikut ini merupakan sifat khas atom karbon kecuali …
A. dapat membentuk beberapa tipe ikatan kovalen.
B. dapat membentuk ikatan ion antar atom C.
C. dapat membentuk rantai atom C lurus
D. dapat membentuk rantai atom C bercabang.
E. dapat membentuk rantai atom C melingkar (siklik)
02. Yang bukan merupakan perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik ialah ….
A. senyawa organik selalu mengandung unsur karbon dan unsur hidrogen
B. umumnya senyawa anorganik bertitik leleh tinggi, senyawa organik bertitik
leleh rendah.
C. keraktifan senyawa organik umumnya lebih rendah dari senyawa anorganik.
D. senyawa organik umumnya dapat terbakar sedangkan senyawa organik
umumnya tidak dapat terbakar.
E. senyawa organik hanya dapat dihasilkan dari makhluk hidup sedangkan
senyawa anorganik berasal dari benda mati.
03. Kelompok senyawa berikut ini mana yang merupakan kelompok senyawa organik?
A. Asam asetat, asam sulfat, natrium klorida.
B. Kalsium hidroksida, karbon dioksida, asam klorida.
C. Asam karbonat, asam formiat, natrium hidroksida.
D. Asam cuka, alkohol, gula.
E. Natrium karbonat, amoniak, air.
04. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak tepat ?
A. Hidrokarbon adalah kelompok senyawa organik yang terdiri hanya unsur karbon
dan unsur hidrogen.
B. Rantai hidrokarbon ada yang bersifat alifatik dan ada yang bersifat siklik.
C. Hidrokarbon tak-jenuh memiliki ikatan rangkap antar atom C-nya.
D. Senyawa hidrokarbon umumnya sukar terbakar.
E. Hidrokarbon di alam antara lain dijumpai dalam minyak bumi.
05. Alkana yang paling sederhana memiliki rumus molekul:
A. CH B. CH2 C. CH4 D. CH6 E. C6H6
06. Di bawah ini merupakan sifat-sifat alkana kecuali ….
A. tidak memiliki ikatan rangkap.
B. mempunyai rumus umum CnH2n+1.
C. alkana dengan rantai C1-C4 berwujud gas pada suhu kamar.
D. senyawa alkana umumnya sukar bereaksi.
E. rantai C dalam senyawa alkana umumnya bersifat lurus.
07. Alkana lurus dengan rantai C1 sampai dengan C4 secara berurutan mempunyai nama ….
A. metana, etana, propana, tetrana.
B. metana, propana, etana, butana
C. metana, etana, propana, butana
D. metana, propana, etana, n-butana.
E. metana, etana, propana, n-butana.

170
08. Mana nama yang tepat dari senyawa dengan struktur ikatan di bawah ini?
CH3
H3C –CH–CH2–CH–CH3
C2H5
A. 2-metil-4-etil-pentana D. 3,5-dimetil-heksana
B. 2-etil-4-metil-pentana E. 1,1,3-trimetil-pentana
C. 2,4-dimetil-heksana
09. Alkana dengan nama n-heptana mempunyai rumus molekul ….
A. C6H14 dengan berantai cabang. D. C7H16 dengan berantai lurus.
B. C6H14 dengan berantai lurus. E. C7H16 dengan berantai cabang.
C. C7H14 dengan berantai lurus.
10. Manakah yang bukan isomer dari 2-metil-pentana?
A. Isoheksana. C. 3-metil-pentana E. 2,3-dimetil-butana
B. n-heksana D. 2,2-dimetil-butana
11. Alkana memiliki beberapa kegunaan seperti di bawah ini kecuali ….
A. untuk pelumas D. sebagai bahan bakar kendaraan
B. sebagai pelarut E. sebagai bahan bakar rumah-tangga
C. untuk pengelasan logam/baja
12. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak tepat mengenai alkena?
A. Salah satu golongan dari hidrokarbon tak-jenuh.
B. Golongan hidrokarbon yang memiliki sebuah ikatan C=C.
C. Senyawanya yang paling sederhana adalah etilena.
D. Kelompok senyawa yang dapat menghilangkan warna coklat dari air brom
E. Golongan hidrokarbon yang sering disebut parafin
CH3
13. Alkena dengan rumus molekul C5H10 memiliki struktur ikatan: H3C−C=CH−CH3.
Nama senyawa ini adalah ….
A. pentena C. 1,1-dimetil-1-propuna E. 3-metil-2-butena
B. isopentena D. 2-metil-2-butena
14. Salah satu alkena dengan rumus molekul C4H8 akan mempunyai jumlah isomer sebanyak ….
A. 2 isomer B. 3 isomer C. 4 isomer D. 5 isomer E. 6 isomer
15. Kegunaan senyawa alkena adalah untuk ….
A. bahan pembuatan paralon dan plastik D. bahan baku pembuatan asam asetat
B. pelarut senyawa organik E. pengelasan berbagai logam
C. bahan bakar pesawat.
16. Manakah yang merupakan rumus umum alkuna?
A. CnH2n+2 B. CnH2n+1 C. CnH2n D. CnH2n-1 E. CnH2n-2
17. Propil-asetilen mempunyai struktur ikatan ….
A. HCC–CH3 D. HCC–CH2–CH2–CH3
B. HCC–CH2–CH3 E. H3C–CC–CH2–CH3
C. H3C–CC–CH3

171
18. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak tepat mengenai alkuna?
A. Senyawanya yang paling sederhana adalah C3H4.
B. Sifat fisis alkuna mirip dengan alkena sederajat.
C. Reaksi alkuna mirip dengan alkena
D. Kelompok hidrokarbon alifatik yang memiliki1 ikatan CC.
E. Salah satu alkuna, yakni asetilen digunakan untuk pengelasan berbagai logam
19. Pernyataan mana yang tidak tepat tentang minyak bumi?
A. Cairan kental kehitaman yang diolah melalui distilasi bertingkat.
B. Sumber energi bahan bakar yang sangat mempengaruhi roda kehidupan dunia
C. Sumber daya alam yang dapat diperbarui kembali dan dapat menjadi sumber
devisa suatu negara.
D. Minyak bumi Indonesia tergolong berkualitas tinggi karena kadar senyawa
belerang dan senyawa nitrogennya rendah.
E. Hasil pengolahannya selain bahan bakar gas dan cair adalah berupa minyak
pelumas, vaselin, lilin, dan aspal.
20. Kualitas bensin terutama ditentukan oleh ….
A. Nilai kalornya yang tinggi. D. Jumlah rantai atom C-nya serendah mungkin.
B. Nilai oktannya yang rendah. E. Kualitas minyak bumi yang digunakan.
C. Nilai oktannya yang tinggi.
21. Selain oksida karbon yang beracun, kendaraan yang menggunakan bensin-TEL (atau premium)
juga akan mengeluarkan partikel zat berbahaya (merusak syaraf dan anemia) berupa:
A. Pb C. Si E. Br
B. Fe D. Hg
22. Bensin untuk memenuhi kebutuhan energi diproduksi secara besar-besaran diperoleh dari:
A. Hasil penyulingan minyak bumi. D. Hasil pengolahan alkena tinggi
B. Hasil pengolahan batubara E. Hasil pengolahan alkuna tinggi
C. Hasil pemecahan hidrokarbon tinggi.

ESSAY
Senyawa Karbon
01. Apa perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik!
02. Sebutkan unsur-unsur penyusun senyawa karbon!
03. Berilah beberapa alasan, mengapa jenis dan jumlah senyawa organik sangat banyak?
04. Uraikan secara singkat yang menunjukkan bahwa senyawa organik digunakan secara luas
di berbagai bidang kehidupan.
05. Mengapa senyawa organik lebih tepat disebut sebagai senyawa karbon?

Hidrokarbon
06. Apa yang dimaksud dengan hidrokarbon?
07. Lengkapilah pernyataan berikut.
a. Yang menjadi ciri hidrokarbon jenuh adalah ………………………
b. Ciri dari hidrokarbon tak-jenuh ialah ………………………………
c. Kelompok senyawa yang termasuk golongan hidrokarbon alifatik jenuh adalah
……………….

172
d. Kelompok senyawa yang tergolong hidrokarbon alifatik tak-jenuh di antaranya adalah
……………….. dan ………………
e. Alkena dan alkuna lebih reaktif dari alkana disebabkan kedua senyawa itu memiliki
………………… .

08. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara alkana, alkena, dan alkuna.
09. Gantilah sebuah atom H yang terikat pada atom C-primer dengan gugus metil, dan atom H terikat
pada atom C-tersier dengan sebuah gugus etil untuk senyawa di bawah ini.
CH3–CH2–CH–CH2–CH3
CH3
10. Tuliskan rumus struktur (struktur ikatan) dari senyawa berikut.
a. n-heptana e. isobutana i. 2,3-dimetil-2-butena
b. 2,3-dimetil butana f. 3-heksuna j. 6-etil-3-isopropil-2-metil oktana
c. 2-pentena g. 2,2-dimetil propana
d. asetilen h. 2,3,4-trimetil pentana
11. Jawablah secara cepat, jika diketahui 2,3,4-trimetil-pentana, mana di antara senyawa berikut yang
merupakan isomernya.
a. 2,4-dimetil-heksana
b. 3-etil-heksana
c. 3-etil-pentana
d. 2,4-dimetil-pentana
12. Namailah senyawa yang memiliki struktur ikatan seperti di bawah ini.
CH3 CH3
a. H3C−CH−CH−CH−CH3
d. H3C−CH−CH2−C−CH3
H3C CH3 CH3
CH3
b. H3C−CH−CH2−CH=CH2
CH3 CH3
CH3
e. H3C−CH2−C−CH2−CH2−CH−CH2−CH3
H3C
c. CH−CH2−CCH CH
H3C H3C CH3

Minyak Bumi
13. Sebutkan komposisi yang mungkin dikandung oleh minyak bumi.
14. Sebutkan 4 fraksi pertama minyak bumi menurut kenaikan jumlah atom C-nya pada hasil
penyulingan.
15. Apa pengaruh adanya senyawa belerang dan senyawa nitrogen terhadap minyak bumi.
16. Apakah bensin yang kini diperdagangkan merupakan hasil dari penyulingan minyak bumi? Beri
penjelasan singkat.
17. Untuk kendaraan bermesin tua berbahan bakar bensin, sebaiknya menggunakan kualitas bensin
mana, yang bernilai oktan tinggi atau yang rendah. Mengapa?
18. Mengapa gas buang kendaraan yang menggunakan bensin-TEL berbahaya bagi kesehatan? Jenis
bensin mana yang harus digunakan untuk menghindarkan dampak bensin-TEL?



173
Di antara 100 unsur lebih yang telah dikenal; hampir 80% adalah logam, dan hanya sekitar
12% yang merupakan nonlogam (bukan logam). Di samping itu sedikit sekali dijumpai dalam
keadaan sebagai unsur bebas, dan umumnya dalam keadaan terikat sebagai senyawa.
Ada zat kimia dibutuhkan dalam bentuk unsur, namun ada pula dalam bentuk senyawanya.
Ada pula zat di sekitar kita justeru dapat merusak, meracuni tubuh, bahkan dapat membunuh.
Di alam logam berada sebagai bijih logam, dan hanya dalam jumlah kecil berada sebagai
mineral terlarut dan dalam tumbuhan/hewan. Beberapa unsur nonlogam yang berwujud gas
dapat ditemukan di udara sedangkan unsur nonlogam lainnya ada yang ditemukan di lapisan
tanah, hewan/tumbuhan, dan di air permukaan.
Manusia dalam kehidupannya memanfaatkan logam dan nonlogam berserta senyawanya
sebagai bahan. Manusia dan makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya perlu makanan.
Ada 23 unsur yang harus ada di dalam makanan manusia. Makanan yang memenuhi ke-9
unsur dan diperlukan dalam jumlah besar disebut makanan makro (macronutrient); sementara
makanan yang memenuhi ke-14 unsur lainnya tetapi dalam jumlah kecil disebut makanan
mikro (micronutrient).

A. UNSUR LOGAM DALAM KEHIDUPAN


Manusia membutuhkan logam bergantung pada fungsinya yakni:
• sebagai bahan untuk konstruksi, peralatan dan perhiasan, dll.
• sebagai mineral untuk proses dalam tubuh.
Beberapa logam yang berguna langsung sebagai bahan dalam kehidupan kita adalah Fe, Al,
Sn, Ni, Cu, Ag, dan Au. Di antara logam ini, bijihnya dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia, dan sebagian telah dibuka sebagai daerah pertambangan bahkan menjadi sumber
devisa negara.
Sedangkan fungsi logam kedua yakni sebagai mineral, hanya diperlukan dalam jumlah kecil
dan dapat dikonsumsi manusia dari makanan; namun jika tidak dipenuhi atau tubuh
kekurangan akan mineral logam itu maka dapat mengakibatkan pertumbuhan terganggu dan
tubuh kehilangan vitalitas serta fungsinya.

Tabel 12.1. Bijih Logam Penting di Indonesia


Logam Bijih logam Daerah Tambang
Fe Hematit, Fe2O3; magnetit, Fe3O4; Lampung (Gn.Tegak); Jabar (Cilegon); Jateng (Cilacap); Kalsel (P. Sebuku,
siderit, FeCO3; pirit, FeS2. P. Suang, P. Demawan); Sulteng (Peg. Verbeek, Longkana, Lengkabana).
Ni Penlandit, (Fe.Ni)S; garnerit, Sulsel (Saroako); Sulteng; Sultra.
H2(Ni.Mg)SiO4.2H2O.
Al Bauksit, Al2O3.2H2O. Riau (P. Bintan); Kalbar (Singkawang).
Cu Kalkopirit, (Cu.Fe)S2; bornit, Irja (Kompara); Sulsel (Sangkarapi); Jabar (Cikotok); Jateng (Tirtamaya).
(Cu3.Fe)S3
Sn Kasiterit, SnO2. Riau (P. Singkep, Bangkinang); Sumsel (P. Bangka, P. Belitung).
Au & Kalaverit , AuTe2; argentit, Ag2S; Aceh (Meulaboh); Sumsel (Rejang Lebong); Riau (P. Bengkalis; Logos);
Ag klorargirit, AgCl Jawa Barat (Cikotok); Sulut (Bolaang Mongondow); Sulteng (Paleleh).

174
1. Besi, Fe
Logam ini paling luas digunakan dan mudah dijumpai di kehidupan sekitar. Logam besi,
dibedakan ke dalam 3 jenis, yakni,
• Besi tuang (besi yang masih mengandung 2-5% C); sifatnya mudah melebur tapi rapuh.
• Baja (besi yang mengandung 0,02% – 2% C); bersifat keras, kenyal, dan dapat ditempa.
Sifat keras besi baru terjadi dengan cara memanaskan dan mendinginkannya dengan cepat.
Sifat baja akan hilang bila pendinginannya berlangsung perlahan. Baja ini dapat ditingkatkan
kualitasnya untuk tujuan tertentu dengan cara menambahkan bahan atau logam lain.
• Besi Lunak (besi yang mengandung  0,02% C), merupakan besi paling murni.
Sifanya sukar melebur, liat, dan lebih lunak; oleh karena itu, besi jenis ini dapat ditempa tetapi
tak dapat dikeraskan.

Kegunaan besi:
Untuk konstruksi atau rangka bangunan, landasan, dan badan jalan; untuk badan mesin dan
kendaraan; dan untuk berbagai peralatan di segala bidang kehidupan seperti pertanian, teknik,
rumah tangga, dan sebagainya.
(Mutu dari semua peralatan yang terbuat dari logam besi sangat bergantung pada jenis besi yang digunakan.)

Pembuatan Besi
Bahan dasar untuk pembuatan besi adalah bijih besi terutama sebagai hematit (Fe2O3). Hematit
memiliki kandungan besi paling tinggi. Oksida besi ini direduksi dalam dapur atau tanur yang
terbuat dari tanah liat dan bersifat tahan suhu tinggi.
Bahan dasar dicampur dengan kokas, dan bahan tambahan (berupa zat kapur, CaCO3
atau pasir, SiO2).
Bahan tambahan berfungsi untuk mengikat kotoran; bila
kotoran itu bersifat asam (oleh adanya SiO3) yang
ditambahkan adalah CaCO3, sebaliknya jika bersifat
basa (oleh adanya CaCO3) maka yang ditambahkan
adalah pasir.
•bijih besi
Reaksi kokas dengan udara panas menghasilkan kalor tinggi: •kokas
•bahan
C + O2 → CO2 + kalor tinggi
Sebagian kokas bereaksi dengan CO2 (kalor diserap):
C + CO2 → 2 CO
Kalor tinggi melelehkan semua bahan dan kotoran. Lelehan
menetes ke bawah, dan karena bagian ba-wah tanur makin
panas, bijih besi direduksi oleh CO: udara udara
Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2 panas panas

Suhu paling tinggi dapat mencapai 18000C. Karena titik leleh


besi 1800 0C, besi mencair.
Bahan tambahan bereaksi:
CaCO3 → CaO + CO2 terak besi cair
CaO + SiO2 → CaSiO3
Gbr 12.1
Kotoran (terak) mengapung di atas besi cair; sehingga besi-cair Bagan Tanur Pengolahan Bijih Besi
dapat dipisahkan dari terak dengan mengalir-kannya menuju
cetakan.

175
Besi dari tanur tinggi (disebut besi tuang) memliki kandungan C sebesar 4%-5% dan
pengotor. Besi tuang biasanya diproses lebih lanjut menjadi besi dengan sifat yang diinginkan.
Pengotornya dioksidasi dimana C diubah menjadi CO2 (keluar sebagai gas) dan pengotor
lainnya bereaksi dengan CaO (keluar sebagai terak), sementara cairan besinya (hasil tahap
lanjut) ini dapat dicetak (disebut besi lunak) atau dapat ditambahkan unsur tertentu (disebut
baja) sehingga memiliki sifat yang diinginkan. (Lihat Tabel 12.2.)
Tabel 12.2. Macam-macam Baja
Nama Dagang Komposisi Kegunaan
Baja Stainless 80,6% Fe; 0,4% C; 18% Cr; 1% Ni Peralatan masak, ilmiah dan kedokteran
Duriron 84,3% Fe; 0,8% C; 14,5% Si; 0,4% Mn Peralatan Laboratorium
Baja Vanadium 98,9% Fe; 1% C; 0,1% V Kerangka truk, mobil, kereta api
Baja Per 98,6% Fe; 0,4% C; 1% Cr Per, pisau, dan gergaji

2. Nikel, Ni
Nikel merupakan logam putih keperakan sampai abu-abu, keras, dapat ditempa dan
memiliki kilau tinggi. Logam ini tahan terhadap udara, dan penggunaannya antara lain untuk
cawan dan kontainer; bahan pembuatan baja-nikel; dan untuk nikrom (paduan Ni, Fe, dan Cr
untuk komponen pemanas listrik).
Salah satu bijih nikel adalah panlandit, (Fe.Ni)S dengan 22% kandungan nikel.
Panlandit yang biasanya bercampur dengan chalkopirit, (Cu.Fe)S2 dipanggang dan
dilelehkan dalam tanur sehingga menghasilkan campuran Ni, Cu, S, dan sejumlah kecil
Fe. Campuran ini dilelehkan lebih lanjut bersama kokas (C) dan Na2SO4 (untuk mengikat S
dengan membentuk Na2S).
Na2SO4 + C → Na2O + SO2 + CO
Na2O + S + CO → Na2S + CO2
Dua lapisan terbentuk dan saling memisah; lapisan atas mengandung Na2S dan CuS sedang-
kan lapisan bawah berupa NiS. Lapisan bawah ini kemudian dipanggang menjadi NiO.
2 NiS + 3 O2 → 2 NiO + 2 SO2
Selanjutnya NiO direduksi oleh kokas (C) pada suhu tinggi untuk memperoleh logam nikel.
NiO + C → Ni + CO
NiO + CO → Ni + CO2

3. Aluminium, Al
Berwarna abu-abu mengkilat, lunak dan ringan. Al bersifat reaktif dan segera bereaksi
jika terkena O2 (dari udara) dengan membentuk film/lapisan Al2O3.
Lapisan ini kemudian membungkus/menutup badan logam Al dan dapat menghambat oksidasi
(perkaratan) Al lebih lanjut. Oleh karena itu logam Al menjadi tahan terhadap udara. Hal
serupa juga terjadi jika Al bersentuhan dengan air dengan membentuk Al(OH) 3. Al tidak
bereaksi lebih lanjut dengan air karena terlapisi oleh Al(OH)3 tersebut.
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (terjadi di permukaan Al karena udara)
2 Al + 3 H2O → 2 Al(OH)3 (terjadi di permukaan Al karena air)

176
Karena sifat Al sendiri di samping dapat membentuk menghasilkan alloy (paduan
logam) dengan Mn, Ni, Cu, atau Zn, menyebabkan logam Al digunakan secara luas. Misalnya
untuk badan pesawat terbang, roket, kapal, mesin-mesin, peralatan rumah tangga, kerangka
bangunan, dan lain-lain.
Senyawa aluminium yang telah kita kenal adalah tawas, KAl(SO4)2.12H2O yang
digunakan untuk mempercepat pengendapan butiran lumpur pada proses pengolahan air
bersih. Selain itu, tawas juga digunakan dalam industri kertas dan dalam obat-obatan.
Unsur Al terdapat di alam pada bagian kerak bumi ( 8%) sebagai bijih bauksit, Al2O3.2H2O.
Untuk mendapatkan Al, bauksit dielektrolisis (dikenal sebagai proses Hall).
elektroda C +
Elektrolisis menyebabkan Al2O3

terurai menjadi Al dan gas O2.
2 Al2O3 → 4 Al + 3 O2
Oksigen terjadi di sekitar elektroda
lelehan Al positif (anoda). Suhu sistem
dipertahankan sedikit di atas titik
lapisan C
leleh Al, dan karena berat jenis Al
Gbr 12.2. lebih tinggi maka lelehan Al akan
Diagram Pengolahan Bauksit (Proses Hall) memisah di bagian dasar bejana.

4. Timah, Sn
Timah merupakan logam alotrop; artinya timah termasuk logam yang memiliki lebih dari 1
bentuk kristal, yakni terutama sebagai timah putih (13 0C) dan sebagai timah abu-abu (13 0C).
Timah putih dapat ditempa dan tahan udara oleh karena itu logam ini dipergunakan untuk
melapisi logam lain yang tidak tahan udara (disebut kaleng), dan juga untuk beberapa paduan
logam.
Paduan Sn dan Pb digunakan sebagai logam solder (titik leleh 200-250 0C, lebih rendah
t.l. logamnya); dan paduan Sn dengan Cu dan Zn (berbagai komposisi) dikenal sebagai
perunggu. Medali perunggu merupakan paduan dari 84% Cu dan 16% Sn.
Sifat kimia Sn mirip Al, yaitu merupakan logam amfoter hanya reaksinya lebih lambat dari Al.
Sn tidak bereaksi dengan asam asetat (cuka) dan asam yang berasal dari tumbuhan.
Terdapatnya
Di alam ditemukan sebagai batu timah (kasiterit; SnO2) dan banyak dijumpai di P. Bangka, P.
Belitung, P. Bintan, dan P. Singkep. Bijih timah ini umumnya bercampur dengan bijih Sn
lainnya yang banyak mengandung unsur lain seperti Pb, Cu, Fe, dan S.
Pengolahan
Untuk memperoleh logam Sn dari bijihnya, beberapa tahap proses harus dilakukan sebelum
proses pereduksian SnO2. Menghilangkan belerang dan senyawa belerang dilakukan dengan
pemanggangan. Senyawa Cu dan senyawa Fe dapat dipisahkan melalui penambahan kapur, CaCO3.
Bijih timah yang sudah diolah melalui tahap pembersihan dan pemekatan ini (disebut timah hitam)
dicampur dengan batubara dan kapur untuk proses pereduksian pada suhu tinggi.
SnO2 + 2 C → Sn + 2 CO
Terak yang terbentuk dan masih banyak mengandung Sn dapat diolah lebih lanjut dengan cara
terak dicampur dengan kokas dalam tanur bersuhu tinggi.

177
5. Tembaga, Cu
Logam yang dikenal manusia sejak 5000 tahun lalu ini berwarna kemerah-merahan,
berkilau, dapat ditempa, penghantar listrik yang baik (kedua setelah Ag), dan hanya bereaksi
dengan asam tertentu. Logam tembaga memiliki kegunaan luas, misalnya untuk rangkaian
listrik, kawat kabel, dan paduan logam berupa kuningan (dengan seng, Zn) dan perunggu
(dengan timah, Sn).
Salah satu senyawanya adalah CuSO4.5H2O (disebut terusi) yang dipergunakan sebagai
fungisida (pembasmi jamur); air kolam renang tampak berwarna biru karena dibubuhi
senyawa tembaga ini.
Tabel 12.3. Paduan Penting dari Tembaga
Logam Utama Logam Tambahan Nama Paduan
Cu Ni (40%) Konstantan
Cu Zn (18−33%) Kuningan
Cu Zn (25−1%) + Sn (18−1%) Perunggu
Cu Al (10−2%) Perunggu aluminum

Tembaga kalau dipanaskan akan berubah hitam (terbentuk CuO) dan jika disimpan pada
tempat lembab akan menjadi buram (terbentuk CuCO3) tetapi tahan udara kering.
Pengolahan
Salah satu bijih logam tembaga yang umum dan penting adalah CuFeS2 (chalkopirit,
disebut juga sebagai pirit-tembaga). Bijih tembaga lainnya adalah Cu3FeS3 (bornit).
Untuk memperoleh tembaga dari CuFeS2, beberapa proses yang terlibat adalah:
(1) Pemanggangan dan sebagian besar bijih teembaga berubah seperti berikut.
2 CuFeS2 + 4 O2 → Cu2S + 2 FeO + 3 SO2
Cu dan S ikatannya cukup kuat sehingga belerang sukar dilepaskan.
(2) Setelah pemanggangan, semua campuran yang mengandung Cu2S, FeO, dan sebagian
berupa FeS diberi bahan tambahan berupa pasir (SiO2) dan kapur (CaCO3). Semua
campuran ini dipanaskan pada suhu tinggi dengan cara menghembuskan udara panas pada
tanur khusus. Pada tahap ini terbentuk 2 lapisan yang terpisah yaitu:
a) lapisan atas berupa terak yang terapung dari FeSiO3 dan CaSiO3. Kedua senyawa ini
merupakan hasil reaksi senyawa besi dan pasir serta hasil reaksi kapur dengan kelebihan
pasir (sehingga dapat dipisahkan dari lapisan bawahnya).
2 FeS + 3 O2 → 2 FeO + 2 SO2
FeO + SiO2 → FeSiO3
CaCO3 + SiO2 → CaSiO3 + CO2
b) lapisan bawah berupa lelehan tembaga sebagai hasil dari reduksi terhadap Cu2O dan Cu2S
2 Cu2S + 3 O2 → 2 Cu2O + 2 SO2
2 Cu2O + Cu2S → 6 Cu + SO2

Tembaga yang diperoleh cukup murni yakni berkadar 97-99%. Tembaga ini selanjutnya dapat
dilakukan elektrolisis untuk memperoleh tembaga murni.

178
6. Emas Dan Perak
Emas (aurum, Au) dan perak (argentums, Ag) merupakan logam yang sukar bereaksi
(tahan terhadap udara maupun terhadap sebagian besar pereaksi); sehingga kedua logam ini
(termasuk logam platina) digolongkan sebagai logam mulia.
Sifat lainnya adalah berwarna dengan kilau yang menarik, dapat ditempa/dibentuk, penghantar
listrik dan panas yang paling baik. Karena di alam jumlahnya sedikit dan karena keunggulan
sifatnya maka logam ini tergolong mahal terutama emas.
Istilah lain dari emas murni adalah emas “24 karat”. Karat merupakan satuan
kadar untuk logam ini; emas 23 karat menunjukkan bahwa emas tersebut terbuat
dari 23 bagian emas murni dan 1 bagian logam lain (umum logam Cu dan
kadang-kadang Cu dengan sedikit Ag). Logam pencampur ini bertujuan untuk
menambah kekerasan emas agar perhiasan tidak berubah akibat benturan.
Kegunaan Emas dan Perak
Emas digunakan sebagai bahan untuk membuat perhiasan, komponen peralatan jam, benda
seni, mata uang logam, dan sebagai pelapis logam lain (penyepuhan).
Perak untuk dijadikan perhiasan, benda seni, kawat perak, peralatan ilmiah, dan untuk
penambal gigi berlubang.
Senyawa perak yang dekat dengan kehidupan adalah AgBr dan AgNO3. AgBr bersifat
peka cahaya dan digunakan pada pembuatan film untuk fotografi; sedangkan AgNO3
digunakan untuk menguji kandungan ion-ion Cl-, Br-, dan ion I- pada proses pengolahan air
bersih dan sebagai pencampur pada obat untuk mematikan kuman pada luka.
Terdapatnya Emas dan Perak
Di alam, emas dan perak dapat dijumpai dalam keadaan bebas, dan kadang-kadang
keduanya bercampur bersama. Beberapa bijih tembaga biasanya mengandung kedua logam
tersebut; jadi pada pengolahan bijih tembaga diperoleh hasil samping berupa emas atau perak.
Bijih perak yang umum ditemukan adalah argentit (Ag2S) dan klorargirit (AgCl).
Sedangkan bijih emas umumnya dijumpai sebagai senyawa telurium terutama
berupa kavalerit (AuTe2).
Pengolahan bijih logam
Para penambang tradisional, bijih emas atau bijih perak diolah melalui proses
amalgamasi yaitu proses pelarutan bijih logam dalam logam raksa (Hg). Selanjutnya
amalgam-logam ini dipanaskan sampai seluruh Hg menguap sehingga yang tertinggal adalah
logamnya.
Bijih perak logam perak dibuat butiran halus, kemudian diolah agar Ag2S berubah
seluruhnya menjadi AgCl. Selajutnya dituangi dengan raksa sampai terjadi pelarutan.
2 AgCl + 2 Hg → Hg2Cl2 + 2 Ag
Perak yang terbentuk langsung melarut ke dalam raksa sisa.
Ag + Hg → Ag(Hg)
Amalgam-Ag selanjutnya dipanaskan; uap raksanya menguap dan ditampung, sementara
bagian yang tertinggal berupa logamperak, Ag.

Logam emas dapat diperoleh melalui langkah serupa.

179
7. Logam-logam Mineral
Tubuh kita pun membutuhkan logam. Walaupun jumlahnya dalam bilangan cukup kecil
namun harus dikonsumsi oleh manusia.
Sejumlah unsur logam termasuk 2 unsur nonlogam (I dan P) dengan jumlah keseluruhan 14
unsur disebut sebagai makanan-mikro. Ke-12 unsur logam tersebut adalah Fe, Zn, V, Mn, Mo,
Co, Cr, Cu, Sn, Se, Si, dan Ni.
Sementara 3 unsur logam lainnya yaitu Na/K, Ca, dan Mg bersama dengan 6 unsur nonlogam
lain digolongkan ke dalam makanan makro.
Tabel 12.4 Logam Mineral yang Diperlukan Tubuh
Logam Kebutuhan Untuk Sumber
per hari (*)
Na 5000 mg cairan tubuh garam dapur
K 3000 mg sel tubuh tumbuhan
Ca 800 mg tulang susu
Mg 300 mg cairan tubuh tumbuhan
Fe 18 mg darah hati; tumbuhan hijau
Zn 15 mg kerja sistem enzim daging; sayuran
Keterangan: (*) Logam lainnya hanya dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil.

Bila kebutuhan tubuh akan logam tersebut tidak dipenuhi maka ketidakseimbangan dalam
tubuh akan terjadi; dan akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tubuh terhambat, vitalitas
(semangat) menurun, kemampuan fisik tidak optimal, bahkan dapat menurunkan kemampuan
mental (berpikir).

8. Logam Beracun
Ada beberapa logam justeru mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan bahkan
dapat mematikan kehidupan itu sendiri. Ada 3 logam yang paling dekat dengan kehidupan
namun tanpa disadari amat membahayakan dan mencemari lingkungan kehidupan, yakni Cd,
Pb, dan Hg.
Kadmium, Cd digunakan secara luas dalam pelapisan/penyepuhan logam (pipa air)
untuk menjaga perkaratan; dalam plastik dan cat; dalam baterai Ni-Cd; dan terikat dalam
pupuk fosfat. Unsur kadmium yang berakumulasi di dalam tubuh dapat menyerang tulang,
dapat merapuhkan, bahkan dapat menyebabkan keretakan pada tulang.
Sifat kimia Cd mirip dengan Zn; oleh karena itu Cd dapat menggantikan Zn dalam tubuh.
Kerja sistem enzim di dalam tubuh akan menurun atau terhambat, dan akibatnya adalah
terjadinya kerusakan pada hati dan menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Kontrol atau pengawasan harus dilakukan terhadap udara, makanan, dan air minum akan
kemungkinan tercemar oleh logam ini. Beberapa negara Eropa telah melarang semua produk
yang mengandung Cd.

Timbal, Pb juga terlibat jauh dalam lingkungan kehidupan, yakni melalui barang pecah
belah, baterai, logam solder, panci masak, pestisida, dan cat rumah di samping debu Pb yang
dibebaskan bersama gas buang kendaran dan industri (dari pembakaran bensin dan batubara).

180
Pb merupakan logam beracun, dan jika terakumulasi di dalam darah dan selanjutnya
terakumulasi di otak, maka Pb dapat mengakibatkan kerusakan pada otak, pusing dan kejang-
kejang, serta menyebabkan kelainan perilaku; bahkan dapat menyebabkan kematian. Hanya
keuntungannya logam ini oleh sistem ekskresi normal dapat terbuang bersama urin sehingga
dapat menurunkan jumlahnya dalam darah.
Raksa, Hg masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui makanan yang berasal dari
laut dalam bentuk senyawa (CH3)2Hg dan ion CH3Hg+. Sumber logam ini berasal dari limbah
cair industri (dan baterai raksa).
Logam Hg dapat diserap dan berakumulasi dalam mikroorganisme air dan kemudian
mengubah logam Hg menjadi ion CH3Hg+ atau (CH3)2Hg. Dalam bentuk ion atau senyawa
metil inilah, Hg merupakan racun yang amat berbahaya. Melalui rantai makanan senyawa
metil-raksa itu akan berakumulasi dalam tumbuhan atau hewan yang lebih besar. Melalui
tumbuhan atau hewan yang dimakan, tubuh manusia menjadi tercemar oleh logam Hg.
Dalam bentuk unsur bebas, Hg belum merupakan racun yang berbahaya karena sifatnya yang
tidak mudah menguap dan tidak larut dalam air. Namun Hg dalam bentuk ion dan senyawa
metil di atas barulah merupakan racun yang amat berbahaya. Efek yang dapat ditimbulkannya
adalah kerusakan sistem saraf, kelumpuhan, kerusakan mata/kebutaan, gila, atau lahir cacat.

B. UNSUR BUKAN-LOGAM DALAM KEHIDUPAN


Unsur nonlogam atau bukan-logam meliputi H, O, N, C, S, P; unsur halogen (F, Cl, Br,
I); dan unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe).
Tidak seperti pada logam, sebagian besar unsur nonlogam ditemukan di alam menyebar di
seluruh bagian bumi, misalnya di udara, di air permukaan, dan di kerak bumi. Hampir semua
unsur nonlogam dekat dengan kehidupan kita bahkan dibutuhkan dalam aktivitas kehidupan.

Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus


Karbon Fosfor Nitrogen Air Oksigen

Lingkungan Kehidupan

Gbr 12.3.
Ketergantungan Kehidupan pada Siklus Energi dan Siklus Zat.

Dari 9 unsur nonlogam ada 6 unsur yang jumlahnya relatif besar yang diperlukan oleh
makhluk hidup, dan dikenal sebagai makanan makro bagi makhluk hidup. Kesembilan unsur
nonlogam itu adalah H, O, C, N, P, S, Ca, Na/K, dan Mg.
Tumbuhanlah yang memproduksi makanan bagi makhluk lain. Tumbuhan sendiri memperoleh
makanannya yang mengandung C, H, dan O dari udara dan tanah; N terutama dari tanah; P dan
K dari tanah.

181
1. Air, H2O
Air, terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen. Air merupakan anugerah Illahi yang tiada
ternilai, sementara manusia hanya tinggal menggunakan dan memeliharanya. Hampir 2/3
bagian bumi terdiri dari air; sebahagian besar berupa air permukaan sebagai lautan, sungai,
danau, dsb.

awan
awan

hujan
hujan penguapan penguapan

air daratan air permukaan


permukaan
Gbr 12.4 Siklus H2O

Lautan merupakan gudang zat-zat kimia; setiap 1 km3 air laut mengandung 100 juta
ton zat padat terlarut; hanya berupa garam NaCl dari air laut yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan mentah dengan produksi kira-kira 40 juta ton per tahun.
Sumber air yang dapat langsung digunakan sebagai air bersih adalah air tanah yang keluar ke
permukaan bumi sebagai air mata air, air sumur, atau air pompa.

2. Udara
Udara merupakan gudang gas nitrogen dan gas oksigen dengan komposisi (persen
volum) sebesar 78% N2, dan 21% O2, dan 1% berupa gas lain (di antaranya CO2, uap air, gas
He, gas Ar). Makhluk hidup sangat membutuhkan udara; makhluk dapat bernafas karena
adanya gas oksigen. Gas ini digunakan untuk pembakaran dalam tubuh dan pembakaran
maupun proses lainnya dalam kehidupan.

H2O
Gas-gas N2, O2, dan CO2 di alam
CO2
terbentuk melalui suatu proses
alamiah yang dikenal sebagai
siklus zat. Adanya siklus zat inilah
PERNAFASAN yang menyebabkan jumlah ketiga
FOTOSINTESIS PEMBAKARAN
(Tumbuhan Hijau) PELAPUKAN gas tersebut di udara relatif tetap.
Gas oksigen (O2) digunakan untuk
O2 proses pernafasan, pembakaran dan
SENYAWA ORGANIK
proses pelapukan/pembusukan
Gbr 12.5 yang disertai dengan pembebasan
Siklus C, Siklus CO2, dan Siklus O2 gas CO2.
Zat + O2 → CO2 + H2O
Gas karbon dioksida (CO2) selajutnya diikat oleh tumbuhan hijau daun untuk proses
fotosintesis. Pada proses fotosintesis akan dibebaskan gas O2 dan terbentuknya senyawa
organik (senyawa karbon).
CO2 + H2O + energi matahari → Karbohidrat + O2

182
Sedangkan gas nitrogen (N2) di udara mengalami siklus N berikut:

N2
bakteri di udara bakteri fiksasi

NH3 dan NH4+ Senyawa Nitrat


(dalam air tanah) (dalam air tanah)
sintesis
pembusukan sintesis

Kotoran Protein
Hewan Tumbuhan

pencernaan Protein sintesis


Hewani

Gbr 12.6 Siklus N

Siklus N di atas dapat dijelaskan seperti berikut:


(1) N2 (dari udara) oleh bakteri (dihasilkan oleh akar tanaman tertentu)
diubah menjadi senyawa nitrat dalam air tanah.
(2) Senyawa nitrat diserap oleh tumbuhan untuk pembentukan senyawa protein
(disebut protein nabati).
(3) Protein nabati dimakan oleh hewan (membentuk senyawa protein hewani).
(4) Kotoran hewan, hewan mati, dan tumbuhan mati diurai oleh bakteri
pengurai menjadi gas amoniak (NH3) dan ion nitrit (NO2-).
(5) Gas amoniak, NH3 dengan ion H+ dari air tanah diubah menjadi ion NH4+.
(Dalam bentuk ion NH4+ inilah, N dapat diserap langsung oleh tumbuhan.)
(6a) Ion nitrit oleh bakteri dalam tanah diubah menjadi ion nitrat, NO 3-.
(Ion ini juga dapat diserap oleh akar tumbuhan.)
(6b) Gas amoniak oleh suatu bakteri denitrifikasi dapat dibebaskan dalam bentuk gas N 2
ke udara.
(6c) Gas NH3 yang menguap ke udara dapat larut oleh air hujan dan jatuh ke tanah;
atau oleh kilat gas NH3 dan oksida nitrogen dapat diubah menjadi gas N2.

Di lapisan udara-atas (di lapisan stratosfera) terdapat jenis molekul penting yang
disebut ozon, O3. Ozon terbentuk memalui reaksi:
O + O2 → O3
Ozon berperan sebagai perisai bagi permukaan bumi terhadap radiasi kuat sinar
matahari. Ozon menyerap sinar UV (ultra violet) sehingga sinar yang kemudian
mengenai permukaan bumi beserta kehidupannya hanya sinar berenergi lebih
rendah. Sinar UV dapat menyebabkan kanker kulit pada tubuh.
Gas O2 menempati peringkat ketiga setelah asam sulfat (H2SO4) dan kapur tohor (CaO)
dalam penggunaannya pada industri kimia; diperkirakan hampir 15 juta ton O2 dibutuhkan tiap
tahunnya dan secara luas digunakan sebagai oksidator. Gas O2 juga diperdagangkan dalam
kemasan cair di dalam tabung baja untuk digunakan oleh perusahan las besi/baja, dan untuk
memenuhi kebutuhan bidang kedokteran (sebagai pensuplai gas O2 bagi tubuh pasien) dan
bidang perikanan.

183
Unsur N sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tumbuhan memerlukan unsur N untuk
pembentukan senyawa protein dalam tumbuhan itu. Hanya jenis tumbuhan tertentu (jenis
polongan dan jenis ganggang) dapat langsung menyerap N2 dari udara.
Tanah yang miskin unsur N tergolong tanah yang tidak subur; dan oleh karenanya tanah seperti
itu harus diperkaya dengan memberikan pupuk N. Unsur lainnya dalam tanah adalah P dan K.
Hewan-hewan mendapatkan unsur N dari tumbuhan atau hewan mangsanya untuk selanjutnya
digunakan oleh hewan itu untuk pembentukan senyawa N (sebagai protein hewani). Sedangkan
manusia memperoleh protein yang berasal baik dari tumbuhan maupun hewan.
Selain itu, N2 juga diperlukan dalam jumlah besar untuk industri pembuatan gas amoniak,
NH3. Gas amoniak merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai senyawa nitrogen
lainnya seperti pupuk, bahan peledak, plastik, dan beberapa zat kimia penting lainnya.
Nitrogen cair digunakan sebagai insulator dalam elektronik, dan sebagai zat pendingin
(sebagai pembeku) untuk pengawetan buah-buahan/sayuran/makanan selama transportasi.

Pembuatan Gas O2 Dan Gas N2


Sifat dari kedua gas ini diperlihatkan pada Tabel 12.5 berikut.
Tabel 12.5 Sifat Gas Oksigen dan Gas Nitrogen
Sifat Fisis Gas O2 Gas N2
wujud gas gas
warna tidak berwarna tidak berwarna
rasa tidak berasa tidak berasa
bau tidak berbau tidak berbau
titik leleh -218 0C -210 0C
titik didih -183 0C -196 0C
massa jenis (gas) 1,43 g/L (0 0C) 1,25 g/L (0 0C)
massa jenis (cair) 1,14 g/L (-183 0C) 0,81 g/L (-196 0C)
massa jenis (padat) - 1,03 g/L (-252 0C)

kolom distilasi kamar pendingin


Gas O2 (dan juga gas N2)
pompa helium
diperoleh secara besar- Gas N2
besaran melalui penyu- (dapat dicairkan) He
lingan udara cair.
Secara diagramatis
proses penyulingan ini air panas
He
dapat digambarkan udara
menurut Gbr 12.7. cair
Udara
Gas N2 yang diperoleh pertukaran
air dingin
dari proses penyulingan panas
di atas dapat diproses O2 cair
lebih lanjut untuk
memperoleh nitrogen Gbr 12.7
cair murni. Bagan Pembuatan Gas Oksigen dari Penyulingan Udara Cair

184
3. Karbon dan Senyawanya
Karbon, C merupakan atom yang khas, dapat membentuk senyawa karbon dengan
berbagai tipe ikatan kovalen. Karbon dalam keadaan bebas dapat ditemukan sebagai grafit,
batubara dan intan.
Grafit merupakan alotrop karbon, zat padat hitam, bertitik leleh tinggi, dan penghantar
panas dan listrik yang baik. Struktur kristalnya terdiri dari lapisan atom C yang terikat
secara kovalen; gaya ikat antar lapisan bersifat lemah dan mudah bergeser. Sifat ini
membuat grafit dapat digunakan sebagai pelumas, di samping untuk pensil dan
elektroda.

1,56 Å
(b)
(a)

Gbr 12.8. (a) Susunan atom-atom C dalam grafit; dan


(b) susunan atom-atom C dalam intan.

Batubara adalah batuan organik hasil proses biomekanik atau biokimia pada suhu dan
tekanan tinggi terhadap tumbuhan mati dalam waktu lama (> 200 juta tahun). Dalam
proses ini CO2, H2O, dan CH4 dibebaskan sedangkan sisanya (disebut batubara)
merupakan bahan kaya C. Jenis batubara bergantung pada tahap dan lamanya,
misalnya pada tahap awal terbentuk lignit (batubara coklat) mengandung 67% C,
batubara bitumen (batubara lunak) mengandung 88% C, dan antrasit mengandung 94%
C sebagai tahap akhir.
Intan merupakan alotrop karbon yang terdapat di alam sebagai padatan kristal
berstruktur kovalen dengan kekerasan amat tinggi. Bila murni, intan bersifat
transparan, berindeks bias tinggi, dan berdaya dispersif. Bila tidak murni, intan
tampak berwarna. Intan digunakan sebagai alat pembor dan alat pemotong di samping
sebagai permata/perhiasan.
Hanya ada sedikit senyawa C dikelompokkan sebagai senyawa anorganik, misalnya
CO, CO2, dan garam karbonat. Sedangkan senyawa C lainnya dikelompokkan sebagai
senyawa organik (dikaji secara luas dan khusus dalam Kimia Organik atau Kimia Karbon).
Karbon dioksida, CO2 terlibat siklus C dan siklus O. Gas CO2 larut dalam air dengan
membentuk asam karbonat, H2CO3.
Terjadinya asam ini, di antaranya ketika terjadi hujan. Hujan yang turun di daerah yang
udaranya banyak mengandung gas tersebut akan bersifat asam (disebut hujan asam).
CO2 + H2O → H2CO3
asam karbonat
Kadar CO2 berlebihan di suatu tempat akan mengubah komposisi udara bersih di tempat itu
menjadi udara yang tergolong tercemar (O2 yang terhirup menjadi lebih kecil jumlahnya). Di
samping itu molekul CO2 di udara merupakan molekul yang terlibat dalam proses timbulnya
efek rumah kaca (udara ibarat kaca, dapat ditembus cahaya matahari tetapi cahaya yang
dipantulkan tak dapat keluar karena berinteraksi dengan udara yang melibatkan pembebasan
panas; Akibatnya suhu permukaan bumi di tempat itu naik).

185
Tabel 12.6 Hujan Asam Dan Akibatnya
Daerah Jatuh Peristiwa yang terjadi Akibat
Bangunan, benda seni, dll. Pelapukan Kerusakan pada bangunan dan berbagai
benda berharga
Bahan logam Perkaratan Kerusakan pada logam atau bahan yang
terbuat dari logam
Tanah serapan Reaksi Pengendapan Terbentuknya batuan kapur (batu kapur,
dalam tanah marmer), stalagnit, stalagtit.

Karbon monoksida, CO merupakan gas tak berwarna, tak berbau, tak berasa, terbentuk
dari pembakaran tak-sempurna, dan udara yang mengandung gas CO tergolong udara tercemar
(termasuk 10 zat pencemar utama pada udara). CO adalah gas racun yang berbahaya dan dapat
mematikan; daya ikat hemoglobin darah dengan CO 200 kali lebih kuat daripada gas O2.
Darah yang teracuni CO tidak berfungsi optimal untuk menyerap oksigen dan tubuh akan
kekurangan oksigen. Akbatnya tubuh menjadi lesu, lemah, dan cepat mengantuk di samping
terjadinya ketidak-seimbangan proses di otak.
Gas CO digunakan dalam industri pengolahan bijih logam sebagai reduktor.

4. Fosfor
Fosfor, P di alam ditemukan sebagai mineral fosforit, Ca3(PO4)2. Untuk memperoleh
fosfor, campuran berupa fosforit, pasir (SiO2), dan kokas (C) dipanaskan dalam tanur listrik.
Reaksi yang terjadi:
{ (Ca3(PO4)2 + 3 SiO2 → 3 CaSiO3 + P2O5 }x2
{ 2 P2O5 + 10 C → P4 + 10 CO }x1
+
2 Ca3(PO4)2 + 6 SiO2 + 10 C → 6 CaSiO3 + P4 + 10 CO
Uap P4 selanjutnya didinginkan dalam alat pengembunan;
hasil pengolahan ini berupa fosfor putih.

Fosfor memiliki 3 bentuk alotrop yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
Tabel 12.7 Tiga Bentuk Alotrop Fosfor
Fosfor Putih Fosfor Merah Fosfor Hitam
• Padatan putih menyerupai lilin; Padatan berwarna merah Padatan berwarna hitam
dalam keadaan murni tidak ber-
warna dan transparan.
• Mudah mencair Sukar mencair -
• Tidak larut dalam air, tetapi larut Tidak larut dalam CS2 Tak larut dalam CS2
dalam karbon disulfida, CS2.
• Dapat bersinar dalam udara gelap Tidak bersinar dalam udara gelap. -
(terjadi oksidasi perlahan).
• Rumus Kimia (rumus miolekul): P4 Struktur molekulnya lebih kompleks -
• Tidak stabil dan terbakar spontan di Bersifat stabil, dan baru terbakar Stabil di udara
udara dengan membentuk P2O5 sendiri di atas 3000C
• Bersifat racun; dosis 50 mg dapat Tidak bersifat racun -
berakibat fatal

186
Fosfor Putih Fosfor Merah Fosfor Hitam
• Pembuatan: Pembuatan: Pembuatan:
Fosfor merah diuapkan, dan uap Menguapkan fosfor putih pada Fosfor putih dipanaskan pada
ini didinginkan dengan cepat suhu kira-kira 300 0C dan ke- suhu 200–300 0C dengan katalis
dalam air dingin mudian dibiarkan menyublim Hg pada tekanan tinggi
• Kegunaan: Kegunaan: Kegunaan:
untuk analisis gas oksigen untuk kepala korek api; industri untuk industri asam fosfat; untuk
pestisida; bom asap; dll. aloy (paduan logam); dan untuk
semi-konduktor

Beberapa senyawa fosfor yang penting diikhtisarkan menurut Tabel 12.8 berikut ini.
Tabel 12.8 Beberapa Senyawa Fosfor Dan Kegunaannya.
Senyawa Pembuatan Sifat Dan Kegunaan
Fosfor
P2O3 Pembakaran fosfor dengan jumlah gas Dengan air dapat membentuk asam fosfit, H3PO3.
oksigen normal (tepat). Diperoleh padatan
fosfor trioksida, P2O3.
P2O5 Pembakaran fosfor dalam gas O2 berlebih. Dengan air dapat membentuk asam fosfat, H3PO4.
Diperoleh padatan fosfor pentoksida, P2O5.
NaH2PO4 - Untuk campuran dalam serbuk kue.
Na2HPO4 - Untuk melunakkan air yang akan digunakan untuk
ketel uap.
Na3PO4 - Untuk cairan pembersih (melarutkan kerak pada
dinding atau dasar bejana).

Unsur Ca dan P merupakan komponen utama untuk pembentukan tulang dan gigi; unsur fosfor
ini dapat dikonsumsi dengan mudah secara langsung dari makanan yang mengandung protein.

FOSFOR dalam karang

SENYAWA FOSFOR
(dalam Tanah dan Air)

terurai

Senyawa Fosfor Senyawa Fosfor Senyawa Fosfor


(dalam Tumbuhan) (dalam Hewan) (dalam urin & kotoran)

Senyawa Fosfor
(dalam Sedimen)

Gbr 12.9 Siklus P

187
5. Unsur Halogen
Unsur halogen meliputi F, Cl, Br, dan I. Di alam berada dalam keadaan terikat (sebagai
senyawa), dan dalam bentuk unsur dapat diperoleh dari pengolahan senyawanya.
Tabel 12.8 Sifat Dan Kegunaan Unsur Halogen
Unsur Tanda Rumus Sifat Dan Kegunaan
Halogen Atom Kimia
fluor F F2 • Gas; berwarna kuning pucat; bersifat reaktif; dapat dibuat melalui elektrolisis.
• Ditemukan terutama sebagai fluorspar (CaF2).
klor Cl Cl2 • Gas; berwarna kuning-kehijauan; berbau merangsang; bersifat racun; bersifat
reaktif; digunakan sebagai pembunuh bakteri dalam air minum dan sebagai
bahan pengelantang (pemutih); dapat mengganggu pernafasan dan merusak
selaput lendir; dapat larut dalam air membentuk air klor
• Ditemukan terutama dalam air laut sebagai NaCl.
brom Br Br2 • Zat cair; berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada suhu
kamar; uapnya berwarna merah, berbau tidak enak, dan dapat menimbulkan
iritasi pada mata dan kerongkongan; bersifat kurang reaktif; digunakan untuk
pengasapan, pencelupan, pengobatan, dll.
• Berada di alam sebagai KBr dan MgBr2 (dalam tambang dan air laut).
iod I I2 • Zat padat; berwarna hitam-kebiruan, dapat menyublim pada suhu kamar;
uapnya berwarna biru-keunguan, berbau tidak enak (perih); sedikit larut
dalam air (kuning), larut dalam alkohol (coklat), larut dalam CS2 dan kloroform
(ungu); larutan iod dalam alkohol (iodium-tinktur) digunakan sebagai
pembunuh kuman pada luka; dan iod bagi tubuh digunakan untuk
pembentukan tiroksin.
• Ditemukan di alam sebagai NaIO3 di dalam sendawa Chili; dalam air laut, dan
di dalam tumbuhan/hewan laut.

Natrium klorida, NaCl atau sehari-hari dikenal sebagai garam dapur (garam meja)
merupakan senyawa yang mudah larut dalam air; dalam tubuh membentuk cairan elektrolit
yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh.
Kristal garam dapur berasa asin dan bersifat tidak higroskopis; namun bila tercampur dengan
magnesium klorida, MgCl2 rasanya menjadi agak pahit dan bersifat higroskopis (basah karena
menyerap air). Garam dapur untuk bumbu masak harus mengandung unsur iodium (disebut
garam-beriodium), dan umumnya garam dapur mengandung 0,5% garam NaI.
Kegunaan NaCl lainnya adalah sebagai zat pengawet, bahan baku pembuatan soda api (NaOH)
dan logam Na, dan bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk.
NaCl dapat diperoleh dengan menguapkan air laut; terutama dilakuka di daerah-daerah ber-
iklim panas. Untuk memperoleh NaCl murni dapat dilakukan dengan mengalirkan gas HCl ke
dalam larutan jenuh NaCl; endapan yang terbentuk, yakni NaCl dipisahkan dan kemudian
dikeringkan.

Unsur iodium ditemukan di dalam tubuh manusia dalam dua bentuk berbeda yakni
sebagai ion iodida (I-) dan terikat dalam tiroksin.
Tubuh menggunakan ion iodida, I- untuk pembentukan hormon tiroid beriodium (tiroksin) pada kelenjar
tiroid. Jadi ion iodida berperan penting dalam pembentukan tiroksin. Kekurangan iodium dalam tubuh
dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan (terutama di masa muda) berlangsung secara
tidak normal. Ketidaknormalan ini mencakup baik secara fisik maupun secara mental.

188
Orang yang kekurangan iodium akan bertubuh kecil dan kurus (kerdil), rambut bersifat kasar
dan kering, kulit kering, dan perut buncit di samping mengalami keterbelakangan dalam
mental dan seksual. Makanan sehat antara lain harus cukup iodium, dan biasanya dapat
dikonsumsi oleh manusia lewat garam beriodium atau makanan yang berasal dari
hewan/tumbuhan laut. Garam-beriodium merupakan garam dapur yang mengandung NaI
sebanyak 0,5%.
Iodium dapat diperoleh dengan mengalirkan gas belerang dioksida (SO2) ke dalam
larutan NaIO3. NaIO3 biasanya bercampur dengan NaNO3 sebagai sendawa Chili (caliche).
Pada pembuatan NaNO3, sendawa ini dilarutkan dalam air panas, dan melalui penguapan akan
terbentuk kristal dari NaNO3; cairan sisanya yang mengandung NaIO3 dapat dipisahkan dan
selanjutnya diproses untuk memperoleh iodium, I2.
2 NaIO3 + 5 SO2 + 4 H2O → I2 + Na2SO4 + 4 H2SO4
Kristal iodium (I2) yang diperoleh dapat dimurnikan melalui proses sublimasi.


189
IKHTISAR

Lebih dari 80% dari unsur yang dikenal berupa logam; logam-logam Fe, Ni, Al, Sn, Cu, Au,
dan Ag digunakan secara luas oleh manusia sebagai bahan dalam aktivitas kehidupan;
serta hanya dapat diperoleh melalui penambangan dan pengolahan bijihnya.
Hanya 12% unsur yang dikenal merupakan unsur nonlogam (unsur bukan logam); kecuali
gas mulia, unsur nonlogam yang sering dijumpai atau terlibat langsung dalam kehidupan
baik dalam bentuk unsur atau senyawanya adalah C, H, O, N, P, dan I
Manusia dan makhluk hidup lain memerlukan makanan-makro (macronutrient) dan makanan-
mikro (micronutrient).
Unsur-unsur Cd, Hg dan Pb merupakan logam berbahaya dan bersifat racun bagi tubuh serta
sebagai zat pencemar bagi lingkungan kehidupan.
Siklus zat alamiah yang melibatkan unsur C, H, O, N, dan P adalah siklus-siklus air, karbon,
oksigen, nitrogen, dan siklus fosfor.
Tumbuhan memerlukan air, unsur C (dalam bentuk CO2 dari udara), dan memerlukan unsur N,
P, dan K dalam bentuk senyawa dari tanah untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Tanah dapat diperkaya dengan unsur N dan P melalui pemberian pupuk N dan pupuk P
secukupnya di samping pupuk K.
Gas CO merupakan racun bagi tubuh; CO dapat terikat lebih kuat pada hemoglobin darah dan
mengurangi jumlah oksigen yang dibawa darah.
Iodium merupakan unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia baik
fisik maupun metal. Manusia dapat mengonsumsinya melalui garam dapur beriodium.


190
SOAL-SOAL

PILIHAN BERGANDA (Hanya ada satu jawaban yang benar).


01. Sebagian unsur yang ada di alam sebagian besar berupa:
A. logam D. semi-logam dan bukan-logam
B. semi-logam E. logam dan semi-logam
C. bukan-logam
02. Logam untuk memenuhi fungsinya sebagai bahan dalam kehidupan ditemukan di alam:
A. langsung sebagai logam bebas D. berupa mineral terlarut
B. berupa oksida logamnya E. berupa paduan logam
C. berupa bijih-logam
03. Bijih-logam besi umumnya berupa senyawa oksidanya kecuali berupa senyawa belerang sebagai:
A. hematit B. pirit C. siderit D. magnetit E. kasiterit
04. Bijih logam yang mengandung unsur belerang selalu melibatkan proses:
A. reduksi B. elektrolisis C. pencucian E. kalsinasi D. pemanggangan
05. Reduksi besi dalam tanur tinggi melibatkan reaksi:
A. Fe2O3(s) + 3 CO(g) → 2 Fe(s) + 3 CO2(g)
B. Fe2O3(s) + 3 CO(g) → 2 Fe(l) + 3 CO2(g)
C. Fe2O3(l) + 3 CO(g) → 2 Fe(l) + 3 CO2(g)
D. Fe2O3(l) + 3 CO(g) → 2 Fe(g) + 3 CO2(g)
E. Fe2O3(g) + 3 CO(g) → 2 Fe(g) + 3 CO2(g)
06. Baja merupakan salah satu jenis besi dengan kandungan:
A. 0% C C. 0,02 – 2% C E. > 5%C
B. < 0,02 % C D. 2 - 5%C
07. Bijih besi mana yang mengandung kadar besi (Ar Fe=56) paling tinggi?
A. FeS2 B. FeCO3 C. Fe2O3 D. Fe3O4 E. CuS.FeS
08. Logam mana yang paling tidak tahan terhadap udara?
A. besi B. nikel C. timah D. tembaga E. aluminium
09. Logam Al sebenarnya reaktif terhadap oksigen dan air. Senyawa Al yang dapat terbentuk yang
berfungsi melapisi Al dan menghambat reaksi selanjutnya adalah:
A. Al2O3 C. Al2(CO3)3 E. Al2O3 dan Al2(CO3)3
B. Al(OH)3 D. Al2O3 dan Al(OH)3
10. Logam utama untuk paduan logam sebagai kuningan dan perunggu adalah:
A. Zn B. Sn C. Cu D. Ni E. Al
11. Yang disebut logam mulia adalah logam yang tahan udara dan tahan sebagian besar pereaksi kimia.
Logam-logam yang dimaksud adalah:
A. Pt, dan Au C. Pt, Au, dan Ag E. Au, Ag, dan Cu
B. Au dan Ag D. Pt, Au, dan Cu
12. Logam mineral berikut termasuk makanan-mikro yang diperlukan untuk proses dalam tubuh,
kecuali logam:
A. Fe B. Zn C. Cu D. Co E. Ca

191
13. Logam mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar dan disebut sebagai makanan-makro
adalah:
A. Na C. Mg dan Ca E. Na, Ca, dan Mg
B. Na dan Mg D. Ca dan Na
14. Kelompok logam mana yang merupakan logam pencemar dan keberadaannya dalam lingkungan
kehidupan teramat sangat membahayakan perkembangan tubuh manusia?
A. Hg, Mn, dan Cr C. Pb, Hg, dan Mn E. Pb, Hg, dan Cr
B. Pb, Hg, dan Cd D. Hg, Mn, dan Cd
15. Yang tidak termasuk makanan makro bagi tumbuhan adalah unsur:
A. natrium B. karbon C. nitrogen D. fosfor E. kalium
16. Senyawa atau ion yang diserap langsung oleh tumbuhan melalui akarnya adalah:
A. NH3 dan N2 C. NH4+ dan NO2- E. NH3 dan NO3-
B. NH4+ dan N2 D. NH4+ dan NO3-
17. Tanah miskin atau tanah tidak subur adalah:
A. tanah yang tidak memiliki bakteri fiksasi
B. tanah yang terlalu bersifat asam atau bersifat basa
C. tanah yang tidak/kurang mengandung unsur N selain P dan K
D. tanah yang tidak memiliki lapisan humus
E. tanah yang tidak mengandung logam mineral
18. Molekul di udara yang berfungsi sebagai perisai bagi permukaan bumi beserta kehidupannya adalah:
A. nitrogen B. oksigen C. ozon D. air E. karbon dioksida
19. Unsur atau materi di alam yang mengalami siklus almiah dan keberadaannya bergantung pada
siklus itu adalah:
A. nitrogen B. oksigen C. karbon D. air E. Semua jawaban di atas
20. Di antara pernyataan berikut yang tidak tepat adalah:
A. N2 dan O2 diproduksi secara besar-besaran melalui proses penyulingan udara cair.
B. Pada udara cair, gas N2 akan lebih dulu menguap karena molekul N2 lebih ringan dari
molekul O2.
C. Hutan merupakan pabrik utama yang mensuplai gas oksigen dan gas nitrogen di udara.
D. N2 cair selain sebagai bahan baku utama pembuatan NH3 juga digunakan untuk
pengawetan/ pembeku buahan dan sayuran.
E. Gas nitogen dan gas oksigen merupakan komponen terbesar penyusun udara.
21. Hal berikut yang tidak tepat mengenai unsur karbon dan senyawanya ialah:
A. Batubara merupakan batuan organik hasil proses biomekanik dan biokimia terhadap
tumbuhan mati dalam waktu ratusan juta tahun
B. Selain lignit dan bitumen, maka antrasit merupakan jenis batubara yang paling kaya
kandungan unsur karbonnya.
C. Gas karbon monoksida dapat meracuni darah melalui pernafasan sehingga pengangkutan
O2 oleh darah ke seluruh tubuh tidak sempurna
D. CO2 bukanlah tergolong pencemar udara walaupun dalam udara berada dalam jumlah
berlebihan.
E. CO merupakan oksida karbon yang tidak memiliki kegunaan sama sekali, sebaliknya CO2
diperlukan pada fotosintesis oleh tumbuhan

192
22. Hal berikut yang tidak tepat mengenai fosfor dan senyawanya adalah:
A. Fosfor dapat berada dalam 3 bentuk alotrop yakni fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor
hitam, dan semua alotrop ini tidak bersifat racun.
B. Fosfor hitam digunakan pada industri asam fosfat, untuk paduan logam, dan untuk
semikonduktor.
C. Fosfor diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan tulang dan dapat diperoleh cukup dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung protein.
D. Fosfor trioksida dan fosfor pentoksida merupakan oksida asam yang dapat membentuk
asam fosfit dan asam fosfat.
E. NaH2PO4 digunakan untuk campuran dalam serbuk pengembang kue, dan Na 3PO4 dapat
digunakan untuk cairan pembersih kerak di dasar/dinding bejana.
23. Unsur iodium berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia
terutama di masa muda. Unsur ini ditambahkan ke dalam garam dapur dalam bentuk:
A. I2 B. HI C. NaI D. KI E. KIO3
24. NaCl untuk keperluan cita rasa makanan dan bahan baku berbagai industri diperoleh dari air
laut melalui proses:
A. kalsinasi C. penyaringan E. pengendapan
B. elektolisis D. penguapan

ESSAY
Unsur Logam Dalam Kehidupan
01. Di antara ketiga jenis besi, jenis besi mana yang memiliki sifat mudah dibentuk dan tidak rapuh.
02. Logam aluminium lebih reaktif dari logam besi; tetapi kenyataannya logam besi lebih mudah rusak
oleh perkaratan daripada logam aluminium. Mengapa?
03. Perkirakanlah bahaya apa yang dapat mengancam kesehatan para pengolah emas atau perak yang
menggunakan raksa?
04. Beberapa logam digolongkan sebagai “micronutrient” dan sebagai “macronutrient”. Sebutkanlah
logam-logam yang dimaksud.
05. Logam-logam Cd, Hg, dan Pb sangat membahayakan bagi lingkungan kehidupan luas. Sebutkanlah
sumber logam beracun tersebut!
06. Diskusikanlah dampak negatif yang dapat ditimbulkan dengan dibukanya daerah penambangan
bijih logam terhadap lingkungan sekitarnya.

Unsur Nonlogam Dalam Kehidupan


07. Tumbuhan adalah makhluk pasrah yang setiap saat dapat dirusak atau dimangsa. Jelaskan mengapa
manusia digolongkan sebagai pelaku utama kerusakan flora di muka bumi!
08. Apa yang kamu ketahui tentang air tanah?
09. Bagaimana pendapatmu, apa yang akan terjadi bila di suatu lahan pertanian, siklus N terputus?
10. Manusia membutuhkan karbohidrat, protein, dan lemak dalam makanannya di samping vitamin dan
mineral. Unsur nonlogam apa saja yang terkandung dalam ketiga komponen makanan tersebut?
11. Sebutkan unsur mikro dari nonlogam yang diperlukan oleh manusia dan peranannya bagi tubuh.
12. Tunjukkan hubungan antara gas CO dan fungsi darah.



193
Lampiran 1. Satuan Dan Konversi

Kuantitas Satuan SI Satuan Lain Faktor Konversi


panjang meter (m) angstrom (Å) 1 (Å) = 10-10 m = 10-8 cm
mikron () 1  = 10-6 m = 1 m
inchi (in) 1 in = 2,54 x 10-2 m
massa kilogram (kg) satuan massa atom 1 kg = 1000 g
(sma atau amu) 1 g = 1000 mg
1 sma = 1,660 x 10-27 kg
waktu detik (s) menit (min) 1 h = 60 min = 3600 s
jam (h)
suhu kelvin (K) °Celcius (°C) t 0C = (t + 273,15) K
volume meter-kubik (m3) Liter (L) 1 L = 1 dm3
1 L = 103 cm3 = 103 mL
Tekanan Pascal (Pa); (N/m2) atmosfer (atm) 1 atm = 760 mmHg
mmHg 1 mmHg = 1 torr
torr 1 mmHg = 133.322 Pa
Energi joule (J) energi (erg) 1 J = 107 erg
kalori (cal) = 2,39 x 10-1 cal

Lampiran 2. Tetapan Fisika dan Kimia

Bilangan Avogadro N 6,022 x 1023 mol–1


Massa elektron me 9,110 x 10-28 g
Massa proton mp 1,673 x 10-24 g
Muatan listrik e 1,602 x 10-19 C
Satuan massa atom amu 1,660 x 10-27 kg
Tetapan Gas R 8,314 J K-1 mol-1
1,987 cal K-1 mol-1
0,082 L atm K-1 mol-1

194
DAFTAR PUSTAKA

Blank, Emanuel. Et al. (1979). Foundations of Life Science. New York: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Brown, T.L. dan LeMay Jr., H. E. (1977). Chemistry – The Central Science. Englewood Cliffs,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Depdikbud. (1994). Garis-garis Besar Program Pengajaran: Bidang Studi Kimia. Jakarta:
Depdikbud.
_________. (1999). Suplemen Garis-garis Besar Program Pengajaran: Bidang Studi Kimia.
Jakarta: Depdikbud.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1983). Chemical Prnciples for the Life Science. Edisi II.
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Lippincott, W.T., Garret, A.B., dan Verhoek, F.H. (1980). Chemistry – A Study of Matter.
Fourth Edition, New York: John Willey & Sons.
Miller Jr., G.T. (1982). Chemistry: A Basic Introduction. Edisi II. Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Miller Jr., G.T. (1981). Living in the Environment. Edisi III. Beltmon, California: Wadsworth
Publishing Company, Inc.
Mortimer, C.E. (1985). Chemistry. Edisi V. Beltmon, California: Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Mulyono HAM. (1997). Kamus Kimia. Bandung: Ganeca Silatama.
Parry, R.W. Et al. (1979). Chemistry – Experimental Foundations. Second Edition. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Parry, R.W. Et al. (1979). Teachers Guide: Chemistry – Experimental Foundations. Second
Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Russell, J.B., (1981), General Chemistry, Singapore: McGraw-Hill Book, Co.
Streitwieser, A. dan Heathcock, C.H. (1973). Introduction to Organic Chemistry. New York:
Macmillan Publishing Co., Inc.
Sackheim, G. I., and Schultz, R. M. (1979). Chemistry for the Health Science. New York:
Macmillan Company.
Weast, Robert, C. Editor. (1989). CRC Handbook of Chemistry and Physics. Edition 69th.
Boca Raton, Florida: CRC Press, Inc.

195

Anda mungkin juga menyukai