Mulyono HAM
ILMU KIMIA
Jilid 1 untuk Kelas 1 SMU/MA
Edisi Kedua
Cetakan Pertama, April 2002.
Kode Penerbit: 710703.
Penerbit:
ACARYA MEDIA UTAMA
Anggota IKAPI
Jl. Semarang No. 38 Antapani – Bandung; T: (022) 7233648; Fax.: (022)
7233648.
Jl. Awiligar Raya, T,70 Kav. 11 – Bandung-40191; T: (022) 2500894,
22509441.
KATA PENGANTAR
Penulis
1
B. BAGAIMANA KIMIA BERKEMBANG SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN?
Manusia sendirilah yang mengembangkan Kimia. Anugerah Illahi berupa akal dan
pikiran serta kemampuan berkomunikasi tidak disia-siakan. Temuan demi temuan
dikembangkan. Cara kerja atau proses sebagai usaha untuk menemukan kebenaran ilmiah
disempurnakan. Kejujuran dan keobyektifan dijunjung tinggi. Cara untuk memperoleh
kebenaran ilmiah seperti itulah yang dikenal sebagai metoda ilmiah. Mereka yang
mengembangkan ilmunya melalui metoda ilmiah berarti menyiratkan sikap ilmiah, suatu sikap
yang menjunjung tinggi kejujuran dan keobyektifan dengan mengutamakan penemuan yang
lebih benar dan lebih bermaslahat bagi umamat manusia. Mereka yang memiliki sikap dan
aktivitas yang demikian disebut ilmuwan.
Dengan sikap dan metoda serta norma atau paradigma seperti itulah, Ilmu Pengetahuan
termasuk Ilmu Kimia menjadi pengetahuan yang berkembang amat pesat.
Manusia telah mengenal Kimia (dengan nama “alkimia”) sejak tahun 600 sM. Saat itu manusia
telah mampu mengolah bijih logam, membuat benda keramik, bahan pengembang kue, zat
pewarna, dan obat-obatan. Kimia sebagai ilmu pengetahuan modern (teori dan terapan) yang
berkembang pesat berawal pada tahun 1790.
SPEKTROSKOPI
KIMIA MAKANAN
KIMIA BUMI KIMIA TEKSTIL
KIMIA INDUSTRI
KIMIA BAHAN KIMIA KERAMIK
BIOKIMIA KIMIA SINTESA
KIMIA ANALISA FARMAKOLOGI
KIMIA KEDOKTERAN
KIMIA ORGANIK
KIMIA ANORGANIK
KIMIA MODERN
KIMIA
(Alkimia)
2
Kimia terus berkembang dan diperkirakan Kimia kini meliputi lebih dari 60 cabang kimia.
Perkembangan Kimia dan juga Ilmu Pengetahuan lainnya sesungguhnya didorong oleh
kebutuhan dan kepentingan manusia; semakin meningkat kebutuhan dan kepentingan manusia
semakin berkembang ilmu itu. Tidak heran apabila di bidang tertentu memerlukan
pengetahuan kimia, dan demikian juga sebaliknya pengetahuan kimia tidak dapat melepaskan
diri dari keterikatannya dengan ilmu lain. Atas dasar inilah ilmu pengetahuan (termasuk kimia)
berkembang di samping munculnya berbagai cabang baru.
Cabang baru itu muncul antara lain disebabkan oleh sifat kedalaman bahan kajian,
artinya ilmu memusatkan pada lingkup bahan kajian terbatas tetapi dengan sifat kajian yang
mendalam, sangat rinci dan cermat. Contoh yang terakhir ini di antaranya ialah munculnya
Kimia Polimer.
Senyawa polimer merupakan senyawa organik dan semula merupakan lingkup
kajian Kimia Organik dan Kimia Bahan; namun dengan berbagai penemuan
beruntun senyawa polimer alam dan sintetis (seperti plastik, karet, lem, tekstil, dll.)
serta aplikasinya yang sangat luas, maka senyawa polimer menuntut kajian secara
khusus. Oleh karena itu muncul Kimia Polimer sebagai cabang baru dari Kimia.
Beberapa contoh cabang Kimia yang berkaitan dengan ilmu lain adalah Biokimia, Biomolekul
(berhubungan dengan Biologi), Kimia Gizi (dengan Biologi dan Kedokteran), Kimia Tanah
(dengan Geologi), Kimia Fotografi dan Kimia Nuklir (dengan Fisika), dan Kimia Komputasi
atau Spektroskopi (dengan Fisika dan Matematika). Bahkan kini muncul cabang ilmu yang
dikenal sebagai Bioteknologi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti Biologi, Kimia,
Fisika, Kedokteran.
Uraian singkat di atas menggambarkan perkembangan kimia sebagai ilmu, dan
kedudukannya di antara ilmu lainnya. Ilmu Kimia tak akan berkembang pesat tanpa
sumbangan dari ilmu lainnya, sebaliknya Ilmu Kimia memiliki kedudukan penting di antara
ilmu lainnya.
D. PERAN KIMIA
Dari uraian singkat di atas, sebenarnya tak dapat disangkal bahwa Kimia memiliki peran
yang menentukan dalam kehidupan. Kimia dapat membuka pikiran dan memperluas wawasan
pengetahuan manusia.
Jepang mampu membuat bahan tahan gempa dan tahan rayap, membuat baterai setipis
kertas, membuat film-fotografi berkualitas tinggi, membuat computer-chip yang dapat
menyimpan jutaan jenis informasi; Korea mampu membuat makanan bergizi dari tumbuhan
laut; sementara Israel mampu mengubah daerah gurun pasir menjadi daerah pertanian. Melalui
pengetahuan Kimia manusia mampu membuat bahan-bahan baru dan bahan sintetis seperti
plastik, paralon, aspal, karet, tekstil, detergen, pewarna, aroma, dan sebagainya.
Selain itu manusia melalui pengetahuan kimia dapat memperoleh jawaban tentang
punahnya berbagai spesies termasuk jenis burung, robeknya lapisan ozon di atmosfer bumi,
naiknya suhu permukaan bumi, mengalirnya gelombang panas, dan melapuknya berbagai
benda berharga di bumi yang amat merugikan, serta hubungan bahan kimia dan bahan
makanan terhadap perkembangan fisik, mental dan intelektual seseorang.
3
Berarti Kimia dapat membantu manusia menyelesaikan sebagian masalah dalam
kehidupannya; dengan mengetahui penyebab maka manusia dapat melakukan tindakan
pencegahan dan pengendalian, atau menghilangkan penyebab itu. Dengan berhasilnya
pembuatan dinding dari bahan kimia tahan radiasi, manusia dapat mendirikan bangunan
reaktor nuklir, salah satu teknologi alternatif masa depan sebagai sumber energi tinggi dan
pengganti sumber energi minyak dan batubara.
Pada berbagai bidang keprofesionalan dan ilmu lainnya pun Kimia telah memberikan
perannya. Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan (bidang Kedokteran dan Farmasi);
pembuatan bahan optik dan film (Fotografi); pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam,
semen untuk bahan lukisan/ukiran/pahatan (bidang Seni dan Bangunan); serta penetapan lokasi
dan kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda purbakala (Geologi). Dalam
bidang Kriminologi dan Hukum, Kimia telah memainkan peran penting. Dokumen, uang,
lukisan atau benda kuno, dan lain-lain dapat diuji keaslian atau tidaknya. Sehelai serat atau
rambut, sidik jari, percikan darah, dan benda lainnya dalam suatu peristiwa kriminal dapat
dianalisis secara kimia dan hasilnya dapat dijadikan barang bukti di pengadilan.
Berarti kimia dapat membantu menyelesaikan beberapa masalah sosial, hukum, ekonomi,
perdagangan, kesehatan dan lingkungan.
Pada sisi lain, tak dapat disangkal dan tak dapat dihindarkan adanya dampak atau akibat
negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan Ilmu Kimia. Pedagang makanan dan minuman
tidak lagi memperhitungkan akibat bahan sintetis yang digunakannya, dan bagi pedagang itu
yang penting adalah mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Bahan kimia atau bahan
sintetis berupa pengawet, pemanis, pembau, pewarna, penyedap, penyegar, penguat, dll. Bahan
sintetis kini diperdagangkan dan dengan mudah dapat diperoleh di pasaran bebas. Padahal
bahan-bahan tersebut dapat merugikan kesehatan bahkan mengancam kelangsungan hidup
manusia yang mengonsumsinya.
Hal yang sama yang berakibat buruk bagi manusia juga terjadi di berbagai bidang
seperti di bidang farmasi (obat, narkoba, dan kosmetik), pertanian (pupuk dan pembasmi
hama), peternakan (makanan dan perangsang), dan seterusnya. Obat-obat yang berfungsi sama
dijual dalam berbagai merk. Agar ampuh atau mujarab, obat itu dikonsumsi secara berlebihan.
Manusia menjadi tidak kebal lagi terhadap penyakit tertentu, dan ia menjadi berketergantungan
pada obat itu. Hal lain yang lebih mengerikan adalah akibat penyalah-gunaan narkoba
(narkotika dan obat-obatan) terutama narkotika. Narkotika (heroin, sabu-sabu, dan sejenisnya)
dalam bidang medis/kedokteran memiliki peran khusus. Namun mengonsumsinya tanpa
sepengetahuan dokter akan berakibat fatal; hidup orang itu akan berketergantungan pada
narkotika, dan ia dapat menjadi individu yang bermotivasi rendah, berperilaku menyimpang
dengan tingkat kemampuan berpikir rendah.
Singkatnya, Kimia dapat menimbulkan akibat atau dampak negatif terhadap kehidupan.
Terlalu panjang untuk dikemukakan, sebaliknya juga cukup sukar untuk menyatakan dalam
kalimat yang lebih singkat dan jelas tentang peranan Kimia dalam kehidupan. Namun yang
jelas, Kimia sebagai ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam kehidupan dengan arti
bahwa pengetahuan Kimia dapat membuka pikiran dan memperluas wawasan terhadap
aktivitas diri dan lingkungan kehidupan.
4
Latihan 1.1.
Diskusikanlah (bersama rekan atau orang yang anda anggap tahu):
1. Mengapa kita harus cermat dalam memilih dan menggunakan bahan kosmetika? (Misalnya pemutih
kulit, ‘lipstick’, sampo, pelembab, krem rambut, dan sejenisnya.)
2. Mengapa penggunaan pupuk dan pembasmi hama dapat memberikan dampak negatif pada
lingkungan kehidupan?
3. Carilah penjelasan atau informasi tentang dampak dari jenis makanan atau perangsang yang
diberikan pada hewan potong, dan dampak yang mungkin timbul bagi manusia yang
mengonsumsinya.
5
IKHTISAR
Kimia merupakan cabang dari IPA dan merupakan salah satu dari Ilmu-ilmu Dasar. Rumpun
IPA lainnya adalah Fisika, Biologi, Geologi, dan Astronomi.
Kimia adalah ilmu yang mengkaji materi dari segi sifat, struktur, ikatan, komposisi, dan
perubahan materi itu serta energi yang terlibat.
Bidang Kimia membuka peluang untuk pengembangan potensi diri dan memberikan berbagai
pilihan bidang pekerjaan, profesi, dan keahlian.
Perkembangan Ilmu Kimia dapat memberikan dampak dan akibat positif maupun negatif bagi
manusia dan lingkungan kehidupan sekitarnya.
6
SOAL-SOAL
7
07. Hal berikut ini mana yang bukan merupakan peran Kimia dalam kehidupan?
A. Bidang Kimia dapat memberikan lapangan pekerjaan dan profesi yang luas
dalam kehidupan.
B. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
beberapa masalah lingkungan kehidupan.
C. Pengetahuan Kimia dapat memberikan wawasan menuju pengelolaan sumber
daya alam negara secara tepat dan benar.
D. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kemampuan untuk mengawasi praktek-
praktek kimia yang negatif dalam kehidupan.
E. Pengetahuan Kimia dapat memberikan kemampuan untuk menciptakan senjata
kimia yang ampuh.
08. Bidang kehidupan mana yang memerlukan lulusan program studi Kimia?
A. Riset dan Pengembangan Sumber Daya Alam
B. Kriminal dan Kepolisian
C. Farmasi dan Kesehatan
D. Perdagangan dan Perindustrian
E. Semua jawaban di atas.
09. Berikut ini mana yang merupakan cabang-cabang kimia?
A. Kimia Anorganik, Kimia Organik, Kimia Lingkungan.
B. Kimia Polimer, Kimia Tekstil, Spektroskopi
C. Kimia Bahan, Kimia Industri, Kimia Nuklir.
D. Kimia Fisika, Biokimia, Kimia Makanan
E. Semua jawaban di atas
10. Pernyataan berikut yang tidak tepat adalah ….
A. Narkoba dapat mengakibatkan seseorang memiliki perilaku menyimpang dan
kemampuan berpikir yang rendah.
B. Hutan hijau merupakan pabrik oksigen dan juga berfungsi untuk menciptakan
keseimbangan iklim di atas permukaan bumi.
C. Kendaraan merupakan sumber utama pencemaran udara di pusat kota.
D. Bahan Kimia dapat digunakan oleh nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapannya
E. Cadangan bahan bakar minyak dunia di suatu saat akan habis dan karenanya perlu
dilakukan penghematan.
ESSAY
01. Jelaskan secara singkat, mengapa Ilmu Pengetahuan termasuk Kimia dapat
berkembang dengan pesat!
02. Sebutkan 5 ilmu yang termasuk Ilmu-ilmu Dasar.
03. Memakan makanan yang diperjual-belikan secara bebas harus hati-hati. Mengapa
demikian?
8
04. Akibat yang paling mengerikan bila mengonsumsi narkoba adalah hilangnya kemampuan
berpikir dan turunnya motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas normal.
a. Apa saja yang termasuk narkoba itu?
b. Sebutkan dampak lain dari mengonsumsi narkoba.
05. Berilah masing-masing sebuah contoh tindakan/perbuatan yang berhubungan dengan
Kimia dimana tindakan itu,
a. berdampak positif bagi diri sendiri.
b. berdampak negatif terhadap diri sendiri.
c. berdampak positif bagi lingkungan kehidupan.
d. berdampak negatif terhadap lingkungan kehidupan.
06. Menurut pendapatmu, apakah PDAM (perusahaan daerah air minum) termasuk industri
kimia yang vital? Berilah penjelasan singkat !
07. Carilah informasi tentang perguruan tinggi mana yang menyelenggarakan bidang-bidang
kimia, atau yang berhubungan erat dengan kimia seperti teknologi makanan, gizi, kimia
murni, kimia industri, kimia nuklir, teknologi tekstil, dan teknologi tambang.
9
Alam dibangun dari materi dan energi. Membahas materi selalu melibatkan energi.
Dalam kehidupan, materi dapat berfungsi sebagai bahan, dan ada juga yang berfungsi sebagai
sumber energi. Materi di alam selalu mengalami perubahan. Energilah penyebab perubahan itu
di samping energi itu sendiri dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya.
Pengetahuan tentang materi dan hubungannya dengan energi menjadi penting untuk
diketahui agar manusia dapat memahami gejala alam sekitar sehingga manusia mampu
mengontrol, mengendalikan, dan melestarikan alam. Dengan demikian, alam yang lestari akan
mendukung keselamatan dan kualitas hidup manusia serta dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan ummat manusia.
b. Sifat Materi
Setiap materi memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat materi menunjuk pada karakteristik materi
yang menjadi ciri atau identitas dari materi itu. Mengenal sifat-sifatnya berarti mengenal
materi itu; demikian juga sebaliknya.
10
Contoh:
c. Massa
Massa materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran SI
dalam satuan kilogram (simbol: kg).
d. Volum
Volum materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran
SI dalam satuan desimeter-kubik (simbol: dm3).
1 galon = 3,8 L
1 barel = 159 L
Keterangan:
• L = liter; mL = mililiter; cc = sentimeter-kubik.
• Satuan volum yang sering digunakan dalam kimia adalah dm3; cm3; L; mL
11
Contoh konversi satuan volum:
0,3 dm3 = ……… cm3. 50 mL = ………… dm3.
0.3 dm3 = (0,3) x (1.000) cm3 50 mL = (50) : (1.000) L
= 300 cm3 = (50) : (1.000) dm3
50 50
= dm3 = dm3 = 50 x 10- 3 dm3 = 5,0 x 10- 2 dm3 .
1000 103
2. Energi
a. Definisi
Energi didefinisikan sebagai:
segala sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha.
Energi tak dapat diindera oleh manusia; yang dapat ditangkap oleh indera hanyalah akibat
yang ditimbulkan oleh energi tersebut.
b. Bentuk-bentuk Energi
Telah dinyatakan bahwa energi hanya dapat diketahui adanya dari akibat yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu pula energi sering dinamai menurut bentuk dari akibat
yang ditimbulkannya; energi dibedakan berdasarkan bentuknya.
Beberapa bentuk energi yang dikenal adalah:
• energi kinetik (mencakup energi translasi, energi rotasi, dan energi vibrasi), energi
panas, energi bunyi, energi listrik, energi cahaya, energi radiasi, dan
• energi potensial (dapat dibedakan sebagai energi potensial posisi, atau sebagai
energi potensial kimia).
Tabel 2.1 Sifat Energi dan Bentuk-bentuknya.
Sifat Energi Bentuk Energi Dimiliki oleh:
Energi Potensial E. Pot. Posisi air bendungan (tergenang), benda tergantung
E. Pot. Kimia makanan, baterai, bahan bakar, zat
E. Pot. Nuklir zat radioaktif
Energi Kinetik E. Translasi materi yang bergerak karena perpindahannya
E. Rotasi materi yang berputar pada sumbunya
E. Vibrasi materi yang bergetar karena regangan atau belokan
E. Panas materi bersuhu di atas 0 K
E. Bunyi getaran yang merambat
E. Listrik ebonit yang digosok; gerakan materi yang bermuatan
(perpindahan elektron, dsb.)
E. Cahaya/Radiasi matahari; logam pijar
Energi Mekanik E. Mekanik Kinetik baling-baling/kipas yang berputar
E. Mekanik Potensial pegas yang diregang; pegas yang dipilin
12
c. Perubahan Bentuk Energi
Yang penting untuk diketahui adalah bahwa energi bersifat kekal atau energi tak dapat
diciptakan dan tak dapat dimusnahkan (disebut Hukum Kekekalan Energi). Yang dapat
dilakukan terhadap energi hanyalah mengubah bentuk energi itu ke bentuk lainnya. Dari
sifat energi ini adalah manusia dapat memperoleh bentuk energi yang diinginkan dari
bentuk energi lain yang tersimpan dalam suatu materi.
Bahan bakar (menyimpan energi potensial kimia) melalui pembakaran dapat
membebaskan energi antara lain dalam bentuk panas dan cahaya; zat kimia melalui
proses kimia dapat menghasilkan energi panas, energi cahaya, atau energi listrik.
Sedangkan energi nuklir dapat dibebaskan dari zat radioaktif melalui reaksi nuklir (uraian
lebih lengkap ada di bab khusus).
Mataharilah sumber utama dari segala energi yang ada di bumi. Tanpa matahari,
perubahan dan kehidupan di bumi tidak akan terjadi. Bumi menerima energi matahari
dalam bentuk energi radiasi yang merambat melalui ruang hampa kemudian menembus
atmosfer bumi; energi radiasi ini yang menyebabkan terjadinya aktivitas kehidupan dan
perubahan di bumi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap materi selalu memiliki energi; ada yang
hanya memiliki salah satu dari bentuk energi bahkan ada pula materi yang memiliki
gabungan dari kedua golongan energi tersebut.
B. PERUBAHAN MATERI
Setiap materi di alam ini selalu berubah. Materi tak pernah diam; tidak terkecuali diri
termasuk di dalam diri kita. (Benarkah?)
Contoh perubahan pada materi:
pertumbuhan, pergerakan, pembelahan, penguapan, pencernaan, pembakaran,
perkaratan, pelapukan, pembusukan, dst.
Sesungguhnya, perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri.
Perubahan sifat ini ada yang hanya melibatkan perubahan sifat fisisnya saja, dan ada juga yang
melibatkan perubahan sifat kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia suatu materi selalu
melibatkan juga perubahan sifat fisisnya.
Apa yang menyebabkan suatu materi mengalami perubahan?
Energilah yang menyebabkan suatu materi berubah. Setiap materi selalu mengandung energi.
Materi berubah maka berubah pula kandungan energinya. Perubahan materi dapat disertai
dengan pembebasan energi atau penyerapan energi. Pembebasan energi menyebabkan
kandungan energi dari materi asal berkurang; sementara penyerapan energi menyebabkan
materi asal bertambah kandungan energinya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa
perubahan materi selalu disertai dengan perubahan energi.
1. Perubahan Fisis
Salah satu bentuk energi penyebab perubahan materi adalah energi panas. Pemanasan
dapat menyebabkan lilin meleleh; air menguap; kamper (kapur barus) dan iodium
menyublim; dll. Energi mekanik dapat mengubah batang pohon menjadi papan atau
balok kayu. Energi cahaya membuat materi di sekeliling kita berwarna, namun ketika
tiada cahaya semua materi berwarna sama yakni hitam atau suasana tampak gelap.
13
Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh perubahan materi yang melibatkan
perubahan sifat fisis materi itu pada wujud, bentuk, atau warnanya. Lelehan lilin ketika
membeku akan diperoleh kembali lilin; uap air jika diembunkan akan diperoleh kembali air
yang sifat sama dengan air semula; begitu juga uap kamper akan menyublim menjadi padatan
kamper. Perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan pada sifat fisis suatu materi
disebut perubahan fisis.
Dapat dinyatakan bahwa ciri umum dari perubahan fisis adalah tidak menghasilkan zat
baru dan perubahannya bersifat sementara (zat asal dapat segera diperoleh kembali).
2. Perubahan Kimia
Bila kita memanaskan kayu, maka suhunya akan naik; dan bila suhu ini sampai pada
titik bakarnya, maka kayu itu akan terbakar dengan sendirinya. Contoh lain perubahan
kimia pada materi di alam sekitar kita adalah besi menjadi karat besi, kayu menjadi kayu
lapuk, daun hijau berubah menguning, buah-buahan membusuk, dst.
Contoh perubahan materi di atas ini memiliki perbedaan dengan perubahan fisis. Pada
contoh tersebut, sifat fisis maupun sifat kimia dari materi sebelum dan sesudah perubahan
sangat berbeda. Perubahan itu menyebabkan terjadinya perubahan sifat materi asal, dan
munculnya sifat-sifat baru yang sangat berbeda dengan sifat materi asal. Dengan kata lain,
perubahan kimia menyebabkan materi asal menjadi materi baru.
Perubahan yang menyebabkan terbentuknya materi baru, atau perubahan materi yang
melibatkan perubahan sifat materi secara kekal disebut sebagai perubahan kimia.
Dari uraian tentang perubahan materi di atas, perbedaan antara perubahan fisis dan
perubahan kimia dapat kita kemukakan sebagai berikut.
C. REAKSI KIMIA
Istilah perubahan kimia lebih populer dengan sebutan reaksi kimia; atau kadang-
kadang cukup dengan sebutan reaksi. Di atas telah disinggung bahwa perubahan kimia atau
reaksi kimia memiliki ciri-ciri yang dapat membedakannya dari perubahan fisis. Ciri-ciri
perubahan kimia (reaksi kimia) antara lain:
(1) Melibatkan perubahan pada sifat kimia maupun sifat fisis materi.
Pada prakteknya perubahan sifat materi ini diamati melalui beberapa gejala fisis umum seperti:
(a) Terjadinya perubahan warna
(Gejala ini dapat diketahui langsung melalui penginderaan.)
Beberapa contoh reaksi:
14
Air kapur + air aki
Ca(OH)2 + H2SO4 → CaSO4 + air
tak berwarna tak berwarna endapan putih tak berwarna
Selain contoh ini adalah “makanan yang terbungkus plastik” yang sering menggelembung
karena terbentuknya gas. Berarti makanan itu telah mengalami perubahan kimia.
Gas apa yang terbentuk dapat diperkirakan dari warna atau bau yang khas dari gas,
tetapi kadang-kadang gas ada yang bersifat tak berwarna dan tak berbau maka sering
diperlukan zat lain atau cara tertentu untuk mengetahuinya.
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
hidrogen sulfida (H2S) tak berwarna; berbau belerang
amoniak (NH3) tak berwarna; berbau pesing (khas)
asam asetat (CH3COOH) tak berwarna; berbau cuka (khas)
karbon dioksida (CO2) tak berwarna; tak berbau; dapat dideteksi dengan mengalirkan pada
air kapur, larutan menjadi keruh.
15
Gas Sifat (cara mengetahuinya)
hidrogen (H2) tak berwarna; tak berbau; dapat dibuktikan oleh adanya letupan bila gas
ini didekatkan pada nyala api kecil.
oksigen (O2) tak berwarna; tak berbau; dapat dibuktikan jika bara api bertambah pijar.
Di samping ketiga gejala di atas, beberapa reaksi dapat dicirikan oleh terjadi perubahan
suhu. Misalnya pada reaksi antara ‘kapur tohor dan air’; ‘karbid dan air’; atau ‘pembakaran
bahan bakar’ tergolong pada reaksi yang membebaskan energi panas (kalor). Reaksi kimia
yang disertai dengan pelepasan kalor disebut reaksi eksoterm.
Reaksi sebaliknya adalah reaksi endoterm yaitu reaksi kimia yang disertai dengan
penyerapan kalor juga dapat dijumpai di alam sekitar. Misalnya campuran serbuk besi dan
serbuk belerang baru bereaksi apabila campuran itu dipanaskan; atau batu kapur (CaCO3)
bila dipanaskan akan terurai menjadi kapur tohor (CaO) dan gas CO2.
Dapat saja terjadi bahwa dalam suatu reaksi dapat memberikan beberapa gejala sekali
gus (lihat pada contoh di atas). Bahkan ada pula yang tanpa memberikan gejala
sehingga tak terdeteksi oleh indera namun reaksi kimia sesungguhnya telah terjadi.
Misalnya pada reaksi berikut:
Soda api dan asam klorida membentuk garam dapur dan air
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Garam dapur ini dapat diperoleh dengan menguapkan airnya.
Sifat garam ini dapat dibandingkan dengan sifat materi asal pembentuknya
16
D. HUKUM KEKEKALAN MASSA
Eksperimen Antoine Lavoisier (Denmark) pada tahun 1779 dianggap sebagai awal dari
Kimia Modern. Dalam eksperimennya, ia memanaskan tabung tertutup yang sebelumnya diisi
dengan sejumlah raksa dan udara.
Lavoisier memperoleh hasil sebagai berikut:
• udara dalam tabung berkurang setelah diukur ulang.
• massa raksa bertambah setelah ditimbang ulang.
• terjadi reaksi antara raksa dengan sebagian udara (raksa berubah warna
menjadi zat padat merah, sedangkan sisa udara tetap sebagai gas).
Berdasarkan hasil eksperimennya itu, Lavoisier menyatakan bahwa “jumlah massa zat-
zat, sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum
Kekekalan Massa (disebut juga sebagai Hukum Lavoisier).
Berbagai percobaan dapat kita lakukan untuk membuktikan kebenaran Hukum Lavoisier tersebut,
misalnya melalui percobaan berikut ini.
Contoh hasil percobaan:
Percobaan Lavoisier dapat menjelaskan lebih jauh tentang reaksi kimia bahkan mendorong
ilmuwan lain pada zamannya melakukan berbagai percobaan yang menghasilkan berbagai
hukum dalam kimia.
Pada reaksi pemanasan di atas hanya gas tertentu yang dapat bereaksi dengan raksa dan
sisanya tetap tidak bereaksi. Udara yang bereaksi itu disebutnya sebagai gas oksigen dan
menjadi komponen penyusun udara. Adanya oksigen maka peristiwa pembakaran dan proses
pernafasan dapat berlangsung.
17
IKHTISAR
Materi didefinisikan segala sesuatu yang mempunyai massa, menempati ruang, dan memiliki
sifat antara lain dapat dilihat, dicium, didengar, diraba, atau dapat dirasa.
Materi memiliki sifat fisis maupun sifat kimia; sifat fisis meliputi wujud, rasa, bau, warna,
bentuk, dan beberapa tetapan fisis; dan sifat kimia meliputi kereaktifan (kemudahan
bereaksi; mudah terbakar), rumus kimia, struktur ikatan.
Energi didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat melakukan kerja atau usaha.
Materi dapat mengalami perubahan dengan melibatkan perubahan energi.
Perubahan fisis merupakan perubahan materi yang hanya melibatkan perubahan sifat fisis
materi itu, dan sifat perubahannya tidak kekal (sementara).
Perubahan kimia merupakan:
(1) perubahan materi yang melibatkan perubahan pada sifat kimia (kadang juga sifat fisis)
dari materi itu; atau
(2) perubahan yang menghasilkan materi baru bersifat kekal.
Reaksi kimia (istilah umum untuk perubahan kimia) dapat dicirikan oleh:
• terbentuknya endapan,
• perubahan warna, dan/atau
• timbulnya gas.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang disertai dengan pelepasan kalor; dan sebaliknya,
reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan penyerapan kalor.
Dalam reaksi kimia, jumlah massa dari zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
(Dikenal sebagai Hukum Kekekalan Massa atau Hukum Lavoisier.)
18
SOAL-SOAL
19
09. Di antara peristiwa berikut, mana yang akan menghasilkan endapan?
A. Meneteskan oli ke dalam bensin
B. Mengalirkan oksigen ke dalam air
C. Mengalirkan udara ke dalam air kapur
D. Memasukkan gula ke dalam air
E. Mencampurkan air dengan alkohol
10. Materi berikut yang bukan merupakan hasil reaksi kimia adalah ….
A. Karat besi D. balok kayu
B. nasi basi E. tapai singkong
C. arang
ESSAY
Materi Dan Energi
01. Jelaskan apa yang dimaksud dengan materi! Berikanlah masing-masing 3 contoh untuk
materi berwujud padat, cair, dan gas.
02. Sebutkanlah 5 sifat fisis dan 2 sifat kimia yang dimiliki oleh besi dan emas.
03. Isilah titik-titik di bawah ini.
a. 20 g = ……….. kg = ………. mg.
b. 0,5 L = ……… mL = ……… dm3 = ……… m3 = …….. cc.
04. Mana yang lebih ringan 1 L air atau 1 L minyak tanah? Mengapa?
05. Mana yang lebih besar volumnya, 1 kg besi atau 1 kg garam dapur? Bagaimana cara
untuk menguji kebenaran atas jawabanmu?
06. Dengan indera atau alat apa yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala adanya
bentuk energi panas, bunyi, dan listrik?
07. Menurut pendapatmu dapatkah bentuk energi panas diubah menjadi bentuk energi lain?
08. Sebutkan 5 materi yang ada di sekitarmu yang menyimpan energi kimia!
09. Satu butir buah kelapa tergantung di pohonnya. Sebutkan bentuk-bentuk energi yang
mungkin dimiliki oleh buah kelapa tersebut.
10. Melalui proses apa, cahaya matahari dapat diubah menjadi energi kimia?
20
15. Berikanlah 1 contoh materi di sekitar kehidupan yang dapat mengalami reaksi
kimia karena oleh:
a. listrik b. pembakaran c. penyinaran d. pemanasan e. benturan
Sertai dengan menyebutkan hasil reaksinya.
16. Dalam air kapur terlarut kalsium hidroksida, Ca(OH)2 sedangkan dalam air aki terlarut
asam sulfat, H2SO4. Disediakan:
• Larutan 1 (diukur 5 mL air kapur dan ditimbang: 5,02 g).
• Larutan 2 (diukur 50 mL air aki dan ditimbang: 55 g).
Jika larutan 1 dituangkan perlahan ke dalam larutan 2 dan kemudian campuran menjadi
keruh, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a. Apakah perubahan yang terjadi merupakan reaksi kimia? Mengapa?
b. Berapakah massa dari campuran sebelum dan sesudah reaksi?
c. Apakah perubahan tersebut memenuhi Hukum Lavoisier? Beri penjelasan singkat.
21
Bagan klasifikasi materi berikut dapat memberikan gambaran singkat dan sederhana
tentang beberapa jenis materi di alam.
MATERI
CAMPURAN ZAT
Dari bagan skematik di atas, materi dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar
yakni zat dan campuran. Istilah-istilah seperti zat, senyawa, unsur, campuran, larutan, koloid,
dan seterusnya sudah tidak asing lagi, namun pada bab ini istilah tersebut akan dibahas agak
lebih rinci.
A. ZAT
Melalui beberapa cara pemisahan, materi yang tidak murni itu dapat dipisahkan
(dimurnikan) kembali dari campurannya; misalnya melalui cara penguapan, cara penyaringan,
cara tarikan magnet, dll. Cara-cara ini dapat diterapkan bergantung pada sifat campurannya.
Campuran serbuk besi dan serbuk belerang dapat kita pisahkan besinya dari
belerang dengan menggunakan magnet. Besi akan memisah dari belerang karena
besi menempel (tertarik) pada magnet. Dalam hal lain, air sumur dapat kita
uapkan melalui pemanasan untuk memperoleh air murni.
Materi seperti besi, belerang, dan air inilah yang digolongkan sebagai zat. Contoh lain dari
materi di sekitar kita yang tergolong zat adalah gula, alkohol, tembaga, emas, oksigen,
nitrogen, asam sulfat, dan sebagainya.
Zat didefinisikan sebagai materi yang bersifat tunggal dan homogen.
Bersifat tunggal artinya hanya satu-satunya zat dan tidak ada zat lain selain dirinya; bersifat
homogen artinya sifat di semua bagian zat itu bersifat serbasama baik sifat fisis (wujud, warna,
rasa, bau, dll.) maupun sifat kimianya (rumus kimia, kereaktifan, dll.).
Bagan skematik materi memperlihatkan bahwa zat dapat dibedakan sebagai unsur dan
senyawa. Dari serangkaian contoh tentang zat di atas maka yang tergolong senyawa adalah
air, alkohol, asam sulfat, dan gula; sementara yang tergolong unsur adalah besi, belerang,
tembaga, emas, oksigen, dan nitrogen. Bagaimana kita sampai pada kesimpulan bahwa suatu
zat tergolong sebagai senyawa atau sebagai unsur?
22
1. Unsur
Dari bagan skematik, unsur termasuk ke dalam golongan zat. Unsur bersifat tunggal dan
homogen serta tak dapat diurai atau dipecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi (atau lebih
sederhana). Dengan demikian, unsur merupakan bagian terkecil dan sebagai komponen dasar
penyusun semua jenis materi di alam ini.
Jadi unsur dapat didefinisikan sebagai zat tunggal yang tak dapat diurai menjadi bagian yang
lebih sederhana dengan cara reaksi kimia biasa.
Di manakah unsur itu dijumpai dan apa sifat-sifatnya?
Unsur di alam ditemukan dimana-mana: di udara, di permukaan tanah, di air, sampai di
perut bumi. Kini dikenal ada 94 unsur alam. Unsur alam yang paling dekat dengan kehidupan
kita di antaranya besi, aluminium, tembaga, emas, seng, karbon, fosfor, belerang, nitrogen,
oksigen, neon, dan seterusnya. (Lihat Tabel 2.1.). Selain di alam, beberapa unsur juga berhasil
dibuat oleh manusia. Sampai kini telah dikenal paling tidak ada 16 unsur buatan. Dengan
demikian secara keselurahan paling tidak telah dikenal ada 110 jenis unsur. Beberapa unsur
buatan lainnya kini sedang dalam penelitian.
aluminium 7,5%
besi 4,7%
kalsium 3,4%
helium natrium 2,6%
silikon
23% kalium 2,4%
25,8%
magnesium 1,9%
hidrogen 0,9%
lain-lain titan 0,6%
hidrogen 75% 2% Oksigen 49,5% lain-lain 1,5%
Sifat unsur tertentu artinya setiap unsur memiliki sifatnya sendiri-sendiri. Di alam, unsur
ada yang berada dalam keadaan bebas dan ada juga yang berada dalam keadaan terikat dengan
unsur lain.
Dalam keseharian, unsur-unsur bebas di alam sebagian besar berwujud padat, dan hanya
sebagian kecil yang berwujud cair (seperti brom, raksa, galium dan fransium), dan
berwujud gas (seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, fluor, klor, dan unsur gas mulia).
Di samping itu dikenal juga unsur logam. Unsur-unsur yang dikelompokkan sebagai logam
mempunyai sifat logam seperti padatan mengkilap, liat, dapat dibentuk, titik leleh tinggi,
penghantar panas/listrik yang baik, dan dapat dibuat paduan. Sebaliknya, dikenal pula unsur
23
bukan-logam dengan sifat umum antara lain rapuh, titik leleh dan titik didih rendah,
penghantar panas dan listrik yang buruk.
Sifat unsur lainnya adalah sifat radioaktif yaitu sifat unsur yang dapat memancarkan sinar
radioaktif. Sinar ini amat berbahaya dan dapat mengancam manusia dan lingkungan
kehidupan. Hanya sebagian kecil unsur alam yang bersifat radioaktif, sedangkan unsur buatan
semuanya bersifat radioaktif (lihat Tabel Periodik Unsur). Semua sifat unsur ini akan dibahas
lebih lanjut di bagian lain.
2. Lambang Unsur
Lambang unsur telah diusulkan oleh beberapa ahli agar unsur-unsur dapat dipelajari
dengan lebih mudah. Usulan Jons Jacob Berzelius (Swedia) pada tahun 1813 kemudian diterima
di kalangan ilmuwan sebagai aturan penulisan lambang unsur dan tetap digunakan sampai kini.
Berzelius mengusulkan bahwa lambang unsur dinyatakan sebagai “huruf kapital awal” dari
nama Latin unsur yang bersangkutan.
Contoh untuk ini adalah sebagai berikut.
Nama Unsur
Indonesia Latin Lambang Unsur
hidrogen hydrogenium H
karbon carbonium C
oksigen oksigenium O
dst.
Selanjutnya Berzelius menjelaskan bahwa untuk unsur-unsur lain yang mempunyai huruf
kapital awal yang sama (seperti helium, cobaltum, dst.), maka lambang unsurnya
dinyatakan sebagai “huruf kapital plus” yakni huruf kapital awal yang diikuti dengan
salah satu huruf belakang nama Latin unsur yang bersangkutan.
Sebagai contoh adalah:
Nama Unsur
Indonesia Latin Lambang Unsur
helium helium He
kalsium calcium Ca
kobal cobaltum Co
tembaga cuprum Cu
dst.
CATATAN:
Ada beberapa unsur, lambang atau tanda atomnya tidak diturunkan dari
nama Latinnya tetapi dari nama menurut bahasa asalnya, misalnya W
diturunkan dari wolfram (Jerman) dan bukan dari tungsten (Latin).
Sebagian dari lambang atom yang berlaku secara Internasional dapat diamati pada
Tabel 3.1 berikut.
24
Tabel 3.1 Beberapa Nama Unsur dan Lambang Atomnya
Tanda Tanda
Atom Nama Unsur Atom Nama Unsur
Catatan:
• Tabel di atas hanya mencakup sebagian dari 110 unsur yang kini berhasil ditemukan atau dibuat.
• Tabel di atas harus selalu dibaca karena nama dan tanda atomnya sering digunakan pada
pembahasan kimia.
• Nama unsur di antara dua tanda kurung merupakan nama Latin unsur; cetak tebal merupakan
nama populer atau nama yang juga sering digunakan.
3. Senyawa
Gula pasir (nama lainnya: sukrosa) yang bersifat padat, putih, dan manis dengan rumus
kimia C12H22O11; jika dipanaskan sampai pada titik bakarnya, maka gula ini akan terbakar
dengan sendirinya. Dikatakan bahwa gula itu mengalami reaksi, dan hasil reaksi yang dapat
kita amati dapat dirangkum seperti berikut:
25
Sebelum reaksi Setelah reaksi
Gula
Sifat teramati: Sifat teramati:
padat, putih, manis padat, hitam, pahit titik-titik cairan, tak berwarna, tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa, tak berbau. mengeruhkan air kapur
Berupa: zat padat Berupa: titik-titik air Berupa: gas
(sebagai: zat baru) (sebagai: zat baru) (sebagai: zat baru)
Hasil reaksi:
karbon air karbondioksida
Kesimpulan percobaan:
Gula dapat diurai menjadi karbon, air, dan gas karbondioksida melalui reaksi pembakaran.
Catatan:
[1] Gula yang terbakar sempurna akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbon dioksida (CO2).
[2] Air kapur dapat dibuat dengan melarutkan kapur tohor ke dalam air; caranya: –tambahkan air
ke dalam sebongkah kapur tohor, dan aduklah; ─aduk dan diamkan semalam; ─setelah
memisah, buang cairan bagian atas; ─tambahkan kembali akuades (2x volum bubur kapur),
aduk, dan biarkan semalam; ─ambil cairan jernihnya. Larutan jernih ini siap digunakan untuk
mendeteksi adanya gas karbon dioksida, CO2.
Berdasarkan kesimpulan percobaan, berarti gula dapat diurai melalui reaksi kimia
biasa (dalam hal ini melalui pemanasan/pembakaran) menjadi beberapa bagian zat yang lebih
sederhana. Jadi “gula tergolong senyawa” sedangkan karbon (C), air (H2O), dan gas
karbondioksida (CO2) merupakan zat-zat lebih sederhana dari gula.
Senyawa didefinisikan sebagai:
zat tunggal homogen yang dapat dipecah menjadi zat tunggal lain yang
lebih sederhana dengan cara reaksi kimia biasa.
Air juga dapat diurai, bukan dengan cara pemanasan/pembakaran tetapi dengan cara
elektrolisis (cara penguraian dengan menggunakan energi listrik).
gas oksigen gas hidrogen
batang
karbon
air +
Baterai −
Elektrolisis air ini dapat dibuktikan dan dilakukan di laboratorium. Gas hidrogen dan gas oksigen
akan dibebaskan; dan kedua gas ini tidak dapat diuraikan lagi menjadi bagian lebih sederhana
melalui reaksi kimia.
Berarti hidrogen dan oksigen, keduanya tergolong unsur, dan keduanya merupakan unsur
pembentuk senyawa air.
Jadi sifat senyawa lebih kompleks dari unsur; senyawa dapat diurai menjadi bagian yang
lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa, sementara unsur tidak.
26
4. Hukum Proust
Pada tahun 1799 Joseph Louis Proust (Perancis) mempublikasikan hasil penemuannya
terhadap sifat senyawa. Perhatikanlah data pengamatan salah satu percobaan Proust terhadap
pembentukan senyawa karbon dioksida dari unsur karbon dan oksigen berikut.
Tabel 3.2. Data Percobaan dan Perbandingan Massa Unsur pada
Pembentukan Karbon-dioksida dari Karbon dan Oksigen.
SEBELUM REAKSI SESUDAH REAKSI Perbandingan massa
senyawa karbon dalam senyawa
karbon oksigen sisa oksigen
dioksida C:O
3g 8g 11 g 0 3:8
3g 12 g 11 g 4g 3:8
3g 16 g 11 g 8g 3:8
6g 16 g 22 g 0 6 : 16 = 3 : 8
6g 20 g 22 g 4g 6 : 16 = 3 : 8
6g 24 g 22 g 8g 6 : 16 = 3 : 8
Dari data percobaan di atas ini memperlihatkan bahwa,
(1) senyawa yang terbentuk selalu memiliki perbandingan massa C : O yang tetap yakni 3 : 8.
(2) dalam oksigen berlebih, karbon tetap bereaksi menurut perbandingan tersebut, sedangkan
kelebihan O ditemukan sebagai sisa reaksi.
(3) keenam percobaan menunjukkan bahwa massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
(tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan Massa).
Berdasarkan data pengamatan ini dan beberapa senyawa lainnya, Proust kemudian
menyimpulkan bahwa dalam setiap senyawa, berlaku bahwa perbandingan massa antar unsur
pembentuknya selalu tetap dan tertentu. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai Hukum
Perbandingan Tetap atau Hukum Komposisi Tetap (atau disebut Hukum Proust).
5. Komposisi Senyawa
Dengan diketahuinya perbandingan massa antar unsur pembentuk senyawa karbon
dioksida yaitu C : O = 3 : 8, maka dalam senyawa ini dapat dihitung komposisi masing-masing
unsurnya sebagai berikut.
Latihan 3.1.
Suatu senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan oksigen mempunyai perbandingan massa
sebagai C : H : O = 3 : 1 : 4.
a. Hitunglah berapa bagian H dalam senyawa ini. (Jawab: 1/8 bagian.)
b. Hitung pula berapa % (massa) dari H dalam senyawa tersebut. (Jawab: 12,5%.)
c. Berapa banyaknya (dalam g) karbon, hidrogen, dan oksigen yang diperlukan untuk pembentukan
64 g senyawa itu? (Jawab: 24 g C.)
27
B. CAMPURAN
1. Pengertian Dan Penggolongan Campuran
Campuran tergolong materi yang terdiri dari sekumpulan zat. Contohnya adalah
paduan logam, tanah, air lumpur, air sumur, asap, udara, air gula, kabut, dll. Jika kita amati
dengan cermat, sifat zat asal pembentuknya tidak hilang seluruhnya, dan sebagian sifat muncul
sebagai sifat campurannya. Jadi dapat dinyatakan bahwa campuran merupakan gabungan
antara 2 zat atau lebih. Dengan demikian pencampuran tergolong perubahan fisis.
Campuran dapat dibedakan sebagai campuran heterogen, campuran koloid, dan campuran sejati.
Bagaimana caranya sehingga kita dapat mengelompokkan campuran sebagai campuran
heterogen (serbaneka), campuran koloid, atau sebagai campuran homogen (campuran
serbasama)? Ciri-ciri berikut dapat kita terapkan, di antaranya:
CAMPURAN HETEROGEN CAMPURAN KOLOID CAMPURAN HOMOGEN
Ciri-ciri: Ciri-ciri: Ciri-ciri:
1. bidang batas antar komponen 1. bidang batas antar komponen 1. bidang batas antar komponen
penyusun jelas tampak. penyusun jelas tidak jelas (hanya penyusun tidak ada.
denngan bantuan alat).
2. komposisi komponen penyusun 2. komposisi komponen penyusun di 2. komposisi komponen penyusun
di setiap bagian campuran tidak setiap bagian campuran hampir di setiap bagian campuran
sama. sama. sama.
3. komponen padat dan komponen 3. komponen padat dan komponen 3. komponen padat dan komponen
cair akan segera memisah cair baru dapat memisah sendiri cair tidak akan memisah
sendiri dalam waktu relatif lama
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, di antara ketiga jenis campuran, campuran heterogen paling
mudah dikenal dan mudah ditemukan di sekitar kehidupan.
Campuran heterogen di sekitar kita dapat dijumpai sebagai tanah, air lumpur, pasir
bangunan, air-minyak, dan lain-lain.
Campuran koloid, misalnya cat, asap, kabut, busa, air susu, air sumur, dst. Asap
terbentuk dari campuran antara partikel karbon dan udara, Sedangkan kabut merupakan titik-
titik air dalam udara. Air sumur kadang tampak jernih (sehingga agak lebih sukar diamati sifat
bidang batasnya); namun jika didiamkan beberapa lama, maka air sumur tersebut akan segera
memisah. Lapisan lumpur halus akan ditemukan pada dinding/dasar wadahnya. Koloid akan
dibahas tersendiri dalam bab tertentu.
Campuran sejati dapat kita jumpai seperti udara, air gula, air hujan, air cuka, paduan
logam, dsb. Campuran homogen memiliki satu ciri khas, yaitu tidak dapat memisah sendiri.
Oleh karena itu campuran homogen disebut juga campuran sejati atau lebih populer dengan
sebutan larutan. Jadi dapat didefinisikan bahwa larutan merupakan “campuran homogen
antara 2 zat atau lebih”.
28
Pemisahan unsur atau senyawa dari campurannya dapat dilakukan secara fisis atau secara
kimia. Pemisahan secara fisis, di antaranya adalah:
Penyaringan
Teknik ini diterapkan bergantung pada sifat campuran. Saringan dapat berupa ayakan atau kertas saring
dengan ukuran pori-pori saringan yang dikehendaki. Air lumpur atau air keruh dapat disaring
menggunakan kertas saring-halus. (Lihat Gbr 3.4.)
kristal murni
larutan kristal tak-murni
kristal
(setelah mendingin)
Teknik Sublimasi
Teknik Kristalisasi
penyaring
Buchner
Kertas
kertas saring
saring penghisap
kertas
saring memisah jadi
2 komponen
filtrat filtrat Totolan noda
Pelarut
termometer
pendingin
Leibig air pendingin
campuran campuran
air pendingin
Zat cair murni
29
Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dari zat cair
yang membentuk campurannya. Zat yang memiliki titik didih rendah atau yang mudah menguap, uapnya
dialirkan, diembunkan, dan ditampung pada tempat khusus. Air yang diperoleh dari hasil penyulingan
dikenal sebagai akuades (berasal kata “aquadestilata”). Teknik distilasi juga diterapkan pada pemisahan
komponen dari minyak bumi dengan cara distilasi-bertingkat. (Lihat Gbr 3.4.)
Kristalisasi
Kristalisasi diterapkan berdasarkan kelarutan zat. Kemampuan melarut suatu zat dalam sejumlah pelarut
adalah tertentu dan berbeda-beda; maka dengan mengurangi jumlah pelarutnya, sebagian zat
terlarutnya akan muncul sebagai kristal. Pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan cara menguapkan
pelarutnya secara perlahan atau dibantu melalui pemanasan. Kristal yang terbentuk selanjutnya dapat
dipisahkan dari cairannya melalui penyaringan, dan kristal kemudian dikeringkan.
Dikenal pula teknik sublimasi terhadap kristal yang mudah menguap seperti iodium, dan kapur barus
(kamper). Uap zat yang murni akan menyublim pada dinding bejana yang dingin.
Di samping itu dikenal pula beberapa teknik pemisahan materi dari campurannya seperti
kromatografi, osmosis, elektroforesis.
Pemisahan unsur dari senyawa atau dari campurannya biasanya dilakukan dengan
menggunakan teknik tertentu yang lebih rumit dan umumnya melibatkan proses kimia. Salah
satu contoh pemisahan unsur dari senyawanya adalah elektrolisis, misalnya elektrolisis air
akan menghasilkan unsur hidrogen dan unsur oksigen (lihat Gbr 3.3). Elektrolisis juga dapat
diterapkan untuk pemurnihan logam dari campurannya. Teknik-teknik pemisahan ini akan
dibahas lebih rinci pada bab mendatang.
4. Pelarutan
Melarut merupakan suatu proses masuk dan menyebarnya partikel-partikel zat terlarut
ke dalam pelarut. Dengan demikian proses pelarutan atau pembentukan larutan membutuhkan
waktu. Dapatkah proses pelarutan dipercepat? Atau adakah faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pelarutan?
Pertanyaan di atas dapat dijawab dengan melakukan serangkaian percobaan
di laboratorium atau di rumah seperti berikut.
30
(1) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air kemudian masing-masing
dimasukkan 10 g butiran gula pasir. Gelas 1 tanpa pengadukan dan gelas 2 dibantu
dengan pengadukan. Amati apa yang terjadi.
(2) Ke dalam 2 gelas masing-masing diisi 100 mL pelarut air. Gelas 1 dimasukkan
dimasukkan 10 g butiran gula pasir, dan gelas 2 dimasukkan 10 g serbuk halus gula
pasir. Biarkan dan tunggu (amati) apa yang terjadi.
(3) Siapkan 3 kertas yang berisi 10 g butiran gula pasir. Isi gelas 1 dengan 100 mL air
dingin (beri tanda batas); gelas 2 dengan air panas (sampai tanda batas), dan gelas 3
dengan air mendidih (sampai tanda batas). Ukur suhu pelarut dan kemudian
masukkan ketiga gula setakaran di atas ke dalam ketiga gelas. Biarkan melarut dan
tunggu (amati) apa yang terjadi.
Dari percobaan ini dapat disimpulkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pelarutan.
C. KADAR CAMPURAN
Jika kita mencampurkan 1 g gula dan 100 mL air, dan lainnya 10 g gula dan 100 ml air,
maka kita akan memperoleh komposisi campuran yang berbeda. Dikatakan kadar gula dalam
kedua campuran itu akan berbeda. Berikut dibahas bagaimana menyatakan kadar zat dalam
campurannya.
1. Pengertian Kadar
Kadar zat menyatakan banyaknya zat itu di dalam sejumlah campurannya.
Bergantung pada satuan atau ukurannya, maka dikenal beberapa satuan kadar antara
lain satuan %(massa); satuan ppm, dan satuan karat.
31
b. Satuan ppm
Satuan kadar ini umumnya diterapkan terhadap kandungan zat yang jumlahnya
sangat kecil dalam campurannya. Misalnya kadar logam mineral dalam air, kadar
gas dalam udara, untuk kadar larutan yang sangat encer.
1 ppm didefinisikan sebagai: 1 bagian zat itu per 1 juta bagian campuran.
(Keterangan: ppm singkatan dari part per million atau bagian per juta (bpj).)
c. Satuan karat
Istilah karat sering dijumpai di sekitar kehidupan namun memiliki beberapa pengertian,
antara lain:
(1) Satuan berat untuk batu permata dimana 1 karat setara dengan 200 mg.
(2) Satuan kadar yang biasanya digunakan untuk menunjukkan kemurnian emas
dimana 1 karat setara dengan kandungan 1/24 bagian emas murni dalam
campurannya.
32
a. Emas 24 karat sama artinya dengan emas murni.
b. Emas 22 karat merupakan campuran (paduan) yang terdiri dari 22 bagian (massa) emas
murni dan 2 bagian logam lain (sebagai pencampur).
Keterangan: sebagai logam pencampur dalam emas perhiasan biasanya berupa logam tembaga dan sedikit perak.
Latihan 3.2.
1. Paduan logam terdiri 48 g besi, 1,3 g vanadium, dan 0,7 g karbon. Hitung berapa kadar vanadium
dalam %(massa).
2. Salah satu gas penyusun udara adalah gas helium. Jika helium di udara banyaknya 60 ppm, berapa
mL gas helium dalam setiap liter udara? (Jawab: 0,06 mL.)
3. Berapa g emas murni yang diperlukan untuk membuat 15 g emas 20 karat ?
4. Berapakah g berat (massa) intan 40 karat? (Jawab: 8 g.)
D. PARTIKEL-PARTIKEL MATERI
Materi yang kita amati (lihat) sesungguhnya dibangun dari materi yang sangat kecil
ukurannya dan sukar dilihat dengan alat bantu sekalipun. Materi yang sangat kecil inilah yang
dinamakan partikel materi.
Partikel-partikel materi dapat mengumpul berdekatan dengan menampakkan diri
sebagai materi atau benda yang umumnya dapat diindera keberadaannya langsung
atau dengan alat bantu sederhana.
Apa hubungan antara partikel materi dengan jenis materi seperti zat (senyawa; unsur), dan
campuran yang telah dibahas di muka? Hubungannya sangat erat, dan dapat membantu untuk
memperjelas golongan materi itu dengan jenis partikel materi penyusunnya.
1. Atom
Kata atom berasal dari kata Yunani, atomos yang berarti sangat kecil dan tidak
dapat dipecah; muncul sejak 2500 tahun lalu dan diperkenalkan untuk
pertamakalinya oleh Democritus (seorang filsuf Yunani).
33
Pendapat tentang atom yang didukung oleh beberapa percobaan dan diterima secara
meluas kala itu dikemukakan oleh John Dalton, seorang Kepala Sekolah di Manchester,
Inggeris. Penjelasan atau teorinya tentang atom ini dipublikasikannya pada tahun 1808, dan
antara lain menyebutkan bahwa:
Teori atom Dalton kemudian diterima secara meluas karena dapat menjelaskan beberapa hal
seperti mengapa tembaga berbeda dari emas, gas oksigen berbeda dari air, dll.
Partikel tunggal berupa atom bila mengumpul dengan jarak amat dekat akan membentuk
bangunan yang gejalanya dapat langsung teramati misalnya dapat tampak oleh mata.
Contoh materi yang dibangun oleh atom-atom bebas pada umumnya dijumpai pada unsur
logam, di antaranya besi, tembaga, emas, perak, dst. Dengan demikian logam besi terdiri dari
atom-atom besi, dan logam tembaga teridiri dari atom-atom tembaga. Atau dengan kata lain,
unsur logam terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut atom logam.
Unsur tembaga berbeda dari unsur emas karena atom-atom yang menyusun unsur tembaga
berbeda dari atom-atom emas. Ukuran, warna, dan bentuk atom tembaga berbeda dari atom
emas sehingga permukaan dan warna unsur tembaga yang kita lihat pun berbeda dari unsur
emas, atau unsur lainnya.
2. Molekul
Dalton telah menjelaskan bahwa atom-atom dapat bergabung dengan membentuk
molekul. Begitupun unsur-unsur yang ada di alam. Unsur umumnya dibangun dari atom-atom
tunggal, namun ada beberapa unsur yang dibangun dari molekul-molekul yang terbentuk dari
beberapa atom sejenis.
Molekul yang terbentuk dari atom-atom sejenis disebut molekul unsur. Jenis unsur seperti ini
meliputi antara lain:
(1) unsur-unsur seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa unsur lainnya
tersusun dari molekul-molekul diatom (2 atom).
(2) unsur fosfor terdiri dari molekul-molekul tetraatom (4 atom).
(3) unsur belerang terdiri dari molekul-molekul oktaatom (8 atom).
34
P
N N P
P P
Molekul nitrogen, N2
Molekul fosfor, P4 Molekul belerang, S8
Gbr 3.6 Beberapa Jenis/Bangunan Molekul Unsur
Selain molekul unsur, dikenal juga molekul senyawa. Berbeda dengan molekul unsur,
maka molekul senyawa merupakan molekul yang terbentuk dari 2 atom atau lebih yang
jenisnya berbeda. Justeru jenis molekul senyawa inilah yang paling banyak dijumpai dalam
kehidupan.
Contoh paling sederhana dari molekul senyawa adalah molekul karbon dioksida (Gbr 3.10).
Molekul ini terbentuk dari 1 atom C dan 1 atom O.
Selain membentuk molekul CO, antar atom C dan O juga dapat membentuk molekul CO 2, karbon
dioksida. Molekul CO2 terbentuk dari 1 atom C dan 2 atom O.
H H H
O H C C O H
C O O C O H
N
H H H H H
Molekul CO Molekul CO2 Molekul H2O Molekul NH3 Molekul C2H5OH
Gbr 3.7. Beberapa Jenis/Bangunan Molekul Senyawa
Contoh lain yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah air. Senyawa ini tersusun dari
molekul-molekul H2O dimana setip molekulnya terbentuk dari 2 atom H dan 1 atom O.
Sedangkan senyawa amoniak tersusun dari molekul-molekul amoniak, NH3, dan senyawa alkohol
tersusun dari molekul-molekul alkohol, C2H5OH.
3. Ion
Di samping atom dan molekul, di alam juga ditemukan senyawa-senyawa yang
dibangun dari tumpukan partikel-partikel yang bermuatan listrik. Partikel bermuatan inilah
yang disebut ion. Ion positif dikenal sebagai kation sedangkan ion negatif dikenal sebagai
anion. Kation dan anion ini tersusun berselang-seling secara teratur dengan letak yang amat
berdekatan. Oleh karena itu senyawa yang tersusun dari ion-ion ini dikenal juga dengan nama
senyawa ion, dan umumnya berwujud padat (kristal), keras, dan bertitik leleh tinggi.
Gambar berikut memperlihatkan struktur ion dalam garam dapur (NaCl) sebagai
salah contoh satu senyawa ion.
ion Na+
ion Cl-
35
Senyawa-senyawa yang tersusun dari kation dan anion umumnya berada dalam bentuk kristal
ini (disebut kristal ion) kebanyakan dijumpai dalam kelompok senyawa yang disebut garam.
Contoh kristal ion di sekeliling kita, selain NaCl di antaranya adalah pupuk
kalium (KCl), batu kapur (CaCO3), batu marmer (CaCO3), batu delima, pupuk ZA
{(NH4)2SO4}, tawas {KAl(SO4)2}.
Senyawa-senyawa ion jika melarut ke dalam air, ion-ionnya akan menyebar
merata di antara molekul-molekul pelarut air.
Tidak semua senyawa yang berbentuk kristal tersusun atas kation dan anion. Dikenal juga
kristal molekul, yakni kristal yang terbentuk dari tumpukan molekul-molekul seperti fosfor,
belerang, iodium, gula, dsb. Gula mudah larut, tetapi kebanyakan kristal molekul sukar larut
dalam pelarut air.
Selain kristal ion dan kristal molekul, ada juga kristal-atom di antaranya dapat dijumpai
pada grafit (terdiri dari atom-atom C), intan (juga terdiri dari atom-atom C), logam-logam, dan
paduan logam. Logam besi dan sejenisnya tersusun dari atom-atom logamnya dengan susunan
atom seperti ditunjukkan oleh Gbr 3.3. Untuk grafit dan intan, bangunan atau struktur atomnya
akan dijelaskan lebih lanjut pada bab lain.
Untuk membedakan antara senyawa yang terdiri dari ion-ion (berupa kristal ion)
dengan senyawa yang terdiri dari molekul-molekul (kristal molekul) adalah
dengan cara mengenal ciri-ciri kristal ion tersebut antara lain,
• kristalnya keras, dan agak mengkilap.
• Lebih mudah larut dalam pelarut air dengan ion-ionnya menyebar ke dalam pelarut.
Umumnya suhu larutan lebih rendah (lebih dingin) dari suhu awal pelarut.
• kalau tidak terbakar, dan meleleh bila dipanaskan pada suhu tinggi (titik leleh tinggi).
A B C
Gbr 3.9. Keadaan Susunan Partikel Zat.
(Keadaan A: Susunan Partikel Zat Padat; Keadaan B: Susunan Partikel Zat Cair; dan
Keadaan C: Susunan Partikel Gas.)
Zat padat umumnya memiliki struktur partikel yang teratur dan letaknya sangat
berdekatan. Susunan dan letak inilah yang menyebabkan gaya tarik antar patikelnya
sangat kuat sehingga zat padat memiliki bentuk yang tetap dan kuat. Makin teratur dan
makin dekat letak antar partikelnya, makin keras dan tegar zat padat itu.
36
Zat cair, struktur partikelnya masih cukup teratur hanya letaknya agak sedikit berjauhan.
Akibatnya, gaya tarik antar partikelnyapun tidak begitu kuat, dan oleh karena itu zat cair
memiliki sifat dapat mengalir dan bentuknya mengikuti wadah yang ditempatinya.
Sedangkan gas memiliki sifat dapat berdifusi dan memenuhi ruang yang ditempatinya. Hal
ini disebabkan oleh gaya tarik antar partikel dalam gas sangat lemah dan mudah
melepaskan diri dari kelompoknya sebagai akibat dari struktur antar partikel gas tidak
teratur dan sangat berjauhan dibandingkan dengan zat cair maupun zat padat.
Wujud zat umumnya dinyatakan pada keadaan suhu kamar (250C) dan tekanan 1 atm.
Unsur-unsur di alam pada umumnya berwujud padat dan dibangun dari partikel atom. Hanya
ada beberapa unsur yang berwujud cair atau gas; di samping ada beberapa unsur yang
dibangun dari molekul-molekul. Untuk jelasnya dapat diikuti bagan berikut ini.
WUJUD UNSUR
Gbr 3.10. Bagan pembagian unsur berdasarkan wujudnya dan jenis partikelnya.
2. Sifat Gas
Telah dikemukakan bahwa gas berbeda dengan zat padat dan zat cair; gas dapat
berdifusi dan memenuhi ruang yang ditempatinya. Oleh karena itu bentuk gas akan mengikuti
bentuk ruang yang ditempatinya sehingga volum gas pun akan sama dengan volum dari ruang
(wadah) yang ditempati. Jika ruang yang ditempatinya diperbersar, maka membesar pula
volum gas itu, dan begitu juga sebaliknya. Jadi volum gas selalu ditentukan oleh volum ruang
yang ditempatinya.
37
Selain memiliki volum, gas juga memiliki tekanan. Tekanan ini disebabkan oleh
partikel-partikel gas yang bergerak yang menumbuk dinding ruang yang ditempatinya.
Tekanan dapat diukur berdasarkan besarnya gaya yang menumbuk dinding per satuan luas
dinding. Besarnya gaya bergantung pada jumlah partikel dalam ruangan. Semakin banyak
partikel semakin besar tekanan yang ditimbulkannya.
3. Perubahan Wujud
Gas selain dapat berdifusi, gas juga dapat dimampatkan atau sebaliknya dapat
direnggangkan. Sifat gas ini disebabkan oleh gaya tarik antar pertikelnya yang sangat lemah
dan letak antar partikelnya yang sangat berjauhan.
Jika gas dimampatkan (volum diperkecil atau tekanan diperbesar) maka jarak antar partikelnya
menjadi semakin berdekatan. Pemampatan gas, menyebabkan jarak antar partikelnya semakin
dekat dan terjadi gaya tarik menarik yang agak lebih kuat. Pemampatan tinggi akan mengubah
wujudnya dari gas menjadi berwujud cair. Hanya dengan tekanan tinggi perubahan ini terjadi.
Oleh karena itu gas cair harus disimpan pada tempat yang dingin agar tidak mudah meledak.
Pemanfaatan sifat gas ini dapat dijumpai dengan penerapan kemasan gas dalam wujud cair yang
diperdagangkan dalam tabung baja bertekanan tinggi.
Bebebeda dengan gas, pada umumnya zat padat dan zat cair relatif tidak dapat dimampatkan.
Zat padat dapat mencair karena pemanasan. Partikel-partikel logam yang semula amat teratur
dan amat berdekatan menjadi bergetar akibat pemanasan; akibat ini dapat menyebabkan
padatan logam akan menjadi lelehan logam karena jarak dan susunan antar partikelnya telah
mencapai keadaan zat cair. Air, bila dipanaskan akan berubah menjadi uap air, dan bila
didinginkan akan membeku.
Perubahan wujud zat pada hakekatnya merupakan perubahan jarak dan susunan antar
partikel zat itu. Oleh karena itu perubahan wujud atau perubahan fasa suatu zat pada umumnya
berlangsung secara bertahap yakni dari fasa padat ke fasa cair, dan berakhir ke fasa gas; atau
sebaliknya.
Gbr 3.11.
Bagan Perubahan Fasa pada Zat
Gbr 3.9 memperlihatkan perubahan fasa yang dapat terjadi pada suatu zat. Namun ada
beberapa zat yang perubahan wujudnya memperlihatkan dari padat langsung ke fasa gas; atau
sebaliknya. Peristiwa inilah yang disebut penyubliman (sublimasi).
Penyubliman dapat diamati pada zat-zat seperti iodium, dan kamper.
38
IKHTISAR
Jenis
wujud Partikel Contoh Rumus Kimia
Gbr 3.13 Bagan Ikhtisar Penggolongan Zat Dan Sifat Partikel Zat
(Catatan: Unsur gas mulia antara lain helium, neon, argon, kripton.)
39
Unsur adalah zat yang tak dapat diurai lagi melalui cara kimia biasa.
Senyawa adalah zat yang dapat diurai menjadi zat lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa.
Komponen campuran dapat dipisahkan melalui cara fisis seperti penyaringan, penguapan,
pengembunan, kristalisasi, dan lain-lain bergantung pada tipe campuran itu.
Persen massa (%) sebagai satuan kadar campuran yang menunjukkan bagian massa suatu zat
per total massa campuran.
Ppm sebagai satuan kadar campuran yang menunjukkan jumlah bagian suatu zat per juta
bagian campuran.
Karat sebagai satuan kadar untuk logam emas dan paduannya menunjukkan jumlah bagian
logam emas per 24 bagian.
Beberapa teori atom Dalton yang penting:
• Atom merupakan partikel terkecil dari unsur,
• Atom-atom dapat bergabung secara kimia membentuk molekul.
• Senyawa terbentuk dari hasil penggabungan atom-atom unsur.
Partikel materi meliputi atom, molekul, dan ion.
Sebagian besar unsur berwujud padat dan tersusun dari partikel-partikel berupa ‘atom’;
kecuali unsur-unsur iodium, fosfor, dan belerang tersusun dari molekul-molekul
(sebagai I2, P4, dan S8).
Unsur berwujud cair yang tersusun dari patikel-partikel berupa ‘atom’ hanya Hg, Ga, dan Fr;
sedangkan unsur berwujud cair yang tersusun dari patikel-partikel berupa ‘molekul’
hanya unsur Br2.
Umumnya unsur berwujud gas tersusun dari patikel-partikel berupa ‘molekul unsur’ meliputi
H2, N2, O2, F2, dan Cl2; kecuali unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, dan Xe) tersusun dari
patikel-partikel berupa ‘atom gas’.
Partikel penyusun senyawa berupa molekul dan ion. Ion-ion dalam senyawanya tersusun rapat
dan kuat dengan membentuk kristal ion dengan titik leleh tinggi (misal garam dapur,
marmer). Senyawa yang tersusun dari molekul-molekul senyawa ada yang berwujud
padat (misalnya gula, kamper); cair (air, asam sulfat); dan ada yang berwujud gas
(karbon dioksida, amoniak).
40
SOAL-SOAL
41
08. Manakah di antara materi di bawah ini yang merupakan campuran homogen?
A. Perunggu D. Air susu
B. Asap E. Tanah liat
C. Air sungai
09. Satu L udara mengandung 0,05 mL gas racun karbon-monoksida, CO.
Berapa kadar gas CO dalam ppm?
A. 0,005 ppm D. 5,0 ppm
B. 0,05 ppm E. 50,0 ppm
C. 0,5 ppm
10. Dua kg tanah liat mengandung 30 g logam aluminium. Berapa %(massa) aluminium
dalam tanah liat ?
A. 6,00 % D. 0,30 %
B. 3,00 % E. 0,15 %
C. 1,50 %
11. Suatu senyawa berwujud padat tergolong garam. Partikel penyusun senyawa ini berupa ….
A. molekul D. molekul diatom
B. atom E. molekul tetraatom
C. ion
12. Di antara logam berikut, logam mana yang berwujud cair pada suhu kamar?
A. silikon D. magnesium
B. raksa E. aluminium
C. besi
13. Unsur yang berwujud cair pada suhu kamar dan tersusun dari partikel molekul diatom
adalah ….
A. raksa D. klor
B. brom E. iodium
C. krom
14. Ciri-ciri umum kristal ion adalah ….
A. padat, keras, titik leleh sangat tinggi, dan tidak terbakar
B. padat, keras, titik leleh sedang, dan mudah terbakar.
C. padat, lunak, titik leleh sedang, dan tidak terbakar
D. padat, lunak, titik leleh sedang, dan dapat terbakar
E. padat, keras, tidak meleleh tetapi mudah menguap
15. Berikut merupakan sifat dari gas, kecuali ….
A. dapat berdifusi D. dapat mengembang
B. dapat dimampatkan E. dapat mengkerut
C. tak dapat dicairkan
42
ESSAY
Campuran Dan Zat
01. Nyatakanlah perbedaan antara kedua kelompok materi berikut.
a. Senyawa dan unsur
b. Campuran dan zat
c. Campuran heterogen dan campuran homogen
d. Larutan dan koloid
02. Kelompokkanlah materi di bawah ini ke dalam campuran, zat, campuran heterogen,
koloid, larutan, senyawa, dan unsur.
Nyatakan (isikan) jawaban anda ke dalam tabel jawaban berikut.
Nama Golongan
Materi Materi Nama Materi
gula
air teh Campuran
tanah
alkohol
air sumur
oksigen Zat
udara
kuningan
medali perunggu
darah
tembaga Campuran
tinta Heterogen
asap
iodium
uap air
air kelapa Koloid
air lumpur
garam dapur
cat
air hujan
emas Larutan
tanah liat
kabut
iodium tinktur
air sirop
raksa Senyawa
Unsur
43
03. Hasil pemisahan tinta melalui cara kromatografi kertas diperlihatkan oleh Gbr 3.14.
Absorban
(Kertas
saring
kering)
Noda
tinta
Air
Kadar Materi
05. Seseorang menemukan berlian seberat 4,5 g. Perkirakanlah karat dari permata tersebut.
(Jawab: 22,5 karat.)
06. Sebuah gelang emas 22 karat massanya 8,4 g dan sebatang emas 23 karat setelah
ditimbang massanya 12 gram. Berapa gram, total kandungan emas murni dalam kedua
benda tersebut? (Jawab: 19,2 g emas murni.)
07. Garam beriodium adalah garam dapur, NaCl yang dicampur senyawa NaI. Bila kadar NaI
sebesar 0,5%, berapa g NaI yang terdapat dalam setiap kg garam dapur beriodium?
(Jawab: 5 g NaI per kg garam dapur.)
08. Hasil uji laboratorium terhadap air tanah di suatu lokasi menunjukkan bahwa setiap l liter
air tanah mengandung 15 mg besi. Nayatakanlah kadar besi dalam air tersebut ke dalam
satuan ppm. (Petunjuk anggap 1 liter air tanah, massanya 1 kg). (Jawab: 15 ppm.)
44
13. Kelompokkanlah zat berikut menurut jenis partikel penyusunnya!
• tembaga • garam dapur • intan • platina • iodium
• belerang • karbon dioksida • tawas • karbon • helium
• es balok • pupuk kalium • emas • gula • alkohol
• marmer • gas nitrogen • air • neon • oksigen
• raksa • aluminium • fosfor • besi • batu kapur
Isikan jawaban anda ke dalam tabel di bawah ini.
Jenis Partikel Penyusun Nama Zat
Atom
Molekul
Ion
45
Bab ini merupakan bagian penting dari Kimia. Rumus kimia sebagai salah satu sifat kimia
yang telah disinggung pada bab terdahulu akan dibahas lebih jauh. Sementara “lambang atom”
yang telah dibahas di Bab 3 akan menjadi dasar penulisan rumus kimia suatu zat. Pemahaman
terhadap rumus kimia akan memudahkan pemahaman pada bab-bab selanjutnya; rumus kimia
memiliki aplikasi penting terutama dalam penulisan persamaan reaksi dan dalam penyelesaian
masalah yang berhubungan dengan perhitungan kimia.
Oleh karena itu siapkan waktu dan perhatian khusus; pemahaman baru akan digapai hanya jika
disertai dengan latihan menyelesaikan soal-soal di akhir bab.
hidrogen H H2 gas
nitrogen N N2 gas
oksigen O O2 gas
fluor F F2 gas
klor Cl Cl2 gas
46
Nama Unsur: Lambang Atom: Rumus Kimia Unsur (*): Wujud:
iod I I2 padat
fosfor P P4 padat
sulfur S S8 padat
(*) Rumus kimia unsur untuk kelompok unsur ini sering disebut sebagai rumus molekul unsur.
Tabel 4.1 erat hubungannya dengan bagan yang diperlihatkan pada Gbr. 3.13 (halaman 45)
karena saling memperjelas satu sama lain.
CATATAN:
Tabel 3.2 dan 4.1 merupakan kunci penting untuk memperkirakan rumus kimia unsur. Semua unsur, rumus
kimianya sama dengan lambang atomnya; kecuali unsur-unsur yang tertera pada tabel 4.1.
47
Rumus molekul suatu senyawa ditetapkan berdasarkan pengujian komposisi unsur-unsur
yang menyusunnya, dan dari hasil ini selanjutnya ditetapkan “rumus perbandingan jumlah
atom”-nya yang disebut rumus empirik.
Di alam sering ditemukan ada 2 senyawa dengan rumus molekul berbeda tetapi
keduanya memiliki rumus empirik yang sama. Contoh berikut yang memperlihatkan
hubungan rumus empirik dan rumus molekul adalah:
Perbandingan jumlah atom Rumus Empirik Rumus Molekul
H:O=2:1 H2O H2O
N:O=1:2 NO2 NO2 ; N2O4
C:H=1:2 CH2 C2H4; C3H6; C4H8; C5H10; dst.
Tampak bahwa, ada beberapa senyawa mempunyai rumus empirik yang sama. Terhadap rumus
empirik seperti ini harus dilakukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan rumus molekul senyawa
mana yang dimaksud. Hal ini akan dijelaskan pada bagian lain.
Yang penting dari hubungan di atas adalah bahwa dari 2 jenis unsur dapat dibentuk lebih dari 1
jenis senyawa. Sederetan senyawa yang terbentuk dari dua jenis unsur selalu mempunyai
rumus empirik yang sama.
Di samping itu, sebagai contoh, C dan O dapat membentuk lebih dari 2 jenis senyawa dengan
rumus, yaitu CO dan CO2; hanya kedua senyawa ini masing-masing memiliki rumus empirik
yang sekaligus merupakan rumus molekulnya.
Telah disebutkan pada bab lalu bahwa di alam terdapat lebih dari 110 unsur, maka
dapat dibayangkan betapa banyaknya senyawa di alam ini.
Banyak senyawa telah tersedia di alam; jadi alamlah yang membentuk senyawa itu (disebut
senyawa alami). Di samping senyawa alami, dikenal pula senyawa buatan (senyawa
sintetis). Senyawa pemberi rasa, bau, warna yang berasal dari alam, kini telah dapat dibuat
secara sintesis. Karet, serat, plastik, batu permata, dsb. juga dapat dibuat secara sintetis.
B. PERSAMAAN REAKSI
Mengapa kita harus belajar hal-hal yang sulit seperti harus menguasai rumus kimia
unsur dan senyawa? Uraian berikut memperlihatkan salah satu kegunaan penting dari rumus
kimia. Perhatikanlah 2 pernyataan di bawah ini.
Pernyataan 1 Pernyataan 2
(dengan menggunakan lambang kata) (dengan menggunakan lambang kimia)
“arang (karbon)
dibakar (bereaksi dengan oksigen) C + O2 → CO2
menghasilkan gas karbon dioksida”
48
Pernyataan singkat tentang sebuah perubahan kimia dengan menggunakan rumus kimia atau
simbol kimia dinamakan persamaan reaksi kimia, atau persamaan reaksi.
C + O2 → CO2
suku kiri suku kanan
(1) Kedua suku memiliki kesamaan jenis atom, yaitu C & O
(2) Kedua suku memiliki kesamaan jumlah atom sejenis:
suku kiri : ada 1 atom C; dan 2 atom O
suku kanan : ada 1 atom C; dan 2 atom O
Dengan demikian persamaan reaksi di atas telah memenuhi persyaratan
sebuah persamaan reaksi yang benar (setara).
Fe + O2 → Fe2O3
Persamaan reaksi ini kedua sukunya baru memenuhi:
kesamaan jenis atom, tetapi jumlah atom sejenisnya belum sama.
CARA MENYETARAKANNYA :
Tetapkan dulu rumus kimia yang paling kompleks sebagai acuan.
Untuk ini kita pilih Fe2O3
Fe + O2 → Fe2O3
Atom Fe: [1] x 2 [2]
Diperoleh: 2 Fe + O2 → Fe2O3
Atom O: [2] x 1½ [3]
Diperoleh: 2 Fe + 1½ O2 → Fe2O3
x 2 (untuk pembulatan)
Diperoleh: 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
(Persamaan reaksi ini telah setara.)
49
4. Koefisien Reaksi
Bilangan yang terlibat dalam penyetaraan sebuah persamaan reaksi disebut koefisien
persamaan reaksi atau koefisien reaksi.
Untuk reaksi:
4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3,
koefisien reaksinya berturut-turut adalah 4, 3, dan 2.
Latihan 4.1.
Periksalah apakah persamaan reaksi berikut setara, dan kemudian tetapkan koefisien reaksinya.
a. S8 + 10 O2 → 4 SO2 + 4 SO
b. Al2O3 + 3 H2O → 2 Al(OH)3
Contoh penerapan:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
S8(s) + 10 O2(g) → 4 SO2(g) + 4 SO3(g)
Al2O3(s) + 3 H2O(l) → 2 Al(OH)3(aq)
Ca(OH)2(aq) + H2SO4(aq) → CaSO4(s) + 2 H2O(l)
50
b. Kalor reaksi
Perubahan energi selalu menyertai reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang melepaskan dan
ada pula yang menyerap energi panas (kalor). Selain itu ada beberapa reaksi kimia
berlangsung karena adanya energi cahaya (berupa sinar UV atau sinar lainnya), atau oleh
adanya energi listrik.
Contoh penerapan:
C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
CaCO3(s) + kalor → CaO(s) + CO2(g)*
CH4(g) + Cl2(g) + sinar uv → CH3Cl(g) + HCl(g)
En. listrik
H2O(l) 2 H2(g) + O2(g)
* Dapat ditulis sebagai: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
c. Zat pemercepat
Reaksi ada yang berlangsung cepat dan berlangsung amat lambat. Reaksi yang terakhir ini
dapat dipercepat dengan menambahkan zat pemecepat yang disebut katalis. Katalis ini
tidak mengalami perubahan dan dapat diperoleh kembali di akhir reaksi.
Contoh penerapan:
2 H2O2(l) MnO2 2 H2O(l) + O2(g)
Fe
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Ni
CO(g) + 3 H2(g) CH4(g) + H2O(g)
Diketahui sebuah persamaan reaksi belum setara: NaOH + Cl2 → NaCl + NaClO3 + H2O
Setarakanlah persamaan reaksi tersebut.
Penyelesaian:
“Menyetarakan persamaan reaksi” berarti menetapkan koefisien reaksi.
Misalkan koefisien reaksi itu seperti berikut:
NaOH + a Cl2 → b NaCl + c NaClO3 + d H2O
Karena melibatkan 4 jenis atom (Na, O, H, Cl) berarti akan melibatkan 4 persamaan matematis.
Persamaan matematis ini diperoleh melalui penyamaan suku kiri dan suku kanan untuk setiap jenis atom.
Diperoleh:
Na: 1 = b + c (pers. 1) H: 1 = 2d (pers. 3)
O: 1 = 3c + d (pers. 2) Cl: 2a = b + c (pers. 4)
51
Kerjakan dulu persamaan yang paling sederhana!
Langkah1 : 2d = 1 d = 1
2
Langkah 2 : 3c + d = 1 3c + 1 = 1 3c = 1 c = 1
2 2 6
Langkah 3 : b + c = 1 b + 1 = 1 b = 1- 1 = 5 b = 5
6 6 6 6
Langkah 4 : 2a = b + c 2a = 5 + 1 = 1 a = 1
6 6 2
Didapat harga-harga: a = ½ ; b = 5/6 ; c = 1/6 ; d = ½.
Substitusikan pada persamaan: NaOH + a Cl2 → b NaCl + c NaClO3 + d H2O;
diperoleh:
NaOH + ½ Cl2 → 5/6 NaCl + 1/6 NaClO3 + ½ H2O (pembulatan x 6),
Akhirnya diperoleh:
6 NaOH + 3 Cl2 → 5 NaCl + NaClO3 + 3 H2O
Latihan 4.2.
Setarakan persamaan reaksi berikut:
a. Al + H2SO4 → Al2(SO4)3 + H2. (Jawab: Koefisien reaksinya 2; 3; 1; 3.)
b. Cu + HNO3 → Cu(NO3)2 + NO + H2O. (Jawab: Koefisien reaksinya 3; 8; 3; 2; 4.)
52
Tabel 4.3 Bilangan Oksidasi (BO) Beberapa Unsur Penting dalam Senyawanya
BO Unsur Logam dalam Senyawanya
5, 3 : As, Sb 2,1 : Cu, Hg 2 : Mg, Ca, Sr, Ba, Zn
4,2 : Sn, Pb 4 : Si 1 : Li, Na, K, Ag
3,2 : Fe, Co, Ni 3 : Al
Berdasarkan nilai BO unsur dalam senyawanya, kita dapat menuliskan rumus molekul senyawa
biner antara 2 unsur berbeda. Perhatikan beberapa contoh berikut.
+2 –2 +4 –2
C O C O
Maka rumus perbandingan atom: C2O2. Maka rumus perbandingan atom: C2O4.
Rumus molekulnya: CO. Rumus molekulnya: CO2.
Pada contoh (1) dan (2), unsur C memiliki BO +2 dan BO +4 sedangkan unsur O memiliki BO
–2. Dengan demikian unsur C dan unsur O dapat membentuk 2 jenis senyawa masing-masing
dengan rumus molekul CO dan CO2.
Sementara pada contoh (5) dan (6), unsur besi dapat membentuk dua senyawa dengan rumus
molekul FeO dan Fe2O3.
Jadi dalam hal ini, rumus molekul senyawa biner diambil dari rumus perbandingan jumlah
atom yang paling sederhana.
CATATAN:
“Bilangan oksidasi” akan dibahas lebih lengkap pada bab khusus.
BO unsur dalam senyawanya pada Tabel 4.3 akan diterapkan pada pembahasan berikut ini.
53
Latihan 4.3.
Tuliskan rumus molekul yang terbentuk antara:
a. kalium dan iodium d. fosfor dan hidrogen
b. antimon dan oksigen e. nitrogen dan oksigen
c. aluminium dan belerang
Dengan demikian, berdasarkan pada harga BO (Tabel 4.3), kita dapat memperkirakan atau
menuliskan rumus kimia oksida bukan-logam yang mungkin.
54
Latihan 4.4.
Tuliskan rumus molekul dan nama dari oksida-oksida belerang, dan oksida-oksida nitrogen.
Latihan 4.5.
1. Tuliskan rumus kimia dari kalium oksida dan ferro oksida.
2. Apa nama dari BaO dan Sb2O3.
55
Tabel 4.6 Beberapa Asam Oksi.
Rumus Nama Rumus Nama
CH3COOH asam asetat HClO asam hipoklorit
HNO2 asam nitrit HClO2 asam klorit
HNO3 asam nitrat HClO3 asam klorat
H2CO3 asam karbonat HClO4 asam perklorat
H2C2O4 asam oksalat HBrO asam hipobromit
H2SO3 asam sulfit HBrO3 asam bromat
H2SO4 asam sulfat HIO asam hipoiodit
H3PO3 asam fosfit HIO3 asam iodat
H3PO4 asam fosfat HIO4 asam periodat
Keterangan:
Asam nonoksi merupakan asam yang tidak mengandung unsur oksigen; sebaliknya
asam oksi sebagai asam yang mengandung unsur oksigen. (Lihat juga Tabel 4.8.)
56
Reaksi:
Na2O + H2O → 2 NaOH
natrium oksida air natrium hidroksida
CaO + H2O → Ca(OH)2
kalsium oksida air kalsium hidroksida
Sb2O5 + 5 H2O → 2 Sb(OH)5
antimoni oksida air antimoni hidroksida
b. Oksida Amfoter
Beberapa oksida-logam ada yang dapat membentuk basa maupun asam. Oksida seperti
ini disebut oksida amfoter. Oksida amfoter meliputi ZnO, Al2O3, SiO2, PbO, PbO2, SnO,
SnO2, As2O3, As2O5, Sb2O3, dan Sb2O5. Oksida amfoter beserta asam atau basanya diberikan
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Unsur, Oksida, Dan Asam/Basa Amfoter
Unsur Oksida
Amfoter Amfoter Basa Asam
Zn ZnO Zn(OH)2 ; seng hidroksida H2ZnO2 ; asam zinkat.
Al Al2O3 Al(OH)3 ; aluminium hidroksida HAlO2 ; asam aluminat.
Si SiO2 Si(OH)4 ; silikon hidroksida H2SiO3 ; asam silikat.
Pb PbO Pb(OH)2 ; plumbi hidroksida H2PbO2 ; asam plumbit.
PbO2 Pb(OH)4 ; plumbi hidroksida H2PbO3 ; asam plumbat.
Sn SnO Sn(OH)2 ; stanno hidroksida H2SnO2 ; asam stannit.
SnO2 Sn(OH)4 ; stanni hidroksida H2SnO3 ; asam stannat.
As As2O3 As(OH)3 ; arseno hidroksida H3AsO3 ; asam arsenit.
As2O5 As(OH)5 ; arseni hidroksida H3AsO4 ; asam arsenat.
Sb Sb2O3 Sb(OH)3 ; antimono hidroksida H3SbO3 ; asam antimonit.
Sb2O5 Sb(OH)5 ; antimoni hidroksida H3SbO4 ; asam antimonat.
Catatan:
Semua basa amfoter (berarti asamnya juga) tergolong sukar larut dalam air.
57
c. Oksida Asam
Oksida bukan-logam ada yang dapat dan ada yang tidak dapat membentuk asam dengan
pelarut air. Oksida bukan-logam yang dapat membentuk asam dengan pelarut air disebut
oksida asam.
Sebagian besar oksida asam (yang berasal dari oksida bukan logam) berwujud gas pada
suhu kamar dan umumnya larut dalam air. Oleh karena itu adanya oksida-oksida asam di udara
menyebabkan air murni bila terbuka menjadi bersuasana asam. Hanya tidak semua asam larut
baik di dalam pelarut air (lihat Tabel 4.10 tentang sifat-sifat asam).
Tabel 4.9 Beberapa Pasangan Oksida Asam dan Asamnya
Petunjuk: Kerjakanlah latihan 3.6 sampai selesai dan benar, baru kemudian
melanjutkan ke bagian materi pelajaran berikutnya.
Latihan 4.6.
1. Apa nama senyawa berikut ini.
a. H2C2O4. b. Ba(OH)2. c. HAlO2.
2. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut:
a. litium oksida. b. amonium hidroksida. c. asam bromat.
58
3. Mana di antara oksida berikut yang merupakan oksida basa, oksida amfoter, dan oksida asam.
a. P2O3 b. As2O3 c. Co2O3
4. Isilah bagian kosong pada tabel-tabel di bawah ini.
O2- OH- Cl- SO42- PO43-
H2O …………. …………. …………. H3PO4
H+
air air asam klorida …………………… ……………………
K2O …………. …………. K2SO4 ………….
K+
…………………… kalium hidroksida …………………… …………………… kalium fosfat
…………. …………. CaCl2 …………. Ca3(PO4)2
Ca2+
kalsium oksida …………………… …………………… …………………… ……………………
…………. Fe(OH)2 …………. …………. ………….
Fe2+
besi(II)oksida …………………… …………………… ferro sulfat ……………………
Fe2O3 …………. …………. …………. ………….
Fe3+
…………………… …………………… ferri klorida …………………… ……………………
59
Latihan 4.7.
Tuliskan persamaan reaksi berikut ini.
1. KOH(aq) + H2SO4(aq).
2. Padatan barium oksida dimasukkan ke dalam larutan asam nitrat.
Latihan 4.8.
Tulislah persamaan reaksi yang terjadi.
1. Gas karbon dioksida dialirkan ke dalam larutan Ba(OH)2.
2. Padatan timah(II)oksida dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat.
3. Padatan stanno oksida dan larutan natrium hidroksida.
60
IKHTISAR
Lambang atom unsur diturunkan dari:
• huruf awal kapital dari nama Latin unsurnya, atau
• huruf awal kapital + satu huruf kecil dari nama Latin unsurnya.
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah atom-atom pembentuknya.
Rumus kimia unsur umumnya sama dengan lambang atom unsurnya; kecuali unsur-unsur dari
H, O, N, F, Cl, Br, I, P, dan S (lihat bagan).
Rumus kimia senyawa sesuai dengan lambang molekulnya yang ditentukan oleh jenis dan
jumlah atom pembentuk molekul itu. Rumus kimia senyawa sering disebut sebagai rumus
molekul.
Persamaan reaksi merupakan pernyataan singkat suatu perubahan kimia. Persamaan reaksi
memiliki arti dan peran penting dalam perhitungan kimia. Arti dari persamaan reaksi
adalah kesetaraan perubahan antara pereaksi dan zat hasil reaksi. Persamaan reaksi
berperan sebagai acuan perhitungan (kuantitatif) terhadap perubahan zat yang terlibat
reaksi.
Oksida merupakan senyawa antara suatu unsur dan oksigen.
Oksida dapat dibagi menjadi oksida logam dan oksida bukan-logam. Oksida logam umumnya
dapat membentuk basa dengan air (disebut oksida basa) sedangkan hanya sebagian oksida
bukan-logam larut dalam air membentuk asam (disebut oksida asam). Oksida yang dapat
bersifat sebagai oksida basa maupun oksida asam disebut oksida amfoter.
Asam merupakan senyawa yang dapat melepaskan ion H+; sedangan basa merupakan senyawa
yang dapat melepaskan ion OH- di dalam air.
Garam merupakan senyawa antara ion logam dan ion sisa asam. Garam dapat dihasilkan
antara lain dari reaksi antara asam dan basa. Garam dapat dibentuk dari reaksi antara
kedua peraksi berikut:
• asam dan basa • logam dan asam
• oksida basa dan asam • logam dan garam
• oksida asam dan basa • garam dan garam
• oksida amfoter dan basa • garam dan basa
• oksida amfoter dan asam • garam dan asam
• amoniak dan asam
61
SOAL-SOAL
62
10. Gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk gas amoniak, NH3. Persamaan
reaksi yang memenuhi Hukum kekekalan Massa untuk perubahan kimia ini adalah:
A. NH3 → N + 3 H D. N2 + H2 → NH3
B. 2 NH3 → N2 + 3 H2 E. ½ N2 + 1½ H2 → NH3
C. N + 3 H → NH3
11. Manakah di antara persamaan reaksi berikut yang telah setara ?
A. Al2O3 + CO → 2 Al + 2 CO2 D. 4 HNO2 → 2 H2O + NO + 2 NO2
B. 2 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3 E. KClO3 → KCl + O2
C. Ba(OH)2 + 2 HCl → BaCl2 + 2 H2O
12. Berikut ini yang bukan senyawa biner maupun senyawa terner adalah ….
A. H2O C. H2SO4 E. KCNS
B. NaCl D. Al(OH)3
13. Diketahui BO unsur-unsur dalam senyawanya seperti berikut: H = +1; O = -2; K = +1; dan
S = -2. Rumus molekul senyawa di bawah yang tidak tepat adalah:
A. H2O C. K2O. E. K2S
B. S2O2 D. H2S
14. Manakah di antara rumus molekul di bawah ini yang tergolong asam?
A. NH4OH C. LiOH E. KOH
B. CH3COOH D. AgOH
15. Rumus molekul dari strontium oksida adalah:
A. SrO C. Sr2O2 E. SrO2
B. Sr2O D. Sr2O3
16. Diklor heptoksida memiliki rumus molekul:
A. Cl2O C. Cl2O5 E. Cl2O9
B. Cl2O3 D. Cl2O7
17. Manakah yang merupakan rumus molekul dari timbal(II)oksida?
A. Pb2O C. PbO2 E. Pb2O4
B. PbO D. Pb2O2
18. Manakan di antara oksida berikut ini yang dapat membentuk asam nitrat?
A. N2O C. NO2 E. N2O5
B. NO D. N2O3
19. Manakah oksida berikut yang bukan merupakan oksida asam ?
A. Karbon monoksida D. Diklor monoksida
B. Dinitrogen trioksida E. Fosfor pentoksida
C. Sulfur trioksida
20. Basa berikut ini yang tidak mempunyai oksida basa adalah ….
A. KOH C. Al(OH)3 E. NH4OH
B. Mg(OH)2 D. Sn(OH)4
63
21. Jika asam bromida direaksikan dengan kasium hidroksida akan membentuk senyawa ….
A. Ca2Br C. CaBr2 E. CaBr3
B. Ca2Br2 D. Ca2Br3
22. Reaksi antara larutan asam klorida dan larutan natrium hidroksida adalah:
A. 2 NaOH(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(s) + 2 H2(g) + O2(g)
B. 2 NaOH(aq) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + 2 H2(g) + O2(g)
C. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(s) + H2O(g)
D. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(g)
E. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
23. Rumus basa yang dapat terbentuk dari oksida kobal adalah:
A. CoOH dan Co(OH)2 D. Co(OH)2 dan Co(OH)4
B. Co(OH)2 dan Co(OH)3 E. Co(OH)3 dan Co(OH)5
C. CoOH dan Co(OH)3
24. Silikon hidroksida dalam suasana basa dapat berubah bersifat asam sebagai asam silikat
dengan rumus molekul:
A. HSiO3 C. H2SiO4 E. H3SiO4
B. H2SiO3 D. H3SiO3
25. Asam nitrat dapat bereaksi dengan barium hidroksida membentuk garam barium nitrat
dengan rumus molekul:
A. BaNO2 C. BaNO3 E. Ba(NO3)3
B. Ba(NO2)2 D. Ba(NO3)2
ESSAY
Lambang Atom
01. Isilah bagian kosong dengan nama unsur atau lambang atomnya.
No. Nama Unsur Lambang No. Nama Unsur Lambang No. Nama Unsur Lambang
Atom Atom Atom
1. tembaga 11. stibium 21. Mn
2. Ni 12. hydrargyrum 22. cuprum
3. perak 13. Sn 23. mercurium
4. As 14. kalsium 24. Ca
5. N 15. seng 25. stannum
6. barium 16. antimon 26. Sb
7. ferrum 17. Hg 27. nitrogen
8. Na 18. besi 28. Zn
9. timah 19. S 29. nikel
10. H 20. kalium 30. K
64
Rumus Kimia Zat
02. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara molekul unsur dan molekul senyawa.
03. Diketahui zat-zat:
• gas nitrogen • gas helium • iodium • air • fosfor
• krom • belerang • gas oksigen • merkurium • gula
Kelompokkanlah, mana di antara zat-zat tersebut yang memiliki:
a. rumus kimia paling sederhana.
b. 2 buah atom sejenis per rumus kimianya.
c. 2 jenis atom berbeda per rumus kimia.
d. lebih dari 3 atom per rumus kimianya.
04. Tuliskan rumus kimia (di kolom A) dan pernyataan yang menunjuk pada jumlah dan jenis
atom (di kolom B) serta jumlah atom per molekulnya (di kolom C) sehingga keduanya
memiliki hubungan yang sesuai.
A B C
…… 1 molekulnya tersusun dari 8 atom sulfur ……
P4 …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
…… satu molekulnya terbentuk dari 2 atom hidrogen, ……
1 atom belerang, dan 3 atom oksigen
Al(OH)3 …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
…… 1 molekulnya tersusun dari 1 atom kalium, 1 atom besi, ……
6 atom C, dan 6 atom nitrogen
(CH3)2Hg …………………………………………………………… ……
……………………………………………………………
05. Isilah bagian kosong pada tabel di bawah ini dengan jawaban yang benar! Jika tidak ada
jawabannya berilah tanda strip (tanda: − ).
No. Nama zat Jenis Rumus Rumus No. Nama zat Jenis Rumus Rumus
Partikel Kimia Molekul Partikel Kimia Molekul
1. …………… …… S8 ….. 6. …………… …… Au …..
2. stannum …… ….. ….. 7. brom …… ….. …..
3. …………… ion ….. ….. 8. …………… …… ….. H2
4. argon …… ….. ….. 9. karbon dioksida …… ….. …..
5. …………… …… ….. P4 10. …………… …… H2O …..
65
06. Kelompokkanlah zat dengan rumus kimia berikut menurut kelompok zat sebagaimana
disajikan menurut tabel di bawah ini.
• Ca(OH)2 • NO2 • P4 • KClO3 • Xe • Cu
• HCl • Fe • H2SO4 • CO2 • KMnO4 • CuSO4
• H2 • H2O2 • O3 • H2SO3 • S8 • Mg
• CCl4 • C2H5OH • Pb • NH3 • C12H22O11 • NaOH
Persamaan Reaksi
07. Periksalah, apakah persamaan reaksi berikut ini telah setara.
a. SO3 + H2O → H2SO4 setara / belum
b. B2O3 + H2O → 2 H3BO3 setara / belum
c. OPCl3 + 6 NH3 → OP(NH2)3 + 2 NH4Cl setara / belum
d. Al2O3 + 2 NaOH + 7 H2O → 2 NaH8AlO6 setara / belum
e. 3 NaNH2 + NaNO3 → 2 NaN3 + 3 NaOH + NH3 setara / belum
08. Ubahlah pernyataan berikut ini menjadi sebuah persamaan reaksi yang benar.
a. Belerang dibakar menghasilkan gas belerang dioksida, SO2.
b. Padatan bijih besi, Fe2O3 direduksi oleh gas karbon monoksida menjadi besi cair dan
gas karbon dioksida, CO2.
c. Padatan KClO3 terurai menjadi lelehan KCl dan gas oksigen yang dikatalisis oleh MnO2.
d. Gas NOCl akan terurai menjadi gas NO dan gas klor pada suhu 1300C.
e. Serbuk pengembang kue, NaHCO3 dapat dibuat dengan mereaksikan kristal natrium
karbonat, Na2CO3; air; dan gas karbon dioksida.
09. Setarakan persamaan reaksi yang belum tepat ini.
a. Fe + O2 → Fe2O3 f. Cu2O + Cu2S → Cu + SO2
b. CaC2 + H2O → Ca(OH)2 + C2H2 g. Ca(OH)2 + NO → Ca(NO3)2 + N2 + H2O
c. ZnS + O2 → ZnO + SO2 h. NaIO3 + SO2 + H2O → I2 + Na2SO4 + H2SO4
d. P4O10 + H2O → H3PO4 i. Ca3(PO4)2 + SiO2 + C → CaSiO3 + P4 + CO
e. SnO2 + Al → Sn + Al2O3 j. CrI3 + KOH + Cl2 → K2CrO4 + KIO4 + KCl + H2O
66
Di muka kita telah membahas tentang jenis perubahan materi. Bagian dari Kimia yang
membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antara zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan
kimia atau reaksi kimia dikenal dengan istilah “stoikiometri” (berasal dari kata “stoicheion”
berarti unsur, dan “metron” berarti mengukur atau menghitung). Pengukuran dalam Kimia
dimulai pada tahun 1790 oleh Lavoisier dan kimiawan lainnya pada saat itu.
Pada bagian ini akan dibahas hukum-hukum gas, mol sebagai satuan, penerapan rumus kimia,
dan persamaan reaksi dalam perhitungan kimia.
* Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang diturunkan dari pengetahuan yang ada. Sebuah hipotesis dianggap sebagai perkiraan
umum yang tajam dan cermat, dan untuk sementara diterima sebagai kecenderungan dari gejala yang terjadi.
67
Pada masa itu, molekul unsur belum dikenal sehingga unsur hidrogen dan unsur klor dianggap
terdiri dari partikel-partikel atom (sesuai dengan teori atom Dalton yang dianut ketika itu).
Akibat dari hukum itu dan Hukum Kekekalan Massa, bila 2 gas yang bereaksi bervolum sama
pada kondisi yang sama maka atom yang dikandung oleh kedua gas itu jumlahnya harus
sama pula.
Untuk memperkuat pernyataan tersebut, Gay Lussac menggunakan illustrasi
seperti ditunjukkan oleh Gbr 5.1 berikut.
+ →
Menurut Gay-Lussac, perbandingan itu hanya terjadi pada gas, bukan pada massa
tetapi pada volumnya. Gejala pada gas ini tidak terjadi pada padatan dan cairan.
Ilustrasi Gay Lussac tersebut mendapat sanggahan dari Dalton karena bertentangan dengan
bahwa “atom tidak dapat dipecah”.
Latihan 5.1.
Sebuah tabung bervolum 5 L pada T dan P berisi N partikel gas A.
a. Berapa partikel gas A yang terkandung dalam setiap liter gas A pada kondisi yang sama?
(Jawab: 1/5 N partikel.)
b. Berapakah volum yang ditempati oleh 2 N partikel gas A pada kondisi yang sama? (Jawab: 10 L.)
2. Hipotesis Avogadro
Pada tahun 1811, Amadeo Avogadro (Italia), melalui tulisannya berhasil menunjukkan
kesesuaian antara Hukum Perbandingan Volum dan Teori Atom Dalton dengan mengajukan
dua anggapan (postulat) berikut:
• Volum yang sama dari gas yang berbeda, pada suhu dan tekanan yang sama
akan mengandung jumlah partikel yang sama.
• Partikel dasar dari gas bukan atom tetapi molekul.
Atas dasar postulatnya tersebut, Avogadro mengajukan hipotesisnya yang terkenal, yaitu:
“Gas-gas (atau uap) yang bervolum sama akan mengandung jumlah molekul yang sama
jika kondisi (suhu dan tekanan) gas-gas itu sama”
Berdasarkan postulat itu, Avogadro memperkenalkan molekul unsur sebagai partikel dasar
dari gas, dan bukan atom seperti yang dikemukakan oleh Gay Lussac dalam menjelaskan
hukumnya. Hipotesis Avogadro berhasil meyakinkan kesesuaian antara Hukum Perbandingan
Volum dan Teori Atom Dalton.
Di samping itu, hipotesis Avogadro juga bersesuaian dengan hasil eksperimen pada waktu itu
yang membuktikan bahwa perbandingan volum dari gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air
adalah 2 : 1 : 2.
68
Hipotesis Avogadro berhasil menjelaskan Hukum Perbandingan Volum, dan juga tidak
bertentangan dengan Teori Atom Dalton.
Avogadro menggunakan ilustrasi di bawah ini untuk menjelaskan hal tersebut.
Satu volum gas apa saja, pada suhu dan tekanan yang sama, akan mengandung jumlah
molekul yang sama. Jika dimisalkan 1 volum ada 4 molekul gas maka penggabungan 2
jenis gas yang bervolum sama dapat digambarkan seperti di bawah ini.
+ →
H2 Cl2 HCl
1 volum 1 volum 2 volum
4 molekul 4 molekul 8 molekul
Gbr 5.2. Penggabungan gas hidrogen dan gas klor menurut hipotesis Avogadro
+ →
H2 O2 HCl
2 volum 1 volum 2 volum
8 molekul 4 molekul 8 molekul
Gbr 5.3. Penggabungan gas hidrogen dan gas oksigen menurut hipotesis Avogadro
Uraian di atas memperlihatkan bahwa hipotesis Avogadro dapat membuktikan bahwa
Hukum Perbandingan Volum adalah benar dan tidak bertentangan dengan Teori Atom Dalton.
Tampak bahwa partikel dasar unsur berwujud gas dapat berupa molekul. Molekul-molekul
unsur ini sebagai hasil penggabungan beberapa atom.
CATATAN:
Di kemudian hari ditemukan adanya zat berwujud gas dengan partikel dasar berupa atom
(misalnya dengan ditemukannya gas mulia).
Selain dapat membuktikan kebenaran Hukum Perbandingan Volum, hipotesis Avogadro juga
memperlihatkan adanya hubungan antara volum dan koefisien masing-masing gas dalam
persamaan reaksinya.
Pada suhu dan tekanan yang sama:
gas hidrogen + gas oksigen → uap air
2 volum 1 volum 2 volum
2 H2(g) + 1 O2(g) → 2 H2O(g)
Oleh karena itu, berdasarkan hipotesis Avogadro, untuk antar zat berwujud gas pada suhu
dan tekanan yang sama bila diketahui persamaan reaksinya, berlaku perbandingan:
volum gas A koefisien gas A
=
volum gas B koefisien gas B
Untuk reaksi pembentukan uap air di atas, masing-masing koefisien dalam persamaan
reaksinya merupakan bilangan dari perbandingan volum gas-gasnya.
volum gas H 2 : volum gas O2 : volum gas H 2 O = 2 :1: 2
69
CATATAN:
Hipotesis Avogadro baru dapat dibuktikan kebenarannya secara eksperimen setelah ½ abad
kemudian.
Pada tahun 1858, Stanislao Cannizzaro (Italia) melakukan penetapan massa atom relatif unsur
berdasarkan hipotesis Avogadro. Dengan menerapkan massa molekul hidrogen sebesar 2 g pada
suhu 00C dan tekanan 1 atm berdasarkan massa atom relatif atom H = 1, Cannizzaro berhasil
menghitung bahwa volum dari 2 g gas hidrogen pada kondisi itu adalah sebesar 22,4 L. Pada
kondisi yang sama, volum dari 32 g gas oksigen (dengan massa atom relatifnya = 16) adalah
sama, yakni 22,4 L.
Pada tahun 1865, hipotesis Avogadro kembali dibuktikan kebenarannya oleh J. Loschmidt
(Austria). Berdasarkan teori kinetika tumbukan, melalui perhitungan, Loschmidt menemukan
bahwa gas oksigen dengan volum 22,4 L pada 0 0C dan 1 atm mengandung jumlah molekul
sebanyak 6 x 1023. Bilangan ini kemudian disebut bilangan Avogadro sebagai penghormatan
kepada Avogadro.
70
Latihan 5.2.
1. Dalam tabung 2 L pada kondisi T dan P berisi N molekul gas O3. Berapa jumlah molekul
gas O3 yang mengisi 1 L tabung pada kondisi yang sama? (Jawab: ½ N molekul O3.)
2. Satu liter uap karbon, C (pada T dan P) habis bereaksi dengan 2 liter gas H2 (pada T dan P)
membentuk 1 liter gas CHx (pada T dan P). Tetapkanlah rumus molekul gas CHx.
(Jawab: Rumus molekul: CH4.)
Dari nilai ini, IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry) menetapkan:
1 = 1 sma = 1/12 x massa 1 atom C-12 = 1,66 x 10–24 g.
Bila satuan penyederhana . diterapkan terhadap massa atom H di atas, maka massa
atom H dalam satuan ., besarnya adalah:
1,6736 x 10 - 24 g
Massa 1 atom H = = 1,0078
1,66 x 10 - 24 g
Di alam, umumnya unsur-unsur berada sebagai campuran isotopnya (tentang isotop
akan dijelaskan pada bagian lain); oleh karena itu massa atom harus merupakan massa atom
rata-ratanya. Massa atom rata-rata inilah yang dikenal sebagai “massa relatif atom” dengan
simbol: Ar. Secara garis besarnya dapat dikemukakan bahwa massa relatif atom unsur X atau
Ar atom unsur X didefinisikan sebagai perbandingan massa 1 atom unsur X terhadap 1/12 x
massa 1 atom C-12.
Atau dengan kata lain:
massa 1 atom unsur X
Ar X = 1
12 x massa atom C - 12
71
Harga Ar dari setiap unsur telah ditabelkan dan dapat ditemukan dalam berbagai buku
atau literatur kimia. Harga Ar tidak perlu dihafal, dan bila diperlukan dapat langsung dicatat
dari tabelnya; bahkan di dalam perhitungan atau soal-soal kimia, harganya selalu dicantumkan.
Tabel berikut hanya mencakup beberapa nilai Ar unsur (disertai nilai pembulatan untuk
penyederhanaan perhitungan); tabel lengkap mengenai Ar setiap unsur dapat dilihat pada
bagian akhir buku ini.
Tabel 5.1. Massa Relatif Atom Beberapa Unsur
Nama Unsur Nilai Ar Nama Unsur Nilai Ar
dari tabel pembulatan * dari tabel pembulatan *
hidrogen; H 1,008 1 belerang; S 32,066 32
helium; He 4,003 4 klor; Cl 35,453 35,5
karbon; C 12,011 12 kalium; K 39,098 39
nitrogen; N 14,007 14 kalsium; Ca 40,078 40
oksigen; O 15,999 16 besi; Fe 55,847 56
natrium; Na 22,990 23 tembaga, Cu 63,546 63,5
magnesium; Mg 24,305 24 brom, Br 79,904 80
aluminium, Al 26,982 27 perak, Ag 107,868 108
silikon; Si 28,086 28 iodium, I 126,905 127
fosfor; P 30,974 31 Dst.
Keterangan:
(*) Nilai pembulatan biasanya digunakan untuk menyederhanakan perhitungan. Sering nilai Ar tidak diikuti dengan
satuannya (sma atau amu) hanya alasan kepraktisan.
Latihan 5.3.
1. Berapa nilai Ar dari unsur perak dan tembaga lengkap dengan satuannya.
2. Nyatakanlah nilai Ar dari unsur perak dan unsur tembaga dalam 1 desimal.
72
K3[Fe(CN)6] 3 atom K (3)(39) = 117 Mr K3[Fe(CN)6] = 329
1 atom Fe (1)(56) = 56
6 atom C (6)(12) = 72
6 atom N (6)(14) = 84
Jumlah = 329
H2C2O4.2H2O 6 atom H (6)(1) = 6 Mr H2C2O4.2H2O = 126
2 atom C (2)(12) = 24
6 atom O (6)(16) = 96
Jumlah = 126
73
Latihan 5.4.
1. Hitunglah Mr dari zat berikut di bawah ini.
a. H3PO3 c. (NH4)2C2O4 e. KAl(SO4)2.24H2O
b. NH4NO3 d. Pb(CH3COO)2
(Jawab: b. 80; e. 690.)
2. Suatu senyawa mempunya rumus molekul CO. Jika Ar dari C=12 dan O=16, maka:
a. Berapa perbandingan massa unsur C dan massa unsur O dalam senyawa tersebut.
b. Tetapkan komposisi (dalam %-massa) dari masing-masing unsur.
(Jawab: Persen O = 57,14%.)
74
IKHTISAR
Reaksi dalam sistem gas berlaku Hukum Perbandingan Volum, yakni perbandingan
koefisien reaksi merupakan perbandingan volum antar gas yang terlibat reaksi.
Misal: 2 A2B(g) + 2 C2(g) → 4 AC(g) + B2(g)
Berlaku perbanding an volum, VA B : VC : VAC : VB = 2 : 2 : 4 : 1
2 2 2
Salah satu postulat Avogadro menyatakan bahwa molekul unsur merupakan partikel dasar
dari gas.
Hukum Avogadro tentang gas berbunyi bahwa “gas-gas pada volum sama yang diukur pada
suhu dan tekanan yang sama akan mengandung jumlah partikel yang sama”.
Satuan massa untuk atom adalah sma atau amu (simbol: ) dimana: 1 = 1 sma = 1,66 x
10-24 g.
Massa atom relatif (simbol: Ar) didefinisikan sebagai perbandingan massa 1 atom unsur itu
terhadap 1/12 x massa 1 atom C-12. (Baca: massa satu atom C dua belas.)
Massa molekul relatif (simbol: Mr) didefinisikan sebagai penjumlahan aljabar harga Ar dari
atom-atom unsur penyusun rumus atau molekul itu.
75
SOAL-SOAL
Jika pada kondisi (suhu T dan tekanan P) yang sama, volum (V) gas B = 1½ x volum gas A, dan
volum gas X = volum gas A, maka berlaku:
A. VA : VB : VX = 1 : 1½ : 1 D. VA : VB : VX = 6 : 9 : 6
B. VA : VB : VX = 2 : 3 : 2 E. Semua perbandingan berlaku.
C. VA : VB : VX = 4 : 6 : 4
04. Dua jenis gas, X2 dan Y2 diukur pada T dan P yang sama, keduanya mempunyai volum yang sama.
Kedua gas itu akan:
A. mempunyai harga massa yang sama. D. mempunyai jumlah molekul yang sama.
B. mempunyai jumlah partikel yang sama. E. mempunyai jumlah ion yang sama.
C. mempunyai jumlah atom yang sama.
05. Gas O2 direaksikan dengan gas Cl2 menghasilkan gas Cl2Ox. Jika ketiga gas yang terlibat dalam
reaksi ini kondisinya sama yakni pada suhu T dan tekanan P dan perbandingan volum sebelum dan
sesudah reaksi adalah 9 : 2, maka rumus molekul yang sesungguhnya dari Cl 2Ox adalah ….
A. Cl2O C. Cl2O5 E. Cl2O9
B. Cl2O3 D. Cl2O7
06. Atom yang menjadi acuan dalam penetapan massa atom relatif suatu unsur adalah:
A. atom O-18 C. atom C-14 E. atom C-12
B. atom O-16 D. atom C-13
07. Dari hasil pengukuran diperoleh massa sebuah atom Y adalah 6,64 x 10 -23 g. Jika 1 smu = 1,66 x
10-24 g, berapakah nilai Ar Y?
A. 8,0 smu C. 22,0 smu E. 80,0 smu
B. 4,0 smu D. 40,0 smu
08. Zat berikut ini mana yang memiliki nilai Mr paling rendah?
A. Cl2 C. H2 E. F2
B. O2 D. N2
76
09. Jika Ar dari Al=27; S=32; dan O=16, berapakah Mr Al2(SO4)3?
A. 75 C. 225 E. 375
B. 150 D. 342
10. Suatu senyawa yang mengandung air kristal diduga mempunyai rumus kimia Na2S2O3.xH2O. Jika
senyawa ini mempunyai harga Mr = 248 dan diketahui harga-harga Ar dari Na=23; S=32; O=16;
dan H=1, maka nilai x adalah ….
A. 1 C. 4 E. 10
B. 2 D. 5
ESSAY
Hukum Perbandingan Volum
01. Berapakah perbandingan volum dari gas yang terlibat pada persamaan reaksi berikut ini yang
memenuhi Hukum Perbandingan Volum jika gas-gas pada masing-masing reaksi berkondisi sama?
a. C(s) + O2(g) → CO2(g) (Jawab: Perbandingan volum gas adalah 1 : 1.)
b. CH4(l) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(l)
c. 2 NiS(l) + 3 O2(g) → 2 NiO(l) + 2 SO2(g) (Jawab: Perbandingan volum gas adalah 3 : 2.)
d. 2 N2(g) + 3 O2(g) → 2 NO(g) + 2 NO2(g)
e. Fe2O3(l) + 3 CO(g) → 2 Fe(l) + 3 CO2(g)
02. Jika 5 volum gas A (pada T dan P) bereaksi dengan 15 volum gas B (pada T dan P) menghasilkan
5 volum gas C (pada T dan P), berapakan perbandingan volum antar ketiga gas tersebut ?
03. Pemanggangan bijih ZnS merupakan tahap pertama dalam produksi logam seng (Zn).
2 ZnS(s) + 3 O2(g) → 2 ZnO(s) + 2 SO2(g)
Reaksi berlangsung pada suhu dan tekanan tertentu dan tetap. Perkirakanlah berapa besarnya
volum SO2(g) yang dibebaskan untuk setiap liter O2(g) yang digunakan jika kedua gas berkondisi
sama! (Jawab: 2/3 liter SO2.)
Hukum Avogadro
04. Sebutkan postulat (anggapan) penting yang dikemukakan oleh Avogadro terhadap fenomena gas.
05. Tulislah dugaan sementara (hipotesis) yang dinyatakan oleh Avogadro yang kemudian berhasil
dibuktikan kebenarannya di kemudian hari.
06. Sebuah tabung berisi 10 liter berisi N molekul gas X pada suhu T dan tekanan P. Berdasarkan
hipotesis Avogadro, berapakah volum gas yang memiliki jumlah partikel yang sama pada T dan P
yang sama? (Jawab: 10 liter.)
07. Diketahui dua jenis gas, yakni gas A dan B. Jika kedua gas ini memiliki jumlah molekul yang
sama pada suhu dan tekanan yang sama, bagaimakah besarnya volum kedua gas itu?
08. Uap belerang, S (pada T dan P) bereaksi dengan gas O 2 (pada T dan P) membentuk gas SO3 (pada
T dan P).
a. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi.
b. Nyatakanlah perbandingan volum antar gas yang terlibat reaksi. (Jawab: 2 : 3 : 2.)
77
10. Isilah bagian kosong pada tabel berikut.
Rumus Jenis Atom Jumlah atom Jumlah atom
Kimia Zat Penyusun per jenis atom per molekul
Molekul
H2O2 H dan O 2 atom H; dan 2 atom O 4 atom
P2O5 __________ _______________________________ _______
11. Jika nilai Ar sebuah atom adalah 108 sma, berapa massa (dalam g) 1 atom itu ?
(Jawab: 1,79 x 10-22 g.)
12. Diketahui nilai Ar untuk unsur:
H =1 Na = 23 S = 32 Fe = 56
C = 12 Al = 27 Cl = 35,5 Co = 59
N = 14 O = 16 K = 39 Sb = 122
Tetapkanlah massa relatif molekul (Mr) dari zat-zat di bawah ini.
a. H2O2 f. Fe(CO)5
b. CO g. C6H5COOH
c. H2SO4 h. Na3[Fe(CN)6]
d. Sb(OH)3 i. Na2CO3.10H2O
e. CoCl3 j. KAl(SO4)2.24H2O
13. Jika pupuk ZA dianggap mempunyai rumus molekul (NH 4)2SO4, berapakah kadar (%-massa)
unsur N dalam pupuk tersebut? (Jawab: 21,21%.)
78
Di sekitar kita dijumpai berbagai takaran atau ukuran untuk materi seperti:
Satuan jumlah: lusin, kodi, gross,
Satuan massa: kwintal, ons, kilogram (kg), gram (g), miligram (mg); atau
Satuan volum: barel, galon, liter (L), desimeter-kubik (dm3), mililiter (mL), sentimeter-kubik (cm3); dst.
Satuan lain yang sering diterapkan terutama dalam Kimia adalah satuan yang disebut mol.
Satuan mol merupakan satuan dasar SI dan menjadi salah satu ukuran yang paling sering
digunakan dalam perhitungan atau pengukuran kimia (stoikiometri). Untuk memperoleh
pengertian lengkap tentang mol, bergantung pada batasan atau hubungan yang diterapkan.
79
Bagaimana menerapkan bagan hubungan di atas, ikutilah contoh-contoh soal berikut.
80
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan jumlah partikel ke satuan mol. (Lihat Gbr 6.1.)
Jadi dari “jumlah partikel menuju ke mol” (caranya: bagilah bilangan partikel dengan bilangan 6 x 1023).
6 x 1021
a. 6 x 1021 molekulH O = molH O
2 2
6 x 1023
1
= molH O = 10- 2 molH O
2 2
102
106
b. 1 juta molekul O = 106 molekul O = mol O
2 2 2
6 x 1023
1 1
= mol O = x 10- 17 mol O
2 2
6 x 1017 6
= 0,167 x 10- 17 mol O 2 = 1,67 x 10- 18 mol O 2
1 1
c. 1 molekulC = mol C = x 10- 23 mol C
6 x 1023 6
Latihan 6.1.
1. Berapa banyaknya molekul yang terkandung dalam 0,25 mol asam sulfida?
(Jawab: 1,5 x 1023 molekul.)
2. Berapa banyaknya atom yang terkandung dalam 0,25 mol asam sulfida?
(Jawab: 4,5 x 1023 atom.)
3. Diketahui ada 4,5 x 1012 atom besi. Berapa besarnya mol besi tersebut?
(Jawab: 7,5 x 10-12 mol Fe.)
4. Bila bilangan Avogadro adalah N partikel, berapa banyaknya partikel dalam 5 mol besi?
(Jawab: 5 N partikel Fe atau 5 N atom Fe.)
81
Contoh 3. Zat (senyawa) Rumus Mr Hubungan mol dan massa:
air H 2O 18 1 mol H2O = 18 g H2O
karbon dioksida CO2 44 1 mol CO2 = 44 g CO2
gula pasir C12H22O11 342 1 mol C12H22O11 = 342 g C12H22O11
Contoh-contoh soal berikut akan memperjelas pengertian tentang mol dan hubungannya
dengan satuan massa serta penggunaan bagan di atas.
82
Penyelesaian:
Semua pertanyaan di atas bersifat mengubah satuan mol ke satuan massa.
Jadi dari “mol menuju ke massat” (caranya: kalikan bilangan mol dengan bilangan Ar atau Mr).
1. 1 mol Al = (1)(27) g Al = 27 g Al.
2. 0,1 mol NaCl = (0,2)(58,5) g NaCl = 11,7 g NaCl.
Latihan 6.2.
1. Berapa massa (dalam g) dari 0,1 mol CaCO3? Diketahui Ar Ca=40; C=12; O=16. (Jawab: 10 g.)
2. Hasil perhitungan suatu reaksi telah terbentuk 0,25 mol gas sulfur trioksida. Hitunglah berapa
massa (g) dari gas yang terbentuk. (Jawab: 20,0 g.)
83
3. Hasil penimbangan 1 lembar kawat Cu adalah 1,27 g. Tetapkanlah besarnya mmol kawat ini.
(Jawab: 20 mmol.)
4. Manusia memerlukan Ca untuk pembentukan Ca3(PO4)2 dalam tulang. Berapa g Ca yang
terkandung dalam setiap mol senyawa tersebut? (Jawab: 120,0 g.)
Istilah lain yang menunjukkan hubungan antara mol dan volum gas adalah:
“volum molar gas” yaitu volum 1 mol gas. Dengan demikian volum molar gas yang
diukur pada keadaan STP adalah 22,4 L.
84
2. Perhitungan Mol Dan Volum Gas
Secara singkat hubungan mol-jumlah partikel dapat diikhtisarkan seperti berikut:
kali 22,4 L
mol volum gas (STP)
22,4 L bagi
Gbr 6.3 Bagan Hubungan Mol Dan Volum Gas.
Bagaimana untuk menerapkan bagan hubungan yang ditunjukkan oleh Gbr 6.3, ikutilah
contoh-contoh soal berikut.
85
Simbol dan satuan yang diterapkan adalah,
besaran lambang satuan besaran lambang satuan
Persamaan Gas
Kuantitas (jumlah) gas pada berbagai keadaan dapat diperkirakan (melalui perhitungan)
dengan menggunakan persamaan gas berikut ini.
PV = nRT
Dimana:
P = tekanan gas (dalam atm)
V = volum gas (dalam liter, L)
n = mol gas
T = suhu gas (dalam kelvin, K).
R = tetapan gas = 0,082 L.atm.K-1.mol-1.
86
PV = nRT (1 atm)(0,3 L) 0,3
n = PV = = mol
RT (0,082 L.atm.K - 1 .mol - 1 )(298 K) (0,082)(298)
n = PV
RT
n = 0,0123 mol CO2.
Latihan 6.3.
1. Hitunglah volum 0,125 mol gas hidrogen sulfida pada keadaan STP. (Jawab: 2,8 L.)
2. Hitung jumlah mol gas O2 yang bervolum 2,24 L pada suhu 270C & tekanan 5 atm. (Jawab: 0,445 mol.)
3. Udara terdiri dari 20%(volum) O2 dan 80% N2. Hitunglah berpa mol gas oksigen yang terkandung
dalam 10 liter udara pada keadaan standar. (Jawab: 0,09 mol O2.)
Gbr 6.4 Bagan Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volum Gas.
[ * dapat sebagai Ar ; dan N = 6 x 1023 (bilangan Avogadro). ]
Sebagai contoh penerapan bagan hubungan pada Gbr 6.4, dapat diikuti contoh soal berikut ini.
87
2. (Dapat diselesaikan dengan cara mengubah satuan volum gas ke mol kemudian ke jumlah partikel):
2 L N 2 = 2 x (6 x 10 23 ) molekul N 2 = 2 x 6 x 10 23 molekul N 2
22,4 22,4
= 0,536 x 10 23 molekul N 2 = 5,36 x 10 23 molekul N 2 .
Dari rumus molekul senyawa, selain “kadar (dalam %-massa)” juga dapat ditetapkan
“perbandingan massa” antar unsur pembentuk senyawa itu. Untuk senyawa amonium sulfat
di atas, perbandingan massa antar unsur pembentuknya adalah:
mN : mH : mS : mO = 28 g : 8 g : 32 g : 64 g
mN : mH : mS : mO = 7 : 2 : 8 : 16
Dengan demikian dari “massa molar senyawa” dapat ditetapkan “kadar (%-massa)”, atau
“perbandingan massa” antar unsur pembentuknya.
88
Penyelesaian:
Dari daftar diketahui bahwa Ar H=1 dan O=16.
Senyawa H2O: Senyawa H2O2:
1 mol H2O 2 mol H 1 mol O 1 mol H2O2 2 mol H 2 mol O
2gH 16 g O 2gH 32 g O
Perbandingan massa: Perbandingan massa:
mH : mO = 2 g : 16 g = 1 : 8 mH : mO = 2 g : 32 g = 1 : 16
Antar kedua senyawa memiliki perbandingam massa yang tertentu dan selalu tetap.
89
Penyelesaian:
Perbandingan massa, C : H = 85,71: 14,29
85,71 14,29
Perbandingan mol, C : H = : = 7,1425 :14,29 = 1 : 2
12 1
a. Rumus empirik senyawa adalah CH2.
b. Misalkan rumus molekul senyawa itu: (CH2)n
Mr (CH2)n = 70
Mr (CH2)n = { (1)(12) + (2)(1) } n = { 12 + 2 } n = 14n
Diperoleh persamaan: 14n = 70 n = 5
Dapat disimpulkan bahwa rumus molekul senyawa itu adalah: (CH2)5 atau C5H10.
Latihan 6.4.
1. Berapa kg nitrogen yang diperlukan untuk membuat 1 kg amoniak, NH3 ?
2. Hasil penyelidikan terhadap suatu senyawa hidrokarbon yaitu senyawa yang hanya mengandung C
dan H menunjukkan bahwa 2,000 g senyawa itu mengandung 1,875 g C; sedangkan hasil pengujian
Mr senyawa itu adalah 128,0 g/mol.
a. Tetapkanlah rumus empirik senyawa hidrokarbon itu. (Jawab: C5H4.)
b. Tentukanlah rumus molekul senyawa yang bersangkutan.
90
IKHTISAR
Mol merupakan satuan kimia penting yang dapat dikonversi menjadi satuan lain di antaranya
satuan jumlah partikel zat, satuan massa zat, dan satuan volum gas. Bagan hubungan
berikut menggambarkan pengertian mol dan sifat konversi (pengubahan) antar satuan.
Gbr 6.4 Bagan Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volum Gas.
[ * dapat sebagai Ar ; dan N = 6 x 1023 (bilangan Avogadro). ]
91
SOAL-SOAL
PILIHAN BERGANDA (Hanya ada 1 jawaban yang benar.)
01. Di antara pernyataan berikut, pernyataan yang benar?
A. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah partikel yang sama.
B. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah molekul yang sama.
C. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah atom yang sama.
D. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah ion yang sama.
E. Setiap 1 mol zat selalu mengandung jumlah elektron yang sama.
02. Satu mol PCl5 mengandung jumlah atom yang sama dengan …
A. 1 mol CH4 C. 2 mol H2O E. Setiap 1 mol unsur
B. 1 mol NH3 D. Setiap 1 mol zat
03. Jika bilangan Avogadro, N = 6 x 1023, maka 1 mol CO2 mengandung …
A. 6 x 1023 atom C. 6 x 1023 ion E. 6 x 1023 ion positif
23 23
B. 6 x 10 molekul D. 6 x 10 ion negatif
04. Jika Ar H=1; N=14; dan O=16, maka senyawa berikut yang massanya setara dengan 1mol adalah:
A. 36 g air C. 18 g H2O2 E. 14 g gas nitrogen
B. 17 g gas NH3 D. 16 g gas oksigen
05. Diketahui Ar dari H=1; C=12; N=14; dan O=16. Molekul yang paling ringan adalah
molekul dari:
A. gas nitrogen. C. gas oksigen. E. gas mononitrogen monoksida.
B. gas karbon dioksida. D. gas hidrogen.
06. Volum 1 mol gas oksigen paling besar pada kondisi:
A. Suhu 0oC dan tekanan 1 atm D. Suhu 27oC dan tekanan 10 atm
o
B. Suhu 27 C dan tekanan 1 atm E. Suhu 27oC dan tekanan 20 atm
o
C. Suhu 0 C dan tekanan 10 atm
07. Pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm, 0,1 mol gas N2 mempunyai volum 2,24 L. Hubungan yang tidak
tepat untuk gas berikut pada kondisi yang sama adalah …
A. 1 mol gas O2 mempunyai volum 22,4 L.
B. 0,05 mol gas CO2 mempunyai volum 1,12 L.
C. 8 L gas CO setara dengan 0,36 mol gas CO.
D. 1 L gas SO2 setara dengan 22,4 mol gas SO2.
E. 1 mmol gas H2 setara dengan 22,4 mol gas H2.
08. Kandungan jumlah partikel paling banyak terdapat pada:
A. 1 g gas H2 C. 1 g gas NaCl E. 1 g gas NH4OH
B. 1 g gas CO D. 1 g gas NH3
09. Untuk membuat 1 liter larutan Ca(OH)2 dengan kadar tertentu membutuhkan 0,01 mol Ca(OH)2.
Berapa mg Ca(OH)2 yang harus ditimbang? Diketahui: Ar dari H=1; C=12; N=14; dan O=16
A. 0,135 mg. C. 0,740 mg. E. 570 mg.
B. 0,570 mg. D. 740 mg.
10. Jika N = 6 x 1023 dan Ar C=12,000 maka 1 atom karbon massanya sama dengan …
A. 12,00 mg. C. 12,000 smu. E. 2,00 x 10–23 kg.
–23
B. 12,000 mg. D. 2,00 x 10 g.
92
11. 1 L gas O2 (Ar O=16) pada P dan T tertentu, massanya adalah 1,3 g. Bila Ar H=1; N=14, maka pada
P dan T yang sama berlaku:
A. 1 L gas N2 massanya 1,300 g. D. 1 L gas H2 massanya 0,1250 g.
B. 1 L gas N2 massanya 1,1375 g. E. 1 L gas NO massanya 1,300 g.
C. 1 L gas H2 massanya 0,0625 g.
12. 1 mol gas pada keadaan standar, volumnya 22,4 L. Pada keadaan suhu 27 oC dan tekanan 1 atm, gas
ini memiliki:
A. volum yang sama dengan 22,4 L. D. massa yang berbeda dari semula.
B. volum yang lebih kecil dari 22,4 L. E. jumlah pertikel yang berbeda dari semula.
C. volum yang lebih besar dari 22,4 L.
13. Dalam 50 g zat yang mengandung Ca, C, dan O terdapat 31,25% Ca, dan 18,75% C. Jika Ar
Ca=40; C=12; O=16, maka perbandingan jumlah atom Ca : C : O dalam molekul zat itu
adalah: …
A. 10 : 3 : 4 C. 1 : 1 : 3 E. 1 : 1 : 4
B. 5 : 3 : 8 D. 1 : 2 : 4
14. Pada pembakaran 20 mL suatu senyawa yang mengandung C dan H membutuhkan 100 mL gas O 2.
Hasil pembakaran diperoleh 60 mL gas CO2 dan 80 mL uap air. Jika volum semua gas itu diukur
pada suhu T dan tekanan P yang sama, maka rumus empiric senyawa itu besarnya:
A. CH4 C. C3H8 E. C5H12
B. C2H6 D. C4H10
15. 3,0 gram suatu unsur dibakar menjadi oksidanya. Massa oksida yang diperoleh banyaknya 3,96 g.
Jika unsur itu memiliki BO +3, dan Ar O=16, maka Ar unsur itu sama dengan …
A. 24 C. 50 E. 100
B. 48 D. 75
Essay
Konsep Mol
01. Diketahui: 0,01 mol H2O2. Hitunglah:
a. jumlah molekul yang terkandung dalam senyawa sebanyak itu.
(Jawab: 6 x 1021 molekul H2O2.)
b. jumlah total atom yang terkandung dalam senyawa sebanyak itu.
(Jawab: 2,4 x 1022 atom.)
02. Berapa besarnya mol untuk zat berikut yang jumlah partikelnya sebanyak:
a. enam milyar atom besi. (Jawab: 10–14 mol Fe.)
b. enam milyar molekul gas oksigen. (Jawab: 10–14 mol O2.)
93
05. Suatu gas diukur volumnya pada keadaan standar. Bila hasil pengukuran itu adalah 1,12 L, berapa
jumlah mol dari gas itu?
06. Dari eksperimen terhadap suatu reaksi kimia, volum gas X yang terbentuk adalah 80 mL. Kondisi
pengukuran berlangsung pada suhu 25oC dan tekanan 700 mmHg. Perkirakanlah besarnya mol gas
X pada kondisi tersebut!
94
19. Sakarin (senyawa dengan rasa manis 500 kali rasa manis gula) mempunyai M r 216. Sakarin
tersusun (dalam persen-massa) dari 38,89% C; 2,78% H; 6,48% N; 14,81% S; dan 37,04% O.
Tetapkan rumus molekul pemanis buatan tersebut. (Jawab: C7H8O5NS.)
20. Salah satu oksida logam, L2Ox mengandung 68% unsur logam. Jika Mr dari oksida logam besarnya
150, berapa Ar dari L tersebut? (Jawab: 51.)
21. Sampel senyawa yang mengandung hanya unsur C dan unsur H dibakar sempurna dalam oksigen.
Pembakaran 1,4 g sampel menghasilkan 4,4 g CO2 dan 1,8 g H2O.
a. Berapa g unsur C dan unsur H yang berasal dari sampel?
b. Tentukan
c. Tetapkan rumus empiric senyawa yang diteliti.
d. Jika Mr sampel adalah 56, tetapkan rumus molekul senyawa itu. (Jawab: C4H8.)
95
Usaha untuk menyingkap rahasia atom telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Hasil
penelitian Michael Faraday terhadap hubungan antara senyawa dan energi listrik pada tahun
1832-1833 merupakan awal revolusi perkembangan teori atom. Beberapa penelitian dan
eksperimen telah mendorong ditemukannya elektron (1874) kemudian proton (1886), dan
netron (1932) sebagai partikel dalam atom.
Penemuan partikel dalam atom dijadikan dasar bagi para ahli untuk mengajukan sebuah model
tentang atom sebagai usaha guna menjelaskan beberapa gejala yang sebelumnya tidak
terjawab. Pengertian tentang atom terus berkembang hingga kini. Pembahasan berikut ini
dibatasi pada partikel subatom yang berhubungan dengan sifat kimia atom dan senyawanya
yaitu elektron, proton, dan netron.
A. PARTIKEL SUBATOM
1. Penemuan Elektron
Michel Faraday telah melakukan serangkaian eksperimen tentang elektrolisis beberapa
senyawa untuk mencari hubungan antara arus listrik dan senyawa yang terurai; bahkan
Faraday kemudian merumuskan sebuah hukum tentang elektrolisis (diberikan di kelas 3).
Berdasarkan penelitian Faraday, George J. Stoney (1874) menyatakan bahwa satuan
muatan listrik berhubungan dengan atom-atom. Pada tahun 1891, Stoney mengusulkan bahwa
satuan muatan listrik tersebut sebagai elektron.
Beberapa eksperimen berikutnya berhasil meyakinkan adanya suatu partikel yang bermuatan
negatif yang terpancar dari setiap atom (dengan menggunakan beberapa unsur logam), dan
kemudian menyimpulkannya sebagai elektron seperti yang diusulkan Stoney.
Penelitian tentang sifat muatan elektron (pembelokan elektron oleh medan listrik/magnet)
dilakukan oleh Joseph J. Thomson, dan baru pada tahun 1897 berhasil menemukan nilai
e/m untuk elektron dalam medan listrik dan medan magnet. Pada tahun 1909, Robert A.
Millikan berhasil mengukur secara teliti besarnya muatan elektron, e = – 1,6 x 10–19 C.
–
Sinar Katoda ANODA (+)
U a
KATODA (–)
< S
b
c
+
Gbr 7.1. Pembelokan Sinar Katoda.
(a) Dalam medan magnet. (b) Tanpa medan (medan magnet dan medan listrik seimbang).
(c) Dalam medan listrik.
Usaha untuk melewatkan arus listrik dalam ruang vakum membawa penemuan sinar katoda
oleh Julius Plucker pada tahun 1859. Penelitian lebih lanjut menyimpulkan bahwa berkas sinar
ini terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif. Partikel inilah yang kemudian disebut
elektron seperti yang diusulkan oleh Stoney.
96
Pada tahun 1897, J.J. Thomson berhasil menetapkan nilai perbandingan e/m untuk elektron
berdasarkan sifat pembelokannya dalam medan listrik dan juga medan magnet.
e
= - 1,76 x 10 -8 C/g
m
Keterangan:
• C (coulomb) adalah satuan SI untuk muatan listrik
• e adalah muatan listrik.
• m adalah massa electron
• nilai e/m menentukan sifat pembelokan elektron dalam medan
• tanda negatif (–) menunjukkan bahwa pembelokan ke arah medan positif.
Hasil eksperimen Millikan di atas selanjutnya digunakan untuk menghitung massa elektron
(m) dengan mensubstitusikan nilai e pada e/m; diperoleh m = 9,11 x 10–28 g.
Temuan:
elektron merupakan partikel sub-atom.
elektron bermuatan listrik negatif (–1,6 x 10–19 C), dan bermassa 9,11 x 10–28 g.
2. Penemuan Proton
Pada tahun 1886, Eugen Goldstein (Jerman) menemukan berkas sinar positif (sinar kanal)
yang bergerak dengan arah berlawanan terhadap arah sinar katoda. Sifat pembelokan sinar
kanal diteliti oleh Wilhelm Wien (1898) dan J.J. Thomson (1906). Keduanya menentukan nilai
e/m untuk sinar ini dengan cara yang sama seperti pada eksperimen penentuan nilai untuk e/m
untuk elektron.
untuk memakumkan sinar katoda
ion positif
Gbr 7.2. Eksperimen Sinar Positif (Sinar Kanal)
Dengan menggunakan gas hidrogen (berarti atom paling ringan), terhadap sinar positif
yang terdiri dari partikel-partikel positif itu diperoleh nilai perbandingan,
e
= + 9,58 x 10 4 C/g
m
Partikel inilah yang sekarang dikenal sebagai proton. Proton bermuatan listrik yang sama
besar dengan bilangan muatan elektron hanya tandanya berlawanan, yakni +1,6 x 10–19 C.
Besarnya muatan proton ini kemudian digunakan sebagai satuan muatan listrik positif (sering
ditulis: muatan proton = +1) sedangkan muatan elektron sebagai satuan muatan listrik negatif
(sering ditulis: muatan elektron = –1). Massa proton dapat dihitung dengan mensubstitusikan
nilai e pada e/m untuk proton; diperoleh massa proton = 1,673 x 10–24 g.
Temuan:
proton merupakan partikel sub-atom.
proton bermuatan listrik positif (+1,6 x 10–19 C), dan bermassa 1,673 x 10–24 g.
97
3. Penemuan Inti Atom
Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melaporkan hasil eksperimennya yang menggunakan
partikel untuk menyelidiki struktur dalam atom, dan berkesimpulan bahwa “di dalam atom
terdapat inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa dari atom itu”.
atom-atom dalam
inti atom lempeng-tipis emas
Penghamburan
Partikel
• Gbr 7.3.
Pembelokan dan Pantul-balik partikel oleh
inti atom emas pada Eksperimen Rutherford
partikel dipantul-balik
partikel dibelokkan
Seberkas partikel diarahkan pada selembar logam amat tipis (setebal 0,0004 cm) dari
emas (platina atau tembaga); dan Rutherford menemukan bahwa:
➢ sebagian besar partikel diteruskan dengan arah lurus,
➢ sebagian kecil diteruskan dengan arah dibelokkan, dan
➢ beberapa partikel memantul–balik dengan arah menuju sumbernya.
Rutherford selanjutnya menjelaskan penemuannya di atas seperti berikut:
(1) Ada sebuah inti bermuatan positif di pusat atom.
(2) Inti atom merupakan pusat massa dari atom.
(3) elektron menempati sebagian besar ruang atom, dan berada di luar inti dengan
bergerak cepat mengelilingi inti.
(4) Karena atom bersifat netral maka muatan positif total dari inti harus sama dengan
muatan negatif total dari semua elektron. Dengan demikian jumlah elektron di luar
inti harus sama dengan jumlah proton dalam inti.
Penemuan “inti atom” merupakan sumbangan besar bagi perkembangan teori tentang
atom. Gambaran atom menjadi semakin jelas. Jika inti atom diibaratkan sebesar bola tenis,
maka atom itu sendiri sebesar bola yang diameternya 2 km dengan ruang atom sebagian
besar merupakan ruang kosong.
Selain menemukan inti atom, Rutherford pada tahun 1920 mengajukan sebuah hipotesis
bahwa “ada sebuah partikel lain yang tak bermuatan dalam inti atom dan memiliki massa
hampir sama dengan massa proton”.
4. Penemuan Netron
Hipotesis Rutherford tentang adanya partikel selain proton di dalam inti dapat
dibuktikan kemudian oleh James Chadwick yang dipublikasikannya pada tahun 1932.
Chadwick berhasil membuat partikel-partikel tak bermuatan dengan cara menembaki
atom-atom unsur berilium, Be dengan hamburan partikel di dalam sebuah reaktor nuklir.
(Lihat Gbr 7.4.)
98
Hamburan proton
Hamburan netron
Hamburan partikel Sensor
Sumber Radioaktif
lempeng parafin perisai Gbr 7.4. Pembuatan Netron
unsur Be
Partikel tak bermuatan itu kemudian dilewatkan pada suatu medan, namun partikel terus
bergerak lurus (berarti partikel bersifat netral), dan berakhir dengan menumbuk dan
menembus moderator (terbuat dari bahan parafin atau karbon). Kenetralan muatan listrik
inilah yang mungkin menyebabkan partikel tersebut diberi nama netron.
Chadwick kemudian juga berhasil menetapkan massa netron, yakni 1,675 x 10–24 g (sedikit
lebih besar dari massa proton).
Temuan:
netron merupakan partikel sub-atom.
netron tak bermuatan (netral), dan bermassa 1,675 x 10–24 g.
1. Nomor Atom
Berdasarkan pada hasil penemuan inti atom, para ahli menyimpulkan bahwa setiap
unsur memiliki inti atom yang khas. Kekhasan inti ini terutama ditentukan oleh jumlah proton
yang dikandungnya; atau dengan kata lain sifat atom ditentukan oleh jumlah proton dalam intinya.
Bilangan bulat yang menyatakan jumlah proton dalam inti disebut nomor atom (simbol: Z).
Karena atom bersifat netral, dan maka selain nomor atom menunjukkan jumlah proton dalam
inti, nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron di luar inti.
Nomor atom menjadi ciri penting dari setiap atom unsur karena menentukan sifat kimia atom
unsur itu sendiri (pembahasan tentang hal ini akan dijumpai pada bagian Ikatan Kimia).
2. Nomor Massa
Nomor massa (simbol: A) merupakan bilangan bulat yang menunjukkan jumlah total
dari proton dan netron dalam inti. Sebuah proton atau sebuah netron sering disebut sebagai
nukleon. Dengan demikian nomor massa juga menunjukkan jumlah total nukleon dalam inti,
dan bukan merupakan massa inti. Atom hidrogen merupakan atom yang hanya mempunyai
sebuah nukleon, yaitu sebuah proton. (Atom hidrogen tidak memiliki netron.)
99
Nomor massa (A) = total proton (Z) + total netron (N) = total nukleon
A = Z + N = total nukleon
3. Simbol Atom
Lambang atom, atau tepatnya simbol atom unsur pada lingkup pembahasan tertentu
(Isotop dan Reaksi Nuklir) diperlukan penulisan secara lengkap yakni dengan mencamtumkan
nomor atom (Z) dan nomor massa (A).
A 35
Simbol atom yang lengkap: simbol atom Contoh : 17 Cl
Z
Berikut disajikan dua tipe penulisan simbol atom yang masing-masing mempunyai kegunaan
sesuai dengan lingkup materi yang dibahas.
Tabel 7.1. Nama Unsur dan Simbol Sederhana Atom (*)
Nama Unsur Hidrogen Karbon Natrium Klor
Simbol Atom H C O Cl
Keterangan: (*) Selalu dijumpai pada setiap pembahasan materi kimia.
Tabel 7.2. Nama Unsur dan Simbol Lengkap Atom (**)
Nama Unsur Hidrogen Karbon Natrium Klor
Simbol Atom 1H 12 C 16 O 35
1 6 8 17 Cl
Keterangan: (**) Digunakan pada lingkup bahasan materi kimia tertentu;
umumnya dalam pembahasan Isotop Unsur atau Reaksi Nuklir.
35
Lambang 17 Cl menunjukkan bahwa atom klor dengan:
Z = 17; berarti: memiliki 17 proton, dan memiliki 17 elektron
A = 35; berarti: memiliki (35-17) netron = 18 netron
100
Isotop didefinisikan sebagai:
• unsur sejenis dengan jumlah proton sama tetapi jumlah netronnya berbeda, atau
• unsur sejenis dengan nomor atom sama tetapi nomor massanya berbeda
Keterangan: Istilah lain untuk isotop adalah nuklida; jadi “sebuah isotop” adalah “sebuah nuklida”.
Unsur-unsur di alam umumnya berada sebagai campuran isotopnya kecuali Be, F, dan
Na. Isotop alam ada yang stabil dan yang tidak stabil.
• isotop dengan nilai N = Z dan nilai A 40 tergolong isotop stabil.
• isotop dengan nilai A 40 umumnya merupakan isotop tidak stabil dan
bersifat radioaktif (sering disebut sebagai radioisotop).
Selain isotop alam juga dikenal isotop buatan.
Contoh isotop alam:
hidrogen ( 11 H ; 21 H ); karbon ( 126 C ; 136 C ); oksigen (168 O ; 178 O; 188 O); dan klor ( 17
35 Cl ; 37 Cl).
17
Catatan: 12
6 C dapat juga ditulis sebagai isotop C-12; demikian juga yang lainnya.
101
(2) Pada Tabel Periodik Unsur: Ar Cl = 35,453; atau tepatnya: Ar H = 35,453 ..
Di alam, unsur klor terdiri dari 2 isotop stabilnya, yaitu 17
35
Cl (massa 34,969 ; keberadaan
75,77%) dan 37
17 Cl
(massa 36,966 ; keberadaan 24,23%)
35
Cl: (35,969 )(75,77%) = 26,496
37
Cl: (36,966 )(24,23%) = 8,957
Rata-rata nilai Ar Cl = 35,453 +
rata-rata massa relatif atom Cl di alam adalah 35,453 .
Keterangan:
Pada lambang atom: angka 17 merupakan nomor atom dan angka 35 merupakan nomor massa.
Sedangkan nilai 35,969 merupakan massa sebuah isotop Cl-35.
D. MODEL ATOM
Berdasarkan penemuan partikel subatom (elektron, proton, dan netron) termasuk inti
atom sebagaimana yang telah dibahas di muka, temuan itu telah mengubah gambaran tentang
atom. Tepatnya, atom yang digambarkan (dijelaskan) oleh Dalton (pada bab 2) tidak seluruhnya
benar, misalnya bahwa atom itu bulat, padat, dan tidak dapat dipecah merupakan pernyataan
yang perlu diperbaiki. Gambaran atom yang mendekati atom yang sesungguhnya dikenal
sebagai model atom. Jadi hanya model yang dapat dikemukakan, sementara apa dan
bagaimana atom itu yang sebenarnya sampai kini masih terus diselidiki dan tetap masih
menyimpan rahasia.
Apa kegunaan dari model atom, dan model atom mana yang akan diterapkan? Pertanyaan ini
akan dijawab pada uraian berikut.
102
3. Model Atom Rutherford
Dengan ditemukannya inti dalam atom oleh Rutherford semakin memperjelas gambaran
tentang atom itu sendiri. Berdasarkan pada beberapa hasil eksperimennya sendiri maupun
bersama Geiger dan Marsden, Rutherford mempublikasikan penemuannya dan akhirnya
menyimpulkan bahwa:
“atom terdiri dari inti atom bermuatan positif sebagai pusat massa, dan
elektron bermuatan negatif yang bergerak cepat mengelilingi inti atom”.
Model atom Rutherford ini bila digambarkan adalah seperti berikut.
e elektron
e
+
e
Gbr 7.5. Model Atom Rutherford
e inti atom (Inti atom dan elektron yang mengelilinginya.)
Model atom Rutherford memiliki beberapa kelemahan yakni belum dapat menjelaskan beberapa
pertanyaan yang berkembang pada waktu itu. Model atom ini pun tak bertahan lama dengan
diajukannya model atom Bohr.
kulit K (n=1)
kulit L (n=2)
kulit M (n=3)
kulit N (n=4)
Gbr 7.6.
Model (bangun) Atom Bohr inti atom
Walaupun teori dan bangun atom Bohr di kemudian hari juga mengalami penyempurnaan
(karena mengandung kelemahan), namun bangun atom Bohr masih dipergunakan karena dapat
menyederhanakan penjelasan beberapa gejala kimia.
103
5. Konfigurasi Elektron
Menurut Bohr, elektron-elektron bergerak di sekitar inti dengan lintasan tertentu yang
disebut sebagai kulit-kulit K (n=1), L (n=2), M (n=3), N (n=4), dst. Bohr kemudian
menjelaskan bahwa setiap kulit hanya dapat ditempati maksimal 2 n2 elektron; atau dapat
dinyatakan bahwa,
• kulit K (n=1) maksimal dapat ditempati oleh 2 e,
• kulit L (n=2) maksimal dapat ditempati oleh 8 e,
• kulit M (n=3) maksimal dapat ditempati oleh 18 e,
• kulit N (n=4) maksimal dapat ditempati oleh 32 e, dst.
Dengan demikian elektron-elektron berada dan bergerak mengitari inti dengan membentuk
suatu susunan elektron yang disebut konfigurasi elektron. Tabel 7.3 menyajikan konfigurasi
elektron atom unsur dengan nomor atom (Z) 1 s.d. 20.
Tabel 7.3. Konfigurasi Elektron Atom Unsur (Z=1 s.d. Z=20).
Simbol Jumlah Kulit Elektron
Atom Unsur Atom Z Elektron K L M N O
hidrogen H 1 1e 1e - - - -
Helium He 2 2e 2e - - - -
litium Li 3 3e 2e 1e - - -
berilium Be 4 4e 2e 2e - - -
boron B 5 5e 2e 3e - - -
karbon C 6 6e 2e 4e - - -
nitrogen N 7 7e 2e 5e - - -
oksigen O 8 8e 2e 6e - - -
fluor F 9 9e 2e 7e - - -
neon Ne 10 10e 2e 8e - - -
natrium Na 11 11e 2e 8e 1e - -
magnesium Mg 12 12e 2e 8e 2e - -
aluminium Al 13 13e 2e 8e 3e - -
silikon Si 14 14e 2e 8e 4e - -
fosfor P 15 15e 2e 8e 5e - -
belerang S 16 16e 2e 8e 6e - -
klor Cl 17 17e 2e 8e 7e - -
Argon Ar 18 18e 2e 8e 8e - -
kalium K 19 19e 2e 8e 8e 1e -
kalsium Ca 20 20e 2e 8e 8e 2e -
CATATAN:
Teori atom Bohr hanya dapat diterapkan terhadap atom unsur dengan nomor atom (Z)
dari Z=1 s.d. Z=18 di dalam memperkirakan konfigurasi elektron.
Bentuk lain dari konfigurasi elektron adalah dengan menyatakan ke dalam bangun atau model
atom Bohr seperti dicontohkan berikut ini.
104
M M
L L L
K K K K
• • • •
1e 2e 4e 2e 8e 2e 2e 8e 8e
(a) atom H (b) atom C (c) atom Mg (d) atom Ar
Gbr 7.7 Diagram Konfigurasi Elektron Atom-atom H, C, Mg, dan atom Ar.
Untuk memudahkan (agar praktis), konfigurasi di atas ini dapat ditulis sebagai:
Latihan 7.1.
Tuliskan konfigurasi elektron atom unsur berikut:
a. Li(Z=3)
b. N(Z=7)
c. 8O
d. 32 S
16
105
IKHITISAR
Partikel subatom adalah partikel penyusun atom, yakni elektron, proton, dan netron.
ELEKTRON (e)
(mengelilingi inti atom)
• massa 9,11 x 10– 28 g 0.
ATOM • muatan –1 (*) PROTON (p)
• massa 1,673 x 10– 24 g .
• muatan +1 (*)
INTI ATOM
• pusat massa atom
• bermuatan positif
NETRON (n)
• massa 1.675 x 10– 24 g.
(*) kelipatan dari 1,6 x 10– 19 C
• muatan 0 (netral)
106
SOAL-SOAL
107
08. Nomor atom suatu unsur adalah 63 dan nomor masanya adalah 130. Jumlah
masing-masing proton, elektron, dan netron dalam atom unsur itu adalah:
A. 130p ; 130e ; 63n D. 67p ; 67e ; 63n
B. 63p ; 63e ; 130n E. 63p ; 63e ; 67n
C. 63e ; 67p ; 67n
09. Atom unsur X memiliki nomor atom (Z) adalah 9 dan nomor massa (A) adalah 18.
Elektron atom unsur ini akan tersebar ke dalam kulit-kulit elektronnya secara berurutan
menurut konfigurasi:
A. 2e–8e–8e D. 2e–7e
B. 6e–6e–6e E. 3e–6e
C. 2e–6e–10e
10. Diketahui atom unsur: 7 A . Atom unsur ini memiliki elektron valensi sebesar:
16
A. 7 C. 5 E. 2
B. 6 D. 4
ESSAY
Partikel Subatom
Lengkapilah pernyataan di bawah ini!
01. Di dalam atom terdapat partikel amat kecil bermuatan negatif yang disebut ……………. .
02. Di pusat atom terdapat ……….….….... yang bermuatan ……….….…. dan terdiri dari
..……………… dan ……………..… .
03. Dalam atom terdapat ruang kosong di antara ……………. dan ………....….. .
04. Yang dimaksud dengan partikel subatom adalah …………..….; ………..……..; dan
…………….... .
05. Atom merupakan partikel yang terdiri dari ………..…..… yang bermuatan ………...…….
yang mengelilingi ……….…. bermuatan ….……….... .
108
08. Lengkapilah tabel berikut.
Jumlah
Atom Unsur Z A
proton netron elektron
a. P 15 31 …. …. ….
b. Q …. 55 …. …. 25
c. R …. …. …. 122 80
d. S …. …. 54 78 ….
e. T …. 140 …. 82 ….
109
Dalam keseharian kita sering mendengar kata-kata tentang unsur-unsur logam, nonlogam,
semi-logam, buatan, unsur radioaktif, dll. Unsur mana saja yang digolongkan ke dalam unsur
seperti itu?
Entah kapan pengelompokan unsur seperti itu mulai muncul, namun yang jelas bahwa usaha
pengelompokan unsur ditujukan untuk memudahkan pengkajian dan pengenalan terhadap
unsur dan senyawanya berdasarkan sifat umum dari setiap kelompok unsur. Kini dapat
ditemukan daftar atau tabel kelompok unsur yang populer dengan nama Tabel Periodik Unsur.
Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari tabel yang merupakan hasil kerja keras dan
panjang dari ilmuan ini?
1. Tabel Dobereiner
Salah seorang yang turut menyumbangkan hasil pengelompokan unsur adalah Johann
Wolfgang Dobereiner (Jerman). Pada tahun 1817 dan 1819, Dobereiner mempublikasikan hasil
pengamatannya terhadap 55 unsur yang dikenal pada saat itu dan menyimpulkan adanya
kelompok unsur yang disebutnya triad. Triad, menurut Dobereiner, merupakan kelompok
(deret) tiga unsur yang sifatnya hampir sama, dan massa atom unsur kedua (di tengah) hampir
sama dengan rata-rata massa atom unsur lainnya.
Tabel 8.1. Beberapa Triad Dobereiner
Li Na K S Se Te
6,9 23,0 39,1 32,1 80,0 127,6
Cl Br I Ca Sr Ba
55,5 79,9 126,9 40,1 87,6 137,4
2. Tabel Newlands
Antara tahun 1863-1866, John Alexander Reins Newlands (Inggris) mengembangkan dan
kemudian memperkenalkan sebuah tabel pengelompokan unsur (Tabel 8.2).
Newlands mengurut unsur-unsur menurut kenaikan massa atomnya, dan
menemukan pengulangan sifat unsur, dimana,
(a) sifat unsur ke-1 terulang kembali pada unsur ke-8, dan
(b) sifat unsur ke-2 terulang kembali pada unsur ke-15; demikian seterusnya.
Pengulangan sifat ini kemudian disimpulkannya sebagai hukum oktaf (karena mirip dengan
oktaf nada lagu).
110
Tabel 8.2. Tabel Oktaf Unsur
No. No. No. No. No. No. No. No.
1 H 8 F 15 Cl 22 Co&Ni 29 Br 36 Pd 42 I 50 Pt&Ir
2 Li 9 Na 16 K 23 Cu 30 Rb 37 Ag 44 Cs 53 Tl
3 Be 10 Mg 17 Ca 25 Zn 31 Sr 38 Cd 45 Ba&V 54 Pb
4 B 11 Al 18 Cr 24 Y 33 Co&La 40 U 46 Ta 56 Th
5 C 12 Si 19 Ti 26 In 32 Zr 39 Sn 47 W 52 Hg
6 N 13 P 20 Mn 27 As 34 Di&Mo 41 Sb 48 Nb 55 Bi
7 O 14 S 21 Fe 28 Se 35 Ro&Ru 43 Te 49 Au 51 Os
Catatan: Tabel ini tidak bertahan lama karena adanya beberapa penyimpangan dari unsur bermassa tinggi
seperti ketidakmiripan sifat (Cu-K; Zn-Ca; dst.), dan ketidakterurutan kenaikan massa.
111
Tabel 8.4 Tabel Periodik Pendek
GOLONGAN
PERIODA I II III IV V VI VII VIII
a b a b a b a b a b a b a b a b(0)
1 H He
2 Li Be B C N O F Ne
3 Na Mg Al Si P S Cl Ar
4 K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni
Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd
Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
6 Cs Ba La* Hf Ta W Re Os Ir Pt
Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
7 Fr Ra Ac**
* Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
** Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
Keterangan: - Istilah deret diubah menjadi perioda.
- Kotak gelap menunjukkan unsur-unsur yang ditemukan setelah tahun 1871.
112
TABEL PERIODIK UNSUR
IA VIIIA
GOLONGAN
1 2
1 H He
1,008 IIA PERIODA IIIA IVA VA VIA VIIA 4,003
3 4 5 6 7 8 9 10
2 Li Be B C N O F Ne
6,94 9,01 10,81 12,01 14,01 16,00 19,00 20,18
11 12 13 14 15 16 17 18
3 Na Mg VIIIB Al Si P S Cl Ar
22,99 24,31 IIIB IVB VB VIB VIIB IB IIB 26,98 28,07 30,97 32,07 35,45 39,95
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
39,10 40,08 44,96 47,88 50,94 52,00 54,94 55,85 58,93 58,69 63,55 65,39 69,72 72,61 74,92 78,96 79,90 83,80
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
85,5 87,6 88,9 91,2 92,9 95,9 98,9 101,1 102,9 106,4 107,9 112,4 114,8 118,7 121,8 127,6 126,9 131,3
55 56 57-71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 Cs Ba La-Lu Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
132,9 137,3 178,5 180,9 183,8 186,2 190,2 192,2 195,1 197,0 200,6 204,8 207,2 208,0 (209) (210) (222)
87 88 89-103 104 105 106 107 108 109
7 Fr Ra Ac-Lw Unq Unp Unh Uns Uno Une
(223) 226,0 (261) (262) (263) (262) (265) (266)
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
DERET LANTANIDA La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
138,9 140,1 140,9 144,2 (145) 150,4 151,9 157,3 158,9 162,5 164,9 167,3 168,9 173,0 174,9
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
DERET AKTINIDA Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lw
227,0 232,0 231,0 238,3 237,0 (244) (243) (247) (247) (251) (252) (257) (258) (259) (260)
1. Golongan
Pada Tabel Periodik Unsur, kolom tegak dinamakan golongan. Golongan menunjukkan
kemiripan sifat; jadi unsur-unsur yang terletak segolongan (lajur tegak) akan memiliki sifat
yang hampir mirip satu dengan lainnya (terutama berlaku untuk golongan utama).
Golongan ditandai oleh bilangan romawi I s/d VIII, dan seluruhnya berjumlah 18 golongan
yang terbagi menjadi:
GOLONGAN UTAMA (A) meliputi Golongan IA s/d Golongan VIIIA.
Beberapa Golongan Utama (A) ada yang memiliki nama khas, misalnya:
•Golongan IA dinamakan logam alkali.
•Golongan IIA dinamakan logam alkali tanah.
•Golongan VIIA dinamakan unsur halogen.
•Golongan VIIIA (atau Golongan 0) dinamakan gas mulia atau gas inert.
113
GOLONGAN TRANSISI (B)
Golongan ini berjumlah 10 golongan, mencakup dari Golongan IB s/d Golongan VIIIB.
Khusus Golongan VIIIB terdiri dari 3 sub-golongan; karena umumnya bersifat logam,
golongan transisi ini juga disebut logam transisi. Sedangkan untuk logam transisi
tertentu ada yang diberikan nama tersendiri, misalnya:
•Logam Transisi-utama (untuk golongan VIIIB).
•Logam Transisi-dalam (untuk logam dengan Z=58 s/d Z=71, dan Z=90 s/d Z=103).
(Lihat juga Perioda 6 dan Perioda 7.)
•Logam Mulia (khusus untuk perak, emas dan platina).
2. Perioda
Kolom mendatar pada Tabel Periodik Unsur disebut perioda. Hukum periodik memberi
arti bahwa sifat unsur berubah secara periodik sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Jadi
perioda menunjukkan sekelompok unsur yang sifatnya berubah secara periodik. Perbedaan
nomor atom unsur untuk unsur seperioda menyebabkan perbedaan sifat kimia antar unsur-
unsurnya.
Perioda meliputi Perioda 1 s/d Perioda 7, atau dibedakan sebagai:
• Perioda Paling Pendek (hanya Perioda 1 yang terdiri dari 2 unsur).
• Perioda Pendek (meliputi Perioda 2 dan Perioda 3 masing-masing terdiri dari 8 unsur).
• Perioda Panjang (meliputi Perioda 4 dan Perioda 5, masing-masing terdiri dari 18 unsur).
• Perioda Paling Panjang (hanya Perioda 6 yang terdiri dari 32 unsur).
CATATAN:
Dari 32 unsur ini, 14 di antaranya (Z=54 s/d Z=71) memiliki sifat mirip dengan unsur lantanum
La; oleh karenanya ke-14 unsur ini disebut deret (unsur) lantanida, dan ditampilkan pada
lajur tersendiri.
• Perioda Belum Lengkap (hanya Perioda 7).
CATATAN:
- Dari unsur perioda 7 ini, 14 di antaranya (Z=90 s/d Z=103) memiliki sifat mirip dengan
unsur aktinium, Ac; oleh karenanya ke-14 unsur ini disebut deret aktinida, dan ditampilkan
pada lajur tersendiri bersama deret lantanida.
- Khusus untuk unsur-unsur dengan Z=93 s/d Z=103 dikenal juga dengan nama deret
(unsur) transuranium (karena letaknya setelah unsur uranium, U), dan merupakan
radioaktif buatan.
114
1. Konfigurasi Elektron Dan Elektron Valensi
Berdasarkan teori atau model Bohr, konfigurasi elektron dari atom suatu unsur dapat
ditetapkan bila nomor atom itu diketahui. Tabel berikut memperlihatkan hubungan nomor
atom dan konfigurasi elektron dengan kedudukan atom-unsurnya dalam TPU.
Tabel 8.6.
Bagian dari Tabel Periodik Unsur (TPU) dan
Hubungannya dengan Nomor Atom dan Konfigurasi Elektron.
IA IIA IIIA VIIIA
3 4 5 10
Li 2e–1e Be 2e–2e B 2e–3e Ne 2e–8e
11 12 18
Na 2e–8e–1e Mg 2e–8e–2e Ar 2e–8e–8e
19 20 Dst
K 2e–8e–8e–1e Ca 2e–8e–8e–2e
Dst.
Tampak bahwa setiap atom unsur memiliki nomor atom berbeda, dan begitu juga
konfigurasi elektronnya. Unsur segolongan (dalam kotak gelap) kulit-elektronnya
bertambah dengan naiknya nomor atom; sementara unsur seperioda (dalam kotak tebal)
kulitnya tetap dengan naiknya nomor atom.
Yang paling penting mengenai “konfigurasi elektron” adalah elektron valensi yakni
jumlah elektron pada kulit paling luar. Elektron valensi inilah yang menentukan sifat
terutama sifat kimia dari atom unsur yang bersangkutan. Berbeda elektron valensinya,
berbeda pula sifat kimianya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa,
(1) unsur segolongan memiliki elektron valensi sama (sifat kimianya hampir sama), dan
memiliki jumlah kulit berbeda.
(2) unsur seperioda memiliki elektron valensi berbeda (sifat kimianya berbeda) dan memiliki
jumlah kulit yang sama.
Dengan kata lain:
(a) Nomor golongan menunjukkan elektron valensi (atau sebaliknya).
(b) Nomor perioda menunjukkan jumlah kulit (atau sebaliknya).
115
Tabel 8.7 Sifat Kelogaman Unsur pada TPU.
IA VIIIA
H IIA IIIA He
B
Al Si NONLOGAM
Ge As
L O G A M Sb Te
Po At
3. Jari-jari Atom
Kulit valensi atom dapat memberikan gambaran relatif terhadap volum atom atau jari-
jari atom itu . Dapat dinyatakan bahwa jari-jari atom merupakan jarak dari inti atom hingga
kulit elektron paling luar (kulit valensi) dari atom.
Jari-jari atom tidak dapat diukur secara langsung; nilainya hanya merupakan hasil
perhitungan (perkiraan) berdasarkan ukuran molekulnya. Tabel 8.8 memperlihatkan jari-jari
relatif dari beberapa atom unsur.
Tabel 8.8.
Jari-jari Relatif Beberapa Atom (dalam pm).
H
37 Tabel 8.8 memperlihatkan sifat data dan dapat
dibuat bagan seperti berikut.
Li Be B C N O F
134 91 82 77 74 72 71
Na Mg Al Si P S Cl
154 136 125 117 110 104 99 Jari-jari atom makin kecil
K Ca Ga Ge As Se Br
196 174 125 122 121 117 114 Jari-jari atom makin besar
Rb Sr Te I
216 191 137 133
Keterangan: 1 pm (pikometer) = 1 x 10–12 m. Gbr 8.1 Bagan Kecenderungan Perubahan
Kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari Jari-jari Atom pada TPU
data tentang jari-jari atom di atas?
116
4. Energi Ionisasi
Jika terhadap sebuah atom netral, sebuah elektron terluarnya ditarik ke luar atom, apa
yang terjadi pada atom itu? Contoh:
+3 → +3 + e- Atau: Li → Li+ + e-
Li 2e 1e Li 2e
Atom litium, Li akan kehilangan elektron dan kelebihan satu buah proton bermuatan positif; atau
dengan kata lain atom Li berubah menjadi ion Li+. Untuk peristiwa yang terjadi pada atom ini
diperlukan energi, mengapa?
“Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari atom dalam keadaan gas“
dikenal sebagai energi ionisasi atau potensial ionisasi.
Bila pelepasan ini melibatkan elektron pertama, disebut energi ionisasi pertama; dan jika
melibatkan elektron kedua, disebut energi ionisasi kedua; dan seterusnya.
Perhatikanlah Tabel 8.9 di halaman berikut.
Tabel 8.9. Energi Ionisasi Atom Unsur (dalam eV)
H He
13,6 24,6
54,4
Li Be B C N O F Ne
5,4 9,3 8,3 11,3 14,5 13,6 17,4 21,6
76,6 18,2 25,2 24,4 29,6 35,1 35,0 41,0
Na Mg Al Si P S Cl Ar
5,1 7,6 6,0 8,5 10,8 10,4 13,0 15,8
47,2 15,0 18,8 16,4 19,7 23,3 23,8 27,6
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
4,3 6,1 6,0 7,9 9,8 9,8 11,8 14,0
31,6 11,9 20,5 15,9 18,6 21,2 21,8 24,4
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
4,2 5,7 5,8 7,3 8,6 9,0 10,4 12,1
27,3 11,0 18,9 14,6 16,5 18,6 19,1 21,2
Keterangan:
- nilai baris pertama untuk setiap atom unsur merupakan nilai energi ionisasi pertama,
dan baris kedua merupakan nilai energi ionisasi kedua.
- 1 eV = 13,06 kkal/mol = 96,49 kJ/mol.
Berdasarkan nilai energi ionisasi (potensial ionisasi) pada tabel dapat dikemukakan beberapa
pernyataan berikut.
(1) Energi ionisasi pertama selalu lebih rendah dari energi ionisasi kedua. Mengapa?
(2) Energi ionisasi unsur seperioda umumnya naik dengan naiknya nomor atom. Mengapa?
Karena unsur seperioda kulit valensinya tetap sementara muatan intinya bertambah
dengan naiknya nomor atom. Gaya tarik antara elektron valensi dengan inti semakin
kuat; akibatnya energi ionisasi semakin besar.
(3) Energi ionisasi unsur segolongan menurun dengan naiknya nomor atom. Mengapa?
(4) Energi ionisasi pertama unsur golongan VIIIA paling tinggi di antara semua golongan unsur.
117
Kesimpulan di atas dapat dikhtisarkan menurut bagan berikut:
H
F
Energi ionisasi atom membesar
Fr
Gbr 8.3 Bagan Kecenderungan Perubahan Energi Ionisasi
Atom Unsur pada TPU
5. Afinitas Elektron
Berbeda dengan potensial ionisasi, maka afinitas elektron merupakan energi yang
dilepaskan pada pembentukan ion negatif dari atom gas yang mengikat elektron dari atom lain.
+9 + e- → +9 Atau: F + e- → F–
F 2e 7e F 2e 8e
Gbr 8.4 Perubahan Atom F menjadi Ion F– .
Atom F cenderung mengikat e- dari atom lain dengan disertai pelepasan energi. Tabel 8.10
memperlihatkan sifat afinitas elektron dari sebagian atom unsur.
Tabel 8.10.
Afinitas Elektron Atom Unsur (dalam eV)
H He Keterangan:
–0,76 (+0,22)
• Nilai energi di atas
Li Be B C N O F Ne melibatkan pengikatan untuk
–0,62 (+2,49) –0,23 –1,26 – –1,46 –3,40 (+0,30)
sebuah elektron.
Na Mg Al Si P S Cl Ar • Nilai dalam tanda ( )
–0,55 (+2,38) –0,44 –1,38 –0,75 –2,08 –3,62 (+0,36)
merupakan nilai perkiraan.
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
–0,50 (+1,62) –0,30 –1,29 –0,81 –2,02 –3,37 (+0,46) • Tanda – menunjukkan pele-
pasan energi; dan tanda +
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe menunjukkan penyerapan
–0,49 (+1,74) –0,29 –1,11 –1,07 –1,97 –3,06 (+0,42)
energi.
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn • 1 eV = 13,06 kkal/mol
–0,47 (+0,54) –0,20 –0,36 –0,95 (–1,76) (–2,80) (+0,42) = 96,5 kJ/mol
Pernyataan apa yang dapat diambil dari sifat data di atas?
(Beberapa data mungkin dapat membingungkan; oleh karena itu untuk menyederhanakannya
kita keluarkan data yang berhubungan dengan golongan IIA dan VIIIA.)
Dari kecenderungan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
(1) Pada umumnya afinitas elektron dari kelompok logam sangat rendah sedangkan
kelompok nonlogam sangat tinggi (kecuali gas milia).
(2) Pada umumnya afinitas elektron dari unsur segolongan menurun dengan naiknya
nomor atom.
(3) Pada umumnya afinitas elektron dari unsur seperioda membesar dengan naiknya
nomor atom.
118
Kesimpulan ini dapat dikhtisarkan menurut bagan hubungan di bawah ini.
Fr
Gbr 8.5 Bagan Kecenderungan Perubahan Afinitas Elektron
Atom Unsur pada TPU
6. Keelektronegatifan
Molekul merupakan hasil penggabungan dari beberapa atom unsur; atau dapat pula dinyatakan
bahwa atom-atom dapat berikatan dengan membentuk molekul. Sesungguhnya elektron valensi
dari atomlah yang berperan dan menyebabkan terjadinya ikatan. Jadi di antara dua inti atom
terdapat pasangan elektron yang menyebabkan kedua inti itu berikatan. Dengan demikian
“pasangan elektron ikatan” akan mendapat tarikan (pengaruh) dari kedua inti atom.
Beberapa parameter (faktor) dapat Tabel 8.11
mempengaruhi sifat sebuah molekul, di Skala Keelektronegatifan Atom Unsur (dalam eV)
antaranya adalah keelektronegatifan, yaitu
H He
ukuran kemampuan suatu atom untuk 2,2 −
menarik pasangan elektron dalam Li Be B C N O F Ne
molekulnya. 1,0 1,6 2,0 2,6 3,0 3,4 4,0 −
Nilai keelektronegatifan tidak ditetapkan Na Mg Al Si P S Cl Ar
0,9 1,3 1,6 1,9 2,2 2,6 3,2 −
secara langsung tetapi melalui perkiraan
(berdasar perhitungan), dan cara memper- K Ca Ga Ge As Se Br Kr
0,8 1,0 1,8 2,0 2,2 2,6 3,0 2,9
kirakannya pun bermacam-macam
sehingga dikenal beberapa skala keelektro- Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
0,8 1,0 1,8 2,0 2,1 2,1 2,7 2,6
negatifan. Skala keelektronegatifan yang
Cs Ba Tl Pb Bi Po At Rn
cukup populer adalah skala Pauling seperti 0,8 0,9 2,0 2,3 2,0 2,0 2,2 −
diperlihatkan menurut Tabel 8.11.
Selain istilah keelektronegatifan dikenal juga istilah keelektropositifan. Kedua atom yang berikatan
di dalam sebuah molekul, bila atom-1 memiliki skala keelektronegatifan lebih tinggi dari atom-2,
maka dikatakan bahwa atom-1 lebih elektronegatif, dan sebaliknya atom-2 lebih elektropositif.
Berdasarkan data keelektronegatifan pada Tabel 8.11 dapat dikemukakan hubungan
keelektronegatifan atom unsur dalam TPU seperti di bawah ini.
H
Fr
Gbr 8.6 Bagan Kecenderungan Perubahan Keelektronegatifan Atom Unsur pada TPU
119
IKHTISAR
Sifat unsur terutama sifat kimianya merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya (Hukum
Keperiodikan).
Tabel Periodik Unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Pada Tabel Periodik Unsur,
unsur-unsur terbagi ke dalam dua tipe kelompok besar, yaitu golongan dan perioda.
Tabel Periodik Unsur terdiri dari 18 golongan dan 7 perioda.
Golongan merupakan kelompok unsur pada lajur tegak yang memiliki sifat hampir mirip satu
dengan lainnya.
Perioda adalah kelompok unsur pada lajur mendatar yang sifatnya berubah (berbeda) secara
periodik menurut perubahan nomor atom.
Nomor golongan menunjukkan jumlah elektron pada kulit paling luar dari atom unsur yang
bersangkutan.
Nomor perioda menunjukkan jumlah kulit elektron dari atom unsur yang bersangkutan.
Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom dan kulit elektron paling luar.
Potensial ionisasi (energi ionisasi) atom unsur adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari atom unsur itu dalam keadaan gas.
Afinitas elektron atom unsur adalah energi yang dilepaskan oleh atom unsur itu berwujud gas
pada pengikatan elektron dari atom lain.
Keelektronegatifan menunjukkan kecenderungan atom unsur untuk menarik pasangan elektron
dalam molekulnya.
Catatan: Ikhtisar kecenderungan sifat ini berlaku hanya terhadap Unsur-unsur Golongan A
(Unsur Transisi dan Gas Mulia: tidak berlaku.)
120
SOAL-SOAL
121
08. Deret unsur berikut ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan terletak dalam satu
perioda: M, N, P, Q, R, S, T, U. Maka antar unsur dalam kelompok unsur seperioda ini
berlaku kecuali:
A. M merupakan unsur paling logam.
B. U merupakan unsur bukan-logam
C. M berjari-jari atom paling kecil
D. U memiliki kulit paling banyak
E. M memiliki elektron valensi paling rendah
09. Diketahui bagian dari Tabel Periodik Unsur seperti berikut:
Golongan
IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA
Perioda 2 Li Be B C N O F
Perioda 3 Na Mg Al Si P S Cl
Perioda 3 Na Mg Al Si P S Cl
Berdasarkan tabel ini, pernyataan yang tidak tepat adalah:
A. Na merupakan logam paling elektropositif.
B. Cl memiliki keelektronegatifan paling rendah
C. Al dan Si memiliki baik sifat logam maupun sifat bukan-logam.
D. Cl memiliki elektron valensi paling tinggi
E. Afinitas elektron Na paling rendah
ESSAY
Pengelompokan Unsur
Lengkapilah pernyataan di bawah ini.
01. Hukum Oktaf ditemukan dari penyusunan kedudukan unsur berdasarkan kenaikan
…………………. .
02. Tabel Periodik Pendek Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan ………………….
dengan lebih mengutamakan sifat ….…………… .
03. “Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya”; dikenal sebagai hukum
………………. .
122
04. Kolom tegak pada Tabel Periodik Unsur disebut ………………. .
05. Deret mendatar dari unsur-unsur pada Tabel Periodik Unsur disebut ………………. .
Perhatikan Bagan Tabel Periodik Unsur di atas ini, dan isilah bagian kosong dari pernyataan berikut.
06. Tabel Periodik Unsur terdiri dari ….... perioda, dan ….... golongan.
07. Unsur paling ringan terletak pada perioda …….. dan golongan ……. .
08. Golongan Alkali terletak pada ……………..… .
09. Kelompok unsur transisi terletak pada …………………….………………………….. .
10. Kelompok Gas Mulia terletak pada …………………………… .
Isilah titik-titik di bawah ini dengan memilih jawaban yang tersedia pada kolom jawaban.
123
24. Diketahui: Unsur Perioda 2 adalah Na, Mg, Al, Si, P, S, dan Cl
Unsur mana yang memiliki energi ionisasi pertama paling rendah? Mengapa?
25. Pada unsur perioda 2 di atas (soal no. 24), unsur mana yang termasuk logam amfoter?
26. Diketahui: Golongan VIIA: F, Cl, Br, dan I. Jawablah:
a. Mana unsur yang bernomor atom paling rendah dan mana yang paling tinggi!
b. Berapa elektron valensi masing-masing atom unsur !
c. Unsur mana yang berkulit elektron paling banyak?
d. Unsur mana yang paling elektronegatif?
e. Nyatakan sifat keelektronegatifan untuk unsur segolongan!
27. Tunjukkan bahwa “keelektronegatifan” memiliki pengertian yang berlawanan dengan
“keelektro-positifan”.
28. Jika diketahui: Na, Mg. Al, Si, P, S, Cl, dan Ar yang tersusun menurut kenaikan nomor
atom; jawablah pertanyaan berikut.
a. Unsur mana yang paling berkecenderungan membentuk ion positif (kation).
b. Unsur mana pula yang paling berkecenderungan membentuk ion negatif (anion)?
c. Unsur mana yang di alam yang berada dalam keadaan bebas (tidak terikat)?
(Petunjuk: Keadaan bebas berarti sukar membentuk kation maupun anion.)
d. Unsur mana saja yang dapat membentuk ion positif?
e. Unsur mana pula yang dapat membentuk ion negatif?
29. Amatilah grafik mengenai unsur seperioda • Cl
di samping ini! afinitas
elektron
a. Unsur mana yang paling tinggi afinitas
elektronnya? •S
b. Unsur mana yang paling sukar mem- Si
bentuk ion negatif? •
•
c. Nyatakan hubungan antara afinitas P
Al •
elektron dan nomor atom!
nomor atom
30. Berikut ini grafik hubungan antara jari-jari atom dan nomor atom.
jari-jari jari-jari
atom atom
segolongan
seperioda
Mana di antara kedua grafik di atas yang tidak benar (bertentangan dengan
hukum periodik)?
124
Di antara 18 golongan unsur hanya unsur golongan VIIIA (gas mulia) yang berada di alam
dalam keadaan bebas (sukar bersenyawa), yakni dalam bentuk atom-atom gas. Berarti
sebagian besar unsur di alam berada dalam keadaan terikat (bersenyawa); ada yang berikatan
dengan membentuk molekul unsur, ada yang membentuk molekul senyawa, atau ada pula yang
membentuk ion. Di antara ketiga partikel ini, molekul-molekul senyawa inilah yang paling
banyak ditemukan dalam kehidupan.
Ilmuwan yang berhasil menjawab mengapa dan bagaimana atom-atom itu berikatan adalah W.
Kossel dan Gilbert Newton Lewis. Mereka masing-masing mempublikasikan papernya pada tahun
1916 yang pada intinya membahas “Kestabilan Atom Gas Mulia, Dan Konfigurasi Stabil sebagai
Dasar dari Atom-Atom Membentuk Ikatan”. Kini paper mereka dianggap sebagai awal teori ikatan.
Dalam Kimia dikenal berbagai tipe ikatan; pada bab ini hanya akan dibahas 2 golongan utama
ikatan kimia yaitu Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen) dan Ikatan Kovalen.
125
2. Elektron Valensi Atom Gas Mulia
Kossel dan Lewis menghubungkan kestabilan atom-atom gas mulia terhadap konfigurasi
elektronnya, dan terutama konfigurasi elektron kulit terluarnya (atau elektron valensi).
Tabel 9.2. Konfigurasi Elektron Dan Elektron Valensi Atom Gas Mulia.
Konfigurasi Elektron Elektron
Gas Mulia Z K L M N O Valensi Disebut
He 2 2e 2e Konfigurasi Duplet
Ne 10 2e 8e 8e
Ar 18 2e 8e 8e 8e Konfigurasi Oktet
Kr 36 2e 8e 18e 8e 8e
Xe 54 2e 8e 18e 18e 8e 8e
Keterangan:
Berdasarkan teori atom Bohr, kulit elektron N maksimal dapat ditempati oleh 2n 2 (atau 32e); namun
untuk atom Xe, kulit elektron O terjadi pengisian walaupun kulit N belum terisi penuh. Untuk
menjelaskan mengapa hal ini terjadi akan diberikan pada pembahasan Teori Atom Mekanika Kuantum.
(Pengisian kulit atom Bohr 2n2 hanya berlaku untuk Z=1 s/d Z=18.)
Mereka menyatakan bahwa kestabilan atom-atom gas mulia (Golongan VIIIA) disebabkan
karena atom-atom unsur itu memiliki elektron valensi 8, dan mereka menyebutnya sebagai
konfigurasi oktet. (Kecuali untuk gas He disebut sebagai konfigurasi duplet.)
B. IKATAN ION
Melalui pembentukan ion untuk memperoleh konfigurasi stabil merupakan bahasan
utama dalam paper Kossel.
Pembentukan ion dapat terjadi hanya melalui 2 cara:
(1) pelepasan elektron dari atom itu kepada atom lain (pembentukan ion positif), atau
(2) penerimaan elektron dari atom lain (pembentukan ion negatif).
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah “atom unsur mana yang dapat mengalami
pelepasan atau penerimaan elektron?” Tabel 9.3 memperlihatkan beberapa atom unsur yang
mewakili golongannya dan kecenderungan dalam pembentukan ion.
126
Tabel 9.3. Konfigurasi stabil melalui Pembentukan Ion positif dan Ion negatif.
ATOM UNSUR Pemben-
Konfigurasi Stabil tukan Ion Keterangan
Golongan Atom Z Konfigurasi
Li 3 2e–1e 2e Li+
IA masing-masing
Na 11 2e–8e–1e 2e–8e Na+
K 19 2e–8e–8e–1e 2e–8e–8e K+ melepaskan 1e
Be 4 2e–2e 2e Be2+
IIA
Mg 12 2e–8e–2e 2e–8e Mg2+ masing-masing
Ca 20 2e–8e–8e–2e 2e–8e Ca2+ melepaskan 2e
Tabel 9.3 memperlihatkan bahwa unsur golongan IA (Li, Na, K, dst.) di alam akan
berada stabil sebagai ion positif +1 (atau sebagai ion-ion Li+, Na+, K+, dst.) dengan cara
melepaskan hanya sebuah elektron valensinya. Demikian juga unsur golongan IIA (Be, Mg,
Ca, dst.) berada stabil sebagai ion positf +2 (atau sebagai Be+2, Mg+2, Ca2+, dst.) dengan cara
melepaskan kedua elektron valensinya.
Sementara unsur golongan VIA dan VIIA dengan cara masing-masing mengikat (menerima)
elektron dari atom lain membentuk ion-ion negatif sebagai O-2, S-2, F-. Cl-, Br-, dst.
PELEPASAN SEBUAH ELEKTRON:
Na → Na+ + 1e– Dapat ditulis sebagai: Na • → Na+ + 1e–
2e-8e-1e 2e-8e
Keterangan: sebuah tanda • menunjukkan sebuah elektron valensi dari atom Na.
PENGIKATAN/PENERIMAAN SEBUAH ELEKTRON:
•• •• – ••
•• Cl • + 1e– → •• Cl •• Dapat ditulis sebagai: •• Cl • + 1e– →Cl–
•• •• ••
2e-8e-7e 2e-8e-8e 2e-8e-7e
Keterangan: 7 tanda • menunjukkan 7 elektron valensi dari atom Cl.
•
Jadi atom-atom unsur berkecenderungan untuk memiliki konfigurasi oktet (atau duplet)
seperti gas mulia terdekatnya.
Pelepasan elektron tidak akan terjadi tanpa ada yang menerima (mengikat) elektron itu;
berarti pelepasan dan penerimaan elektron harus terjadi secara serentak. Dapatlah
dinyatakan bahwa atom-atom Li, Na, K, dst. (melepaskan elektron) hanya bila
melakukan ikatan dengan atom lain yang bersifat mengikat (menerima) elektron,
misalnya dengan atom F, Cl, Br, O, dsb.
Pembentukan ikatan antara atom Na dan atom Cl dapat dinyatakan menurut persamaan reaksi
sebagai berikut.
•• •• –
Na • + • Cl •• → Na+ •• Cl •• ; dan dapat ditulis: Na + Cl → Na+Cl–
•• ••
CATATAN: Na+Cl– sering ditulis sebagai NaCl yang menjadi rumus kimia dari
natrium klorida (seharinya dapat kita temukan berupa “garam dapur”).
127
Contoh lain:
[a] Mg + O → Mg2+O–2 (atau dapat ditulis: Mg + O → MgO)
Keterangan: Dalam hal ini atom Mg melepaskan 2e dan atom O menerima 2e ini.
[b] Mg + 2 Cl → Mg2+Cl2–2 (atau dapat ditulis: Mg + 2 Cl → MgCl2).
Keterangan: Karena 1 atom Mg melepaskan 2e maka diperlukan 2 atom Cl untuk menerima 2e ini.
Ikatan yang terjadi antar atom seperti atom Na dan atom Cl itulah yang disebut ikatan ion atau
ikatan elektrovalen.
Latihan 9.1.
1. Tunjukkan mengapa sebuah atom O harus membutuhkan 2 atom Na agar terbentuk Na2S.
2. Tuliskan rumus kimia yang terbentuk antara atom Al dan atom F.
C. IKATAN KOVALEN
Berbeda dengan Kossel, maka Lewis mengemukakan gagasan bahwa konfigurasi stabil
dapat dicapai atom-atom melalui pemilikan bersama elektron (sebagai elektron ikatan
bersama). Irving-Langmuir menamakan ikatan yang terbentuk sebagai ikatan kovalen.
Untuk memperjelas gagasannya, Lewis menggambarkan elektron berupa titik (dan disebutnya
sebagai struktur Lewis) yang kemudian diterapkannya dalam pembentukan molekul melalui
ikatan kovalen.
Tabel 9.4. Struktur Lewis untuk Beberapa Atom Unsur.
Lambang Konfigurasi Elektron
Atom Z Elektron Valensi Struktur Lewis
H 1 H(1e) 1 H.
.
C 6 C(2e–4e) 4 : C atau . C. .
Pen.
.N:
N 7 N(2e–5e) 5
etap
.
..
Cl 17 Cl (2e–8e–7e) 7 an
. Cl :
..
bent
uk
ruan
g 128
kedu
duka
n
pasa
ngan
Atom H (struktur Lewis: H•) dapat stabil jika memiliki konfigurasi duplet
(konfigurasi gas mulia terdekat). Bagaimana caranya? Atom H dapat memiliki
konfigurasi duplet dengan penambahan 1e. Caranya adalah dengan
menyumbangkan elektron valensinya untuk dimi-liki bersama dengan atom lain
yang bersifat serupa, misalnya dengan atom H• yang lain.
Pembentukan ikatan kovalen dapat digambarkan sebagai berikut.
H. + . H → H : H
Sepasang elektron ini dimiliki bersama sebagai elektron ikatan
sehingga masing-masing atom H mencapai konfigurasi duplet.
Dengan cara seperti inilah antar atom dapat membentuk ikatan kovalen yakni
dengan cara masing-masing menyumbangkan elektron dan dimiliki bersama
untuk mencapai konfigurasi gas mulia terdekatnya.
Pada umumnya atom-atom unsur yang dapat berikatan secara kovalen adalah atom
unsur berelektron-valensi 4 (kecuali H). Ditinjau dari banyak dan asal pasangan elektron
ikatan serta kedudukan pasangan elektron ikatan, dikenal berbagai tipe ikatan kovalen, seperti:
1. Ikatan Kovalen Tunggal.
2. Ikatan Kovalen Rangkap-2.
3. Ikatan Kovalen Rangkap-3.
4. Ikatan Kovalen Koordinat.
5. Ikatan Kovalen Nonpolar, dan Ikatan Kovalen Polar.
H. .H H .. H H H H2
dapat digantikan oleh di alam sebagai
sepenggal garis gas hidrogen
Ikatan kovalen antar 2 atom yang melibatkan hanya sepasang elektron ikatan (sepenggal garis)
disebut ikatan kovalen tunggal. Molekul lain yang memiliki ikatan kovalen tunggal seperti
dicontohkan di bawah ini.
Struktur Lewis Struktur Lewis Rumus Ikatan Rumus Molekul
1 at. H & 1 at. Cl molekul HCl
.. ..
H. . Cl
..
: H .. Cl
..
: H Cl HCl
hidrogen klorida
129
Struktur Lewis Struktur Lewis Rumus Ikatan Rumus Molekul
1 at. C & 4 at. H molekul HCl
H H
. :
. C . + 4. H H .. C .. H H C H CH4
. :
H etana
H
Pada kedua contoh di atas ini, pada molekul HCl hanya memiliki 1 ikatan kovalen tunggal
sedangkan pada molekul CH4 memiliki 4 ikatan kovalen tunggal (atau 4 ikatan C–H).
(a) Masing-masing atom O menyumbangkan 1e memben- (c) Konfigurasi oktet kedua atom telah dicapai; bentuk
tuk 1 pasang elektron ikatan menjadi bentuk (b). (c) ini disebut struktur elektron molekul (atau disebut
(b) Konfigurasi oktet masing-masing atom O belum dica- molekul Lewis).
pai; kedua atom O menyumbangkan lagi 1e memben- (d) Bentuk (d) merupakan bentuk lain dari (c) dimana 2
tuk 1 pasang lagi elektron ikatan menjadi bentuk (c). pasang elektron ikatan diganti oleh 2 penggal garis.
Dikatakan 2 atom O membentuk 1 ikatan kovalen rangkap-2 dengan rumus molekul O2,
Contoh lain, pembentukan struktur elektron ikatan untuk molekul CO2 adalah,
.. .. .. ..
→ atau
.. : C ** : O : ** C ** : O
O * O O C O
* .. .. ..
130
(b) Molekul HCN.
Nomor atom: Konfigurasi elektron: Elektron valensi:
atom H 1 1e 1e
atom C 6 2e–4e 4e
atom N 7 2e–5e 5e
Bagaimana ketiga atom ini masing-masing menyumbangkan elektronnya dan kemudian
membentuk pasangan elektron ikatan, dapat digambarkan seperti berikut.
. ..
H. + :C: + . N:
. → H . . C .. .. N : atau: H C N
Masing-masing atom menyumbangkan 1e Masing-masing atom menyumbangkan 3e
membentuk sebuah ikatan tunggal membentuk sebuah ikatan rangkap-3
Latihan 9.2.
Diketahui atom-atom unsur C (Z=6); S (Z=16); dan Cl (Z=17).
(1) Berapakah elektron valensi dari masing-masing atom?
(2) Nyatakanlah struktur Lewis dari setiap atom unsur di atas.
(3) Tuliskan struktur Lewis dari molekul yang terbentuk antara atom C dan atom S. Dari struktur Lewis
ini, nyatakanlah rumus molekulnya. Jenis ikatan kovalen apa yang terlibat dalam molekul tersebut?
(4) Pertanyaan serupa butir 3 untuk atom C dan atom Cl.
: C *.. *** O **
**
:C : + O ** → Atau: C O Atau: C O
**
1 ps. elektron ikatan Dapat digantikan oleh
seluruhnya berasal dari atom O 1 anak panah dari at. O mengarah ke at. C
Keterangan: Pasangan elektron ikatan (PEI) yang seluruhnya berasal dari hanya salah satu atom dapat digantikan
oleh sebuah anak panah dari atom itu ke arah atom yang memperoleh sumbangan elektron.
131
Ikatan kovalen koordinat dapat juga terbentuk antar 2 molekul (netral atau bermuatan).
Molekul (ion) yang satu harus memiliki pasangan elektron bebas (PEB) yang dapat
disumbangkan, sementara molekul lainnya harus memiliki tempat untuk PEB yang
disumbangkan tersebut untuk membentuk konfigurasi stabil (oktet atau duplet).
Pasangan molekul atau ion yang dapat membentuk ikatan kovalen koordinat dicontohkan pada
Tabel 9.5 di bawah ini.
Tabel 9.5. Pasangan Pemberi-penerima PEB
Pemberi (donor) PEB Penerima (akseptor) PEB
R.K. Struktur Lewis R.K. Struktur Lewis
..
H2O H−O
.. − H H+ H+
.. .. ..
NH3 H−N−H BF3 :F
.. − B − ..F :
H : ..F :
Contoh penggabungan donor dan akseptor PEB pada pembentukan ikatan kovalen koordinat:
H3N: + H+ → [H3N : H]+ atau biasa ditulis: NH4+.
Latihan 9.3.
Tunjukkan melalui struktur Lewis bahwa molekul SO2 mengandung ikatan kovalen koordinat.
Atom mana yang berkemampuan lebih besar untuk menarik PEI dalam ikatannnya, dapat
diperkirakan dari perbedaan nilai keelektronegatifan. Unsur golongan VIIA (termasuk Cl)
merupakan golongan unsur yang paling tinggi keelektronegatifannya dibandingkan dengan
unsur golongan lain.
132
Dalam molekul HCl, PEI akan bergeser ke arah atom Cl (karena lebih elektronegatif
dari atom H). Pergeseran PEI ini menyebabkan atom Cl bermuatan listrik sedikit lebih
negatif (−); dan sebaliknya atom H lebih positif (+).
Untuk menggambarkan sifat ini, molekul HCl biasanya dinyatakan seperti berikut.
+ -
H − Cl
Molekul HCl dikatakan mengalami polarisasi muatan listrik dengan membentuk
2 ujung kutub (polar), yakni kutub positif (+), dan kutub negatif (−).
Jadi, molekul-molekul kovalen bersifat terpolarisasi dan disebut molekul polar atau molekul
dipol, sedangkan ikatannya disebut ikatan kovalen polar.
Semakin tinggi perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom yang membentuk molekul
diatom, semakin polar molekul diatom itu. Mengapa?
Keelektronegatifan merupakan faktor utama yang menentukan kepolaran molekul diatom.
Tidak demikian halnya terhadap molekul-molekul poliatom seperti H2O, NH3, CH4,
dan seterusnya. Kepolaran molekul poliatom ini baru dapat diramalkan secara teoritis, jika
faktor keelektronegatifan dan bentuk ruang molekulnya diketahui. (Uraian lebih jauh
mengenai hal ini akan diberikan di kelas XI.)
Kepolaran suatu molekul dapat ditetapkan melalui percobaan yaitu dengan cara
melakukan pengukuran momen dipol (). Harga momen dipol () untuk beberapa molekul
ditunjukkan pada Tabel 9.6.
133
IKHTISAR
Kestabilan atom gas mulia dan konfigurasi stabil mendasari teori ikatan antar atom.
Konfigurasi stabil merupakan konfigurasi elektron terluar dengan 8 elektron (disebut
konfigurasi oktet). Sedangkan konfigurasi elektron terluar dengan 2 elektron (serupa
dengan gas helium) disebut konfigurasi duplet.
Ikatan ion (ikatan elektrovalen) adalah
- ikatan yang terbentuk melalui serah-terima elektron antara unsur berpotensial-ionisasi
rendah dan unsur berafinitas-elektron tinggi; atau
- ikatan antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang didasarkan pada pemilikan bersama elektron yang
disumbangkan untuk pembentukan pasangan elektron ikatan.
Didasarkan pada jumlah pasangan elektron ikatan dikenal ikatan kovalen tunggal, ikatan
kovalen rangkap-2, dan ikatan kovalen rangkap-3.
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatannya berasal
dari sumbangan salah satu atom.
Didasarkan pada sifat keelektronegatifan dari atom-atom yang membentuk ikatan kovalen
dikenal ikatan kovalen nonpolar dan ikatan kovalen polar.
Kepolaran ikatan dalam molekul kovalen poliatom selain dipengaruhi oleh faktor
keelektronegatifan juga oleh faktor bentuk ruang molekul yang bersangkutan
Senyawa ion terbentuk dari ikatan antar ion; oleh karena itu senyawa ion umumnya berwujud
padat (sebagai kristal ion), keras, dan bertitik-leleh tinggi serta mudah larut dalam
pelarut air.
Senyawa kovalen umumnya bertitik leleh rendah dan kurang larut dalam air; wujudnya
bervariasi dari padat hingga gas, dan umumnya bergantung pada jumlah atom-atom yang
membentuk ikatan.
134
SOAL-SOAL
135
10. Berikut ini merupakan sifat senyawa ion kecuali:
A. padat dan keras D. mudah terbakar
B. titik leleh tinggi E. larutannya menghantarkan arus listrik
C. dapat larut dalam air
11. Diketahui atom-atom unsur: P (Z= 8); Q (Z=9); dan R (Z=17). Ikatan kovalen tunggal dapat
dijumpai pada:
A. P2 C. R2 E. Q2 dan R2
B. Q2 D. P2 dan Q2
12. Mana di antara pernyataan berikut merupakan pernyataan yang tidak tepat?
A. Ikatan ion adalah ikatan antara atom unsur elektropositif dan atom unsur elektronegatif
B. Ikatan kovalen memiliki pasangan elektron ikatan yang dimiliki bersama.
C. Ikatan kovalen koordinat terjadi bila salah satu pasangan elektron ikatannya berasal dari satu atom.
D. Senyawa kovalen polar merupakan senyawa kovelen yang memiliki ujung bersifat positif dan ujung
lainnya bersifat negatif
E. Senyawa kovalen nonpolar hanya terjadi antara dua aton yang jenisnya sama.
13. Atom C 2e-4e dan atom S 2e-6e membentuk senyawa kovalen yang mengandung:
A. 2 ikatan kovalen tunggal
B. 2 ikatan kovalen rangkap-2
C. 2 ikatan kovalen rangkap-3
D. 1 ikatan kovelen tunggal dan 1 ikatan kovalen rangkap-2
E. 1 ikatan kovelen tunggal dan 1 ikatan kovalen rangkap-3
14. Atom unsur X (Z=15) memiliki struktur Lewis:
.. ..
A. X: C. .X. E. .X :
. ..
..
B. . X. D. X :
..
15. Diketahui struktur Lewis untuk ikatan antara dua atom:
.. .. .. H
.. .. .. .. .. .. ..
: ..F : ..F : Mg : O
.. : H: N .. :: C
O .. :: O : Cl
.. : O
.. : Cl
.. :
.. : H ..
Struktur III Struktur II Struktur III Struktur IV Struktur V
Senyawa yang bukan bersifat kovelen adalah senyawa dengan:
A. struktur I C. struktur III E. struktur V
B. struktur II D. struktur IV
16. Data tentang 5 atom unsur adalah P (Z=17); Q (Z=15); R (Z=14); S (Z=13); dan T (Z=12).
Senyawa yang tak mungkin terbentuk adalah:
A. Senyawa ion TP2 D. Senyawa kovalen QP3
B. Senyawa ion SP3 E. Senyawa ion RT2
C. Senyawa kovalen RP4
17. Rumus molekul berberapa senyawa adalah CO, N2, HCN, dan N2O dengan elektron valensi H=1e;
C=4e; N=5e; O=6e. Ikatan kovalen koordinat terdapat pada senyawa:
A. CO dan N2 D. HCN dan N2O
B. CO dan HCN E. CO dan N2O
C. N2 dan HCN
136
18. Pada molekul SO3 (S dan O golongan VIA) terdapat:
A. 3 ikatan kovalen rangkap-2
B. 2 ikatan kovalen rangka-2 dan 1 ikatan kovalen tunggal
C. 2 ikatan kovalen koordinat dan 1 ikatan kovalen rangkap-2
D. 1 ikatan kovalen koordinat dan 2 ikatan kovalen rangkap-2
E. 2 ikatan kovalen tunggal dan 1 ikatan kovalen koordinat
19. Mana di antara senyawa berikut yang paling polar?
A. HF C. ClF E. BrCl
B. HCl D. BrF
20. Senyawa berikut yang bersifat nonpolar adalah ….
A. H2O C. NH3 E. HCl
B. CO2 D. H2S
ESSAY
Ikatan Ion
01. Diketahui atom-atom unsur: Li ; K; Mg; Ca; dan Al.
a. Tuliskan reaksi pembentukan ion dari atom unsur di atas.
b. Kelompokkan mana ion bermuatan +1; bermuatan +2; dan ion yang bermuatan +3.
02. Perkirakanlah mana di antara atom unsur berikut ini yang berkecenderungan melepaskan
elektronnya untuk mencapai konfigurasi stabil. (Z = nomor atom.)
a. A (Z = 4) d. D (Z = 15)
b. B (Z = 8) e. E (Z = 19)
c. C (Z = 13)
03. Tuliskan pembentukan senyawa ion dan rumus kimianya antara kedua unsur dibawah ini.
a. Litium dan fluor
b. Li dan O
c. Magnesium dan klor
d. Mg dan S.
e. Aluminium dan belerang
04. Dengan menggunakan Tabel Periodik Unsur, dugalah antar golongan mana yang dapat membentuk
senyawa berdasarkan ikatan ion.
05. Di antara senyawa berikut mana yang merupakan senyawa ion:
a. NH3 d. CCl4
b. Li2S e. BaO
c. AlCl3
Ikatan Kovalen
06. Tuliskan konfigurasi elektron atom unsur:
a. C (Z = 6) d. S (Z = 16)
b. Si (Z = 14) e. Cl (Z = 17)
c. P (Z = 15)
137
07. Isilah elektron valensi (el. val.) dari atom unsur berikut ini !
a. El. val. C = ……... f. El. val. P = ……...
b. El. val. N = ……... g. El. val. S = ……...
c. El. val. O = ……... h. El. val. Cl = ……...
d. El. val. F = ……... i. El. val. Br = ……...
e. El. val. Si = ……... j. El. val. I = ……...
08. Gambarkan struktur Lewis dari atom unsur berikut dengan cara
mengisi tabel yang telah disediakan.
a. Karbon b. Silikon c. Fosfor d. Iodium e. Brom
Simbol Z Jumlah
No. Soal Atom Elektron Konfigurasi elektron Struktur Lewis
08a.
08b.
08c.
08d.
08e.
09. Diketahui molekul kovalen: I2; Br2; CH4; CCl4; CS2; dan CH3Cl. Tulislah struktur Lewis dan
struktur ikatan dari molekul-molekul tersebut.
10. Lewis dan struktur ikatan dari molekul SO2 dan SO3.
(Petunjuk: Pada kedua molekul tersebut melibatkan ikatan kovalen koordinat.)
11. Sebutkanlah jenis ikatan kovalen yang terdapat pada molekul P 2O3.
12. Kelompokkanlah molekul-molekul di bawah ini menurut molekul nonpolar dan molekul
polar.
a. Cl−Cl d. Br−F
b. Cl−F e. H−Br
c. F−F f. I−Cl
13. Diketahui 3 molekul polar, yaitu CO; HBr; dan BrCl. Tunjukkan kutub positif dan kutub
negatif dari molekul ini.
138
Perubahan kimia atau reaksi kimia banyak jenisnya, dan salah satu di antaranya adalah reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi. Kedua peristiwa ini sering dinyatakan ke dalam satu istilah yakni
peristiwa redoks atau reaksi redoks.
Reaksi redoks banyak dijumpai di sekitar kehidupan bahkan pada diri kita sendiri.
Pembentukan oksida (pembakaran dan perkaratan), pembusukan, penguraian, penyepuhan,
kerja sel kimia (baterai), pengawetan logam dan makanan, pembentukan zat, metabolisme
makanan dalam tubuh, dan lain-lain semuanya melibatkan reaksi redoks.
Reaksi redoks dapat dikendalikan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
A. PENGERTIAN REDOKS
1. Pengertian Oksidasi dan Reduksi
Pada awalnya istilah “oksidasi” diterapkan pada perubahan kimia atau reaksi-reaksi
dimana suatu zat bersenyawa dengan oksigen; sedangkan istilah “reduksi” didefinisikan
sebagai pelepasan oksigen dari suatu senyawa yang mengandung oksigen.
Contoh reaksi oksidasi (pengikatan oksigen):
(a) 2 Ca + O2 → 2 CaO (c) 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3
kalsium kalsium oksida besi besi(III)oksida
(b) 2 S + 3 O2 → 2 SO3 (d) 2 C2H5OH + 6 O2 → 4 CO2 + 6 H2O
belerang belerang trioksida alkohol karbon dioksida air
Catatan:
– Oksida merupakan senyawa hasil penggabungan unsur dan oksigen.
– Reaksi oksidasi yang disertai dengan pembebasan energi panas disebut reaksi pembakaran.
Pengertian oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan, dan pengertian lebih luas
yang mencakup pengertian di atas adalah pengertian berdasarkan perpindahan elektron.
Okasidasi adalah peristiwa pelepasan elektron; dan reduksi adalah peristiwa pengikatan
elektron. Berikut, contoh sederhana menurut pengertian ini dan erat hubungannya dengan
materi Ikatan Kimia.
Contoh oksidasi: Contoh reduksi:
a. Na → Na+ + 1e– a. Cl + 1e– → Cl–
b. Ca → Ca2+ + 2e– b. O + 2e– → O2-
c. C2O42- → 2 CO2 + 2e– c. Cl2 + 2e– → 2 Cl–
139
2. Pengertian Redoks
Pelepasan elektron tak akan pernah terjadi tanpa disertai oleh peristiwa penerimaan
elektron. Atau dengan kata lain, “tak ada oksidasi tanpa reduksi”; demikian juga sebaliknya.
Kedua peristiwa, oksidasi dan reduksi, selalu berlangsung serentak sebagai peristiwa oksidasi-
reduksi, atau lebih populer dengan istilah redoks. Dapat dikemukakan bahwa redoks
merupakan peristiwa yang melibatkan serah-terima elektron.
Reaksi oksidasi: Ca → Ca2+ + 2e–
Reaksi reduksi : O + 2e– → O2-
+
Reaksi redoks: Ca + O → Ca2+O2-
atau ditulis: CaO
kalsium oksida (kapur tohor)
Ciri apa yang dapat menunjukkan bahwa suatu reaksi digolongkan sebagai “reaksi
oksidasi”, “reaksi reduksi”, “reaksi redoks”, atau “bukan dari ketiganya”? Para ahli melakukan
konsensus dengan memperkenalkan konsep bilangan oksidasi (BO) beserta aturannya. Untuk
reaksi redoks di atas, BO yang terlibat pada masing-masing zat adalah,
BO Ca adalah 0; BO “Ca dalam CaO” adalah +2; atau BO Ca+2 adalah +2; dan
BO O adalah 0; BO “O dalam CaO” adalah –2; atau BO O–2 adalah –2.
BO CaO adalah 0;
Tanda + pada BO menunjukkan pelepasan elektron terhadap partikel asalnya; sedangkan
tanda – menunjukkan pengikatan elektron terhadap partikel asalnya.
Selain senyawa ion, konsep “bilangan oksidasi” juga dapat diterapkan pada pembentukan
senyawa kovalen, misalnya senyawa amoniak, NH3. sebagai hasil penggabungan 1 atom N dan
3 atom H (lihat kembali bab ikatan kimia). Reaksi penggabungan atom-atomnya adalah,
.. ..
. N. + 3 .H → H : N : H
. ..
H
Bilangan oksidasi (BO) dari masing-masing partikel yang terlibat reaksi dapat dinyatakan bahwa,
BO dari atom N; atom H; dan molekul NH3 masing-masing adalah 0
BO dari N dalam NH3 adalah –3 (menyumbangkan 3e; dan tanda – menunjukkan bahwa
N lebih elektronegatif dari H).
BO dari H dalam NH3 adalah +1 (menyumbangkan 1e; dan tanda + menunjukkan bahwa
H lebih elektropositif dari N).
140
Dari kedua jenis contoh di atas dapat diperoleh pengertian BO bahwa,
Pada Bab 4, BO telah disinggung dan beberapan harga BO dari beberapa unsur dalam
senyawanya telah diberikan. Nilai BO dari unsur, senyawa, dan ion, dan juga nilai BO dari
unsur dalam senyawa/ionnya telah ditabelkan, dan sering ditampilkan dalam Tabel Periodik
Unsur. Beberapa aturan umum yang menyangkut bilangan oksidasi (BO) dari unsur, senyawa,
ion, dan unsur penting dalam senyawanya dapat juga dilihat pada Tabel 10.1.
BO partikel netral = 0
Partikel netral berupa unsur dan senyawa. Contoh:
BO C=0; BO Fe=0; Cu=0; BO H2=0; BO N2=0; BO O2=0; BO H2O=0; BO H2SO4=0; dsb.
BO H dalam senyawanya = +1
Kecuali pada senyawa hidrida, maka BO H = –1. Contoh hidrida: LiH, NaH, KH.
BO O dalam senyawanya = –2
Kecuali pada senyawa peroksida, maka BO O = –1. Contoh peoksida: H2O2 ; N a2O2 ; BaO2
141
Agar kita dapat menetapkan BO unsur dalam senyawanya dengan mudah, tepat dan cepat,
maka hafallah BO berikut:
• BO H dalam senyawanya adalah +1 (kecuali dalam senyawa hidrida maka BO H = -1).
• BO O dalam senyawanya adalah –2 (kecuali dalam senyawa hidrida maka BO O = -1).
• BO logam alkali (Li, Na, K, Rb) dalam senyawanya adalah +1.
• BO logam alkali tanah (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawanya adalah +2.
Untuk memperjelas penetapan BO suatu unsur dalam senyawanya, berikut ini diberikan
beberapa contoh tambahan.
142
Latihan 10.1.
Berapa BO dari:
1. logam kalsium. 3. Mn dalam Mn(OH)2. 5. klor dalam ion klorit.
2. Ca dalam CaO. 4. gas klor.
Dengan demikian, berdasarkan pada pengertian terakhir tentang reaksi redoks, kita dapat
dengan cepat menggolongkan apakah suatu reaksi tergolong reaksi-reaksi “oksidasi”,
“reduksi”, “redoks”, atau bukan dari ketiganya.
Latihan 10.2.
1. Manakah di antara kedua reaksi berikut yang tergolong “oksidasi” atau tergolong “reduksi” menurut
pengertian 1? (Petunjuk: Setarakan dulu koefisiennya; dan gunakan Tabel 10.1))
a. SO2 + O2 → SO3 b. Cu2O + C → Cu + CO2
2. Tunjukkan bahwa reaksi berikut ini merupakan reaksi redoks (menurut pengertian 2 atau 3).
a. SO2 + O2 → SO3 b. Cu2O + C → Cu + CO2
3. Berikut ini, reaksi mana yang tergolong pada reaksi oksidasi, reaksi reduksi, reaksi redoks, dan
reaksi nonredoks?
a. H2CO3 → H2O + CO2. b. Fe → Fe2+ + 2e- c. 2 H2O → 2 H2 + O2.
4. Tuliskan persamaan reaksi reduksi perubahan S2O32- menjadi S4O62-.
5. Gabungkanlah kedua reaksi berikut menjadi reaksi redoks.
a. S + 2e- → S2-. b. Al → Al3+ + 3e-.
143
Contoh oksidator dan reduktor:
(a) Cl + 1e– → Cl– (reaksi reduksi)
(b) O + 2e– → O2- (reaksi reduksi)
oksidator
0 0 +2 –2 0 +2 +2 0
Ca + O → CaO Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2
reduktor oksidator reduktor oksidator
oksidator reduktor
= zat pengoksidasi. = zat pereduksi.
= zat yang melepaskan elektron. = zat yang mengikat elektron.
= zat yang mengalami penaikan BO. = zat yang mengalami penurunan BO.
Latihan 10.3.
Mana “oksidator” dan mana “reduktor” pada reaksi di bawah ini.
1. Al → Al3+ + 3e- 4. Pb2+ + 2e- → Pb
2. Cl2 + 2e- → 2 Cl- 5. Cu + 4 HNO3 → Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 2 H2O.
3. Fe2O3 + CO → 2 FeO + CO2
144
Lain halnya dengan unsur halogen (X), maka kemampuan mengikat elektron golongan unsur
ini justeru sangat kuat. Di antara unsur halogen sendiri, kemampuan mengikat elektron
menurun dari F ke I (lihat Tabel Periodik Unsur).
X + e- → X -
Br + e- → Br-
Dengan demikian di antara unsur halogen maka F bersifat oksidator paling kuat
dan I bersifat reduktor paling lemah.
Kedua golongan unsur, alkali dan halogen di atas paling mudah bereaksi satu sama lain.
Perhatikanlah reaksi redoks berikut:
2 Li + Cl2 → 2 LiCl
2 Na + Cl2 → 2 NaCl
Reaksi manakah yang akan mudah berlangsung? Karena sifat reduktor dari logam Na lebih kuat
dari logam Li, maka reaksi kedua yang akan mudah berlangsung.
Jadi dengan mengetahui sifat oksidator dan sifat reduktor dari suatu redoks, kita dapat
memperkirakan kemudahan redoks itu berlangsung.
Latihan 10.4.
1. Mana di antara kedua reaksi berikut yang lebih mudah berlangsung?
a. K + Cl2 →
b. K + I2 →
2. Berlangsungkah reaksi di bawah ini?
a. Na + KI →
b. K + NaI →
(Jawab: b. reaksi berlangsung.)
3. Reaksi Autoredoks
Reaksi redoks yang telah dibahas di atas melibatkan dua jenis pereaksi dimana yang satu
berperan sebagai reduktor dan yang lainnya berperan sebagai reduktor. Ada tipe reaksi redoks
lainnya dimana satu jenis zat berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator. Reaksi redoks
seperti ini disebut reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi. Pada reaksi berikut, Cl2
berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator.
NaOH + Cl2 → NaClO + NaCl + H2O
Mengapa reaksi ini tergolong reaksi autoredoks?
Benarkah Cl2 berperan sekaligus sebagai reduktor dan oksidator? Perhatikan penjelasan berikut.
penurunan BO
penaikan BO
0 +1 –1
NaOH + Cl2 → NaClO + NaCl + H2O
sebagai: oksidator dan reduktor
Keterangan:
• BO Na dalam NaOH, NaClO, dan NaCl adalah sama, yakni +1 (jadi BO Na tidak berubah).
• BO O dalam NaOH, NaClO, dan H2O adalah sama, yakni -2 (jadi BO O tidak berubah).
145
Latihan 10.6.
Periksalah apakah reaksi berikut ini tergolong reaksi autoredoks.
1. H2O2 → H2O + O2
2. MnO2 + HI → MnI2 + I2 + H2O
146
IKHTISAR
Bilangan oksidasi (BO) adalah bilangan yang menyatakan arah perpindahan dan jumlah
elektron dari atom yang terlibat dalam ikatannya.
(Bertanda positif (+) bila atom melepaskan elektron atau bila atom yang menyumbangkan
elektron bersifat lebih elektropositif; sebaliknya bertanda negatif (–) bila atom meenerima
elektron atau bila atom yang menyumbangkan elektron bersifat lebih elektronegatif.)
Oksidasi adalah
(1) peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu zat (lama).
(2) peristiwa pelepasan elektron.
(3) peristiwa penaikan BO.
Reduksi adalah
(1) peristiwa pembebasan oksigen dari suatu zat (lama).
(2) peristiwa pengikatan elektron.
(3) peristiwa penurunan BO.
Redoks adalah
(1) peristiwa yang melibatkan pelepasan elektron (oksidasi) dan penerimaan elektron
(reduksi).
(2) peristiwa yang melibatkan penaikan BO (oksidasi) dan penurunan BO (reduksi).
Oksidator adalah
(1) zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.
(2) zat yang mengalami penurunan BO.
Reduktor adalah
(1) zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.
(2) zat yang mengalami penaikan BO.
Autoredoks merupakan redoks dimana salah satu zat yang terlibat reaksi sekaligus mengalami
oksidasi maupun reduksi.
147
SOAL-SOAL
PILIHAN BERGANDA ()
01. Di antara pernyataan berikut yang benar tentang bilangan oksidasi adalah ….
A. Bilangan pecahan yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
B. Bilangan bulat yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
C. Bilangan bulat positif yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
D. Bilangan bulat negatif yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
E. Bilangan romawi yang menunjukkan arah pergeseran dan jumlah elektron dari
atom unsur yang membentuk ikatan.
02. Pernyataan yang tidak tepat mengenai harga bilangan oksidasi (BO) adalah ….
A. Umumnya BO H dalam senyawa berharga +1
B. BO unsur alkali dalam senyawanya selalu berharga +1.
C. BO unsur alkali tanah dalam senyawanya selalu berharga +2.
D. BO unsur O dalam senyawanya selalu berharga –2.
E. BO suatu unsur dan senyawa selalu berharga 0.
03. BO Cl adalah +5 ditemukan dalam senyawa ….
A. HClO C. HClO3 E. Cl2O7
B. HClO2 D. HClO4
04. Diketahui BO Cr = +3, BO O = -2. Senyawa berikut ini, mana yang memenuhi harga kedua BO
tersebut ?
A. Cr3O C. CrO3 E. CrO6
B. Cr3O2 D. Cr2O3
05. BO S = +4 ditemukan dalam ….
A. SO3 C. SO42- E. K2SO4
B. H2SO4 D. NaHSO3
06. Diketahui 3 pernyataan tentang sifat reaksi:
(1) reaksi yang melibatkan pelepasan elektron.
(2) reaksi yang melibatkan pengikatan elektron.
(3) reaksi yang melibatkan penurunan bilangan oksidasi.
Pernyataan yang berhubungan dengan reaksi oksidasi adalah ….
A. pernyataan (1) D. pernyataan (1) dan (3)
B. pernyataan (2) E. pernyataan (2) dan (3)
C. pernyataan (3)
07. Di antara reaksi berikut, mana yang merupakan reaksi bukan redoks ?
A. Fe + S → FeS D. Na2O + H2O → 2 NaOH
B. 2 FeCl2 + Cl2 → 2 FeCl3 E. 2 KCl → 2 K + Cl2
C. Al2O3 + 3 C → 2 Al + 3 CO
148
08. Oksigen yang mengalami reduksi ditemukan pada reaksi ….
A. SO3 + H2O → H2SO4
B. C + O2 → CO2
C. 2 Na2O → 4 Na + O2
D. 2 FeO + 2 CO → 2 Fe + 2 CO2
E. 2 NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O
09. Mangan yang tak dapat dioksidasi lagi terdapat dalam ion:
A. MnO4- C. Mn3+ E. Mn2+
B. MnO42- D. MnCl4-
10. Manakah di antara pernyataan berikut yang paling tepat ?
A. Oksidator merupakan zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi.
B. Oksidator menyebabkan zat lain mengalami penurunan bilangan oksidasi
C. Reduktor menyebabkan zat lain mengalami penaikan bilangan oksidasi
D. Reduktor merupakan zat yang mengalami pengikatan elektron.
E. Oksidator memberikan elektronnya kepada reduktor
11. Diketahui reaksi: KMnO4 + H2C2O4 + H2SO4 → MnSO4 + K2SO4 + CO2 + H2O
Zat yang berperan sebagai reduktor adalah ….
A. H2SO4 C. KMnO4 E. CO2
B. H2C2O4 D. MnSO4
12. Manakah kelompok berikut yang merupakan pasangan paling kuat sifat reduktor dan sifat
oksidatornya.
A. Li dan F C. K dan F E. K dan I
B. Li dan I D. Na dan F
13. Di antara reaksi redoks berikut mana reaksi yang paling sukar berlangsung.
A. K + I2 → 2 KI D. K + F2 → 2 KF
B. Na + I2 → 2 NaI E. Na + F2 → 2 NaF
C. Na + Cl2 → 2 NaCl
14. Reaksi berikut yang merupakan reaksi autoredoks adalah ….
A. 2 HNO3 → H2O + 2 NO2
B. PbO2 + HI → PbI2 + I2 + H2O
C. Br2 + OH- → Br- + BrO3- + H2O
D. NaI + H2SO4 → H2S + I2 + Na2SO4 + H2O
E. KMnO4 + HCl → KCl + MnCl2 + 4 H2O + Cl2
ESSAY
Oksidasi dan Reduksi
01. Tandailah apakah reaksi berikut ini tergolong reaksi oksidasi atau reaksi reduksi.
(Isikan pada bagian kosong yang telah disediakan.)
a. 4 Cu + O2 → 2 Cu2O ……………
b. Cl2 + 2e- → 2 Cl- ……………
c. Fe → Fe + e
2+ 3+ - ……………
149
d. Cl + e- → Cl- ……………
e. 2 KClO3 → 2 KCl + 3 O2 ……………
f. Hg → Hg+ + e- ……………
g. 2 Mg + O2 → 2 MgO ……………
h. Al2O3 + 3 H2 → 2 Al + 3 H2O ……………
i. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ……………
j. C2H5OH + 3 O2 → 2 CO2 + 3 H2O ……………
03. Tuliskan rumus kimia dari senyawa yang memiliki pasangan nilai BO berikut ini.
No. Pasangan BO Rumus Kimia No. Pasangan BO Rumus Kimia
+2 –2 f. +2 –2
a. ……….. ………..
Fe O Cd S
+2 –1 g. +1 –1
b. ……….. ………..
Pb I Cl Cl
+5 –2 h. +1 –2
c. ……….. ………..
Sb O K O
+3 –1 i. +5 –1
d. ……….. ………..
As H P Cl
+3 –1 j. +7 –2
e. ……….. ………..
B F Br O
04. Tuliskan rumus kimia yang mungkin untuk pasangan atom berikut (Petunjuk: Gunakan Tabel 10.1).
a. Ag dan S d. Hg dan Cl
b. P dsn O e. N dan O.
c. Cr dan O
05. Berapakah BO unsur dalam senyawa atau ion berikut ini ?
Diketahui BO H=+2 dan BO O=-2.
a. Fe dalam Fe(OH)3.
b. N dalam N2O4.
c. S dalam H2S
d. Mn dalam MnO4-2.
e. Sb dalam H3SbO3.
150
06. Pecahlah kedua senyawa ini menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion)-nya, dan sertai
dengan muatan ionnya.
a. KCl d. Hg2I2
b. K2S e. AlF3
c. HgS
Redoks
07. Golongkan reaksi berikut ini mana yang merupakan reaksi oksidasi, reaksi reduksi,
reaksi redoks, dan mana yang bukan merupakan reaksi ketiganya.
(Isikan jawaban pada bagian kosong yang disediakan.)
a. C + O2 → CO2 ____________________________
b. Cl + e- → Cl- ____________________________
c. Al2O3 + 3 H2 → 2 Al + 3 H2O ____________________________
d. NaOH + HCl → NaCl + H2O ____________________________
e. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ____________________________
f. 2 FeCl3 + 3 K2S → Fe2S3 + 6 KCl ____________________________
g. 2 I → I2 + 2 e
- - ____________________________
h. S2O3 → S4O6
2- 2- ____________________________
i. Ba +2
+ SO4 → BaSO4-2 ____________________________
j. MnO4 → Mn - +2 ____________________________
08. Zat mana yang berperan sebagai oksidator, dan sebagai reduktor pada persamaan reaksi berikut ini.
Sebagai Oksidator Sebagai Reduktor
a. C + O2 → CO2 ___________ ___________
b. Cl + e- → Cl- ___________ ___________
c. FeO + CO → Fe + CO2 ___________ ___________
d. Mg → Mg +2
+ 2e - ___________ ___________
e. N2 + 3 O2 → 2 NO + 2 NO2 ___________ ___________
f. Sn +4
+ Fe +2
→ Fe +3 +2
+ Sn ___________ ___________
g. S2O3 → S4O6
2- 2- ___________ ___________
h. S8 + 8 O2 → 8 SO2 ___________ ___________
i. MnO4 → Mn - +2 ___________ ___________
j. Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2 ___________ ___________
151
Salah satu sumber daya alam yang tidak asing lagi adalah minyak bumi. Bahan alam ini amat
mempengaruhi kehidupan. Ummat manusia masih menggantungkan sebagian besar aktivitas
kehidupannya pada bahan alam tersebut yang kini semakin menipis keberadaannya. Manusia
kini berpacu untuk menemukan bahan bakar pengganti minyak guna mengurangi
ketergantungan pada “emas hitam” ini.
Minyak bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk melalui proses fisis dan kimia
yang sangat lama (jutaan tahun). Dari minyak bumilah, bahan bakar, sebagian bahan baku
industri, dan berbagai produk kimia diperoleh. Hidrokarbon merupakan golongan paling
sederhana di antara semua golongan senyawa organik.
Bukan saja pada minyak bumi dan hidrokabon, manusia juga sangat berketergantungan pada
senyawa organik (senyawa karbon) baik alami maupun buatan. Mulai dari pangan
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin), sandang (serat alami dan buatan), papan (kayu, plastik),
kesehatan dan kecantikan (obat-obatan, kosmetik, pengawet), pertanian (pupuk, pembasmi
hama) sampai pada transportasi (bahan bakar, pelumas) dan industri (bahan bakar, bahan
mentah, bahan baku), dan lain-lain.
A. SENYAWA KARBON
Pada awalnya, senyawa-senyawa yang berasal dari makhluk hidup disebut senyawa
organik; dan Ilmu Kimia yang mempelajari senyawa ini disebut Kimia Organik. Sebaliknya,
senyawa-senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik.
Pada perkembangannya, kemudian manusia mampu melakukan proses pembuatan sebagian
senyawa organik. Frederick Wohler (Jerman) dapat membuat beberapa senyawa yang
sifatnya persis sama dengan senyawa organik aslinya. Pada tahun 1824 Wohler berhasil
membuat asam oksalat, suatu zat yang terdapat dalam getah tumbuhan (jenis oxalis), dan
kemudian pada tahun 1828 ia berhasil membuat urea, suatu senyawa yang biasanya
ditemukan dalam darah dan urin.
Makhluk hidup tidak lagi merupakan sumber utama dari senyawa organik. Salah satu sifat
utama senyawa organik baik alami maupun buatan adalah selalu mengandung unsur karbon.
Oleh karena itulah, istilah “senyawa organik” disempurnakan menjadi senyawa karbon; dan
Ilmu Kimia yang mempelajarinya disebut sebagai Kimia Karbon. Namun demikian, istilah
senyawa organik kadang-kadang masih digunakan terutama untuk membedakannya dari
senyawa anorganik.
152
Tabel 11.1 Perbedaan Antara Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik.
No Senyawa Organik Senyawa Anorganik
1. Umumnya senyawa kovalen Senyawa Ion
2. Umumnya tak larut dalam air Dapat larut
3. Umumnya bertitik leleh rendah Bertitik leleh tinggi
4. Umumnya dapat terbakar Tidak dapat terbakar
5. Struktur ikatan rumit Lebih sederhana
6. Reaksi bersifat lambat Reaksinya lebih cepat
C C C C
2 ik. tunggal dan 2 ik. rangkap-2 1 ik. tunggal dan
4 ik. tunggal 1 ik. rangkap-2 1 ik. rangkap-3
Gbr 11.1. Beberapa Tipe Ikatan Kovalen dari Atom C.
(b) Atom C dapat berikatan dengan atom C lain, bahkan dapat membentuk rantai atom C baik
terbuka (lurus dan cabang) maupun lingkar.
C C
(1) −C−C−C−C−C−C− C C C
C
C C
CC−C (3) (4) C C C
C C C C C C
(2) −C−C−C−C−C−C− C C C C C
C C C C
Gbr 11.2. Rantai Atom Karbon: (1) Lurus; (2) Cabang; (3) Lingkar; (4) Jaring.
Jadi yang menyebabkan senyawa karbon sangat beragam dan jumlahnya yang begitu banyak
adalah sifat khas atom C adalah bahwa atom C menjadi unsur utama pembentuk senyawa
karbon itu sendiri, dan atom C dapat berikatan melalui beragam cara.
153
Sedemikian banyaknya jumlah senyawa organik dan penggunaannya yang meluas, mulai dari
bidang pangan dan sandang, kedokteran, farmasi, pertanian, peternakan dan bahkan sampai
untuk berbagai komponen peralatan dan industri menunjukkan bahwa lingkup bahan kajian
Kimia Karbon begitu luas.
Usaha untuk mempelajari senyawa karbon telah mendorong usaha pembagian senyawa karbon
atas dasar sifat umum senyawa tersebut. Tabel 11.2 memperlihatkan beberapa golongan
senyawa karbon menurut jenis unsur pembentuknya.
Tabel 11.2. Jenis Unsur dan Golongan Senyawa Karbon
Jenis Unsur Golongan Senyawa Karbon
C; H Hhidrokarbon
C; H; O Alkohol, Eter, Karbohidrat, Asam Karboksilat, dll
C; H, halogen Alkil-halida
C; H; N Amina, dll.
C; H; O; N Amida, Asam Amino, dll.
C; H; O; N; P Asam Nukleat
C; H; O; N; P; S Protein
B. HIDROKARBON
Sesuai dengan namanya, hidrokarbon merupakan golongan senyawa karbon yang hanya
mengandung unsur C dan unsur H.
Berdasarkan pada struktur rantai C, hidrokarbon dapat dibedakan atas hidrokarbon alifatik
(terbuka) dan hidrokarbon siklik (lingkar). Sedangkan berdasar pada jenis ikatan kovalen antar
C, hidrokarbon dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh (hanya memiliki ikatan tunggal C–C),
dan hidrokarbon tak-jenuh (memiliki ikatan rangkap-2: C=C, atau ikatan rangkap-3: CC).
HIDROKARBON
ALIFATIK SIKLIK
Kelompok hidrokarbon yang akan dibahas pada paragraf ini hanya meliputi alkana (berikatan
tunggal: C-C); alkena (hanya memiliki 1 ikatan rangkap-2: C=C), dan alkuna (hanya memiliki
1 ikatan rangkap-3: CC). Sedangkan kelompok hidrokarbon siklik akan dibahas pada bab
lainnya.
154
1. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh (berkerangka ikatan C tunggal terbuka).
Kelompok senyawa ini sering disebut parafin karena sifatnya yang kurang reaktif.
(Parafin berasal dari kata parum affinis yang berarti berdaya gabung kecil; parum = sedikit, dan affinis = gabung.)
a. Deret Homolog Dan Rumus Alkana
Senyawa alkana terbentuk hanya dari atom-atom karbon (C) dan atom-atom hidrogen (H);
dan molekul alkana yang paling sederhana adalah molekul CH4 (metana).
H H. H
.
H H .. C. ..H H C H
C . CH4
H H H
H (a) (b) (c) (d)
155
Dari Tabel 11.3, senyawa alkana tampak membentuk sebuah deret seperti berikut:
Jumlah atom C (n) 1 2 3 4 …
Rumus Molekul CH4 C2H6 C3H8 C4H10 CnH…
Beda: CH2 CH2 CH2
Deret inilah yang disebut deret homolog. Masing-masing senyawa pada deret di atas disebut
homolog. (Homolog dari kata Yunani: homos berarti sama, dan logos berarti perkataan.)
Sebuah homolog berbeda dari homolog berikutnya oleh sebuah gugus metilen, CH2. Jadi deret
di atas akan memenuhi homolog umum: CnH2n+2. Atau dengan kata lain, senyawa alkana
memiliki rumus umum, CnH2n+2.
b. Sifat Alkana
• Sifat Fisis
Beberapa sifat fisis alkana terutama wujudnya dapat dilihat pada Tabel 11.4.
Tabel 11.4. Titik Leleh Dan Titik Didih Senyawa Alkana
• Sifat Kimia
Nama parafin yang diberikan kepada alkana seperti yang telah disebutkan di atas
menunjukkan bahwa sifat kimia senyawa alkana umumnya kurang reaktif (sukar
bereaksi) dengan zat lain.
156
d. Struktur Alkana
Senyawa alkana paling sederhana adalah alkana dengan atom C1, yakni metana, CH4. CH4
memiliki bentuk molekul dan struktur ikatan seperti ditunjukkan pada Gbr 11.4.
Untuk memperoleh pemahaman lebih jauh tentang alkana, maka pembahasan struktur
ikatan pada alkana menjadi persyaratan penting karena struktur ikatan dapat mencirikan
struktur molekulnya (yakni bagaimana kedudukan atau sebaran atomnya membentuk
molekul senyawa yang bersangkutan).
Sifat khas atom C adalah dapat membentuk ikatan dengan atom C lain; atau antar atom C
dapat membentuk rantai C. Dengan demikian atom C dari CH4 dapat berikatan dengan
gugus C lain (misalnya gugus metil, -CH3); caranya adalah melalui penggantian salah satu
gugus –H-nya pada molekul CH4 tersebut oleh sebuah gugus metil, −CH3.
H H H H
H H H−C −H −C−H H−C −C−H
H−C−H H−C− −H H H H H
H H gugus H H3C−H −CH3 H3C−CH3 ; etana
CH4 −CH3 metana gugus metil Hasil penggantian gugus –H
metana gugus metil pada CH4 oleh gugus metil
Senyawa alkana beratom C2 dapat dibentuk melalui penggantian salah satu gugus −H pada CH4 oleh
gugus metil, −CH3, dengan membentuk H3C–CH3.
Selanjutnya terhadap salah satu gugus −H pada C2H6 juga dapat digantikan oleh gugus −CH3 yang
lain membentuk H3C–CH2–CH3; dan seterusnya.
Tampak bahwa penggantian terhadap gugus –H manapun pada molekul H3C–CH3 akan
menghasilkan struktur ikatan yang sama. Namun bila penggantian gugus –H itu diteruskan
terhadap molekul C3H8, maka akan menghasilkan 2 macam struktur ikatan berbeda
walaupun rumus molekulnya sama, yakni C4H10.
Dalam Kimia Karbon, struktur ikatan seperti tersebut di atas dapat disederhanakan
penulisannya yang dikenal sebagai rumus struktur singkat seperti dicontohkan
terhadap molekul-molekul di bawah ini.
Rumus Molekul: C3H8 Rumus Molekul: C4H10
H3C−CH2−CH2−H H3C−CH2−CH2−CH3
digantikan oleh: –CH3
H3C−CH−CH3 H3C−CH−CH3
H digantikan oleh: –CH3 CH3
e. Isomeri
Uraian di atas memperlihatkan bahwa mulai dari alkana beratom C4 dengan rumus molekul
C4H10 (butana); molekulnya mempunyai 2 struktur ikatan yang berbeda. Walaupun rumus
molekul sama, tetapi bila struktur ikatannya berbeda, maka keduanya akan memiliki sifat
yang berbeda, baik sifat fisis maupun sifat kimianya.
H3C−CH−CH3
H3C−CH2−CH2−CH3
CH3
Rumus Molekul : C4H10 Rumus Molekul : C4H10
Titik didih : - 0,5 0C Titik didih : -12 0C
157
“Peristiwa yang terjadi dimana dua senyawa atau lebih memiliki rumus molekul sama
tetapi memiliki struktur ikatan beda” disebut isomeri.
(Untuk senyawa-senyawanya, dapat dikatakan bahwa senyawa yang satu merupakan
isomer dari senyawa lainnya.)
Isomeri pada senyawa alkana beratom C5; dengan cara mengganti gugus –H
sedemikian sehingga diperoleh struktur ikatan yang satu sama lain berbeda namun masih
beratom C5. Seberapa banyak struktur yang mungkin dapat diperoleh, cara berikut ini dapat
membantu untuk menetapkan dengan cepat isomeri pada senyawa alkana dengan C5, dan
juga pada isomeri lainnya.
Caranya:
(1) Susunlah rantai C lurus sesuai dengan jumlah atom C menurut rumus molekulnya.
(2) Sebarkan atom C sambil mempertahankan jumlahnya sampai membentuk rantai atom C
yang berbeda (pola rantai C). Baru kemudian pola rantai disempurnakan dengan struktur
ikatan senyawanya.
Perhatikan penerapan terhadap alkana rantai C5 (rumus molekul C5H12).
(a) Rumus molekul C5H12 dengan rantai C lurus: C–C–C–C–C
(b) Sebarkan atom C sehingga membentuk pola rantai C yang berbeda seperti berikut.
Pola rantai C: Struktur ikatan:
C–C–C–C–C H3C–CH2–CH2–CH2–CH3
C–C–C–C H3C–CH–CH2–CH3
C CH3
C CH3 Tampak bahwa alkana berantai
C–C–C H3C–C–CH3 atom C5 dengan rumus molekul
C5H10 memiliki 3 macam struktur
C CH3 ikatan beda atau 3 isomer.
Semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana, semakin tinggi
jumlah isomernya.
Jumlah Atom C C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
Rumus Molekul C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22
Jumlah Isomer 2 3 5 9 18 35 75
CATATAN:
Pada senyawa karbon, atom C yang membentuk
rantai dapat dibedakan sebagai: C11 C12–C13
a. Atom C-primer, yakni atom C yang mengikat C – C – C – C – C5 – C6 – C7
1 2 3 4
158
f. Tata Nama Alkana
Terjadinya isomeri (rumus molekul sama, tetapi struktur ikatan beda) mendorong perlunya
sistem penamaan atau tata nama terhadap senyawa karbon (termasuk senyawa alkana). Tata
nama alkana akan menjadi dasar penting untuk penamaan senyawa karbon lainnya.
1. Akhiran untuk senyawa alkana adalah -ana dengan awalan yang digunakan adalah
awalan kimia. (Kecuali untuk alkana dengan jumlah atom C1; C2; C3; dan C4.)
Jumlah Atom Rumus Molekul Nama Jumlah Atom Rumus Molekul Nama
C1 CH4 metana C6 C6H14 heksana
C2 C2H6 etana C7 C7H16 heptana
C3 C3H8 propana C8 C8H18 oktana
C4 C4H10 butana C10 C10H22 dekana
C5 C5H12 pentana dst. dst. dst.
2. Jika rantai tak bercabang (lurus), nama senyawa alkana diberi awalan n-.
(Kecuali senyawa alkana dengan jumlah atom C1; C2; dan C3.)
Contoh:
CH3−CH2−CH3 propana
CH3−CH2−CH2−CH3 n-butana Baca: normal butana
CH3−CH2−CH2−CH2−CH3 n-pentana ; dst.
b. Beri nomor urut pada rantai induk (diawali dari at. C yang paling dekat dengan cabang).
C−C
7
C − 6C − 5C − 4C − 3C − 2C − 1C
C C
nama rantai induk: heptana
c. Daftarkan semua cabang (gugus) terikat, dan kemudian sisipkan menurut alfabet pada nama
rantai induk.
[Dalam contoh ini dimisalkan ada gugus-gugus terikat: –CH3 (metil); dan –CH2–CH3 (etil).]
C−C etil
7
C− C− C− C− C− C− C
6 5 4 3 2 1
C C metil
159
d. Jika gugus terikat itu sama dan lebih dari 1, sisipkan awalan kimia yang sesuai di
depan nama gugus itu.
(Dalam contoh ini ada 2 gugus metil, dan ada 1 gugus etil.)
nama rantai: etil–dimetil–heptana
e. Tempatkan nomor dari atom rantai induk di depan nama gugus terikat.
nama rantai: 5–etil–2,5–dimetil–heptana
4. Bila 2 gugus atau lebih terikat pada atom rantai induk yang ekivalen (sama
kedudukan/jaraknya), maka nomor terendah diberikan pada atom C rantai induk
yang mengikat gugus dengan prioritas menurut urutan alfabet.
Contoh senyawa alkana dengan struktur ikatan:
CH3 metil pada at. C no. 6
5 4 3 2 1
CH3−CH2−CH−CH2−CH2−CH−CH2−CH3
8 7 6
CH3
CH3 CH3−C−CH3
CH3−CH−CH2−CH3 CH3
C5H12 CH3−CH2−CH2−CH2−CH3
• 2-metilbutana; • 2,2-dimetilpropana;
n-pentana • isopentana • neopentana
H 3C H3C H3C
CH⎯ CHCH2⎯ CHCH2CH2⎯
H 3C isopropil H3C isobutil H3C isopentil
160
Selesaikan dulu latihan 11.1 berikut, baru kemudian melanjutkan ke subbab selanjutnya.
Latihan 11.1
1. Tulislah rumus molekul dan rumus struktur ikatan dari n-heksana.
2. Tuliskan sebuah rumus struktur ikatan yang merupakan isomer dari n-heksana.
3. Tuliskan struktur ikatan 2,2,3-trimetil-pentana, dan kemudian tuliskan rumus molekulnya.
4. Tunjukkan ada berapa buah atom C yang tergolong at. C primer, at. C sekunder, dan at. C tersier
pada 2,2,3-trimetil-pentana.
5. Tulis kembali struktur ikatan 2,2,3-trimetil-pentana, kemudian gantilah gugus 3-metil pada 2,2,3-
trimetil-pentana oleh sebuah gugus –etil. Selanjutnya namailah senyawa yang diperoleh.
6. Namailah senyawa alkana dengan rumus struktur ikatan berikut.
CH3
H3C–CH–CH2–C–CH3
CH3 CH3
7. Apakah kedua rumus struktur ikatan berikut merupakan isomer satu dengan lainnya.
CH3 H3C
H3C–CH–CH2–C–CH3 CH–CH–CH2–CH2–CH3
CH3 CH3 H3C CH3
2. Alkena
Alkena tergolong hidrokarbon tak-jenuh karena memiliki sebuah ikatan rangkap-2
(ikatan C=C). Adanya ikatan rangkap ini, alkena juga disebut olefin; karena alkena melalui
ikatan rangkapnya dapat bereaksi dengan air brom (Br2 dalam air) dengan membentuk suatu
zat yang berwujud seperti minyak. (Olefin berasal dari bahasa Latin: oleum berarti minyak,
dan ficare berarti membuat.)
Sama seperti pada alkana, maka alkena dengan rumus molekul C2H4 dan C3H6 masing-
masing hanya memiliki sebuah struktur ikatan. Mulai dari alkena beratom C4 dengan rumus
molekul C4H8 yang memiliki lebih dari 1 struktur ikatan (dan terjadi isomeri).
R.M. Struktur Singkat:
C2H4 H2C=CH2
C3H6 H2C=CH–CH3
C4H8 [1] H2C=CH–CH2–CH3 [2] H3C–CH=CH–CH3 [3] H2C=C–CH3
CH3
Keterangan: Alkena dengan rumus molekul C4H8 memiliki 3 struktur molekul berbeda
(satu sama lain saling berisomer).
161
b. Tata Nama Alkena
Sistem penamaan senyawa alkena tidak begitu berbeda dengan alkana hanya dalam
beberapa hal seperti:
(1) Akhiran –ana pada alkana diganti dengan dengan –ena untuk alkena.
n Rumus Nama n Rumus Nama
2 C2H4 etena (etilena) 6 C6H12 heksena
3 C3H6 propena (propilena) 7 C7H14 heptena
4 C4H8 butena (butilena) 8 C8H16 oktena
5 C5H10 pentena n CnH2n ALKENA
Keterangan: nama dalam tanda kurung merupakan nama lainnya.
(2) Isomeri juga terjadi pada senyawa alkena, dan mulai ditemukan pada alkena dengan
jumlah atom C4. Penomoran atom C pada rantai induk (rantai terpanjang) diawali dari
atom C yang paling dekat dengan ikatan rangkap-2.
4 3 2 1 3 2 1
CH3−CH2−CH=CH2 CH3−CH=CH−CH3 CH3−C=CH2
1-butena 2-butena CH3
1-butena (atau isobutene)
c. Sifat Alkena
• Sifat Fisis
Tidak begitu berbeda jauh dengan alkana, beberapa sifat fisis senyawa alkena diikhti-
sarkan menurut Tabel 11.6.
Tabel 11.6. Beberapa Sifat Fisis Senyawa Alkena.
Rumus Titik Leleh Titik didih
Nama CnH2n Struktur Ikatan ( 0C ) ( 0C )
etena C2H4 C=C -169 -102
propena C3H6 C−C=C -185 -48
1-butena C4H8 C−C−C=C − -6,5
2-butena C4H8 C−C=C−C -139 -4
2-metil-1-propena C−C=C
C4H8 -141 -7
(Isobutena) C
1-pentena C5H10 C−C−C−C=C − 30
1-heksena C6H12 C−C−C−C−C=C -138 63,5
1-heptena C7H14 C−C−C−C−C−C=C -119 93
• Sifat Kimia
Walaupun sifat fisis dari alkena dan alkana relatif tidak begitu berbeda, namun sifat
kimianya berbeda dimana senyawa alkena lebih reaktif dari alkana. Adanya ikatan
rangkap menyebabkan alkena dapat bereaksi dengan zat lain misalnya dengan air klor
atau air brom.
H H H H
H C=C H + Br2 → H C − C H
Br Br
162
Atau: H2C=CH2 + Br2 → H2(Br)C–C(Br)H2
Alkena (tergolong hidrokarbon tak-jenuh) dapat dibedakan dari alkana (hidrokarbon
jenuh) berdasarkan reaksi di atas yakni dengan cara mereaksikannya dengan air brom.
Adanya ikatan rangkap pada alkena menyebabkan hilangnya warna coklat dari air brom.
• Kegunaan
Beberapa senyawa alkena menjadi bahan untuk pembuatan beberapa polimer (misalnya
plastik, paralon, karet, dll.).
Latihan 11.2.
a. Tuliskan nama dan rumus molekul CH3–CH=CH–CH–CH3
dari senyawa alkena di samping ini. CH3
b. Tuliskan rumus molekul dan struktur molekul (struktur ikatan) dari 3,4-dimetil-1-pentena.
c. Tuliskan sebuah isomer dari 3,4-dimetil-pentena.
3. Alkuna
Alkuna adalah kelompok hidrokarbon alifatik yang dicirikan oleh adanya sebuah ikatan
rangkap-3 pada rantai atom C-nya.
a. Rumus Umum Dan Struktur Alkena
Alkuna paling sederhana adalah HCCH dengan rumus molekul C2H2 (etuna; sering disebut
asetilen). Senyawa alkuna juga membentuk deret homolog dengan rumus umum CnH2n–2.
Deret homolog alkuna: C2H2, C3H4, C4H6, …, CnH2n–2.
Senyawa alkuna dengan beratom C4 dan yang lebih tinggi memiliki lebih dari 1 struktur
molekul (terjadi isomeri).
Rumus Molekul: C2H2 C3H4 C4H6 C4H6
Struktur Molekul: HCCH HCC– CH3 HCC–CH2–CH3 CH3–CC–CH3
163
b. Tata Nama Alkuna
Sistem penamaan pada dasarnya sama dengan penamaan pada senyawa alkena. Beberapa di
antaranya seperti dicontohkan berikut ini.
Tabel 11.7 Rumus Molekul, Nama, Dan Struktur Beberapa Senyawa Alkuna
Rumus
n Struktur Ikatan Nama
CnH2n-2
2 C2H2 HCCH etuna (asetilena)
3 C3H4 H3C −CCH propuna (metil asetilena)
4 C4H6 H3C−CH2−CCH 1-butuna (etil asetilena)
C4H6 H3C−CC−CH3 2-butuna (dimetil asetilena)
5 C5H8 H3C−CH2−CH2−CCH 1-pentuna (propil asetilen)
C5H8 H3C−CH2−CC−CH3 2-pentuna (etil-metil asetilena)
C5H8 H3C−CH−CCH 3-metil-1-butuna (isopentuna)
CH3
c. Sifat Alkuna
Sifat fisis alkuna mirip dengan alkena yang sederajat. Alkuna beratom C rendah berwujud
gas, dan titik didihnya hanya sedikit lebih tinggi dari alkena sederajat (Lihat Tabel 11.8).
Tabel 11.8. Sifat Fisis beberapa Alkuna.
Senyawa Alkuna Titik Didih Titik Leleh
(0C) (0C)
Alkuna dapat bereaksi dengan pereaksi tertentu. Seperti alkena, alkuna juga dapat
menghilangkan warna air brom. Etuna adalah gas yang bila dibakar (dinyalakan) akan
memberikan nyala api terang sekali (untuk penerang); dan bila dibakar sempurna bersama
oksigen (berlebih) dapat memberikan kalor yang amat tinggi (mencapai 25000C). Karena itu
etuna dipergunakan untuk mengelas (menyambung/memotong) berbagai logam dan baja.
164
Secara industrial, etuna dibuat berdasar reaksi berikut.
2 CH4 1500 C
0
C2H2 + 2 H2
Etuna memiliki kegunaan yang luas seperti sebagai bahan baku untuk industri dan untuk
mengelas (menyambung/memotong besi dan baja. Seperti etena, etuna (dan juga beberapa
alkuna lainnya) digunakan untuk pembuatan beberapa polimer (seperti plastik, paralon,
dsb.). Etuna merupakan bahan penting untuk pembuatan berbagai senyawa organik seperti
asam asetat (cuka), aseton, dan bahan sintetis.
Latihan 11.3.
a. Tuliskan struktur molekul dari C5H8. Ada berapa isomer yang terbentuk, dan namailah
masing-masing isomernya.
b. Tuliskan pembakaran sempurna gas asetilen.
C. MINYAK BUMI
Minyak bumi (petroleum; petra = batu, oleum = minyak) merupakan bahan tambang
kental berwarna hitam sampai coklat kehijauan; merupakan campuran kompleks dari senyawa
hidrokarbon dan senyawa organik lain dengan sejumlah kecil senyawa belerang dan senyawa
nitrogen.
Indonesia termasuk negara produsen minyak dunia. Diduga daerah-daerah di Indonesia yang
banyak mengandung cadangan minyak antara lain di sepanjang P. Sumatera membujur dari
Utara ke Selatan melalui dataran rendah bagian Timur, bagian Utara P. Jawa dan P. Madura,
di bagian Tenggara dan Timur P. Kalimantan, dan di kepala burung P. Irian.
Minyak merupakan sumber devisa penting bagi negara di samping menjadi sumber energi dan
sumber bahan baku industri petrokimia dalam negeri.
1. Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi (dan juga gas alam) terbentuk dari penguraian tumbuhan dan hewan laut
melalui proses fisis dan proses kimia selama jutaan tahun. Lapisan dan permukaan bumi telah
mengalami beberapa perubahan besar sebagai peristiwa alam. Pergeseran lapisan bumi
mengubah letak tumbuhan dan hewan itu menuju celah atau pori-pori lapisan batu di perut
bumi yang bersuhu dan bertekanan tinggi.
Proses kimia yang lama menyebabkan tumbuhan dan hewan itu terurai dengan membentuk gas
(sebagai gas alam) dan cairan kental (sebagai minyak bumi).
Proses pembentukan minyak bumi tak mungkin dapat diulang; oleh karena itu minyak
bumi (juga gas alam) digolongkan sebagai sumber daya alam yang tak dapat
diperbaharui. Minyak bumi ini akan habis pada suatu saat; manusia yang
menggantungkan aktivitas kehidupannya pada bahan alam ini harus melakukan
penghematan dan mencari sumber penggantinya.
165
Minyak bumi juga mengandung sedikit senyawa belerang ( 1%) dan senyawa nitrogen
(kurang dari 0,1%). Kedua senyawa ini tidak dikehendaki dan harus disingkirkan karena akan
menurunkan kualitas hasil dan menyebabkan polusi. Minyak Indonesia tergolong berkualitas
tinggi karena kurang mengandung belerang.
Gbr 11.5.
Bagan Penyulingan
Bertingkat Minyak Bumi BENSIN/NAFTA
MINYAK TANAH
MINYAK
MENTAH MINYAK DIESEL
PEMANASAN
uap
166
Dari Tabel 11.9, jelaslah mengapa minyak bumi merupakan bahan alam amat penting. Hasil
pengolahannya memiliki kegunaan amat luas mulai dari bahan bakar, pelarut, pelumas,
vaselin, lilin, aspal jalan, sampai pada bahan baku bagi berbagai industri petrokimia
(pembuatan zat kimia, detergen, pupuk, plastik, karet, kosmetik, dll.).
4. Bensin
Bensin merupakan bahan bakar yang digunakan secara meluas, namun bensin yang
diperoleh dari penyulingan bertingkat tidak begitu banyak (tidak mencukupi). Untuk
memenuhi kebutuhan akan bensin, salah satu cara yang dilakukan adalah memproduksinya
melalui proses pemecahan yang disebut cracking, yaitu proses pemecahan hidrokarbon tinggi
pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis (pemercepat reaksi) menjadi alkana dan
alkena rendah. Bensin yang diperoleh dengan cara ini kualitasnya lebih baik dari hasil
penyulingan bertingkat.
Kualitas bensin ditentukan oleh mudah-tidaknya mengalami ketukan (“knocking”);
bensin yang baik adalah bensin yang sukar mengalami knocking. Knocking berkurang dengan
bertambahnya cabang dan bertambahnya rantai. Oleh karena itu nilai bensin ditetapkan
berdasarkan pada suatu nilai yang disebut nilai oktan. Nilai ini mengacu senyawa isooktana
(2,2,4-trimetil-pentana) dengan nilai oktan 100 sementara senyawa n-heptana diberi nilai 0.
Suatu bensin yang mengandung campuran 85% isooktana dan 15% heptana; dikatakan bensin
itu bernilai oktan 85. Makin tinggi nilai oktannya, makin baik bensin tersebut; artinya
knocking sukar terjadi dan bensinnya bersifat hemat.
Knocking dapat dikurangi dengan menambahkan TEL {tetraethyl-lead;
tetraetil-timbal, Pb(C2H5)4}. Bensin dengan nilai oktan 80 dan telah diberi
TEL dikenal sebagai bensin premium, sedangkan bensin super memiliki
nilai oktan 95. Penggunaan TEL dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Debu Pb yang bertebaran di udara dari gas buang kendaraan sangat
membahayakan kesehatan karena Pb merupakan racun berbahaya yang dapat
menimbulkan anemia.
Kini TEL sudah mulai dikurangi penggunaannya dan sebagai pengganti
adalah MTBE (metil-tersierbutil-eter).
Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan dapat memberikan dampak pada
lingkungan kehidupan. Bensin yang mengandung senyawa belerang akan menghasilkan gas
buang yang mengandung gas oksida belerang (sebagai SO2 dan SO3) ; gas ini selain mengotori
udara (beracun) juga dapat menyebabkan hujan asam yang merugikan karena gas tersebut
melarut dalam air hujan membentuk asam yang bersifat korosif. Pembakaran tidak sempurna
terhadap bensin (pada mesin kendaraan tua) akan menyebabkan terbentuknya gas CO di
samping gas CO2. Kedua gas ini akan masuk ke udara dan mengubah komposisi udara; udara
sekitar tidak lagi bersih tetapi telah tercemar. Gas CO2 juga dapat menyebabkan hujan asam.
Oleh karena itu bensin masih dianggap sebagai sumber utama pencemaran udara.
Gas CO bersifat racun; dan udara yang tercemar oleh gas ini sangat membahayakan
kesehatan. CO memiliki daya ikat terhadap hemoglobin darah hampir 200 lebih kuat
dibandingkan dengan O2; darah yang seharusnya berfungsi untuk mengangkut O2 ke seluruh
tubuh menjadi hilang fungsinya karena teracuni oleh gas CO yang terhisap. Oleh karena itu
menghisap udara yang tercemar berat gas CO dapat membuat manusia lesu, lemas, kurang
167
bergairah, dan mudah mengantuk akibat tidak berfungsinya darah sebagai pengangkut oksigen.
Berada dalam ruang dengan udara tercemar CO, seseorang akan cepat mengantuk kemudian
tertidur, dan Bahkan dalam waktu tertentu dapat menyebabkan kematian. Kadar gas CO di
udara yang diperbolehkan hanya sampai 0,01% atau 100 ppm. Udara di kota-kota yang padat
lalu lintas kendaraan, dan lokasi pemberhentian kendaraan (stasiun dan lampu lalu lintas)
diperkirakan mengandung CO lebih dari 40 ppm.
168
IKHTISAR
Kekhasan atom karbon adalah dapat membentuk berbagai tipe ikatan kovalen, dan dapat
membentuk ikatan antar atom-atomnya baik lurus, bercabang maupun melingkar.
Hidrokarbon merupakan kelompok senyawa organik yang tersusun hanya dari C dan H.
Hidrokarbon dapat dibedakan berdasarkan sifat ikatan dan sifat rantai dari atom-atom C.
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum CnH2n+2.
Alkena merupakan hidrokarbon alifatik tak-jenuh yang memiliki sebuah ikatan C=C (ikatan
kovalen rangkap-2), dan mempunyai rumus umum, CnH2n.
Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik tak-jenuh yang memiliki sebuah ikatan CC (ikatan
kovalenrangkap-3), dan mempunyai rumus umum, CnH2n-2.
Isomeri adalah peristiwa yang dijumpai dalam senyawa organik yang mempunyai rumus
molekul sama tetapi struktur ikatannya berbeda.
Minyak bumi adalah bahan tambang berupa cairan kental berwarna hitam sampai coklat-
kehijauan dimana hidrokarbon sebagai komponen utamanya; digolongkan sebagai
sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui.
Bensin (gasolin) adalah campuran isomer alkana dengan C7−C8 yang diperoleh dari distilasi
minyak bumi dan proses “cracking”; digunakan sebagai bahan bakar penting dan sebagai
pelarut. Bahan bakar bensin merupakan sumber utama pencemaran udara.
169
SOAL-SOAL
170
08. Mana nama yang tepat dari senyawa dengan struktur ikatan di bawah ini?
CH3
H3C –CH–CH2–CH–CH3
C2H5
A. 2-metil-4-etil-pentana D. 3,5-dimetil-heksana
B. 2-etil-4-metil-pentana E. 1,1,3-trimetil-pentana
C. 2,4-dimetil-heksana
09. Alkana dengan nama n-heptana mempunyai rumus molekul ….
A. C6H14 dengan berantai cabang. D. C7H16 dengan berantai lurus.
B. C6H14 dengan berantai lurus. E. C7H16 dengan berantai cabang.
C. C7H14 dengan berantai lurus.
10. Manakah yang bukan isomer dari 2-metil-pentana?
A. Isoheksana. C. 3-metil-pentana E. 2,3-dimetil-butana
B. n-heksana D. 2,2-dimetil-butana
11. Alkana memiliki beberapa kegunaan seperti di bawah ini kecuali ….
A. untuk pelumas D. sebagai bahan bakar kendaraan
B. sebagai pelarut E. sebagai bahan bakar rumah-tangga
C. untuk pengelasan logam/baja
12. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak tepat mengenai alkena?
A. Salah satu golongan dari hidrokarbon tak-jenuh.
B. Golongan hidrokarbon yang memiliki sebuah ikatan C=C.
C. Senyawanya yang paling sederhana adalah etilena.
D. Kelompok senyawa yang dapat menghilangkan warna coklat dari air brom
E. Golongan hidrokarbon yang sering disebut parafin
CH3
13. Alkena dengan rumus molekul C5H10 memiliki struktur ikatan: H3C−C=CH−CH3.
Nama senyawa ini adalah ….
A. pentena C. 1,1-dimetil-1-propuna E. 3-metil-2-butena
B. isopentena D. 2-metil-2-butena
14. Salah satu alkena dengan rumus molekul C4H8 akan mempunyai jumlah isomer sebanyak ….
A. 2 isomer B. 3 isomer C. 4 isomer D. 5 isomer E. 6 isomer
15. Kegunaan senyawa alkena adalah untuk ….
A. bahan pembuatan paralon dan plastik D. bahan baku pembuatan asam asetat
B. pelarut senyawa organik E. pengelasan berbagai logam
C. bahan bakar pesawat.
16. Manakah yang merupakan rumus umum alkuna?
A. CnH2n+2 B. CnH2n+1 C. CnH2n D. CnH2n-1 E. CnH2n-2
17. Propil-asetilen mempunyai struktur ikatan ….
A. HCC–CH3 D. HCC–CH2–CH2–CH3
B. HCC–CH2–CH3 E. H3C–CC–CH2–CH3
C. H3C–CC–CH3
171
18. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak tepat mengenai alkuna?
A. Senyawanya yang paling sederhana adalah C3H4.
B. Sifat fisis alkuna mirip dengan alkena sederajat.
C. Reaksi alkuna mirip dengan alkena
D. Kelompok hidrokarbon alifatik yang memiliki1 ikatan CC.
E. Salah satu alkuna, yakni asetilen digunakan untuk pengelasan berbagai logam
19. Pernyataan mana yang tidak tepat tentang minyak bumi?
A. Cairan kental kehitaman yang diolah melalui distilasi bertingkat.
B. Sumber energi bahan bakar yang sangat mempengaruhi roda kehidupan dunia
C. Sumber daya alam yang dapat diperbarui kembali dan dapat menjadi sumber
devisa suatu negara.
D. Minyak bumi Indonesia tergolong berkualitas tinggi karena kadar senyawa
belerang dan senyawa nitrogennya rendah.
E. Hasil pengolahannya selain bahan bakar gas dan cair adalah berupa minyak
pelumas, vaselin, lilin, dan aspal.
20. Kualitas bensin terutama ditentukan oleh ….
A. Nilai kalornya yang tinggi. D. Jumlah rantai atom C-nya serendah mungkin.
B. Nilai oktannya yang rendah. E. Kualitas minyak bumi yang digunakan.
C. Nilai oktannya yang tinggi.
21. Selain oksida karbon yang beracun, kendaraan yang menggunakan bensin-TEL (atau premium)
juga akan mengeluarkan partikel zat berbahaya (merusak syaraf dan anemia) berupa:
A. Pb C. Si E. Br
B. Fe D. Hg
22. Bensin untuk memenuhi kebutuhan energi diproduksi secara besar-besaran diperoleh dari:
A. Hasil penyulingan minyak bumi. D. Hasil pengolahan alkena tinggi
B. Hasil pengolahan batubara E. Hasil pengolahan alkuna tinggi
C. Hasil pemecahan hidrokarbon tinggi.
ESSAY
Senyawa Karbon
01. Apa perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik!
02. Sebutkan unsur-unsur penyusun senyawa karbon!
03. Berilah beberapa alasan, mengapa jenis dan jumlah senyawa organik sangat banyak?
04. Uraikan secara singkat yang menunjukkan bahwa senyawa organik digunakan secara luas
di berbagai bidang kehidupan.
05. Mengapa senyawa organik lebih tepat disebut sebagai senyawa karbon?
Hidrokarbon
06. Apa yang dimaksud dengan hidrokarbon?
07. Lengkapilah pernyataan berikut.
a. Yang menjadi ciri hidrokarbon jenuh adalah ………………………
b. Ciri dari hidrokarbon tak-jenuh ialah ………………………………
c. Kelompok senyawa yang termasuk golongan hidrokarbon alifatik jenuh adalah
……………….
172
d. Kelompok senyawa yang tergolong hidrokarbon alifatik tak-jenuh di antaranya adalah
……………….. dan ………………
e. Alkena dan alkuna lebih reaktif dari alkana disebabkan kedua senyawa itu memiliki
………………… .
08. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara alkana, alkena, dan alkuna.
09. Gantilah sebuah atom H yang terikat pada atom C-primer dengan gugus metil, dan atom H terikat
pada atom C-tersier dengan sebuah gugus etil untuk senyawa di bawah ini.
CH3–CH2–CH–CH2–CH3
CH3
10. Tuliskan rumus struktur (struktur ikatan) dari senyawa berikut.
a. n-heptana e. isobutana i. 2,3-dimetil-2-butena
b. 2,3-dimetil butana f. 3-heksuna j. 6-etil-3-isopropil-2-metil oktana
c. 2-pentena g. 2,2-dimetil propana
d. asetilen h. 2,3,4-trimetil pentana
11. Jawablah secara cepat, jika diketahui 2,3,4-trimetil-pentana, mana di antara senyawa berikut yang
merupakan isomernya.
a. 2,4-dimetil-heksana
b. 3-etil-heksana
c. 3-etil-pentana
d. 2,4-dimetil-pentana
12. Namailah senyawa yang memiliki struktur ikatan seperti di bawah ini.
CH3 CH3
a. H3C−CH−CH−CH−CH3
d. H3C−CH−CH2−C−CH3
H3C CH3 CH3
CH3
b. H3C−CH−CH2−CH=CH2
CH3 CH3
CH3
e. H3C−CH2−C−CH2−CH2−CH−CH2−CH3
H3C
c. CH−CH2−CCH CH
H3C H3C CH3
Minyak Bumi
13. Sebutkan komposisi yang mungkin dikandung oleh minyak bumi.
14. Sebutkan 4 fraksi pertama minyak bumi menurut kenaikan jumlah atom C-nya pada hasil
penyulingan.
15. Apa pengaruh adanya senyawa belerang dan senyawa nitrogen terhadap minyak bumi.
16. Apakah bensin yang kini diperdagangkan merupakan hasil dari penyulingan minyak bumi? Beri
penjelasan singkat.
17. Untuk kendaraan bermesin tua berbahan bakar bensin, sebaiknya menggunakan kualitas bensin
mana, yang bernilai oktan tinggi atau yang rendah. Mengapa?
18. Mengapa gas buang kendaraan yang menggunakan bensin-TEL berbahaya bagi kesehatan? Jenis
bensin mana yang harus digunakan untuk menghindarkan dampak bensin-TEL?
173
Di antara 100 unsur lebih yang telah dikenal; hampir 80% adalah logam, dan hanya sekitar
12% yang merupakan nonlogam (bukan logam). Di samping itu sedikit sekali dijumpai dalam
keadaan sebagai unsur bebas, dan umumnya dalam keadaan terikat sebagai senyawa.
Ada zat kimia dibutuhkan dalam bentuk unsur, namun ada pula dalam bentuk senyawanya.
Ada pula zat di sekitar kita justeru dapat merusak, meracuni tubuh, bahkan dapat membunuh.
Di alam logam berada sebagai bijih logam, dan hanya dalam jumlah kecil berada sebagai
mineral terlarut dan dalam tumbuhan/hewan. Beberapa unsur nonlogam yang berwujud gas
dapat ditemukan di udara sedangkan unsur nonlogam lainnya ada yang ditemukan di lapisan
tanah, hewan/tumbuhan, dan di air permukaan.
Manusia dalam kehidupannya memanfaatkan logam dan nonlogam berserta senyawanya
sebagai bahan. Manusia dan makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya perlu makanan.
Ada 23 unsur yang harus ada di dalam makanan manusia. Makanan yang memenuhi ke-9
unsur dan diperlukan dalam jumlah besar disebut makanan makro (macronutrient); sementara
makanan yang memenuhi ke-14 unsur lainnya tetapi dalam jumlah kecil disebut makanan
mikro (micronutrient).
174
1. Besi, Fe
Logam ini paling luas digunakan dan mudah dijumpai di kehidupan sekitar. Logam besi,
dibedakan ke dalam 3 jenis, yakni,
• Besi tuang (besi yang masih mengandung 2-5% C); sifatnya mudah melebur tapi rapuh.
• Baja (besi yang mengandung 0,02% – 2% C); bersifat keras, kenyal, dan dapat ditempa.
Sifat keras besi baru terjadi dengan cara memanaskan dan mendinginkannya dengan cepat.
Sifat baja akan hilang bila pendinginannya berlangsung perlahan. Baja ini dapat ditingkatkan
kualitasnya untuk tujuan tertentu dengan cara menambahkan bahan atau logam lain.
• Besi Lunak (besi yang mengandung 0,02% C), merupakan besi paling murni.
Sifanya sukar melebur, liat, dan lebih lunak; oleh karena itu, besi jenis ini dapat ditempa tetapi
tak dapat dikeraskan.
Kegunaan besi:
Untuk konstruksi atau rangka bangunan, landasan, dan badan jalan; untuk badan mesin dan
kendaraan; dan untuk berbagai peralatan di segala bidang kehidupan seperti pertanian, teknik,
rumah tangga, dan sebagainya.
(Mutu dari semua peralatan yang terbuat dari logam besi sangat bergantung pada jenis besi yang digunakan.)
Pembuatan Besi
Bahan dasar untuk pembuatan besi adalah bijih besi terutama sebagai hematit (Fe2O3). Hematit
memiliki kandungan besi paling tinggi. Oksida besi ini direduksi dalam dapur atau tanur yang
terbuat dari tanah liat dan bersifat tahan suhu tinggi.
Bahan dasar dicampur dengan kokas, dan bahan tambahan (berupa zat kapur, CaCO3
atau pasir, SiO2).
Bahan tambahan berfungsi untuk mengikat kotoran; bila
kotoran itu bersifat asam (oleh adanya SiO3) yang
ditambahkan adalah CaCO3, sebaliknya jika bersifat
basa (oleh adanya CaCO3) maka yang ditambahkan
adalah pasir.
•bijih besi
Reaksi kokas dengan udara panas menghasilkan kalor tinggi: •kokas
•bahan
C + O2 → CO2 + kalor tinggi
Sebagian kokas bereaksi dengan CO2 (kalor diserap):
C + CO2 → 2 CO
Kalor tinggi melelehkan semua bahan dan kotoran. Lelehan
menetes ke bawah, dan karena bagian ba-wah tanur makin
panas, bijih besi direduksi oleh CO: udara udara
Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2 panas panas
175
Besi dari tanur tinggi (disebut besi tuang) memliki kandungan C sebesar 4%-5% dan
pengotor. Besi tuang biasanya diproses lebih lanjut menjadi besi dengan sifat yang diinginkan.
Pengotornya dioksidasi dimana C diubah menjadi CO2 (keluar sebagai gas) dan pengotor
lainnya bereaksi dengan CaO (keluar sebagai terak), sementara cairan besinya (hasil tahap
lanjut) ini dapat dicetak (disebut besi lunak) atau dapat ditambahkan unsur tertentu (disebut
baja) sehingga memiliki sifat yang diinginkan. (Lihat Tabel 12.2.)
Tabel 12.2. Macam-macam Baja
Nama Dagang Komposisi Kegunaan
Baja Stainless 80,6% Fe; 0,4% C; 18% Cr; 1% Ni Peralatan masak, ilmiah dan kedokteran
Duriron 84,3% Fe; 0,8% C; 14,5% Si; 0,4% Mn Peralatan Laboratorium
Baja Vanadium 98,9% Fe; 1% C; 0,1% V Kerangka truk, mobil, kereta api
Baja Per 98,6% Fe; 0,4% C; 1% Cr Per, pisau, dan gergaji
2. Nikel, Ni
Nikel merupakan logam putih keperakan sampai abu-abu, keras, dapat ditempa dan
memiliki kilau tinggi. Logam ini tahan terhadap udara, dan penggunaannya antara lain untuk
cawan dan kontainer; bahan pembuatan baja-nikel; dan untuk nikrom (paduan Ni, Fe, dan Cr
untuk komponen pemanas listrik).
Salah satu bijih nikel adalah panlandit, (Fe.Ni)S dengan 22% kandungan nikel.
Panlandit yang biasanya bercampur dengan chalkopirit, (Cu.Fe)S2 dipanggang dan
dilelehkan dalam tanur sehingga menghasilkan campuran Ni, Cu, S, dan sejumlah kecil
Fe. Campuran ini dilelehkan lebih lanjut bersama kokas (C) dan Na2SO4 (untuk mengikat S
dengan membentuk Na2S).
Na2SO4 + C → Na2O + SO2 + CO
Na2O + S + CO → Na2S + CO2
Dua lapisan terbentuk dan saling memisah; lapisan atas mengandung Na2S dan CuS sedang-
kan lapisan bawah berupa NiS. Lapisan bawah ini kemudian dipanggang menjadi NiO.
2 NiS + 3 O2 → 2 NiO + 2 SO2
Selanjutnya NiO direduksi oleh kokas (C) pada suhu tinggi untuk memperoleh logam nikel.
NiO + C → Ni + CO
NiO + CO → Ni + CO2
3. Aluminium, Al
Berwarna abu-abu mengkilat, lunak dan ringan. Al bersifat reaktif dan segera bereaksi
jika terkena O2 (dari udara) dengan membentuk film/lapisan Al2O3.
Lapisan ini kemudian membungkus/menutup badan logam Al dan dapat menghambat oksidasi
(perkaratan) Al lebih lanjut. Oleh karena itu logam Al menjadi tahan terhadap udara. Hal
serupa juga terjadi jika Al bersentuhan dengan air dengan membentuk Al(OH) 3. Al tidak
bereaksi lebih lanjut dengan air karena terlapisi oleh Al(OH)3 tersebut.
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (terjadi di permukaan Al karena udara)
2 Al + 3 H2O → 2 Al(OH)3 (terjadi di permukaan Al karena air)
176
Karena sifat Al sendiri di samping dapat membentuk menghasilkan alloy (paduan
logam) dengan Mn, Ni, Cu, atau Zn, menyebabkan logam Al digunakan secara luas. Misalnya
untuk badan pesawat terbang, roket, kapal, mesin-mesin, peralatan rumah tangga, kerangka
bangunan, dan lain-lain.
Senyawa aluminium yang telah kita kenal adalah tawas, KAl(SO4)2.12H2O yang
digunakan untuk mempercepat pengendapan butiran lumpur pada proses pengolahan air
bersih. Selain itu, tawas juga digunakan dalam industri kertas dan dalam obat-obatan.
Unsur Al terdapat di alam pada bagian kerak bumi ( 8%) sebagai bijih bauksit, Al2O3.2H2O.
Untuk mendapatkan Al, bauksit dielektrolisis (dikenal sebagai proses Hall).
elektroda C +
Elektrolisis menyebabkan Al2O3
−
terurai menjadi Al dan gas O2.
2 Al2O3 → 4 Al + 3 O2
Oksigen terjadi di sekitar elektroda
lelehan Al positif (anoda). Suhu sistem
dipertahankan sedikit di atas titik
lapisan C
leleh Al, dan karena berat jenis Al
Gbr 12.2. lebih tinggi maka lelehan Al akan
Diagram Pengolahan Bauksit (Proses Hall) memisah di bagian dasar bejana.
4. Timah, Sn
Timah merupakan logam alotrop; artinya timah termasuk logam yang memiliki lebih dari 1
bentuk kristal, yakni terutama sebagai timah putih (13 0C) dan sebagai timah abu-abu (13 0C).
Timah putih dapat ditempa dan tahan udara oleh karena itu logam ini dipergunakan untuk
melapisi logam lain yang tidak tahan udara (disebut kaleng), dan juga untuk beberapa paduan
logam.
Paduan Sn dan Pb digunakan sebagai logam solder (titik leleh 200-250 0C, lebih rendah
t.l. logamnya); dan paduan Sn dengan Cu dan Zn (berbagai komposisi) dikenal sebagai
perunggu. Medali perunggu merupakan paduan dari 84% Cu dan 16% Sn.
Sifat kimia Sn mirip Al, yaitu merupakan logam amfoter hanya reaksinya lebih lambat dari Al.
Sn tidak bereaksi dengan asam asetat (cuka) dan asam yang berasal dari tumbuhan.
Terdapatnya
Di alam ditemukan sebagai batu timah (kasiterit; SnO2) dan banyak dijumpai di P. Bangka, P.
Belitung, P. Bintan, dan P. Singkep. Bijih timah ini umumnya bercampur dengan bijih Sn
lainnya yang banyak mengandung unsur lain seperti Pb, Cu, Fe, dan S.
Pengolahan
Untuk memperoleh logam Sn dari bijihnya, beberapa tahap proses harus dilakukan sebelum
proses pereduksian SnO2. Menghilangkan belerang dan senyawa belerang dilakukan dengan
pemanggangan. Senyawa Cu dan senyawa Fe dapat dipisahkan melalui penambahan kapur, CaCO3.
Bijih timah yang sudah diolah melalui tahap pembersihan dan pemekatan ini (disebut timah hitam)
dicampur dengan batubara dan kapur untuk proses pereduksian pada suhu tinggi.
SnO2 + 2 C → Sn + 2 CO
Terak yang terbentuk dan masih banyak mengandung Sn dapat diolah lebih lanjut dengan cara
terak dicampur dengan kokas dalam tanur bersuhu tinggi.
177
5. Tembaga, Cu
Logam yang dikenal manusia sejak 5000 tahun lalu ini berwarna kemerah-merahan,
berkilau, dapat ditempa, penghantar listrik yang baik (kedua setelah Ag), dan hanya bereaksi
dengan asam tertentu. Logam tembaga memiliki kegunaan luas, misalnya untuk rangkaian
listrik, kawat kabel, dan paduan logam berupa kuningan (dengan seng, Zn) dan perunggu
(dengan timah, Sn).
Salah satu senyawanya adalah CuSO4.5H2O (disebut terusi) yang dipergunakan sebagai
fungisida (pembasmi jamur); air kolam renang tampak berwarna biru karena dibubuhi
senyawa tembaga ini.
Tabel 12.3. Paduan Penting dari Tembaga
Logam Utama Logam Tambahan Nama Paduan
Cu Ni (40%) Konstantan
Cu Zn (18−33%) Kuningan
Cu Zn (25−1%) + Sn (18−1%) Perunggu
Cu Al (10−2%) Perunggu aluminum
Tembaga kalau dipanaskan akan berubah hitam (terbentuk CuO) dan jika disimpan pada
tempat lembab akan menjadi buram (terbentuk CuCO3) tetapi tahan udara kering.
Pengolahan
Salah satu bijih logam tembaga yang umum dan penting adalah CuFeS2 (chalkopirit,
disebut juga sebagai pirit-tembaga). Bijih tembaga lainnya adalah Cu3FeS3 (bornit).
Untuk memperoleh tembaga dari CuFeS2, beberapa proses yang terlibat adalah:
(1) Pemanggangan dan sebagian besar bijih teembaga berubah seperti berikut.
2 CuFeS2 + 4 O2 → Cu2S + 2 FeO + 3 SO2
Cu dan S ikatannya cukup kuat sehingga belerang sukar dilepaskan.
(2) Setelah pemanggangan, semua campuran yang mengandung Cu2S, FeO, dan sebagian
berupa FeS diberi bahan tambahan berupa pasir (SiO2) dan kapur (CaCO3). Semua
campuran ini dipanaskan pada suhu tinggi dengan cara menghembuskan udara panas pada
tanur khusus. Pada tahap ini terbentuk 2 lapisan yang terpisah yaitu:
a) lapisan atas berupa terak yang terapung dari FeSiO3 dan CaSiO3. Kedua senyawa ini
merupakan hasil reaksi senyawa besi dan pasir serta hasil reaksi kapur dengan kelebihan
pasir (sehingga dapat dipisahkan dari lapisan bawahnya).
2 FeS + 3 O2 → 2 FeO + 2 SO2
FeO + SiO2 → FeSiO3
CaCO3 + SiO2 → CaSiO3 + CO2
b) lapisan bawah berupa lelehan tembaga sebagai hasil dari reduksi terhadap Cu2O dan Cu2S
2 Cu2S + 3 O2 → 2 Cu2O + 2 SO2
2 Cu2O + Cu2S → 6 Cu + SO2
Tembaga yang diperoleh cukup murni yakni berkadar 97-99%. Tembaga ini selanjutnya dapat
dilakukan elektrolisis untuk memperoleh tembaga murni.
178
6. Emas Dan Perak
Emas (aurum, Au) dan perak (argentums, Ag) merupakan logam yang sukar bereaksi
(tahan terhadap udara maupun terhadap sebagian besar pereaksi); sehingga kedua logam ini
(termasuk logam platina) digolongkan sebagai logam mulia.
Sifat lainnya adalah berwarna dengan kilau yang menarik, dapat ditempa/dibentuk, penghantar
listrik dan panas yang paling baik. Karena di alam jumlahnya sedikit dan karena keunggulan
sifatnya maka logam ini tergolong mahal terutama emas.
Istilah lain dari emas murni adalah emas “24 karat”. Karat merupakan satuan
kadar untuk logam ini; emas 23 karat menunjukkan bahwa emas tersebut terbuat
dari 23 bagian emas murni dan 1 bagian logam lain (umum logam Cu dan
kadang-kadang Cu dengan sedikit Ag). Logam pencampur ini bertujuan untuk
menambah kekerasan emas agar perhiasan tidak berubah akibat benturan.
Kegunaan Emas dan Perak
Emas digunakan sebagai bahan untuk membuat perhiasan, komponen peralatan jam, benda
seni, mata uang logam, dan sebagai pelapis logam lain (penyepuhan).
Perak untuk dijadikan perhiasan, benda seni, kawat perak, peralatan ilmiah, dan untuk
penambal gigi berlubang.
Senyawa perak yang dekat dengan kehidupan adalah AgBr dan AgNO3. AgBr bersifat
peka cahaya dan digunakan pada pembuatan film untuk fotografi; sedangkan AgNO3
digunakan untuk menguji kandungan ion-ion Cl-, Br-, dan ion I- pada proses pengolahan air
bersih dan sebagai pencampur pada obat untuk mematikan kuman pada luka.
Terdapatnya Emas dan Perak
Di alam, emas dan perak dapat dijumpai dalam keadaan bebas, dan kadang-kadang
keduanya bercampur bersama. Beberapa bijih tembaga biasanya mengandung kedua logam
tersebut; jadi pada pengolahan bijih tembaga diperoleh hasil samping berupa emas atau perak.
Bijih perak yang umum ditemukan adalah argentit (Ag2S) dan klorargirit (AgCl).
Sedangkan bijih emas umumnya dijumpai sebagai senyawa telurium terutama
berupa kavalerit (AuTe2).
Pengolahan bijih logam
Para penambang tradisional, bijih emas atau bijih perak diolah melalui proses
amalgamasi yaitu proses pelarutan bijih logam dalam logam raksa (Hg). Selanjutnya
amalgam-logam ini dipanaskan sampai seluruh Hg menguap sehingga yang tertinggal adalah
logamnya.
Bijih perak logam perak dibuat butiran halus, kemudian diolah agar Ag2S berubah
seluruhnya menjadi AgCl. Selajutnya dituangi dengan raksa sampai terjadi pelarutan.
2 AgCl + 2 Hg → Hg2Cl2 + 2 Ag
Perak yang terbentuk langsung melarut ke dalam raksa sisa.
Ag + Hg → Ag(Hg)
Amalgam-Ag selanjutnya dipanaskan; uap raksanya menguap dan ditampung, sementara
bagian yang tertinggal berupa logamperak, Ag.
179
7. Logam-logam Mineral
Tubuh kita pun membutuhkan logam. Walaupun jumlahnya dalam bilangan cukup kecil
namun harus dikonsumsi oleh manusia.
Sejumlah unsur logam termasuk 2 unsur nonlogam (I dan P) dengan jumlah keseluruhan 14
unsur disebut sebagai makanan-mikro. Ke-12 unsur logam tersebut adalah Fe, Zn, V, Mn, Mo,
Co, Cr, Cu, Sn, Se, Si, dan Ni.
Sementara 3 unsur logam lainnya yaitu Na/K, Ca, dan Mg bersama dengan 6 unsur nonlogam
lain digolongkan ke dalam makanan makro.
Tabel 12.4 Logam Mineral yang Diperlukan Tubuh
Logam Kebutuhan Untuk Sumber
per hari (*)
Na 5000 mg cairan tubuh garam dapur
K 3000 mg sel tubuh tumbuhan
Ca 800 mg tulang susu
Mg 300 mg cairan tubuh tumbuhan
Fe 18 mg darah hati; tumbuhan hijau
Zn 15 mg kerja sistem enzim daging; sayuran
Keterangan: (*) Logam lainnya hanya dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil.
Bila kebutuhan tubuh akan logam tersebut tidak dipenuhi maka ketidakseimbangan dalam
tubuh akan terjadi; dan akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tubuh terhambat, vitalitas
(semangat) menurun, kemampuan fisik tidak optimal, bahkan dapat menurunkan kemampuan
mental (berpikir).
8. Logam Beracun
Ada beberapa logam justeru mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan bahkan
dapat mematikan kehidupan itu sendiri. Ada 3 logam yang paling dekat dengan kehidupan
namun tanpa disadari amat membahayakan dan mencemari lingkungan kehidupan, yakni Cd,
Pb, dan Hg.
Kadmium, Cd digunakan secara luas dalam pelapisan/penyepuhan logam (pipa air)
untuk menjaga perkaratan; dalam plastik dan cat; dalam baterai Ni-Cd; dan terikat dalam
pupuk fosfat. Unsur kadmium yang berakumulasi di dalam tubuh dapat menyerang tulang,
dapat merapuhkan, bahkan dapat menyebabkan keretakan pada tulang.
Sifat kimia Cd mirip dengan Zn; oleh karena itu Cd dapat menggantikan Zn dalam tubuh.
Kerja sistem enzim di dalam tubuh akan menurun atau terhambat, dan akibatnya adalah
terjadinya kerusakan pada hati dan menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Kontrol atau pengawasan harus dilakukan terhadap udara, makanan, dan air minum akan
kemungkinan tercemar oleh logam ini. Beberapa negara Eropa telah melarang semua produk
yang mengandung Cd.
Timbal, Pb juga terlibat jauh dalam lingkungan kehidupan, yakni melalui barang pecah
belah, baterai, logam solder, panci masak, pestisida, dan cat rumah di samping debu Pb yang
dibebaskan bersama gas buang kendaran dan industri (dari pembakaran bensin dan batubara).
180
Pb merupakan logam beracun, dan jika terakumulasi di dalam darah dan selanjutnya
terakumulasi di otak, maka Pb dapat mengakibatkan kerusakan pada otak, pusing dan kejang-
kejang, serta menyebabkan kelainan perilaku; bahkan dapat menyebabkan kematian. Hanya
keuntungannya logam ini oleh sistem ekskresi normal dapat terbuang bersama urin sehingga
dapat menurunkan jumlahnya dalam darah.
Raksa, Hg masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui makanan yang berasal dari
laut dalam bentuk senyawa (CH3)2Hg dan ion CH3Hg+. Sumber logam ini berasal dari limbah
cair industri (dan baterai raksa).
Logam Hg dapat diserap dan berakumulasi dalam mikroorganisme air dan kemudian
mengubah logam Hg menjadi ion CH3Hg+ atau (CH3)2Hg. Dalam bentuk ion atau senyawa
metil inilah, Hg merupakan racun yang amat berbahaya. Melalui rantai makanan senyawa
metil-raksa itu akan berakumulasi dalam tumbuhan atau hewan yang lebih besar. Melalui
tumbuhan atau hewan yang dimakan, tubuh manusia menjadi tercemar oleh logam Hg.
Dalam bentuk unsur bebas, Hg belum merupakan racun yang berbahaya karena sifatnya yang
tidak mudah menguap dan tidak larut dalam air. Namun Hg dalam bentuk ion dan senyawa
metil di atas barulah merupakan racun yang amat berbahaya. Efek yang dapat ditimbulkannya
adalah kerusakan sistem saraf, kelumpuhan, kerusakan mata/kebutaan, gila, atau lahir cacat.
Lingkungan Kehidupan
Gbr 12.3.
Ketergantungan Kehidupan pada Siklus Energi dan Siklus Zat.
Dari 9 unsur nonlogam ada 6 unsur yang jumlahnya relatif besar yang diperlukan oleh
makhluk hidup, dan dikenal sebagai makanan makro bagi makhluk hidup. Kesembilan unsur
nonlogam itu adalah H, O, C, N, P, S, Ca, Na/K, dan Mg.
Tumbuhanlah yang memproduksi makanan bagi makhluk lain. Tumbuhan sendiri memperoleh
makanannya yang mengandung C, H, dan O dari udara dan tanah; N terutama dari tanah; P dan
K dari tanah.
181
1. Air, H2O
Air, terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen. Air merupakan anugerah Illahi yang tiada
ternilai, sementara manusia hanya tinggal menggunakan dan memeliharanya. Hampir 2/3
bagian bumi terdiri dari air; sebahagian besar berupa air permukaan sebagai lautan, sungai,
danau, dsb.
awan
awan
hujan
hujan penguapan penguapan
Lautan merupakan gudang zat-zat kimia; setiap 1 km3 air laut mengandung 100 juta
ton zat padat terlarut; hanya berupa garam NaCl dari air laut yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan mentah dengan produksi kira-kira 40 juta ton per tahun.
Sumber air yang dapat langsung digunakan sebagai air bersih adalah air tanah yang keluar ke
permukaan bumi sebagai air mata air, air sumur, atau air pompa.
2. Udara
Udara merupakan gudang gas nitrogen dan gas oksigen dengan komposisi (persen
volum) sebesar 78% N2, dan 21% O2, dan 1% berupa gas lain (di antaranya CO2, uap air, gas
He, gas Ar). Makhluk hidup sangat membutuhkan udara; makhluk dapat bernafas karena
adanya gas oksigen. Gas ini digunakan untuk pembakaran dalam tubuh dan pembakaran
maupun proses lainnya dalam kehidupan.
H2O
Gas-gas N2, O2, dan CO2 di alam
CO2
terbentuk melalui suatu proses
alamiah yang dikenal sebagai
siklus zat. Adanya siklus zat inilah
PERNAFASAN yang menyebabkan jumlah ketiga
FOTOSINTESIS PEMBAKARAN
(Tumbuhan Hijau) PELAPUKAN gas tersebut di udara relatif tetap.
Gas oksigen (O2) digunakan untuk
O2 proses pernafasan, pembakaran dan
SENYAWA ORGANIK
proses pelapukan/pembusukan
Gbr 12.5 yang disertai dengan pembebasan
Siklus C, Siklus CO2, dan Siklus O2 gas CO2.
Zat + O2 → CO2 + H2O
Gas karbon dioksida (CO2) selajutnya diikat oleh tumbuhan hijau daun untuk proses
fotosintesis. Pada proses fotosintesis akan dibebaskan gas O2 dan terbentuknya senyawa
organik (senyawa karbon).
CO2 + H2O + energi matahari → Karbohidrat + O2
182
Sedangkan gas nitrogen (N2) di udara mengalami siklus N berikut:
N2
bakteri di udara bakteri fiksasi
Kotoran Protein
Hewan Tumbuhan
Di lapisan udara-atas (di lapisan stratosfera) terdapat jenis molekul penting yang
disebut ozon, O3. Ozon terbentuk memalui reaksi:
O + O2 → O3
Ozon berperan sebagai perisai bagi permukaan bumi terhadap radiasi kuat sinar
matahari. Ozon menyerap sinar UV (ultra violet) sehingga sinar yang kemudian
mengenai permukaan bumi beserta kehidupannya hanya sinar berenergi lebih
rendah. Sinar UV dapat menyebabkan kanker kulit pada tubuh.
Gas O2 menempati peringkat ketiga setelah asam sulfat (H2SO4) dan kapur tohor (CaO)
dalam penggunaannya pada industri kimia; diperkirakan hampir 15 juta ton O2 dibutuhkan tiap
tahunnya dan secara luas digunakan sebagai oksidator. Gas O2 juga diperdagangkan dalam
kemasan cair di dalam tabung baja untuk digunakan oleh perusahan las besi/baja, dan untuk
memenuhi kebutuhan bidang kedokteran (sebagai pensuplai gas O2 bagi tubuh pasien) dan
bidang perikanan.
183
Unsur N sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tumbuhan memerlukan unsur N untuk
pembentukan senyawa protein dalam tumbuhan itu. Hanya jenis tumbuhan tertentu (jenis
polongan dan jenis ganggang) dapat langsung menyerap N2 dari udara.
Tanah yang miskin unsur N tergolong tanah yang tidak subur; dan oleh karenanya tanah seperti
itu harus diperkaya dengan memberikan pupuk N. Unsur lainnya dalam tanah adalah P dan K.
Hewan-hewan mendapatkan unsur N dari tumbuhan atau hewan mangsanya untuk selanjutnya
digunakan oleh hewan itu untuk pembentukan senyawa N (sebagai protein hewani). Sedangkan
manusia memperoleh protein yang berasal baik dari tumbuhan maupun hewan.
Selain itu, N2 juga diperlukan dalam jumlah besar untuk industri pembuatan gas amoniak,
NH3. Gas amoniak merupakan bahan baku untuk pembuatan berbagai senyawa nitrogen
lainnya seperti pupuk, bahan peledak, plastik, dan beberapa zat kimia penting lainnya.
Nitrogen cair digunakan sebagai insulator dalam elektronik, dan sebagai zat pendingin
(sebagai pembeku) untuk pengawetan buah-buahan/sayuran/makanan selama transportasi.
184
3. Karbon dan Senyawanya
Karbon, C merupakan atom yang khas, dapat membentuk senyawa karbon dengan
berbagai tipe ikatan kovalen. Karbon dalam keadaan bebas dapat ditemukan sebagai grafit,
batubara dan intan.
Grafit merupakan alotrop karbon, zat padat hitam, bertitik leleh tinggi, dan penghantar
panas dan listrik yang baik. Struktur kristalnya terdiri dari lapisan atom C yang terikat
secara kovalen; gaya ikat antar lapisan bersifat lemah dan mudah bergeser. Sifat ini
membuat grafit dapat digunakan sebagai pelumas, di samping untuk pensil dan
elektroda.
1,56 Å
(b)
(a)
Batubara adalah batuan organik hasil proses biomekanik atau biokimia pada suhu dan
tekanan tinggi terhadap tumbuhan mati dalam waktu lama (> 200 juta tahun). Dalam
proses ini CO2, H2O, dan CH4 dibebaskan sedangkan sisanya (disebut batubara)
merupakan bahan kaya C. Jenis batubara bergantung pada tahap dan lamanya,
misalnya pada tahap awal terbentuk lignit (batubara coklat) mengandung 67% C,
batubara bitumen (batubara lunak) mengandung 88% C, dan antrasit mengandung 94%
C sebagai tahap akhir.
Intan merupakan alotrop karbon yang terdapat di alam sebagai padatan kristal
berstruktur kovalen dengan kekerasan amat tinggi. Bila murni, intan bersifat
transparan, berindeks bias tinggi, dan berdaya dispersif. Bila tidak murni, intan
tampak berwarna. Intan digunakan sebagai alat pembor dan alat pemotong di samping
sebagai permata/perhiasan.
Hanya ada sedikit senyawa C dikelompokkan sebagai senyawa anorganik, misalnya
CO, CO2, dan garam karbonat. Sedangkan senyawa C lainnya dikelompokkan sebagai
senyawa organik (dikaji secara luas dan khusus dalam Kimia Organik atau Kimia Karbon).
Karbon dioksida, CO2 terlibat siklus C dan siklus O. Gas CO2 larut dalam air dengan
membentuk asam karbonat, H2CO3.
Terjadinya asam ini, di antaranya ketika terjadi hujan. Hujan yang turun di daerah yang
udaranya banyak mengandung gas tersebut akan bersifat asam (disebut hujan asam).
CO2 + H2O → H2CO3
asam karbonat
Kadar CO2 berlebihan di suatu tempat akan mengubah komposisi udara bersih di tempat itu
menjadi udara yang tergolong tercemar (O2 yang terhirup menjadi lebih kecil jumlahnya). Di
samping itu molekul CO2 di udara merupakan molekul yang terlibat dalam proses timbulnya
efek rumah kaca (udara ibarat kaca, dapat ditembus cahaya matahari tetapi cahaya yang
dipantulkan tak dapat keluar karena berinteraksi dengan udara yang melibatkan pembebasan
panas; Akibatnya suhu permukaan bumi di tempat itu naik).
185
Tabel 12.6 Hujan Asam Dan Akibatnya
Daerah Jatuh Peristiwa yang terjadi Akibat
Bangunan, benda seni, dll. Pelapukan Kerusakan pada bangunan dan berbagai
benda berharga
Bahan logam Perkaratan Kerusakan pada logam atau bahan yang
terbuat dari logam
Tanah serapan Reaksi Pengendapan Terbentuknya batuan kapur (batu kapur,
dalam tanah marmer), stalagnit, stalagtit.
Karbon monoksida, CO merupakan gas tak berwarna, tak berbau, tak berasa, terbentuk
dari pembakaran tak-sempurna, dan udara yang mengandung gas CO tergolong udara tercemar
(termasuk 10 zat pencemar utama pada udara). CO adalah gas racun yang berbahaya dan dapat
mematikan; daya ikat hemoglobin darah dengan CO 200 kali lebih kuat daripada gas O2.
Darah yang teracuni CO tidak berfungsi optimal untuk menyerap oksigen dan tubuh akan
kekurangan oksigen. Akbatnya tubuh menjadi lesu, lemah, dan cepat mengantuk di samping
terjadinya ketidak-seimbangan proses di otak.
Gas CO digunakan dalam industri pengolahan bijih logam sebagai reduktor.
4. Fosfor
Fosfor, P di alam ditemukan sebagai mineral fosforit, Ca3(PO4)2. Untuk memperoleh
fosfor, campuran berupa fosforit, pasir (SiO2), dan kokas (C) dipanaskan dalam tanur listrik.
Reaksi yang terjadi:
{ (Ca3(PO4)2 + 3 SiO2 → 3 CaSiO3 + P2O5 }x2
{ 2 P2O5 + 10 C → P4 + 10 CO }x1
+
2 Ca3(PO4)2 + 6 SiO2 + 10 C → 6 CaSiO3 + P4 + 10 CO
Uap P4 selanjutnya didinginkan dalam alat pengembunan;
hasil pengolahan ini berupa fosfor putih.
Fosfor memiliki 3 bentuk alotrop yaitu fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor hitam.
Tabel 12.7 Tiga Bentuk Alotrop Fosfor
Fosfor Putih Fosfor Merah Fosfor Hitam
• Padatan putih menyerupai lilin; Padatan berwarna merah Padatan berwarna hitam
dalam keadaan murni tidak ber-
warna dan transparan.
• Mudah mencair Sukar mencair -
• Tidak larut dalam air, tetapi larut Tidak larut dalam CS2 Tak larut dalam CS2
dalam karbon disulfida, CS2.
• Dapat bersinar dalam udara gelap Tidak bersinar dalam udara gelap. -
(terjadi oksidasi perlahan).
• Rumus Kimia (rumus miolekul): P4 Struktur molekulnya lebih kompleks -
• Tidak stabil dan terbakar spontan di Bersifat stabil, dan baru terbakar Stabil di udara
udara dengan membentuk P2O5 sendiri di atas 3000C
• Bersifat racun; dosis 50 mg dapat Tidak bersifat racun -
berakibat fatal
186
Fosfor Putih Fosfor Merah Fosfor Hitam
• Pembuatan: Pembuatan: Pembuatan:
Fosfor merah diuapkan, dan uap Menguapkan fosfor putih pada Fosfor putih dipanaskan pada
ini didinginkan dengan cepat suhu kira-kira 300 0C dan ke- suhu 200–300 0C dengan katalis
dalam air dingin mudian dibiarkan menyublim Hg pada tekanan tinggi
• Kegunaan: Kegunaan: Kegunaan:
untuk analisis gas oksigen untuk kepala korek api; industri untuk industri asam fosfat; untuk
pestisida; bom asap; dll. aloy (paduan logam); dan untuk
semi-konduktor
Beberapa senyawa fosfor yang penting diikhtisarkan menurut Tabel 12.8 berikut ini.
Tabel 12.8 Beberapa Senyawa Fosfor Dan Kegunaannya.
Senyawa Pembuatan Sifat Dan Kegunaan
Fosfor
P2O3 Pembakaran fosfor dengan jumlah gas Dengan air dapat membentuk asam fosfit, H3PO3.
oksigen normal (tepat). Diperoleh padatan
fosfor trioksida, P2O3.
P2O5 Pembakaran fosfor dalam gas O2 berlebih. Dengan air dapat membentuk asam fosfat, H3PO4.
Diperoleh padatan fosfor pentoksida, P2O5.
NaH2PO4 - Untuk campuran dalam serbuk kue.
Na2HPO4 - Untuk melunakkan air yang akan digunakan untuk
ketel uap.
Na3PO4 - Untuk cairan pembersih (melarutkan kerak pada
dinding atau dasar bejana).
Unsur Ca dan P merupakan komponen utama untuk pembentukan tulang dan gigi; unsur fosfor
ini dapat dikonsumsi dengan mudah secara langsung dari makanan yang mengandung protein.
SENYAWA FOSFOR
(dalam Tanah dan Air)
terurai
Senyawa Fosfor
(dalam Sedimen)
187
5. Unsur Halogen
Unsur halogen meliputi F, Cl, Br, dan I. Di alam berada dalam keadaan terikat (sebagai
senyawa), dan dalam bentuk unsur dapat diperoleh dari pengolahan senyawanya.
Tabel 12.8 Sifat Dan Kegunaan Unsur Halogen
Unsur Tanda Rumus Sifat Dan Kegunaan
Halogen Atom Kimia
fluor F F2 • Gas; berwarna kuning pucat; bersifat reaktif; dapat dibuat melalui elektrolisis.
• Ditemukan terutama sebagai fluorspar (CaF2).
klor Cl Cl2 • Gas; berwarna kuning-kehijauan; berbau merangsang; bersifat racun; bersifat
reaktif; digunakan sebagai pembunuh bakteri dalam air minum dan sebagai
bahan pengelantang (pemutih); dapat mengganggu pernafasan dan merusak
selaput lendir; dapat larut dalam air membentuk air klor
• Ditemukan terutama dalam air laut sebagai NaCl.
brom Br Br2 • Zat cair; berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada suhu
kamar; uapnya berwarna merah, berbau tidak enak, dan dapat menimbulkan
iritasi pada mata dan kerongkongan; bersifat kurang reaktif; digunakan untuk
pengasapan, pencelupan, pengobatan, dll.
• Berada di alam sebagai KBr dan MgBr2 (dalam tambang dan air laut).
iod I I2 • Zat padat; berwarna hitam-kebiruan, dapat menyublim pada suhu kamar;
uapnya berwarna biru-keunguan, berbau tidak enak (perih); sedikit larut
dalam air (kuning), larut dalam alkohol (coklat), larut dalam CS2 dan kloroform
(ungu); larutan iod dalam alkohol (iodium-tinktur) digunakan sebagai
pembunuh kuman pada luka; dan iod bagi tubuh digunakan untuk
pembentukan tiroksin.
• Ditemukan di alam sebagai NaIO3 di dalam sendawa Chili; dalam air laut, dan
di dalam tumbuhan/hewan laut.
Natrium klorida, NaCl atau sehari-hari dikenal sebagai garam dapur (garam meja)
merupakan senyawa yang mudah larut dalam air; dalam tubuh membentuk cairan elektrolit
yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan ion-ion dalam tubuh.
Kristal garam dapur berasa asin dan bersifat tidak higroskopis; namun bila tercampur dengan
magnesium klorida, MgCl2 rasanya menjadi agak pahit dan bersifat higroskopis (basah karena
menyerap air). Garam dapur untuk bumbu masak harus mengandung unsur iodium (disebut
garam-beriodium), dan umumnya garam dapur mengandung 0,5% garam NaI.
Kegunaan NaCl lainnya adalah sebagai zat pengawet, bahan baku pembuatan soda api (NaOH)
dan logam Na, dan bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk.
NaCl dapat diperoleh dengan menguapkan air laut; terutama dilakuka di daerah-daerah ber-
iklim panas. Untuk memperoleh NaCl murni dapat dilakukan dengan mengalirkan gas HCl ke
dalam larutan jenuh NaCl; endapan yang terbentuk, yakni NaCl dipisahkan dan kemudian
dikeringkan.
Unsur iodium ditemukan di dalam tubuh manusia dalam dua bentuk berbeda yakni
sebagai ion iodida (I-) dan terikat dalam tiroksin.
Tubuh menggunakan ion iodida, I- untuk pembentukan hormon tiroid beriodium (tiroksin) pada kelenjar
tiroid. Jadi ion iodida berperan penting dalam pembentukan tiroksin. Kekurangan iodium dalam tubuh
dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan (terutama di masa muda) berlangsung secara
tidak normal. Ketidaknormalan ini mencakup baik secara fisik maupun secara mental.
188
Orang yang kekurangan iodium akan bertubuh kecil dan kurus (kerdil), rambut bersifat kasar
dan kering, kulit kering, dan perut buncit di samping mengalami keterbelakangan dalam
mental dan seksual. Makanan sehat antara lain harus cukup iodium, dan biasanya dapat
dikonsumsi oleh manusia lewat garam beriodium atau makanan yang berasal dari
hewan/tumbuhan laut. Garam-beriodium merupakan garam dapur yang mengandung NaI
sebanyak 0,5%.
Iodium dapat diperoleh dengan mengalirkan gas belerang dioksida (SO2) ke dalam
larutan NaIO3. NaIO3 biasanya bercampur dengan NaNO3 sebagai sendawa Chili (caliche).
Pada pembuatan NaNO3, sendawa ini dilarutkan dalam air panas, dan melalui penguapan akan
terbentuk kristal dari NaNO3; cairan sisanya yang mengandung NaIO3 dapat dipisahkan dan
selanjutnya diproses untuk memperoleh iodium, I2.
2 NaIO3 + 5 SO2 + 4 H2O → I2 + Na2SO4 + 4 H2SO4
Kristal iodium (I2) yang diperoleh dapat dimurnikan melalui proses sublimasi.
189
IKHTISAR
Lebih dari 80% dari unsur yang dikenal berupa logam; logam-logam Fe, Ni, Al, Sn, Cu, Au,
dan Ag digunakan secara luas oleh manusia sebagai bahan dalam aktivitas kehidupan;
serta hanya dapat diperoleh melalui penambangan dan pengolahan bijihnya.
Hanya 12% unsur yang dikenal merupakan unsur nonlogam (unsur bukan logam); kecuali
gas mulia, unsur nonlogam yang sering dijumpai atau terlibat langsung dalam kehidupan
baik dalam bentuk unsur atau senyawanya adalah C, H, O, N, P, dan I
Manusia dan makhluk hidup lain memerlukan makanan-makro (macronutrient) dan makanan-
mikro (micronutrient).
Unsur-unsur Cd, Hg dan Pb merupakan logam berbahaya dan bersifat racun bagi tubuh serta
sebagai zat pencemar bagi lingkungan kehidupan.
Siklus zat alamiah yang melibatkan unsur C, H, O, N, dan P adalah siklus-siklus air, karbon,
oksigen, nitrogen, dan siklus fosfor.
Tumbuhan memerlukan air, unsur C (dalam bentuk CO2 dari udara), dan memerlukan unsur N,
P, dan K dalam bentuk senyawa dari tanah untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Tanah dapat diperkaya dengan unsur N dan P melalui pemberian pupuk N dan pupuk P
secukupnya di samping pupuk K.
Gas CO merupakan racun bagi tubuh; CO dapat terikat lebih kuat pada hemoglobin darah dan
mengurangi jumlah oksigen yang dibawa darah.
Iodium merupakan unsur penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia baik
fisik maupun metal. Manusia dapat mengonsumsinya melalui garam dapur beriodium.
190
SOAL-SOAL
191
13. Logam mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar dan disebut sebagai makanan-makro
adalah:
A. Na C. Mg dan Ca E. Na, Ca, dan Mg
B. Na dan Mg D. Ca dan Na
14. Kelompok logam mana yang merupakan logam pencemar dan keberadaannya dalam lingkungan
kehidupan teramat sangat membahayakan perkembangan tubuh manusia?
A. Hg, Mn, dan Cr C. Pb, Hg, dan Mn E. Pb, Hg, dan Cr
B. Pb, Hg, dan Cd D. Hg, Mn, dan Cd
15. Yang tidak termasuk makanan makro bagi tumbuhan adalah unsur:
A. natrium B. karbon C. nitrogen D. fosfor E. kalium
16. Senyawa atau ion yang diserap langsung oleh tumbuhan melalui akarnya adalah:
A. NH3 dan N2 C. NH4+ dan NO2- E. NH3 dan NO3-
B. NH4+ dan N2 D. NH4+ dan NO3-
17. Tanah miskin atau tanah tidak subur adalah:
A. tanah yang tidak memiliki bakteri fiksasi
B. tanah yang terlalu bersifat asam atau bersifat basa
C. tanah yang tidak/kurang mengandung unsur N selain P dan K
D. tanah yang tidak memiliki lapisan humus
E. tanah yang tidak mengandung logam mineral
18. Molekul di udara yang berfungsi sebagai perisai bagi permukaan bumi beserta kehidupannya adalah:
A. nitrogen B. oksigen C. ozon D. air E. karbon dioksida
19. Unsur atau materi di alam yang mengalami siklus almiah dan keberadaannya bergantung pada
siklus itu adalah:
A. nitrogen B. oksigen C. karbon D. air E. Semua jawaban di atas
20. Di antara pernyataan berikut yang tidak tepat adalah:
A. N2 dan O2 diproduksi secara besar-besaran melalui proses penyulingan udara cair.
B. Pada udara cair, gas N2 akan lebih dulu menguap karena molekul N2 lebih ringan dari
molekul O2.
C. Hutan merupakan pabrik utama yang mensuplai gas oksigen dan gas nitrogen di udara.
D. N2 cair selain sebagai bahan baku utama pembuatan NH3 juga digunakan untuk
pengawetan/ pembeku buahan dan sayuran.
E. Gas nitogen dan gas oksigen merupakan komponen terbesar penyusun udara.
21. Hal berikut yang tidak tepat mengenai unsur karbon dan senyawanya ialah:
A. Batubara merupakan batuan organik hasil proses biomekanik dan biokimia terhadap
tumbuhan mati dalam waktu ratusan juta tahun
B. Selain lignit dan bitumen, maka antrasit merupakan jenis batubara yang paling kaya
kandungan unsur karbonnya.
C. Gas karbon monoksida dapat meracuni darah melalui pernafasan sehingga pengangkutan
O2 oleh darah ke seluruh tubuh tidak sempurna
D. CO2 bukanlah tergolong pencemar udara walaupun dalam udara berada dalam jumlah
berlebihan.
E. CO merupakan oksida karbon yang tidak memiliki kegunaan sama sekali, sebaliknya CO2
diperlukan pada fotosintesis oleh tumbuhan
192
22. Hal berikut yang tidak tepat mengenai fosfor dan senyawanya adalah:
A. Fosfor dapat berada dalam 3 bentuk alotrop yakni fosfor putih, fosfor merah, dan fosfor
hitam, dan semua alotrop ini tidak bersifat racun.
B. Fosfor hitam digunakan pada industri asam fosfat, untuk paduan logam, dan untuk
semikonduktor.
C. Fosfor diperlukan oleh tubuh untuk pembentukan tulang dan dapat diperoleh cukup dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung protein.
D. Fosfor trioksida dan fosfor pentoksida merupakan oksida asam yang dapat membentuk
asam fosfit dan asam fosfat.
E. NaH2PO4 digunakan untuk campuran dalam serbuk pengembang kue, dan Na 3PO4 dapat
digunakan untuk cairan pembersih kerak di dasar/dinding bejana.
23. Unsur iodium berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia
terutama di masa muda. Unsur ini ditambahkan ke dalam garam dapur dalam bentuk:
A. I2 B. HI C. NaI D. KI E. KIO3
24. NaCl untuk keperluan cita rasa makanan dan bahan baku berbagai industri diperoleh dari air
laut melalui proses:
A. kalsinasi C. penyaringan E. pengendapan
B. elektolisis D. penguapan
ESSAY
Unsur Logam Dalam Kehidupan
01. Di antara ketiga jenis besi, jenis besi mana yang memiliki sifat mudah dibentuk dan tidak rapuh.
02. Logam aluminium lebih reaktif dari logam besi; tetapi kenyataannya logam besi lebih mudah rusak
oleh perkaratan daripada logam aluminium. Mengapa?
03. Perkirakanlah bahaya apa yang dapat mengancam kesehatan para pengolah emas atau perak yang
menggunakan raksa?
04. Beberapa logam digolongkan sebagai “micronutrient” dan sebagai “macronutrient”. Sebutkanlah
logam-logam yang dimaksud.
05. Logam-logam Cd, Hg, dan Pb sangat membahayakan bagi lingkungan kehidupan luas. Sebutkanlah
sumber logam beracun tersebut!
06. Diskusikanlah dampak negatif yang dapat ditimbulkan dengan dibukanya daerah penambangan
bijih logam terhadap lingkungan sekitarnya.
193
Lampiran 1. Satuan Dan Konversi
194
DAFTAR PUSTAKA
Blank, Emanuel. Et al. (1979). Foundations of Life Science. New York: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Brown, T.L. dan LeMay Jr., H. E. (1977). Chemistry – The Central Science. Englewood Cliffs,
New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Depdikbud. (1994). Garis-garis Besar Program Pengajaran: Bidang Studi Kimia. Jakarta:
Depdikbud.
_________. (1999). Suplemen Garis-garis Besar Program Pengajaran: Bidang Studi Kimia.
Jakarta: Depdikbud.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. (1983). Chemical Prnciples for the Life Science. Edisi II.
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Lippincott, W.T., Garret, A.B., dan Verhoek, F.H. (1980). Chemistry – A Study of Matter.
Fourth Edition, New York: John Willey & Sons.
Miller Jr., G.T. (1982). Chemistry: A Basic Introduction. Edisi II. Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Miller Jr., G.T. (1981). Living in the Environment. Edisi III. Beltmon, California: Wadsworth
Publishing Company, Inc.
Mortimer, C.E. (1985). Chemistry. Edisi V. Beltmon, California: Wadsworth Publishing
Company, Inc.
Mulyono HAM. (1997). Kamus Kimia. Bandung: Ganeca Silatama.
Parry, R.W. Et al. (1979). Chemistry – Experimental Foundations. Second Edition. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Parry, R.W. Et al. (1979). Teachers Guide: Chemistry – Experimental Foundations. Second
Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Russell, J.B., (1981), General Chemistry, Singapore: McGraw-Hill Book, Co.
Streitwieser, A. dan Heathcock, C.H. (1973). Introduction to Organic Chemistry. New York:
Macmillan Publishing Co., Inc.
Sackheim, G. I., and Schultz, R. M. (1979). Chemistry for the Health Science. New York:
Macmillan Company.
Weast, Robert, C. Editor. (1989). CRC Handbook of Chemistry and Physics. Edition 69th.
Boca Raton, Florida: CRC Press, Inc.
195