Anda di halaman 1dari 23

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelusuran Jurnal


Berdasarkan hasil penelusuran jurnal yang terkait dengan faktor yang
berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit diare antara lain dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Penelusuran Jurnal
No. Judul Jurnal Validity Important Applicable
1 Pengetahuan Ibu Desain: a. Responden Dasar informasi
Berhubungan Analitik dengan sebagian untuk
dengan Perilaku pendekatan Cross besar pengambilan
Pencegahan Diare cectional. berpendidika kebijakan
pada Anak Usia n menengah pengendalian
Presscool Sampel: sebanyak 25 penyakit diare
(Putra dan Utami, Ibu yang memiliki orang
2020) anak usia presscholl (75%).
sebanyak 98 orang. b. Responden
sebagian
Sampling: besar
Simple random memiliki
sampling pengetahuan
baik tentang
Analisis data: diare
Kendal Tau sebanyak 28
orang (35%)
c. Responden
sebagian
besar
memiliki
perilaku
yang baik
dalam
pencegahan
diare
sebanyak 53
orang
(66,3%).
d. Tidak ada
hubungan
antara
tingkat
pendidikan
dengan
perilaku ibu
untuk
mencegah
diare pada
anak usia

38
39

preschol (p
value
0,0920)
e. Ada
hubungan
antara
pengetahuan
dengan
perilaku ibu
untuk
mencegah
diare pada
anak usia
preschol (p
value 0,000)
2 Faktor-Faktor yang Desain: a. Responden Dasar informasi
Berhubungan Korelasional dengan sebagian untuk
dengan Upaya Ibu pendekatan Cross besar memilii pengambilan
dalam Melakukan cectional. pendidikna kebijakan
Pencegahan Diare dasar (SD- pengendalian
pada Balita di Desa Sampel: SMP) penyakit diare
Kamal Wilayah Ibu yang memiliki sebanyak
Kerja Puskesmas balita di Desa Kamal 60,6%
Kairatu Barat Wilayah Kerja b. Responden
(Hasanela, 2017) Puskesmas Kairatu sebagian
Barat sebanyak 33 besar
orang. memiliki
pengetahuan
Sampling: yang baik
purposive sampling sebanyak
75,8%.
Analisis data: c. Responden
Chi-square sebagian
besar
memiliki
sikap yang
negatif
sebanyak
84,8%.
d. Responden
sebagian
besar
melakukan
upaya
pencegahan
diare dengan
baik sebanyak
48,5%.
e. Ada
hubungan
antara tingkat
pendidikan
dengan upaya
pencegahan
diare (p value
40

= 0,0005).
f. Ada
hubungan
antara
pengetahuan
dengan upaya
pencegahan
diare (p
value= 0,045)
g. Ada
hubungan
sikap dengan
upaya
pencegahan
diare (p value
= 0,031).
3 Hubungan Desain: a. Responden Dasar informasi
Pengetahuan dan Kuantitatif dengan sebagian untuk
Sikap Orang Tua pendekatan Cross besar pengambilan
dengan Perilaku cectional. dengan kebijakan
Pencegahan Diare tingkat pengendalian
pada Anak Umur 1 Sampel: pendidikan penyakit diare
bulan – 12 Tahun Orang tua yang SMP
(Mende dkk, 2017) memiliki anak umur sebanyak
1 bulan -12 tahun di 4,6%.
RSU Bethesda b. Responden
GMIM Tomohon sebagian
sebanyak 47 orang. besar
dengan
Sampling: pengetahuan
Total sampling yang cukup
sebanyak
Analisis data: 59%.
Spearman Rank c. Responden
sebagian
besar
melakukan
pencegahan
diare
dengan
cukup
sebanyak
60%.
d. Ada
hubungan
antara
antara
pengetahuan
dan sikap
dengan
pencegahan
diare (p
value =
0,033.,
0,039).
41

4 Analisis Faktor Desain: a. Responden Dasar informasi


yang Analitik dengan sebagian untuk
Mempengaruhi pendekatan Cross besar pengambilan
Intensi Keluarga cectional. memiliki kebijakan
dalam Pencegahan sikap yang pengendalian
Diare pada Balita di Sampel: baik penyakit diare
Kecamatan Batee Ibu yang memiliki sebanyak
Kabupaten Pidie balita Kecamatan 53,16%.
(Junaidi dkk, 2017) Batee Kabupaten b. Intensi
Pidie sebanyak 79 keluarga
orang. dalam
pengendalia
Sampling: n diare
Proporsional sebagian
Random Sampling besar baik
sebanyak
Analisis data: 54,43%.
Regresi logistik c. Ada
sederhana, regresi hubungan
logistik berganda sikap dengan
intensi
keluarga
dalam
pengendalia
n diare pada
balita di
Kecamatan
Batee
Kabupaten
Pidie (p
value =
0,0001)
5 Hubungan antara Desain: a. Responden Dasar informasi
Tingkat Pendidikan, Korelasional dengan sebagian untuk
Pengetahuan, Sikap pendekatan cross besar pengambilan
dengan Perilaku Ibu sectional memiliki kebijakan
Balita dalam tingkat pengendalian
Pencegahan Sampel: pendidikan penyakit diare
Penyakit Diare di Ibu balita Puskesmas menengah
Puskesmas Bancak Bancak Kabupaten (SMA)
Kabupaten Semarang sebanyak
Semarang (Arwani, sebanyak 311 orang. 48,9%.
2012) b. Responden
Sampling: sebagian
Purposive sampling besar
memiliki
Analisis data: pengetahuan
Spearman Rank yang baik
sebanyak
54,7%.
c. Responden
sebagian
besar
memiliki
42

sikap yang
mendukung
n dalam
pencegahan
diare
sebanyak
54,3%.
d. Perilaku
pencegahan
diare
sebagian
besar baik
sebanyak
53,7%.
e. Ada
hubungan
antara
tingkat
pendidikan,
pengetahuan
dan sikap
dengan
perilaku
pencegahan
diare (p
value =
0,000)
6 Diarrhea Prevention Desain: a. Responden Dasar informasi
Practice and Community based sebagian untuk
Associated Factors cross sectional study besar pengambilan
among Caregivers memahami kebijakan
of Under-Five Sampel: tentang pengendalian
Children in Enemay Pasien hipertensi di diare penyakit diare
District (Agegnehu Rumah Sakit Xianya sebanyak pada balita
dkk, 2019) China 64,01%.
sebanyak 410 orang. b. Responden
sebagian
Sampling: besar
Simple random dengan
sampling kategori
baik
Analisis data: sebanyak
Logistik regression 51,4%
c. Ada
hubungan
antara
pemahaman
tentang dire
dengan
perilaku
pencegahan
diare (p
value <
0,05)
43

7 Factors Assosiated Desain: a. Responden Dasar informasi


with Mother in Correlation analitic sebagian untuk
Doing Diarhea dengan pendekatan besar pengambilan
Prevention Efforts cross sectional memiliki kebijakan
in Todler Village pendidikan pengendalian
Lha Work Area Sampel: dasar penyakit diare
Community Health Ibu balita di wilayah sebanyak
Center Amahai kerja Puskesmas 60,6%
(Rumaolat, 2019) Amahai Maluku b. Responden
sebanyak 33orang. sebagian
besar
Sampling: memiliki
Simple random pengetahua
sampling n yang baik
sebanyak
Analisis data: 75,8%
Chi-square c. Responden
sebagian
besar
memiliki
perilaku
yang baik
dalam
pencegah
diare
sebanyak
48,5%.
d. Ada
hubungan
antara
pendidikan
dan
pengetahua
n terhadap
perilaku
pencegahan
diare (p
value = 0,
0005;
0,045)
8 Predictive Factors Desain: Ada hubungan Dasar informasi
of Diarhea Survey analitic antara untuk
Preventive Practice dengan pendekatan pengetahuan pengambilan
vy Carakteres cross sectional dengan perilaku kebijakan
(Pathak dkk, 2019) Sampel: pencegahan pengendalian
Pengasuh anak 6-12 diare (p value penyakit diare
bulan di Provinsi 0,001).
Chitwan sebanyak
384 orang.
Sampling:
Clustered Random
Sampling dan Simple
random sampling
Analisis data:
44

Chi-square
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keterkaitan jurnal dengan variabel yang diteliti
Jurnal pertama yaitu penelitian Putra dan Utami (2020) yang berjudul
Pengetahuan Ibu Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan Diare pada
Anak Usia Presscool. Keterkaitan jurnal tersebut dengan penelitian ini
adalah adanya persamaan pada variabel terikat (perilaku pencegahan
diare) dan salah satu variabel bebas (pengetahuan). Tujuan penelitian
jurnal tersebut juga sama yaitu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan diare. Perbedaan penelitian
terletak pada pembagian hasil ukur perilaku pencegahan diare yaitu
terbagi menjadi 2 kategori yaitu baik dan buruk sedangkan pada
penelitian ini terbagi menjadi baik, cukup dan kurang.

Jurnal kedua yaitu penelitian Hasanela (2017) yang berjudul Faktor-


Faktor yang Berhubungan dengan Upaya Ibu dalam Melakukan
Pencegahan Diare pada Balita di Desa Kamal Wilayah Kerja
Puskesmas Kairatu Barat. Keterkaitan jurnal tersebut dengan penelitian
ini adalah adanya persamaan pada pokok permasalahan yaitu
pencegahan diare dan variabel bebas yang diteliti yaitu pendidikan,
pengetahuan dan sikap. Tujuan penelitian jurnal tersebut juga serupa
dengan judul penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan upaya ibu dalam melakukan
pencegahan diare pada balita. Perbedaan penelitian dalam jurnal ini
terletak pada pembagian hasil ukur, jurnal ini membagi hasil ukur
variabel tingkat pendidikan menjadi 3 kategeri yaitu dasar (SD),
menengah (SMP-SMA), tinggi (perguruan tinggi) sedangkan pada penelitian
ini tingkat pendidikan SMP dimasukkan dalam kategori pendidikan dasar
(SD-SMP).

Jurnal ketiga yaitu penelitian Mende (2018) yang berjudul Hubungan


Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Perilaku Pencegahan Diare pada
45

Anak Umur 1 bulan – 12 Tahun. Keterkaitan jurnal tersebut dengan


penelitian ini adalah pada variabel bebas dan terikat. Tujuan penelitian
jurnal tersebut juga sama yaitu untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan diare. Perbedaan
penelitian terletak pada pembagian hasil ukur sikap yaitu terbagi
menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup kurang sedangkan pada penelitian
ini terbagi menjadi positif dan negatif.

Jurnal keempat yaitu penelitian Junaidi dkk (2017) yang berjudul


Analisis Faktor yang Mempengaruhi Intensi Keluarga dalam
Pencegahan Diare pada Balita di Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.
Keterkaitan jurnal tersebut dengan penelitian ini yaitu pada pokok
permasalahan adalah pencegahan diare dan salah satu variabel yang
sama yaitu sikap terhadap pencegahan diare. Perbedaan jurnal dengan
penelitian yaitu variabel terikat jurnal tersebut adalah intensi keluarga
dalam pencegahan diri sedangkan variabel penelitian ini yaitu perilaku
pencegahan diare, pada dasarnya merupakan hal yang sama yaitu
upaya-upaya yang dilakukan ibu atau keluarga selama ini untuk
mencegah kejadian diare. Sikap pada jurnal ini terbagi menjadi dua
hasil ukur yaitu baik dan kurang sedangkan sikap pada penelitian ini
menjadi positif dan negatif.

Jurnal kelima yaitu penelitian Arwani dkk (2012) yang berjudul


Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dengan
Perilaku Ibu Balita dalam Pencegahan Penyakit Diare di Puskesmas
Bancak Kabupaten Semarang. Keterkaitan penelitian terletak pada
variabel bebas (tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap) dan variabel
terikat (perilaku pencegahan penyakit diare). Perbedaan penelitian
dalam jurnal ini terletak pada pembagian hasil ukur variabel sikap yaitu
terbagi menjadi mendukung, cukup mendukung dan kurang mendukung
46

sedangkan variabel sikap pada penelitian terbagi menjadi positif dan


negatif.

Jurnal keenam adalah penelitian Agegnehu (2019) yang berjudul


Diarrhea Prevention Practice and Associated Factors among Caregivers
of Under-Five Children in Enemay District. Keterkaitan penelitian
terletak pada variabel terikat yaitu perilaku pencegahan penyakit diare
dan variabel bebasnya adalah penerimaan informasi tentang diare.
Perbedaan penelitian dalam jurnal ini terletak pada pembagian hasil
ukur variabel penerimaan informasi yaitu terbagi menjadi menerima
dan tidak menerima.

Jurnal ketujuh adalah penelitian Rumaolat (2017) yang berjudul Factors


Assosiated with Mother in Doing Diarhea Prevention Efforts in Todler
Village Lha Work Area Community Health Center Amahai. Keterkaitan
penelitian terletak pada variabel bebas (tingkat pendidikan, dan
pengetahuan) dan variabel terikat (pencegahan penyakit diare).
Pembagian hasil ukur tiap-tiap variabel pada jurnal juga memiliki
kesamaan dengan penelitian ini.

Jurnal kedelapan adalah penelitian Phatak (2019) yang berjudul


Predictive Factors of Diarhea Preventive Practice vy Carakteres.
Keterkaitan penelitian terletak pada terikat yaitu perilaku pencegahan
penyakit diare dan variabel bebasnya adalah pengetahuan tentang diare.
Perbedaan penelitian dalam jurnal ini terletak pada analisis hasil
penelitian yaitu tidak mengindentifikasi distribusi frekuensi tiap-tiap
variabel yang diteliti.
47

4.2.2 Keterkaitan jurnal dengan hipotesis penelitian


4.2.2.1 Jurnal pertama
Hasil penelitian Putra dan Utami (2010) mendapatkan bahwa
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
ibu untuk mencegah diare pada anak usia preschol (p value
0,0920). Hasil penelitian jurnal tersebut tidak sejalan dengan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap perilaku pencegahan diare.
Hal ini dapat disebabkan karena informasi tentang pencegahan
diare tidak hanya didapat dari pendidikan formal, tetapi juga
didapat dari berbagai sumber diantaranya petugas kesehatan,
teman sejawat maupun keluarga sehingga ibu yang
berpendidikan lebih rendah juga dapat berpeluang untuk
memperoleh informasi tentang diare sehingga mereka juga
mampu untuk mencegah penyakit tersebut.

Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku


ibu untuk mencegah diare pada penelitian ini diperkuat dengan
ditambahkannya teori yang mendukung. Teori tersebut
diantaranya adalah dari Riyanto (2013) menjelaskan bahwa
seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah, karena pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal tetapi dapat juga dari
pendidikan non formal. Jika seseorang mempunyai
pengetahuan yang positif tentang suatu objek maka akan
menumbuhkan sikap dan perilaku yang makin positip dari
objek yang diketahuinya.

Hasil penelitian Putra dan Utami (2010) juga mendapatkan


bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu
untuk mencegah diare pada anak usia preschool (p value
48

0,000). Hal ini juga sejalan dengan hipotesis penelitian yang


juga menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku pencegahan diare. Menurut peneliti, pengetahuan ibu
sangat berpengaruh dalam perilaku pencegahan diare, dimana
ibu yang memiliki pengetahuan baik akan mengerti cara
melakukan pencegahan terhadap diare, sementara ibu yang
memiliki pengetahuan yang kurang, memiliki perilaku
pencegahan yang kurang, hal ini dikarenakan ibu yang
memiliki pengetahuan baik selalu mencari tahu hal-hal atau
informasi yang baik tentang cara memenuhi kebutuhan
kesehatan, terutama dalam hal pencegahan diare pada anak
usia preschool.

Peneliti pada jurnal ini menambahkan teori yang berkaitan


sehingga memperkuat pembahasan hasil penelitiannya. Teori
tersebut salah satunya dari teori RKW (2012) yang
mengemukakan bahwa pencegahan diare pada anak sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sehingga dengan
pengetahuan ibu yang baik diharapkan tidak menimbulkan
dampak kesehatan lainnya dari diare, hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan ibu yang kurang tentang pencegahan diare
sebagai faktor utama yang menyebabkan terjadinya diare pada
anak.

Evaluasi pada jurnal ini diperlukan demi kesempurnaan jurnal


diantaranya disarankan untuk menambah penelitian orang lain
yang terdahulu pada hasil penelitian yang menyatakan tidak
ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
pencegahan diare. Pembahasan pada jurnal hanya memuat
hasil penelitian analisis bivariat, tanpa memuat pembahasan
tiap-tiap variabel.
49

4.2.2.2 Pembahasan jurnal kedua


Hasil penelitian Hasanela (2017) menyatakan bahwa ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya pencegahan
diare (p value = 0,0005). Hasil penelitian jurnal tersebut
sejalan dengan hipotesis penelitian ini yaitu juga menyatakan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
perilaku pencegahan diare. Menurut peneliti tingkat
pendidikan yang baik menentukan kesadaran ibu untuk
memelihara kesehatan diri, keluarga dan lingkungan serta
membawa perilaku positif untuk melakukan upaya pencegahan
penyakit khususunya penyakit diare.

Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan upaya


pencegahan diare dalam jurnal ini pada bagian pembahasan
ditambahkan beberapa hasil penelitian orang lain sebelumnya
yang sama dengan hasil jurnal tersebut diantaranya penelitian
oleh Murniwaty (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan pengasuh balita dengan angka
kejadian diare pada balita dengan p-value = 0,023. Hasil
penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Evayanti (2014) menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare
pada balita yang berobat ke badan Rumah Sakit Umum
Tabanan dengan p-value = 0,019.

Hasil penelitian pada jurnal ini mendapatkan bahwa ada


hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan diare
(p value= 0,045). Ini juga sejalan dengan hipotesis penelitian
ini yang menyatakan bahwa ada hubungan dengan perilaku
pencegahan diare. Pengetahuan ibu tentang perilaku kesehatan
yang baik akan membentuk perilaku positif tentang pentingnya
50

mencegah kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan sehingga


ibu mampu dan mau melakukan upaya pencegahan diare yang
sesuai dengan standar yang tepat.

Hasil penelitian pada jurnal ini diperkuat dengan beberapa


hasil penelitian yang serupa diantaranya yang dilakukan oleh
Wibisono (2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan keluarga tentang diare dengan perilaku
keluarga dalam pencegahan diare dengan p-value = 0,038. Hal
serupa juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Irawan (2015) menyatakan bahwa terdapat hubungan
pengetahuan ibu balita dengan kejadian diare pada balita di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten
Majalengka Tahun 2015 dengan p-value = 0,002.

Jurnal ini juga mendapatkan bahwa ada hubungan sikap


dengan upaya pencegahan diare (p value = 0,031). Hal ini
sejalan dengan hipotesis penelitian studi literatur ini yang juga
menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku
pencegahan diare. Menurut asumsi peneliti sikap yang positif
terhadap upaya pencegahan diare akan membantu ibu untuk
lebih memahami bagaimana seharusnya melakukan
pencegahan diare yang tepat. Sikap yang positif juga muncul
jika ibu telah memiliki pengetahuan yang baik tentang cara
melakukan tindakan pencegahan.

4.2.2.3 Pembahasan jurnal ketiga


Hasil penelitian Mende (2017) yang mendapatkan bahwa ada
hubungan antara antara pengetahuan dan sikap dengan
pencegahan diare (p value = 0,033; 0,039). Hal ini sejalan
dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada
51

hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku


pencegahan diare. Menurut asumsi peneliti pengetahuan
tentang pencegahan diare merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang
yang disebabkan karena ketika diare terjadi pada anak
memungkinkan orang tua tidak tahu melakukan
pencegahannya. Responden tidak mengetahui bahwa dengan
membiasakan mencuci tangan dengan sabun berpengaruh
terhadap terjadinya diare pada balita. Hal ini disebabkan
karena balita sangat rentan terhadap mikroorganisme dan
berbagai agen infeksius, segala aktifitas anak dibantu oleh
orang tua khususnya ibu, sehingga cuci tangan sangat
diperlukan oleh seorang ibu sebelum dan sesudah kontak
dengan anak, yang bertujuan menurunkan terjadinya diare pada
anak. Pengetahuan mengenai pencegahan diare sangat penting
diketahui oleh ibu karena dapat dijadikan sebagai upaya
pencegahan untuk mencegah terjadinya diare pada balita.

Penelitian pada jurnal ini menyatakan ada hubungan antara


sikap dengan pencegahan diare. Sikap tentang pencegahan
diare merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengetahui sikap orang tua. Sikap mengenai pencegahan diare
sangat penting diketahui oleh ibu karena dapat dijadikan
sebagai upaya pencegahan untuk mencegah terjadinya diare
pada balita. Hasil penelitian jurnal ini diperkuat dengan
beberapa teori diantaranya yang dikemukakan oleh Azwar
(2005) sikap merupakan perasaan atau emosi mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak mendukung (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap
merupakan suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
52

sosial, dengan kata lain sikap adalah respon terhadap stimuli


sosial yang telah terkondisikan. Menurut Notoatmodjo (2003)
sikap juga merupakan suatu reaksi atau responden yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu objek.

4.2.2.4 Pembahasan jurnal keempat


Hasil penelitian Junaidi dkk (2017) menyatakan bahwa ada
hubungan sikap dengan intensi keluarga dalam pengendalian
diare pada balita di Kecamatan Batee Kabupaten Pidie (p value
= 0,0001). Hasil penelitian ini serupa dengan hipotesis
penelitian studi literatur ini yang juga menyatakan bahwa ada
hubungan sikap dengan perilaku pencegahan diare. Jurnal ini
turut serta membuktikan bahwa sikap seseorang dalam hal ini
seorang ibu akan mempengaruhi tindakan untuk menjaga
kesehatan termasuk mengendalikan penyakit diare pada
balitanya.

Jurnal ini memuat beberapa teori sebagai pendukung hasil


penelitiannya. Teori Ajzen (2016) menyatakan bahwa sikap
ibu memberikan dampak yang berarti terhadap upaya
pencegahan diare pada balita. Ibu dengan belief yang baik akan
memperlihatkan perilaku positif dalam melakukan pencegahan
diare pada balita karena ia meyakini bahwa pencegahan diare
pada balita merupakan sesuatu yang penting dan dapat
memberikan dampak positif bagi keluarga. Sikap individu
ditentukan oleh kepercayaannya mengenai konsekuensi dari
menampilkan suatu perilaku (behavioral beliefs) serta hasil
evaluasi terhadap konsekuensinya (outcome evaluation).

Jurnal pada penelitian ini memiliki keterbatasan pada bagian


pembahasan karena tidak ada memuat penjelasan asumsi
53

peneliti mengenai keterakitan hubungan sikap dengan intensi


keluarga dalam mencegah diare. Peneliti hanya menambahkan
teori yang mendukung tanpa memperjelas pembahasan dengan
asumsi peneliti sendiri. Penelitian dalam jurnal tersebut
memiliki keterbatasan yaitu pada variabel gaya hidup tidak
dibahas dengan rinci tiap variabel pada bagian pembahasan
sehingga membuat terbatasnya kemampuan dalam pembahasan
studi literatur ini.

4.2.2.5 Pembahasan jurnal kelima


Hasil penelitian Arwani dkk (2012) mendapatkan bahwa ada
hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap
dengan perilaku pencegahan diare (p value = 0,000). Jurnal ini
adalah bukti untuk mendukung hipotesis studi literatur
penelitian ini. Tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap
adalah faktor-faktor yang turut serta mempengaruhi seseorang
untuk mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
berfungsi untuk mencegah diare.

Menurut asumsi peneliti pada jurnal tersebut pendidikan


seseorang berpengaruh terhadap bagaimana dia menerima
informasi tentang diare, sehingga membangun pengetahuan,
bagaimana menyikapinya untuk selanjutnya dimanifestasikan
dalam wujud perilakunya dalam pencegahan diare. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin baik tingkat pengetahuannya, dan semakin
sadar pula untuk berperilaku hidup sehat, termasuk diantaranya
perilaku dalam pencegahan penyakit diare. Peneliti pada jurnal
ini kemudian memperkuat hasil penelitian dengan
menambahkan teori dan hasil penelitian orang lainnya
sebelumnya. Teori tersebut dari Notoatmodjo (2003) yang
54

menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang merupakan


faktor predisposisi terbentuknya perilaku seseorang.
Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian
Santoso (2009) yang menyatakan ada hubungan dengan tingkat
korelasi yang kuat antara pendidikan formal ibu dengan
perilaku pencegahan diare pada anak (r=0,611). Hasil
penelitian juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
Firman (2008) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan tindakan pencegahan diare
pada balita dengan p value 0,000.

Adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan


diare pada jurnal penelitian ini menurut peneliti sikap ibu
terhadap penyakit diare ditentukan dari seberapa besar
pengetahuannya mengenai diare itu sendiri, dan sikap ini
mendasari dan mendorong ibu ke arah sejumlah perbuatan atau
perilaku yang berkenaan dengan penyakit diare. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu dalam pencegahan diare
sangat dipengaruhi oleh seberapa besar informasi dan
pengetahuan ibu mengenai cara pencegahan diare. Hasil
penelitian pada jurnal pada bagian pembahasan telah
ditambahkan beberapa hasil penelitian yang sesuai diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Firman (2008) yang
menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
ibu dengan tindakan pencegahan diare pada balita. Hal ini
senada juga dengan hasil penelitian Haryanti (2006) tentang
hubungan tingkat pengetahuan terhadap upaya pencegahan
kejadian diare pada balita di Puskesmas Mekarsari desa Kepala
Dua.
55

Faktor sikap pada jurnal penelitian ini juga mempengaruhi


perilaku pencegahan diare. Menurut peneliti sikap ibu yang
dibangun dari seberapa banyak pengetahuannya mengenai
diare akan mendasari dan mendorong ibu ke arah perbuatan-
perbuatan yang berkenaan dengan penyakit diare itu sendiri.
Ketika ibu mempunyai sikap yang positif mengenai
pencegahan penyakit diare, ibu merasa hal tersebut berguna,
maka ia akan melaksanakan pencegahan diare dengan baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku ibu dalam
pencegahan penyakit diare sangat dipengaruhi dari bagaimana
sikap ibu tersebut terhadap pencegahan penyakit diare itu
sendiri. Teori yang ditambahkan peneliti sebagai pendukung
penelitiannya yaitu dari Slameto (2003) yang mengemukakan
bahwa sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek, dan sikap
terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif bila obyek
bernilai dalam pandangannya, dan negatif bila obyek dalam
pandangannya tidak bernilai atau merugikan Sikap ini
kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah
perbuatan. Hasil penelitian sebelumnya yang senada dengan
hasil penelitian ini juga telah ditambahkan oleh peneliti jurnal
ini untuk memperkuat hasil penelitiannya yaitu penelitian yang
telah dilakukan oleh Askrening (2007) yang menyatakan
bahwa sikap berhubungan dengan perilaku (p= 0,01).

4.2.2.6 Pembahasan jurnal keenam


Hasil penelitian Agegnehu (2019) mendapatkan bahwa ada
hubungan antara penerimaan informasi tentang dire dengan
perilaku pencegahan diare (p value < 0,05). Hasil penelitian
jurnal tersebut sejalan dengan hipotesis penelitian ini.
Penerimaan informasi tentang diare akan menambah
pengetahuan seseorang tentang diare, semakin banyak
56

informasi yang telah diterimanya maka akan semakin


meningkat pengetahuannya, selanjutanya pengetahuan tersebut
akan mendorong dengan sendirinya seorang tersebut untuk
berperilaku sesuai dengan hal yang diketahuinya, dalam hal ini
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit diare.

Jurnal ini hanya sedikit memuat pembahasan asumsi peneliti,


tidak menambahkan teori maupun hasil penelitian sebelumnya
sehingga menghambat peneliti untuk menganalisis hasil
penelitian pada jurnal tersebut.

4.2.2.7 Pembahasan jurnal ketujuh


Hasil penelitian Romaulat (2019) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara pendidikan dan pengetahuan terhadap
perilaku pencegahan diare (p value = 0, 0005; 0,045). Hasil
penelitian tersebut serupa dengan hipotesis penelitian studi
literatur ini yang menyatakan juga ada hubungan antara
pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku pencegahan
diare. Pendidikan dan pengetahuan dapat mendorong
seseorang untuk berperilaku menjadi lebih baik termasuk
dalam mencegah berbagai penyakit diantaranya diare.

Jurnal ini menambahkan teori untuk mendukung hasil


penelitiannya, diantaranya teori Notoatmodjo (2010) yang
mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
57

Jurnal ini hanya sedikit memuat pembahasan asumsi peneliti,


hanya sedikit menambahkan teori maupun hasil penelitian
sebelumnya sehingga menghambat peneliti untuk menganalisis
hasil penelitian pada jurnal tersebut.

4.3 Kesimpulan Seluruh Jurnal dengan Hipotesis Penelitian


Kesimpulan studi literatur dalam penelitian yaitu ada hubungan tingkat
pendidikan dengan perilaku pencegahan diare. Seseorang yang memiliki latar
belakang tingkat pendidikan tinggi akan lebih memperhatikan kesehatan diri
maupun keluarganya. Ibu yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui
bagaimana cara untuk menjaga kesehatan termasuk dalam mencegah
terjadinya diare pada anak. Seseorang yang mempuyai latar belakang
pendidikan yang tinggi tentunya lebih memperhatikan kesehatan. Semakin
tinggi pendidikan ibu maka akan semakin baik perilaku pencegahan diare. Ibu
yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi tentunya memiliki pengetahuan
yang lebih dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan yang lebih rendah.
Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah
memahami sehingga mampu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
bermanfaat untuk mencegah diare.

Studi literatur ini juga menyimpulkan bahwa ada hubungan antara


pengetahuan dengan perilaku pencegahan diare. Pengetahuan tentang diare
baik dari aspek pengertian, penyebab, gejala termasuk upaya yang harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya diare dan menangani balita yang
menderita diare. Sehingga rendahnya pengetahuan ibu adalah rendahnya
pemahaman ibu balita tentang diare dan upaya penanganannya. Selanjutnya,
rendahnya informasi tersebut tentunya akan mempengaruhi tingkat
pemahaman ibu terhadap diare terutama jika terjadi pada balita. Pengetahuan
yang rendah tentang diare, seorang ibu cenderung kesulitan untuk melindungi
dan mencegah balitanya dari penularan diare. Pengetahuan diperlukan oleh
masyarakat khususnya ibu balita adalah tentang tindakan pencegahan dan
58

pengobatan balita yang menderita diare. Kedua informasi ini diperlukan bagi
ibu melakukan secara mandiri segala bentuk upaya pencegahan dan dapat
memberikan penanganan secara lebih dini kepada balitanya jika mengalami
diare sehingga mencegah kejadian diare.

Kesimpulan selanjutnya yaitu ada hubungan antara sikap dengan perilaku


pencegahan diare. Penelitian-penelitian menunjukkan sesorang yang memiliki
sikap yang negatif cenderung tidak melakukan pencegahan diare sedangkan
seseorang yang mempunyai sikap positif cenderung melakukan pencegahan
diareb dengan baik. Semakin positif sikap seorang ibu terhadap pencegahan
dan penanganan diare maka akan semakin kecil risiko balitanya mengalami
diare. Umumnya seseorang cenderung untuk memiliki sikap yang searah
dengan sikap yang dianggapnya penting, dengan demikian ibu yang memiliki
sikap negatif dalam pencegahan dan penanganan diare berarti tidak
melakukan pencegahan diare dengan baik.
59

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur jurnal terkait maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
5.1.1 Tingkat pendidikan ibu pada jurnal penelitian sebagian besar pada
tingkat pendidikan menengah.
5.1.2 Pengetahuan ibu tentang diare pada jurnal penelitian sebagian besar
dengan kategori baik.
5.1.3 Sikap ibu terhadap diare sebagian besar pada jurnal penelitian dengan
kategori positif.
5.1.4 Perilaku pencegahan diare sebagian besar jurnal penelitian pada
kategori baik.
5.1.5 Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan
diare.
5.1.6 Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan diare.
5.1.7 Ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan diare.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Instistusi Kesehatan
Bagi institusi kesehatan dapat menerapkan hasil penelitian ini sebagai
dasar informasi untuk memberikan penyuluhan bagi masyarakat.
5.2.2 Bagi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Institusi pendidikan sebagai bahan acuan dan referensi penelitian untuk
bahan penelitian lebih lanjut. Bagi institusi pendidikan disarankan dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pembelajaran.
5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku pencegahan diare melalui desain
60

penelitian yang lain misalnya survey analitik dengan pendekatan cross


sectional, serta dapat melakukan penelitian dengan variabel lain yang
juga diduga turut serta mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai